PERILAKU PONDASI DANGKAL YANG DIBERI PERKUATAN TYRESOIL DAN MATERIAL GRANULER AKIBAT BEBAN DINAMIS
|
|
- Ade Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERILAKU PONDASI DANGKAL YANG DIBERI PERKUATAN TYRESOIL DAN GRANULER AKIBAT DINAMIS Sugiarto 1, Ria Asih Aryani Soemitro 2, Moesdarjono Soetojo 3 1.Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil FTSP-ITS. yhs_exspres@yahoo.co.id 2.Dosen Teknik Sipil FTSP-ITS. Kampus ITS, Sukolilo Surabaya Telp ria@ce.its.ac.id 3.Dosen Teknik Sipil FTSP-ITS. Kampus ITS, Sukolilo Surabaya Telp soetojo@ce.its.ac.id ABSTRAK Secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama, yaitu Lempeng Hindia di sebelah selatan yang bergerak relatif kearah utara-timur dengan pergerakan sekitar 7 cm/tahun, Lempeng Eurasia di utara yang bergerak relatif ke selatan dengan pergerakan relatif 9 cm/tahun dan Lempeng Pasifik di timur yang bergerak relatif ke barat dengan pergerakan 11 cm/tahun. Dengan letak geografis tersebut kepulauan Indonesia merupakan daerah yang mempunyai aktivitas gempa yang cukup tinggi. Sebuah model dibuat dilaboratorium untuk mempelajari efektifitas penggunaan Tyresoil dan material granuler apabila digunakan sebagai perkuatan pada pondasi dangkal yang dibebani dengan beban dinamis horizontal. Model pondasi berukuran 1 x1 cm. Daya dukung model ini langsung diatas tanah pasir berlanau, dibandingkan dengan daya dukung pondasi yang terletak pada tanah pasir berlanau yang diperkuat dengan Tyresoil dan material granuler. Perkuatan Tyresoil dengan 1 lapis, perkuatan material granuler dengan h = B, h = 2B dan h = 3B dimana B adalah lebar pondasi dan h adalah kedalaman perkuatan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa adanya perkuatan dalam massa tanah memberikan kontribusi yang signifikan dalam merubah karakteristik mekanis suatu tanah. Pada pembebanan statis perkuatan pasir dengan h = 2B merupakan perkuatan yang paling efektif, dengan penurunan sebesar 14 mm dibanding tanpa perkuatan yang menghasilkan penurunan 19 mm, yaitu mampu mereduksi penurunan sebesar 26,31% dibanding kondisi tanpa perkuatan. Pada pembebanan dinamis a =,3 g efektif digunakan Tyresoil, penurunan yang dihasilkan oleh kondisi tanpa perkuatan sebesar 186 mm, setelah diberi perkuatan penurunan menjadi 139 mm dimana dengan perkuatan ini dihasilkan reduksi penurunan terbesar yaitu sebesar 25,26%. Pada pembebanan dinamis a =,34g reduksi penurunan terbesar yaitu 24,67% dihasilkan oleh perkuatan Tyresoil yaitu dengan perkuatan dihasilkan penurunan sebesar 174 mm, sedangkan tanpa perkuatan dihasilkan penurunan sebesar 231 mm. Semakin besar beban dinamis yang diterapkan pada kondisi pembebanan secara umum menyebabkan tegangan yang terjadi pada tanah menjadi kecil, ini terjadi akibat daya dukung tanah semakin rendah. Kata kunci : Tyresoil, Beban dinamis, material granuler, gempa.
2 PENDAHULUAN Gempa bumi merupakan fenomena alam yang selalu terjadi kapan saja dan dimana saja. Walaupun jumlah korban memang lebih sedikit daripada bencana alam yang sebanding, kerusakan dan kerugian yang diderita menempatkan gempa bumi ini dalam kategori bencana alam yang menimbulkan paling banyak kerugian. Fenomena ini tidak bisa dicegah kedatangannya, namun diharapkan dengan mengetahui perilaku dan karakteristiknya diharapkan dapat dikurangi akibat yang ditimbulkan. Sebagai contoh, gempa bumi yang terjadi pada mei 26 di Yogyakarta, mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang cukup parah. Kerusakan dan kerugian paling banyak diderita oleh masyarakat kecil yang rumahnya hancur akibat gempa bumi. Kerusakan rumah tinggal tersebut terutama disebabkan karena bangunan tersebut tidak didesain kuat menerima beban gempa, serta minimnya pengetahuan masyarakat mengenai konstruksi bangunan tahan gempa. Karena keterbatasan ekonomi, tidak mungkin bagi masyarakat kecil untuk mengkonsultasikan kepada konsultan perencana ketika mereka hendak membangun rumah, akibatnya mereka membangun rumah dengan pengetahuan seadanya. Konsekwensi logis dari pilihan tersebut adalah bangunan yang didirikan rentan mengalami kegagalan struktur ketika terjadi gempa bumi. Mengingat besarnya potensi bahaya yang ditimbulkan akibat adanya gempa bumi, sudah selayaknya menjadikan fenomena ini menjadi prioritas bagi kita semua untuk dapat mengurangi potensi bahaya yang ditimbulkan. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui perilaku struktur pondasi dangkal yang telah diberi perkuatan akibat beban dinamis serta mengetahui perubahan nilai parameter dasar tanah sebelum dan sesudah beban dinamis dengan cara membuat suatu bak pemodelan yang diberi beban aksial dan digetarkan menggunakan motor penggerak sebagai simulasi beban gempa. Sampel tanah yang diuji merupakan campuran dari pasir, bentonite dan air yang menghasilkan liquid limit tertentu yang merujuk pada tanah di Kabupaten Bantul-Yogyakarta sebagai referensi. Dari hasil uji beban ini diharapkan dapat memberikan gambaran pengaruh beban dinamis terhadap deformasi pondasi dangkal pada tanah pasir berlanau. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai metode perkuatan mana yang lebih efektif digunakan untuk pondasi dangkal akibat beban dinamis. DASAR TEORI Gambar 1. Tektonik Indonesia Struktur perkuatan tanah terdiri atas tanah dan perkuatan tanah itu sendiri. Seperti halnya beton bertulang, pemasangan tulangan yang mempunyai kuat tarik cukup tinggi kedalam beton menciptakan material komposit yang dapat mendukung beban yang lebih besar. Kerjasama antara perkuatan dengan tanah dalam mendukung beban akan terjadi
3 bila terdapat gesekan antara keduanya. Dengan gesekan ini tanah mentransfer gaya-gaya yang bekerja padanya ke sistem perkuatan. Beban yang dapat ditransfer per luasan perkuatan bergantung pada karakteristik bidang kontak antara tanah dan perkuatan serta tergantung pada tegangan normal yang bekerja. Keruntuhan daya dukung pondasi dangkal akibat beban dinamis Dari dokumentasi kasus kasus keruntuhan daya dukung selama gempa didapat tiga faktor yang menjadi sebab terjadinya keruntuhan. Faktor faktor ini dapat bekerja sendiri maupun bersama sama. Faktor faktor tersebut adalah: 1. Tegangan geser tanah : Masalah yang biasa terjadi adalah hilangnya kuat geser tanah selama gempa terjadi karena adanya liquefaction atau kehilangan gaya geser untuk lempung sensitif. 2. Beban struktural : Masalah yang biasa terjadi adalah beban yang terjadi selama gempa lebih besar dari besar beban rencana. Kondisi ini terjadi bila gempa menyebabkan rocking pada struktur atas. Akibat rocking pada struktur atas tersebut timbul momen guling yang berpengaruh sebagai gaya siklik vertikal pada pondasi. 3. Perubahan Pada Kondisi Lapangan : Kondisi lapangan yang berubah ubah dapat mengakibatkan keruntuhan daya dukung. Sebagai contoh, bila muka air tanah naik, maka potensi terjadinya liquefaction meningkat. Tyresoil sebagai Penguat Struktur Tanah Tyresoil telah banyak digunakan sejak tahun 1974, terbuat dari kombinasi ban bekas atau bagian ban bekas (telapak dan bagian sisinya) dengan tanah natural, buatan atau material dari industri, yang mampu menahan tegangan tarik yang tinggi. Ban yang digunakan disini adalah ban-ban bekas dari mobil atau truk. Di Perancis tyresoil lebih dikenal dengan nama Pneusol. Material ini merupakan kombinasi dari ban dan tanah, yang kegunaannya tidak hanya untuk memanfaatkan ban bekas, tetapi juga dapat memperbaiki sifat-sifat mekanis tanah. Saat ini lebih dari 2 struktur yang menggunakan tyresoil telah dibangun di Perancis dan beberapa negara bagian didunia, meliputi aplikasi di bidang Teknik Sipil terutama untuk memperkuat struktur tanah, dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan menggunakan teknologi konvensional. METODOLOGI Uji model di Laboratorium dilakukan dengan menggunakan Box berukuran cm x cm x cm, yang secara berurutan adalah panjang x lebar x kedalaman. Box ini terbuat dari besi yang disekelilingnya diperkaku dengan plat-plat besi guna menahan gaya lateral yang mungkin timbul. Pondasi yang digunakan berukuran 1 cm x 1 cm tebal 2 cm yang terbuat dari Tegel. Pemberian beban dilakukan secara bertahap dengan interval 4 kg mulai dari 4 kg sampai 32 kg. Untuk menjaga agar pemasangan beban tetap Vertikal pada saat pembebanan dinamis maka pada kotak beban dipasang pengaku dikeempat sisinya. Untuk menghasilkan beban dinamis arah horizontal digunakan motor penggerak single phase 22VAC / 3 PK yang dilengkapi dengan sensor yang terhubung ke monitor
4 komputer untuk membaca penurunan yang terjadi setelah dilakukan pembebanan. Pemberian beban dinamis dilakukan dengan percepatan,3g dan,34g, dimana wilayah Pulau Jawa memiliki percepatan gempa berkisar pada nilai tersebut (SNI ). Gambar 2. skema pemodelan Gambar 3. Peralatan yang dipakai Sampel tanah yang digunakan untuk pengujian adalah pasir berlanau dimana karakteristiknya sesuai dengan tanah di kabupaten Bantul yang dijadikan referensi. Pembuatan sampel dilakukan dengan membuat campuran antara pasir dengan bentonite yang berdasarkan analisa saringan masuk pada ketiga grafik analisa saringan untuk tiga lokasi pengambilan sampel di Bantul yaitu : Karanggayam, Buweran, dan Nganyang. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Sungai Mojokerto. Setelah komposisi campuran ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian proktor untuk merencanakan kepadatan yang digunakan dalam pengujian. Pengujian proktor dilakukan dengan Standard proctor test dengan tinggi jatuh setengah dari tinggi jatuh standard, langkah ini dilakukan agar dapat memperoleh angka pori yang mendekati tanah referensi. Pengujian pembebanan dibedakan menjadi 5 model pembebanan (Tabel. 1). Model 1 : Tanah Pondasi dibebani tanpa perkuatan dengan beban statis saja, beban Statis + Dinamis,3g dan beban Statis + Dinamis,34g. Model 2 : Tanah Pondasi dibebani dengan perkuatan Tyresoil 3T dengan beban statis saja, beban Statis + Dinamis,3g dan beban Statis + Dinamis,34g. Model 3 : Tanah Pondasi dibebani dengan perkuatan Pasir 1 cm dengan beban statis saja, beban Statis + Dinamis,3g dan beban Statis + Dinamis,34g. Model 4 : Tanah Pondasi dibebani dengan perkuatan Pasir 2 cm dengan beban statis saja, beban Statis + Dinamis,3g dan beban Statis + Dinamis,34g. Model 5 : Tanah Pondasi dibebani dengan perkuatan Pasir 3 cm dengan beban statis saja, beban Statis + Dinamis,3g dan beban Statis + Dinamis,34g.
5 Tabel 1. Rancangan Percobaan Pembebanan Wc = 2% Model Tipe Perkuatan Statis Dinamis,3g Dinamis,34g 1 Tanpa perkuatan Perkuatan Tyresoil 3T Perkuatan Pasir 1 cm, h = B Perkuatan pasir 2 cm, h = 2B Perkuatan pasir 3 cm, h = 3B (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4. Skema Pengujian Model Pembacaan sensor penurunan dilakukan pada masing-masing tahap pembebanan dengan waktu 1 detik mengingat beban gempa terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Pemberian beban dilakukan sampai batas beban 32 kg atau sampai batas kapasitas penurunan tercapai yaitu 255 mm. Sebagai beban keruntuhan dipilih beban yang menghasilkan penurunan mm yang merupakan penurunan maksimum yang diijinkan dimana hal ini sesuai dengan usulan Prakash (1981). Tabel 2. Penurunan Maksimum yang diijinkan. Sumber, Prakash (1981)
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Teknis Sampel Karakteristik tanah uji dibuat mendekati tanah di kabupaten Bantul (Nganyang, Buweran dan Karanggayam) sebagai referensi. Grafik analisa saringan tanah uji masuk pada grafik analisa saringan ketiga tanah di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Grafik Analisa Saringan Tiga Lokasi Di Kabupaten Bantul Karakteristik tanah uji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Batas Cair (LL) = 32% Batas Plastis (PL) = 29,84% Plasticity Index (PI) = 2,16% Berat Volume ( ) = 1,656 t/m 3 Specific Grafity (Gs) = 2,79 C =,26 kg / cm 2 Kadar Air (Wc) = 2% Liquidity Index (LI) = -4,55 Ø = 34,29 o Analisa Daya Dukung Pondasi Pondasi Bujur Sangkar Qult = 1,3.C.Nc+q.Nq+,4.γ.B.Nγ C =,26 kg / cm 2 = 26 kg / m 2 =,26 t / m 2 N γ = 3,33 Nc = 43,35 Nq = 3,6 Ø = 34,29 o γ = 1,656 t / m 2 Untuk pondasi bujur sangkar (1cm x 1cm) qu = 1,3 C.Nc + q Nq +,4 γbn γ = 1,3.,26.43,35 + +,4.1,656.,1.3,33
7 TEMPAT TEMPAT TYRE SOIL TYRE SOIL TEMPAT TEMPAT TEMPAT TEMPAT TYRE SOIL = 16,661 t/m 2 = 1,6661 kg/cm 2 Tegangan ultimit ini nantinya akan dibandingkan dengan tegangan yang terjadi pada penurunan mm untuk mendapatkan Angka keamanan yang diijinkan pada pembebanan dinamis. Pengujian Pembebanan Dari masing-masing model dilakukan pengujian pembebanan dan kemudian hasilnya dibuatkan grafik penurunan terhadap tegangan sbb: Variasi Pembebanan, Wc = 2% Variasi Pembebanan Pasir 2 cm, Wc = 2% 1 1 Statis a =,3 g a =,34 g Statis a =,3 g a =,34 g Gambar 6. Hubungan Tegangan Versus Penurunan 3 Gambar 9. Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Pasir 2 cm Variasi Pembebanan Tyresoil 3T, Wc = 2% Statis a =,3 g a =,34 g Gambar 7. Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Tyresoil Variasi Pembebanan Pasir 3 cm, Wc = 2% Statis a =,3 g a =,34 g Gambar1. Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Pasir 3 cm Variasi Pembebanan Pasir 1 cm, Wc = 2% Statis a =,3 g a =,34 g Gambar 8. Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Pasir 1 cm Variasi Perkuatan Tyresoil 3T, Wc = 2%, Statis Tyresoil 3T Gambar 11.Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Tyresoil, statis
8 TEMPAT TEMPAT TEMPAT TYRE SOIL TEMPAT TYRE SOIL TEMPAT Variasi Perkuatan Pasir, Wc = 2%, Statis Variasi Perkuatan Tyresoil 3T, Wc = 2%, a =,34 g Pasir 1 cm Pasir 2 cm Pasir 3 cm Gambar 12.Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Pasir, statis Tyresoil 3T Gambar15.Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Tyresoil,a=,34 g Variasi Perkuatan Tyresoil 3T, Wc = 2%, a =,3 g Variasi Perkuatan Pasir, Wc = 2%, a =,34 g Tyresoil 3T Gambar13. Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Tyresoil, a =,3 g Pasir 1 cm Pasir 2 cm Pasir 3 cm Gambar16. Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Pasir, a =,34 g Variasi Perkuatan Pasir, Wc = 2%, a =,3 g Pasir 1 cm Pasir 2 cm Pasir 3 cm Gambar14. Hubungan Tegangan Versus Penurunan Perkuatan Pasir, a =,3 g Pengujian Model 1 Pada gambar 6 terlihat bahwa pada pembebanan ststis tidak dicapai penurunan mm sampai pada tegangan maksimum terpasang (,32 kg/cm 2 ). Pada pembebanan statis + dinamis,3 g dicapai tegangan,11 kg/cm 2, sedang pada pembebanan statis + dinamis,34 g dicapai tegangan,85 kg/cm 2. Terlihat bahwa semakin besar beban dinamis yang diterapkan maka tegangan yang dihasilkan pada penurunan mm semakin kecil, yang menunjukkan bahwa kemampuan tanah ketika dibebani dengan beban dinamis cenderung turun daya dukungnya. Penurunan maksimum yang terjadi pada kondisi tanpa perkuatan adalah 19 mm untuk pembebanan statis, 186 mm untuk pembebanan statis + dinamis a =,3 g, dan 231 untuk statis + dinamis a =,34 g. Pada kondisi pembebanan dinamis a =,3 g terjadi penurunan 9,78 kali lebih besar dibanding penurunan statis dan pada pembebanan dinamis a =,34 g terjadi penurunan sebesar 12,15 kali lebih besar dibanding penurunan statis. Selanjutnya untuk memudahkan analisa pembebanan model pondasi hasil ditabelkan sbb :
9 Tabel 3. Penurunan Pada Kondisi Dan Tyresoil Model Pengamatan Perkuatan Tyresoil 3T Statis,3 g,34 g Statis,3 g,34 g Tegangan pada penurunan mm (kg/cm2) -,11,85 -,135,12 Penurunan maksimum yang terjadi (mm) Tabel 4. Penurunan Pada Kondisi Perkuatan Pasir 1, 2, dan 3 cm Model Pengamatan Perkuatan Pasir 1 cm Perkuatan Pasir 2 cm Perkuatan Pasir 3 cm Statis,3 g,34 g Statis,3 g,34 g Statis,3 g,34 g Tegangan pada penurunan mm (kg/cm2) -,119,132 -,12,82 -,167,162 Penurunan maksimum yang terjadi (mm) Pada kondisi Pembebanan statis secara umum adanya perkuatan menambah daya dukung tanah, tanah pondasi mengalami perubahan mekanis ketika diberi perkuatan baik itu Pasir maupun Tyresoil. Apabila dibandingkan dengan kondisi pondasi tanpa perkuatan, adanya perkuatan Tyresoil mampu mereduksi penurunan sebesar 1,52 %, yaitu penurunan pondasi tanpa perkuatan sebesar 19 mm sedangkan setelah diberi perkuatan Tyresoil penurunan berkurang menjadi 17 mm. Perkuatan pasir 1 cm mampu mereduksi penurunan sebesar 21,5%. Perkuatan pasir 2 cm mampu mereduksi penurunan sebesar 26,31%. Perkuatan pasir 3 cm mampu mereduksi penurunan sebesar 1,52%. Tabel 5 menunjukkan keeseluruhan hasil pada pengujian pembebanan statis, tabel 6 menunjukkan hasil pada pembebanan dinamis a =,3 g, sedangkan pada tabel 7 merupakan hasil pengujian pembebanan dinamis a =,34 g. Tabel 5. Persentase Reduksi Penurunan Kondisi Pembebanan Statis Perbandingan Model Kondisi Statis Tyresoil Terhadap Pasir 1 cm Terhadap Pasir 2 cm Terhadap Pasir 3 cm Terhadap Persentase Reduksi Penurunan 1,52% 21,5% 26,31% 1,52% Tabel 6. Persentase Reduksi Penurunan Kondisi Pembebanan Dinamis,3 g Perbandingan Model Kondisi Dinamis, a =,3 g Tyresoil Terhadap Pasir 1 cm Terhadap Pasir 2 cm Terhadap Pasir 3 cm Terhadap Persentase Reduksi Penurunan 25,26% 9,13% 12,9% 12,36% Tabel 7. Persentase Reduksi Penurunan Kondisi Pembebanan Dinamis,34 g Perbandingan Model Kondisi Dinamis, a =,34 g Persentase Reduksi Penurunan Tyresoil Terhadap 24,67% Pasir 1 cm Terhadap 21,64% Pasir 2 cm Terhadap -8,22% Pasir 3 cm Terhadap 24,24%
10 Pada tabel 8 dan 9 disajikan angka keamanan akibat pembebanan dinamis yang dibutuhkan agar penurunan mm yang merupakan penurunan maksimum tidak terjadi. Tabel 8. Angka keamanan Pada Kondisi Dan Tyresoil Model Pengamatan Perkuatan Tyresoil 3T Statis,3 g,34 g Statis,3 g,34 g Tegangan pada penurunan mm (kg/cm2) -,11,85 -,135,12 SF JikaTegangan Ultimit Wc 2% = 1,666 kg/cm2-15,15 19,6-12,34 13,88 Tabel 9. SF (Safety Factor) Pada Kondisi Perkuatan Pasir 1, 2, dan 3 cm Model Pengamatan Perkuatan Pasir 1 cm Perkuatan Pasir 2 cm Perkuatan Pasir 3 cm Statis,3 g,34 g Statis,3 g,34 g Statis,3 g,34 g Tegangan pada penurunan mm (kg/cm2) -,12,13 -,12,8 -,17,16 SF JikaTegangan Ultimit Wc 2% = 1,666 kg/cm2-14, 12,62-13,88 2,32-9,98 1,28 Kesimpulan 1. Secara umum adanya perkuatan dalam massa tanah memberikan kontribusi yang signifikan dalam merubah karakteristik peredaman mekanis suatu tanah yang ditunjukkan dari sedikitnya perbedaan penurunan pada percepatan gempa,3 g dan,34 g.. 2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembebanan statis perkuatan pasir dengan h = 2B merupakan perkuatan yang paling efektif, dengan penurunan sebesar 14 mm dibanding tanpa perkuatan yang menghasilkan penurunan 19 mm, yaitu mampu mereduksi penurunan sebesar 26,31% dibanding kondisi tanpa perkuatan. Pada pembebanan dinamis a =,3 g efektif digunakan Tyresoil, penurunan yang dihasilkan oleh kondisi tanpa perkuatan sebesar 186 mm, setelah diberi perkuatan penurunan menjadi 139 mm dimana dengan perkuatan ini dihasilkan reduksi penurunan terbesar yaitu sebesar 25,26%. Pada pembebanan dinamis a =,34g reduksi penurunan terbesar yaitu 24,67% dihasilkan oleh perkuatan Tyresoil yaitu dengan perkuatan dihasilkan penurunan sebesar 174 mm, sedangkan tanpa perkuatan dihasilkan penurunan sebesar 231 mm. 3. Semakin besar beban dinamis yang diterapkan pada kondisi pembebanan secara umum menyebabkan tegangan yang terjadi pada penurunan mm menjadi kecil, ini terjadi akibat adanya beban dinamis menjadikan daya dukung tanah semakin rendah. 4. Pada kondisi pembebanan dinamis baik untuk a =,3 g maupun a =,34 g dibutuhkan angka keamanan yang cukup tinggi ( berkisar antara 9,98 sampai dengan 19,6 ) agar penurunan maksimum mm tidak terjadi. Daftar Pustaka 1. Prakash, Shamsher., 1981, Soil Dynamics, McGraw-Hill Book Company, New York 2. Departemen Pekerjaan Umum, (22), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI ), Yayasan LPMB, Bandung.
11 3. Das, B.M., (1994), Mekanika Tanah, Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik, Penerbit Erlangga, Jakarta 4. Bowles, J.E., (1984), Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill Kogakusha, LTD., Tokyo. 5. Bowles, J.E., (1984), Sifat sifat Fisis dan Geoteknik Tanah, Erlangga, Jakarta. 6. Day. Robert W., (22), Geotechnical Earthquake Engineering Handbook, McGraw-Hill HANDBOOKS, New York. 7. Prasetya, Tiar, 26, Gempa Bumi Ciri dan Cara Menanggulanginya, Gita Nagari, Yogyakarta. 8. Terzaghi, K., dan R.B. Peck, 1993, Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa, Erlangga, Jakarta. 9. Dunn, dkk, 1992, Dasar - dasar Analisis Geoteknik, IKIP Semarang Press, Semarang. 1. Christady.H Hary 22, Teknik Fondasi 1, Beta Ofset, Yogyakarta 11. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.
UJIAN THESIS. MAHASISWA: Sugiarto DOSEN PEMBIMBING : Dr.Ir.Ria Asih Aryani Soemitro.M.Eng Ir.Moesdarjono Soetojo.MSc
UJIAN THESIS PENGARUH PENGGUNAAN TYRESOIL DAN MATERIAL GRANULER TERHADAP PENURUNAN PONDASI DANGKAL AKIBAT DINAMIS DENGAN VARIASI INDEKS KECAIRAN STUDI TANAH KABUPATEN BANTUL MAHASISWA: Sugiarto 3108201004
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN ANAH adalah pondasi pendukung suatu bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri[1]. Untuk
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 Studi Pengaruh Pembebanan Statis dan Dinamis Terhadap Pondasi Dangkal dengan Perkuatan Tiang Buis dari Komposisi Optimal Beton yang Menggunakan Material Limbah
Lebih terperinciBETON DI BAWAH PONDASI DANGKAL AKIBAT PEMBEBANAN STATIS DAN DINAMIS
PENGARUH PEMBESARAN DIAMETER UJUNG TIANGPADA PERKUATAN BUIS BETON DI BAWAH PONDASI DANGKAL AKIBAT PEMBEBANAN STATIS DAN DINAMIS (PEMODELAN DILABORATORIUM) DISUSUN OLEH: KUMARA BAGUS RADITYA W 3109 106
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: D-122
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 1) ISSN: 31-971 D-1 Studi Pengaruh Pembebanan Statis dan Dinamis Terhadap Dangkal dengan Perkuatan Tiang Buis dari Komposisi Optimal Beton yang Menggunakan Material
Lebih terperinciDOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT
Disusun oleh : JAKA PROPIKA 3110 105 006 IFNUL MANAF 3110 105 013 AGUSTINA DWI ATMAJI 3110 105 021 DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciPERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS
PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS Sumiyati Gunawan 1 dan Ferdinandus Tjusanto 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: D-24
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 1) ISSN: 31-971 D-4 Studi Pengaruh Pembebanan dan Dinamis Terhadap Dangkal dengan Perkuatan Tiang Buis dari Komposisi Optimal Beton yang Menggunakan Material Limbah
Lebih terperinciPENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 213 (593-62) ISSN: 2337-6732 PENGARUH MODULUS GESER TANAH TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS BLOK STUDI KASUS: MESIN ID FAN PLTU 2 AMURANG SULUT Almey Lolo
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA
ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciTEKNO SIPIL/Volume 11/No.59/Agustus
PENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN ROCKING DAN TORSI oleh Ir. Sjachrul Balamba, MT Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Abdul Jalil 1), Khairul Adi 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciIII. METODE PERHITUNGAN. untuk meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali
III. METODE PERHITUNGAN A. Perencanaan Pondasi footplate Pondasi merupakan bagian yang penting pada bangunan. Fungsi utamanya adalah untuk meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak
Lebih terperinciABSTRAK
KORELASI KUAT GESER UNDRAINED TANAH KELEMPUNGAN PADA KONDISI NORMALLY CONSOLIDATED DAN OVER CONSOLIDATED Sitti Hijraini Nur 1, Asad Abdurrahman 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar,
Lebih terperinciTANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.
TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI 1. : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? : butiran tanah, air, dan udara. : Apa yang dimaksud dengan kadar air? : Apa yang dimaksud dengan kadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu struktur jalan, tanah dasar (subgrade) merupakan bagian yang sangat penting, karena bagian ini akan memikul beban struktur lapis keras dan beban lalulintas
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 1, Mei 2016: 1-100 ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH FONDASI DANGKAL BERDASARKAN DATA LABORATORIUM Anwar Muda Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional II Kalimantan
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA
ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA Ferra Fahriani Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Email: f2_ferra@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN VERTIKAL DAN LATERAL. Ir. Sjachrul Balamba, MT
PENGARUH DIMENSI DAN KEDALAMAN TERTANAM TERHADAP RESPONS DINAMIS PONDASI MESIN TIPE BLOK PADA GETARAN VERTIKAL DAN LATERAL Ir. Sjachrul Balamba, MT ABSTRAK Hingga saat ini masih banyak terdapat pondasi
Lebih terperinciAch. Lailatul Qomar, As ad Munawir, Yulvi Zaika ABSTRAK Pendahuluan
Pengaruh Variasi Jarak Celah pada Konstruksi Dinding Pasangan Bata Beton Bertulang Penahan Tanah Terhadap Deformasi Lateral dan Butiran Yang Lolos Celah dari Lereng Pasir + 20% Kerikil Ach. Lailatul Qomar,
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)
PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu) Benyamin Bontong* * Abstract The penatration resistance using DCPT on a type
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya beban diatasnya. Pondasi
Lebih terperinciPERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciPENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL
Penambahan lapisan...studi model Teguh Widodo, Heri Suprayitno PENAMBAHAN LAPISAN PASIR PADAT SEBAGAI SOLUSI MASALAH PENURUNAN FONDASI DI ATAS LAPISAN LEMPUNG LUNAK : SUATU STUDI MODEL Teguh Widodo 1),
Lebih terperinciSTUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.
STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT G. Perangin-angin 1 Abstrak Tanah merupakan salah satu material penting sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat sering terkena bencana gempa bumi. Hal tersebut salah satunya dikarenakan oleh letak Indonesia yang berada pada pertemuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada
III. METODE PENELITIAN A. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang dipakai dalam penelitian ini adalah tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada kondisi tidak
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL
STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL M. Iskandar Maricar 1 1 Jurusan.Teknik Sipil, Unhas, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES
KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES Riza Aulia1, Supardin2, Gusrizal3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI MELAYANG (FLOATING FOUNDATION) PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PLAXIS VERSI 8.2 SKRIPSI Oleh : YURISKY SHABRINA 06 972 006 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL
STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL Christopher Henry Sugiarto 1, Hendry Indra Pramana 2, Daniel
Lebih terperinciKONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT
KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT Dewi Atikah 1), Eka Priadi 2), Aprianto 2) ABSTRAK Fungsi pondasi adalah meneruskan atau mentransfer beban dari struktur diatasnya.
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) ISSN: ( Print)
D37 Perbandingan Pondasi Bangunan Bertingkat Untuk Pondasi Dangkal dengan Variasi Perbaikan Tanah dan Pondasi Dalam Studi Kasus Pertokoan di Pakuwon City Surabaya Adrian artanto, Indrasurya B. Mochtar,
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)
KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO) Abdul Samad Mantulangi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah pada kedalaman tertentu, biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahap yang yang paling awal dalam pengerjaan sebuah konstruksi adalah perencanaan pondasi. Karena pondasi adalah bagian terendah dari suatu bangunan konstruksi yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pola Keruntuhan Akibat Pondasi Dangkal di Tanah Datar
PENGARUH VARIASI JARAK PONDASI DARI TEPI LERENG DAN TEBAL LIPATAN GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR KEPADATAN 74% Michael Parningotan Hasiholan Simanjuntak Jurusan
Lebih terperinciIdentifikasi Kekuatan Batu Kumbung (Batu Putih) Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Bangunan ABSTRAK
Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2007 Jurnal APLIKASI Identifikasi Kekuatan Batu Kumbung (Batu Putih) Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Bangunan Moh Muntaha Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS email: mohamad_m74@ce.its.ac.id
Lebih terperinciMODUL 4,5. Klasifikasi Tanah
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 4,5 MODUL 4,5 Klasifikasi Tanah 1. PENGERTIAN KLASIFIKASI TANAH Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh
Lebih terperinciTINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)
TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L, Lintang Bayu P 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.
ABSTRAK Dalam perencanaan pondasi tiang harus memperhatikan karakteristik tanah di lapangan serta beban struktur atas bangunan karena hal ini akan mempengaruhi desain pondasi yang akan digunakan. Metode
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah
Lebih terperinciIntegrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14
Mata Kuliah Kode SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Pondasi Pertemuan 12,13,14 Sub Pokok Bahasan : Pengantar Rekayasa Pondasi Jenis dan Tipe-Tipe Pondasi Daya Dukung Tanah Pondasi Telapak
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Pondasi Pertemuan - 4 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK : Mahasiswa dapat mendesain penampang
Lebih terperinciPERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta)
PERANCANGAN FONDASI PADA TANAH TIMBUNAN SAMPAH (Studi Kasus di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Piyungan, Yogyakarta) Anita Widianti, Dedi Wahyudi & Willis Diana Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda
STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Stabilisasi
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
KORELASI ANTARA KEPADATAN RELATIF TANAH PASIR TERHADAP KAPASITAS TEKAN DAN TINGGI SUMBAT PADA MODEL PONDASI TIANG PANCANG PIPA TERBUKA DENGAN DIAMETER TERTENTU YANWARD M R K NRP : 0521026 Pembimbing :
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (STUDI KASUS: SEKITAR AREAL PT. TRAKINDO, DESA MAUMBI, KABUPATEN MINAHASA UTARA)
ANALISIS STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (STUDI KASUS: SEKITAR AREAL PT. TRAKINDO, DESA MAUMBI, KABUPATEN MINAHASA UTARA) Melania Kalalo Jack H. Ticoh, Agnes T. Mandagi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)
PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE) Idharmahadi Adha 1 Abstrak Semen merupakan bahan additive yang sangat baik digunakan pada metoda
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL
ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL Niken Silmi Surjandari 1), Bambang Setiawan 2), Ernha Nindyantika 3) 1,2 Staf Pengajar dan Anggota Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Perhitungan Gaya-Gaya yang Bekerja Perhitungan stabilitas bendung harus ditinjau pada saat kondisi normal dan kondisi ekstrim seperti kondisi saat banjir. Ada beberapa gaya
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)
LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU) 87 Percobaan ini menggunakan disturbed sample berupa tanah merah yang kadar airnya dibuat di atas kadar air maksimumnya kemudian dibuat
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 2014 (55-65) ISSN:
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.2, Februari 214 (55-65) ISSN: 2337-6732 PENGARUH ANGKA POISSON TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS RANGKA (Studi Kasus : Mesin Turbine Generator PT. PLN (Persero) UIP KIT
Lebih terperinciKECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL Sumiyati Gunawan 1 dan Agatha Padma
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah 1. Kadar Air Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan sebanyak dua puluh sampel dengan jenis tanah yang sama
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Fondasi Plat / Fondasi Dangkal Fondasi adalah bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang fondasi dan beratnya sendiri kepada dan kedalam tanah dan
Lebih terperinciKorelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh
Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Bambang Setiawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Syiah Kuala, Indonesia Khalidin Dinas Bina Marga dan Cipta
Lebih terperinciBAB III DAYA DUKUNG TANAH
BAB III DAYA DUKUNG TANAH Dari uraian pada Bab I disebutkan bahwa suatu fondasi akan aman apabila : Penurunan (settlement) tanah yang disebabkan oleh beban fondasi masih dalam batas yang diijinkan. Tidak
Lebih terperinci2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 2, OKTOBER 2010 PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Gempa yang terjadi di Sumatera Barat merusak banyak
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR
PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Campuran agregat sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan raya sangat
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISIS STABILITAS TANGGUL YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN KAPUR, FLY ASH, DAN BIOBAKTERI AKIBAT MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU DI SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Sifat-sifat teknis
Lebih terperinciJl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp
SIMULASI PERILAKU PENURUNAN TERHADAP BEBAN PADA PONDASI GABUNGAN TELAPAK DAN SUMURAN PADA TANAH PASIR DENGAN VARIASI KEDALAMAN TELAPAK DAN PANJANG SUMURAN Heri Afandi 1), Niken Silmi Surjandari 2), Raden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat pesat dan pembangunan juga terjadi di segala lahan untuk mencapai efektifitas pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam hal ini, tanah berfungsi sebagai penahan beban akibat
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH Abdul Hakam 1, Rina Yuliet 2, Rahmat Donal 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR
TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR Laksmi Irianti 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran kuat geser dan kuat lentur balok
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK JALAN ALTERNATIF SIDOARJO-KRIAN )
STUDI PERBANDINGAN STABILISASI TANAH DASAR SECARA KIMIA DAN MEKANIS ( STUDI KASUS TANAH DASAR UNTUK JALAN ALTERNATIF SIDOARJO-KRIAN ) Mahendra, Reza, Djoko Sulistiono dan Yuyun Tajunisa Mahasiswa dan Dosen
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN Parea Russan Ranggan 1, Hendrianto Masiku 2, Marthen
Lebih terperinciANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK
ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA Adriani 1), Lely Herliyana 2) ABSTRAK Jalan lingkar utara adalah daerah yang berjenis tanah rawa atau tanah lunak maka untuk melakukan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Umum Tanah dalam pekerjaan Teknik Sipil selalu diperlukan, baik sebagai bahan konstruksi ataupun sebagai pendukung beban. Hal ini menyebabkan fungsi tanah dalam dunia Teknik Sipil
Lebih terperinciSTUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG Aburizal
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK
VOLUME 7 NO.1, FEBRUARI 2011 IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG Febrin Anas Ismail 1 ABSTRAK Pasca gempa 30 September 2009 Gedung Poltekes
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Tanah lempung
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi topografi maupun kondisi geologi yang berbeda-beda pada setiap pulau. Pada satu pulau, jenis tanah maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Lempung Ekspansif Petry dan Little (2002) menyebutkan bahwa tanah ekspansif (expansive soil) adalah tanah yang mempunyai potensi pengembangan atau penyusutan yang tinggi
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL
STUDI PERENCANAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL Lilya Susanti, Suroso, As ad Munawir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciKorelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir
JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal:318-327 (ISSN:2303-0011) Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir Aulia R. Sudarman 1) Lusmeilia
Lebih terperinciBAB III DATA PERENCANAAN
BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)
Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR) Mahesa Hidayat, Arief Rachmansyah, Yulvi Zaika Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl.
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH
PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen) Disusun sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciMODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 7 MODUL 7 TAHANAN FONDASI TERHADAP GAYA ANGKAT KE ATAS Fondasi menara (tower) sering menerima gaya angkat ke atas
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi
BAB IV PERENCANAAN PONDASI Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor dengan material beton bertulang. Pondasi tersebut akan
Lebih terperinciPengaruh Ukuran dan Kedalaman Geotekstil Teranyam Tipe HRX 200 terhadap Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tanah Lempung Lunak
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 16, No. 1, 91-97, Mei 2013 91 Pengaruh Ukuran dan Kedalaman Geotekstil Teranyam Tipe HRX 200 terhadap Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tanah Lempung Lunak (The Effect
Lebih terperincikelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Tanah Dasar Tanah dasar atau suhgrade adalah permukaan tanah semula, tanah galian atau tanah timbiman yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA
PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA Veronika Miana Radja 1 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Flores
Lebih terperinciANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK
VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA Fauzan 1, Zaidir 2, Dwi Putri Nengsi 3, Indri Miswar 4 ABSTRAK Sumatera Barat merupakan
Lebih terperinciDISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P
STUDI KESTABILAN TANAH PERMUKAAN AKIBAT PROSES PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN ( STUDI KASUS KELONGSORAN TANAH PERMUKAAN LERENG, LOKASI DESA KEMUNING JEMBER ) DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO 3105 100 100
Lebih terperinciANALISA STABILITAS LERENG PADA CAMPURAN PASIR DAN TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PERMODELAN DI LABORATORIUM ABSTRAK
VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 ANALISA STABILITAS LERENG PADA CAMPURAN PASIR DAN TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN PERMODELAN DI LABORATORIUM Anissa Maria Hidayati 1 ABSTRAK Tanah longsor merupakan potensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Gempa adalah fenomena getaran yang diakibatkan oleh benturan atau pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan (fault zone). Besarnya
Lebih terperinciKAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK
KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG Frengky Alexander Silaban 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK
DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK Halaman i ii iv vi ix xii xv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG 1 1.2 RUMUSAN MASALAH 2 1.3 TUJUAN PENELITIAN
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)
PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR Benyamin Bontong* * Abstract The DCPT penatration resistance on each type of soil has a specific characteristic. The
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan yang telah dilakukan di laboratorium, yang telah diolah dan dianalisis tentang pengaruh geotekstil terhadap kuat geser
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU
PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU Ristinah S., Retno Anggraini, Wawan Satryawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinci