LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL. Yang Berjudul

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL. Yang Berjudul"

Transkripsi

1 LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Yang Berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap Penanganan Pasien Cedera Kepalaa di Instalasi Gawat Darurat RSUD Provinsi Gorontalo Oleh MERLIN DOMILI NIM: Telah diperiksa dan disetujui PEMBIMBING I PEMBIMBING II Suwarly Mobiliu S.Kp, M.Kep dr. Sri A. Ibrahim M.Kes NIP NIP Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes NIP

2 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Yang Berjudul Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap Penanganan Pasien Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Provinsi Gorontalo Oleh MERLIN DOMILI NIM: Suwarly Mobiliu S. Kp, M. Kep 1. NIP dr. Sri Ibrahim M.Kes 2. NIP dr. Edwina R. Monayo, M.Biomed 3. NIP Ns. Wirda Y. Dulahu, S.Kep.,M.Kep 4. NIP. Gorontalo, Juli Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes NIP Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 97

3 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU TANGGAP PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PROVINSI GORONTALO Merlin Domili 1, Suwarly Mobiliu S.Kp, M.Kep 2, dr. Sri A. Ibrahim M.Kes 3 1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan UNG 2. Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo 3. Dosen Jurusan Keperawatan UNG Summary Merlin Domili.. Faktor-faktor yang Berhubunngan dengan Waktu Tanggap Penanganan Pasien Cedera Kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Provinsi Gorontalo. Skripsi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Suwarly Mobiliu S.Kp, M.Kep., dan Pembimbing II dr. Sri A. Ibrahim M.Kes. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif. Tingginya angka kecelakaan yang dapat menyebabkan cedera kepala menyebabkan tingginya jumlah kunjungan ke IGD. Kecepatan waktu tanggap penanganan awal pasien cedera kepala sangat mempengaruhi tingkat kerusakan otak. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Provinsi Gorontalo. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian berjumlah 3 perawat dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui pengamatan menggunakan lembar observasi dan lembar kuesioner, kemudian diianalisis dengan menggunakan uji Fisher Exact Test dan Kolomogorov Smirnov Test. Disimpulkan sebagian besar waktu tanggap perawat pada penanganan cedera kepala adalah tepat (9%), terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan waktu tanggap dengan nilai p=,9 (p<,5) dan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan (p=1, ) dan lama kerja (p=1,) dengan waktu tanggap perawat. Disarankan agar pihak rumah sakit dapat mempertahankan waktu tanggap yang tepat serta dapat menjadi bahan evaluasi bagi perawat dan rumah sakit untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan khususnya di IGD. Kata Kunci: Waktu Tanggap, Cedera Kepala, Instalasi Gawat Darurat Daftar pustaka : 33 referensi (26-) Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 98

4 ABSTRACT Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 99

5 PENDAHULUAN Pada era globalisasi dimana kemajuan teknologi semakin berkembang khususnya dalam bidang transportasi, masyarakat modern menempatkan transportasi sebagai kebutuhan sekunder yang utama, akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya, mengakibatkan meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor, dan hal ini berdampak pada meningkatnya kasus kecelakaan kendaraan bermotor yang menimbulkan korban jiwa. Korban meninggal akibat kecelakaan kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 213 mencapai 1,2 juta jiwa dan korban luka-luka/cacat lebih dari 3 juta per tahun, 5 % diantaranya menderita cedera kepala. Sedangkan menurut 1 bahwa, kecelakaan dan terjatuh merupakan penyebab rawat inap pasien trauma kepala yaitu sebanyak 32,1 % dan 29,8 % per 1. populasi. Berdasarkan kajian Depkes (25), di Indonesia kecelakaan kendaraan bermotor mencapai kejadian yang mengakibatkan kematian jiwa, luka berat jiwa serta luka ringan jiwa. Dari semua kasus kecelakaan kendaraan bermotor, 5 % adalah berupa cedera kepala 2. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif. Sampai saat ini penyebab utama cedera kepala yang serius adalah kecelakaan lalu lintas. Pertimbangan paling penting pada cedera kepala manapun adalah apakah otak telah atau tidak mengalami cedera. Kejadian cedera minor dapat menyebabkan kerusakan otak bermakna. Otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa sampai derajat tertentu yang bermakna. Sel-sel serebral membutuhkan suplai darah terus-menerus untuk memperoleh makanan. Kerusakan otak dan sel-sel mati tidak dapat pulih diakibatkan karena darah yang mengalir berhenti hanya beberapa menit saja, kerusakan neuron tidak dapat mengalami regenerasi 3. Oleh karena itu, kecepatan waktu tanggap penanganan awal pasien dengan cedera kepala sangat mempengaruhi tingkat kerusakan otak. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes, pada tahun 27 jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak yang terdiri atas 1.33 Rumah Sakit Umum (RSU) dengan jumlah kunjungan ke RSU sebanyak Sementara data kunjungan ke IGD sebanyak atau sebanyak 13,3 % dari total seluruh kunjungan di RSU. Dari jumlah seluruh kunjungan IGD terdapat 12 % berasal dari pasien rujukan 4. Sementara itu berdasarkan hasil RISKESDAS 5, prevalensi cedera nasional adalah sebanyak 8,2 % dimana hasil tersebut meningkat dari tahun 27 yang prevalensinya 7,5 %. Sedangkan presentasi penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat berdasarkan hasil Riskesdas tahun 213 terjadi 1 T. Bararah & M. Jauhar, Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional, Jakarta, Prestasi Pustakarya, Desi Susilawati, Hubungan Waktu Prehospital dan Nilai Tekanan Darah dengan Survival dalam 6 Jam Pertama Pada Pasien Cedera Kepala Berat dsi IGD RSUP. Dr. M. Djamil Padang, Padang, Suzzane C. Smeltzer & Brenda G. Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta, EGC, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit, Jakarta, Bagus Febrianto, dkk, Riset Kesehatan Dasar Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Gorontalo Tahun 213, Gorontalo, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 1

6 peningkatan yang cukup tinggi, dari sebelumnya pada tahun 27 25,9 % menjadi 47,7 % pada tahun 213. Pada provinsi Gorontalo sendiri prevalensi cedera sebanyak 9, % pada tahun 213, dengan prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Bone Bolango yaitu sebanyak 11 %, diikuti oleh Kota Gorontalo sebanyak 1,8 %, dengan prevalensi penyebab cedera karena sepeda motor yaitu sebanyak 44,8 %. Data dari RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, cedera otak 3 tahun terakhir masuk 1 besar kasus terbanyak dengan rata-rata 24 kasus 6. Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan data pasien yang mengalami cedera kepala yang dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe (RSAS) Kota Gorontalo dan RSUD Toto Kabila Kab. Bone Bolango pada 1 bulan terakhir sebanyak 35 pasien, dengan rata-rata pasien cedera kepala per hari sebanyak ±3 pasien. Jumlah perawat yang bekerja di IGD Bedah RSAS sebanyak 15 dan IGD RSUD Toto sebanyak 17 perawat, yang semuanya sudah bersertifikasi pelatihan gawat darurat BTCLS ( Basic Trauma Cardiac Life Support). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 9 Maret, didapatkan hasil, dari 5 pasien yang masuk ke IGD, 2 pasien dilayani dengan waktu tanggap kurang dari 5 menit dan 3 pasien dilayani dengan waktu tanggap lebih dari 5 menit. Pasien yang dilayani dengan waktu tanggap lebih dari 5 menit dikarenakan jumlah perawat saat itu kurang memadai untuk memberikan pelayanan pada pasien yang masuk secara berurutan. Hasil penelitian yang sama yang dilakukan oleh 7 pada tahun 212 didapatkan hasil faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu tanggap adalah ketersediaan stretcher dan petugas triase. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh 8 dkk pada tahun 214, didapatkan hasil faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap antara lain, usia, jenis kelamin, lama kerja, pengetahuan, dan motivasi. Pentingnya waktu tanggap gawat darurat pasien dalam upaya mempertahankan keselamatan pasien yang datang di Instalasi Gawat Darurat (IGD) khususnya cedera kepala dan berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan waktu tanggap perawat pada penanganan pasien cedera kepala di IGD RSUD Provinsi Gorontalo. 6 Muhammad Isman Jusuf, Manajemen Neurologis Trauma Kapitis. Seminar Nasional Keperawatan Penatalaksanaan Terkini Pasien Cedera Kepala, Wa Ode Nurisnah Sabriyanti, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ketepatan Waktu Tanggap Penanganan Kasus pada Respon Time I di IGD Bedah dan Non Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Vitrise Maatilu & Regi T. Malara. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Response Time Perawat pada Penanganan Pasien Gawat Darurat di IGD RSUD Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Manado, 214. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 11

7 METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian di Instalasi Gawat Darurat RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo dan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Waktu pelaksanaan tanggal 18 Mei sampai dengan 2 Juni. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel diambil dengan cara total sampling yakni seluruh perawat yang menangani pasien cedera kepala, yaitu sebanyak 3 perawat. Data dikumpul melalui pengamatan menggunakan lembar observasi dan lembar kuesioner yang berisi data demografi perawat dan pernyataan pengetahuan cedera kepala. Data dianalisis dengan uji statistic Fisher Exact Test dan Kolomogorov Smirnov Test. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin (n) (%) Laki-Laki 17 56,7 Perempuan 13 43,3 Total 3 1 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa perawat laki-laki berjumlah 17 perawat (56,7%) dan perawat perempuan berjumlah 13 perawat (43,3%). 2. Umur Karakteristik responden berdasarkan umur disajikan pada tabel berikut. Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur (n) (%) 2-3 Tahun 28 93, Tahun 1 3,3 >4 Tahun 1 3,3 Total 3 1 Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa terdapat 28 perawat (93,3%) dengan umur 2-3 tahun, 1 perawat (3,3%) dengan umur 31-4 tahun, dan 1 perawat (3,3%) dengan umur > 4 tahun. Analisa Univariat 1. Gambaran Waktu Tanggap Perawat pada Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo Gambaran waktu perawat pada penanganan pasien cedera kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo adalah sebagai berikut. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 12

8 Tabel 3. Waktu Tanggap Perawat pada Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo. Waktu Tanggap (n) (%) Tepat ( 5 menit) 27 9 Tidak tepat (>5 menit) 3 1 Total 3 1 Tabel 3. menunjukkan perawat dengan waktu tanggap tepat sebanyak 27 perawat (9%) dan perawat yang tidak tepat sebanyak 3 perawat (1%). 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut. Tabel 4. Tingkat Pendidikan Perawat di IGD RSUD Prov. Gorontalo Tingkat Pendidikan (n) (%) Diploma (III&IV) 24 8 S1 Ners 6 2 Total 3 1 Tabel 4 menunjukkan jumlah perawat dengan tingkat pendidikan D3 dan D4 sebanyak 24 perawat (8%) dan pendidikan S1 Ners sebanyak 6 perawat (2%). 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan perawat terhadap cedera kepala adalah sebagai berikut. Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Perawat terhadap Cedera Kepala Tingkat Pengetahuan (n) (%) Baik 18 6 Cukup 9 3 Kurang 3 1 Total 3 1 Tabel 5 menunjukkan perawat dengan pengetahuan baik sebanyak 18 perawat (6%), pengetahuan sedang sebanyak 9 perawat (3%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 perawat (1%). 4. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Distribusi responden berdasarkan lama kerja adalah sebagai berikut. Tabel 6. Lama Kerja Perawat di IGD RSUD Prov. Gorontalo Lama Kerja (n) (%) 5 Tahun 23 76,7 > 5 Tahun 7 23,3 Total 3 1 Tabel 6 menunjukkan lama kerja perawat di IGD dengan lama kerja 5 tahun sebanyak 23 perawat (76,7%) dan lama kerja > 5 tahun sebanyak 7 perawat (23,3%). Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 13

9 Analisa Bivariat Analisis bivariat menggunakan uji Fisher Exact Test untuk variabel tingkat pendidikan dan lama kerja perawat, sedangkan uji Kolomogorov Smirnov Test untuk variabel tingkat pengetahuan perawat terhadap cedera kepala. adapun hasil uji hubungan adalah sebagai berikut. Tabel 7. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, dan Lama Kerja Perawat dengan Waktu Tanggap Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo. Waktu Tanggap Pendidikan Diploma S1 Ners Pengetahuan Baik Cukup Kurang Lama Kerja 5 Th >5 Th Variabel Tepat Tidak Tepat n % n % p 1,, ,7 1, ,3 Tabel 7 menunjukkan bahwa perawat dengan tingkat pendidikan diploma memiliki waktu tanggap tepat sebanyak 21 orang (7%) dan tidak tepat sebanyak 3 orang (1%), sedangkan pada tingkat pendidikan S1 Ners terdapat 6 perawat (2%) yang memiliki waktu tanggap tepat. Hasil uji menunjukkan nilai p value = 1, yang berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan waktu tanggap perawat pada penanganan pasien cedera kepala di IGD. Sedangkan pada tingkat pengetahuan, perawat dengan tingkat pengetahuan baik yang memiliki waktu tanggap tepat sebanyak 18 perawat (6%), pengetahuan cukup 9 perawat (3%), serta perawat dengan pengetahuan kurang yang memiliki waktu tanggap tidak tepat sebanyak 3 perawat (1%). Hasil uji menunjukkan nilai p value =,9 yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan waktu tanggap perawat. Pada lama kerja, perawat dengan lama kerja 5 tahun yang memiliki waktu tanggap tepat sebanyak 21 perawat (7%) dan yang tidak tepat sebanyak 2 perawat (6,7%). Sedangakan perawat dengan lama kerja > 5 tahun yang memiliki waktu tepat sebanyak 6 perawat (2%) dan terdapat 1 perawat (3,3%) yang memil iki waktu tangap tidak tepat. Hasil uji menunjukkan nilai p value = 1, yang berarti tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan wakt tanggap perawat. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 14

10 PEMBAHASAN 1. Gambaran Waktu Tanggap Perawat pada Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar lama waktu tanggap perawat pada penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Gorontalo, dalam kategori tepat yaitu sebanyak 27 perawat (9%) mempunyai waktu tanggap 5 menit. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di IGD RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe dan RSUD Toto Kabila memiliki waktu tanggap yang cepat khususnya pasien cedera kepala, sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi pelayanannya kepada pasien secara umumnya. Hasil temuan lainnya didapatkan bahwa terdapat 3 perawat (1%) yang memiliki waktu tanggap tidak tepat atau >5 menit. Asumsi peneliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu beratnya cedera dan tingkat kooperatif pasien, dimana berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pada saat itu terdapat pasien dengan kriteria cedera kepala sedang korban kecelakaan, dan pasien saat itu meronta-ronta kesakitan sehingga memperlambat perawat dalam melakukan penanganan awal. Berkaitan dengan cedera kepala, maka sangat penting sekali dalam melakukan penanganan yang cepat dan tepat. Menurut 9 pertimbangan paling penting dari cedera kepala adalah apakah otak telah mengalami cedera atau tidak dimana otak merupakan organ vital pengendali sistem tubuh. Kejadian cedera minor dapat menyebabkan kerusakan otak bermakna 1. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sabriyanti, dkk pada tahun 212 yang meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan waktu tanggap penanganan kasus pada respon time I di IGD bedah dan non bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Didapatkan hasil waktu tanggap penanganan kasus bedah sebagian besar tepat (< 5 menit) yaitu sebesar 67,9%. 2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Waktu Tanggap Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo Berdasarkan hasil analisis diperoleh sebanyak 21 perawat yang mempunyai waktu tanggap tepat pada tingkat pendidikan D3/D4 dan 6 perawat pada tingkat pendidikan S1 Ners. Sedangkan terdapat 3 perawat mempunyai waktu tanggap tidak tepat pada tingkat pendidikan D3/D4. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hasil ρ-value 1, (ρ >,5). Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan waktu tanggap perawat pada pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat, sehingga hipotesis penelitian ditolak. Asumsi peneliti hal ini disebabkan oleh keterampilan kerja lebih dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan keahlian semakin terasah dengan banyaknya kasus yang 9 Suzzane C. Smeltzer & Brenda G. Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta, EGC, HIPGABI, Materi Pelatihan Emergency Nursing Basic Trauma Cardiac Life Support, Manado, HIPGABI- SULUT, 214. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 15

11 sudah ditangani di IGD, serta semua perawat sudah mengikuti pelatihan BTCLS. Oleh karena itu perawat dengan lulusan D3/D4 maupun S1 Ners sama-sama memiliki waktu tanggap yang tepat, sehingga tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan pada waktu tanggap perawat. Hal ini dapat juga disebabkan oleh tingkat motivasi perawat dalam mempraktikkan keterampilan kerja. Nursalam 11 (213) menyatakan bahwa berkembangnya pendidikan keperawatan di Indonesia baik secara kuantitas maupun kualitas, sampai saat ini masih belum memberikan kontribusi yang bermakna terhadap peningkatan peran perawat secara profesional. Nursalam mensinyalir bahwa pendidikan hanya difokuskan pada penyediaan tenaga perawat yang siap untuk pelayanan dan orientasi pendidikan yang sempit. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maatilu, dkk (214) dengan hasil perawat vokasi sebanyak 6% dan perawat profesi sebanyak 4%. Dengan hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan perawat pada penanganan pasien gawat darurat dengan nilai p, Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Waktu Tanggap Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh tingkat pengetahuan perawat mengenai cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat, sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar 18 perawat (6%) dengan waktu tanggap tepat, sedangkan dalam kategori cukup terdapat 9 perawat (3%) dengan waktu tanggap tepat, serta terdapat 3 perawat (1%) dengan kategori kurang dengan waktu tanggap kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat pengetahuan perawat tentang konsep cedera kepala, serta penanganan pasien cedera kepala adalah baik. Berdasarkan hasil uji analisis didapatkan nilai ρ-value,9 (ρ <,5). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan waktu tanggap perawat pada penanganan cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat, sehingga hipotesis penelitian diterima. Asumsi peneliti, pengetahuan sangat mempengaruhi perawat dalam melakukan tugasnya. Seiring dengan bertambahnya lama kerja yang telah dijalani oleh perawat akan membentuk pengalaman kerja sehingga mampu meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini juga didukung oleh pelatihan yang telah diikuti oleh semua perawat yaitu Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) yang menunjang pengetahuan perawat. Menurut Wawan & Dewi (211) dalam Fathoni 12 (214), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dan keterampilan berhubungan dengan penanganan prosedur, 11 Nursalam, Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional (Ed 3.), Jakarta, Salemba Medika, Fathoni, Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Basic Life Support dengan Perilaku Perawat dalam Pelaksanaan Primary Survey di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri, Surakarta, 214. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 16

12 persiapan klien, teaching, dan perawatan post prosedur adalah hal yang esensial dalam praktek keperawatan gawat darurat 13. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Achmad, dkk 14 pada tahun 212 yang meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tanggap perawat pada penanganan asma di IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul yang mendapatkan hasil sebanyak 65% perawat dengan pengetahuan baik dan 35% perawat dengan pengetahuan kurang. Dari hasil uji analisis terdapat hubungan antara pengetahuan dengan lama waktu tanggap penanganan asma dengan nilai p,4. 4. Hubungan Lama Kerja dengan Waktu Tanggap Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD RSUD Prov. Gorontalo Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan waktu tanggap perawat, sehingga hipotesis penelitian ditolak. Asumsi peneliti hal ini disebabkan karena sebagian besar perawat yang bekerja di IGD masih muda yang baru mulai bekerja, dibandingkan dengan perawat yang sudah lama bekerja. Namun perawat cepat tanggap, karena semua perawat sudah bersertifikasi pelatihan gawat darurat. Selain itu, banyaknya jumlah kunjungan pasien kecelakaan yang mengalami cedera kepala yang datang ke IGD cukup mampu mengasah keterampilan perawat dalam menangani kasus, sehingga sebagian besar dapat menangani kasus dengan cepat dan tepat. Sebagian besar perawat di instalasi gawat darurat masih berusia dewasa muda dimana baru memasuki lingkungan kerja yang berarti memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi sehingga mampu menerapkan asuhan keperawatan secara profesional. Hal ini didukung oleh teori Robin (27) dalam Maatilu, dkk, (214) yang mengatakan bahwa tidak ada alasan yang meyakinkan bahwa orang-orang yang telah lebih lama berada dalam suatu pekerjaan akan lebih produktif dan bermotivasi tinggi ketimbang mereka yang senioritasnya rendah 15. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Gambaran waktu tanggap perawat pada penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Gorontalo sebagian besar berada pada kategori tepat, yaitu 5 menit dengan persentase 9% dan tidak tepat sebanyak 1%. 2. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan perawat dengan waktu tanggap perawat pada penanganan pasien cedera kepala di IGD RSUD Provinsi Gorontalo. 13 Krisanty P. Manurung, Asuhan Keperawatan Gawat Darurat, Jakarta, TIM, Anita K. Achmad, dkk, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Lama Waktu Tanggap Perawat pada Penanganan Asma di Instalasi Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta, Vitrise Maatilu & Regi T. Malara. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Response Time Perawat pada Penanganan Pasien Gawat Darurat di IGD RSUD Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Manado, 214. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 17

13 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan perawat dengan waktu tanggap perawat pada penanganan pasien cedera kepala di IGD RSUD Provinsi Gorontalo. 4. Tidak terdapat hubungan antara lama kerja perawat dengan waktu tanggap perawat pada penanganan pasien cedera kepala di IGD RSUD Provinsi Gorontalo. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit agar dapat mempertahankan hasil waktu tanggap yang cepat dan tepat, serta lebih meningkatkan lagi pelayanannya khususnya di bidang gawat darurat. 2. Bagi Perawat Diharapkan kepada perawat agar hasil penelitian ini menjadi bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan potensi diri sehingga tercapai pelayanan optimal kepada pasien. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian agar dan lebih menambah faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi waktu tanggap. DAFTAR PUSTAKA Achmad, A. K., S. A. Winarti, & N. R. Ramdani 212. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Lama Waktu Tanggap Perawat pada Penanganan Asma di Instalasi Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jurnal. Universitas Respati Yogyakarta. Bararah, T., & Jauhar, M Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap Menjadi Perawat Profesional. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Fathoni, A. N Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Basic Life Support dengan Perilaku Perawat dalam Pelaksanaan Primary Survey di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Program Sarjana STIKES Kusuma Husada. Surakarta. Febrianto, B., Agustini, M., Rahardianingtyas, E., Anasiru, A., Tomayahu, M., Hiola, T., & Goi, M Riset Kesehatan Dasar Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Gorontalo Tahun 213. Gorontalo: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. HIPGABI Materi Pelatihan Emergency Nursing Basic Trauma Cardiac Life Support. Manado: HIPGABI-SULUT Jusuf, M. I Manajemen Neurologis Trauma Kapitis. Seminar Nasional Keperawatan Penatalaksanaan Terkini Pasien Cedera Kepala. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 18

14 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 29. Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Keputusan Menteri Kesehatan. Jakarta. Krisanty, P., Manururng, S., Suratun, Wartonah, Sumartini, M., Dalami, E., & Rohimah. 29. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: TIM. Maatilu, V., Mulyadi, & R. T. Malara Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Response Time Perawat pada Penanganan Pasien Gawat Darurat di IGD RSUD Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal. Universitas Sam Ratulangi Manado Nursalam Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional (Ed 3.). Jakarta: Salemba Medika Sabriyanti, W.O.N., dkk Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ketepatan Waktu Tanggap Penanganan Kasus pada Respon Time I di IGD Bedah dan Non Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Jurnal. Universitas Hassanudin. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC. Susilawati, D. 21. Hubungan Waktu Prehospital dan Nilai Tekanan Darah dengan Survival dalam 6 Jam Pertama Pada Pasien Cedera Kepala Berat dsi IGD RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Skripsi. Program Sarjana Universitas Andalas. Padang. Merlin Domili Program Studi Ilmu Keperawatan, FIKK, UNG 19

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dimana kemajuan teknologi semakin berkembang khususnya dalam bidang transportasi, masyarakat modern menempatkan transportasi sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Response time merupakan waktu tanggap yang dilakukan kepada pasien saat pasien tiba sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas Instalasi Gawat Darurat dengan

Lebih terperinci

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION Sri Hartati 1 ; Halimuddin 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya dalam bidang transportasi. Masyarakat moderen menempatkan trasportasi sebagai kebutuhan sekunder yang

Lebih terperinci

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 FAKTOR FAKTOR INTRINSIK YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KARANGANYAR

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trauma merupakan penyebab utama kematian pada populasi di bawah 45 tahun, dan merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia. Lebih dari 50% kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan utama yang sering terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Rahayu Nento 1. Ns. Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Kantor Kepolisian Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pemerintah telah mencanangkan visi dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu bertekad

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi yang Berjudul Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan Identifikasi Patient Safety Di Instalasi Rawat Darurat RSUD Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Vitrise Maatilu Mulyadi Reginus T. Malara PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. ABSTRAK Yolanda Alim.. Hubungan pengarahan kepala ruangan dengan pelaksanaan timbang terima (Operan) perawat di ruang rawat inap RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Standar Operating Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter Urin Di Bangsal Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Mohamad Judha INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat profesi dan padat modal. Agar rumah sakit dapat melaksanakan pelayanan dengan baik, harus dikelola

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN FREKUENSI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASIEN STROKE NON-HEMORAGIK DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN FREKUENSI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASIEN STROKE NON-HEMORAGIK DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN FREKUENSI STROKE DENGAN GANGGUAN KOGNITIF PASIEN STROKE NON-HEMORAGIK DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO JURNAL Oleh SRI WAHYUNITA ISMAIL NIM: 8414 11 054 LEMBAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja. Kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian itu. Bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil

BAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kejadian kecelakaan merupakan kejadian yang bisa menimbulkan cedera dan bahkan bisa menjadi faktor terjadinya kematian yang biasa terjadi, dimana saja, dan kapan saja

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer, 2002) orang (39,9%), tahun 2004 terdapat orang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer, 2002) orang (39,9%), tahun 2004 terdapat orang dengan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kepala berat merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN PARAWAT SEBAGAI CARE GIVER

HUBUNGAN PERAN PARAWAT SEBAGAI CARE GIVER HUBUNGAN PERAN PARAWAT SEBAGAI CARE GIVER DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT DI RSU. GMIBM MONOMPIA KOTAMOBAGU KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Merry Gledis Sixten Gobel Mulyadi Reginus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi sekaligus kewajiban yangharus diberikan perhatian penting oleh setiap orang (Depkes RI, 2004). Pemerintah dan

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian Di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR Fence Ishak Hinadaka¹, Eddyman W. Ferial², Suhartatik³ ¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ² Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI 0 HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun Oleh: NAMA : JAZA

Lebih terperinci

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE Sutrisno Aswad Mulyadi Jiil J. S. Lolong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui

Lebih terperinci

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT MEDIK RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Oliviani Phrystika Timporok Mulyadi Reginus Malara Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK

ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI KOTA MANADO Hakim Abdul Julia Rottie

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum terbesar yang ada di

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Oleh : Tri Alfionita Pontoh Nim: 841410134 Telah di periksa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: MAHYAWATI 201110201030 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernisasi kemajuan di bidang teknologi transportasi dan semakin berkembangnya mobilitas manusia berkendara di jalan raya menyebabkan kecelakaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR Umi Nur Hasanah 1), Yeti Nurhayati 2), Rufaida Nur Fitriana 3)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live Saving. Artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, adalah meningkatkan kualitas pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Meggy Sukma S. Sumarno Amatus Yudi Ismanto Yolanda Bataha Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013 HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 203 Paulinus Masa Sato, Adriani Kadir 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ini angka lalu lintas semakin tinggi. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian urutan ke 9 terbanyak di dunia, data WHO menunjukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang terdiri dari ruangan kelas 1 dimana ruanganya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. SCIENTIA JOURNAL Vol.2 No.1 Mei 2013 STIKes PRIMA JAMBI

PENDAHULUAN. SCIENTIA JOURNAL Vol.2 No.1 Mei 2013 STIKes PRIMA JAMBI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT DAERAH KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2011

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2)

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2) PENGARUH PENERAPAN SKALA TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN PERAWAT DALAM PENGENALAN TANDA DAN GEJALA PASIEN STROKE DI IGD RSUD NGIMBANG LAMONGAN, RSI SAKINAH DAN RSI HASANAH MOJOKERTO Ike Prafita Sari 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak menunjukkan gejala apa pun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya

Lebih terperinci

Rauf Harmiady. Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK

Rauf Harmiady. Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP 6 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INTERNA DAN BEDAH RUMAH SAKIT HAJI MAKASSAR Rauf Harmiady Poltekkes Kemenkes Makassar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Landasan Teori 1.Ketersediaan perawat dan dokter jaga IGD Hendrik et al. (2006) menyatkan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang ilmu dan teknologi secara tidak langsung dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-undang No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF.DR.R.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF.DR.R. HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF.DR.R.D.KANDOU MANADO Tirsa Yuniske Kaloa Lucky T.Kumaat Mulyadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG Fega Cristera Tumbuan Mulyadi Vandri D. Kallo Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang setiap saat terdapat kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Dewi Efasusanti Purba Lucky T Kumaat Mulyadi Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI CARDIAC ARREST DI RSUP PROF R. D. KANDOU MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI CARDIAC ARREST DI RSUP PROF R. D. KANDOU MANADO FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI CARDIAC ARREST DI RSUP PROF R. D. KANDOU MANADO Toar Wellem Samuel Turangan Lucky Kumaat Reginus Malara Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehataan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, baik itu yang dimiliki oleh pemerintah

Lebih terperinci

Persutujuan Pembimbing. Jurnal

Persutujuan Pembimbing. Jurnal Persutujuan Pembimbing Jurnal HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLI KLINIK JANTUNG DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Oleh STELLI MAKALEW (NIM. 841410058,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian mendadak hingga saat ini masih menjadi penyebab utama kematian. WHO menjelaskan bahwa sebagian besar kematian mendadak dilatarbelakangi oleh penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Abstrak I. Pendahuluan Tenaga perawat yang merupakan The caring ρrofession mempunyai kedudukan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu bagian dari rantai pelayanan kesehatan tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pelayanan gawat darurat. Di dalam PERMENKES RI Nomor:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang dengan tiga penyebab utama kematian secara global. Tiga hal tersebut adalah kecelakaan lalu lintas, pembunuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan perbaikan dan peningkatan secara bertahap dari tahun ke tahun. Saat ini petugas kesehatan seperti

Lebih terperinci

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG IGD RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG IGD RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG IGD RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Asteria Van Solang, Herlina Jusuf, Nasrun Pakaya Jurusan Ilmu keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015 HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Rima Wahyu Aprianti M. Naser Mulyadi Reginus T. Malara Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala istilah antara lain Traumatic Brain Injury adalah suatu cedera akut

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala istilah antara lain Traumatic Brain Injury adalah suatu cedera akut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala istilah antara lain Traumatic Brain Injury adalah suatu cedera akut pada susunan saraf pusat, selaput otak, saraf cranial termasuk fraktur tulang kepala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Data epidemiologis menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang cukup tinggi dalam bidang neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena penderitanya

Lebih terperinci

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika S E K O L A H T I NG G I I L M U SY EDZ N A SA I K E S E H AT A N T I K A Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika http://syedzasaintika.ac.id/jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN JENIS KELAMIN

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK PRA SEKOLAH USIA 5 TAHUN DI TK KARTINI DESA TOTO SELATAN KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh MELISRIAWATI GANI (NIM.

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan pusat layanan kesehatan yang terdiri dari berbagai profesi yang membentuk suatu kesatuan dan saling berpengaruh satu sama lain. Rumah sakit dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN LUKA DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF DR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN LUKA DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF DR GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PELAKSANAAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN LUKA DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF DR. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Yayu Hakim 1, dr. Zuhriana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi terutama dalam bidang transportasi mengakibatkan meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor dan hal ini berdampak pada meningkatnya kasus

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN & SARAN

BAB 7 KESIMPULAN & SARAN BAB 7 KESIMPULAN & SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengalami kecemasan ringan dengan jumlah 10 responden (77%), sedangkan 3

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruangan Interna RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Hamka F Daaliuwa, Zuhriana K Yusuf, Andi Mursyidah Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah Institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD) Elvi Nola Gerungan 1, Meildy Pascoal 2, Anita Lontaan 3 1. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 2. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

IKRIMA RAHMASARI J

IKRIMA RAHMASARI J PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) SECARA DINI TERHADAP KEMAMPUAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RSUI KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas pelayanan tentu akan mempengaruhi kerja dari tiap pemberi jasa pelayanan. Umpan balik dan informasi merupakan elemen yang penting dalam membangun

Lebih terperinci