BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita tahu, saat ini kondisi Bumi sedang membutuhkan perhatian khusus dari kita semua. Temperatur bumi melonjak drastis dari tahun ke tahun, iklim berubah secara ekstrim, bencana alam terjadi bertubi-tubi, mencairnya gunung es di kutub selatan, dan masih banyak lagi. Semua belah pihak saling menyalahkan mengenai kondisi ini. Banyak ilmuwan mengatakan, bahwa kondisi ini terjadi dikarenakan efek dari rumah kaca yang terjadi akibat tingkat polusi yang sangat tinggi. Baik itu polusi udara, polusi air, maupun pencemaran-pencemaran lainnya. Untuk dapat menghindari perusakan ekosistem bumi lebih lanjut, perlu adanya tindakan preventif yang harus segera dilakukan oleh berbagai pihak. Baik itu masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan-perusahaan. Saat ini berbagai organisasi dan perusahaan sudah mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan alam sekitar. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya berbagai produk ataupun program-program yang mendukung gerakan Go green. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menggunakan teknologi dalam mendukung gerakan Go Green tersebut. Teknologi saat berkembang sangat pesat. Teknologi, di satu sisi memperbaiki dan mendukung kehidupan manusia, sementara di sisi lain dapat juga mengancam ekosistem manusia tersebut dikarenakan besarnya daya konsumsi listrik yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu teknologi tertentu. Teknologi Informasi (TI) adalah produk kreatif dari imaginasi dan mimpi manusia, keberadaannya telah menjadi bagian integral dari evolusi kultur manusia. Sehingga tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana memanfaatkan TI secara efisien dan optimal agar TI dapat memberi manfaat melampaui biaya yang sudah dikeluarkan untuk investasi. Dalam hal ini bukan hanya memberi solusi komputasi, tetapi juga memberi sumbangan positif dalam menjaga alam semesta ini dengan bentuk mengurangi deforestasi atau kerusakan hutan. Bank Mandiri, adalah salah satu bank pemerintah yang berdiri hasil dari restrukturisasi 4 bank sebelumnya (BBD, BDN, Bank Exim, Bapindo). Sehingga membuat bank Mandiri menjadi Bank terbesar di Indonesia saat ini. Dari semenjak merger pada tahun 1999, performa bank Mandiri terus melonjak dan semakin memantapkan posisi bank Mandiri dari para pesaingnya. Bank mandiri mempunyai visi Menjadi lembaga keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Dengan visi tersebut, bank Mandiri mempunyai target untuk menjadi Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2020, dan menjadi pemain utama di regional. Pada saat ini bank Mandiri di dukung lebih dari 26 ribu pegawai yang tersebar di Indonesia, lebih dari 1300 kantor cabang dalam negri, dan 7 kantor luar negeri serta berbagai anak perusahaan yang bergerak di bidang pasar modal, perbankan syariah, asuransi jiwa. Transaksi perbankan dalam satu hari dapat mencapai 3 juta transaksi. Kesuksesan bank Mandiri saat ini tentunya didukung oleh infrastruktur IT yang matang. IT bagi bank Mandiri sudah tidak menjadi alat pendukung bagi proses bisnis yang ada, akan tetapi sudah menjadi tulang belakang atas keseluruhan transaksi. Tidak heran jika saat ini bank Mandiri memiliki sekitar 100 aplikasi yang dijalankan pada sekitar 400 server yang ada pada data center (DC) bank Mandiri. Selain data center yang ada pada kantor pusat, bank Mandiri juga memiliki Data Recovery Center (DRC) yang terletak pada 3 tempat. DRC tersebut mereplikasi keseluruhan data dan aplikasi yang ada pada DC kantor pusat. Hardware dan infrastrukturnya pun juga disamakan dengan DC. 1

2 2 Sehingga total keseluruhan server yang digunakan bank Mandiri sekitar 1200 server dalam mendukung proses bisnis bank Mandiri setiap harinya. Dapat dibayangkan berapa jumlah konsumsi energi yang dihasilkan hanya dari konsumsi data center yang ada pada bank Mandiri. Pada dasarnya bank Mandiri sudah mulai menerapkan Green Corporate Strategy dengan menjalankan beberapa program Go Green, seperti program CSR dengan membagikan bibit pohon kepada nasabah, menggunakan kertas daur ulang, dan program-program lainnya. Keseriusan bank Mandiri dalam mendukung gerakan Go Green membuat penulis ingin mengangkat topik penerapan strategi Green Data Center dalam mendukung Green Corporate Strategy Rumusan Permasalahan Besarnya jumlah server pada data center menjadikan data center sebagai tempat yang paling banyak mengkonsumsi sumber daya listrik. Dapat dibayangkan jumlah listrik yang terpakai untuk pendingin ruangan yang menyala terus menerus, listrik cadangan yang harus tersedia setiap saat, dan sebagainya. Sedangkan dilain sisi, kondisi alam saat ini sedang membutuhkan perhatian khusus terhadap ancaman global warming yang ada. Ditambah dengan adanya instruksi presiden No Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral memerintahkan kepada jajaran pemerintahan dan BUMN untuk dapat menurunkan hingga 20% penggunaan listrik. Hal ini membuat Bank Mandiri berusaha turut serta dalam menjaga kesetabilan alam dan membuat strategi jitu untuk dapat menurunkan tingkat konsumsi sumber daya listrik. Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah menerapkan Green IT Strategy pada Data Center bank Mandiri yang bertujuan untuk mengurangi besarnya pemakaian listrik. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penulisan tesis ini adalah : 1. Mengukur tingkat konsumsi bank Mandiri terhadap pemakaian listrik yang ada saat ini dengan lebih terperinci. 2. Merancang Green Data Center pada bank Mandiri. Manfaat yang bisa didapat dari penulisan tesis ini adalah : 1. Membantu Bank Mandiri dalam merancang strategi untuk dapat menurunkan konsumsi sumber daya listrik pada data center dan berperan serta dalam menjaga kondisi alam. 2. Penghematan keuangan secara berkesinambungan. 3. Menjadikan Bank Mandiri sebagai bank pertama yang berlandaskan Green Data Center 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penulisan tesis ini akan penulis batasi pada pengukuran tingkat konsumsi bank Mandiri terhadap energi lingkungan atas konsumsi Data Center yang telah ada saat ini. dan merancang Green IT Strategy pada data center yang dapat diterapkan oleh bank Mandiri.

3 3 Data Center Konsumsi Dalam Data Center BAB II LANDASAN TEORI Menurut Newcombe (2010, p15) data center adalah lingkungan kompleks, tempat menyimpan peralatan TI. Daya listrik yang masuk ke data center harus melalui berbagai tahapan dari transformasi voltase, distribusi dan pembersihan sebelum masuk ke peralatan TI. Sebagian besar dari energi dalam fasilitas diubah menjadi panas. Oleh karena itu data center membutuhkan kapasitas mesin pendingin dalam sirkulasi udara. Juga terdapat banyak sistem pendukung dalam data center seperti pencahayaan, generator, sistem pemadam kebakaran, area pegawai yang membutuhkan listrik Gambar 2.1 Arus Energi Pada Data Center (Newcombe, 2010) Gambar diatas menjelaskan arus energi berikut arus energi yang hilang dalam siklusnya. Dalam setiap tahapan rantai pengantaran energi, pasti terdapat kehilangan yang tidak mendasar seperti yang digambarkan dengan panah merah. Menurut Newcombe (2010, p15) implementasi aktual dari data center lebih kompleks dari gambar ini. Dalam suatu data center, bisa terdapat banyak variasi aliran energi. Seperti CRAC yang mendapatkan energinya dari UPS. II.1.5 Sistem Listrik Data Center Kebutuhan energi sebuah data center didapat dari sistem listrik yang dalam hal ini disediakan oleh PLN. Kebutuhan akan listrik pun akan terus bertambah seiring bertambahnya energi yang dibutuhkan oleh data center. Menurut Yulianti (2008, p13) terdapat 4 pertimbangan umum yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus bertambah pada data center yaitu : Membuat sistem energi (sistem energi dapat berupa sistem listrik, sistem pembangkit energi lainnya) yang modular sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan pertumbuhan atau perubahan kebutuhan energi. Pre-engineered, terapkan solusi identifikasi energi yang standar sehingga menimialkan perencanaan dan perekayasaan yang akan dilakukan sendiri guna mempercepat pembangunan dan pengimplementasian pada data center. Memilih sistem energi dengan fitur mistake-proofing dan sedikit titik kegagalan yang dapat meningkatkan availabilitas.

4 4 Menerapkan sistem manajemen energi yang menyediakan visibilitas dan pengontrolan energi pada berbagai level. Tujuan dari pembuatan sistem energi yang menggunakan modular, sesuai dengan standar, hot swappable, dan terbuktu handal dapat mengurangi MTTR (Mean Time to Recover). Perencanaan komponen listrik secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendefinisian kebutuhan energi listrik dan pendistribusiannya 2. Pendefinisian perangkat listrik yang dibutuhkan 3. Pemilihan power DC dan AC 4. Implementasi perangkat listrik pada data center 5. Maintenance II.2 Green Computing Green IT strategy atau yang sering disebut Green Computing mulai diperbincangkan pada tahun Saat itu US Environmental Protection Agency merelease program Energy Star, yaitu program promosi dan penghargaan bagi penerap efisiensi energi pada teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain. Istilah Green Computing muncul dengan booming-nya Energy Star ini, khususnya merujuk ke bagaimana kita bisa efisien dalam konsumsi energi pada penggunaan produk computing. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact (pengaruh lingkungan). Beberapa peneliti merumuskan definisi Green Computing dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dapat dilihat dari beberapa definisi berikut ini Menurut Philipson (2010, P4) Green Computing lebih dari sekedar mengurangi emisi karbon ataupun mengurangi konsumsi energi ICT perusahaan. Green Computing adalah pusat teknologi keberlanjutan. Menurut Stollenmayer (2011, p8) dalam artikel yang berjudul How the Earth can benefit from Green ICT Green Computing adalah hal kritis yang penting dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan. Bidang Green Computing sangatlah luas, pengurangan emisi karbon hanya salah satu contohnya. Menurut Tomlinson (2010, p3) Green Computing mempunyai manfaat dalam area ekonomi, dan lingkungan. Selain itu juga membantu mengurangi dampak e-waste, memungkinkan desain interaksi berkelanjutan, dan mengurangi konsumsi energi dengan sistem komputerisasi. Menurut Carinhas (2009, p2) Green IT dapat menurunkan biaya energi, dan juga mengurangi polusi lingkungan. Walaupun permintaan energi semakin meningkat, masih banyak teknologi dan metode untuk menghematnya. Perusahaan diharapkan bisa mengurangi emisi energi, dan mempertahankan kinerja komputasinya. Terdapat empat alasan perusahaan harus menggunakan Green IT : (1) Perubahan iklim, (2) Penghematan, (3) Persediaan energi, dan (4) Data center kehabisan energi dan pendingin karena tingginya tingkat penggunaan. Dari beberapa definisi diatas dapat dilihat bahwa Green Computing menitik beratkan pada besarnya konsumsi energi yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar dengan bantuan ICT. Dan ternyata green computing tidak hanya membahas tentang energy consumption, tapi juga bagaimana kita bisa menggunakan komputer beserta berbagai tool dan konten dengan lebih efisien dan jelas manfaatnya. Green Computing diterapkan di berbagai tingkatan komputasi yang ada pada setiap organisasi. Mulai dari yang terendah, seperti meminimalkan penggunaan monitor CRT, membiasakan mematikan komputer jika tidak dipakai, penggunaan metode paperless hingga pemanfaatan energi alternatif untuk sumber daya data center.

5 5 Green Computing pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian yaitu green of IT dan green by IT. Green of IT adalah memaksimalkan hasil dari suatu sistem IT yang produknya menggunakan perangkat IT yang ramah lingkungan. Seperti contoh mengganti mesin server yang lama dengan mesin yang ramah lingkungan. Sedangkan green by IT adalah dengan memanfaatkan teknologi IT agar dapat mengurangi polusi. Seperti contoh membuat sistem aplikasi paper less dengan sistem paper less maka teknologi IT telah membantu dalam mengurangi pemakaian kertas. Menerapkan green computing pada data center dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Dan dengan menerapkan green computing dalam jangka panjang, akan menghasilkan ROI dari penghemetan energi yang seharusnya dikeluarkan. Selain itu lingkungan organisasi bisa lebih nyaman dan lebih sehat. Menurut Dimitri (2009) langkah-langkah dalam menerapkan green computing pada data center dapat dijabarkan dalam 10 Langkah yaitu : 1. Evaluasi efisiensi energi Perhatikan tagihan energi yang ada. Pelajari tagihan tersebut, dari penyedia jasa apa, dengan sumber daya apa, kemana pasokan energi tersebut disalurkan apakah sudah efisien atau tidak. Buat perencanaan untuk memantau dan mengurangi pemakaian energi yang ada. Evaluasi awal dapat dengan cara menghitung ROI setelah melakukan perubahan. 2. Mendesain ulang sistem pendingin Pelajari kembali sistem pendingin yang ada. Server menghasilkan suhu panas yang cukup tinggi. Pendingin dapat langsung diarahkan ke rak server secara langsung, dan pastikan untuk minimalisir kehilangan aliran udara dan menutup lubang-lubang di dinding, atau kemungkinan kebocoran aliran udara. Dan pastikan menerapkan saluran udara yang tepat 3. Menkaji ulang redundansi sistem Banyak perusahaan yang berinvestasi pada sistem pendingin maupun pemanas yang redundan yang menggunakan jumlah daya dua kali lipat. Hal ini memang membantu mempersiapkan sistem untuk pertumbuhan data dan juga performa disaat jam sibuk. Dikarenakan sistem redundan ini jarang digunakan, menyebabkan banyak energi yang terbuang sia-sia, oleh karena itu perlu dikaji ulang bagaimana meminimalisasi sistem pendingin maupun pemanas yang redundan agar sedapat mungkin untuk beroperasi hanya berdasarkan kebutuhan. 4. Menggunakan adjustable equipment Untuk mempersiapkan pertumbuhan sistem dan juga performa sistem di saat jam sibuk, bisa menerapkan perangkat server yang terukur dan modular. Sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Seperti scalable blade server dapat mengkonsentrasikan pemakaian daya lebih kecil, kebutuhan ruang juga lebih kecil, dan juga pendingin yang lebih terfokus. Dan juga sistem-sistem lainnya yang menggunakan daya rendah akan tetapi dapat bertumbuh sesuai dengan kebutuhan. 5. Virtualisasi media penyimpanan Banyak server yang kurang dimaksimalkan dalam penggunaan media penyimpanan, hal ini bisa terjadi karena teknologi yang cepat usang, atau sistem yang jarang digunakan. Untuk menghemat ruang penyimpanan, hal ini bisa diatasi dengan menggunakan media penyimpanan virtual. Dengan media penyimpanan virtual, server dapat dikurangi, dan pengaturan media penyimpanan bisa lebih mudah.

6 6 6. Menggunakan peralatan dengan standar Energy Star Rated Walaupun belum ada standar, energy star untuk server data center, akan tetapi untuk peralatan lainnya bisa menggunakan standart ini, seperti pendingin, monitor, ataupun peralatan elektrik lainnya. 7. Donasikan atau recycle server yang tidak terpakai Teknologi terbaru akan memakan konsumsi lebih sedikit dibandingkan teknologi lama. Oleh karena itu tidak heran jika semua peralatan terus diperbarui. Mengeluarkan biaya lebih untuk menghemat biaya perawatan. Akan tetapi serverserver yang sudah tidak terpakai jangan langsung dibuang begitu saja. Karena limbah elektronik sangat susah untuk terurai. Ada baiknya mendonasikan serverserver tersebut ke pihak-pihak yang membutuhkan. Atau banyak vendor-vendor diluar sana yang dapat mendaur ulang tiap-tiap part dari server tersebut. 8. Lihat diluar lingkup datacenter Selain dari perangkat server, perusahaan dapat memotong biaya dengan menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan seperti karpet dengan bahan emisi rendah, cat yang tidak beracun dan sumber pencahayaan alami. 9. Research sumber daya alternatif Cara terbaik untuk memelihara kelestarian alam adalah mencari energi alternatif sebagai sumber daya perangkat elektronik yang ada. Bisa dengan menggunakan solar panel pada atap, atau menggunakan tenaga angin, dan berbagai macam tenaga alternatif lainnya. 10. Libatkan pihak manajemen. Untuk dapat melakukan perubahan sepenuhnya pada data center, anda perlu mendapatkan dukungan dari manajemen atas. Untuk dapat meningkatkan semangat, bisa dengan memaparkan konsep-konsep ramah lingkungan yang dapat berdampak global baik untuk karyawan-karyawan perusahaan tersebut, atau untuk masyarakat luas. Setelah mereka tertarik baru diarahkan kepada pembahasan pertumbuhan data center yang membutuhkan strategi green IT. II.2.1 Energi Alternatif Kita tahu bahwa mau tidak mau kita pasti menggunakan sumber daya energi yang ada sebagai sumber tenaga data center. Salah satu energi yang paling banyak digunakan sebagai sumber listrik saat ini adalah bahan bakar fosil yang diolah menjadi minyak dan kemudian dijadikan bahan bakar pembangkit listrik. Semakin hari persediaan bahan bakar di muka bumi semakin menipis. Sehingga perlu diadakan penelitian terus menerus untuk dapat menemukan bahan bakar alternatif. Untungnya, ternyata disekitar kita terdapat terdapat bermacam-macam energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti energi minyak yang tentunya tidak merusak lingkungan. Menurut Anne Ahira (2012) Macam-macam energi alternatif itu diantaranya adalah sebagai berikut : Air Air mempunyai kekuatan luar biasa besar. Air yang mengalir, bahkan dapat menghancurkan bangunan yang kuat ketika terjadi banjir bandang ataupun tsunami. Karena kekuatan inilah, manusia dapat memanfaatkannya sebagai sumber daya alternatif. Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Prosesnya yaitu menampung air sungai yang berarus deras ke dalam sebuah waduk. Lalu, dialirkan melalui pintu. Pengaturannya dilakukan di pusat pengendalian bendungan atau waduk tersebut. Saat pintu bendungan dibuka, air akan mengalir sangat deras melalui terowongan sehingga mampu memutar turbin yang dapat menggerakan generator dan menghasilkan listrik.

7 7 Matahari Matahari juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya alternatif. Energi matahari diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya atau dikenal dengan sebutan sel fotovoltaik. Contoh mudahnya dalam penggunaan calculator, pemanas air, atau mobil bertenaga surya Gelombang permukaan laut Pemanfaatannya yaitu menjadikan energi ombak sebagai pembangkit tenaga listrik. Hal ini didukung dengan didirikannya sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta. Prosesnya dengan memanfaatkan gerakan turun naik atau bergulung-gulungnya ombak menjadi energi yang digunakan untuk menggerakan turbin pembangkit listrik. Angin Perpindahan udara atau yang biasa disebut angin ini dapat menghasilkan energi kinetik. Energi inilah yang dipergunakan untuk menggerakkan kincir angin atau turbin. Hal ini karena angin pada dasarnya memiliki kekuatan yang besar sehingga bisa dimanfaatkan untuk sumber energi alternatif. Terutama, angin yang terdapat ditengah lautan. Biogas Biogas dihasilkan dari kotoran hewan yang diproses lebih lanjut untuk menjadi gas metana yang dapat dipergunakan sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan. Metana sebagai energi alternatif diperoleh dari sampah organik dan sistem saluran limbah. Prosesnya mempergunakan bakteri tertentu atau dekomposer yang dapat memecah biomassa lingkungan dalam kondisi pernapasan anaerob bakteri tersebut. Baterai Baterai untuk saat ini sering digunakan untuk dijadikan sumber daya energi alternatif dari alat transportasi. Banyak perusahaan otomotif yang menciptakan kendaraan ramah lingkungan berbahan bakar baterai. Kendaraan tersebut sudah dikomersilkan dan diterima oleh masyarakat secara luas sebagai kendaraan sehari-hari dengan menggunakan baterai sebagai pengganti bahan bakar bensin. II.3 Data Center Energy Efficiency Metrics Data center energy efficiency metrics atau sering disebut dengan The Green Grid merupakan organisasi yang terbentuk dari konsorsium beberapa perusahaan besar yang fokus terhadap pengembangan data center. Organisasi tersebut telah berdiri sejak tahun 2007 dengan jumlah member group 150 perusahaan termasuk perusahaan-perusahan manufaktur data center seperti Cisco. Group ini mempunyai goals dan target sebagai berikut : Mendifinisikan nilai-nilai pengukuran pada data center yang bermakna dan bermanfaat. Mengembangkan metode pengukuran, proses dan teknologi baru untuk improvisasi dari pengukuran yang ada. Menawarkan solusi energi efisiensi terhadap proses, dan teknologi pada data center.

8 8 Standar pengukuran yang saat ini sudah digunakan pada berbagai data center diantaranya adalah PUE (Power Usage Effectiveness), DCIE (Data Center Infrastructure Efficiency), CPE (Computer Power Efficiency) dan TCE (Technology Carbon Efficiency). II.3.1 Power Usage Effectiveness (PUE) Menurut Webber (2009, p181) PUE digunakan untuk mengukur seberapa efisien energi yang digunakan di Data Center. Perhitungan ini dinilai dengan membagi jumlah listrik yang masuk kedalam data center dengan jumlah listrik yang digunakan oleh peralatan komputer dalam Data Center PUE = Power entering data center Power used by computer equipment Peralatan komputer yang dimaksud adalah semua yang berhubungan dengan servis komputasi, seperti server, media penyimpanan, dan peralatan komunikasi. Semakin kecil PUE data Center, maka semakin efisien. Target dari nilai PUE sebuah data center adalah bernilai 1 yang artinya listrik yang masuk ke data center 100% digunakan untuk perangkat komputer. II.3.2 Data Center Infrastructure Efficiensy (DCIE) Menurut Webber (2009, p182) DCIE adalah kebalikan dari PUE. Perhitungan dinilai dengan membagi listrik yang digunakan peralatan komputer dengan jumlah lisrik yang masuk kedalam data center. DCIE = Power user by computer equipment Power entering data center DCIE dinyatakan dalam persentasi, dengan nilai target 100%. Perhitungan ini menyatakan berapa persen energi yang dibayar, digunakan oleh peralatan komputasi dalam data center. Data center pada umumnya mempunyai DCIE sekitar 40%. Pengukuran berkelanjutan akan memberikan pengertian yang lebih dalam terhadap infrastruktur data center. Serta memberikan penjelasan tentang faktor yangpaling mempengaruhi efisiensi fasilitas secara keseluruhan. II.3.3 Compute Power Efficiency (CPE) Menurut Webber (2009, p182) PUE dan DCIE hanya mengukur tingkat efisiensi dari listrik yang masuk ke data center dengan jumlah listrik yang digunakan oleh perangkat. Mereka tidak mengukur seberapa besar efisiensi listrik yang digunakan terhadap tiap-tiap perangkat komputer. Compute Power Efficiency (CPE) akan mengukur hal tersebut. CPE akan menghitung tingkat utilisasi komputer dengan nilai PUE. CPE = Computer equipment utilization rate PUE atau CPE = Computer equipment utilization rate X Power used by computer equipment Power entering data center Utilisasi peralatan komputer biasanya didapat dari nilai rata-rata utilisasi CPU seluruh server yang ada pada data center. Perhitungan ini dapat mengukur tingkat efisiensi proses yang ada pada data center dengan tingkat efisiensi listrik pada keseluruhan data center.

9 9 II.3.4 Technology Carbon Efficiency (TCE) Menurut Alger (2009) untuk melihat seberapa Green data center yang ada dapat dengan cara mengkalikan tingkat emisi karbon pada daerah data center dengan jumlah energy yang dibutuhkan. TCE = Total Facility Power X Electric Carbon Emission Rate IT Equipment Power Sama dengan pengukuran PUE, semakin rendah nilai TCE maka semakin baik. TCE dapat mengukur dampak karbon yang dihasilkan pada suatu daerah data center. Sehingga memudahkan manager untuk menentukan dimana data center akan dibuat. BAB III METODOLOGI III.1 Kerangka Pikir Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri - ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara - cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara - cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang dapat mengamati dan mengetahui cara - cara yang digunakan. Sedangkan sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah - langkah tertentu yang bersifat logis. Langkah penelitian yang diambil dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.1 Kerangka Pikir

10 10 Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penulis akan mengumpulkan data terlebih dahulu dari data center yang ada dan juga data recovery center. Data-data yang dikumpulkan adalah data mengenai tingkat konsumsi listrik, pendingin, dan sumber energi lainnya. Dari data yang dikumpulkan akan dilakukan pengukuran tingkat konsumsi dari data center yang ada. Dengan mengukur tingkat konsumsi tersebut, penulis dapat melihat halhal apa saja yang menempati tingkat tertinggi dalam penggunaan energi. Dengan pengukuran ini juga maka penulis dapat membuat target hal-hal apa saja yang harus ditekan dalam penggunaannya. Dari study literatur mengenai green IT strategy yang dipadukan dengan peraturanperaturan pemerintah baik dari kementrian BUMN maupun kementrian ESDM, penulis akan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang berpotensi untuk dapat menekan pemakaian sumber daya energi. Kemudian akan mulai dilakukan pengembangan green IT strategy yang sesuai dengan bank Mandiri. Dari strategi yang ada, maka dapat diukur seberapa besar jumlah penghematan listrik yang bisa dicapai. Dengan begitu langkah berikutnya adalah strategi tersebut dapat diukur cost and benefit analysisnya. Apabila strategi tersebut sudah matang, sebelum diimplementasikan penulis akan melakukan benchmarking terlebih dahulu dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang telah menerapkan green IT strategy pada data center. Jika strategi tersebut sudah sesuai dengan kondisi yang ada maka akan dirancang langkah-langkah implementasi yang cocok pada data center Bank Mandiri. III.3 Perancangan Green IT Strategy Dengan data-data yang sudah dikumpulkan akan dapat lebih mudah untuk menentukan green IT strategy yang sesuai di implementasikan dengan keadaan data center Bank Mandiri. Strategi ini akan dirumuskan dengan literatur-literatur yang penulis pelajari, dan dikarenakan Bank Mandiri merupakan bank pemerintah maka strategi yang diterapkan juga harus selaras dengan peraturan-peraturan pemerintah, baik itu peraturan BI, peraturan kementrian BUMN, maupun kementrian ESDM. Sesuai dengan langkah-langkah menerapkan green IT strategy yang telah ditulis pada landasan teori, maka green IT strategy yang akan diterapkan akan berdasarkan pendekatan berikut : ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.2 Kondisi Data Center Saat Ini IV.2.1 Infrastruktur Data Center Bank Mandiri Data Center merupakan jantung operasional dari aspek sistem & teknologi yang berfungsi sebagai support utama bisnis Bank Mandiri, sementara itu Helpdesk & Command Center (HDCC) menjadi pusat komando bagi operasional sistem secara keseluruhan. Data Center adalah fasilitas utama pemrosesan data Bank yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung kegiatan operasional Bank secara berkesinambungan. Fasilitas / infrastruktur pendukung Data Center terdiri dari power, rack, cooling, service & management merupakan layer Network Critical Physical Infrastructure (NCPI) sebagai pondasi yang mensupport agar kerja sistem senantiasa memiliki tingkat availability dan reliability yang tinggi serta dapat mendukung operasional selama 7x24 jam.

11 11 Data Center Bank Mandiri terletak di lantai 4 kantor pusat Bank Mandiri yang berada pada gedung Plaza Mandiri, Jl. Jend Gatot Subroto Kav Pemilihan letak data center Bank Mandiri tentunya melalui berbagai tahap perencanaan dan sesuai dengan strategi pengembangan. Jumlah aplikasi yang berada pada Data Center Bank Mandiri saat ini berjumlah sekitar 300 aplikasi. Aplikasi tersebut terbagi menjadi aplikasi critical, very critical sebanyak, dan non critical. Hardware yang digunakan juga bermacam-macam seperti AS400 untuk mendukung core banking, balde server untuk beberapa aplikasi sampai mini tower juga digunakan untuk beberapa aplikasi. Penataan mesin-mesin tersebut dikelompokkan oleh jenis mesin. Selain mesin-mesin server dan hardware pendukung lainnya, tentu data center Bank Mandiri membutuhkan alat infrastruktur yang dapat menjaga stabilitas data center seperti sumber daya listrik, keamanan dan pengaman kebakaran. Kondisi infrastruktur pendukung pada data center Bank Mandiri adalah sebagai berikut : IV.2.2 Sistem Pendingin Data Center Bank Mandiri Sistem pendingin yang digunakan pada data center Bank Mandiri menggunakan metode Hot aisle/cold aisle dengan menyemprotkan udara dingin dari bawah lantai kearah sisi depan server, kemudian suhu panas yang dihasilkan oleh mesin server dihisap dari dinding langit-langit ruangan. Seperti yang terlihat pada gambar : Gambar 4.4 Sistem Pendingin Data Center Bank Mandiri IV.2.4 Jenis Server Yang Digunakan IV Blade Server Salah satu jenis server yang banyak digunakan di Bank Mandiri adalah Blade Server. Konsep dari blade system sendiri adalah bagaimana menempatkan sebuah server dengan kemampuan tinggi pada ruangan dengan luas yang seminimal mungkin. Pada blade server prosesor-prosesor yang digunakan ditata pada sebuah rak yang tersusun secara vertikal. Vendor hardware yang memproduksi blade server di dunia saat ini antara lain adalah : HP, IBM, dan DELL. Bank Mandiri sejak tahun 2003 hingga tahun 2011 memiliki sekitar 900 blade server pada DC maupun DRC yang dibeli dari vendor HP. Jenis dan tipe blade server yang digunakan Bank Mandiri adalah sebagai berikut

12 12 Dalam memantau dan melakukan konfigurasi server-server tersebut, Bank Mandiri menggunakan tools dari HP. Tools-tools tersebut adalah : HP System Insight Management (SIM) tools untuk memonitor availability hardware blade server HP Onboard Administration (OA) tools untuk memonitor environment enclosure blade server HP Integrated Light Out (ILO) tools untuk meremote hardware blade server HP Rapid Deployment Pack (RDP) tools untuk deployment blade server HP Performance Management Pack (PMP) tools untuk manajemen performa blade server HP Storage Essential (SE) tools untuk membuat laporan performa blade server & storage infrastruktur HP Openview Storage Mirroring (OVSM) tools untuk replikasi data file pada blade server HP Openview Data Protector (OVDP) tools untuk membackup data file pada blade server Aplikasi-aplikasi yang menggunakan blade server pada Bank Mandiri, total terdapat sekitar 100 aplikasi. Dengan pengkatagorian aplikasi dengan tingkat very critical dan katagori critical. IV.2.5 Environment Monitoring System Untuk dapat mengetahui kondisi lingkungan sekitar dari data center, diperlukan sistem yang dapat mengawasi kondisi dari lingkungan tersebut. Seperti cctv, pengukur suhu ruangan, sensor gerak, sensor gempa, sensor asap, dan pengawasan-pengawasan lainnya. Gambar 4.9 EMS Pada Data Center Bank Mandiri

13 13 IV.3 Evaluasi Pemakaian Energi IV.3.1 Penggunaan Listrik Penggunaan listrik pada data center Bank Mandiri berasal dari pembangkit listrik PLN dan juga dengan backup genset. Dari sumber listrik tersebut terhubung menuju 6 MCB. Dari 6 MCB tersebut terhubung menuju 2 UPS dengan daya UPS1 3x200 kva dan UPS2 6 x 80 kva. UPS tersebut akan langsung terhubung pada data center yang ada di lantai 4. Skema detail dari alur listrik yang ada dapat dilihat pada gambar berikut : Untuk dapat menghitung besarnya konsumsi listrik yang dibutuhkan untuk perangkat IT yang ada dapat dihitung berdasarkan spesifikasi server yang ada dan sudah dijelaskan sebelumnya. Jumlah server dan besarnya listrik yang digunakan dapat dilihat pada table berikut, Tabel 4.7 Perhitungan Kebutuhan Listrik Pada Data Center Bank Mandiri Kebutuhan energi untuk perangkat listrik Beban untuk Data beban untuk setiap perangkat IT 355,38 kw perangkat IT )* berdasarkan tingkat kritikalnya Beban untuk Data beban untuk setiap perangkat non-it 5.80 kw perangkat non-it (termasuk perangkat fire, keamanan, dan sistem monitoring) Perkiraan Dalam satuan VA (dihitungan untuk perangkat IT 10.5 kw penambahan beban Terjadinya beban puncak karena variasi pada beban kritikal dan non-it) Total dari beban kritikal perangkat dalam keadaan stabil kw Inefesiensi UPS dan Beban aktual dan beban kw charging baterai Cadangan Penerangan Penerangan pada area data center 0.6 kw Beban total kebutuhan listrik kw Kebutuhan Energi untuk Perangkat Pendingin Sistem Pendingin Chiller dan PAC kw Kebutuhan Energi Total Kebutuhan energi total untuk perangkat listrik dan pendingin Kebutuhan Energi Generator Generator untuk beban kritikal 883,99 kw kw Generator untuk kw pendingin Ukuran generator kw sesuai dengan beban *): Standar penentuan beban dalam VA bermacam-macam biasanya diambil dari website APC IV.3.2 Power Usage Effectiveness (PUE) Perhitungan PUE diperoleh dengan membagi jumlah total listrik yang digunakan untuk fasilitas pendukung data center dengan jumlah total listrik yang digunakan untuk perangkat server (IT Equipment Power). IT Equipment power merupakan jumlah listrik yang digunakan untuk menghidupkan perangkatperangkat server termasuk jaringan dan storage unit.

14 14 Power Usage Effectiveness (PUE) = Total Facility Power IT Equipment Power Dengan menggunakan rumus diatas, data yang di dapat adalah : Total Facility Power : 883,99 kw IT Equipment Power : 355,38 kw Power Usage Effectiveness (PUE) = 883,99kW 355,38kW = 2.48 IV.3.3 Data Center Infrastructure Efficiency (DCIE) Perhitungan kedua adalah DCIE yang akan menghitung besarnya efisiensi dari fasilitas infrastructure data center. Parameter yang digunakan tidak berbeda jauh dengan menghitung PUE, hanya saja posisinya terbalik. Data Center Infrastructure Efficiency (DCIE) = IT Equipment Power Total Facility Power Dengan menggunakan rumus diatas, data yang di dapat adalah : Total Facility Power : kw IT Equipment Power : kw Data Center Infrastructure Efficiency (DCIE) = kw kw = 40,20 % DCIE IV.3.4 Compute Power Efficiency (CPE) Perhitungan CPE digunakan untuk dapat mengevaluasi pemakaian listrik data center dengan cara membandingkan jumlah pemakaian overhead listrik dan memfaktorkan dengan utilisasi penggunaan CPU server Compute Power Efficiency (CPE) = IT Equipment Utilization x IT Equipment Power Total Facility Power Dengan menggunakan rumus diatas, data yang di dapat adalah : Total Facility Power : kw IT Equipment Power : kw IT Equipment Utilization : 10 % Compute Power Efficiency (CPE) = 10% x kw kw = 4.02 % CPE IV.3.5 Technology Carbon Efficiency (TCE) Perhitungan TCE digunakan untuk dapat menghitung efisiensi listrik berdasarkan jumlah carbon yang dihasilkan dari perangkat pendukung maupun perangkat IT data center. Technology Carbon Efficiency (TCE) = Total Facility Power x Electricity Carbon Emmision Rate IT Equipment Power Dengan menggunakan rumus diatas, data yang di dapat adalah : Total Facility Power : kw IT Equipment Power : kw

15 15 Carbon Emmision Rate : kg CO2 / kwh Technology Carbon Efficiency (TCE) = kw x kw = 1.81 TCE Dari berbagai pengukuran yang ada di atas maka dapat dilihat posisi pemakaian dan efisiensi energi pada data center Bank mandiri. Seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8 Pengukuran Efisiensi Listrik Pada Data Center Bank Mandiri Pengukuran Nilai Power Usage Effectiveness (PUE) 2,48 Data Center Infrastructure Efficiency (DCIE) 40,2 % Compute Power Efficiency (CPE) 4.02 % Technology Carbon Efficiency (TCE) 1.81 IV.4 Perancangan Strategi IV.4.1 Kemungkinan Penghematan IV Desain Ulang Sistem Pendingin Sistem pendingin pada data center dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang cocok untuk data center. Disain sistem pendingin harus terencana dengan baik agar aliran udara dari perangkat pendingin mengalir dengan arah paralel ke barisan kabinet / rak. Kriteria umum disain sistem pendingin pada data center yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut : Memiliki skalabilitas dan adaptabilitas yang sangat baik Sudah terstandardisasi Sederhana namun cerdas Manajemen yang baik. Menentukan kebutuhan sistem pendingin yang dibutuhkan untuk sebuah data center diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan dari perlengkapan IT dan sumber panas lainnya di data center. Pengukuran kebutuhan menggunakan standar watts. Kemudian setelah output panas didefinisikan maka pertimbangan-pertimbangan berikut juga diperhatikan : 1. Ukuran beban pendingin dari perangkat 2. Ukuran beban pendingin untuk gedung 3. Sistem pendingin harus dapat mengantisipasi efek humudifikasi, redundansi bila diperlukan dan untuk kebutuhan masa mendatang. Metode pendinginan pada data center saat ini sangat variatif. Beberapa metode yang sering digunakan adalah room oriented cooling system, row oriented cooling system, dan rack oriented cooling system.

16 16 Tabel 4.9 Jenis Pendingin Pada Data Center Room Oriented Cooling System Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin yang paling mendasar. Karena sistem pendingin ini berorientasi pada suhu ruangan data center. Tujuan utamanya adalah mendinginkan suhu seluruh ruangan dengan menggunakan pendingin ruangan yang disebar di pinggir ruangan data center. Dari sistem pendingin tersebut terdapat beberapa kekurangan Sistem pendingin masih konvensional dan kurang efektif karena udata panas dan udara dingin bercampur serta aliran udara dingin yang dibutuhkan oleh perangkat kurang tepat, dikarenakan beberapa area bisa sangat dingin sedangkan beberapa area lainnya sangat panas. Menimbulkan udara hangat akibat bertemunya udara panas dan dingin berdampak pada meningkatnya proses kondensasi sehingga humiditinya jadi lebih lembab Lebih rumit jika ada keperluan penambahan kapasitas di posisi tertentu. Secara anggaran, sering melewati batas karena performa sistem sulit diprediksi dan tidak efektif penggunaan udara dingin ke perangkat IT Row Oriented Cooling System Row oriented cooling system atau yang sering disebut hot aisle and cold aisle adalah sistem pendingin yang membuat 2 jalur udara yaitu jalur udara panas dan jalur udara dingin. Udara dingin disalurkan di cold aisle ke bagian depan rack server. Kemudian dihisap oleh server untuk menurunkan panas di

17 17 dalam server dan udara panasnya dibuang ke belakang rack server setelah itu udara panas akan naik ke atas lalu dihisap oleh CRAC/PAC. Posisi CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle agar udara panas yang naik bisa dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan udara dingin. Dengan cara ini lebih efisien karena udara dingin yang dihisap oleh server tidak tercampur oleh udara panas. Penggunaan CRAC/PAC di setiap baris bisa dikatakan modular karena bisa menggunakan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk mendinginkan 2 baris rack server saja. Rack Oriented Cooling System Sitem pendingin rack oriented cooling system tidak lagi menggunakan CRAC / PAC yang disebarkan di sisi-sisi ruang data center tapi sudah disebar di tiap barisan rak server. Didalam barisan rack server ini disisipkan cooling system yang mendinginkan udara panas di belakang server dan menghembuskan ke sisi depan server. Jalur udara panas yang dihasilkan oleh server langsung disalurkan secara tertutup ke alat pendingin yang disisipkan di samping rack server. Oleh karena itu udara panas yang dihasilkan tidak bercampur dengan udara sekitar maupun mencemari udara dingin yang dihasilkan. Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin yang tingkat efisiensinya paling tinggi. Dari beberapa sistem pendingin yang telah dijabarkan diatas, dengan kondisi pendingin yang ada pada data center Bank Mandiri saat ini yaitu row oriented cooling system dapat lebih efisien jika sistem pendingin tersebut diganti dengan sistem pendingin rack oriented cooling system. Dengan begitu diharapkan tingkat konsumsi atas pendingin pada data center Bank Mandiri dapat turun secara signifikan. Sehingga pemakaian listrik atas pendingin tersebut juga dapat turun.

18 18 IV Virtualisasi Virtualisasi adalah tren yang belakangan banyak dibicarakan dan juga merupakan cara tepat untuk menurunkan biaya pengadaan server maupun biaya operasional server. Virtualisasi secara umum dapat diartikan sebagai pembuatan abstraksi dari perangkat keras. Jika pada umumnya suatu aplikasi di plot menggunakan 1 operating sistem dan menggunakan 1 hardware tertentu, dengan bantuan virtualisasi server memungkinkan suatu hardware dipakai bersama-sama lebih dari 1 operating system maupun lebih dari 1 aplikasi. Untuk melihat perbedaannya dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 4.12 Sistem Arsitektur Pada Komputer Traditional Gambar 4.13 Sistem Arsitektur Pada Virtual Server Berikut beberapa alasan menggunakan teknik virtualisasi : Konsolidasi server Konsolidasi server dapat membuat beberapa server fisik untuk dijadikan kedalam sistem virtualisasi dan hanya menjalankan satu

19 server fisik yang di dalamnya terdapat beberapa virtual server yang dijalankan di atas satu server fisik. Dukungan terhadap aplikasi Menyediakan upgrade aplikasi dan sistem operasi ke server baru tanpa menimbulkan masalah seperti tidak kompatibel dengan perangkat keras yang baru. Dukungan terhadap beberapa sistem operasi Memiliki kemampuan untuk menjalankan beberapa sistem operasi dalam satu physical server. Berguna untuk melakukan pengembangan dan pengetesan beberapa sistem operasi. Demonstrasi perangkat lunak Dengan menggunakan teknik virtualisasi maka dapat memudahkan dalam melakukan demonstrasi beta software. Pengguna dapat mencoba terlebih dahulu pada komputer virtual sebelum dijalankan pada physical server yang telah menjalankan aplikasi versi lama yang telah stabil. Selain itu seorang penjual dapat mendemonstrasikan perangkat lunaknya dalam beberapa sistem operasi hanya dengan mengoperasikan satu physical server. Pengembangan, pengetesan Karena dalam sistem virtualisasi setiap komputer virtual terisolir antara satu dengan yang lainnya maka dapat dilakukan pengembangan dan pengetesan terhadap suatu aplikasi atau sistem operasi tanpa mengganggu layanan yang dijalankan komputer virtual lainnya. Pelatihan teknisi dan e-learning Dengan menggunakan teknik virtualisasi, tempat pelatihan dapat memberikan hak akses administrator pada setiap komputer virtual ke peserta latihan. Peserta dapat melakukan uji coba konfigurasi tanpa mengganggu aplikasi lain yang berjalan pada komputer virtual lainnya. Dengan menggunakan teknologi virtualisasi banyak sekali keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Beberapa keuntungan yang didapat diantaranya adalah : Hemat biaya Virtualisasi dapat menghemat biaya yang signifikan. Karena jumlah server yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit. Dari yang sebelumnya satu aplikasi menggunakan satu server, menjadi satu server dapat dipakai oleh beberapa aplikasi. Sehingga pembelian server baru akan menurun. Hemat energi Tentu saja dengan semakin sedikit server yang digunakan, maka semakin sedikit energi yang digunakan untuk menghidupkan server. Oleh karena itu virtualisasi merupakan solusi tepat untuk menghemat energi dan meredam pengeluaran perusahaan. Meningkatkan fleksibilitas Dengan teknologi virtualisasi, maka berbagai aplikasi dapat dijalankan pada hardware yang berbeda-beda. Sebagai contoh, apabila suatu perusahaan ingin melakukan penggantian server 19

20 20 maka komputer virtual tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke server yang baru walaupun perangkat keras yang ada pada server tersebut berbeda. IV Sumber Daya Alternatif IV Solar Panel Indonesia sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadikan sel surya sebagai salah satu sumber energi masa depan mengingat posisi Indonesia pada garis khatulistiwa yang memungkinkan sinar matahari dapat optimal diterima di hampir seluruh Indonesia sepanjang tahun. Dalam kondisi puncak atau posisi matahari tegak lurus, sinar matahari yang jatuh di permukaan panel surya di Indonesia seluas satu meter persegi akan mampu mencapai 900 hingga 1000 Watt. Bahkan, total intensitas penyinaran perharinya di Indonesia mampu mencapai 4500 watt hour per meter persegi yang menjadikan Indonesia tergolong kaya sumber energi matahari. Sehingga tidak heran jika banyak perusahaan ataupun pribadi beramai-ramai menggunakan solar panel sebagai sumber daya alternatif. Solar panel atau sering juga disebut dengan panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka sering disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai cahaya-listrik. Solar panel bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan. Arus listrik tersebut kemudian akan disalurkan ke baterai. Dengan menambah solar cells panel (memperluas) berarti menambah konversi tenaga surya. Umumnya solar cells panel dengan ukuran tertentu memberikan hasil tertentu pula. Contohnya ukuran a cm x b cm menghasilkan listrik DC (Direct Current) sebesar x Watt per hour/ jam. Jenis-jenis solar panel : Polikristal (Poly-crystalline) Merupakan solar cells panel yang memiliki susunan kristal acak. Type Polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat menghasilkan listrik pada saat mendung. Monokristal (Mono-crystalline) Merupakan panel yang paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan. Dalam memanfaatkan Solar Panel (SP) sebagai sumber energi listrik, perlu dilakukan perencanaan untuk proses pemasangan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan mengurangi energi yang terbuang. Dalam hubungannya dengan sistem sumber listrik yang lain, maka instalasi dibagi menjadi dua, yaitu sistem Instalasi Mandiri dan sistem Instalasi Terhubung Jaringan.

21 IV Wind Turbin Wind turbin adalah pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan energi angin. Di Indonesia, angin dapat berhembus dari pagi hari, siang hari bahkan malam hari. Sehingga untuk pembangkit listrik tenaga angin ini tidak terbatas oleh waktu. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi. Dengan tingginya permintaan energi alternatif saat ini membuat turbin angin menjadi salah satu sumber daya alternatif yang diminati. Jenis turbin angin terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Turbin angin sumbu horizontal Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memilik poros utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling angin yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar. Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi dibelakangnya, turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Karen turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resistensi angin dari bilah-bilah itu. 2. Turbin angin sumbu vertikal. Turbin angin sumbu vertikal (TASV) memiliki poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke arah angin berhembus. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. TASV mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah. Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi tidak perlu menyokong konstruksi baling-baling, dan lebih mudah dalam melakukan perawatan. 21

22 22 IV Bloom Energy Sebuah perusahaan yang didirikan oleh K.R Sridar, Bloom Energy, telah menemukan terobosan teknologi baru di dunia energi alternatif yang disebut bloom box. Pada awalnya bloom box merupakan perangkat tenaga surya untuk menghasilkan oksigen dan hidrogen yang digunakan dalam kendaraan NASA di Mars yang kini telah dihapuskan. Jika prosesnya dibalik, maka alat tersebut tentunya bisa menghasilkan listrik. Bloom Box adalah sebuah pembangkit listrik fuel cell yang bisa dibilang berbeda dengan fuel cell yang banyak digunakan saat ini. Jika fuel cell saat ini banyak menggunakan elektroda yang terbuat dari logam yang mahal, maka Bloom Box hanya menggunakan salah satu bahan keramik yang murah yaitu pasir. Gambar 4.20 Cara Kerja Bloom Energy Bloom box merupakan bahan bakar yang selalu bekerja, seperti baterai. Alat tersebut terdiri dari 3 bagian lempengan yaitu elektrolit, anoda dan katoda. Piringan tersebut bertindak sebagai elektroda dengan bahan bakar hidrokarbon, seperti ethanol,biodiesel, metan atau gas alam, yang pada suhu tinggi akan bereaksi menarik ion oksigen yang berada di sisi lain piringan. Saat ion tersebut bergerak memasuki piringan, maka akan dihasilkan listrik yang menurut K.R. Sridhar merupakan listrik yang bisa diandalkan. Meskipun prosesnya mengkonsumsi hidrokarbon, tetapi Sridhar menjelaskan bahwa emisi karbon yang dihasilkan hanya setengah dari sumber energi konvesional lainnya karena Bloom Box tidak melibatkan pembakaran pada prosesnya. Produk sampingan lainnya yang bisa dimanfaatkan adalah hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan fuel cell masa depan. Bloom Energy sudah mempunyai klien yang beberapa di antaranya tentu tidak akan ceroboh memilih pembangkit listrik yang akan mendukung bisnisnya. Dua di antaranya adalah Google dan ebay. Menurut ebay yang berhasil dikonfirmasi oleh CBS, dalam sembilan bulan Bloom Box sudah menghemat dolar AS. Sedangkan pusat data Google ternyata listriknya sudah disuplai selama 18 bulan. IV Pembangkit Listrik Hybrida Sistem pembangkit listrik hybrida adalah suatu sistem yang memadukan beberapa jenis pembangkit listrik. Umumnya terdiri atas modul tenaga surya, turbin angin, generator diesel, baterai, dan

23 23 peralatan kontrol terintegrasi. Tujuan dari pembangkit listrik tenaga hybrid (PLTH) adalah mengkombinasikan keungulan dari setiap pembangkit sekaligur menutupi kelemahan masing-masing pembangkit untuk kondisi-kondisi tertentu. Sehingga secara keseluruhan sistem dapat beroperasi lebih ekonomis dan efisien. Konsep PLTH yang sesuai dengan kondisi geografis bank mandiri adalah PLTH yang dirangkai secara paralel. Antara pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, bloom energy, generator diesel dan juga di back up dengan pembangkit listrik PLN. Gambar 4.21 Sistem Pembangkit Listrik Hybrid Seperti yang dilihat pada skema pembangkit listrik hybrida bahwa berbagai sumber daya energi akan dikontrol melalui satu kendali kontrol. Prioritas utama adalah menggunakan pembangkit listrik dengan sumber daya tergantikan. Sedangkan jika memang tenaga yang dihasilkan tidak dapat mengakomodir kebutuhan saat itu dikarenakan suatu kondisi maka controller dapat mengakomodir kebutuhan dari pembangkit listrik PLN ataupun genset. IV.4.3 Estimasi Penghematan Energi Estimasi penghematan dari penerapan green data center pada Bank Mandiri dapat menekan konsumsi listrik hingga 50%, meningkatkan efisiensi utilisasi server hingga 30%, dan menurunkan tingkat emisi sebesar 30%. Pemakaian listrik untuk mesin pendingin saat ini adalah sekitar kw. dengan penerapan sistem pendingin yang baru, maka diperkirakan dapat menurunkan konsumsi listrik pendingin sekitar 60%. Sehingga nantinya pemakaian listrik untuk sistem pendingin data center adalah sekitar kw. Dengan perubahan sistem pendingin maka semakin kecil juga kemungkinan server menjadi over heat dikarenakan suhu yang kurang ideal. Sehingga umur perangkat keras juga semakin panjang

BAB III METODOLOGI. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODOLOGI. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu BAB III METODOLOGI III.1 Kerangka Pikir Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah berhasil memudahkan manusia dalam aktivitas kesehariannya. Bila dilihat lebih lanjut dan dikaitkan dengan kelestarian lingkungan, tentunya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1 Profil Perusahaan Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Energi merupakan kebutuhan penting bagi manusia, khususnya energi listrik, energi listrik terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia

Lebih terperinci

DATA CENTER: PENDAHULUAN

DATA CENTER: PENDAHULUAN DATA CENTER: PENDAHULUAN Definisi, Fungsi dan Tujuan Data Center 2 Definisi Data Center (lanj)... komponen penting dari infrastruktur yang mendukung Internet dan perdagangan digital Juga sektor komunikasi

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Literatur Beberapa penelitian yang telah melakukan penelitian terkait ilmu yang menyangkut tentang turbin angin, antara lain: Bambang setioko (2007), Kenaikan harga BBM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING UNTUK KEBERLANGSUNGAN PROSES BISNIS PADA PT. FUJITSU INDONESIA PRASETYA FANDI HANTORO HERLI KURNIAWAN HATIF PRASETYO WAHYU SARDJONO ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN ialah mengukur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Global direct normal solar radiation (Sumber : NASA)

Gambar 1.1 Global direct normal solar radiation (Sumber : NASA) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber Energi atau power saat ini menjadi suatu topik menarik sebagai kajian fokus utama dibahas peneliti-peneliti setiap negara. Kebutuhan energi pasti mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, energi listrik merupakan kebutuhan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Masalah di bidang tersebut yang sedang menjadi perhatian utama saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia adalah masalah energi. Saat ini Indonesia telah mengalami krisis energi

Lebih terperinci

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Ari Susanti Restu Mulya Dewa 2310100069 2310100116 pusat peredaran pusat tata surya sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah membutuhkan peranan energi untuk dapat berkembang dengan baik, khususnya energi listrik. Dapat diketahui bahwa listrik sangat bermanfaat

Lebih terperinci

renewable energy and technology solutions

renewable energy and technology solutions renewable energy and technology solutions PT. REKAYASA ENERGI TERBARUKAN Pendahuluan Menjadi perusahaan energi terbarukan terbaik di Indonesia dan dapat memasuki pasar global serta berperan serta membangun

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL Oleh Aditya Dewantoro P (1) Hendro Priyatman (2) Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Tel/Fax 0561

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan energi yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada saat ini adalah kebutuhan energi listrik. Banyak masyarakat aktifitasnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pertanyaan interview kondisi data center :

LAMPIRAN. Pertanyaan interview kondisi data center : LAMPIRAN Pertanyaan interview kondisi data center : Aktifitas Kondisi Real Pendifinisian kebutuhan energi listrik dan pendistribusiannya Dilakukan per ruangan (untuk ruangan jaringan, server dan lainnya),

Lebih terperinci

Sistem PLTS Off Grid Komunal

Sistem PLTS Off Grid Komunal PT. REKASURYA PRIMA DAYA Jl. Terusan Jakarta, Komp Ruko Puri Dago no 342 kav.31, Arcamanik, Bandung 022-205-222-79 Sistem PLTS Off Grid Komunal PREPARED FOR: CREATED VALID UNTIL 2 2 mengapa menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) menjadi manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban manusia khususnya bagi perusahaan maju maupun berkembang. Jenis pekerjaan yang sebelumnya

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya terutama energi, baik yang berasal dari hasil tambang, air dan udara. Berdasarkan jenisnya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik telah menjadi kebutuhan mendasar dan sangat penting bagi kehidupan manusia di masa kini. Pertumbuhan penduduk yang meningkat di Indonesia mempengaruhi kebutuhan

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global PEMANASAN GLOBAL Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, merupakan bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi Surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat di manfaatkan sebagai energi alternatif yang akan di ubah

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat! UJI KOMPETENSI SEMESTER II Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria teknologi ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang demikian pesat, maka kebutuhan akan bahan bakar minyak dan gas menjadi suatu kebutuhan yang harus

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Isu energi merupakan isu yang sedang hangat diperdebatkan. Topik dari perdebatan ini adalah berkurangnya persediaan sumber-sumber energi terutama sumber energi berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, energi tidak hanya dievaluasi dalam perspektif ekonomi, tetapi menjadi lebih kompleks karena munculnya tantangan global, seperti

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH ANALISA TINGKAT EFESIENSI SISTEM INFORMASI AKADEMIK DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA GREEN COMPUTING UIN SYARIF HIDAYATULLAH Eva Khudzaeva Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

3.7Sistem Pendingin Data Center

3.7Sistem Pendingin Data Center 3.7Sistem Pendingin Data Center Gambar Atas: Koridor Dingin Gambar Samping: Koridor Panas 32 Sistem pendingin pada data center dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang cocok untuk data center. Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan terhadap penyediaan energi listrik terus mengalami peningkatan. Peningkatan konsumsi energi

Lebih terperinci

BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN

BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan pembimbing maupun penguji terdapat kekurangan pada paparan analisis perancangan bangunan memorial secara terperinci.

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak bumi merupakan sumber energi fosil yang memegang peranan penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil olahannya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber dari masalah yang dihadapi di dunia sekarang ini adalah mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber dari masalah yang dihadapi di dunia sekarang ini adalah mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber dari masalah yang dihadapi di dunia sekarang ini adalah mengenai energi. Dapat dikatakan demikian karena hampir semua negara di dunia memerlukan energi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Hampir semua aktivitas manusia, baik di rumah tangga, perkantoran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era digital seperti sekarang ini, data-data sudah jarang sekali tersimpan dalam bentuk kertas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era digital seperti sekarang ini, data-data sudah jarang sekali tersimpan dalam bentuk kertas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era digital seperti sekarang ini, data-data sudah jarang sekali tersimpan dalam bentuk kertas. Data-data tersimpan dalam media seperti hard disk, cd atau dvd,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan isu yang sangat krusial bagi masyarakat dunia, terutama semenjak terjadinya krisis minyak dunia pada awal dan akhir dekade 1970-an dan pada akhirnya

Lebih terperinci

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono Pembangkit Listrik Tenaga Air BY : Sulistiyono Pembangkit listrik tenaga air Tenaga air bahasa Inggris: 'hydropower' adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Air merupakan sumber energi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi semakin bertambah seiring dengan meningkatnya produktivitas manusia. Energi yang digunakan sebagai bahan bakar mesin umumnya adalah bahan bakar fosil.

Lebih terperinci

Generation Of Electricity

Generation Of Electricity Generation Of Electricity Kelompok 10 : Arif Budiman (0906 602 433) Junedi Ramdoner (0806 365 980) Muh. Luqman Adha (0806 366 144) Saut Parulian (0806 366 352) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan kebutuhan energi listrik saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) A. TUJUAN 1. Merancang sensor sel surya terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor sel surya terhadap besaran fisis. 3. Menganalisis karakteristik sel surya. B. DASAR

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi ABSTRAK Ketergantungan pembangkit listrik terhadap sumber energi seperti solar, gas alam dan batubara yang hampir mencapai 75%, mendorong dikembangkannya energi terbarukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turbin angin pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya. Turbin angin

Lebih terperinci

Rooftop Solar PV System

Rooftop Solar PV System TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat W : www.tmlenergy.co.id E : marketing@tmlenergy.co.id T : TMLEnergy We can make a better world together PREPARED FOR: Rooftop Solar PV System

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: isdiyarto@yahoo.co.id Abstrak. Energi terbarukan

Lebih terperinci

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati DAMPAK AKTIVITAS MANUSIA Mekamisme yang terjadi pada sistem alam sangat luar biasa rumitnya. Ekosistem mempunyai keseimbangan

Lebih terperinci

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana energi listrik ini di butuhkan peralatan elektronik agak mampu bekerja seperti kegunaannya. Sehingga

Lebih terperinci

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia Memahami konsep penggerak mula (prime mover) dalam sistem pembangkitan tenaga listrik Teknik Pembangkit Listrik 1 st

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) semakin terasa di zaman sekarang ini.

I. PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) semakin terasa di zaman sekarang ini. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global (global warming) semakin terasa di zaman sekarang ini. Matahari memancarkan gelombang radiasinya menembus lapisan atmosfir dan sebagiannya terperangkap

Lebih terperinci

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI Bambang Susilo Retno Damayanti PENDAHULUAN PERMASALAHAN Energi Lingkungan Hidup Pembangunan Pertanian Berkelanjutan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOGAS Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin modern ini isu pemasanan global yang menjadi perhatian utama di dunia penelitian. Banyak penelitian diarahkan untuk mengurangi dampak terjadinya

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO

Lebih terperinci

DATA CENTER. Annysa Firdaus ( )

DATA CENTER. Annysa Firdaus ( ) Annysa Firdaus (120411100045) DATA CENTER Seiring berjalannya waktu data-data yang ada akan bertambah besar sehingga dibutuhkan media penyimpanan dengan kapasitas yang besar juga. Mengolah dan data dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, teknologi informasi jaringan komputer akan memegang peranan yang sangat menentukan dalam kompetisi di dunia mendatang. Keberhasilan dalam menguasai teknologi informasi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek Persepsi yang diberikan masyarakat terhadap pembangunan PLTMH merupakan suatu pandangan

Lebih terperinci

Physical Security and Biometrics. Abdul Aziz

Physical Security and Biometrics. Abdul Aziz and Biometrics Abdul Aziz Email : abdulazizprakasa@ymail.com Definisi: Tindakan atau cara yang dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi dan menjaga hardware, program, jaringan dan data dari bahaya fisik

Lebih terperinci

SMART LIGHTING LED. SUTONO Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

SMART LIGHTING LED. SUTONO Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK SMART LIGHTING LED SUTONO Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Smart Lighting LED adalah sebuah teknologi penerangan jalan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat esensial bagi masyarakat. Tenaga listrik sudah menjadi kebutuhan utama dalam berbagai lini kehidupan, baik

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Sejarah sel surya dan penemuannya SEJARAH Sejarah sel surya dapat dilihat ketika pada tahun 1839 Edmund Becquerel, seorang pemuda Prancis berusia 19 tahun menemukan efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan hidup pada saat ini. Dengan berkembangnya teknologi yang ada di dunia berbanding lurus dengan

Lebih terperinci

PERAKITAN KOMPUTER. 11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja.

PERAKITAN KOMPUTER. 11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja. 11. Kegiatan Belajar 11: Tempat dan keselamatan kerja. a. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan belajar 11 ini siswa diharapkan dapat : 1. Memahami tempat atau area kerja selama proses perakitan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembahasan perilaku termal dan pembangkitan energi mengkonfirmasi beberapa hasil riset terdahulu. Kebaruan dari riset ini adalah dihasilkannya optimalisasi kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada Bab Pendahuluan ini akan dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir, batasan masalah, metodologi yang digunakan, dan sistematika

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PT. Harjohn Timber Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Harjhon Timber adalah salah satu Penerima Penghargaan Energi Pratama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan bidang studi yang selalu berkaitan dengan kegiatan manusia, serta kebutuhannya terhadap sebuah ruang. Secara garis besar, ruang untuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan dan Implementasi Green Data Center Study kasus Data Center PT. ISN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan dan Implementasi Green Data Center Study kasus Data Center PT. ISN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya bisnis dan seiring bertambahnya waktu maka menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan yaitu meningkatnya kebutuhan akan kapasitas

Lebih terperinci

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra Monacho LATAR BELAKANG Di zaman modern, dengan mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era saat ini energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT Novi Caroko 1,a, Wahyudi 1,b, Aditya Ivanda 1,c Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan permukiman yang dihadapi kota besar semakin kompleks khususnya di Jakarta.Dengan masalah tingginya tingkat kelahiran dan migrasi penduduk membuat semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur proses pengadaan barang/jasa yang dibiayai oleh APBN/APBD.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data

Lebih terperinci

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL TUGAS AKHIR PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MINI POWER STATION : NANOHIDRO BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MINI POWER STATION : NANOHIDRO BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA 81 LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MINI POWER STATION : NANOHIDRO BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSA CIPTA Diusulkan Oleh: Edyanto G24100019/2010 Resti Salmayenti G24100046/2010 Dewi Sulistyowati G24100059/2010

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan aspek kehidupan yang kini menjadi sorotan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan aspek kehidupan yang kini menjadi sorotan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek kehidupan yang kini menjadi sorotan manusia di seluruh dunia. Semakin menipisnya cadangan minyak bumi sebagai bahan bakar utama menyadarkan manusia

Lebih terperinci