JURNAL. Oleh LUSIANA NUSI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL. Oleh LUSIANA NUSI NIM"

Transkripsi

1 1 JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN SIFAT-SIFAT BALOK DAN KUBUS MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV A SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh LUSIANA NUSI NIM Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I: Dra. Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II: Dra. Samsiar Rivai, S.Pd.M.Pd Abstrak Lusiana Nusi. Nim , Meningkatkan Kemampuan Menentukan Sifat- Sifat Balok dan Kubus Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Program Studi S1 PGSD Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1. Dra Martianty Nalole, M.Pd, Pembimbing II. Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan melalui metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan/observasi dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I dari 24 siswa, yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus sebanyak 14 orang atau 58,33% yang memperoleh nilai 68 ke atas dan yang tidak mampu 10 orang atau 41,67% yang

2 2 memperoleh nilai 68 ke bawah. Hal ini belum sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 24 siswa, yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus 21 orang atau 87,50% yang memperoleh nilai 68 ke atas dan yang tidak mampu 3 orang atau 12,50% yang memperoleh nilai 68 ke bawah. Dengan demikian maka disimpulkan bahwa melalui metode inkuiri kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, meningkat. Kata Kunci: Kemampuan, Sifat-sifat balok dan kubus, Inkuiri Pendahuluan Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sudah berkembang pesat pada saat ini, baik materi maupun kegunaannya. Dengan menguasai pengetahuan matematika khususnya siswa di Sekolah Dasar, memungkinkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pembelajaran matematika. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang semakin pesat, baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan. Oleh karena itu mutu pendidikan harus ditingkatkan terutama ilmu berhitung atau matematika. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, sebagai guru kelas akan selalu terlibat dengan pembelajaran matematika tersebut. Dengan menguasai pembelajaran matematika akan memudahkan bagi seorang guru dalam menerapkan pembelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagai guru kelas di sekolah dasar dituntut mengajarkan semua mata pelajaran dikelas. Pembelajaran matematika paling banyak menimbulkan permasalahan di antara semua mata pelajaran yang diajarkan. Bagi sebagian besar guru, materi yang akan diajarkan dikuasai dan menurut guru mudah dipahami siswa, akan tetapi bagaimana cara guru memindahkan pengetahuan yang ada pada dirinya kepada peserta didiknya, disinilah permasalahan timbul. Hal ini tergantung kemampuan mengajar guru dan minat belajar siswa serta pemanfaatan media dan

3 3 metode pembelajaran. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar matematika perlu lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal. Utamanya dalam menentukan sifat-sifat balok dan kubus. Sebagaimana tertuang dalam standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP) untuk satuan pendidikan dasar dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 dalam mata pelajaran matematika yang salah satu kompetensinya adalah: Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari (dalam Chamisijatin, 2008:6-18). Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo pada materi sifat-sifat balok dan kubus, kemampuan siswa sangat rendah. Dari hasil observasi tersebut ditemukan dari 24 siswa yang ada di kelas IV A, hanya 2 orang siswa dengan persentase 8,33% yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus sedangkan 22 siswa lainnya belum mampu menentukan sifa-sifat balok dan kubus. Ini dikarenakan guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran tanpa melibatkan siswa dalam mengasah kemampuan mereka dalam menentukan sifatsifat balok dan kubus tersebut. Bertolak dari permasalahan di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan formulasi judul Meningkatkan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus melalui metode inkuiri pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Kajian Teori Kemampuan berasal dari kata mampu. Menurut Qadratilah (2011:296) Mampu artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya. Kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan. Menurut Gagne (dalam Aisyah, dkk. 2007:3-3) bahwa keterampilanketerampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuankemampuan atau disebut juga kapabilitas. Kapabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki manusia karena dia belajar. Gagne mengemukakan 5 macam hasil

4 4 belajar atau kapabilitas, tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu bersifat psikomotor. Lima kategori kapabilitas, sebagai berikut : 1) informasi ferbal; 2) keterampilan intelektual; 3) strategi kognitif; 4) sikap; 5) keterampilan motorik. Benyamin Bloom mengklasifikasikan kemampuan hasil belajar kedalam tiga kategori, yaitu: a. Ranah kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan. c. Ranah psikomotorik, mencakup kemampuan berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Sedangkan menentukan menurut Qodratilah (2011:548) adalah menyatakan pasti. Berdasarkan uraian dan pengertian di atas disimpulkan bahwa kemampuan menentukan adalah kesanggupan atau kecakapan siswa dalam menyatakan kepastian sesuatu yang dipelajari. Sifat-Sifat Balok dan Kubus Perhatikan gambar di bawah ini!

5 5 Gambar Balok Sifat-sifat balok menurut Khafid dan Suyati (2002:241) : Mempunyai 12 rusuk, 6 sisi, dan 8 titik sudut Rusuk yang sejajar sama panjang Sisi-sisinya berbentuk persegi panjang (dapat pula sebagian berbentuk persegi) Sisi-sisi yang berhadapan sama luasnya (depan dengan belakang, kiri dengan kanan, atas dengan bawah). Sedangkan sifat-sifat balok menurut Mustaqim dan Astuty (2008:210) adalah: Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang balok, mari kita perhatikan gambar di bawah ini. Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada balok ABCD.EFGH. 1) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah: sisi ABCD sisi EFGH sisi ABFE sisi DCGH sisi ADHE sisi BCGF Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang balok. Sisi ABCD = sisi EFGH Sisi BCFG = sisi ADHE Sisi ABFE = sisi DCGH 2) Rusuk-rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah:

6 6 rusuk AB rusuk BC rusuk AE rusuk EF rusuk FG rusuk BF rusuk HG rusuk EH rusuk CG rusuk DC rusuk AD rusuk DH Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus. Rusuk AB = rusuk EF = rusuk HG = rusuk DC Rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH = rusuk AD Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH 3) Titik-titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah: Titik sudut A Titik sudut E Titik sudut B Titik sudut F Titik sudut C Titik sudut G Titik sudut D Titik sudut H Sifat-sifat Kubus menurut Khafid dan Suyati (2002:241) : Mempunyai 12 rusuk, 6 sisi, dan 8 titik sudut Semua rusuknya sama panjang Mempunyai 6 sisi yang berbentuk persegi Keenam sisi-sisinya sama luas Sedangkan sifat-sifat kubus menurut Mustaqim dan Astuti (2008:208) adalah: Untuk mengetahui sifat-sifat bangun ruang kubus, mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

7 7 Mari menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada kubus ABCD.EFGH. 1) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah: sisi ABCD sisi EFGH sisi ABFE sisi DCGH sisi ADHE sisi BCGF Jadi, ada 6 sisi pada bangun ruang kubus. Sisi-sisi kubus tersebut berbentuk persegi (bujur sangkar) yang berukuran sama. 2) Rusuk-rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah: rusuk AB rusuk BC rusuk AE rusuk EF rusuk FG rusuk BF rusuk HG rusuk EH rusuk CG rusuk DC rusuk AD rusuk DH Jadi, ada 12 rusuk pada bangun ruang kubus. Rusuk-rusuk kubus tersebut mempunyai panjang yang sama. 3) Titik-titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah: Titik sudut A Titik sudut E Titik sudut B Titik sudut F Titik sudut C Titik sudut G Titik sudut D Titik sudut H Jadi, ada 8 titik sudut pada bangun ruang kubus. Metode menurut Sagala (dalam Ruminiati, 2007:2 3) adalah cara yang digunakan oleh guru/siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Sedangkan istilah inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang secara harfiah berarti penyelidikan. Piaget (dalam Yudiakang, 2012:1. Online) mengemukakan bahwa inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan

8 8 yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik lain. Inkuiri adalah suatu model pembelajaran di mana siswa sangat berperan aktif dalam proses penyelesaian masalah, karena disana siswa dituntut untuk merumuskan, mancari/ menggali, menguji serta menyimpulkan. (Admin, 2012 :1. Online). Bruner (dalam Syaifullah, 2012:1. Online) penganjur pembelajaran dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: Kita mengajarkan suatu bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir untuk diri mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses, bukan suatu produk. Metode inkuiri berkaitan dengan aktivitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (dalam Yudiakang, 2012:1. Online) bahwa metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsepkonsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Piaget (dalam Cumanulisaja, 2012:1. Online) memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

9 9 sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. Sedangkan metode inkuiri menurut Sumantri dan Permana (dalam Himitsuqalbu, 2011:1. Online) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena metode inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru. Metode inkuiri merupakan sebuah metode pembelajaran yang mampu menciptakan peserta didik yang cerdas dan berwawasan. Dengan metode ini peserta didik dilatih untuk selalu berpikir kritis karena membiasakan peserta didik memecahkan suatu masalah sendiri. Model metode ini bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik dalam meneliti, menjelaskan, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Berdasarkan beberapa teori di atas penulis menyimpulkan bahwa metode inkuiri adalah suatu cara memberikan pengajaran pada siswa dengan menemukan sendiri inti permasalahan dalam pembelajaran dengan atau tanpa bantuan guru. Langkah-langkah metode inkuiri menurut Joyce dan Weil (dalam Hidayati 2010:6) sebagai berikut : Tahap pertama: guru memberi permasalahan dan menjelaskan prosedur pelaksanaan. Tahap ke dua: verivikasi, yaitu siswa mengumpulkan data atau informasi tentang peristiwa/masalah yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab ya atau tidak. Tahap ke tiga: melakukan eksperimentasi, siswa mengajukan faktor atau unsur baru ke dalam permasalahan agar dapat melihat apakah peristiwa itu dapat terjadi secara berbeda. Tahap ke empat : guru meminta siswa untuk mengorganisir data dan menyusun suatu penjelasan. Artinya data tersebut setelah diorganisir

10 10 Tahap ke lima: kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuannya. siswa diminta untuk menganalisis proses inkuiri. Dalam hal ini siswa boleh mengevaluasi tentang pertanyaan yang diajukan guru apakah efektif atau tidak, mungkin ada informasi penting tetapi siswa tidak tahu cara memperolehnya sehingga data/informasi tersebut tidak ditemukan. Analisis dari siswa ini penting karena menjadi dasar pelaksanaan inkuiri berikutnya, artinya guru harus memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Sedangkan langkah-langkah metode inkuiri menurut Admin (2012:1. Online) adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan permasalahan 2. Mengembangkan hipotesis 3. Mengumpulkan bukti 4. Menguji hipotesis 5. Menarik kesimpulan Seperti halnya metode pembelajaran lainnya, metode inkuiri pun memiliki kelebihan dan kekurangan, menurut Sumantri dan Permana (dalam Himitshuqalbu, 2011:7-8. Online) kelebihan metode inkuiri adalah: a) Siswa ikut berpartisispasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya, sebab metode inkuiri menekankan pada proses pengolahan informasi pada peserta didik. b) Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu para siswa. c) Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik siswa terpenuhi. d) Guru tetap memiliki kontak pribadi. e) Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan yang sangan sulit dilupakan. f) Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai dengan kemampuan sendiri. g) Memungkinkan bagi siswa untuk memperbaiki dan memperluas kemampuan intelektual secara mandiri.

11 11 Sedangkan kelemahan metode inkuiri adalah: a) Kurang berhasil bila jumlah siswa dalam jumlah yang banyak dalam satu kelas. b) Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab. c) Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognitif dan mengabaikan aspek keterampilan, nilai dan sikap. d) Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya dapat dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadi siswa kebingungan. e) Memerlukan sarana dan fasilitas. f) kadang-kadang guru memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga sulit menyesuaikan dengan waktu yang sudah ditentukan. Pada penerapan metode ini yang pertama dilakukan guru adalah membagi kelompok secara heterogen kemudian memberi permasalahan dengan membagikan sepasang bangun balok dan kubus disertai dengan lembar kerja siswa dan menjelaskan prosedur pelaksanaan, siswa diminta menentukan sifatsifat balok dan kubus melalui metode inkuiri. Siswa mengumpulkan data atau informasi yang berhubungan dengan bangun balok dan kubus dan melakukan eksperimen sehingga menemukan apa saja sifat yang ada pada bangun balok dan kubus yang sudah dibagikan tadi, jika ada yang ditemui diupayakan siswa mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga guru hanya menjawab ya atau tidak. Guru meminta siswa untuk mencatat apa saja yang ditemukan dalam bangun balok dan kubus tersebut kemudian dideskripsikan sehingga menjadi suatu paparan hasil temuan. Kemudian siswa diminta untuk menganalisis data yang sudah diperolehnya, jika ada kekurangan-kekurangan guru memediasi dengan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa akan memperoleh data/informasi yang tidak ditemukan dalam proses inkuiri. Setelah siswa melakukan kegiatan kelompok, guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mendeskripsikan hasil temuan di depan kelas, dan memberikan penskoran.

12 12 Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi. Kemudian meminta siswa menyimpulkan pembelajaran dan guru memberikan penguatan mengenaisifat-sifat balok dan kubus. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yang dimulai pada bulan April 2013 sampai dengan bulan Juni Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, mempunyai waktu yang banyak dalam melakukan penelitian dan subyek penelitian yang sudah dikenal oleh penulis. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan tingkat penguasaan materi pembelajaran berbeda, yang sebagian besar siswa sangat antusias dalam menerima pembelajaran matematika menurut keterangan dari guru kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Ibu Yuliyana Tanango, S.Pd. Jumlah siswa kelas IV A 24 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Peningkatan kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yang dapat diukur dengan indikator, sebagai berikut: 1) Mampu menentukan sifat-sifat balok 2) Mampu menentukan sifat-sifat kubus Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kemam puan siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat menentukan sifat-sifat balok dan kubus mengalami peningkatan dibandingkan pada observasi awal yakni hanya 2 orang siswa yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus, pada siklus I menjadi 14 orang siswa yang mampu dengan persentase 58,33%. Akan tetapi hasil tersebut belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Refleksi yang dilakukan peneliti dan guru pengamat haruslah melakukan

13 13 perbaikan-perbaikan terutama dalam memberikan soal evaluasi, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23 Mei 2013 dan diikuti oleh siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat sebanyak 24 siswa. Pelaksanaan penelitian siklus II ini seperti pelaksanaan tindakan pada siklus I yang mengacu pada prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi: 1) tahap persiapan; 2) tahap pelaksanaan tindakan; 3) tahap pemantauan/observasi dan evaluasi; 4) tahap analisis dan refleksi. Pada tabel hasil pengamatan kemampuan siswa di atas, ditunjukkan bahwa rata-rata siswa yang sangat mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus 18 orang dengan persentase 75%, siswa yang mampu 3 orang dengan persentase 12,50% dan siswa yang tidak mampu 3 orang dengan persentase 12,50%. Dengan data tersebut, dilihat dari 24 siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat sudah 87,50% atau 21 siswa yang sudah mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus. Capaian ini sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tindakan pada siklus I, dimana persentase yang dicapai pada siklus I yakni 58,33 % dengan 14 orang siswa. Ini berarti persentase siswa yang mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus mengalami kenaikan 29,17%. Refleksi dari analisis data di atas siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat sudah mampu menentukan sifat-sifat balok dan kubus melalui metode inkuiri dan untuk tiga orang siswa yang tidak mampu dibimbing tersendiri dan diberikan tugas sehingga mereka mampu seperti yang lainnya. Untuk itu peneliti dan pengamat memutuskan karena penelitian tindakan pada siklus II sudah mencapai indikator kinerja yang sesuai dengan yang diharapkan, maka pelaksanaan tindakan tidak lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.

14 14 Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa dengan melalui metode inkuiri kemampuan menentukan sifat-sifat balok dan kubus pada siswa kelas IV A SDN 8 Limboto Barat, meningkat. Daftar Pustaka Aunurrahman, dkk Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Aisyah, Nyimas, dkk Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Budhayanti, Clara Ika Sari, dkk Pemecahan Masalah Matematika. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Chamisijatin, Lise, dkk Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Hidayati, Mujinem, Anwar Senen Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Khafid, M. dan Suyati Pelajaran Matematika. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Mustaqim, Burhan Ayo Belajar Matematika. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Nalole, Martianty. Statistik Bahan Ajar. Universitas Negeri Gorontalo Qodratilah, Meity Taqdir Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ruminiati Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Yamin, Martinis dan Maisah Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta : Gaung Persada Press Admin, Langkah Langkah Model Pembelajaran Inkuiri, Pengertian, Tujuan Dan Sasarannya.

15 15 model-pembe-lajaran-inkuiri-pengertian-tujuan-dan-sasarannya/, diakses 28 April 2013 Himitsuqalbu, Metode Inkuiri. diakses 12 April 2013 Syaifullah, Model pembelajaran aktif. mationcenter.blogspot.com/, diakses 28 April 2013 Soerya Kubus. (Online) KONTEN/ edukasi.net/smp/matematika/bangunruang, diakses18 Februari Yudiakang, Pengertian Metode Inkuiri /05/10/pengertian-metode-inkuiri/ diakses 13 Februari diakses 28 April diakses13 Februari 2013.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) I. Standar Kompetensi Menentukan sifat bangun ruang dan hubungan antar bangun.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) I. Standar Kompetensi Menentukan sifat bangun ruang dan hubungan antar bangun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Siklus I Tindakan 1) Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IV / 2 Pokok Bahasan : Sifat-Sifat Bangun Ruang Sub Pokok Bahasan : Sifat-Sifat Kubus Alokasi

Lebih terperinci

DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV. No Nama Siswa Nilai

DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV. No Nama Siswa Nilai DAFTAR NILAI MATEMATIKA PRASIKLUS KELAS IV No Nama Siswa Nilai 1 A 70 2 B 60 3 C 50 4 D 70 5 E 60 6 F 40 7 G 50 8 H 70 9 I 50 10 J 60 11 K 70 12 L 60 13 M 70 Ketuntasan Tuntas Belum 14 N 40 15 O 60 16

Lebih terperinci

empat8geometri - - GEOMETRI - - Geometri 4108 Matematika BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR

empat8geometri - - GEOMETRI - - Geometri 4108 Matematika BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR - - GEOMETRI - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian empat8geometri Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I 74 Lampiran 1 75 Lampiran 2 76 Lampiran 3 77 78 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu Pertemuan :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rini Fatmawati dengan judul Peningkatan Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Pokok Bahasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61

LAMPIRAN - LAMPIRAN 61 LAMPIRAN - LAMPIRAN 61 62 LAMPIRAN 1 Rpp Siklus 1 63 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Rowoboni 02 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : IV / II Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan LAMPIRAN 57 58 Lampiran 1 Jadwal Pertemuan No Hari/Tanggal Kegiatan Tempat 1 Senin, 11 April 2016 Siklus I,pertemuan I SDN Kumpulrejo 03 2 Sabtu, 16 April 2016 Siklus I,pertemuan II SDN Kumpulrejo 03 3

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA DIMENSI TIGA (WAJIB) 5. Diagonal Ruang adalah Ruas garis yang menghubungkan dua titik : sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. : Kompetensi Dasar (KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning

BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK. 1. Pengertian Model Problem Based Learning BAB II KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM MATERI KUBUS DAN BALOK A. Model Problem Based Learning 1. Pengertian Model Problem Based Learning Wena mendefinisikan problem

Lebih terperinci

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU KELAS IV SEBELUM MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD 1 GAMONG

LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU KELAS IV SEBELUM MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD 1 GAMONG LAMPIRAN 168 Lampiran 1 LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU KELAS IV SEBELUM MELAKUKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SD 1 GAMONG NO. PERTANYAAN GURU 1. Bagaimana proses pembelajaran di kelas IV SD 1 Gamong? 2. Mengapa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 47 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian 48 49 50 51 Lampiran 2. Instrumen Soal 52 53 Soal Evaluasi Siklus I Nama :. No absen :.. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar! 1. Benda di bawah

Lebih terperinci

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA Lampiran 1 79 CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Bagi Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 2 Banyudono

Lebih terperinci

ANGKET SEBELUM VALIDITAS ANGKET AKTIVITAS BELAJAR

ANGKET SEBELUM VALIDITAS ANGKET AKTIVITAS BELAJAR LAMPIRAN 45 LAMPIRAN 1 Nama : Kelas : No. Absen : ANGKET SEBELUM VALIDITAS ANGKET AKTIVITAS BELAJAR Aturan menjawab angket : 1. Pada angket ini terdapat 21 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benarbenar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Luas Permukaan Bangun Ruang Luas daerah permukaan bangun ruang adalah jumlah luas daerah seluruh permukaannya yaitu luas daerah bidang-bidang

Lebih terperinci

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. Gambar 1.1 Kubus Sifat-sifat Kubus 1. Semua sisi kubus berbentuk persegi. Kubus mempunyai 6 sisi persegi

Lebih terperinci

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan

Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti Tuntas 2 Nuri Safitri Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan 34 35 Daftar Nilai Ketuntasan Siswa Pra Siklus No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Era Susanti 60 80 Tuntas 2 Nuri Safitri 60 45 Belum Tuntas 3 Aldo Kurniawan 60 75 Tuntas 4 Anggi Septiana 60 70 Tuntas 5 Desi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 58 Lampiran 1 59 Lampiran 2 60 61 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SDN Karangduren 4 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : 4/II Alokasi Waktu : 4 x 35 menit

Lebih terperinci

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango Penerapan Teori Belajar Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan BentukPengurangan di Kelas V SDN 6 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango OLEH : Ni Kadek Santiani, Martianty Nalole, Samsiar RivaI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian 7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Belajar Matematika Menurut Sadirman, (2011: 21) Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku.

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Belajar Matematika Morgan, dkk (dalam Walgito, 2004: 167) memberikan definisi mengenai belajar yaitu: Learning can be defined as any relatively permanent change in behavior

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 66

LAMPIRAN 1 66 LAMPIRAN 65 LAMPIRAN 1 66 67 68 LAMPIRAN 2 69 70 LAMPIRAN 3 71 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Negeri Salatiga 01 Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru dan peserta didik sebagai pemeran utama. Dalam pembelajaran terdapat

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. PembelajaranQuantum a. Pengertian Model Quantum DePorter (2003:4-5) menyatakan bahwa model pembelajaran quantum adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA KE-3

LEMBAR KERJA SISWA KE-3 LEMBAR KERJA SISWA KE-3 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Dimensi Tiga Kelas / Semester : X / 2 Pertemuan Ke : 4 dan 5 Alokasi Waktu : 4 jam ( 4 x 45 menit ) C. Menggambar Kubus dan Balok 01.

Lebih terperinci

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak.

Materi W9b GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. B. Menggambar dan Menghitung jarak. Materi W9b GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 B. Menggambar dan Menghitung jarak www.yudarwi.com B. Menggambar dan Menghitung Jarak Jarak dua objek dalam dimensi tiga adalah jarak terpendek yang ditarik

Lebih terperinci

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu : A. Pengertian Metode Inkuiri Inquiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget, dalam (E. Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode

Lebih terperinci

Geometri (bangun ruang)

Geometri (bangun ruang) Geometri (bangun ruang) 9.1 BENTUK DASAR BANGUN RUANG 1. Kubus Luas = 6s2 Vol = s3 (s = panjang sisi) 2. Balok Luas = 2 x (p.l + p.t + l.t) Vol = p.l.t 3. Prisma Luas = 2 x l. alas + selimut Vol = luas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK

DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR ISI KATA KATA MOTIVASI TUJUAN PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena buku ini dapat diselesaikan. Buku ini penulis hadirkan sebagai panduan bagi siswa dalam mempelajari salah satu materi matematika.

Lebih terperinci

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang.

Materi W9a GEOMETRI RUANG. Kelas X, Semester 2. A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang. Materi W9a GEOMETRI RUANG Kelas X, Semester 2 A. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang www.yudarwi.com A. Kedudukan Titik, Garis dan bidang dalam Ruang (1) Kedudukan Titik dan titik Titik berimpit

Lebih terperinci

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd

Dimensi 3. Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI I JAKARTA 2009 Dimensi 3 Penyusun : Deddy Sugianto, S.Pd YAYASAN PENDIDIKAN KARTINI NUSANTARA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KARTINI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengajar, dan hasil belajar. Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang

BAB II KAJIAN TEORI. mengajar, dan hasil belajar. Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Ketika berbicara tentang pendidikan tidak akan lepas dari istilah belajar, mengajar, dan hasil belajar. Istilah mengajar dan belajar adalah

Lebih terperinci

A. Standar Kompetensi : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

A. Standar Kompetensi : 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar 86 87 88 89 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SD N Kemiri 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/semester : IV (Empat) /2 (dua) Alokasi waktu : 6 x 35 menit (3 kali pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum.

Lebih terperinci

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar IPA SD 2.1.1 Pengertian Belajar IPA SD Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran Menurut Sulistyorini (2007: 39) Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta

Lebih terperinci

Bangun Ruang dan Bangun Datar

Bangun Ruang dan Bangun Datar Bab 8 Bangun Ruang dan Bangun Datar Mari memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar. Bangun Ruang dan Bangun Datar 205 206 Ayo Belajar Matematika Kelas IV A. Bangun Ruang Sederhana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada Bab ini, akan dideskripsikan dan dianalisis data pemahaman konsep siswa pada pembelajaran matematika menggunakan metode ekspositori dengan bantuan media flash. Penelitian ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu kebutuhan dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya biologi. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di jaman sekarang semakin berkembang karena dengan adanya perubahan kurikulum yang semakin pesat. Model pembelajaran yang dipakai pun bermacam-macam.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 97 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri 29 Bandung Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/II (Genap) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.

Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN BANGUN DATAR MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN 2 TALAGA JAYA KABUPATEN GORONTALO. Penulis : Zenab L. Danial Nim : 151

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Perubahan Lingkungan Fisik

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Perubahan Lingkungan Fisik BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakekat Hasil Belajar Perubahan Lingkungan Fisik Menurut pandangan B.F. Skinner (dalam Meli, 2013:13) Belajar adalah Suatu proses adaptasi atau penyesuaian

Lebih terperinci

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5.

MAKALAH BANGUN RUANG. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika. Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5. MAKALAH BANGUN RUANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Guru Bidang Matematika Disusun Oleh: 1. Titin 2. Silvi 3. Ai Riska 4. Sita 5. Ayu YAYASAN PENDIDIKAN TERPADU PONDOK PESANTREN MADRASAH THASANAWIYAH

Lebih terperinci

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok

KUBUS DAN BALOK. Kata-Kata Kunci: unsur-unsur kubus dan balok jaring-jaring kubus dan balok luas permukaan kubus dan balok volume kubus dan balok 8 KUBUS DAN BALOK Perhatikan benda-benda di sekitar kita. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memanfaatkan benda-benda seperti gambar di samping, misalnya kipas angin, video cd, dan kardus bekas mainan.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik.untuk mencapai tujuan yang berlangsung dalam lingkungan. Pendidikan bukan sekedar

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol 1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang a. Defenisi Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol Titik digambarkan dengan sebuah noktah dan penamaannya menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah dasar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV SD 1 PASURUHAN KIDUL KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2013/2014

DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV SD 1 PASURUHAN KIDUL KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2013/2014 121 Lampiran 1 DAFTAR NAMA SISWA KELAS IV SD 1 PASURUHAN KIDUL KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2013/2014 No Nama Siswa Jenis Kelamin P/L 1. ABA L 2. AP L 3. AA P 4. AN P 5. ABS L 6. DWA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Menentukan Rumus Luas Jajar Genjang dengan Pendekatan Persegi panjang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Menentukan Rumus Luas Jajar Genjang dengan Pendekatan Persegi panjang BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Menentukan Rumus Luas Jajar Genjang dengan Pendekatan Persegi panjang 2.1.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan berasal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pembelajaran yang telah dirancang dengan baik tentunya diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang baik juga, hal ini sejalan dengan pendapat Corey (dalam Ruminiati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang diartikan sebagai usaha membimbing anak untuk mencapai kedewasaan. Menurut Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab I Pasal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman tentang Quantum Teaching 1. Pengertian Quantum Teaching Istilah Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Pada awalnya istilah Quantum hanya digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. diungkapkan kembali oleh siswa. 1. siswa adalah kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menerima,

BAB II KAJIAN TEORI. diungkapkan kembali oleh siswa. 1. siswa adalah kemampuan yang ada pada diri siswa untuk menerima, BAB II KAJIAN TEORI A. Retensi Siswa 1. Pengertian Retensi Siswa Retensi siswa berasal dari kata retensi dan siswa. Dari kedua kata tersebut digabungkan memiliki pengertian menjadi kemampuan siswa untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar adalah suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak bisa bersikap menjadi bisa bersikap

Lebih terperinci

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI CARA-CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM DI KELAS VI SD NEGERI 2 JULI Ahmad Dosen FKIP Program Studi PGSD Universitas Almuslim

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Observasi dan Penelitian Skripsi

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Observasi dan Penelitian Skripsi 64 LAMPIRAN 1 Surat Ijin Observasi dan Penelitian Skripsi 65 LAMPIRAN 2 Surat Ijin Uji Validitas Soal LAMPIRAN 4 66 67 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester

Lebih terperinci

FATRISIE PEMBENGO NIM

FATRISIE PEMBENGO NIM e-ta yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Bentuk Pecahan Sebagai Perbandingan dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 17 Telaga Biru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Surat-Surat

LAMPIRAN I. Surat-Surat LAMPIRAN I Surat-Surat 104 105 106 107 108 LAMPIRAN II Soal Pre Test yang sudah valid 109 110 PRE TEST I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada satu pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang disampaikan guru dapat terlihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya. Iskandar (1996, hlm. 1) menyatakan

Lebih terperinci

VIII. Bangun Ruang, Simetri, dan Pencerminan BAB. Peta Konsep. Kata Kunci. Tujuan Pembelajaran

VIII. Bangun Ruang, Simetri, dan Pencerminan BAB. Peta Konsep. Kata Kunci. Tujuan Pembelajaran BAB VIII Bangun Ruang, Simetri, dan Pencerminan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: 1. Menyebutkan sifat-sifat balok dan kubus, 2. Membuat jaring-jaring balok dan kubus,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKKAN 2.1. Kajian Teori Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penulis mencoba mengungkap beberapa pendapat ahli tentang Matematika. Menurut Karso dkk (1988:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat di mana ia hidup, proses sosial dimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LAMPIRAN 57 58 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Negeri Krapyak Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IV (Empat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Pendidikan berkualitas memerlukan suatu pembelajaran yang berkualitas. Pada proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Kaur. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Kaur. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 39 A. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 02 Semidang Gumay Kabupaten Kaur. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 02 Semidang

Lebih terperinci

Bangun Ruang. 2s = s 2. 3s = s 3. Contoh Soal : Berapa Volume, luas dan keliling kubus di bawah ini?

Bangun Ruang. 2s = s 2. 3s = s 3. Contoh Soal : Berapa Volume, luas dan keliling kubus di bawah ini? SD - Bangun Ruang. Kubus H G E F D C s A s B Cii-cii Kubus :. Jumlah bidang sisi ada 6 buah yang bebentuk buju sangka (ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE,). Mempunyai 8 titik sudut (A, B, C, D, E, F, G,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran terjadi karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Anwar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran terjadi karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Anwar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Proses pembelajaran terjadi karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Anwar (2005) berpendapat

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN LAMPIRAN 119 120 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN 120 121 122 123 124 LAMPIRAN 2 JADWAL PENELITIAN DAN JURNAL MAGANG 124 125 126 127 128 LAMPIRAN 3 HASIL VALIDASI DAN TINGKAT KESUKARAN

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT 1 MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT NIKMAWATI TUNA Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing I : Dra. Hj. Evi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) STAD RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) STAD RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 46 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) STAD RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Laboratorium Kristen Satya Wacana Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IV / II Materi

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan

Lebih terperinci

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Dewi Lestari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu alam atau dalam bahasa Inggris disebut natural science atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dikemukakan oleh Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2006:443)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dan mutlak harus dipenuhi dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Dari pendidikan inilah diperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. : Memperoleh informasi mengenai pembelajaran. matematika siswa SDN 2 Demaan Kudus. No Aspek Pertanyaan Jawaban

HASIL WAWANCARA. : Memperoleh informasi mengenai pembelajaran. matematika siswa SDN 2 Demaan Kudus. No Aspek Pertanyaan Jawaban Lampiran 1 79 HASIL WAWANCARA Tujuan : Memperoleh informasi mengenai pembelajaran matematika siswa SDN 2 Demaan Kudus Nama sekolah Responden Masalah Tempat wawancara : SDN 2 Demaan Kudus : Sumakno, S.Pd

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan,perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK Ai Nurhayati 1, Regina Lichteria Panjaitan 2, Dadan Djuanda 3

Lebih terperinci