BAB V PENUTUP. Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan
|
|
- Hengki Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP Masjid Agung Demak mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan orang-orang Islam di Jawa. Kedudukan dan kelebihan Masjid Agung Demak tidak terlepas dari peran para ulama yang bertindak sebagai mubaligh Islam. Masyarakat Jawa menyebut mereka dengan sebutan Wali Songo. Dengan kehadiran bangunan Masjid Agung Demak yang berwibawa ini telah digunakan oleh para penguasa Kesultanan Demak sebagai alat untuk mengharapkan sebuah pengakuan dan dukungan terutama dari seluruh rakyatnya. Artinya, bentuk Masjid Agung Demak ini tidak begitu saja muncul dengan tibatiba yang mungkin akan terasa asing bagi sebagian besar rakyat Demak pada saat dibangunnya masjid ini. Unsur-unsur bangunan Masjid Agung Demak banyak meniru dan mengembangkan dari bentuk-bentuk bangunan yang telah merakyat sebelumnya. Metode dakwah dengan cara ikut membaur bersama jama ah yang kebanyakan masih berpaham Hindu adalah yang paling efektif dilakukan oleh para mubaligh Islam pada waktu itu. Masjid Agung Demak yang didirikan pada masa-masa awal penyebaran Islam Jawa kemungkinan besar masih bertalian erat dengan produk arsitektur masa-masa sebelumnya. Bentuk gunungan menjadi citra dasar dari bentuk bangunan-bangunan yang dinilai sakral dan keramat. Masjid yang telah dimodifikasi sebagai tempat untuk bersujud ketika masyarakat sudah secara terbuka menerima agama Islam sebagai agamanya memberikan ruang terhadap masjid sebagai pusat hubungan ketiga bagi umat 129
2 Muslim. Mengapa demikian? Kebudayaan Islam sendiri dilihat sebaagai sebuah perilaku atau perbuatan yang menciptaan hubungan integrasi dari sebuah kesatuan sosial umat Muslim. Perilaku tadi bersifat kongkrit dan merupakan bentuk dari kebudayaan jasmaniah dari seorang Muslim yang terlihat dari amalan yang biasa disebut sebagai perbuatan taqwa yang mempunyai relasi antara manusia dengan sang pencipta (Allah) dan memunculkan aktifitas ibadah. Dari pemahaman terhadap taqwa tersebut, akhirnya melahirkan sebuah kesatuan sosial umat Muslim dengan Tuhanya yang akhirnya membentuk masjid sebagai pusat ibadah bagi umat Muslim. Jadi simbol Masjid Agung Demak disini dimaknai sebagai sebuah kriteria dari proses integrasi sosial yang telah menjadikan semua lapisan masyarakat Muslim menganggap Masjid sebagai pusat orientasi kultur (medan budaya). Hal inilah yang menjadikan Masjid Agung Demak mempunyai sebuah nilai simbolis yang penting bagi masyarakat Demak khususnya, dan masyarakat Islam di Nusantara pada umumnya hingga kini. Hal ini terkonsepsi oleh karena Masjid Agung Demak dikonstruksi masyarakat ke dalam hubungan antara relasi etis dan estetika. Setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam di Demak mengadakan Grebeg Besar di Masjid Agung Demak untuk memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dilanjutkan penyembelihan hewan qurban. Pada waktu itu kegiatan tersebut dilakukan di lingkungan Masjid Agung Demak dengan keramaian syiar-syiar keagamaan dan sampai saat ini kegiatan tersebut masih tetap berlangsung, bahkan dikembangkan. Tujuan Grebeg Besar hakikatnya adalah merayakan Hari Raya Kurban sekaligus memperingati 40 hari peresmian 130
3 Masjid Agung Demak. Tradisi Grebeg Besar di Demak sebagai sebuah ritual tahunan umat Muslim Demak tentu mempunyai fungsi sosial, dimana dalam ritual ini merupakan sebuah manisfestasi berupa hajat bagi para penganut agama Islam di Jawa. Tradisi yang sudah turun temurun ini merupakan hasil cipta rasa ulama masa lalu. Makna, nilai dan fungsi ritual Grebeg Besar dapat dijadikan sebagai tuntunan serta pandangan hidup dalam masyarakat. Perkembangan selanjutnya adalah munculnya kebudayaan intelektual Islam yang digagas oleh para Wali Songo dan ulama dengan membentuk sebuah pelembagaan Islam. Pelembagaan ini salah satunya berupa pendirian Masjid Agung Demak sebagai patron untuk proses islamisasi di Jawa pada waktu itu. Masjid Agung Demak sengaja dikonstruksi oleh para wali sebagai tempat pertemuan keagamaan, dan tempat peleburan status sosial bagi kaum Muslim. Dari pendirian Masjid Agung Demak inilah konstruksi baru terbentuk karena masyarakat akan dibawa memasuki ranah kultural baru di dalam proses evolusi kebudayaan. Dalam hal ini adalah kebudayaan Islam yang khas di Jawa. Islam adalah cara hidup bagi yang menganutnya, baik dimanapun dan kapanpun Islam masuk dalam kehidupan seseorang maupun kelompok. Pada saat itu pula Islam telah menjadi pedoman pola perilaku mulai dari cara berpikir dan bertindak yang akhirnya membentuk sebuah kultur yang khusus. Dari kenyataan yang terlihat dari sejarah perkembangan Islam di Demak membuktikan bahwa Islam mengandung aspek keagamaan dan aspek kebudayaan. Demak sebagai suatu wilayah basis dari penyebaran agama Islam membentuk perilaku masyarakatnya sebagai penganut Islam yang khas di Jawa, khususnya bagi 131
4 masyarakat pesisir Jawa. Proses itu berlangsung terus-menerus dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan setiap generasi memeberikan setting yang berbedabeda. Sampai hari ini jejak-jejak kerajaan Demak masih bisa ditemukan dan dirasakan dampaknya bagi masyarakat. Bentuk itu terlihat dalam bingkai kebudayaan fisik yang masih dapat kita saksikan hingga hari ini. Kebudayaan fisik itu bisa dilihat dari simbol utama kota Demak sebagai Kota Wali yaitu Masjid Agung Demak. Keyakinan masyarakat akan kekeramatan dan kesakralan pada Masjid Agung Demak menempatkan bentuk konstruksi baru yang terbentuk. Konstruksi ini bersifat magis, artinya akan menempatkan orang-orang di dalam medan budaya yang terbentuk (Masjid Agung Demak) akan menjaga hubungan dengan dunia yang sifatnya magis dan sakral dengan dunia profan yang mengelilinginya. Bentuk konstruksi ini pada akhirnya akan membentuk sebuah pola relasi keselarasan dengan sikap-sikap yang saling menghormati dan mengagungkan medan budaya tersebut. Namun dibalik pesona magis yang dihadirkan oleh kota Demak, Demak yang sekarang adalah sebuah kota yang masih mencari bingkai kebudayaannya yang khas di pesisir Utara Pulau Jawa. Tradisi perayaan Grebeg Besar yang masih dipertahankan hingga saat ini menjadi menarik untuk dilihat karena ada perkembangan yang signifikan dalam hubungan antara praktik keagamaan dengan dorongan industri budaya. Hal ini berangkat pada asumsi dimana tradisi tidak semestinya ditempatkan sebagai lawan dari modernitas, tetapi tradisi itu harus bersifat kontekstual. 132
5 Disini saya melihat bahwa tradisi yang masih bertahan di Demak mengacu pada suatu dinamika dalam struktur masyarakat Demak yang diakronik maupun sinkronik. Secara diakronik, tradisi diartikan sebagai nilai-nilai yang masih berlanjut dari masa lampau lalu dipertentangkan dengan kehidupan saat ini (modernitas). Islam yang berdialektika dengan budaya lokal tersebut pada akhirnya membentuk sebuah varian Islam yang khas dan unik, seperti Islam Jawa. Varian Islam tersebut bukanlah Islam yang tercerabut dari akar kemurniannya, tapi Islam yang di dalamnya telah berakulturasi dengan budaya lokal. Dalam istilah lain, telah terjadi inkulturasi. Proses inkulturasi ini merupakan bentuk internalisasi sebuah ajaran baru ke dalam konteks kebudayaan lokal dengan cara akomodatif atau untuk mempertahankan identitas. Dengan demikian, pendekatan yang dilakukan oleh para wali pada saat itu dengan menggunakan proses inkulturasi dialektika antara ajaran Islam dengan kultur Jawa masih tetap terpelihara akar ideologisnya. Poin terakhir yang dilihat penulis disini adalah munculnya proses sinkretisme. Sikap toleran ajaran Islam yang dipraktikan terhadap budaya lokal membawa para Wali Songo dapat mentradisikan ritual-ritual yang menjembatani masyarakat dalam menerima ajaran Islam. Proses sinkretisme ini tercermin dari pendirian Masjid Agung Demak dan tradisi Grebeg Besar yang diciptakan oleh para wali pada saat itu. Proses eksternalisasi yang dirasakan masyarakat pada saat itu nampaknya telah larut terhadap emosi dan nalar keagamaan masyarakat. Jika dilihat lebih mendalam, proses sinkretisme yang terjadi merupakan faktor integratif dalam hubungan antar kepercayaan yang ada di masyarakat. Hal ini 133
6 telah berhasil dilakukan oleh para wali dengan menggunakan pendekatan model tasawufnya (praktik-praktik magis). Dengan demikian Masjid Agung Demak hadir dengan seluruh pesona magis yang dimilikinya akibat didukung dari proses sinkretisme yang terlibat di dalamnya. Masjid Agung Demak pada akhirnya membentuk konstruksi sosial yang bersifat magis dan sakral karena mengandung mitologi dan mistifikasi yang datang melalui proses pelembagaan Islam yang dilakukan oleh Wali Songo. Untuk dapat menjaga bentuk konstruksi magis yang dihadirkan itu, maka para wali menciptakan berbagai tradisi ritual yang menghadirkan tiga aspek utama, yaitu ritual doa (mengikut syariat Islam), festival-festival budaya dan aktivitas sosial. Semua aspek tersebut dilandasi dengan corak magis dan religius mengingat cara pandang orang Jawa tentang keagungan adalah kekuatan magis seperti yang dihadirkan oleh Masjid Agung Demak serta tradisi Grebeg Besarnya. 134
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya
Lebih terperinciWALI KOTA BLITAR. SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA SHOLAT IDUL ADHA 1433 H TANGGAL 10 DZULHIJAH 1433 HIJRIAH Assalamu alaikum wr. Wb.
WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA SHOLAT IDUL ADHA 1433 H TANGGAL 10 DZULHIJAH 1433 HIJRIAH Assalamu alaikum wr. Wb. YANG SAYA HORMATI, PARA ALIM ULAMA, BAPAK KYAI DAN IBU NYAI SERTA
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah
Mam MAKALAH ISLAM Wali Songo, Antara Legenda dan Fakta Sejarah 13, februari 2014 Makalah Islam Wali Songo, antara Legenda dan Fakta Sejarah Jaja Zarkasyi, MA (Rumah Moderasi Islam (RUMI) Mungkin generasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah
BAB V KESIMPULAN 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual Kuningan Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah merupakan seni pertunjukan yang biasa tetapi merupakan pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu mesin penggerak perekonomian dunia yang terbukti mampu memberikan kontribusi terhadap kemakmuran sebuah negara. Pembangunan pariwisata mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. Dari kajian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut; Pertama, Realitas
BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Dari kajian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut; Pertama, Realitas keberagamaan warga Nelayan Bugis Pagatan yang terkonstruk dalam ritual Massorongritasi sebagai puncaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa pada umumnya masih melestarikan kepercayaan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Jawa pada umumnya masih melestarikan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran terdahulu dari nenek-moyang mereka. Ajaran-ajaran ini akan terus diamalkan
Lebih terperincibarakah sesuai dengan sosio-kultural yang membentuknya dan mendominasi cara
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Konsep barakah dimaknai oleh para peziarah di makam KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidaklah tunggal. Artinya, latar belakang peziarah turut mempengaruhi makna barakah sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Alasan Pemilihan Judul Kabupaten Malang sebagaimana umumnya wilayah Jawa Timur lainnya, sangat kuat memegang tradisi pesantren yang hampir di setiap kecamatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarluaskan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat. Dalam mengajak umat agar mau menerima sekaligus
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. melalui tiga hal, yaitu satu identitas beragama Islam, dau identitas. bentuk, yaitu slametan dan nyadran.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Seluruh uraian di atas pada akhirnya bisa kita ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekspresi sintesis mistik masyarakat Panggungkalak bisa dilihat melalui tiga hal, yaitu satu
Lebih terperinci, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat Indonesia yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keanekaragaman budayanya. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat Indonesia yang memiliki beragam varian dalam praktek
Lebih terperinciPengaruh Hindu pada Atap Masjid Agung Demak
SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Pengaruh Hindu pada Atap Masjid Agung Demak Nugraha Pratama Mahasiswa Sarjana, Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan,
Lebih terperincicommit to user 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi tabut di Bengkulu semula merupakan ritual yang sakral penuh dengan religius-magis yaitu merupakan suatu perayaan tradisional yang diperingati pada tanggal 1
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEILMUAN
BAB 8 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEILMUAN 8.1. Kesimpulan 1. Selama abad ke-15 hingga ke-19 terdapat dua konsep pusat yang melandasi politik teritorial di Pulau Jawa. Kedua konsep tersebut terkait dengan
Lebih terperinciANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
ANALISIS MATERI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX Tugas pada Mata Kuliah Analisis Materi Tarikh/ Kebudayaan Islam-B Dosen:Drs. Yusuf A. Hasan, M.Ag. Oleh: Fikriyani Thoyyibah (20100720018)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu
Lebih terperinciB A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan
5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena yang dirasakan semakin kuat mencengkram memasuki abad dua puluh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi sudah melewati proses sejarah yang sangat panjang, suatu fenomena yang dirasakan semakin kuat mencengkram memasuki abad dua puluh satu ini. Umat manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam tradisi Jawa dikenal dengan nama Wali Sanga. Wali Sanga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para muballigh yang telah berhasil menyebarluaskan agama Islam di Indonesia dalam tradisi Jawa dikenal dengan nama Wali Sanga. Wali Sanga telah berhasil mengislamkan
Lebih terperinciBAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT. peninggalannya berupa masjid di desa Mantingan kecamatan Tahunan kabupaten
BAB IV DAKWAH ISLAM DI JEPARA KETIKA KEPEMIMPINAN KERAJAAN KALINYAMAT Pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat, kerajaan Kalinyamat mempunyai peran yang sangat penting dalam penyebaran dan pengembangan agama
Lebih terperinciTABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah
TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah Para pengurus demak, para peziarah yang datang Setiap hari di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1. I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Umat Islam merupakan mayoritas penduduk di Indonesia, Agar kualitas umat Islam meningkat diperlukan suatu wadah yang menampung aktivitas umat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu yang tidak bisa terungkap secara kasat mata. Untuk mengungkapkan sesuatu kadang tabu untuk
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Sikap Siswa Non-Muslim Terhadap Pembelajaran PAI di SMP Negeri 23 Semarang. Mengenai sikap siswa non-muslim terhadap pembelajaran PAI berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP. yang terus berkembang hingga saat ini. Sejak kemunculan pertamanya di India
116 BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Jama ah Tabligh adalah sebuah gerakan Islam tradisional berbasis kultural yang terus berkembang hingga saat ini. Sejak kemunculan pertamanya di India gerakan ini tetap
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa
BAB IV ANALISA DATA A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa Gununggangsir Agama merupakan tuntunan hakiki bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan rohani sekaligus harapan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengetahuan Arsitektur Mesjid Mesjid merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah kaum muslimin menurut arti yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa Perencanaan yang dilakukan guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Relasi antarumat Islam dan Kristen di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. Kondisi relasi Islam-Kristen berbasis kerukunan di Kelurahan Pakis Kecamatan Sawahan Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan
Lebih terperinci2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate dari masa ke masa mengalami
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate dari masa ke masa mengalami dinamika biarpun tidak frontal. Pada saat didirikan oleh Eyang Suryodiwiryo, bernama Pesaudaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peninggalan sejarah Islam diacehsalah satunya kesenian. Kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan yang dapat didengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat
Lebih terperinciBAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN. Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan
BAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan dilapangan, ada beberapa catatan mendasar atas fenomena kemunculan komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.
53 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Masjid merupakan salah satu bangunan yang penting dalam agama Islam. Selain fungsi utamanya sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat kegiatan umat Islam
Lebih terperinciMasjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan
SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan Muhammad Fadhil Fathuddin muhammadfadhilf@student.itb.ac.id Program Studi Arsitektur, Sekolah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan umum Budaya tolak bala masih tetap dipertahankan
Lebih terperinciSumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan
c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu bangsa tidak hanya merupakan suatu aset, namun juga jati diri. Itu semua muncul dari khasanah kehidupan yang sangat panjang, yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama merupakan suatu keyakinan yang dianggap benar dan dianut oleh tiap individu ataupun suatu kelompok tertentu yang percaya terhadap Tuhan, sehingga dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim. Akar kata dari masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi Muhammad SAW, di dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari sentuhan ajaran agama, khususnya Agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekolah-sekolah yang bernuansa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. ajaran Islam yang bersumber pada al-qur an dan as-sunnah. Sedangkan secara
BAB IV ANALISIS DATA Secara umum, Dakwah kultural dapat dipahami sebagai kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan sebagai makhluk berbudaya, dalam rangka menghasilkan budaya alternatif
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMANFAATAN ALUN-ALUN MALANG
124 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 IDENTIFIKASI PEMANFAATAN ALUN-ALUN MALANG Wiwik Dwi Susanti Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan
533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Adanya penyelewengan terhadap pelaksanaan khittah Tarbiyah yang lebih
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Adanya penyelewengan terhadap pelaksanaan khittah Tarbiyah yang lebih cenderung melakukan ijtihad politik praktis ketimbang menjalankan perjuangan triologi khtitah Tarbiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan
Lebih terperinciPOROS KEBUDAYAAN JAWA
POROS KEBUDAYAAN JAWA Oleh : Dr. Sutiyono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan, manfaat, dan keaslian penelitian yang dilakukan.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan keaslian penelitian yang dilakukan. 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman perwujudan bangunan
Lebih terperinciARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara
Lebih terperinciBAB V. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian di bab-bab sebelumnya. menunjukkan terjawabnya rumusan masalah tersebut.
BAB V Kesimpulan Penelitian ini berangkat dari sebuah rumusan masalah mengenai konstruksi diskursif pengetahuan dan praktek keagamaan Islam Wetu Telu di Lombok. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. berikut ini. Pertama, dinamika historis masyarakat Hatuhaha Amarima selalu
441 BAB V P E N U T U P Kajian dalam bab ini memuat catatan-catatan kesimpulan dan saran, yang dilakukan berdasarkan rangkaian ulasan, sebagaimana yang termuat pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Inkulturasi budaya Indonesia berawal dari masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya budaya-budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di
Lebih terperinciPERANAN PONDOK PESANTREN DALAM MENYIAPKAN GENERASI MUDA DI ERA GLOBALISASI Oleh : Abdullah Zawawi, S.Pd, MM, M.Pd 1. Abstraksi :
Jurnal Ummul Qura Vol III, No. 2, Agustus 2013 1 PERANAN PONDOK PESANTREN DALAM MENYIAPKAN GENERASI MUDA DI ERA GLOBALISASI Oleh : Abdullah Zawawi, S.Pd, MM, M.Pd 1 Abstraksi : Pondok pesantren adalah
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA A. Aparat Desa Margolinduk Bonang Demak B. Tokoh Mayoritas NU di Desa Margolinduk Bonang Demak
PEDOMAN WAWANCARA A. Aparat Desa Margolinduk Bonang Demak 1. Bagaimana menyikapi perbedaan keyakinan diantara minoritas Syi ah dan mayoritas NU di Desa Margolinduk Bonang Demak 2. Adakah program untuk
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI
BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI 8.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitan ini maka dibuat kesimpulan dari fokus kajian mengenai, perubahan ruang hunian, gaya hidup dan gender,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sunda dan Islam dalam carita pantun Sunda Sri Sadana berlangsung secara
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Khusus. Jikalau menganalisis secara seksama dalam tulisan tesis ini, maka tujuan penelitianya sudah tercapai dan tergambarkan secara utuh. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi menyambut bulan Suro merupakan hal yang sudah menjadi salah satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di Jawa maupun yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat beberapa hal pokok yang akan ditegaskan sebagai inti pemahaman masyarakat Tunua tentang fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan dakwah Islamiyyah yang dilakukan oleh ulama dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penyebaran agama Islam di pulau Jawa sangat erat kaitannya dengan kegiatan dakwah Islamiyyah yang dilakukan oleh ulama dan pedagang dari Timur Tengah. Kedatangan
Lebih terperinciGLOSARIUM. Anak perempuan yang berada dalam suatu garis keturunan sebuah keluarga atau semua wanita dalam sebuah kelompok masyarakat adat Kerinci.
80 GLOSARIUM anok betino ajun arah Depati dusun jirat kenduri larik/laheik luhah mendapo Ninik Mamak parit bersudut empat Anak perempuan yang berada dalam suatu garis keturunan sebuah keluarga atau semua
Lebih terperinciBAB VII RAGAM SIMPUL
BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang dapat meningkatkan ekonomi dengan cara melakukan pemasaran lebih luas, inovasi produk, dan
Lebih terperinciBAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN
BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN Aqidah adalah merupakan pusaka yang diwariskan oleh nabi para nabi dan rosul yang merupakan tugas utama dalam risalahnya yaitu meluruskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi, dan kultur dewasa ini berada dalam sebuah kondisi tarik-menarik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya lokal di dalam era modernisasi dan globalisasi ekonomi, informasi, dan kultur dewasa ini berada dalam sebuah kondisi tarik-menarik dalam kegiatannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan budaya lokal, telah menampilkan budaya yang lebih elegan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam sebagai agama merupakan suatu fenomena global yang telah memberikan perubahan yang signifikan dalam peradaban dunia. Satu abad saja dari kemunculannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1.Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Masjid merupakan salah satu sarana peribadatan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki perjalanan sejarah tersendiri, seperti halnya yang dimiliki bangsa lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yang memiliki perjalanan sejarah tersendiri, seperti halnya yang dimiliki bangsa lain di muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan sesuai dengan dinamika peradaban yang terjadi. Misalnya,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan dan masyarakat akan selalu berkembang dan akan mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat Batak di Tapanuli utara, upacara-upacara Sigalegale
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tradisi pertunjukan patung Sigale-gale pada masyarakat Batak Toba merupakan sebuah tradisi yang unik dalam seni patung yang dikenal dengan nama Sigale-gale. Di masa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan
201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Kota Cirebon di Propinsi Jawa Barat, merupakan salah satu kota tua yang terletak di pesisir Utara Pulau Jawa yang kaya akan peninggalan budaya dan sejarah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan
Lebih terperinciWujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia
Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu
BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Tesis ini menjelaskan tentang perubahan identitas kultur yang terkandung dalam Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu Negeri
Lebih terperinci