PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN"

Transkripsi

1 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ 2009 PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Elly Warni Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin Abstrak Penelitian ini bertujuan memebuat statu sstem yang dapat menentukan morfologi normal dan abnormal sel drah merah pada citra digital Penelitiaan ini menggunakan citra normal dan abnormal sel darah merah yang berasal dari Lembaga Penelitian ABX dari Montpeller Perancis, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 175 sampel yang terbagi atas 105 sampel citra latih dan 70 sampel citra uji, dilakukan secara bertahap, yaitu (1) pengolahan citra yang meliputi akuisisi citra, grayscale, dan deteksi tepi, (2) ekstraksiciri, dan (3) identifikasi dengan menggunakan jeringan syaraf tirun yang berupa pelatihan dan pengenalan Kata Kunci: jeringan syaraf tiruan, pengolahan citra, sel darah merah I PENDAHULUAN II TEORI PENUNJANG Morfologi normal dan abnormal dari sel darah merah seorang pasien sangat membantu para dokter dalam mendeteksi suatu penyakit Pada saat ini, analitis tentang morfologi sel darah merah yang dilakukan oleh para dokter dan pihak laboratorium masih dengan cara konvensional, sehingga tidak selalu sama antara dokter yang satu dengan yang lainnya Kondisi fisik, pengetahuan, ketelitian dan konsentrasi dokter sangat menentukan hasil analisis, karena dilakukan dengan pengamatan langsung Selain hal tersebut diatas, jika sel darah merah yang akan diketahui morfologi normal dan abnormalnya cukup banyak, maka akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga Di lain pihak analisis tersebut, tidak menghasilkan bukti citra sehingga tidak dapat dianalisis oleh banyak dokter Peran sistem multimedia, misalnya kamera atau video digital sangat penting untuk mengambil suatu objek penelitian dalam mengenali suatu objek Misalnya berupa gambar atau suara Data berupa citra yang diperoleh dari kamera video atau kamera digital akan melalui tahap pengolahan citra Pengolahan citra merupakan metode atau teknik yang dapat digunakan untuk memproses citra atau gambar dengan jalan memanipulasinya menjadi data gambar yang diinginkan atau keperluan analisis selanjutnya Pengolahan citra dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer Jaringan saraf tiruan adalah salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut Istilah buatan di sini digunakan karena jaringan saraf ini diimplementasikan dengan menggunakan komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran 21 Sel Darah Merah (Eritrosit) Fungsi utama dari sel darah merah (eritrosit) adalah mentransfer hemoglobin Eritrosit normal berbentuk bulat atau agak oval dengan diameter 7 8 mikron (normosit) Dilihat dari samping, eritrosit nampak seperti cakram atau bikonkaf dengan sentral akromia kira-kira ⅓ - ½ diameter sel Dalam mengevaluasi morfologi sel darah merah pada sediaan apus, ada 4 hal yang harus diperlihatkan : 1 bentuknya (shape), 2 ukurannya (size), 3 warnanya (staining), dan 4 struktur intraselluler (structure) (Patologi klinik, 2006) a Morfologi Normal Sel Darah Merah Eritrosit normal kelihatan bundar dengan diameter 7,5 µm dengan ketebalan tepi 2 µm Dari samping eritrosit kelihatan berbentuk seperti cakram dengan kedua permukaannya cekung (biconcav disk) b Morfologi Abnormal Sel Darah merah Kelainan eritrosit biasanya dinyatakan dengan perubahan ukuran, bentuk, dan warnanya (atau derajat hemoglobinnya) - Kelainan ukuran eritrosit a Mikrosit, b Makrosit, - Kelainan Warna Eritrosit a Hipokromia b Hiperkromik - Kelainan Bentuk Eritrosit a Ecchinocytes b Elliptocytes c Poikilocytes d SchistocytesSickle cell e Tear Drop Cell

2 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ Pengolahan Citra Digital Pengolahan Citra adalah suatu metode atau teknik yang dapat digunakan untuk memproses citra atau gambar dengan jalan memanipulasi menjadi data gambar yang diinginkan untuk mendapatkan informasi tertentu (Murni, Aniati 1992) Dalam pengolahan citra digital, terdapat proses -proses : a Peningkatan mutu citra b Deteksi sisi c Registrasi dan resampling citra d Pemadatan data citra e Pengelompokan pola dan analsis data f Klasifikasi dan segmentasi citra 23 Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) atau Artifical Neural Network (ANN) telah dikembangkan sejak tahun 1940-an JST merupakan model komputasi terdistribusi yang meniru cara kerja dan sistem syaraf biologis Para peneliti mendapatkan inspirasi arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan ini berdasarkan model otak manusia dan sel-sel syarafnya Metode ini berisi proses stimulasi-stimulasi yang berlangsung dalam otak yang diterjemahkan dalam bentuk simbol, nilai dan bobot JST membentuk hubungan antar unit yang dibuat menyerupai bentuk sel syaraf Tiap-tiap sel mengubah bentuk masukan yang diterima menjadi suatu bentuk keluaran yang kemudian dikirimkan ke sel berikutnya Proses ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : a Penjumlahan nilai masukan Nilai masukan dikalikan dengan suatu nilai bobot interkoneksi dimana harga masukan pada suatu sel merupakan keluaran dari sel pada lapiasan sebelumnya Tiap harga masukan dari sel-sel sebelumnya kemudian dijumlahkan Total dari penjumlahan itu disebut dengan total input (net input) yang dapat dinyatakan dalam persamaan 1 : KELUAR = F ( net )(2) Gambar 1 Model umum sel Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Fungsi aktivasi biasa juga disebut fungsi pemampat Fungsi pemampat ini merupakan fungsi yang memampatkan nilai Net sehingga Keluar tidak pernah melebihi suatu batas rendah tertentu, berapapun besarnya nilai Net Fungsi pemampat yang sering dipilih adalah fungsi logistic atau fungsi sigmoid Secara matematis fungsi sigmoid dapat dinyatakan dengan : 1 S(x) = x 1 e (3) Bentuk dasar JST terdiri dari tiga lapisan, yaitu : Lapisan masukan (input layer), terdiri dari sel-sel input yang berisi data yang akan diproses dalam JST Lapisan tersembunyi (hidden layer), yang berfungsi mengolah informasi yang diterima dari input layer, dengan memperhitungkan nilai bobot interkoneksi antara input dan hidden layer Lapisan keluaran (output layer), berfungsi keluaran yang bergantung pada proses di hidden layer dan nilai bobot antara hidden layer dengan output layer Net j = N i A i W ij (1) Dimana : j : indeks yang menyatakan nomor sel pada suatu layer i : indeks yang menyatakan sel keberapa/nomor sel apada layer sebelumnya W : bobot interkoneksi A : keluaran sel N : jumlah keseluruhan sel pada suatu layer b Total input akan diproses lebih lanjut oleh sebuah fungsi aktivasi F Layer menggunakan fungsi aktivasi sel yang mengubah total input menjadi sebuah keluaran Nilai dari fungsi aktivasi sel tersebut merupakan keluaran dari sel, dan dirumuskan dalam bentuk : Gambar 2 Model layer pada JST 24 Pembelajaran Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, JST memerlukan logaritma belajar, yaitu bagaimana sebuah konfigurasi JST dapat dilatih untuk mempelajari data historis yang ada Dengan pelatihan ini, pengetahuan yang terdapat pada data dapat diserap

3 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ 2009 dan direpresentasikan oleh harga-harga bobot koneksinya Berdasarkan logaritma belajarnya, JST dibagi menjadi dua macam yaitu : Supervised (Terawasi) Pelatihan ini memasangkan setiap vektor masukan dengan sebuah vektor target yang mempresentasikan vektor keluaran Sebuah vektor masukan dibangkitkan dan keluaran jaringan dihitung dan dibandingkan dengan vector target yang bersesuaian Kemudian, selisihnya (error) diumpan-balikkan (mekanisme feedback) melalui jaringan dan bobot di ubah serta bobot diatur untuk setiap vektor, samapi error untuk seluruh rangkaian pelatihan mencapai tingkat yang dapat diterima Unsupervised ( tak terawasi ) Pelatihan ini tidak membutuhkan vektor target untuk keluarannya, dan karena itu, tak ada perbandingan yang dilakukan dengan respon ideal yang ditetapkan sebelumnya Rangkaian pelatihan hanya berisi vektor masukan saja Logaritma pelatihan memodifikasi bobot jaringan untuk menghasilkan vektor pelatihan atau satu vector yang serupa dengannya akan menghasilkan pola keluaran yang sama Backpropagation Metode ini sudah teruji kemampuannya dalam memberikan pelatihan bagi jaringan yang memiliki beberapa layer Metode ini tidak hanya memberikan bantuan supaya jaringan melakukan tugasnya, tetapi juga memberikan informasi mengenai error yang terjadi dalam sistem 32 Pola Data Referensi Pada penelitian ini, penentuan morfologi sel darah merah didasarkan pada bentuk normal dan abnormal Untuk itu diperlukan pola yang dikenali pola normal dan abnormal, dimana untuk kondisi abnormal terdapat enam (6) jenis yaitu : Ecchinocytes, Elliptocytes, Poikilocytes, Schistocytes, Sickle cell, dan Tear Drop Cell Pola data referensi yang berasal dari citra berukuran 50 x 50 pixel, direduksi menjadi 25 x 25 kotak, yang terdiri atas 2 x 2 pixel setiap kotak Pola dalam bentuk bilangan biner ini menjadi vektor input yang akan dilatihkan ke dalam jaringan pola data referensi Pembuatan pola data referensi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Pola Data Referensi III PERANCANGAN SISTEM 31 Desain Antar Muka Untuk keperluan perancangan sistem, maka pada penelitian ini digunakan fasilitas GUI (Graphical User Interface), yang merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh perangkat lunak Matlab 65 Dengan GUI dapat dibuatkan model tampilan sedemikian rupa yang disesuaikan dengan keperluan penentuan morfologi sel darah merah

4 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ Tahap Pengolahan Citra 331 Citra Input Citra input pada penelitian ini berasal dari hasil pemotretan sel darah merah dengan menggunakan kamera dan mikroskop khusus, yang berasal dari lembaga penelitian ABX Montpellier Perancis dan disimpan dalam format *jpg 332 Akuisisi Citra Proses akuisisi citra ini bertujuan untuk mengatur citra sedemikian sehingga dapat diproleh satu gambar sel darah merah baik yang normal maupun abnormal (dengan berbagai bentuk) sedangkan yang tidak dimanfaatkan dipotong dengan bantuan Adobe Photoshop Cs dari windows Xp, dan disimpan dengan format *bmp dengan ukuran 50 x 50 pixel Contoh citra input dapat dilihat pada lampiran A1 sampai A7 333 Grayscale Citra yang telah diakuisisi kemudian diubah dari bentuk RGB menjadi citra monoktrom atau citra hitam putih yang dikenal dengan proses grayscale Disini, nilai dari tiap pixel berada diantara 0 dan 1 sesuai dengan derajat keabuannya Nilai 0 diartikan warna hitam dan nilai 1 warna putih Proses grayscale dilakukan untuk melangkah ke proses selanjutnya yaitu deteksi tepi, karena pendeteksian tepi tidak dapat dilakukan pada citra RGB Proses grayscale ini dimaksudkan agar citra lebih mudah untuk diinterpretasikan, sehingga citra memiliki informasi yang lebih mencolok 334 Deteksi Tepi Setelah menjalani proses skala keabuan citra sel darah merah akan mengalami perubahan yang sebelumnya masih merupakan citra RGB menjadi citra hitam putih Citra yang telah digrayscale-kan ini kemudian akan melewati tahap deteksi tepi citra Deteksi tepi ini merupakan salah satu proses pra-pengolahan citra yang dibutuhkan untuk analisis citra Proses tersebut bertujuan meningkatkan intensitas garis tepi pada citra, dimana proses ini akan memperkuat komponen citra yang berfrekuensi tinggi Untuk menghasilkan gambaran tepi tersebut perlu di golongkan titik-titik yang mana saja pada citra yang dianggap tepi citra tersebut Dalam hal ini perlu ditentukan nilai ambang dari titik tepi G(x,y) > σ maka (x,y) adalah sebuah tepi G(x,y) < σ maka (x,y) bukanlah sebuah tepi Pada penelitian ini untuk proses deteksi tepi digunakan metode Canny edge detection yang meruapakan salah satu pengembangan dari teknik deteksi tepi 335 Ekstraksi Ciri Ekstrkasi ciri terdiri atas pembuatan peta vector pengamatan ke dalam bidang ciri Vektor ciri kemudian digunakan untuk menentukan kelas dari vektor pengamatan Tujuan utama dari ekstraksi ciri adalah untuk mereduksi dimensi data dengan tetap mempertahankan ciri khas atau informasi yang terkandung di dalam data tersebut Pada tahap ekstraksi ciri ini, citra yang telah ditipiskan dan dideteksi tepinya akan dibuat ke dalam kelompok kelompok piksel Citra yang berukuran 50 x 50 piksel direduksi menjadi 25 x 25 kotak, dimana nilai setiap kotak adalah 4 pixel yang akan menjadi input bagi Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Perubahan jumlah piksel berukuran 50 x 50 menjadi kotak ukuran 25 x 25 dilakukan dengan cara membagi citra menjadi 25 baris dan 25 kolom Tiap kotak sekarang terdiri dari 4 piksel yang berukuran 2 x 2 piksel Manfaat dari mereduksi data yaitu dapat mengurangi jumlah sel input Jaringan Syaraf Tiruan (JST), dimana dapat meningkatkan performansi kerja sistem Setelah citra dibagi menjadi 25 x 25 kotak dengan nilai 4 pixel setiap kotak, dilakukan scanning piksel perkotak Scanning perpiksel dilakukan untuk menghitung jumlah piksel yang bernilai 1 Kemudian dibandingkan terhadap suatu nilai ambang untuk menentukan nilai dari kotak 0 atau 1 untuk mewakili nilai dari sejumlah piksel dalam satu kotak Perbandingannya dapat dilihat berikut : Nilai 1 < nilai ambang diberi nilai 0 (tidak ada garis) Nilai 1 > nilai ambang diberi nilai 1 (ada garis) Dari pemberian nilai yang mewakili tiap kotak, maka data yang ada sekarang merupakan data berukuran 25 x 25 Data inilah yang akan menjadi input dari Jaringan Syaraf Tiruan (JST), dan kemudian akan dibandingkan dengan data referensi yang telah ada Contoh sederhana dari proses ektraksi ciri ini dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini Gambar Tahap Pelatihan Sebelum JST melakukan proses pengenalan pada pola yang diinginkan, jaingan harus terlebih dahulu melalui proses pelatihan Pola data referensi yang telah dibuat dijadikan pasangan input dan target yang nantinya akan dilatihkan Proses pelatihan JST untuk

5 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ 2009 pola pada umumnya berdasarkan metode propagasi balik Proses pelatihan pada metoe propagasi balik ada tiga tahapan, yaitu: pemberian pola masukan saat proses pembelajaran, perhitungan dan proses propagasi balik error, serta pengaturan nilai penimbang atau bobot antar hubungan Proses propagasi balik dan pengaturan bobot antar hubungan bertujuan untuk meminimalisasi nilai error hingga didapat nilai error yang dapat ditolelir sesuai dengan yang ditentukan Struktur dari jaringan propagasi balik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) lapisan yaitu lapisan masukan (input layer) sebanyak 625 sel, lapisan tersembunyi (hidden layer), dan lapisan keluaran (output layer) sebanyak 7 sel Penentuan jumlah lapisan dan sel tiap lapisan pada lapisan tersembunyi dilakukan dengan cara mencoba-coba (trial and error), hingga didapatkan jumlah dengan niai epoch dan waktu yang seminimal mungkin setelah mencapai nilai error yang ditentukan X X X Input Layer Hidden Layer Output Layer Y Y 7 35 Tahap Pengenalan Proses pengenalan konsisi normal dan abnormal sel darah merah pada penelitian ini menggunakan algoritma propagasi balik Diamna jaringan propagasi balik dirancang dan dilatih untuk mendeteksi kondisi normal dan abnormal sel darah merah (eritrosit) Vektor input bagi JST adalah merupakan vektor ciri hasil ekstraksi ciri yang berukuran 625 x 1, yang berasal dari citra dengan ukuran 50 x 50 pixel format bmp Vektor target adalah vektor yang berukuran 7 x 1 Jaringan propagasi balik yang digunakan terdiri dari tiga layer, yaitu input layer, hidden layer, dan output layer Banyaknya lapisan atau layer dan banyaknya sel pada setiap lapisan sangat menentukan kinerja dari sebuat JST Oleh karena itu pemilihan arsitekstur JST yang akan digunakan untuk proses pelatihan pengenalan kondisi normal dan abnormal sel Y darah merah Jumlah hidden layer yang digunakan adalah 1 layer, dimana akan dilakukan dengan perubahan jumlah neuron hidden layer Dari hasil pengujian dengan beberapa neuron hidden layer di peroleh 36 neuron IV KEAKURATAN SISTEM Dalam mengenali citra normal dan abnormal sel darah merah (eritrosit), kadang terdapat kesalahan yang salah satunya diakibatkan karena vekor hasil ekstraksi ciri dari citra uji agak jauh berbeda dengan data referensi yang ada Oleh karena itu keakuratan dari sistem perlu diketahui untuk mengetahui performansi dari sistem Keakuratan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dalam mengenali morfologi normal dan abnormal sel darah merah (eritrosit) yang telah dilatihkan dengan menggunakan data referensi dapat dilihat pada tabel berikut : normal1bmp normal benar normal2bmp normal benar normal3bmp normal benar normal4bmp normal benar normal5bmp normal benar normal6bmp normal benar normal7bmp normal benar normal8bmp normal benar normal9bmp normal benar normal10bmp normal benar normal1dbmp normal benar normal3dbmp normal benar normal5dbmp normal benar normal7dbmp normal benar normal9dbmp normal benar Tabel 2 pengujian JST untuk morfologi normal (citra latih) ecc3bmp ecchinocytes benar ecc4bmp ecchinocytes benar ecc5bmp ecchinocytes benar ecc6bmp ecchinocytes benar ecc7bmp ecchinocytes benar ecc8bmp ecchinocytes benar ecc9bmp ecchinocytes benar ecc10bmp ecchinocytes benar ecc11bmp ecchinocytes benar ecc12bmp ecchinocytes benar ecc5cbmp ecchinocytes benar ecc6cbmp ecchinocytes benar ecc7cbmp ecchinocytes benar

6 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ 2009 ecc8cbmp ecchinocytes benar ecc9cbmp ecchinocytes benar Tabel 3 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Ecchinocytes (citra latih) ellip1bmp elliptocytes benar ellip2bmp elliptocytes benar ellip3bmp elliptocytes benar ellip4bmp elliptocytes benar ellip5bmp elliptocytes benar ellip6bmp elliptocytes benar ellip7bmp elliptocytes benar ellip8bmp elliptocytes benar ellip9bmp ecchinocytes benar ellip10bmp ecchinocytes benar ellip1cbmp ecchinocytes benar ellip3cbmp ecchinocytes benar ellip5cbmp ecchinocytes benar ellip7cbmp ecchinocytes benar ellip9cbmp ecchinocytes benar Tabel 4 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Elliptocytes (citra latih) citra input dikenali hasil pengujian poikil1bmp poikilocytes benar poikil1bbmp poikilocytes benar poikil1cbmp poikilocytes benar poikil2bmp poikilocytes benar poikil2bbmp poikilocytes benar poikil2cbmp poikilocytes benar poikil2dbmp poikilocytes benar poikil3bmp poikilocytes benar poikil3cbmp poikilocytes benar poikil3bbmp poikilocytes benar poikil3dbmp poikilocytes benar poikil4bmp poikilocytes benar poikil4cbmp poikilocytes benar poikil5bmp poikilocytes benar poikil5cbmp poikilocytes benar Tabel 5 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Poikilocytes (citra latih) schis1bmp schistocytes benar schis1cbmp schistocytes benar schis1dbmp schistocytes benar schis2bmp schistocytes benar schis2cbmp schistocytes benar schis3bmp schistocytes benar schis3cbmp schistocytes benar schis3dbmp schistocytes benar schis4bmp schistocytes benar schis4cbmp schistocytes benar schis5bmp schistocytes benar schis5cbmp schistocytes benar schis5cbmp schistocytes benar schis7bmp schistocytes benar schis7cbmp schistocytes benar Tabel 6 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Schistocytes (citra latih) sickle1bmp sickle cell benar sickle1cbmp sickle cell benar sickle1ebmp sickle cell benar sickle2bmp sickle cell benar sickle2cbmp sickle cell benar sickle2ebmp sickle cell benar sickle3bmp sickle cell benar sickle3cbmp sickle cell benar sickle2ebmp sickle cell benar sickle4bmp sickle cell benar sickle4cbmp sickle cell benar sickle4ebmp sickle cell benar sickle5bmp sickle cell benar sickle5cbmp sickle cell benar sickle5ebmp sickle cell benar Tabel 7 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Sickle cell (citra latih) tear1bmp tear drop cell benar tear1cbmp tear drop cell benar tear2bmp tear drop cell benar tear2cbmp tear drop cell benar tear2ebmp tear drop cell benar tear2fbmp tear drop cell benar tear3bmp tear drop cell benar tear3bbmp tear drop cell benar tear3cbmp tear drop cell benar tear4bmp tear drop cell benar tear4cbmp tear drop cell benar tear5bmp tear drop cell benar tear5cbmp tear drop cell benar tear6cbmp tear drop cell benar tear7bbmp tear drop cell benar Tabel 8 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Tear Drop Cell (citra latih) Dari hasil pengamatan pada tabel 2, 3, 4, 5, 6, 7, dsn 8 dapat diketahui bahwa keakuratan sistem untuk citra normal dan abnormal (Ecchinocytes, Elliptocytes,

7 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ 2009 Poikilocytes, Schistocytes, Sickle cell, dan Tear Drop Cell) dimana hasil ekstraksi cirinya disimpan pola data referensi (citra latih) adalah 100 % Keakuratan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dalam mengenali morfologi normal dan abnormal sel darah merah (eritrosit) yang belum dilatihkan dapat dilihat pada tabel berikut : normal11bmp normal benar normal12bmp normal benar normal13bmp elliptocytes salah normal14bmp elliptocytes salah normal15bmp normal benar normal16bmp normal benar normal17bmp normal benar normal18bmp normal benar normal19bmp normal benar Normal20bmp normal benar Tabel 9 pengujian JST untuk morfologi normal (citra uji) Dari hasil pengamatan pada tabel 48 dapat normal dimana hasil ekstraksi cirinya tidak disimpan pola data referensi (citra latih) % keakuratan = ( 1 (2/10) ) x 100 % = 80 % ecc13bmp ecchinocytes benar ecc14bmp normal salah ecc15bmp ecchinocytes benar ecc16bmp ecchinocytes benar ecc17bmp ecchinocytes benar ecc18bmp normal salah ecc19bmp normal salah ecc20bmp ecchinocytes benar ecc21bmp ecchinocytes benar ecc22bmp elliptocytes salah Tabel 10 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Ecchinocytes (citra uji) Dari hasil pengamatan pada Tabel 10 dapat abnormal-ecchinocytes dimana hasil ekstraksi cirinya tidak disimpan pola data referensi (citra latih) % keakuratan = ( 1 (4/10) ) x 100 % = 60 % ellip1cbmp elliptocytes benar ellip2cbmp elliptocytes benar ellip3cbmp elliptocytes benar ellip4cbmp elliptocytes benar ellip5cbmp elliptocytes benar ellip6cbmp elliptocytes benar ellip7cbmp normal salah ellip8cbmp elliptocytes benar ellip9cbmp elliptocytes benar ellip10cbmp elliptocytes benar Tabel 11 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Elliptocytes (citra uji) Dari hasil pengamatan pada tabel 11 dapat abnormal-elliptocytes dimana hasil ekstraksi cirinya tidak disimpan pola data referensi (citra latih) % keakuratan = ( 1 (1/10) ) x 100 % = 90 % poikil1abmp elliptocytes salah poikil1bbmp poikilocytes benar poikil2abmp poikilocytes benar poikil2bbmp poikilocytes benar poikil3abmp poikilocytes benar poikil3bbmp poikilocytes benar poikil4abmp poikilocytes benar poikil4bbmp poikilocytes benar poikil5abmp poikilocytes benar poikil5bbmp poikilocytes benar Tabel 12 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Poikilocytes (citra uji) Dari hasil pengamatan pada tabel 12 dapat abnormal-poikilocytes dimana hasil ekstraksi cirinya tidak disimpan pola data referensi (citra latih) % keakuratan = ( 1 (1/10) ) x 100 % = 90 % schis1abmp schistocytes benar schis1bbmp schistocytes benar schis2bbmp tear drop cell salah schis3bbmp poikilocytes salah schis4bbmp schistocytes benar schis5bbmp schistocytes benar

8 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ 2009 schis6bmp schistocytes benar schis6abmp schistocytes benar schis6bbmp schistocytes benar schis6cbmp schistocytes benar Tabel 13 pengujian JST untuk morfologi abnormal- Schistocytes (citra uji) Dari hasil pengamatan pada tabel 13 dapat abnormal-schistocytes dimana hasil ekstraksi cirinya tidak disimpan pola data referensi (citra latih) % keakuratan = ( 1 (2/10) ) x 100 % = 80 % sickle6abmp sickle cell benar sickle6bbmp sickle cell benar sickle6cbmp sickle cell benar sickle6dbmp sickle cell benar sickle6ebmp sickle cell benar sickle6fbmp tear drop cell salah sickle6gbmp sickle cell benar sickle6hbmp elliptocytes salah sickle6ibmp sickle cell benar sickle6jbmp tear drop cell salah Tabel 14 pengujian JST untuk morfologi abnormal-sickle cell (citra uji) Dari hasil pengamatan pada tabel 14 dapat abnormal-sickle cell dimana hasil ekstraksi cirinya tidak disimpan pola data referensi (citra latih) % keakuratan = ( 1 (3/10) ) x 100 % = 70 % tear1abmp tear drop cell benar tear1dbmp tear drop cell benar tear1ebmp tear drop cell benar tear1fbmp tear drop cell benar tear3abmp sickle cell salah tear3bbmp sickle cell salah tear3dbmp tear drop cell benar tear4bbmp tear drop cell benar tear5bbmp tear drop cell benar tear6bbmp tear drop cell benar Tabel 15 pengujian JST untuk morfologi abnormal-tear Drop Cell (citra uji) Dari hasil pengamatan pada tabel 15 dapat abnormal-tear drop cell dimana hasil ekstraksi cirinya tidak disimpan pola data referensi (citra latih) % keakuratan = ( 1 (2/10) ) x 100 % = 80 % a Kecepatan Sistem kecepatan sistem dalam menentukan penentuan morfologi normal dan abnormal sel darah merah (eritrosit), dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk dapat mengenali citra yang diinputkan padanya Tabel 415 memperlihatkan hasil pengujian kecepatan sistem dalam menentukan morfologi normal dan abnormal sel darah merah (eritrosit), Proses Waktu (detik) Pengambilan Gambar 4,020 Grayscale 0,010 Deteksi Tepi 0,053 Ekstraksi Ciri 0,085 Pelatihan 3,750 Pengenalan 0,950 Total Waktu 13,868 Tabel 16 pengujian Kecepatan Sistem Dari tabel 16 diperoleh total waktu yang diperlukan oleh sistem untuk dapat menentukan morfologi normal dan abnormal sel darah merah (eritrosit) adalah 13,868 detik b Peningkatan Akurasi Sistem Untuk menambah akurasi sistem penentuan morfologi sel darah merah (eritrosit), maka dilakukan pembelajaran kembali untuk sistem dengan menggunakan citra latih yang berasal dari citra uji yang tidak berhasil dikenali oleh sistem normal13bmp normal benar normal14bmp normal benar ecc14bmp ecchinocytes benar ecc14bmp normal salah ecc14bmp normal salah ecc14bmp ecchinocytes benar ellip7cbmp elliptocytes benar poikil1abmp poikilocytes benar schis2bbmp schistocytes benar schis2bbmp poikilocytes salah sickle6fbmp tear drop cell salah sickle6hbmp sickle cell benar sickle6jbmp sickle cell benar

9 Volume 07/ No03/ Oktober-Desember/ 2009 tear3abmp tear drop cell benar tear3abmp sickle cell salah Tabel 17 pengujian JST untuk citra latih yang berasal dari citra uji yang tidak berhasil dikenali oleh sistem Dari hasil pengujian tersebut, diperoleh keakuratan sistem berikut : Citra Keakuratan normal 100% ecchinocytes 80% elliptocytes 100% poikilocytes 100% schistocytes 90% Sickle cell 90% Tear drop cell 90% Tabel 18 Keakuratan Sistem Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa hasil keakuratan sistem setelah dilakukan pelatihan kembali untuk citra uji yang tidak dapat dikenali oleh sistem sebelumnya adalah antara % dengan nilai ratarata 92,85 % V KESIMPULAN Pada pembuatan sistem penentuan morfologi normal an abnormal sel darah merah, Untuk proses deteksi tepi dengan menggunakan metode canny pada citra sel darah merah, nilai ambang yang paling baik adalah 0,98 Proses ekstraksi ciri merupakan proses mereduksi data yang berukuran 50 x 50 pixel menjadi 25 x 25 kotak, dimana setiap kotak berisi 4 pixel Dengan tujuan tetap mempertahankan keaslian informasi pada data, maka nilai ambang pada proses scanning pixel adalah 1 Pada proses pelatihan JST, hidden layer yang digunakan adalah satu lapis dengan jumlah hidden neuron 36 Proses pengenalan dilakukan dengan membandingkan hasil ekstraksi ciri dari masing-masing input dengan pola data referensi Pada penelitian ini hasil keakuratan untuk citra yang dijadikan pola data referensi adalah 100%, sedangkan untuk citra yang uji diperoleh sekitar %, dengan nilai rata-rata keakuratan 78,33 % Setelah dilakukan DAFTAR PUSTAKA 1 Murni, Aniati (1992), Pengantar Pengolahan Citra, PT Elex Media Kompuindo, Jakarta 2 Patologi Klinik, Laboratorium (2002), Diktat Hematologi 2002 Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin 3 Siregar H, Yusuf I, Gani A (1995), Fisiologi Sel dan Cairan Tubuh, Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin 4 Riyanto, Sigit (2001), Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan untuk Mendeteksi Golongan Darah Manusia dengan Menggunakan Pengolahan Citra, diakses Maret Stergio, Christos, Neural Network, The Human Brain and Learning 96/journal/vol2/cs11/article2html, diakses Maret Arham Z, Ahmad U (2004), Evaluasi Mutu Jeruk Nipis (citrus Aurantifolia Swingle) dengan pengolahan citra Digital dan Jaringan Syaraf Tiruan, Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi serta Aplikasi Puspitaningrum, Diyah (2006), Pengantar Jaringan Syaraf Tiruan, Andi, Yogyakarta 8 Siang, Jong Jek (2005), Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab, Andi, Yogyakarta 9 L Fausett (1997), Artificial Neural Network, McGRAW-HILL INT 10 Adri Kristanto (2004), Jaringan Syaraf Tiruan : Konsep Dasar, Algoritma, dan Aplikasi, Gava Media, Yogyakarta 11 Dacie John V, Lewis S M (1996), Practical Haematology, International Student Edition, Churchill Livingstone Inc

ANALISA METODE RADIAL BASIS FUNCTION JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) BERBASIS PENGOLAHAN CITRA

ANALISA METODE RADIAL BASIS FUNCTION JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) BERBASIS PENGOLAHAN CITRA PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISA METODE RADIAL BASIS FUNCTION JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENENTUAN MORFOLOGI SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) BERBASIS PENGOLAHAN CITRA Zulkifli

Lebih terperinci

Analisa Metode Radial Basis Function Jaringan Saraf Tiruan untuk Penentuan Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra

Analisa Metode Radial Basis Function Jaringan Saraf Tiruan untuk Penentuan Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra Analisa Metode Radial Basis Function Jaringan Saraf Tiruan untuk Penentuan Morfologi Sel Darah Merah (Eritrosit) Berbasis Pengolahan Citra Zulkifli Tahir, Elly Warni, Indrabayu, Ansar Suyuti Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sel Darah Merah Sel darah merah atau eritrositmemiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sel Darah Merah Sel yang paling banyak di dalam selaput darah adalah sel darah merah atau juga dikenal dengan eritrosit. Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu ilmu untuk mengklasifikasikan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) atau sifat utama dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan syaraf tiruan merupakan bidang ilmu yang banyak digunakan dalam melakukan pengenalan pola suatu obyek. Banyak obyek yang dapat digunakan untuk pengenalan pola

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Antar Muka Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman judul perangkat lunak, form pelatihan jaringan saraf tiruan, form pengujian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dielaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga dapat diadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah dalam hal pembahasan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION Dila Deswari [1], Hendrick, MT. [2], Derisma, MT. [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Andalas [1][3]

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA Pembimbing: Desi Fitria Utami M0103025 Drs. Y. S. Palgunadi, M. Sc

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM INTRODUCTION Jaringan Saraf Tiruan atau JST adalah merupakan salah satu representasi tiruan dari otak manusia yang selalu

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION [1] Novi Indah Pradasari, [2] F.Trias Pontia W, [3] Dedi Triyanto [1][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Syaraf Tiruan (artificial neural network), atau disingkat JST menurut Hermawan (2006, hlm.37) adalah sistem komputasi dimana arsitektur dan operasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Forecasting Forecasting (peramalan) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan data historis dan memproyeksikannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL Andri STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan 20212 andri@mikroskil.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Nama Mahasiswa : Gigih Prasetyo Cahyono NRP : 1206 100 067 Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Prof.

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION Alvama Pattiserlihun, Andreas Setiawan, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Syaraf Biologi Jaringan Syaraf Tiruan merupakan suatu representasi buatan dari otak manusia yang dibuat agar dapat mensimulasikan apa yang dipejalari melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia. Syaraf manusia Jaringan syaraf dengan lapisan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Barcode Rcognition System Using Backpropagation Neural Networks M. Kayadoe, Francis Yuni Rumlawang, Yopi Andry Lesnussa * Jurusan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK Eko Budi Wahyono*), Suzuki Syofian**) *) Teknik Elektro, **) Teknik Informatika - Fakultas Teknik Abstrak Pada era modern

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari 2010 50 Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur Dengan Menggunakan Algoritma Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Rancangan Antarmuka (interface) Program Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form testing dan form training (untuk programer). 4.1.1

Lebih terperinci

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Tri Deviasari Wulan 1, Endah Purwanti 2, Moh Yasin 3 1,2 Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perangkat keras komputer berkembang dengan pesat setiap tahunnya selalu sudah ditemukan teknologi yang lebih baru. Meskipun demikian masih banyak hal yang belum dapat

Lebih terperinci

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) Alfa Ceria Agustina (1) Sri Suwarno (2) Umi Proboyekti (3) sswn@ukdw.ac.id othie@ukdw.ac.id Abstraksi Saat ini jaringan saraf tiruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda antara manusia satu dengan yang lain. Manusia mengenali

BAB I PENDAHULUAN. berbeda antara manusia satu dengan yang lain. Manusia mengenali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini teknologi pengenalan wajah semakin banyak diaplikasikan karena wajah merupakan suatu bagian tubuh manusia yang biasa digunakan sebagai pengenalan identitas,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN HAMMING DALAM KASUS PENGENALAN POLA ANGKA DAN HURUF. Oleh : M. Husaini., S.T., M.T Dosen IAIN Bandar Lampung

IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN HAMMING DALAM KASUS PENGENALAN POLA ANGKA DAN HURUF. Oleh : M. Husaini., S.T., M.T Dosen IAIN Bandar Lampung IMPLEMENTASI JARINGAN SARAF TIRUAN HAMMING DALAM KASUS PENGENALAN POLA ANGKA DAN HURUF Oleh : M. Husaini., S.T., M.T Dosen IAIN Bandar Lampung 1. ABSTRAKSI Jaringan Saraf Tiruan (JST) mempunyai prinsip

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saluran pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, percabangan bronkus dan paru-paru (bronkiolus, alveolus). Paru-paru merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION RULIAH Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Loktabat

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN : 289-933 ANALISIS METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN SEL KANKER OTAK Novita Handayani Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam pengerjaan perancangan dan pembuatan aplikasi pengenalan karakter alfanumerik JST algoritma Hopfield ini menggunakan software Borland Delphi 7.0. 3.1 Alur Proses Sistem

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA (Studi Eksplorasi Pengembangan Pengolahan Lembar Jawaban Ujian Soal Pilihan Ganda di

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION Abdi Haqqi An Nazilli 1, Deddy Kusbianto Purwoko Aji 2, Ulla Delfana Rosiani 3 1,2 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan aktifitas kita dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN. Laporan Akhir Projek PPCD Deteksi Penyakit Daun Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) TRI SONY(G64130020), GISHELLA ERDYANING (G64130040), AMALIYA SUKMA RAGIL PRISTIYANTO (G64130044), MUHAMMAD RIZQI

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital dapat didefenisikan sebagai fungsi f(x,y) yaitu dua dimensi, dimana x dan y merupakan koordinat spasial dan f(x,y) disebut dengan intensitas atau

Lebih terperinci

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) R. Ayu Mahessya, S.Kom, M.Kom, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Digital Gambar atau citra merupakan informasi yang berbentuk visual. Menurut kamus Webster citra adalah suatu representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Barcode Salah satu obyek pengenalan pola yang bisa dipelajari dan akhirnya dapat dikenali yaitu PIN barcode. PIN barcode yang merupakan kode batang yang berfungsi sebagai personal

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika, Amik Royal, Kisaran E-mail: havid_syafwan@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume : 3, Nomor:, Februari 206 ISSN : 2407-389X PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION Fahmi Hasobaran Dalimunthe

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Jaringan Syaraf Tiruan Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum Susilo Nugroho Drajad Maknawi M0105047 M0105068 M01040 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 68 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas tentang program yang telah dianalisis dan dirancang atau realisasi program yang telah dibuat. Pada bab ini juga akan dilakukan pengujian program. 4.1

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Oleh : Gunawan Abdillah, Agus Komarudin, Rachim Suherlan A B S T R A K Kelainan jantung anak merupakan salah

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ahyuna 1), Komang Aryasa 2) 1), 2) Jurusan Teknik Informatika, STMIK Dipanegara Makassar 3) Jl. Perintis

Lebih terperinci

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6 Sari Indah Anatta Setiawan SofTech, Tangerang, Indonesia cu.softech@gmail.com Diterima 30 November 2011 Disetujui 14 Desember 2011

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam kurung waktu setahun. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Intrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Decy Nataliana [1], Sabat Anwari [2], Arief Hermawan [3] Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

DOKUMENTASI ULANG NASKAH BRAILLE MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

DOKUMENTASI ULANG NASKAH BRAILLE MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DOKUMENTASI ULANG NASKAH BRAILLE MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Chairisni Lubis 1, Yoestinus 2 1 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Tarumanagara-Jakarta, Chairisni.fti.untar@gmail.com

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2015 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Prestasi

Lebih terperinci

Architecture Net, Simple Neural Net

Architecture Net, Simple Neural Net Architecture Net, Simple Neural Net 1 Materi 1. Model Neuron JST 2. Arsitektur JST 3. Jenis Arsitektur JST 4. MsCulloh Pitts 5. Jaringan Hebb 2 Model Neuron JST X1 W1 z n wi xi; i1 y H ( z) Y1 X2 Y2 W2

Lebih terperinci

DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Bambang Yuwono 1), Heru Cahya Rustamaji 2), Usamah Dani 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika UPN "Veteran" Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan bahan yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan, dan juga langkah-langkah yang dilakukan dalam menjawab segala permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Perbandingan Antara Metode Kohonen Neural Network dengan Metode Learning Vector Quantization Pada Pengenalan Pola Tandatangan

Perbandingan Antara Metode Kohonen Neural Network dengan Metode Learning Vector Quantization Pada Pengenalan Pola Tandatangan Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Kajian 0854-0675 Pustaka Volume14, Nomor 4, Oktober 2006 Kajian Pustaka: 147-153 Perbandingan Antara Metode Kohonen Neural Network dengan Metode Learning Vector Quantization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, teknologi di bidang medis saat ini semakin berkembang. Teknologi sendiri sudah menjadi kebutuhan di segala bidang khususnya bidang biomedis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini pemanfaatan teknologi pengolaan citra untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu sudah banyak diterapkan, khususnya dibidang Identifikasi.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Modifikasi Estimasi Curah Hujan Satelit TRMM Dengan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik Studi Kasus Stasiun Klimatologi Siantan Fanni Aditya 1)2)*, Joko Sampurno 2), Andi Ihwan 2) 1)BMKG Stasiun

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYAKIT TYPHUS DENGAN ANALISIS CITRA DARAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI PENYAKIT TYPHUS DENGAN ANALISIS CITRA DARAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN 56 Jurnal Neutrino Vol. 3, No. 1, Oktober 2010 IDENTIFIKASI PENYAKIT TYPHUS DENGAN ANALISIS CITRA DARAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Nur Baiti Sholihah Abstrak: Darah yang mengalir dalam tubuh mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di IT Telkom mengakibatkan semakin banyak buku buku Tugas Akhir yang dibuat. Dengan semakin banyaknya buku

Lebih terperinci

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN : PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PRODUKSI AIR MINUM MENGGUNAKAN ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS : PDAM TIRTA BUKIT SULAP KOTA LUBUKLINGGAU) Robi Yanto STMIK Bina Nusantara

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Untuk Pengenalan Citra Digital Menggunakan Deteksi Tepi

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Untuk Pengenalan Citra Digital Menggunakan Deteksi Tepi UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Untuk Pengenalan Citra Digital Menggunakan Deteksi Tepi Henry

Lebih terperinci

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU. IIS AFRIANTY, ST., M.Sc

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU. IIS AFRIANTY, ST., M.Sc IIS AFRIANTY, ST., M.Sc Sistem Penilaian Tugas dan Keaktifan : 15% Quiz : 15% UTS : 35% UAS : 35% Toleransi keterlambatan 15 menit Handphone: Silent Costume : aturan UIN Laki-laki Perempuan Menggunakan

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON Liza Afriyanti Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Islam

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI Putri Khatami Rizki 1), Muchlisin Arief 2), Priadhana Edi Kresnha 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang) Hadi Syahputra Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: hadisyahputra@upiyptk.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Anatomi Ayam Pengetahuan tentang anatomi ayam sangat diperlukan dan penting dalam pencegahan dan penanganan penyakit Hal ini karena pengetahuan tersebut dipakai sebagai dasar

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA Dahriani Hakim Tanjung STMIK POTENSI UTAMA Jl.K.L.Yos Sudarso Km 6.5 Tanjung Mulia Medan notashapire@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci