Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Batang Bawah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Batang Bawah"

Transkripsi

1 Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Physiological Response of Vegetative Phase of Cikoneng and Nambangan Pummelo (Citrus grandis L.) Osbeck Grafted on Some Rootstocks Lollie Agustina P.Putri 1), Slamet Susanto dan B. S. Purwoko 2) 1) Pengajar di Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian USU 2) Pengajar di Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian IPB Diterima 27 Januari 2006/Disetujui 31 Mei 2006 Abstract This experiment was conducted in the green house of Cikabayan Experimental Station IPB, Darmaga. Biochemical analysis was done in Laboratory of Center for Crop Improvement Studies, IPB, Laboratory of Soil Science, IPB and Laboratory of Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian Bogor. The experiment was conducted in design a fully randomized, consist of two factors were scion and rootstock. The experiment was replicated three times. The first factor consisted of Cikoneng and Nambangan as a scion and the second factor consisted of Swingle Citrumelo, Javansche Citroen, Rangpur Lime, and Rough Lemon as rootstock. Scion diameter and rootstock diameter, chlorophyl content, nutrient content, sugar content and starch content in leaf were determined. The result showed that the Swingle Citrumelo rootstock diameter significantly different and reduced scion diameter vegetative growth. The content of chlorophyll and nutrient leaf was analysis. The scion and rootstock did not influence the content of chlorophyll, nutrient, sugar and starch. The nutrient content in leaf were at optimum-high category. Therefore grafting did not influence nutrient transport between scion and rootstock. Keywords: Citrus grandis (L.) Osbeck, grafting, scion, rootstock, physiological response Abstrak Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan IPB, Laboratorium Ilmu Tanah IPB, Laboratorium Pusat Studi Pemuliaan Tanaman IPB dan Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian Bogor. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok terdiri atas 2 faktor yaitu jenis batang atas jeruk besar cikoneng dan nambangan serta jenis batang bawah Swingle Citrumelo, Javansche Citroen, Rangpur Lime, dan Rough Lemon. Pengamatan dilakukan terhadap diameter batang atas dan diameter batang bawah, kandungan klorofil, kandungan hara daun, kandungan gula, dan kandungan pati daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter batang bawah Swingle Citrumelo berbeda nyata dan mampu mengurangi pertumbuhan vegetatif diameter batang atas. Kandungan klorofil, kandungan hara daun, kandungan gula daun, dan kandungan pati daun jeruk besar Cikoneng dan Nambangan tidak berbeda nyata pada akhir pengamatan. Batang atas dan batang bawah tidak mempengaruhi parameter yang diamati. Kandungan hara daun berada pada kisaran optimum-tinggi. Penyambungan tidak menghambat proses transportasi hara pada tanaman. Kata kunci: Citrus grandis (L.) Osbeck, grafting, batang atas, batang bawah, tanggap fisiologi Pendahuluan Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck), merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai prospek pengembangan yang cukup baik di Indonesia. Jeruk besar memiliki nilai ekonomis dan mengandung gizi yang cukup tinggi yang dapat dikonsumsi dalam bentuk 35

2 Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006 segar maupun olahan. Selain itu kulitnya pun dapat diolah menjadi jelly dan manisan. Dalam 100 g bagian jeruk besar yang dapat dimakan mengandung 44 mg vitamin C, 49 SI (Satuan Internasional) vitamin A, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin B (Niyomdham, 1997). Pengembangan jeruk besar relatif masih terbatas. Umumnya yang sering dilakukan adalah dengan teknik penyambungan (grafting) dengan memakai batang bawah yang berbeda dengan batang atas. Batang bawah menyebabkan perbedaan volume kanopi, hasil buah per pohon, kandungan hara daun dan kualitas buah (lingkar buah, bobot buah, ketebalan kulit buah, kadar juice, kandungan padatan terlarut dan kadar asam total), meningkatkan produktivitas, resistensi terhadap hama, dan penyakit tertentu, respons fisiologi yang berbeda dan kelainan jaringan anatomi jaringan pembuluh (Wutscher dan Dube, 1977; Roose et al., 1989; Roose, 1996; Breedt et al., 1996; Hartmann et al., 1997). Sifat kompatibilitas (kesesuaian) dan inkompatibilitas (ketidaksesuaian) antara batang atas dan batang bawah tertentu berlainan dengan pengaruh batang bawah yang lain. Besarnya pengaruh batang bawah pada batang atas ini tergantung pada jenis-jenis yang membentuk gabungan dan sifat individu dari batang bawah. Kajian tentang penyambungan dengan batang bawah yang berbeda terhadap Cikoneng dan Nambangan masih sangat terbatas, sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh penyambungan batang bawah yang berbeda terhadap perubahan karakteristik fisiologi fase vegetatif jeruk besar Cikoneng dan Nambangan. Bahan dan Metoda Penelitian dilakukan di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Darmaga IPB, Laboratorium Ilmu Tanah IPB, Laboratorium Pusat Studi Pemuliaan Tanaman IPB, dan Laboratorium Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman dan Sumberdaya Genétika Pertanian, Bogor. Bahan tanaman yanag digunakan adalah tanaman jeruk besar (umur 14 bulan setelah okulasi) dan telah dilakukan pemangkasan bentuk. Batang atas merupakan jeruk besar (Citrus grandis L. Osbeck) Cikoneng dan Nambangan dengan batang bawah jenis Rangpur Lime (Citrus limonia Osbeck x Troyer citrange), Rough Lemon (Citrus jambhiri lush), Swingle Citrumelo (Citrus paradise x Poncirus trifoliate), Javansche Citroen (Citrus reticulate Blancho). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama (A) yaitu jenis batang atas jeruk besar Cikoneng dan Nambangan. Faktor kedua (B) merupakan jenis batang bawah Rangpur Lime (Citrus limonia Osbeck x Troyer citrange), Rough Lemon (Citrus jambhiri lush), Swingle Citrumelo (Citrus paradise x Poncirus trifoliate), Javansche Citroen (Citrus reticulate Blancho). Ada 8 kombinasi dengan 24 satuan percobaan. Setiap unit percobaan digunakan 5 tanaman, sehingga keseluruhan percobaan terdiri dari 120 tanaman. Hasil pengamatan diuji dengan analisis (sidik) ragam dan uji lanjut DMRT. Parameter yang diamati adalah diameter batang atas dan diameter batang bawah pada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 BSP (Bulan Setelah Pemangkasan) kandungan klorofil daun pada 3, 4, 5, dan 6 BSP, kandungan hara daun pada 3 BSP dan 6 BSP, kandungan gula daun, dan kandungan pati daun pada akhir penelitian. Hasil dan Pembahasan Diameter Batang Atas dan Diameter Diameter batang atas dipengaruhi oleh faktor batang atas dan batang bawah. Tidak terdapat interaksi antara kedua faktor 36

3 Lollie Agustina P.Putri, Slamet Susanto, dan B.S. Purwoko: Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar tersebut. Diameter batang atas pada Nambangan nyata lebih besar pada umur 1 6 BSP dibanding Cikoneng (Tabel 1). Dari umur 1 6 BSP diameter batang merupakan yang terkecil dan berbeda nyata dengan tanaman berbatang bawah R. Lime, R. Lemon, dan J. Citroen. Pada akhir pengamatan tanaman berbatang bawah R. Lime, R. Lemon, dan J. Citroen mempunyai diameter batang atas lebih besar dibandingkan tanaman berbatang bawah S. Citrumelo yang mempunyai diameter batang atas paling kecil. Diameter batang bawah juga dipengaruhi oleh faktor batang atas dan batang bawah. Interaksi antara kedua faktor tersebut terjadi pada 4 dan 5 BSP. Tanaman berbatang atas Nambangan mempunyai diameter batang bawah nyata lebih besar dibandingkan dengan Cikoneng (Tabel 2). Diameter batang bawah dari tanaman berbatang bawah S. Citrumelo nyata paling besar dibandingkan dengan tanaman berbatang bawah J. Citroen, R. Lemon, dan R. Lime dari umur 1 6 BSP, sedangkan diameter batang bawah, J. Citroen, R. Lime, dan R. Lemon berbeda tidak nyata dari awal hingga akhir penelitian. Tabel 1. Diameter batang atas tanaman jeruk besar Perlakuan Bulan Setelah Pemangkasan Diameter Batang Atas (mm) B.Atas Cikoneng 8.40 b b b b b b Nambangan a a a a a a B.Bawah J. Citroen 9.80 a a a a a a R. Lemon a a a a a a R. Lime 9.87 a a a a a a S. Citrumelo 8.10 b b b b b b Interaksi tn tn tn tn tn tn Keterangan: - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. - tn = tidak nyata. Tabel 2. Diameter batang bawah tanaman jeruk besar Perlakuan Bulan Setelah Pemangkasan Diameter (mm) B.Atas Cikoneng b b b b b b Nambangan a a a a a a B.Bawah J. Citroen b b b b b b R. Lemon b b b b b b R. Lime b b b b b b S. Citrumelo a a a a a a Interaksi tn tn tn Nyata nyata tn Keterangan: - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. - tn = tidak nyata. 37

4 Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006 Tabel 3. Diameter batang bawah pada berbagai kombinasi batang atas dan batang bawah Perlakuan 4 BSP 5BSP Cikoneng Nambangan Cikoneng Nambangan (mm) J. Citroen c bc e cd R. Lemon bc c cde de R. Lime c ab e bc S. Citrumelo a a ab a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom, baris dan umur yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut Uji DMRT pada taraf 5%. Interaksi yang terjadi (Tabel 3) menunjukkan bahwa diameter batang bawah pada batang atas Nambangan memberikan respons nyata lebih besar dibandingkan dengan Cikoneng untuk batang bawah R. Lime saat 4 BSP. Diameter batang bawah pada batang atas Nambangan nyata lebih besar dibandingkan dengan Cikoneng untuk batang bawah R. Lime dan J. Citroen saat 5 BSP. Kombinasi Nambangan -S. Citrumelo saat umur 4 BSP dan 5 BSP mempunyai diameter batang bawah paling besar dan kombinasi Cikoneng -R.Lime mempunyai diameter batang bawah paling kecil dibandingkan dengan diameter batang bawah kombinasi lainnya. Tanaman berbatang bawah S. Citrumelo tumbuh dengan diameter batang bawah yang nyata lebih besar dibandingkan dengan tanaman berbatang bawah lainnya. Sebaliknya diameter batang atas pada tanaman berbatang bawah S. Citrumelo nyata lebih kecil dibandingkan dengan tanaman berbatang bawah jenis lainnya. Pertumbuhan batang bawah S. Citrumelo yang cukup pesat dibandingkan pertumbuhan batang atas Cikoneng dan Nambangan sehingga menimbulkan perbedaan pada ukuran diameter batang bawah S. Citrumelo dan diameter batang atas Cikoneng dan Nambangan. Fenomena ini mungkin disebabkan pada penyambungan terjadi proses pembentukan sel-sel fungsional dengan kecepatan yang berbeda, sehingga sel-sel jaringan dari batang bawah berkembang lebih cepat dibandingkan selsel jaringan dari batang atas. Hasil penelitian Spiegel-Roy dan Goldschmidt (1996) menyebutkan bahwa karakteristik pada tanaman berbatang bawah S. Citrumelo yang vigor mampu mendorong pertumbuhan batang atasnya. Pada penelitian ini tidak berlaku hal demikian, karena tampaknya batang bawah S. Citrumelo tidak mendorong penampilan batang atas Cikoneng dan Nambangan. Gejala ini mungkin disebabkan oleh hubungan antara batang atas dan batang bawah terutama dipengaruhi oleh faktor genetik (batang atas dan batang bawah) dan juga faktor lingkungan (Wutscher, 1989). Menurut Ryugo (1988) dan Hartmann et al. (1997), beberapa penyebab kekurangsesuaian hasil sambungan adalah terdapatnya keragaman dalam pola distribusi dan kemampuan hara bergerak melintasi bagian penyatuan sambungan, batang bawah dapat mempengaruhi pertumbuhan batang atas, kemungkinan karena terganggunya aliran zat tumbuh di dalam tanaman dan terganggunya pola distribusi hasil fotosintesis. Hal tersebut dapat menimbulkan perbedaan ukuran diameter batang bawah dan diameter batang atas. Fenomena ini perlu diperhatikan perkembangannya untuk melihat kesesuaian tumbuh tanaman tersebut. Selain itu perlu diperhatikan juga bahwa tanaman yang tinggi tidak selalu menghasilkan produksi yang lebih besar dibandingkan dengan pohon yang pendek. Ukuran pohon bukan merupakan indikator yang baik dari produktivitas tanaman (Philips dan Castle, 1977). Perbandingan diameter batang atas dengan diameter batang bawah umur 6 BSP pada tanaman yang berbatang bawah 38

5 Lollie Agustina P.Putri, Slamet Susanto, dan B.S. Purwoko: Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar J. Citroen, R. Lime, dan R. Lemon memperlihatkan pertumbuhan batang atas lebih cepat dibandingkan batang bawah, sehingga diameter batang atas lebih besar dari diameter batang bawah. Batang bawah yang mampu menghambat pertumbuhan batang atas merupakan sifat batang bawah yang penting bagi pengembangan budidaya jeruk besar karena berhubungan dengan kerapatan tanaman di lapang. Tanaman yang pendek akan memudahkan teknik budidaya, misalnya penyemprotan, pemangkasan, pemanenan, dan lain-lain. Batang bawah dapat mempengaruhi pertumbuhan batang atas, kemungkinan karena terganggunya aliran zat pengatur tumbuh di dalam tanaman dan terganggunya distribusi hasil fotosintesis. Jenis batang bawah kerdil mampu memindahkan karakternya melalui produksi hormon yang rendah, sehingga pertumbuhan batang atas terhambat. Beberapa cara yang sering dilakukan untuk menghasilkan tanaman kerdil adalah menggunakan batang bawah yang bersifat mengerdilkan. Batang bawah semi kerdil dihasilkan antara Rangpur x Troyer dan penggunaan batang bawah tetraploid. Selain itu sifat mengerdilkan juga dapat diperoleh dengan cara penggunaan interstock (Samad et al., 1999). Kandungan Klorofil Kandungan klorofil daun tidak dipengaruhi oleh batang atas, batang bawah dan tidak terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut (Tabel 4). Saat umur tanaman 3, 4, 5, dan 6 BSP, kandungan klorofil daun pada Cikoneng dan Nambangan tidak berbeda nyata. Tanaman pada semua jenis batang bawah yang digunakan juga mempunyai kandungan klorofil yang tidak berbeda nyata. Tanaman berbatang bawah J. Citroen pada 6 BSP memiliki kandungan klorofil lebih banyak. Hal ini menunjukkan batang bawah J. Citroen berpotensi mendorong pertumbuhan batang atas yang lebih vigor. Spiegel-Roy dan Goldschmidt (1996) menyebutkan bahwa salah satu sifat utama dari batang bawah S. Cirumelo bila disambung dengan batang atas tertentu maka sifat batang bawah ini mampu mendorong pertumbuhan batang atas lebih vigor. Diduga hal ini berhubungan dengan fotosintat yang dihasilkan. Pada kondisi kandungan klorofil tinggi, tanaman akan mempunyai laju fotosintesis yang besar. Fotosintat yang dihasilkan lebih besar pula jika didukung dengan jumlah daun lebih banyak dan kandungan klorofil tinggi sehingga memungkinkan tanaman untuk tumbuh pesat. Tabel 4. Kandungan klorofil daun jeruk besar Cikoneng dan Nambangan pada berbagai perlakuan Perlakuan Batang Atas Bulan Setelah Pemangkasan mg/g daun segar Cikoneng 2.02 a 1.70 a 1.64 a 1.92 a Nambangan 1.88 a 1.81 a 1.70 a 1.88 a J. Citroen 1.87 a 1.75 a 1.70 a 2.26 a R. Lemon 1.92 a 1.68 a 1.55 a 1.69 a R. Lime 2.00 a 1.91 a 1.79 a 1.88 a S. Citrumelo 2.00 a 1.69 a 1.63 a 1.77 a Keterangan tn tn tn tn Keterangan: - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dan faktor yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. - tn: tidak nyata. 39

6 Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006 Kandungan Hara Daun Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa kandungan hara daun saat umur 3 BSP dengan jumlah bervariasi pada berbagai perlakuan. Namun secara umum kandungan hara makro dan mikro menunjukkan pada kisaran yang mencukupi bagi tanaman (Spiegel-Roy dan Goldschmidt, 1996). Ada pengaruh batang bawah, batang atas, dan interaksi kedua faktor terhadap kandungan hara mikro daun yaitu Fe, Zn, Cu, dan Mn saat umur 3 BSP (Tabel 4). Pada umur 6 BSP kandungan hara daun tidak dipengaruhi batang atas dan batang bawah serta tidak ada interaksi antara kedua faktor tersebut untuk unsur N, P, Ca, Mg, Fe, Cu, dan Zn (Tabel 6). Kandungan hara makro dan hara mikro daun saat 6 BSP juga menunjukkan pada kisaran yang mencukupi bagi tanaman. Hara mineral dibutuhkan untuk berbagai proses-proses fisiologi dan komponen pembentuk bagian-bagian tanaman. Kandungan hara daun jeruk termasuk dalam kategori tinggi bila kisaran N= 2.8% - 3%, P= 0.17% , K= 1.8% - 2.3%, ca= 5.0% - 6.9%, Mg = 0.5% - 0.7%, Fe= ppm, Cu = ppm, Zn = ppm dan Mn = ppm (Spiegel-Roy, 1996). Dari hasil penelitian pada akhir pengamatan, kandungan unsur hara pada daun berada pada kisaran sedang hingga tinggi dan mencukupi kebutuhan tanaman. Proses transportasi unsur hara dan air dapat melewati daerah pertautan/ penyambungan tanpa terhambat pada tanaman. Ashari (1995) menyebutkan hambatan transportasi hara pada bagian pertautan dapat menyebabkan gangguan translokasi hara ke tajuk, sehingga pertumbuhan batang atas menjadi kerdil. Kemungkinan lain batang bawah dapat mempengaruhi pertumbuhan batang atas karena terganggunya aliran zat tumbuh di dalam tanaman dan terganggunya distribusi hasil fotosintesis. Tabel 5. Kandungan hara daun tanaman jeruk pada 3 bulan setelah pemangkasan Perlakuan N P K Ca Mg Fe Cu Zn Mn %... ppm Batang Atas Cikoneng 2.24 a 0.20 a 1.52 a 1.18 a 0.33 a a a a a Nambangan 2.17 a 0.17 b 1.45 a 1.19 a 0.34 a a b a a J. Ctroen 2.15 ab 0.19 a 1.65 a 1.14 a 0.32 a a a a a R. Lemon 2.03 b 0.19 a 1.48 ab 1.11 a 0.34 a b a bc a R. Lime 2.37 a 0.18 a 1.48 ab 1.30 a 0.35 a a a ab a S. Citrumelo 2.26 a 0.19 a 1.34 b 1.18 a 0.32 a a a a Interaksi tn tn tn tn tn * * * * Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. Tabel 6. Kandungan hara daun tanaman jeruk besar pada 6 bulan setelah pemangkasan Perlakuan N P K Ca Mg Fe Cu Zn Mn %.....ppm.. Batang Atas Cikoneng 2.83 a 0.23 a 2.51 a 1.57 a 0.32 a a 9.79 a a a Nambangan 2.62 a 0.20 a 1.86 b 1.53 a 0.35 a a a a b J. Citroen 2.71 a 0.22 a 2.39 a 1.56 a 0.33 a a a a a R. Lemon 2.59 a 0.21 a 2.18 a 1.58 a 0.34 a a 9.63 a a a R.Lime 2.86 a 0.22 a 2.13 a 1.41 a 0.35 a a 8.50 a a a S.Citrumelo 2.74 a 0.21 a 2.04 a 1.71 a 0.33 a a 8.75 a a a Interaksi tn tn tn tn tn tn tn tn tn Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama dan faktor yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. - tn = tidak nyata. 40

7 Lollie Agustina P.Putri, Slamet Susanto, dan B.S. Purwoko: Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Tabel 7. Kandungan gula dan pati daun jeruk besar pada umur 6 bulan setelah pemangkasan Perlakuan Gula (%) Pati (%) Batang atas Cikoneng 5.43 a a Nambangan 5.39 a a J. Citroen 5.32 a 9.75 a R. Lemon 5.16 a a R. Lime 5.99 a a S. Citrumelo 5.17a a Interaksi tn tn Keterangan: - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan faktor yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%. - tn: tidak nyata. Kandungan Gula dan Pati Daun Jeruk Besar Batang atas dan batang bawah tidak mempengaruhi kandungan gula dan pati daun tanaman pada akhir penelitian (Tabel 7). Pada jeruk, pati merupakan sebagian besar bentuk karbohidrat yang disimpan pada daun dan dapat mencapai hingga 12.3% dari bobot kering daun (Goldschmidt dan Golomb, 1982). Hasil penelitian menunjukkan kandungan pati daun mendekati kisaran tersebut. Pati dan karbohidrat merupakan bentuk cadangan yang sewaktu-waktu dapat diambil untuk digunakan kembali pada perkembangan fase vegetatif dan fase reproduktif tanaman (Goldschmidt dan Golomb, 1982). Beberapa kajian pada tanaman buah-buahan menunjukkan bahwa cadangan karbohidrat berhubungan dengan pembentukan dan produksi buah. Diduga jeruk besar Cikoneng dan Nambangan pada pertumbuhannya masih pada fase vegetatif, sehingga kandungan pati dan gula daun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada jeruk Citrus reticulata dan alpokat, rendahnya konsentrasi pati berhubungan dengan tingginya pembentukan buah (Goldschmidt dan Golomb, 1982; Liu et al., 1999). Cadangan karbohidrat selain untuk pembungaan, pembentukan buah juga dapat digunakan dahulu bagi pertumbuhan vegetatif tanaman tersebut (Liu et al., 1999). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian hingga tanaman berumur 6 BSP (Bulan Setelah Pemangkasan) kandungan klorofil daun, kandungan hara daun, kandungan gula daun, dan kandungan pati daun tidak menunjukkan perbedaan pada jeruk Cikoneng dan Nambangan. Hara daun pada kisaran mencukupi, hal ini menunjukkan tidak terdapat hambatan penyerapan hara pada tanaman hasil penyambungan. Saran Perlu penelitian lebih lanjut untuk mempelajari karakteristik fisiologi dari fase vegetatif dan fase generatif pada tanaman jeruk besar Cikoneng dan Nambangan dengan batang bawah yang berbeda pada kondisi lapang. Daftar Pustaka Ashari, S Hortikultura: Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 485 hal. Breedt, H. J., P. J. Koekemoer and J. C. Snyman Evaluation of rootstocks for grapefruit in South Africa. Proc. Int. Soc. Citriculture 1: Goldshmidt, E. E. and A. Golomb The carbohydrate balance of alternate bearing citrus trees and significance of reserves for flowering and fruiting. J. Amer. Soc. Hort. Sci 107:

8 Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1 Maret 2006 Hartmann, H. T., D. E. Kester and F. T. Davies Plant Propagation Principles, and Practice. Sixth Edition. Prentice-Hall International Inc., New Jersey. 770 p. Liu, X., P. N. Robinson, M. A. Madore, G. W. Witney and M. L. Arpaia Hass avocado carbohydrate fluctuations. I. Growth phenology. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 124 (6): Niyomdham, C Citrus maxima (Burm) Merr dalam Verheij, E. W. M and R. E. Coronel (Eds) Buahbuahan yang dapat dimakan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal Philips, R. L. and W. S. Castle Evaluation of twelve rootstocks for dwarfing citrus. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 102(5): Roose, M. L, D. A. Cole, D. Atkin and S. Kupper Yield and tree size of four citrus cultivars on 21 rootstocks in California. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 114: Performance of 4 citrus scions on 21 rootstocks in California. Proc. Int. Soc. Citriculture 1: Ryugo, K Fruit Culture. John Wiley & Sons, Inc. United States of America. 344p. Samad, A., D. L. McNeil and Z. U. Khan Effect of interstock bridge grafting (M9 dwarfing rootstock and same cultivar cutting) on vegetative growth, reproductive growth and carbohydrate composition of mature apple trees. Sci. Hort. 79: Spiegel-Roy, P. and E. E. Goldshmidt Biology of Citrus. Cambridge University Press. 127 p. Wutscher, H. K Alteration of fruit tree nutrition through rootstock. Hort Science 24(4): , and D. Dube Performance of young nucellar grapefruit on 20 rootstocks. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 120(3):

Oleh: Lollie Agustina Pancawaraswati Putri A /AGR

Oleh: Lollie Agustina Pancawaraswati Putri A /AGR 2004 Lollie Agustina Pancawaraswati Putri Posted: 19 December, 2004 Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng

Lebih terperinci

Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Batang Atas Jeruk Pamelo Nambangan pada Empat Jenis Interstok

Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Batang Atas Jeruk Pamelo Nambangan pada Empat Jenis Interstok Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Batang Atas Jeruk Pamelo Nambangan pada Empat Jenis Interstok The Vegetative and Generative Growth of Nambangan Pummelo as Affected by Four Interstocks Slamet Susanto

Lebih terperinci

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Biocelebes, Juni 2011, hlm. 22-30 ISSN: 1978-6417 Vol. 5 No. 1 Tingkat Keberhasilan Okulasi Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Abdul Hamid Noer 1) dan Yusran 2) 1,2) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan Media Peternakan, Agustus 24, hlm. 63-68 ISSN 126-472 Vol. 27 N. 2 Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah: tinggi bibit, diameter batang, berat basah pucuk, berat basah akar, berat kering pucuk, berak kering akar, nisbah

Lebih terperinci

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG. Oleh : Ulfah Alifia A

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG. Oleh : Ulfah Alifia A PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG Oleh : Ulfah Alifia A34302001 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KESESUAIAN SAMBUNG MINI TIGA KULTIVAR DURIAN (Durio zibethinus L. ex Murray) DENGAN BATANG BAWAH BERBAGAI UMUR

KESESUAIAN SAMBUNG MINI TIGA KULTIVAR DURIAN (Durio zibethinus L. ex Murray) DENGAN BATANG BAWAH BERBAGAI UMUR KESESUAIAN SAMBUNG MINI TIGA KULTIVAR DURIAN (Durio zibethinus L. ex Murray) DENGAN BATANG BAWAH BERBAGAI UMUR COMPATIBILITY OF THREE CULTIVAR OF DURIAN (Durio zibethinus L. ex Murray) ON MINI GRAFTING

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai bulan Juli 2011 di lahan Pembibitan Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian diawali dengan pemilihan pohon

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada areal pertanaman jeruk pamelo di lahan petani Desa Bantarmara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail

Lebih terperinci

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Aplikasi Kandang dan Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of Farmyard Manure and SP-36 Fertilizer on Phosphorus Availability

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan

Lebih terperinci

Perbaikan Pembungaan Pamelo melalui Aplikasi Strangulasi dan Zat Pemecah Dormansi

Perbaikan Pembungaan Pamelo melalui Aplikasi Strangulasi dan Zat Pemecah Dormansi Perbaikan Pembungaan Pamelo melalui Aplikasi Strangulasi dan Zat Pemecah Dormansi Flowering Improvement in Pummelo through Strangulation and Dormancy Breaking Substance Applications Slamet Susanto 1*,

Lebih terperinci

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) YANG DIPENGARUHI OLEH JENIS LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN FREKUENSI YANG BERBEDA Oleh: JenniKania 10982005365 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

KOMPATIBILITAS BATANG BAWAH NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPYLLUS LAMK) KULTIVAR BEKA-3 DAN TULO-5 TERHADAP BERBAGAI ENTRIS TERPILIH ABSTRAK

KOMPATIBILITAS BATANG BAWAH NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPYLLUS LAMK) KULTIVAR BEKA-3 DAN TULO-5 TERHADAP BERBAGAI ENTRIS TERPILIH ABSTRAK Media Litbang Sulteng IV (1) : 37 41, Juni 2011 ISSN : 1979-5971 KOMPATIBILITAS BATANG BAWAH NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPYLLUS LAMK) KULTIVAR BEKA-3 DAN TULO-5 TERHADAP BERBAGAI ENTRIS TERPILIH Oleh : Enny

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO Imam Mahadi, Sri Wulandari dan Delfi Trisnawati Program

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman mentimun (Cucumis sativa L) termasuk dalam tanaman merambat yang merupakan salah satu jenis tanaman sayuran dari keluarga Cucurbitaceae. Pembudidayaan mentimun

Lebih terperinci

PERBEDAAN BATANG BAWAH DAN MASA PENYIMPANAN ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN OKULASI BIBIT JERUK SIAM MADU (Citrus nobilis)

PERBEDAAN BATANG BAWAH DAN MASA PENYIMPANAN ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN OKULASI BIBIT JERUK SIAM MADU (Citrus nobilis) Jurnal Agroteknologi, Vol. 8 No. 1, Agustus 2017: 35 40 PERBEDAAN BATANG BAWAH DAN MASA PENYIMPANAN ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN OKULASI BIBIT JERUK SIAM MADU (Citrus nobilis) (Different Type of Rootstock

Lebih terperinci

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda

Lebih terperinci

RESPON AWAL PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK

RESPON AWAL PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK RESPON AWAL PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK Dewi Puspita Sari*), Sumeru Ashari**) dan Didik Haryono**) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT. Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H

SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT. Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H SKRIPSI PENGARUH APLIKASI UNSUR FE PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP TANAMAN TOMAT Oleh Aprilia Ike Nurmalasari H0709011 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG. Oleh : Ulfah Alifia A

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG. Oleh : Ulfah Alifia A PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF JERUK BESAR KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG Oleh : Ulfah Alifia A34302001 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar

HASIL. Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar 3 HASIL Respon pertumbuhan tanaman terhadap Media berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering akar, panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar primer tunggang,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck)

KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck) 1 KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck) Muhammad Thamrin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 17,5

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO Delfi Trisnawati 1, Dr. Imam Mahadi M.Sc 2, Dra. Sri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JERUK BESAR (Citrus grandis (L.) Osbeck) KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG

PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JERUK BESAR (Citrus grandis (L.) Osbeck) KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG PENGARUH INTERSTOCK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JERUK BESAR (Citrus grandis (L.) Osbeck) KULTIVAR NAMBANGAN DAN CIKONENG Oleh Anto Sugianto A34301048 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum 77 Buana Sains Vol 11 No 1: 77-82, 2011 PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum Eka Riana Sari, Cicik Udayana dan Tatik

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Zeolit pada Media Tumbuh Tanaman pada Tanaman Melon dan Semangka dalam Sistem Hidroponik

Pengaruh Penambahan Zeolit pada Media Tumbuh Tanaman pada Tanaman Melon dan Semangka dalam Sistem Hidroponik Pengaruh Penambahan Zeolit pada Media Tumbuh Tanaman pada Tanaman Melon dan Semangka dalam Sistem Hidroponik M. Bagus Pangestu 1, Suwardi 2, dan Widiatmaka 2. 1 Alumni Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN : ANALISIS TUMBUH DUA VARIETAS TERUNG (Solanum melongena L.) PADA PERBEDAAN JENIS PUPUK ORGANIK CAIR (Growth Analysis of Two Eggplant (Solanum melongena L.) Varieties on Different Types of Liquid Organic

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Buah Kualitas fisik buah merupakan salah satu kriteria kelayakan ekspor buah manggis. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kualitas fisik buah meliputi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.) 16 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.) THE EFFECT OF MEDIA COMPOSITION ON BUD CHIP TECHNIQUES

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN 53 PENGARUH PUPUK DAUN SIP DAN WAKTU PEMETIKAN BUAH MUDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) VARIETAS PERKASA (The Effect of SIP Spray Fertilizer Concentrations and Timing of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Hal tersebut didasarkan

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 4.1.1. ph Tanah dan Basa-Basa dapat Dipertukarkan Berdasarkan Tabel 3 dan

Lebih terperinci

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH : PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH : DIO TIRTA ARDI 110301215 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN 1979 5777 81 PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN Lestari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Jl.

Lebih terperinci

POTENSI PENGGUNAAN BEBERAPA VARIETAS BATANG BAWAH SEBAGAI INTERSTOCK UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BENIH JERUK

POTENSI PENGGUNAAN BEBERAPA VARIETAS BATANG BAWAH SEBAGAI INTERSTOCK UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BENIH JERUK iptek hortikultura POTENSI PENGGUNAAN BEBERAPA VARIETAS BATANG BAWAH SEBAGAI INTERSTOCK UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN BENIH JERUK Perbanyakan pada tanaman jeruk umumnya dilakukan secara okulasi dengan tingkat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

Diterima 17 Juni 2007/Disetujui 28 November 2007 ABSTRACT

Diterima 17 Juni 2007/Disetujui 28 November 2007 ABSTRACT Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik Cair dan Pupuk Anorganik serta Frekuensi Aplikasinya terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Belum Menghasilkan The Effect of Combination of Liquid Organic

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA ORGANIK DAN KONSENTRASI NUTRISI HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo, L.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA ORGANIK DAN KONSENTRASI NUTRISI HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo, L. PENGARUH KOMPOSISI MEDIA ORGANIK DAN KONSENTRASI NUTRISI HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo, L.) SKRIPSI Oleh Khoirul Bariyyah NIM 061510101130 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS i PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays var.saccharata Sturt) SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : 2011-41-033 PROGRAM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

Pertumbuhan Mata Tunas Jeruk Keprok (Citrus nobilis) Hasil Okulasi pada Berbagai Media Tanam dan Umur Batang Bawah Rough Lemon (C.

Pertumbuhan Mata Tunas Jeruk Keprok (Citrus nobilis) Hasil Okulasi pada Berbagai Media Tanam dan Umur Batang Bawah Rough Lemon (C. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Agustus 2013 ISSN 0853 4217 Vol. 18 (2): 97 101 Pertumbuhan Mata Tunas Jeruk Keprok (Citrus nobilis) Hasil Okulasi pada Berbagai Media Tanam dan Umur Batang Bawah

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh : PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3 SKRIPSI Oleh : RUTH ERNAWATY SIMANUNGKALIT 060301034 BDP AGRONOMI PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STUDI KARAKTER FISIOLOGIS DAN SIFAT ALIRAN LATEKS KLON KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300

STUDI KARAKTER FISIOLOGIS DAN SIFAT ALIRAN LATEKS KLON KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300 STUDI KARAKTER FISIOLOGIS DAN SIFAT ALIRAN LATEKS KLON KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300 SKRIPSI Oleh: FAUZI KURNIA 050307023/PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan adalah suatu penambahan sel yang disertai perbesaran sel yang di ikut oleh bertambahnya ukuran dan berat tanaman. Pertumbuhan berkaitan dengan proses pertambahan

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah melon banyak digemari oleh masyarakat karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo) Tanaman jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) termasuk ke dalam famili Rutaceae. Famili Rutaceae memiliki sekitar 1 300 spesies yang dikelompokkan

Lebih terperinci

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi Vol 1 No.4 Oktober-Desember 212 ISSN: 232-6472 EVALUASI PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens,l.) PADA PERBEDAAN JENIS BAHAN DASAR DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (The Evaluation of Celery (Apium

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.) APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.) APPLICATION OF SUPPLEMENTAL LIQUID ORGANIC FERTILIZER ON THE GROWTH AND YIELD MUSTARD (Brassica

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Pengaruh ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) The Effects of (6-Benzylaminopurine) and Nitrogen Fertilizer to Growth and Production

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR EFEECT OF NPK FERTILIZER DOSAGE ON Jatropha curcus GROWTH Muh. Askari Kuruseng dan Faisal Hamzah Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Gowa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman dan makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan

Lebih terperinci

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT SKRIPSI OLEH: VICTOR KOMALA 060301043 BDP-AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA

Lebih terperinci

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis ) PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis ) Effect of Clone and Budgraft Time on Growth and Survival Rate Teak (Tectona grandis) Sugeng Pudjiono

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM RESPONSE OF TOMATO PLANTS TO THE BOKASHI FERTILIZER APPLICATION AND PLANT SPACING Bagus Hendra Cahyono 1) dan Bagus Tripama

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS BIO-URIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT Panicum maximum PADA PEMOTONGAN KE TIGA Ni Nyoman Candraasih Kusumawati 1), Ni Made Witariadi 2), I Ketut Mangku Budiasa 3),

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil

Lebih terperinci

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp.

PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method of Saga Pohon (Adenanthera sp. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. VIII No. 2 : 97-101 (2002) Komunikasi (Communication) PENENTUAN CARA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH SAGA POHON ( Adenanthera sp.) Determinatiom of Seeds Pre-treatment Method

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ph Tanah Data hasil pengamatan ph tanah gambut sebelum inkubasi, setelah inkubasi, dan setelah panen (Lampiran 4) menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan ph tanah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK 864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman jagung manis nyata dipengaruhi oleh jarak tanam. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 2 sampai 8 dan rataan uji BNT 5% pada

Lebih terperinci

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda APLIKASI ZPT NOVELGRO ALPHA DAN POC BIO SUGIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ADENIUM (Adenium obesum var. Fadia) (Novelgro Alpha Plant Growth Regulator and Bio Sugih Liquid Organic Fertilizer Application on

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Jemk Besar Jeruk besar (Citrus grarrdis L) merupakan tanaman asli Indonesia. Selain di Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar dikenal

Lebih terperinci

il-iap (Cucumis melo L.) HASIL RAKITAN PUSAT KAJIAN BUAH-BUAHAN TROPIKA (PKBT) IPB PADA DUA MUSIM

il-iap (Cucumis melo L.) HASIL RAKITAN PUSAT KAJIAN BUAH-BUAHAN TROPIKA (PKBT) IPB PADA DUA MUSIM il-iap %@b %@F UJI STABlLlTAS TUJUH HlBRlDA HARAPAN MELON (Cucumis melo L.) HASIL RAKITAN PUSAT KAJIAN BUAH-BUAHAN TROPIKA (PKBT) IPB PADA DUA MUSIM PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENlH FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci