Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

2 Analisis Pengaruh Paokan Laba erhadap Manajemen Laba melalui Diskresi Pengakuan Pendapaan (Sudi Empiris pada Perusahaan Nonfinansial yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) Vanessa Juwia Program Sudi Akunansi Fakulas Ekonomi Universias Indonesia ABSTRAK Peneliian ini berujuan unuk memberikan buki empiris mengenai pengaruh paokan laba erhadap manajemen laba melalui diskresi pengakuan pendapaan. Manajemen laba melalui pengakuan pendapaan, yang digunakan sebagai variabel dependen, diproksikan dengan perubahan abnormal akun piuang bruo dan pendapaan dierima di muka. Kecenderungan enias unuk mencapai paokan laba memiliki benuk variabel dummy dan digunakan sebagai variabel independen uama. Berbeda dari peneliian erdahulu, peneliian ini memperimbangkan rasio reurn on asses sebagai variabel konrol unuk mengendalikan efek profiabilias erhadap manajemen laba. Pengujian dilakukan pada 44 perusahaan nonfinansial yang erdafar di Bursa Efek Indonesia ahun Hasil peneliian menunjukkan bahwa paokan laba mencegah kerugian dan mencegah penurunan laba idak berkorelasi erhadap perubahan abnormal piuang bruo, eapi berkorelasi negaif erhadap perubahan abnormal pendapaan dierima di muka. Semenara iu, paokan laba memenuhi perkiraan konsensus analis idak berkorelasi baik erhadap akun piuang bruo maupun akun pendapaan dierima di muka. Hal ini menjelaskan bahwa sebenarnya keiga paokan laba idak erlalu berpengaruh erhadap kepuusan manajemen unuk memanipulasi laba, eruama melalui diskresi pengakuan pendapaan, di Indonesia. ABSTRACT This sudy aims o give empirical evidence abou he impacs of earnings benchmarks on earnings managemen hrough he discreions of revenue recogniion. Abnormal changes of accoun receivable and deferred revenue are he proxy variables of earnings managemen hrough discreions in revenue recogniion, which are used as he dependen variable. The endency of an eniy o achieve earnings benchmarks is he independen variable and akes form as a dummy variable. Unlike prior sudies, his sudy considers reurn-on-asses raio as a conrolling variable o monior he effec of profiabiliy on he earnings managemen. The es was done o 44 non-financial companies lised on Indonesian Sock Exchange in The resul shows ha he benchmarks of avoiding losses and avoiding earnings decrease have no impac on he abnormal changes of gross accoun receivable, bu have significan impacs on he abnormal changes of deferred revenue. Meanwhile, he benchmark of beaing consensus analyss forecas has no impacs on boh accoun receivable and deferred revenue accouns. This resul explanis ha all he earnings behcmarks apparenly don influence managemens decision o manipulae he earnings, especially hrough he discreions of revenue recogniion, in Indonesia. Keywords: Earnings Benchmarks, Paokan Laba, Earnings Managemen, Manajemen Laba, Revenue Recogniion, Pengakuan Pendapaan Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

3 . Pendahuluan Laporan keuangan menggambarkan akumulasi seluruh kepuusan akunansi yang dibua manajemen (Baron dan Simko, 2002). Tujuan umum pelaporan keuangan menuru Concepual Framework for Financial Reporing (202) adalah o provide financial informaion abou he reporing eniy ha is useful o exising and poenial invesors, lenders, and oher crediors in making decisions abou providing resources o he eniy aau unuk menyediakan informasi keuangan enang enias yang dilaporkan yang berguna bagi invesor dan calon invesor, pemberi pinjaman, dan kredior lainnya dalam membua kepuusan enang penyediaan sumber daya pada enias ersebu. Kepuusan ekonomi ersebu mencakup membeli aau menjual aau memperahankan insrumen ekuias dan uang sera menyediakan aau menarik pinjaman kepada enias yang bersangkuan. Akan eapi, pada prakeknya, informasi yang dikeluarkan ini dapa dipengaruhi oleh kepeningan manajemen yang menuju pada akivias manajemen laba sehingga idak memenuhi ujuan pelaporan keuangan sesungguhnya. Exposure Draf POB Panel s Repor paragraf 3.3 (2000) menyebukan bahwa isilah manajemen laba mencakup berbagai variasi perbuaan yang dilakukan manajemen perusahaan unuk mempengaruhi nilai laba, baik secara absah maupun idak. Manajemen laba menjadi perbuaan yang berlabel fraud keika perimbangan dalam pelaporan keuangan dilakukan unuk mengubah laporan keuangan dengan ujuan menyesakan beberapa pemangku kepeningan mengenai kinerja ekonomi perusahaan sebenarnya aau unuk mempengaruhi hasil konrakual yang berganung pada angka akunansi (Healy dan Wahlen, 999). Hal seperi inilah yang melanggar ujuan laporan keuangan sesungguhnya seperi yang ercanum dalam Concepual Framework for Financial Reporing (202). Isu manajemen laba menarik banyak penelii unuk mencari ahu arge yang ingin dicapai manajemen dalam melakukan hal ersebu. Manajemen laba diduga dilakukan unuk mencapai iga paokan laba (Burgsahler and Dichev, 997; Degeorge e al., 999). Perama, unuk mencegah kerugian. Moif ini mungkin imbul karena erdapa perbedaan psikologis yang sanga pening aas angka posiif dan negaif. Kedua, unuk mencegah penurunan laba. Hal ini erkai dengan susainabiliy dari kinerja perusahaan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Keiga, unuk mencegah negaive earnings surprise aau unuk memenuhi Public Oversigh Board mendirikan Panel on Audi Effeciveness sebagai respon aas perminaan Securiies and Exchange Commission (SEC) ahun 998. Panel ini elah mengeluarkan Exposure Draf aas laporan penilaiannya akan audi independen laporan keuangan di ahun Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

4 perkiraan laba dari konsensus analis. Kinerja manajemen dapa dianggap gagal jika laba melese dari paokan perkiraan analis dan manajemen dapa digani. Terdapa beberapa peneliian yang elah dilakukan sebelumnya erkai prakik manajemen laba di luar negeri, khususnya mengenai pengaruh keiga paokan laba di aas erhadap prakek manajemen laba. Hasil dari peneliian-peneliian ersebu sanga beragam. Marquard dan Wiedman (2004) sera Roychowdhury (2006), misalnya, menemukan bahwa kebijakan akrual idak umum digunakan unuk mencegah kerugian dan mencegah penurunan laba. Peneliian lain menemukan bahwa paokan perkiraan analis menjadi yang erpening dibandingkan dua paokan lainnya sehingga manajemen laba seringkali digunakan hanya unuk mencapai paokan laba ini (Dechow, e al., 2003; Brown and Caylor, 2005; Caylor, 200). Caylor (200) menemukan bahwa manajer menggunakan kebijakan dalam pendapaan akrual dan pendapaan dierima di muka unuk mencegah negaive earnings surprise, api menemukan sediki buki bahwa kebijakan iu unuk mencegah kerugian maupun penurunan laba. Peneliian ersebu juga menemukan bahwa manajer lebih memilih penggunaan kebijakan pendapaan dierima di muka sebelum Sarbanes-Oxley Ac 2002 berlaku, unuk mencegah biaya riil lebih inggi bagi perusahaan, seperi fuure cash consequences. Terdapa juga beberapa peneliian yang erkai manajemen laba di Indonesia. Toha dan Harahap (200) menelii 2 sampel perusahaan publik di Indonesia dan menemukan bahwa angka anomali akrual yang muncul cukup signifikan. Adanya ingka anomali akrual (aau akrual yang abnormal) dapa mengindikasikan adanya prakek manajemen laba (Niu, 2006). Pura (200) menyebukan bahwa PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Kimia Farma Tbk diindikasikan pernah memanipulasi laba perusahaannya, yang berari bahwa prakek manajemen laba juga dilakukan oleh perusahaan di Indonesia. Sudi lain oleh Seiawai (200) yang melakukan pengujian manajemen laba pada indusri perbankan, menemukan buki bahwa rasio CAMEL berpengaruh pada prakek manajemen laba sebagai paokan yang ingin dicapai manajemen, eapi pengaruhnya kurang signifikan. Akan eapi, meskipun sudah erdapa beberapa peneliian erkai manajemen laba di Indonesia, sepanjang pengeahuan penelii belum ada peneliian secara spesifik yang mencoba menguji pengaruh paokan laba erhadap manajemen laba, khususnya melalui pengakuan pendapaan. Peneliian ini menjembaani keerbaasan peneliian-peneliian lain di Indonesia dengan menguji pengaruh iga paokan laba (mencegah kerugian, mencegah penurunan laba, dan memenuhi perkiraan analis) erhadap prakek manajemen laba, khususnya melalui diskresi pengakuan pendapaan yang diproksikan dalam perubahan abnormal piuang bruo dan pendapaan dierima di muka. Mengeahui ujuan manajemen laba di Indonesia dapa Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

5 menjadi dasar pening bagi peneliian-peneliian lain yang erkai dengan prakek manajemen laba dan menjadi sinyal waspada bagi seluruh pengguna laporan keuangan. 2. Tinjauan Teoriis dan Pengembangan Hipoesis Menuru Pernyaaan Sandar Akunansi Keuangan 23 paragraf 6 (Revisi 2009) yang mengacu pada IAS Nomor 8 enang Pendapaan, pendapaan merupakan arus masuk bruo dari manfaa ekonomi yang imbul dari akivias normal enias selama suau periode jika arus masuk ersebu mengakibakan kenaikan ekuias, yang idak berasal dari konribusi penanam modal. Dalam PSAK 23 (Revisi 2009) juga dijelaskan bahwa pada dasarnya, pendapaan merupakan bagian dari penghasilan (income) yang melipui pendapaan (revenue) maupun keunungan (gain) yang masing-masing memiliki sifa berbeda. Pendapaan adalah penghasilan yang imbul selama akivias normal enias dan dikenal dengan bermacammacam sebuan yang berbeda sesuai sumber ransaksinya, seperi penjualan barang, penjualan jasa (fees), bunga, dividen, dan royali. Jika pendapaan dirumuskan dengan cara lain, maka pengecualian harus diungkapkan dengan jelas, misalnya pendapaan diakui sebelum arus masuk ase benar-benar erjadi (pendapaan akrual) aau arus masuk ase ersebu dierima di muka. Kieso e al. (20) menyaakan definisi konsep pengakuan pendapaan sebagai beriku: The revenue recogniion principle indicaes ha revenue is recognized when i is probable ha he economic benefis will flow o he company and he benefis can be measured reliably. Dari pernyaaan ersebu dapa diarik beberapa hal yang pening yaiu pendapaan diakui apabila barang dan jasa diukar dengan kas/ piuang aau apabila ase yang dierima dalam perukaran segera dapa dikonversi menjadi kas/ piuang dengan jumlah yang dapa diukur. Godfrey e al. (200) menambahkan bahwa pendapaan juga dapa diakui keika keberadaan ransaksi sudah erbuki dan enias bersangkuan pada hakikanya elah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan unuk mendapa hak aas manfaa yang dimiliki oleh pendapaan iu, yakni apabila proses menghasilkan laba elah selesai aau sebenarnya elah selesai aau dikenal dengan basis akrual. Kemungkinan erdapanya perbedaan waku pengakuan pendapaan dengan waku kolekibilias uang sebagai efek penggunaan basis akrual ersebu mencipakan ruang bagi manajemen unuk mengeluarkan diskresi pengakuan pendapaan sebagai salah sau benuk manajemen laba. Dengan demikian, masalah uama pengakuan pendapaan selain yang berhubungan dengan masalah definisi dan pengukurannya, adalah peneapan waku yang epa unuk mengukur dan melaporkannya sebagai pendapaan. Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

6 Manajemen laba sendiri memiliki definisi benuk inervensi yang digunakan manajemen unuk menghasilkan keunungan pribadi melalui proses pelaporan keuangan eksernal (Schipper, 989 dalam Beneish, 200). Healy dan Wahlen (999) menyaakan manajemen laba erjadi keika managers use judgmen in financial reporing and in srucuring ransacions o aler financial repors o eiher mislead some sakeholders abou he underlying economic performance of he company or o influence conracual oucome ha depend on repored accouning numbers. Definisi ersebu menjelaskan bahwa manajemen laba merupakan perimbangan dalam pelaporan keuangan dan penaaan ransaksi unuk mengubah laporan keuangan dengan ujuan menyesakan beberapa pemangku kepeningan mengenai kinerja ekonomi perusahaan sebenarnya aau unuk mempengaruhi hasil konrakual yang berganung pada angka akunansi. Manajemen laba sendiri dikaegorikan menjadi dua kaegori luas, yakni: manajemen laba riil yang mempengaruhi arus kas langsung sera manajemen laba akrual yang melalui perubahan esimasi dan kebijakan akunansi (Lo, 2008). Manajemen laba riil berbiaya lebih inggi dibandingkan manajemen laba akrual eapi cenderung lebih suli dilacak. Terdapa beberapa pola-pola manajemen laba pada umumnya, yaiu aking a bah, income minimizaion, income maximizaion, income smoohing (Sco, 2005). Perusahaan memiliki insenif dan arge yang ingin dipenuhi ersendiri dalam melakukan manajemen laba. Degeorge e al. (999) menelii perihal arge-arge apa yang ingin dicapai manajemen dalam melakukan manajemen laba ersebu. Insenif dari ercapainya arge-arge ini adalah penghargaan/ bonus bagi manajemen. Peneliian ini mengenalkan iga paokan laba (earnings benchmarks) yang mungkin menjadi arge yang ingin dicapai manajemen dalam melakukan manajemen laba agar kinerja finansial perusahaan erliha baik di maa invesor, yaiu:. Mencegah kerugian/ laba negaif Burgsahler dan Dichev (997) sera Degeorge e al. (999) mengemukakan bahwa erdapa perbedaan psikologis pening anara angka posiif dan angka negaif (aau nol). Angka yang idak posiif cenderung membua invesor menganggap kinerja finansial perusahaan ersebu kurang baik. 2. Mencegah penurunan laba Paokan laba ini berkaian dengan persisensi kinerja finansial perusahaan. Semakin inggi ingka perumbuhan laba yang dirasakan, maka semakin inggi juga ne presen value dari aliran laba masa depan perusahaan yang mengindikasikan semakin ingginya dividen yang Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

7 dibayar ke invesor (Ronen dan Yaari, 2008). Kemungkinan ersebu membua invesor lebih memilih invesasi di perusahaan yang labanya naik secara persisen. 3. Memenuhi perkiraan laba konsensus analis Ronen dan Yaari (2008) menyebukan bahwa perkiraan laba konsensus analis (consensus analys s earnings forecas) merepresenasikan ekspekasi pasar akan kinerja finansial perusahaan pada periode ersebu. Paokan laba ini juga menggambarkan persisensi kinerja finansial perusahaan dalam mencapai ekspekasi pasar. Telah erdapa beberapa peneliian sebelumnya di luar negeri yang mengkaji perihal pengaruh paokan laba erhadap prakek manajemen laba. Marquard dan Wiedman (2004) menemukan bahwa pendapaan akrual dipakai unuk memanipulasi laba keika perusahaan ingin melakukan equiy offerings aau managemen buyous. Nelson e al. (2003) menyebukan bahwa pencaaan pendapaan keika ransaksi belum selesai sepenuhnya menjadi benuk paling umum dari manajemen laba melalui pendapaan akrual diskresioner yang mengakibakan piuang oversaed. Berdasarkan hasil peneliian-peneliian ersebu, erliha bahwa pendapaan akrual dapa digunakan manajemen unuk melakukan manajemen laba. Beberapa peneliian lain membukikan bahwa manajemen laba dilakukan unuk mencapai paokan laba mencegah kerugian, mencegah penurunan laba, dan memenuhi perkiraan laba konsensus analis (Burgsahler dan Dichev, 997; Degeorge e al., 999). Perubahan abnormal piuang bruo digunakan sebagai proksi manajemen laba melalui pengakuan pendapaan karena peneliian ini hanya akan meninjau akun pendapaan akrual sesungguhnya, anpa memasukkan nilai piuang ak eragih dalam peneliian. Dari sudi-sudi beriku, maka dalam peneliian ini akan digunakan hipoesis: H a : H b : H c : Laba yang negaif berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai piuang bruo Laba yang menurun dari periode sebelumnya berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai piuang bruo Laba yang idak memenuhi perkiraan laba konsensus analis berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai piuang bruo Nelson e al. (2003) juga menyebukan pola deferring oo much or oo lile revenue sebagai benuk yang umum dilakukan manajemen unuk memanipulasi laba. Pola ini erjadi keika perusahaan menerima uang di muka aas barang aau jasa yang belum diberikan dan Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

8 mencaanya dengan esimasi yang lebih rendah aau lebih inggi dari nilai ransaksi sebenarnya di periode berikunya. Caylor (200) juga elah memperimbangkan kebijakan pendapaan dierima di muka sebagai sarana yang dapa dipakai perusahaan unuk melakukan manajemen laba. Peneliian ersebu juga menjelaskan bahwa manajemen melalui pendapaan dierima di muka merepresenasikan siuasi di mana kas sudah dierima sebelumnya sehingga erdapa peluang bagi manajemen unuk melakukan manipulasi esimasi akunansi erhadap penerimaan ersebu. Penurunan nilai pendapaan dierima di muka (unearned revenue) menunjukkan semakin besar pendapaan yang direalisasikan di periode saa ini. Berdasarkan hasil peneliian-peneliian ersebu, erliha bahwa pendapaan dierima di muka dapa digunakan manajemen unuk melakukan manajemen laba. Manajemen laba diduga dilakukan dalam benuk menaikkan laba sebenarnya agar dapa mencapai paokan laba, yaiu unuk mencegah kerugian, mencegah penurunan laba, dan memenuhi perkiraan laba konsensus analis (Degeorge e al., 999; Sun dan Rah, 202). Dari sudi-sudi beriku, maka dalam peneliian ini akan digunakan hipoesis: H 2a : H 2b : H 2c : Laba yang negaif berkorelasi negaif erhadap perubahan abnormal nilai pendapaan dierima di muka Laba yang menurun dari periode sebelumnya berkorelasi negaif erhadap perubahan abnormal nilai pendapaan dierima di muka Laba yang idak memenuhi perkiraan laba konsensus analis berkorelasi negaif erhadap perubahan abnormal nilai pendapaan dierima di muka 3. Meode Peneliian Model peneliian yang digunakan dalam peneliian ini dibagi ke dalam dalam dua komponen besar, yaiu: Model unuk mengukur esimasi manajemen laba melalui kebijakan pengakuan pendapaan; Model unuk menguji pengaruh paokan laba erhadap manajemen laba melalui kebijakan pengakuan pendapaan, yaiu pendapaan akrual dan pendapaan dierima di muka. Pengukuran manajemen laba dapa dilakukan dengan beberapa cara. Penelii menggunakan pengembangan model Kohari e al. (2005) sebagaimana dimua dalam Caylor (200) unuk mengukur manajemen laba melalui pengakuan pendapaan. Caylor (200) secara khusus menurunkan model yang memproksikan manajemen laba sebagai perubahan Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

9 abnormal dari piuang dagang bruo (Abn Gar ) dan pendapaan dierima di muka (Abn Def ). Perubahan abnormal ersebu merupakan selisih dari perubahan piuang dagang bruo akual ( Gar ) dan perubahan pendapaan dierima di muka akual ( Def ) dengan nilai perubahan seharusnya yang diprediksikan melalui model beriku: Gar A S CFO * * *... (3.) 0 A A 2 A Pada model 3., penelii memprediksikan nilai perubahan piuang bruo seharusnya dengan menggunakan beberapa asumsi seperi dalam peneliian Caylor (200). Asumsi perama yang digunakan Caylor (200) unuk menurunkan model ini adalah piuang bruo menggambarkan jumlah penjualan periode saa ini yang belum dibayar. Oleh sebab iu, perubahan piuang bruo ( Gar ) seharusnya berhubungan posiif dengan jumlah perubahan penjualan periode sekarang ( S ). Perubahan penjualan periode sekarang merupakan selisih dari nilai penjualan periode saa ini dengan penjualan periode lalu. Kemudian, piuang bruo periode saa ini akan dibayarkan pada periode berikunya sehingga perubahan piuang bruo ( Gar ) seharusnya juga berhubungan posiif dengan perubahan arus kas dari operasi periode berikunya ( CFO + ). Perubahan arus kas operasi periode berikunya merupakan selisih dari arus kas operasi periode berikunya dengan arus kas operasi periode saa ini. Semua variabel dalam model sudah diskalakan erhadap oal ase periode sebelumnya agar konsisen dengan peneliian Kohari e al. (2005). Memasukkan variabel scaled inercep, α(/a - ), juga merupakan konvensi umum dalam mengesimasikan akrual diskresioner unuk mencegah korelasi palsu anara masing-masing variabel independen dengan variabel scaling, yaiu oal ase (Roychowdhury, 2006). Def S CFO * * *... (3.2) 0 A A 2 A A Pada model 3.2, penelii memprediksikan nilai perubahan pendapaan dierima di muka seharusnya dengan menggunakan asumsi-asumsi yang juga digunakan dalam peneliian Caylor (200). Unuk menurunkan model perubahan abnormal pendapaan dierima di muka, Caylor (200) juga menggunakan beberapa asumsi serupa dengan model 3.. Asumsi ersebu adalah pendapaan dierima di muka menggambarkan jumlah penjualan periode berikunya yang dibayar erlebih dahulu di periode sekarang. Oleh sebab iu, perubahan abnormal pendapaan dierima di muka ( Def ) seharusnya berhubungan posiif dengan perubahan jumlah penjualan periode berikunya ( S + ). Perubahan penjualan periode berikunya merupakan selisih dari nilai penjualan periode berikunya dengan penjualan periode saa ini. Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

10 Kemudian, perubahan abnormal pendapaan dierima di muka ( Def ) seharusnya berhubungan posiif dengan perubahan arus kas dari operasi periode saa ini ( CFO ). Perubahan arus kas operasi periode saa ini merupakan selisih dari arus kas operasi periode saa ini dengan arus kas operasi periode sebelumnya. Nilai residual masing-masing model esebu yang kemudian menjadi nilai besaran perubahan abnormal piuang bruo (Abn Gar ) dan pendapaan dierima di muka (Abn Def ) dalam model uama. Beriku adalah model yang akan digunakan unuk menguji hipoesis, di mana model 3.3 unuk menguji seluruh hipoesis dan model 3.4 unuk menguji seluruh hipoesis 2: Abn Gar Abn Def * PRE MNGD _ JUSTMISS 0 JUSTBEAT JUSTBEAT * SIZE * SIZE 2 2 * BM 3 * * PRE MNGD _ JUSTMISS * BM 3 * * PRE MNGD _ MEET... (3.3) ROA * PRE MNGD _ MEET (3.4) ROA Variabel dependen yang digunakan dalam model ini adalah perubahan abnormal pendapaan akrual (Abn Gar ) dan perubahan abnormal pendapaan akrual (Abn Def ) yang menjadi proksi adanya prakek manajemen laba melalui pendapaan akrual diskresioner. Proksi yang sama digunakan pula oleh Caylor (200). Nilai variabel Abn Gar didapa dari hasil pengujian model 3. dan nilai variabel Abn Def didapa dari hasil pengujian model 3.2. Variabel independen yang digunakan dalam model 3.3 dan 3.4 adalah PRE- MNGD_JUSTMISS dan PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT yang merupakan variabel dummy aas masing-masing paokan laba. Pre-managed earnings aas piuang bruo didapakan dengan mengurangi perubahan abnormal piuang bruo dari laba bersih yang dilaporkan pada periode saa iu lalu dibagi dengan jumlah saham beredar (ousanding shares) perusahaan pada ahun yang bersangkuan. Pada paokan laba mencegah kerugian, variabel dummy PRE-MNGD_JUSTMISS didefinisikan sebagai variabel indikaor yang sama dengan jika perusahaan melaporkan premanaged earnings negaif pada periode yang idak lebih dari 5% aas harga saham akhir ahun fiskal sebelumnya dan 0 jika idak sesuai syara ersebu. PRE- MNGD_MEETJUSTBEAT didefinisikan sebagai variabel indikaor yang sama dengan jika perusahaan melaporkan pre-managed earnings non-negaif pada periode yang kurang dari 5% aas harga saham akhir ahun fiskal sebelumnya dan 0 jika idak sesuai syara ersebu. Pada paokan laba mencegah penurunan laba, variabel dummy PRE-MNGD_JUSTMISS Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

11 didefinisikan sebagai variabel indikaor yang sama dengan jika perusahaan melaporkan penurunan pre-managed earnings pada periode dibandingkan dengan laba per lembar saham periode - dan selisihnya idak lebih dari 2.5% aas harga saham akhir ahun fiskal sebelumnya dan 0 jika idak sesuai syara ersebu. PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT didefinisikan sebagai variabel indikaor yang sama dengan jika perusahaan melaporkan kenaikan pre-managed earnings pada periode dibandingkan dengan laba per lembar saham periode - dan selisihnya kurang dari 2.5% aas harga saham akhir ahun fiskal sebelumnya dan 0 jika idak sesuai syara ersebu. Pada paokan laba memenuhi perkiraan laba konsensus analis, variabel dummy PRE-MNGD_JUSTMISS didefinisikan sebagai variabel indikaor yang sama dengan jika perusahaan melaporkan pre-managed earnings yang melese dari perkiraan laba per saham analis pada periode dan selisihnya idak lebih dari 2% aas harga saham akhir ahun fiskal sebelumnya dan 0 jika idak sesuai syara ersebu. PRE- MNGD_MEETJUSTBEAT didefinisikan sebagai variabel indikaor yang sama dengan jika perusahaan melaporkan pre-managed earnings yang memenuhi perkiraan laba per saham analis pada periode dan selisihnya kurang dari 2% aas harga saham akhir ahun fiskal sebelumnya dan 0 jika idak sesuai syara ersebu. Dalam model 3.3 dan 3.4, variabel konrol yang digunakan adalah ukuran perusahaan (SIZE) yang didapa dengan menghiung logarima naural dari nilai pasar ekuias (ousanding shares x harga saham penuupan) akhir ahun perusahaan, rasio Book-o-Marke (BM) yang didapa dari membagi nilai buku ase bersih (ne asses) per lembar saham erhadap harga saham akhir ahun perusahaan, sera profiabilias perusahaan (ROA) diukur dengan membagi nilai laba bersih dengan oal ase perusahaan pada periode. Sampel yang digunakan dalam peneliian ini adalah perusahaan-perusahaan nonfinansial yang erdafar pada Bursa Efek Indonesia sejak ahun Meode yang akan digunakan dalam menenukan sampel peneliian adalah purposive sampling dengan persyaraan sebagai beriku:. Pemilihan sampel mencakup perusahaan non-keuangan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia dan idak sedang mengalami delising aau melakukan IPO pada ahun pengambilan sampel Pemilihan sampel mencakup perusahaan yang memiliki seluruh daa laporan keuangan seperi yang elah disebukan sebelumnya pada ahun dan mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap. 3. Perusahaan memiliki daa perkiraan laba dari konsensus analis pada ahun pengambilan sampel yang lengkap. Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

12 4. Seluruh laporan keuangan perusahaan dinyaakan dalam sauan maa uang rupiah aau dapa dikonversikan ke dalam nilai rupiah. Dengan mengeluarkan perusahaan yang idak memenuhi krieria ersebu, maka didapa sampel akhir sebanyak 44 perusahaan. 4. Hasil Peneliian Seluruh hasil regresi model elah melalui uji beda dua raa-raa karakerisik perusahaan sampel dan non-sampel, uji pemilihan meode esimasi daa panel, dan uji asumsi klasik. Uji beda dua raa-raa menunjukkan erdapa perbedaan yang signifikan di level % anara perusahaan sampel dan non-sampel yang menunjukkan karakerisik anara dua kelompok ersebu sanga berbeda sehingga hasil peneliian idak dapa digeneralisasi aas seluruh perusahaan yang erdafar di Bursa Efek Indonesia ahun Dari uji pemilihan meode daa panel erliha bahwa meode Pooled Leas Square merupakan meode erbaik unuk model pengujian H a, H b, H c sera meode Fixed Effec merupakan meode erbaik unuk mengesimasi model pengujian H 2a, H 2b, dan H 2c. Seluruh model peneliian ini juga elah erbebas dari masalah heeroskedasisias yang sebelumnya ada dengan melakukan koreksi robus sandard error. Model Peneliian H a berfungsi unuk menguji ada aau idaknya korelasi posiif anara paokan laba mencegah kerugian erhadap perubahan abnormal piuang bruo. Tabel 4. menunjukkan bahwa variabel independen uama PRE-MNGD_JUSTMISS memiliki nilai probabilias -saisik sebesar dengan koefisien sebesar 4.38x0 0. Arinya, variabel ersebu memiliki pengaruh posiif yang idak signifikan erhadap variabel dependen Abn Gar. Koefisien ersebu sesuai dengan anda yang diprediksikan. Akan eapi, karena signifikansi rendah, hasil ini menunjukkan bahwa manajemen laba melalui pendapaan akrual idak digunakan unuk mencegah kerugian aau olak H a. Model Peneliian H b berfungsi unuk menguji ada aau idaknya korelasi posiif anara paokan laba mencegah penurunan laba erhadap perubahan abnormal piuang bruo. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel independen uama PRE-MNGD_JUSTMISS memiliki nilai probabilias -saisik sebesar dengan koefisien sebesar 7.x0 8. Arinya, variabel ersebu memiliki pengaruh posiif yang idak signifikan erhadap variabel dependen Abn Gar. Koefisien ersebu sesuai dengan anda yang diprediksikan. Akan eapi, karena signifikansi rendah, hasil ini menunjukkan bahwa manajemen laba melalui pendapaan akrual idak digunakan unuk mencegah penurunan laba aau olak H b. Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

13 Model Hipoesis a Tabel 4. Hasil Regresi Model Ha Abn Gar * PRE MNGD _ JUSTMISS 0 JUSTBEAT * SIZE 2 2 * BM 3 * * PRE MNGD _ MEET ROA Ha: Laba yang negaif berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai piuang bruo Variabel Prediksi Tanda Coefficien Probabilias Sig PRE-MNGD_JUSTMISS (+) 4.38x PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT (+) 6.20x SIZE (-) -6.05x * BM (+) -9.48x * ROA (-) -3.63x R-squared Prob (F-sa) PRE-MNGD_JUSTMISS = jika laba perusahaan sebenarnya negaif dan < 5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; PRE- MNGD_MEETJUSTBEAT = jika laba perusahaan sebenarnya posiif dan < 5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; SIZE = nilai logarima naural kapialisasi pasar; BM = rasio book-o-marke; ROA = reurn on asses. Tingka signifikansi: *signifikan pada α = 0% (one-ailed); **signifikan pada α = 5% (one-ailed); ***signifikan pada α = % (one-ailed) Model Peneliian H c berfungsi unuk menguji ada aau idaknya korelasi posiif anara paokan laba memenuhi perkiraan analis erhadap perubahan abnormal piuang bruo. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel independen uama PRE-MNGD_JUSTMISS memiliki nilai probabilias -saisik sebesar dengan koefisien sebesar 7.82x0 0. Arinya, variabel ersebu memiliki pengaruh posiif yang idak signifikan erhadap variabel dependen Abn Gar. Koefisien ersebu sesuai dengan anda yang diprediksikan. Akan eapi, karena signifikansi rendah, hasil ini menunjukkan bahwa manajemen laba melalui pendapaan akrual idak digunakan unuk memenuhi perkiraan laba konsensus analis aau olak H c. Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

14 Model Hipoesis b Tabel 4.2 Hasil Regresi Model Hb Abn Gar * PRE MNGD _ JUSTMISS 0 JUSTBEAT * SIZE 2 2 * BM 3 * * PRE MNGD _ MEET ROA Hb: Laba yang menurun dari periode sebelumnya berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai piuang bruo Variabel Prediksi Tanda Coefficien Probabilias Sig PRE-MNGD_JUSTMISS (+) 7.0x PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT (+) 3.90x SIZE (-) -6.24x * BM (+) -.05x * ROA (-) -4.40x R-squared Prob (F-sa) PRE-MNGD_JUSTMISS = jika laba perusahaan sebenarnya menurun dan penurunannya < 2.5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; PRE- MNGD_MEETJUSTBEAT = jika laba perusahaan sebenarnya naik dan kenaikannya < 2.5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; SIZE = nilai logarima naural kapialisasi pasar; BM = rasio book-o-marke; ROA = reurn on asses. Tingka signifikansi: *signifikan pada α = 0% (one-ailed); **signifikan pada α = 5% (one-ailed); ***signifikan pada α = % (one-ailed) Model Peneliian H 2a berfungsi unuk menguji ada aau idaknya korelasi negaif anara paokan laba mencegah kerugian erhadap perubahan abnormal pendapaan dierima di muka. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel independen uama PRE-MNGD_JUSTMISS memiliki nilai probabilias -saisik sebesar dengan koefisien sebesar -2.74x0. Arinya, variabel ersebu memiliki pengaruh negaif dengan signifikan erhadap variabel dependen Abn Def. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba melalui pendapaan dierima di muka memang digunakan unuk mencegah kerugian aau erima H 2a. Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

15 Model Hipoesis c Tabel 4.3 Hasil Regresi Model Hc Abn Gar * PRE MNGD _ JUSTMISS 0 JUSTBEAT * SIZE 2 2 * BM 3 * * PRE MNGD _ MEET ROA Hc: Laba yang idak memenuhi perkiraan laba konsensus analis berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai piuang bruo Variabel Prediksi Tanda Coefficien Probabilias Sig PRE-MNGD_JUSTMISS (+) 7.82x PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT (+) -.53x SIZE (-) -6.50x * BM (+) -.3x * ROA (-) -4.02x R-squared Prob (F-sa) PRE-MNGD_JUSTMISS = jika laba perusahaan sebenarnya idak memenuhi perkiraan analis dan selisihnya < 2% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT = jika laba perusahaan sebenarnya memenuhi perkiraan analis dan selisihnya < 2% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; SIZE = nilai logarima naural kapialisasi pasar; BM = rasio book-o-marke; ROA = reurn on asses. Tingka signifikansi: *signifikan pada α = 0% (one-ailed); **signifikan pada α = 5% (one-ailed); ***signifikan pada α = % (one-ailed) Model Peneliian H 2b berfungsi unuk menguji ada aau idaknya korelasi negaif anara paokan laba mencegah penurunan laba erhadap perubahan abnormal pendapaan dierima di muka. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel independen uama PRE- MNGD_JUSTMISS memiliki nilai probabilias -saisik sebesar dengan koefisien sebesar -.77x0. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba melalui pendapaan dierima di muka memang digunakan unuk mencegah penurunan laba aau erima H 2b. Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

16 Model Hipoesis 2a Tabel 4.4 Hasil Regresi Model H2a Abn Def * PRE MNGD _ JUSTMISS 0 JUSTBEAT * SIZE 2 2 * BM 3 * * PRE MNGD _ MEET ROA H2a: Laba yang negaif berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai pendapaan dierima di muka Variabel Prediksi Tanda Coefficien Probabilias Sig PRE-MNGD_JUSTMISS (-) x * PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT (-) -.6 x * SIZE (-).46 x *** BM (+).37x ROA (-) -.27 x ** R-squared (wihin) Prob (F-sa) PRE-MNGD_JUSTMISS = jika laba perusahaan sebenarnya negaif dan < 5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; PRE- MNGD_MEETJUSTBEAT = jika laba perusahaan sebenarnya posiif dan < 5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; SIZE = nilai logarima naural kapialisasi pasar; BM = rasio book-o-marke; ROA = reurn on asses. Tingka signifikansi: *signifikan pada α = 0% (one-ailed); **signifikan pada α = 5% (one-ailed); ***signifikan pada α = % (one-ailed) Model Peneliian H 2c berfungsi unuk menguji ada aau idaknya korelasi negaif anara paokan laba memenuhi perkiraan analis erhadap perubahan abnormal pendapaan dierima di muka. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel independen uama PRE- MNGD_JUSTMISS memiliki nilai probabilias -saisik sebesar dengan koefisien sebesar -7.96x0 0. Arinya, variabel ersebu memiliki pengaruh negaif yang idak signifikan erhadap variabel dependen Abn Def. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba melalui pendapaan dierima di muka idak digunakan unuk memenuhi perkiraan laba konsensus analis aau olak H 2c. Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

17 Model Hipoesis 2b Tabel 4.5 Hasil Regresi Model H2b Abn Def * PRE MNGD _ JUSTMISS 0 JUSTBEAT * SIZE 2 2 * BM 3 * * PRE MNGD _ MEET ROA H2b: Laba yang menurun dari periode sebelumnya berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai pendapaan dierima di muka Variabel Prediksi Tanda Coefficien Probabilias Sig PRE-MNGD_JUSTMISS (-) -.77x * PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT (-) -5.92x SIZE (-).36x *** BM (+).40x ROA (-) -8.55x * R-squared (wihin) 0.08 Prob (F-sa) PRE-MNGD_JUSTMISS = jika laba perusahaan sebenarnya menurun dan penurunannya < 2.5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; PRE- MNGD_MEETJUSTBEAT = jika laba perusahaan sebenarnya naik dan kenaikannya < 2.5% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; SIZE = nilai logarima naural kapialisasi pasar; BM = rasio book-o-marke; ROA = reurn on asses. Tingka signifikansi: *signifikan pada α = 0% (one-ailed); **signifikan pada α = 5% (one-ailed); ***signifikan pada α = % (one-ailed) Berdasarkan hasil pengujian sebelumnya, hipoesis a-c sera 2c diolak, sedangkan hipoesis 2a dan 2b dierima. Hal ini menandakan:. Keiga paokan laba sama sekali idak berpengaruh erhadap manajemen laba melalui diskresi pendapaan akrual 2. Paokan laba mencegah kerugian dan mencegah penurunan laba berkorelasi negaif erhadap perubahan abnormal pendapaan dierima di muka. Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

18 3. Paokan laba memenuhi perkiraan analis idak berpengaruh erhadap manajemen laba melalui diskresi pendapaan dierima di muka. Model Hipoesis 2c Tabel 4.6 Hasil Regresi Model H2c Abn Def * PRE MNGD _ JUSTMISS 0 JUSTBEAT * SIZE 2 2 * BM 3 * * PRE MNGD _ MEET ROA H2c: Laba yang idak memenuhi perkiraan laba konsensus analis berkorelasi posiif erhadap perubahan abnormal nilai pendapaan dierima di muka Variabel Prediksi Tanda Coefficien Probabilias Sig PRE-MNGD_JUSTMISS (-) -7.96x PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT (-) 3.7x SIZE (-).2x ** BM (+).26x ROA (-) -8.53x ** R-squared (wihin) Prob (F-sa) PRE-MNGD_JUSTMISS = jika laba perusahaan sebenarnya idak memenuhi perkiraan analis dan selisihnya < 2% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; PRE-MNGD_MEETJUSTBEAT = jika laba perusahaan sebenarnya memenuhi perkiraan analis dan selisihnya < 2% harga saham akhir ahun sebelumnya, 0 jika lainnya; SIZE = nilai logarima naural kapialisasi pasar; BM = rasio book-o-marke; ROA = reurn on asses. Tingka signifikansi: *signifikan pada α = 0% (one-ailed); **signifikan pada α = 5% (one-ailed); ***signifikan pada α = % (one-ailed) Penolakan aas sebagian hipoesis peneliian mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Manajemen laba mungkin saja idak dipengaruhi oleh paokan laba, eapi dipengaruhi oleh beberapa hal lain yang idak erdapa dalam model peneliian ini dan idak dielii lebih lanju. Aau paokan laba mungkin mempengaruhi manajemen laba dalam benuk lain di luar Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

19 kebijakan pengakuan pendapaan yang dielii secara spesifik pada peneliian ini. Perbedaan lama periode pengambilan sampel juga membua daa kurang variaif dan idak dapa digeneralisasi. Pola manajemen laba di Indonesia yang berbeda dengan hasil peneliian di luar negeri ini juga mungkin disebabkan oleh beberapa hal erkai naur bisnis Indonesia. Benuk manipulasi laba yang lebih cocok digunakan di Indonesia adalah income smoohing aau income decreasing dan bukanlah income increasing unuk menghindari pajak negara. Selain iu, srukur kepemilikan di Indonesia adalah bisnis keluarga dan erkonsenrasi (Claessens dan Fan, 2002). Pola ini mengurangi poensi erjadinya manajemen laba karena ingginya hak konrol yang dimiliki keluarga sebagai pemegang saham mayorias. Marquard dan Wiedman (2004) menemukan hal yang sama unuk Ha dan Hb yaiu akun piuang bruo idak digunakan unuk mencegah kerugian aaupun mencegah penurunan laba karena perusahaan lebih erpengaruh oleh hal-hal seperi penerbian saham aau managemen buyou dalam melakukan manajemen laba. Selain iu, manajemen juga lebih memilih unuk menggunakan meode yang ransparan dan semenara, seperi menggunakan iem khusus yang idak berulang unuk menaikkan laba dibandingkan menggunakan piuang. Roychowdhury (2006) juga memperkua peneliian dengan menemukan bahwa manajemen lebih memilih manipulasi akivias riil (seperi diskon harga secara agresif agar penjualan banyak dan pelanggan juga berharap harga eap murah di masa depan) dibandingkan manipulasi akrual dalam mencapai kedua paokan ersebu. Dierimanya H2a dan H2b sesuai dengan peneliian Sun dan Rah (202) yang menemukan bahwa manipulasi laba melalui diskresi pada akun pendapaan yang bersifa akrual sering digunakan unuk mencapai paokan laba mencegah kerugian dan mencegah penurunan laba. Caylor (200) juga menemukan bahwa preferensi manajemen unuk memanipulasi akun pendapaan dierima di muka lebih besar jika dibandingkan dengan manipulasi akun piuang unuk menghindari konsekuensi kas di masa depan yang lebih besar pada akun piuang. Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa paokan laba mencegah kerugian dan mencegah penurunan laba berpengaruh erhadap pendapaan dierima di muka, eapi idak berpengaruh erhadap akun piuang bruo. Penolakan Hc dan H2c yang menggambarkan pengaruh paokan laba memenuhi perkiraan analis erhadap manajemen laba melalui diskresi pengakuan pendapaan, erdapa beberapa hal spesifik yang mungkin menjadi penyebab. Berbeda dengan di negara lain (seperi Amerika Serika) yang mempublikasi perkiraan konsensus analis secara bebas dalam laporan Thomson Financial I/B/E/S, di Indonesia perkiraan analis hanya dapa diakses secara Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

20 erbaas. Selain iu, perkiraan konsensus analis di Indonesia masih sanga erbaas jumlahnya dibandingkan dengan Amerika Serika sehingga daa dalam peneliian ini erkai konsensus analis juga idak banyak. Keerbaasan daa konsensus analis di Indonesia ini mungkin menjadi alasan berbedanya hasil peneliian ini dengan peneliian Caylor (200). 5. Kesimpulan Peneliian ini berujuan unuk membukikan secara empiris apakah keiga paokan laba memiliki pengaruh erhadap manajemen laba melalui diskresi pengakuan pendapaan. Sediki berbeda dengan peneliian acuan Caylor (200), peneliian ini menambahkan ROA sebagai variabel konrol unuk mengendalikan efek profiabilias erhadap manajemen laba. Sampel yang digunakan adalah perusahaan non-finansial yang erdafar di Bursa Efek Indonesia ahun dengan meode regresi daa panel. Berdasarkan hasil peneliian diperoleh kesimpulan sebagai beriku: Hasil peneliian menunjukkan bahwa dalam hal melakukan prakek manajemen laba melalui pengakuan pendapaan, manajemen idak dipengaruhi oleh seluruh paokan laba. Paokan laba mencegah kerugian dan mencegah penurunan laba hanya mempengaruhi manajemen laba melalui diskresi pendapaan dierima di muka, eapi idak berpengaruh pada manajemen laba melalui diskresi piuang. Paokan laba memenuhi perkiraan analis erbuki idak mempengaruhi manajemen laba dalam benuk apapun. Terdapa dugaan bahwa manajemen laba lebih dipengaruhi oleh fakor lain dibandingkan oleh paokan laba, misalnya keadaan ekonomi pada ahun erenu, karakerisik perusahaan, aau akivias menerbikan saham. Hasil ini sebagian sesuai dengan peneliian Degeorge e al. (999) yang ercermin dari adanya pengaruh paokan laba mencegah kerugian dan penurunan laba pada pendapaan dierima di muka, eapi idak pada piuang karena kemungkinan ada konsekuensi arus kas di masa depan dalam diskresi esimasi piuang (Caylor, 200). Namun, hasil peneliian ini sebagian sesuai dengan peneliian Marquard dan Wiedman (2004) sera Roychowdhury (2006) yang idak menemukan pengaruh paokan laba mencegah kerugian sera mencegah penurunan laba erhadap akivias manipulasi akrual. Perbedaan hasil pengaruh paokan laba memenuhi perkiraan analis erhadap manajemen laba melalui pengakuan pendapaan dapa disebabkan oleh bedanya kondisi bisnis di Amerika Serika dan Indonesia, di mana di Amerika Serika perkiraan konsensus analis dapa diakses secara bebas dan ersedia lengkap bagi seluruh perusahaan publik. Keerbaasan akses dan daa perkiraan konsensus analis Universias Indonesia Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203

21 dapa mengakibakan paokan ersebu idak erlalu dipandang sebagai ukuran baik aau buruknya kinerja manajemen. DAFTAR PUSTAKA Ashari, Nasuhiyah, e al. Facos Affecing Income Smoohing Among Lised Companies in Singapore. Accouning and Business Research (994): Brown, Lawrence D. dan Marcus L. Caylor. A Temporal Analysis of Quarerly Earnings Thresholds: Propensiies and Valuaion Consequences. The Accouning Review (2005): Burgsahler, David dan Ilia Dichev. Earnings Managemen o Avoid Earnings Decreases and Losses. Journal of Accounings & Economics (997): Caylor, Marcus L. Sraegic Revenue Recogniion o Achieve Earnings Benchmarks. Journal of Accouning and Public Policy (200): Cohen, Daniel A. dan Paul Zarowin. Accrual-based and Real Earnings Managemen Aciviies around Seasoned Equiy Offerings. Journal of Accouning and Economics (200): 2-9. Dechow, Paricia M., Sco A. Richardson dan Irem Tuna. Why Are Earnings Kinky? An Examinaion of he Earnings Managemen Explanaion. Review of Accouning Sudies (2003): Degeorge, Francois, Jayendu Pael dan Richard Zeckhauser. Earnings Managemen o Exceed Thresholds. The Journal of Business (999): -33. Frank, Mary Margare dan Sonja Olhof Rego. Do Managers Use he Valuaion Allowance Accoun o Manage Earnings around Cerain Earnings Targes? The Journal of he American Taxaion Associaion (2006): Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilon, and Sco Holmes. Accouning Theory, 7h Ed. John Wiley & Sons, Inc Healy, Paul M. dan James M. Wahlen. A Review of he Earnings Managemen Lieraure and Is Implicaions for Sandard Seing. Accouning Horizons (999): Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

22 IFRS. The Concepual Framework for Financial Reporing Kieso, e al., Inermediae Accouning, Vol, IFRS Ediion, John Wiley and Sons, 20. Kohari, S.P., Andrew J. Leone dan Charles E. Wasley. Performance Mached Discreionary Accrual Measures. Journal of Accouning & Economics (2005): Lo, Kin. Earnings Managemen and Earnings Qualiy. Journal of Accouning and Economics (2008): Marquard, Carol A. dan Chrisine I. Wiedman. How Are Earnings Managed? An Examinaion of Specific Accruals. Conemporary Accouning Research (2004): Nelson, Mark W., John A. Ellio dan Robin L. Tarpley. How Are Earnings Managed? Examples from Audiors. Accouning Horizons (2003): Payne, Jeff L. dan Sean W. G. Robb. Eanings Managemen: The Effec of Ex Ane Earnings Managemen Expecaaions. Journal of Accouning, Audiing, and Finance (997): Pura, I Nyoman Wijana Asmara. Manajemen Laba: Perilaku Manajemen Opporunisic aau Realisic? Jurnal Ilmiah Akunansi dan Bisnis (20): -2. Ronen, Joshua, dan Varda Lewinsein Yaari. Earnings Managemen: Emerging Insigh in Theory, Pracice, and Research. New York: Springer Science+Business Media LLC, Roychowdhury, Sugaa. Earnings Managemen hrough Real Aciviies Manipulaion. Journal of Accouning and Economics (2006): Sco, R.W Financial Accouning Theory 6 h Ed, Prenice Hall, New Jersey. Sun, Lan dan Subhrendu Rah. Pre-managed Earnings Benchmarks and Earnings Managemen of Ausralian Firms. Ausralasian Accouning Business and Finance Journal (202): Analisis Pengaruh...Vanessa Juwia, FE-UI, 203 Universias Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA?

MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? MANAJEMEN LABA RIIL DAN BERBASIS AKRUAL: DAPATKAH AUDITOR YANG BERKUALITAS MENDETEKSINYA? Dwi Ramono Universias Diponegoro Absrac This sudy examines wheher managemen of public companies in Indonesia engage

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN Dalam desain peneliian in akan dijabarkan mengenai eknik pengambilan sampel, pengumpulan daa, dan model empiris yang digunakan, sera level signifikansi dalam peneliian ini. Di

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana

PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE. Kartika Hendra Titisari - Khara Alviana PENGARUH ENVIRONMENT PERFORMANCE TERHADAP ECONOMIC PERFORMANCE Karika Hendra Tiisari - Khara Alviana ABSTRACT This sudy examined he relaionship of environmenal performance agains he economic performance

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES PENGARUH ARUS KAS OPERASI, TINGKAT UTANG, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERSISTENSI LABA DENGAN BOOK TAX DIFFERENCES SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Sudi Empiris Pada Perusahaan Manufakur yang Terdafar di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 2 (1) (2013) Accouning Analysis Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Dwi Mea Karuniasih Jurusan Akunansi

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

Kandungan Informasi Inkremental Perubahan Dividen tentang Profitabilitas Perusahaan di Masa yang Akan Datang

Kandungan Informasi Inkremental Perubahan Dividen tentang Profitabilitas Perusahaan di Masa yang Akan Datang Kandungan Informasi Inkremenal Perubahan Dividen enang Profiabilias Perusahaan di Masa yang Akan Daang Abdul Hamid Habbe A.Y. Paddere Universias Hasanuddin Makassar Absrac This research invesigaes he incremenal

Lebih terperinci

PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA

PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA PENGARUH INCOME SMOOTHING TERHADAP KEINFORMATIFAN LABA TESIS Unuk Memenuhi Sebagian Persyaraan Mencapai Deraja Magiser Program Sudi Magiser Akunansi Mina Uama: Akunansi Keuangan Diajukan Oleh: Sri Wahyu

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Firiyaun Niam firiyaunniam@yahoo.com Endang Dwi Renani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA 1279 ANALISIS PENGARUH RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU II TERHADAP HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Komang Dian Trisnawai ¹ Ni Nyoman Ayu Dianini ² ¹ Fakulas Ekonomi Universias Dhyana Pura

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci