IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
|
|
- Adi Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2002 terdiri dari 2 Kota (Kota Batam dan Kota Tanjungpinang) dan 3 Kabupaten (Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun dan Kabupaten Natuna). Pada tahun 2003 Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Riau (yang berganti nama menjadi Kabupaten Bintan tahun 2006). Tahun 2008 Kabupaten Natuna mengalami pemekaran juga menjadi Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Sehingga pada saat ini (2012) Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 2 Kota dan 5 Kabupaten. Gambar 4 menampilkan kabupaten/kota yang termasuk dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Riau, beserta letak geografisnya. Gambar 4. Peta Administrasi Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Kepulauan Riau terletak pada lokasi yang sangat strategis yakni berada di wilayah perbatasan antar negara, bertetangga dengan salah satu pusat
2 bisnis dunia (Singapura). Secara geografis, Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 0 40 LS dan LU serta antara BT, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Negara Vietnam dan Negara Kamboja Sebelah Selatan : Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi Sebelah Barat : Negara Singapura, Negara Malaysia dan Provinsi Riau Sebelah Timur : Negara Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat Dengan motto : Berpancang Amanah, Bersauh Marwah Provinsi Kepulauan Riau bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah satu pusat pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Budaya Melayu yang didukung oleh masyarakat yang sejahtera, cerdas, dan berakhlak mulia. Sesuai dengan Undang-undang pembentukan Provinsi Kepulauan Riau luas wilayahnya adalah sebesar ,67 Km 2, dimana luas lautannya ,06 Km 2 (98,09%) dan sisanya seluas ,41 Km 2 (1,91%) merupakan wilayah daratan, dimana terdapat 59 Kecamatan yang terdiri dari 353 Kelurahan/Desa seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau No. Kabupaten/Kota Luas Daratan (km 2 ) Luas Daratan (%) Kecamatan Kelurahan / Desa 1. Tanjungpinang 239,50 2, Batam 770,27 7, Bintan 1.946,13 18, Karimun 2.873,20 27, Natuna 2.058,45 19, Lingga 2.117,72 19, Kepulauan Anambas 590,14 5, Provinsi Kepulauan Riau , Wilayah Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang letak satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan perairan. Beberapa pulau yang relatif besar diantaranya adalah Pulau Bintan dimana lokasi 36
3 kedudukan Ibukota Provinsi (Tanjungpinang), Pulau Batam yang merupakan Pusat Pengembangan Industri dan Perdagangan, Pulau Rempang, dan Galang yang merupakan kawasan perluasan wilayah industri Batam, Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Lingga, Pulau Bunguran di Natuna, serta Gugusan Pulau Anambas. Tabel 8 menampilkan ibu kota masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau beserta jaraknya ke ibu kota Provinsi. Tabel 8. Nama ibukota Kabupaten/Kota dan jarak ke ibukota No. Kabupaten / Kota Nama Ibu Kota Jarak ke Ibu Kota Provinsi (Mil) 1. Tanjungpinang Tanjungpinang 0 2. Batam Batam Bintan Bintan Buyu Karimun Tanjung Balai Natuna Ranai Lingga Daik Kepulauan Anambas Tarempa Kondisi Fisik Wilayah Berdasarkan kondisi geomorfologinya, Provinsi Kepulauan Riau merupakan bagian kontinental yang terkenal dengan nama paparan sunda atau bagian dari kerak Benua Asia. Batuan yang terdapat di Kepulauan Riau diantaranya adalah batuan ubahan seperti mika genesis, meta batu lanau, batuan gunung api seperti tuf, tuf litik, batu pasir tufan yang tersebar di bagian timur Kepulauan Riau, batuan terobosan seperti granit muskovit dapat dijumpai di Pulau Kundur bagian timur, batuan sedimen seperti serpih batu pasir, metagabro, yang tersebar di Pulau Batam, Bintan dan Buru. Juga terdapat batuan aluvium tua terdiri dari lempung, pasir kerikil, dan batuan aluvium muda seperti lumpur, lanau, dan kerakal. Pulau-pulau di wilayah Provinsi Kepulauan Riau umumnya merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan dari daratan pratersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia sampai Pulau Bangka dan Belitung. Gugusan beberapa pulau kondisi daratannya 37
4 berbukit-bukit dan landai di bagian pantainya, dengan ketinggian rata-rata 2-5 meter dari permukaan laut. Tekstur tanah di Provinsi Kepulauan Riau dibedakan menjadi tekstur halus (liat), tekstur sedang (lempung), dan tekstur kasar. Sedangkan jenis tanahnya, sedikitnya memiliki 5 macam jenis tanah yang terdiri dari organosol, glei humus, podsolik merah kuning, latosol, dan aluvial.jenis tanah Organosol dan glei humus merupakan segolongan tanah yang tersusun dari bahan organik, atau campuran bahan mineral dan bahan organik dengan ketebalan minimum 50 cm, dan mengandung paling sedikit 30% bahan organik bila liat atau 20% bila berpasir. Kepadatan atau bulk, density kurang dari 0,6 dan selalu jenuh. Lapisan tanah Organosol tersebar di beberapa pulau Kecamatan Moro (Kabupaten Karimun), Kabupaten Natuna, Pulau Rempang, dan Pulau Galang. Jenis lainnya adalah tanah Latosol, dijumpai di Kabupaten Natuna, Pulau Karimun, Pulau Kundur, dan beberapa pulau di Kecamatan Moro. Sementara tanah Aluvial yang belum mempunyai perkembangan, dangkal sampai yang berlapis dalam, berwarna kelabu, kekuningan, kecoklatan, sering ber-gley dan bertotol kuning, merah, dan coklat. Tekstur bervariasi dari lempung hingga tanah tambahan yang banyak mengandung bahan-bahan organik. Tanah ini terdapat di Pulau Karimun, Pulau Kundur, dan pulau-pulau lainnya di wilayah Provinsi Kepulauan Riau lainnya. Kondisi hidrologi di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari 2 (dua) jenis, yaitu air permukaan dan air bawah tanah (hidrogeologi). Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, dapat diperoleh dari air permukaan berupa air sungai, mata air/air terjun, waduk, dan kolong, sedangkan air bawah tanah (hidrogeologi) didapat dengan menggali sumur dangkal. Kolong merupakan kolam bekas tambang bauksit, timah, dan pasir yang terbentuk akibat eksploitasi yang digunakan sebagai sumber air bersih, juga dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata. 4.3 Kondisi Demografi Sebagai subyek maupun obyek dalam pergerakan roda pembangunan suatu wilayah, penduduk merupakan asset yang utama. Begitu pula dengan Provinsi Kepulauan Riau yang membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas 38
5 dan berdaya saing agar dapat berperan aktif dalam pembangunan. Menurut hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilakukan Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau mencapai jumlah jiwa yang terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa seperti yang ditampilkan dalam Tabel 9. Bila jumlah penduduk dibandingkan dengan luas wilayah maka didapat suatu indikator yang menggambarkan tingkat kepadatan penduduk (population density). Untuk wilayah Kepulauan Riau yang didominasi oleh perairan laut, luas wilayah yang dibandingkan hanya luas daratannya saja yaitu seluas ,41 km 2. Secara umum tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau masih tergolong jarang, yaitu 158 jiwa/km 2. Tabel 9. Jumlah penduduk Kepulauan Riau menurut Kabupaten/Kota tahun 2010 No. Kabupaten /Kota Laki-laki Perempuan Jumlah (Orang) 1. Tanjungpinang Batam Bintan Karimun Natuna Lingga Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Dilihat dari sebarannya, jumlah dan kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tidak merata dan sangat bervariasi antar kabupaten/kota. Kepadatan penduduk yang tinggi tersebar di kota Batam dan Tanjungpinang. Kota Batam merupakan wilayah di Provinsi Kepulauan Riau dengan jumlah penduduk terbesar yaitu jiwa atau sebesar 51,50 % dari total penduduk Provinsi Kepulauan Riau. Kepadatan penduduk Kota Batam mencapai jiwa/km 2. Kota Tanjungpinang dengan penduduk sebesar jiwa memiliki kepadatan penduduk 782 jiwa/km 2. Kabupaten Karimun yang memiliki luas daratan terbesar di Provinsi Kepulauan Riau (27,12 %) hanya memiliki penduduk sebesar jiwa sehingga kepadatan penduduknya sebesar 74 jiwa/km 2. Kabupaten dengan penduduk paling sedikit ialah Kabupaten Kepulauan Anambas yang 39
6 merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna dengan jumlah penduduk jiwa tetapi kepadatan penduduknya mencapai 106 jiwa/km 2 daratannya yaitu seluas 590,14 km 2 lebih kecil dari kabupaten lain. karena wilayah Perbedaan kepadatan penduduk ini berpotensi menimbulkan terjadinya disparitas dalam percepatan pembangunan antar wilayah. Wilayah dengan kepadatan tinggi (diatas 500 jiwa/km 2 ) didominasi oleh wilayah yang berlokasi di perkotaan, sedangkan wilayah-wilayah dengan kepadatan rendah didominasi oleh wilayah yang berlokasi jauh dari pusat provinsi dan wilayah yang berbatasan dengan wilayah atau negara lain. Tabel 10 berikut ini menunjukkan Kepadatan Penduduk Provinsi Kepulauan Riau. Tabel 10. Luas daratan, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Provinsi Kepri menurut Kabupaten/Kota tahun 2010 No. Kabupaten/Kota Jumlah Luas Daratan Kepadatan per (Km 2 Penduduk ) Km 2 (Orang) 1. Tanjungpinang 239, Batam 770, Bintan 1.946, Karimun 2.873, Natuna 2.058, Lingga 2.117, Kepulauan Anambas 590, Provinsi Kepulauan Riau , Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah Prasarana Transportasi Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan semakin meningkatnya pembangunan semakin menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu wilayah ke wilayah lain. Berdasarkan data BPS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011 panjang jalan kabupaten di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 mencapai 1.126,3 kilometer. Dari panjang jalan tersebut ditinjau dari 40
7 kondisinya 61,61 persen jalan di Provinsi Kepulauan Riau kondisinya sudah baik; 32,38 persen kondisi sedang; dan 6 persen kondisi rusak. Sedangkan panjang jalan menurut status pengawasan dan jenis permukaan terdiri dari jalan negara 334 km dan jalan provinsi 792,32 km (Tabel 11). Tabel 11. Panjang jaringan jalan Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan kondisi menurut Kabupaten/Kota tahun 2010 No. Kabupaten / Kota Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak Panjang Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Total 1. Tanjungpinang Batam Bintan Karimun Natuna (Termasuk Kab. Anambas ) Lingga Provinsi Kepulauan Riau Sebagai wilayah yang didominasi oleh perairan terutama laut, keberadaan jembatan memiliki arti strategis untuk menghubungkan daerah-daerah yang terpisah oleh sungai bahkan laut. Sebagai contoh Jembatan Barelang di wilayah Kota Batam menghubungkan pulau-pulau yang terpisah oleh selat sempit, dimana jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Rempang memiliki bentang mencapai 1 km dan merupakan jembatan terpanjang di Provinsi Kepulauan Riau. Jembatan ini sangat strategis dalam upaya memperluas wilayah industri yang menjadi andalan Kota Batam. Jumlah jembatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 mencapai 99 buah dengan panjang 6.991,4 kilometer. Sedangkan panjang jembatan menurut status pengawasan terdiri dari jembatan nasional sepanjang 4.793,9 km dan jembatan provinsi sepanjang 2.197,5 km (Tabel 12). 41
8 Tabel 12. Jumlah dan panjang jembatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 No. Kabupaten / Kota Jumlah (buah) Panjang (meter) Nasional Provinsi Nasional Provinsi 1. Tanjungpinang ,3 591,3 2. Batam ,3-3. Bintan ,0 274,9 4. Karimun ,0 65,3 5. Natuna , ,0 6. Lingga ,8 30,0 7. Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau , ,5 Transportasi laut merupakan transportasi utama antar pulau di wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai salah satu wilayah terdepan Republik Indonesia, beberapa pelabuhan di kabupaten dan kota Provinsi Kepulaun Riau memiliki akses langsung ke negara tetangga khususnya Singapura dan Malaysia. Pelabuhan dengan status pelabuhan internasional ini terdapat di Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Bintan. Secara keseluruhan terdapat 7 pelabuhan internasional, 4 pelabuhan barang internasional dan 11 pelabuhan domestik (Tabel 13). Pelabuhan-pelabuhan ini memegang peranan sangat penting dalam arus transportasi massa dan barang di Provinsi Kepulauan Riau. Tabel 13. Sarana perhubungan laut (pelabuhan) menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 No. Kabupaten/Kota Internasional Barang Internasional Domestik 1 Tanjungpinang Batam Bintan Karimun Natuna Lingga Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau (2011) 42
9 Prasarana Pendidikan Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Keberhasilan proses pendidikan sangat tergantung oleh tersedianya sarana dan prasarana serta tenaga pengajar yang memadai. Pada tahun 2010 jumlah taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD) dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) di Provinsi Kepulauan Riau berturutturut sebanyak 607; 819; dan 304 buah dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak orang guru TK, orang guru SD dan orang guru SLTP. Sedangkan jumlah sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang terdiri dari sekolah menengah atas (SMA) dan kejuruan (SMK) serta perguruan tinggi/akademi sebanyak 200 dan 39 buah, dengan jumlah tenaga pengajar SLTA sebanyak 3121 orang. Secara rinci, jumlah dan sebaran prasarana dan sarana pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 juga menunjukkan adanya kesenjangan dalam jumlah dan sebaran prasarana dan sarana pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau. Sebagian besar prasarana dan sarana pendidikan tersebut terkonsentrasi di wilayah Kota Batam, Kabupaten Karimun dan Kota Tanjungpinang. Hal ini akibat dari ketidakmerataan jumlah dan sebaran penduduk, wilayah yang memiliki jumlah penduduk lebih besar akan memerlukan prasarana dan sarana yang lebih banyak. Tabel 14. Jumlah dan sebaran prasarana pendidikan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 No. Tingkat Pendidikan Kabupaten / Kota Guru Guru Guru Guru TK SD SLTP SLTA PT TK SD SLTP SLTA 1 Batam Natuna Tanjungpinang Karimun Bintan Lingga Kep. Anambas Provinsi Kepulauan Riau
10 4.4.3 Prasarana Kesehatan Faktor penting lainnya dalam pembangunan mutu sumberdaya manusia adalah kesehatan. dimana indikator pembangunan dalam bidang kesehatan adalah tingkat kemudahan pelayanan kesehatan yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan pada suatu wilayah. Tabel 15. menunjukkan jumlah sarana kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun Tabel 15. Jumlah sarana kesehatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 No. Kabupaten / Kota RS Puskes mas Sarana Kesehatan Puskesmas Puskesmas Keliling Keliling Darat Laut Puskesmas Pembantu 1 Tanjungpinang Batam Bintan Karimun Natuna Lingga Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Rumah Sakit adalah suatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Rumah Sakit merupakan salah satu prasarana yang paling vital di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan data BPS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010, jumlah rumah sakit di Provinsi Kepulauan Riau mencapai 24 buah. Prasarana kesehatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah Puskesmas dan Posyandu. Pada tahun 2010 tercatat sebanyak 66 unit Puskesmas, 71 unit Puskesmas Keliling Darat, 36 unit Puskesmas Keliling Laut, 215 Unit Puskesmas Pembantu dan Unit Posyandu tersebar di 7 Kabupaten dan Kota Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam menjadi peringkat pertama ketersediaan prasarana kesehatan dengan 14 buah rumah sakit, 14 unit Puskesmas, 19 unit Puskesmas Keliling Darat, 14 unit Puskesmas Keliling Laut, Pos yan du 44
11 50 Unit Puskesmas Pembantu dan 319 Posyandu. Selain sarana prasarana kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan tentu juga memegang peranan penting dalam pembangunan kesehatan. Banyaknya tenaga kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Banyaknya tenaga kesehatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 Tenaga Kesehatan No. Kabupaten / Kota Dokter Dokter Gigi Farmasi Perawat Bidan 1 Tanjungpinang Batam Bintan Karimun Natuna Lingga Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Prasarana Ekonomi Pembangunan fasilitas ekonomi suatu wilayah sangat penting dalam meningkatkan efisiensi aliran sumberdaya baik berupa barang maupun jasa, serta meningkatkan produktivitas dan interaksi spasial antar wilayah yang saling memperkuat. Fasilitas ekonomi tersebut diantaranya meliputi fasilitas pasar, toko/warung, dan lembaga keuangan. Sebaran jumlah dan jenis fasilitas ekonomi pada tiap kecamatandi Provinsi Kepulauan Riau seperti terlihat pada Tabel 17. Suatu fasilitas wilayah atau infrastruktur menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan ketersediaannya (availability) dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor di daerah dan antar-wilayah. 45
12 Tabel 17. Sarana perdagangan menurut jenis pasar dan Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau tahun No. Kabupaten/Kota Pasar Tradisional (buah) Pasar Swalayan (buah) Tanjungpinang Batam Bintan Karimun Natuna Lingga Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Sumber: Bappeda Provinsi Kepulauan Riau (2010) Terjadi peningkatan jumlah sarana perdagangan menurut jenis pasar di kabupaten/kota di Kepulauan Riau khususnya Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Karimun karena kebutuhan masyarakat semakin meningkat dan daya beli masyarakat yang juga meningkat serta bertambahnya jumlah penduduk didaerah-daerah tersebut. Keberadaan lembaga keuangan amatlah penting dalam menjaga kelangsungan ketersediaan dana. Sebagai sarana penyaluran dana, perbankan salah satunya, tentu menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. Jumlah kantor bank umum menurut status kepemilikan semakin meningkat sampai tahun 2009 hal ini mengindikasikan semakin bergairahnya kegiatan perekonomian dan keuangan di Kepulauan Riau sehingga merangsang bank-bank untuk menbuka cabang di provinsi ini, seperti yang dapat kita lihat pada Tabel 18. Tabel 18. Jumlah kantor bank umum di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2009 No. Jenis Bank Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Kas Jumlah 1 Pemerintah Bank Pemerintah Daerah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran Jumlah Sumber: Bappeda Provinsi Kepulauan Riau (2010) 46
13 4.5. Kondisi Ekonomi Wilayah Salah satu indikator ekonomi yang umum digunakan untuk menggambarkan perkembangan ekonomi wilayah adalah produk domestik regional bruto (PDRB). Secara konsepsi, PDRB menggambarkan seberapa besar proses kegiatan ekonomi (tingkat produktivitas ekonomi di suatu wilayah, yang dihitung sebagai akumulasi dari pencapaian nilai transaksi dari berbagai sektor ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, PDRB merupakan gambaran nyata hasil aktivitas pelaku ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Indikator ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi perkembangan ekonomi dan sebagai landasan penyusunan perencanaan pembangunan ekonomi. Pada tahun 2010, PDRB Provinsi Kepulauan Riau atas dasar harga berlaku sebesar ,03 miliar Rupiah. Dari jumlah tersebut ternyata kontribusi tiap wilayah, tidak memberikan kontribusi yang sama dalam PDRB Provinsi Kepulauan Riau. Kota Batam memberikan kontribusi yang paling tinggi yaitu sebesar 71,67 persen dari seluruh perekonomian Provinsi Kepulauan Riau seperti ditunjukkan pada Tabel 19. Sedangkan kabupaten/kota lainnya hanya memberikan kontribusi dibawah 10 persen. Hal ini menunjukkan disparitas pembangunan wilayah yang sangat besar di Provinsi Kepulauan Riau. Secara spasial besarnya PDRB yang disumbangkan masing-masing kabupaten dan kota terhadap PDRB total di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Gambar 5. Tabel 19. Kontribusi Kabupaten Kota berdasarkan PDRB ADHB (Milyaran Rupiah) Provinsi Kepulauan Riau tahun Kabupaten Kota 2006 % 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % Batam ,33 72, ,50 72, ,22 71, ,26 70, ,03 71,67 Bintan 3.219,29 8, ,25 7, ,97 7, ,97 7, ,89 6,71 Tanjungpinang 3.006,78 7, ,63 7, ,82 7, ,33 7, ,16 7,85 Karimun 2.737,14 6, ,52 6, ,62 6, ,99 6, ,74 6,50 Natuna 1.360,23 3, ,61 3,30 894,73 1,66 977,82 1, ,39 1,63 Lingga 678,00 1,69 741,69 1,64 838,37 1,56 921,50 1, ,16 1,55 Kepulauan Anambas - 0,00-0, ,56 4, ,47 4, ,66 4,10 Provinsi Kepulauan Riau , , , , ,
14 Kota Batam Kab. Bintan Kab. Karimun Tanjungpinang Kab. Natuna Sumber : BPS Provinsi Kepri Tahun 2010 Kab. Lingga Kab. Anambas Ilmu Perencanaan Wilayah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Gambar 5. Peta besaran PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Gambar 5. Peta besaran PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Dilihat dari struktur perekonomiannya, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling dominan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 dengan kontribusi sebesar 47,56 persen terhadap keseluruhan perekonomian. Sektor lainnya yang penting adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi sebesar 25,22 persen (Tabel 20). Ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau masih berbasis industri, perdagangan dan pariwisata. Berdasarkan kontribusi wilayah dan sektor yang berpengaruh terhadap PDRB Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010, Kota Batam memberikan kontribusi terbesar pada sektor Industri (88,62%), Listrik dan Gas (83,22%), Bangunan (42,67%), Perdagangan (75,41%), Pengangkutan (41,94%), Keuangan (79,70%) dan Jasa (41,68%). Wilayah lain yang lebih besar kontribusinya dari pada Kota Batam hanya pada sektor pertambangan yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas (70,07%), Kabupaten Bintan (16,7%) dan Kabupaten Karimun (10,41%) seperti yang ditunjukan pada Tabel
15 Tabel 20. Kontribusi sektoral berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku (Milyaran Rupiah) Provinsi Kepulauan Riau tahun Sektor-sektor Perekonomian 2006 % 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % Pertanian 2.624,41 6, ,38 6, ,22 5, ,73 5, ,12 5,24 Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih 717,81 1,78 762,53 1, ,90 4, ,54 4, ,42 4, ,34 51, ,50 51, ,49 48, ,51 47, ,82 47,56 160,83 0,40 180,17 0,40 348,54 0,65 383,10 0,66 437,32 0,66 Bangunan 1.279,95 3, ,03 3, ,99 3, ,75 4, ,98 4,57 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan dan Persewaan 9.226,43 22, ,61 23, ,81 23, ,70 24, ,59 25, ,76 4, ,01 4, ,69 4, ,52 4, ,93 4, ,69 5, ,07 5, ,33 5, ,21 5, ,89 5,16 Jasa-jasa 1.064,52 2, ,91 2, ,33 2, ,26 2, ,97 2,53 Jumlah Total , , , , , Tabel 21. Kontribusi sektor-sektor PDRB atas dasar harga berlaku per Kabupaten/ Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2010 NO Kabupaten/Kota Kontribusi Sektor (%) Tani Tmb Ind Ligas Bang Dag Akt Keu Jasa 1 Batam 15,47 1,89 88,62 83,22 42,67 75,41 41,94 79,70 41,68 2 Bintan 7,40 16,70 7,19 3,22 5,47 5,37 5,43 1,90 7,32 3 Tanjungpinang 2,74 0,10 2,58 9,37 32,60 9,09 28,25 11,75 28,04 4 Karimun 33,12 10,41 1,19 3,34 13,11 6,82 18,47 3,94 13,27 5 Natuna 18,93 0,16 0,07 0,24 2,06 1,09 1,52 0,92 4,34 6 Lingga 10,60 0,66 0,32 0,51 3,29 1,40 3,40 1,28 3,18 7 Kepulauan Anambas 11,74 70,07 0,03 0,10 0,80 0,82 0,99 0,51 2,17 TOTAL Keterangan: Tani : Pertanian Tmb : Pertambangan dan Penggalian Ind : Industri Pengolahan Ligas : Listrik, Gas dan Air Bersih Bang : Bangunan Dag : Perdagangan, Hotel dan Restoran Akt : Pengangkutan dan Komunikasi Keu : Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa : Jasa-Jasa 49
16 4.6. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Tujuan utama pembangunan daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah merumuskan visi dan misi kebijakan pembangunan daerah, dimana visi yang hendak dicapai adalah : Terwujudnya Kepulauan Riau Sebagai Bunda Tanah Melayu Yang Sejahtera, Berakhlak Mulia dan Ramah Lingkungan. Dalam Visi tersebut terdapat 4 (empat) kata kunci yaitu bunda tanah Melayu, sejahtera, berakhlak mulia dan ramah lingkungan. Adapun empat kata kunci tersebut terkandung pengertian dan pemahaman sebagai berikut: a. Kepulauan Riau sebagai bunda tanah Melayu menunjukkan bahwa Kepulauan Riau sebagai sebuah wilayah geografis, dulunya merupakan wilayah bekas kejayaan kerajaan Melayu Riau, yang baru berakhir pada awal abd ke 20. Dengan misi ini diharapkan pada tahun 2015, Kepulauan Riau akan menjadi Provinsi yang kembali akan akan mentabalkan tamaddun/kejayaan Melayu dalam masa kekinian dan beroriantasi masa depan. b. Kepulauan Riau yang sejahtera adalah kondisi dimana masyarakat Kepulauan Riau dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya secara layak, meningkat pendapatannya dan standar pembangunan manusia. c. Kepulauan Riau yang berakhlak mulia adalah kondisi dimana Kepulauan Riau sebagai negeri berbudaya Melayu memiliki sifat dan perangai, yang dapat menjadi panutan bagi masyarakat lainnya, terutama ketaatan dalam menjalankan ajaran agama, menjaga adat istiadat, memiliki semangat untuk maju dan patuh kepada hukum dan perundang-undangan. d. Kepulauan Riau yang ramah lingkungan adalah wilayah Kepulauan Riau yang memiliki sumber daya alam dan geografis yang terdiri dominan lautan perlu menjaga agar lingkungannya aman, nyaman dan lestari bagi tempat hidup dan mencari penghidupan masyarakat dan dapat menjamin kelangsungan pembangunan. Ramah lingkungan juga cerminan masyarakat Kepulauan Riau yang bermartabat dalam pergaulan, ramah kepada semua golongan dengan tidak membedakan suku bangsa. Guna mewujudkan visi Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu yang 50
17 sejahtera, berakhlak mulia dan ramah lingkungan sebagaimana diatas, ditetapkan misi sebagai berikut : 1. Mengembangkan Budaya Melayu sebagai payung bagi budaya lainnya dalam kehidupan masyarakat. 2. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya kelautan dan pulau-pulau kecil. 3. Mengembangkan wisata yang berbasis kelautan dan budaya setempat. 4. Mengembangkan potensi ekonomi local dengan keberpihakan kepada rakyat kecil (wong cilik). 5. Meningkatkan investasi dengan pembangunan infrastruktur yang berkualitas. 6. Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan yang berkualitas. 7. Mengembangkan tatakelola pemerintahan yang baik, etos kerja, disiplin, budi pekerti dan supremasi hukum. 8. Mengembangkan kehidupan yang demokratis, keadilan serta berkesetaraan gender. 9. Mengembangkan pembangunan yang ramah lingkungan. 51
UTARA Vietnam & Kamboja
UTARA Vietnam & Kamboja BARAT Singapura & Malaysia, Prov. Riau TIMUR Malaysia dan Kalimantan Barat SELATAN Bangka Belitung & Jambi 2 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan
Lebih terperinciISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN ARAH PEMBANGUNAN RPJMD
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN ARAH PEMBANGUNAN RPJMD 2010-2015 Disampaikan Oleh Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Riau GAMBARAN UMUM DAERAH
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ARAH PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ARAH PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016 Jumlah pulau : 2.408 pulau Berpenghuni : 366 buah (15 %) Belum berpenghuni : 2.042buah
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PROVINSI DALAM PEMETAAN DAN PEMANFAATAN POTENSI SDA KAWASAN PEDESAAN
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ARAH KEBIJAKAN PROVINSI DALAM PEMETAAN DAN PEMANFAATAN POTENSI SDA KAWASAN PEDESAAN Disampaikan Oleh: Drs. H. NAHARUDDIN, M.TP Kepala Bappeda
Lebih terperinciLAPORAN STUDI BANDING KARYASISWA BAPPENAS MPP-UNAND PADANG ANGKATAN IX KE PEMERINTAH PROVINSI KEPRI 27 S.D 29 MARET 2013
LAPORAN STUDI BANDING KARYASISWA BAPPENAS MPP-UNAND PADANG ANGKATAN IX KE PEMERINTAH PROVINSI KEPRI 27 S.D 29 MARET 2013 Disusun oleh: Tim Studi Banding MPP-UNAND ANGKATAN IX MAGISTER PERENCANA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Konsep pengembangan wilayah mengandung prinsip pelaksanaan kebijakan desentralisasi dalam rangka peningkatan pelaksanaan pembangunan untuk mencapai sasaran
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau STUDI KASUS PENGELOLAAN WILAYAH PERBATASAN PADA PROVINSI KEPULAUAN RIAU GAMBARAN UMUM WILAYAH - Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga
Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Identifikasi Sektor-Sektor Basis di Provinsi Kepulauan Riau Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor perekonomian dalam memproduksi
Lebih terperinciBAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN A. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak monolitik sentralistik di pemerintahan pusat kearah
Lebih terperinciStatistik Daerah Kabupaten Bintan
Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN
RENCANA PEMBANGUNAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN GAMBARAN UMUM WILAYAH - Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2002 yang disahkan pada tanggal 24-9-
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan
41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105
Lebih terperinci1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis, berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu. 2.
Aula Kantor Gub Dompak, 28 Maret 2016 1. Mengembangkan perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis, berkeadilan, tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu. 2. Meningkatkan daya saing ekonomi
Lebih terperinciPROFIL PEMBANGUNAN KEPULAUAN RIAU
1 PROFIL PEMBANGUNAN KEPULAUAN RIAU A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Kepulauan Riau terletak pada posisi 1º10' LS - 5º10' LU102º 50' - 109º 20' BT. Luas Gambar 1 wilayah Kepulauan Riau 252.601 km2.
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELELITIAN. dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELELITIAN A. Sejarah, Letak Geografis, Geologi, dan Iklim 1. Sejarah Pada awalnya Kabupaten Karimun berada di bawah wilayah Kabupaten Kepulauan Riau sebagai sebuah kecamatan,
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tanjungpinang adalah salah satu kota dan sekaligus merupakan ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 31 Tahun 1983 Tanggal
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA
STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelalawan merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Riau. Kabupaten ini terletak di bagian tengah pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Lebih terperinciGEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian
GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan
Lebih terperinciStrategi Kependudukan Sebagai Landasan Rencana Pembangunan BAB II GAMBARAN UMUM KEPULAUAN RIAU
BAB II GAMBARAN UMUM KEPULAUAN RIAU A. Geografis Provinsi terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2002, terdiri dari dua Kota dan tiga Kabupaten yang ibukota Tanjungpinang. Pada tahun 2003 Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi
KETERANGAN HAL BAB I PENDAHULUAN... 1-1 A. Latar Belakang... 1-1 B. Tujuan Dan Sasaran... 1-3 C. Lingkup Kajian/Studi... 1-4 D. Lokasi Studi/Kajian... 1-5 E. Keluaran Yang Dihasilkan... 1-5 F. Metodelogi...
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi
Lebih terperinci28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec
BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG
STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciBAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU Penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi aset yang sangat bermanfaat bagi pembangunan, namun sebaliknya penduduk yang besar tapi rendah kualitasnya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Geografis Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tanggal 21 Juni 2001, Kota Tanjungpinang membawahi
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN ARAH PEMBANGUNAN RPJMD
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN ARAH PEMBANGUNAN RPJMD 2010-2015 Jumlah pulau : 2.408 pulau Berpenghuni : 366 buah (15 %) Belum berpenghuni
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.
37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Umum Kabupaten Sambas Kabupaten Sambas dengan luas wilayah 6.395,70 km 2 terletak di bagian paling Utara Propinsi Kalimantan Barat atau diantara 2 08'-0 33' Lintang
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian
Lebih terperinciP D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara
Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar
Lebih terperinciDUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA
DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA Oleh Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Indonesia memiliki cakupan wilayah yang sangat luas, terdiri dari pulau-pulau
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG
KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel
Lebih terperinciKAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR
KAWASAN AMERIKA SELATAN DAN KARIBIA SEBAGAI TUJUAN EKSPOR Disampaikan pada acara Rountable Discussion Potensi dan Peluang Kerjasama Ekonomi Indonesia dengan negara-negara di Kawasan Amerika Selatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di
51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Administratif Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di Indonesia, yang terletak di bagian Selatan Nusantara yang dikenal sebagai negara
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis dan Administratif Kabupaten Bangka Barat merupakan salah satu kabupaten pemekaran di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang disahkan dengan UU RI Nomor
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Kabupaten Lingga pada tahun , memiliki tingkat kemiskinan di atas
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Kabupaten Lingga pada tahun 2008-2012, memiliki tingkat kemiskinan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015
STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.040 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hartini Susanti, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan mineral, seperti batubara, timah, minyak bumi, nikel, dan lainnya. Peraturan Presiden
Lebih terperinciKEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA
KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses pemekaran wilayah. Dimulai dari awal
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH
GAMBARAN UMUM WILAYAH - Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2002 yang disahkan pada tanggal 24-9- 2002 dan mulai operasional Tgl. 1-7- 2004. Luas Wil : 251.810 km2 Daratan :
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 220/12/21/Th. V, 1 Desember 20 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 20 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEMAKIN TURUN Jumlah angkatan
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciBAB V VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
BAB V VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 5.1. Visi Pembangunan Daerah Filosofi yang mendasari pembangunan daerah Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagaimana yang terdapat pada Motto Provinsi Kepulauan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain
56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah
Lebih terperinci4. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Provinsi Sumatera Selatan Wilayah Provinsi Sumatera Selatan merupakan suatu wilayah bagian dari Pulau Sumatera yang mempunyai luas wilayah ± 8.701.742
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi
Lebih terperinciKatalog : pareparekota.bps.go.id
Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian dewasa ini masih sering dianggap sebagai penunjang sektor industri semata. Meskipun sesungguhnya sektoral pertanian bisa berkembang lebih dari hanya
Lebih terperinci