Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran"

Transkripsi

1 Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran

2 Nama Kuliah Kode/SKS Semester Status Mataajar : Keperawatan Gawat Darurat : KPA 4350 / 2 SKS : 8 (Delapan) : Wajib Diskripsi Singkat Matakuliah : Mata Kuliah ini membahas mengenai konsep dan prinsip pemberian asuhan keperawatan pada semua tingkat usia yang mengancam kehidupan atau tanpa mengancam kehidupan yang terjadi secara mendadak atau tidak. Pembahasan juga meliputi penanggulangan sebagai akibat bencana atau kesalahan manusia. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi. Proses pembelajaran dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin terjadi.. Tujuan Pembelajaran: Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memahami konsep dan prinsip Keperawatan gawat darurat dan kekritisan, upaya Pengkajian awal dan utama dalam kasus gawat darurat dan kekritisan, tingkat penanggulangan masalah kegawat daruratan dan kekritisan yang meliputi masalah yang mengancam jiwa, kondisi kegawatan / kekritisan pada sistem tubuh tertentu. yang spesifik, kondisi kegawatan / kekritisan pada sistem tubuh tertentu yang tidak spesifik, kondisi kegawatan / kekritisan yang disebabkan factor lingkungan dan ketentuan-ketentuan standar transportasi klien trauma dan kritis. Materi Pembelajaran: 1. Filosofi, konsep holistik dan Proses Keperawatan kegawatdaruratan dan kekritisan 1.1. Pengertian Emergency Nursing ( Keperawatan Krisis) dan Critical Care Nursing (Keperawatan Kritis) Konsep Emergency Nursing ( Keperawatan Krisis) dan Critical Care Nursing (Keperawatan Kritis) Peran dan Fungsi Perawat gawat darurat dan Perawat intensive care Proses keperawatan pada area Emergency Nursing ( Keperawatan Krisis) dan Critical Care Nursing (Keperawatan Kritis)

3 1.5. Efek situasi krisis dan kritis dan permasalahan yang muncul pada keluarga dan klien 1.6. Tujuan penatalaksanaan psikologis pada situasi krisis dan kritis 1.7. Penatalaksanaan psikososial pada situasi kritis dan krisis 2. Pengkajian awal dan Triage pada keadaan gawat darurat 2.1. Pengertian, cakupan dan persiapan Pengkajian awal 2.2. Triage 2.3. Primary Survey: Airway-Breathing-Circulating 2.4. Secondary Survey 2.5. Pengkajian fisik, penunjang dan pengkajian riwayat 2.6. Pengawasan dan reevaluasi 3. Kegagalan Pemafasan Akut 3.1. Pengertian, Etiologi dan gejala Minis Gagal Nafas Akut 3.2. Penatalaksanaan umum Gagal Nafas Akut 3.3. Oksigenasi dan perbaikan ventilasi alveolar pada Gagal Nafas Akut Ventilasi mekanik pada pasien dengan Gagal Nafas Akut 3.5. Pemantauan pasien dengan Gagal Nafas Akut 4. Trauma Dada 4.1. Mekanisme cedera pada Trauma Dada 4.2. Evaluasi dan penanganan dini 4.3. Primary Survey & Secondary 4.4. Terapi Prioritas trauma dada Burrington s 4.5. Macam-macan kondisi akibat Trauma dada ( Tension Pneumothoraks,flil chest, depresi myocard, tempona&jantung, dii) 4.6. Torakostomi pada trauma dada 5. Kegawatan pada sistem kardiovaskuler 5.1. Kasus-kasus kegawatan kardiovaskuier 5.2. Pengertian, Prognosis, komplikasi, manifestasi klinis, diagnosis, gambaran EKG dan uji diagnostik pada Miokard Infark 5.3. Algoritma / protokol kpenatalaksanaan kegawat daruratan Miokard Infark 5.4. Penatalaksanaan medis Miocard Infark

4 5.5. Penatalaksanaan Keperawatan Miocard Infark. 6. Trauma Kepala 6.1. Cedera Kepala primer dan cedera kepala sekunder 6.2. Pemngkatan Tekanan Intrakranial ( TIK) tanda dan gejala, monitoring, terapi 6.3. Prosedur keperawatan yang berhubungan dengan peningkatan TIK 6.4. Penatalaksanaan operatif 6.5. Diagnosa keperawatan pada trauma kepala 6.6. Terapi pada keadaan emergensi trauma kepala 7. Trauma Abdomen 7.1. Trauma tumpul Abdomen 7.2. Trauma tajam Abdomen 7.3. Tanth dan gejala trauma abdomen dan pecahnya organ berongga 7.4. Penatalaksanaan Trauma Abdomen 8. Kegawat daruratan Muskuloskeletal 8.1. Cedera musculoskeletal : Sprain/strain ( pengkajian, intervensi dan penatalaksanaan medis & keperawatan) 8.2. Dislokasi 8.3. Fraktur : Pengkajian, intervensi dan 1omp1ikasi fraktur 8.4. Syndroma compartment 9. Kegawatan obstetrik 9.1. Pengertian kegawatan Obstetrik 9.2. Kasus-kasus kegawatan Obstetrik : Kehamilan Ektopik terganggu, Ruptur uteri, Abruptio Plcentae, Pre Ekiamsi berat dan Ekiamsi, HELLP Syndrome Defimsi, Tanda dan gejala serta penatalaksanaan medis dan keperawatan pada masing-masing kasus kegawatan obstetric 10. Intoksikasi Mekanisme cedera pada Intoksikasi Pengkajian dan prioritas utama pada Intoksikasi Sindroma intoksikasi yang sering Manifestasi klinis Intoksikasi.

5 10.5. Managemen pasien dengan Intoksikasi Antidotum pada masing masing Intoksikasi. 11. Envenomation Pertolongan pertama pada korban terkena gigitan binatang berbisa Tanda dan gejala terkena gigitan binatang berbisa Pertolongan korban di Rumah sakit Penatalaksanaan medis dan keperawatan lanjutan pasien yang terkena gigitan binatang berbisa Pressure Immobilisation 12. Transportasi pada pasien Trauma dan Kritis kategori transportasi pasien Trauma dan fritis Protokol transportasi pasien Peralatan dan monitoring selama Transportasi Tanggungjawab selama Transportasiv Factor-faktor penghambat Transportasi 5. Outcome pembelajaran Pada akhir mata kuliah ini mahasiswa diharapkan akan dapat: 1. Menjelaskan tentang pengertian, konsep, peran dan fungsi serta Proses keperawatan Emergency Nursing ( Keperawatan Krisis) dan Critical Care Nursing (Keperawatan Kritis ), menjelaskan tentang Efek situasi krisis dan kritis dan permasalahan yang muncul pada keluarga dan klien serta Tujuan dan penatalaksanaan psikologis pada situasi krisis dan kritis. 2. Menjelaskan tentang Pengkajian awal dan Triage pada keadaan gawat darurat yang meliputi Pengertian, cakupan dan persiapan Pengkajian awal, Triage, Primary Survey ( Airway-Breathing-Circulating ), Secondary Survey, Pengkajian fisik, penunjang dan pengkajian riwayat serta Pengawasan dan reevaluasi 3. Menjelaskan tentang Penatalaksanaan pasien yang mengalamia Kegagalan Pernafasan Akut yang meliputi Pengertian, Etiologi dan gejala klinis, Penatalaksanaan umum, Oksigenasi dan perbaikan ventilasi alveolar, Ventilasi mekanik pada pasien dengan Gagal Nafas Akut dan Pemantauan pasien dengan Gagal Nafas Akut

6 4. Menjelaskan tentang Penatalaksanaan Kegawatan Trauma Dada yang meliputi mekanisme cedera pada Trauma Dada Evaluasi dan penanganan diri, Primary Survey & Secondary, Terapi Prioritas trauma dada Burrington s, Macam-macan kondisi akibat Trauma dada ( Tension Pneumothoraks, flil chest, depresi myocard, temponade jantung, dll ) dan Torakostomi pada trauma dada 5. Menjelaskan mengenai Kegawatan pada sistem kardiovaskuier yang meliputi. Kasus-kasus kegawatan kardiovaskuier, Miokard Infark Pengertian Prognosis, komplikasi, manifestasi klinis, diagnosis, gambaran EKG dan uji diagnostik, Aigoritma / protokol penatalaksanaan kegawat daruratan dan Penatalaksanaan medis dan Keperawatan Miocard Infark 6. Menjelaskan mengenai Trauma Kepala meliputi Cedera Kepala primer dan sekunder, Peningkatan Tekanan Intrakranial ( TIK ) : tanda dan gejala, monitoring, terapi, Prosedur keperawatan yang berhubungan dengan peningkatan TIK, Penatalaksanaan operatif, Diagnosa keperawatan pada trauma kepala dan Terapi pada keadaan emergensi trauma kepala. 7. Menjelaskan mengenai Kegawatan Trauma Abdomen yang meliputi Trauma tumpul dan trauma tajam, tanda dan gejala trauma abdomen dan pecahnya organ berongga, penatalaksanaan Trauma Abdomen 8. Menjelaskan mengenai Kegawat daruratan Muskuloskeletal yang meliputi Cedera musculoskeletal : Sprain/strain ( pengkajian, intervensi dan penatalaksanaan medis & keperawatan ), Dislokasi, Fraktur (Pengkajian intervensi dan komplikasi), Syndroma compartment. 9. Menjelaskan mengenai Kegawatan obstetrik yang meliputi Pengertian kegawatan Obstetrik,Kasus-kasus kegawatan Obstetrik (Kehamilan Ektopik terganggu, Ruptur uteri, Abruptio Plcentae, Pre Ekiamsi berat dan Ekiamsi, HELLP Syndrome) dan Definisi, Tanda dan gejala serta penatalaksanaan medis dan keperawatan pada masing-masing kasus kegawatan obstetric. 10. Menjelaskan mengenai Intoksikasi yang meliputi Mekanisme cedera pada Intoksikasi., Pengkajian dan prioritas utama pada Intoksikasi, Sindroma intoksikasi yang sering terjadi, manifestasi klinis Intoksikasi. managemen pasien degan Intoksikasi dan Antidotum pada masiftg masing Intoksikasi. 11. Menjelaskan mengenai Envenomation yang meliputi, Pertolongan pertama pada korban terkena gigitan binatang berbisa, Tanda dan gejala terkena gigitan binatang berbisa, pertolongan korban di Rumah sakit penatalaksanaan medis dan keperawatan lanjutan serta cara Pressure Immobilisation.

7 12. Menjelaskan mengenai Transportasi pada pasien Trauma dan Kritis yang meliputi kategori transportasi pasien Trauma dan kritis, protokol transportasi pasien, peralatan dan monitoring selama transportasi, tanggung jawab selama transportasi, factor-faktor penghambat transportasi. 7. Jadual kegiatan mingguan Minggu ke- Topik Substansi Metode Pembelajaran I - Penjelasan silabus Filosofi, konsep holistik dan - Filosofi, konsep Proses Keperawatan holistik dan Proses kegawat daruratan dan Keperawatan kekritisan kegawat daruratan 1.1. Pengertian Emergency dan kekritisan Nursing ( Keperawatan Krisis) dan critical Care Nursing (Keperawatan Kritis) 1.2. Konsep Emergency Nursing ( Keperawatan Krisis) dan Critical Care Nursing (Keperawatan Kritis) 1.3. Peran dan Fungsi Perawat gawat darurat dan Perawat intensive care 1.4. Proses keperawatan pada area Emergency Nursing ( Keperawatan Krisis) dan (}iticai Care Nursing (Keperawatan Kritis) 1.5. Efek situasi krisis dan kritis dan permasalahan yang mumcul pada keluarga dan klien 1.6. Tujuan penatalaksanaan psikologis pada situasi krisis dan kritis 1.7. Penatalaksanaan psikososial pada situasi kritis dan krisis II & III - Pengkajian awal 2.1. Pengertian, cakupan dan Ceramah pada keadaan persiapan Pengkajian awal diskusi gawat darurat 2.2. Triage - Triage 2.3. Primary Survey: Airway- Breathing-. irculating 2.4. Secondary Survey

8 IV Kegagalan pernafasan Akut 2.5. Pengkajian fisik, penunjang dan pengkajian riwayat 2.6. Pengawasan dan reevaluasi 3.1. Pengertian, Etiologi dan gejala klinis Gagal Nafas Akut 3.2 Penatalaksanaan umum Gagal Nafas Akut 3.3 Oksigenasi dan perbaikan ventilasi alveolar pada Gagal Nafas Akut Ventilasi mekanik pada pasien dengan Gagal Nafas Akut 3.5. Pemantauan pasien dengan Gagal Nafas Akut V Trauma dada 4.1. Mekanisme cedera pada Trauma Dada 4.2. Evaluasi dan penanganan dini 4.3. Primary Survey & Secondary 4.4. Terapi Prioritas trauma dada Burrington s 4.5. Macam-macan kondisi akibat Trauma dada (Tension Pneumothoraks, fiji chest, depresi myocard, temponade jantung, dli) 4.6. Torakostomi pada trauma dada VI Kegawatan pada system kardiovaskuler 5.1. Kasus-kasus kegawatan kardiovaskuler 5.2. Pengertian, Prognosis, komplikasi, manifestasi klinis, diagnosis, gambaran EKG dan uji diagnostik pada Miokard Infark 5.3. Algoritma / protokol kpenatalaksanaan kegawat daruratan Miokard Infark 5.4. Penatalaksanaan medis Miocard Infark 5.5. Penatalaksanaan Keperawatan Miocard Infark. VII Trauma kepala 6.1. Cedera Kepala primer dan

9 cedera kepala sekunder 6.2. Peningkatan Tekanan Intrakraniai (TIK) tanda dan gejala, monitoring, terapi 6.3. Prosedur keperawatan yang berhubungan dengan peningkatan TIK 6.4. Penatalaksanaan operatif 6.5. Diagnosa keperawatan pada trauma kepala 6.6. Terapi pada keadaan emergensi trauma kepala VIII Trauma abdomen 7.1. Trauma tumpul Abdomen 7.2. Trauma tajam Abdomen 7.3. Tanda dan gejala trauma abdomen dan pecahnya organ berongga 7.4. Penatalaksanaan Trauma IX Kegawatdaruratan muskuloskelet al Abdomen 8.1. Cedera musculoskeletai Sprain/strain ( pengkajian, intervensi dan penatalaksanaan medis & keperawatan) 8.2. Dislokasi 8.3. Fraktur : Pengkajian, intervensi dan komplikasi fraktur 8.4. Syndroma compartmen X Kegawatan obstetric 9.1. Pengertian kegawatan Obstetrik 9.2. Kasus-kasus kegawatan Obstetrik : Kehamilan Ektopik terganggu, Ruptur uteri, Abruptio Plcentae, Pre Ekiamsi berat dan Ekiamsi, HELLP Syndrome Definisi, Tanda dan gejala serta penatalaksanaan medis dan keperawatan pada masing-masing kasus kegawatan obstetrik XI intoksikasi Mekanisme cedera pada Intoksikasi Pengkajian dan prioritas utama pada Intoksikasi Sindroma intoksikasi yang sering Manifestasi kilnis

10 Intoksikasi Managemen pasien dengan Intoksikasi Antidotum pada masing masing Intoksikasi. XII Envenomation Pertolongan pertama pada korban terkena gigitan binatang berbisa Tanda dan gejala terkena gigitan binatang berbisa Pertolongan korban di Rumah sakit Penatalaksanaan medis dan keperawatan lanjutan pasien yang terkena gigitan binatang berbisa Pressure Immobilisalion XIII Transportasi pada pasien Trauma dan kritis kategori transportasi pasien Trauma dan Iritis Protokol transportasi pasien Peralatan dan monitoring selama Transportasi Tanggungjawab selama Transportasi Factor-faktor penghambat_transporta si Catatan: Jumlah jam aktif yang digunakan 14 minggu ditambah 2 minggu kegiatan ujian tengah semester dan akhir semester serta ujian perbaikan. 5. Penilaian dan cara evaluasi hasil pembelajaran 40% ujian mid semester 10% tugas individu 5% Kehadiran Kelas 45% ujian akhir 6. Bahan, sumber informasi dan referensi 1. Davie, L.K. (1994). Critical Care Nursing: Diagnosis and Management. St. Louis. C.V. Mosby Company 2. Hudac,C.M, Gallo,B.M. (1995 ). Critical Care Nursing: A Holistic approach. Philladeiphia: J.B. Lippincott Company.

11 3. Hudac,C.M, Gallo,B.M. (1995 ). Hand Book Of Critical Care Nursing. Philladeiphia: J.B. Lippincott Company. 4. Romanim, J., Daly, 3. (1994). Critical Care Nursing. Sydney: W.B.Saunders 5. Seifridge, T.J. (1995 ). Mannual of Emergency Nursing. Philladeiphia : W.B. Saunders Company. 6. Sheely, S.B. (1997). Emergency Nursing: Principle &Practice. 34th ed.. St. Louis : The Mosby Year Book 7. T.E.Oh. (1997). Intensive care Manual. 4th ed.sydney : Butterworth Heinemann.

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (PROGRAM B 2014) Koordinator Ko-Koordinator :, S.Kp, MN : Ns., M.Kep Ns. Rahmadevita, M.Kep, SpKepA Fakultas Keperawatan Universitas Andalas LEMBAR

Lebih terperinci

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. Definisi Keperawatan Dawat Darurat: Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu kqperawatan gawat darurat

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH

SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Kode Mata Kuliah : WAT.3.09 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I Jumlah SKS : 5 (teori 1, 1, praktik laboratorium 1, praktik klinik 2) Semester :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care

Lebih terperinci

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan diperkirakan akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2020 (Tunstall. 1994). Diantaranya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecepatan pertolongan pada pasien dengan kasus kegawat daruratan menjadi elemen penting dalam penanganan pasien

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecepatan pertolongan pada pasien dengan kasus kegawat daruratan menjadi elemen penting dalam penanganan pasien 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecepatan pertolongan pada pasien dengan kasus kegawat daruratan menjadi elemen penting dalam penanganan pasien di sebuah IRD (Instalasi Rawat Darurat) rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ruhyanudin, 2007). Gagal jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi sekaligus kewajiban yangharus diberikan perhatian penting oleh setiap orang (Depkes RI, 2004). Pemerintah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh siklus hidup manusia. kesehatan agar keperawatan mampu menjadi ilmu aplikasi yang memiliki dasar

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh siklus hidup manusia. kesehatan agar keperawatan mampu menjadi ilmu aplikasi yang memiliki dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada ilmu dan kiat keperawatan dengan

Lebih terperinci

RPKPS Konsep Dasar Keperawatan (KDK) Oleh Tim Konsep Dasar Keperawatan Fakultas Kedokteran

RPKPS Konsep Dasar Keperawatan (KDK) Oleh Tim Konsep Dasar Keperawatan Fakultas Kedokteran RPKPS Konsep Dasar Keperawatan (KDK) Oleh Tim Konsep Dasar Keperawatan Fakultas Kedokteran RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPKS) LOGO KONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDK) OLEH TIM KONSEP DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perubahan pola hidup yang terjadi meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan berperan besar pada mortalitas serta morbiditas. Penyakit jantung diperkirakan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWAT-DARURATAN SISTEM I. Kode MK: MKL 355 (3 sks, 2 T, 1 P) Semester VI. Pengampu Mata Kuliah: Emil Huriani, S.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWAT-DARURATAN SISTEM I. Kode MK: MKL 355 (3 sks, 2 T, 1 P) Semester VI. Pengampu Mata Kuliah: Emil Huriani, S. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWAT-DARURATAN SISTEM I Kode MK: MKL 355 (3 sks, 2 T, 1 P) Semester VI Pengampu Mata Kuliah:, S.Kp, MN Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernisasi kemajuan di bidang teknologi transportasi dan semakin berkembangnya mobilitas manusia berkendara di jalan raya menyebabkan kecelakaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I 1. PENDAHULUAN Puskesmas rawat inap merupakan organisasi fungsional dalam upaya kesehatan yang memberikan pelayanan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017 POLITEKNIK KESEHATAN RS dr SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWATDARURATAN TRAUMA SEMESTER VI TA. 2016/ 2017 PJMK KEGAWATDARURATAN TRAUMA Ardhiles Wahyu K, S.Kep Ners

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Pengertian Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : D-IV Bi Pendidik RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal neonatal Kode Mata Kuliah : Bd. 203 Semester : 3 SKS (2T, 1P) Penempatan : Semester II (dua)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh:

RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh: RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (GADAR) Disusun oleh: Ns. KARTIKA WIJAYANTI, M.Kep Ns. NURUL HIDAYAH, M.S Ns. SEPTI WARDANI, M.Kep PM-UMM-02-03/L1 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penatalaksanaan Pelayanan Gawat Darurat 2.1.1. Pengertian Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MAHASISWA DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 3

MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MAHASISWA DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 3 MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MAHASISWA DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 3 PROGRAM STUDY D III KEPERAWATAN AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA BANYUWANGI 2012 Pengantar Modul Modul Keperawatan Gawat Darurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DECOMCORDIS KIRI DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DECOMCORDIS KIRI DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DECOMCORDIS KIRI DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Oleh: RYANDEAZ CANDRAW NIM : 20120660075 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

RPKPS Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa

RPKPS Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa RPKPS Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa Koordinator : Ns. Atih Rahayuningsih, M.Kep, Sp.Kep.J Pengajar dan Pembimbing : Prof. Achir Yani, D. N.Sc Prof. Dr. Budi Anna Keliat, SKp, M.App.Sc Dr. Helmi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Struktur ini bertanggung jawab mengendalikan dan mengordinasikan aktivitas sel tubuh melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering mengganggu pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan nafas distal dan alveoli, pneumonia lobular

Lebih terperinci

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course PENDAHULUAN Pertolongan pertama merupakan tindakan awal yang harus segera diberikan pada korban yang mengalami masalah kegawatdaruratan akibat Kecelakaan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

EMBOLI CAIRAN KETUBAN EMBOLI CAIRAN KETUBAN DEFINISI Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung scr cepat pd wanita dlm proses persalinan atau segera stlh melahirkan sbg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari separuh kematian didunia karena cedera, cedera kepala berperan nyata atas outcome. Pada pasien dengan cedera kepala, kepala adalah bagian yang paling sering

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PW212 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 Dosen: Suci Tuty Putri, S.Kep.,Ners., M.Kep Upik Rahmi,S.Kp., M.Kep Sri Sumartini, S.Kp.,M.Kep Budi Rustandi, S.Kep.,Ners.,M.Kep PROGRAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG Menimbang : a. Bahwa semua pasien yang dilayani di RSIA Kemang harus diidentifikasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH Dsn. Sumberglagah, Ds. Tanjungkenongo Pacet, Mojokerto Telp (0321) 690441, 690106 Fax.(0321) 690137 Kode Pos 61374 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat

Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat Buku Panduan Praktek Klinik Keperawatan Gawat Darurat TIM PENYUSUN Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Jastro Situmorang, S.Kep, Ns AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWAT-DARURATAN SISTEM II. Kode MK: MKL 451 (2 sks, 1,5 T, 0,5 P) Semester VII. Pengampu Mata Kuliah:

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER KEGAWAT-DARURATAN SISTEM II. Kode MK: MKL 451 (2 sks, 1,5 T, 0,5 P) Semester VII. Pengampu Mata Kuliah: RENCN PEMELJRN SEMESTER KEGWT-DRURTN SISTEM II Kode MK: MKL 451 (2 sks, 1,5 T, 0,5 P) Semester VII Pengampu Mata Kuliah:, S.Kp, MN Ns., M.Kep Ns. Rahmadevita, M.Kep, SpKep Program Studi S1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Kantor Kepolisian Republik Indonesia pada

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 1

Universitas Gadjah Mada 1 I. Nama mata kuliah : Ortodonsia II II. Kode/SKS : KGO 11/2 III. Prasarat : Ortodonsia I IV. Status Mata Kuliah : Wajib Program studi V. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah Ortodonsia II diberikan pada semester

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA

LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA 1 LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA I Deskripsi Perdarahan pada saluran cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis. Perdarahan saluran cerna dibagi menjadi

Lebih terperinci

INTOKSIKASI Oleh: Sri Setiyarini, SKp

INTOKSIKASI Oleh: Sri Setiyarini, SKp INTOKSIKASI Oleh: Sri Setiyarini, SKp PENDAHULUAN lntoksikasi sering disebabkan karena kecelakaan atan disengaja termasuk pada usaha bunuh diri. Di Amerika angka statistic intoksikasi yang terjadi pada

Lebih terperinci

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ). PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan tindakan darurat untuk mencegah kematian biologis dengan tujuan mengembalikan keadaan henti jantung dan napas (kematian klinis) ke

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN BENCANA (PROGRAM B 2014)

MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN BENCANA (PROGRAM B 2014) MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH: KEPERAWATAN BENCANA (PROGRAM B 2014) Nama : Emil Huriani, S.Kp, MN Institusi : Universitas Andalas Fakultas : Keperawatan Tahun : LEMBAR PENGESAHAN Judul Modul Ajar : KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015 Menimbang : TENTANG KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI a. Bahwa

Lebih terperinci

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH Sri Wahyuni Dosen PSIK Universitas Riau Jl Pattimura No.9 Pekanbaru Riau Hp +62837882/+6287893390999 uyun_wahyuni2@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 1 DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 2 1. PENDAHULUAN 2. PERAN FASYANKES PRIMER /DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 3. DUKUNGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pemerintah telah mencanangkan visi dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu bertekad

Lebih terperinci

KONSEP KEGAWATDARURATAN I

KONSEP KEGAWATDARURATAN I KONSEP KEGAWATDARURATAN I BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut survei WHO, angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan angka kematian 9661 ribu orang meninggal. Negara tertinggi yang menderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada suatu saat dalam hidup mereka. Kerusakan punggung dan tulang belakang, suatu masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian. Kasus ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeypti. Penyakit ini dapat menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena masih tingginya angka kematian. Penyebab langsung diantaranya karena perdarahan, infeksi, pre

Lebih terperinci

SILABUS DAN KONTRAK BELAJAR

SILABUS DAN KONTRAK BELAJAR SILABUS DAN KONTRAK BELAJAR Mata kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia Kode Mata Kuliah : CIC 108 Kredit : 3 SKS (2,3) Semester : GANJIL Waktu : Rabu, jam 09.00 s.d 12.50 WIB Kelas : B 2010 Kelas Kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama di mana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan.

Lebih terperinci

Nama Pelamar: FORMULIR ASESMEN MANDIRI. :1. Ilmu Biomedik Dasar ( 4 SKS)

Nama Pelamar: FORMULIR ASESMEN MANDIRI. :1. Ilmu Biomedik Dasar ( 4 SKS) III. FORMULIR ASESMEN MANDIRI Nama : Program Studi: Diploma III Keperawatan_ Peserta diharapkan mengisi setiap pertanyaan pada dibawah ini sebagai bentuk asesmen mandiri. Peserta harusmemberi tanda X pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu catatan penting dalam beberapa dekade terakhir adalah semakin meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula halnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan kepala atau otak (Borley & Grace, 2006). Di

Lebih terperinci

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan penyebab utama kematian dan disabilitas permanen pada usia dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk indonesia mencapai 237 juta jiwa lebih, setelah merdeka hingga sampai tahun 2010 telah dilakukan enam

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI 0 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkan Ahli Madya Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Efusi pleura adalah penimbunan cairan didalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Efusi pleura bukan merupakan suatu

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA ANAK KORBAN KEKERASAN. Suryo Dharmono

PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA ANAK KORBAN KEKERASAN. Suryo Dharmono PENATALAKSANAAN HOLISTIK PADA ANAK KORBAN KEKERASAN Suryo Dharmono TOPIK BAHASAN Ruang lingkup penatalaksanaan Anak Korban Kekerasan ( AKK ) Aspek klinis dan penatalaksanaan medik pada AKK Fisik, AKK Seksual

Lebih terperinci

RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0)/KKG 5313

RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0)/KKG 5313 UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI Jl. Denta No.1 Sekip Utara Yogyakarta RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0)/KKG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh memiliki pusat pengaturan yang diatur oleh otak. Otak merupakan organ paling besar dan paling kompleks pada sistem saraf. Sistem saraf merupakan sistem fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut (IMA) yang dikenal sebagai serangan jantung, merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju dan penyebab tersering kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Post partum adalah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan alat kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan bayi sampai persalinan setelah 2 jam pertama persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

PERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN

PERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN PERAWAT KLIIK I KEPERAWATA GAWAT DARURAT Pemenuhan kebutuhan dasar: a. Kebutuhan oksigenasi dengan berbagai metode b. Kebutuhan makan dan minum seimbang enteral maupun parenteral c. Kebutuhan eliminasi

Lebih terperinci

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN... Definisi Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keberhasilan pembangunan diikuti oleh pergeseran pola penyakit yang ada di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular dan infeksi

Lebih terperinci

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital dr Jetty RH Sedyawan SpJP K FIHA FAsCC Sindroma koroner akut (SKA) atau acute coronary syndrome (ACS) merupakan suatu spektrum penyakit jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional keperawatan yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan system

Lebih terperinci

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS)

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS) PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS) Nurul Hidayah 1 *, Muhammad Khoirul Amin 2 1 Program Studi Profesi Ners/Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan suatu respon sistemik yang dilakukan oleh tubuh ketika menerima sebuah serangan infeksi yang kemudian bisa berlanjut menjadi sepsis berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja. Kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian itu. Bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM SOP PERKESMAS PERKESMAS Disyahkan oleh Prosedur Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas. No. Terbit Ke. Tanggal. 1. TUJUAN TUJUAN UMUM: Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui peningkatan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran

Rencana Pembelajaran Rencana Pembelajaran MATA KULIAH : Keperawatan Dewasa 1 KODE MK : SKP.534 BEBAN SKS : 4 SKS KOORDINATOR : Puguh Widiyanto, S.Kp.,M.Kep Telp/e-mail : 08156525675 / ompuguh@alumni.ui.ac.id TIM PENGAJAR :

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

PENANGANAN MEDIS AKUT KORBAN BENCANA. Hendro Wartatmo

PENANGANAN MEDIS AKUT KORBAN BENCANA. Hendro Wartatmo PENANGANAN MEDIS AKUT KORBAN BENCANA Hendro Wartatmo Jenis tindakan sesuai tempat Di tempat kejadian Selama transportasi Di rumah sakit terdekat / Puskesmas Di rumah sakit rujukan Penanganan Medis Akut

Lebih terperinci