MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT"

Transkripsi

1 ISSN : NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura Dalam Perusahaan Pasangan Usaha Warah Atikah, S.H.,M.Hum. : Penguasaan Tanah Untuk Kepentingan Kepemilikan Lahan Makam Modern Halif, S.H.,M.H. : Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Melalui Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Ratih Listyana Chandra, S.H., M.H : Peranan Pemerintah Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Budaya Asli Bangsa (Folklore) Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Siti Sudarmi, S.H., M.H. : Pemenuhan Hak Anak Korban Kejahatan Dan Implementasinya Sebagai Bentuk Perlindungan Anak Multazaam Muntahaa, S.H., M.Hum. : Pemeriksaan Terhadap Pengendara Sepeda Motor Yang Melanggar Peraturan Lalu Lintas Jalan Diterbitkan oleh : FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JEMBER

2 ISSN : MAJALAH ILMIAH NO.II/TH.XXXVI/2011 HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura Dalam Perusahaan Pasangan Usaha Warah Atikah, S.H.,M.Hum. : Penguasaan Tanah Untuk Kepentingan Kepemilikan Lahan Makam Modern Halif, S.H.,M.H. Ratih Listyana Chandra, S.H., M.H Siti Sudarmi, S.H., M.H. Multazaam Muntahaa, S.H., M.Hum. : Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Melalui Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa : Peranan Pemerintah Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Budaya Asli Bangsa (Folklore) Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta : Pemenuhan Hak Anak Korban Kejahatan Dan Implementasinya Sebagai Bentuk Perlindungan Anak : Pemeriksaan Terhadap Pengendara Sepeda Motor Yang Melanggar Peraturan Lalu Lintas Jalan Diterbitkan oleh : FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JEMBER

3 HUKUM DAN MASYARAKAT Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Jember Terbit 4 Bulan sekali pada bulan April, Agustus dan Desember Penanggung Jawab Ketua Penyunting Dewan Penyunting Penyunting Pelaksana Pelaksana Administrasi : Prof. Dr.M.Arief Amrullah, S.H.,M.Hum : I Wayan Yasa, S.H.,M.H. : 1. Dwi Endah Nurhayati, S.H.,M.Hum 2. Iswi Hariyani, S.H.,M.H. 3. Warah Atikah, S.H.,M.Hum : 1. Dra. Tutik Patmiati 2. Dodik Prihatin AN, S.H.,M.H. 3. Aan Effendi, S.H.,M.H. : 1. Asnan, S.H. 2. Bambang Joko Lelono HUKUM DAN MASYARAKAT adalah majalah ilmiah Fakultas Hukum Universitas Jember. Majalah ini sebagai media penuangan pelbagai pemikiran masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum dan masyarakat, di samping sebagai media komunikasi antara Fakultas Hukum Universitas Jember dengan para alumninya. Pemuatan tulisan dalam majalah ini bukan berarti sebagai pandangan dari Redaksi atau fakultas, tetapi merupakan pendapat pribadi penulisnya. Redaksi menerima naskah karangan, terutama dari warga Sivitas Akademika Fakultas Hukum Universitas Jember. Naskah yang dikirim kepada Redaksi maksimal 15 halaman kuarto diketik 1,5 spasi. Alamat Redaksi: Fakultas Hukum Universitas Jember Jl. Kalimantan Nomor 37 Jember Telp. (0331) ,322808, Fax : (0331) majalahhukum_fh@unej.ac.id

4 H PENGANTAR REDAKSI ukum sebagai salah satu bidang ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi, pada akhirnya diharapkan mampu memberikan bekal pengetahuan kepada siapa saja yang membutuhkan. Oleh karena itu, perguruan tinggi melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan harapan tersebut. Salah satu di antaranya adalah penerbitan Majalah Hukum dan Masyarakat secara berkala oleh Fakultas Hukum Universitas Jember, juga dimaksudkan untuk membantu memberikan pencerahan kepada siapa saja yang berminat mempelajari bidang ilmu hukum. Pada edisi II/TH.XXXVI/2011 ini Majalah Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Jember menampilkan berbagai tulisan dari para dosen. Adapun tulisan-tulisan tersebut, adalah : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme; Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura Dalam Perusahaan Pasangan Usaha; Penguasaan Tanah Untuk Kepentingan Kepemilikan Lahan Makam Modern; Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Melalui Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa; Peranan Pemerintah Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Budaya Asli Bangsa (Folklore) Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta; Pemenuhan Hak Anak Korban Kejahatan Dan Implementasinya Sebagai Bentuk Perlindungan Anak; dan Pemeriksaan Terhadap Pengendara Sepeda Motor Yang Melanggar Peraturan Lalu Lintas Jalan. Semoga berbagai tulisan tersebut mampu memberikan tambahan pengetahuan berupa informasi baru yang berkaitan dengan bidang ilmu hukum. Semoga! Dewan Redaksi, i

5 D A F T A R I S I Halaman PengantarRedaksi..... Daftar Isi... i ii Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura Dalam Perusahaan Pasangan Usaha Warah Atikah, S.H.,M.Hum : Penguasaan Tanah Untuk Kepentingan Kepemilikan Lahan Makam Modern Halif, S.H.,M.H. : Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Melalui Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Ratih Listyana Chandra, : Peranan Pemerintah Dalam S.H., M.H Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Budaya Asli Bangsa (Folklore) Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Siti Sudarmi, S.H., M.H. : Pemenuhan Hak Anak Korban Kejahatan Dan Implementasinya Sebagai Bentuk Perlindungan Anak Multazaam Muntahaa, S.H., M.Hum. : Pemeriksaan Terhadap Pengendara Sepeda Motor Yang Melanggar Peraturan Lalu Lintas Jalan Ketentuan Naskah ii

6 Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT NO.II/TH.XXXVI/2011 P KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM PERUSAHAAN PASANGAN USAHA Oleh: Edi Wahjuni, S.H., M.Hum. Abstraksi enyertaan modal Perusahaan Modal Ventura (PMV) dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) maka PMV akan menjadi satu dengan PPU karena turut berpartisipasi dalam pemilikan sebagian kecil saham perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Hubungan antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha merupakan hubungan hukum. Hubungan tersebut bersumber pada perjanjian yang dibuat oleh para pihak, yang disebut perjanjian modal ventura. Dasar hukum bagi para pihak yang mengadakan perjanjian modal ventura adalah Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang menganut asas kebebasan berkontrak. Kata kunci : Perusahaan Modal Ventura, Perusahaan Pasangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini pada umumnya telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, meskipun masih tampak beberapa kendala yang harus dihadapi dan kendala tersebut dapat mempengaruhi pelaksanaan pembangunan di masa mendatang. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah dan yang dapat mempengaruhi di dalam pelaksanaan pembangunan adalah penyediaan dana bagi masyarakat yang membutuhkan guna membiayai kegiatan pembangunan. Oleh sebab itu, pemerintah menggariskan kebijakan-kebijakan yang dikaitkan dengan sektor riil maupun sektor keuangan. Kebijakan-kebijakan tersebut pada hakekatnya dimaksudkan agar dapat meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana yang ada. Semakin meningkatnya pembangunan, dana yang berasal dari masyarakat dan terhimpun di dalam perbankan tidak cukup lagi 19

7 NO.II/TH.XXXVI/2011 [Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Kesulitan masyarakat mengakses dana dari bank disebabkan antara lain jangkauan persebaran kredit bank yang belum merata, keharusan bank menerapkan prinsip pruden banking, keharusan debitur untuk menyerahkan jaminan, dan terbatasnya kemampuan permodalan bank sendiri. 1 Untuk itu, ditempuh langkah-langkah guna mengatasi keterbatasan dana yang berasal dari perbankan dengan membentuk lembaga lain di luar perbankan yang dapat menghimpun dana yaitu lembaga pembiayaan. Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan adalah: 2 Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. 1 Sunaryo, 2008, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta, Hlm. 3 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Lembaga pembiayaan ini mempunyai beberapa bidang usaha. Salah satu bidang usaha pembiayaan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 adalah Perusahaan Modal Ventura. 3 Pasal 1 ayat (3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan menyebutkan bahwa: 4 Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Modal ventura menurut Clinton Richardson adalah uang 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. 4 Ibid. 20

8 Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT NO.II/TH.XXXVI/2011 yang diinvestasikan ke dalam suatu perusahaan atau perorangan yang berisiko tinggi bagi investor. Biasanya perusahaan tersebut berada dalam kondisi tidak mendapatkan pembiayaan dari bank pemodal ventura dengan mensyaratkan tingkat pengembalian investasi setinggi mungkin. Syarat tersebut hanya bisa dipenuhi oleh perusahaan yang mengajukan prospek cerah dan pertumbuhan cepat. Sering kali pemodal ventura menyertakan paket bantuan manajemen untuk memberikan nilai tambah terhadap investasinya. 5 Pengertian yang senada juga diberikan oleh Wimar Witoelar sebagaimana dikutip dari Ali Ridho bahwa Modal Ventura diartikan sebagai bentuk pembiayaan dalam bentuk modal saham. 6 Bentuk pembiayaan dari Perusahaan Modal Ventura 5 Robbia,Pancarasa, 1991, Tantangan Menuju Era Modal Ventura di Indonesia, Artikel pada Majalah Usahawan, Oktober, Hlm Ali, Ridho, 1992, Hukum Dagang tentang Prinsip dan Fungsi Asuransi dalam Lembaga Keuangan, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan Modal Ventura dan Asuransi Haji, Alumni, Bandung, Hlm (untuk selanjutnya disebut PMV) pada mitranya yakni Perusahaan Pasangan Usaha (selanjutnya disebut PPU) berupa penyertaan saham, yang ini berarti bahwa Perusahaan Modal Ventura membeli saham-saham dari perusahaan yang akan dibiayai dalam hal ini adalah Perusahaan Pasangan Usaha. Perusahaan modal ventura tentunya membutuhkan dana untuk dapat menjalankan usahanya dalam rangka memberi bantuan pembiayaan pada perusahaan pasangan usaha. Sumber dana bagi suatu perusahaan modal ventura untuk dapat melakukan fungsinya sebagai lembaga pembiayaan adalah berasal dari: 7 1. Modal sendiri, 2. Pinjaman dari pihak ketiga, 3. Pasar modal. Pembiayaan melalui Perusahaan Modal Ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal dan terutama ditujukan untuk membantu perusahaan yang mempunyai potensi untuk berkembang namun menemui 7 Emmy Pangaribuan, Simanjuntak, 1994, Lembaga Pembiayaan, Bahan Penataran Dosen Hukum Dagang, Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, Januari, Hlm

9 NO.II/TH.XXXVI/2011 [Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT kesulitan dalam menghimpun dana dan penyediaan jaminan Rumusan Masalah Berdasarkan pada gambaran latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura dalam Perusahaan Pasangan Usaha? 2. Apakah hubungan hukum antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha? II. PEMBAHASAN 2.1.Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura dalam Perusahaan Pasangan Usaha. Di dalam Pasal 4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dikatakan bahwa: 8 Kegiatan usaha perusahaan modal ventura meliputi penyertaan saham (iquity participation), penyertaan 8 Pasal 4 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan. melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation) dan pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/revenue sharing). 1. Penyertaan saham adalah penyertaan modal langsung, yaitu PMV menyertakan modalnya secara langsung baik dengan membeli saham biasa maupun saham preferen. Pola ini dikenal juga dengan pembiayaan modal langsung. Penyertaan saham wajib dilakukan oleh PMV dalam bentuk penyertaan modal secara langsung kepada PPU yang berbentuk Badan Hukum Perseroasn Terbatas untuk jangka waktu paling lama 10 tahun. 2. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi adalah salah satu bentuk penyertaan modal tidak langsung yang pada awalnya dilakukan dalam bentuk hutang-piutang. Obligasi ini nantinya dapat dikonversikan menjadi saham Perusahaan Modal Ventura dalam Perusahaan Pasangan Usaha. Pembiayaan dalam bentuk obligasi konversi pada prinsipnya adalah pemberian 22

10 Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT NO.II/TH.XXXVI/2011 pinjaman kepada PPU yang dapat dikonversi menjadi saham biasa. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi wajib dilakukan oleh PMV dalam bentuk pembelian obligasi konversi yang diterbitkan oleh PPU yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas. 3. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Bentuk pembiayaan ini menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai. Pembiayaan dengan pola pembagian atas hasil usaha berdasarkan laba yang dihasilkan dari selisih lebih total pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dan pembagian atas hasil usaha berdasarkan pendapatan, hal ini harus dilakukan antara PMV dengan PPU yang telah berbadan hukum. 9 Calon perusahaan pasangan usaha terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada perusahaan modal ventura, 9 Miranda Nasihin, 2012, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan, Buku Pintar, Yogyakarta, Hlm selanjutnya perusahaan modal ventura mengadakan penilaian terhadap permohonan yang diajukan perusahaan pasangan usaha yang mencakup bidang bisnis, manajemen, pasar dan pemasaran serta prioritas sektor bisnis. Mengenai sektor-sektor usaha perusahaan pasangan usaha diatur di dalam Kepmenkeu Nomor 227/KMK.01/1994 tentang Sektor-Sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura dan Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal dan/atau Pengalihan Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura. 10 Di dalam Kepmenkeu Nomor 227/KMK.01/1994 sektor-sektor usaha dari perusahaan pasangan usaha diatur dan sektor-sektor usaha dari pasangan usaha ini menjadi sektor usaha yang mendapat prioritas untuk dibiayai dengan usaha modal ventura, dan sektor 10 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 227/KMK.01/1994 tentang Sektor- Sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura dan Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal dan/atau Pengalihan Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura. 23

11 NO.II/TH.XXXVI/2011 [Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT usaha yang mendapat prioritas utama biasanya di-sesuaikan dengan rencana kerja dari pihak perusahaan modal ventura. 11 Pada dasarnya perjanjian modal ventura adalah perjanjian untuk membentuk suatu perusahaan baru dalam bentuk PT. di mana para pihak dalam hal ini perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha menyetorkan sesuatu (inbreng). Membentuk perusahaan baru dimaksudkan apabila perusahaan pasangan usaha sebelumnya belum berbentuk PT. perusahaan baru dalam bentuk PT. adalah tetap merupakan perusahaan pasangan usaha yang menjadi pihak dalam perjanjian modal ventura. Perusahaan pasangan usaha apabila sudah berbentuk PT. maka perusahaan modal ventura bersama perusahaan pasangan usaha melakukan perubahan anggaran dasar dari PT. perusahaan pasangan usaha, perubahan ini dilakukan oleh karena perusahaan modal ventura akan menjadi pemegang saham dalam PT. perusahaan pasangan usaha, dengan demikian baik 11 Ibid. pihak perusahaan modal ventura maupun perusahaan pasangan usaha sebagai pemegang saham yang masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang sama serta memiliki tujuan yang sama yakni menikmati keuntungan dan memikul kerugian barsama-sama. Ada dua model pembiayaan modal ventura yakni early-stage financing dan laterstage financing. 12 Model earlystage financing dimaksudkan untuk mewujudkan hasil-hasil penemuan ilmiah yang bernilai bisnis dan model later-stage financing diterapkan pada perusahaan yang sudah berjalan namun berada dalam kondisi kesulitan finansial. Pembiayaan dengan modal ventura kepada perusahaan pasangan usaha tergantung dari tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dan jenis usahanya. Di samping itu, pihak perusahaan modal ventura sebagai pemegang saham minoritas dalam perusahaan pasangan usaha sehingga 12 Bahauddin,Darus, 1991, Modal Ventura di Indonesia Penyelenggaraan dan Permasalahan, Artikel pada Majalah Usahawan, Oktober, Hlm

12 Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT NO.II/TH.XXXVI/2011 perusahaan modal ventura berharap dengan bantuan yang diberikan kepada perusahaan pasangan usaha dapat mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Modal ventura merupakan alternatif pendanaan di luar perbankan, hal ini disebabkan karena melalui penyertaan modal ventura maka perusahaan akan memperoleh dana dari perusahaan modal ventura yang nantinya diharapkan ada pengembangan dan peningkatan mutu perusahaan. Selain itu, perusahaan modal ventura memberikan bantuan dengan mengikutsertakan tenaga ahli dan mentransfer teknologi yang mereka miliki di dalam usaha mengembangkan perusahaan mitranya dalam hal ini perusahaan pasangan usaha. Ada beberapa kelebihan pembiayaan modal ventura sebagai berikut: a) Merupakan dana jangka pendek dan menengah yang relatif murah dengan sistem repayment yang cukup fleksibel. b) Sumber dana bagi perusahaan yang baru yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan dana dari sumber pendanaan lainnya. c) Bantuan manajemen yang diberikan oleh perusahaan modal ventura terhadap perusahaan pasangan usaha akan menambah majunya perusahaan. d) Perusahaan modal ventura sangat perhatian terhadap maju mundurnya perusahaan sehingga jalannya perusahaan pasangan usaha selalu dimonitor. e) Perusahaan modal ventura umumnya adalah perusahaan yang telah mempunyai reputasi, maka dengan penyertaan sahamnya ke dalam perusahaan pasangan usaha ikut pula menaikkan pamor dari perusahaan pasangan usaha. f) Perusahaan pasangan usaha dapat memperluas jaringan usaha lewat partner dari perusahaan modal ventura. g) Pada umumnya modal ventura diberikan kepada perusahaan kecil maka dapat mengangkat dan melindungi pengusaha 25

13 NO.II/TH.XXXVI/2011 [Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT kecil dan memperluas kesempatan kerja. 13 Kegiatan modal ventura sebagaimana dikemukakan sebelumnya adalah menyelenggarakan pembiayaan dalam Perusahaan Pasangan Usaha yang dianggap layak untuk dibiayai. Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan diartikan sebagai berikut: 14 Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Menurut Pasal 19 A ayat (4) Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara 13 Munir,Fuady, 2006, Hukum tentang Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, Hlm Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaiman telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No.1256/KMK.00/1989 tanggal 18 November 1989 yang menyatakan perusahaan pembiayaan sebagaimana di mana dimaksud dalam ayat (1) yang telah memilih untuk menjadi perusahaan modal ventura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dalam keputusan ini, dilarang melakukan transaksi baru sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. 15 Dengan demikian peranan pihak perusahaan modal ventura tidak bersifat pasif tetapi terlibat secara aktif dalam seluruh kagiatan yang dilakukan oleh perusahaan pasangan usaha Hubungan Hukum Antara PMV dan PPU 15 Pasal 19 A ayat (4) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256/KMK.00/1989 Tanggal 18 Nopember

14 Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT NO.II/TH.XXXVI/2011 Manusia adalah makluk sosial, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan adalah tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. 16 Salah satu wujud dari hubungan atau kerja sama adalah hubungan hukum. Hubungan hukum adalah hubungan yang diatur oleh hukum. Hukum mengaturnya karena perbuatan yang dilakukan oleh para pihak merupakan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang menimbulkan akibat hukum dan akibat hukum tersebut memang dikehendaki oleh para pihak. Hubungan hukum dapat terjadi karena undang-undang atau karena ditetapkan oleh para pihak sendiri dalam perjanjian. Pasal 1233 KUHPerdata, ada 2 (dua) sumber perikatan yaitu perjanjian dan undang-undang. 17 Pada hakikatnya perikatan yang lahir karena perjanjian merupakan perikatan yang di- 16 Sudikno,Mertokusumo, 1991, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, Hlm Pasal 1233 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata kehendaki oleh para pihak, hal ini dikarenakan melalui perjanjian pihak-pihak yang terkait dapat mengubah dan melepaskan hakhak serta kewajibankewajibannya. Hubungan antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan pasangan usaha merupakan hubungan hukum. Hubungan tersebut bersumber pada perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam hal ini perusahaan modal ventura dengan perusahaan pasangan usaha. Perjanjian yang dibuat antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan pasangan usaha disebut perjanjian modal ventura. Perjanjian modal ventura adalah perjanjian tentang kegiatan pembiayaan dan pengembangan perusahaan antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha di mana pihak perusahaan modal ventura membiayai pendirian pengembangan, perbaikan, atau pengambilalihan perusahaan pasangan usaha melalui penyertaan saham, pinjaman atau jenis pembiayaan lainnya Irman,Rajagukguk, Beberapa Pemikiran bagi Penyusunan Aturan Hukum Modal Ventura, Seminar 27

15 NO.II/TH.XXXVI/2011 [Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT Dasar hukum bagi para pihak yang mengadakan perjanjian modal ventura adalah Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata menegaskan bahwa perjanjian yang dibuat secara sah akan berlaku sebagai undang-undang bagi pihak-pihak yang mengadakan, berarti undang-undang memberikan kebebasan kepada pihak-pihak untuk mengadakan perjanjian di luar yang telah diatur secara khusus serta bebas menentukan aturan-aturan sendiri. 19 Kebebasan ini dimungkinkan karena Kitab Undang- Undang Hukum Perdata Buku III menganut sistem terbuka, sehingga Pasal 1388 ayat (1) KUHPerdata menganut asas kebebasan berkontrak. Kebebasan mengadakan perjanjian dan mengatur sendiri aturanaturannya tetap tidak boleh bertentangan dengan undangundang, kesusilaan dan ketertiban Aspek-Aspek Hukum Modal Ventura dalam Peranannya sebagai Alternatif Permodalan di Indonesia, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 30 Nopember-2 Desember 1992, Hlm Pasal 1388 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata umum. Hal ini juga diberlakukan pada perjanjian modal ventura yang dibuat antara perusahaan modal ventura dengan perusahaan pasangan usaha. Menurut Pasal 19 A ayat (4) Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256/KMK.00/1989 tanggal 18 November 1989 yang menyatakan perusahaan pembiayaan sebagaimana di mana dimaksud dalam ayat (1) yang telah memilih untuk menjadi perusahaan modal ventura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dalam keputusan ini, dilarang melakukan transaksi baru sewa guna usaha, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. 20 Dengan 20 Pasal 19 A ayat (4) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 tentang 28

16 Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT NO.II/TH.XXXVI/2011 demikian hubungan hukum terjadi antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha serta berdasarkan perjanjian yang dibuat antara perusahaan modal ventura dan perusahaan pasangan usaha. III. PENUTUP 3.1.Kesimpulan Berdasarkan pembahasan ada dua hal yang dapat disimpulkan, yaitu sebagai berikut: 1. Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2009 kegiatan usaha PMV meliputi penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan pembiayaam berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Dalam kegiatan usahanya, PMV dapat menyertakan pelatihan dan pendampingan kepada PPU di bidang administrasi, akuntansi, manajemen, dan pemasaran, serta bidang lainnya yang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256/KMK.00/1989 Tanggal 18 Nopember mendukung kegiatan usaha PMV. 2. Pada dasarnya hubungan antara PMV dengan PPU merupakan hubungan hukum. Hubungan tersebut bersumber pada perjanjian. Perjanjian yang dibuat antara Perusahaan Modal Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha disebut perjanjian modal ventura. Dasar hukum bagi para pihak yang mengadakan perjanjian modal ventura adalah Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. 3.2.Saran 1. Hendaknya kegiatan usaha yang dilakukan PMV pada PPU bertujuan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa sehingga dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan bagi PPU. 2. Hendaknya perjanjian modal ventura yang dibuat antara PMV dengan PPU tidak bertentangan dengan undangundang, kesusilaan, dan ketertiban umum. 29

17 NO.II/TH.XXXVI/2011 [Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT A. Buku DAFTAR PUSTAKA Ali Ridho, 1992, Hukum Dagang tentang Prinsip dan Fungsi Asuransi dalam Lembaga Keuangan, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan Modal Ventura dan Asuransi Haji, Alumni, Bandung. Bahauddin Darus, Modal Ventura di Indonesia Penyelenggaraan dan Permasalahan, Artikel pada Majalah Usahawan, Oktober, Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Lembaga Pembiayaan, Bahan Penataran Dosen Hukum Dagang, Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, Januari, Irman Rajagukguk, Beberapa Pemikiran bagi Penyusunan Aturan Hukum Modal Ventura, Seminar Aspek-Aspek Hukum Modal Ventura dalam Peranannya sebagai Alternatif Permodalan di Indonesia, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 30 Nopember-2 Desember, Miranda Nasihin, 2012, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan, Buku Pintar, Yogyakarta. Munir,Fuady, 2006, Hukum tentang Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Bandung. Robbia, Pancarasa, Tantangan Menuju Era Modal Ventura di Indonesia, Artikel pada Majalah Usahawan, Oktober, Sudikno,Mertokusumo, 1991, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta. Sunaryo, 2008, Hukum Lembaga Pembiayaan, Sinar Grafika, Jakarta. B. Perundang-Undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan 30

18 Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT NO.II/TH.XXXVI/2011 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 227/KMK.01/1994 tentang Sektor-Sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura dan Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal dan/atau Pengalihan Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 468/KMK.017/1995 tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1256/KMK.00/1989 Tanggal 18 Nopember

19 NO.II/TH.XXXVI/2011 [Majalah Ilmiah HUKUM DAN MASYARAKAT 32

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT ISSN : 0852-6206 NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT ISSN : 0852-6206 NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT ISSN : 0852-6206 NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT ISSN : 0852-6206 NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT ISSN : 0852-6206 NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT ISSN : 0852-6206 NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan 1. Lembaga pembiayaan Pembiayaan sendiri berasal dari bahasa inggris financing, yang berasal dari kata finance yang artinya dalam kata benda

Lebih terperinci

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT

MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT ISSN : 0852-6206 NO.II/TH.XXXVI/2011 MAJALAH ILMIAH HUKUM DAN MASYARAKAT Echwan Iriyanto,S.H.,M.H. : Pemberian Kompensasi Terhadap Korban Tindak Pidana Terorisme Edy Wahjuni, SH.,M.Hum. : Kegiatan Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan. usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahap permulaan usaha maupun pada tahap pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan, permodalan merupakan faktor yang relatif penting dan harus tersedia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya 1. Pembiayaan Konsumen Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN A. Pengertian Lembaga Pembiayaan Perusahaan merupakan Badan Usaha yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (keuangan, industri, dan perdagangan), yang dilakukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi maka sarana penyediaan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan atau

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi maka sarana penyediaan dana

Lebih terperinci

Kasus Posisi: Dalam kasus ini, telah terjadi wanprestasi serta perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PPU, yaitu CV. Surya Kencana terhadap PMV,

Kasus Posisi: Dalam kasus ini, telah terjadi wanprestasi serta perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PPU, yaitu CV. Surya Kencana terhadap PMV, Para pihak dalam perjanjian modal ventura terdiri dari : Perusahaan Modal Ventura (PMV), yaitu badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan peran

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF MODAL BAGI UMKM *

EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF MODAL BAGI UMKM * Efektifitas Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura Kanun Jurnal Ilmu Hukum Susiana dan Yunita No. 61, Th. XV (Desember, 2013), pp. 505-518. EFEKTIVITAS PENYALURAN PEMBIAYAAN MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai

I. PENDAHULUAN. dalam mengembangkan unit usaha selain faktor makro dan mikro. Berbagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. SARANA SURAKARTA VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA SERTA PERLINDUNGAN DALAM PEMBERIAN MODAL VENTURA

POLA HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. SARANA SURAKARTA VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA SERTA PERLINDUNGAN DALAM PEMBERIAN MODAL VENTURA POLA HUBUNGAN HUKUM ANTARA PT. SARANA SURAKARTA VENTURA DENGAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA SERTA PERLINDUNGAN DALAM PEMBERIAN MODAL VENTURA (Studi di PT. Sarana Surakarta Ventura) Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha

BAB I PENDAHULUAN. digencar-gencarkan adalah ekonomi kreatif dalam kata lain adalah Usaha 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada umumnya masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, pedagang, pegawai swasta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, seiring dengan pertumbuhan perekonomian yang terjadi, kebutuhan masyarakat atas barang atau jasa semakin meningkat sekaligus bervariasi. Hal ini

Lebih terperinci

ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA

ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA TRANSPARENCY, Jurnal Hukum Ekonomi, Januari 2014 Volume III Nomor 2 ASPEK HUKUM PERUSAHAAN MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Yuliana Panjaitan * Budiman Ginting ** Ramli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu berusaha untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Hal ini menyebabkan setiap manusia di dalam kehidupannya senantiasa melakukan berbagai

Lebih terperinci

Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016

Definisi MODAL VENTURA. Syarat-syarat Modal Ventura 30/10/2016 Definisi MODAL VENTURA Muhammad Ozal 156010200111019(05) Ana Maria Fernandez 156010200111075(29) Anang Ade Irawan 156010200111089(37) Modal ventura berasal dari bahasa inggris yakni venture capital. Venture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk

BAB I PENDAHULUAN. produk dan ragam yang dihasilkan dan yang menjadi sasaran dari produk-produk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan industri dapat dilihat tolak ukur keberhasilannya dari beberapa faktor, antara lain ditandai dengan banyaknya produk dan ragam yang dihasilkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.143, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Perusahaan. Modal. Ventura. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH Abstrak PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA Oleh Made Dita Widyantari I Nyoman Bagiastra Hukum Bisnis Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha kreatif dan inovatif yang mempunyai prospek nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun

BAB I PENDAHULUAN. usaha kreatif dan inovatif yang mempunyai prospek nilai ekonomi yang cukup tinggi, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu badan usaha sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan atau modal. 1 Banyak pengusaha yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, namun dalam praktek sehari-hari

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara

Lebih terperinci

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN. Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama

BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN. Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama 21 BAB II MODAL VENTURA SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA PEMBIAYAAN A. Lembaga Pembiayaan di Indonesia 1. Pengertian Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakan oleh manusia atau mesin. Transportasi

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR : 172/KM K.06/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA I. UMUM Perusahaan Modal Ventura adalah sebagai salah satu lembaga keuangan non

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembaga Pembiayaan 1. Pengertian Lembaga Pembiayaan Menurut SK Menkeu No. 1251 / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan Merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

Kata kunci: Penyertaan, modal, ventura. usaha kecil, usaha menegah.

Kata kunci: Penyertaan, modal, ventura. usaha kecil, usaha menegah. PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN MODAL VENTURA DALAM PEMBERDAYAAN USAHA KECIL Nitaria Angkasa E-mail: nitaria10angkasa@gmail.com ABSTRAK Perkembangan lembaga pembiayaan yang baru-baru ini yang berkembang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing lagi di masyarakat dan lembaga jaminan memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ekonomi atau homo economicus memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam suasana abad perdagangan dewasa ini, boleh dikatakan sebagian besar kekayaan umat manusia terdiri dari keuntungan yang dijanjikan oleh orang lain yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan negara di zaman sekarang begitu pesat dan cepat dari perkembangan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, bahkan di negara Indonesia yang menganut

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA

BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA BAB III PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN MODAL VENTURA Berikut ini adalah tabel mengenai pokok-pokok perubahan dan tambahan pengaturan dalam upaya penyempuraan, pengaturan kegiatan usaha modal ventura: Tabel 1.

Lebih terperinci

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH. Oleh : Feni Fasta, SE, M.Si FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 14&15 POKOK BAHASAN : MODUL (2 SKS) BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA & KONSEP SYARIAH Oleh : DESKRIPSI Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perdagangan merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa. Bagi Indonesia dengan ekonominya yang bersifat terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan ini, maka banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman di bidang teknologi telah memacu perusahaan untuk menghasilkan produk electronic yang semakin canggih dan beragam. Kelebihan-kelebihan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 6 Pengertian Leasing Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Pengertian Perseroan Terbatas Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Pengertian Perseroan Terbatas Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1618 menyebutkan bahwa, perseroan adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang

Lebih terperinci

MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM

MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM PERTEMUAN 12 MODAL VENTURA & ANJAK PIUTANG NUR DODY ZAKKI, SE., M.SM Pengertian/Definisi Handowo Dipo, MV: Suatu dana usaha dalam bentuk saham atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham. Toni Lorenz,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA I. UMUM Perusahaan Modal Ventura adalah salah satu lembaga keuangan non-bank

Lebih terperinci

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemberian kredit dapat diberikan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan, untuk itu melalui perjanjian utang piutang antara Pemberi utang (kreditur)

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT Oleh : Kadek Mitha Virmayanti Marwanto Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK 2.1. Pengertian dan Fungsi Bank Bank adalah "suatu industri yang bergerak di bidang kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan (Financial

Lebih terperinci

Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Modal Ventura

Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Modal Ventura Pasar dan Lembaga Keuangan SUMMARY Modal Ventura A. Perusahaan Modal Ventura adalah badan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperluas. Secara konvensional dana yang diperlukan untuk menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menunjang pertumbuhan perekonomian nasional diperlukan dana yang cukup besar, sehingga sarana penyediaan dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek ekonomi. Kondisi demikian tidak terlepas dari peran pelaku usaha. Pelaku usaha berperan penting

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid.

1 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm Ibid. A. Pengertian Perseroan Terbatas Tertutup dan Perseroan Terbatas Terbuka Menurut Munir Fuady, yang dimaksud dengan perusahaan tertutup yakni suatu perusahaan terbatas yang belum pernah menawarkan saham-saham

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI INDONESIA Oleh : Nuzulia Kumala Sari 1

MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI INDONESIA Oleh : Nuzulia Kumala Sari 1 MODAL VENTURA SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI INDONESIA Oleh : Nuzulia Kumala Sari 1 Abstrak Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah merupakan langkah yang strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan

I. PENDAHULUAN. Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank sebagai penyedia jasa keuangan berkaitan dengan kepentingan masyarakat yang akan mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit merupakan suatu istilah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat berasal dari modal milik perusahaan sendiri atau modal pihak ketiga, yang

I. PENDAHULUAN. dapat berasal dari modal milik perusahaan sendiri atau modal pihak ketiga, yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menjalankan suatu perusahaan diperlukan modal. Sumber modal itu sendiri dapat berasal dari modal milik perusahaan sendiri atau modal pihak ketiga, yang secara formal

Lebih terperinci

RAKA PRAMUDYA BEKTI

RAKA PRAMUDYA BEKTI PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR DI PT.PARA MULTI FINANCE CABANG PADANG Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Oleh : RAKA PRAMUDYA BEKTI 07940072

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KUHPerdata sehingga disebut perjanjian tidak bernama. Dalam Buku III

BAB I PENDAHULUAN. KUHPerdata sehingga disebut perjanjian tidak bernama. Dalam Buku III BAB I PENDAHULUAN Suatu perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. 1 Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi dapat tetap berproduksi. Pada dasarnya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat sebagai pelaku utama dalam pembangunan perlu mendapatkan perhatian dan dukungan yang serius dari pemerintah yang berkewajiban mengarahkan, membimbing,

Lebih terperinci

BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA. a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia

BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA. a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia BAB II KEBERADAAN JAMINAN KEBENDAAN ATAUPUN JAMINAN PRIBADI DALAM PERJANJIAN MODAL VENTURA A. Modal Ventura a. Sejarah Lembaga Pembiayaan di Indonesia Menurut Miranda Nasihin, keberadaan lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Dalam perkembangan bisnis dan usaha dana merupakan salah satu sarana penting dalam rangka pembiayaan. Kalangan perbankan selama ini diandalkan sebagai satu-satunya

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Syarat dan Prosedur dalam Pendirian Perusahaan Pembiayaan Berbentuk Perseroan Terbatas (Persero) Berdasarkan PMK No.84/2006 Sebelum membahas tentang syarat dan prosedur

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU

AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU AKIBAT HUKUM ALIH DEBITUR PADA PERJANJIAN KREDIT PERUMAHAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG PALU Valentryst Antika Alfa Steven Rumayar/D 101 11 139 Pembimbing : 1. Sulwan Pusadan, SH.,MH. 2. Nurul Miqat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum, 19 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian Pembiayaan Konsumen 2.1.1 Pengertian Perjanjian Pembiayaan konsumen Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 15: Dana Pensiun Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Definisi Dana Pensiun Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. (UU

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016 KAJIAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN BAKU ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN 1 Oleh : Glen Wowor 2 ABSTRAK Penelitian ini dialkukan bertujuan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA

BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA BAB II TINJAUAN UMUM LEMBAGA PEMBIAYAAN, JAMINAN PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN PEMBIAYAAN MELALUI MODAL VENTURA 2.1 Lembaga Pembiayaan 2.1.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Lembaga pembiayaan relatif baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian nasional, usaha yang dijalankan oleh para pelaku ekonomi dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Para pelaku ekonomi melakukan kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK MENTERI KEUANGAN,

TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN, NOMOR 74/PMK.O12/2006 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efektivitas penerapan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulhay, Marhainis. Hukum Perdata Materil, Jakarta: PT. Prasnya Paramita,

DAFTAR PUSTAKA. Abdulhay, Marhainis. Hukum Perdata Materil, Jakarta: PT. Prasnya Paramita, DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdulhay, Marhainis. Hukum Perdata Materil, Jakarta: PT. Prasnya Paramita, 1984. B. N., Marbun. Manajemen Perusahaan Kecil, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1996. Dipo, Handowo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, perkembangan aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dijelaskan dan diuraikan sebagaimana tercantum dalam keseluruhan bab yang sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pada Pasal 42 ayat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa usaha penjaminan yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mengubah: UU 7-1983 lihat: UU 10-1994 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1991 PAJAK. Warga Negara. UU. No. 7 Tahun 1983. (Penjelasan dalam

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MODAL VENTURA SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN

KARAKTERISTIK MODAL VENTURA SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN KARAKTERISTIK MODAL VENTURA SEBAGAI LEMBAGA PEMBIAYAAN Ambar Budisulistyawati Abstract Research done previously lay open that effort capital venture do not alternative of like effort bank. Why capital

Lebih terperinci

Usaha bidang jasa, Perdagangan Eceran, Grosir.

Usaha bidang jasa, Perdagangan Eceran, Grosir. Perusahaan yang dikelola secara mandiri, dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok kecil pemilik modal dengan ruang lingkup operasi terbatas.jumlah karyawan biasanya berkisar antara 10 hingga 50 orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta III. Pasar Modal 1. Pendahuluan Pasar Modal (dalam Pasal 1 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 1988 tertanggal 20 Desember 1988) adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.05/2013 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA PADA PERUSAHAAN PERASURANSIAN, DANA PENSIUN,

Lebih terperinci