BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Asuransi merupakan suatu bisnis yang unik, yang di dalamnya terdapat berbagai macam aspek, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan matematika. Dengan kata lain, kelima aspek tersebut dapat memberikan pengertian tersendiri tentang asuransi atas dasar sudut pandangnya masing-masing. Berikut ini adalah pengertian asuransi menurut Drs. Herman Darmawi (Herman Darmawi, 2001, PT. Bumi Aksara, Manajemen Asuransi, pp 03) : Tabel 2.1. Pengertian Asuransi PENGERTIAN ASURANSI Sudut Pandang Objek Teknik Mencapainya Ekonomi Pengurangan risiko Dengan transfer dan kombinasi Hukum Perjanjian pemindahan risiko Melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung dalam suatu kontrak asuransi Bisnis Berbagi risiko Dengan memindahkan risiko dari individu ke lembaga penanggung risiko Sosial Memikul kerugian secara kolektif Semua anggota membayar iuran kerugian yang kebetulan diderita oleh salah satu anggota Matematika Memperhitungkan dan mendistribusikan Dengan perkiraan aktuarial yang didasarkan atas prinsip-prinsip probabilitas

2 Adapun pengertian asuransi menurut undang-undang tentang usaha perasuransian (UU Republik Indonesia No. 2/1992) adalah sebagai berikut: 1. Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. 2. Yang dimaksud penanggung dalam definisi itu adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU no.2/1992. Selanjutnya Pasal 21 UU No.2/1992 menjelaskan bisnis atau bidang usaha perasuransian sebagai berikut: Usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap meninggalnya seseorang Keuangan Perusahaan Asuransi Sifat dasar dari bisnis asuransi adalah kebutuhan atas dana investasi yang cukup besar dimana sumber-sumber dana Perusahaan asuransi untuk membayar kerugian-

3 kerugian adalah dari modal yang telah disetor, surplus, dan premi yang telah dibayar dimuka untuk jasa-jasa yang diberikan. Pengelolaan bisnis yang baik menghendaki danadana itu diinvestasikan dengan aman dan menguntungkan. Oleh karena itu, perlu dimengerti pula prinsip kerja asuransi, guna terlaksananya pengelolaan keuangan bisnis asuransi yang baik. Prinsip kerja asuransi dapat dijelaskan dengan empat konsep berikut ini (Herman Darmawi, 2001, PT Bumi Aksara, Manajemen Asuransi, pp 15-16), yaitu: 1. Persamaan Asuransi Persamaan asuransi menyatakan bahwa total penerimaan harus sama dengan total pengeluaran. Penerimaan sebagian besar berasal dari premi dan sebagian besar lagi berasal dari bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen dari penanaman modal dalam Perusahaan-Perusahaan lain. Pengeluaran terdiri atas pembayaran klaim, biaya operasional, dan biaya modal, profit serta cadangan teknis. Penerimaan = Pengeluaran - Premi - Bunga deposito dan obligasi - Dividen - Pembayaran klaim - Biaya-biaya operasional - Profit - Cadangan teknis

4 Gambar 2.1. Total Penerimaan sama dengan Total Pengeluaran 2. Probabilitas dan Risiko Tugas asuransi adalah untuk menanggung beban risiko yang dipindahkan oleh tertanggung kepada Perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi sanggup untuk mengurangi risiko (ketidakpastian) yang dirasakan tertanggung menjadi kepastian. Dengan menerapkan konsep probabilitas, asuransi dapat menaksir apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Tingkat premi didasarkan atas ramalan kejadian masa depan. 3. Hukum Bilangan Besar Hukum ini menyatakan bahwa hasil aktual akan persis sama dengan hasil harapan, jika kejadian yang diamati jumlahnya tak terhingga. Dengan mengamati sejumlah besar kasus, bisa dihitung dengan akurat probabilitas akan munculnya kejadian itu. Dengan menghimpun sejumlah besar nasabah, perusahaan asuransi dapat menghitung dengan akurat probabilitas akan terjadinya kerugian bagi sejumlah besar nasabah Konsep Manajemen Kas

5 Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan selalu membutuhkan kas. Kas tentunya sangat diperlukan baik untuk membiayai operasi sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Pada dasarnya, Pengeluaran kas dapat bersifat terus-menerus atau kontinyu, misalkan pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji, dan lain sebagainya. Namun demikian, ada juga aliran kas ke luar (cash outflow) yang bersifat tidak kontinyu, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga, dividen, pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap dan lain sebagainya. Di samping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk (cash inflow), dan di dalam cash inflow-pun terdapat aliran yang bersifat kontinyu, seperti misalnya aliran kas yang berasal dari hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dan lain sebagainya. Di samping itu ada juga aliran kas masuk yang bersifat intermittent (terputus-putus) misalnya aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai, dan lain sebagainya. Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan di dalam Perusahaan. Besarnya saldo kas ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena berbagai faktor. Jumlah saldo kas yang ada dalam Perusahaan akan meningkat apabila aliran kas masuknya yang berasal dari penjualan tunai dan piutang yang terkumpul lebih besar daripada aliran kas keluar untuk bahan mentah, tenaga kerja, biaya lain dan pajak. Perubahan dalam tingkat harga juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap aliran kas di dalam Perusahaan. Perubahan kebijakan pemasaran, keputusan di bidang produksi,

6 kebijakan di bidang pembelian dan di bidang personalia juga mempunyai efek terhadap aliran kas dalam Perusahaan. Atas dasar uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa kas adalah merupakan bagian penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Tanpa adanya kas, maka kegiatan operasional perusahaan akan terganggu dan hal ini tentunya akan berimplikasi pada kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang memiliki atau menyimpan banyak uang kas dapat dikatakan sebagai perusahaan yang likuid, dan sebaliknya. Akan tetapi, Perusahaan yang sangat likuid tidaklah dapat dikatakan sebagai perusahaan yang sehat. Hal ini disebabkan karena adanya uang yang menganggur (idle money) didalam perusahaan tersebut. Dengan demikian sangatlah perlu adanya pengelolaan yang baik atas uang kas Perusahaan, dimana hal ini disebabkan oleh karena adanya prinsip trade-off antara manfaat dan biaya atas likuiditas Perusahaan Pentingnya Uang Kas yaitu: Ada beberapa alasan mengapa suatu perusahaan penting untuk memiliki uang kas, 1. Motif transaksi. Suatu Perusahaan menahan sejumlah uang kas, agar Perusahaan tersebut dapat melakukan kegiatan usahanya secara baik, lancar dan berkesinambungan. Bagi Perusahaan yang pencatatannya dilakukan atas dasar suatu pola atau jadwal yang tertentu, maka akan lebih mudah bagi Perusahaan tersebut dalam merencanakan dan menyelaraskan antara aliran kas masuk dan aliran kas keluarnya. Oleh sebab itu,

7 bagi Perusahaan jenis ini, maka cash ratio atau rasio uang kas terhadap total asetnya adalah rendah. Dan bagi Perusahaan yang bersifat penjualan ataupun pembeliannya bersifat musiman, maka kebutuhan uang kasnya juga akan berfluktuasi sesuai dengan sifat transaksi dari usahanya tersebut. 2. Motif berjaga-jaga. Alasan lain mengapa Perusahaan menahan uang kas adalah karena tingginya tingkat ketidakpastian dari aliran uang kas masuk dan aliran kas keluar. Semakin sulit meramalkan aliran kas tersebut, maka semakin banyak uang kas yang harus disediakan untuk tujuan berjaga-jaga. Di samping itu, untuk berjaga-jaga atas hal-hal yang tak terduga, maka perlu adanya suatu cadangan kas minimum yang selalu tersedia di dalam Perusahaan. Besar kecilnya dana yang harus dimiliki untuk tujuan berjaga-jaga ini ditentukan oleh kemampuan Perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari banknya pada saat diperlukan dengan cepat. Hal ini hanya mungkin jika memang telah terjalin suatu hubungan yang baik antara Perusahaan dengan banknya atau krediturnya. 3. Kebutuhan yang akan datang. Dengan menahan uang kas, maka Perusahaan dimungkinkan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang akan jatuh tempo atau melaksanakan suatu investasi baru yang telah direncanakan. 4. Saldo kompensasi yang diwajibkan.

8 Kadangkala suatu Perusahaan diwajibkan oleh bank yang memberikan pinjaman kepada Perusahaan tersebut, untuk menahan suatu saldo kas minimum didalam rekening gironya Manfaat Dari Uang Kas Ada beberapa manfaat dari tersedianya uang kas dalam Perusahaan, yaitu: 1. Guna memanfaatkan credit discount. Dengan tersedianya uang kas atau alat likuid yang cukup, maka Perusahaan dapat memanfaatkan credit discount yang diberikan oleh pemasok. 2. Guna mempertahankan kredibilitas. Sering para kredit analis dari suatu bank atau lembaga keuangan lainnya terlalu menekankan pada current ratio dan acid test ratio sebagai tolok ukur dalam menganalisa likuiditas Perusahaan. Hal ini sesungguhnya kurang tepat jika tidak dikaitkan dengan rasio-rasio lainnya serta tidak dilandasi oleh gambaran yang jelas mengenai operasi Perusahaan itu sendiri. Bertitik tolak pada pandangan yang kurang benar di atas, banyak Perusahaan berusaha untuk mempertahankan alat likuid yang cukup agar penampilan Perusahaan di mata para kredit analis cukup baik, sehingga Perusahaan dapat memperoleh kredit dengan biaya yang lebih rendah sebagai akibat dari penampilan Perusahaan tersebut yang cukup baik jika dilihat dari sudut pandang para krediturnya. 3. Guna dapat memanfaatkan kesempatan yang menguntungkan.

9 Sering timbul peluang-peluang tertentu, yang terjadi dalam dunia usaha secara tak terduga sebelumnya. Peluang baik, yang timbul secara tidak terduga dan bersifat incidential, hanya dapat dimanfaatkan oleh suatu Perusahaan, jika ia memiliki cukup alat likuid Dana Dalam Aliran Kas Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan dana dalam aliran kas, maka perlu diperhatikan langkah-langkahnya, sebagai berikut: 1. Menyusun laporan perubahan neraca yang menggambarkan perubahan masingmasing elemen neraca antara dua titik waktu yang akan dianalisis. 2. Mengelompokkan perubahan-perubahan tersebut dalam golongan perubahanperubahan yang memperbesar kas dan golongan perubahan-perubahan yang memperkecil jumlah kas. 3. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan laba/rugi atau laporan laba ditahan ke dalam golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil jumlah kas. 4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam laporan sumbersumber dan penggunaan dana. Adapun perubahan-perubahan dari elemen-elemen neraca yang pengaruhnya dapat memperbesar kas dan ini dikatakan sebagai sumber-sumber dana adalah sebagai berikut: 1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas.

10 Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana atau kas. Berkurangnya barang (persediaan/inventory) dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut, dan hasil penjualan itu merupakan sumber dana/kas bagi Perusahaan itu. Berkurangnya piutang berarti bahwa piutang itu telah dibayar dan penerimaan piutang merupakan penambahan dana yang diterima oleh Perusahaan yang bersangkutan. Demikian pula berkurangnya surat-surat berharga atau efek berarti bahwa efek tersebut telah terjual dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana/kas bagi Perusahaan. 2. Berkurangnya aktiva tetap. Seperti halnya berkurangnya aktiva lancar, berkurangnya aktiva tetap pun merupakan sumber dana/kas bagi Perusahaan yang bersangkutan. Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap neto juga merupakan sumber dana, karena berkurangnya aktiva tetap neto tersebut berarti adanya depresiasi dalam tahun yang bersangkutan dan depresiasi ini pun merupakan sumber dana. 3. Bertambahnya setiap jenis utang. Bertambahnya utang, baik utang lancar maupun utang jangka panjang merupakan sumber dana. Bertambahnya utang berarti adanya tambahan dana yang diterima oleh Perusahaan yang bersangkutan. 4. Bertambahnya modal.

11 Bertambahnya modal misalnya disebabkan karena adanya emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru itu merupakan sumber dana. 5. Adanya keuntungan dari operasi Perusahaan. Apabila Perusahan mendapatkan keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada tambahan dana bagi Perusahaan yang bersangkutan. Mengenai perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil dana/kas dan ini dikatakan sebagai penggunaan dana - dapatlah disebutkan sebagai berikut: 1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas. Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang, dan pembelian barang membutuhkan dana. Dengan demikian, penambahan aktiva lancar merupakan penggunaan dana. 2. Bertambahnya aktiva tetap. Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap, dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana. 3. Berkurangnya setiap jenis utang. Berkurangnya utang, baik utang lancar maupun utang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur utangnya. Pembayaran kembali utang berarti penggunaan dana. 4. Berkurangnya modal.

12 Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik Perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam Perusahaan. Berkurangnya modal berarti berkurangnya dana. Hal ini berarti bahwa pengurangan modal itu merupakan penggunaan dana. 5. Pembayaran dividen kas. Pembayaran dividen kas jelas merupakan penggunaan dana. Dividen kas dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak. 6. Adanya kerugian dalam operasi Perusahaan. Sebenarnya bertambahnya utang merupakan sumber dana, tetapi dengan adanya kerugian, tambahan dana tersebut digunakan untuk menutup kerugian. Dengan demikian, maka adanya kerugian merupakan penggunaan dana Anggaran Kas Anggaran kas (cash budget) adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang. Penyusunan anggaran kas bagi suatu Perusahaan sangatlah penting artinya bagi pemeliharaan likuiditas Perusahaan. Dengan menyusun anggaran kas, maka dapat diketahui kapan Perusahaan akan berada dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi Perusahaan. Dengan mengetahui akan adanya defisit kas jauh sebelumnya, maka Perusahaan akan dapat merencanakan sebelumnya penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit tersebut. Karena masih cukupnya waktu, maka terdapat lebih banyak pilihan sumber dana, dan dengan semakin banyaknya pilihan sumber dana ini, berarti Perusahaan-pun dapat mengadakan pemilihan

13 sumber dana yang biayanya paling rendah. Sebaliknya, dengan, mengetahui jauh sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana tersebut secara efisien. Anggaran kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Pada dasarnya anggaran kas ini dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu: 1. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari: hasil penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga, dividen, hasil penjulan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaan lain. 2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk: pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh, pengeluaran untuk biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, pembayaran bunga, dividen, pajak, premi asuransi, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain. Dengan mengadakan estimasi penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu maka Pimpinan Perusahaan dapat mengetahui: 1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi Perusahaan. 2. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi Perusahaan. 3. Besarnya dana serta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas. 4. Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali. Penyusutan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional Perusahaan. Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi operasi. Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus karena rencana operasi Perusahaan.

14 2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasi Perusahaan 3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansil Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas Minimal Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang ada di dalam suatu Perusahaan, berarti semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Ini berarti bahwa Perusahaan mempunyai risiko yang lebih rendah untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansiilnya. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa Perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas berarti semakin banyak uang yang menganggur sehingga akan memperkecil profitabilitas-nya. Sebaliknya pun kalau Perusahaan hanya mengejar profitabilitas saja, maka Perusahaan itu akan berusaha agar semua persediaan kasnya selalu dapat diputarkan atau dalam keadaan bekerja. Bila Perusahaan menjalankan tindakan tersebut, berarti Perusahaan itu menempatkan dirinya dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan atas kewajiban finansilnya.

15 Untuk menentukan berapa besarnya jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan oleh suatu Perusahaan, belumlah ada standard ratio yang bersifat umum. Meskipun demikian, ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan oleh suatu Perusahaan. Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar maupun utang lancar. Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan jumlah penjualan atau sales. Perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover) dimana semakin tinggi tingkat perputaran ini, maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi penggunaan kasnya. Akan tetapi, tingkat perputaran kas yang berlebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume penjualan yang bersangkutan. Seperti halnya pada persediaan (inventory) dan piutang, pada kas pun terdapat persediaan besi atau persediaan minimal, yang disebut juga safety cash balance atau persediaan besi kas. Yang dimaksudkan dengan persediaan besi adalah jumlah minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh Perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu. Persediaan kas ini merupakan unsur atau inti permanen dari kas. Besarnya kas minimal ini berbeda-beda antara Perusahaan yang satu dengan Perusahaan yang lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan kas suatu Perusahaan yaitu: 1. Perimbangan Antara Aliran Kas Masuk dengan Aliran Kas Keluar. Adanya perimbangan yang baik mengenai kuantitas maupun waktu antara arus kas masuk dan arus kas keluar dalam suatu Perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas, baik mengenai jumlah maupun mengenai waktunya, akan dapat dipenuhi dari

16 penerimaan kasnya sehingga Perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan kas minimum yang besar. Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanya kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan. Ini bearti bahwa pembayaran hutang akan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan piutang. Pembayaran-pembayaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh, dan lain-lain, diharapkan dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari hasil penjualan produknya. 2. Penyimpangan Terhadap Aliran Kas yang Diperkirakan. Untuk menjaga likuiditasnya, maka Perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam Perusahaannya. Apabila aliran kas senyatanya selalu sesuai dengan estimasinya, maka Perusahaan tersebut tidak menghadapi kesulitan likuiditas. Perusahaan ini tidak perlu mempertahankan adanya persediaan minimum kas yang besar. Sebaliknya, bagi Perusahaan yang aliran kasnya sering mengalami penyimpangan yang merugikan dari yang diperkirakan, maka perlulah bagi Perusahaan ini untuk mempertahankan adanya persediaan kas minimal yang agak besar. 3. Adanya Hubungan yang baik dengan Bank-Bank Perusahaan yang telah berhasil membina hubungan baik dengan bank akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesulitan finansiilnya, baik yang disebabkan karena adanya peristiwa yang tidak diduga maupun yang dapat diduga sebelumnya. Perusahaan ini tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang besar.

17 2.8. Sarana Dan Mekanisme Transaksi Uang Kas Yang Ditempatkan Di Bank Berikut ini adalah sarana dan mekanisme transaksi uang kas berbentuk uang giral yang berada atau ditempatkan di bank. 1. Bentuk-bentuk uang giral. a. Demand Deposit. Penyimpanan uang kas dalam bentuk demand deposit di bank sering pula disebut sebagai uang kas dalam rekening giro, yang setiap saat dapat diambil atau pun dicairkan. Simpanan dalam bentuk demand deposit tidak mendapatkan bunga, sebaliknya si penyimpan biasanya dikenakan biaya administrasi. Biasanya bank tersebut menetapkan tingkat saldo rata-rata yang minimum harus dipertahankan dalam rekening gironya tersebut. Untuk Perusahaan besar yang rata-rata saldo rekening gironya cukup tinggi dapat meminta kepada bank yang bersangkutan suatu jasa giro atas dasar saldo minimum yang harus dipertahankan dalam rekening gironya tersebut. b. Time Deposit. Suatu bentuk simpanan deposito berjangka yang dapat ditempatkan untuk jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Sebelum jatuh temponya, maka deposito tersebut tidak dapat dicairkan. Namun jika simpanan tersebut

18 telah melampaui satu bulan tetapi jatuh temponya adalah 3 bulan, atas persetujuan dari bank yang bersangkutan, maka deposito tersebut dapat dicairkan dengan suatu denda tertentu yang harus dibayar oleh si nasabah. Sebagai tanda atas simpanan deposito tersebut, bank yang bersangkutan akan mengeluarkan sertifikat deposito atas nama yang sering disebut pula Non- Negotiable Time Certificate of Deposit. Namun ada pula sertifikat deposito yang merupakan surat berharga yang dapat diperjualbelikan, untuk itu sertifikat deposito berjangka tersebut dikeluarkan atas unjuk dan biasa disebut sebagai Negotioable Time Certificate of Deposit. c. Call Deposit. Simpanan dalam bentuk call deposit memiliki persamaan dengan demand deposit dalam arti setiap saat dapat ditarik, asalkan sebelum penarikannya harus memberitahukan terlebih dahulu kepada bank yang bersangkutan. Biasanya pemberitahuan tersebut harus dilakukan dua hari dimuka. Atas call deposit juga dibayarkan suatu tingkat bunga tertentu sesuai dengan jangka waktu penyimpanannya: on call (2 hari), 7 hari, 15 hari. Dengan demikian setiap penyimpanan dalam deposito berjangka, yang waktunya kurang dari satu bulan dapat disebut call deposit. 2. Jenis-jenis alat likuid pengganti uang tunai. a. Cek.

19 Suatu surat berharga yang merupakan permintaan pembayaran secara tunai atas sejumlah uang, suatu bank yang menerbitkan cek tersebut dari rekening giro seorang nasabah yang menandatangani cek tersebut. Dengan demikian, cek tersebut sering pula disebut sebagai personal cheque. Cash cheque sama seperti uang tunai artinya dapat diuangkan oleh siapa saja yang memiliki cek tersebut, selama rekening giro dari orang yang menandatangani cek tersebut cukup uangnya. b. Giro Bilyet. Suatu surat permintaan pemindahbukuan dari suatu rekening giro tertentu kepada rekening giro lainnya, dapat terjadi dalam bank yang sama atau dalam bank lainnya. Dengan demikian, orang atau Perusahaan yang memperoleh pembayaran dalam bentuk giro bilyet, tidak dapat langsung menguangkan giro bilyet tadi. c. Bank Draft. Bank draft merupakan suatu janji yang dikeluarkan oleh suatu bank tertentu untuk membayar sejumlah uang dalam mata uang tertentu kepada pemegang draft atau nama yang tercantum dalam draft tersebut. d. Traveller s Cheque. Pengertian traveller s cheque serupa dengan bank draft. Perbedaannya hanya terletak pada proses pencairannya dimana jika bank draft harus diuangkan di cabang atau koresponden bank yang mengeluarkan draft tersebut, sedangkan

20 traveller s cheque dapat diuangkan pada setiap money changer/tempat penukaran uang dan kadangkala diterima pula sebagai alat pembayaran yang sah. 3. Mekanisme pencairan alat-alat likuid yang digunakan sebagai alat pembayaran. a. On the counter. Setiap cash cheque dapat diuangkan pada bank yang menerbitkan cek tersebut, dengan syarat uang di rekening nasabah yang menandatangani cek tersebut cukup dananya. b. Kliring. Untuk menguangkan cek ataupun crossed cheque serta giro bilyet melalui bank lain, maka hal tersebut dapat dilakukan melalui kliring. Cek ataupun bilyet yang dikliringkan baru dapat diketahui hasilnya esok paginya dan untuk kemudian dapat dimanfaatkan oleh si penerimanya. c. Collection. Untuk menguangkan cek ataupun jaminan giro bilyet pada suatu bank di kota yang berbeda, maka harus dilakukan secara inkaso/collection. Untuk hal seperti

21 ini diperlukan waktu yang cukup lama, tergantung dari jarak maupun pelayanan daripada bank yang bersangkutan Model Matematis Dalam Manajemen Kas Guna menentukan besarnya investasi yang optimal di dalam penetapan jumlah uang kas, maka terdapat beberapa model matematis yang dikembangkan oleh ahli-ahli pembelanjaan, yaitu: 1. Model dari William J. Baumol. William J. Baumol mendasari teorinya pada metode Economic Order Quantity (Ross, Westerfield, Jafee, 2002, McGraw-Hill, Corporate Finance, pp 773), yang digunakan di dalam menetapkan investasi yang optimal di dalam persediaan. Penerapan metode EOQ ini pada manajemen kas didasari pada kenyataan bahwa ada kesamaan antara investasi dalam uang kas dan persediaan bahan/barang dipandang dari sudut pandangan ahli belanja. Dalam pengadaan persediaan, biaya akibat kekurangan persediaan dan tambahan biaya pemesanan, yang harus dikorbankan untuk mengadakan bahan/barang secara cepat sebagai akibat dari kehabisan persediaan merupakan hal yang dapat dan perlu dihindari. Namun dipihak lain, dengan mengadakan suatu persediaan akan timbul pula biaya-biaya yang berkaitan dengan pengadaan persediaan tersebut, termasuk biaya modal yang tertanam dalam persediaan tersebut. Oleh sebab itu, perlu dicari suatu titik keseimbangan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, yang memberikan tingkat investasi yang optimal dalam pengadaan persediaan tersebut. Perimbangan tersebut berlaku pula di

22 dalam pengelolaan uang kas. Biaya pemesanan timbul dalam bentuk biaya gaji dari orang yang khusus menangani administrasi kas dan komisi yang harus dibayar kepada para broker untuk menempatkan atau mencairkan uang kas pada atau dari bentuk investasi yang ada di pasar uang dan modal. Di samping itu perlu diperhatikan pula carrying cost atau holding cost, yang berupa hilangnya kesempatan untuk memperoleh bunga atau return atas kesempatan investasi tertentu di pasar uang dan modal seandainya perusahaan berusaha untuk menahan jumlah uang kas yang besar, dengan tujuan ingin menghindari biaya gaji dan/atau komisi seperti disebutkan di atas. Dan sama seperti halnya dengan mengelola persediaan, maka dalam mengelola uang kas perlu pula diperhitungkan besarnya biaya kerugian yang timbul sebagai akibat kehabisan uang kas didalam kegiatan perusahaan sehari-hari. Oleh sebab itu dalam pengelolaan uang kas perlu ditentukan suatu tingkat persediaan uang kas yang secara optimal perlu dipertahankan oleh perusahaan guna menjamin kesinambungan operasinya. Dengan dicapainya titik keseimbangan dari kedua unsur biaya tersebut diatas, maka investasi dalam uang kas dapat dioptimalisasikan. Model Baumol ini mengasumsikan bahwa saldo kas perusahaan akan bergerak secara beraturan dari kiri atas ke kanan bawah seperti tampak pada gambar dibawah ini. Saldo Kas Awal Rata-rata Kas

23 Saldo Kas Akhir Waktu Gambar 2.2. Pola Keseimbangan Kas dari Baumol Dalam modelnya, Baumol mengasumsikan bahwa ada tiga variabel yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu: F = biaya tetap yang harus dikeluarkan ketika menjual sekuritas/investasi yang dimiliki, untuk mengisi kembali uang kas. T = Jumlah uang kas yang diperlukan oleh perusahaan untuk tujuan transaksi pada periode tertentu. K = biaya kesempatan (opportunity cost) yang timbul dari penyimpanan uang kas. C = Trading TotalCost 2FT K Opportunit Cost = = Saldo Kas y Cost = C 2 T C = K C 2 F T + C Optimum K F

24 2. Model dari Merton Miller dan Daniel Orr. Miller dan Orr menciptakan suatu model dengan mengembangkan teori yang telah dibuat oleh Baumol. Berbeda dengan Baumol yang menggunakan asumsi bahwa net cash flow pola pergerakannya sedemikian beraturan, yang hanya mungkin dapat terjadi secara teoritis atau dalam kasus orang perorang tertentu, maka Miller dan Orr mengasumsikan bahwa net cash flows akan bergerak secara tak beraturan namun tetap memiliki suatu pola tertentu (Steve Karnadi, Yayasan Promotio Humana, Manajemen Pembelanjaan, JILID I, pp 119). Hal ini berarti bahwa perubahan dalam saldo kas perusahaan selama suatu periode tertentu akan sembarang sifatnya baik dalam jumlah maupun arahnya. Namun jika diteliti atas dasar sampel acak dari suatu kumpulan periode-periode yang jumlahnya cukup banyak, maka tampak bahwa perubahan-perubahan tersebut akan membentuk suatu distribusi normal. Walaupun demikian model ini tetap memberikan suatu kemungkinan berdasarkan pengalaman empiris bahwa pada suatu saat tertentu, perubahan tersebut memiliki kemungkinan lebih besar untuk lebih positif atau negatif. Teori Miller dan Orr ini diciptakan untuk menentukan kapan saatnya dan berapa besar jumlah yang harus dipindahkan dari perkiraan investasi ke perkiraan kas selaras dengan proses pengambilan keputusan yang diamati dari gambar berikut.

25 Cash h z r t 1 t 2 Time Gambar 2.3. Model Manajamen Kas dari Miller dan Orr Dari gambar 2.3, tampak bahwa perubahan dari saldo kas dapat meningkat sampai suatu tingkat tertentu, h, pada waktu t 1, dan kemudian akan turun sampai ketingkat z, return point, karena sejumlah (h z) diinvestasikan ke dalam salah satu bentuk investasi yang memberikan hasil. Selanjutnya saldo kas perusahaan yang bergerak secara tak menentu arahnya sampai akhirnya mencapai titik saldo minimum, r, pada saat t 2 dan pada saat saldo kas kembali kepada titik z, return point,. Dalam menentukan besarnya waktu t diatas, Miller dan Orr mencari t sedemikian rupa sehingga 1/t merupakan suatu penggal waktu yang kecil dari satu hari kerja, atau dengan kata lain t sama dengan jumlah transasksi kas per hari.

26 Metode ini mengasumsikan bahwa selama jam-jam kerja tersebut saldo kas dapat meningkat sebanyak m rupiah dengan tingkat probabilitas sebesar p atau dapat pula turun sebesar m rupiah dengan tingkat probabilitas q = 1 p. Pada umumnya analisa Miller dan Orr ini bertolok ukur pada asumsi probabilita p = q = ½. Atas dasar asumsi diatas, maka variance daripada perubahan harian saldo kas adalah sama dengan m 2 t. Selanjutnya model Miller dan Orr didasarkan pada fungsi biaya, sama seperti model Baumol, dan model ini memasukkan pula elemen biaya yang diperlukan guna memindahkan dari dan kepada perkiraan kas serta biaya yang timbul sebagai akibat menahan uang kas (opportunity cost). Batas atas (upper limit), h, yang tidak boleh dilampaui, dan batas bawah (lower limit), z, yang merupakan return point, yaitu titik kemana saldo kas dikembalikan setelah terjadinya permindahan dari atau kedalam perkiraan kas, perlu dicari dan dihitung agar fungsi biaya dapat diminimalisir. Batas terendah, r, dalam model ini diasumsikan telah ditentukan, yang dapat berupa saldo kas minimum atas rekening giro yang harus dipertahankan seperti ditetapkan oleh bank, di mana rekening koran perusahaan tersebut ditempatkan. Fungsi biaya dari model Miller dan Orr dituliskan sebagai berikut: E( N) E ( c) = b. + i. E( m) T E(N) = perkiraan banyaknya pemindahan antara kas dan perkiraan investasi selama periode yang direncanakan.

27 b T E(m) i = biaya pemindahan. = jumlah hari dari periode yang direncanakan. = rata-rata saldo kas harian yang diharapkan. = tingkat bunga harian yang diperoleh dari investasi yang dilakukan. S 2 = varians daripada perubahan harian saldo kas. Tujuan yang ingin dicapai adalah mencari E (c) yang minimal dengan menetukan variabel h dan z, yang oleh Miller dan Orr diperoleh sebagai berikut: 3. b. s z = 4. i 2 1/ 3 Semakin tinggi biaya pemindahan uang kas, yakni b, atau variance, yaitu S 2, maka akan semakin tinggi pula jarak antara batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Untuk kasus khusus dimana terjadi kenaikan ataupun penurunan probabilita saldo kas yang sama besar, artinya bahwa p = q = 0,50, maka batas kontrol atas akan selalu tiga kali lebih besar dari retun point z, yaitu batas kontrol bawah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Kas Kas merupakan salah satu bagian dalam financial suatu perusahaan yang sangat penting peranannya dalam hal aktivitas pembiayaan sehari hari maupun investasi. Kas

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS. Minggu 7 1

MANAJEMEN KAS. Minggu 7 1 MANAJEMEN KAS PENGERTIAN KAS Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Oleh. Erfin Winda Sari

Oleh. Erfin Winda Sari MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN MANAJEMEN KAS Oleh Erfin Winda Sari 130803104022 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER 2015-2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah, karena atas Rahmat dan

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

Safety cash balance (persediaan kas minimal)

Safety cash balance (persediaan kas minimal) Manajemen kas kas Kas merupakan unsur modal kerja yang paling likuid atau lancar Kas merupakan aktiva yang tidak memberikan penghasilan (non earning asset) Kas diperlukan untuk : membiayai operasi perusahaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Modal Kerja dan Pengelolaan Kas Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

Pertemuan 5 MANAJEMEN KAS

Pertemuan 5 MANAJEMEN KAS Pertemuan 5 MANAJEMEN KAS Objektif: 4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah. 5. Mahasiswa dapat mendefinisikan memprediksi penggunaan dalam kas. 6. Mahasiswa dapat menentukan rencana

Lebih terperinci

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes

Motif Penahanan Kas John Maynard Keynes MANAJEMEN KAS Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Nurlia (2008), pada PT. Industri Sandang Nusantara Lawang pada tahun 2003-2005. Kesimpulan hasil penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ALIRAN KAS

ANALISIS LAPORAN ALIRAN KAS ANALISIS LAPORAN ALIRAN KAS Laporan Aliran Kas adalah Laporan sumber dan penggunaan sesuai dengan keperluan pelaporan keuangan tahunan, yang melaporkan aliran kas masuk dan keluar suatu perusahaan selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu, dengan skripsi yang disusun oleh Sari (2007) pada PG Kebon Agung Malang. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB VIII MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA

BAB VIII MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA BAB VIII MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA 1.1. Manajemen Kas Manajemen kas adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang mengatur arus kas (cash flow) untuk mempertahankan likuiditas perusahaan serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM Pengertian Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam waktu dekat dapat

Lebih terperinci

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas M a n a j e m e n K e u a n g a n 153 Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teknik penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana beserta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dikutip dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulfa (2011) dengan judul Analisis Sumber dan Penggunaan Dana pada Primer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas BAB V MANAJEMEN KAS Suatu perusahaan terbilang sukses karena bisa memetik keuntungan atau laba, jumlah asetnya pun besar. Akan tetapi, tatkala perusahaan mulai kesulitan untuk membayar tagihan dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304) BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Rentabilitas yaitu: Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304) Rasio Rentabilitas atau disebut

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan,

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh

Lebih terperinci

BAB V MODAL KERJA DAN KAS

BAB V MODAL KERJA DAN KAS BAB V MODAL KERJA DAN KAS 5.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Modal Kerja Setiap perusahaan selalu mernbutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sari pada tahun 2007, pada PT PG Kebon Agung Malang. Hasil penelitian menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta VIII. Anggaran Kas 1. Pendahuluan Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid dan sangat mempengaruhi jalannya kegiatan usaha. Jika perusahaan kekurangan kas maka perusahaan akan kesulitan untuk membayar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1. GIRO Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Sedangkan menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid - Cash on hand dan Demand Deposit Mengapa perlu memiliki kas? - Motif transaksi

Lebih terperinci

Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi.

Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Oleh: Nuraeni, M.AB Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Kas merupakan aktiva yang tidak menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS MANAJEMEN KEUANGAN II[TYPE THE COMPANY NAME] ANALISIS DANA DAN ARUS KAS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 02 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISIS DANA DAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana

BAB III PEMBAHASAN. yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana BAB III PEMBAHASAN A. Manajemen Kas a. Pengertian Kas Menurut Sugiono dan Untung ( 2008: 16 ) Kas adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank, baik berupa giro atau deposito.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN

MANAJEMEN KAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN MANAJEMEN KAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN Erwin *) Abstrak Cash management as a fundamental function within a company. Similarly, in an educational institution, cash management is not as important as academic

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi. Keberadaan bank sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Baik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan, Landasan dan Asas, serta Nilai dan Prinsip- Prinsip Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Pengertian Koperasi menurut Hendar dan Kusnadi (2005:18) adalah :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terdahulu dilakukan oleh Permani (2004), pada perusahaanperusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode tahun 1999-2003.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kas Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:21) : Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS

Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS Penganggaran Perusahaan 113 BAB 7 ANGGARAN KAS A. Anggaran Kas Kas merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelancaran aktivitas perusahaan. Jumlah kas yang ada kurang atau lebih dapat berakibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan dan ingin di capai untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank HIPOTESIS Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Pengertian anggaran yang dikemukakan para ahli pada dasarnya sama yaitu merupakan suatu rencana yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni:

BAB 2 LANDASAN TEORI. tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai:..proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai visi. Hal ini yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going concern)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

Bab 4 Manajemen Modal Kerja Dasar Manajemen Keuangan 62 Bab 4 Manajemen Modal Kerja Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep modal kerja, perputaran modal kerja, dan penentuan jumlah modal kerja. S etiap

Lebih terperinci

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono Business Law Surat berharga M-8 Tony Soebijono 1 SURAT BERHARGA Surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA 1. Konsep dasar manajemen modal kerja 2. Siklus konversi kas 3. Manajemen kas 4. Manajemen persediaan 5. Manajemen piutang Muniya Alteza Konsep dan Definisi Dasar Modal Kerja Modal

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA A. Arti Penting Analisa Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana (analisa aliran dana) merupakan alat analisa finansial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Modal Kerja 2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari. Pengertian modal kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:2) Laporan Keuangan adalah : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

Lebih terperinci

SUMBER SUMBER DANA BANK

SUMBER SUMBER DANA BANK SUMBER SUMBER DANA BANK Definisi : Usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Terdiri dari : 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, merupakan sumber dana dari modal sendiri, seperti

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA Pada bab II ini penulis menggunakan beberapa literatur sebagai landasan teori yang berkaitan dengan pembahasan yang dipaparkan seperti laporan keuangan, pengertian kas, sumber kas,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas menurut Riyanto (2001) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono (2001)

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci