KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN PERILAKU FOBIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN PERILAKU FOBIA"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DAN PERILAKU FOBIA (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Intrapersonal Hipnoterapi dalam Mengubah Prilaku Fobia Klien di Klinik Tranzcare Jakarta) Reno Caesar Olivier Sibarani ABSTRAK Penelitian ini berjudul Perilaku Fobia dalam Komunikasi Intrapersonal (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Intrapersonal Hipnoterapi dalam Mengubah Prilaku Fobia Klien di Klinik Tranzcare Jakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik hipnoterapis, alasan informan menjadi hipnoterapis dan proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia. Hipnoterapi adalah sebuah metode terapi yang menggunakan hipnosis sebagai komunikasi intrapersonal. Teori yang relevan untuk membahas penelitian ini adalah teori Komunikasi Intrapersonal, S O R (Stimulus- Organisme-Respon), Konsep Diri, Disonansi Kognitif, Penilaian Sosial, Emosi, Fobia, dan Hipnoterapi. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang menggambarkan tujuan penelitian dan dinarasikan secara interpretatif, sehingga akan dapat dipahami bagaimana individu memberi makna terhadap proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi. Informasi diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap 4 orang hipnoterapis dan 1 orang klien hipnoterapi. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa fobia yang terjadi di dalam diri seseorang adalah karena adanya persepsi pada sensasi yang terasosiasi dengan emosi rasa takut yang berlebihan. Fobia tersebut menjadi sebuah program S R di pikiran bawah sadar yang kemudian berdampak pada perilaku yang tidak diinginkan/terkontrol dan hipnoterapi adalah langkah yang dapat diambil untuk mengubah perilaku fobia yang tidak diinginkan/terkontrol tersebut. Kata Kunci: hipnoterapi, proses komunikasi intrapersonal, fobia, emosi PENDAHULUAN Konteks Masalah Dahulu dan sampai saat ini kata hipnotis di Indonesia masih memiliki stigma buruk. Mendengar kata hipnotis sering kali kita terasosiasi dengan berbagai hal yang berada di area abu-abu, mulai dari kejahatan, pemaksaan kehendak, sampai dengan kuasa kegelapan, serta penggunaan kekuatan mistik dan magis (Nurindra, 2008). Bahkan dalam kamus besar bahasa Indonesia hipnosis diterjemahkan sebagai keadaan seperti tidur, yang pada taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yang memberikan sugestinya, tetapi pada taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali (Balai Pustaka, kamus besar bahasa Indonesia, 2009). Bahkan ketika saat ini kita mengetahui bahwa hipnosis merupakan salah satu bentuk komunikasi intrapersonal yang keberadaannya dapat dijelaskan secara ilmiah dan sistematis, serta telah banyak buku mengenai hipnosis yang menjelaskan tentang keilmiahan hipnosis dan pemanfaatnya, tetap 1

2 tidak dapat merubah pandangan yang negatif tersebut begitu saja. Stigma buruk ini dapat dibuktikan dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki ketakutan dan adanya sikap penolakan terhadap praktik-praktik hipnosis. Praktik hipnosis ini ada bermacam-macam seperti, hipnosis untuk hiburan (stage hypnosis) dimana stage hipnotis menghibur penonton dengan mempertunjukan korban hipnosis yang mau melakukan apa saja ketika dirinya dihipnosis, hipnosis untuk memudahkan dan menghilangkan rasa sakit saat melahirkan (hypnobirthing), hipnosis untuk orang tua dalam mendidik anakanaknya (hypnoparenting), hipnosis yang digunakan untuk mengefektikan dan meningkatkan penjualan (hypnoselling) serta hipnosis untuk terapi (hypnotherapy) yang sesungguhnya memberikan sangat banyak manfaat positif bagi proses penyembuhan emosional dan pemberdayaan kehidupan manusia. Proses penyembuhan emosional yang dapat dilakukan melalui hipnoterapi salah satunya ialah mengubah perilaku fobia. Perilaku fobia adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh manusia yang timbul sebagai akibat rasa takut terhadap benda atau keadaan tertentu. Perilaku fobia ini menjadi sebuah kebiasaan buruk disebabkan seseorang akan melakukan respon yang sama terhadap stimulus fobianya. Pada umumnya seseorang mengalami fobia disebabkan karena orang tersebut pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan ke dalam alam bawah sadar. ( The Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH) adalah suatu organisasi profesi di bidang Hypnotherapy yang didirikan pada tahun 2002 oleh sekelompok Hypnotherapist Indonesia. Dalam lembaga ini telah banyak praktisi hipnoterapi yang mendirikan klinik hipnoterapi secara mandiri dan telah melakukan praktik hipnoterapi penyembuhan dan pemberdayaan diri. Tranzcare merupakan salah satu dari klinik hipnoterapi yang ada di Indonesia. Didirikan pada tahun 2002 oleh Bapak Yan Nurindra sebagai salah satu pelopor perkembangan hypnosis di Indonesia. Dari mulai berdirinya hingga saat ini masyarakat Indonesia masih belum memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai hipnosis dan ini menjadi sebuah rujukan untuk kita agar dapat memperhatikan perkembangan hipnosis dalam berbagai bidang. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia klien di Klinik Tranzcare Jakarta. Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia klien di Klinik Tranzcare Jakarta?. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui karakteristik hipnoterapis di klinik Tranzcare. 2

3 2. Untuk mengetahui alasan informan menjadi hipnoterapis. 3. Untuk mengetahui proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia klien di Klinik Tranzcare Jakarta. KAJIAN LITERATUR Paradigma Kajian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretatif (pandangan/pendapat) dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Paradigma interpretatif digunakan karena paradigma ini menyatakan bahwa pengetahuan dan pemikiran awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupannya sehari hari sehingga melalui paradigma interpretatif, dalam penelitian ini peneliti dapat memahami bagaimana proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia seseorang. Komunikasi Intrapersonal Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Proses internal dalam komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan informasi yang melewati empat tahapan yaitu, sensasi, persepsi, memori, dan berpikir (Rakhmat, 1985). Stimulus Organisme Respon Teori S O R beranggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu pula. Jadi efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi yang ditimbulkan oleh komunikan (Effendi, 2003). Konsep Diri Menurut William D. Brooks dalam Mulya (2009), konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya (Mulya, 2009). Konsep diri memberikan motif penting untuk perilaku. pemikiran bahwa keyakinan, nilai, perasaan, penilaian-penilaian mengenai diri mempengaruhi perilaku adalah sebuah prinsip penting pada teori interaksionisme simbolik. Mead dalam West dan Turner (2011) berpendapat bahwa kerena manusia memiliki diri, manusia memiliki mekanisme untuk berinteraksi dengan dirinya sendiri. Mekanisme ini digunakan untuk menuntun perilaku dan sikap. Mead juga melihat diri sebagai sebuah proses, bukan struktur (West, Turner, 2011). Disonansi Kognitif Terdapat dua ide penting yang menjadi dasar teori disonansi kognitif ini yaitu: pertama, adanya disonansi akan menimbulkan ketegangan dan stress yang 3

4 membuat seseorang tertekan dan mencari jalan untuk berubah. Kedua, kondisi disonansi membuat seseorang tidak hanya berupaya untuk menguranginya tetapi juga menghindarinya. Menurut Leon Festinger (1957) dalam West & Turner (2011) perasaan ketidakseimbangan kognisi yang timbul atas ketidaksesuaian rangsangan dengan pola rangsangan yang sudah ada sebelumnya disebut sebagai disonansi kognitif. Ia juga berpendapat inti dari teori disonansi kognitif adalah adanya sebuah perasaan tidak nyaman yang memotivasi orang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Ketika seseorang menemui orang lain dalam rangka mengurangi disonansi maka hal tersebut merupakan cara dan usahanya untuk mempengaruhi dirinya sendiri demi mengalami perubahan dalam dirinya (West, Turner, 2011). Penilaian Sosial Menurut Sherif dan Hovland (1961) dalam Morrisan (2010), Teori penilaian sosial memberikan penjelasan bagaimana orang memberikan penilaian mengenai segala informasi atau pernyataan yang didengarnya. Dengan kata lain teori ini juga dapat menjelaskan bagaimana seseorang beropini terhadap sesuatu hal. Tiga hal yang mempengaruhi seseorang dalam memberi penilaian yaitu: 1. Keterlibatan ego Menurut Sherif keterlibatan ego mengacu pada seberapa penting suatu isu dalam kehidupan seseorang. 2. Jangkar sikap Sherif mengatakan seseorang cenderung memberikan penilaian dengan acuan internal yang dimilikinya. 3. Efek kontras Distorsi terjadi jika seseorang menilai suatu pesan menjadi lebih jauh atau bertentangan dengan pandangannya sendiri dari pada yang seharusnya, penilaian yang menjadi lebih jauh dari yang seharusnya ini di sebut sebagai efek kontras. (Morrisan, 2010). Emosi Emosi adalah perasaan yang ditujukan kepada seseorang, atau reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Rasa sedih, senang, bahagia, marah, dan depresi merupakan rasa yang berbeda dan diungkapkan dengan cara yang berbeda pula. Emosi dan perasaan adalah dua konsep yang berbeda, tetapi perbedaan keduanya tidak dapat dinyatakan secara tegas. Ada dua jenis emosi yaitu: 1. Emosi Positif adalah emosi menyenangkan yang bisa menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, yaitu jatuh cinta, senang, gembira, kagum dan sebagainya. 2. Emosi Negatif adalah emosi tidak menyenangkan, yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif, di antaranya sedih, marah, benci, takut, dan sebagainya. Masih dalam Khodijah, Emosi positif atau negatif sebenarnya tidak memaksa kita untuk bertingkah laku secara tertentu. Tetapi, karena kita memberi arti pada emosi itulah yang menyebabkan kita bertingkah laku tertentu. Itulah 4

5 yang dinamakan motif. Motif adalah sesuatu yang menggerakkan orang baik dalam keadaan sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan. (Khodijah, 2006). Fobia Fobia adalah perasaan takut yang irasional berlebihan dan bersifat terus menerus terhadap sesuatu atau situasi (Gunawan, 2009). Davison & Neale (2001) dalam Hadjam (2001) Fobia adalah ketakutan luar biasa yang tidak masuk akal yang mengganggu kehidupan seseorang yang sebenarnya normal. Sedangkan fobia sosial adalah ketakutan terhadap situasi sosial dimana seseorang mungkin diamati oleh orang lain. Fobia spesifik adalah ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik (Hadjam, 2011: 70). Hipnoterapi Hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan hipnosis sebagai sarana untuk menjangkau pikiran bawah sadar seseorang. Hipnosis dapat diartikan sebagai sebuah kondisi rileks, fokus, atau konsentrasi. Selain itu hipnosis juga dapat diartikan sebagai komunikasi verbal atau nonverbal yang bersifat persuasif dan sugestif sehingga adanya keterbukaan wawasan internal yang menimbulkan respon. Pada dasarnya, semua hipnosis adalah self hypnosis dan peran penghipnosis hanyalah sebagai pembimbing untuk menuju kondisi hipnosis lebih dalam, yaitu gelombang otak yang rendah (Wong dan Hakim, 2009). Self hypnosis adalah proses penyampaian pesan kepada diri sendiri kedalam pikiran bawah sadar untuk mengarahkan perilakunya di masa mendatang (Kahija, 2007). Metode Penelitian Objek Penelitian Objek penelitian merujuk pada masalah yang sedang diteliti. Objek penelitian ini adalah komunikasi intrapersonal hipnoterapi dan perilaku fobia pada klien di Klinik Tranzcare Jakarta Selatan. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merujuk pada responden ataupun informan yang akan dimintai informasi berkenaan dengan penelitian yang dilakukan. Yang menjadi subjek penelitian, yang disebut juga informan adalah hipnoterapis di klinik Tranzcare Jakarta Selatan. Kemudian peneliti juga memakai informan tambahan yaitu klien yang menjalani sesi hipnoterapi untuk mengubah perilaku fobianya di klinik Tranzcare Jakarta untuk mendukung validitas informasi yang diberikan oleh hipnoterapis. Kerangka Analisis Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dari informan di lapangan akan dilakukan terus menerus hingga data jenuh. Teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan model Miles dan Huberman. 5

6 Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diproleh dari lapangan yang sangat banyak, sehingga perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang pokok, dan berfokus pada hal-hal penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2005:92). Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama dan tangan pertama di lapangan dengan cara wawancara mendalam dan Observasi atau suatu pengamatan. (Kriyantono, 2006: 43). 2. Data sekunder Pada umumnya data sekunder berbentuk catatan atau laporan dokumentasi oleh lembaga tertentu (ruslan 2003: 138) pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yaitu mencari, melihat dan membuka dokumen, situssitus atau buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian. Penetuan Informan Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling ). Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2005 : 96 ). Adapun kriteria yang harus dimiliki oleh informan: 1. Informan adalah orang-orang yang terlibat dalam sesi hipnoterapi. 2. Informan adalah hipnoterapis di Klinik Tranzcare yang telah memberikan terapi penyembuhan kepada klien yang memiliki perilaku fobia dan informan tambahan adalah klien yang baru akan menjalani proses penyembuhan perilaku fobianya. 3. Hipnoterapis di Klinik Tranzcare adalah hipnoterapis yang sudah memiliki pengalaman minimal 5 kali dalam menerapi klien yang memiliki perilaku fobia sehingga peneliti dapat memperoleh data mengenai karakteristik hipnoterapis, alasan informan menjadi hipnoterapis, serta proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia klien. Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data untuk mengecek keabsahan data penelitian. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Triangulasi data sumber adalah teknik pemeriksaan data dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987). Dalam mencapai kepercayaan tersebut, maka diambil langkah sebagai berikut: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 6

7 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2009). Analisis Data Kegiatan analisis data ini, akan dimulai pengumpulan data-data, kemudian menelaah semua data yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder. Hasil data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data kemudian akan disusun membentuk laporan yang sistematis. Selanjutnya data yang disusun akan dibagi menjadi data yang utama dan data penjelas. Hasil penelitian kemudian disajikan didalam pembahasan secara deskripsi yang didukung dengan teori dan kemudian akan dianalisis untuk mengetahui Bagaimanakah proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia klien di klinik Tranzcare Jakarta? serta selanjutnya akan ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari keempat Informan, peneliti mendapati bahwa karakteristik seorang hipnoterapis adalah orang yang memiliki pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dan ternyata untuk menjadi seorang hipnoterapis selain mempelajari tentang hipnosis dan hipnoterapi mereka juga harus memperlengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pemberdayaan diri lainnya. Menjadi seorang hipnoterpis saat ini tidak terbatas pada kepercayaan, suku (budaya), maupun agama, karena hipnosis modern sejatinya adalah bidang keilmuan yang universal dan dapat dipelajari secara ilmiah. Untuk menjadi seorang hipnoterapis mereka mempelajari hipnosis dan hipnoterapi melalui berbagai pelatihan non akademik yang tergolong cukup mahal, oleh sebab itu hipnoterpis di klinik Tranzcare memang orang-orang yang tingkat kesejahteraan hidupnya adalah menengah ke atas (cukup mampu). Peneliti juga mendapati kesamaan dari keempat hipnoterapis di klinik Tranzcare mengenai alasan mereka menjadi seorang hipnoterapis. Kesamaan alasan mereka terletak pada keinginan mereka untuk dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan permasalahan yang dimilikinya. Melalui wawancara dengan para hipnoterpis peneliti mendapati bahwa mereka yang miliki fobia pada umumnya menyadari akan perilaku fobianya yang tidak wajar namun tetap tidak dapat mengontrolnya. Pernyataan para hipnoterapis ini juga secara tidak langsung dibenarkan oleh pernyataan dari informan tambahan yang peneliti wawancarai, Mbak Vita menyatakan ia sadar bahwa perilaku fobianya tidak wajar namun walaupun ia sadar ia tetap tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Kenyataan seseorang tersebut tidak dapat mengontrol dirinya untuk tidak berperilaku yang berlebihan dan irasional terhadap stimulus fobianya, membawa orang tersebut pada ketidakselarasan batin di dalam dirinya. 7

8 Ketidakselarasan inilah yang menjadi perasaan yang tidak menyenangkan dan perasaan terganggu di dalam diri individu yang memiliki fobia. Selain hal tersebut, orang yang memiliki perilaku fobia merasa memiliki perasaan tidak menyenangkan dan terganggu juga kerena adanya penilaian yang negatif atau ketidaksesuaian perilakunya yang dibandingkan dengan kecenderung perilaku sosial pada umumnya. Dalam teori disonansi kognitif, ketidakselarasan atau ketidakseimbangan kognisi mendorong seseorang mengambil langkah demi mengurangi perasaan ketidaknyaman, tidak menyenangkan dan perasaan terganggu tersebut. Alasan untuk bisa kembali menjalani aktivitas sehari-harinya secara normal merupakan konsep diri yang positif yang juga mendorong mereka untuk mengambil upaya menghilangkan fobianya (dalam hal ini dengan datang ke klinik hipnoterapi). Biasanya mereka yang memandang baik praktik hipnoterapi, datang ke klinik hipnoterapi dengan tidak ada paksaan dari orang lain atau dapat dikatakan datang atas kesadaran dirinya sendiri. Dengan datang atas kesadaran sendiri, dalam menjalani proses hipnoterapi maka secara tidak langsung klien sudah siap untuk mengalami perubahan yang diharapkan dalam dirinya. Kesadaran dan kemauan seseorang untuk menjalani hipnoterapi untuk mengubah perilaku fobia yang sejatinya adalah self hypnosis, dapat sangat membantu proses keberhasilan hipnoterapi. Selain pandangan yang baik terhadap praktik hipnosis serta adanya kesadaran dan kemauan dari diri sendiri, mereka yang datang ke klinik Tranzcare untuk menjalani hipnoterapi adalah juga mereka yang memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik dan berpendidikan. Peneliti melihat adanya hubungan yang erat antara tingkat pendidikan dengan pandangan seseorang terhadap praktik hipnosis. Fobia bisa terjadi kepada siapa saja tanpa mengenal adanya batasan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan juga tingkat kesejahteraan hidup seseorang. Begitu banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengubah perilaku fobia seseorang namun penggunaan teknik sangat bergantung pada jenis fobia yang ditangani dan keunikan dari klien itu sendiri. Artinya fobia yang sama belum tentu bisa ditangani dengan cara yang sama terhadap individu yang berbeda, sebab setiap individu adalah pribadi yang unik dalam membentuk dunia internalnya. Dengan demikian hipnoterapis sangat dituntut untuk melakukan proses hipnoterapi yang berpusat kepada klien itu sendiri (client centered therapy). Agar dapat memahami bagaimana proses komunikasi intrapersonal hipnoterapi dalam mengubah perilaku fobia maka peneliti akan membahas proses terjadinya fobia melalui proses pengolahan informasi memakai permodelan dari buku Adi W. Gunawan sebagai berikut: Dalam kasus fobia, pemberian makna terhadap sensasi (persepsi) yang disertai dengan intensitas emosi negatif yang berlebihan (tinggi) akan menyebabkan sensasi dari stimulus tersebut menjadi berbeda dari yang seharusnya. Biasanya fobia terbentuk melalui dua proses. Proses pertama dinamakan sensitizing event (kejadian/peristiwa yang membuat seseorang menjadi sensitif) dan yang kedua dinamakan activating event (peristiwa yang mengaktifkan). Kedua proses tersebut bisa ada dalam satu peristiwa yang sama ataupun merupakan peristiwa-peristiwa yang terpisah. 8

9 Sebuah fobia erat kaitannya dengan hukum asosiasi (low of association). Hukum asosiasi menjelaskan bahwa orang yang mengalami kejadian berbahaya dan menakutkan akan mungkin menjadi sangat takut pada kejadian yang serupa dan merasakan intensitas emosi yang sama pada hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian tersebut. Dengan memahami hukum ini dapat dimengerti bahwa ketakutan atau fobia sangat tergantung pada konsep diri seseorang. Ini berarti setiap orang sangat mungkin memiliki respon yang berbeda terhadap peristiwa yang sama, ada yang terpengaruh sangat kuat sehingga menjadi fobia dan ada juga yang sama sekali tidak terpengaruh. Setelah berada di bawah sadar, persepsi dengan emosi negatif yang berlebihan dalam peristiwa yang menimbulkan fobia ini menjadi sebuah program stimulus respon (S R) yang tertanam di bawah sadar sehingga dikemudian hari, jika seseorang berhadapan dengan stimulus itu kembali maka orang tersebut secara bawah sadar akan melakukan proses shortcut (jalan pintas) dalam proses pengolahan informasi untuk segera merespon stimulus tersebut. Untuk itu dalam menangani perilaku fobia seseorang, hipnoterapis dengan berbagai teknik hipnoterapi mengubah atau melakukan adjustment (penyesuaian) terhadap persepsi yang telah menjadi program stimulus respon di bawah sadar seseorang. Dengan mengubah atau melakukan adjustment (penyesuaian), persepsi dengan emosi negatif yang berlebihan tersebut menjadi netral sehingga sensasi dalam menangkap stimulus juga akan menjadi netral dan kemudian akan menghasilkan respon yang seharusnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasi penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Seseorang yang ingin menjadi hipnoterpis tidak hanya harus memiliki pengetahuan mengenai ilmu hipnosis saja tetapi juga berbagai ilmu pemberdayaan diri lainnya. Hipnosis dapat disejajarkan dengan bidang ilmu pengetahuan umum lainnya karena hipnosis modern sejatinya merupakan bidang keilmuan yang universal dan dapat dipelajari secara ilmiah. 2. Alasan informan pokok menjadi hipnoterpis adalah karena ingin bisa membantu orang lain dalam menyelesaikan permasalahan mereka. Walaupun dikatakan hipnoterapis yang membantu klien dalam menyelesaikan permasalahannya, dalam hipnoterapi sebenarnya klienlah yang memegang peranan tersebut. 3. Fobia yang terjadi di dalam diri seseorang adalah karena adanya persepsi (pemberian makna) yang salah pada sensasi (saat penangkapan stimuli). Klien memberikan intensitas emosi takut yang berlebihan terhadap sesuatu objek atau peristiwa dan terasosiasi dalam emosi tersebut. Dalam proses komunikasi internal hipnoterapi untuk mengubah perilaku fobia, hipnoterapis mengubah atau melakukan adjustment (penyesuaian) terhadap persepsi dengan intensitas emosi negatif yang berlebihan. Dengan mengubah atau melakukan adjustment (penyesuaian), maka persepsi yang bermuatan emosi negatif tersebut akan menjadi netral dan kemudian akan menghasilkan respon yang seharusnya, yang sesuai dengan stimulus tersebut. 9

10 Saran Peneliti memiliki beberapa saran yang kiranya bisa bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu sebagai berikut: 1. Peneliti dalam Penelitian ini mendorong pihak akademisi untuk bisa membantu mahasiswa departemen ilmu komunikasi melakukan penelitian serupa sehingga bisa menambah kekurangan-kekurangan yang masih ada dalam penelitian ini atau bahkan memperluas kajian penelitian ini. 2. Peneliti mengajak setiap mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi untuk bisa memperluas pengetahuan dan wawasannya mengenai hipnoterapi dan NLP guna memiliki keterampilan komunikasi efektif yang dapat diterapkan di berbagai bidang. 3. Peneliti mendorong setiap orang memiliki pandangan yang baik mengenai praktik-praktik hipnosis sehingga kita bisa memperoleh setiap manfaat yang bisa didapatkan melalui metode hipnoterapi. 4. Peneliti juga mendorong seluruh praktisi hipnosis dan hipnoterapi agar dapat memberikan edukasi yang benar dan tepat serta menjadikan hipnosis di Indonesia berada dalam lingkup akademik. DAFTAR REFERENSI Effendi, Onong Uchjana Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Gunawan, Adi W Hypnotherapy: The Art of Subconscious Restructuring. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Hadjam, M. Noor Rochman Psikologi Abnormal. Bandung: Cv. Lubuk Agung Kahija, Y. F. LA Hipnoterapi: Prinsip-prinsip Dasar Praktik psikotrapi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Khodijah, Nyayu Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press Krisyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Morrisan, M. A Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia Mulya, Rizki Rahman Konsep Diri. Jakarta: Universitas Islam Negeri Nurindra, Yan Hypnosis For Dummies: Cara mudah Belajar hypnosis (ebook). Yan Nurindra School of Hypnotism Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya CV Ruslan, Rosady Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarata : PT. Raja Grafindo Persada Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. West, Richard & Lynn H Turner Pengantar Teori komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika SUMBER LAIN 10

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang paling penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan komunikasi manusia berinteraksi antar satu individu dengan

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

SURAT IZIN PENELITIAN

SURAT IZIN PENELITIAN SURAT IZIN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA HIPNOTERPIS Pendahuluan 1. Kenapa seluruh hipnosis dikatakan sebagai self hipnosis? 2. Apakah tepat jika komunikasi hipnosis disebut sebagai komunikasi intrapersonal?

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian Apabila seorang peneliti melakukan penelitian, secara sadar atau tidak dalam dirinya ada cara memandang hal atau peristiwa tertentu. Hal ini secara wajar terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE (Studi Deskriptif Kualitatif Perilaku Remaja Pengguna Game Online di Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun) Saidah H. Naibaho 100904120 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata, dimana paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para pengaruh dan praktisinya

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU (Studi Deskriptif Komunikasi Antarpribadi Petugas Rutan Dengan Napi Dalam Melakukan Perubahan Perilaku Napi Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tanjung Pura,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menentukan pendekatan penelitian yang dilakukan harus disesuaikan dengan jenis fenomena atau fakta yang terjadi di lapangan. Ada perbedaan

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI

KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI KOMUNIKASI PERSUASIF AGEN ASURANSI DALAM MEREKRUT CALON AGEN ASURANSI (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Persuasif Agen Asuransi dalam Merekrut Calon Agen Asuransi di PT Asuransi Life Allianz Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di MTsN-2 Palangka Raya. Kemudian alasan peneliti melakukan kegiatan penelitian di sekolah

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A B Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan desain penelitian kualitatif. Studi kasus digunakan ketika peneliti perlu memahami suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 21 November Dalam jangka waktu tersebut dirasa cukup. menggali data untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 21 November Dalam jangka waktu tersebut dirasa cukup. menggali data untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kurang lebih 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal 21 September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Puron, Kelurahan Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki Karang Taruna unit yang bernama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan bulan Oktober pertimbangan sebagai berikut: kategori usia dewasa awal.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan bulan Oktober pertimbangan sebagai berikut: kategori usia dewasa awal. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian ini telah berlangsung selama 13 (tiga belas) bulan, terhitung dari bulan Oktober 2013 sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Paradigma post-positivisme menurut Patton 40 adalah perbaikan positivisme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tipe Penelitian Tipe dari penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskriptif yaitu data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 24 BAB 3 METODE PENELITIAN Secara umum bab ini menjelaskan metode yang digunakan peneliti dalam keseluruhan proses penelitian. Di sini akan diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian mulai dari jenis

Lebih terperinci

Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya?

Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya? Apakah Hipnosis/Hipnoterapi Berbahaya? With great power comes great responsibility Sebelum menjelaskan lebih lanjut saya ingin kita menyamakan dulu persepsi kita mengenai hipnosis, agar kita bisa berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menghubungkan variabel yang lain. 34 Menurut Jalaluddin Rakhmat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menghubungkan variabel yang lain. 34 Menurut Jalaluddin Rakhmat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono, Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha menggambarkan, meringkas berbagai situasi dan kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah berupa penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan (Field

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif dipilih karena penelitianya dilakukan pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Metode merupakan suatu hal yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33

BAB III METODE PENELITIAN. tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. 36 Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau sifat dari penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III Metodologi Penelitian. waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III Metodologi Penelitian. waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma Penelitian pada hakikatnya ada konteks khusus atau dimensi waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk membenarkan

Lebih terperinci

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Penyusun

Lebih terperinci

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta

Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta Korelasi Penggunaan Media dengan Kepuasan Menonton Program Acara One Stop Football Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Gelora Muda Yogyakarta FX Okta Indrawan Satriya / Drs. M. Antonius Birowo, MA., Ph. D Program

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kegiatan, guru memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari dan menemukan data yang diperoleh dalam penelitian dan membuat analisis dengan maksud agar penelitian dan kesimpulan

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu yang pokok dan penting dalam melaksanakan penelitian, karena memandu penelitian agar hasil dari penelitian benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan dibahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan penelitian, dan teknik analisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mengumpulkan datadata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mengumpulkan datadata BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. merujuk pada introspeksi diri dengan meninjau perbuatan dan reaksi hati nurani.

BAB V. Penutup. merujuk pada introspeksi diri dengan meninjau perbuatan dan reaksi hati nurani. BAB V Penutup Proses pembentukan karya seni lukis perenungan ide dan kejujuran rasa sangatlah penting. Hal ini mempengaruhi hasil karya karena hanya karya yang penuh pertimbangan dan perasaan yang jujur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu akan mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang didasarkan pada fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)

Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berdasarkan judul penelitian yang digunakan yaitu Implementasi Etika Public Relations PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Pantai Depok yang letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Parangkusumo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain.

BAB III METODE PENELITIAN. dialami subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan lainlain. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Definisi dari pendekatan penelitian ini adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan demikian, maka langkah-langkah yang

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Lexi Moleong, yang mendefinisikan metode kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Type Penelitian Type penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Rakhmat 38 penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

Hypnosis: The Art of Subconscious Communication

Hypnosis: The Art of Subconscious Communication Hypnosis: The Art of Subconscious Communication As human beings, we can never know reality. We can only know our perceptions of reality. NLP Program Saat ini masyarakat Indonesia mulai mengenal hipnosis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Peneliti bermaksud untuk mengungkap realitas atau kenyataan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Peneliti bermaksud untuk mengungkap realitas atau kenyataan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti bermaksud untuk mengungkap realitas atau kenyataan

Lebih terperinci

Dewi Arishayanti Purba ABSTRAK

Dewi Arishayanti Purba ABSTRAK KONSEP DIRI MAHASISWA INDEKOS DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus Tentang Proses Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Indekos Universitas Sumatera Utara) Dewi Arishayanti Purba 090904063 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma merupakan suatu pandangan, persepektif umum atau cara untuk memilah-milahkan dunia nyata yang kompleks dan kemudian memberikan arti dan penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari segi tempat, jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan tentang jenis dan metode penelitian, unit analisis, unit pengamatan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan prosedur analisis data dan metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian berikut Menurut Semiawan (2010:1), pengertian metodologi adalah sebagai kata metode dan metodologi sering dicampur adukkan dan disamakan. Padahal keduanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yang menggunakan kajian terperinci mengenai sub setting, subyek tunggal yang berupa peristiwa

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Rabu, 14 Desember :00 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 10 November :24

Ditulis oleh Administrator Rabu, 14 Desember :00 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 10 November :24 Ir. NSK Nugroho, MBA, MCH, CHt HypnoTherapist - Hypnotist Trainer - Coach - Instructor Membantu Anda menemukan dan membangkitkan, serta memperkuat nilai-nilai dan potensi positif dalam diri Anda dalam

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang di lakukan di SMP Pondok Modern Selamat Kendal ini tergolong dalam penelitian kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu

Lebih terperinci

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV

MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV MOTIF MOTIF YANG MENDORONG AUDIENCE UNTUK MENONTON ACARA INI TALK SHOW DI NET TV (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini penulis mengemukakan metode penelitian yang berisi tentang (1) Jenis dan pendekatan penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) data dan sumber data, (4) prosedur pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah fieldresearch atau penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah melakukan penelitian di lapangan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PARADIGMA PENELITIAN Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang dikutip Dedy Mulyana, menurut Patton paradigma tertanam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan

Lebih terperinci

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy) Apakah hipnoterapi Itu? Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Jenis dan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Malioboro, yang merupakan pusat perbelanjaan oleh-oleh di Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut selain objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 34 Penelitian deskriptif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak dikeluarkannya surat ijin penelitian oleh STAIN Palangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Tylor (Molenong, 2007:4),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (1998:15) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari perumusan masalah hingga penulisan laporan akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN alamiah. 2 Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian tentunya diperlukan sebuah metode. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci