BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Segala aktivitas manusia didunia ini yang terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan waktu tersebut, manusia dapat belajar dari kejadian masa lalu untuk kehidupan masa kini, dan perencanaan pada masa yang akan datang. Demikian halnya pendidikan, pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai pencipta Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa dalam rangka mempersiapkan masa depan generasi mudah kearah mencapai kemampuan dan daya saing bangsa pada lingkungan global. Pendidikan juga sangatlah berperan dalam memajukan suatu bangsa akan menjadi bangsa yang besar. Untuk itulah dalam era sekarang ini diperlukan sebuah usaha untuk membentuk manusia yang lebih maju. Pendidikan secara sedehana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai kebudayaan di dalam masyarakat, didalamnya berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh sebab itu dapat kita simpulkan pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan

2 hidupnya 1. Perkembangan teknologi yang demikian pesat dewasa ini menyebabkan persaingan yang semakin kuat dan semakin global. Semua negara berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Untuk mencapai yang terbaik, tentunya semua harus mempunyai pengetahuan yang luas. Dengan kata lain, seseorang peneliti akan dapat pengetahuan atau ilmu dari sekolah (formal) ataupun dari luar sekolah (Informal). Bangku sekolah dimulai dari TK/Play Group, sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/MTs, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/SMA, hingga bangku kuliah, baik itu Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, maupun Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi adalah satuan penduduk yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas. Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh pemerintah dan juga pihak swasta. Dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Perguruan Tinggi Negeri/PTN), Departemen atau Lembaga Pemerintah yang lain (Perguruan Tinggi Kedinasan), dan oleh masyarakat (Perguruan Tinggi Swasta) 2. Perguruan tinggi yang dewasa ini telah mencapai bentuknya yang mapan dan lengkap sebagai universitas, dengan pilarnya kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan dan pengelolaan, telah memiliki riwayat yang amat panjang. Di Sumatra Utara sendiri sudah banyak universitas yang berdiri, baik itu universitas negeri maupun universitas yang dikelola pihak swasta. Bukan hanya ibukota Sumatera Utara saja yaitu di Medan saja banyak didirikan lembaga 1 Nazili Shaleh Ahmad, Pendidikan dan Masyarakat, Yogyakarta: Bina Usaha, 1989, Hal Sanusi, dkk, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi kebudayaan Daerah, Medan: 1981, Hal. 10

3 pendidikan tinggi tetapi disetiap daerah juga berlomba meningkatkan mutu pendidikannya masing-masing dengan cara mendirikan perguruan tinggi. Universitas Karo adalah salah satu universitas swasta yang berada di Sumatra Utara, tepatnya di Kabupaten Karo. Universitas ini sekaligus universitas pertama di Tanah Karo. Berdirinya Universitas Karo adalah penting karena merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan pendidikan khususnya pendidikan tinggi di Tanah Karo. Perguruan tinggi yang ada sebelum adanya Universitas Karo tahun 1986 adalah Akademi Hortikultura Tropis Indonesia (AHTI), yang kemudian menjadi benih (embrio) dari Universitas Karo. Timbulnya niat untuk mendirikan perguruan tinggi di Tanah Karo adalah didasari oleh tingginya minat dan potensi lulusan siswa SMA didaerah ini. Pada awal tahun 1980-an ada minat untuk mendirikan perguruan tinggi yang ada di Medan, tetapi tak pernah berhasil. Sejarah berdirinya Universitas Karo diputuskan setelah melalui banyak panel diskusi yang dilakukan para tokoh masyarakat dengan para alumni SMA Negeri Kabanjahe yang didukung Pemerintah Daerah Tingkat II Karo. Pada akhir April 1986 dirumah kolonel (Purn) Nahud Bangun di Medan, dilakukuan pertemuan penting lanjutan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya yang melibatkan sejumlah tokoh yang selama ini aktif membahas niat pendirian Perguruan Tinggi di Kabupaten Karo. Para tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah: 1. Prof. Dr.Payung Bangun, MA 2. Kolonel (Purn) Nahud Bangun 3. Kitab Sembiring, SH

4 4. HJ. Rehngena Purba,SH 5. Mulia Tarigan 6. Drs. Rajangaku Sitepu 7. Dr. Pengarepen Tarigan 8. Karim kueteh Sembiring, SH 9. Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E 10. Reh Malem Sitepu 11. Dr. Ngarap Dat Tarigan. Inilah 11 tokoh masyarakat Karo yang sangat berperan dalam perencanaan pendirian dari Universitas Karo. Dan inilah salah satu pertemuan yang paling berperan dalam sejarah berdirinya Universitas Karo itu sendiri. Dua keputusan penting dalam pertemuan ini, pertama, yaitu setuju didirikannya perguruan tinggi di Tanah Karo dengan nama Universitas Karo (UKA) di Kabanjahe dan kedua, sepakat membentuk Yayasan Karo Simalem sebagai yayasan penyantun Universitas Karo. Maka dengan Akte No 2 Notaris Raskami Sembiring, SH di Medan tanggal 01 Mei 1986 disusun pengurus Yayasan Karo Simalem yang diketuai oleh Ny. Reh Malem Sitepu, setelah tahap penyusunan pengurus maka sampai pada tahap peresmian universitas karo yaitu pada tanggal 20 September 1986 di Kabanjahe. 3 Sejak berdiri, Universitas Karo telah mempunyai lima fakultas yang terdiri dari : Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3 Reh Malem Sitepu, Sejarah Berdiri dan Perkembangan Universitas Karo, Medan : USU pres 2009.

5 Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum. Dan kelima fakultas tersebut beserta jurusannya masing-masing terus berkomitmen mengemban tugas Tridharma perguruan tinggi yakni, pengajaran,penelitian, pengabdian pada masyarakat. Penulis merasa tertarik untuk mengkaji Sejarah berdirinya Universitas Karo dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat disekitar Tanah Karo, sehingga penulis memilih judul penelitian yang berjudul Universitas Karo dan pengaruhnya terhadap masyarakat di Kabanjahe ( ). Tahun 1986 dipilih adalah karena pada tahun inilah Universitas Karo berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan sebagai salah satu kampus (perguruan tinggi) pertama di Tanah Karo. Sedangkan penulisan ini dibatasi sampai 2004 adalah karena pada tahun ini Universitas Karo telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan seperti pergantian pimpinan atau rektor yang ketiga kali dan pada tahun ini juga koperasi kampus dibuka. Adapun alasan lain adalah dengan jarangnya orang menulis tentang sejarah berdirinya suatu sekolah tinggi ataupun perguruan tinggi, sehingga didalam penelitian maupun penulisan ini diharapkan masyarakat telah mengetahui sejarah berdirinya, siapa-siapa saja pendirinya, dimana letaknya, kapan mulai didirikan, serta apa peranan Universitas Karo terutama terutama dalam pengembangan pendidikan khususnya di Tanah Karo. Dan yang paling penting apa dan bagaimana pengaruh yang dihasilkan dengan berdirinya Universitas Karo tersebut terhadap masyarakat di Tanah Karo terutama masyarakat sekitar di Kabanjahe.

6 1.2 Rumusan Masalah Dalam melakukan sebuah penelitian, maka yang menjadi landasan dari penelitian adalah akar masalah yang ada dalam topik yang akan dibahas, hal inilah yang akan dibahas nantinya dalam pembahasan masalah. Akar permasalahan ini penting karena didalamnya telah terdapat konsep yang akan dibawa dalam penelitian dan menjadi alur dalam penulisan nantinya. Sesuai dengan judul yang penulis ajukan yaitu Berdirinya Universitas Karo dan pengaruhnya terhadap masyarakat di Kabanjahe ( ), maka penulis membuat beberapa poin pokok permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dalam penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan, antara lain : 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya Universitas Karo tersebut? 2. Bagaimana perkembangan Universitas karo dari tahun ? 3. Bagaimana pengaruh Universitas Karo terhadap masyarakat di Tanah Karo? Penelitian ini berusaha memaparkan sejarah Universitas Karo. Maksud dari perkembangan disini adalah perubahan yang terjadi pada universitas tersebut baik dalam mutu pendidikan maupun peningkatan fasilitas, status, dan hal-hal yang berhubungan langsung dengan pendidikan di Universitas Karo. Yulius mengatakan perkembangan itu berarti perubahan keadaan menurut perkembangan tersebut, perkembangan itu tidak harus mengarah pada bentuk perbaikan atau kesempurnaan namun mungkin terjadi sebaliknya 4 4 Yulius, Kamus Baru Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional, 1989, Hal 125

7 1.3. Tujuan dan Manfaat Penilitian Setelah kita mengetahui apa yang menjadi pokok ataupun inti permasalahan yang akan diuraikan penulis setelahnya, maka tibalah saatnya penulis menguraikan apa yang menjadi tujuan dan manfaat dari penulisan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menjelesakan bagaimana sejarah berdirinya Universitas Karo. 2. Menjelaskan pengaruh dari berdirinya Universitas Karo terhadap kehidupan masyarakat di Kabanjahe. Sedangkan adapun manfaat penelitian yang di harapkan antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Universitas Karo sendiri hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan deskripsi dan seluruh mahasiswa akan dapat mengetahui perjalanan kampusnya pada periode tahun 1986 sampainya Bagi masyarakat umumnya orang tua dan calon mahasiswa yang akan melanjutkan studinya ke dunia mahasiswa, ini akan menjadi profil untuk mengetahui bagaimana Universistas Karo itu sendiri. 3. Menjadi suatu acuan dan juga sebagai penggerak bagi penulis lain lain yang ingin menulis tentang suatu institusi pendidikan, mengingat hal ini kurang menarik minat penulis lainnya. 4. Menambah koleksi sejarah lokal.

8 1.4. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian dimana hal ini dapat berfungsi sebagai sumber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang telah dibuat. Oleh sebab itulah, bahan yang digunakan menjadi sebuah tuntunan dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini, buku yang paling berperan penting dalam menguak segala lika-liku perjalanan Universitas Karo (UKA) adalah Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Universitas Karo (1994) yang ditulis oleh Reh Malem Sitepu menjelaskan bahwa universitas karo itu berdiri karena kerjasama dan kepedulian dari tokoh masyarakat pada masa itu. Melalui musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan putra daerah yang berhasil, maka berdirilah universitas di Kabupaten Karo. Universistas yang dikelola Yayasan Karo Simalem ini sekaligus menjadi universitas pertama didaerah tersebut. C.E. Beeby (1981) dalam Pendidikan di Indonesia : Penilaian dan Pedoman Perencanaan banyak menceritakan bagaimana awal mula pendidikan itu di Indonesia meliputi sistem pendidikan, struktur pendidikan, kurikulum, gedung, peralatan, serta buku yang menunjang pendidikan tersebut. Hal ini dipaparkan secara umum dan menyeluruh. Dalam buku ini juga dipaparkan apa tujuan pendidikan menurut pemerintah kita sendiri yang mana pendidikan didasarkan atas prinsip Pancasila yaitu menguasai pengetahuan dan keterampilan serta kecerdasan, kreatif dan bertanggung jawab, mencintai rakyat dan manusia sesamanya dan juga berdedikasi tinggi terhadap masa depan Indonesia.

9 Adapun buku lain yang mendukung perantara lain buku penelitian ini antara lain Buku Sejarah Pendidikan Daerah Sumatra Utara (1981) yang diterbitkan oleh Departeman Pendidikan dan Kebudayaan; proses inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah membahas perkembangan pendidikan di Sumatra Utara secara garis besar diawali dari pendidikan tradisional yang dipengaruhi agama Hindu dan Budha serta pengaruh agama Islam. Pendidikan berlanjut setelah kedatangan bangsa barat dan misi penyebaran agama Kristen serta Trias Politiknya pada abad-20. Pendidikan pada masa ini dikenal dengan pendidikan barat. Setelah itu beralih kependidikan pada masa Jepang dan Indonesia merdeka, dimana pendidikan sudah dikembangkan pihak pemerintah dan juga pihak swasta/asing Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu hal penting dan yang tak terpisahkan dari suatu petunjuk teknis. Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah 5. Metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menganalisis serta mengungkapkan kembali fakta fakta masa lampau. Sejumlah sistematika penulisan yang terangkum didalam metode sejarah sangat membantu setiap penelitian didalam merekonstruksi kejadian pada masa lampau. Adapun beberapa tahapan yang lazim dilakukan dalam metode sejarah adalah sebagai berikut: 5 Gotschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, Hal 143

10 Tahapan pertama yang dilakukan adalah Heuristik yaitu pengumpulan data atau sumber melalui studi kepustakaan (library research), pengamatan (observasi) lapangan, ataupun studi wawancara yang mana bertujuan untuk menemukan sumbersumber yang diperlukan baik sumber primer dan sumber sekunder. Heuristik juga berarti merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan memerinci bibliografi, atau mengklarifikasi dan merawat catatan 6. Dalam hal ini, tidak ada batasan terhadap pengumpulan sumber selama sumber tersebut masih berkaitan dengan masalah yang kita teliti. Tahapan kedua yang dilakukan adalah kritik sumber yaitu usaha yang dilakukan peneliti untuk menyeleksi sumber atau bahan yang dikumpulkan, sehingga akan dihasilkan suatu nilai kebenaran dan keaslian sumber. Dengan kata lain sumber atau data-data akan objektif. Kritik sumber ini dibedakan jadi dua yaitu kritik internal yang menelaah dan menyeleksi kebenaran isi atau fakta baik yang bersifat tulisan (buku, artikel dan arsip) maupun lisan (wawancara). Kritik eksternal yang dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian sumber baik dari buku maupun wawancara narasumber. Hal ini dilakukan demi menjaga keobjektifan suatu data. Tahapan ketiga yang dilakukan adalah Interpretasi, yaitu suatu tahap peneliti dalam hal menafsir atau menganalisis suatu sumber atau yang ditemukan. Hal ini dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan data, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat di hilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya dalam penulisan. 6 Hugiono, dan Purwantara, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1992 hal 25

11 1.6. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian dibuat untuk mempermudah penulis dalam proses penelitian. Berdasarkan jadwal ini, seorang penulis dapat meneliti dan menulis hasil penelitiannya. Sehingga tidak ada tindakan yang terkesan terburu-buru dalam penyelesaiannya, melainkan tenang dan sesuai dengan apa yang dijadwalkan. Berikut tabel jadwal kegiatan Penelitian. N Jadwal Bulan o Penelitian I II III IV V VI 1 Heuristik 2 Kritik Sumber 3 Interpretasi 4 Historiografi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik yang berperan menumbuhdewasakan kadar intelektual, emosional dan spiritual para

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai penulisan karya karya historiografi yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan atau badan usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut, dimana dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya dianalisis secara naratif dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang besar, yang memiliki keberagaman kehidupan dengan berbagai macam peristiwa sejarah. Salah satunya adalah sejarah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat kemajuan, sebagai sarana untuk membebaskan dirinya dari keterbelakangan, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Semakin tinggi teknologi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Semakin tinggi teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang sangat pesat membawa pengaruh terhadap seluruh kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat pada masa sekarang ini membawa dampak kemajuan dan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1.1 Riwayat Perusahaan Dengan berpedoman kepada pengalaman serta sukses yang telah dicapai oleh -Y.A.I dalam mengelola pendidikan, serta atas desakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan bentuk tanggung jawab masyarakat untuk memperbaiki kualitas masyarakat dan pemberdayaan gemar membaca. Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH :

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN JENIS IKAN NILAI EKONOMI TINGGI ANTARA DINAS PERTANIAN KOTA TEBING TINGGI DENGAN CV. AVANSA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketatausahaan atau administrasi kearsipan. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan

BAB I PENDAHULUAN. ketatausahaan atau administrasi kearsipan. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi, baik pemerintahan maupun swasta, pekerjaan yang paling banyak dilakukan biasanya berhubungan dengan arsip. Yang sering disebut dengan ketatausahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdiri sendiri, melainkan sangat berhubungan dengan pihak dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdiri sendiri, melainkan sangat berhubungan dengan pihak dari dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap lembaga atau perusahaan di dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sangat berhubungan dengan pihak dari dalam maupun luar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, ini dapat dilakukan melalui peningkatan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat Langkah, yaitu heuristik, verifikasi (kritik), interpretasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga kearah yang lebih baik merupakan. Dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga kearah yang lebih baik merupakan. Dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu lembaga kearah yang lebih baik merupakan tujuan Dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut, dimana dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri 10 BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi pertama kali berkedudukan di Banda Aceh, pada tahun 1961 membuka Fakultas Ekonomi yang bertempat di Medan.

Lebih terperinci

NASIONALISME DALAM NOVEL 5 cm. KARYA DONNY DHIRGANTORO: ANALISIS STRUKTURALISME SKRIPSI OLEH YASIR ICHWAN NIM

NASIONALISME DALAM NOVEL 5 cm. KARYA DONNY DHIRGANTORO: ANALISIS STRUKTURALISME SKRIPSI OLEH YASIR ICHWAN NIM NASIONALISME DALAM NOVEL 5 cm. KARYA DONNY DHIRGANTORO: ANALISIS STRUKTURALISME SKRIPSI OLEH YASIR ICHWAN NIM 100701030 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya mengandung makna bahwa warisan budaya juga ditampilkan oleh museum kepada masyarakat.

Lebih terperinci

Kualitas Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah. (Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo) SKRIPSI. Oleh, Elvira Rosa Kemit

Kualitas Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah. (Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo) SKRIPSI. Oleh, Elvira Rosa Kemit Kualitas Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah (Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya 21 III METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan berdasarkan kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Salatiga. Pertimbangan lokasi penelitian adalah : 1. Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur ada di Salatiga. 2. Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB I Gambaran Singkat Pangkalan SMA Negeri 1 Maniangpajo

BAB I Gambaran Singkat Pangkalan SMA Negeri 1 Maniangpajo BAB I Gambaran Singkat Pangkalan SMA Negeri 1 Maniangpajo A. Pendahuluan SMA Negeri 1 Maniangpajo atau lebih dikenal dengan nama SMA Anabanua, pada mulanya hanya berupa yayasan yang berdiri pada tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah 21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, karena penelitian yang mengambil obyek masa lampau pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah menuntut banyak perubahan, perbaikan serta peningkatan diberbagai bidang. Jika dihubungkan dengan sumber

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMAN. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. : Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

DAFTAR INFORMAN. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. : Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara DAFTAR INFORMAN Nama Pekerjaan Alamat Usia : Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara : Jl. Sei Kuala No.8 Medan : 59 Tahun Nama Pekerjaan Alamat Usia : Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang menjadi sarana belajar bagi seorang individu. Sekolah merupakan suatu lingkungan formal yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan sebuah kota, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji, karena memiliki berbagai permasalahan kompleks yang menjadi ciri khas dan membedakan antara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Pengembangan SDM membawa misi peningkatan ketahanan dan kompetensi setiap individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 1 Salah satu di antaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi yang sangat pesat membawa pengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi yang sangat pesat membawa pengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini, perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang sangat pesat membawa pengaruh terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekolah Administrasi Bisnis dan Keuangan (SABK) merupakan salah satu sekolah yang ada dibawah Institut Manajemen Telkom (IM Telkom). Didirikan pada

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013 Tentang PERATURAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KETUA SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. Bahwa Universitas Baiturrahmah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia, peran pemuda tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal ini dapat kita ketahui dari sejak masa lahirnya Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kerja praktik ini dilakukan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kerja praktik ini dilakukan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan 7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan Kerja praktik ini dilakukan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya. Proyek yang dikerjakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang peranan penting bagi keseluruhan perekonomian Nasional. Hal ini, dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti 25 III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti hendaknya, menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kompetensi profesional guru, maka diperoleh harga t. tabel. t dan P value < 0,05 maka ditolak.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kompetensi profesional guru, maka diperoleh harga t. tabel. t dan P value < 0,05 maka ditolak. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ada hubungan yang positif dan berarti antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SD Negeri di Kecamatan Kabanjahe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling berhubungan, karena pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ( )

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ( ) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN (1982-2002) Skripsi Sarjana Disusun Oleh : Fernatin Mauli R 060706018 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1958 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Nasionalisasi perusahaan asing. Salah satunya Pabrik Gula (PG) Karangsuwung yang berubah status menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian hendaknya sebagai peneliti menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SPMI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

KEBIJAKAN SPMI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA Penanggungjawab Proses Nama Jabatan 1. Perumusan Dr. Hotmaulina Sihotang, M.Pd Ketua Tim Tanda tangan Tanggal 2. Pemeriksaan Prof. Dr. Ing Uras Siahaan, lic. Rer.reg Warek I 3. Penetapan Dr. Maruarar Siahaan,

Lebih terperinci