LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN KARAKTERISTIK BATAKO
|
|
- Indra Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 L-1 LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN KARAKTERISTIK BATAKO Contoh perhitungan Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Tanpa Menggunakan Fly Ash dan Yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Massa pengikat sampel dalam air W k 0 ( massa benang ). Untuk sampel nomor 1 ( tanpa menggunakan fly ash ) : Densitas 1,72 g/cm 3 Serapan Air 9,55 % Untuk sampel nomor 3 ( menggunakan fly ash 20% ) : Densitas 1,74 g/cm 3 Serapan Air 10,53 %
2 L-2 Dengan cara yang sama diperoleh nilai Densitas dan Serapan Air batako untuk komposisi yang menggunakan fly ash 10%, 30%, 40% dan 50%. Tabel A.1. Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Tanpa Menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. No Sampel Semen Komposisi Bahan Fly Ash W s (gr) W b (gr) W g (gr ) Densitas ( g/cm 3 ) Serapan Air 1. I o ,72 9,55 2. I ,69 10,71 3. II ,74 10,53 4. III ,76 10,38 5. IV ,73 11,54 6. V ,67 11,60
3 4. III ,76 10,38 5. IV ,73 11,54 6. V ,67 11,60 L-3 Contoh perhitungan Pengujian Kuat Tekan Sampel Tanpa menggunakan Fly Ash dan yang menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Untuk sampel nomor 1 ( tanpa menggunakan fly ash ) : Kuat Tekan, P 3,26 MPa Untuk sampel nomor 3 ( menggunakan fly ash 20 % ) : Kuat Tekan, P N/mm 2 3,17 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 2, 4, 5, 6 pada tabel A.2. Tabel A.2. Pengujian Kuat Tekan Sampel Batako Tanpa Menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Sampel Bahan Gaya Penekan F Kuat Tekan No Sampel Semen Fly Ash ( N ) ( Mpa ) 1. I o ,26 2. I ,21 3. II ,17 4. III ,06 5. IV ,58 6. V ,27
4 L-4 Contoh perhitungan Pengujian Kuat Patah Sampel Tanpa Menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Jarak penumpu L 9 cm ; b d 3 cm ; g 9,8 m/s 2. Untuk sampel nomor 1 ( tanpa menggunakan fly ash ) : Kuat Patah 2,70 MPa Untuk sampel nomor 3 ( menggunakan fly ash 20% ) : Kuat Patah 2,53 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 2, 4, 5, 6 pada tabel A.3. Tabel A.3. Pengujian Kuat Patah Sampel Batako Tanpa menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Sampel Bahan Gaya Penekan P Kuat Patah No Sampel Semen Fly Ash ( N ) ( MPa ) 1. I o ,70 2. I ,25 3. II ,5 2,53 4. III ,30 5. IV ,18 6. V ,80
5 L-5 Tabel A.4. Pengujian Kekerasan Sampel Batako Tanpa menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. No Sampel Komposisi Bahan Kekerasan Semen Fly Ash BHN RHN 1. I o I II ,5 4. III ,6 5. IV ,7 6. V ,8 BHN Brinell Hardness Number ; RHN Rockwell Hardness Number
6 L-6 Contoh perhitungan Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Menggunakan Fly Ash 20% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 4 dengan komposisi fly ash 20% dari volume semen dan RHA 20% dari volume pasir. Densitas 1,68 g/cm 3 Serapan Air 15,50 % Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 5 pada tabel A.5 Tabel A.5. Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No S a m p e l Komposisi Bahan Semen Fly Ash R H A (%) W s (gr) W b (gr) W g (gr ) Densitas ( g/cm 3 ) Serapan Air 1. I ,5 1,68 16,85 2. II ,69 16,39 3. III , ,71 16,15 4. IV ,68 15,50 5. V , ,25
7 L-7 Contoh perhitungan Kuat Tekan Sampel Menggunakan Fly Ash 20% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 4 dengan komposisi fly ash 20% dari volume semen dan RHA 20% dari volume pasir. Kuat Tekan, P N/mm 2 3,76 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 5 pada tabel A.6 Tabel A.6. Pengujian Kuat Tekan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan RHA Gaya Penekan F Kuat No Sampel Semen Fly Ash ( N ) Tekan ( MPa ) 1. I ,25 2. II ,23 3. III ,35 4. IV ,76 5. V ,31
8 L-8 Contoh perhitungan Kuat Patah Sampel Menggunakan Fly Ash 20% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 4 dengan komposisi fly ash 20% dari volume semen dan RHA 20% dari volume pasir. Kuat Patah 3,50 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 5 pada tabel A.7 Tabel A.7. Pengujian Kuat Patah Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan No Sampel Semen Fly Ash RHA Gaya Penekan P ( N ) Kuat Patah ( MPa ) 1. I ,0 2. II ,30 3. III ,20 4. IV ,50 5. V ,60
9 L-9 Tabel A.8. Pengujian Kekerasan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No Sampel Komposisi Bahan RHA Kekerasan Semen Fly Ash BHN RHN 1. I ,2 2. II ,1 3. III ,4 4. IV ,9 5. V ,7 BHN Brinell Hardness Number ; RHN Rockwell Hardness Number
10 L-10 Contoh perhitungan Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Menggunakan Fly Ash 30% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 5 dengan komposisi fly ash 30% dari volume semen dan RHA 25% dari volume pasir. Densitas 1,72 g/cm 3 Serapan Air 15,50 % Dengan cara yang sama diperoleh nilai densitas dan serapan air untuk nomor 1, 2, 3, 4 pada tabel A.9. Tabel A.9. Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No S a m p e l Komposisi Bahan Semen Fly Ash R H A (%) W s (gr) W b (gr) W g (gr ) Densitas ( g/cm 3 ) Serapan Air 1. I ,73 16,22 2. II ,71 16,94 3. III , ,71 16,15 4. IV ,5 105,5 1,74 15,75 5. V ,72 15,50
11 L-11 Contoh perhitungan Kuat Tekan Sampel Menggunakan Fly Ash 30% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 5 dengan komposisi fly ash 30% dari volume semen dan RHA 25% dari volume pasir. Kuat Tekan, P N/mm 2 5,37 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat tekan untuk nomor 1, 2, 3, 4 pada tabel A.10. Tabel A.10. Pengujian Kuat Tekan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan RHA Gaya Penekan F Kuat No Sampel Semen Fly Ash ( N ) Tekan ( MPa ) 1. I ,,29 2. II ,51 3. III ,45 4. IV ,61 5. V ,37
12 L-12 Contoh perhitungan Kuat Patah Sampel Menggunakan Fly Ash 30% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 5 dengan komposisi fly ash 30% dari volume semen dan RHA 25% dari volume pasir. Kuat Patah 3,20 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 4 pada tabel A.11 Tabel A.11. Pengujian Kuat Patah Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan No Sampel Semen Fly Ash RHA Gaya Penekan P ( N ) Kuat Patah ( MPa ) 1. I ,10 2. II ,30 3. III ,30 4. IV ,80 5. V ,20
13 L-13 Tabel A.12. Pengujian Kekerasan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No Sampel Komposisi Bahan RHA Kekerasan Semen Fly Ash BHN RHN 1. I ,7 2. II ,7 3. III ,7 4. IV ,7 5. V ,7 BHN Brinell Hardness Number ; RHN Rockwell Hardness Number
14 L-14 LAMPIRAN B GAMBAR SAMPEL DAN ALAT UJI SAMPEL Gambar B.1. Beberapa Sampel yang telah dicetak Gambar B.2. Alat Ayakan Beberapa Ukuran
15 L-15 Gambar B.3. Alat Uji Tekan Gambar B.4. Alat Uji Patah
16 Gambar B.5. Alat Foto Mikroskopik L-15 Gambar B.6. Alat Uji Kekerasan (Hardness)
17 L-17 LAMPIRAN C DAFTAR PERHITUNGAN KONVERSI BANYAK BAHAN (STOF) DAN HAWA (LUCHT) SERTA AIR YANG DIBUTUHKAN UNTUK PEMBUATAN ADUKAN / PEREKAT (SPESIE) No Nama Bahan Bangunan A B C A + C Bahan Sesungguhnya (Vestestof) Hawa Bagian Yang Kosong (Lucht) Air Bahan Perekat Basah Keterangan Kapur Koral Kapur batu gamping 3. PC.(Portland Cement) 4. Trass (Muria) Semen Merah (S.M) 6. Pasir Batu kricak/ kerikil 8. Pecahan bata merah 1 ltr. PC 1.25 Kg 1 kantong 50 Kg a 40 liter Satu dan lainnya menurut jenis Contoh Perhitungan : 1 M 3 campuran : 1 Semen : 4 Pasir : 0.6 Air 1 M 3 Semen P.C 1 x 0.76 M M 3 4 M 3 Pasir 4 x M M 3 J u m l a h 3.46 M 3
18 L-18 Jadi banyak bahan yang dibutuhkan untuk 1 M 3 adalah : (Dalam Besaran Volume) x 1 M 3 Semen P.C x M 3 x 1 M 3 Pasir x M 3 x 1 M 3 Air x M M 3 J u m l a h M 3 Selanjutnya untuk perbandingan berat atau massa; maka masing-masing bahan dikalikan dengan massa jenisnya.
19 L-19 LAMPIRAN D KORELASI NILAI KEKERASAN BRINELL, ROCKWELL DAN VICKERS
20 L-20 Batako Mutu LAMPIRAN E SYARAT DAN KETENTUAN PEMBUATAN BATAKO Tabel 1. Persyaratan Fisik Batako Kekuatan Tekan Bruto Minimum*) (Kgf/cm 2 ) Penyerapan Maksimum (% Berat) Rata-rata dari benda uji Masing-masing benda uji A A B B Sumber : PUBI, 1982:27 *) Kuat tekan bruto adalah beban keseluruhan pada waktu benda uji pecah dibagi dengan luas ukuran nominal batako, termasuk luas lubang serta cekung tepi. Tabel 2. Ukuran Standar dan Toleransi Jenis Ukuran Nominal*) (mm) Tebal Kelopak (Dinding Rongga) Minimum (mm) Panjang Lebar Tebal Luar Dalam Tipis 400±3 200±3 100± Sedang 400±3 200±3 150± Tebal 400±3 200±3 200± Sumber PUBI, 1982:28 *) Ukuran nominal sama dengan ukuran batako sesungguhnya ditambah 10 mm, tebal siar/adukan. Klassifikasi Mutu Batako : Mutu A1 ; adalah batako yang digunakan hanya untuk konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari cuaca luar. Mutu A2 ; adalah batako yang digunakan hanya untuk hal-hal seperti tersebut dalam jenis A1, hanya permukaan dinding/konstruksi dari batako tersebut boleh tidak diplester. Mutu B1 ; adalah batako yang digunakan untuk konstruksi yang memikul beban,
21 tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca luar (untuk konstruksi di bawah atap). Mutu B2 ; adalah batako untuk konstruksi yang memikul beban dan dapat digunakan pula untuk konstruksi yang tidak terlindung.
22 L-22 LAMPIRAN F DAFTAR KONVERSI AYAKAN DARI MESH KE MIKRON
LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DENSITAS
Gr afik S era pan Air VS Per sent ase S emen 12 11.54 11.6 11. 5 11 10.71 10. 5 10.53 10.38 10 9.5 9. 55 9 0. 5 0 0. 6 0 0. 7 0 0. 8 0 0. 9 0 1. 0 0 Persentas e Semen(%) LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
Lebih terperinciLAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DENSITAS
Gr afik S era pan Air VS Per sent ase S emen 12 11.54 11.6 11. 5 11 10.71 10. 5 10.53 10.38 10 9.5 9. 55 9 0. 5 0 0. 6 0 0. 7 0 0. 8 0 0. 9 0 1. 0 0 Persentase Semen(%) LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
Lebih terperinciLaporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block
Laporan Praktikum A. Judul : Pengujian Paving Block B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block 3. Pengujian Berat Jenis Paving Block 4. Pengujian Serap Paving
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Batako 3.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Non Pasir Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK
LAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK a. Pengujian densitas Hasil Pengujian densitas dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.1) Densitas (ρ) Dimana : m V m massa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Bata Beton Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen Portland, air dan agregat yang dipergunakan untuk pasangan dinding. Bata
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI ( RICE HUSK ASH ) PADA PEMBUATAN BATAKO DENGAN TAMBAHAN PEREKAT LIMBAH PADAT ABU TERBANG BATUBARA ( FLY ASH ) SIBOLGA TESIS
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI ( RICE HUSK ASH ) PADA PEMBUATAN BATAKO DENGAN TAMBAHAN PEREKAT LIMBAH PADAT ABU TERBANG BATUBARA ( FLY ASH ) SIBOLGA TESIS Oleh MUHAMMAD FAHRUDDIN 087026015/FIS PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciEVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER
EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER Janre Henry Mentang Jorry D. Pangouw, Lelyani Kin Khosama, Steenie E. Wallah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam
Lebih terperinciLampiran A. Perhitungan Untuk Menentukan Densitas
Lampiran A. Perhitungan Untuk Menentukan Densitas Dengan menggunakan persamaan 2.1, perhitungan menentukan densitas sebagai berikut : Dari hasil pengukuran diperoleh : 1. untuk variasi komposisi batu apung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
BAB. III. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di: Balai Riset Perindustrian Tanjung Morawa Waktu penelitian : Penelitian dilakukan pada Pebruari 2010 - April
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya membuat jumlah kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan meningkat. Pada umumnya
Lebih terperinciKONSTRUKSI DINDING BATU BATA
KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciLIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN
LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN Srie Subekti Dosen,Program studi D3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan bahan-bahan sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung
Lebih terperinciPENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN
PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN Bambang Hariyono (1) Anton Ariyanto,ST.M.Eng (2) Arie Syahrudin Sibarani, ST.MT
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)
PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M) Setiyo Daru Cahyono 1 dan Rosyid Kholilur Rohman 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Merdeka Madiun, Jl. Serayu 79 Madiun Email: cahyono.ds@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari
PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo Intisari Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
82 LAMPIRAN 83 Tabel 1 Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm) Beton Dengan Faktor Air Semen.5 Dan Jenis Semen Dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai Di Indonesia Jenis Semen Semen portland tipe 1 atau semen tahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Batako Batako atau juga disebut bata beton ialah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya, air dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi dibidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas kerja
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut SNI 03-3430-1994, dinding memiliki 2 macam yaitu: dinding pasangan (non-structural) atau dinding yang berperan menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor
Lebih terperinciKONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali
KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.
Lebih terperinciPENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING
WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 16 ISSN : 89-8592 PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING Heri Sujatmiko
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciRevisi SNI Daftar isi
Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...3 6 Penetapan indeks harga satuan
Lebih terperinciPROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2010
PEMBUATAN PAVING BLOCK DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH LAS KARBIT SEBAGAI BAHAN ADDITIF DENGAN PEREKAT LIMBAH PADAT ABU TERBANG BATUBARA (FLY ASH) PLTU LABUHAN ANGIN SIBOLGA TESIS Oleh SRI MULIYASIH 087026027/FISIKA
Lebih terperinciWs(massa kering,gr) Perhitungan densitas benda uji beton ringan umur 21 hari. Wg(massa benda dlm air,gr)
LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN KARAKTERISASI BETON RINGAN Tabel A.1 Pengujian Densitas Beton Ringan dengan sampel berbentuk kubus (15 cm x15 cmx 15 cm), massa penggantung (Wk) 40 g. Perhitungan
Lebih terperinciMODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG
MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik sipil diajukan oleh : M. Rofiq Setyawan NIM : D 100 040
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari Cisauk, Malingping, Banten, dan untuk Agregat kasar (kerikil) diambil dari
Lebih terperinci3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian
3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa yang kembali terjadi di Indonesia tidak lepas dari kenyataan bahwa letak kepulauan kita yang berada di garis pergeseran antara lempengan tektonik Australia dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bata Beton A.1 Pengertian Bata Beton Bata beton merupakan salah satu bahan bangunan berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar, dengan bahan pembentuk berupa campuran dari
Lebih terperinciPERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR
PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata
Lebih terperinciBahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Umum Menurut SNI-03-2834-993, pengertian beton adalah campuran antara semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil),
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BUBUR KERTAS DAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA BATAKO PAPERCRETE. Oleh: SONDANG DWIPUTRA PAIDING
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BUBUR KERTAS DAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA BATAKO PAPERCRETE Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Paving Block 1. Definisi Paving Block Bata beton (paving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,
Lebih terperinciViscocrete Kadar 0 %
68 Viscocrete Kadar 0 % T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang T. Depan T. Belakang 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak Benda Uji Silinder Umur Perawatan 3 hari 300 150 150 150 150 150 150 Pola Retak
Lebih terperinciRevisi SNI Daftar isi
Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan
Lebih terperinciBerat Tertahan (gram)
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah
Lebih terperinciTINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi
TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil diajukan oleh : BAMBANG
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)
TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek berupa paving blok mutu rencana 400 Kg/ dan 500 Kg/ sebanyak masing-masing 64 blok. Untuk setiap percobaan kuat tekan dan tarik belah paving
Lebih terperinciBAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA
BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN, MUTU DAN BIAYA KONSTRUKSI GEDUNG MENGGUNAKAN, BATA PRESS DAN BATA KONVENSIONAL DI ATMI SURAKARTA
ANALISIS PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN, MUTU DAN BIAYA KONSTRUKSI GEDUNG MENGGUNAKAN, BATA PRESS DAN BATA KONVENSIONAL DI ATMI SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN
PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN Aulia Zastavia Putri*, Imastuti** *Mahasiswi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Pendahuluan Peneletian beton ringan dengan tambahan EPS dimulai dengan pengujian pendahuluan terhadap agregat halus dan kasar yang akan digunakan dalam campuran
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi
PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG
TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan Beton biasa merupakan bahan yang cukup berat, dengan berat 2400 kg/m3 dan menghantarkan panas. Untuk mengurangi bahan mati suatu struktur beton atau mengurangi
Lebih terperinciTabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif
Lampiran I Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir Berat Berat Berat Berat Lolos Ukuran Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif (gram) (%) Komulatif (%) (%) No.4 (4,8 mm) 0 0 0 100 No.8 (2,4 mm) 0 0 0
Lebih terperinciPemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)
Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat
Lebih terperinciBeton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam
Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam Arie hadiwinata, Triwulan dan Pujo Aji Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciLampiran I Data Pengamatan. 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku
Lampiran I Data Pengamatan 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku No. Parameter Bahan Baku Sekam Padi Batubara 1. Moisture (%) 10,16 17,54 2. Kadar abu (%) 21,68 9,12 3.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan
Lebih terperinciDINDING DINDING BATU BUATAN
DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan
Lebih terperinciVol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK
PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK Oleh: Mulyati*, Saryeni Maliar** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ** Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 2835:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2835:2008 Daftar
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi Lampiran I Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta
Lebih terperinciLampiran A. Densitas Dari Papan Gipsum Plafon Terhadap Sampel (Gipsum : Serbuk Batang Kelapa Sawit : Tapioka) M k M g M t ρ air Ρ
Lampiran A. Densitas Dari Papan Gipsum Plafon Terhadap Sampel (Gipsum : Serbuk Batang Kelapa Sawit : Tapioka) No Sampel Gipsum : Batang Kelapa Sawit : Tapioka M k M g M t ρ air Ρ 1 65 g : 0 g : 0 g 5,97
Lebih terperinciInterpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.
DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Padat Abu Terbang Batubara (fly ash) Berbagai penelitian mengenai pemanfaatan abu terbang batubara sedang dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomisnya serta mengurangi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Siregar (2014) menyebutkan pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri dari atas kristal-kristal silika (SiO 2 ) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEBU TERBANG BATUBARA (FLY ASH) Debu batubara adalah bahan yang berbutir halus yang bersifat pozzolan yang merupakan bahan diperoleh dari sisa pembakaran batubara. Sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebanyak 55% dari ampas tebu yang dihasilkan tersebut dimanfaatkan oleh pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa dari suatu pengolahan. Salah satunya adalah ampas tebu yang merupakan hasil sisa dari pengolahan gula. Ampas tebu merupakan limbah padat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Beton Beton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang
Lebih terperinciRevisi SNI Daftar isi
Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...3 6 Penetapan indeks harga satuan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN Prasetyo Ramadhan, S.T. 1, Nursyamsi, S.T., M.T. 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan
Lebih terperinciPEKERJAAN JUMLAH HARGA
REKAPITULASI KEGIATAN PEKERJAAN TAHUN ANGGARAN LOKASI : BANTUAN SOSIAL DEPUTI 5 KEMENTRIAN PDT : PEMBANGUNAN DERMAGA JETI : 2012 : DESA MOASI KECAMATAN TOWEA KABUPATEN MUNA No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Bata merah terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu tinggi sampai bewarna kemerah-merahan.
Lebih terperinciPemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)
Lampiran Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Uraian Sampel Sampel Pasir jenuh kering muka ( ) 500 gr 500 gr Pasir setelah keluar oven ( ) 489,3
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding 2.1.1 Pengertian Dinding Dinding adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi memisahkan atau membentuk ruang pada suatu bangunan. Seiring berjalannya waktu, teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan
Lebih terperinciHeri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI
OPTIMALISASI PENGGUNAAN DUA MEREK SEMEN YANG BERBEDA PENGARUHNYA TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR DAN BIAYA UNTUK PEMBUATAN MORTAR DENGAN BERBAGAI VARIASI PROPORSI CAMPURAN YANG BERBEDA Heri Sujatmiko Jurusan
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Hasil Pengukuran Densitas n-hap/cs. (gram) (cm) A 10% B 20%
Lampiran 1 Analisis rapat massa (Densitas) Tabel Lampiran 1. Hasil Pengukuran Densitas n-hapcs Sampel Konsentrasi m T D Densitas HAP (gram) (cm) (cm) (g cm 3 ) A 10% 1.2115 0.578 1.214 1.81170945 B 20%
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR
POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batako 2.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan relatif kuat. Batako terbuat dari campuran pasir, semen dan air yang dipress dengan ukuran standard.
Lebih terperinciLAMPIRAN II PERHITUNGAN. = 18 cm x 15 cm x 25 cm = 6750 cm 3 = 6,750 m 3
LAMPIRAN II PERHITUNGAN A. Perhitungan Desain Tangki Oli Diketahui: Panjang tangki (p), Lebar tangki (l), Tinggi tangki (t), Volume tangki oli 18 cm 15 cm 25 cm p x l x t 18 cm x 15 cm x 25 cm 6750 cm
Lebih terperinciTata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan
SNI 2836:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 2836:2008 Daftar
Lebih terperinciTINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi
TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. Abstrak Mortar adalah campuran yang terdiri dari semen, pasir dan
Lebih terperinci6.16 Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 3 PP Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 4 PP
Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...3 6 Penetapan indeks harga satuan pekerjaan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran
LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung
Lebih terperinciSIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng
SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng Email : daudpasalli@yahoo.com ABSTRAK Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah
Lebih terperinci