REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
|
|
- Irwan Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
2 MATRIK ASAL TUJUAN Matriks pergerakan atau Matriks Asal Tujuan (MAT) sering digunakan oleh perencana transportasi untuk menggambarkan pola pergerakan tersebut. MAT adalah matriks berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besarnya pergerakan antar lokasi (zona) di dalam daerah tertentu Baris menyatakan zona asal, kolom menyatakan zona tujuan besarnya arus pergerakan yang bergerak dari zona asal i ke zona tujuan d
3 MATRIK ASAL TUJUAN dari/ke Oi Dd
4 METODE LANGSUNG Wawancara di tepi jalan Wawancara di rumah Metode menggunakan bendera Metode foto udara Metode mengikuti mobil METODE MAT METODE KONVENSIONAL METODE TIDAK KONVENSIONAL METODE TIDAK LANGSUNG METODE BERDASARKAN INFORMASI ARUS LALU LINTAS Estimasi matriks entropi maksimum (EMEM) Model estimasi kebutuhan transportasi (MEKT) METODE ANALOGI Tanpa Batasan - Seragam Dengan satu batasan - batasan bangkitan - batasan tarikan Dengan dua batasan - rata-rata - detroit - Fratar - Furness METODE SINTETIS Model opportunity Model Gravity Model Gravity Opportunity
5 MATRIK ASAL TUJUAN ZONA N Oi 1 T 11 T 12 T T 1N O 1 2 T 21 T T 2N O 2 3 T 31 T 32 T T 3N O N T N1 T N2 T N3... T NN O N Dd D 1 D 2 D 3... D N T O i T N d 1 D d T N i1 T N i1 O i N d 1 D d N N i1 d 1 T T = pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d. O i = jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal i D d = jumlah pergerakan yang menuju ke zona tujuan d {T} atau T = tottal matriks
6 MATRIK ASAL TUJUAN Syarat yang harus dipenuhi : total sel matrik untuk setiap baris (i) harus sama dengan jumlah pergerakan yang berasal dari zona i tersebut (O i ). total sel matriks untuk setiap kolom (d) harus sama dengan jumlah pergerakan yang menuju ke zona tujuan d (D d ). d T T D d O i i
7 METODE ANALOGI pola pergerakan pada saat sekarang dapat diproyeksikan ke masa mendatang dengan menggunakan tingkat pertumbuhan zona yang berbeda-beda. T t. E T t E = pergerakan pada masa yang akan datang dari zona asal i ke zona tujuan d = pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke zona tujuan d = tingkat pertumbuhan
8 Metode tanpa batasan atau metode seragam d d E d E t T MAT pada masa mendatang dengan E = 1, d d metode seragam tak menjamin dipenuhinya batasan bangkitan dan tarikan. E d
9 Metode satu batasan Metode dengan batasan tarikan digunakan jika informasi yang tersedia adalah perkiraan tarikan pada masa yang akan datang, sedangkan perkiraan bangkitan pergerakan tak tersedia T t. E d (10/210)* d d E d menjamin total tarikan pergerakan setiap zona pada masa yang akan datang sama dengan yang diharapkan (nilai Ed = 1 untuk seluruh zona) Begitu juga total pergerakan pada masa yang akan datang untuk seluruh daerah kajian sama dengan yang diharapkan.
10 Metode satu batasan Terdapat dua jenis metode ini, yaitu metode dengan batasan bangkitan dan metode dengan batasan tarikan. Metode dengan batasan bangkitan digunakan jika informasi yang tersedia adalah perkiraan bangkitan pada masa yang akan datang, sedangkan perkiraan tarikan pergerakan tak tersedia T t. E i (10/200)*300 Kesimpulan : total bangkitan pergerakan setiap zona pada masa yad sesuai harapan (E i = 1,00 untuk seluruh zona) total pergerakan pada masa mendatang untuk seluruh daerah kajian sama dengan yang diharapkan d d E d
11 Metode dengan dua batasan METODE RATA-RATA METODE FRATAR METODE DETROIT METODE FURNESS
12 Metode RATA-RATA Metode ini menggunakan tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda untuk setiap zona yang dapat dihasilkan dari peramalan tata guna lahan dan bangkitan lalu lintas T t E E 2 i d. E i Ti t i T Ed t d d E i, E d T i, T d t i, t d = tingkat pertumbuhan zona i dan d = total pergerakan masa mendatang yang berasal dari zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d = total pergerakan pada masa sekarang yang berasal dari zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d
13 Metode RATA-RATA Secara umum, total pergerakan masa mendatang yang dihasilkan tak sama dengan total pergerakan yang dapat dari hasil analisis bangkitan lalu lintas. Akan tetapi yang diharapkan adalah : Ti T d (G) T i T i(g) = total pergerakan masa mendatang dengan zona asal i = total pergerakan pada masa mendatang dari analisis yang berasal dari zona asal i atau yang menuju ke zona tujuan d Jadi proses pengulangan harus dilakukan untuk meminimumkan besarnya perbedaan tersebut dengan mengatur nilai E i dan E d sampai T i = T i(g) sehingga : Ti ( G) T E 1 d G i E 1 ( ) d T Ti i
14 Metode RATA-RATA T E E t i d d d E d PENGULANGAN 1 (10*( )/2 (80*( )/2 Lakukan pengulangan sampai oi=oi dan dd = Dd d d E d
15 Metode RATA-RATA MAT pada masa yang akan datang dengan metode rata-rata (hasil pengulangan ke 12) d d E d
16 Metode FRATAR Asumsi dasar yang digunakan adalah : Sebaran pergerakan dari zona asal pada masa yang akan datang sebanding dengan sebaran pergerakan pada masa sekarang Sebaran pergerakan pada masa mendatang dimodifikasi dengan nilai tingkat pertumbuhan zona tujuan pergerakan tersebut. T t. E i. E d. L i L 2 d L i ki N ki N E t N ik k d Ld N k. tk k d t E k dk. t k
17 Metode DETROIT Prosesnya mirip dengan metode Fratar, tetapi memilki asumsi bahwa : walaupun jumlah pergerakan dari zona i meningkat sesuai dengan tingkat pertumbuhan E i, pergerakan ini harus juga disebarkan ke zona d sebanding dengan E d dibagi dengan tingkat pertumbuhan global (E) yang secara umum dinyatakan sebagai : T t. Ei. E E d
18 Metode DETROIT d d E d (10*(1.5*2.00)/ d d E d
19 Metode DETROIT MAT pada masa yang akan datang dengan metode Detroit (hasil pengulangan ke 8) d d E d
20 Metode FURNESS Furness (1965) mengembangkan metode yang pada saat sekarang sangat sering digunakan dalam perencanaan transportasi. Metodenya sangat sederhana dan mudah digunakan. Sebaran pergerakan pada masa yang akan datang dapat dengan mengalikan sebaran pergerakan pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona asal atau zona tujuan yang dilakukan secara bergantian. T t. E i
21 Metode FURNESS d d E d MAT pada masa yad dengan metode Furness (hasil pengulangan ke 1) (10*1.5) d d E d
22 Metode FURNESS MAT pada masa yad dengan metode Furness (hasil pengulangan ke 2) (15*1.091) d d E d
23 Metode FURNESS MAT pada masa yad dengan metode Furness (hasil pengulangan ke 6) d d E d
11 Analisis sebaran pergerakan (metode analogi)
Analisis sebaran pergerakan (metode analogi) Pada Bab telah pula dijelaskan tentang metode Langsung (konvensional) yang bisa digunakan untuk mendapatkan informasi matriks asal-tujuan (MA) Bab akan menjelaskan
Lebih terperinciNindyo Cahyo Kresnanto FT Universitas Janabadra YK
1 Nindyo Cahyo Kresnanto FT Universitas Janabadra YK 2 Ruang Aktivitas Potensi Pergerakan Perangkat Transportasi Performance Indicator 3 SISTEM KEGIATAN SISTEM JARINGAN Mengatur tata ruang/tata guna lahan
Lebih terperinciANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI
ANALISA MODEL SEBARAN PERJALANAN INTERNAL MASYARAKAT KOTA BATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI Andi Syaiful Amal 1 ABSTRACT Journey distribution is process count the journey that happened between one
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Terdahulu Kajian Pengembangan Jaringan Jalan di Pulau Jawa berbasis zona dimana dibagi menjadi beberapa zona dengan basis terkecil kabupaten. Kajian bangkitan dan tarikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Umum Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan manusia setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perjalanan ini menyebabkan perpindahan seseorang dari suatu
Lebih terperinciKuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN. Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya
Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya Outline Kuliah : Kalibrasi Model Gravitasi Contoh Aplikasi Kalibrasi Model
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Pemindahan atau pergerakan adalah hasil dari kebutuhan manusia untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Lebih terperinciTRANSPORTASI SEBAGAI SUATU SISTEM
MATA KULIAH DASAR-DASAR SEBAGAI SUATU SISTEM SISTEM ADALAH GABUNGAN BEBERAPA KOMPONEN (OBJEK) YANG SALING BERKAITAN DALAM SATU TATANAN STRUKTUR PERUBAHAN SATU KOMPONEN DAPAT MENYEBABKAN PERUBAHAN KOMPONEN
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. A. Gambaran Prasarana dan Sarana Transportasi Provinsi Lampung
II. LANDASAN TEORI A. Gambaran Prasarana dan Sarana Transportasi Provinsi Lampung Transportasi darat merupakan pendukung sistem pergerakan internal paling utama terutama pada pergerakan regional lintas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Transportasi adalah suatu pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat penunjang yang digerakan dengan tenaga manusia, hewan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Aktivitas kota menjadi daya tarik bagi masyarakat sehingga
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah untuk jenis kendaraan
A. Hasil Survei Kendaraan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dari survei kendaraan yang dilakukan di Hotel @Hom Semarang pada hari minggu tanggal 16 oktober 2016 sebagai hotel pembanding dari Hotel dan Apartemen
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Survei Kendaraan. Tabel 5. 1 Jumlah untuk jenis kendaraan LV
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Survei Dari survei kendaraan yang dilakukan di Hotel Lafayette sebagai hotel pembanding dari Hotel Ibis Yogyakarta yaitu menghitung kendaraan yang keluar dan masuk hotel selama
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Aksesibilitas dan Mobilitas Sistem tata guna lahan yang ditentukan polanya oleh kebijakan pemerintah suatu wilayah dan bagaimana system transportasinya melayani, akan memberikan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 UMUM Keperluan data pada studi kali ini meliputi data model transportasi yang berupa data jaringan jalan, data model sistem zona, dan data matriks asal-tujuan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses mengangkut dan mengalihkan dengan menggunakan alat pendukung untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Transportasi merupakan sebuah proses, yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dengan menggunakan alat pendukung untuk menjamin lancarnya
Lebih terperinciOUTLINES PERKULIAHAN
OUTLINES PERKULIAHAN PERENCANAAN TRANSPORTASI (CEC 716) Edisi Ke-1 Revisi (Computer Based Learning) Disusun oleh : Sri Atmaja P. Rosyidi. Untuk Kalangan Terbatas Bahan ini disusun untuk Perkuliahan Perencanaan
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Banyak negara berkembang menghadapi permasalahan transportasi
Lebih terperinciPERENCANAAN TRANSPORTASI
SISTEM TRANPORTASI PERENCANAAN TRANSPORTASI by M. Akbar Kurdin, ST., M.Eng.Sc PENDAHULUAN 2 Perenc. Transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi yg sistematis Bertujuan menyediakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian ini intinya adalah menguraikan bagaimana cara penelitian dilakukan. Data yang dikumpulkan harus sesuai dengan judul tesis dan memenuhi tujuan penelitian.
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah Kode/Bobot Deskripsi Singkat : Rekayasa Transportasi Lanjutan : TSP-413/3 SKS : Mata kuliah ini membahas analisis kapasitas simpang sebidang tak bersinyal
Lebih terperinciBIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
STUDY MODEL SEBARAN PERGERAKAN (TRIP DISTRIBUTION) MENGGUNAKAN METODE GRAVITY TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun oleh:
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. DASAR TEORI Dalam sistem transportasi tujuan dari perencanaan adalah penyediaan fasilitas untuk pergerakan penumpang/barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
12 BAB III LANDASAN TEORI A. Konsep Perencanaan Transportasi Ada beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang hingga saat ini dan yang paling populer adalah Model perencanaan transportrasi
Lebih terperinciPERBANDINGAN BEBERAPA ALTERNATIF MANAJEMEN LALULINTAS PADA SEKOLAH SWASTA DI PERUMAHAN PAKUWON CITY SURABAYA
PERBANDINGAN BEBERAPA ALTERNATIF MANAJEMEN LALULINTAS PADA SEKOLAH SWASTA DI PERUMAHAN PAKUWON CITY SURABAYA Yovita Vanesa Romuty 1, Rudy Setiawan 2, Harry Patmadjaja 3 ABSTRAK : Perjalanan ke sekolah
Lebih terperinciPERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA
PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA Satria Adyaksa, Ir. Wahju Herijanto, MT, Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA- KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA
PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA- KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA 1 Manahara Nababan dan 2 A Agung Gde Kartika, ST, MSc 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA DAN KABUPATEN BERCIRIKAN KEPULAUAN STUDI KASUS DI PROVINSI MALUKU UTARA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA DAN KABUPATEN BERCIRIKAN KEPULAUAN STUDI KASUS DI PROVINSI MALUKU UTARA R. Didin Kusdian 1 dan Triwidodo
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pemodelan. Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk
4 II TINJAUAN PUSTAKA A Konsep Pemodelan Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita secara terukur Hal penting yang perlu diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap orang setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Suatu perjalanan tersebut tidak lepas dari
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Secara umum metodologi penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam diagram alir berikut ini : Start Data sosial, ekonomi dan jarak Pemodelan
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI
Materi Kuliah PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI --- PEMILIHAN RUTE PERJALANAN --- PENDAHULUAN Setiap pelaku perjalanan mencoba mencari rute terbaik yang meminimumkan biaya perjalanannya. Dari beberapa
Lebih terperinciPenentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta
Rekaracana Jurnal Online Institute Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas.x Vol xx Agustus 2014 Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)
ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN) Diah Anggraeni Damiyanti Masalle M. J. Paransa, Theo K. Sendow Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciSyafi i Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)
ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA ARUS LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI ENTROPI MAKSIMUM MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA) Zuli Astria Mahasiswa Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciPENGANTAR TRANSPORTASI
PENGANTAR TRANSPORTASI PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PERMASALAHAN TRANSPORTASI PERKOTAAN Semakin
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. KONSEP PENGEMBANGAN TRANSPORTASI KOTA 2.1.1 Kebijakan Transportasi Sesuai dengan tujuan Sistranas yaitu terwujudnya transportasi yang andal dan berkemampuan tinggi dalam menunjang
Lebih terperinciESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3
ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (Studi Kasus Kota Surakarta) Wulan Septiyani Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana barang/jasa dibutuhkan ke tempat di mana barang/jasa tersedia merupakan jawaban dalam permasalah proses
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP PENYEDIAAN JARINGAN JALAN DI KOTA KEPANJEN
PENGARUH PERUBAHAN GUNA LAHAN TERHADAP PENYEDIAAN JARINGAN JALAN DI KOTA KEPANJEN Eddu Pandika 1, Ludfi Djakfar 2, Surjono 3 1 Mahasiswa / Program Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL
Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2014 PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN HOTEL IBIS YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN FOUR STEP MODEL
TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN HOTEL IBIS YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN FOUR STEP MODEL (Studi Kasus : Pembangunan Hotel Ibis Yogyakarta) The Traffic Impact Analysis due to Hotel
Lebih terperinciMODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA
MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA Mareta Uci Kartika Indrawati 1, Hera Widyastuti 2 dan Wahju Herijanto 3 1 Mahasiswa Program Magister, Jurusan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA
TUGAS AKHIR RC 090412 EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA 3109.040.505 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciEstimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa - Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak Bakauheni
Estimasi Matriks Asal dan Tujuan Perjalanan Penumpang Angkutan Umum Trans Jawa - Sumatera Melalui Lintasan Penyeberangan Merak Bakauheni Oleh : Muhammad Fathoni 1 dan Sigit Priyanto 2 1 Staf Pengajar D
Lebih terperinci5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG
5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG 5.1 Kebijakan Kewilayahan Rencana Struktur ruang wilayah Kabupaten Nagekeo meliputi, rencana sistem perkotaan wilayah dan rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten.
Lebih terperinciSyafi i Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)
ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN (MAT) DARI DATA ARUS LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI KUADRAT TERKECIL MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3 (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA) Elfa Monica Zada Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciKALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1
KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Pertumbuhan penduduk meningkatkan
Lebih terperinciPEMILIHAN RUTE PERJALANAN
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Pertemuan Ke 9 dan 10 PEMILIHAN RUTE PERJALANAN Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO ABSTRAK
ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO Meike Kumaat Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Jl Hayam
Lebih terperinciPEMODELAN TRANSPORTASI MODA SEPEDA MOTORKOTA SAMARINDA UNTUK TAHUN 2016
TESIS-RC 142501 PEMODELAN TRANSPORTASI MODA SEPEDA MOTORKOTA SAMARINDA UNTUK TAHUN 2016 NORBERTUS DWI ARIYADI PRADITYA NRP. 3115 206 006 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hitapriya Suprayitno, M.Eng. PROGRAM
Lebih terperinciIMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC COUNTS
IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC COUNTS S U M M A R Y IMPACT OF SEVERAL ROUTE CHOICE MODELS ON THE ACCURACY OF ESTIMATED O-D MATRICES FROM TRAFFIC
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara detil metodologi analisis dampak lalulintas Kegiatan Pembangunan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Metodologi Secara detil metodologi analisis dampak lalulintas Kegiatan Pembangunan Districk 9 Apartment. Desain proses pengerjaan dokumen perlu dibuat untuk
Lebih terperinciSTUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR
STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian pesyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ( S-1
Lebih terperinciPENGANTAR TRANSPORTASI
PENGANTAR TRANSPORTASI KINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS FASILITAS ARUS TERGANGGU
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Suatu analisis dalam penelitian membutuhkan suatu tahapan perencanaan yang disusun dalam metodologi. Hal ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan rencana
Lebih terperinciBAB. II TINJAUAN PUSTAKA
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TRANSPORTRASI SEBAGAI SUATU SISTEM Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem transportasi secara menyeluruh (makro) merupakan interakasi yang saling mempengaruhi dan saling
Lebih terperinci5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG
5 BAB V PERKIRAAN KONDISI MENDATANG 5.1 Kebijakan Perwilayahan Arahan kebijakan Kabupaten Manggarai Barat dalam rencana struktur kota-kota yang perlu dikembangkan di Kabupaten Manggarai Barat, terdiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 dan merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Ditinjau
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...
Lebih terperincimengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah" atau susah nya lokas tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi
PENGUKURAN INDEKS AKSESIBILITAS DI KOTA DEPOK DENGAN GRAVITY MODEL 1 Hasan Basri M, ST., MT. Email: hasan.stin@gmail.com 1 ABSTRAK Aksesibilitas merupakan suatu konsep yang menggabungkan sistem tata guna
Lebih terperinciPROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak
PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Studi ini menyajikan analisis mengenai kualitas udara di Kota Tangerang pada beberapa periode analisis dengan pengembangan skenario sistem jaringan jalan dan variasi penerapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persimpangan Pengertian persimpangan adalah lokasi atau daerah dimana dua atau lebih jalan, bergabung, berpotongan, atau bersilang yang fungsinya melakukan perubahan
Lebih terperinciPERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PERBANDINGAN BEBERAPA METODE TRIP ASSIGMENT (PEMBEBANAN PERJALANAN) DALAM PEMODELAN TRANSPORTASI FOUR STEP MODEL J. Dwijoko Ansusanto
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 DEFINISI SIMPANG simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa pendekat,
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PENGEMBANGAN KORIDOR JALAN SRIWIJAYA SEMARANG
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 239 252 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman 239 Online di: http://ejournal-s1undipacid/indexphp/jkts ANALISIS
Lebih terperinciW I N N Y N O V A L I N A N I M. I
ANALISIS PEMBEBANAN LALU LINTAS dengan MEMPERTIMBANGKAN PENGARUH FENOMENA SIMPANG Traffic Assignment Analysis by Considering The Influence of Intersection Phenomenon SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan kebutuhan turunan dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas
Lebih terperinciKAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG
KAJIAN POLA PERGERAKAN DI PROPINSI LAMPUNG Rahayu Sulistyorini 1, Dwi Heriyanto 2 Abstract Highway in Lampung is the main transportation mode to support internal transportation system. Especially to develop
Lebih terperinciANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY
ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY Diane Sumendap Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil
Lebih terperinciSTUDI TINGKAT PELAYANAN JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN MALANG TOWN SQUARE PADA RUAS JALAN VETERAN
STUDI TINGKAT PELAYANAN JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN MALANG TOWN SQUARE PADA RUAS JALAN VETERAN A. Wicaksono, Asril Kurniadi dan Dendy Indriya Efendi Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM TRANSPORTASI MAKRO Sistem adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan. Dalam sebuah organisasi sistem, perubahan satu komponen saja akan menyebabkan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Dalam suatu perancangan sebuah proyek diperlukan adanya aturan-aturan dan ketentuan yang mengacu pada standar yang berlaku. Standar yang dimaksud berupa teori-teori
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian III.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian Objek penelitian pada disertasi ini adalah sistem jaringan jalan nasional dan provinsi dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan transportasi merupakan rangkaian kegiatan persiapan pengadaan atau penyediaan sistem transportasi agar sesuai dengan tingkat kebutuhan (demand) pada setiap
Lebih terperinciJUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK
JUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK 1. PENDAHULUAN Sarana Transportasi sangat penting untuk membuka keterisolasian di daerah-daerah terpencil
Lebih terperinciBesar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)
Hambatan Samping Bobot Faktor Jumlah (per jam) Besar Bobot Pejalan Kaki 0,5 189 94,5 Parkir, kendaraan 1,0 271 271 berhenti Keluar-masuk 0,7 374 261,8 kendaraan Kendaraan lambat 0,4 206 82,4 Total 709,7
Lebih terperinciNo Tahun Kabupaten Gresik Jumlah PDRB per kapita
Peubah Bebas Peubah bebas diantaranya adalah : Data populasi Yaitu besar jumlah penduduk setiap zona (kabupaten/kota). Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk pada tahun yang sama dengan tahun
Lebih terperinciESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH
ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH Oleh : 1 Dr. Tonny Judiantono, 2 Rica Rachmawati 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 154 KRITERIA KERUNTUHAN MOHR COULOMB Keruntuhan geser (shear
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. i ii iii. vi viii BAB I
iv DAFTAR ISI BAB I BAB II LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1.2 Rumusan Masalah... 1. Tujuan dan Sasaran...
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM
BAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM Bab ini akan menyampaikan hasil pemeriksaaan dampak parkir di badan jalan yang ditampilkan melalui indikator kinerja jaringan jalan. Dengan data-data yang diperoleh dan diolah
Lebih terperinciTEKNIK RISET OPERASI UNDA
BAB IV. MASALAH PENUGASAN (ASSIGNMENT PROBLEM) Salah satu metode yang digunakan untuk Penugasan adalah Metode Hungarian. Pada Metode Hungarian, jumlah sumber-sumber yang ditugaskan harus sama persis dengan
Lebih terperinciBABIV METODA PENELITIAN
BABIV METODA PENELITIAN 4. t Metoda Penelitian Metoda penelitian adalah suatu rangkaian atau tata cara pelaksanaan penelitian dalam rangka mencari jawaban atas suatu permasalahan yang diuraikan menurut
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS REGRESI
BAB IX ANALISIS REGRESI 1. Model Analisis Regresi-Linear Analisis regresi-linear adalah metode statistic yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antarsifat permasalahan yang sedang diselidiki.
Lebih terperinciPENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT
PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT STUDI KASUS: JOYOBOYO-MANUKAN KAMIS, 7 JULI 2011 RIZKY FARANDY, 3607100053 OUTLINE PENDAHULUAN KAJIAN TEORI METODOLOGI PENELITIAN
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KOMPONEN SIKLUS SINYAL Siklus. Satu siklus sinyal adalah satu putaran penuh
Lebih terperinciSolusi Persamaan Linier Simultan
Solusi Persamaan Linier Simultan Obyektif : 1. Mengerti penggunaan solusi persamaan linier 2. Mengerti metode eliminasi gauss. 3. Mampu menggunakan metode eliminasi gauss untuk mencari solusi 1. Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (asal) sekolah, tempat kerja, dan lain-lain
Lebih terperinciAlternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan
Peningkatan Prasarana Transportasi Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Pembangunan Jalan Baru Jalan bebas hambatan didalam kota Jalan lingkar luar Jalan penghubung baru (arteri) Peningkatan
Lebih terperinciREKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN PERANCANGAN PERSIMPANGAN BARU selalu diusahakan agar lampu pengatur
Lebih terperinciESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM
Volume 12, No. 1, Oktober 2012, 28-34 ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM Chairur Roziqin Teknik Sipil Universitas Lampung Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro
Lebih terperinciRekayasa Pergerakan Lalulintas Di Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo (Lokasi: Jalan Siwalankerto Surabaya)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Rekayasa Pergerakan Lalulintas Di Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo (Lokasi: Jalan Siwalankerto Surabaya) SEPTIANINDITA NUGHRA TRIWISUDA NRP 3606 100
Lebih terperinciAnalisis Dampak Lalu Lintas Akibat Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya
Jurnal APLIKASI Volume 11, Nomor 2, Agustus 2013 Analisis Dampak Lalu Lintas Akibat Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Akhmad Yusuf Zuhdy, Rachmat Basuki, M. Singgih Purwanto Program Studi Diploma
Lebih terperinciANALISIS POLA PERGERAKAN BERDASARKAN ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN MENGGUNAKAN DATA TELEPON SELULER (STUDI KASUS PROVINSI BALI)
ANALISIS POLA PERGERAKAN BERDASARKAN ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN MENGGUNAKAN DATA TELEPON SELULER (STUDI KASUS PROVINSI BALI) Revy Safitri Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Lebih terperinciSTUDI PEMBEBANAN SISTEM JARINGAN JALAN TRANSPORTASI BARANG JALAN RAYA BERDASARKAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS INTERNAL REGIONAL
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 6-7 Oktober 017 STUDI PEMBEBANAN SISTEM JARINGAN JALAN TRANSPORTASI BARANG JALAN RAYA BERDASARKAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS INTERNAL
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI KABUPATEN BADUNG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinci