LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Pangan yang diampu oleh: Siti Mujdalipah, S.TP., M.Si dan Shinta Maharani S.TP., M.Si Disusun oleh: Kelompok 5 Shift A Novita Purnamasari Hendarmin Putri Audia Aneti Kalista Ramadhan Nurcholis Rizki Yanti Rahayu Saskiya Khairani PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016

2 Uji Kualitatif Karbohidrat dan Protein ABSTRAK Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Selain karbohidrat adapun protein. Sebagai makromolekul, protein merupakan senyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi yang tersusun dari C, H, O dan N serata unsur lainnya seperti S yang membentuk asam-asam amino. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sebagian besar karbohidrat diperoleh dari makanan akan tetapi terkadang kita tidak mengetahui bahwa karbohidrat dan protein jenis apa yang kita makan dan bagaimana sifat-sifat serta fungsi dari karbohidrat tersebut. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian mengenai karbohidrat dan protein ini. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif yaitu untuk mengetahui kandungan karbohidrat dan protein dalam beberapa sampel yang digunakan diantaranya glukoa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, maltosa 1%, laktosa 1%, amilum 1%, terigu, mocaf, dan susu skim. pengujian yang dilakukan diantaranya melalui uji Molisch, uji Barfoed, uji Benedict, uji Selliwanof, uji Karbohidrat dengan Lugol, dan uji Protein dengan Biuret. Hasil penitian menunjukkan positif apabila uji Molisch hasilnya timbul cincin berwarna ungu, uji Barfoed timbul endapan, uji Benedict timbul warna endapan merah bata, hijau, atau kuning, uji Selliwanof timbul warna merah, uji Lugol timbul warna ungu atau kebiruan, dan uji Biuret timbul warna ungu LATAR BELAKANG Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan di bentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011). Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2010). Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang

3 digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari satu gugus karbohidrat, contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Pada praktikum kali ini diamati dua jenis monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga gula anggur. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung (Ayu, 2011). Karbohidrat merupakan senyawa yang banyak dijumpai di alam terutama karena merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan pertolongan sinar matahari dan klorofil. Senyawa monosakarida dan disakarida memilik rasa manis, oleh karena itu, kedua jenis karbohidrat tersebut disebut gula. Sedangkan polisakarida tidak berasa manis karena molekulnya sedemikian besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tersebut yang terdapat pada permukaan lidah. Analisis kualitatif karbohidrat merupakan senyawa metabolid primer selain protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah sebagai sumber tenaga dan penghasil panas tubuh. Adanya karbohidrat dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode Uji Kualitatif Karbohidrat yang dilakukan pada pratikum kali ini diantaranya adalah Uji Molisch, Uji Benedict, Uji Selliwanof, Uji Barfoed, Uji Lugol, dan ditambah dengan Uji Biuret. Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat berdasarkan terbentuknya furfural, berdasarkan sifat pereduksinya dan mengidentifikasi jenis polisakarida berdasarkan perubahan warna lodin yang terikat pada molekul polisakarida sebelum dan setelah terhidrolisis. METODE 1. Alat dan Bahan ALAT BAHAN Tabung Ulir Glukosa Susu Skim Tabung Reaksi Fruktosa Aquades Rak Tabung Sukrosa Alfanatrol Bulb Maltosa Asam Sulfat Pekat Timbangan Digital Laktosa CU-Asetat Sudip Amilum Asam Asetat Glasial Pipet 2 ml Terigu Na-Sitrat Vortex. Mocaf Na2CO3

4 2. Prosedur kerja a. Uji Molish Larutan molish merupakan campuran dari 10 gram Alfanatrol dan 100 ml Alkohol Campurkan sebanyak 2 ml karbohidrat + 2 tetes larutan molish Lalu homogenkan dengan vortex Teteskan 5 ml Asam Sulfat pekat memlalui dinding tabung reaksi Amati hingga timbul cincin ungu diantara kedua larutan tersebut b. Uji Barfoed Pembuatan Larutan Barfoed yaitu dengan 13,3 g CU-asetat dalam 200 ml air lalu ditambah 1,9 ml Asam asetot Glacial Masukan 2 ml karbohidrat + 3 ml Larutan Barfoed Panaskan semua tabung dalam penangas air selama 15 menit Amati hingga timbul endapan berwarna merah bata

5 c. Uji Selliwanof Pembuatan Larutan Seliwanof yaitu dengan 250 mg Resorsinol dilarutkan kedalam campuran 250 ml ACl pa dan 250 ml air Masukan 1 ml karbohidrat + 2 ml Larutan Seliwanof pada tabung reaksi Tempatkan dalam penangas air Amati berapa lama larutan dapat menimbulkan endapan merah d. Uji Benedict Pembuatan Larutan Benedict 173 g NA-sitrat g NA2CO3 dalam 800 ml air yang sudah dimasak, diaduk dan tambahkan 17,3 g CUSO4 dalam 100 ml air. Masukan 1 ml Larutan Karbohidrat + 5 ml Larutan Benedict pada tabung reaksi Homogenkan dengan vortex Tempatkan semua tabung dalam air mendidih diamkan selama 5 menit Amati tabung mana yang mengahsilkan endapan merah bata

6 e. Uji Biuret Pembuatan larutan biuret yaitu dengan dua larutan, larutan CuSO4 yang ditambahkan pada 99 gram air suling dan larutan NaOH 20 gram yang ditambahkan pada 80 gram air suling. Masukan sampel bahan pada tabung reaksi Tambahkan 5 ml larutan benedict Homogenkan dengan vortex Amati tabung manakah yang menghasilkan warna ungu f. Uji Lugol Pembuatan larutan lugol yaitu dengan 10 gram Kalium Iodida dalam 80 ml aquades + 5 gram Iodium (I2) Masukan 0,5 ml sampel pada tabung reaksi Tambahkan 0,35 ml larutan Lugol Amati perubahan warna pada tabung

7 PEMBAHASAN Uji Molish Menurut Almatsier (2009) karbohidrat terdiri dari unsur C, H, dan O. Karbohidrat dapat dibedakan menjadi: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Adanya karbohidrat dalam makanan dapat diidentifikasi secara kualitatif maupun kuantitatif. Uji Kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada pembentukan warna dapat dilakukan yaitu salah satu caranya dengan uji Molisch. Uji molisch berlaku umum, baik untuk aldose maupun ketosa. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan H2SO4. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk furfural dengan α-naftol membentuk senyawa gabungan warna ungu (Rahman, 2007). Ciri-ciri produk makanan mengandung karbohidrat secara umum (monosakarida, disakarida, dan polisakarida), maka apabila karbohidrat setelah ditetesi H2SO4 berwarna ungu yang membentuk cincin maka produk makanan tersebut positif mengandung karbohidrat (Winarno, 2004). Pada praktikum analisis karbohidrat telah di lakukan beberapa uji molisch, diantaranya uji molisch pada glukosa, uji Molisch pada fruktosa, uji Molisch pada laktosa, uji Molisch pada amilum, uji Molisch pada mocaf dan yang terakhir yaitu uji Molisch pada susu skim. Berikut penjelasan, Uji Molisch pada Glukosa Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh data bahwa larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan yaitu glukosa 1% menunjukkan hasil yang positif. Hal ini menujukkan bahwa adanya suatu karbohidrat dalam suatu larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dimasukkan larutan H2SO4 pekat dengan kondisi tabung reaksi miring. Hal ini dilakukan agar reaksi yang diperoleh suatu pembentukkan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung tersebut seperti yang telah ungkapkan oleh (Winarno,2004). Menurut Rahman (2007) asam pekat tersebut berfungsi sebagai penghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural tersebut kemudian yang selanjutnya mengalami kondensasi 4-hidroksimetil-furfural dengan α-naftol membentuk cincin berwarna ungu. Terbentuknya warna ungu ini disebabkan adanya pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Molisch.

8 Gambar 1. Reaksi Uji Molisch pada Glukosa Gambar 2. Uji Molisch pada Glukosa Uji Molisch pada Fruktosa Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh data bahwa larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan yaitu fruktosa 1% menunjukkan hasil yang positif. Hal ini menujukkan bahwa adanya suatu karbohidrat dalam suatu larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dimasukkan larutan H2SO4 pekat dengan kondisi tabung reaksi miring. Hal ini dilakukan agar reaksi yang diperoleh suatu pembentukkan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung tersebut seperti yang telah ungkapkan oleh (Winarno,2004). Menurut Rahman (2007) asam pekat tersebut berfungsi sebagai penghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural tersebut kemudian yang selanjutnya mengalami kondensasi 4-hidroksimetil-furfural dengan α-naftol membentuk cincin berwarna ungu. Terbentuknya warna ungu ini disebabkan adanya pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Molisch. Gambar 3. Reaksi Uji Molisch Gambar 4. Uji Molisch pada Fruktosa Uji Molisch pada Amilum Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh data bahwa larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan yaitu amilum 1% menunjukkan hasil yang positif. Hal ini menujukkan bahwa adanya suatu karbohidrat dalam suatu larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan

9 pereaksi Molisch, dimasukkan larutan H2SO4 pekat dengan kondisi tabung reaksi miring. Hal ini dilakukan agar reaksi yang diperoleh suatu pembentukkan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung tersebut seperti yang telah ungkapkan oleh (Winarno,2004). Menurut Rahman (2007) asam pekat tersebut berfungsi sebagai penghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural tersebut kemudian yang selanjutnya mengalami kondensasi 4-hidroksimetil-furfural dengan α-naftol membentuk cincin berwarna ungu. Terbentuknya warna ungu ini disebabkan adanya pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Molisch. Gambar 5. Reaksi Uji Molisch Gambar 6. Uji Molisch pada Amilum Uji Molisch pada Laktosa Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh data bahwa larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan yaitu laktosa 1% menunjukkan hasil yang positif. Hal ini menujukkan bahwa adanya suatu karbohidrat dalam suatu larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dimasukkan larutan H2SO4 pekat dengan kondisi tabung reaksi miring. Hal ini dilakukan agar reaksi yang diperoleh suatu pembentukkan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung tersebut seperti yang telah ungkapkan oleh (Winarno,2004). Menurut Rahman (2007) asam pekat tersebut berfungsi sebagai penghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural tersebut kemudian yang selanjutnya mengalami kondensasi 4-hidroksimetil-furfural dengan α-naftol membentuk cincin berwarna ungu. Terbentuknya warna ungu ini disebabkan adanya pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Moslisch.

10 Gambar 7. Reaksi Uji Molisch Gambar 8. Uji Molisch pada Laktosa Uji Molisch pada Mocaf Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh data bahwa larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch tidak dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Bahan yang diujikan yaitu mocaf dengan berat 10 gr menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini menujukkan bahwa adanya karbohidrat dalam larutan mocaf tersebut namun jenis karbohidrat kompleks yang terkandung yaitu polisakarida, sedangkan uji molisch merupakan pengujian adanya karbohidrat sederhana jenis monosakarida. Uji Molisch lebih cepat bereaksi pada monosakarida karena beda gugus. Gambar 9. Uji Molisch pada Mocaf Uji Molisch pada Susu Skim Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan, diperoleh data bahwa larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Molisch dapat membentuk kompleks cincin berwarna ungu. Dengan bahan yang diujikan yaitu susu skim dengan berat 10 gr menunjukkan hasil yang positif. Hal ini menujukkan bahwa adanya suatu karbohidrat dalam suatu larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dimasukkan larutan H2SO4 pekat dengan kondisi tabung reaksi miring. Hal ini dilakukan agar reaksi yang diperoleh suatu pembentukkan cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung tersebut seperti yang telah ungkapkan oleh (Winarno,2004). Menurut Rahman (2007) asam pekat tersebut berfungsi sebagai penghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural tersebut kemudian yang selanjutnya mengalami kondensasi 4-hidroksimetil-furfural dengan α-naftol membentuk cincin

11 berwarna ungu. Terbentuknya warna ungu ini disebabkan adanya pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Molisch. Gambar 10. Uji Molisch pada Susu Skim Uji Benedict Karbohidrat merupakan komponen bahan pangan yang terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Salah satu analisis kualitatif karbohidrat adalah uji benedict. Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu2O, suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen benedict (Kusbandari, 2015). Pada uji ini menghasilkan endapan berwarna hijau, kuning, atau merah bata tergantung dari konsentrasi gula reduksi dalam sampel, semakin berwarna merah bata, maka konsentrasi gula reduksi semakin banyak (Kusbandari, 2015). Terigu Fruktosa - Laktosa Mocaf Amilum - sukrosa Amilum - Susu skim - glukosa

12 Gambar 1. Glukosa dan Fruktosa Gambar 2. Sukrosa dan Laktosa Hasil pengamatan menunjukkan sampel yang positif mengandung gula reduksi adalah glukosa 1%, fruktosa 1%, laktosa, mocaf dan susu skim. Sedangkan sampel yang negatif mengandung gula reduksi adalah sukrosa 1%, amilum 1%, dan terigu. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas yang dalam suasana basa dapat mereduksi logam-logam (Indahyanti dkk, 2014). Gambar 1. menunjukkan bahwa glukosa memiliki gugus aldehid bebas pada atom C no.1 atau disebut juga anomerik, sedangkan fruktosa memiliki gugus keton bebas pada atom C no.2 sehingga sampel ini menghasilkan endapan merah bata setelah dilakukan uji benedict. Sukrosa dan laktosa merupakan karbohidrat yang termasuk golongan oligosakarida, yaitu polimer dari monosakarida yang berjumlah 2 sampai 10 unit dalam rantai glikosidik. Sukrosa terdiri atas molekul glukosa dan sukrosa, sedangkan laktosa terdiri atas molekul glukosa dan galaktosa. Dilihat dari strukturnya, ikatan glikosidik pada sukrosa terbentuk antara C no.1 glukosa dan C no.2 fruktosa, menjadi ikatan 1,2 α. Oleh karena itu pada pengujian ini sukrosa tidak menghasilkan endapan merah bata dikarenakan sukrosa bukan termasuk gula reduksi yang memiliki gugus OH bebas. Laktosa dihubungkan oleh ikatan 1,4 β, yaitu C no.1 galaktosa dan C no.4 glukosa, sehingga gugus aldehid pada anomerik glukosa tetap bebas. Maka laktosa menghasilkan endapan merah bata, meskipun warnanya tidak pekat seperti glukosa. Hal ini dikarenakan konsentrasi gula reduksi pada laktosa tidak sebanyak glukosa. Susu skim mengandung zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (Herawati dan Wibawa, tanpa tahun). Susu skim mengandung laktosa sebanyak 5%. Oleh karena itu, susu skim merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus aldehid bebas pada laktosa tepatnya pada monomer glukosa. Endapan yang dihasilkan berwarna kuning, hal ini dikarenakan konsentrasi gula reduksi pada susu skim tidak banyak, susu skim mengandung komponen lain selain laktosa, diantaranya adalah air, protein, dan vitamin larut air. Modified Cassava Flour adalah hasil modifikasi dari sel ubi kayu (singkong) secara fermentasi dengan bantuan mikroba Bakteri Asam Laktat (BAL) (Mukmin dkk, 2012). Mikroba yang tumbuh menghasilkan enzim pektolitik dan selulotik yang dapat menghancurkan dinding sel singkong sedemikian rupa sehinga terjadi liberasi granula pati (Subagyo dalam Mukmin dkk, 2012). Mocaf memiliki pati 87,3%, yang lebih tinggi dari tepung terigu 60-68% sehingga mocaf dapat digunakan untuk penambahan atau pengganti alternatif tepung terigu, namun kedua produk ini tidak sama karakteristiknya. Pati disebut juga amilum pada mocaf dan tepung terigu terdiri atas

13 dua macam polisakarida yang keduanya adalah polimer dari glukosa. Amilosa terdiri atas unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4- glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik (Muksin dkk, tanpa tahun). Maka dapat disimpulkan bahwa sampel mocaf, terigu, dan amilum 1% merupakan gula reduksi apabila polimernya telah terurai menjadi monomer glukosa yang memiliki gugus aldehid bebas. Akan tetapi, pada uji benedict hanya mocaf yang hasilnya positif walaupun endapan yang dihasilkan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan mikroba yang tumbuh pada proses fermentasi mocaf menghasilkan enzim pektolitik dan selulotik yang dapat menghancurkan dinding sel singkong sehingga terjadi liberasi granula pati. Maka pati pada mocaf sudah terurai menjadi lebih sederhana yang memiliki gugus OH bebas walaupun konsentrasi gula reduksi tidak banyak sehingga menghasilkan endapan berwarna hijau. Sedangkan pati pada terigu dan amilum 1% tidak terurai walaupun melalui proses pemanasan. Salah satu proses pemecahan molekul pati menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana adalah hidrolisis. Meskipun pada pengujian ini melewati tahap pemanasan, hidrolisis sempurna terjadi pada suasana asam sedangkan reagen benedict pada pengujian ini menghasilkan suasana alkalis. Selain itu, hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Uji Selliwanof Uji Seliwanoff atau tes Selliwanof digunakan untuk membedakan gula (karbohidrat) yang di uji masuk kategori ketosa atau aldosa. Gula aldosa memiliki gugus aldehida, sedangkan ketosa memiliki gugus keton. Dasar dari uji ini adalah bahwa ketosa lebih cepat terdehidrasi di bandingkan aldosa saat di panaskan. HCl dalam reagen seliwanof akan mendehidrasi gula menjadi furfural yang akan bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna merah ceri atau merah kecoklatan. No Larutan uji Keterangan Dengan uji ini, gula ketosa 1 Lar. Seliwanoff + Glukosa Tidak terjadi perubahan seperti fruktosa akan menghasilkan (+) warna merah ceri atau merah 2 Lar. Seliwanoff + Maltosa Tidak terjadi perubahan kecoklatan, sedangkan gula aldosa seperti glukosa dan maltosa akan memberikan hasil negatif (-) dengan tidak muncul warna merah pada larutan. Namun apabila pemanasan tidak sesuai dengan prosedur (lebih dari 5 menit), gula aldosa kadang akan menghasilkan warna merah muda. Sedangkan sukrosa (gabungan antara fruktosa dan glukosa) akan menghasilkan warna merah ceri atau merah kecoklatan karena adanya fruktosa di dalamnya Uji test Selliwanoff : Fruktosa dan asam kuat membentuk 4 hidroksimetil,ditambahkan recorcinol akan membentuk warna coklat.

14 Uji selliwanof memiliki prinsip yaitu setelah pencampuran larutan dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pemanasan, maka sakarida yang mengandung gula ketosa akan berubah warna menjadi merah. Pada uji selliwanof, dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa glukosa dan maltosa bereaksi negatif terhadap uji selliwanof ini. Hal tersebut ditandai dengan tidak timbulnya warna merah pada saat pemanasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa glukosa dan maltosa merupakan gula aldosa atau merupakan gula yang mempunyai gugus aldehida. Seperti yang terdapat dalam literatur bahwa uji selliwanof digunakan untuk menguji adanya gula ketosa. Sedangkan pada sampel glukosa dan maltosa negatif terhadap uji selliwanoff karena kedua sampel ini tidak mempunyai gugus keton. Uji Barfoed Uji karbohidrat barfoed merupakan uji untuk membedakan karbohidrat golongan monosakarida dan disakarida. Prinsipnya adalah reduksi Cu 2+ yang terdapat dalam pereaksi barfoed oleh gugus pereduksi pada monosakarida dalam suasana asam. Reaksi positif ditunjukkn dengan munculnya endapan merah orange atau merah bata. Pada uji barfoed, dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa glukosa berekasi positif yang ditandai dengan adanya endapan merah bata setelah dipanaskan. Sehingga glukosa merupakan gula monosakarida pereduksi seperti yang terdapat dalam literatur yang menyatakan bahwa uji barfoed digunakan untuk menguji adanya gula monosakarida pereduksi. Sedangkan pada sampel sukrosa bereaksi negatif. Hal itu terbukti bahwa sukrosa bukan termasuk gula monosakarida pereduksi. Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu +, yang mengendap sebagai Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo, 2006). Uji Barfoed digunakan untuk membedakan reaktivitas antara monosakarida, disakarida,dan polisakarida. Didalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial

15 menjadi sebagian kecil monomernya. Monomer gula dalam hal ini beraksi dengan fosfomolibdat membentuk warna merah. Dari hasil pengamatan pun sukrosa yang termasuk kedalam disakarida menunjukkan hasil yang negative, pada semua percobaan. No Larutan uji Keterangan Pada uji Barfoed, hasil positif ditunjukkan pada sampel glukosa, dan 1 Lar. Seliwanoff + Glukosa Terjadi perubahan hasil negative ditunjukkan oleh sampel 2 Lar. Seliwanoff + Sukrosa Tidak terjadi perubahan sukrosa. Uji Lugol Uji lugol merupakan uji untuk mengetahui adanya karbohidrat golongan polisakarida, dengan ditambahkan larutan iodin maka akan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Amilosa dengan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan iodin akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodin akan berwarna merah coklat. Pada uji lugol sampel yang dipergunakan yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa, amilum, tepung terigu, dan tepung mocaf berikut gambar sampel: (mocaf) (laktosa) (maltosa) (glukosa) (terigu) (sukrosa) (amilum) Dari hasil yang kita dapat kita bisa lihat bahwa sampel menunjukan hasil (+) adalah amilum, tepung terigu, dan tepung mocaf sedangkan yang menunjukan hasil ( ) yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa ini sudah sesuai dengan ketentuan yang biasanya dilihat dari perubahan warna yang terlihat. Uji Biuret Reaksi biuret merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ikatan peptida. Reaksi ini positif (berwarna ungu) untuk zat yang mengandung 2 atau lebih ikatan peptida. Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu 2+ dan N dari molekul ikatan peptide.

16 Pada uji biuret yang telah kami lakukan, terdapat hasil positif mengandung protein hanya pada tepung terigu saja dan tidak pada sampel lain nya (fruktosa dan laktosa) yaitu negative mengandung protein. Pada sampel terigu warna sampel yang asalnya berwarna putih berubah menjadi cairan berwarna keunguan dan berwarna putih kekuningan saja pada fruktosa dan laktosa. Hasil pada terigu menjadi berwarna ungu dikarenakan tepung terigu diteteskan oleh NaOH kemudian dimasukan tetesan CUSO4 yang kemudian terjadi karena pada suasana basa ion yang ada pada pereaksi biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus CO dan _NH dari rantai peptide yang menyusun protein membentuk kompleks yang berwarna violet (keunguan). Semakin banyak asam amino bebas, ikatan peptide bebas dan rantai terakhir asam amino, maka warna ungu akan semakin nampak (Anisa, 2014). Pada laktosa dan fruktosa hasilnya bersifat negative yang dapat disimpulkan dari tidak adanya perubahan warna pada sampel tersebut, hal ini disebabkan karena tidak adanya ikatan peptide yang terkandung pada fruktosa dan laktosa sehingga tidak ada proses reaksi antara CuSO4 yang bersifat basa dengan CO dan NH yang seharusnya terkandung pada ikatan peptida. Kesimpulan Pada praktikum ini dilakukan 2 pengujian yaitu uji karbohidrat dan uji protein dalam bentuk kualitatif. Pengujian karbohidrat mencakup uji molisch, uji seliwanof, uji benedict dan uji barfoed. Kemudian uji protein mencakup uji biuret dan uji lugol. Hasil yang didapatkan pada uji molisch terdapat hasil positif mengandung karbohidrat pada glukosa, fruktosa, laktosa, amilum, moccaf dan susu skim. Kemudian pada uji benedict terdapat hasil positif mngandung karbohidrat pada glukosa, fruktosa, laktosa dan hasil negative mengandung protein pada sukrosa amilum, terigu, moccaf dan susu skim. Pada uji seliwanof didapatkan hasil negative pada glukosa, maltose, dan terigu. Kemudian dilakukan uji barfoed dan dinyatakan positif mengandung karbohidrat pada glukosa dan negative pada sukrosa. Untuk uji protein dilakukan uji lugol dan uji biuret dimana hasil positif mengandung protein pada uji lugol terdapat pada amilum, terigu dan moccaf sedangkan negative pada glukosa, fruktosa, sukrosa, maltose dan laktosa. Dan terdapat hasil positif pada uji biuret pada tepung dan negative mengandung protein pada fruktosa dan laktosa.

17 Lembar Kontribusi 1. Novita Purnamasari H. : Membahas uji benedict, editor 2. Putri Audia Aneti Kalista : Membahas uji Selliwanof dan Barfoed, mengerjakan bagian latar belakang 3. Ramadhan Nurcholis : Membahas uji lugol, mengerjakan bagian metode 4. Rizki Yanti Rahayu : Membahas uji molish, mengerjakan bagian abstrak 5. Saskiya Khairani : Membahas uji biuret, mengerjakan bagian kesimpulan

18 DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Pustaka Utama Annisa, Cut Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino (Uji Biuret). Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah: Darussalam Banda-Aceh. Ayu. (2011). Karbohidrat. Di akses 11/12/2016. Herawati dan Wibawa. (Tanpa tahun). Pengaruh Konsentrasi Susu Skim dan Waktu Fermentaso terhadap Hasil Pembuatan Soyghurt. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 1 (2), hlm Indahyanti dkk. (2014). Optimasi Konsentrasi Garam Bisulfit pada Pengendalian Kualitas Nira Kelapa. Jurnal Penelitian Saintek, 19 (1), hlm. 1-8 Kusbandari. (2015). Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.). Jurnal Pharmaciana, 5 (1), hlm Mukmin dkk. (2012). Evaluasi Mutu dan Daya Simpan Roti Manis yang Dibuat Melalui Substitusi Tepung Terigu dengan Pati Sagu dan Mocaf. Jurnal Sagu, 11 (1), hlm Muksin dkk. (Tana tahun). Optimasi Variasi Konsentrasi Ragi dan Waktu Fermentasi pada Pembuatan Alkohol pada Buah Mengkudu. Universitas Negeri Gorontalo Rahman, A & Sumantri Analisis Makanan. Gadjah Mada University, Press: Yogyakarta. Sirajuddin, S dan Najamuddin, U Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Winarno Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PENDAHULUAN Karbohidrat disebut juga sakarida. Karbohidrat

Lebih terperinci

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA AARA I SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi jenis sakarida sesuai dengan jenis reaksinya 2. ari, tanggal praktikum : Sabtu, 29 Juni

Lebih terperinci

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan HASIL DAN DATA PENGAMATAN 1. Uji molish warna cincin ungu pada batas larutan pati cincin ungu pada batas larutan arabinosa cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa

Lebih terperinci

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam

Lebih terperinci

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Analisa Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Adalah uji untuk membuktikan

Lebih terperinci

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT LAPORAN PRATIKUM KIMIA PANGAN ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT Disusun Oleh : KELOMPOK 6 GIZI NONREGULER M. Rifki Fahrian (12310075) M. Zefri (12310076) Najah Imtihani (12310077) Nia Indah Yurica (12310078)

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 25 September 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Listia Vidyawati MM Mayang Dewi MU Annisa Dhiya

Lebih terperinci

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 21 Sesi NGAN BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kelompok senyawa aldehid dan keton terpolihidroksilasi yang tersusun dari atom C, H, dan O. Karbohidrat

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT : SARAH MELATI D : K TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011

PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT : SARAH MELATI D : K TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN 1 KARBOHIDRAT NAMA : SARAH MELATI D NIM : K211 10 291 KELOMPOK : 6 ( ENAM ) ASISTEN : NUR RADHIYAH TANGGAL PERCOBAAN : 02 APRIL 2011 LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN I. Pengujian Secara Kualitatif 1. Uji Benedict 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech Kemanisan Beberapa monosakarida dan oligosakarida memiliki rasa manis bahan pemanis Contoh: sukrosa (kristal), glukosa (dalam sirup jagung) dan dekstrosa

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA NAMA :Dian Ratnasari PRODI :Teknik Kimia NIM: 12.01.4017 KAMPUS POLITEKNIK LPP Jln. LPP No 1A, Balapan, Yogyakarta 55222, Telp

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas Kelompok : 1B : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH Disusun oleh : Oleh: DEWI FIRDAUSI NUZULAH Nim. (133204005) PENDIDIKAN BIOLOGI A 2013 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 2 Oktober 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Caecilia Jessica U Mayang Dewi MU Rizqy Fachria KARBOHIDRAT

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si KARBOHIDRAT Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP TEORI Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidarat berasal dari kata

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n KARBOHIDRAT Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Februari 2010 Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n Karbohidrat meliputi sebagian zat-zat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PROTEIN A. REAKSI UJI PROTEIN 1. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM-GARAM

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT LAPRAN PRAKTIKUM KIMIA RGANIK ANALISIS KUALITATIF KARBIDRAT NAMA : GATSULLA AL-JALILY NIM : 135100601111042 KELAS : K JURUSAN : TEP KELLMPK : K5 ASISTEN : LABRATRIUM KIMIA FAKULTAS TEKNLGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan

Lebih terperinci

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL - 1 - KIMIA MAKRMLEKUL KARBIDRAT» Merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi» Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:» Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus

Lebih terperinci

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis

Lebih terperinci

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung. Pembahasan benedict Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Protein dan Karbohidrat : Sifat dan Reaksi Kimia Nama : Grace E M Hutahaean NIM : 11212021 Kelompok : 3 Tanggal percobaan : 24 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan laporan :

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT 1 Karbohidrat Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan Latar Belakang Tujuan: Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan pangan Prinsip: Berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK 1. Diantara beberapa monomer di bawah ini : Monomer manakah yang dapat membentuk polimer adisi. A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH

KARBOHIDRAT. Klasifikasi karbohidrat menurut lokasi gugus karbonil C H C C CH 2 OH H H C C OH OH KARBIDRAT Pendahuluan Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar

Lebih terperinci

Hidrolisis Pati Enzimatis. Abstrak

Hidrolisis Pati Enzimatis. Abstrak Hidrolisis Pati Enzimatis Mochamad Iqbal Fernanda, 230110130132, Kelompok 10, Kelas B Jurusan Perikanan, Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor

Lebih terperinci

PERCOBAAN I KARBOHIDRAT Uji Molish

PERCOBAAN I KARBOHIDRAT Uji Molish 1 PERCOBAAN I KARBOHIDRAT 1. Tujuan Instruksional Mahasiswa diharapkan mampu : a. Mengenal berbagai macam karbohidrat b. Menjelaskan cara pengujian tentang adanya karbohidrat 1.1. Uji Molish 2. Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL TUJUAN : Mengetahui sifat fisik alkohol dan fenol Membedakan senyawa alkohol primer, sekunder, tersier dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida A.

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK:

ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK: ANALISIS KARBOHIDRAT Disusun untuk memenuhi tugas kimia analisa bahan makanan ANGGOTA KELOMPOK: Erlaningtyas Hutami (125090201111001) Hikmah Yaumil (125090201111002) Dian EkaYanti (125090201111004) Fanny

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karbohidrat 1. Definisi karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang karena

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com

LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com LAPORAN PRATIKUM UJI BENEDICT - dicoret.com BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis

Lebih terperinci

METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT METODE ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Oleh : Ni Luh Mega Desyanti P07134011035 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013 Metode

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)

Lebih terperinci

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN Terkadang ketika di laboratorium, ada rasa ingin tahu bagaimana cara membuat pereaksi molisch, barfoed, seliwanoff dan sebagainya. Nah, disini saya mencoba menyajikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I UJI ASAM AMINO UJI MILLON UJI HOPKINS-COLE UJI NINHIDRIN Oleh LUCIANA MENTARI 06091010033 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN Nama : Ade Tria NIM : 10511094 Kelompok : 4 Shift : Selasa Siang Nama Asisten : Nelson Gaspersz (20512021) Tanggal Percobaan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN FOOD ANALYSIS AND BIOCHEMISTRY PRACTICE Endrika WIDYASTUTI Food Science and Technology Department 2013 UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT CARBOHYDRATE ANALYSIS Uji KH secara

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama

Lebih terperinci

A. Senyawa organik sintesis

A. Senyawa organik sintesis A. Senyawa organik sintesis Paham lama : senyawa dalam jasad hidup berbeda dengan senyawa lain karena adanya semacam gaya gaib (vital force), para ahli kimia tidak mencoba membuat senyawa organik di laboratorium.

Lebih terperinci

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 D. Tujuan : Menentukan kadar glukosa dalam darah. E. Dasar

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. Oleh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus

Lebih terperinci

ISOLASI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

ISOLASI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT LAPRAN PRAKTIKUM BIKIMIA ISLASI DAN IDRLISIS KARBIDRAT LE: ANNUURUNNISA G1A 008 015 PRGRAM STUDI BILGI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS MATARAM 2010 http://arunnie.blogspot.com Page 1 ISLASI DAN IDRLISIS KARBIDRAT

Lebih terperinci

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gugus fungsi adalah suatu gugus yang memberikan karakteristik kepada senyawa organik, oleh karena itu jika suatu molekul memiliki dua gugus fungsi berlainan dengan

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN DISUSUN OLEH: TIM PENGAMPU M.K. BIOKIMIA PERTANIAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki konsumsi yang besar terhadap produk tepung terigu baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu nasional masih belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencernaan Nitrogen pada Ruminansia Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen dan protein pakan. Non protein nitrogen dalam rumen akan digunakan

Lebih terperinci

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000 7 Sebanyak 1 ml supernatan hasil fermentasi dilarutkan dengan akuades menjadi 25 ml di dalam labu Erlenmeyer. Larutan ditambahkan 2-3 tetes indikator phenolftalein lalu dititrasi dengan larutan NaOH.1131

Lebih terperinci

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis

Lebih terperinci

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

Semua karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan

Semua karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan KARBOHIDRAT Semua karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan 6 CO2 + 6 H2O Sinar matahari C 6H12O6 +6 O2 klorofil Fungsi Sumber energi Pemberian rasa manis pada makanan Penghemat protein Pengatur metabolisme

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaplek (Manihot esculenta Crantz) Gaplek (Manihot Esculenta Crantz) merupakan tanaman perdu. Gaplek berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir

Lebih terperinci

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus Fungsi Senyawa Karbon Gugus fungsi merupakan bagian aktif dari senyawa karbon yang menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Gugus fungsi tersebut berupa ikatan karbon rangkap dua, ikatan karbon rangkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karbohidrat 1. Pengertian Karbohidrat Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan

Lebih terperinci

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd KARBOHIDRAT Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam Dari namanya molekul yang terdiri dari carbon (C) dan hydrate (air H 2 O) Mempunyai rumus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur relatif pendek, mudah diproduksi pada berbagai lahan dengan produktifitas antara 20-40 ton/ha

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 UN-SMK-05-01 Perhatikan perubahan materi yang terjadi di bawah ini: (1) sampah membusuk (2) fotosintesis (3) fermentasi (4) bensin menguap (5) air membeku

Lebih terperinci

Ciri karbohidrat lain :

Ciri karbohidrat lain : Fungsi : karbohidrat 1. Sbg bahan bakar/sumber energi 2. Sbg bahan penyusun struktur sel mis : - selulosa, berenergi tetapi tdk dpt diambil energinya oleh makhluk hidup ttt - Chitin - lignin disebut karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN I KARBOHIDRAT. Disusun Oleh : Rina Febrina

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN I KARBOHIDRAT. Disusun Oleh : Rina Febrina LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II PERCOBAAN I KARBOHIDRAT Disusun Oleh : Rina Febrina 1530221003 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI PROGRAM STUDI KIMIA 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA SMK NEGERI 1 TAMPAKSIRING Alamat : Jl. Dr. Ir. Soekarno di Sanding (0361) 981681 Mata Pelajaran : IPA TERAPAN Kompetensi Keahlian : TB dan AP Kelas

Lebih terperinci

Penggolongan Karbohidrat

Penggolongan Karbohidrat KARBIDRAT Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. leh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus fungsional yang penting : * Gugus hidroksil * Gugus keton/aldehid Penggolongan

Lebih terperinci

Karbohidrat. Definisi karbohidrat 20/05/2014

Karbohidrat. Definisi karbohidrat 20/05/2014 Karbohidrat Definisi karbohidrat Definisi Klasifikasi karbohidrat Metabolisme karbohidrat Analisis karbohidrat Peran Karbohidrat Contoh aplikasi Karbohidrat Karbohidrat Sumber: biomolekul paling banyak

Lebih terperinci

BIOKIMIA. Kode Mata Kuliah : IKD 215. Disusun Oleh. Ariyo Prabowo Hidayanto, M.Si. PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BIOKIMIA. Kode Mata Kuliah : IKD 215. Disusun Oleh. Ariyo Prabowo Hidayanto, M.Si. PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN MODUL PRAKTIKUM Modul praktikum BIOKIMIA Kode Mata Kuliah : IKD 215 Disusun Oleh Ariyo Prabowo Hidayanto, M.Si. PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2017

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktifitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadangkadang

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Peneltian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB III GOLONGAN FENOL

BAB III GOLONGAN FENOL BAB III GOLONGAN FENOL I. Dasar Teori Fenol adalah senyawa organic yang mempunyai gugus yang langsung berikatan dengan atom C dari inti aromatis baik tunggal maupun polivalen. Sifat-sifat umum : 1. Bersifat

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan kalori sebesar 123 kalori per 100 g bahan (Rukmana, 1997). Berdasarkan kandungan tersebut, ubi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Kulit Pisang Sumber: (http://dewisworld.com)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Kulit Pisang Sumber: (http://dewisworld.com) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Pisang Pemanfaatan tanaman pisang pada saat ini hanya sebatas dikonsumsi buahnya dan menjadikan daun pisang sebagai bungkus makanan. Sedangkan bagian yang lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipanaskan (Astawan, 2004). Susu kedelai merupakan salah satu minuman suplemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipanaskan (Astawan, 2004). Susu kedelai merupakan salah satu minuman suplemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Kedelai Susu kedelai merupakan salah satu produk olahan kedelai yang diperoleh dengan cara menggiling kedelai, yang dicampur air kemudian disaring dan dipanaskan (Astawan,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci