PERANCANGAN ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR RESISTENSI TANAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR RESISTENSI TANAH"

Transkripsi

1 PERANCANGAN ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA DAN SENSOR RESISTENSI TANAH Abdul Majid, Sofiah Program Studi Teknik Elektro FakultasTeknik Universitas Muhammadiyah Palembang Abstrak Umumnya tanaman sangat tergantung pada air sehingga tidak boleh mengalami kekeringan terutama pada musim kemarau. Kelembaban tanah sebagai media tanamnya harus dijaga dengan cara menyiramkan air pada permukaan tanah sehingga tanah kembali menjadi lembab. Tanah yang mengalami kekeringan akan mengalami peningkatan nilai resistensinya. Adanya kenaikan nilai resistensi pada tanah ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan yang mengindikasikan bahwa tanah mengalami kekeringan jika nilai resistensinya meningkat menjadi besar. Korelasi antara arus dan resistensi dalam satu rangkaian listrik atau rangkaian elektronika dimana nilai resistensi akan mempengaruhi laju arus yang mengalir dapat dimanfaatkan untuk mengontrol kebutuhan air dalam tanah. Penggunaan dua sensor yaitu sensor kekeringan tanah dan sensor matahari memungkinkan sistem akan bekerja apabila terjadi kekeringan pada tanah dan pekerjaan akan dilakukan pada sore hari saat matahari mulai condong. Rangkaian bekerja pada tegangan nominal input 12 volt. Perancangan alat penyiram tanaman otomatis ini sangat menambah pengalaman dalam menciptakan rangkaian elektronik dan sangat diharapkan dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam meringankan pekerjaan. Kata kunci : sensor, kekeringan, matahari. PENDAHULUAN Banyak tanaman yang sangat tergantung pada air yang dalam keseharianya tidak boleh mengalami kekeringan terutama pada musim kemarau. Tanaman yang demikian harus dijaga kelembaban tanahnya sebagai media tanam dengan cara menyiramkan air sehingga tanah kembali menjadi lembab. Kekeringan pada tanah berpengaruh pada meningkatnya nilai resistensi tanah. Kenaikan nilai resistensi pada tanah ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan yang mengindikasikan bahwa tanah mengalami kekeringan pada saat nilai resistensinya meningkat. Besar kecilnya arus yang melalui suatu rangkaian ditentukan dari besar kecilnya nilai hambatan yang dilaluinya. Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan merupakan hasil perkalian arus dengan hambatan. Melalui suatu rangkaian elektronika, gejala peningkatan nilai tahanan atau resistansi tanah ini dapat kita manfaatkan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan (on atau off) rangkaian kontrol dari sistem penyiraman tanaman secara otomatis. Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

2 Penyiraman tanaman tidak baik dilakukan pada saat matahari sedang terik. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perubahan suhu yang mendadak pada tanaman, maka penyiraman harus dilakukan pada saat matahari sudah mulai tenggelam yaitu pada sore hari. Untuk dapat melakukan hal ini kita membutuhkan suatu sistem atau sensor yang dapat menghidupkan rangkaian pada saat intensitas penyinaran matahari mulai rendah pada sore hari, yaitu dengan memanfaatkan sudut datang penyinaran matahari melalui sinar yang jatuh pada permukaan suatu foto dioda yang merupakan komponen elektronik dimana nilai hambatan (resistansi) komponen tersebut sangat tergantung dari cahaya yang diterima oleh permukaannya. Rangkaian penyiram tanaman otomatis ini memiliki dua sensor yaitu sensor kekeringan tanah dan sensor penyinaran matahari. Kedua sensor ini akan berkerja sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan cara kerja otomatis maka rangkaian ini dapat digunakan pada rumah tinggal atau pada kebun penelitian yang sangat membutuhkan nilai kelembaban tanah tertentu. Permasalahan pada penelitiaan ini yaitu bagaimana membuat suatu sistem penyiraman yang bekerja secara otomatis sesuai dengan kondisi kekeringan tanah, merancang sensor yang dapat mendeteksi keringnya tanah dan bagaimana merancang sensor yang bekerja berdasarkan sinar yang diterima agar penyiraman tidak dilakukan pada saat terik matahari. Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan mempelajari pengaruh kadar air tanah terhadap nilai hambatan tanah, merancang dan membuat sistim otamatisasi penyiraman tanah sehingga diharapkan dapat menambah pengalaman dan pemahaman dibidang elektronika khususnya sensor sehingga sistim penyiraman otomatis yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam meringankan pekerjaan. Rancangan alat penyiram otomatis ini didasarkan atas hipotesa bahwa berkurangnya kandungan air dalam tanah menyebabkan berkurangnya kandungan elektron bebas yang dibawah oleh air sehingga dengan berkurangnya jumlah elektron bebas dalam tanah menyebabkan meningkatnya nilai resistensi tanah. Meningkatnya resistensi tanah menyebabkan arus sulit melewati tanah sehingga dapat terjadi perbedaan tegangan pada jembatan pararel yang sebelumnya dibuat seimbang. Ketidak seimbangan tegangan yang terjadi pada jembatan ini dideteksi oleh IC LM 358 N sebagai elemen komparator dan IC akan on. Output dari IC akan memerintahkan transistor D882 yang bertindak sebagai saklar terkendali IC untuk menghantar arus melalui kaki emiter-kolektor. TINJAUAN PUSTAKA Sistem penyiraman otomatis terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian yang terkendali sensor berdasar sensor resistensi tanah dan bagian yang terkendali sensor cahaya matahari. Secara umum pengendalian on-off untuk pompa penyiraman secara otomatis dipakai beberapa komponen listrik dan kompenen elektronik seperti transistor, IC 358N, kapasitor, dioda, resistor, transformator dan rele. Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

3 Transistor Fungsi Transistor (Dirksen, 1984) Transistor adalah komponen semikonduktor yang dapat berfungsi sebagai penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, penguat /modulasi sinyal dan sebagai saklar. Selain itu transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana besar arus/tegangan yang dialirkan berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET). Konstruksi Transistor (Dirksen, 1984) Pada umumnya, transistor memiliki 3 kaki atau terminal, yaitu basis (B), emitor (E) dan kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang akan dikuatkan melalui kolektor. Gambar 1. Transistor ( Jenis Transistor ( Transistor yang dipakai dalam rangkaian elektronika biasanya terdiri dari dua jenis yaitu PNP dan NPN. Struktur dasar dari transistor jenis PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di antara dua lapis semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika basis lebih rendah daripada emitor. Tanda panah pada simbol diletakkan pada emitor dan menunjuk kedalam. Gambar berikut menunjukkan simbol dari transistor jenis PNP. Gambar 2. Simbol transistor jenis PNP Transistor NPN dapat dianggap sebagai dua diode adu punggung tunggal anode. Pada penggunaan biasa, pertemuan p-n emitor-basis dipanjar maju dan pertemuan basis-kolektor dipanjar mundur. NPN dimana huruf N dan P menunjukkan pembawa muatan mayoritas pada daerah yang berbeda dalam transistortersebut. Transistor NPN yang terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di antara dua lapisan tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi daripada emitor. Tanda panah dalam simbol diletakkan pada kaki Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

4 emitor dan menunjuk keluar (arah aliran arus konvensional ketika peranti dipanjar maju). Gambar berikut menunjukkan simbol dari transistor jenis NPN Gambar 3. Simbol transistor jenis NPN IC 358 N ( IC 358 N merupakan jenis IC operasional amplifier (OPAM). IC jenis ini merupakan IC yang sering dipakai sebagai penguat. Pada rangkaian penyiram otomatis ini perbedaan nilai hambatan dimanfaatkan sebagai signal penteriger atau pemicu untuk pengaktifan rangkaian. IC 358 N mempunyai 8 kaki dengan fungsi tersendiri. Gambar 4 menunjukkan diagram dari susunan kaki IC. Gambar 4. Diagram dari susunan kaki IC 358 N Transformator (The Bureau of Naval Personel) Transformator merupakan suatu mesin listrik statis yang berfungsi untuk mentransfer dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya dengan tidak mengubah frekuensi dan perbandingan transformasi tertentu antara sisi masukan (primer) dengan sisi keluaran (sekunder) melalui suatu gandengan magnet. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. Pendekatan bentuk fisik dari transformator dapat dilukiskan seperti pada Gambar 5. Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

5 Gambar 5. Transformator Tranformator berdasarkan tegangan yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jenis yaitu transformator step-up dan transformator step-down. Transformator mempunyai banyak kegunaan antara lain dalam bidang elektronik digunakan sebagai penurun tegangan, misal untuk power supply atau adaptor, rangkaian kopel pada sistem audio. Rele (The Bureau of Naval Personel) Dalam dunia elektronika, rele dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an rele merupakan elemen utama dari rangkaian kendali. Secara sederhana rele elektromekanis ini didefinisikan sebagai alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar. Gambar 6. Rele Prinsip Kerja Rele Rele terdiri dari koil dan kontak. Perhatikan gambar 6.b, koil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik sedangkan kontak adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di koil. Kontak ada 2 jenis yaitu normally open (kondisi awal sebelum diaktifkan open) dan normally closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana prinsip kerja rele adalah ketika koil mendapat energi listrik (energized) akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas dan kontak akan menutup. Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

6 Kapasitor (Dirksen, 1984) Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Satuan kapasitor adalah farad. Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs, dengan rumus dapat ditulis : Q = CV (1) Dengan : Q = muatan elektron C (coulomb) C = nilai kapasitans dalam F (farad) V = tegangan dalam V (volt) Pemakaian kapasitor baik dalam rangkaian listrik atau rangkaian elektronik biasanya terdiri tiga simbol seperti pada gambar berikut : Gambar 7. Simbol kapasitor dalam rangkaian Sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik misalnya udara vakum, keramik, gelas, mika, kertas dan lain-lain. Gambar 8. Plat kapasitor Prinsip Kerja Kapasitor Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatanmuatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

7 Jenis Kapasitor Jenis kapasitor dapat dibedakan berdasar bahan pengisi dielektrik dan bentuknya. Berdasarkan bahan dielektrik pengisinya terdiri atas kapasitor keramik, kapasitor mika, kapasitor minyak atau elektrolit kapasitor. Berdasarkan konstruksi terdiri atas kapasitor nilai tetap atau fixed kapasitor dan kapasitor yang nilainya dapat berubah-ubah atau variable kapasitor (Varco). Dioda (Dirksen, 1984) Dioda merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor yang tersusun dalam sambungan bahan p-n. Dioda berfungsi utama sebagai penyearah. Bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode. Berdasar dari polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, maka diode bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif). Kondisi ini berlaku hanya pada diode ideal. Gambar 9. Simbol umum dioda Jenis Dioda (Dirksen,1984 ; Malvino,1980 ; Jenis diode terdiri dari : 1. Dioda pemancar cahaya atau LED adalah dioda yang memancarkan cahaya bila dipanjar maju. LED dibuat dari semikonduktor campuran seperti galium arsenida fosfida (GaAsP), galium fosfida (GaP), galium indium fosfida (GaInP), galium aluminium arsenida (GaAlAs) dsb. 2. Dioda Zener diode jenis ini biasanya digunakan untuk regulasi tegangan misalnya pada power supply atau adaptor dengan regulasi tegangan. 3. Dioda foto digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik searah penerapannya seperti pembangkit listrik tenaga matahari sel surya (fotovoltaic). Foto dioda dapat dimanfaatkan sebagai alat pengukur intensitas cahaya. Rangkaian sensor matahari pada penelitian ini menggunakan foto dioda sebagai sensor. Dioda jenis ini merupakan dioda peka cahaya yaitu suatu jenis dioda yang berfungsi mendektesi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

8 menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh dioda peka cahaya ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-x. Fotodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan yang populer adalah silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs) dan yang lain meliputi InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencakup 2500 Å Å untuk silicon, 8000 Å 20,000 Å untuk GaAs. Kelebihan dari fotodioda : 1. Arus output sangat linier sebagai fungsi sinar datang 2. Respon spektral luas dan panjang gelombang lebih panjang daripada bahan semikonduktor lain. 3. Noise rendah dan tahan lama. 4. Efisiensi kuantum tinggi hingga mencapai 80%. 5. Tidak membutuhkan tegangan tinggi serta biaya murah. Kekurangan dari fotodioda: 1. Area kecil. 2. Tidak ada penguatan internal. Fotodioda adalah suatu jenis dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, dimana jika terkena cahaya maka bekerja seperti dioda pada umumnya, tetapi jika tidak mendapat cahaya maka akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar sehingga arus listrik tidak dapat mengalir. Tahanan / Resistor (Dirksen, 1984) Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω. Fungsi dari resistor adalah sebagai pembagi arus, penurun tegangan, pembagi tegangan dan sebagai penghambat aliran arus listrik serta sebagai pengaman. Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu : 1. Fixed resistor, yang nilai hambatannya tetap 2. Variable resistor, yang nilai hambatannya dapat berubah-ubah 3. Resistor non linier, yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh lingkungan seperti misalnya panas (thermistor) atau cahaya (LDR). Untuk jenis ini biasa banyak digunakan sebagai sensor. Gambar 10. Resistor (a) Fixed Resistor (b) Variable Resistor (c) Resistor non linier Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

9 METODELOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Bengkel Elektronik dan pengujian alat dilakukan di laboratorium. Waktu penelitian dan pengujian dilakukan selama lebih kurang 4 bulan. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah solder, tang potong, obeng, spidol, pensil, penggaris, neraca digital dan multimeter. Adapun bahan yang diperlukan berupa timah, papan PCB, transistor D 882, kapasitor, kapasitor elektrolit, resistor ½ watt, resistor 5 watt, dioda biasa IN 400, LED, IC LM 358, IC PC 817, foto dioda, rele 12 volt, variabel resistor 50 K, transformator 220/12 dan kabel penghubung. Pembuatan Rangkaian Alat Rangkaian Terkendali Cahaya ( Rangkaian ini berfungsi untuk mencegah sistem melakukan penyiraman pada saat matahari sedang bersinar maksimum atau saat terik matahari. Rangkaian ini akan mulai bekerja pada saat matahari berada pada posisi lebih kurang 30 o. Gambar 11. Rangkaian terkendali cahaya Prinsip kerja rangkaian: Rangkaian diatas bekerja jika tidak mendapat sinar, apabila sinar yang jatuh pada dioda photo terhalang atau intensitas sinar yang jatuh menurun maka akan terjadi perubahan nilai hambatan dioda tersebut. Perubahan nilai menyebabkan terjadi perbedaan tegangan pada kedua lengan dari ujung pin no.3 dari IC 358N, sehingga arus akan lewat kaki tersebut. Adanya arus yang masuk melalui kaki tersebut menyebabkan IC 358N bekerja output pin 1 yang terhubung dengan input IC2 dan outputnya yang terhubung kebasis transistor D 882 dan meng On kan rele ke 1, maka rangkaian siap bekerja menyediakan hubungan kesumber dengan menarik kontak pada rele. Meskipun sudah ada sumber arus untuk pompa tapi pompa belum bekerja sampai rangkaian ke 2 bekerja. Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

10 Rangkaian Kendali Kekeringan ( Rangkaian ini berfungsi untuk mendeteksi bila terjadi kekeringan pada tanah yang akan kita jaga kelembabannya. Rangkaian ini bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat hambatan pada tanah apabila terjadi perubahan kandungan air. Resistansi tanah akan meningkat apabila kandungan air tanah menurun. Rangkaian ini seperti ditunjukkan pada Gambar 12 berikut: Gambar 12. Rangkaian kendali kekeringan Prinsip kerja rangkaian: Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu alat penyiraman tanaman secara otomatis maka rangkaian ini merupakan rangkaian inti dari sistim tersebut. Rangkaian akan bekerja apabila tanah dirasa kering dimana gejala keringnya tanah diindikasikan dengan nilai tahanan tanah secara elektrik meningkat. Peningkatan nilai tahanan ini menyebabkan ketidak seimbangan nilai hambatan pada pin 3 IC 358N. Hal ini menyebabkan terpicunya IC tersebut untuk bekerja. Output dari IC 358 N terhubung ke IC ke 2 (IC PC 817) menyebabkan IC ke 2 ini bekerja, output IC ini terhubung ke kaki basis dari transistor dan berakibat jika IC ke 2 bekerja maka transistor D 882 akan aktif bekerja dan rele ke 2 akan on. Pengujian Alat dan Pengukuran Pengujian terhadap rangkaian dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari hasil rancangan. Pengujian rangkaian meliputi : 1. Uji koneksi sambungan dan kaki komponen 2. Uji aliran daya pada titik tertentu dari rangkaian 3. Uji kesensitifan rangkaian terhadap signal masukkan: a. Kepekaan rangkaian terhadap cahaya b. Kepekaan rangkaian terhadap kelembaban tanah Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

11 Pengukuran meliputi : 1. Perubahan nilai resistensi terhadap kelembaban tanah 2. Penentuan nilai maksimum hambatan pembanding terhadap nilai maksimum potensio sebagai pengatur batas kelembaban tanah. Data Pengukuran Untuk mendapatkan nilai resistansi tanah diukur dengan menggunakan Ohmmeter. Nilai hambatan tanah tergantung dengan banyaknya kandungan air dalam tanah saat itu. Pengukuran kadar kandungan air dalam tanah diukur dengan cara konvensional tanpa menggunakan alat khusus yaitu dengan cara menimbang berat tanah sebelum dikeringkan dan ditimbang setelah tanah dikeringkan hingga diperkirakan tidak ada air. Metode pengukuran yang dipakai sebagai berikut: 1. Ambil tanah sampel secukupnya 2. Ukur resistensi dengan ohmmeter, lalu catat nilainya 3. Letakkan kedalam cawan 4. Timbang cawan yang berisi tanah, dan catat beratnya 5. Keringkan tanah tersebut dalam oven hingga diperkirakan tidak ada air 6. Timbang lagi tanah yang telah dikeringkan beserta cawannya, catat 7. Hitung kadar kandungan air tanah yang telah diukur resistensinya tadi dengan cara sebagai berikut: Dengan : KA = kandungan air tanah BA = berat awal tanah BK = berat kering tanah BA BK KA = x 100% BK HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil pengukuran kandungan air dan resistensi tanah Sampel ke Berat awal (gram) Berat kering (gram) Resistensi (kω) Kandungan air (%) ,5 21 Rata-rata Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

12 Tabel 2. Hasil pengukuran rangkaian Pengujian ke. Tegangan input (rangkaian) (volt) Tegangan output (input rele) (volt) 1 12, ,5 12, Rata-rata 12,76 12,2 Tabel 3. Hasil pengamatan terhadap kepekaan sensor Rangkaian sensor Kelembaban (%) Kondisi rangkaian nyala pada posisi resistor variable Sensor tanah % dari posisi putar Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran, rangkaian membutuhkan nominal tegangan pada input minimum 12 volt. Hal ini diperlihatkan ketika tegangan diberikan 9 volt rangkaian tidak bekerja, rele tidak menarik kontak dan lampu LED rangkaian sebagai indikator tidak nyala. Pengujian rangkaian terhadap kepekaan pendeteksian kekeringan dilakukan pada kondisi kelembaban tanah < 20 % dan rangkaian ini mulai bekerja dengan posisi resistor variabel diset pada posisi 25 % dari maksimum. Pada posisi resistor tersebut rangkaian tidak akan bekerja dikelembaban tanah > 20%. Adanya rangkaian sensor matahari membuat sistim penyiraman otomatis tidak bekerja sampai tingkat kecondongan matahari yang ditentukan, dalam hal ini rangkaian baru dapat menghidupkan pompa mulai sekitar pukul WIB. Penambahan kapasitor elektrolit menyebabkan rangkaian akan membuat pompa on dan off setelah lebih kurang 1,5 menit dari rangkaian sensor mulai on dan off SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rangkaian penyiram tanaman otomatis terdiri dari dua rangkaian sensor yaitu rangkaian sensor matahari yang berfungsi agar penyiraman tidak dilakukan saat matahari sedang terik dan rangkaian sensor kekeringan yang akan bekerja pada saat tanah memberikan indikasi kering. Penyiraman mulai dilakukan jika kedua rangkaian sensor telah aktif. Rangkaian bekerja pada tegangan nominal input 12 volt dan rangkaian sensor yang menggunakaan komponen IC 358 N lebih sensitif. DAFTAR PUSTAKA Dirksen, A.J Pelajaran Elektronika. Jilid 3. Erlangga. Jakarta. Malvino, Albert Paul Transistor Circuit Approximation. Third Edition. Los Altos Hills, California. Millman, Jacob, Christos C, Halkias Integrated Electronics. Electrical and Electronic Engineering Series. International Editions. McGraw-Hill. Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

13 W. Foulsham Data dan Persamaan Transistor. Edisi Revisi Keempat. PT. Elexmedia Komputindo. Jakarta. The Bureau of Naval Personel. Prepared. Second Revised and Enlarged Edition. Dover Publications, Inc. New York. =2sd882.pdf&dire=_st Berkala Teknik Vol.3 No.1 Maret

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) Irfan Syafar Farouk S.Si November 27, 2016 Asisten Praktikum : Dyah Ayu Lutfiana (1147030017) Disusun Oleh : Isnaini

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR Resistor Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam

Lebih terperinci

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai [[hukum Ohm:

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai [[hukum Ohm: Resistor atau yang biasa disebut (bahasa Belanda) werstand, tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron (muatan negatif). Resistor disingkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1 BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK Pengujian sistem yang dilakukan penulis merupakan pengujian terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat. 4.1 Merancang

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. 2.Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor. 3.Memahami prinsip pengisian dan pengosongan muatan listrik

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI SENSOR CAHAYA (ALARM CAHAYA) Oleh :

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI SENSOR CAHAYA (ALARM CAHAYA) Oleh : PRAKTIKUM INSTRUMENTASI SENSOR CAHAYA (ALARM CAHAYA) Oleh : FEBRYAN ANGGRIEAWAN PUTRA 05081006012 TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR Disusun Oleh : Kelompok N Nama Anggota : 1. Frans Romario Panjaitan (333508xxxx) 2. Stevano Augusta M (333208xxxx) 3. xxxx

Lebih terperinci

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL Listiana Cahya Lestari 2* dan Zulhan Arif MSi 1 1 Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Dasar Teori Pengertian rangkaian dan sistem digital erat kaitannya dengan pengertian rangkaian dan sistem pada bidang elektronika. Rangkaian elektronika didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA BAB I KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA A. Komponen Elektronika Merupakan sebuah benda yang menjadi bagian pendukung satu sistem rangkaian elektronik. Tiap komponen elektronika memiliki fungsi, nilai, dan cara

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Disusun untuk melengkapi salah satu tugas Elektronika Dasar. Disusun oleh :

LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Disusun untuk melengkapi salah satu tugas Elektronika Dasar. Disusun oleh : LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Disusun untuk melengkapi salah satu tugas Elektronika Dasar Disusun oleh : Eko Oktafianto 065116213 Gustian Herlambang 065116231 Sabda Nurseha 065116225

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda 4.4. Dioda Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI PELAJAR ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG 2 CREW Agung Wahyu Sekar Alam

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 2. KOMPONEN PASIF

BAB 2. KOMPONEN PASIF RESISTOR BAB 2. KOMPONEN PASIF Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan material

Lebih terperinci

Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR

Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR Fahrul Rozi 1, Fepiliana 2, Umi Yanti 3 Jurusan Sitem Komputer; Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32, Kec. Indralaya,

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) A. TUJUAN. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor cahaya LDR, phototransistor,

Lebih terperinci

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM M. Rahmad Laoratorium Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UR e-mail: rahmadm10@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk merekayasa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION A. Sofwan dan Artdhita F. P. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Bhumi Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan, 12640 E-mail:

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Metode pengumpulan Data Secara garis besar metodelogi penelitian yang dilakukan seperti digambarkan pada flowchart dibawah ini : MULAI IDENTIFIKASI MASALAH PEMBAHASAN DAN PEMBATASAN

Lebih terperinci

Komponen dan RL Dasar

Komponen dan RL Dasar Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed 1/91 Kuantitas.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR )

BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR ) BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR ) Dalam studi perancangan system control ini melalui beberapa proses yang perlu diperhatikan antara lain proses perakitan

Lebih terperinci

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER DELTA LOW COST LINE FOLLOWER SPESIFIKASI: - Rasio Gigi: 1:22 - Dua motor DC - Battery Pack A3 4 pcs (Battery tidak termasuk) - Part A Line Follower (Sungut penjejak garis) - Infrared dengan lapisan pelindung

Lebih terperinci

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 TUJUAN Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui

Lebih terperinci

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH 1 TUJUAN Memahami karakteristik kerja transistor BJT dan FET

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

Komponen dan RL Dasar

Komponen dan RL Dasar Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan 1/91 Kuantitas. 2/91 Angka. 3/91 Satuan? Satuan dan skala. 5/91 Ukuran sebuah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

Elektronika Dasar Ponsel

Elektronika Dasar Ponsel Elektronika Dasar Ponsel Bagaimanapun sebuah ponsel adalah sebuah rangkaian elektronika. Akan tetapi ponsel tidak dapat berfungsi bila tidak diberikan daya atau tegangan (listrik). Sumber listrik Dengan

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt) BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM EXHAUST FAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR)

RANCANG BANGUN SISTEM EXHAUST FAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) RANCANG BANGUN SISTEM EXHAUST FAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) Lia Kamelia 1, Yogi Sukmawiguna 2, Neni Utami Adiningsih 3 1,2 Teknik Elektro,Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741 Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid aya Yogyakarta, 8 Februari 2005 KAJIAN SISTEM ALAM PEKA AHAYA MENGGUNAKAN TANSISTO dan Op-Amp 741 Oleh: Pujianto Staf Pengajar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Pengertian Transistor Fungsi Transistor Jenis & Simbol Transistor Prinsip kerja Transistor Aplikasi Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED ANALISA RANANGAN PNGONTROLAN VOLUM PADA TANGKI AIR DILNGKAPI DNGAN INDIKATOR LD Noveri Lysbetti Marpaung Teknik lektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru mail : noverim@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA

TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA PELATIHAN GURU-GURU FISIKA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) TENTANG : PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA Oleh : Sumarna *) Bambang Ruwanto *) sumarna@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

KAPASITOR (KONDENSATOR)

KAPASITOR (KONDENSATOR) 1 KAPASITOR (KONDENSATOR) Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd ELEKTRONIKA DASAR Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Komponen pasif menggunakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST

P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST RENCANA KULIAH Materi Komponen Pasif Elektronika Karakteristik Komponen Pasif Elektronika RENCANA KULIAH Komponen Peruliahan Tugas QUIS Ujian Tengah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ohm meter Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Alat ukur ohmmeter dipasaran biasanya menjadi satu bagian dengan alat ukur

Lebih terperinci

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi. menjadi energi listrik. Berikut adalah macam - macam sensor :

BAB II LANDASAN TEORI. kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi. menjadi energi listrik. Berikut adalah macam - macam sensor : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Hampir seluruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada tanggal Juni 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul :

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI. Ketua kelas: Lutfi: Ario : Souma: Yusriadi: Irul : ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI Ketua kelas: Lutfi: 085746960548 Ario : 085649402658 Souma: 085736094454 Yusriadi: 085255880024 Irul : 085728120453 Yusron Sugiarto, STP, MP, MSc. yusronsugiarto.lecturer.ub.ac.id

Lebih terperinci

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA SISWA XII TEI-1 ELEKTRONIKA INDUSTRI 2008 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH DI SMKN 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW MOH.BAHRUDIN

Lebih terperinci

Komponen aktif dan pasif elektronika

Komponen aktif dan pasif elektronika Komponen aktif dan pasif elektronika by webmaster - Tuesday, October 08, 2013 http://johans.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2013/10/08/elektronika/ KOMPONEN AKTIF DAN KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA Komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci