BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Steganografi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Steganografi"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi, berasal dari bahasa Yunani yaitu stegos yang berarti atap atau tertutup dan graphia yang berarti tulisan, adalah ilmu dan seni menyembunyikan keberadaan komunikasi [7]. Steganografi merupakan teknik menyembunyikan atau menyamarkan keberadaan pesan rahasia ke dalam sebuah media yang tidak terlihat mencurigakan, sehingga orang lain tidak mengetahui keberadaan pesan tersebut. Dua bagian yang paling penting dibutuhkan dalam steganografi adalah media penampung dan pesan rahasia yang akan disisipkan. Teknik steganografi konvensional berusaha merahasiakan komunikasi dengan cara menyembunyikan pesan ataupun mengkamuflase pesan. Maka sesungguhnya prinsip dasar dalam steganografi lebih dikonsentrasikan pada kerahasiaan dalam hal komunikasinya bukan pada datanya [11]. Steganografi berbeda dengan kriptografi. Kriptografi menyimpan makna sebenarnya dari suatu pesan rahasia, tetapi keberadaan pesan tersebut diketahui. Sedangkan, steganografi menutupi keberadaan pesan rahasia tanpa diketahui oleh orang lain. Steganografi sudah dikenal sejak dahulu untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Kebutuhan ini senantiasa berevolusi dan disempurnakan terus menerus. Pada awalnya orang hanya berkeinginan untuk menyembunyikan suatu teks dengan dituliskan dalam kertas dan menyimpannya dengan hati-hati. Penyembunyian pesan ini kemudian berkembang menjadi pengiriman pesan rahasia. Hal ini terjadi karena adanya kebutuhan bahwa harus ada pihak lain yang dapat menerima pesan rahasia tersebut dengan tetap menjaga kerahasiaan pesan dan pesan tersebut dapat disampaikan dengan selamat sampai ke pihak yang bersangkutan. Hal-hal tersebut kemudian mengarah pada teknik-teknik steganografi [2]. Dalam catatan yang berkaitan dengan steganografi yang dituliskan oleh seorang sejarawan Yunani, Herodotus, bahwa ketika Histaeus seorang raja kejam

2 Yunani dipenjarakan oleh Raja Darius di Susa pada abad 5 sebelum masehi. Histaeus harus mengirim pesan rahasia kepada anak laki-lakinya, Aristagoras, di Militus. Histaeus menulis pesan dengan cara menggunakan tato pada kulit kepala seorang budak dan menunggu sampai rambut budak tersebut tumbuh untuk menutupi pesan rahasia. Histaeus kemudian mengirimkan budak tersebut kepada Aristagoras. Penggunaan steganografi menjadi daya tarik banyak orang pada peristiwa penyerangan gedung WTC, 11 September Pada peristiwa tersebut disebutkan oleh pejabat pemerintah dan para ahli dari pemerintahan AS yang tidak disebutkan namanya bahwa para teroris menyembunyikan peta-peta dan foto-foto target demikian juga dengan perintah untuk aktivitas teroris di ruang chat sport, bulletin boards, dan web site lainnya [6] Proses Steganografi Seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam teknologi komputasi, steganografi juga merambah pada media digital. Terdapat dua proses utama dalam steganografi digital yaitu penyisipan (embedding/encoding) pesan dan penguraian (extraction/decoding) pesan. Gambaran proses steganografi menurut Mohanty (1999) dapat dilihat pada gambar 2.1. Pesan yang dimaksud dapat berupa plaintext, chipertext, citra, atau apapun yang dapat ditempelkan ke dalam bit-stream. Embedding merupakan proses menyisipkan pesan rahasia ke dalam suatu media penampung yang disebut dengan media cover (cover object). Kemudian media cover dan pesan rahasia yang ditempelkan pada media cover tersebut memberikan hasil berupa media stego (stego object). Extraction adalah proses menguraikan pesan yang tersembunyi yang terdapat dalam media stego. Suatu kata kunci atau password (stego key) juga dapat digunakan secara tersembunyi pada saat penyisipan maupun penguraian terhadap suatu pesan rahasia dalam media penampung. Proses steganografi merupakan proses yang dimulai dari menanamkan/menyimpan embedded message pada suatu cover object, dimana hasil

3 penyimpanan pada cover object tersebut selanjutnya dinamakan sebagai stego object dan untuk mendapatkan kembali embedded message dilakukan ekstraksi pada stego object yang bersangkutan. Gambar 2.1 Proses Steganografi [5]. Pihak-pihak yang terkait dalam steganografi adalah embeddor, extractor, dan stegoanalyst. Embeddor adalah orang yang melakukan embedding dengan menggunakan aplikasi steganografi, extractor adalah orang yang melakukan extract stego image dengan menggunakan aplikasi steganografi. Sedangkan stegoanalyst adalah orang yang melakukan steganalisis. Steganalisis merupakan ilmu dan seni untuk mendeteksi pesan yang tersembunyi dalam steganografi. Steganografi merupakan suatu seni / pengetahuan / pembelajaran / cara kerja berkomunikasi dengan menyembunyikan sebuah pesan rahasia dalam suatu informasi utama [8]. Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan steganografi menurut Mohanty (1999) sesuai dengan gambar 2.1 adalah sebagai berikut: Embedded-<datatype> Merupakan pesan yang akan disisipkan ke dalam cover-<datatype>.

4 Stego-<datatype> Merupakan hasil keluaran dari proses penyisipan (embedding). Hasil keluaran ini mengandung pesan rahasia yang tersembunyi didalamnya. Cover-<datatype> Merupakan sebuah inputan dari proses penyisipan yang mana dijadikan sebagai media tempat penampungan pesan rahasia yang akan disisipkan didalamnya. Stegokey Kata kunci tambahan yang dapat digunakan dalam proses penyisipan dan ekstraksi. Penggunaan kata kunci dimaksudkan untuk dapat melakukan proses verifikasi dalam menguji keaslian dari suatu stego-<datatype>. Embedding Merupakan proses penyisipan embedded-<datatype> ke dalam cover-<datatype> dan menghasilkan stego-<datatype>. Dalam proses embedding, dimasukkan stegokey agar pada saat proses extracting dapat dilakukan verifikasi dalam menentukan keaslian sebuah stego-<datatype>. Extracting Merupakan proses ekstraksi embedded-<datatype> dari stego-<datatype> dengan memasukkan stegokey untuk melakukan proses verifikasi dari stego-<datatype> tersebut. Stegoanalyst Merupakan pihak yang ahli dalam melakukan proses steganografi. Seorang stegoanalyst mampu mendeteksi adanya pesan tersembunyi dengan mempelajari teknik-teknik / memahami seni dari proses steganografi. Embeddor/Extractor Merupakan sebuah entitas atau seseorang yang dapat menyisipkan (embeddor) ataupun mengekstraksi (extractor) sebuah pesan rahasia dalam suatu media penampung.

5 Berikut ini terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam steganografi yaitu [9] : 1. Imperceptibility Penambahan pesan rahasia ke dalam media penampung tidak dapat dideteksi. Jika media penampung yang digunakan adalah media audio, maka telinga manusia tidak dapat mendeteksi perubahan yang terjadi pada media penampung tersebut setelah disisipi pesan rahasia. 2. Fidelity Penambahan pesan rahasia ke dalam media penampung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Artinya, mutu media penampung setelah ditambahkan pesan rahasia tidak jauh berbeda dengan mutu media penampung sebelum ditambahkan pesan. 3. Recovery Pesan rahasia yang telah disisipkan dalam media penampung harus dapat diekstrak kembali. Hal ini merupakan syarat mutlak dalam sebuah algoritma steganografi, karena ada banyak cara penyisipan pesan yang tidak terdeteksi namun sulit dalam pembacaan kembali pesan yant telah disisip tersebut. 4. Robustness Pesan yang disembunyikan harus tahan terhadap berbagai operasi manipulasi yang dilakukan pada media penampung. Bila pada media penampung dilakukan operasioperasi manipulasi, maka pesan yang disembunyikan seharusnya tidak mengalami kerusakan (tetap valid jika diekstraks kembali). Karakteristik steganografi dikatakan baik jika memiliki imperceptibility tinggi, fidelity tinggi, recovery maksimum serta robustness tinggi [9].

6 2.1.2 Taksonomi Steganografi Taksonomi dari steganografi dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut: Steganografy Technical Steganografy Linguistic Steganografy Semagrams Open Codes Visual Semagrams Text Semagrams Jargon Code Cover Ciphers Null Cipher Grille Cipher Gambar 2.2 Taksonomi Steganografi [8]. Penjelasan dari taksonomi steganografi yang ada pada gambar 2.2 adalah sebagai berikut: 1. Technical Steganography Teknik ini menggunakan metode sains untuk menyembunyikan pesan. Contohnya adalah penyembunyian pesan dalam chip mikro. 2. Linguistic Steganography Teknik ini menyembunyikan pesan dengan cara yang tidak lazim. Teknik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Semagrams dan Open Codes. 3. Semagrams Teknik ini menyembunyikan pesan dengan menggunakan simbol atau tanda-tanda. Contoh penggunaannya adalah dengan mengganti ukuran teks ataupun mengganti ukuran font. Pergantian dari ukuran atau tipe tersebut digunakan sebagai media penyisipan pesan.

7 Teknik semagrams terbagi menjadi dua bagian yaitu Visual Semagrams dan Text Semagrams. Visual semagrams menggunakan suatu benda dalam kehidupan seharihari yang tidak mencolok untuk menyampaikan pesan. Sebagai contoh penempatan posisi dari dari suatu benda. Sedangkan pada text semagrams menyembunyikan pesan dengan memodifikasi tampilan dari suatu teks (carrier), sebagai contoh melalui perubahan kecil pada ukuran teks, font atau penambahan spasi. 4. Open Codes Teknik ini menyembunyikan pesan dengan cara yang tidak umum namun tetap tidak terlihat mencurigakan. Teknik ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Jargon Code dan Covered Ciphers. 5. Covered Ciphers Teknik ini menyembunyikan pesan dalam media penampung sehingga pesan kemudian dapat diekstrak dari media penampung tersebut oleh pihak yang mengetahui bagaimana pesan tersembunyi tersebut disembunyikan. 2.2 Media Penampung Pesan Media penampung pesan pada steganografi merupakan suatu wadah untuk menyembunyikan pesan rahasia. Beberapa contoh media penampung pesan rahasia yang digunakan dalam teknik steganografi adalah sebagai berikut: 1. Teks Dalam algoritma steganografi yang menggunakan teks sebagai media penampung, teks yang telah disisipi pesan rahasia tidak boleh terlihat mencurigakan oleh orang lain yang melihat teks tersebut. 2. Audio Format ini sering digunakan dikarenakan berkas dengan format tersebut berukuran relatif besar. Sehingga berkas tersebut dapat menampung pesan rahasia dalam jumlah yang besar.

8 3. Citra Format ini juga sering digunakan dikarenakan format tersebut merupakan salah satu format berkas yang banyak dipertukarkan dalam dunia internet. Alasan lainnya adalah banyak tersedia algoritma-algoritma steganografi untuk media penampung yang berupa citra. 4. Video Format ini merupakan format dengan ukuran berkas yang relatif sangat besar namun jarang digunakan dikarenakan ukurannya yang terlalu besar sehingga terkesan kurang praktis dan juga tidak banyak tersedia algoritma yang mendukung format ini sebagai media penampung. 2.3 File MP3 MPEG (Moving Picture Expert Group)-1 audio layer III atau yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam digital audio dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat menghilangkan. Istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio ke dalam format MP3 menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran manusia untuk mengurangi besarnya file audio. Sebagai hasil dari kompresi audio, MP3 dibentuk dengan mengikuti model psycho-acoustic yang mana menyadari bahwa telinga manusia tidak dapat mendengar semua frekuensi-frekuensi audio. Jarak pendengaran manusia adalah antara 20 Hz sampai 20 khz. Ketika suara dikompresi ke dalam format MP3, sebuah usaha dilakukan dengan membuang frekuensi-frekuensi yang tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Oleh karena itu, kompresi audio ke dalam format MP3 bersifat destruktif (menghancurkan/menghilangkan). Terdapat beberapa variasi dalam melakukan kompresi audio ke dalam format MP3. Berikut spesifikasi dari layer 1 sampai layer 3 berdasarkan tingkat kerumitan dalam melakukan proses kompresi, yaitu:

9 1. Layer 1 Layer ini mempunyai tingkat kerumitan terendah dari ke-3 layer. MP3 pada jenis layer 1 paling baik dibentuk pada kompresi 384 kbit/s. 2. Layer 2 Layer ini mempunyai tingkat kerumitan lebih kompleks dibandingkan dengan layer 1. MP3 pada jenis layer 2 paling baik dibentuk pada kompresi kbit/s, sangat baik pada kbit/s, dan baik pada kbit /s. 3. Layer 3 Layer ini mempunyai tingkat kerumitan lebih kompleks dibandingkan dengan layer 2. MP3 pada jenis layer 3 paling baik dibentuk pada kbit/s, sangat baik pada kbit/s, dan baik pada kbit/s. Kompresi MP3 yang dilakukan seperti yang telah disebutkan diatas, tidak mempertahankan bentuk asli dari sinyal input. Yang dilakukan dalam proses kompresi tersebut adalah menghilangkan suara-suara yang keberadaannya kurang/tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang dilakukan adalah menggunakan model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan bagian yang terdengar bagi sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang memiliki domain waktu dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domain frekuensi. Kemudian model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan sinyal input dan dilakukan proses penyaringan yang menghasilkan sinyal dengan range frekuensi yang signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses diatas adalah proses konvolusi dua sinyal yaitu sinyal input dan sinyal model sistem pendengaran manusia. Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul setelah penyaringan akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan pengkodean dengan hasil akhir file dengan format MP3. Proses pengkompresian audio ke dalam format MP3 dapat menghasilkan keluaran yang hampir setara dengan audio aslinya disebabkan oleh kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang dapat dieksploitasi. Berikut adalah beberapa kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang digunakan dalam pemodelan: 1. Terdapat beberapa suara yang tidak dapat didengar oleh manusia (diluar jangkauan frekuensi <20 Hz dan gelombang supersonik > Hz.

10 2. Terdapat beberapa suara yang dapat terdengar lebih baik bagi pendengaran manusia dibandingkan suara lainnya. 3. Bila terdapat dua suara yang dikeluarkan secara simultan, maka pendengaran manusia akan mendengar yang lebih keras sedangkan yang lebih pelan akan tidak terdengar. Pada perbandingan kualitas suara dari beberapa format kompresi audio hasil yang dihasilkan bervariasi berdasarkan bitrate yang berbeda-beda dan perbandingan berdasarkan codec yang digunakan. Pada 128 kbit/s, LAME MP3 unggul sedikit dibandingkan dengan Ogg Vorbis, AAC, MPC and WMA Pro. Kemudian pada 64 kbit/s, AAC-HE dan mp3pro menjadi yang teratas diantara codec lainnya. Sedangkan, untuk yang diatas 128 kbit/s tidak terdengar perbedaan yang signifikan. Pada umumnya format MP3 sekarang menggunakan 128 kbit/s dan 192 kbit/s sehingga hasil yang dihasilkan cukup baik [1] Struktur Data pada File MP3 Struktur di dalam sebuah file MP3 memiliki struktur seperti pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Struktur di dalam file MP3 Sebuah file MP3 merupakan kumpulan frame MP3. Masing-masing frame terdiri dari MP3 header dan MP3 data seperti yang terlihat pada gambar 2.4. Urutan dari masing-masing frame tersebut dinamakan dengan elementary stream.

11 Dalam MP3 header terdapat sebuah sync word yang mana digunakan untuk mengidentifikasi permulaan dari sebuah frame yang sah. MP3 Header berukuran 4 bytes di mana 2 byte awal selalu diawali dengan: FF FB dan 2 bytes lainnya berisi nilai sesuai dengan informasi bit rate, frequency, dan lain-lain. Dua bytes pertama (FF dan FB) menunjukkan bahwa file tersebut merupakan file MPEG dengan Audio Layer 3 yang sering disebut dengan MP3. MP3 Header selalu diikuti dengan 32 bytes yang biasanya disebut sebagai side info. Gambar 2.4 Frame MP3 Detil dari MP3 Header dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini. Gambar 2.5 MP3 Header Data file audio MP3 hasil pembacaan terdiri dari pasangan bilangan hexadecimal seperti pada Gambar 2.6.

12 FF FB A c0 1a 0d 00 7f d 3d 0 3d 0 2 9a 2a 4f 3e 3d d f a 2a 9f a f d a 2a 2f e a 2a 10 3d f d f Gambar 2.6 Data File MP3 Dalam Hexa. Side information mempunyai total panjang tidak lebih dari 32 bytes dalam setiap frame. Adapun informasi yang terdapat pada side information antara lain adalah mengenai main data end, private bits, scale factor selection, panjang main data, big values, global gain, scale factor compress, blocksplit flag, block type, switch point, table select, subblock gain, region address, preflag, dan scalefactor scale. 2.4 Algoritma Steganografi pada Media Audio Metode Steganografi pada Media Audio Terdapat beberapa metode dalam menerapkan proses steganografi pada media audio. Metode-metode tersebut memanfaatkan kelemahan pada sistem pendengaran manusia. Berikut metode-metode yang sering digunakan dalam steganografi pada media audio, yaitu: 1. Low bit encoding Metode ini menggantikan bit-bit data yang mempunyai pengaruh paling kecil terhadap sinyal audio dengan bit-bit data yang akan disembunyikan. Ketika bit tersebut diubah, nilai perubahannya hanya berkisar 1 bit dan tidak memberikan perubahan yang berarti terhadap keseluruhan data. 2. Echo data hiding Metode ini menggunakan echo (gema) pada data audio untuk menyembunyikan data karena pendengaran manusia sampai batas tertentu tidak dapat merasakan

13 echo pada sinyal audio yang didengarkan. Terdapat 3 parameter yang digunakan dalam metode ini yaitu amplitudo, decay rate, dan offset. Pada sinyal audio, gema biasanya muncul beberapa saat setelah bunyi asli keluar. Jika delay waktu antara bunyi asli dengan gema diperkecil, maka suara gema tersebut akan lebih sulit dipersepsikan oleh telinga manusia. Selain itu, gema juga dapat dibuat menjadi inaudible (tak terdengar) dengan memanfaatkan variasi dari parameter-parameter dalam metode tersebut. Pengaturan dari parameter-parameter dalam metode ini sehingga gema menjadi tidak terdengar dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: 1. Mengatur offset atau delay dengan nilai yang relatif pendek sehingga gema yang terdengar tidak dapat dipersepsi oleh telinga manusia. 2. Mengatur delay paling tinggi sebesar 1 ms. 3. Mengatur nilai inisialisasi amplitudo dan decay rate dengan nilai di bawah threshold dari pendengaran manusia, sehingga manusia tidak dapat mendengar gema yang dihasilkan tersebut. 3. Phase coding Metode ini mensubtitusikan fase dari tiap segmen audio awal dengan fase referensi yang mempresentasikan pesan yang disembunyikan. Metode ini juga memanfaatkan kelemahan sistem pendengaran manusia untuk merasakan fase absolut. Fase dari tiap awal segmen dibuat sedemikian rupa sehingga tiap segmen masih terdapat hubungan yang berujung pada kualitas suara yang tetap terjaga. Teknik tersebut tergolong rumit dalam hal realisasi dan implementasi, tetapi dapat menghasilkan keluaran yang baik. 4. Direct sequence and frequency hopped spread spectrum Metode ini merupakan metode spread spectrum yang digunakan dalam telekomunikasi dalam lingkungan ber-noise. Teknik ini bekerja dengan menyembunyikan sekumpulan data dalam suatu sinyal lain yang area sebarnya lebih besar. Sebelum suatu file pesan disembunyikan, file tersebut terlebih dahulu dibagi ke dalam beberapa blok dengan ukuran tertentu. Setiap blok tersebut akan ditempatkan secara acak pada sinyal lain yang area sebarnya lebih luas. Langkah

14 kerjanya adalah membuat noise dari suatu sinyal dengan menggunakan bantuan noise generator. Setelah itu, file pesan tersebut disembunyikan pada noise yang telah dibuat dan disebarkan ke berbagai spectrum dengan frekuensi sinyal yang berbeda-beda. 5. Frequency masking Metode ini menggunakan kelemahan telinga manusia yang tidak dapat mendengarkan frekuensi-frekuensi tertentu pada kondisi tertentu Algoritma Least Significant Bit (LSB) Dasar dari algoritma least significant bit (LSB) ini yaitu dengan cara mengganti bit terakhir dari sample audio dengan pesan yang akan disisipkan. Algoritma LSB menggunakan metode low bit encoding. Pada saat melakukan penyisipan pesan ke dalam sample audio, maka sample audio dan pesan penyisip harus diubah menjadi biner terlebih dahulu. Pengubahan sample audio menjadi biner dimaksud untuk mendapatkan satu bit pada satu sample audio, dimana bit terakhir dari sample biner tersebut akan digantikan dengan satu bit dari bit penyisip. Sebagai contoh diberikan nilai sample audio 50, 10, 40, 60, 40, 30, 70, 32, 26, 50, 10, 40, 60, 40, 30, 70, 32, 26, 50, 10, 40, 60, 40, 30, 70, 32, 26, 50, 12, 7D, 1E, 52, 1D, 2A, 0D, 12, 00, 11, 2B, 9A, 11, 4C, 2F, 45, 07, 02, 9A, 2A. Pada sample audio diatas dilakukan konversi ke biner menjadi larik sample audio biner seperti berikut: , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Pesan penyisip berupa teks BU dalam biner adalah , Penyisipan LSB dilakukan dengan mengganti 1 bit dari sample audio dengan 1 bit

15 dari bit teks BU. Dalam bentuk matriks sample audio dapat dilihat seperti pada Gambar 2.7 B = U = Gambar 2.7 Data dari penyisip bit-bit teks BU Pada gambar diatas nilai sample audio yang berubah dapat dilihat dimana yang berubah adalah nilai bit yang terakhir Algoritma Least Significant Bit dengan Modifikasi Jarak Sisip Algoritma steganografi pada audio sama saja dengan algoritma steganografi pada image (citra). Algoritma LSB dengan modifikasi jarak sisip berfungsi untuk memodifikasikan teknik penyembunyian data dimana bit-bit data rahasia akan mengganti byte-byte tertentu pada media digital dalam jarak yang sudah ditentukan. Dimana data rahasia yang akan disembunyikan akan menggantikan bit terakhir dari data media digital, maka byte yang digantikan dari media digital dipilih setiap lompatan tertentu, dimana nilai lompatan sudah disepakati antara si pengirim dengan si penerima (receiver).

16 Contohnya penyisipan pesan BU dalam biner ke dalam sample audio adalah sebagai berikut dengan nilai lompatan 2 : B = U = Gambar 2.8. Data penyisip berupa bit-bit teks BU Setelah penyisipan, bit-bit dari teks BU ada terletak di byte ke 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25, 28, 31, 34, 37, 40, 43, 46 dari sample audio. Penggunaan algoritma LSB pada file audio adalah perubahan nilai bit terakhir dari byte data dengan bit penyisip dimana byte sample yang disisipi adalah berselang seling dengan lompatan byte tertentu tergantung user yang melakukan penyisipan. Agar proses ekstraksi dapat berhasil, maka nilai lompatan dimasukkan ke dalam kunci yang digunakan. Suatu file audio dapat memiliki satu channel (mono) atau dua channel (stereo). Secara umum, kapasitas satu channel adalah sebesar 1 kbps per kilohertz. Karena ukuran channel dapat mencapai byte, maka kapasitas maksimal yang dapat

17 ditampung oleh satu channel adalah 44 kbps per kilohertz. Implementasi low-bit encoding dilakukan dengan cara yang relatif sama dengan yang dilakukan pada pengerjaan kriptografi. Pertama-tama, file pesan, kunci, dan file audio yang akan disisipkan pesan diubah ke dalam representasi bit array. Setelah itu, setiap bit di file pesan dioperasikan dengan bit di file audio dengan memanfaatkan kunci. Penggunaan kunci dimaksudkan untuk memudahkan penyisipan serta ekstraksi pesan serta untuk memudahkan komunikasi antar pemberi dan penerima pesan. Bagian header dari file audio tidak ikut dimodifikasi, sehingga file audio masih tetap dapat dikenali dan dapat dibuka kembali. Hasil penyisipan pesan menyebabkan perubahan pada atribut file audio. File audio yang telah disisipi pesan ternyata memiliki ukuran yang lebih besar daripada ukuran file audio sebelum disisipi pesan. Hal ini sebenarnya tidak sesuai harapan, karena secara teori, seharusnya ukuran file sebelum dan sesudah disisipi pesan tetap sama karena isi pesan dapat dikatakan hanya menggantikan posisi bit-bit yang ada pada file audio. Namun demikian, berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan, berubahnya ukuran file audio mungkin disebabkan karena banyak bit bernilai 0 yang tergantikan oleh bit bernilai 1, sehingga perubahan yang terjadi cukup mempengaruhi ukuran file, yaitu menambah ukuran file sehingga menjadi lebih besar dari sebelumnya. File pesan yang disisipi ke dalam file audio merupakan file teks yang berukuran 128 byte.

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Pudy Prima - 13508047 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Secara umum steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk menyembunyikan pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang dituju, orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia teknologi pemakaian data digital seperti teks, citra, audio dan video di dunia teknologi komputer juga semakin berkembang namun terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi ini mampu menyambungkan hampir semua komputer yang ada di dunia sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi adalah seni komunikasi dengan menyembunyikan atau menyamarkan keberadaan pesan rahasia dalam suatu media penampungnya sehingga orang lain tidak menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan hal yang paling penting bagi manusia. Komunikasi dapat diartikan sebagai berbagi pikiran, informasi dan intelijen. Segala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keamanan Informasi Dalam era digital, komunikasi melalui jaringan komputer memegang peranan penting. Melalui komunikasi elektronis, seseorang dapat melakukan transaksi atau komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan pesat. Teknologi ini mampu menghubungkan hampir semua komputer yang ada di dunia, sehingga kita bisa saling

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

APLIKASI STEGANOGRAFI DAN PENERAPAN STEGANALISIS DALAM JIGSAW PUZZLE

APLIKASI STEGANOGRAFI DAN PENERAPAN STEGANALISIS DALAM JIGSAW PUZZLE APLIKASI STEGANOGRAFI DAN PENERAPAN STEGANALISIS DALAM JIGSAW PUZZLE Agnes Theresia (13510100) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steganografi adalah ilmu dan seni menyembunyikan data rahasia sedemikian sehingga keberadaan data rahasia tidak terdeteksi oleh indera manusia. Steganografi digital

Lebih terperinci

BAB I APLIKASI STEGANOGRAFI LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) MODIFICATION UNSUR WARNA MERAH PADA DATA CITRA DIGITAL

BAB I APLIKASI STEGANOGRAFI LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) MODIFICATION UNSUR WARNA MERAH PADA DATA CITRA DIGITAL BAB I APLIKASI STEGANOGRAFI LSB (LEAST SIGNIFICANT BIT) MODIFICATION UNSUR WARNA MERAH PADA DATA CITRA DIGITAL 1.1. Latar Belakang Steganografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu steganos yang berarti tersembunyi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Steganografi Kata steganography (steganografi) berasal dari bahasa Yunani yaitu stegos yang berarti atap atau tertutup dan graphia artinya tulisan sehingga arti secara keseluruhan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Contoh : Dari contoh diatas huruf awal setiap kata bila di rangkai akan membentuk pesan rahasia :

Pendahuluan. Contoh : Dari contoh diatas huruf awal setiap kata bila di rangkai akan membentuk pesan rahasia : STEGANOGRAFI Pendahuluan Steganografi berasal dari bahasa yunani yaitu steganos yang artinya tulisan tersembunyi (cover writing). Steganografi merupakan teknik untuk menjaga kerahasiaan pesan, teknik ini

Lebih terperinci

Implementasi Steganografi Pesan Text Ke Dalam File Sound (.Wav) Dengan Modifikasi Jarak Byte Pada Algoritma Least Significant Bit (Lsb)

Implementasi Steganografi Pesan Text Ke Dalam File Sound (.Wav) Dengan Modifikasi Jarak Byte Pada Algoritma Least Significant Bit (Lsb) JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 50-55 50 Implementasi Steganografi Pesan Text Ke Dalam File Sound (.Wav) Dengan Modifikasi Jarak Byte Pada Algoritma Least Significant Bit (Lsb) 1

Lebih terperinci

STEGANOGRAFI. Subianto AMIK JTC SEMARANG

STEGANOGRAFI. Subianto AMIK JTC SEMARANG STEGANOGRAFI Subianto AMIK JTC SEMARANG PENGERTIAN Steganografi adalah seni dan ilmu menulis pesan tersembunyi atau menyembunyikan pesan dengan suatu cara sehingga selain si pengirim dan si penerima, tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Steganografi Steganografi adalah suatu teknik untuk menyembunyikan keberadaan pesan sehingga pesan yang dikirim tidak akan dicurigai mengandung pesan. Umumnya teknik steganografi

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG I-1

1.1 LATAR BELAKANG I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi bagian pendahuluan, yang mencakup latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan, metologi, serta sistematika pembahasan dari Tugas Akhir ini. 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi adalah sebuah seni menyembunyikan pesan rahasia dengan tujuan agar keberadaan pesan rahasia tersebut tidak diketahui oleh orang yang tidak berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Kata steganografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari steganos (tersembunyi) graphen (menulis), sehingga bisa diartikan sebagai tulisan yang tersembunyi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audio Audio (suara) adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu yang

Lebih terperinci

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital. PSNR Histogram Nilai perbandingan antara intensitas maksimum dari intensitas citra terhadap error citra. Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI PADA BERKAS AUDIO WAV UNTUK PENYISIPAN PESAN GAMBAR MENGGUNAKAN METODE LOW BIT CODING

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI PADA BERKAS AUDIO WAV UNTUK PENYISIPAN PESAN GAMBAR MENGGUNAKAN METODE LOW BIT CODING Expert ISSN 2088-5555 Jurnal Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi Volume 05, Nomor 01, Juni 2015 Judul PEMANFAATAN ANIMASI DUA DIMENSI UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG TINGKAT DASAR IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGABUNGAN BYTE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC NET 2008

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGABUNGAN BYTE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC NET 2008 IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGABUNGAN BYTE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC NET 2008 Suroso 1, Mustar Aman 2 Jurusan Sistem Informasi, STMIMInsan Pembangunan Jl. Raya Serang Km.10 Bitung Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media internet ini. Bahkan terdapat layanan internet seperti SoundCloud,

BAB I PENDAHULUAN. melalui media internet ini. Bahkan terdapat layanan internet seperti SoundCloud, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi komputer memudahkan manusia dalam membuat dan menggandakan karya-karya multimedia seperti musik, lagu, gambar dan video. Kehadiran teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steganografi merupakan ilmu dan seni menyembunyikan data rahasia ke dalam suatu media (cover object). Penyembunyian data tersebut dilakukan sedemikian sehingga pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi tidak hanya mendorong kecenderungan orang untuk saling berkomunikasi semata. Tuntutan menjadi semakin kompleks sehingga masalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah dalam sisitem ini adalah bagaimana agar sistem ini dapat membantu pengguna sistem untuk melakukan pengamanan data (data security). Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS Efriawan Safa (12110754) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No. 338 Simpang Limun www.inti-budidarma.com

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DAN STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB

PENGOLAHAN CITRA DAN STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB PENGOLAHAN CITRA DAN STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB Syahriani Syam 1, Anik Sri Wahyuningsih 2 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang makz_riani@yahoo.com, 2 Program

Lebih terperinci

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding

Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding Watermarking Audio File dengan Teknik Echo Data Hiding dan Perbandingannya dengan Metode LSB dan Phase Coding Roy Indra Haryanto - 13508026 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) J. Pilar Sains 6 (2) 2007 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) Astried Jurusan Matematika FMIPA UNRI Kampus Bina

Lebih terperinci

ABSTRACT Because the evolution of information technology and telecommunications, the attention for security level will be important. One is security l

ABSTRACT Because the evolution of information technology and telecommunications, the attention for security level will be important. One is security l IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI PADA BERKAS AUDIO WAV UNTUK PENYISIPAN PESAN GAMBAR MENGGUNAKAN METODE LOW BIT CODING 1 Hendrikus Zebua 2 Setia Wirawan 1 Jurusan Teknik Informatika Universitas Gunadarma zb_hendrik@student.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Steganografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Steganografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi adalah seni dan ilmu menulis pesan tersembunyi atau menyembunyikan pesan dengan suatu cara sehingga selain si pengirim dan si penerima, tidak ada seorangpun

Lebih terperinci

Perancangan Perangkat Lunak Steganografi Audio MP3 Menggunakan Metode Least Significant Bit (LSB) Dengan Visual Basic 6.0

Perancangan Perangkat Lunak Steganografi Audio MP3 Menggunakan Metode Least Significant Bit (LSB) Dengan Visual Basic 6.0 JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 63-68 63 Perancangan Perangkat Lunak Steganografi Audio MP3 Menggunakan Metode Least Significant Bit (LSB) Dengan Visual Basic 6.0 1 Aminah Rizki

Lebih terperinci

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI Indra Yatini 1, F. Wiwiek Nurwiyati 2 Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Jln. Raya Janti No 143 Yogyakarta 1 indrayatini@akakom.ac.id, 2 wiwiek@akakom.ac.id,

Lebih terperinci

STEGANOGRAPHY CHRISTIAN YONATHAN S ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015

STEGANOGRAPHY CHRISTIAN YONATHAN S ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015 STEGANOGRAPHY 1211501075 - CHRISTIAN YONATHAN S. 1211503394 ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015 FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JULI 2015 ~ 1 ~ 1.1 Definisi Steganografi Steganografi adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer saat ini sangatlah pesat dan menjadi kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin mudah dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kryptos yang berarti tersembunyi dan graphein yang berarti menulis. Kriptografi adalah bidang ilmu yang mempelajari teknik

Lebih terperinci

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN INFORMASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN INFORMASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK MENJAGA KERAHASIAAN INFORMASI MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Muhammad Riza Fahlevi Universitas Gunadarma m_riza_fahlevi@yahoo.com ABSTRAKSI Steganografi dalam zaman modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin canggihnya teknologi menimbulkan pengiriman informasi sangat rentan terhadap penyadapan yang dapat mengubah isi informasi tersebut dan jatuh kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latarbelakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, serta tujuan penelitian skripsi ini. Manfaat dalam penelitian, metodelogi

Lebih terperinci

Steganografi. Pesan rahasia: Lari jam satu. Pengantar: Prisoner s Problem. Bob. Alice. Fred

Steganografi. Pesan rahasia: Lari jam satu. Pengantar: Prisoner s Problem. Bob. Alice. Fred Steganografi Steganografi Pengantar: Prisoner s Problem Alice Bob Fred Pesan rahasia: Lari jam satu Bagaimana Bob mengirim pesan rahasia kepada Alice tanpa diketahui oleh Fred? Alternatif 1: mengenkripsinya

Lebih terperinci

Pengantar: Prisoner s Problem

Pengantar: Prisoner s Problem Steganografi 1 Pengantar: Prisoner s Problem Alice Bob Fred Pesan rahasia: Lari jam satu 2 Bagaimana Bob mengirim pesan rahasia kepada Alice tanpa diketahui oleh Fred? Alternatif 1: mengenkripsinya xjt#9uvmy!rc$

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 File Audio Digital Digital audio / digitized sound (Audio digital) merupakan jenis file audio yang berasal dari hasil perekaman atau hasil sintesis dari komputer. Audio digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini memberikan kemudahan manusia untuk melakukan aktivitasnya. Termasuk kirim mengirim informasi dalam bentuk file

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DALAM PENGAMANAN DATA PADA FILE AUDIO MP3

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DALAM PENGAMANAN DATA PADA FILE AUDIO MP3 IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DALAM PENGAMANAN DATA PADA FILE AUDIO MP3 Ricky Maulana Mahgribi 1) dan Lucky Tri Oktoviana 2) e-mail: Rick_nino17@yahoo.co.id Universitas

Lebih terperinci

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan Stenografi dan Watermarking Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Stenografi Teknik menyembunyikan data rahasia di dalam media digital. Memerlukan : Wadah penampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengirim pesan secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahui.

BAB I PENDAHULUAN. mengirim pesan secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahui. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seringkali seseorang yang hendak mengirim pesan kepada orang lain, tidak ingin isi pesan tersebut diketahui oleh orang lain. Biasanya isi pesan tersebut bersifat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETAHANAN STEGANOGRAFI LOW BIT CODE PADA FILE MP3 DENGAN ADAPTIVE MINIMUM ERROR REDUCTION (AMER)

PENINGKATAN KETAHANAN STEGANOGRAFI LOW BIT CODE PADA FILE MP3 DENGAN ADAPTIVE MINIMUM ERROR REDUCTION (AMER) PENINGKATAN KETAHANAN STEGANOGRAFI LOW BIT CODE PADA FILE MP3 DENGAN ADAPTIVE MINIMUM ERROR REDUCTION (AMER) Abstrak Maman Abdurohman Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Telkom mma@ittelkom.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak munculnya World Wide Web (WWW) pada tahun 1990-an yang diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee dari CERN High Energy Particle Physics Laboratory di Geneva, Switzerland,

Lebih terperinci

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID e-issn: 2527-337X PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID Achmad Noercholis, Yohanes Nugraha Teknik Informatika STMIK Asia Malang ABSTRAKSI Keamanan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata steganos yang artinya tulisan tersembunyi (covered writing) dan kata graphos yang berarti tulisan. Sehingga steganografi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara bagaimana merahasiakan informasi terhadap pihak yang

Lebih terperinci

* Kriptografi, Week 13

* Kriptografi, Week 13 Kriptografi, Week 13 Steganografi adalah teknik penyembunyian data rahasia ke dalam sebuah wadah (media), sehingga data yang disembunyikan sulit untuk dikenali oleh indera manusia. Tujuan Utama = Menyembunyikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dengan pesat dan memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh perkembangan teknologi jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan koneksi menggunakan saluran yang aman ini cenderung lambat.

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan koneksi menggunakan saluran yang aman ini cenderung lambat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini menjadi bagian yang sangat penting bagi insfrastruktur komunikasi di dunia. Pertukaran informasi melalui internet memiliki banyak kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN PESAN

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN PESAN APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN PESAN Siti Rohayah 1, Ginanjar Wiro Sasmito 2, Oman Somantri 3 D3 Teknik Komputer 1, D4 Teknik Informatika 2,3 Politeknik Harapan Bersama Tegal Abstrak Dengan semakin

Lebih terperinci

Aplikasi Steganografi Untuk Menyisipkan Pesan Dalam Media Image

Aplikasi Steganografi Untuk Menyisipkan Pesan Dalam Media Image Aplikasi Steganografi Untuk Menyisipkan Pesan Dalam Media Image Tutik Lestari 1, Nunung Nurmaesa 2, Arni Retno Mariana 3 1,2,3 Dosen di STMIK Bina Sarana Global Email : 1 tutiklestari89@gmail.com, 2 syahmae5@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia digital saat ini membuat lalu lintas pengiriman data elektronik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia digital saat ini membuat lalu lintas pengiriman data elektronik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia digital saat ini membuat lalu lintas pengiriman data elektronik semakin ramai dan sensitif. Sebagai contoh perkembangan jaringan internet yang memungkinkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital,  , Steganografi, SHA1, RSA Analisis dan Implementasi Tanda Tangan Digital dengan Memanfaatkan Steganografi pada E-Mail Filman Ferdian - 13507091 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi multimedia, jaringan komputer, jaringan Internet menimbulkan peningkatan kemudahan pengiriman informasi yang berupa

Lebih terperinci

EKSPLORASI STEGANOGRAFI : KAKAS DAN METODE

EKSPLORASI STEGANOGRAFI : KAKAS DAN METODE EKSPLORASI STEGANOGRAFI : KAKAS DAN METODE Meliza T.M.Silalahi Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Ganesha 10, Bandung if16116@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Steganografi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi melalui bermacam-macam media. Komunikasi yang melibatkan pengiriman dan penerimaan

Lebih terperinci

* Kriptografi, Week 13

* Kriptografi, Week 13 * Kriptografi, Week 13 Sejarah Watermarking Watermarking sudah ada sejak 700 tahun yang lalu. Pada akhir abad 13, pabrik kertas di Fabriano, Italia, membuat kertas yang diberi watermark atau tanda-air

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis memaparkan teori-teori ilmiah yang didapat dari metode pencarian fakta yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini dan sebagai dasar pengembangan

Lebih terperinci

STEGANOGRAFI DALAM GAMBAR BEREKSTENSI BMP MENGGUNAKAN METODE CHAOTIC LEAST SIGNIFICANT BIT

STEGANOGRAFI DALAM GAMBAR BEREKSTENSI BMP MENGGUNAKAN METODE CHAOTIC LEAST SIGNIFICANT BIT STEGANOGRAFI DALAM GAMBAR BEREKSTENSI BMP MENGGUNAKAN METODE CHAOTIC LEAST SIGNIFICANT BIT Yessica Nataliani 1), Hendro Steven Tampake 2), Robert Sebastian 3) 1 Program Studi Sistem Informasi 2,3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Perkembangan teknologi komputer pada saat ini menyebabkan terkaitnya manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan komputerisasi. Hal ini membuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang meningkat pesat seperti mudahnya internet diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Format BMP Bitmap atau DIB (device for independent Bitmap), adalah suatu format gambar untuk menyimpan di komputer atau sering disebut digital image yang di peruntukkan untuk Operating

Lebih terperinci

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL INFORMATIKA Mulawarman Februari 2014 Vol. 9 No. 1 ISSN 1858-4853 KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL Hendrawati 1), Hamdani 2), Awang Harsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang begitu pesat saat ini memudahkan setiap orang menyampaikan informasi kepada orang lain. Namun, kemudahan yang diperoleh dalam menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Steganografi Steganografi merupakan suatu teknik menyembunyikan pesan yang telah dienkripsi sedemikian rupa menggunakan metoda kriptografi untuk kemudian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: Instansi pemerintah, perusahaan atau perorangan. Diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai alternatif keamanan informasi dalam

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori. studi komparasi ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Verdi Yasin, Dian

BAB II. Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori. studi komparasi ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Verdi Yasin, Dian BAB II Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan studi komparasi ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Verdi Yasin,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB PADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB PADA CITRA DIGITAL IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB PADA CITRA DIGITAL Putri Alatas / 11104284 Tugas Akhir. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi semakin merambah pada berbagai sisi kehidupan. Kemajuan informasi banyak sekali memberikan keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam bentuknya yang konvensional di atas kertas. Dokumen-dokumen kini sudah disimpan sebagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI AUDIO MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DENGAN KOMBINASI ALGORITMA BLOWFISH

RANCANG BANGUN IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI AUDIO MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DENGAN KOMBINASI ALGORITMA BLOWFISH RANCANG BANGUN IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI AUDIO MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DENGAN KOMBINASI ALGORITMA BLOWFISH Irtafa Masruri, Mungki Astiningrum Program Studi Teknik Informatika, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan pada penelitian

Lebih terperinci

METODE PARITY CODING VERSUS METODE SPREAD SPECTRUM PADA AUDIO STEGANOGRAPHY

METODE PARITY CODING VERSUS METODE SPREAD SPECTRUM PADA AUDIO STEGANOGRAPHY METODE PARITY CODING VERSUS METODE SPREAD SPECTRUM PADA AUDIO STEGANOGRAPHY Riko Arlando Saragih Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung, Indonesia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY.

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY. Abstraksi IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY. Rizqi Firmansyah - Wahyu Suadi, S.Kom., M.M., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Pendahuluan. Media Penampung Data yang akan disembunyikan

Pendahuluan. Media Penampung Data yang akan disembunyikan Pendahuluan Steganography adalah Teknik menyembunyikan data rahasia di dalam media digital sehingga keberadaannya tidak diketahui orang. Steganography membutuhkan 2 properti : Media Penampung Data yang

Lebih terperinci

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi Shirley - 13508094 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media,

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media, dimana pesan rahasia yang akan dikirimkan tidak diubah bentuknya, melainkan disisipkan pada sebuah

Lebih terperinci

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra Edy Victor Haryanto Universitas Potensi Utama Jl. K.L. Yos

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1. Analisis Masalah Untuk membangun sebuah sistem diperlukan berbagai informasi yang sesuai dengan rumusan permasalahan, ide pokok pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media digital merupakan media yang sangat berpengaruh di era modern. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Media digital merupakan media yang sangat berpengaruh di era modern. Dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media digital merupakan media yang sangat berpengaruh di era modern. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat maka semakin banyak orang yang menggantungkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Steganografi Steganografi merupakan seni komunikasi rahasia dengan menyembunyikan pesan pada objek yang tampaknya tidak berbahaya. Keberadaan pesan steganografi adalah rahasia.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1 Alur Gelombang Suara (Binanto, 2010)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1 Alur Gelombang Suara (Binanto, 2010) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Audio Audio (suara) adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu yang disebut

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 PENGEMBANGAN APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN BERKAS TEKS KE DALAM BERKAS SUARA Andrie Gunawan

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE BIT PLANE COMPLEXITY SEGMENTATION (BPCS)

PERANCANGAN APLIKASI STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE BIT PLANE COMPLEXITY SEGMENTATION (BPCS) ISSN 2301-942 (Media Cetak) PERANCANGAN APLIASI STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL DENGAN METODE BIT PLANE COMPLEXITY SEGMENTATION (BPCS) Dwi Ratna Sari Mahasiswa Teknik Informatika STMI Budi Darma Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

STEGANOGRAFI, MENYEMBUNYIKAN PESAN ATAU FILE DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN COMMAND/DOS

STEGANOGRAFI, MENYEMBUNYIKAN PESAN ATAU FILE DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN COMMAND/DOS ISSN : 1978-6603 STEGANOGRAFI, MENYEMBUNYIKAN PESAN ATAU FILE DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN COMMAND/DOS Muhammad Zunaidi Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma Jl. A.H. Nasution No. 73 F - Medan

Lebih terperinci

ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF

ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF JIMT Vol. 9 No. 1 Juni 2012 (Hal. 89 100) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF S. Hardiyanti 1, S. Musdalifah 2, A. Hendra

Lebih terperinci

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p =

N, 1 q N-1. A mn cos 2M , 2N. cos. 0 p M-1, 0 q N-1 Dengan: 1 M, p=0 2 M, 1 p M-1. 1 N, q=0 2. α p = tulisan. Secara umum, steganografi dapat diartikan sebagai salah satu cara menyembunyikan suatu pesan rahasia (message hiding) dalam data atau pesan lain yang tampak tidak mengandung apa-apa sehingga keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, apalagi bila data itu dikirimkan, dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, apalagi bila data itu dikirimkan, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sistem berbasis komputer, informasi tidak akan berguna lagi bila telah disadap

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography Abdul Haris 1, Febi Yanto 2 1,2 Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto.

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto. BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi penjelasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan tugas akhir. Dasar teori yang akan dijelaskan meliputi penjelasan mengenai citra, penjelasan mengenai citra GIF,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak munculnya World Wide Web (WWW) pada tahun 1990-an yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak munculnya World Wide Web (WWW) pada tahun 1990-an yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak munculnya World Wide Web (WWW) pada tahun 1990-an yang diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee dari CERN High Energy Particle Physics Laboratory di Geneva, Switzerland,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dewasa ini, saat teknologi informasi berkembang sangat pesat, hampir semua data telah berbentuk digital. Mulai dari data sederhana seperti buku referensi kuliah, tugas-tugas

Lebih terperinci