Sujarwo, Tristanti, Widyaningsih PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sujarwo, Tristanti, Widyaningsih PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK"

Transkripsi

1 Sujarwo, Tristanti, Widyaningsih PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

2 Oleh: Dr. Sujarwo, M. Pd. Widyaningsih, M. Si. Tristanti, M. Pd. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta 2014

3

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-nya Perkembangan dan pembangunan masyarakat terus berlanjut setiap saat. Kondisi ini mendorong akselerasi kemampuan dan ketahanan masyarakat dalam menyikapi dan mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi. Dalam era yang terus berkembang dinamis itu, program studi pendidikan luar sekolah semakin dituntut untuk lebih profesional dalam mengampu pembelajaran, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat demi terwujudnya pendidikan yang bermutu pada tataran satuan pendidikan di masyarakat. Pengembang pendidikan luar sekolah dituntut untuk meningkatkan profesionalismenya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Salah satu program kegiatan pendidikan luar sekolah adalah pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal. Masyarakat korban erupsi merapi membutuhkan stimulus dalam membelajarkan diri dan lingkungannya agar mandiri.

5 Akhirnya, semoga kegiatan ini bermanfaat dan berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Selamat mengikuti kegiatan ini, semoga sukses. Yogyakarta, Oktober 2014 Pengembang Program

6 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan) (Nasih, 2010:1). Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tinggi jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Permasalahan tentang sampah yang hingga kini belum ditemukan solusinya secara global. Penanganan sampah yang ada selama ini bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe), yakni memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang lain (TPS/TPA) (Aliedha, 2010:6). Bila ini terus dilakukan maka dalam beberapa dekade ke depan bumi akan penuh dengan sampah. Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini

7 didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut seiring dengan semakin langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya lingkungan. Berbiacara mengenai sampah tidak dapat dipisahkan dari perempuan. Sebenarnya perempuan berpotensi besar dalam penanganan sampah. Maka melibatkan perempuan dalam pengelolaan sampah adalah salah satu cara terbaik yang dapat ditempuh demi terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik di masa mendatang. Namun seringkali perempuan belum memiliki pemahaman yang cukup tentang pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah tangga. Perempuan memiliki andil yang sangat besar di kehidupan rumah tangga masing-masing, sehingga perempuan akan lebih mudah mengorganisir gerakangerakan pro lingkungan di lingkup rumah tangga masingmasing. Peristiwa erupsi gunung merapi yang terjadi dan di susul dengan erupsi pada hari-hari berikutnya mengakibatkan berbagai permasalahan di kawasan ini. Wilayah Kecamatan Cangkringan dan kecamatan Pakembinangun sebelah utara merupakan kawasan yang paling parah diterjang awan panas dan guguran lava gunung merapi. Sejumlah sarana dan prasarana penunjang kehidupan masyarakat di daerah tersebut luluh lantah

8 ditelan awan panas yang sangat ganas, Di samping itu, guguran abu vulkanik dan lahar dingin juga menyebabkan rusaknya beberapa sarana-prasarana, lingkungan di wilayah kecamatan Cangkringan Sleman. Kerusakan tidak hanya masalah pembangunan fisik saja yang dihadapi pasca bencana, akan tetapi menyangkut seluruh ekosistem yang ada, baik keadaan alam, lingkungan fisik maupun sosial masyarakat yang sangat memprihatinkan. Data yang diperoleh dari Posko Bencana Kabupaten Sleman tahun 2011 bahwa akibat bencana erupsi gunung merapi ditaksir menimbulkan kerugian material masyarakat Kabupaten Sleman kurang lebih 1 trilyun belum termasuk kerugian material lainnya yang belum terdeteksi, termasuk kerugian immaterial yang jauh lebih sulit diperkirakan (Agus Harjito, Jaka Sriyana dan Hartini, 2011). Dari kejadian letusan gunung berapi yang disertai dengan awas panas dan dilanjutkan dengan banjir lahar dingin, mengakibatkan hancurnya sebagian besar potensi masyarakat di kabupaten Sleman termasuk Kecamatan Cangkringan, seperti; perdagangan, peternakan, pariwisata, perikanan, penghijauan, perkebunan pertanian dan industri kecil. Melihat kondisi tersebut, ada sebagian warga masyarakat yang pasrah, kurang peduli pada lingkungan, memilih bekerja penjual pasir, buruh bangunan dan enggan memperhatikan lingkungan termasuk pengelolaan sampah. Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pengelolaan sampah sangat tepat untuk masyarakat cangkringan

9 Pengelolaan sampah tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga dapat menambah pendapatan keluarga. B. Sasaran Sasaran dari pelatihan pengelolaan sampah masyarakat di kelurahan Glagaharjo dan warga masyarakat yang tinggal di lokasi hunian tetap (huntap) Banjarharjo Glagaharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. C. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini, adanya alumni pelatihan pengelolaan sampah yang bermuatan kecakapan hidup yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan dalam memanfaatkan sampah sehingga tercipta lingkungan yang nyaman, bersih dan produktif.

10 PETUNJUK BELAJAR Sebelum menggunakan modul ini terlebih dahulu perhatikan petunjuk belajar berikut: 1. Pahamilah materi setiap bab dan sub bab dalam buku ini secara tuntas 2. Persiapkan secara lengkap bahan dan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan 3. Ikutilah tahapan-tahapan dalam setiap langkah pembuatan 4. Lakukan secara cermat 5. Selamat mempraktikan TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah memahami isi modul ini warga belajar dapat mengelola sampah dengan baik 2. Melalui pengelolaan sampah ini warga belajar dapat memperhitungkan untung rugi secara benar

11

12 i DAFTAR ISI A. BAB I SAMPAH... 1 a. Pengertian Sampah... 1 b. Sumber Sampah... 1 c. Jenis Sampah... 5 B. BAB II PENGELOLAAN SAMPAH... 9 a. Pemilahan Sampah... 9 b. Pengolahan Sampah c. Nilai Ekonomi Sampah d. Manfaat Mengelola Sampah C. BAB III PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK (KOMPOS) a. Menggunakan Keranjang Takakura b. Komposter c. Kompos Rumah tangga Lahan Luas D. BAB IV PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK (KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS) a. Pembuatan Bubur Kertas b. Aneka Kerajinan dari Bubur Kertas... 20

13 ii E. BAB V ANALISIS EKONOMI a. Penghitungan Kompos Menggunakan Keranjang Takakura b. Penghitungan Kompos Menggunakan Komposter c. Penghitungan Kompos Menggunakan Lahan Luas d. Penghitungan Celengan e. Penghitungan Bros/Pin f. Penghitungan Gantungan Kunci DAFTAR PUSTAKA

14 1 BAB I SAMPAH A. Pengertian Sampah Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan (Nasih, 2010:1). Definisi sampah menurut UU-18/2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan kesehatan menusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga diakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. B. Sumber Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Proses yang dimaksud adalah merupakan proses yang dilakukan oleh manusia, dalam prosesproses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk

15 2 yang tak bergerak. Sampah berupa padat, cair, dan gas. Sampah yang berupa gas disebut emisi. Emisi biasa juga dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah banyak dihasilkan oleh aktivitas industri yang kemudian dikenal dengan istilah limbah. Tidak hanya industri, limbah dapat pula dihasilkan dari klegiatan pertambangan, manufaktur (proses pabrik), dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi samah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kirakira mirip dengan jumlah konsumsi. Menurut Gilbert dalam Komang Ayu (2008:19) sumbersumber timbulan sampah adalah sebagai berikut : 1. Sampah dari Pemukiman Penduduk Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya. Gambar 1. Sampah dari pemukiman penduduk

16 3 2. Sampah dari Tempat Tempat Umum dan Perdagangan Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa sisa makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng- kaleng serta sampah lainnya. Gambar 2. Sampah dari tempat tempat umum dan perdagangan 3. Sampah dari Sarana Pelayanan Masyarakat Milik Pemerintah Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan sampah kering dan sampah basah.

17 4 Gambar 3. Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah 4. Sampah dari Industri Dalam pengertian ini termasuk pabrik pabrik sumber alam perusahaan kayu dan lain-lain, kegiatan industri, baik yang termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering abu, sisa-sisa makanan, sisa bahan bangunan. Gambar 4. Sampah dari industri 5. Sampah Pertanian Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang

18 5 atau sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman. Gambar 5. Sampah Pertanian C. Jenis Sampah Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut : Gambar 7. Jenis sampah

19 6 1. Sampah Organik Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. 2. Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahanbahan tambang. Sampah an organik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Gelbert dkk, 1996).

20 7 Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas : 1. Sampah basah (garbage) Sampah golongan ini merupakan sisa sisa pengolahan atau sisa sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayur, yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau. Gambar 8. Sampah basah 2. Sampah kering (rubbish) Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2 (dua) jenis: a. Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tak akan bisa lapuk secara alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun tahun, contohnya kaca dan mika. b. Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis ini akan bisa lapuk perlahan lahan secara alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan

21 8 sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat.(gelbert dkk., 1996). Gambar 9. Sampah kering

22 9 BAB II PENGELOLAAN SAMPAH A. Pemilahan Sampah Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda. Pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk mengetahui sampah yang dapat digunakan dan dimamfaatkan. Gambar 10. Pemilahan sampah Pemilahan sampah sebaiknya dilakukan sejak dari sumbernya, termasuk sampah rumah tangga. Di bawah ini adalah contoh bagan pemilahan sampah rumah tangga. Gambar 11. Bagan pemilahan sampah rumah tangga

23 10 B. Pengolahan Sampah Pengolahan sampah dengan menerapkan konsep 3R yaitu: 1. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai (penggunaan kembali botol-botol bekas). 2. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada. 3. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampahsampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna (daur ulang sampah organik menjadi kompos atau sampah anorganik menjadi aneka kerajinan). Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). C. Nilai ekonomi sampah Pada dasarnya, sampah merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Artinya, sampah memiliki nilai ekonomi jika manusia dapat mengolahnya dengan cara atau metode tertentu.

24 11 Manfaat ekonomi sampah telah dirasakan oleh banyak kalangan, mulai dari pemulung, industri rumah tangga sampai industri yang lebih besar. Para pemulung mengumpulkan sampah dan menjualnya kepada agen tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Lain halnya dengan industri rumah tangga, yang mengolah sampah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Mereka memanfaatkan sisa-sisa produksi yang tidak terpakai menjadi produk baru yang bernilai ekonomi. D. Manfaat Mengelola Sampah. Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari mengelola sampah, diantaranya: 1. Sebagai pupuk organik, sampah dapat menyuburkan tanaman. 2. Lingkungan yang bersih dapat mencegah terjangkitnya berbagai macam bibit penyakit. 3. Dengan tidak membuang sampah sembarangan seperti di sungai atau saluran air, akan dapat mencegah terjadinya banjir. 4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dengan mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis.

25 12 BAB III PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK (KOMPOS) Salah satu jenis pupuk organic adalah kompos. Kompos adalah bahan-bahan organic (sampah organic) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting, kotoran hewan (padat/cair) dan lain-lain. Teknik pembuatan kompos ada tiga macam yaitu menggunakan keranjang, komposter dan lahan luas. A. Menggunakan Keranjang Takakura Cara pembuatan kompos dengan menggunakan keranjang takakura sebagai berikut: 1. Isi keranjang kompos a. Dua buah bantal berisi sekam b. Karton sebagai dinding c. Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator /Stater : air leri/air beras, jus tape, E4 d. Sampah organik terutama daun/sisa sayuran e. Kain gelap sebagai penutup

26 13 Gambar 12. Gambar keranjang takakura 2. Cara Penggunaan a. Keranjang dilapisi dengan karton dengan diikat menggunakan bendrat/kawat sebagai dinding. b. Bagian bawah/dasar bantal sekam/sabut. c. Sampah organik dicacah/dipotong 2 4cm, dicampur Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator/stater kemudian dimasukkan kedalam keranjang. d. Setelah hampir penuh ditutup dengan bantal sekam/sabut dan ditutup dengan kain gelap kemudian keranjang ditutup kembali. Gambar 13. Isi keranjang takakura

27 14 3. Cara Perawatan Cara perawatan pembuatan kompos dengan menggunakan keranjang antara lain: a. Hindarkan dari terik sinar matahari langsung b. Hindari dari air hujan/ditaruh ditempat yang teduh c. 4-5 hari sekali keranjang dilihat apakah komposnya sudah kering Kalau sudah kering dibasahi lagi dengan air lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur. 4. Cara Memanen Cara memanen kompos dari keranjang takakura sebagai berikut: a. Kalau sudah menjadi seperti tanah dipanaskan/dijemur sebentar kemudian diayak b. Kemudian dipak dalam plasik sesuai dengan kebutuhan c. Ditempatkan di tempat yang teduh d. Bisa digunakan sebagai stater awal pembuatan kompos

28 15 B. Komposter Cara pembuatan kompos dengan menggunakan komposter sangat sederhana seperti gambar berikut ini: Gambar 14. Komposter dan Tahap-Tahap Pembuatan Kompos C. Kompos Rumah Tangga Lahan Luas Pembuatan kompos rumah tangga lahan luas sebagai berikut : 1. Bahan-bahan yang dipersiapkan a. Sampah organik yang akan dikomposkan seperti sisa daun-daunan, sisa sayuran, atau sampah dapur b. Mikroorganisme pengurai sebagai aktivator /Stater : air leri/air beras, jus tape, E4. Boleh juga dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk buatan.

29 16 c. Lembaran plastik untuk alas dan tutup kompos 2. Proses persiapan dan menyusun tumpukan sampah a. Pada lokasi tempat pembuatan kompos harus ditempat yang teduh tau dibawah atap. Buat dua buah lubang galian dengan ukuran panjang 2 meter; lebar 1 meter; dan dalam 0,5 meter. Galian kedua dibuat sejajar dan disamping galian pertama, galian ini diperluakan untuk memindah-mindahkan sampah sekali seminggu dengan membalik-balik. Gambar 15. Lubang untuk pembuatan kompos b. Cacah sampah organik untuk mempercepat proses pengomposan. c. Sampah dimasukkan dalam galian setinggi 30 cm, dipadatkan dan disiram air untuk mempertahankankan kelembaban kompos. Di atas sampah ditaburkan mikroorganisme

30 17 pengurai/stater (air leri/air beras, jus tape, E4. Boleh juga dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk buatan). Beri tanah setebal 5 cm di atas sampah. d. Lapisan-lapisan seperti di atas dibuat terus sampai ketinggian sekitar 1,5 meter, akhirnya ditutup dengan plastik untuk mencegah penguapan air. e. Seminggu sekali dilakukan pembalikan kompos dengan cara memindahkannya ke galian yang disebelahnya yang telah disiapkan sebelumnya dengan susunan seperti semula, akan tetapi tidak perlu ditambah mikroorganisme pengurai/stater lagi, akhirnya tutup dengan plastik. f. Sampah ini akan menjadi kompos setelah 4-6 minggu dan pada saat tersebut bau kompos hilang, ph-nya sekitar 5,5 dan sudah dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

31 18 BAB IV PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK (KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS) A. Pembuatan Bubur Kertas 1. Alat dan Bahan a. Baskom b. Lem kanji c. PVA (lem putih) d. Koran Bekas e. Air Secukupnya f. Blender 2. Cara Membuat a. Timbanglah kertas dengan perbandingan berat kertas dan lem 2 : 1. Jadi jika kita menggunakan lem (lem kanji 50% dan PVA 50%) 600 gr, kita harus merendam kertas seberat gr. Apabila menginginkan adonan lebih banyak atau lebih sedikit, tetap dengan perbandingan 2 : 1. b. Rendam kertas yang sudah disobek-sobek dalam ember yang berisi air selama sehari semalam (lebih lama dari itu juga tidak adaapa).

32 19 c. Hancurkan kertas dengan blender, sebaiknya dengan air yang banyak agar blender tidak cepat panas atau berhenti karena tidak kuat. d. Pisahkan ampas kertas dari airnya menggunakan kain katun dengan cara memerasnya. e. Letakkan ampas yang tertinggal di kain katun ke dalam baskom. Campur dengan lem kanji/pva (lem putih). f. Aduk rata dengan tangan. Bantu sedikit dengan air agar lebih mudah mengaduknya. Aduk terus sampai kalis atau lemnya tidak lengket-lengket di tangan.

33 20 B. Aneka Kerajinan dari Bubur Kertas 1. Celengan Alat dan Bahan a. Toples bekas b. Cat air / acrylic c. Kuas d. Solder e. Cetakan kue f. Bubur kertas Cara Membuat a. Bubur kertas kemudian sedikit demi sedikit ditempelkan ke toples secara merata. b. Lubang toples sementara ditutup dengan kertas karton supaya lubang tidak tertutup dengan bubur kertas (lihat gambar). c. Bentuk tempelan dapat disesuaikan dengan permukaan. d. Tambah dengan motif bintang ataupun bulatan sesuai kreasi kita yang dicetak menggunakan cetakan kue. e. Setelah itu, toples yang sudah ditempel bubur kertas diangin-anginkan supaya kering. Waktu pengeringan agak lama bisa sampai 2 hari baru kering dan sebaiknya tidak dijemur langsung ke sinar matahari karena bubur kertas dapat retakretak dan kelihatan tidak rapih.

34 21 f. Setelah kering baru diwarnai dengan cat air dengan warna-warni sesuai dengan keinginan kita. Bubur kertas yang tidak terpakai ternyata masih cukup banyak dan bisa dibuat hiasan seperti bintang, kucing, dan bola. Prosesnya sama yaitu dibentuk sesuai pola yang diinginkan kemudian diangin-anginkan. Pada waktu masih basah warna agak gelap dan bila telah kering warna akan menjadi putih. Setelah kering kita beri warna dan sebagai hiasan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini. Kerajinan (a) masih basah, (b) sudah kering, dan (c) sudah jadi.

35 22 2. Bros/Pin Alat dan Bahan a. Peniti untuk bros b. Lem tembak c. Cat air/acrylic d. Kuas e. Palet f. Cetakan kue g. Sendok, garpu h. Bubur kerta Cara Membuat a. Bentuk bubur kertas dengan menggunakan cetakan kue atau sesuai dengan selera. Bisa menggunakan sendok dan garpu untuk membuat bentuk bunga. b. Jemur hasil cetakan selama dua hari. c. Hias hasil cetakan menggunakan cat air. d. Setelah hiasan kering tempelkan peniti bros dengan lem tembak.

36 23 3. Gantungan Kunci Alat dan Bahan a. Gantungan/ kawat/ tali b. Cat air/acrylic c. Kuas d. Palet e. Cetakan kue/puding f. Bubur kertas Cara Membuat a. Siapkan cetakan kue, atau buat cetakan sendiri dengan bentuk sesuai dengan keinginan. b. Cetak bubur kertas ke dalam cetakan. c. Lepaskan bubur kertas dari cetakan, lalu beri gantungan. Gantungan dapat berupa tali atau kawat halus. d. Angin-anginkan gantungan kunci dari bubur kertas hingga kering. Hindari menjemur gantungan kunci di bawah sinar matahari langsung karena bubur kertas dapat retak-retak.

37 24 e. Setelah kering, amplaslah agar permukaannya halus. f. Agar gantungan kunci makin cantik, warnailah dengan cat air/acrylic.

38 25 BAB V ANALISIS EKONOMI A. Perhitungan Kompos Menggunakan Keranjang Takakura Sekam = Rp 2000,- Karton = Rp 3000,- Bahan baku 10kg Hasil kompos 30% dari bahan baku Hasil 30% x 10kg = 3 kg Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,- Keuntungan : Penjualan Modal Rp ,- Rp 5000,- = Rp ,- B. Perhitungan Kompos Menggunakan Komposter Pralon = Rp ,- Kran plastik = Rp ,- Drum bekas = Rp ,- Bahan baku = 100 kg Hasil kompos 30% dari bahan baku

39 26 Hasil 30% x 100kg = 30 kg Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,- Keuntungan : Penjualan Modal Rp ,- - Rp ,- = Rp ,- C. Perhitungan Kompos Menggunakan Lahan Luas Em4/pupuk = Rp ,- Plastik/terpal = Rp ,- Bahan baku 300kg Hasil kompos 30% dari bahan baku Hasil 30% x 300kg = 90 kg Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,- Keuntungan : Penjualan Modal Rp ,- - Rp ,- = Rp ,- D. Perhitungan Celengan Lem kanji = Rp 1.000,- PVA = Rp 2.000,- Kuas = Rp 7.000,- Acrylic = Rp ,-

40 27 Toples bekas 5 biji = Rp 7.500,- Hasil = 5 biji Harga celengan dipasar = Rp ,- Keuntungan : Penjualan Modal Rp ,- Rp ,- = Rp ,- E. Perhitungan Bros/Pin Lem kanji = Rp 1.000,- PVA = Rp 2.000,- Kuas = Rp 7.000,- Acrylic = Rp ,- Hasil = 25 biji Harga bros/pin dipasaran = Rp 2.500,- Keuntungan : Penjualan Modal Rp ,- Rp ,- = Rp ,- F. Perhitungan Gantungan Kunci Lem kanji = Rp 1.000,- PVA = Rp 2.000,- Kuas = Rp 7.000,-

41 28 Acrylic = Rp ,- Hasil = 25 biji Harga gantungan kunci di pasaran = Rp 3.000,- Keuntungan : Penjualan Modal Rp ,- Rp ,- = Rp ,-

42 DAFTAR PUSTAKA Agus Sugiono Membuat Sendiri Kerajinan dari Bubur Kertas. Diakses dari: Aliedha Noorrafisa Putri Partisipasi Perempuan dalam Pengelolaan Sampah melalui Bengkel Kerja Kesehatan di Dusun Badegan Bantul. Diakses dari: Anonim Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Diakses dari: Anonim Pembuatan Kompos. Diakses dari: Gunawan Cavalera Cara Buat Bubur Kertas dan Aneka Kreasi Cantik. Diakses dari: Nasih Widya Yuwono Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan di Sekolah. Diakses dari: Ni Komang Ayu Artiningsih Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Diakses dari: Komang Ayu Arti ningsih.pdf

43 Sukadi Cara Membuat Kompos. Diakses dari: CARA-MEMBUAT-KOMPOS-Sukadi.pdf

44 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA

PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA Sampah organik dibagi dua yaitu : q Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur) Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Sampah didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau

Lebih terperinci

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS ANGGOTA : 1. Bima Yudha D.N 2. Fadel Muhammad 3. Haryoto Sugihartono 4. Karunia Dwi Febri M 5. Rio Kusuma P 6. Rizal Juliano l Sebagaimana diketahui, kerusakan

Lebih terperinci

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin. 1. DEFINISI SAMPAH Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep

Lebih terperinci

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT KKN ITATS Tahun 2010 Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT Lokasi pelatihan pembuatan kompos Tempat / Kelurahan Dusun Kelompok Bulurejo Kacangan VII Munggu Gianti Gianti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah Sasaran : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar Waktu : 25 menit Hari / tanggal : Rabu, 30 April 2014

Lebih terperinci

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK TUGAS SANITASI MASYARAKAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK Disusun Oleh : KELOMPOK Andre Barudi Hasbi Pradana Sahid Akbar Adi Gadang Giolding Hotma L L2J008005 L2J008014 L2J008053 L2J008078

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor Pendahuluan Desa Rumpin merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Sampah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak

Lebih terperinci

1. Starter dengan larutan gula

1. Starter dengan larutan gula 1. Starter dengan larutan gula Siapkan stoples kaca kedap udara ukuran lima liter, pilih yang kedap udara. Tambahkan ke dalam toples 200 gram gula merah, encerkan dengan 3 liter air bersih aduk sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO Sampah pemisahan : Sampah organik kompos / pupuk Sampah anorganik Tanamkan diri untuk membuang sampah pada tempatnya, sesuai jenisnya!!! Membuat Kompos dari Sampah

Lebih terperinci

BERBASIS PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT

BERBASIS PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP (UGM) PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BERBASIS PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Sekip Utara, Yogyakarta, 55281 Tel : 0857 868 77886; Fax : 0274-545188 Email

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK Oleh: Sujarwo dan Tristanti FIP Universitas Negeri Yogyakarta email: Sujarwo@uny.ac.id Abstract The avtivitiy of management

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.

Lebih terperinci

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK SUROSO, S.Pd.SD SD Negeri 1 Datarajan, Kec. Ulubelu, Kab. Tanggamus, Lampung PENGANTAR Lingkungan sekolah yang indah, bersih dan sehat adalah impian setiap warga sekolah.

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang, menghasilkan sampah dengan karakteristik yang bervariasi. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan

Lebih terperinci

Makalah Permasalahan Sampah

Makalah Permasalahan Sampah Makalah Permasalahan Sampah Makalah Permasalahan Sampah 6 NOVEMBER 2014TINGGALKAN KOMENTAR BabI Pendahuluan 1.Latar Belakang Masalah Melihat kondisi lingkungan di sekitar jalan Bubu/Perjuangan yang dipenuhi

Lebih terperinci

Kerajinan dari Limbah Organik

Kerajinan dari Limbah Organik Kerajinan dari Limbah Organik Oleh : Maria EtikSulistiyani Perhatikan aktivitas berikut ini Limbah adalah suatu bahan yang terbuang dari aktivitas makhluk hidup sehari-hari. Limbah dihasilkan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah merupakan zat- zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun dari pabrik sebagai sisa industri

Lebih terperinci

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Sudiro 1), Arief Setyawan 2), Lukman Nulhakim 3) 1),3 ) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS.

PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS. PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4 DAN STATER DARI TEMPE PADA PROSES PEMATANGAN KOMPOS Kelompok 11 A AYU IRLIANTI CHAERUL REZA FARADIBA HIKMARIDA ZUHRIDA AULIA

Lebih terperinci

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 Environmental Engineering ITB - 2010 KELOMPOK 2 Dian Christy Destiana 15308012 Vega Annisa H. 15308014 Ratri Endah Putri 15308018 M. Fajar Firdaus 15308020 Listra Endenta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan

BAB II KAJIAN TEORITIS. tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di berbagai negara berkembang di seluruh dunia sekitar 95% sampah dibuang kepermukaan tanah tanpa pengelolaan. Di Indonesia sampah menjadi urusan pemerintah, dikumpulkan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI 19-3964-1994 (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS) Dina Pasa Lolo, Theresia Widi Asih Cahyanti e-mail : rdyn_qyuthabiez@yahoo.com ;

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

MASALAH SAMPAH DOMESTIK

MASALAH SAMPAH DOMESTIK PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP (UGM) PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BERBASIS PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Sekip Utara, Yogyakarta, 55281 Tel : 0857 868 77886; Fax : 0274-545188 Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi BAB V DINAMIKA PROSES AKSI A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi Kompos Dalam proses aksi yang akan pendamping lakukan bersama masyarakat. Pendamping berkonsultasi terlebih dahulu

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik MAKALAH PROGRAM PPM Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP.19720202 200501 2 001 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dengan lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh karena itu manusia harus menjaga lingkungannya dengan baik dan benar guna kelangsungan hidup. Penanganan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LITERATUR

BAB III STUDI LITERATUR BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam

PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA. widyagama mahakam PENGOLAHAN SAMPAH SEDERHANA 1 Sampah adalah segala hasil samping, atau sisa yang tidak sesuai kegunaannya serta tidak memiliki arti dan fungsi yang tepat. 2 Jenis jenis Sampah Secara garis besar, sampah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan pantai merupakan suatu kawasan yang spesifik, dinamis, kaya keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan pantai ini sangat

Lebih terperinci

1. Pendahuluan ABSTRAK:

1. Pendahuluan ABSTRAK: OP-26 KAJIAN PENERAPAN KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS Yenni Ruslinda 1) Slamet Raharjo 2) Lusi Susanti 3) Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi Pendahuluan Promi adalah formula mikroba unggul yang mengandung mikroba pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut hara terikat tanah, pengendali penyakit tanaman, dan dapat menguraikan limbah organik pertanian/perkebunan.

Lebih terperinci

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII

Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII Soal Ujian Tengah Semester Kelas VIII Soal Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat di antara pilihan jawaban yang tersedia sesuai petunjuk!!! 1. Arti dari kata kerajinan adalah a. Kreativitas

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta

Lebih terperinci

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS MENJADI ASBES

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS MENJADI ASBES KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS MENJADI ASBES OLEH: TRI WIRATNASARI 10.11.4166 S1 TI 2i SEKOLAH TINGGI ILMU MANAGEMEN DAN KOMPUTER STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Aktifitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20. PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang

Lebih terperinci

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu

Lebih terperinci

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari sebuah pembangunan. Angka pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang makin meningkat drastis akan berdampak

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BRIKET YANG BERGUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN ( Karya tulis ini disusun dalam rangka Lomba Penulisan Kinerja IPA Tahun 2007 ) Oleh: 1. Nama : DAVID NIS : 5523 Kelas : VIII

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Selain itu, permasalahan

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan.

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 KAJIAN PEMBERDAYAAN PERAN WANITA UNTUK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN TAKAKURA HOME METHOD (STUDI KASUS DI PERUMAHAN BUDI INDAH,

Lebih terperinci

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR Lampiran 2 PENYEMAIAN BIJI TANAMAN BAYAM DAN PERSIAPAN MEDIA TANAM Lampiran 3 PENGUKURAN TINGGI TANAMAN DAN JUMLAH DAUN Pengamatan Minggu Ke 2 Pengamatan Minggu

Lebih terperinci

MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH KATA PENGANTAR

MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH KATA PENGANTAR MAKALAH PENGOLAHAN SAMPAH KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan yang berada di desa Padang Siput, Kelurahan Air Jukung, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang dibangun di atas lahan seluas 27 Ha di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK PKMM-1-13-1 RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK Yuli Dwi Gunarso, Emi Susanti, Sri Nanik Sugiyarmi

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) 1 BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pada Pasal 1 butir (1) disebutkan bahwa sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau

Lebih terperinci

Ø CARA MEMBUAT KERTAS DAUR ULANG. Bahan bahan : 1. Koran bekas / kertas bekas. 2. Air. 3. Lem kayu. DAUR ULANG KERTAS di SMKN 12 MALANG

Ø CARA MEMBUAT KERTAS DAUR ULANG. Bahan bahan : 1. Koran bekas / kertas bekas. 2. Air. 3. Lem kayu. DAUR ULANG KERTAS di SMKN 12 MALANG Kertas merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam kegiatan sehari-hari, sehingga pemakaian kertas setiap harinya berjumlah sangat besar. Begitu pula di SMKN 12 Malang, pemakaian kertas terebut seperti

Lebih terperinci

Limbah dan Pemanfaatannya. Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012

Limbah dan Pemanfaatannya. Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012 Limbah dan Pemanfaatannya Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012 Apa sih limbah itu? Sisa proses produksi Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama

Lebih terperinci

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA LAMPIRAN 99 LAMPIRAN SURAT 100 LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA 101 102 103 LAMPIRAN SURAT VALIDASI PAKAR 104 105 106 107 108 109 110 LAMPIRAN SURAT SD PANGUDI LUHUR AMBARAWA 111 112

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan

Lebih terperinci

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ABSTRAK KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kuantitas sampah kota. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1 STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN Yemima Agnes Leoni 1 D 121 09 272 Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1 Mahasiwa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Politeknik Universitas Lampung, beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite 94 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite seluruhnya memiliki bak tempat sampah sendiri sedangkan responden pemukiman kumuh

Lebih terperinci

Gambar 2.1 organik dan anorganik

Gambar 2.1 organik dan anorganik BAB II SAMPAH DAN TEMPAT SAMPAH 2.1 Pembahasan 2.1.1 Pengertian Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,dalam

Lebih terperinci

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI ANEKA KREASI DAUR ULANG DI LINGKUNGAN RW 06 KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KOTA PEKANBARU

PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI ANEKA KREASI DAUR ULANG DI LINGKUNGAN RW 06 KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KOTA PEKANBARU PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI ANEKA KREASI DAUR ULANG DI LINGKUNGAN RW 06 KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KOTA PEKANBARU Muthia Anggraini ABSTRAK: Produksi sampah semakin hari semakin meningkat.

Lebih terperinci

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT 1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : a) Usia Produktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan,

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang 25 BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT 2.1 Pengertian sampah dan sejenisnya Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruangan yang ditempati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Berbagai aktifitas manusia secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan sampah. Semakin canggih teknologi di dunia, semakin beragam kegiatan manusia di bumi, maka

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGOLAHAN SAMPAH DOMESTIK DALAM MEWUJUDKAN MEDAN GREEN AND CLEAN (MdGC) DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT II KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang. BAB VI POTENSI REDUKSI SAMPAH DI KOMPLEKS PERUMAHAN BBS KELURAHAN CIWEDUS KOTA CILEGON BANTEN 6.1. Konsep Pemilahan Sampah Dalam usaha mengelola limbah atau sampah secara baik, ada beberapa pendekatan

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci