BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini bersifat eksperimental karena pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini bersifat eksperimental karena pada"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini bersifat eksperimental karena pada penelitian ini dilakukan dengan memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya kontrol. Objek penelitiannya berupa pertumbuhan jamur pada medium Potato Sucrose Agar (PSA) yang ditambah dengan ekstrak rimpang kunyit yang telah disimpan pada berbagai lama dan suhu penyimpanan. Kontrol penelitian berupa pertumbuhan jamur pada medium kontrol (PSA ditambah akuades, PSA ditambah DMSO 1%, dan PSA ditambah Dithane-M 45 0,2%). Pada penelitian ini terdapat variabel penelitian berupa variabel bebas yaitu lama dan suhu penyimpanan ekstrak rimpang kunyit pada medium PSA, variabel terikat yaitu diameter pertumbuhan (mm) dan persentase penghambatan (%) miselia jamur, dan variabel kendali yaitu umur jamur (8 hari jamur C. gloeosporiodes Penz.) dan macam medium (PSA). B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2009 sampai dengan Juli 2009 di laboratorium Mikrobiologi dan Genetika Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian yang dilakukan meliputi uji hayati berbagai lama 21

2 22 dan suhu penyimpanan ekstrak rimpang C. domestica Val. terhadap pertumbuhan jamur C. gloeosporioides Penz. secara in vitro. C. Desain Penelitian Rancangan yang digunakan adalah faktorial 2x8 dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKLT) (Kristianti et al., 2007). Jumlah perlakuan yang digunakan adalah delapan perlakuan dengan menggunakan lama dan suhu penyimpanan ekstrak yang berbeda dan kontrol menggunakan Akuades, Dimetil Sulfoksida (DMSO) 1% dan Dithane-M 45 0,2% (Harish, et al., 2004:367). Konsentrasi ekstrak rimpang kunyit yang digunakan adalah 0,04% sesuai dengan hasil uji terdahulu (Adhimah, 2008:51). Terdapat dua faktor yang dianalisis faktor pertama adalah lama penyimpanan ekstrak rimpang kunyit 0 hari (L 0 ), 7 hari (L 1 ), 14 hari (L 2 ), 21 hari (L 3 ), 28 hari (L 4 ) dan 35 hari (L 5 ). Faktor kedua adalah suhu penyimpanan suhu kamar 24±2 C (S 1 ) dan suhu dingin 10±2 o C (S 2 ). Untuk kontrol akuades (A) dan DMSO 1% sebagai kontrol negatif (K-) dan kontrol Dithane-M 45 0,2% sebagai kontrol positif (K+). Jumlah banyaknya perlakuan untuk setiap pengulangan diperoleh berdasarkan rumus pengulangan RKLT (Gomez,1995:94) dengan rumus : (t) (r) , dimana t adalah perlakuan dan r adalah banyaknya replikasi. Jadi : (t) (r) (8) (r) r -1 20

3 23 8r 21, jadi r 3 Berdasarkan perhitungan di atas, maka banyaknya pengulangan yang harus dilakukan paling sedikit tiga kali. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka dilakukan pengulangan sebanyak empat kali. Jika L adalah lama penyimpanan ekstrak rimpang kunyit dan S adalah suhu penyimpanan ekstrak rimpang kunyit maka pengulangannya Ln dan Sn dimana n menunjukkan urutan pengulangan. A adalah akuades, K+ adalah kontrol positif dan K- adalah kontrol negatif. Jumlah kelompok percobaan atau plot disusun secara acak dari 1-72, dengan empat kali pengulangan sebagai berikut : Tabel 3.1. Desain Rancangan Kelompok Teracak Sempurna K+ A K+ L 3 S I K- L 4 S 2 L 1 S 1 K+ A L 4 S I L 2 S 2 L 2 S 1 L 3 S 2 K- L 5 S 2 L 0 S 2 L 5 S I L 1 S 2 L 1 S 1 L 3 S 2 K- L 0 S 1 L 3 S 1 A L 2 S 2 K- L 1 S 2 K+ A L 5 S 2 L 4 S 2 L 5 S 1 L 2 S 1 L 0 S 2 K+ L 4 S 1 L 2 S 2 A K+ L 5 S 1 L 3 S 1 L 1 S 2 L 0 S 1 L 4 S 1 L 5 S 2 L 3 S 2 A K- L 0 S 2 K+ L 1 S 1 K- L 2 S 1 L 4 S 2 L 4 S 2 L 3 S 1 K+ L 2 S 2 A L 0 S 1 A L 5 S 2 L 2 S 1 L 3 S 1 L 1 S 2 K- L 1 S 1 K- K+ L 5 S 1 L 3 S 2 L 0 S 2 Keterangan : L 0 S 1 : lama penyimpanan ekstrak 0 hari pada suhu ruang 24±2 C L 1 S 1 : lama penyimpanan ekstrak 7 hari pada suhu ruang 24±2 C

4 24 L 2 S 1 : lama penyimpanan ekstrak 14 hari pada suhu ruang 24±2 C L 3 S : lama penyimpanan ekstrak 21 hari pada suhu ruang 24±2 C L 4 S I : lama penyimpanan ekstrak 28 hari pada suhu ruang 24±2 C L 5 S 1 : lama penyimpanan ekstrak 35 hari pada suhu ruang 24±2 C L 0 S 2 : lama penyimpanan ekstrak 0 hari pada suhu 10±2 C (Konsentrasi ekstrak 0,04%) L 1 S 2 : lama penyimpanan ekstrak 7 hari pada suhu 10±2 C (Konsentrasi ekstrak 0,04%) L 2 S 2 : lama penyimpanan ekstrak 14 hari pada suhu 10±2 C L 3 S 2 : lama penyimpanan ekstrak 21 hari pada suhu 10±2 C L 4 S 2 : lama penyimpanan ekstrak 28 hari pada suhu 10±2 C L 5 S 2 : lama penyimpanan ekstrak 35 hari pada suhu 10±2 C A : Akuades K+ : Dithane-M 45 0,2% K- : DMSO 1%

5 25 D. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah jamur C. gloeosporioides Penz. yang ditumbuhkan dalam medium PSA pada cawan Petri. 2. Sampel dalam penelitian ini diambil dari isolasi biakan jamur C. gloeosporioides Penz. yang diberi perlakuan dengan ekstrak rimpang kunyit (C. domestica Val.) pada lama dan suhu penyimpanan yang berbeda. E. Alat dan Bahan Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3 di bawah ini : Tabel 3.2. Alat yang Digunakan dalam Penelitian No Nama Alat Jumlah Spesifikasi 1 Alumunium foil 1 pak 25 sq.ft (7,6 m x 30 cm) 2 Autoklaf 1 buah Merek EYELE model HL36AE 4 Beaker glass 2 buah Gelas Pyrex ukuran 1 liter 5 Blender 1 buah Merek national 6 Botol pial 4 buah Kapasitas 50 ml 7 Cawan Petri 44 buah Gelas Pyrex, 95 mm 8 Gelas Ukur 2 buah Pyrex kapasitas 10 ml 9 Gelas objek dan gelas penutup 2 buah 25,4 x 76,2 mm (1 1 x 3 1 ) dan 1 mm - 1,2 mm 10 Inkubator 1 buah Suhu 25 C 12 Kain kasa secukupnya Steril 13 Kapas secukupnya Kapas pembalut 14 Kertas saring secukupnya Whatman no 1 15 Labu erlenmeyer 3 buah Pyrex kapasitas 500 ml

6 26 16 Lampu spirtus 2 buah Kapasitas 200 ml 17 Magnetik stirer 1 buah Model RCH-3 18 Mikropipet 1 buah Kapasitas 1 ml 19 Mikroskop 1 buah 1000 x perbesaran 20 Neraca digital 1 unit Merek AND ketelitian 0,001 mg 21 Oven 1 unit Termotec oven model SPF Pisau 1 buah Tajam 23 Penggaris 1 buah Panjang 30 cm 24 Pelubang gabus 1 buah 6 mm 25 Rak tabung 4 buah Berbahan kayu 26 Tabung reaksi 50 buah Gelas Pyrex 27 Waterbath shaker 1 unit 50 cm x 30 cm, suhu 70 C Tabel 3.3. Bahan yang Digunakan dalam Penelitian No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi 1 Agar-agar 15 gram Teknis 2 Akuades steril 1000 ml Disterilkan dengan autoklaf 3 Alkohol Secukupnya Konsentrasi 70% 4 DMSO 100 ml Konsentrasi 100% 5 Etanol 1000 ml Konsentrasi 96% 6 Kunyit 6 kg Petani di Padalarang 7 Kentang 200 gram Pasar lokal 8 Jamur C. gloeosporioides Penz. 1 stok kultur Koleksi BALITSA, Lembang 9 Sukrosa 100 gram Teknis

7 27 F. Prosedur Kerja 1. Tahap Persiapan a. Pembuatan Medium PSA Medium yang digunakan untuk pertumbuhan jamur C. gloeosporioides Penz. adalah medium Potato Sucrose Agar (PSA). Medium PSA merupakan salah satu medium yang dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur (Gandjar,1999:134; Sangeetha dan Rawal, 2008:179). Cara membuat medium PSA adalah sebagai berikut: 200 gram kentang dipotong kecil-kecil kemudian direbus dalam 1000 mililiter akuades, setelah kentang empuk kemudian disaring kertas saring Whatman No.93 sehingga didapat ekstrak kentang. Ekstrak kentang kemudian dilarutkan dalam akuades sampai volumenya mencapai 1000 mililiter. Lima belas gram agar-agar dan 20 gram sukrosa dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkan dengan 1000 mililiter ekstrak kentang, selanjutnya diaduk dan dipanaskan sampai mendidih selama 20 menit dengan menggunakan magnetic stirer with hot plate agar medium homogen. Setelah mendidih medium diangkat dan diukur ph-nya menggunakan ph meter kemudian diatur dengan menambahkan HCL 1 M dan NaOH 1 M sampai diperoleh ph 5,6. Medium yang sudah diukur kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sembilan mililiter. Kemudian disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit, disimpan dalam lemari es sampai akan digunakan (Nurhayati, 2008:28).

8 28 b. Sterilisasi Semua alat gelas tahan panas, bahan, dan media yang tidak akan rusak jika terkena panas disterilkan dengan autoclave. Sterilisasi dengan autoclave menggunakan uap air bertekanan tinggi pada suhu 121 C selama 15 menit. Alat-alat yang tidak tahan panas disterilkan dengan alkohol. c. Identifikasi Jamur C. gloeosporioides Penz Identifikasi jamur C. gloeosporioides Penz. menggunakan metode slide kultur secara aseptik. Cawan Petri untuk slide culture steril (yang berisi kain kasa, sumpit kayu yang dibentuk segitiga, satu buah kaca objek dan dua buah kaca penutup) disiapkan medium PSA 5 ml dituangkan ke dalam cawan Petri dibiarkan membeku, dibuat kotak dengan ukuran 3 x 3 mm dan disimpan di atas kaca objek. Setelah itu, jamur C. gloeosporioides Penz. ditanamkan di atas kotak agar, menggunakan lup inokulasi dan ditutup dengan kaca penutup. Jamur ditumbuhkan selama delapan hari untuk jamur C. gloeosporioides Penz. dengan kondisi lembab, kemudian diamati bentuknya di bawah mikroskop dan diidentifikasi berdasarkan kunci determinasi (Heritage et al., 1996:145). d. Pemeliharaan dan Perbanyakan Jamur C. gloeosporioides Penz Jamur yang berasal dari kultur awal ditumbuhkan dalam medium PSA pada cawan Petri steril selama delapan hari untuk jamur C. gloeosporioides Penz. (Adhimah, 2008:34) pada suhu C. Selanjutnya kultur siap untuk digunakan pada medium aktivasi.

9 29 e. Identifikasi Rimpang Kunyit (C. domestica Val.) Sebelum dilakukan ekstraksi terlebih dahulu dilakukan identifikasi rimpang kunyit. Rimpang kunyit diamati morfologi dan warnanya. f. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit (C. domestica Val.) Rimpang kunyit yang digunakan sebagai simplisia adalah rimpang induk C. domestica Val. yang relatif sama. Rimpang kunyit yang akan digunakan sebagai simplisia dibersihkan dengan mencucinya menggunakan air keran hingga bersih, kemudian dikeringkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan supaya terdapat sirkulasi udara yang baik. Pengeringan ini bertujuan untuk memperoleh bahan tumbuhan yang tidak mudah rusak. Proses pengeringan selesai apabila rimpang telah kering. Kemudian setelah kering rimpang dihancurkan dengan menggunakan (Blender) sehingga diperoleh serbuk yang siap untuk diekstraksi. Serbuk rimpang kunyit kemudian dimaserasi (direndam) dengan etanol 95% dengan perbandingan 200 g/1000 ml (Balbi-Pena et al., 2006:311) kemudian diaduk dan dishaker minimal 24 jam. Simplisia yang telah diredam selanjutnya disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman no.1. Ekstrak etanol rimpang kunyit selanjutnya dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator (Lampiran B Gambar 2.1) pada suhu 50 C. Kemudian diuapkan dengan waterbath untuk menguapkan sisa pelarut etanol. Ekstrak yang sudah diuapkan pelarutnya,

10 30 kemudian disimpan pada botol gelap ditutup (Hashemi et al., 2008:1073; Yulia et al., 2006:253). g. Penentuan Lama Penyimpanan Ekstrak Rimpang Kunyit (C. domestica Val.) Ekstrak yang telah diperoleh dari proses ekstraksi disimpan selama yang telah ditentukan yaitu 0, 7, 14, 21, 28 dan 35 hari. Ekstrak yang telah diperoleh disimpan dibotol kecil tertutup dan berwarna gelap dan disimpan di suhu kamar (24±2 C) dan suhu dingin (10±2 o C). Masing-masing ekstrak yang disimpan pada suhu kamar (24±2 C) dan suhu dingin (10±2 o C) untuk setiap interval lama penyimpanan tertentu dicoba aktivitas antifunginya (Modifikasi metode Ungphaiboon et al., 2005:572). Lama penyimpanan 0 hari dilakukan dengan cara ekstrak yang disimpan pada suhu kamar (24±2 C) maupun suhu dingin (10±2 o C) didiamkan selama 6 jam sebelum digunakan untuk uji hayati. Setelah tujuh hari uji hayati ekstrak rimpang kunyit 0 hari maka dilakukan uji hayati untuk ekstrak rimpang kunyit 7 hari dan begitu seterusnya hingga ekstrak rimpang kunyit 35 hari. 2. Tahap Pelaksanaan a. Uji Hayati Untuk mengetahui lama dan suhu penyimpanan ekstrak rimpang kunyit yang efektif menghambat pertumbuhan jamur C. gloeosporioides Penz. maka dilakukan uji hayati. Masing-masing ekstrak rimpang kunyit disimpan

11 31 selama 0, 7, 14, 21, 28 dan 35 hari dan suhu kamar (24±2 C) dan suhu dingin (10±2 o C) pada konsentrasi ekstrak kunyit 0,04%. Untuk kontrol dilakukan dengan menggunakan akuades dan larutan DMSO 1% sebagai kontrol negatif dan Dithane-M 45 0,2% sebagai kontrol positif. Konsentrasi ekstrak dilakukan dengan cara pengenceran dengan melarutkan 1 ml ekstrak 0,4% dengan 9 ml PSA cair ke dalam cawan Petri, selanjutnya cawan Petri digoyang-goyangkan membentuk angka delapan agar medium dan ekstrak homogen. Setelah medium membeku diinokulasi dengan potongan miselium jamur C. gloeosporioides Penz. beserta agarnya dengan menggunakan pelubang gabus diameter 6 mm (Noveriza dan Tombe, 2003:31) dan diinkubasi sampai ± 7 hari dan diamati setiap harinya (Harish et al., 2004:366). Untuk mengetahui aktivitas daya hambat ekstrak rimpang kunyit terhadap pertumbuhan miselium jamur, maka diukur diameter pertumbuhan miseliumnya setelah diinkubasi selama ± 7 hari pada suhu kamar (24±2 C) (Cole et al., 2005:17; Soytong et al., 2005:35). b. Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Rimpang Kunyit (C. domestica Val.) Ekstrak yang diperoleh dari proses ekstraksi kemudian dilarutkan dengan pelarut DMSO 1% untuk memperoleh konsentrasi ekstrak yang dikehendaki dalam perlakuan. Larutan yang telah diperoleh disimpan dalam botol kecil bertutup dan berwarna gelap. Konsentrasi ekstrak yang digunakan 0,04% untuk uji hayati. Berdasarkan hasil penelitian Adhimah (2008:47) yang menyimpulkan bahwa konsentrasi 0,04% efektif menghambat pertumbuhan

12 32 jamur C. gloeosporioides Penz. dengan persen penghambatan sebesar 74,40%. Konsentrasi ini dilakukan dengan melarutkan 0,4% gram pasta ekstrak rimpang kunyit dengan 10 ml DMSO 1%. G. Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa rata-rata diameter pertumbuhan koloni jamur. Kemudian data hasil uji hayati dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 13 for window, data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Data tidak homogen dan tidak berdistribusi normal maka data di uji non parametrik. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan Friedman (uji non parametrik perluasan uji Wilcoxon dengan melibatkan lebih dari dua variabel berhubungan) (Triherdadi, 2005:260). Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara lama dan suhu penyimpanan ekstrak rimpang kunyit dengan diameter pertumbuhan jamur C. gloeosporioides Penz. maka untuk membandingkan perbedaan yang signifikan antara data kelompok atau dengan kelompok lainnya diuji dengan uji Dunnett (Triherdadi, 2005:161). Besarnya persentase penghambatan diketahui dengan menghitung persentase penghambatan berdasarkan rumus (Cole et al., 2005:17; Embaby, 2006:424) yaitu sebagai berikut : % Penghambatan = kontrol - perlakuan x 100 kontrol

13 33 H. Analisis GC-MS Analisis GC-MS dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa dalam ekstrak rimpang kunyit yang kemudian dibandingkan dengan literatur yang telah ada. Analisis ini dilakukan di laboratorium Kimia Organik, Fakultas Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia. Parameter pengukuran analisis GC-MS dengan menggunakan alat Shimadzu QP 5050 A (Lampiran B Gambar 2.2) diantaranya suhu kolom 60 C, suhu detektor 230 C, suhu injektor 250 C, waktu analisa lima menit, dan volume injeksi 0,2 µl (Natta et al., 2008:338). Sebanyak 0,1 gram ekstrak dilarutkan dalam 2 ml etanol, ekstrak kunyit yang sudah dilarutkan kemudian dianalisis GC-MS.

14 34 I. Alur Penelitian Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. di bawah ini : Tahapan Persiapan o Pembuatan Medium PSA o Sterilisasi o Identifikasi Jamur o Pemeliharaan dan Perbanyakan Jamur o Identifikasi Rimpang Kunyit (C. domestica Val.) o Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit o Penentuan Lama Penyimpanan Ekstrak Rimpang Tahap Pelaksanaan Uji Hayati dan Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Rimpang Kunyit Analisis GC-MS Analisis dan Pengolahan Data Kesimpulan Pelaporan Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara keadaan awal dengan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena penelitian ini dilakukan dibawah kondisi yang dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dilakukan adalah eksperimen. Termasuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dilakukan adalah eksperimen. Termasuk penelitian 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dilakukan adalah eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena observasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan dibawah kondisi buatan yang kondisinya dibuat dan diatur.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan dibawah kondisi buatan yang kondisinya dibuat dan diatur. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen karena observasi yang dilakukan dibawah kondisi buatan yang kondisinya dibuat dan diatur. Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang telah dilakukan ini bersifat eksperimen. Menurut Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan memanipulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen karena terdapat suatu pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif, metode ini dipilih karena digunakan untuk menguji sebab-akibat serta mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009 yang bertempat di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan metode eksperimen karena terdapat perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan uji daya hambat ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan jamur Botryodiplodia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada penghambatan pertumbuhan jamur (Candida albicans) dan tingkat kerusakan dinding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian. Menurut Sugiyono (2015, hlm 2) mengatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian dimulai dari September

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (UNILA) sebagai tempat ekstraksi fungisida nabati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian yang bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu pada medium Murashige-Skoog

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi 1.1. Bahan Bahan yang digunakan terdiri atas biakan murni T. fuciformis dari CV. Asa Agro Corporation Cianjur, Malt Extract, Yeast

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Karena dalam penelitian mempunyai tujuan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode difusi Kirby bauer. Penelitian di lakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993). LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993). Bahan yang digunakan : Kentang 200 g Dextrose 20 g Agar 20 g Akuades 1000 ml Cara kerja : Kentang dibersihkan kemudian dipotong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana di dalamnya terdapat perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara metode non eksperimental dan metode eksperimental. Metode non eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen (Nazir, 2003: 63), dimana terdapat adanya perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan kontrol

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian A.1. Materi Penelitian A.1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah 4 isolat Trichoderma spp. koleksi Prof. Loekas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biakan murni Hypoxylon sp. koleksi CV.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimental dengan menguji isolat bakteri endofit dari akar tanaman kentang (Solanum tuberosum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang uji efektivitas jamu keputihan dengan parameter zona hambat dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium. B. Lokasi Penelitian Ekstraksi dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dimulai dari bulan Juni 2014 sampai dengan September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol) 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan survei serta rancangan deskriptif dan eksploratif. B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dan dengan desain penelitian post-test only control group. B. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu:

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu: 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1. Alat Penelitian Berikut merupakan peralatan penelitian yang dipergunakan diantaranya yaitu Laminar Air Flow (LAF), autoklaf, ph meter digital, cawan petri, gelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis isolat (HJMA-5

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tepat Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dianalisis menggunakan metode

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal. 6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi 1.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu, ubi jalar varietas sukuh,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat peenlitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Pasundan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017. B. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang memiliki tubuh buah, serasah daun, ranting, kayu

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 8 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur yang bertubuh buah, serasah daun, batang/ranting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dua faktor yaitu faktor kombinasi larutan enzim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap pertama adalah perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu perkolasi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu pengendalian perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, autoklaf Hirayama,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu penyiapan serbuk DYT, optimasi ph ekstraksi DYT dengan pelarut aquades, dan uji efek garam pada ekstraksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimen (Nazir, 1983). B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen. Termasuk jenis penelitian ekperimen karena observasi di bawah kondisi buatan (artificial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016. 3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016. Tempat penelitian di Labolatorium Terpadu dan Labolatorium Biologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dimulai pada bulan April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci