BAB II TINJUAN PUSTAKA. Gejala khas dari skizofrenia melibatkan berbagai disfungsi kognitif,
|
|
- Fanny Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Gejala khas dari skizofrenia melibatkan berbagai disfungsi kognitif, perilaku, dan emosional tetapi tidak ada gejala tunggal yang patognomonik dari gangguan. Diagnosis melibatkan adanya pengakuan sekumpulan tanda dan gejala yang berhubungan dengan gangguan pada fungsi pekerjaan atau sosial. Individu dengan gangguan tersebut akan beragam secara substansial pada kebanyakan gambaran, seperti skizofrenia adalah sindrom klinis yang heterogen. 6 Individu yang menderita skizofrenia mungkin menampilkan afek yang tidak sesuai, mood yang disforik yang dapat berbentuk depresi, ansietas, atau kemarahan, pola tidur yang terganggu, dan kurangnya minat untuk makan atau penolakan terhadap makanan. Depersonalisasi, derealisasi dan kekuatiran somatik dapat terjadi dan kadang-kadang sampai mencapai proporsi waham, ansietas dan fobia umum dijumpai. 6 Pedoman diagnosis berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III): a. Pikiran bergema (thought echo), penarikan pikiran atau penyisipan (thought withdrawal atau thought insertion), dan penyiaran pikiran
2 (thought broadcasting). Waham dikendalikan (delusion of being control), waham dipengaruhi (delusion of being influenced), atau passivity, yang jelas merujuk pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan atau perasaan (sensation) khusus, waham persepsi. b. Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien atau sekelompok orang yang sedang mendiskusikan pasien, atau halusinasi suara lainnya yang datang beberapa bagian tubuh. c. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, seperti misalnya identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan dan manusia super (tidak sesuai dengan budaya dan sangat tidak atau tidak masuk akal, misalnya mampu berkomunikasi dengan makhluk asing yang datang dari planet lain). d. Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang / melayang maupun yang berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun oleh ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus. e. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoheren atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
3 f. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), sikap tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas serea, negativism, mutisme, dan stupor. g. Gejala-gejala negative, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang terhenti,dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, tetapi hsrus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika, h. Perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial. Pedoman diagnostik Persyaratan yang normal untuk diagnostik skizofrenia adalah harus ada sedikitnya satu gejala tersebut di atas yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih apabila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) dari gejala yang termasuk salah satu kelompok gejala (a) sampai (d) tersebut diatas, atau paling sedikit dua gejala dari kelompok (e) sampai (h) yang harus selalu ada secara jelas selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Ada bukti kuat bahwa jenis kelamin memodulasi gambaran klinis dan skizofrenia. Jalannya penyakit ini lebih ringan pada perempuan dibandingkan pada laki-laki; perempuan rata-rata memiliki usia lebih lanjut pada awitan, 1
4 episode psikotik akut lebih singkat dan lebih jarang, gejala negatif lebih ringan, fungsi pramorbid yang lebih baik, dan respons pengobatan yang lebih baik terhadap obat antipsikotik dibandingkan dengan laki-laki. Namun, bukti masih samar-samar mengenai perbedaan jenis kelamin dalam hal defisit neurokognitif dan dalam respons terhadap pengobatan antipsikotik. Beberapa studi neuropsikologi menemukan laki-laki menjadi lebih terganggu dibandingkan perempuan. 7 Untuk meminimalkan efek samping yang dihasilkan, harus ada lagi interval antara dosis pada perempuan dibandingkan laki-laki. Perempuan mengalami siklus menstruasi dan banyak mengkonsumsi pil kontrasepsi selama masa dewasa. Apa yang diketahui tentang interaksi antar hormon dan antipsikotik? Dosis pada perempuan harus diubah selama siklus menstruasi, kehamilan, pasca persalinan, dan menopause. Perempuan dalam pengobatan skizofrenia, lebih banyak dari laki-laki, mengkonsumsi berbagai obat tambahan selain antipsikotik. Dengan kata lain, ada lebih banyak kesempatan interaksi obat, yang berpuncak pada kemungkinan diturunkan atau menaikkan serum level antipsikotik. Pada pasien skizofrenik, perbedaan jenis kelamin mempengaruhi respons obat yang meliputi: Diagnosis tertunda pada perempuan. Gejala defisit yang lebih umum pada laki-laki. Laki-laki lebih banyak merokok dan penyalahgunaan zat 8
5 Perempuan memiliki masalah komorbiditas (masalah mood, gangguan tidur, kondisi nyeri, alergi, gangguan endokrin, gangguan makan, gangguan kepribadian, gangguan psikofisiologis), mereka memerlukan obat yang lebih secara bersamaan. 8 Laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan dalam semua variabel, baik sebagai hasilnya dari aksi hormon seks-spesifik atau berbeda peran jenis kelamin. Hasil beberapa percobaan mengkonfirmasi bahwa perempuan lebih rentan terhadap hiperprolaktinemia dibandingkan laki-laki. Sebuah tinjauan literatur menunjukkan bahwa konsentrasi prolaktin bisa naik 10 kali tingkat normal selama pengobatan antipsikotik, dan sebagai akibatnya, dalam beberapa penelitian, hingga 78% dari pasien perempuan telah dilaporkan menderita amenore dengan atau tanpa galaktorea. 8 Obat antipsikotik adalah penyebab paling umum dari hiperprolaktinemia pada pasien dengan gangguan mental yang berat; tingkat elevasi prolaktin bervariasi antara agen. Pasien harus ditanya tentang gejala kemungkinan berhubungan dengan peningkatan prolaktin. Jangka pendek efek elevasi prolaktin mungkin termasuk ketidakteraturan menstruasi, galaktorea pada perempuan, disfungsi seksual, dan depresi. Risiko jangka panjang termasuk kepadatan mineral tulang menurun ke tingkat yang lebih besar daripada yang diharapkan dengan penuaan normal dan mungkin termasuk osteoporosis Prolaktin
6 Prolaktin adalah hormon polipeptida yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Prolaktin memiliki beberapa fungsi, termasuk laktasi dan ikatan ibu-bayi, pada mamalia. Hal terbaru telah ditemukan sehubungan dengan orangtua dan perilaku seksual pada manusia. Berbagai faktor, termasuk jenis kelamin, aktivitas seksual, melahirkan,stres, merokok, dan obat-obatan, dapat mempengaruhi pelepasan prolaktin. Produksi prolaktin dihambat oleh dopamin di sirkuit hipotalamus-hipofisis dan dapat meningkat dengan memblokir tipe 2 (D2) reseptor dopamin. 10,11 Sebagian besar obat antipsikotik yang tersedia dapat menyebabkan peningkatan sekresi prolaktin. Peningkatan ini terkait dengan berbagai efek samping: kurangnya libido dan disfungsi ereksi pada laki-laki, dan amenorea galaktorea pada perempuan, percepatan osteoporosis pada perempuan, berat badan, dan berpotensi meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara pada perempuan. 10 Hubungan prolaktin dengan disfungsi seksual laki-laki adalah kompleks dan ditentang oleh beberapa penulis tetapi didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa antipsikotik yang menyebabkan peningkatan yang lebih besar pada prolaktin juga sering ditandai dengan efek samping seksual. 10 Selain itu, berbagai penelitian selama empat dekade terakhir telah meneliti aspek lain dari hubungan antara prolaktin dan skizofrenia. Dalam tulisan ini, penulis menyoroti pentingnya temuan yang berkaitan dengan
7 prolaktin dan skizofrenia, termasuk literatur tentang hiperprolaktinemia akibat obat. 10 Prolaktin merupakan hormon yang diproduksi oleh lactotrophs dari anterior hipofisis dan terdiri dari protein rantai tunggal. Prolaktin memainkan peranan penting dalam proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Juga mempengaruhi keseimbangan air dan keseimbangan elektrolit, pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme, immunoregulasi, dan perilaku. Tingkat prolaktin sangat tinggi pada bayi baru lahir dan penurunan selama beberapa bulan pertama kehidupan. Diantara orang dewasa, tingkat prolaktin lebih tinggi pada perempuan, khususnya selama kehamilan, dan mencapai tingkat puncak pada malam hari. Thyrotropinreleasing hormon, usus vasoaktif neuropeptida, opioid, dan serotonin [5-hidroksitriptamin (5 HT)] dapat meningkatkan kadar prolaktin sementara dopamin dapat mengurangi kadar prolaktin. 12 Prolaktin (PRL) adalah hormon peptida rantai tunggal, struktural dan evolusi homolog dengan hormon pertumbuhan (GH), sebagai gen PRL pada kromosom 6 memiliki 40% kesamaan dengan gen GH hipofisis terletak pada kromosom 17. Ia diidentifikasi sebagai hormon yang terpisah pada awal tahun 1970-an. Reseptor PRL (PRL-R), adalah protein transmembran, yang tidak hanya terletak di jaringan payudara dan ovarium tetapi juga di jaringan perifer. 13
8 Pelepasan prolaktin hipofisis adalah berfluktuasi dan mengikuti suatu ritme diurnal. Konsentrasi plasma tertinggi terjadi selama tidur malam dan menurun selama periode bangun, mencapai titik nadir sekitar siang hari (tengah hari). Circadian rhythm ini tidak tergantung pada tidur tapi pada circadian pacemaker di suprachiasmatic nucleus dari hipotalamus dimana sekresi prolaktin diatur. 13 Prolaktin merangsang pembesaran payudara selama kehamilan dan produksi susu selama menyusui, sekaligus mengurangi libido dan kesuburan, yang mungkin memiliki evolusi / survival yang signifikan. Gangguan jiwa dapat dikaitkan dengan peningkatan sederhana dalam konsentrasi serum prolaktin sebagai suatu fenomena stres. Peningkatan prolaktin lebih lanjut dapat diukur dalam beberapa menit sampai beberapa jam setelah dimulainya pengobatan dengan obat antipsikotik, dengan kenaikan hingga 10 kali lipat setelah beberapa minggu pada dosis terapi. Prolaktin biasanya dapat kembali normal dalam 2 sampai 4 hari setelah menghentikan obat-obatan namun ada juga yang sampai 3 minggu untuk kembali normal. 14 Hiperprolaktinemia secara klinis didefinisikan sebagai tingkat prolaktin plasma dari > 20 ng/ml untuk laki-laki dan > 25 ng/ml untuk perempuan. Peningkatan prolaktin pada laki-laki dapat menyebabkan disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi, ginekomastia, dan penurunan libido. Pada perempuan peningkatan prolaktin yang tinggi dapat menyebabkan gangguan menstruasi, galaktorea, ginekomastia, dan disfungsi seksual. Hiperprolaktinemia kronis
9 meningkatkan risiko untuk osteoporosis, penyakit kardiovaskular, dan kanker payudara. 12 Peran prolaktin baik pada laki-laki dan perempuan beragam. Tingkatan mungkin merupakan hasil dari tenaga fisik, obat-obatan yang digunakan, adenoma hipofisis, dan / atau gagal ginjal. Pada perempuan hormonlah yang bertanggung jawab untuk menyiapkan jaringan payudara untuk menyusui setelah kehamilan. Hal ini dapat dideteksi pada laki-laki di tingkat yang jauh lebih rendah dibandingkan terlihat pada wanita. Tingkat PRL normal untuk wanita tidak hamil adalah 2-29 ng/ml dan untuk wanita hamil adalah ng/ml. Untuk laki-laki tingkat normal adalah 2-18 ng/ml. Hal yang merugikan akibat kadar PRL tinggi termasuk amenorea, galaktorea, penurunan libido, dan disfungsi ereksi. Seorang yang diduga berhubungan dengan hiperprolaktinemia sekunder penggunaan antipsikotik adalah osteoporosis yang mengarah ke fraktur. Hubungan ini didukung oleh tinjauan studi sebuah korelasi positif antara peningkatan tingkat PRL dan kepadatan mineral tulang menurun yang telah ditemukan pada laki-laki dan perempuam. 15 Meskipun kadar serum prolaktin bervariasi, ada konsensus mengenai batas atas kisaran normal. Beberapa pihak telah menyarankan bahwa batas atas adalah 25 ng/ml baik pada laki-laki maupun perempuan. Lainnya digunakan > 10 ng/ml pada laki-laki dan > 20 pada perempuan dan yang lain menggunakan > ng/ml pada kedua jenis kelamin. Laporan terbaru dan
10 lebih konservatif menyarankan bahwa > ng/ml pada laki-laki dan > 24 ng/ml dalam keadaan tidak hamil, perempuan tidak menyusui harus dipertimbangkan batas atas untuk konsentrasi prolaktin serum. 16 Secara fisiologis peran utama dari prolaktin adalah induksi laktasi. Namun, prolaktin berinteraksi dengan Sistem saraf pusat (SSP) dan proses perifer dan sekresi yang dipengaruhi oleh kedua zat endogen stimulasi dan inhibisi. Sekresi prolaktin diatur melalui sekresi tonik dopamin di saluran tuberoinfundibular dan pembuluh darah hipotalamus-hypophyseal. Dopamin bertindak sebagai faktor penghambat prolaktin pada reseptor D2 yang terletak pada permukaan sel lactotroph hipofisis, sedangkan serotonin merangsang sekresi prolaktin. Prolaktin juga dilepaskan untuk menanggapi efek stimulasi yang kuat pada puting susu, seperti menyusui, dan dalam respons terhadap stres. Dalam konteks mekanisme SSP dan gangguan, penting untuk dicatat bahwa estrogen, opioid, substansi P, dan banyak zat endogen lainnya meningkatkan sekresi prolaktin sedangkan neurotransmitter utama seperti Gamma Aminobutyric Acid (GABA) dan asetilkolin menghambat sekresi prolaktin. 5 Sekresi prolaktin pada pasien skizofrenik adalah penting, meskipun skizofrenia mempengaruhi hanya 1% dari total populasi dunia. Hal ini karena kronisitas skizofrenia yang terkait kecacatan jangka panjang yang merupakan salah satu dari 10 gangguan yang paling umum yang didokumentasikan oleh Bank Dunia dan World Health Organization (WHO) menyebabkan kecacatan kumulatif dan kehilangan masa produktif. 5
11 RISPERIDON Risperidon merupakan antagonis potensial reseptor D2 dan 5HT 2 dengan rasio serotonin-dopamin yang tinggi. Risperidon adalah obat yang sangat efektif untuk gejala positif skizofrenia dan juga memperbaiki gejala negatif skizofrenia lebih baik dari antipsikotik konvensional. Risperidon dapat meningkatkan kadar prolaktin. Risperidon memiliki afinitas yang besar untuk reseptor alfa satu tapi lebih sedikit untuk kolinergik dan reseptor D1. 17 Obat antipsikotik berbeda kecenderungannya sebagai penyebab terjadinya hiperprolaktinemia. Antipsikotik generasi kedua cenderung menginduksi hiperprolaktinemia yang berkelanjutan dengan pengecualian risperidon dan amisulpride. Beberapa mekanisme telah diusulkan untuk menjelaskan kecenderungan antipsikotik yang berbeda dalam menginduksi hiperprolaktinemia: (1) D2 receptor- binding affinity, (2) dapat menembus sawar darah otak (Blood Brain Barrier) (3) mekanisme utama dimodulasi oleh monoamina selain dopamin. 18 Risperidon adalah suatu antagonis reseptor serotonin 5HT 2 reseptor dopamine D 2, reseptor adrenergik α1 dan α2, dan reseptor histamin H1. Risperidon mempunyai afinitas rendah untuk reseptor adrenergik beta dan reseptor kolinergik muskarinik. Meskipun berpotensi sebagai antagonis
12 reseptor D2 seperti haloperidol, risperidon kemungkinan sangat sedikit (kecuali dosis besar) menyebabkan simtom ekstrapiramidal dibanding haloperidol. 17 Risperidon diserap baik dengan pemberian oral. Puncak level plasma terjadi pada 1 sampai 2 jam, tetapi efek terapeutik terjadi selama 1 sampai 2 minggu. Risperidon dimetabolisme terutama dalam hati oleh enzim P450 2D6 dan menghasilkan metabolit aktif. Efek yang dikaitkan sama untuk risperidon dan metabolit. Sebagian besar (70%) obat diekskresikan melalui urin dan beberapa (14%) dalam tinja. Efek samping termasuk agitasi, gelisah, sakit kepala, insomnia, pusing, dan hipotensi. Risperidon juga dapat menyebabkan parkinsonism dan gangguan gerakan lainnya, terutama pada dosis yang lebih tinggi, tetapi kurang daripada pengobatan antipsikotik tipikal lainnya. 19 Risperidon, adalah suatu derivat benzisoxazole 17 yang memiliki karakteristik affinitas yang sangat tinggi terhadap 5-HT 2 dan affinitas tinggi yang sedang terhadap D 2, histamin (H 1 ), dan terhadap reseptor alfa satu dan alfa dua. Risperidon direkomendasikan oleh FDA sebagai pengobatan gangguan psikotik. Seperti antipsikotik atipikal yang lain, risperidon dapat meningkatkan kadar prolaktin. Hubungan antara kadar prolaktin dan efek samping secara klinis tidaklah jelas, bagaimana. Kleinberg dan kawan-kawan pada tahun 1999, hasil dari kombinasi analisis Amerika utara dan multicenter Eropa, yang termasuk dalam konsentrasi prolaktin dari 841 pasien dan
13 simtom-simtom klinis yang dihubungkan dengan hiperprolaktinemia dari 1884 pasien. Rerata kadar prolaktin berhubungan secara signifikan dengan dosis risperidon (6mg/hari) menimbulkan peningkatan dibandingkan dengan haloperidol 20 mg/ hari dan signifikan tinggi dibandingkan dengan haloperidol 10 mg/hari. 20 Risperidon secara oral tersedia dalm bentuk tablet atau sirup, dosis awal dimulai dengan 2 mg, dengan peningkatan dosis 2 mg/hari untuk 2 hari pertama. Sebahagian besar pasien di evaluasi pada dosis 4-6 mg setelah 2-3 minggu. Beberapa pasien kemungkinan mencapai pengobatan optimal dengan dosis 4 mg/hari. Jika tidak respons peningkatan sampai 8 mg dapat diindikasikan. Risperidon dapat diberikan sekali sehari, walaupun dosis yang efektif adalah dua kali sehari. Risperidon secara konsisten dapat meningkatkan serum prolaktin dalam seluruh studi. 17 Pasien yang diobati dengan risperidon 6 10 mg/hari dalam 44 minggu dapat meningkatkan prolaktin sebesar 26 ng/ml, dan pada pemberian 4-8 mg/hari rata-rata meningkat dari 11,7 ng/ml setelah 24 minggu sampai 22,7 ng/ml setelah 12 minggu, dan dosis rata-rata 3,9 mg/hari, serum prolaktin meningkat 26,7 ng/ml. 21
14 KERANGKA TEORI Circadian rythm Nutrisi - Medikasi Stres - skizofrenia Umur HPA Axis Jenis kelamin Hipopisis anterior Prolaktin
15 KERANGKA KONSEP Malignancy Kontrasepsi dan kehamilan pada perempuan Pasien skizofrenik(laki-laki dan perempuan) yang didiagnosis dengan PPDGJ III dengan pemakaian antipsikotik Risperidon 4 minggu Peningkatan hormon prolaktin
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SKIZOFRENIA Skizofrenia adalah suatu gangguan psikotik dengan penyebab yang belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam pikiran, mood dan perilaku. 10 Skizofrenia
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakmampuan bagi pasien dan secara signifikan menimbulkan beban yang berat bagi dirinya sendiri,
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang perjalanan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang perjalanan penyakitnya berlangsung kronis 1, umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Benedict A.Morel ( ), seorang dokter psikiatri dari Prancis
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Benedict A.Morel (1809-1873), seorang dokter psikiatri dari Prancis menggunakan istilah demence precoce untuk pasien yang memburuk dimana penyakitnya (gangguannya)
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Skizofrenia adalah suatu kumpulan gangguan kepribadian yang terbelah dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan menimbulkan ketidakmampuan, dengan prevalensi seluruh dunia kira-kira 1% dan perkiraan insiden
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) agitasi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan secara pasti, hanya orang tersebut
6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas hidup 2.1.1. Definisi kualitas hidup Kualitas hidup seseorang tidak dapat didefinisikan secara pasti, hanya orang tersebut yang dapat mendefinisikannya karena kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,
Lebih terperinciBIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ
BIPOLAR oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ Definisi Bipolar Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui dan kehamilan merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi wanita. Kembalinya menstruasi dan ovulasi bervariasi setiap ibu postpartum, hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skizofrenia Skizofrenia sebagaimana didefinisikan dalam sistem klasifikasi saat ini adalah gangguan yang sangat kompleks kemungkinan disebabkan oleh kombinasi beragam faktor
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agitasi Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sangatlah sering dijumpai di dalam pelayanan gawat darurat
Lebih terperinciEATING DISORDERS. Silvia Erfan
EATING DISORDERS Silvia Erfan Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
Lebih terperinci1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP
NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI
Lebih terperinciDefinisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m
DELIRIUM Oleh : dr. H. Syamsir Bs, Sp. KJ Departemen Psikiatri FK-USU 1 Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Di Amerika, nyeri kepala lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pada pria (Karli,2012). Sebagai contoh, 18% wanita memiliki migren sedangkan pria hanya 6%. Wanita
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sering dijumpai di pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi neonatus, yang bersifat alamiah dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akne vulgaris adalah suatu peradangan yang bersifat menahun pada unit pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang. Ciriciri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang. Ciriciri individu yang normal
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Pustaka 2. 1.1 Skizofrenia A. Definisi Skizofrenia Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu skizo yang artinya retak atau pecah, dan frenia yang artinya jiwa. Dengan
Lebih terperinciGANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi
Lebih terperinciA. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap
A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciObat-obat Hormon Hipofisis anterior
Obat-obat Hormon Hipofisis anterior Gonadotropin korionik (Chorex) Menstimulasi produksi testosteron dan progesteron untuk mengobati hipogonadisme pada pria. Menginduksi ovulasi pada wanita dengan ovarium
Lebih terperinciREFERAT Gangguan Afektif Bipolar
REFERAT Gangguan Afektif Bipolar Retno Suci Fadhillah,S.Ked Pembimbing : dr.rusdi Efendi,Sp.KJ kepaniteraanklinik_fkkumj_psikiatribungar AMPAI Definisi gangguan pada fungsi otak yang Gangguan ini tersifat
Lebih terperinciPETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM
PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM Annisa Sekar 1210221051 PEMBIMBING : dr.daris H.SP, An PETIDIN Merupakan obat agonis opioid sintetik yang menyerupai morfin yang dapat mengaktifkan reseptor,
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi gagap yang disetujui belum ada. Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. retak atau pecah (split), dan phren yang artinya pikiran, yang selalu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Skizofrenia a. Definisi Skizofrenia Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani yaitu Schizein yang artinya retak atau pecah (split), dan phren yang artinya pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan harta yang paling penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga negara seperti yang telah diatur oleh undang-undang.
Lebih terperinciBIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ
BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta
Lebih terperinciSinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man
Gangguan Suasana Perasaan Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood
Lebih terperinciTugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif
Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering terdiagnosis. Prevalensi meningioma
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari mengingat suatu hal. Dengan kata lain, pengetahuan dapat diartikan sebagai mengingat suatu
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa,, dengan 4 jenis penyakit
Lebih terperinciKlasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium
Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakit biasanya akut tetapi
Lebih terperinciDAFTAR KOMPETENSI KLINIK
Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik
Lebih terperinciOBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23
OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23 Etiologi Sebagian besar kelainan reproduksi pria adalah oligospermia yaitu jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mililiter semen dalam satu kali
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Menarche a. Pengertian menarche Menarche adalah pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebabkan oleh pertumbuhan folikel primodial ovarium yang mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan gangguan mental psikotik yang etiologinya belum diketahui yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan gangguan mental psikotik yang etiologinya belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam proses pikir, mood, dan perilaku.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cedera tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Cedera tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik langsung (kecelakaan ataupun jatuh) maupun tidak langsung (infeksi bakteri atau virus) yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPITUITARISME
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPITUITARISME A. Pengertian Hiperfungsi kelenjar hipofisis atau sering disebut hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi
Lebih terperinciJenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,
SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gejala negatif skizofrenia merupakan dimensi psikopatologi penting yang mencerminkan tidak adanya atau berkurangnya perilaku dan fungsi normal, termasuk kekurangan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. The World Health Organization (WHO) mendefinisikan menyusui bila bayi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu The World Health Organization (WHO) mendefinisikan menyusui bila bayi mendapatkan air susu langsung melalui payudara atau melalui pengeluaran susu. World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Ovarium merupakan bagian organ reproduksi wanita, yang memproduksi hormon dan berisi folikel yang akan dirilis untuk tujuan reproduksi (Katz et al, 2007). Kerusakan
Lebih terperinciDiabetes tipe 2 Pelajari gejalanya
Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadi tua merupakan suatu proses bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan hingga berlangsung terus sepanjang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker berada pada urutan kelima penyebab kematian di Indonesia. Lebih dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker ginekologi yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang sering dijumpai dan termasuk gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia juga merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciHIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS
HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita yang menunjukan bahwa ovarium telah berhenti menghasilkan sel telur, aktivitas menstruasi berkurang dan
Lebih terperinciGangguan Hormon Pada wanita
Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengatur jarak kelahiran sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu dan anak (Rahman and Akter, 2009). Data di Indonesia jarak kelahiran kurang dari 18 bulan sebesar 6%,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Secara alamiah, proses penuaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada setiap makhluk hidup. Manusia menganggap bahwa menjadi tua merupakan hal yang harus terjadi,
Lebih terperinciMampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan skizofrenia.
Judul: Skizofrenia Prof. Jayalangkara tanra, (neuropsikiatri) Alokasi waktu: 3 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mampu melakukan diagnosa dan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas pada gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa wanita biasanya mengalami rasa tidak nyaman sebelum menstruasi. Mereka sering merasakan satu bahkan lebih gejala yang disebut dengan kumpulan gejala sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
40 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Senyawa Isoflavon Tepung Kedelai dan Tepung Tempe Hasil analisis tepung kedelai dan tepung tempe menunjukkan 3 macam senyawa isoflavon utama seperti yang tertera pada
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
1.5 Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi bahwa ada hubungan antara kadar serum ferritin terhadap gangguan pertumbuhan pada talasemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan jiwa dan psikososial menurut The World Health Report tahun 2001 dialami kira-kira 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Menopause bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kontrasepsi Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual, serta
Lebih terperinciTUGAS 3 SISTEM PORTAL
TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America
BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi, penyakit metabolik yang dicirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima
Lebih terperinciPERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA
Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi
Lebih terperinciKlasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan
Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan Definisi Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi
Lebih terperinciLAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID PEMBIMBING : DR. A. SYAIFUL HD, SP.KJ
S U S A K N A LAPOR D I O N A R A P A I SKIZOFREN J SP.K, D H L U IF A Y S. A. R D : G IN PEMBIMB I. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. An Umur : 29 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Tempat / TTL : Tanjung Pinang,
Lebih terperinciAACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause
AACE Mengeluarkan Panduan untuk Terapi Hormon Menopause Menopause didiagnosis pada wanita yang tidak lagi mendapatkan menstruasi dalam 1 tahun. Setelah menopause, lebih dari 85% wanita mengalami gejala
Lebih terperinciVitamin D and diabetes
Vitamin D and diabetes a b s t r a t c Atas dasar bukti dari studi hewan dan manusia, vitamin D telah muncul sebagai risiko potensial pengubah untuk tipe 1 dan tipe 2 diabetes (diabetes tipe 1 dan tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Reproduksi normal pada wanita dikarakteristikan dengan perubahan ritme bulanan pada sekresi hormon dan perubahan fisik di ovarium dan organ seksual lainya. Pola ritme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan progesteron dalam ovarium. Menopause alami ditegakkan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita. Periode ini terjadi karena adanya penurunan sekresi hormon estrogen dan progesteron dalam
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi
GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Gambaran Kesehatan Reproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan paling ideal baik secara fisiologis maupun biologis untuk diberikan bayi di awal kehidupannya (Almatsier, 2004). Keuntungan ASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinci