DAMPAK KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN DAN RASIO HUTANG PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN. Ajeng Karina Wulandari Rafika Yuniasih
|
|
- Leony Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 DAMPAK KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN DAN RASIO HUTANG PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAYARAN DIVIDEN Ajeng Karina Wulandari Rafika Yuniasih PROGRAM S1 EKSTENSI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI ABSTRAK Skripsi ini menyajikan analisis pengaruh dari kesempatan investasi dan rasio hutang terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Analisis dilakukan terhadap perusahaanperusahaan non keuangan pada Bursa Efek Indonesia yang melakukan pembayaran dividen kas secara konsisten selama periode Penelitian ini menggunakan dividend payout ratio sebagai variabel dari kebijakan dividen. Pengujian empiris yang dilakukan menemukan bahwa kesempatan investasi yang dinyatakan dengan Tobin s Q ratio memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahan. Untuk rasio hutang yang dinyatakan dalam debt to equity ratio memiliki pengaruh negatif yang juga tidak signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Sedangkan rasio hutang yang dinyatakan dalam maturitas hutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Kata Kunci: Dividen; kesempatan investasi; rasio hutang; maturitas hutang ABSTRACT This thesis analyses the effect of investment opportunities and debt ratio on firm s dividend payout policy. The objects of analysis are listed firms on Indonesia Stock Exchange who made cash dividend consistently during period This research uses dividend payout ratio as a variable for firm s dividend payout policy. Empirical test in this research shows that investment opportunity, which is represented by Tobin s Q ratio has no significant influence on firm s dividend payout policy. Debt ratio that is represented by debt to equity ratio has no significant influence on firm s dividend payout policy. While debt ratio that is represented by debt maturity has positif and significant influence on firm s dividend payout policy. Key Word: Dividend; investment opportunities; debt ratio; debt maturity
2 2 PENDAHULUAN Perusahaan akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba dan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Laba perusahaan yang dihasilkan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau ditahan dalam bentuk saldo laba, sesuai dengan kebijakan pembagian dividen pada perusahaan tersebut. Dividen merupakan pembagian laba yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Dividen dibagikan berdasarkan presentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Saldo laba merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting bagi investor dan bagi perusahaan yang membayarkan dividen. Para investor yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Di lain pihak, perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham. Damodaran (2001) menyatakan bahwa kebijakan keuangan perusahaan dibuat berdasarkan tiga prinsip atau kebijakan, yaitu kebijakan investasi, kebijakan pendanaan, dan kebijakan dividen. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan (earning) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan oleh perusahaan. Dengan kata lain kebijakan dividen berkaitan dengan penentuan berapa proporsi dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen dan berapa proporsi yang akan ditahan untuk diinvestasikan kembali. Di satu pihak, para pemegang saham akan menginginkan pembagian dividen yang tinggi untuk meningkatkan pengembalian atas investasi mereka di dalam perusahaan, sementara di lain pihak, perusahaan berusaha menahan laba yang diperoleh untuk digunakan sebagai sumber dana internal dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan tersebut tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan dana, oleh karena itu kebijakan dividen ini diharapkan dapat memenuhi harapan-harapan para investor dan tidak menghambat pertumbuhan perusahaan. Black (1976) mengamati bahwa semakin kita melihat kepada dividend picture, maka dividen tersebut semakin menjadi seperti teka-teki (puzzle), dengan potongan-potongan yang tidak cocok satu sama lain. Banyak alasan mengapa perusahaan harus membayar atau pun tidak membayar dividen. Mencari tahu alasan mengapa perusahaan membayar dividen dan mengapa investor sangat memperhatikan dividen masih menjadi dividend puzzle yang
3 3 bermasalah (Amidu & Abor, 2006). Permasalahan selanjutnya dapat timbul ketika perusahaan memutuskan untuk mendistribusikan laba yang diperoleh kepada pemegang saham, termasuk proporsi yang akan didistribusikan kepada para pemegang saham; apakah distribusi tersebut harus dalam bentuk cash dividend atau dapat diberikan kepada pemegang saham dengan cara membeli kembali beberapa lembar saham; dan seberapa stabil pendistribusian tersebut (Abor & Bokpin, 2010). Pembagian dividen dalam perusahaan juga dipengaruhi oleh hutang. Apabila perusahaan memperoleh hutang untuk membiayai perluasan perusahaan, maka sebelumnya perusahaan harus sudah merencanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali hutang tersebut. Apabila perusahaan mempunyai kebijakan pelunasan hutang dengan menggunakan laba perusahaan, maka hal tersebut dapat mengurangi jumlah laba yang akan dibagikan sebagai dividen tunai. Dengan kata lain perusahaan harus membagikan dividen yang rendah. Gul & Kealey (1999) melakukan penelitian untuk menemukan hubungan antara Korean Chaebol, IOS, dan corporate debt juga kebijakan dividen. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 411 perusahaan di Korea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara Chaebol dengan debt. Masalah utang, yang merupakan inti dari masalah krisis keuangan yang terus menjadi wabah di Korea. Laporan yang diterima menunjukkan bahwa Chaebol tidak melakukan upaya yang serius untuk berhemat dan mengurangi utang. Berdasarkan teori serta penelitian sebelumnya yang telah diuraikan di atas, penelitian ini ingin melihat hubungan antara kesempatan investasi perusahaan dan rasio hutang terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun LANDASAN TEORI Dividen Ross, et. al. (2008) mendefinisikan dividen sebagai pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dari pendapatan yang dihasilkan kepada pemegang saham, dalam bentuk uang tunai atau saham. Lebih lanjut menurut Ross, et. al. (2008) jika pembayaran tersebut berasal dari sumber selain saldo laba saat ini atau bukan merupakan akumulasi saldo laba maka kegiatan tersebut dinamakan distribution. Namun, distribusi yang berasal dari pendapatan boleh dikatakan sebagai dividend dan distribusi dari kapital disebut sebagai liquidating dividend. Menurut Ross, et. al. (2008) dividen kas dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu regular cash dividends, extra dividends, special dividends, dan liquidating dividends.
4 4 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan. Besarnya pembayaran dividen tersebut tergantung kebijakan pada masing-masing perusahaan. Kebijakan dividen dipengaruhi oleh kesempatan investasi perusahaan, capital structure mix, dan ketersediaan modal internal (Keown, et. al., 2005). Sudah lebih dari tiga dekade yang lalu Black (1976) menggambarkan dividen bagaikan sebuah puzzle, semakin kita melihat kepada dividend picture, maka dividen tersebut semakin menjadi seperti teka-teki (puzzle), dengan potongan-potongan yang tidak cocok satu sama lain. Allen, et. al. (2000) berpendapat bahwa meskipun beberapa teori telah dikemukakan di literatur untuk menjelaskan keberadaannya (dividen), namun dividen tetap menjadi sebuah puzzle yang paling sulit dipecahkan di dalam corporate finance. Permasalahan mengenai dividen masih menyerupai puzzle yang belum terpecahkan, masih banyak pendapat terkait kebijakan dividen. Hal ini juga terkait dengan preferensi investor terhadap dividen dan capital gain. Keterkaitan Kesempatan Investasi Perusahaan dengan Kebijakan Pembayaran Dividen Smith dan Watts (1992) dan Gaver dan Gaver (1993) berpendapat bahwa perusahaan dengan set kesempatan investasi yang tinggi cenderung untuk menerapkan kebijakan dividen rendah, karena dividen dan investasi mewakili penggunaan kas perusahaan yang saling bersaing. Jones (2001) menemukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi dikaitkan dengan dividend yield yang lebih rendah secara signifikan. Gul dan Keasley (1999) juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pilihan pertumbuhan perusahaan dengan dividen. Higgins (1981) menunjukkan hubungan langsung antara pertumbuhan dan kebutuhan pendanaan perusahaan, di perusahaan yang tumbuh dengan cepat, memiliki kebutuhan pendanaan eksternal karena biasanya perusahaan tersebut membutuhkan modal kerja yang melebihi arus kas tambahan dari penjualan yang baru. Abbott (2001) berpendapat bahwa perusahaan yang telah mengalami pengembangan dalam hal set kesempatan investasi biasanya akan mengurangi kebijakan pembayaran dividen mereka, sedangkan perusahaan yang telah mengalami penurunan dalam hal set kesempatan investasi biasanya akan meningkatkan kebijakan pembayaran dividen mereka. Hasil yang didapat oleh Abor & Bokpin (2010) menunjukkan bahwa set kesempatan investasi adalah penentu utama kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Lebih lanjut, mereka menemukan bahwa perusahaan dengan potensi investasi yang tinggi akan cenderung mengejar kebijakan
5 5 pembayaran dividen sangat rendah untuk mempertahankan dana untuk membayai investasi perusahaan. Hasil yang didapat oleh Aivazian dan Booth (2003) berbeda dengan penelitian sebelumnya. Mereka menggunakan market-to-book-ratio sebagai proksi IOS dan menemukan bahwa market-to-book-ratio mempunyai hubungan yang positif dengan pembayaran dividen, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan IOS yang lebih tinggi juga membayar dividen lebih tinggi. Hasil yang didapat oleh Abor & Bokpin (2010) menunjukkan bahwa set kesempatan investasi adalah penentu utama kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Lebih lanjut, mereka menemukan bahwa perusahaan dengan potensi investasi yang tinggi akan cenderung mengejar kebijakan pembayaran dividen sangat rendah untuk mempertahankan dana untuk membayai investasi perusahaan. Semakin tinggi investasi perusahaan maka semakin rendah dividen yang dibayarkan, karena perusahaan bertumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan dengan free cash flow yang rendah. Hal ini sesuai dengan teori dividen yang menyatakan bahwa perusahaan yang profitable cenderung membayar dividen yang relatif rendah karena mereka ingin menggunakan dana internal perusahaan untuk membiayai proyek-proyek investasinya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat dibuat hipotesis seperti berikut: H1: Kesempatan investasi perusahaan berhubungan negatif dengan kebijakan pembayaran dividen Keterkaitan Rasio Hutang dengan Kebijakan Pembayaran Dividen Financial leverage dikatakan memiliki peran yang penting dalam mengurangi agency cost yang timbul akibat konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dan dipercaya memiliki peran yang sangat penting dalam memonitor manajer (Jensen dan Meckling, 1976; Jensen, 1986; Stulz, 1988). Farinha (2003) berpendapat bahwa hutang perusahaan kemungkinan akan mempengaruhi keputusan mengenai dividen karena perjanjian utang dan segala macam pembatasan yang terkait dapat diberlakukan oleh debtholders. Hal ini sejalan seperti pendapat yang dikemukakan oleh Higgins (1972), bahwa rasio pembayaran dividen perusahaan dapat secara negatif dipengaruhi oleh kebutuhan mereka akan pendanaan. Lebih lanjut, keputusan mengenai dividen diambil bersamaan dengan keputusan mengenai pendanaan perusahaan. Rozeff (1982) mengemukakan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki tingkat dividend payout ratio yang rendah karena kecenderungan menyimpan kas untuk membayar hutang atau mengantisipasi risiko gagal bayar yang cenderung tinggi. Aivazian dan Booth (2003) mendukung fakta bahwa
6 6 kendala keuangan dapat mempengaruhi keputusan dividen, oleh karena itu, perusahaan dengan hutang yang relatif sedikit memiliki financial slack (kas perusahaan dan surat berharga yang dipegang perusahaan seperti kapasitas hutang yang tidak dipakai) yang lebih besar dan lebih cenderung untuk membayar dividen dari waktu ke waktu. Semakin besar hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan, hal tersebut disebabkan oleh semakin banyak pula pembatasanpembatasan dan semakin tinggi risiko yang harus dihadapi perusahaan karena adanya perjanjian hutang yang dibuat dengan debtholders. Sebaliknya semakin rendah hutang yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi dividen yang dibayarkan oleh perusahaan karena semakin sedikit pembatasan-pembatasan dan semakin rendah risiko yang dihadapi perusahaan.berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat dibuat hipotesis seperti berikut: H2: Financial leverage berhubungan negatif dengan kebijakan pembayaran dividen Semakin tinggi rasio debt maturity maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah short-term debt perusahaan, oleh sebab itu perusahaan membutuhkan kas dalam waktu dekat untuk melunasi short-term debt tersebut. Hal tersebut menyebabkan rendahnya pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio debt maturity maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah jumlah short-term debt perusahaan maka perusahaan masih mempunyai kas yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat dibuat hipotesis seperti berikut: H3: Debt maturity berhubungan negatif dengan kebijakan pembayaran dividen METODE PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 695 (enam ratus sembilan puluh lima) perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan sample dengan cara nonprobabilitas (nonprobability sampling) dan tipe desain pengambilan sampelnya merupakan pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Adapun kriteria pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
7 7 2. Perusahaan tersebut tidak keluar (delisting) dari Bursa Efek Indonesia selama Perusahaan perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada periode Perusahaan melakukan pembayaran dividen kas selama 2 (dua) tahun berturut-turut yaitu tahun 2009 sampai tahun Data-data yang diperlukan tersedia dengan lengkap, perusahaan dengan tahun yang hilang dan observasi perusahaan dengan data yang hilang atau tidak konsisten akan dikeluarkan dari sampel penelitian. Sesuai kriteria di atas, maka sampel yang memenuhi adalah 142 (seratus empat puluh empat) perusahaan non-keuangan. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder. Data sekunder untuk penelitian ini yaitu data-data laporan keuangan yang telah diaudit dari perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel pada periode tahun dan juga data-data keuangan yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ialah sebagai berikut : 1. Melakukan studi pustaka (literatur) yakni dengan menelaah jurnal-jurnal ilmiah akuntansi dan keuangan, artikel, serta buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 2. Melakukan pengumpulan data melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan tahunan perusahaan sektor industri non-keuangan yang dipublikasikan oleh BEI selama periode tahun melalui penelusuran dengan format elektronik yang diperoleh dari situs resmi Indonesia Stock Exchange (IDX), Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2011, serta melalui Pusat Data Elektronik dan Bisnis Perpustakaan Fakultas Ekonomi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Kebijakan deviden merupakan keputusan manajer dalam mengukur presentase laba yang akan digunakan untuk membayar deviden. Kebijakan deviden diproksikan dengan menggunakan dividend payout ratio. Dividend payout ratio (DPR) merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat porsi laba yang sekarang dibayarkan dalam bentuk dividen oleh perusahaan. Data mengenai DPR dapat langsung diketahui melalui Indonesia Capital Market Directory (ICMD), data stream, atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
8 8 DPR = Dividen kas per lembar saham Laba bersih per lembar saham EPS yang digunakan merupakan basic earnings per share yang didapatkan dengan membagi antara net income yang telah dikurangi dividen saham preferen, dengan weighted average number of common share outstanding. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: 1. Investment opportunity Kesempatan investasi adalah pilihan-pilihan yang dipunyai oleh perusahaan untuk melakukan sejumlah investasi di masa datang. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abor dan Bokpin (2010), kesempatan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio Tobin s Q. TQ = Market Value of Equity + Debt Total Assets Keterangan: MVE = harga penutupan akhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang beredar Debt = (utang lancar - aset lancar) + nilai persediaan + utang jangka panjang Total Assets = nilai buku total aset 2. Financial Leverage Financial leverage berarti pembiayaan sebagian dari aset perusahaan dengan menggunakan sekuritas yang mengandung tingkat pengembalian yang tetap (terbatas) dengan harapan hal tersebut dapat meningkatkan pengembalian untuk pemegang saham biasa (Ross, et. al., 2008). Pada penelitian ini financial leverage diproksikan dengan menggunakan ratio of debt to equity. Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang perusahaan dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber usaha. Data mengenai debt to equity ratio dapat langsung diketahui di Indonesia Capital Market Directory (ICMD) atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: LEV = Total Debt Shareholders Equity
9 9 3. Debt Maturity Tanggal maturitas hutang atau debt maturity date adalah tanggal ketika nilai pokok dari obligasi atau instrumen hutang lain telah jatuh tempo dan harus dilunasi investor. Pengukuran debt maturity menggunakan ratio of short-term debt to total debt sesuai dengan proksi yang digunakan oleh Abor dan Bokpin (2010) dalam penelitian mereka. DM = Short-term debt Total debt Variabel kontrol dalam penelitian ini: 1. Profitabilitas Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba memalui seluruh sumber dan kemampuan yang ada. Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dari total asset yang digunakan perusahaan. Laba selama ini dianggap sebagai indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Naceur et al (2003) dalam Adil et al (2011) melakukan penelitian atas kebijakan dividen 48 perusahaan yang terdaftar di Tunisian Exchange Stock selama periode tahun Hasil yang didapat menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dan mempunyai pendapatan yang cukup stabil dapat menyediakan lebih banyak free cash flow dan lebih lanjut perusahaan tersebut mempunyai dividend payout yang lebih besar, dan perusahaan yang cepat bertumbuh mengeluarkan dividen yang lebih besar untuk menarik minat investor. Amidu dan Abor (2006) juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara profitabilitas dengan dividend payout ratio. Lebih lanjut menurut Amidu dan Abor, hal tersebut dijelaskan oleh fakta bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung untuk mengumumkan dan membayar dividen lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio return on assets dengan rumus : ROA = Net Income Total Assets
10 10 2. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat ditunjukkan oleh total aset, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aset. Olantundun (2003) dalam Adil et al (2011) menggambarkan bahwa perusahaan kecil kurang likuid bila dibandingkan dengan perusahaan besar, karena itu keputusan atas dividen mereka lebih tergantung pada kesediaan arus kas perusahaan. Sehingga menurut Olantundun (2003) kebijakan pembayaran dividen tergantung pada ketersediaan kas dan kemampuan suatu perusahaan untuk menambah atau mengurangi dividen. Perusahaan besar cenderung membagi dividen yang besar daripada perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aset besar lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga reputasi, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar. Penelitian Dalam penelitian ini proksi yang digunakan untuk ukuran perusahaan adalah dengan menggunakan natural log market capitalization. SIZE = ln(market Capitalization) Penelitian ini akan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda digunakan untuk membuat hubungan antara satu variabel terikat (dependen) dan beberapa variabel bebas (independen). Adapun model pada penelitian ini adalah sebagai berikut : DPR = a + b o TQ + b 1 LEV + b 2 DM + b 3 ROA + b 4 SIZE + e Keterangan : DPR = Dividend Payout Ratio a = Konstanta bi = Koefisiensi regresi TQ = Investment Opportunity LEV = Financial Leverage DM = Debt Maturity ROA = Profitability SIZE = Firm Size e = error term
11 11 HASIL PENELITIAN DAN PENJELASAN Hasil dari statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 1 dengan penjelasan sebagai berikut: a. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki sampel (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) 0,00; nilai maksimum (terbesar) 1,00; mean (nilai rata-rata) 0,3724; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0, b. Variabel Investment Opportunity (TQ) memiliki sampel (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) -1,96; nilai maksimum (terbesar) 1,69; mean (nilai rata-rata) 0,0060; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0, Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif Std. N Minimum Maksimum Mean Deviation DPR TQ LEV DM ROA SIZE Valid N 142 (listwise) sumber : diolah dengan SPSS, 2012 c. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki sampel (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) 0,00; nilai maksimum (terbesar) 1,00; mean (nilai rata-rata) 0,3724; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0, d. Variabel Investment Opportunity (TQ) memiliki sampel (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) -1,96; nilai maksimum (terbesar) 1,69; mean (nilai rata-rata) 0,0060; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0, e. Variabel Financial Leverage (LEV) memiliki sampel (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) 0,10; nilai maksimum (terbesar) 4,59; mean (nilai rata-rata) 1,1664; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0, f. Variabel Debt Maturity (DM) memiliki sampe (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) 0,00; nilai maksimum (terbesar) 1,00; mean (nilai rata-rata) 0,1087; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,10131.
12 12 g. Variabel Profitabilitas (ROA) memiliki sampel (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) 0,00; nilai maksimum (terbesar) 0,50; mean (nilai rata-rata) 0,1087; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0, h. Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) memiliki sampel (N) sebanyak 142; nilai minimum (terkecil) 15,84; nilai maksimum (terbesar) 32,86; mean (nilai rata-rata) 25,0740; dan nilai standar deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 3, Tabel 2 Hasil Uji Signifikansi F-test F-statistic Prob (F-statistic) Model Sumber : diolah dengan SPSS, 2012 Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai F sebesar 3,490 dengan signifikansi 0,005 pada tingkat signifikansi α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa koefisiensi regresi tidak sama dengan nol (Ha benar). Maka secara garis besar dapat dikatakan bahwa data-data yang digunakan dalam penelitian ini mendukung hipotesis penelitian. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yaitu investment opportunity, financial leverage, dan debt maturity secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan variabel dependen dividen payout ratio. Tabel 3 Hasil Uji Determinasi R R-square Adjusted R-squared Model Sumber : diolah dengan SPSS, 2012 Nilai Adjusted R 2 sebesar 8,1%. Hal ini berarti variasi variabel dependen (dividend payout ratio) dapat dijelaskan sebesar 8,1% oleh variabel independen (investment opportunity, financial leverage, dan debt maturity) dan sisanya sebesar 91,9% dijelaskan oleh variabel lain. Hasil persamaan regresi dapat dilihat pada tabel 4 dan hasil tersebut memaparkan hasil regresi linear berganda terhadap model untuk menguji hipotesis 1, hipotesis 2, dan hipotesis 3 dalam penelitian. Dari uji regresi yang dilakukan model yang terbentuk adalah: DPR = 0,074-0,034TQ - 0,008LEV + 0,085DM + 0,487ROA + 0,009SIZE + e
13 13 Tabel 4 Hasil Regresi Variabel Hipotesis Koefisien t-statistik Prob. C TQ (-) LEV (-) DM (+) * ROA (+) *** SIZE (+) * *signifikan pada level 10% ***signifikansi pada level 1% **signifikan pada level 5% Sumber : diolah dengan SPSS, 2012 Tabel 4 memaparkan hasil regresi linear berganda terhadap model untuk menguji hipotesis 1, hipotesis 2, dan hipotesis 3 dalam penelitian. Dari uji regresi yang dilakukan model yang terbentuk adalah: DPR = 0,074-0,034TQ - 0,008LEV + 0,085DM + 0,487ROA + 0,009SIZE + e Model regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Nilai konstanta (b0) = 0,074 Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila nilai variabel independen TQ, LEV, DM, ROA, dan SIZE diasumsikan sama dengan nol, maka nilai dari dividend payout ratio adalah sebesar 0,074. Hal ini berarti bahwa pengaruh rata-rata semua variabel yang tidak diketahui terhadap dividen payout ratio adalah 0, Pengaruh kesempatan investasi perusahaan terhadap kebijakan pembayaran dividen Hipotesis 1 ditolak. Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa Terdapat hubungan negatif antara kesempatan investasi perusahaan dengan kebijakan pembayaran dividen. Dari pengujian model statistik, nilai koefisiensi yang dihasilkan oleh variabel ini adalah sebesar -0,041 menunjukkan bahwa hubungan variabel investment opportunity dengan dividend payout ratio adalah negatif, artinya setiap kenaikan investment opportunity satu satuan akan diikuti oleh penurunan dividend payout ratio sebesar 0,041. Sedangkan p-value variabel ini sebesar 0,328 (pvalue > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan investasi perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan pembayaran dividen namun tidak mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen secara signifikan.
14 14 Hasil yang didapat sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Smith dan Watts (1992) juga Gaver dan Gaver (1993) bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang besar akan lebih suka menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang rendah dan mengoptimalkan penggunaan sumber dana internal perusahan, karena investasi itu sendiri akan menentukan tingkat daya saing perusahaan. Namun pada penelitian ini kesempatan investasi tidak mempengaruhi dividend payout ratio secara signifikan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh D Souza dan Saxena (1999). Hal tersebut disebabkan oleh perusahaan tersebut telah bertumbuh dengan cepat di masa lalu yang menyebabkan rendahnya tingkat pembayaran dividen. Perusahan yang yang bertumbuh dengan cepat membutuhkan lebih banyak dana, oleh sebab itu, perusahaan tersebut cenderung untuk menahan laba yang diperoleh daripada digunakan untuk membayar dividen. Nampaknya kebijakan pembayaran dividen perusahaan publik di Indonesia tidak dipengaruhi oleh keputusan investasi perusahaan. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh kondisi perusahaan yang menjadi sampel itu sendiri yang membiayai investasi pada proyek dengan menerbitkan hutang. Dana yang biasanya dialokasikan untuk membiayai investasi, sekarang digunakan untuk melakukan pembayaran dividen kepada shareholders. Untuk itu tinggi rendahnya investasi tidak terlalu mempengaruhi pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan. 3. Pengaruh financial leverage terhadap kebijakan pembayaran dividen Hipotesis 2 ditolak. Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa Terdapat pengaruh negatif antara financial leverage dengan kebijakan pembayaran dividen. Dari pengujian model statistik, nilai koefisien yang dihasilkan oleh variabel ini adalah sebesar -0,005 menunjukkan bahwa hubungan variabel financial leverage dengan dividend payout ratio adalah negatif, artinya setiap kenaikan financial leverage satu satuan akan diikuti oleh penurunan dividend payout ratio sebesar 0,005. Sedangkan p-value variabel ini sebesar 0,800 (p-value > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa financial leverage memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan pembayaran dividen namun tidak mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen secara signifikan. Hasil yang didapat sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rozeff (1982) perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki kecenderungan tingkat dividend payout ratio yang rendah. Brittain (1966) juga menyatakan bahwa rasio debt to equity yang tinggi cenderung menurunkan tingkat pembayaran dividen.
15 15 Namun hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan bahwa financial leverage memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Perusahaan yang memiliki struktur permodalan yang terdiri dari kreditor dan pemegang saham tidak hanya memperhatikan kepentingan debtholder yang berupa pelunasan kewajiban tetapi juga memperhatikan kepentingan shareholder dengan membagikan dividen. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembatasan-pembatasan dan risiko yang timbul akibat perjanjian hutang tidak terlalu berpengaruh secara signifikan atas pengambilan keputusan perusahaan berkaitan dengan kebijakan pembayaran dividen. 4. Pengaruh debt maturity terhadap kebijakan pembayaran dividen Hipotesis 3 ditolak. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa Terdapat pengaruh positif antara maturitas hutang dengan kebijakan pembayaran dividen. Dari pengujian model statistik, koefisien yang dihasilkan sebesar 0,085 menunjukkan bahwa hubungan variabel debt maturity dengan dividend payout ratio adalah positif, artinya setiap kenaikan debt maturity satu satuan akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,085. Sedangkan p-value variabel ini ialah sebesar 0,096 (p-value > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa maturitas hutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio debt maturity maka semakin tinggi kebijakan pembayaran dividen perusahaan, hal tersebut tidak sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Perbedaan tersebut mungkin terjadi karena perusahaan memiliki kas yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah shortterm debt itu sendiri, sehingga setelah perusahaan melaksanakan kewajibannya dengan membayar hutang kepada debtholders, perusahaan masih dapat melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. 5. Variabel Kontrol Dari hasil pengujian model di atas yang dapat dilihat pada tabel 4.9, diketahui bahwa 1 (satu) dari 2 (dua) variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. a. Profitabilitas Dalam penelitian ini, variabel profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio return on asset. Ukuran perusahaan memiliki nilai koefisiensi sebesar 0,480 yang menunjukkan bahwa hubungan variabel profitabilitas dengan dividend payout
16 16 ratio adalah positif, artinya setiap kenaikan profitabilitas satu satuan akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,480. Sedangkan p-value dari variabel ini adalah sebesar 0,008. Hasil tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Semakin besar profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin besar dividend payout ratio perusahaan. Hasil penelitian ini konsiten dengan penelitian yang dilakukan oleh Amidu dan Abor (2006) yaitu adanya hubungan yang positif dan signifikan antara profitabilitas dengan dividend payout ratio. Lebih lanjut menurut Amidu dan Abor (2006), hal tersebut dijelaskan oleh fakta bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung untuk mengumumkan dan membayar dividen lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah. Hasil yang didapat juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Naceur et al (2003) dalam Adil et al (2011), bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dan mempunyai pendapatan yang cukup stabil dapat menyediakan lebih banyak free cash flow dan lebih lanjut perusahaan tersebut mempunyai dividend payout yang lebih besar, dan perusahaan yang cepat bertumbuh mengeluarkan dividen yang lebih besar untuk menarik minat investor. Oleh karena itu, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi memiliki kemampuan untuk membayar dividen lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan ttingkat profitabilitas yang rendah. b. Ukuran Perusahaan Dalam penelitian ini, variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma market capitalization. Dalam model ini, ukuran perusahaan memiliki nilai koefisiensi sebesar 0,008 menunjukkan bahwa hubungan variabel ukuran perusahaan dengan dividend payout ratio adalah positif, artinya setiap kenaikan ukuran perusahaan satu satuan akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,008. Sedangkan p-value untuk variabel ini adalah sebesar 0,099. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil yang didapat sesuai dengan hasil yang didapat oleh Fama dan French (2010) dan juga Adil et al (2011) bahwa terdapat hubungan yang positif antara
17 17 ukuran perusahaan dengan pembayaran dividen. Perusahaan yang besar cenderung membagi dividen yang besar daripada perusahaan kecil, karena perusahaan yang memilii aset besar lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga reputasi, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Lloyd, Jahera, dan Page (1985) serta Voght (1994) yang menyatakan bahwa perusahaan yang besar dan mapan dalam hal keuangan akan memiliki akses yang mudah untuk masuk ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga perusahaan tersebut bisa memperoleh dana dalam waktu singkat dan Aivazian dan Booth (2003) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan akses yang lebih baik ke pasar modal harus mampu membayar dividen lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan besar memiliki kemampuan untuk memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih besar daripada perusahaan kecil. KESIMPULAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kesempatan investasi dan rasio hutang memiliki pengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Kesempatan investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh kondisi perusahaan publik di Indonesia yang membiayai investasi pada proyek dengan menerbitkan hutang. Rasio hutang yang dinyatakan dalam financial leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembatasan-pembatasan dan risiko yang timbul akibat perjanjian hutang tidak terlalu berpengaruh secara signifikan atas pengambilan keputusan perusahaan berkaitan dengan kebijakan pembayaran dividen. Sedangkan rasio hutang yang dinyatakan dalam debt maturity berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen. Profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen. SARAN Saran bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperbanyak jumlah variabel dan periode yang digunakan dalam penelitian ini agar penelitian dapat lebih
18 18 digeneralisasi. Sedangkan bagi investor, dalam memprediksi kebijakan dividen suatu perusahaan, sebaiknya tidak hanya memperhatikan faktor internal yang ada dalam perusahaan tersebut seperti faktor fundamental perusahaan melainkan faktor eksternal yang ada pada perusahaan tersebut seperti kebijakan pemerintah dan lain-lain. KEPUSTAKAAN Aivazian, V., & Booth, L. (2003). Do emerging market firms follow different dividend policies from US firms? Journal of Financial Research, XXVI, Allen, F., Bernardo, A. E., & Welch, I. (2000). A Theory of Dividends Based on Tax Clienteles. Journal of Finance, Amidu, M., & Abor, J. (2006). Determinants of dividend payout ratios in Ghana. The Journal of Risk Finance, 7 (2), Anggraeni, C. (2007). Analisis Hubungan Investment Opportunity Sets dengan Kebijakan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Pada Industri Manufaktur dan Non Manufaktur Periode Departemen Manajemen. Black, F. (1976). The Dividend Puzzle. Journal of Portfolio Management, 2, 5-8. Damodaran, A. (2001). Corporate Finance: Theory & Practice 2nd edition. USA: Wiley. D'Souza, J., & Saxena, A. K. (1999). Agency Cost, Market Risk, Investment Opportunities and Dividen Policy - An International Perspective. Managerial Finance, 35. Farinha, J. (2003). Dividend policy, corporate governance and the managerial entrech,emt hypothesis: an empirical analysis. Journal of Business Finance & Accounting, 30, Gaver, J., & Gaver, K. (1993). Additional evidence on the association between the investment opportunity set and corporate financing, dividend, and compensation policies. Journal of Accounting and Economics, 16, Gul, F. A., & Kealey, B. T. (1999). Chaebol, Investment Opportunitiy Set and Corporate Debt and Dividend Policies of Korean Companies. Review of Quantitative Finance and Accounting, 13, Higgins, R. (1972). The corporate dividend-savings decision. Journal Financial and Quantitative Analysis, 7, Jones, S., & Sharma, R. (2001). The association between the investment opportunity set and corporate financing and dividend decisions: some Australian evidence. Managerial Finance, 27,
19 19 Keown, A., Martin, J. D., Petty, J. W., & Scott Jr, D. (2005). Financial Management (10th ed.). USA: Prentince Hall. Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2008). Corporate Finance Fundamentals (8th ed.). Boston: Irwin/Mc-Graw Hill. Smith, C., & Watts, R. (1992). The investment opportunity set and corporate financing, dividend compensation policies. Journal of Financial Economics, 32 (3),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya
BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dan perdagangan bebas telah membuat persaingan usaha semakin ketat. Berbagai perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dan mengembangkan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia dipengaruhi oleh aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan pasar
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini ingin menguji pengaruh growth opportunity terhadap kebijkan pendanaan dan kebijakan dividen perusahaan. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efesien. Perusahaan yang dapat bekerja dengan efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah investasi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat perusahaan. Investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembayaran dividen merupakan salah satu hal krusial yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dan pemegang saham. Manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini berusaha menjawab hipotesis apakah profitabilitas, pertumbuhan, investment opportunity set dan leverage mampu menjadi faktor penentu kebijakan dividen
Lebih terperinciPENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA
NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANA AAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum
Lebih terperinciAldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1
Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1 PENGARUH BIAYA AGENSI, RISIKO SISTIMATIK DAN PELUANG INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
Lebih terperinciPendahuluan. Universitas Esa Unggul
2 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Indonesia pada bisnis dunia didukung oleh pengembangan pasar modal yang dipengaruhi oleh sektor industri manufaktur maupun nonmanufaktur. Dibentuknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan
Lebih terperinci4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini melakukan survey di Bursa Efek Indonesia (BEI) tepatnya pusat referensi pasar dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang diperoleh dari perusahan atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
ISSN : 2302 8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709-716 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Putu Yunita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciPENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN
PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, EARNING PER SHARE DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Noto Pamungkas 1 Rusherlistyani 2 Isnatul Janah 3 Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain perbankan. Menurut Hartono (2008:29) pasar modal memungkinkan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal Indonesia memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Salah satu peran pasar modal yaitu sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efisien. Hal tersebut bertujuan agar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606) dividen adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah pembayaran dari perusahaan kepada pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal. Pasar modal ( capital
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Kebijakan Utang Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari masyarakat (investor)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan memberikan modal usaha dalam bentuk saham yang digunakan untuk menjalakan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa
Lebih terperinciKeywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The Influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets To Dividend Policy: An Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013 This study tries
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman. DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISTILAH... x
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISTILAH... x 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 12 1.3 Tujuan Penelitian... 12 1.4 Manfaat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan guna pembiayaan investasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam memfasilitasi kegiatan perekonomian suatu negara. Pasar modal memberikan sarana utama dalam mempertemukan investor sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 karena akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area). AFTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor adalah kegiatan dimana sebuah negara menjual produknya ke negara lain. Ekspor Indonesia pada Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar 10.33% dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan sudah
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor manufaktur selama kurun waktu tahun 2009
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:
PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015) Disusun sebagai salah
Lebih terperinciSETYO ANUNG DEWANTOKO NIM. F
PENGARUH PERTUMBUHAN, POSISI KAS, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2008 Skripsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis data yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen telah di lakukan oleh: 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING AMANDA WONGSO E-mail: amanda_wongso@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang besar dan seberapa besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu: 2.1.1. Nanda (2011) Penelitian ini menguji pengaruh kualitas
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN
1 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2013 Budi Hermawan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, \ Universitas
Lebih terperinci[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Raja Saul Marto Hendry Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhanbatu ABSTRACT Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Pengembangan perusahaan terus dilakukan, baik oleh perusahaan besar
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: 1. Komang Adik dan I Made (2016) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA INDEKS BISNIS 27 DI BEI
IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA INDEKS BISNIS 27 DI BEI Victorianus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH CASH POSITION
ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2009 2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas, membutuhkan sumber pendanaan untuk menunjang kegiatan operasional dan mengembangkan usahanya. Alternatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sampel Peneletian Populasi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pengorbanan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan memiliki tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, diantaranya yaitu untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan memperoleh laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tujuan para investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal adalah untuk memperoleh pendapatan tambahan berupa dividen atau capital gain. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang
Lebih terperinciBAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti
BAB III DESAIN PENELITIAN III.1. Jenis dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hipotesis dan memperoleh jawaban atau hipotesis yang digunakan.
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan data penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoristis 2.1.1 Kinerja Perusahan Setiap perusahaan pasti menganut sebuah prinsip kesinambungan usaha (going concern), oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian dan Pemahaman Dividen
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 Dividend Payout Ratio II.1.1.1 Pengertian dan Pemahaman Dividen Istilah dividen menurut Darmadji dan Fakhrudin
Lebih terperinciShella Febri Priatama ABSTRAKSI
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014. B. Teknik Pengumpulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Fama dan French (2001, dalam Naiborhu, 2014)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Fica Marcellyna (ficamarcellyna@ymail.com) Titin Hartini Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak: Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomenafenomena. Teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memerlukan berbagai kekayaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Kegiatan operasi tersebut membutuhkan sumber dana. Perolehan sumber dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur salah satunya dengan cara mengetahui tingkat perkembangan berbagai jenis industri pada negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh aliran kas bebas, keputusan pendanaan, set kesempatan investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut: 1.1 Aliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go public merupakan faktor terpenting sebelum para investor menanamkan sejumlah modalnya. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinci