BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal
|
|
- Yulia Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori Atribusi Konsep yang mendasari teori tentang ketepatan pemberian opini merujuk kepada teori akuntansi keprilakuan khususnya teori atribusi. Teori atribusi merupakan teori yang dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal ( eksternal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan ( Anugerah, 2011). Lain halnya dengan kompasiana.com menyebutkan bahwa atribusi adalah sebuah teori yang membahas tentang upayaupaya yang dilakukan untuk memahami penyebab-penyebab perilaku kita dan orang lain. Definisi formalnya, atribusi berarti upaya untuk memahami penyebab di balik perilaku orang lain, dan dalam beberapa kasus juga penyebab di balik perilaku kita sendiri. Teori lain yang juga mendukung penelitian ini adalah teori peran ( role theory). Teori peran membahas bagaimana orang memposisikan dirinya dan bagaimana tindakan yang dipilih saat melakukan interaksi dengan orang lain dalam suatu organisasi ( Sukendra et al., 2015). Teori peran merupakan interaksi antara peran sosial ( social role), norma ( norms), dan identitas ( identity) atas 12
2 orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi. Peran sosial adalah kaitan dari hak, tugas dan tanggungjawab, dan perilaku yang tepat dari orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam konteks sosial. Norma adalah perilaku yang dianggap tepat dan diharapkan dalam suatu peran tertentu. Sedangkan identitas adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang menetapkan siapa dirinya dan bagaimana ia akan bertindak pada suatu situasi tertentu (Sukendra et al., 2015) Profesi Auditor Auditor adalah seorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Agoes (2012:4) auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain. 1) Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). 2) Eksternal auditor atau akuntan public adalah seorang praktisi dan gelar professional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapat izin untuk memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja, dan audit khusus serta jasa non assurancce seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, jasa perpajakan. Jasa-jasa yang ditawarkan oleh akuntan publik ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. 13
3 Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). 3) Internal auditor merupakan auditor yang bekerja suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja Opini Audit Laporan audit adalah langkah terakhir dari keseluruhan proses audit. Bagian yang terpenting yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit. Menurut standar professional akuntan publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima (5) jenis opini auditor, yaitu Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas, Pendapat Wajar dengan Pengecualian, Pendapat Tidak Wajar, dan tidak Memberikan Pendapat. 1) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian ( Unqualified Opinion) Pendapat wajar tanpa pengecualian dapt diberikan auditor apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Laporan keuangan yang wajar dihasilkan setelah melalui (SA 411 paragraf 04), apakah : a) Prinsip akuntansi yang dipilih dan dilaksanakan telah berlaku umum b) Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan 14
4 c) Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi cukup yang dapat mempengaruhi penggunaannya, pemahamannya, dan penafsirannya. d) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diklasifikasikan dan diikhtisarkan dengan semestinya, yang tidak terlalu rinci ataupun terlalu ringkas. e) Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam suatu cara yang menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas dalam batas-batas yang rasional dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan. 2) Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language) Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa penjelas tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut : a) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor indepanden lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam paragraph untuk menegaskan pemisahan tanggung jawab dalam pelaksanaan audit. b) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan yang terpaksa dilakukan agar tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan. 15
5 3) Pendapat Wajar dengan Pengecualian ( Qualified Opinion) Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini diberikan apabila : a) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. b) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapar berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. Bentuk dari penyimpangan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum yaitu menyangkut resiko atau ketidakpastian dan pertimbangan materialitas. Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang menyangkut resiko atau ketidakpastian umumnya dikelompokkan kedalam satu diantara tiga golongan : a) Pengungkapan yang tidak memadai, jika auditor berkesimpulan bahwa hal yang berkaitan dengan resiko atau ketidakpastian tidak diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. b) Ketidaktepatan prinsip akuntansi, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berkaitan dengan kontijensi atau estimasi hasil peristiwa masa dan tipe tertentu menjelaskan situasi yang disalamnya ketidakmampuan 16
6 untul membuat estimasi yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang ketepatan prinsip akuntansi yang digunakan, dan jika auditor berkesimpulan bahwa prinsip akuntansi yang digunakan menyebabkan laporan keuangan salah disajikan secara material, ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar. 4) Pendapat tidak Wajar (Adverse Opinion) Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai denga prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alas an pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan tersebut harus dinyatakan dalam paragraph terpisah sebelum paragrap pendapat. 5) Pernyataan tidak Memberikan Pendapat ( Disclaimer of Opinion or No Opinion) Pernyataan auditor tidak memberiakan pendapat ini layak diberikan apabila : a) Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu. b) Auditor tidak independen terhadap klien Skeptisisme Profesional Auditor American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan Skeptisisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu bertanya dan penilaian kritis atas bukti audit tanpa obsesif mencurigakan 17
7 atau skeptis. Auditor diharapkan menggunakan skeptisisme profesional dalam melakukan audit, dan dalam mengumpulkan bukti yang cukup untuk mendukung atau menyangkal pernyataan manajemen. PSA No. 04 SA Seksi 230 SPAP (2011) mengenai standar auditing menyatakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama, yang juga dapat disebut sebagai due professional care, yang termasuk di dalamnya sikap skeptisisme profesional yang dituntut dari auditor dengan cermat dan saksama dalam penugasan auditnya. PSA No. 04 SA Seksi 230 SPAP (2011) menjelaskan skeptisme profesional diartikan sebagai sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis atas bukti audit. Berdasarkan IAASB (2010), skeptisisme profesional pada dasarnya adalah pola pikir. Sebuah pola pikir skeptis mendorong perilaku auditor untuk menerapkan pendekatan mempertanyakan ketika mempertimbangkan informasi dan untuk membentuk kesimpulan. Skeptisisme profesional juga termasuk menjadi waspada, misalnya, bukti audit yang bertentangan dengan bukti audit lain yang diperoleh, atau informasi yang perlu mempertanyakan keandalan dokumen atau tanggapan terhadap pertanyaan yang akan digunakan sebagai bukti audit Etika Profesi Etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai ( Alwan and Abeer, 2013), Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan 18
8 khusus. Aturan ini merupakan aturan menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik yang menjelaskan muatan-muatan etika pada dasarnya bertujuan untuk melindungi kepentingan anggota dan kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok dari kode etik ini yaitu: pertama, kode etik bermasud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara sengaja ataupun tidak sengaja dari kaum profesional. Kedua, kode etik juga bertujuan melindungi keluhuran profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orangorang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Gustia, 2014). Sebagai seorang auditor, tuntutan kepercayaan masyarakat atas mutu audit yang diberikan sangat tinggi, oleh karena itu etika merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh auditor dalam melakukan tugasnya sebagai pemberi opini atas laporan keuangan. Etika yang tinggi akan tercermin pada sikap, tindakan dan perilaku oleh auditor itu sendiri. Auditor dengan etika yang baik dalam memperoleh informasi mengenai laporan keuangan klien pasti sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Pengembangan kesadaran etis atau moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan (Louwers, 1997 dalam Prawitt, 2013) Prinsip Etika Prinsip-prinsip etika menurut Joseph Institute For Advancement of Ethics (Arens, et. al. 2008) yang merupakan sebuah organisasi nirlaba bagi pengembangan kualitas etika masyarakat, yaitu dapat dipercaya, penghargaan, pertanggungjawaban, kelayakan, perhatian, dan kewarganegaraan. 19
9 1) Dapat dipercaya (trustworthiness) Mencakup kejujuran, reliabilitas dan loyalitas. Kejujuran menuntun itikad baik untuk mengemukakan kebenaran. Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kesadara yang tinggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas berarti melakukan semua usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya. Loyalitas adalah tanggung jawab untuk mengutamakan dan melindungi berbagai kepentingan masyarakat dan organisasi tertentu. 2) Penghargaan (respect) Mencakup gagasan seperti kepantasan ( civility), kesopansantunan (courtesy), kehormatan, toleransi, dan penerimaan. Seseorang yang terhormat akan memperlakukan pihak lainnya dengan penuh pertimbangan dan menerima perbedaan keyakinan pribadi tanpa berprasangka buruk. 3) Pertanggungjawaban (responsibility) Berarti beranggung jawab atas tindakan seseorang serta dapat menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik mungkin dan memberi teladan dengan contoh, mencakup juga ketekunan serta upaya untuk melakukan perbaikan. 4) Kelayakan (fairness) Kelayakan dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan. Perlakuan yang layak berarti bahwa situasi yang serupa akan ditangani dengan cara yang seksama pula. 20
10 5) Perhatian (caring) Berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak lain dan mecakup tindakan yang mempehatikan kepentingan sesama serta memperlihatkan perbuatan baik. 6) Kewarganegaraan (citizenship) Kewarganegaraan termasuk kepatuhan pada undang-undang serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara agar proses dalam masyarakat berjalan dengan baik, antara lain pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan di Amerika Serikat, dan melindungi sumber daya alam yang ada Komitmen Profesional Komitmen merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kerja, dan komitmen memiliki hubungan yang positif dengan kinerja. Suatu komitmen profesional merupakan tingkat loyalitas seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi. Keberhasilan yang tinggi akan memberikan hasil yang bernilai tinggi, hal ini yang akan menimbulkan kinerja yang tinggi pada diri auditor. Komitmen profesi dapat diartikan sebagai intensitas identifikasi dan keterlibatan individu dengan profesi tertentu. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan dengan tujuan dan nilai profesi termasuk nilai moral dan etika ( Gustia, 2014). Ghozali (2006:196) mendefinisikan komitmen profesi sebagai berikut: komitmen profesi didefinisikan sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individual dengan keterlibatan dalam suatu profesi termasuk 21
11 keyakinan, penerimaan tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi, kemauan untuk berupaya sekuat tenaga demi organisasi, dan keinginan menjaga keanggotaan dari suatu profesi. Ghozali (2006:196) mengidentifikasi empat alasan mengenai pentingnya memahami komitmen profesi yaitu : 1) Karir seseorang merupakan fokus utama dalam hidup. 2) Komitmen profesi mempengaruhi retensi seseorang dalam organisasi, komitmen ini memiliki implikasi penting bagi manajemen sumber daya manusia. 3) Karena keahlian profesional berkembang dari kinerja dan pengalaman kerja dapat memiliki hubungan dengan komitmen profesi. Bagi akuntan, hal ini sangat relevan karena keahliannya berkembang dari pengalaman yang ekstensif dan pendidikan berkelanjutan. 4) Studi-studi komitmen profesi memberikan pemahaman mengenai bagaimana individual mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai komitmen baik di dalam maupun di luar organisasi. Pengukuran latihan dan sosialisasi akuntan ke dalam profesi akuntansi adalah komitmen profesi yang didefinisikan sebagai kekuatan relatif terhadap identifikasi dan keterlibatan dalam profesi khusus. Komitmen Profesional (Rharasati dan Dharma, 2013) menyatakan meskipun profesionalisme dan apa yang membentuk profesi dapat dipisahkan secara konseptual, penelitian tentang profesionalisme lebih dikaitkan dengan perspektif konvensional tentang profesi. Suatu komitmen profesional dapat 22
12 diartikan sebagai tingkat kesetiaan seseorang terhadap pekerjaannya sesuai dengan apa yang menjadi persepsi dari orang tersebut, sesuai dengan pendapat (Parker and Timothy, 2012) Keahlian Audit Keahlian merupakan salah satu faktor utama yang harus dimiliki seorang auditor, karena dengan keahlian yang dimiliki memungkinkan tugas-tugas yang dijalankan dapat diselesaikan dengan baik dan maksimal. Keahlian merupakan komponen penting yang harus dimiliki seorang auditor dalam melaksanakan audit. Dimana dalam hal ini keahlian audit akan mempengaruhi tingkat kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan yang terjadi. Keahlian merupakan salah satu faktor utama yang harus dimiliki seorang auditor, keahlian yang dimiliki memungkinkan tugas-tugas yang dijalankan dapat diselesaikan dengan baik dan maksimal. Triyanto (2014) mendefinisikan keahlian audit merupakan keahlian yang berhubungan dalam tugas pemeriksaan serta penguasaan masalah yang dapat diperiksanya ataupun pengetahuan yang dimiliki sebagai dasar untuk menunjang tugas audit. Keahlian mengharuskan seorang auditor mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya yang digunakan untuk menyelesaikan tanggung jawabnya dengan kriteria seorang auditor harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu atau yang setara; kompeten di bidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintah dan komunikasi. Hal ini memang sangat diperlukan oleh seorang auditor, auditor yang mempunyai keahlian tinggi akan memperlihatkan hasil kerjanya dengan kualitas baik dan akan berprilaku 23
13 pantas sesuai dengan persepsi serta ekpektasi orang lain dan lingkungan tempat bekerja. Semakin kompeten seorang auditor dan memiliki keahlian audit akan membuat lebih peka dalam menganalisis laporan keuangan yang diauditnya sehingga auditor mengetahui apakah di dalam laporan tersebut terdapat tindakan kecurangan atau tidak serta mampu mendeteksi trik-trik rekayasa yang dilakukan dalam melakukan kecurangan (Sukendra et al., 2015). 2.2 Rumusan Hipotesis Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Skeptisme profesional sebagai sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Teori auditing yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf (1961) menjelaskan bahwa seorang auditor harus memiliki sifat kehati-hatian dalam proses pemeriksaannya dan selalu mengindahkan norma-norma profesi dan norma moral yang berlaku sesuai standar professional akuntan publik (PSA 29 SA Seksi 508), yang meliputi pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat. Penelitian yang dilakukan oleh Adnyani et al. (2014) tentang pengaruh sikap skeptisisme profesional terhadap pemberian opini pada auditor dalam memberikan hasil informasi yang lebih banyak dan lebih signifikan daripada auditor yang memiliki tingkat skeptisisme profesional yang rendah, dan hal ini 24
14 mengakibatkan auditor memiliki skeptisisme profesional yang tinggi akan lebih dapat mendeteksi adanya fraud karena informasi yang mereka miliki tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Royaee et al. (2013) menyimpulkan bahwa skeptisisme professional berpengaruh secara positif terhadap pemberian opini seorang auditor. Begitupun dengan Triyanto (2014) menjelaskan pada penelitiannya bahwa skeptisisme professional memberikan dampak positif terhadap kemampuan seorang auditor dalam memberikan opini. Hal ini dipertegas oleh Dewi (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa seorang auditor yang memiliki skeptisisme professional mampu memberikan opini yang maksimal dan objektif terhadap pelaporannya. Melalui penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: H 1 : skeptisisme profesional berpengaruh positif pada ketepatan pemberian opini Pengaruh Etika Profesi Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Etika dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dalam suatu hal dan etika inilah yang menjadikan seseorang memiliki akhlak yang baik sesuai norma-norma yang berlaku (Dewi, 2014). Teori disonansi kognitif dapat menjelaskan bahwa timbulnya ketidak konsistenan pada diri auditor untuk mengikuti atau tidak mengikuti sebagian dari kode etik, serta perbedaan persepsi individu mengenai hal yang etis atau tidak etis dapat menimbulkan ketidakselarasan. Hal ini diartikan apabila auditor dapat menjaga keselarasan dalam etika profesinya, ia akan dapat melaksanakan auditnya dengan baik sesuai yang diharuskan dalam kode etik profesi (Emrinaldi et al., 2014). 25
15 Hasil penelitian Gustia (2014) menunjukkan secara empiris bahwa faktor etika berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini. Hasil penelitian (Hardiningsih dan Rachmawati, 2012) juga menjadi acuan bagi penulis yang menyatakan bahwa etika juga berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Begitupun dengan ( Anugerah, 2011) yang membuktikan terdapat pengaruh positif etika profesi terhadap ketepatan pemberian opini. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 2 : etika profesi berpengaruh positif pada ketepatan pemberian opini Pengaruh Komitmen Profesional Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Teori peran ( Role Theory) membahas bagaimana orang memposisikan dirinya dan bagaimana tindakan yang dipilih saat melakukan interaksi dengan orang lain dalam suatu organisasi (Sukendra et al., 2015). Peranan yang berhubungan dengan pekerjaan menyatakan bahwa seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya di dalam perusahaan seseorang tersebut bekerja. Hal ini diartikan bahwa apabila seorang auditor dapat menentukan tindakan yang ia pilih dan mempunyai komitmen professional auditor di dalam dirinya maka auditor tersebut akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kriteria-kriteria yang berlaku. Ghozali (2006:196) mendefinisikan komitmen profesi sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individual dengan keterlibatan dalam suatu profesi termasuk keyakinan, penerimaan tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi seorang auditor, kemauan untuk berupaya sekuat tenaga demi organisasi, dan keinginan 26
16 menjaga keanggotaan dari suatu profesi. Gustia (2014) keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik atau malah sebaliknya menyebabkan seseorang justru meninggalkan pekerjaannya, akibat suatu tuntutan komitmen lainnya. Febrianty (2012) dalam penelitiannya menyatakan keberhasilan seseorang auditor dalam ketepatan pemberian opini suatu bidang pekerjaan sangat dipengaruhi oleh komitmen profesionalisme terhadap bidang yang ditekuninya. Profesionalisme sendiri harus ditunjang dengan komitmen untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Suyono (2014) membuktikan komitmen profesional merupakan suatu komitmen yang dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik dalam ketepatan pemberian opini. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Riordan (2014) menyatakan bahwa komitmen profesional memiliki pengaruh terhadap ketepatan pemberian opini seorang auditor. Dari penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. H 3 : Komitmen professional berpengaruh positif pada ketepatan pemberian opini Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Atribusi menyebabkan diri auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya dengan baik. Hal ini diartikan apabila seorang auditor menggunakan faktor-faktor di dalam dirinya sepeti kemampuan atau usahanya maka auditor akan dapat melaksakan 27
17 pekerjaannya dengan baik. Auditor dalam menjalankan tugasnya harus menggunakan keahliannya dengan cermat untuk merencanakan prosedur audit dan mengevaluasi bukti yang diperoleh, dengan demikian, auditor akan dapat memberikan opini yang akurat (Triyanto, 2014). Hasil penelitian Dewi (2014) menyatakan bahwa keahlian mempunyai pengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit. Begitupun dengan Sukendra et al. (2015) menjelaskan pada penelitiannya bahwa keahlian memberikan dampak positif terhadap kemampuan seorang auditor dalam memberikan opini. Hal ini dipertegas oleh Halim et al. (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa seorang auditor yang memiliki keahlian mampu memberikan opini yang objektif terhadap pelaporannya. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: H 4 : keahlian audit berpengaruh positif pada ketepatan pemberian opini. 28
BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset di kalangan akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu menganalisa kontribusi apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri bergerak dengan cepat dan bervariasi yang membuat persaingan antar pengusaha semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha diberbagai negara di dunia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mencapai 5,2%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Behavioral Decision Theory Behavioral Decision Theory yang mengatakan bahwa seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan persepsinya atas suatu
Lebih terperinciPengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-10 Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Pratama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi perekonomian Indonesia pada umumnya menyebabkan peningkatan pesat tuntutan masyarakat atas mutu dan jenis jasa profesi akuntan publik sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman dunia usaha dan industri semakin cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman dunia usaha dan industri semakin cepat pertumbuhannya, sehingga membuat persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi tidak keselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga perusahaan harus semakin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Profesionalisme Auditor Dalam penelitian ini konsep profesionalisme yang digunakan adalah konsep untuk mengukur bagaimana para profesional memandang profesi mereka yang tercermin
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama
Lebih terperinciHUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH
HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH AKUNTAN PUBLIK Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik yang dianggap terpercaya dan independen, menyebabkan profesi akuntan publik di tuntut untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik
Lebih terperinciAUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR
AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR Perbedaan kepentingan (conflict of interest) Konsekuensi (consequence) Kompleksitas (complexity) Keterbatasan akses (remoteness) Menurut Sofyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, persaingan dunia usaha akan semakin ketat karena arus perdagangan barang dan jasa semakin luas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen
18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan atas laporan keuangan oleh pihak luar diperlukan, khususnya untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan global. Bersamaan dengan kemampuan mereka menciptakan dan menawarkan seluruh rentang instrument
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori yang menjadi landasan dalam penelitian dan ditentukan hipotesis penelitian berdasarkan
Lebih terperinciKD 5.1. Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi
KD 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dunia usaha yang semakin berkembang tentu perlu adanya badan yang independen yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk memastikan kewajaran atas laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama dalam Era Globalisasi saat ini, membuat persaingan para pebisnis akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi keuangan menunjukkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan oleh para pemakainya sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Lebih terperinciTopik 3 : Laporan Akuntan
Topik 3 : Laporan Akuntan Tujuan : Setelah mempelajari topik ini mahasiswa mampu : 1. Menyebutkan jenis-jenis pendapat akuntan 2. Menyebutkan jenis-jenis laporan akuntan 3. Menjelaskan pertimbangan auditor
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Opini Auditor Independen Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor
Lebih terperinci1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion)
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualiied Opinion) Dikatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia. Dari profesi akuntan publik, masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik merupakan salah satu profesi yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat dan memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Profesi akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang meningkat di Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang ada di BEI pada tahun 2013 sebanyak 494
Lebih terperinciNama : I Made Arya Putra Bharata NIM : ABSTRAK
Judul : Pertimbangan Materialitas sebagai Variabel Pemoderasi Pengaruh Etika Profesi dan Kompetensi Terhadap Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bali Nama : I Made Arya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Aturan Etika Kompartemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) menurut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik (IAI 2001:20000.1-20000.6) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya dunia usaha sekarang ini, maka persaingan diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai usaha agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan banyak pihak. Banyak berita yang mengungkap bahwa akuntan publik dianggap memiliki konstribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik atau auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat penting dalam dunia bisnis. Seorang akuntan publik diharapkan banyak orang untuk dapat meletakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan menjadi semakin ketat dan hanya mereka yang siap dan mempunyai bekal serta sikap profesionalisme yang memadai saja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan dalam bentuk badan hukum di Indonesia. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah memerlukan seorang Pemeriksa Keuangan. Pemeriksa Keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara merupakan kewajiban penting dari suatu instansi pemerintah. Sehingga untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan
Lebih terperinciKompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi
Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi A. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi dicerminkan ke dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,
BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor eksternal adalah seorang profesional auditor yang melakukan audit pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan. Standar Profesi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataanpernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Risiko informasi yang dimaksud ialah kemungkinan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan yang berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka. Audit laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Laporan keuangan sebuah perusahaan, selain dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan, juga dibutuhkan oleh pihak eksternal seperti calon investor, investor,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Opini auditor merupakan hal yang sangat penting, baik bagi perusahaan maupun bagi investor. Suatu perusahaan akan merasa lebih percaya diri apabila laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era masa kini perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu persaingan yang semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor adalah salah satu profesi yang disoroti oleh masyarakat luas. Hal yang menjadi sorotan masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan (auditor) merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat
Lebih terperinciAUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3
AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian yang bebas dan tidak memihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Mulyadi (2002) auditing adalah: Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalitas seorang akuntan publik ditandai dengan keahlian mereka yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, komitmen untuk belajar seumur hidup, pelayanan
Lebih terperinciBAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP
BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan assurance karena laporan berfungsi mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Para pengguna laporan keuangan menyandarkan
Lebih terperinciRISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan
Lebih terperinci: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang : Kuesioner : Hasil Uji Deskriptif : Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dimana bisnis tidak mengenal batas Negara, kebutuhan akan adanya audit laporan keuangan oleh akuntan publik menjadi sangat diperlukan, sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK) menyatakan bahwa badan usaha publik wajib menyampaikan laporan keuangan berkala kepada BAPEPAM
Lebih terperinciSTANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02
Daftar Isi Standar Umum SA Seksi 200 STANDAR UMUM Sifat standar umum; pelatihan dan keahlian auditor; independensi; penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinciJURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)
JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR) Sri Wiranti Setiyanti Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang Abstraksi Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan audit. Opini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan informasi yang menyesatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit pada sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan lagi.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
11 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Sikap dan Perilaku Etis Sikap adalah keadaan dalam diri manusia yang menggerakan untuk bertindak, menyertai manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran auditor telah menjadi pusat kajian dan riset di kalangan akademisi. Tidak hanya itu, praktisi juga semakin kritis dengan selalu menganalisa kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan perusahaan go public di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di jaman yang modern ini, semakin banyak perusahaan yang semakin berkembang dan bahkan go public sehingga semakin banyak juga perusahaan yang membutuhkan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Auditing didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pangsa pasar perusahaan. Secara umum ada tiga bentuk laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan mengenai perilaku individu. Lebih khususnya, teori ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal), namun di sisi lain
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Agensi Teori agensi adalah teori yang mendasari hubungan atau kontak antara principal dan agent (Anthony dan Govindarajan, 2002). Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
Lebih terperinci