Tinggalan Arkeologi di Pura Subak Bubunan Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar
|
|
- Siska Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tinggalan Arkeologi di Pura Subak Bubunan Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar I Made Suwardika 1*, I Wayan Redig 2, Ida Bagus Sapta Jaya 3 [123] Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Udayana 1 [ msuwardika@gmail.com] 2 [redig_bali@yahoo.co.id] 3 [bagus-sapta@yahoo.com] * Corresponding Author Abstract Archaelogical remains contains many important values such as historical values, religious values and high aesthetic value and extremely valuable in an attempt to reconstruct the history of local and national history. In Bali, the archaeological remains is still functioned and sanctified as archaeological remains found in Subak Bubunan Temple, Sukawati Village, Sukawati Districts, Gianyar District. This study aims to determine the form and function of archaeological remains found in Subak Bubunan Temple, Sukawati Village, Sukawati Districts, Gianyar District. The author uses data collection methods such as observation, interviews and literature studies and data processing method through qualitative analysis, iconography, and contextual. Furthermore, theories applied as functional theory. Based on the analysis we can conclude that the form of archaeological remains in Subak Bubunan Temple namely: 1 statue of Ganesa has simple shape and distinct from the depiction of Ganesa in general. Furthermore, there is also 1 fragments of the statue and some fragments of the building as 1 kemuncak and 3 umpak. Archaelogical remains in Subak Bubunan Temple when viewed from its function in the past has experienced a shift function. The local community is still sanctify archaeological remains as a worship tool to ask for safety and protection from harm, as well as the success of the crops of famers. Keywords: archaeological remains, subak bubunan temple, function 1. Latar Belakang Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari masa lampau dengan tujuan untuk merekonstruksi kehidupan manusia dengan segala aspeknya. Dengan demikian arkeologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian kepada hal ikhwal perbuatan manusia di masa lalu, yang dapat disusun kembali melalui hasil-hasil budayanya yang sampai kepada kita. Menyusun kembali sejarah kehidupan manusia masa lampau 86
2 memerlukan data, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang diantaranya adalah tinggalan arkeologi (Setiawan, 1996: 1). Dewasa ini, penelitian dalam bidang ilmu arkeologi di Bali sudah semakin berkembang. Para arkeolog berusaha merekontruksi sejarah kebudayaan, menyusun kembali cara-cara hidup manusia masa lampau, serta berusaha mengetahui proses dan memahami proses perubahan budaya tersebut. Mengingat bahwa di Bali banyak ditemukan tinggalan-tinggalan arkeologi yang memiliki nilai penting. Selain merupakan jati diri atau identitas dari suatu kelompok etnik ataupun bangsa, tinggalan arkeologi juga mempunyai nilai dan makna simbolik, informatif, estetik, dan ekonomi (Ardika, 2007:9). Tinggalan arkeologi tidak hanya menyajikan sejarah seni, namun dapat juga memberikan petunjuk tentang adanya hubungan politik, agama, perdagangan, dan lainnya. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil kebudayaan manusia yang berupa bendabenda perwujudan nyata dari berbagai aktivitas dan ide-ide (gagasan) pada masa lampau (Sedyawati, 1977: 214). Mengingat tinggalan arkeologi yang banyak mengandung nilai religi dan estetika yang tinggi serta sangat besar nilainya dalam usaha untuk merekontruksi sejarah baik itu sejarah lokal maupun sejarah nasional, maka penulis tertarik untuk mengkaji terkait dengan tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Tinggalan-tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan ditemukan pada tahun 2014 yaitu saat tumbangnya sebuah pohon beringin besar di tengah-tengah sawah yang dikenal sangat angker oleh masyarakat setempat. Tinggalan arkeologi di pura tersebut memiliki keunikan tersendiri seperti arca Ganesa yang bentuknya berbeda dengan arca Ganesa pada umumnya yakni berbentuk sederhana tanpa hiasan, bertangan dua dengan sikap kakibersila. Terdapat juga tinggalan arkeologi berupa fragmen arca, fragmen-fragmen bangunan seperti: umpak/penyangga bangunan dan kemuncak. Tinggalan arkeologi tersebut sangat disakralkan oleh masyarakat desa Sukawati, dan tempat ditemukannya tinggalan arkeologi tersebut sekarang disebut Pura Subak Bubunan. 2. Pokok Permasalahan 87
3 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut : a. Bagaimana bentuk tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan? b. Apakah fungsi tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan? 3. Tujuan Penelitian Tujuaan umum dari penelitian ini adalah mencoba merekontruksi sejarah kebudayaan khususnya sejarah lokal kehidupan masyarakat masa lampau melalui tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan. Secara khusus tujuan penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan diatas,yaitu untuk mendeskripsikan bentuk dan mengetahui fungsi tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. 4. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pertama pengumpulan data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data-data tersebut dapat bersumber dari naskah, wawancara, catatan lapangan, maupun sebuah dokumen yang kemudian dideskripsikan, dirangkai, serta disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas dari suatu permasalahan yang akan diteliti. Data yang telah terkumpul selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan teori fungsional. Penggunaan teori dalam pengembangan data juga didukung dengan beberapa analisis yakni analisis kualitatif, ikonografi, dan kontekstual sehingga memudahkan penulis dalam mengkaji dan memecahkan permasalahan penelitian. 5. Hasil dan Pembahasan Tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan yakni 1 arca Ganesa, 1 fragmen arca, serta fragmen-fragmen bangunan berupa 3 umpak dan 1 kemuncak. Tinggalan yang berupa arca Ganesa di Pura Subak Bubunan berbeda dengan arca Ganesa pada umumnya, apabila ditinjau dari sikap duduk dan hiasan pada arca. Arca Ganesa di Pura Subak Bubunan diwujudkan dalam bentuk sederhana, naturalis, polos, tanpa hiasan, serta berkapala gundul. Digambarkan dengan wujud manusia berkepala 88
4 gajah, tambun, dan perut buncit. Arca ini tidak berisi hiasan pada bagian kepala, tubuh, dan kaki seperti hiasan mahkota, ikat dada (upawita), ikat perut (udhara bandha), kain, ikat pinggang (makhala), gelang tangan (kankana). Sikap duduk bersila (swastikasana) dengan kedua kaki terletak menempel erat pada kedua lutut, yang merupakan ciri khusus dari arca ini yang berbeda dengan penggambaran arca Ganesa pada umumnya. Kedua tangan ditekuk ke depan di atas paha, telapak tangan kiri memegang belalai, dan tangan kanan seperti memegang sesuatu yang biasanya gading tetapi tidak jelas karena kondisinya aus. Arca ini digambarkan duduk di atas lapik tanpa hiasan. Raut wajahnya telah aus, hanya terlihat sosok kepala dengan belalai sebagai ciri utama, bahwa tokoh yang diarcakan adalah Ganesa. Bagian permukaan wajah seperti mata, raut kening, mulut, taring tidak terlihat karena aus. Terkait dengan perbedaan dalam penggambaran arca tersebut dianggap sebagai kreativitas dan daya mental untuk menggambarkan konsep-konsep keagamaan serta wujud visual dari pemahatnya, meskipun pada beberapa bagiannya yang tetap terikat dalam suatu tradisi dan aturan dalam penciptaan arca (Sedyawati, 2009: 62). Selanjutnya, mengenai fragmen arca yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut mengingat kondisinya telah pecah dan patah, fragmen-fragmen bangunan berupa umpak/penyangga tiang bangunan bentuknya bulat memanjang ke atas dan pada bagian ujungnya terdapat lubang, serta terdapat kemuncak berbentuk persegi yang atasnya terdapat bulatan. Fungsi tinggalan arkeologi di Pura Subak Bubunan yakni apabila ditinjau dari masing-masing tinggalan berupa arca Ganesa dan fragmen bangunan, sudah tentu memiliki fungsi yang berbeda pada masa lampau.sumber-sumber pustaka yang menyebutkan asal-usul Ganesa, terdapat sumber yang menyebutkan bahwa Ganesa diciptakan oleh Siwa, Parwati atau keduanya. Terdapat juga sumber yang menyebutkan bahwa Ganesa adalah bentuk asli dari Krisna. Kitab Siwa Purana menceritakan bahwa dengan kekuatannya Parwati menciptakan seorang pengawal yang bernama Vignesvara. Diceritakan pada suatu hari ketika Siwa ingin bertemu dengan Parwati, Siwa dihalangi oleh Vignesvara yang sebelumnya telah menerima pesan dari Parwati agar siapapun tidak diperbolehkan mengganggunya, sedangkan Vignesvara dan Siwa tidak saling kenal. Siwa yang merasa dihalangi merasa sangat marah sehingga terjadi pertempuran. 89
5 Siwa yang mendapat bantuan dari dewa-dewa lainnya ternyata kalah dalam pertempuran tersebut, sehingga Wisnu datang untuk membantu dan berhasil memenggal kepala Vignesvara. Mengetahui pengawal yang diciptakannya kalah, Parwati yang sangat marah kemudian menciptakan banyak dewi-dewi untuk menghadapi para dewa tersebut. Narada yang melihat kejadian tersebut lalu turun untuk mendamaikan kedua belah pihak. Parwati bersedia untuk berdamai dengan syarat, Vignesvara agar dihidupkan kembali. Siwa yang menyanggupi syarat tersebut kemudian memerintahkan seorang dewa untuk memenggal kepala makhluk yang pertama ditemuinya, dan kebetulan yang pertama dijumpai adalah seekor gajah, maka dipenggalnya kepala gajah tersebut lalu disambungkan pada tubuh Vignesvara yang tanpa kepala itu. Nama Ekadanta diberikan karena kepala gajah yang telah dipenggal tersebut hanya bertaring satu (Maulana, 1984: 76-77). Ganesa dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, kesuburan, dan penghancur segala rintangan. Oleh karena itu, Ganesa di puja di banyak tempat. Sebagai dewa ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Ganesa dipuja sebagai istadewata oleh banyak orang. Ganesa dihubungkan dengan sifat gana sebagai wighna-ghna yang berarti pengganggu-gangguan, jadi Ganesa difungsikan sebagai pembasmi dari segala yang akan mengganggu. Ganesa biasanya diletakkan pada tempat-tempat dimana terdapat bahaya dengan tujuan untuk melawan rintangan yang bersifat magis, seperti penyeberangan sungai, lereng-lereng yang berbahaya, sumber uap belerang, dan lembah-lembah angker (Goris, 1974: 27). Selanjutnya, mengenai fungsi fragmenfragmen bangunan di Pura Subak Bubunan yang berupa kemuncak dan umpak memiliki fungsi yang berbeda pada masa lampau. Kemuncak pada umumnya berfungsi sebagai hiasan yang terletak pada sudut-sudut atap suatu bangunan. Selanjutnya, umpak pada umumnya berfungsi sebagai tiang penyangga suatu bangunan. Fragmen bangunan yang terdapat di Pura Subak Bubunan jika dikaitkan dengan tinggalan arkeologi lainnya berupa arca Ganesa, kemungkinan bahwa pada masa lampau di tempat ini pernah berdiri suatu bangunan suci.hal tersebut didasarkan atas penggunaan arca oleh masyarakat masa lampau sebagai media pemujaan terhadap dewa yang dianutnya dengan menggunakan arca dewa. Pemujaan tersebut dilakukan pada sebuah candi 90
6 ataupun bangunan suci yang merupakan tempat berstananya para dewa, dan secara tidak langsung dapat diketahui bahwa arca tersebut pada masa lampau diletakkan pada sebuah candi atau bangunan suci. Tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan mengalami pergeseran fungsi, yakni pada saat ini tinggalan tersebut difungsikan sebagai pemujaan untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari marabahaya, serta keberhasilan hasil panen para petani. Menurut tokoh masyarakat Sukawati, I Nyoman Pudja Antara (Wawancara, 25 April 2016), setiap pujawali di Pura Dalem Gede Sukawati, masyarakat juga menghaturkan sesajen pada tinggalan arkeologi yang tersimpan di Pura Subak Bubunan dengan tujuan agar pujawali berjalan dengan lancar. Pura Dalem adalah tempat pemujaan Siwa dan Parwati yang merupakan ayah dan ibu dari Ganesa, yang ketiganya berhubungan juga terkait dengan keamanan desa. Bagi masyarakat Bali umumnya, salah satu fungsi Pura Dalem yaitu sebagai tempat untuk memohon keselamatan desa, demikian juga dalam berbagai acara yang diselenggarakan masyarakat. Hal ini mengingatkan kita kepada cerita-cerita mengenai fungsi Ganesa sebagai Dewa Pertama yang harus dipuja sebelum memuja Dewa Utama, yaitu Siwa dan sakti-nya. Pura Subak Bubunan merupakan pura yang difungsikan oleh warga subak atau masyarakat yang bergerak di bidang pertanian untuk memohon kesuburan. Menurut tokoh masyarakat Sukawati, tinggalan arkeologi yang disimpan di Pura Subak Bubunan dijadikan media pemujaan untuk memohon keselamatan pertanian serta hasilnya, hal ini menunjukkan jika pura Subak dan arca Ganesa berkaitan dengan kesuburan. Setiap rainan seperti Purnama, Tilem dan Kajeng Kliwon, para petani setempat biasanya menghanturkan sesajen untuk memohon keselamatan. Selain itu, menurut penuturan salah satu petani I Wayan Duaja (Wawancara, 27 April 2016), setiap panen para petani menghaturkan sebagian hasil panennya sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih karena keberhasilan panennya. Hal ini terkait dengan fungsi Ganesa sebagai penguasa keberhasilan panen, penghalau hama tanaman, dan merupakan sosok teladan karena kebijaksanaan-nya untuk mencapai kemakmuran. 91
7 6. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis, memberi gambaran mengenai bentuk tinggalan arkeologi di Pura Subak Bubunan yakni ditinjau dari tinggalan arca Ganesa yang sangat sederhana/tanpa hiasan, sehingga berbeda dengan arca Ganesa pada umumnya. Arca Ganesa yang terdapat di Pura Subak Bubunan, selain bentuknya yang sederhana/tanpa hiasan, juga memiliki keunikan yakni bertangan dua dengan sikap kaki bersila (Swastikasana). Terdapat juga tinggalan berupa fragmen arca yang kondisinya telah pecah dan patah. Selain itu, terdapat juga tinggalan fragmen-fragmen bangunan yang berbentuk umpak/penyangga tiang bangunan dan kemuncak. Fungsi tinggalan arkeologi di Pura Subak Bubunan di tengah-tengah masyarakat Desa Sukawati yakni apabila ditinjau dari masing-masing tinggalan berupa arca Ganesa dan fragmen bangunan, sudah tentu memiliki fungsi yang berbeda pada masa lampau. Tinggalan arkeologi yang terdapat di Pura Subak Bubunan mengalami pergeseran fungsi, yakni pada saat ini tinggalan tersebut difungsikan sebagai pemujaan untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari marabahaya, serta keberhasilan hasil panen para petani. 7. Daftar Pustaka Ardika, I Wayan Pusaka Budaya Pariwisata. Denpasar: Pustaka Larasan. Goris, R Sekte-sekte di Bali. Jakarta: Bhratara. Maulana, Ratnaesih Ikonografi Hindu. Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sedyawati, Edi Pemerincian Unsur dalam Analisa Arca. Pertemuan Ilmiah Arkeologi I (PIA), Hal: , Jakarta: Pusat penelitian Purbakala dan Nasional Ikonografi Hindu: Dari Sumber-Sumber Prosa Jawa Kuna, dalam Saiwa dan Bauddha di Masa Jawa Kuna. Hal: 35-72, Denpasar: Widya Dharma. Setiawan, I Ketut Pengantar Arkeologi I. Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana. 92
(Keywords: archaeological relics, form, function, religious background)
TINGGALAN AREKOLOGI DI PURA DANGKA TAMBAWU DENPASAR: KAJIAN BENTUK, FUNGSI, DAN LATAR BELAKANG KEAGAMAAN Dewa Gede Yadhu Basudewa email: yadhu_basudewa@yahoo.com Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra
Lebih terperinciARCA PERWUJUDAN PENDETA DI PURA CANDI AGUNG DESA LEBIH, KABUPATEN GIANYAR
ARCA PERWUJUDAN PENDETA DI PURA CANDI AGUNG DESA LEBIH, KABUPATEN GIANYAR I Gde Putu Surya Pradnyana email: putusuryapradnyana130.ps@gmail.com Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra Dan Budaya Universitas
Lebih terperinciPerkembangan Bentuk Dan Fungsi Arca-Arca Leluhur Pada Tiga Pura Di Desa Keramas Blahbatuh Gianyar Suatu Kajian Etnoarkeologi
Perkembangan Bentuk Dan Fungsi Arca-Arca Leluhur Pada Tiga Pura Di Desa Keramas Blahbatuh Gianyar Suatu Kajian Etnoarkeologi Made Reisa Anggarini 1, I Wayan Redig 2, Rochtri Agung Bawono 3 123 Program
Lebih terperinciTipologi Miniatur Candi dan Perbandingannya dengan Fragmen Bangunan Kuno di Desa Pejeng dan Bedulu
Tipologi Miniatur Candi dan Perbandingannya dengan Fragmen Bangunan Kuno di Desa Pejeng dan Bedulu Dewa Gede Kurniawan Anugrah 1*, I Wayan Redig 2, Anak Agung Gde Aryana 3 123 Program Studi Arkeologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Dengan demikian peninggalan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Peninggalan benda-benda purbakala merupakan warisan budaya yang mengandung nilai sejarah yang sangat tinggi. Dengan demikian peninggalan purbakala
Lebih terperinciPengelolaan Situs Candi Wasan Pascapemugaran dalam Upaya Meningkatkan Pariwisata Budaya Berbasis Masyarakat
Pengelolaan Situs Candi Wasan Pascapemugaran dalam Upaya Meningkatkan Pariwisata Budaya Berbasis Masyarakat Putu Ayu Surya Andari 1*, I Gusti Ngurah Tara Wiguna 2, Zuraidah 3 123 Program Studi Arkeologi
Lebih terperinciTINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI DESA BASANGALAS, KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANGASEM. Kadek Yogi Prabhawa Program Studi Arkeologi
1 TINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI DESA BASANGALAS, KECAMATAN ABANG, KABUPATEN KARANGASEM Kadek Yogi Prabhawa Program Studi Arkeologi Abstrak Archeology studies try to reconstruct human culture in the past
Lebih terperinciKUBUR BATU (RETI) DI KAMPUNG KAWANGU KECAMATAN PANDAWAI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
KUBUR BATU (RETI) DI KAMPUNG KAWANGU KECAMATAN PANDAWAI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Ni Nyoman Ayu Vidya Trisna Prilyandani 1*, I Wayan Ardika 1, Coleta Palupi Titasari 3 [123] Program
Lebih terperinciPEMANFAATAN POTENSI WARISAN BUDAYA PURA MEDUWE KARANG DI DESA KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN PARIWISATA
PEMANFAATAN POTENSI WARISAN BUDAYA PURA MEDUWE KARANG DI DESA KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN PARIWISATA Elfrida Rosidah Simorangkir Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Candi merupakan istilah untuk menyebut bangunan monumental yang berlatar belakang Hindu atau Buddha di Indonesia, khususnya di Jawa. Orangorang di Jawa Timur menyebut
Lebih terperinciDewa Gede Yadhu Basudewa. Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Jl. Pulau Nias No. 13, Denpasar
ARCA BERWAHANA NANDI DI PURA PUSEH BATUBULAN, KECAMATAN SUKAWATI, GIANYAR A Nandi-Riding Statue at Puseh Batubulan Temple, Sukawati District, Gianyar Regency Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sejarah kebudayaannya dipengaruhi oleh kebudayaan India. Salah satu pengaruh kebudayaan India ialah dalam aspek religi, yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.
Lebih terperinciKata Kunci : bentuk, fungsi arca, dan periodisasi
ABSTRAK Kemajuan budaya dalam suatu masyarakat dapat diketahui dari tradisitradisi yang ditelusuri dari peninggalannya di masa lampau. Kesenian membuat patung atau arca memiliki akar kebudayaan yang sangat
Lebih terperinciFUNGSI DAN PERANAN TINGGALAN ARKEOLOGI DI PURA YEH GANGGA DESA PEREAN KABUPATEN TABANAN
SKRIPSI FUNGSI DAN PERANAN TINGGALAN ARKEOLOGI DI PURA YEH GANGGA DESA PEREAN KABUPATEN TABANAN KOMANG ARY PURWANINGSIH NIM 1101405004 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 FUNGSI DAN
Lebih terperinciBAB 2 DESKRIPSI UMUM DAN BENTUK PENGGAMBARAN BATU BERELIEF
BAB 2 DESKRIPSI UMUM DAN BENTUK PENGGAMBARAN BATU BERELIEF Deskripsi terhadap batu berelief dilakukan dengan cara memulai suatu adegan atau tokoh dari sisi kiri menurut batu berelief, dan apabila terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun
Lebih terperinciornamen yang disakralkan. Kesakralan ornamen ini berkaitan dengan lubang pintu kori agung yang difungsikan sebagai jalur sirkulasi yang sifatnya sakra
UNDAGI Jurnal Arsitektur Warmadewa, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2016, Hal 48-55 ISSN 2338-0454 TIPOLOGI ORNAMEN KARANG BHOMA PADA KORI AGUNG PURA DI KECAMATAN BLAHBATUH, GIANYAR Oleh: I Kadek Merta Wijaya,
Lebih terperinciKata Kunci: Punden Berundak, Sumber Belajar Sejarah. Dosen Pembimbing Artikel
Eksistensi Punden Berundak di Pura Candi Desa Pakraman Selulung, Kintamani, Bangli (Kajian Tentang Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah) Oleh : I Wayan Pardi, (NIM 0914021066), (e-mail:
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 145 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN HIASAN GARUDEYA DI KABUPATEN SIDOARJO SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA PERINGKAT PROVINSI GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciARCA MEGALITIK DI PURA SIBI AGUNG, DESA PAKRAMAN KESIAN,GIANYAR, BALI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA BERDASARKAN KURIKULUM
ARTIKEL Judul ARCA MEGALITIK DI PURA SIBI AGUNG, DESA PAKRAMAN KESIAN,GIANYAR, BALI, DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 Oleh MADE ANGGA SETIAWAN 1014021020
Lebih terperinciRELIEF TANTRI DI PERTAPAAN GUNUNG KAWI BEBITRA DESA BITERA, GIANYAR. I Putu Yogi Sudiana Program Studi Arkeologi
1 RELIEF TANTRI DI PERTAPAAN GUNUNG KAWI BEBITRA DESA BITERA, GIANYAR I Putu Yogi Sudiana Program Studi Arkeologi Abstrak Relief of Tantri that is located in Pertapaan Gunung Kawi Bebitra. This area located
Lebih terperinciKEHARMONISAN DALAM TINGGALAN ARKEOLOGI DI PURA DANGKA, TEMBAU, DENPASAR Harmony in the Archaeological Remains in the Dangka Temple, Tembau, Denpasar
KEHARMONISAN DALAM TINGGALAN ARKEOLOGI DI PURA DANGKA, TEMBAU, DENPASAR Harmony in the Archaeological Remains in the Dangka Temple, Tembau, Denpasar Balai Arkeologi Bali Jl. Raya Sesetan No. 80 Denpasar
Lebih terperinciPROSES PEMBENTUKAN BUDAYA TINGGALAN ARKEOLOGI DI KABUPATEN BADUNG Cultural Formation Process of Archaeological Remains in Badung Regency
PROSES PEMBENTUKAN BUDAYA TINGGALAN ARKEOLOGI DI KABUPATEN BADUNG Cultural Formation Process of Archaeological Remains in Badung Regency Balai Arkeologi Denpasar Jl. Raya Sesetan No. 80 Denpasar 80223
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Candi merupakan peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Candi merupakan peninggalan arsitektural yang berasal dari masa klasik Indonesia, yaitu masa berkembangnya kebudayaan yang berlatar belakang agama Hindu-Budha, yang
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA
1 ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA Ida Ayu Diah Rarasathi Kusumadarma Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana ABSTRACT The research of structure and function
Lebih terperinciISSN : /Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI
ISSN : 0854-3232 574/Akred/P2MI-LIPI/07/2014 Volume 28, Nomor 3, November 2015 SERI PENERBITAN FORUM ARKEOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI ARKEOLOGI DENPASAR 2015 i ISSN : 0854-3232 574/Akred/P2MI-LIPI/07/2014
Lebih terperinciI Wayan Suantika. Balai Arkeologi Denpasar Jl.Raya Sesetan No.80, Denpasar
TINGGALAN ARKEOLOGI DI PURA PUSEH KIADAN, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG: KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI The Archaeologial Remains at Puseh Kiadan Temple, District of Petang, Badung Regency: Study of Form
Lebih terperinciANALISIS BATU BATA. A. Keletakan
ANALISIS BATU BATA Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat dipastikan bahwa di Situs Sitinggil terdapat struktur bangunan berciri masa prasejarah, yaitu punden berundak. Namun, berdasarkan pada hasil
Lebih terperinciARCA GARUDA WISNU DI PURA GELANG AGUNG, BUANGGA, GETASAN, PETANG, BADUNG GARUDA WISNU STATUE AT GELANG AGUNG TEMPLE, BUANGGA, GETASAN, PETANG, BADUNG
Forum Arkeologi Volume 26, Nomor 1, April 2013 (38-51) ARCA GARUDA WISNU DI PURA GELANG AGUNG, BUANGGA, GETASAN, PETANG, BADUNG GARUDA WISNU STATUE AT GELANG AGUNG TEMPLE, BUANGGA, GETASAN, PETANG, BADUNG
Lebih terperinciEksistensi Gamelan Selonding di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali
Eksistensi Gamelan Selonding di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali Ni Putu Diah Paramitha Ganeshwari 1*, A.A. Ngr. Anom Kumbara 2, I Nyoman Suarsana 3 Program Studi Antropologi
Lebih terperinciDinamika Pertumbuhan Kerajinan Kayu Di Desa Singakerta Kiriman: Drs. I Dewa Putu Merta, M.Si., Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar.
Dinamika Pertumbuhan Kerajinan Kayu Di Desa Singakerta Kiriman: Drs. I Dewa Putu Merta, M.Si., Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar. Kerajinan kayu di desa Singakerta mengalami pertumbuhan yang sangat dinamis.
Lebih terperinciFUNGSI SITUS PAGAR BATU DI DESA PARDOMUAN, SIMANINDO, SAMOSIR, SUMATERA UTARA
1 FUNGSI SITUS PAGAR BATU DI DESA PARDOMUAN, SIMANINDO, SAMOSIR, SUMATERA UTARA Anugrah Syahputra Singarimbun Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra dan Budaya Unud Abstract Archeology studies attempting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia. Setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan
Lebih terperinciPENGELOLAAN SITUS PURA MAOSPAHIT TONJA DENPASAR DALAM UPAYA PELESTARIANNYA
PENGELOLAAN SITUS PURA MAOSPAHIT TONJA DENPASAR DALAM UPAYA PELESTARIANNYA Luh Putu Sri Sugandhini Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Udayana ABSTRACT Based on the fact in a pattern of religious
Lebih terperinciCagar Budaya Candi Cangkuang
Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain
Lebih terperinciARTIKEL. Judul. Oleh I WAYAN GUNAWAN
ARTIKEL Judul Identifikasi Arca Megalitik di Pura Ulun Suwi Desa Pakraman Selulung (Kajian tentang Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran IPS pada SMP berdasarkan Kurikulum 2013). Oleh I WAYAN
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA
NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA Oleh Ni Made Ardani Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar made.ardani6@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciKata Kunci: Lingga Yoni., Sarana Pemujaan., Dewi Danu
ESENSI LINGGA YONI DI PURA BATUR NING DESA PAKRAMAN SAYAN, KECAMATAN UBUD, KABUPATEN GIANYAR OLEH: I NYOMAN SUDIANA Email : sudiana_syn@yahoo.com Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Pembimbing I I Ketut
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN
BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN Para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pembagian gaya seni candi masa Majapahit maupun Jawa Timur antara lain adalah: Pitono Hardjowardojo (1981), Hariani Santiko
Lebih terperinciPERUBAHAN FUNGSI TINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI DESA BEDULU, KECAMATAN BLAHBATUH, KABUPATEN GIANYAR
PERUBAHAN FUNGSI TINGGALAN TRADISI MEGALITIK DI DESA BEDULU, KECAMATAN BLAHBATUH, KABUPATEN GIANYAR Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Arkeologi Universitas Udayana I WAYAN EDI SUANTARA
Lebih terperinciUPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)
UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu) Oleh Ni Luh Setiani Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar niluhsetiani833@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRAK. ABSTRACT... DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR LAMPIRAN..
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Desain Stage Properti Tari Kreasi Baru Satrianing Ganesha PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn DIPENTASKAN PADA PARADE GONG KEBYAR DEWASA DUTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian pustaka merupakan suatu pustaka yang dijadikan pedoman dalam melakukan suatu penelitian yang sering disebut
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS
BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS IV.1 Karakteristik Kosmis-Mistis pada Masyarakat Jawa Jika ditinjau dari pemaparan para ahli tentang spiritualisme
Lebih terperinciTIPOLOGI MINIATUR CANDI DAN PERBANDINGANNYA DENGAN FRAGMEN BANGUNAN KUNO DI DESA PEJENG DAN BEDULU
ii TIPOLOGI MINIATUR CANDI DAN PERBANDINGANNYA DENGAN FRAGMEN BANGUNAN KUNO DI DESA PEJENG DAN BEDULU Skripsi ini disampaikan kepada Panitia Ujian Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Indonesia yang strategis terletak di antara benua Asia dan Australia, sehingga menyebabkan berbagai suku bangsa telah memasuki kepulauan nusantara mulai dari
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: sarkofagus, bentuk perubahan fungsi, penyebab perubahan fungsi, makna perubahannya.
i ABSTRAK Sarkofagus merupakan salah satu media penguburan yang berasal dari masa perundagian, ialah suatu tingkat perkembangan kehidupan manusia yang dipandang sejajar dengan masa urbanisasi di Eropa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Barong Landung Durga PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN MASK TAKSU OF SINGAPADU Bentara Budaya Bali FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT
Lebih terperinciSOSIALISASI SUBAK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA KEPADA SISWA SMU DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR
SOSIALISASI SUBAK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA KEPADA SISWA SMU DI KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN GIANYAR WAYAN WINDIA, I WAYAN WIDYANTARA, AAA WULANDIRA SDJ, PUTU UDAYANI WIJAYANTI, IDA AYU LISTIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai salah satu penyimpanan naskah-naskah kuna warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai penyimpanan naskah-naskah
Lebih terperinciAplikasi Motif Hias Tinggalan ArkeologiMasa Hindu-Budha Menjadi Motif Hias Batik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Trowulan
Aplikasi Motif Hias Tinggalan ArkeologiMasa Hindu-Budha Menjadi Motif Hias Batik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Trowulan Kinanti Husnun Anggraini 1*, Rochtri Agung Bawono 2, Coleta Palupi Titasari 3
Lebih terperinciPANDANGAN CIVITAS AKADEMIA UII MENGENAI CANDI KIMPULAN DI KAMPUS TERPADU UII YOGYAKARTA
PANDANGAN CIVITAS AKADEMIA UII MENGENAI CANDI KIMPULAN DI KAMPUS TERPADU UII YOGYAKARTA Irfanuddin Wahid Marzuki (Balai Arkeologi Manado) Abstrak The slopes of Mount Merapi are found the remains of the
Lebih terperinciPENGARCAAN DI CANDI BUMIAYU SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS TERPADU (SEJARAH)
PENGARCAAN DI CANDI BUMIAYU SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS TERPADU (SEJARAH) Oleh: Susilawati*, Sukardi** *Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Palembang **Dosen Program Studi
Lebih terperinciUNSUR BIROKRASI KEMASYARAKATAN DESA SUKAWANA PADA MASA BALI KUNO: KAJIAN BERDASARKAN DATA PRASASTI SUKAWANA D
1 UNSUR BIROKRASI KEMASYARAKATAN DESA SUKAWANA PADA MASA BALI KUNO: KAJIAN BERDASARKAN DATA PRASASTI SUKAWANA D I Wayan Wirtawan Program Studi Arkeologi Abstrak The Sukawana D epigraphy is one of culture
Lebih terperinciPENINGGALAN PURBAKALA DI PURA SUBAK APUAN, SINGAPADU, SUKAWATI, GIANYAR, BALI (SEJARAH, STRUKTUR DAN POTENSINYA) SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA
ARTIKEL Judul PENINGGALAN PURBAKALA DI PURA SUBAK APUAN, SINGAPADU, SUKAWATI, GIANYAR, BALI (SEJARAH, STRUKTUR DAN POTENSINYA) SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA OLEH : NI WAYAN DEWI LASMI 1114021004
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah
BAB V KESIMPULAN 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual Kuningan Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah merupakan seni pertunjukan yang biasa tetapi merupakan pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan suatu ritus kehidupan yang dilalui baik oleh individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu ritus kehidupan yang dilalui baik oleh individu maupun oleh kelompok masyarakat, sehingga melalui ritus kehidupan, kebudayaan dapat dialami
Lebih terperinciDavid J. Stuart Fox, penulis buku Pura Besakih; Pura, Agama,
IDG Windhu Sancaya Pura Besakih: Di antara Legenda dan Sejarah Penguasa Bali IDG Windhu Sancaya* Judul buku : Pura Besakih; Pura, Agama, dan Masyarakat Bali Penulis : David J. Stuart Fox Penerjemah: Ida
Lebih terperinciA. A. Gde Bagus. Balai Arkeologi Denpasar Jl. Raya Sesetan No. 80, Denpasar
ARCA GANESA BERTANGAN DELAPAN BELAS DI PURA PINGIT MELAMBA BUNUTIN, KINTAMANI, BANGLI Eighteen-Handed Ganesa Statue at Pingit Melamba Temple in Bunutin Village, Kintamani, Bangli Balai Arkeologi Denpasar
Lebih terperinciTAMAN NARMADA BALI RAJA TEMPLE IN PAKRAMAN TAMANBALI VILLAGE, BANGLI, BALI (History, Structure and Potential Resource For Local History) ABSTRACT
PURA TAMAN NARMADA BALI RAJA DI DESA PAKRAMAN TAMANBALI, BANGLI, BALI (Sejarah, Struktur, dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal) Oleh : Ni Wayan Eka Krisna Yanti, (NIM 0914021029), (niwayanekakrisnayanti@yahoo.com)
Lebih terperinciVerifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Verifikasi dan Validasi Pembelajaran, Warisan Budaya Tak Benda dan Kelembagaan. Kab. Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Foto tanggal 06 07 Agustus 2016 Pusat Data dan
Lebih terperinciKreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi
Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN PUPUTAN KLUNGKUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL
IDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN PUPUTAN KLUNGKUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL Oleh I Kadek Dwipayana, (NIM. 0914021009), (e-mail: ikadek_dwipayana@yahoo.com) I Wayan Mudana *) Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPATULANGAN BAWI SRENGGI DALAM PROSESI NGABEN WARGA TUTUAN DI DESA GUNAKSA, KABUPATEN KLUNGKUNG (Kajian Estetika Hindu)
PATULANGAN BAWI SRENGGI DALAM PROSESI NGABEN WARGA TUTUAN DI DESA GUNAKSA, KABUPATEN KLUNGKUNG (Kajian Estetika Hindu) Oleh I Wayan Agus Gunada Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Abstrak Ngaben merupakan
Lebih terperinciMENGAPA SENIMAN MEMAHATKAN FIGUR RAKSASA MENARI PADA BATUR BIARO BAHAL I? (Sebuah Tinjauan Semiotika Piercian)
MENGAPA SENIMAN MEMAHATKAN FIGUR RAKSASA MENARI PADA BATUR BIARO BAHAL I? (Sebuah Tinjauan Semiotika Piercian) Andri Restiyadi Balai Arkeologi Medan Abstract In the Piercian Semiotics, a reliefs can be
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tradisi lisan di tengah kemajuan peradaban umat manusia yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi lisan di tengah kemajuan peradaban umat manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi modern. Tradisi lisan
Lebih terperinciTARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA
PENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA oleh : Ida Bagus Miswadanta Pradaksa Sagung Putri M.E Purwani Bagian Hukum dan
Lebih terperinciAKTIVITAS KEAGAMAAN DI SITUS PURA PUSEH WASAN Religious Activities in Pura Puseh Wasan Site
AKTIVITAS KEAGAMAAN DI SITUS PURA PUSEH WASAN Religious Activities in Pura Puseh Wasan Site Luh Suwita Utami Balai Arkeologi Denpasar Jl. Raya Sesetan No 80, Denpasar 80223 Email: niluh_sudra@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai pelosok tanah air termasuk daerah Bali, sesungguhnya sudah sejak lama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pengelolaan terhadap tinggalan arkeologi yang ditemukan di berbagai pelosok tanah air termasuk daerah Bali, sesungguhnya sudah sejak lama dilakukan oleh
Lebih terperinci1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan
Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Realisasi pelestarian nilai-nilai tradisi dalam berkesenian, bersinergi dengan
Lebih terperinciOLEH : I NENGAH KADI NIM Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pembimbing I
EKSISTENSI PALINGGIH RATU AYU MAS SUBANDAR DI PURA DALEM BALINGKANG DESA PAKRAMAN PINGGAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI (Perspektif Teologi Hindu) OLEH : I NENGAH KADI NIM. 09.1.6.8.1.0150 Email
Lebih terperinciKONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK
1 KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK oleh Ni Putu Ika Nopitasari Suatra Putrawan Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Tri Hita Karana is a basic concept that have been
Lebih terperinciTEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA. Ida Ayu Putri Pertiwi
1 TEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA Ida Ayu Putri Pertiwi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRACT Research on the " Text Drama
Lebih terperinciPERANAN RELIGI DALAM PEMERINTAHAN RAJA JAYAPANGUS (Berdasarkan Data Prasasti) Ni Luh Gede Ayu Febriyanthi Program Studi Arkeologi.
1 PERANAN RELIGI DALAM PEMERINTAHAN RAJA JAYAPANGUS (Berdasarkan Data Prasasti) Ni Luh Gede Ayu Febriyanthi Program Studi Arkeologi Abstrak Most of the inscriptions issued by the kings of ancient Bali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Burung Garuda dalam sejarahnya merupakan makhluk mitologi yang banyak dimunculkan dalam ajaran agama Hindu dan Buddha. Dalam legenda agama Hindu, Garuda diyakini sebagai
Lebih terperinciRUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH
RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH Reny Kartika Sary Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang Email : renykartikasary@yahoo.com Abstrak Rumah Limas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penggambaran proses budaya masa lalu (Binford, 1972: 78-79). 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peninggalan hasil kebudayaan manusia di Indonesia sangat banyak tetapi yang dapat dijadikan sebagai data arkeologis sangat terbatas, salah satunya adalah relief yang
Lebih terperinciARTIKEL KARYA SENI KAJIAN ESTETIS DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI TELEK DI DESA JUMPAI KABUPATEN KLUNGKUNG
ARTIKEL KARYA SENI KAJIAN ESTETIS DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI TELEK DI DESA JUMPAI KABUPATEN KLUNGKUNG Oleh : NI KADEK YUNIARI DEWI PROGRAM STUDI S-1 SENDRATASIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT
Lebih terperinciPERBANDINGAN NILAI BUDAYA DALAM DONGENG JEPANG DAN DONGENG BALI. Abstract
1 PERBANDINGAN NILAI BUDAYA DALAM DONGENG JEPANG DAN DONGENG BALI Ida Bagus Gede Candra Prayoga Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana Abstract Cultural values are
Lebih terperinciPOTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR
POTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN GIANYAR oleh Dewa Gde Ari Surya Wibawa Cok Istri Anom Pemayun Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas HukumUniversitas Udayana ABSTRACT Gianyar
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN AGAMA HINDU 62
PENERAPAN TRI HITA KARANA DALAM MEMBANGUN KEHARMONISAN MASYARAKAT TRANSMIGRASI HINDU ASAL BALI DI DESA NUSA AGUNG KABUPATEN OKU TIMUR SUMATERA SELATAN (Kajian Filosofis) Oleh I Wayan Sudarma, Relin D.E,
Lebih terperinciUPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)
UPACARA NGEREBEG DI PURA DUUR BINGIN DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG KABUPATEN GIANYAR (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Oleh Ni Putu Ayuk Denyka Mayrina Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM DI BIDANG TEKNIS TENAGA KERJA MAINTENANCE PADA PT. AEROFOOD CATERING SERVICE DENPASAR BALI
SKRIPSI PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM DI BIDANG TEKNIS TENAGA KERJA MAINTENANCE PADA PT. AEROFOOD CATERING SERVICE DENPASAR BALI KOMANG ALIT ADNYA SARI DEWI NIM 1203005016 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN
BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN Tinjauan seni bangun (arsitektur) kepurbakalaan di Padang Lawas dilakukan terhadap biaro yang masih berdiri dan
Lebih terperinciABSTRAK Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Skripsi
ABSTRAK Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Skripsi A. Nama : I Made Suarditya B. Judul : Strategi Pengembangan Banjar Samu, Singapadu Kaler Sebagai Desa Wisata
Lebih terperinciINTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
Lebih terperinciKEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN
1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN Putu Sosiawan Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstrak The
Lebih terperinciDESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG GERAKAN PELESTARIAN KERAJINAN SALANG DI DESA SUKAWATI
Jurnal Ilmiah Strata 1 (S1) DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG GERAKAN PELESTARIAN KERAJINAN SALANG DI DESA SUKAWATI Oleh : Putu Esa Astawayana Suaryadala 2010 06 025 Desain Komunikasi Visual
Lebih terperinciTUTUR SRI AJI JAYA KASUNU: KAJIAN BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA. Ida Bagus Gede Ariwangsa. Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya
1 TUTUR SRI AJI JAYA KASUNU: KAJIAN BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA Ida Bagus Gede Ariwangsa Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Abstract: Efforts to explore the socio-cultural values is the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah Seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Metode
Lebih terperinciARCA BERCORAK SIWAISTIS DI KOTA DENPASAR, BALI Figurine with Siva Characteristic in Denpasar, Bali. I Wayan Sumerata dan Dewa Gede Yadhu Basudewa
ARCA BERCORAK SIWAISTIS DI KOTA DENPASAR, BALI Figurine with Siva Characteristic in Denpasar, Bali Balai Arkeologi Bali, Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Jl. Raya
Lebih terperincihidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai
pelajaran 6 hidup damai suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai apakah kamu suka hidup damai hidup damai 77 menulis melengkapi
Lebih terperinciAKULTURASI HINDU BUDDHA DI PURA GOA GIRI PUTRI DESA PEKRAMAN KARANGSARI, KECAMATAN NUSA PENIDA, KABUPATEN KLUNGKUNG
1 AKULTURASI HINDU BUDDHA DI PURA GOA GIRI PUTRI DESA PEKRAMAN KARANGSARI, KECAMATAN NUSA PENIDA, KABUPATEN KLUNGKUNG 2007-2014 I Ketut Winata Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Budaya winatasejarah11@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa kebudayaan diantaranya dimulai pada masa prasejarah yang
Lebih terperinci