BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besa
|
|
- Widyawati Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Toilet Training Pengertian Toilet Training Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besa (Hidayat, 2005). Menurut Supartini (2004), toilet training merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia todler yang harus mendapat perhatian orang tua dalam berkemih dan defekasi. Dan toilet training juga dapat menjadi awal terbentuknya kemandirian anak secara nyata sebab anak sudah bisa untuk melakukan hal-hal yang kecil seperti buang air kecil dan buang air besar (Harunyahya, 2007). Pada tahapan usia 1 sampai 3 tahun atau usia toddler, kemampuan sfingter uretra untuk mangontrol rasa ingin berkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai berkembang (Supartini, 2002). Sedangkan menurut Gupte (2004) sekitar 90 persen bayi mulai mengembangkan kontrol kandung kemihnya dan perutnya pada umur 1 tahun hingga 2,5 tahun. Dan toilet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu umur 18 bulan sampai 24 bulan (Hidayat, 2005) Cara mengajarkan toilet training pada anak Latihan buang air besar atau buang air kecil pada anak atau dikenal dengan nama toilet training merupakan suatu hal yang harus dilakukan pada orang tua
2 anak, mengingat dengan latihan itu diharapkan anak mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar tanpa merasakan ketakutan atau kecemasan sehingga anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia tumbuh kembang anak. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam melatih anak untuk buang air besar dan kecil, di antaranya: 1) Teknik lisan Merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan intruksi pada anak dengan kata-kata sebelum atau sesudah buang air kecil dan buang air besar. Cara ini kadang-kadang merupakan hal biasa yang dilakukan pada orang tua akan tetapi apabila kita perhatikan bahwa teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk buang air kecil atau buang air besar dimana lisan ini persiapan psikologis pada anak akan semakin matang dan akhirnya anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air kecil dan buang air besar. 2) Teknik modelling Merupakan usaha untuk melatih anak dalam melakukan buang air besar dengan cara meniru untuk buang air besar atau mamberikan contoh. Cara ini juga dapat dilakukan dengan memberikan contoh-contoh buang air kecil dan buang air besar atau membiasakan buang air kecil dan buang air besar secara benar. Dampak yang jelek pada cara ini adalah apabila contoh yang diberikan salah sehingga akan dapat diperlihatkan pada anak akhirnya anak juga mempunyai kebiasaan salah. Selain cara tersebut di atas terdapat beberapa hal yang dapat
3 dilakukan seperti melakukan observasi waktu pada saat anak merasakan buang air kecil dan buang air besar, tempatkan anak di atas pispot atau ajak ke kamar mandi, berikan pispot dalam posisi aman dan nyaman, ingatkan pada anak bila akan melakukan buang air kecil dan buang air besar, dudukkan anak di atas pispot atau orang tua duduk atau jongkok di hadapannya sambil mengajak bicara atau bercerita, berikan pujian jika anak berhasil jangan disalahkan dan dimarahi, biasakan akan pergi ke toilet pada jam-jam tertentu dan beri anak celana yang mudah dilepas dan dikembalikan (hidayat, 2005) Latihan mengontrol berkemih dan defekasi pada anak Orang tua harus diajarkan bagaimana cara melatih anak untuk mengontrol rasa ingin berkemih, di antaranya pot kecil yang bisa diduduki anak apabila ada, atau langsung ke toilet, pada jam tertentu secara regular. Misalnya, setiap dua jam anak dibawa ke toilet untuk berkemih. Anak didudukkan pada toilet atau pot yang bisa diduduki dengan cara menapakkan kaki dengan kuat pada lantai sehingga dapat membantunya untuk mengejan. Latihan untuk merangsang rasa untuk mengejan ini dapat dilakukan selam 5 sampai 10 menit. Selama latihan, orang tua harus mengawasi anak dan kenakan pakaian anak yang mudah untuk dibuka (Supartini, 2002) Faktor-faktor yang mendukung toilet training pada anak 1) Kesiapan fisik a. Usia telah mencapai bulan. b. Dapat jongkok kurang dari 2 jam c. Mempunyai kemampuan motorik kasar seperti duduk dan berjalan
4 d. Mempunyai kemampuan motorik halus seperti membuka celana dan pakaian 2) Kesiapan mental a. Mengenal rasa ingin berkemih dan defekasi b. Komunikasi secara verbal dan nonverbal jika merasa ingin berkemih c. Keterampilan kognitif untuk mengikuti perintah dan meniru perilaku orang lain 3) Kesiapan psikologis a. Dapat jongkok dan berdiri ditoilet selama 5-10 menit tanpa berdiri dulu b. Mempunyai rasa ingin tahu dan rasa penasaran terhadap kebiasaan orang dewasa dalam buang air keci, dan buang air besar c. Merasa tidak betah dengan kondisi basah dan adanya benda padat dicelana dan ingin segera diganti segera 4) Kesiapan orangtua a. Mengenal tingkat kesiapan anak dalam berkemih dan defekasi b. Ada keinginan untuk meluangkan waktu untuk latihan berkemih dan defekasi pada anak c. Tidak mengalami konflik tertentu atau stres keluarga yang berarti (Perceraian) Hal-hal yang perlu diperhatikan selama Toilet Training 1. Hindari pemakain popok sekali pakai. 2. Ajari anak mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan buang air kecil dan buang air besar dengan benar.
5 3. Motivasi anak untuk melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci tangan dan kaki sebelum tidur dan cuci muka disaat bangun tidur. 4. Jangan memarahi anak saat anak dalam melakukan toilet training Tanda anak siap untuk melakukan toilet training 1. Tidak mengompol dalam waktu beberapa jam sehari minimal 3-4 jam 2. Anak berhasil bangun tidur tanpa mengompol 3. Anak mengetahui saat merasa ingin BAK dan BAB dengan menggunakan kata-kata pup 4. Sudah mampu member tahu bila celana atau popok sekali pakainya sugah basah dan kotor 5. Bila ingin BAK dan BAB anak memberi tahu dengan cara memegang alat kelamin atau minta ke kamar mandi 6. Bias memakai dan melepas celana sendiri 7. Memperlihatkan ekspresi fisik misalnya wajah meringis, merah atau jongkok saat merasa BAB dan BAK 8. Tertarik dengan kebiasaan masuk ke kamar mandi seperti kebiasaan orang sekitarnya 9. Minta diajari menggunakan toilet 10. Mampu jongkok lima sampai sepuluh menit tanpa berdiri dulu Pengkajian masalah toilet training Pengkajian kebutuhan terhadap toilet training merupakan sesuatu yang harus diperhatikan sebelum anak melakukan buang air kecil dan buang air besar, mengingat anak yang melakukan buang air besar atau buang air kecil akan
6 meengalami proses keberhasilan dan kegagalan, selama buang air kecil dan buang air besar. Proses tersebut akan dialami oleh setiap anak, untuk mencegah terjadinya kegagalan maka dilakukan sesuatu pengkajian sebelum melakukan toilet training yang meliputi pengkajian fisik, pengkajian psikologis, dan pengkajian inteletual. 1) Pengkajian Fisik Pengkajian fisik yang harus diperhatikan pada anak yang akan melakukan buang air kecil dan buang air besar dapat meliputi kemampuan motorik kasar seperti berjalan, duduk, meloncat dan kemampuan motorik halus seperti mampu melepas celana sendiri. Kemampuan motorik ini harus mandapat perhatian karena kemampuan untuk buang air besar ini lancar dan tidaknya dapat dilihat dari kesiapan fisik sehingga ketika anak berkeinginan untuk buang air kecil dan buang air besar sudah mampu dan siap untu melakukannya. Selain itu, yang harus dikaji adalah pola buang air besar yang sudah teratur, sudah tidak mengompol setelah tidur. 2) Pengkajian Psikologis Pengkajian psikologis yang dapat dilakukan adalah gambaran psikologis pada anak ketika akan melakukan buang air kecil dan buang air besar seperti anak tidak rewel ketika akan buang air besar, anak tidak menangis sewaktu buang air besar atau buang air kecil, ekspresi wajah menunjukan kegembiraan dan ingin melakukan secara sendiri, anak sabar dan sudah mau ke toilet selama 5 sampai 10 menit tanpa rewel atau meninggalkannya, adanya keinginantahuan kebiasaan
7 toilet training pada orang dewasa atau saudaranya, adanya ekspresi untuk menyenangkan pada orangtuanya. 3) Pengkajian Intelektual Pengkajian intelektual pada latihan buang air kecil dan buang air besar antara lain kemampuan anak untuk mengertibuang air kecil dan buang air besar, kemampuan mengkomunikasikan buang nair kecil dan buang air besar, anak menyadari timbulnya buang air kecil dan buang air besar, mempunyai kemampuan kognitif untuk meniru prilaku yang tepat seperti buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya serta etika dalam buang air kecil dan buang air besar. Dalam melakukan pengkajian kebutuhan buang air kecil dan buang air besar, terdapat beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan selama toilet training, diantaranya: hindari pemakain popok sekali pakai dimana anak akan merasa aman, ajari anak mengucapkan kata-kata yang khas yang berhubungan dengan buang air besar, mendorong anak melakukan rutinitas ke kamar mandi seperti cuci muka saat bangun tidur, cuci muka, cuci kaki, dan lain-lain. 2.2 Eliminasi Eliminasi Urine Miksi (berkemih) adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu : Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua. Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan
8 kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang otak. Refleks Berkemih, ketika kandung kemih hanya terisi sebagian, kontraksi berkemih ini biasanya secara spontan berelaksasi setelah beberapa detik, otot detrusor berhenti berkontraksi, dan tekanan turun kembali ke garis basal. Karena kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi bertambah sering dan menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat. Sekali refleks berkemih mulai timbul, refleks ini akan menghilang sendiri. Artinya, kontraksi awal kandung kemih selanjutnya akan mengaktifkan reseptor regang untuk menyebabkan peningkatan selanjutnya pada impuls sensorik ke kandung kemih dan uretra posterior, yang menimbulkan peningkatan refleks kontraksi kandung kemih lebih lanjut, jadi siklus ini berulang dan berulang lagi sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang kuat. Kemudian, setelah beberapa detik sampai lebih dari semenit, refleks yang menghilang sendiri ini mulai melemah dan siklus regeneratif dari refleks miksi ini berhenti, menyebabkan kandung kemih berelaksasi. Jadi refleks berkemih adalah suatu siklus tunggal lengkap dari : Peningkatan tekanan yang cepat dan progresif, Periode tekanan dipertahankan dan Kembalinya tekanan ke tonus basal kandung kemih. Sekali refleks berkemih terjadi tetapi tidak berhasil mengosongkan kandung kemih, elemen saraf dari
9 refleks ini biasanya tetap dalam keadaan terinhibisi selama beberapa menit sampai satu jam atau lebih sebelum refleks berkemih lainnya terjadi. Karena kandung kemih menjadi semakin terisi, refleks berkemih menjadi semakin sering dan semakin kuat. Sekali refleks erkemih menjadi cukup kuat, hal ini juga menimbulkan refleks lain, yang berjalan melalui nervus pudendal ke sfingter eksternus untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak daripada sinyal konstriktor volunter ke sfingter eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika tidak, berkemih tidak akan terjadi sampai kandung kemih terisi lagi dan refleks berkemih menjadi makin kuat.pada umumnya anak kecil masih tidak mampu mengontrol sfingter eksternal. Enuresis Sering terjadi pada anak-anak, Umumnya terjadi pada malam hari, nocturnal enuresis dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam. Penyebab enuresis Kesulitan mengontrol kandung kemih Kebanyakan anak-anak belajar untuk tidak mengompol di siang hari pada umur dua tahun dan umur tiga tahun, mereka juga tidak mengompol pada malam hari. Beberapa anak sengaja menanyakan toiletnya setiap beberapa menit sekali; anak yang lainnya akan mengompol setelah beranjak dari toiletnya. Beberapa kelompok anak sengaja buang air kecil untuk beberapa lama. Untuk semua hal ini mungkin lebih baik untuk mencari penyebab masalah prilaku ini. Perlu untuk orang tua melakukan sesuatu yang khusus untuk mengoreksi hal ini. Anda akan memperlakukan semuanya dengan hanya mengabaikannya. Tetapi jangan lupa mencari nasehat medis jika dicurigai ada penyakit. Jika anak mulai buang air terus-menerus, pastikan bahwa anak tidak memmiliki infeksi saluran kemih.
10 Kadangkala, anak anda mungkin mengucurkan air kencingnya teus-menerus setiap menit. Dokter akan mencari tahu kemungkinan anak ini mengalami malformasi yang biasanya diperbaiki dengan pembedahan. Frekuensi kencing yang tinggi berhubungan dengan rasa haus dan rasa lapar mungkin disebabkan diabetes mellitus. Dan orang tu dianjurkan untuk membawa anak ke dokter Eliminasi Fekal Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya. Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson, 1989). Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. Refleks dalam proses defekasi, refleks defekasi intrinsik: berawal dari feses yang masuk rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesenterika dan terjadilah gerakan perilstaltik. Feses di anus, secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadilah defekasi. Refleks defekasi parasimpatis: feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord, dan dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi. Dorongan feses juga dipengaruhi oleh : kontraksi otot abdomen, tekanan
11 diafragma, dan kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Feses normal berwarna coklat karena pengaruh sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri. Bau khas karena pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensi lembek namun berbentuk. Faktor Faktor yang mempengaruhi proses defekasi: usia, diet, intake cairan, aktivitas, fisiologis, pengobatan, gaya hidup, prosedur diagnostik, penyakit, anestesi dan pembedahan, nyeri, kerusakan sensorik dan motorik. Pada usia bayi lambung kecil, enzim pencernaan sedikit. Makanan melewati saluran pencernaan dengan cepat karena gerakan perilstaltik berlangsung dengan cepat, kontrol defekasi belum berkembang (neuromuskuler belum berkembang). Pada usia lanjut gigi mulai berkurang, jumlah enzim dalam saliva dan volume asam lambung menurun, ketidakmampuan mencerna, kontrol defekasi menurun. Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi. Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon. Individu yang mengalami kecemasan, ketakutan atau marah. Kesulitan mengontrol buang air besar Selama masa latihan buang air besar, perhatikan bahwa anak tidak mengalami kostipasi. Feses yang keras khususnya satu feses besar dengan diameter yang besar bisa menyebabkan sakit. Terkadang kejadian seperti ini bisa mengakibatkan robekan pada anus, yang biasa disebut retak anus yang cukup menyakitkan dan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya. Anak mengalami
12 konstipasi kadang menahan buang air besar yang menyebabkan merasa lebih sakit. Ternyata hasilnya masih merupakan feses yang lebih keras. Siklus yang buruk sedang terjadi. Konsultasikan dengan dokter. Tugas anda adalah memastikan anan anda mendapat cukup minuman dan makanan yang dapat menyebabkan feses keras. Hindari menggunakan obat pencuci perut atau obat pencahar. Jika anak yang sudah dilatih menjadi tidak teratur buang air besarnya, konsultasikan dengan dokter. Mungkin anak ini sudah mengalami infeksi, misalnya diare. Akan munculnya gigi, marah, perubahan keadaan sekitar, dan kecemburuan adalah faktor-faktor lain yang bisa menyebabkan kemunduran pada seorang anak yang sudah belajar. Jangan memarahi atau mengejeknya. Sebaliknya, dorong dia secara ramah untuk mengatasi kesulitan dan kembali ke kondisi normal seperti yang sudah diberikan dalam latihan. 2.3 Anak usia todler Todler adalah anak antara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar (Harunyahya, 2007). Dan menurut Suryani (2002) toddler adalah anak yang berusia dibawah lima tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual yang pesat. Definisi tumbuh kembang Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang(centimeter, meter), umur
13 tulang dan keseimbagan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 2002). Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan dimana adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2002) Tahap tumbuh kembang pada todler 1) Dari 18 sampai 24 bulan Tahap perkembangan balita dari 18 sampai 24 bulan yaitu: Fisik: anoreksia fisiologis penurunan kebutuhan pertumbuhan, fontanel anterior tertutup secara fisiologis mampu mengendalikan sfingter, linkar kepala 49 cm sampai 50 cm, lingkar dada lebih besar dari lingkar kepala, peningkatan berat badan 1,8 kg sampai 2,7 kg, peningkatan tinggi badan biasanya 10 cm sampai 12,5 cm, tinggi badan dewasa dua kali tinggi pada usia 2 tahun, gigi geligi utama 16 gigi, dan telah siap untuk mulai kontrol usus dan kandung kemih di siang hari. Motorik Kasar: berjalan naik tangga dengan satu tangan berpegangan, menarik dan mendorong mainan, melompat di tempat dengan kedua kaki, melempar bola dari satu tangan ke tangan lain tanpa jauh, naik dan turun tangga sendiri dengan dua kaki pada setiap langkah, berlari dengan seimbang, dengan langkah lebar, menangkap objek tanpa jatuh, menendang bola tanpa gangguan keseimbangan.
14 Motorik halus: membangun menara tiga sampai empat kotak, membalik halaman dalam buku, dua atau tiga lembar, dalam menggambar membuat tekanan sesuai tiruan, mengatur sendok tanpa memutar, menyusun dua atau leih kotak menyerupai kereta, dalam menggambar meniru tekanan vertical dan melingkar, menekan bel pintu. Vokalisasi: mengatakan sepuluh kata atau lebih, menunjukkan objek umum, seperti sepatu atau bola, dan dua atau tiga bagian tubuh, mempunyai pembendaharaan kata kira-kira 30 kata, menggunakan dua sampai tiga kata untuk kalimat, menggunakan kata ganti saya, aku, dan kamu, memahami perintah langsung, mengungkapkan kebutuhan untuk toiletin, makan atau minum, bicara dengan tidak terputus-putus. Sosialisasi: mengatur sendok dengan baik, melepaskan sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu serta resleting, mulai sadar kepemilikan, mendorong orang untuk menunjukkan sesuatu pada mereka, peningkatan kemandirian dari ibu, berpakaian sendiri dengan pakaian sendiri. 2) Dari 2 sampai 3 tahun Motorik Kasar: melompat dengan kedua kaki, melompat dari kursi atau melangkah, berdiri sebentar pada langkah pada ujung ibu jari kaki, melempar bola dari atas dengan tangan. Motorik Halus: membangun menara delapan kotak, menambahkan lubang asap pada kereta dari kotak, koordinasi jari baik, memegang krayon dengan jari bukan menggenggamnya, menggerakan jari secara mandiri, mengenali 4 gambardengan namanya, menggambarkan penggunaan dua benda, menyalin
15 gambar lingkaran, mengenal empat warna, berpakaian tanpa bantuan, menyiapkan semangkuk sereal, manggambarkan penggunaan dua benda, mengenakan kaos oblong. Vokalisasi: memberikan nama pertama dan nama akhir, menggunakan kata jamak, menyebutkan satu warna, mengenal seorang teman dengan sebuah nama, melakukan percakapan dengan dua atau tiga kalimat, menggunakan kata depan, meggunakan dua kata sifat. Sosialisasi: dipisahkan dari ibu dengan lebih mudah, dalam bermain, membantu menyingkirkan sesuatu, dapat membawa barang pecah belah, mendorong dengan kendali yang baik, mulai mengakui perbedaan jenis kelamin sendiri, dapat memenuhi kebutuhan ke toilet tanpa bantuan kecuali membersihkan daerah anal nya, dan dapat mencuci dan mengeringkan tangan nya sendiri.
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Toilet Training Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. (Hidayat
Lebih terperinciTOILET TRAINING. 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati
TOILET TRAINING 1) Imam Rifa i 2) Rut Aprilia Kartini 3) Sukmo Lelono 4) Sulis Ratnawati Definisi Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Defenisi Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon / jawaban di dalam acara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian
Lebih terperinciTOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak
1 TOILET TRAINING A. Pengertian Toilet Training Toilet Training pada anak adalah latihan menanamkan kebiasaan pada anak untuk aktivitas buang air kecil dan buang air besar pada tempatnya (toilet). B. Tanda-Tanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi, penyebab, mekanisme dan patofisiologi dari inkontinensia feses pada kehamilan. INKONTINENSIA
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING PADA ANAK
SATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING PADA ANAK Disusun oleh kelompok 3 1. I Putu Endra Setyawan 2. K. Rani Ardinanthi 3. Lanang Galih Kriswianto 4. Maya Rosita 5. Mei Ratna Sari 6. Muhammad Reza 7.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2005). Pada periode ini anak akan mulai berjalan dan mengekplorasi rumah dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Toddler dan Teori Perkembangan 2.1.1 Definisi toddler Toddler merupakan anak anak usia 1-3 tahun yang dapat dilihat peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara
Lebih terperinciPsikologi Terapan UI ini.
SERING BUANG AIR BESAR DI CELANA Boleh jadi si kecil enggak sakit perut, tapi semata-mata lantaran ingin membangkang. Penyebabnya, toilet training yang salah. Dibanding si kecil mengompol, buang air besar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang tua yang sudah memiliki anak. Enuresis telah menjadi salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enuresis atau yang lebih kita kenal sehari-hari dengan istilah mengompol, sudah tidak terdengar asing bagi kita khususnya di kalangan orang tua yang sudah memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Toilet training
Lebih terperinciKEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL
KEBUTUHAN ELIMINASI BOWEL DISUSUN OLEH : 1. SEPTIAN M S 2. WAHYU NINGSIH LASE 3. YUTIVA IRNANDA 4. ELYANI SEMBIRING ELIMINASI Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa anak adalah masa yang paling penting dalam proses pembentukan dan pengembangan kepribadian baik dalam aspek fisik, psikis, spiritual, maupun etika-moral. Perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Berkemih Reflek berkemih adalah reflek medula spinalis yang seluruhnya bersifat otomatis. Selama kandung kemih terisi penuh dan menyertai kontraksi berkemih, keadaan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia toddler merupakan usia emas karena perkembangan anak di usia ini yaitu usia 1-3 tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Sehingga apabila
Lebih terperinciTOILET TRAINING PADA ANAK DOWN SYNDROME
TOILET TRAINING PADA ANAK DOWN SYNDROME (Studi Kasus pada Siswa Down Syndrome di SLB-C1 Widya Bhakti Semarang) SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam rentan perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2009). Masa anak merupakan waktu anak untuk tumbuh
Lebih terperinciTinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga
Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana seseorang yang sudah berkeluarga sangat berharap mempunyai anak. Jika anak dalam keadaan sehat, orang tuapun
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah sering menunjukan perilaku yang aktif,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Toilet Training 1. Pengertian Toilet Training Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) (Hidayat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan anugerah dari Tuhan yang mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan. Anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya mengalami berbagai permasalahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerapan Toilet Training 1. Pengertian Toilet Training Toilet training atau latihan berkemih dan defekasi adalah salah satu tugas perkembangan anak usia toddler (1-3 tahun).
Lebih terperinci1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat
Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Negara Indonesia. Derajat kesehatan anak merupakan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditempat tidur (biasanya dimalam hari) atau pada pakaian disiang hari dan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Enuresis 1. Pengertian Enuresis adalah gangguan umum dan bermasalah yang didefinisikan sebagai keluarnya urine yang disengaja atau involunter ditempat tidur (biasanya dimalam
Lebih terperinciGANGGUAN MIKSI DAN DEFEKASI PADA USIA LANJUT. Dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.S
GANGGUAN MIKSI DAN DEFEKASI PADA USIA LANJUT Dr. Hj. Durrotul Djannah, Sp.S Secara biologis pada masa usia lanjut, segala kegiatan proses hidup sel akan mengalami penurunan Hal-hal keadaan yang dapat ikut
Lebih terperinciTahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia
Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1
Lebih terperinciKONSEP TUMBANG ANAK INFANT DAN TODDLER
KONSEP TUMBANG ANAK INFANT DAN TODDLER TUMBUH ( GROWTH ) Meningkatnya ukuran suatu bagian organisme yang ditujukkan dengan peningkatan tinggi dan berat atau bagian yang di pengaruhi seperti tulang dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indrayang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dikatakan lansia setelah mencapai umur 50
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI 1. Lanjut Usia (Lansia) Menurut Undang-Undang nomor 4 tahun 1965 yang termuat dalam pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dikatakan lansia setelah mencapai umur 50 tahun, tidak
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya tinja yang keras sehingga buang air besar menjadi jarang, sulit dan nyeri. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciSISTEM PENGELUARN (EKSKRESI )
SISTEM PENGELUARN (EKSKRESI ) Ekskresi merupakan proses pengelaaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
Lebih terperinciKATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan yang paling memerlukan perhatian adalah
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 Saya : Ns. Dewi Yurika, S.Kep Mahasiswa program Magister (S2) kekhususan keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Dengan NPM : 0706194665.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Soetjiningsih (2008) Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN)
KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN MASA BAYI (0 2 TAHUN) TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa dapat memahami karakteristik perkembangan aspek fisik, motorik, intelektual,
Lebih terperinciSISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI ) Rahmad Gurusinga
SISTEM PENGELUARAN (EKSKRESI ) Rahmad Gurusinga Ekskresi merupakan proses pengelaaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai tempat atau lembaga pengasuhan yang dapat memberi kasih sayang. Pemenuhan kebutuhan emosi dan kasih sayang
Lebih terperinciPERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN
PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN FUNGSI PRIMER SALURAN PENCERNAAN Menyediakan suplay terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi, tetapi sebelum zat-zat ini diperoleh, makanan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
51 BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh terapi air terhadap proses defekasi pasien konstipasi di RSU Sembiring Delitua Deli Serdang yang dilaksanakan pada 4 April-31
Lebih terperinciTips Mengatasi Susah Buang Air Besar
Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional
Lebih terperinciLAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA. Blok Urinary System
LAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA Blok Urinary System Oleh: Kelompok 3 TRIGGER JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 Ny Sophia, usia 34 tahun, datang ke klinik
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRA SEKOLAH Oleh: Sugihartiningsih Abstrak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada setiap mahkluk hidup secara alamiah. Pertumbuhan akanmengalami perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Toilet Training 1. Pengertian Toilet Training ( Pelatihan Buang Air ) Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi adalah perubahan dalam frekuensi dan konsistensi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Konstipasi Konstipasi adalah perubahan dalam frekuensi dan konsistensi dibandingkan dengan pola defekasi individu yang bersangkutan, yaitu frekuensi defekasi kurang
Lebih terperinci2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007
2-3 Checklist Indikator PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 Diolah oleh: http://www.rumahinspirasi.com MORAL & NILAI AGAMA a. Dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua
Lebih terperincidisebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,
Fungsi normal kandung kemih adalah mengisi dan mengeluarkan urin secara terkoordinasi dan terkontrol. Aktifitas koordinasi ini diatur oleh sistem saraf pusat dan perifer. Neurogenic bladdre adalah keadaan
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Lampiran 1 Surat Pernyataan Menjadi Responden SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Konstipasi Konstipasi berasal dari bahasa Latin constipare yang berarti ramai bersama. 18 Konstipasi secara umum didefinisikan sebagai gangguan defekasi yang ditandai
Lebih terperinciGambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment
A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya
Lebih terperinciTahapan Masa Pertumbuhan Batita
Tahapan Masa Pertumbuhan Batita BATITA Membangun hubungan dengan bayi Anda dimulai di detik saat ia lahir. Saat pertama kali melihat bayi Anda yang baru lahir, penampilannya mungkin akan mengejutkan Anda.
Lebih terperinciKEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro
ARTIKEL PENELITIAN FIKES FIKES Universitas Muhammadiyah Purwokerto KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER Dadang Kusbiantoro Program Studi
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar (BAB). Toilet training
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sebagai harapan bangsa merupakan sebuah aset yang membutuhkan pemantauan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam siklus daur kehidupan tahapan tumbuh kembang
Lebih terperinciTumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Tumbuh kembang anak Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Pokok bahasan Pendahuluan Definisi pertumbuhan & perkembangan Tumbuh kembang janin Tumbuh kembang anak 0 5 tahun Tumbuh kembang anak 6 10 tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK PENGABDIAN MASYARAKAT MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA T.A. 2007/2008 P E R T UMB UH AN Pertumbuhan PERTAMBAHAN
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ELIMINASI. Oleh : ENNO DIAN GUSDIANI L. S.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ELIMINASI Oleh : ENNO DIAN GUSDIANI L. S.Kep KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari
Lebih terperinciKONSEP KEBUTUHAN ELIMINASI MASYKUR KHAIR
KONSEP KEBUTUHAN ELIMINASI MASYKUR KHAIR DEFINISI Zat sisa metabolisme yg tdk berguna lagi bagi tubuh harus dikeluarkan (dieliminasi) dr dalam tubuh krn dapat menjadi racun. Proses eliminasi ini dpt dibagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap wanita akan mengalami proses persalinan. Kodratnya wanita dapat melahirkan secara normal yaitu persalinan melalui vagina atau jalan lahir biasa (Siswosuharjo
Lebih terperinciMEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina
MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya
Lebih terperinciLaporan Pendahuluan Eliminasi Alvi
Laporan Pendahuluan Eliminasi Alvi 1. 1. DEFINISI BAB I PENDAHULUAN Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN
Lampiran Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia 2.5 3.4 tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN. Menyebutkan 4 warna Sebutkan warna-warna yang kamu ketahui? 2. Menjodohkan warna-warna
Lebih terperinciBlok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema
Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema Ibrahim Labeda Nurhaya Nurdin Asty Amalia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2015 PROSEDUR ENEMA/HUKNAH I. TUJUAN Setelah pelatihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti pernah mengalami ngompol yang dalam bahasa medisnya disebut enuresis. Secara sederhana definisi enuresis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia dan penyebab paling sering kecacatan pada orang dewasa (Abubakar dan Isezuo, 2012). Stroke juga merupakan
Lebih terperinciAPA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?
APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? ASPEK YANG DISUKAI ANAK YANG BISA KITA AJARKAN FISIK Sangat Aktif. Bisa jalan, lari, lompat 2 kaki, bertumpu, dan manjat. Bisa corat-coret, bekerja dengan 3-4
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik
Lebih terperinciASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada
Lebih terperinciPenting sekali bagi guru PAUD untuk mengetahui ciri usia anak. Kegunaannya adalah untuk memberikan sukar atau mudahnya dalam proses pembelajaran atau
Menurut Bambang Sudjiono dkk. Bahwa usia perkembangan individu digolongkan dengan berbagai cara, cara yang paling umum digunakan adalah perkiraan-perkiraan dari usia tahun kalender, usia anatomi, usia
Lebih terperinciBAB II Enuresis Stres Susah buang air besar Alergi TINJAUAN PUSTAKA
Faktor psikis A. Enuresis Pada Anak Stres a. Pengertian Psikologi Lingkungan Faktor fisik Genetik/familial Hambatan perkembangan Pola tidur Toilet trainning yang tidak adekuat Infeksi saluran kencing Stres
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MOTORIK KASAR 2.1.1 Motorik Kasar Untuk merangsang motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk, (2008) dapat di lakukan seperti melatih anak untuk meloncat, memanjat,berlari, berjinjit,
Lebih terperinciTUGAS MANDIRI 1 Bladder Training. Oleh : Adelita Dwi Aprilia Reguler 1 Kelompok 1
TUGAS MANDIRI 1 Bladder Training Oleh : Adelita Dwi Aprilia 135070201111005 Reguler 1 Kelompok 1 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 1. Definisi Bladder
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal hal
Lebih terperinciReferat Fisiologi Nifas
Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan
Lebih terperinciFormulir persetujuan menjadi responden penelitian hubungan toilet training terhadap kemampuan anak dalam melakukan eliminasi
Lampiran 1 Formulir persetujuan menjadi responden penelitian hubungan toilet training terhadap kemampuan anak dalam melakukan eliminasi Saya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia dalam tumbuh kembangnya memiliki beberapa tahapan. Manusia tidak semertamerta langsung menjadi dewasa, namun berproses dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa
Lebih terperinciBagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR
Oleh : Ni Ketut Alit A. Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR SURABAYA Frekwensi pemeriksaan post partum sesuai protap : Satu jam pertama : tiap 15 menit Dua jam selanjutnya : tiap 30 menit 24 jam
Lebih terperinciPERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH, SEKOLAH & REMAJA
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH, SEKOLAH & REMAJA PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH USIA 3 TAHUN FISIK : BB meningkat 1,8-2,7 Kg Rata-rata BB 14,6 Kg TB meningkat 7,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
11 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. TINJAUAN PUSTAKA Masa anal berhubungan pula dengan soal kebersihan, keteraturan atau kerapihan yang ingin di terapkan orangtua kepada anak. Anak bukan lagi pribadi yang
Lebih terperinciMASALAH ELIMINASI FECAL
e Obat-obatan Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasi yang normal Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan diikuti
Lebih terperinciBABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak
BABI PENDAillJLUAN 1.1. Latar Belakang Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak memerlukan perhatian dan pengawasan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Hal ini penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga sebagai wahana utama dan pertama terjadinya sosialisasi pada anak. Karena anak pertama kali berinteraksi dengan ibunya serta ayahnya dan anggota keluarga lain,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MASA BAYI
PERKEMBANGAN MASA BAYI Tahap Masa Bayi Neonatal (0 atau baru Lahir-2 minggu Bayi (2 minggu- 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan Belajar bicara Belajar menguasai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai
Lebih terperinciSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu
Lebih terperinci2
2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan
Lebih terperinci