TURUNAN FUNGSI. absis titik C dan absis titik C sama dengan h, maka x 3 = x 1 + h, sehingga gradien garis AC sama dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TURUNAN FUNGSI. absis titik C dan absis titik C sama dengan h, maka x 3 = x 1 + h, sehingga gradien garis AC sama dengan"

Transkripsi

1 TURUNAN FUNGSI. Gardie Garis siggug Kurva Peratika graik ugsi pada gambar berikut. 8 B 6 C A Gambar Titik A, B, da C terletak pada graik, bila absisa berturut-turut,, da, maka koordiat titik A,, B,, da C,. Garis AB B A memotog graik memiliki gradie. Garis AC B A C A memotog graik memiliki gradie. Misalka selisi C A absis titik C da absis titik C sama dega, maka +, seigga gradie garis AC sama dega Jika titik C pada graik terus digeser medekati titik A, maka medekati atau seigga selisia aitu medekati, ditulis dilambagka dega ag memiliki maka gradie garis siggug kurva di titik A,. Coto : Tetuka gradie garis siggug kurva - di titik Gradie garis siggug di adala. - 5

2 6 Tugas. Tetuka gradie garis siggug, di titik,.. Tetuka gradie garis siggug + di titik -,.. Jika g +, carila g. Jika +, carila. Fugsi Turua a a Misalka adala sebua ugsi, otasi a memiliki arti gradie garis siggug kurva di a, serigkali dibaca turua ugsi di a. Turua ugsi disembarag titik dilambagka dega dega deiisi. Proses mecari dari disebut peurua; dikataka bawa dituruka utuk medapatka.. Coto : Carila turua ugsi ag diataka dega + 5 pada Turua pada iala Coto : Carila turua ugsi ag ditetuka ole lagsug dari deiisi

3 7 Coto. Diketaui /. Carila lagsug dari deiisi. Tugas Guaka deiisi ugsi turua ilai utuk tiap-tiap soal di bawa ii. utuk memeriksa. ;. ;. ;. 5 ; 5. + ; 6 6. ; 7. 5 ; 8. ; 6 9. / ; - /. / ; - /. Turua Beberapa Fugsi Kusus i. Turua ugsi-ugsi kosta Jika c, dega c kosta, maka: c c. Turua ugsi kosta adala ol.

4 8 ii. Turua bilaga bulat positi Utuk, maka, da. Utuk, maka, da. Utuk, maka da. Dari uraia di atas diperole Bila diperatika dega seksama, tampak pola turua utuk, 5, da seterusa, seigga dapat disimpulka turua dari adala Kesimpula tersebut dapat dibuktika dega megguaka deiisi turua sebagai berikut.. Misalka, maka... k adala kombiasi k usur dari usur, dega!!! k k k Selajuta...

5 Jika, maka -, dega bilaga bulat positi. iii. Turua a bilaga bulat positi Misalka a, a suatu kostata, maka a a a ] [. Berdasarka siat it diperole a ] [ a ] [ a... a... a... a... a - Jika a, maka a -, dega bilaga bulat positi. iv. Turua pagkat egative da rasioal dari Utuk -, maka -, da - Utuk -, maka -, da

6 Dari uraia di atas diperole : / atau - / atau - / atau - - / atau Bila dicermati diperole pola bawa turua dari -, maka - -. Juga bila -, maka - -5, da seterusa. Dega demikia bila -, maka - -, berlaku bagi bilaga bulat utuk. Jika, maka, dega bilaga bulat,. Coto : Diketaui. Carila :. Bagaimaa bila dega bilaga rasioal? Misalka, maka Terata turua ugsi dega bilaga rasioal, adala -.

7 Coto 5 Diketaui. Carila : Bila, maka : Tugas. Carila turua dari :. ½. /. 5/. ½ 5. / ½. Siat-siat Turua Fugsi Bila g da ugsi-ugsi ag memiliki turua da k kostata, berlaku: i Jika k g maka k g ii Jika u + v maka u + v iii Jika u - v maka u - v iv Jika u.v maka u v + uv u u' v u v' v Jika maka v [ v ] Bukti i. Jika k g maka g g g g k k k g kg kg Bukti ii Jika u+v maka u u + v. u v Bukti iii serupa dega bukti ii. u v u v u v u v v

8 Bukti iv u. v u. v Jika u+v maka u. v u. v u v u v u.[ v. v ] [ u u ] v u.[ v. v ] [ u u ] v u.[ v. v ].[ u. u ] v [ v. v ].[ u. u ] u v [ v. v ].[ u. u ] u v uv + u v u v + uv. Bukti v serupa dega bukti iv Coto. Carila turua dari Misalka u, v 5 da w, maka u 6, v 5 da w Selajuta u + v w da u + v w Coto Carila turua - + Dega megguaka siat iv Misalka u - da v +, maka u 6 da v + Jika u.v maka u v + uv seigga turura dari - + adala ⁵+8²- ³- Hasila sama dega cara megalika daulu u.v aitu - + ⁶+6³-⁴-, da 8⁵+8²-³-. Coto Carila turua Dega megguaka siat iv Misalka u da v + maka u 8 - da v.

9 u u' v u v' Jika maka. v [ v ] Selajuta turua dari 8 [ ] adala 5 8 Tugas Carila turua dari ugsi-ugsi berikut Jika, -, g - da g 5 Carila -g ;.g ; da /g 8. Jika 7,, g 6 da g - Carila +g ;.g ; da /g 5. Turua Fugsi Trigoometri i. Turua si si si Misalka si, maka A B A B Tela kita ketaui bawa si A si B cos si, cos si si si maka cos si si si [ ] [cos ] cos si si cos. cos. cos. cos.. Jika si, maka cos.

10 ii. Turua cos Misalka cos, maka cos cos A B A B Tela kita ketaui bawa cos A cos B - si si, si si cos cos maka si si si [ ] [ si ] si si si si. -si.. si -si. -si. Jika cos, maka - si. iii. Turua ta si ta. Misalka u si da v cos maka u cos cos da u' v u v' v -si. Meurut siat v [ v ] cos.cos si [cos ] si cos cos si cos sec Teorema Atura Ratai Jika uov uv, maka u v.v Coto : Carila bila + Cara pertama

11 5 + 8³+²+6+, maka Cara kedua Megguaka siat vi jika uov uv, maka u v.v. Utuk +, misalka dega u da v +, seigga uov uv. Bila u maka u da bila v + maka v Coto : Carila bila uov dega u da v + 5 -, maka u da v Tugas 5. Carila turua dari ugsi-ugsi berikut.. si + cos.. cot. cos si 7. cos si 6. Notasi lai utuk Turua Fugsi : + biasa ditulis +, tetapi serig juga ditulis sebagai +. Jika + maka, da bila + serig ditulis. Dari deiisi ugsi turua dari adala, melambagka perubaa ilai. Dalam berbagai peerapa kalkulus perlu sekali

12 6 lambag serig ditulis sebagai, sedag perubaa ilai atau ag sesuai disebut dilambagka dega atau. Jika, maka + da d. Ole Leibiz ditulis sebagai. d 8 B 6 C A - 5 Gambar Dega megguaka otasi Leibiz, Teorema Atura Rataisiat dapat d d du diataka sebagai berikut: Jika u da u g, maka. d du d Coto : Carila bila + Misalka v + maka + v d dv v dv da d seigga d d d dv dv d v. 6v 6 Coto Carila gradie, kemudia persamaa dari gariss siggug pada parabola + 5 dititik, d + 5 maka 6 +. Gradie garis siggug pada titik, d adala Persamaa garis siggug adala atau -8 Coto Carila titik-titik pada kurva di maa garis siggug pada kurva itu tegaklurus pada garis dega persamaa +

13 , gradie garis ii adala - m. Garis siggug ag tegaklurus garis - + adala m karea m m -, maka d d 8 Titik-titik ag dicari adala 8, da - 8, - Tugas 6 Tetukala gradie da kemudia garissiggug setiap kurva berikut ii, pada titik ag diberika.. pada,9. pada,. 5 pada -, -5. / pada, Tetukala persamaa garissiggug kurva berikut ii: 5. pada 6. + pada 7. pada 5 8. pada pada. / pada 7. Kurva Naik da Kurva Turu Bila suatu kurva dari graik ugsi digambarka pada koordiat kartesius, kurva dikataka aik, bila maki ke kaa kurva maki tiggi, seperti terliat pada Gambar. Suatu kurva dikataka turu bila maki ke kaa kurva maki reda, seperti pada Gambar Gambar

14 Gambar Peratika Gambar 5., pada iterval - < < - kurva aik, pada iterval - < < kurva turu, da pada iterval < < kurva aik. Sedagka pada - da kurva tidak aik maupu turu, dikataka kurva mecapai stasioer. Titik A da B disebut titik stasioer kurva. A B - Gambar 5. Hubuga Turua Fugsi dega Graik Fugsi Peratika Gambar 6., pada iterval - < < graik aik da garis-garis sigguga membetuk sudut lacip dega sumbu positi, artia gradiegradie garis siggug graik pada saat kurva itu aik adala positi. Dega kata lai, graik ugsi aik bila >. Peratika Gambar 7., pada iterval < < graik turu da garis-garis sigguga membetuk sudut tumpul dega sumbu positi, artia gradiegradie garis siggug graik pada saat kurva turu adala egati. Dega kata lai, graik ugsi turu bila <.

15 Gambar Gambar 7 Coto: Bila - +7, tetuka dimaa graik aik da graik turu maka Graik aik bila > > - > -+> Batas-batas iterval adala -+ da - Utuk daera pada garis bilaga sebela kiri - itu daera positi + atau egati - subsitusika sembarag bilaga sebela kiri -, misala - diperole positi +. Utuk daera pada garis bilaga atara - da itu daera positi + atau egati - subsitusika sembarag bilaga sebela kiri di atara kedua bilaga, misala diperole egati -. Begitu juga utuk memeriksa daera garis bilaga sebela kaa, ambil bilaga, kemudia subsitusika ke positi Graik aik pada iterval garis bilaga ag bertada positi + aitu, - < <- da < <. Dega megguaka garis bilaga ag sama, sekaligus diperole iterval dimaa graik turu, aitu pada iterval garis bilaga ag bertada egati -. Graik turu pada iterval - < <.

16 Ii sesuai dega graik - +7 pada Gambar Tugas 7 Gambar 8. Utuk setiap ugsi ag ditetuka dalam persamaa o. 7 tetukala iterval-iterval dimaa ugsi itu aik da dimaa ugsi itu turu / Tujukkala graik ugsi + tidak pera turu. 8. Titik Stasioer Pada Gambar 9., sebela kiri titik A kurva aik, da sebela kaa titik A kurva turu, sedagka di titik A kurva tidak aik maupu turu, ole karea itu A disebut titik stasioer. Titik stasioer A pada Gambar 9. ii disebut titik balik maksimum. Sedagka pada da Gambar., sebela kiri titik A kurva turu da sebela kaa titik A kurva aik. Titik stasioer A pada Gambar. disebut titik balik miimum. Baik pada Gambar 9., maupu Gambar., garis siggug di titik stasioer A sejajar dega sumbu, artia gradie garis siggug graik ugsi di A adala. Dega kata lai, graik mecapai stasioer bila.

17 6 A A Gambar 9 Gambar Coto : Tetuka titik stasioer da jeisa dari graik -+ Graik mecapai stasioer bila +, maka -, artia atau Nilai stasioera Jadi titik stasioera,- Guaka garis bilaga berikut utuk memeriksa jeis stasioer adala absis titik stasioer, batas kurva aik atau turu. Daera pada garis bilaga sebela kiri adala egati - sebab. - egati -, sedagka sebela kaa adala positi +, sebab. positi +. Sebela kiri kurva turu da sebela kaa kurva aik, disimpulka jeis titik stasioer,- adala titik miimum. Jawaba di atas sesuai dega graik + pada Gambar.

18 A,- - Gambar. Coto : Tetuka titik-titik stasioer da jeisa dari graik 5 5 Fugsi turua dari 5 5 adala 5 5. Graik mecapai stasioer bila , 5 atau atau +, seigga diperole absis titiktitik stasioer,, da -. Masig - masig ordiat titik stasioera adala, 5.. 5, 5.. 5, da , seigga diperole titik-titik stasioer,,, da -,-. Utuk memeriksa jeis titik stasioer itu, diguaka garis bilaga sebagai berikut Daera pada garis bilaga sebela kiri - adala egati - sebab bila disubsitusi ole sebarag bilaga kurag dari - misala -, adala bilaga egati.. - egati -. Daera atara - da adala positi +, sebab - ½ 5- ½ 5 - ½ + - ½ adala 6 bilaga positi. Daera atara da adala positi +, sebab ½ 5 ½ 5 ½ + ½ adala bilaga positi. Daera sebela kaa egati 6 -, sebab adala bilaga egati. Titik -,- adala titik balik miimum, karea graik sebela kiri titik ii turu da sebela kaa titik itu aik. Nilai - - disebut ilai balik miimum. Titik, adala titik balik maksimum, karea graik sebela kiri titik ii aik da sebela kaa titik itu turu. Nilai disebut ilai balik maksimim.. Titik, buka titik balik miimum maupu miimum, karea graik sebela kiri titik ii aik da sebela kaa titik itu aik pula. Titik, pada kurva ii disebut titik belok.

19 8 6, - -, -, Gambar. Dari coto di atas, secara umum, misala a memeui a, maka titik a, a adala titik balik maksimum atau titik balik maksimum atau titik belok. Jika ada utuk setiap titik disekitar a aitu iterval kecil pada sumbu ag memuat a maka di sekitar a terdapat kemugkia utuk graik. Titik a,a merupaka titik balik maksimum dari, bila Sedikit sebela kiri a a a Sedikit sebela kaa a a + Positi + Negati - Titik a,a merupaka titik balik miimum dari, bila Sedikit sebela kiri a a a Sedikit sebela kaa a a + Negati - Positi + Titik a,a merupaka titik belok dari, bila Sedikit sebela kiri a a a Sedikit sebela kaa a a + Positi + Positi + atau Sedikit sebela kiri a a a Sedikit sebela kaa a a + Negati - Negati -

20 Tugas 8. Tetukala ilai-ilai stasioer ugsi ag dideiisika berikut ii da tetukala jeis masig-masig ilai stasioer itu / si, 9. Meggambar Kurva Sebeluma tela kita belajar meggambar berbagai graik ugsi tertetu seperti, ugsi liear, kuadrat, da lai sebagaia. Sekarag aka belajar meggambar berbagai graik ugsi dega memperatika titik-titik stasioer, titik-titik balik maksimum, miimum, kecekuga, da lai-lai. Kemampua meggambar kurva merupaka al ag sagat petig dalam pegertia da pegguaa Kalkulus. Dalam meggambar graik ugsi ag dapat dideiisika, beberapa atau semua al berikut ii sagat membatu:. Meetuka titik potog graik dega sumbu, diperole dari. Meetuka titik potog graik dega sumbu, diperole dari. Meetuka titik-titik statioer, diperole dari. Meetuka jeis titik statsioer 5. Meetuka ilai utuk da - Coto Coto Gambarla graik kurva. Titik-titik potog dega sumbu Titik potog dega sumbu diperole jika, maka - diperole Titik potog dega sumbu adala, da,. Titik potog dega sumbu Titik potog dega sumbu diperole jika maka - Titik potog dega sumbu adala,.. Titik-titik stasioer Titik -titik stasioer pada kurva diperole dari atau - atau Utuk, maka -, utuk maka -

21 5 Jadi titik-titik stasioer adala,, da, Meetuka jeis stasioer Absis titik stasioer adala da, dega megguaka diperole Sedikit sebela kiri Sedikit sebela kaa Negati - Positi +, titik statsioer maksimum Sedikit sebela kiri Sedikit sebela kaa Positi + Negati -, titik statsioer mmiimum Semua keteraga di atas memugkika kita meggambar kurva, seperti tampak pada Gambar. 6, - -, Gambar. Tugas 9. Gambarla kurva-kurva berikut ii: / ½

22 6. Nilai-ilai Maksimum da Miimum suatu Fugsi dalam Iterval Tertutup Graik ugsi ag ditetuka dega 5 5 ag tela dipelajari sebeluma tampak pada Gambar. 8 6, - -, -, Gambar. Nilai maksimum dalam iterval tertutup dega muda dapat diliat aitu. Tetapi utuk iterval ½ ilai maksimum adala ½ 7 da utuk iterval ilai maksimum adala Gambar. Dari Gambar., terliat utuk iterval ilai miimum adala - 56 da ilai maksimum adala - 56, dapat ditulis utuk iterval. Dega demikia perlu diperatika bawa ilai balik maksimum atau miimum dari ugsi dalam suatu iterval tertutup belum tetu ilai maksimu atau miimum dari. Nilai maksimum da miimum ugsi dalam iterval tertutup didapat dari ilai stasioer dalam iterval itu atau dari ilai pada ujug-ujug iterval.

23 7 Coto : Tetuka ilai miimum da maksimum dari - + pada iterval 5 i Meetuka ilai balik kurva - + da Absis titik stasioer diperole dari da >, seigga,- merupaka titik balik miimum. Jadi ilai balik miimuma -. ii Meetuka ilai pada batas-batas iterval. - + da Dari i da ii diperole ilai miimum dari adala - da ilai maksimum adala 8. Jadi pada iterval 5, seperti terliat pada Gambar Gambar. Coto : Tetuka ilai miimum da maksimum dari 6 pada - i Meetuka ilai balik kurva 6 da 6 - Absis titik stasioer diperole dari 6 - atau - atau 6 da <, seigga, merupaka titik balik maksimum da ilai balik maksimuma adala.

24 >, seigga,- merupaka titik balik miimum da ilai balik miimuma adala -. Nilai ii tidak diperitugka karea di luar iterval ag diberika. ii Meetuka ilai pada batas-batas iterval da Dari i da ii diperole ilai miimum dari adala -7da ilai maksimum adala. Jadi -7 6 pada iterval 5, seperti terliat pada Gambar Gambar 5. Tugas Tetukala ilai-ilai maksimum atau miimum ugsi-ugsi berikut dalam iterval tertutup ag diberika. Natakala asila dalam betuk a b da tujukkala dega sketsa.. pada iterval. 9 pada iterval. pada iterval ½. 6 pada iterval 5. dalam { I. Soal-soal tetag Maksimum da Miimum Coto Sebidag taa terletak sepajag suatu tembok. Taa itu ka dipagari utuk peteraka aam. Pagar kawat ag tersedia pajaga m. Peteraka itu dibuat berbetuk persegi pajag. Tetukala ukuraa agar terdapat dera peteraka ag seluas-luasa.

25 9 Pertama-tama dibuat model matematika dari soal itu, kemudia diaalisa. Jika lebar kadag meter maka pajaga meter. Jelasla bawa da. Jadi. Luas kadag dalam m adala L L da L - L, karea L - <, maka L ilai balik maksimum. Jadi utuk terdapat ilai balik maksimum L.. Pada ujugujug iterval terdapat L da L Jadi luas maksimum ag ditaaka adala. m ag terjadi jika lebara m da pajaga m. Tugas. Tiggi meter suatu roket setela t detik adala t 6t 5t. Tetukala tiggi maksimum roket itu.. Jumla dua bilaga da adala, da asil kalia p. Tulisla persamaa ag meataka ubuga atara da. Kemudia ataka p dalam. Tetukala asil kali ag terbesar.. Kelilig suatu persegipajag m a. Jika pajaga meter da lebara meter tulisla persamaa palig sederaa ag meataka ubuga atara da b. Tulisla rumus luas L m utuk persegipajag itu. Nataka L dalam. Tetukala ukura persegipajag tersebut agar luasa maksimum. c. P W Q A E B Z X F S Y R D Gambar 6. Gambar 7 C. Pada Gambar 7., tampak bujursagkar ABCD dega sisi cm, BE cm da CF cm. Natakala pajag AE da BF dalam. Tujukkala bawa luas DEF adala L cm dega L 5 +. Kemudia tetuka seigga L miimum.

26 5. Seelai karto berbetuk persegi pajag dega lebar 5 cm da pajag 8 cm. Pada tempat sudut karto itu dipotog bujursagkar ag sisia cm. Dari bagu ag didapat dibuat kotak tapa tutup ag tiggia cm. Tetukala ukura kotak agar isia sebaak-baaka. 6. Segitiga siku-siku OAB terbetuk dari sumbu, sumbu da garis g ag persamaaa 8. Titik P, terletak pada garis g. Dari P dibuat garis-garis tegaklurus sumbu-sumbu seigga terjadi persegipajag dega diagoal OP. Natakala luas persegipajag itu dalam. Tetukala koordiat P seigga luas persegipajag maksimum. 7. Suatu kotak alasa berbetuk bujursagkar dega sisi cm da tiggi kotak cm, atasa terbuka. Isi kotak cm a. Tulisla persamaa ag meataka ubuga dega.tulisla juga rumus utuk luas permukaa kotak L cm diataka dega da b. Tujukka bawa L + 8/ da kemudia tetukala ukura kotak agar baa utuk membuat kotak itu sesedikit mugki.. Kecepata Rata-rata da Kecepata Sesaat Kita biasa medegar perataa-perataa seperti Waktu berpapasa dega mobil polisi, mobil tadi sedag bergerak dega kecepata meter per detik. Apaka arti m/det pada saat ag dimaksud? Apabila mobil itu bergerak dega kecepata tetapkosta, maka mobil itu aka meempu jarak m dalam waktu dua detik, da seterusa. Secara umum, jarak s meter, ag ditempu dalam waktu t detik, dapat diitug dega rumus s t atau s/t, artia Jarak ag ditempu Kecepata Waktu ag diperluka Apabila kecepataa tidak tetap, maka situasia mejadi lebi sulit. Misalka suatu mobil bertolak dari titik O da mecapai jarak s meter dari O setela bergerak t detik, da jarak s meter dalam t detik itu memeui rumus s t. Berdasarka rumus kecepata di atas, maka kecepata s/t t tidak t tetap tergatug ilai t. Jadi mobil tadi bergerak dega kecepata ag tidak tetap. Tetapi dari pegalama kita merasa bawa tiap-tiap saat mobil itu memiliki suatu kecepata, ag misala dapat dibaca pada pegukur kecepata. Mucul pertaaa Berapaka kecepataa dalam m/det pada t? Jelas jawabaa tergatug pada s t da pada t. t

27 Persamaa s t ii memasagka suatu bilaga o-egati s dega tiap-tiap bilaga real t. Maka rumus s t meetuka suatu ugsi ag berdomai R. Sedagka daera asila adala impua semua bilaga real o-egati. Mecari arti kecepata pada t jika s t Dega megguaka s : t t adala ugsi ag berkaita dega rumus s t diperole st t, ag memberika jarak ag ditempu dalam waktu t mulai dari t. Jarak ag ditempu dari t sampai t adala s m. Jarak ag ditempu dari t sampai t adala s m. Kecepata rata-rata dalam selag waktu dari t sampai t adala perubaa jarak s s m/dtk. perubaa waktu Dega cara ag sama diperole kecepata rata-rata dari t sampai t,5 adala s,5 s,5,5 m/dtk.,5,5 Utuk memperole jawaba atas pertaaa Berapaka kecepata pada t?, biasa disebut kecepata sesaat utuk t kita membuat datar kecepata rata-rata dalam selag-selag waktu ag sigkat dari t sampai t +, utuk ilai-ilai positi ag maki kecil. Dega megitug s s utuk tiap-tiap, kita perole H,5,,., s s,5,,,, s s Baris kedua meujukka kecepata rata-rata pada selag waktu dari t sampai t + adala sagat dekat pada m/det utuk positi kecil. s s Hal ii megigatka kita pada kosep it aitu,.

28 Jika jarak ag ditempu sebua beda adala s meter dalam t detik dega s st jarak sebagai ugsi dari waktu, maka kecepata rata-rata dalam s t s t s t s t selag waktu atara t da t t + adala t t da kecepata sesaat utuk t t adala s t s t Coto: Jarak s meter ag ditempu dalam t detik ole beda ag jatu diataka ole rumus s 5t. Carila kecepata mobil diatas sesuda detik dari saat beragkata. Persoala ii adala mecari kecepata sesaat mobil utuk t, dapat diperole dega megitug 5 5 m/dtk. s 5 s Tugas. Jarak s cm ag ditempu ole sebutir kelereg ag meggulig pada waktu t detik diataka dega st 5t t. Hitugla kecepata kelereg saat t.. Sebua bola dilemparka tegak lurus ke atas dega kecepata permulaa m/det. Bola itu bergerak sesuai dega persamaa t 5t. Dalam rumus itu meujukka tiggi bola di atas titik keberagkata diukur dega meter, setela t detik. Carila kecepata bola pada saat t,5 detik

Oleh : Bambang Supraptono, M.Si. Referensi : Kalkulus Edisi 9 Jilid 1 (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal

Oleh : Bambang Supraptono, M.Si. Referensi : Kalkulus Edisi 9 Jilid 1 (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal BAB. Limit Fugsi Ole : Bambag Supraptoo, M.Si. Referesi : Kalkulus Edisi 9 Jilid (Varberg, Purcell, Rigdom) Hal 56 - Defiisi: Pegertia presisi tetag it Megataka bawa f ( ) L berarti bawa utuk tiap yag

Lebih terperinci

BAB V TURUNAN FUNGSI. Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah

BAB V TURUNAN FUNGSI. Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah BAB V TURUNAN FUNGSI Stadar Kompetesi Meggaka kosep it gsi da tra gsi dalam pemecaa masala Kompetesi Dasar Meggaka siat da atra tra dalam peritga tra gsi aljabar Meggaka tra tk meetka karakteristik sat

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi

TURUNAN FUNGSI. 1. Turunan Fungsi TURUNAN FUNGSI. Turunan Fungsi Turunan fungsi f disembarang titik dilambangkan dengan f () dengan definisi f ( ) f ( ) f (). Proses mencari f dari f disebut penurunan; dikatakan bawa f diturunkan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 LIMIT FUNGSI Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah

BAB 4 LIMIT FUNGSI Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah BAB LIMIT FUNGSI Stadar Kompetesi Megguaka kosep it ugsi da turua ugsi dalam pemecaha masalah Kompetesi Dasar. Meghitug it ugsi aljabar sederhaa di suatu titik. Megguaka siat it ugsi utuk meghitug betuk

Lebih terperinci

TURUNAN FUNGSI. Definisi. 3.1 Pengertian Turunan Fungsi. Turunan fungsi f adalah fungsi f yang nilainya di c adalah. asalkan limit ini ada.

TURUNAN FUNGSI. Definisi. 3.1 Pengertian Turunan Fungsi. Turunan fungsi f adalah fungsi f yang nilainya di c adalah. asalkan limit ini ada. 3 TURUNAN FUNGSI 3. Pegertia Turua Fugsi Defiisi Turua fugsi f adala fugsi f yag ilaiya di c adala f c f c f c 0 asalka it ii ada. Coto Jika f 3 + +4, maka turua f di adala f f f 0 3 4 3.. 4 0 34 4 4 4

Lebih terperinci

METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI. Pemodelan & Simulasi TM09

METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI. Pemodelan & Simulasi TM09 METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI Pemodela & Simulasi TM09 Metode Numerik ( Metode umerik dpt diklasiikasika mjd:. Metode satu-lagka atau sigle-step. Metode multistep Metode sigle-step Pada metode ii, utuk

Lebih terperinci

B A B 7 DIFERENSIASI DAN INTEGRASI NUMERIK

B A B 7 DIFERENSIASI DAN INTEGRASI NUMERIK 8 B A B 7 DIFERENSIASI DAN INTEGRASI NUMERIK A. D I F E R E N S I A S I N U M E R I K Misal diberika set data Diketaui set data (, ), (, ), (, ),., (, ) ag memeui relasi = f() Aka ditetuka d/d dalam iterval,

Lebih terperinci

h h h n 2! 3! n! h h h 2! 3! n!

h h h n 2! 3! n! h h h 2! 3! n! Dieresiasi Numerik Sala satu perituga kalkulus yag serig diguaka adala turua/ dieresial. Coto pegguaa dieresial adala utuk meetuka ilai optimum (maksimum atau miimum) suatu ugsi y x mesyaratka ilai turua

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA

BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA BAB III PERUMUSAN PENDUGA DAN SIFAT SIFAT STATISTIKNYA 3. Perumusa Peduga Misalka N adala proses Poisso o omoge pada iterval [, dega fugsi itesitas yag tidak diketaui. Fugsi ii diasumsika teritegralka

Lebih terperinci

METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI. Pemodelan & Simulasi TM07

METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI. Pemodelan & Simulasi TM07 METODE NUMERIK UNTUK SIMULASI Pemodela & Simulasi TM07 Metode Numerik ( Metode umerik dpt diklasiikasika mjd:. Metode satu-lagka atau sigle-step. Metode multistep Metode sigle-step Pd metode ii, utuk meetuka

Lebih terperinci

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi.

SOAL-SOAL HOTS. Fungsi, komposisi fungsi, fungsi invers, dan grafik fungsi. SOL-SOL HOTS. LJBR Pagkat Bulat Positif, Betuk kar, da Logaritma 1. Jumlah bakteri pada saat mula-mula adalah M 0. Karea suatu hal, setiap selag satu hari jumlah bakteri aka leyap r%. Jika M0 1.0 da r

Lebih terperinci

BAB V. INTEGRAL. Lambang anti-turunan (integral tak-tentu) oleh Leibniz adalah... dx, sehingga

BAB V. INTEGRAL. Lambang anti-turunan (integral tak-tentu) oleh Leibniz adalah... dx, sehingga BAB V. INTEGRAL 5.. Ati Turua (Itegral Tak-tetu) Defiisi: F suatu ati-turua f pada selag I jika da haya jika D F() = f() pada I, yaki F () = f() utuk semua dalam I. (Jika suatu titik ujug I, F () haya

Lebih terperinci

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real: BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

SOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15

SOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15 SOAL PENYISIHAN Petujuk pegerjaa soal : Jumlah soal 0 soal Piliha Gada da Uraia Utuk piliha gada diberi peilaia bear +, salah -, tidak diisi 0 Lama pegerjaa soal adalah 0 meit Kalau berai, silaka pilih

Lebih terperinci

PENGANTAR KALKULUS. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGANTAR KALKULUS. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGANTAR KALKULUS Disampaika pada Diklat Istruktur/Pegembag Matematika SMA Jejag Dasar Taggal 6 s.d. 19 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Drs. SETIAWAN, M. Pd. Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta

Lebih terperinci

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial Bab 7 Peelesaia Persamaa Differesial Persamaa differesial merupaka persamaa ag meghubugka suatu besara dega perubahaa. Persamaa differesial diataka sebagai persamaa ag megadug suatu besara da differesiala

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

Pengertian Secara Intuisi

Pengertian Secara Intuisi Pegertia Secara Ituisi Coba Gambarka grafik fugsi-fugsi berikut.. f ( ) +, pada [0,].. ) pada [0, ] da.. Dari grafik fugsi yag kamu peroleh, apa yag dapat kamu kataka tetag ilai-ilai ketiga fugsi tersebut

Lebih terperinci

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat

Lebih terperinci

METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON DALAM PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL NON LINEAR

METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON DALAM PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL NON LINEAR Buleti Ilmia Mat. Stat. da Terapaa (Bimaster) Volume 0, No. (0), al 07 6. METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON DALAM PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL NON LINEAR Apriadi, Bau Priadoo, Evi Noviai INTISARI Metode

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi 8 Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi ; Model Matematika dari Masala yang Berkaitan dengan ; Ekstrim Fungsi Model Matematika dari Masala

Lebih terperinci

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1 Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT) BARISAN DAN DERET Nurdiitya Athari (NDT) BARISAN Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) = a Fugsi tersebut dikeal sebagai barisa bilaga

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut

Lebih terperinci

2 BARISAN BILANGAN REAL

2 BARISAN BILANGAN REAL 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu

Lebih terperinci

BAB I BILANGAN KOMPLEKS

BAB I BILANGAN KOMPLEKS BAB I BILANGAN KOMPLEKS Di dalam bab ii, kita aka meelidiki struktur aljabar da geometri dari sistim bilaga kompleks. Kita aggap bahwa berbagai sifat ag berhubuga dega bilaga real sudah diketahui.. PENJUMLAHAN

Lebih terperinci

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2 Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2013/2014 12 Februari 2014 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 82 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg

Lebih terperinci

Himpunan/Selang Kekonvergenan

Himpunan/Selang Kekonvergenan oki eswa (fmipa-itb) Deret Pagkat Kita aka mempelajari beberapa tehik utuk meyajika suatu fugsi f (x) dalam betuk deret pagkat (power series), yaitu meetuka derat pagkat c (x a) sehigga f (x) = c (x a)

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN

BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN Page o BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN A. TURUNAN FUNGSI ALJABAR. Deiisi Tra Fgsi Deiisi Fgsi : ata mempai tra ag diotasika d d ata di deiisika : d d d d d d lim h 0 h h lim 0 ata Cotoh Soal :. Tetka tra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Distribusi Ekspoesial Fugsi ekspoesial adalah salah satu fugsi yag palig petig dalam matematika. Biasaya, fugsi ii ditulis dega otasi exp(x) atau e x, di maa e adalah basis logaritma

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

x = 16 Jadi, banyak pekerja yang harus ditambahkan = = 4 orang.

x = 16 Jadi, banyak pekerja yang harus ditambahkan = = 4 orang. SOAL N MATEMATIKA SMK KELOMPOK PARIWISATA, SENI DAN KERAJINAN, TEKNOLOGI KERMAHTANGGAAN, PEKERJAAN SOSIAL, DAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PAKET KC-F TAHN PELAJARAN /. Ekstrakurikuler pramuka suatu SMK aka

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Korelasi dan Regresi. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Korelasi dan Regresi. Adam Hendra Brata Probabilitas da Statistika da Adam Hedra Brata Dua Peubah Acak dua perubah acah X da Y dega rata-rata da diberika oleh rumus : E(XY) - - - Sifat Sifat Sifat kovariasi utuk X da Y diskrit : f(, ) f(, )

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu: 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1

BARISAN DAN DERET. 05/12/2016 Matematika Teknik 1 1 BARISAN DAN DERET 05//06 Matematika Tekik BARISAN Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 05//06 Matematika Tekik Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Model Pertumbuha Betuk ugsi pertumbuha satu jeis spesies pada umumya megguaka otasi ugsi aalitik yag diyataka dalam satu persamaa. Secara umum ugsi pertumbuha meyataka hubuga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. persamaan yang mengandung diferensial. Persamaan diferensial

BAB II LANDASAN TEORI. persamaan yang mengandung diferensial. Persamaan diferensial 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Persamaa Diferesial Dari ata persamaa da diferesial, dapat diliat bawa Persamaa Diferesial beraita dega peelesaia suatu betu persamaa ag megadug diferesial. Persamaa diferesial

Lebih terperinci

KALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN

KALKULUS 4. Dra. D. L. Crispina Pardede, DEA. SARMAG TEKNIK MESIN KALKULUS Dra. D. L. Crispia Pardede DEA. SARMAG TEKNIK MESIN KALKULUS - SILABUS. Deret Fourier.. Fugsi Periodik.2. Fugsi Geap da Gajil.3. Deret Trigoometri.. Betuk umum Deret Fourier.. Kodisi Dirichlet.6.

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Defiisi Persamaa diferesial adalah persamaa yag melibatka variabelvariabel tak bebas da derivatif-derivatifya terhadap variabel-variabel bebas. Berikut ii adalah

Lebih terperinci

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI BEKASI Jl. Gamprit Jatiwarigi Asri Podok Gede -88 UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN / L E M B A R S O A L Mata Pelajara : Matematika Kelas/Program : IPA Hari/Taggal

Lebih terperinci

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara

Lebih terperinci

FUNGSI BANYAK VARIABEL DAN PENERAPANNYA

FUNGSI BANYAK VARIABEL DAN PENERAPANNYA FUNGSI BANYAK VAIABEL DAN PENEAPANNYA KATA PENGANTA Segala puji sukur peulis pajatka haa utuk Allah SWT ag telah memberika rahmat da hidaaha, sehigga atas izi Allah, Alhamdulillah buku ag cukup sederhaa

Lebih terperinci

Bab 8 Teknik Pengintegralan

Bab 8 Teknik Pengintegralan Catata Kuliah MA3 Kalkulus Elemeter II Oki Neswa,Ph.D., Departeme Matematika-ITB Bab 8 Tekik Pegitegrala Metoda Substitusi Itegral Fugsi Trigoometrik Substitusi Merasioalka Itegral Parsial Itegral Fugsi

Lebih terperinci

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

oleh hasil kali Jika dan keduanya fungsi yang dapat didiferensialkan, maka Itegral etu Jika fugsi kotiu yag didefiisika utuk, kita bagi selag mejadi selag bagia berlebar sama Misalka berupa titik ujug selag bagia ii da pilih titik sampel di dalam selag bagia ii, sehigga terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana f(x) adalah fungsi tujuan dan h(x) adalah fungsi pembatas. BAB 1 PENDAHUUAN 1.1 atar Belakag Pada dasarya masalah optimisasi adalah suatu masalah utuk membuat ilai fugsi tujua mejadi maksimum atau miimum dega memperhatika pembatas pembatas yag ada. Dalam aplikasi

Lebih terperinci

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-2 DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-2 DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke- DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT DERET TAYLOR o Deret Taylor adalah alat yag utama utuk meuruka suatu metode umerik. o Deret Taylor bergua utuk meghampiri ugsi ke dalam

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 1 Nama Mata Kuliah : Matematika I 2 Kode Mata Kuliah : TSS - 1105 3 Semester : I 4 (sks) : 2 5 Dose Pegampu

Lebih terperinci

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3 SUKU BANYAK A Pegertia: f(x) x + a 1 x 1 + a 2 x 2 + + a 2 +a 1 adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a 1, a 2,.,a 2, a 1, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a

Lebih terperinci

Contoh Produksi dua jenis sepatu A dan B memberikan fungsi keuntungan bulanan sebagai berikut :

Contoh Produksi dua jenis sepatu A dan B memberikan fungsi keuntungan bulanan sebagai berikut : I. OPTIMISASI FUNGSI TANPA KENDALA Utuk fugsi dua peubah ) f ag terdiferesial dua kali. Jika di titik ) P dipeuhi :. sarat stasioer)... > maka mecapai ekstrim di ) P. Jika : ekstrim maksimum mecapai maka

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, , Agustus 2003, ISSN : METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Vol. 6. No., 97-09, Agustus 003, ISSN : 40-858 METODE PENENTUAN BENTUK PERSAMAAN RUANG KEADAAN WAKTU DISKRIT Robertus Heri Jurusa Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Tulisa ii membahas peetua persamaa ruag

Lebih terperinci

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ARTIKEL Meetuka rumus Jumlah Suatu Deret dega Operator Beda Markaba 191115198801005 Maret 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI Utuk lebih memahami megeai etropi, pada bab ii aka diberika perhituga etropi utuk beberapa distribusi diskrit da kotiu. 3. Distribusi Diskrit Pada sub bab ii dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3 BAB XII. SUKU BANYAK A = a Pegertia: f(x) = a x + a x + a x + + a x +a adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a, a,.,a, a, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3 PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde

Lebih terperinci

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya

Penyelesaian Model Matematika Masalah yang Berkaitan dengan Ekstrim Fungsi dan Penafsirannya . Tentukan nilai maksimum dan minimum pada interval tertutup [, 5] untuk fungsi f(x) x + 9 x. 4. Suatu kolam ikan dipagari kawat berduri, pagar kawat yang tersedia panjangnya 400 m dan kolam berbentuk

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah III PEMBAHASAN Pada bagia ii aka diformulasika masalah yag aka dibahas. Solusi masalah aka diselesaika dega Metode Dekomposisi Adomia. Selajutya metode ii aka diguaka utuk meyelesaika model yag diyataka

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2016/2017 3 Februari 2017 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg Batas

Lebih terperinci

Solusi Soal OSN 2012 Matematika SMA/MA Hari Pertama

Solusi Soal OSN 2012 Matematika SMA/MA Hari Pertama Solusi Soal OSN Matematika SMA/MA Hari Pertama Soal 1. Buktika bahwa utuk sebarag bilaga asli a da b, bilaga adalah bilaga bulat geap tak egatif. = F P B (a, b) + KP K (a, b) a b Solusi. Pertama aka dibuktika

Lebih terperinci

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16,

Projek. Contoh Menemukan Konsep Barisan dan Deret Geometri a. Barisan Geometri. Perhatikan barisan bilangan 2, 4, 8, 16, Projek Himpulah miimal tiga masalah peerapa barisa da deret aritmatika dalam bidag fisika, tekologi iformasi, da masalah yata di sekitarmu. Ujilah berbagai kosep da atura barisa da deret aritmatika di

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Pencapaian Kompetensi

SILABUS PEMBELAJARAN. Pencapaian Kompetensi SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas Mata Pelajara Semester : SMP NEGERI 3 MAGELANG : VIII (Delapa) : Matematika : I (satu) ALJABAR Stadar :1. Memahami betuk aljabar, relasi, fugsi, da persamaa garis lurus

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah

LEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Sebuah bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk. z = x jy. (2.4)

II LANDASAN TEORI. Sebuah bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk. z = x jy. (2.4) 3 II LANDASAN TEORI 2.1 Peubah Kompleks da Fugsi Kompleks Sebuah bilaga kompleks dapat diyataka dalam betuk z = x + jy, (2.1) dega x da y adalah bilaga-bilaga real da j = 1. Bilaga x disebut bagia real

Lebih terperinci

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika

Lebih terperinci

1 4 A. 1 D. 4 B. 2 E. -5 C. 3 A.

1 4 A. 1 D. 4 B. 2 E. -5 C. 3 A. . Seorag pedagag membeli barag utuk dijual seharga Rp. 0.000,00. Bila pedagag tersebut meghedaki utug 0 %, maka barag tersebut harus dijual dega harga A. Rp. 00.000,00 D. Rp. 600.000,00 B. Rp. 00.000,00

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, validitas dan reabilitas alat ukur, metode analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, validitas dan reabilitas alat ukur, metode analisis data. 79 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ii peeliti aka mejelaska tetag metode ag aka diguaka dalam peelitia meliputi; idetifikasi variabel peelitia, defeisi operasioal variabel peelitia, populasi da tekik

Lebih terperinci

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM. ) menyatakan banyaknya kejadian pada interval [ 0, n ] dan h BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA DENGAN MENGGUNAKAN KERNEL SERAGAM 4.1 Peduga dega Kerel Seragam Pada bab ii diguaka peduga dega kerel eragam. Hal ii karea aya belum berail memperole ebara aimtotik dari

Lebih terperinci

Titik Berat. da y. Suatu elemen da

Titik Berat. da y. Suatu elemen da Titik Berat da Suatu eleme da Titik erat atau pusat suatu luasa adala suatu titik dimaa luasa terkosetrasi da tetap meiggalka mome ag tidak erua teradap semarag sumu. Pada umuma leak titik erat diataka

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi; Modul 1 Operasi Dr. Ahmad Muchlis B PENDAHULUAN erapakah 97531 86042? Kalau Ada megguaka kalkulator, jawabaya amat bergatug pada tipe kalkulator yag Ada pakai. 9 Kalkulator ilmiah Casio fx-250 memberika

Lebih terperinci

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET Kalkulus Rekayasa Hayati DERET 1 Isi Bab Pedahulua Barisa tak-higga Deret tak-higga Deret Positif : Uji kekovergea Deret Gati Tada Deret Pagkat Deret Taylor da Maclauri 2 Kompetesi Dasar Setelah megikuti

Lebih terperinci

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah

Lebih terperinci

ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI. Novita Eka Chandra Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI. Novita Eka Chandra Universitas Islam Darul Ulum Lamongan JMP : Vol. 8 No., Des. 016, al. 33-40 ISSN 085-1456 ESTIMASI DENSITAS KERNEL ADJUSTED: STUDI SIMULASI Novita Eka Cadra Uiversitas Islam Darul Ulum Lamoga ovitaekacadra@gmail.com Masriai Mayuddi Uiversitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia sikap kosume terhadap kopi ista Kopiko Brow Coffee ii dilakuka di Wilaah Depok. Pemiliha dilakuka secara segaja (Purposive) dega pertimbaga

Lebih terperinci

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri

Limit Fungsi. Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Menghitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri 7 Limit Fungsi Limit Fungsi di Suatu Titik dan di Tak Hingga ; Sifat Limit Fungsi untuk Mengitung Bentuk Tak Tentu ; Fungsi Aljabar dan Trigonometri Cobala kamu mengambil kembang gula-kembang gula dalam

Lebih terperinci

DIFERENSIAL. diferensial pada c. Sehingga dapat kita tulis menjadi f (c) untuk L.

DIFERENSIAL. diferensial pada c. Sehingga dapat kita tulis menjadi f (c) untuk L. DIFERENSIAL 6. Usur Turua 6.. Deiisi Diketahui I R mempuyai iterval : I. Kita dapat megataka bahwa bilaga real L adalah turua dari jika pada c diberika >, maka aka ada > sehigga jika da haya jika x h

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1 Latar belakag Model pertumbuha Solow-Swa (the Solow-Swa growth model) atau disebut juga model eoklasik (the eo-classical model) pertama kali dikembagka pada tahu 195 oleh Robert Solow da

Lebih terperinci

MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR. Dosen Pengampu : Darmadi, S.Si, M.Pd

MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR. Dosen Pengampu : Darmadi, S.Si, M.Pd MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR Dose Pegampu : Darmadi, S.Si, M.Pd Disusu : Kelas 5A / Kelompok 5 : Dia Dwi Rahayu (084. 06) Hefetamala (084. 4) Khoiril Haafi (084. 70) Liaatul Nihayah (084. 74)

Lebih terperinci

BAHAN AJAR KALKULUS 2. Disusun Oleh: Drs. Moch. Chotim, MS. Muhammad Kharis, S.Si, M.Sc

BAHAN AJAR KALKULUS 2. Disusun Oleh: Drs. Moch. Chotim, MS. Muhammad Kharis, S.Si, M.Sc BAHAN AJAR KALKULUS Disusu Oleh: Drs Moch Chotim, MS Muhammad Kharis, SSi, MSc JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 0 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL DENGAN METODE ADAMS BASHFORTH MENGGUNAKAN MATLAB

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL DENGAN METODE ADAMS BASHFORTH MENGGUNAKAN MATLAB Jural Ilmia Tekologi da Iformasi ASIA Vol. 3 No. April 009 PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL DENGAN METODE ADAMS BASHFORTH MENGGUNAKAN MATLAB Rati Ayuigemi, S. ST Pratyaksa Kepakisa ABSTRAKSI Bayak metode

Lebih terperinci

dapat dihampiri oleh:

dapat dihampiri oleh: BAB V PENGGUNAAN TURUNAN Setela pada bab sebelumnya kita membaas pengertian, sifat-sifat, dan rumus-rumus dasar turunan, pada bab ini kita akan membaas tentang aplikasi turunan, diantaranya untuk mengitung

Lebih terperinci

Teorema Nilai Rata-rata

Teorema Nilai Rata-rata Nilai Kus Prihatoso April 27, 2012 Yogyakarta Nilai Suatu Fugsi Masih igatkah ada tetag ilai rata-rata dari sekmpula bilaga? Berapakah ilai rata-rata dari sebayak bilaga y 1, y 2,..., y? Nilai Suatu Fugsi

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com

Soal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com Soal da Pembahasa jia Nasioal 06 Matematika Tekik SMK matematikameyeagka.com . pqr Betuk sederhaa dari p q r A. p 8 q r adalah... B. p q 0 r 0 D. p q 0 r 0 C. p 8 q r 0 E. p 6 q r Igat rumus berikut m

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS IX SMP NEGERI 196 JAKARTA. Jawab : Nilai dari. Jawab :.3.3 = 27

PREDIKSI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS IX SMP NEGERI 196 JAKARTA. Jawab : Nilai dari. Jawab :.3.3 = 27 PREDIKSI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS IX SMP NEGERI 9 JAKARTA No. Idikator Soal Prediksi Soal Peserta didik dapat meyataka betuk pecaha aljabar yag pembilag da peyebutya berpagkat egatif mejadi

Lebih terperinci

Pendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN

Pendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Pediferesiala Prof R Soematri D PENDAHULUAN alam modul ii dibahas fugsi berilai real yag didefiisika pada suatu iterval Defiisi derivatif suatu fugsi dimulai dega derivatif di suatu titik, kemudia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Struktur alabar adalah suatu himpua yag di dalamya didefiisika suatu operasi bier yag memeuhi aksioma-aksioma tertetu. Gelaggag ( Rig ) merupaka suatu struktur

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA PERGURUAN TINGGI (UMB - PT) Mata Pelajara : Matematika Dasa Taggal : 06 Jui 009 Kode Soal : 0 0 www.olieschools.ame. Produksi beras propisi P tahu 990 adalah 00 ribu to da sampai tahu

Lebih terperinci

BAB IV PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT TI NGGI (1-n)

BAB IV PERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT TI NGGI (1-n) BAB IV ERSAMAAN TINGKAT SATU DERAJAT TI NGGI 1- Stadar Kometesi Setelah memelajari okok bahasa ii diharaka mahasiswa daat memahami ara-ara meetuka selesaia umum ersamaa dieresial tigkat satu derajat tiggi.

Lebih terperinci

Aplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital

Aplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital Aplikasi Iterpolasi Biliier pada Pegolaha Citra Digital Veriskt Mega Jaa - 35408 Program Studi Iformatika Sekolah Tekik Elektro da Iformatika Istitut Tekologi Badug, Jl. Gaesha 0 Badug 403, Idoesia veriskmj@s.itb.ac.id

Lebih terperinci

ISIAN SINGKAT! 1. Diberikan hasil kali digit digit dari n harus sama dengan 25

ISIAN SINGKAT! 1. Diberikan hasil kali digit digit dari n harus sama dengan 25 head office : Kompleks Sawaga Permai Blok A5 No.1A, Sawaga, Depok 16511 Telp.01-951 1160. cotact perso : 0-878787-1-8585 / 081-8691-10 Bidag Studi Kode Berkas Waktu : Matematika : MA-L01 (solusi) : 90

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

1. Ubahlah bentuk kuadrat di bawah ini menjadi bentuk

1. Ubahlah bentuk kuadrat di bawah ini menjadi bentuk OPERASI ALJABAR. Ubahlah betuk kuadrat di bawah ii mejadi betuk ( a b) c 4 8 4 4 0 4. Uraika betuk di bawah ii ( 5)( ) [ ]( )( )( ) [ ]( ) ( ) ( ). Tetuka ilai a, b, da c, jika ( )( 4 )( ) = a b c 6 (

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Optimasi 2.1.1. Pegertia Optimasi Optimasi (Optimizatio) adalah aktivitas utuk medapatka hasil terbaik di bawah keadaa yag diberika. Tujua akhir dari semua aktivitas tersebut

Lebih terperinci