Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Latar Belakang"

Transkripsi

1 Kerangka Acuan Kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Mewujudkan Komitmen Sekolah Aman Bencana dalam Pelaksanaan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction Latar Belakang Indonesia memiliki catatan kejadian bencana yang cukup tinggi. Kejadian bencana di Indonesia disebabkan oleh letak geografis Indonesia terletak diantara lempeng aktif samudera yang menyebabkan berbagai wilayah Indonesia rawan bencana letusan gunung api, gempa dan tsunami. Selain dari letak alam, Indonesia juga harus menghadapi bencana berbasis hidrometerologis seperti kekeringan, angin topan, gelombang pasang dan banjir yang selanjutnya melahirkan bencana turunan seperti tanah longsor, banjir bandang, kurang gizi dan konflik. Kondisi tersebut menempatkan penduduk Indonesia rentan menjadi korban dari sisi sosial, ekonomi dan budaya. Selain di tingkat komunitas, bencana juga melumpuhkan pelayanan publik seperti rumah sakit dan sekolah. Data Bank Dunia (2010) menyebutkan hampir 76% sekolah di Indonesia berada di daerah rawan gempa. Menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2010 menerbitkan surat edaran (SE) No. 70a/SE/MPN/2010 tentang Pengarustumaan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di sekolah, sekaligus ikut berkomitmen pada kampanye global Satu juta Sekolah dan Rumah Sakit Aman. SE tersebut ditujukan kepada para Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia untuk memperhatikan tiga poin penting yakni: (1) perlunya penyelenggaraan penanggulangan bencana di sekolah; (2) pelaksanaan strategi pengarustumaan PRB di sekolah dilakukan baik secara struktural dan non-struktural guna mewujudkan budaya kesiapsiagaan dan keselamatan di sekolah; dan (3) surat edaran ini adalah pedoman untuk melaksanakan strategi pengarustumaan PRB di sekolah. Di tahun 2010, Konsorsium Pendidikan Bencana (KPB) mendorong terbentuknya Sekretariat Nasional Sekolah Aman (SEKNAS) oleh Badan Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB); dan kemudian dipawangi oleh Kemendikbud sejak tahun BNPB mendukung gerakan sekolah aman melalui penerbitkan Peraturan Kepala (PERKA) BNPN No. 4 tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari 1

2 bencana. Pernerbitan PERKA ini merupakan aksi tindak lanjut dari Hyogo Framework for Action (HFA) HFA merupakan komitmen dari 168 negara di dunia untuk menciptakan ketahanan komunitas dan negara dari bencana melalui pelaksanaan PRB dalam lima area aksi prioritas. Sebagai kelanjutannya, dalam World Conference on DRR di Sendai Jepang tahun 2015 dihasilkanlah Sendai Framework for Disaster Risk Reduction Untuk mendukung sekolah aman menjadi prioritas di pelaksanaan aksi Sendai Framework di Indonesia, KPB bekerja sama dengan Kemendikbud, BNPB dan kelompok mitra proyek ASEAN Safe School Initiative (ASSI) yang terdiri dari PLAN International Indonesia, Save the Children dan World Vision International, didukung oleh UNESCO, Kementerian Agama dan BPBD DKI Jakarta akan mengadakan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 bertemakan Mewujudkan Komitmen Sekolah Aman Bencana dalam Pelaksanaan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction Tujuan dan keluaran Tujuan dan keluaran yang hendak dicapai melalui Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015: Tujuan umum Keluaran 1. Menyediakan kesempatan bagi 1. Adanya pertukaran informasi, pelaku dan pemerhati gerakan pengetahuan dan pengalaman sekolah aman untuk berbagi tentang pelasanaan sekolah aman informasi, pengetahuan dan antar pelaku dan pemerhati pengalaman tentang pelaksanaan sekolah aman di Indonesia sekolah aman 2. Terciptanya sebuah jaringan dan 2. Memperbaharui basis data atau kerjasama antar pelaku dan melakukan pemetaan organisasi yang pemerhati sekolah aman antar melaksanakan program sekolah aman daerah di Indonesia 3. Teridentifikasinya pembelajaran, tantangan dan rekomendasi untuk pelaksanaan sekolah aman di berbagai daerah di Indonesia 4. Terbaharuinya basis data organisasi pelaksana program sekolah aman 2

3 Tujuan khusus 1. Mendukung dan memberi masukan kepada Kemendikbud dalam pengelolaan basis data sekolah aman mencakup terciptanya national baseline survey 2. Memberi masukan kepada Kemendikbud tentang rencana prioritas nasional dalam pelaksanaan sekolah aman seperti yang tertuang dalam roadmap sekolah aman 3. Menjaring dukungan, masukan dan rekomendasi kebutuhan dalam rangka memperkuat kapasitas SEKNAS 4. Memperkuat advokasi sekolah aman di tingkat nasional dan daerah melalui peningkatan peran serta dan komitmen dinas pendidikan/bpbd 5. Sharing kerangka bersama ASEAN untuk sekolah aman Keluaran 1. Adanya dukungan dan masukan dari pelaku dan pemerhati gerakan sekolah aman kepada Kemendikbud untuk menciptakan basis data sekolah aman tingkat nasional 2. Adanya masukan kepada Kemendikbud tentang rencana prioritas nasional dalam pelaksanaan sekolah aman 3. Lahirnya dukungan dan rekomendasi kebutuhan yang diperlukan untuk memperkuat kapasitas SEKNAS 4. Terciptanya jaringan advokasi di tingkat nasional dan daerah untuk pelaksanaan sekolah aman melalui komitmen bersama para pemegang kepentingan dan agenda advokasi yang disepakati 5. Tersosialisasikannya kerangka bersama ASEAN untuk sekolah aman Bentuk Kegiatan Untuk mencapai tujuan dan keluaran yang diharapkan, bentuk utama kegiatan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 adalah: 1. Presentasi dan diskusi antar pemegang kepentingan di tingkat nasional dan daerah, lembaga nasional/internasional serta pelaku dan pemerhati sekolah aman di Indonesia 2. FGD melibatkan Kemendikbud dan kementerian lain yang terlibat dalam SEKNAS serta lembaga nasional/international 3

4 Selain kegiatan utama, konferensi ini juga akan mengakomodir kegiatan sampingan untuk memberikan kesempatan belajar dan membangun jaringan kepada peserta lainnya termasuk anak-anak mencakup: 1. Lomba cerdas cermat untuk anak SD/MI mengenai PRB dan sekolah aman 2. Penampilan pentas seni / kreativitas anak berkaitan dengan sekolah aman 3. Pameran bagi sekolah/lembaga bertemakan PRB/sekolah aman Target peserta Sesuai dengan bentuk kegiatannya, Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 menargetkan partisipasi 200 peserta yang terdiri dari: 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta Kementerian/Lembaga lainnya yang terlibat dalam Sekretariat Nasional Sekolah Aman yaitu Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Kementerian Dalam Negeri 2. Dinas Pendidikan tingkat provinsi dan kabupaten/kota 3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota 4. Lembaga nasional/international 5. Sekolah yang melibatkan guru dan anak-anak 6. Pelaku dan pemerhati sekolah aman lainnya Dalam konferensi ini, target narasumber yang dihadirkan adalah: 1. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2. Direktur Jendral Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri 3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4. Perwakilan tim kerja Penanggulangan Bencana dan/atau SEKNAS dari Kemendikbud 5. Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 6. Direktur Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama 7. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dari BNPB 4

5 8. Perwakilan dinas pendidikan dan BPBD tingkat kabupaten/kota dari Bandar Lampung, Rembang, Padang dan Jawa Barat 9. Perwakilan LSM dan sekolah dari NTT, NTB, Jakarta dan Yogyakarta 10. Perwakilan dari perusahaan/csr 11. Perwakilan lembaga nasional/internasional Waktu dan Tempat Pelaksanaan Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 akan diadakan pada: Hari/tanggal : Selasa-Rabu / September 2015 Pukul : WIB Lokasi : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jl. Jend. Sudirman, Jakarta (Workshop) Gedung A Lantai 3 (Pameran dan Lomba Cerdas Cermat) Gedung D lt.2 (masuk lewat sebelah FX Pendaftaran dan ketentuan logistik Peserta konferensi diwajibkan untuk mendaftar terlebih dahulu dapat dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran (terlampir) dan mengirimkannya via ke Sekretariat KPB dengan alamat konsorsiumpendidikanbencana@gmail.com selambatlambatnya Senin, 21 September 2015 pukul WIB. Pendaftaran peserta konferensi, lomba cerdas cermat anak dan pertunjukan seni tidak dipungut biaya apapun oleh pihak penyelenggara. Ada keterangan terpisah tentang informasi lomba cerdas cermat. Untuk seluruh peserta konferensi akan mendapatkan: Conference kit yang berisikan agenda kegiatan, buku konferensi, pulpen dan merchandise Konsumsi selama kegiatan berupa 2 kali snack dan 1 kali makan per hari Sertifikat Untuk narasumber dari luar kota, penyelenggara menanggung biaya transportasi dan penginapan tapi tidak menanggung biaya transportasi lokal di daerah asal, biaya komunikasi dan biaya perjalanan lainnya. 5

6 Untuk peserta dari luar kota, penyelenggara tidak menanggung biaya transportasi dan penginapan selama pelaksanaan kegiatan. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan konferensi dapat menghubungi panitia kerja Humanitarian Forum Indonesia (HFI) di nomor telp atau menghubungi panitia berikut ini : - Sdri Widowati di dan widowati@humanitarianforumindonesia.org - Sdri Dear Sinandang di dan dear@humanitarianforumindonesia.org 6

7 RUNDOWN ACARA Konferensi Nasional Sekolah Aman 2015 Mewujudkan Komitmen Sekolah Aman Bencana dalam Pelaksanaan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction Jakarta, September 2015 Acara Workshop: Gedung A Lantai 3 Lomba Cerdas Cermat dan Pameran: Gedung D Lantai 2 Hari Pertama, 29 September Pendaftaran peserta konferensi Pendaftaran lomba cerdas cermat Pembukaan: Persiapan pameran Penampilan sekolah dampingan: Jingle sekolah aman Kata Sambutan dari penyelenggara Kata sambutan dan membuka kegiatan Konferensi, pameran dan lomba Cerdas Cermat Sekolah Aman Rehat peserta Konferensi nasional Persiapan Lomba Cerdas Cermat Photo session Kunjungan pameran Kebijakan mengenai penyelenggaraan Pembukaan Cerdas Cermat sekolah/madrasah aman di Indonesia Lomba cerdas cermat Narasumber: Kemendikbud, BNPB, Kemenag (Dirjen Pendikan Islam), Kemendagri (Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan), Bappenas (Deputi SDM dan Kebudayaan), Kemen PP-PA (Sekolah ramah anak) Berbagi pembelajaran dan diskusi pemerintah Lomba cerdas cermat daerah dari Dinas Pendidikan tentang kebijakan sekolah/madrasah aman Kota BandarLampung, BPBD Jabar, Kabupaten Rembang dan Kota Padang Ishoma ISHOMA Berbagi pembelajaran dan diskusi sekolah dan NGO Jakarta, Jawa Timur-Jawa Tengah (LPBI NU), DI Yogyakarta, NTB (Lombok Barat) dan NTT Peran CSR dalam sekolah/madrasah aman Pengantar draft deklarasi oleh KPB dan pengarah dari Presidium KPB wib Penutupan hari 1 dan pengarahan hari 2 Hari kedua, 10 September Pendaftaran Hari Kedua Pengantar diskusi kelompok Pembagian kelompok (SWOT) 1. Membangun basis data sekolah aman di Indonesia 2. Prioritas Nasional dalam pelaksanaan sekolah aman 3. Membangun Seknas Sekolah aman di Pendaftaran Semifinal Lomba Cerdas Cermat 7

8 Acara Workshop: Gedung A Lantai 3 Indonesia 4. Membangun jaringan advokasi sekolah aman Diskusi kelompok Lomba Cerdas Cermat dan Pameran: Gedung D Lantai Rehat Diskusi Pleno Ishoma Presentasi perkenalan WISS oleh UNESCO Final lomba cerdas cermat Presentasi dan tanya jawab ASEAN common school safety oleh ASSI PMT Regional Penampilan drama Serah terima hadiah lomba cerdas cermat oleh Seknas Sekolah Aman, KPB, BPBD DKI Jakarta Pembacaan deklarasi Penutupan oleh BNPB Photo session 8

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA Ida Ngurah Plan International Indonesia Ida.Ngurah@plan-international.org Konteks Bencana dan Dampak Pendidikan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2 Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Draft 2 Working Session Safe School Sekolah Aman Bencana Tanggal Sabtu, 17 Oktober 2015; 08.00 12.00 Tempat Latar Belakang Ballroom

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Tanggal Tempat Latar Belakang WORKING SESSION Safe School Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Sabtu, 17 Oktober 2015; pukul 08.00

Lebih terperinci

Sosialisasi Dan Lokakarya Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Sosialisasi Dan Lokakarya Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana i ii Penguatan Kelembagaan KATA PENGANTAR Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2010 berkomitmen pada kampanye global Satu juta Sekolah dan Rumah Sakit

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT

KERANGKA ACUAN. Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT KERANGKA ACUAN Front Line Responder Training PENDIDIKAN DALAM SITUASI DARURAT 1. Format Pelatihan Hotel Splash Bengkulu (tgl. 15 dan 17 Oktober 2014) dan di Aula Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Lebih terperinci

INDONESIA 2013. PUNCAK PERINGATAN BULAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Pengurangan Risiko Bencana, Investasi Untuk Bangsa Mataram, 7-11 Oktober 2013

INDONESIA 2013. PUNCAK PERINGATAN BULAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Pengurangan Risiko Bencana, Investasi Untuk Bangsa Mataram, 7-11 Oktober 2013 INDONESIA 2013 PUNCAK PERINGATAN BULAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA Pengurangan Risiko Bencana, Investasi Untuk Bangsa Mataram, 7-11 Oktober 2013 Latar Belakang Kerugian akibat kejadian bencana sejak tahun

Lebih terperinci

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA

RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA RANCANGAN KERTAS POSISI SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA Dibacakan oleh Inspektur Utama BNPB Working Session 2: Sekolah Aman Ballroom 3, The Sunan Hotel, Kota Surakarta I. Pengantar Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PB PELUNCURAN DAN DISKUSI BUKU TATANAN KELEMBAGAAN PB DI DAERAH PUJIONO CENTER, 3 JUNI 2017 RANIE AYU HAPSARI Peran Serta Masyarakat SFDRR: Prioritas 1 (Memahami Risiko Bencana):

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010

KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, Desember 2010 KERANGKA ACUAN KONFERENSI NASIONAL SEKOLAH AMAN Jakarta, 20 21 Desember 2010 I. Latarbelakang Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) untuk semua kalangan termasuk anak-anak di Indonesia adalah suatu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BNPB Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Bidakara Hotel Jakarta, 9 Maret 2014 PROGRAM DALAM RENAS

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya

Lebih terperinci

Susunan Acara Rembuk Stunting Tahap 2 Hotel Borobudur, Jakarta Senin-Selasa, Maret 2018

Susunan Acara Rembuk Stunting Tahap 2 Hotel Borobudur, Jakarta Senin-Selasa, Maret 2018 Susunan Acara Rembuk Stunting Tahap 2 Hotel Borobudur, Jakarta Senin-Selasa, 26-27 Maret 2018 Hari/Tanggal Waktu Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Narasumber HARI KE-1 (26 Maret 2018) 17.00-18.00 Registrasi

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana

Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arah Kebijakan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bencana (disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. No.2081, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN DARI DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL MEWAKILI MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, Januari 2010

KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, Januari 2010 KERANGKA ACUAN / TOR PELATIHAN PENYUSUNAN PERDA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA Jakarta, 11-15 Januari 2010 I. LATARBELAKANG Sebagaimana yang dimandatkan oleh UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,

Lebih terperinci

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN B. Wisnu Widjaja Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan TUJUAN PB 1. memberikan perlindungan kepada masyarakat

Lebih terperinci

Jakarta, 26 Februari 2015

Jakarta, 26 Februari 2015 Kerangka Acuan (TOR) Lokakarya Akuntabilitas 1 Pendanaan Kemanusiaan Jakarta, 26 Februari 2015 A. LATAR BELAKANG Bencana beragam penyebab di Indonesia dalam 10 tahun terakhir tercatat 11.274 kejadian,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL PERAN MASYARAKAT DAN LEMBAGA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI INDONESIA Jakarta, 6 Maret 2013

KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL PERAN MASYARAKAT DAN LEMBAGA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI INDONESIA Jakarta, 6 Maret 2013 KERANGKA ACUAN LOKAKARYA NASIONAL PERAN MASYARAKAT DAN LEMBAGA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI INDONESIA Jakarta, 6 Maret 2013 PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang akrab dengan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

Penguatan Kelembagaan Bidang Pengurangan Risiko Bencana

Penguatan Kelembagaan Bidang Pengurangan Risiko Bencana 1 2 KATA PENGANTAR Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat pada tahun 2010 berkomitmen pada kampanye global Satu juta Sekolah dan Rumah Sakit Aman, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian Bencana telah mengakibatkan dampak dan resiko yang cukup besar bagi masyarakat baik secara material maupun non material. Kehilangan akibat bencana semakin

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 15, JAKARTA 10110 TELEPON (021) 3842638,3805563, FAKSIMILE (021) 3805562, 3805559 SITUS : www.menegpp.go.id

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas. Menurut Center of Research on the Epidemiology of Disasters (CRED), bencana didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Sekilas Berdirinya BNPB Indonesia laboratorium bencana Terjadinya bencana besar : Tsunami NAD dan Sumut, 26 Desember 2004,

Lebih terperinci

Budaya, kekayaan dan keindahan alam, keanekaragaman hayati dibalik kerawanan gempa bumi. ekspedisi. Palu-Koro

Budaya, kekayaan dan keindahan alam, keanekaragaman hayati dibalik kerawanan gempa bumi. ekspedisi. Palu-Koro Budaya, kekayaan dan keindahan alam, keanekaragaman hayati dibalik kerawanan gempa bumi ekspedisi Palu-Koro Paradoks Indonesia. Indonesia adalah negeri kepulauan terbesar di dunia; Memiliki 17.500 pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam seakan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) pada Nopember 2010 (seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari sistem yang ada di muka bumi, baik secara alamiah ataupun akibat ulah manusia.undangundang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN ANGGARAN 015 I. LATAR BELAKANG Sejarah kebencanaan di Kabupaten Boyolali menunjukkan,

Lebih terperinci

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA KONDISI TEKTONIK INDONESIA 2 Bencana Tsunami Aceh dan Sumatra Utara Desember 2004 Bencana Gempabumi Yogyakarta dan Jawa Tengah Mei 2006 Bencana Tsunami Pangandaran Juli 2006 UU No. 24 Tahun 2007 : Penanggulangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG Bagian V.1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia secara geografis dan demografis merupakan negara yang rawan akan bencana, baik bencana alam (natural disaster) maupun bencana karena

Lebih terperinci

Empowerment in disaster risk reduction

Empowerment in disaster risk reduction Empowerment in disaster risk reduction 28 Oktober 2017 Oleh : Istianna Nurhidayati, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.kom Bencana...??? PENGENALAN Pengertian Bencana Bukan Bencana? Bencana? Bencana adalah peristiwa atau

Lebih terperinci

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA 14 DESEMBER 2016 DISIAPKAN OLEH : DIREKTORAT PRB, BNPB INDONESIA DAN BENCANA Secara geografis Indonesia terletak pada rangkaian cincin api yang membentang sepanjang

Lebih terperinci

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 3.08 Penunjang Urusan Pemerintahan Penanggulangan Bencana 3.08.01 Badan Penanggulangan Bencana Daerah KODE 00 00 5 00 00 5 1 00 00 5 1 1 BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG

Lebih terperinci

ROADMAP SEKOLAH/ MADRASAH AMAN

ROADMAP SEKOLAH/ MADRASAH AMAN ROADMAP SEKOLAH/ MADRASAH AMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI SEKRETARIAT JENDERAL KEMENDIKBUD DAFTAR ISI Kata Pengantar Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam diakui

Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam diakui BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Bencana alam diakui dapat mengakibatkan dampak yang luar biasa tidak hanya kerusakan, gangguan dan korban

Lebih terperinci

KEJADI AN GEMPA LEBAK, 23 JANUARI 2018 MENUNJUKAN KESI APSI AGAAN KHUSUSNYA WARGA KOTA JAKARTA BELUM SI AP MENGANTI SI PASI BAHAYA GEMPABUMI

KEJADI AN GEMPA LEBAK, 23 JANUARI 2018 MENUNJUKAN KESI APSI AGAAN KHUSUSNYA WARGA KOTA JAKARTA BELUM SI AP MENGANTI SI PASI BAHAYA GEMPABUMI KEJADI AN GEMPA LEBAK, 23 JANUARI 2018 MENUNJUKAN KESI APSI AGAAN KHUSUSNYA WARGA KOTA JAKARTA BELUM SI AP MENGANTI SI PASI BAHAYA GEMPABUMI Apakah Anda sudah menyerap informasi dan mengembangkan informasi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka Penyediaan

Lebih terperinci

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH PERS RELEASE

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH PERS RELEASE BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH PUSAT DATA DAN INFORMASI Jln. Tgk Daud Beureueh Nomor 18, Banda Aceh Telepon/Fax: (0651) 34783, Email: pusdatin@gmail.com PERS RELEASE BPBA TERIMA KUNJUNGAN DELEGASI 10

Lebih terperinci

HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA NASIONAL. 17 Maret 2017 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA NASIONAL. 17 Maret 2017 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA NASIONAL 17 Maret 2017 Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan 1 Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Mengapa perlu Latihan Serentak? Mengapa 26 April? UU No. 24/2007 tentang

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA 26 APRIL

BUKU PANDUAN HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA 26 APRIL BUKU PANDUAN HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA 26 APRIL 2017 BUKU PANDUAN HARI KESIAPSIAGAAN BENCANA 26 APRIL 2017 DAFTAR ISI Hari Kesiapsiagaan Bencana 2017 Latar Belakang... 2 Tujuan Kegiatan.... 8 Tema Kegiatan...

Lebih terperinci

+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs.

+ Latar Belakang. n Indonesia merupakan negara rawan bencana. n Terdapat ruang rusak berat SD/SMP. n Terdapat ruang kelas MI dan MTs. Latar Belakang Sugeng Triutomo Tenaga Ahli, BNPB Program Sekolah Aman di Indonesia n Indonesia merupakan negara rawan bencana n Secara kualitatif 75% sekolah di Indonesia berada pada daerah risiko bencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk

Lebih terperinci

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016

Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016 ` Finalisasi RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PESISIR SELATAN (PESSEL) TAHUN KALENDER : JANUARY - DECEMBER 2016 Nama Kota/Kabupaten Provinsi Target capaian Focal Point Sumatera Barat Masyarakat

Lebih terperinci

FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011

FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011 FINAL LOMBA KARYA TULIS DAN KARYA INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN 2011 Tema Kembangkan Pertanian DaerahMu, Ciptakan Inovasi Ramah Lingkungan untuk Mendukung Kemandirian Pangan Bogor, 16 19 November 2011 INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerentanan berkaitan erat dengan kesenjangan (inequality) yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kerentanan berkaitan erat dengan kesenjangan (inequality) yang dihasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bencana merupakan proses dinamis hasil kerja ancaman (hazards) terhadap komponen ekonomi, politik, dan ekologis yang disebut kerentanan. Kerentanan berkaitan erat

Lebih terperinci

Lampiran Surat No : um ca/194 Tanggal, 18 Agustus 2014

Lampiran Surat No : um ca/194 Tanggal, 18 Agustus 2014 Lampiran Surat No : um.02.06-ca/194 Tanggal, 18 Agustus 2014 Daftar Undangan Acara Lokalatih Bagi Pengelola Program Pamsimas II Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Baru Regional III TA 2014 Nara Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 4 Tahun 2008, Indonesia adalah negara yang memiliki potensi bencana sangat tinggi dan bervariasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA Pemikiran untuk Kabupaten Kediri

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA Pemikiran untuk Kabupaten Kediri KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA Pemikiran untuk Kabupaten Kediri Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada kumoro@map.ugm.ac.id website: www.kumoro.staff.ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika dalam penulisan proposal tugas akhir ini.

Lebih terperinci

HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI 1. Pemerintah daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam wilayahnya, yang meliputi pengalokasian dana,

Lebih terperinci

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

Lebih terperinci

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM

Dalam pemaparan Narasumber tersebut, akan dimoderatori oleh LRC-KJHAM Kerangka Acuan Kegiatan Workshop Penyusunan Prosedur Standart Operasional dan Finalisasi Draft Perjanjian Kerjasama Penyediaan Akses Keadilan Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Terhadap Sistem Peradilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadinya berbagai bentuk bencana. Selain itu, dimata dunia

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadinya berbagai bentuk bencana. Selain itu, dimata dunia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki tantangan yang cukup besar dalam menyikapi keadaan geografis wilayahnya. Kondisi geografis Indonesia sangat memungkinkan terjadinya berbagai bentuk

Lebih terperinci

Diskusi Panel. Disampaikan oleh : Ir. Harmensyah., Dipl, SE, MM Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BNPB. Bali, 21 Februari 2018

Diskusi Panel. Disampaikan oleh : Ir. Harmensyah., Dipl, SE, MM Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BNPB. Bali, 21 Februari 2018 Diskusi Panel Disampaikan oleh : Ir. Harmensyah., Dipl, SE, MM Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BNPB Bali, 21 Februari 2018 1 Sendai Framework for DRR 2015-2030 STRATEGI PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA DISAMPAIKAN OLEH : EKO PUTRO SANDJOJO MENTERI DESA, PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, kejadian bencana di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 1 abad (1900-2012), tercatat lebih dari 212,000 orang meninggal, lebih

Lebih terperinci

MATRIKS SANDINGAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA 1 BNPB KEMENDAGRI KEMENSOS CATATAN. Pemerintahan Daerah

MATRIKS SANDINGAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA 1 BNPB KEMENDAGRI KEMENSOS CATATAN. Pemerintahan Daerah MATRIKS SANDINGAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA 1 UNDANG- UNDANG BNPB KEMENDAGRI KEMENSOS CATATAN UU 24 / 2007 tentang PB UU 32 / 2004 tentang Pemerintahan Daerah UU 33

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2080, 2014 BNPB. Logistik. Penanggulangan Bencana. Standarisasi. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI LOGISTIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI COVER DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vii ABSTRAK... viii KATA PENGANTAR... ix

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2014 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA 1 BEncANA O Dasar Hukum : Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 2 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. epidemik campak di Nigeria, dan banjir di Pakistan (ISDR, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. epidemik campak di Nigeria, dan banjir di Pakistan (ISDR, 2009). 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam merupakan suatu peristiwa yang dapat terjadi setiap saat, kapan saja dan dimana saja. Beberapa bencana yang telah terjadi di dunia pada tahun 2005 antara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 019 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017

Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017 Siaran Pers BNPB: BNPB Menginisiasi Pencanangan Hari Kesiapsiagaan Bencana Selasa, 25 April 2017 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginisiasi Hari Kesiapsiagaan Bencana dengan mengajak semua

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN SOSIAL BERUPA UANG UNTUK PERBAIKAN RUMAH MASYARAKAT DAN FASILITAS UMUM AKIBAT TERJADINYA BENCANA ALAM DAN BENCANA SOSIAL GUBERNUR

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI

Lebih terperinci

10/14/14. Peran Forum/Platform PRB dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Sugeng Triutomo Tenaga Ahli BNPB/IABI

10/14/14. Peran Forum/Platform PRB dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Sugeng Triutomo Tenaga Ahli BNPB/IABI VISI DAN MISI RPJPN 2005-2025 Peran Forum/Platform PRB dalam Rencana Nasional Penanggulangan 2015-2019 Sugeng Triutomo Tenaga Ahli BNPB/IABI RPJPN 2005-2025 (UU 17/2007) 1. Mewujudkan masyarakat, berbudaya

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang :

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA (SMAB) BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA (SMAB) BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SEKOLAH/MADRASAH AMAN DARI BENCANA (SMAB) BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Diadaptasikan dari Petunjuk Teknis Penerapan SMAB yang diterbitkan oleh BNPB DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk bencana alam. Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ]

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ] KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB 2010-2014] Banjir Tanah longsor Kekeringan Kebakaran hutan dan lahan Gelombang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANGKAT, Menimbang

Lebih terperinci

DUKUNGAN PENINGKATAN ALOKASI ANGGARAN SEBAGAI PERWUJUDAN PENINGKATAN INVESTASI PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI KEBIJAKAN POLITIK ANGGARAN

DUKUNGAN PENINGKATAN ALOKASI ANGGARAN SEBAGAI PERWUJUDAN PENINGKATAN INVESTASI PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI KEBIJAKAN POLITIK ANGGARAN DUKUNGAN PENINGKATAN ALOKASI ANGGARAN SEBAGAI PERWUJUDAN PENINGKATAN INVESTASI PENANGGULANGAN BENCANA MELALUI KEBIJAKAN POLITIK ANGGARAN (Disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional Penanggulangan Bencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN FORMULIR PENDAFTARAN ALKALI CONTEST 2016 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN FORMULIR PENDAFTARAN ALKALI CONTEST 2016 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR PETUNJUK PELAKSANAAN DAN FORMULIR PENDAFTARAN ALKALI CONTEST 2016 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR Sekretariat: Jl. H.M. Yasin Limpo No. 36 Samata Gowa,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 TEN TANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009 Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Tanggal 20 Juni 2008 Pukul Wib Tempat Orchardz Hotel Pontianak

Tanggal 20 Juni 2008 Pukul Wib Tempat Orchardz Hotel Pontianak 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA LOKAKARYA PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RISIKO BENCANA (RAD - PRB) DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yang saya hormati, Tanggal 20 Juni 2008 Pukul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah lama diakui bahwa Negara Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia serta diantara

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI SEKOLAH

PENGARUSUTAMAAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI SEKOLAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BAPPENAS PENGARUSUTAMAAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI SEKOLAH STRATEGI PENGARUSUTAMAAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA DI SEKOLAH Disusun Oleh: Gugus Tugas Pengarusutamaan Pengurangan

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ISTILAH 10/15/14

PENDAHULUAN ISTILAH 10/15/14 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan 2014 PENDAHULUAN Bencana à jatuhnya korban jiwa serta kerusakan struktur dan infrastruktur Fasyankes memiliki peran penting untuk yankes pada korban bencana Fasyankes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi geografis Indonesia yang berada di atas sabuk vulkanis yang memanjang dari Sumatra hingga Maluku disertai pengaruh global warming menyebabkan Indonesia

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh gejala alam sehingga mengakibatkan timbulnya

Lebih terperinci

ELECTRICAL FIESTA 9 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

ELECTRICAL FIESTA 9 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA ELECTRICAL FIESTA 9 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Sekretariat Panitia: Jurusan Teknik Elektro Gedung P Lantai 3 Siwalankerto 121 131 Surabaya Informasi Pendaftaran Staf Tata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Hindia.

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan MALAM TIRAKATAN MEMPERINGATI CATUR WARSA GEMPA BUMI YOGYAKARTA, 26 MEI Eling, Waspodo, lan Sembada Ngadhepi Bebaya

Kerangka Acuan Kegiatan MALAM TIRAKATAN MEMPERINGATI CATUR WARSA GEMPA BUMI YOGYAKARTA, 26 MEI Eling, Waspodo, lan Sembada Ngadhepi Bebaya Kerangka Acuan Kegiatan MALAM TIRAKATAN MEMPERINGATI CATUR WARSA GEMPA BUMI YOGYAKARTA, 26 MEI 2006 2010 Eling, Waspodo, lan Sembada Ngadhepi Bebaya Forum PRB-DIY Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas XIII Mataram, September 2017

Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas XIII Mataram, September 2017 Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas XIII Mataram, 12-14 September I. Latar Belakang Lebih dari 62% wilayah Indonesia memiliki risiko bencana tinggi atau 322 dari 514 kabupaten/kota;

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE IR. DODY RUSWANDI, MSCE DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Jakarta,

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci