Pemanfaatan Laporan Prakiraan Cuaca dan Data Geodetik untuk Perencanaan Memotret Foto Landscape
|
|
- Bambang Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Instagram Facebook : facebook.com/geonusantara geonusantara.or.id Twitter LINE ID geonusantara Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara Pemanfaatan Laporan Prakiraan Cuaca dan Data Geodetik untuk Perencanaan Memotret Foto Landscape Wili Santoso GeoJatim (GEO ) eather forecast adalah salah satu penerapan ilmu dan teknologi untuk memprediksi keadaan cuaca di suatu tempat yang spesifik. Sedangkan geodetik adalah aplikasi matematika terapan dan ilmu yang mengukur fenomena-fenomena yang terjadi di Bumi. Pembacaan weather forecast dan data geodetik sangat dirasakan manfaatnya bagi penulis untuk perencanaan memotret foto landscape, karena beberapa hal berikut : 1. Weather forecast dan data geodetik dapat membantu penulis untuk menentukan kapan waktu yang untuk berangkat ke lokasi foto. Ini artinya penghematan tenaga dan biaya, terutama transportasi. 2. Proses pencarian lokasi foto baru terbantu sekali dengan data-data geodetik, apalagi jika tidak ada referensi narasumber di tempat yang dituju. 3. Pembacaan weather forecast dan data geodetik juga dapat membantu menyusun konsep apa yang mau difoto saat sampai di Jaman sekarang prakiraan cuaca dan data geodetik dapat diakses di mana-mana, termasuk di tangan kita. Aplikasi weather forecast yang dpaat digunakan sudah banyak terdapat di Google Play Store dan Apple Store, salah satunya adalah Accuweather (accuweather.com). Sedangkan aplikasi untuk pembacaan geodetik dapat diakses dari aplikasi The Photographer s Ephemeris (TPE) atau Photophills untuk iphone, di mana kedua aplikasi ini berbayar. Untuk versi gratisnya adalah yang TPE versi PC (komputer) di app.photoephemeris.com. Untuk penulis pribadi lebih nyaman menggunakan versi PC karena tampilannya lebih lebar dan navigasinya lebih mudah. Pada materi ini, pembacaan data-data yang dibutuhkan akan merujuk pada 2 aplikasi ini. Aplikasi lain dapat digunakan yang mungkin berbeda navigasinya, tetapi konsep pembacaannya sama. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan bisa dihandalkan dari prakiraan cuaca dan pembacaan geodetik, maka cara membacanya lokasi nanti.
2 juga harus tepat. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk perencanaan sebelum memotret : 1. Tentukan spot yang akan dituju Masuk ke dalam aplikasi prakiraan cuaca dan cari nama kecamatan tempat spot itu berada pada kotak search aplikasi weather forecast. Misalnya, Anda akan memotret di Pantai Kenjeran Surabaya, maka ketik nama Kenjeran di kotak search-nya. Nanti akan keluar tampilan seperti di bawah ini : oleh Badan Meteorologi dan diinputkan ke suatu program yang sudah disusun dengan bahasa pengkondisian umum (seperti Anda memakai rumus IF di Microsoft Excel), sehingga terkadang pembacaan ini bisa keliru. Dengan Anda menganalisa sendiri data-data meteorologi yang diberikan, Anda akan mendapatkan laporan yang lebih akurat. 4. Dari tampilan ini, segeralah pilih kotak hourly dan mulailah men-scroll layar hingga jam rencana memotret Anda, lalu klik pada kolom jam rencana memotret Anda, akan terdapat tampilan seperti ini : (Gambar : Hasil Pencarian Lokasi Spot) Yang perlu Anda perhatikan adalah jangan pernah langsung percaya pada lambang cuaca yang ditunjukkan oleh laporan (Gambar : Tampilan Hourly) prakiraan cuaca (yang ada gambar awan dan mostly cloudy-nya). Karena jika Anda menelan mentah-mentah, maka Anda akan sering kecewa. Aplikasi prakiraan cuaca seringkali menyimpulkan kondisi cuaca berdasarkan pembulatan-pembulatan data yang diambil
3 jam 5 pagi akan lebih akurat dibandingkan dengan prakiraan cuaca untuk siang hari saja. Oleh karena itu, carilah laporan prakiraan cuaca yang dapat menampilkan laporan hingga tingkat area prakiraannya paling sempit/ spesifik (di Indonesia berarti wilayah kecamatan) dan laporannya per-jam, seperti pada aplikasi accuweather yang digunakan oleh penulis. Perhatikan juga berapa milimeter hujan yang akan turun di jam yang bersangkutan (yang tulisannya Rain xx mm). Jika angkanya menunjukkan 0 mm maka (Gambar : Prakiraan pada Detail Jam Perencanaan Memotret) 5. Perhatikan nilai precipitation pada jam tersebut. Jika nilai precipitation yang ditunjukkan adalah lebih dari 60%, maka Anda lebih baik mempertimbangkan kembali rencana memotret Anda karena hal ini mengindikasikan Anda akan kehujanan saat di spot foto. Precipitation menyatakan peluang turunnya hujan di area tersebut pada waktu tertentu. Contoh mudahnya, peluang hujan 60% berarti jika ada 10 hari yang sama prakiraan cuacanya, maka hujan akan terjadi pada 6 dari 10 hari yang diperkirakan. Nilai precipitation ini akan semakin akurat untuk rentang waktu prakiraan dan luas area yang diperkirakan yang semakin sempit. Jadi, nilai precipitation untuk Kecamatan Kenjeran akan lebih akurat dibandingkan dengan nilai precipitation untuk Kota Surabaya, karena semakin spesifik wilayah area yang dipantau. Begitu juga dengan waktu prakiraan, nilai mengindikasikan cuaca saat waktu yang Anda pantau tidak akan hujan. 6. Angka penting lain yang harus diperhatikan pada laporan prakiraan cuaca adalah angka temperatur dan Dew Point Temperature. Kedua angka ini berkaitan dengan banyak fenomena alam : a. Jika selisih dari temperature dan dew point temperature sangat dekat (2, C), maka ini mengindikasikan akan terjadinya kabut tipis (mist). Didukung dengan cahaya yang tepat, maka Anda dapat berharap untuk mendapatkan garis cahaya/ Roll of Light (RoL) dari cuaca yang seperti ini. Yang perlu diingat adalah bahwa kabut tipis (mist) yang dapat dilihat (visible) hanya dapat terjadi jika suhu dew point temperature di tempat bersangkutan berada di bawah 20 0 C. Oleh karena itu, tak heran jika kabut tipis seringkali hanya terjadi di area pegunungan di negara tropis seperti precipitation untuk prakiraan waktu spesifik
4 Indonesia. Syarat terjadinya Ray of Light adalah : 1) Ada cahaya yang kuat 2) Ada media untuk dispersi cahaya (menyebabkan cahaya) seperti kabut tipis dan asap 3) Ada body solid yang membuat celah. Dalam memotret RoL, penulis biasanya memotret dengan average metering lalu bukaannya di F8.0 F16, ISO serendah mungkin dan shutter speed menyesuaikan metering. b. Jika selisihnya hanya 0, C, maka merupakan peluang terbentuknya kabut tebal (fog) pada area pegunungan dan cuaca mendung akan besar sekali. c. Jika selisih temperature dan dew point temperature cukup jauh, yakni lebih dari 3 0 C, maka hal tersebut adalah peluang Anda akan mendapatkan cuaca baik, jernih, dan tanpa kabut. Bagi penggemar seascape dan Milky Way Photography, ini adalah kondisi terbaik untuk memotret bagi Anda. d. Jika temperature sama dengan dew point temperature, maka lebih baik Anda sedia payung sebelum hujan. 7. Angka penting selanjutnya adalah nilai humidity atau nilai kelembaban udara yang ditunjukkan berupa persentase. Persentase di sini adalah perbandingan banyaknya uap air di suhu tertentu yang dilaporkan dibandingkan dengan banyaknya uap air pada keadaan jenuh (awan sudah tidak dapat menahan air tetap dalam bentuk uap/awan). Nilai relative humidity saat hujan adalah 100% yang artinya jumlah uap air di suhu tertentu sudah sama dengan keadaan jenuhnya. Dari fakta ini, kita dapat menyimpulkan bahwa semakin tinggi nilai humidity maka peluang cuaca berawan dan hujan maka akan semakin tinggi juga. Angka relative humidity yang bagus untuk pemotretan landscape tidaklah baku karena dipengaruhi juga oleh temperatur udara yang terbaca. Tetapi sebagai patokan umum, saat relative humidity di atas 86% serta selisih temperature dan dew point temperature kecil, maka cuaca akan cenderung mendung untuk kisaran C. Di bawah angka ini, langit akan berawan pecah dan tidak foggy sehingga warna langit dapat keluar dengan cerah tetapi masih ada formasi awan yang dapat menambah kedinamisan foto. Bagi yang ingin memotret Milky Way, hendaknya memperhatikan angka humidity di bawah 67% di kisaran suhu C untuk memprediksi langit cerah tanpa awan (oerlu dibantu juga dengan data cloud over). Semakin dingin suhu lingkungan, maka batas humidity yang diharapkan untuk cuaca cerah akan lebih tinggi lagi. Jika memotret di negara subtropi, maka angka humidity untuk indikasi cuaca cerah ini bisa lebih rendah lagi. Terendah dan terkering yang pernah penulis dapat adalah 50%. Di angka ini bibir Anda akan kering dan pecah-pecah bila tidak menggunakan lipbalm. 8. Informasi mengenai wind speed dan arah angin dapat Anda gunakan untuk
5 memprediksi arah gerakan awan dan ketengangan permukaan air di danau maupun di laut (bagi pecinta teknik long exposure). Pemilihan wind speed yang cocok untuk pemotretan dapat dipandu menggunakan Beaufort Scale. 9. Kembali ke halaman pertama laporan prakiraan cuaca, lalu klik/tap pada informasi cuaca saat ini. Anda akan melihat cloud cover. Data ini digunakan untuk memprediksi ketebalan formasi awan yang akan muncul dalam pemotretan nanti. (Gambar : Beaufort Scale) Beberapa panduan praktis, kecepatan angin berikut cukup baik untuk pemotretan foto landscape tertentu : a. Perfect Reflection di permukaan danau atau pantai dangkal = 0 3 km/h b. Awan bergerak = 4 7 km/h c. Silky Wave (ombak laut menjadi halus) = 8 12 km/h. d. e. Jika lebih dari 20 km/h, maka Anda harus segera mencari tempat berlindung karena angin berhembus terlalu kencang. Angin yang terlalu kencang juga berpengaruh pada formasi awan yang cepat berubah dan hilang. (Gambar : Cloud Cover) a. Cloud Cover optimum untuk awan yang dramatis adalah 30 70% berarti kurang awan atau tidak ada sama sekali dan cocok digunakan untuk memotret Milky Way. Jika lebih dari 70%, maka peluang mendapatkan awan yang bertekstur akan sangat kecil dan cuaca akan mendung. b. Angka cloud cover akan semakin akurat saat mendekati jam pemotretan, biasanya penulis akan mengeceknya sebelum berangkat ke lokasi pemotretan dan memperkirakan apa yang dapat ia potret dari formasi awan yang tebal atau saat tidak ada awan sama sekali.
6 c. Kombinasi data wind speed, cloud cover, dan humidity dapat kita gunakan untuk memprediksi formasi awan yang akan ada di lokasi pemotretan. Kombinasi yang paling bagus untuk foto landscape yang pernah penulis temui adalah : 1) Wind speed yang calm (0 7 km/h) dan searah atau berlawanan arah dengan cahaya. memotret. Hanya saja prakiraan cuaca bulanan belum ada di aplikasi android. 11. Setelah selesai dengan data cuaca, kemudian berpindah ke aplikasi The Photographer s Ephemeris (TPE) untuk membaca cahaya dari data-data geodetik. Saat Anda sudah berada di layar aplikasi, ketiklah di kotak search nama spot yang ingin Anda kunjungi. Berikut contoh tampilannya : 2) Cloud cover pada 30 70%. 3) Humidity sekitar 70 85%, suhu udara sekitar C. Dua poin terakhir adalah syarat terbentuknya awan ketinggian dan sedang (gugusan awan cumulus). (Gambar : Tampilan Aplikasi TPE) Seperti yang Anda lihat, ada pin merah yang menandai posisi Anda terhadap cahaya. Garis kuning yang melintasi pin merah adalah arah cahaya matahari saat terbit dan garis oranye adalah arah cahaya matahari saat terbenam, sedangkan garis abu-abu dan biru tua adalah (Gambar : Jenis-Jenis Awan) 10. Biasanya penulis akan mulai membaca prakiraan cuaca 3 hari sebelum hari H untuk mendapatkan data precipitation yang akan menentukan apakah ia sebaiknya berangkat atau tidak. Hasil prakiraan ini ia verifikasikan lagi saat sehari sebelum hari H untuk hasil yang lebih akurat. Jika data prakiraan saat itu kurang bagus, Anda dapat membaca prakiraan cuaca bulanan masih di kecamatan arah cahaya bulan bulan saat terbit dan terbenam. Di bawah peta, Anda dapat melihat fase-fase rotasi bumi dan waktu akuratnya dari terbit dan terbenamnya matahari dan bulan, fase bulan, sampai waktu-waktu senja (twilight). 12. Setelah Anda menemukan lokasi yang diinginkan, arahkan pin merah ke tempat Anda akan mendirikan tripod di lokasi. yang sama untuk mencari tanggal-tanggal yang berpotensi bercuaca bagus untuk
7 jadi kuning) dan waktu civil start (saat sunrise), atau batas akhir golden hour dan waktu civil end (saat sunset). Ini merupakan waktu dimana cahaya matahari akan masuk spektrum merah dan kuning akibat pembiasan warna saat berada di horizon, warna langit akan menjadi jingga bercampur (Gambar : Pemindahan Pin Merah ke Lokasi Pengambilan Gambar) 13. Geser kolom tanggal ke tanggal pemotretan Anda. Setelah itu, geser slider biru yang ada di paling bawah layar ke jam pemotretan Anda sambil menahan tombol shift. Lingkaran hitam sekitar pin Anda akan dengan warna biru di langit, inilah yang disebut dengan blue hour. Golden hour dan blue hour ini merupakan cahaya terbaik untuk memotret landscape. Di bawah ini adalah salah satu contoh foto di Pantai Kenjeran hasil dari perencanaan menggunakan aplikasi ini. muncul dan saat lingkarannya menjadi warna kuning pertama kali seperti gambar di bawah ini, maka Anda bisa mencatat waktunya. (Gambar : Lingkaran Kuning di Sekitar Pin Lokasi Pemotretan) Lingkaran kuning ini menandakan waktu golden hour saat sunrise dan sunset yaitu langit akan berwarna kuning keemasan. 14. Sekarang geserlah sedikit demi sedikit hingga Anda mengetahui batas waktu mulai dan berakhirnya golden hour (biasanya sekitar 20 menit di negara yang dilalui garis khatulistiwa). Lalu catatlah selisih waktu dari mulainya golden hour (lingkaran dari hitam (Gambar : Foto Karya Penulis Berdasarkan Perencanaan Menggunakan Aplikasi TPE) Dengan menggunakan aplikasi inikita bisa mengetahui juga apakah spot foto kita mendapatkan cahaya yang bagus sepanjang tahun atau tidak (didukung dengan cuaca yang baik). Ini disebabkan arah cahaya matahari itu bergeser sepanjang tahun dan
8 kadang bisa keluar dari arah cahaya yang benar, terutama spot yang menghadap Utara dan Selatan. Dari pengamatan ini Anda dapat menentukan kapan Anda mulai merencanakan untuk memotret di spot foto yang bersangkutan. Salah satu contoh spot yang tidak bisa dipakai sepanjang tahun adalah pantai di Jembatan Suramadu di Surabaya. Berikut ini adalah pengamatan arah cahaya di spot tersebut. (Gambar : Pengamatan Arah Cahaya di Pantai Jembatan Suramadu Bulan Juni) Periksa juga apakah garis cahaya Anda melintasi halangan yang besar seperti gunung atau gedung dengan mengecilkan scope peta. Jika melintasi halangan yang besar, maka shadow area akan muncul dalam foto dan Anda mungkin harus menggeser tanggal pemotretan hingga mendapatkan arah cahaya yang tidak melintasi halangan ini. Untuk mengecek seberapa besar shadow area yang dapat muncul, Anda dapat menggunakan fitur altitude check. Caranya Anda klik gambar pin abu-abu yang ada di kanan atas layar lalu letakkan tepat di depan obyek besar yang menghalangi cahaya seperti contoh di Perkebunan Teh Cukul, (Gambar : Pengamatan Arah Cahaya di Pantai Jembatan Suramadu Bulan Februari) Jika kita merencanakan memotret sunset di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. spot ini hari Minggu esok (12 Februari 2017), maka kita tidak akan mendapatkan rona jingga dari langit di arah pantai karena cahayanya ada di belakang obyek foto. Tetapi jika kita geser ke bulan Juni, maka kita bisa berharap banyak karena arah cahaya saat senja sudah berada di arah yang benar. (Gambar : Pengamatan Arah Cahaya di Perkebunan Teh Cukul) Perhatikan angka-angka yang muncul setelah meletakkan pin ini. Jika angka sun lebih besar atau sama dengan angka alt, maka ini artinya area sekitar pin abu-abu akan tersinari dengan baik, tetapi seperti di bawah ini :
9 (Gambar : Area di Sekitar Pin Abu-Abu tidak Terkena Cahaya) Maka area di sekitar pin abu-abu ini pasti tidak kena cahaya dan akan jadi shadow area. Perhatikan warna tulisan sun yang menjadi abu-abu dan angkanya lebih kecil dari alt. (Gambar : Foto Karya Penulis di Pangalengan Berdasarkan Perencanaan di Atas) Langkah-langkah di atas tidaklah kaku dan Anda dapat membolak-baliknya sesuka Anda. Sering-seringlah berlatih membaca peta dan membandingkan kondisi aktual dengan pembacaan data-data prakiraan cuaca dan geodetik agar Anda semakin ahli memperkirakan cuaca, kondisi dan arah cahaya untuk menerapkannya ke konsep foto pemandangan yang Anda rancang. Beberapa foto Karya Wili Santoso di berbagai daerah di Indonesia :
10 (Gambar : Situ Patenggang, Ciwidey, Kabupaten Bandung) (Gambar : Suramadu, Kota Surabaya) (Gambar : Bukit Nini, Pangalengan, Kabupaten Bandung) (Gambar : Maribaya, Kabupaten Bandung Barat) (Gambar : Candi Borobudur, Kabupaten Magelang)
Tips Dasar Black & White Photography
Instagram : @geonusantara Twitter : @geonusantaraid Facebook : facebook.com/geonusantara LINE ID geonusantara Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara Tips Dasar Black & White Photography Ary Hastono
Lebih terperinciFoto landscape natural lebih menampakkan tempat apa adanya tanpa adanya perubahan maupun imajinasi yang aneh bagi mata manusia.
Landscape(Bahasa Indonesia : Lansekap) adalah salah satu jenis fotografi yang pada umumnya banyak disukai karena mengabadikan keindahan suatu tempat yang dituju. Di dalam fotografi landscape sendiri terbagi
Lebih terperinciSuhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi
Suhu Udara dan Kehidupan Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Variasi Suhu Udara Harian Bagaimana Suhu Lingkungan Diatur? Data Suhu Udara Suhu Udara dan Rasa Nyaman Pengukuran Suhu Udara Variasi Suhu Udara
Lebih terperinciGambar 1. Teteasan air dan Kristal es di dalam awan menghamburkan spectrum cahaya tampak kesegala arah
1. Mengapa bintang berkelap-kelip? Penyebab utamanya adalah karena bumi memiliki atmosfer. Banyaknya lapisan udara dengan temperatur yang berbeda-beda di atmosfer menyebabkan lapisan-lapisan udara tersebut
Lebih terperinciCahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya
Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak
Lebih terperinciSUHU UDARA DAN KEHIDUPAN
BAB 3 14 Variasi Suhu Udara Harian Pemanasan Siang Hari Pemanasan permukaan bumi pada pagi hari secara konduksi juga memanaskan udara di atasnya. Semakin siang, terjadi perbedaan suhu yang besar antara
Lebih terperinciBAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH
BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Analisis Latar Belakang Perekomendasian Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi sebagai Tempat
Lebih terperinciPengenalan Awal Memotret Pesawat
Instagram : @geonusantara Facebook : facebook.com/geonusantara geonusantara.or.id Twitter : @geonusantaraid LINE ID geonusantara Program Belajar Bersama Keluarga Geonusantara Pengenalan Awal Memotret Pesawat
Lebih terperinciMengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia
Lighting Outdoor Photography: Mengenal Karakter Cahaya Untuk Portraiture Outdoor oleh Erwin Rizaldi, Professional Photographer Indonesia Kita semua paham, bahwa cahaya (light) adalah sahabat yang harus
Lebih terperinciTujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :
Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KASUS
BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan
Lebih terperinciANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN
ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN Oleh Nur Fitriyani, S.Tr Iwan Munandar S.Tr Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Aji
Lebih terperinciDASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA
DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Wahyuningtyas (2011) jenis tanah di Kebun Percobaan Cikabayan merupakan Latosol. Tanah ini memiliki ciri ciri batas horizon yang samar, warna 7.5YR,4/4 (brown), remah
Lebih terperinciDATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari
DATA METEOROLOGI 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari Umum Data meteorology sangat penting didalam analisa hidrologi pada suatu daerah
Lebih terperinciMinggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi
Minggu 1 : Daur Hidrologi Minggu 2 : Pengukuran parameter Hidrologi Minggu 3 : Pencatatan dan pengolahan data Hidroklimatologi Minggu 4 ruang : Analisis statistik data terhadap Minggu 5 waktu : Analisis
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Simulasi 3.1.1. Lokasi Ke-1 Lokasi Ke-1 merupakan ruang semi tertutup yang terletak di Jalan Tambak Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1
Lebih terperinciAdobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop
Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan
Lebih terperinciEsensial Tip Memotret Foto dengan Tablet
1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin
Lebih terperinciAir dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.
KELEMBABAN UDARA 1 Menyatakan Kandungan uap air di udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan
Lebih terperinciGEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER
GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER GEJALA-GEJALA YANG TERJADI DI ATMOSFER GEJALA OPTIK GEJALA KLIMATIK Gejala-gejala Optik Pelangi, yaitu spektrum matahari yang dibiaskan oleh air hujan. Oleh karena
Lebih terperinciPENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI CUACA HARIAN DI BANJARBARU
PENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI CUACA HARIAN DI BANJARBARU Uli Mahanani 1, Arfan Eko Fahrudin 1, dan Nurlina 1 ABSTRACT. Information about the weather is very important because the weather is
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
6 3.3.5 Persamaan Hubungan RTH dengan Suhu Udara Penjelasan secara ilmiah mengenai laju pemanasan/pendinginan suhu udara akibat pengurangan atau penambahan RTH adalah mengikuti hukum pendinginan Newton,
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciSTRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar
STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS
STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS Oleh : Dwi Ayu Retnaning Anggreyni 3507.100.017 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Bangun M S, DEA, DESS Lalu Muhammad Jaelani, ST, MSc
Lebih terperinciANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk
ANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk I. INFORMASI CUACA EKSTREM LOKASI 1. Desa Banyu Urip Kec Gerung Lombok
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan
Lebih terperinciSkema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi
Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER
KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER Endri Yani* & Suryadi Fajrin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Limau Manis
Lebih terperinciPROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016
PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOSFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI-MATARAM 2016 PROSPEK IKLIM DASARIAN FEBRUARI
Lebih terperinciPEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu
BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama
Lebih terperinciFotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY
Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Izin Instrumen Soal di SDN Ujung Ujung 01
LAMPIRAN 78 Lampiran 1 79 Surat Izin Instrumen Soal di SDN Ujung Ujung 01 Lampiran 2 Surat Izin Penelitian di SDN Semowo 01 80 Lampiran 3 Surat Izin Penelitian di SDN Semowo 02 81 Lampiran 4 Surat Keterangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hujan / Presipitasi Hujan merupakan satu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju, hujan es, embun dan kabut. Hujan terbentuk
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN
BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN PERENCANAAN ALUR PELAYARAN Tujuan pembahasan analisis pelaksanaan perencanaan alur pelayaran untuk distribusi hasil pertambangan batubara ini adalah untuk menjelaskan kegiatan
Lebih terperinciAPLIKASI HOPFIELD NEURAL NETWORK UNTUK PRAKIRAAN CUACA
1 APLIKASI HOPFIELD NEURAL NETWORK UNTUK PRAKIRAAN CUACA Nama : Septima Ernawati Nomor Induk Mahasiswa : J2A306005 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jurusan Matematika
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciLIGHTNING. Gambar 1. Antena storm tracker (LD 250 antenna). Gambar2. Layout lightning/2000 v5.3.1
LIGHTNING Sistem deteksi petir yang digunakan adalah Sistem deteksi dan analisa petir secara real time menggunakan software Lightning/2 v.6.3.1yang dirangkai dengan Boltek Lightning Detection Sistem. Storm
Lebih terperinciANALISIS KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN EKSTREM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR TANGGAL NOVEMBER 2017
ANALISIS KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN EKSTREM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR TANGGAL 18-19 NOVEMBER 2017 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOSFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I LOMBOK BARAT-NTB NOVEMBER 2017
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
8 eigenvalue masing-masing mode terhadap nilai total eigenvalue (dalam persen). PC 1 biasanya menjelaskan 60% dari keragaman data, dan semakin menurun untuk PC selanjutnya (Johnson 2002, Wilks 2006, Dool
Lebih terperinciKATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP
PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dengan cuaca yang kurang menentu, hujan yang tiba-tiba sangat deras, atau hujan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dengan cuaca yang kurang menentu, hujan yang tiba-tiba sangat deras, atau hujan sedang dengan waktu yang cukup lama, atau hujan di semua bagian Indonesia terutama
Lebih terperinciANALISIS HUJAN LEBAT MENGGUNAKAN RADAR CUACA DI JAMBI (Studi Kasus 25 Januari 2015)
ANALISIS HUJAN LEBAT MENGGUNAKAN RADAR CUACA DI JAMBI (Studi Kasus 25 Januari 2015) Nabilatul Fikroh Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG), Tengerang Selatan Email : Riannanabila@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PREDIKTOR CUACA BERBASIS LOGIKA FUZZY Oleh Ilham Bangun Asmoro 2407 100 030 Dosen Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT Fitri Adi I., ST, MT Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS
BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS Seperti yang telah dijelaskan pada bab II, bahwa tempat yang layak
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur
SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPropinsi Banten dan DKI Jakarta
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN : ANGIN
POKOK BAHASAN : ANGIN ANGIN ANGIN Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang angin, yaitu
Lebih terperinciVersi 2.1. Buku Petunjuk. Buku Petunjuk Aplikasi Majalah Indonesia
Versi 2.1 Buku Petunjuk 1 GERAI MAJALAH DIGITAL UNTUK SETIAP ORANG Download Now UNDUH GRATIS aplikasi ini segera via http://imajalah.com Aplikasi MAJALAH INDONESIA Majalah Digital sudah menjadi tren saat
Lebih terperinciPengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya
Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya Secara Umum, Pengertian Planet adalah benda langit yang mengorbit atau mengelilingi suatu bintang dengan lintasan dan kecepatan tertentu. Contohnya
Lebih terperinciANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH BINJAI, MEDAN, DELI SERDANG SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016
ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH BINJAI, MEDAN, DELI SERDANG SUMATERA UTARA 07-08 FEBRUARI 2016 I. INFORMASI KEJADIAN HUJAN LOKASI Binjai, Medan, Deli Serdang TANGGAL 07-08 Februari 2016 DAMPAK
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT. persiapan komponen, dan peralatan yang dipergunakan untuk melakukan
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen, dan peralatan yang dipergunakan untuk melakukan pengujian alat, kemudian menyiapkan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciSTASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE
STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR WILAYAH PASAR YOUTEFA JAYAPURA DAN SEKITARNYA TANGGAL 07 JANUARI 2017 OLEH : EUSEBIO ANDRONIKOS SAMPE, S.Tr NABIRE 2017 ANALISA
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS STASIUN CUACA METEOROLOGI TERKAIT HUJAN
Lebih terperinciMaksimum dan Minimum di Perak I Relative Humidity, Atmospheir Pressure and Temperature at Perak I Kelembaban/ Tekanan Udara/ Temperatur/
Tabel : 01.00.01 Kelembaban, Tekanan Udara dan Temperatur Maksimum dan Minimum di Perak I Relative Humidity, Atmospheir Pressure and Temperature at Perak I 2010 Kelembaban/ Tekanan Udara/ Temperatur/ B
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciPENENTUAN DISTRIBUSI TIPE AWAN DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MTSAT IR1
PENENTUAN DISTRIBUSI TIPE AWAN DI PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MTSAT IR1 Saraswati Dewi Intisari Penentuan distribusi tipe awan berdasarkan diagram temperatur kecerahan (TBB) perbedaan TBB dilakukan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola
Lebih terperinciHIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA)
HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ke 6 (KELEMBABAN UDARA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST. MT. js1 1. Kelembaban Mutlak dan Relatif Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Berikut tampilan homepage yang sudah dirancang ulang:
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Item Utama Berikut tampilan homepage yang sudah dirancang ulang: Gambar 4 Hasil Redesain Homepage Website KPU 49 50 Ada tiga warna utama yang digunakan di dalam website
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tanaman tembakau memiliki sistem perakaran yang relatif dangkal, namun sangat peka terhadap drainase yang kurang baik, sehingga persediaan air yang cukup didalam
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS HUJAN STASIUN SEDANG METEOROLOGI &
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN
Lebih terperinciMENGGUNAKAN APLIKASI TELEGRAM DI BERBAGAI PERANGKAT
MENGGUNAKAN APLIKASI TELEGRAM DI BERBAGAI PERANGKAT Nama Penulis choerunnisa@raharja.info Abstrak Telegram adalah Aplikasi pesan chatting yang memungkinkan pengguna untuk mengirimkan pesan chatting rahasia
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perubahan Rasio Hutan Sebelum membahas hasil simulasi model REMO, dilakukan analisis perubahan rasio hutan pada masing-masing simulasi yang dibuat. Dalam model
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciRumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti
1. PENDAHULUAN Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti itu, maka kehidupan sosialnya pun berbeda dengan
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN
Lebih terperinciHidrometeorologi. Pertemuan ke I
Hidrometeorologi Pertemuan ke I Pengertian Pengertian HIDROMETEOROLOGI Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur unsur meteorologi dengan siklus hidrologi, tekanannya pada hubungan timbal balik
Lebih terperinciANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR TANGGAL 7 MARET 2018
ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR TANGGAL 7 MARET 2018 STASIUN KLIMATOLOGI DELI SERDANG MARET, 2018 ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR (Studi
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.
ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PERANCANGAN
BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL. JUDUL KARYA : Sunset. PENCIPTA : Alit Kumala Dewi, S.Sn.,M.Ds
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Sunset PENCIPTA : Alit Kumala Dewi, S.Sn.,M.Ds PAMERAN PAMERAN SENI RUPA INTERNATIONAL EXHIBITION International Studio For Art And Culture FSRD & ALVA
Lebih terperinciKAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG
KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG Ertin Lestari Adhi Widyarthara Gaguk Sukowiyono Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Malang sebagai
Lebih terperinciKAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI
KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciPemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas
Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k
Lebih terperinciAWAN DAN KELEMBABAN BAB. Siklus Air di Atmosfir. Penguapan, Kondensasi, dan Titik Jenuh
BAB 5 AWAN DAN KELEMBABAN Siklus Air di Atmosfir Siklus hidrologi: uap air dari benda mati (evaporasi) dan benda hidup (transpirasi), berkondensasi menjadi awan, dan turun sebagai hujan (presipitasi).
Lebih terperinciInformasi Kanal Sadewa 3.0. Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Informasi Kanal Sadewa 3.0 Didi Satiadi Bidang Pemodelan Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Catatan Teknis No. SADEWA-TN-001 20 Januari 2014 Pendahuluan Satellite Disaster Early Warning System
Lebih terperinciBuletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR
Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan April 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan
Lebih terperinciINSTAGRAM CAROUSEL, FITUR TERBARU DARI INSTAGRAM
INSTAGRAM CAROUSEL, FITUR TERBARU DARI INSTAGRAM Eka Indriani eka.indriani@raharja.info :: http://ilmuti.org/author/ekaindriani/ Abstrak Pada artikel pertama mengenai Sejarah dan Perkembangan Instagram,
Lebih terperinciINTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada
Lebih terperinciPenerapan metode..., Novi Indriyani, FASILKOM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak kegiatan atau aktifitas manusia yang banyak bergantung pada faktor cuaca. Faktor cuaca ini terkadang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan
Lebih terperinciTINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016
TINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016 I. PENDAHULUAN Merdeka.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor dilaporkan terjadi di kawasan wisata Air
Lebih terperinciBAB 2 DATA METEOROLOGI
BAB 2 DATA METEOROLOGI CUACA DAN IKLIM Data Meteorologi sangat penting didalam analisa Hidrologi pada suatu daerah aliran, karena meteorologi erat hubungannya dengan karakteristik daerah aliran. Persoalan
Lebih terperinciOPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR
OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR Studi Kasus : Rumah Susun Dinas Kepolisian Daerah Bali LATAR BELAKANG Krisis energi Isu Global
Lebih terperinciGambar 1. Peta Prakiraan Cuaca Hujan Mei 2018 (Sumber : Stasiun Klimatologi Karangploso Malang)
PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MEI 2018 Pada bulan Mei 2018, sebagian wilayah di Jawa Timur mulai memasuki masa peralihan dari musim penghujan menuju kemusim kemarau. Namun sebagian kecil wilayah Jawa Timur
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN
Lebih terperinciB A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini.
82 B A B 5 H A S I L D A N P E M B A H A S A N D E S A I N 5.1 Desain Title Untuk desain Title, penulis menggunakan font Castellar yang dianggap mencerminkan keanggunan sang Dewi Bulan. Warna yang dipakai
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5
1. Perhatikan peristiwa alam berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.5 1. Pergantian musim. 2. Perubahan lama waktu siang dan malam.kutub bumi 3. Terjadinya pembelokan
Lebih terperinciANALISA KEJADIAN HUJAN EKSTRIM DI MUSIM KEMARAU DI WILAYAH SIDOARJO DAN SEKITARNYA.
ANALISA KEJADIAN HUJAN EKSTRIM DI MUSIM KEMARAU DI WILAYAH SIDOARJO DAN SEKITARNYA. Sebagian besar Wilayah Jawa Timur sudah mulai memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2014. Termasuk wilayah Sidoarjo dan
Lebih terperinciPelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR]
Pelatihan Dasar Fotografi, PPI Goetingen 21 April 2011 [FOTOGRAFI DASAR] ANATOMI KAMERA Secara sederhana, kamera adalah sebuah kotak kedap cahaya yang didalamnya terdapat tempat memasang film. Kotak tersebut
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Melalui Citra Landsat Interpretasi visual penggunaan lahan dengan menggunakan citra Landsat kombinasi band 542 (RGB) pada daerah penelitian
Lebih terperinci