PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA PEKANBARU DALAM PENCEGAHAN PENGGUNAAN NARKOTIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA PEKANBARU DALAM PENCEGAHAN PENGGUNAAN NARKOTIKA"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA PEKANBARU DALAM PENCEGAHAN PENGGUNAAN NARKOTIKA Oleh : PEFRI PELITA HENDRA Jurusan : Administrasi Negara Pembimbing : SUJIANTO (Cp : ) Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru ABSTRACT Implementation of BNN Pekanbaru City in the prevention of drug use. This study aims to determine the tasks and functions BNN Pekanbaru City and the factors that affect the performance of duties in the prevention of drug use in the city of Pekanbaru. This study used a descriptive approach with qualitative methods. Source data from the primary data obtained through interviews with key informants, including the head of BNN, BNN and Employees in the Office of the city of Pekanbaru. The results showed the duties and functions of the city of Pekanbaru BNN influenced by human resources, systems used and community participation. Factors affecting the implementation of human resources is a task that is still lacking with wide area coverage and factor less community participation. Keywords: Management Functions, Organization, Implementation principal tasks and functions. Masalah penyalahgunaan narkotika saat ini sudah menjadi masalah yang serius bagi masyarakat kita. Hal ini menjadi serius karena sampai saat ini tenaga ahli diberbagai bidang belum mampu mengantisipasi masalah tersebut secara optimal. Akibatnya makin banyak generasi muda yang terjerumus kedalam narkotika dan kehilangan masa depan. Penggunaan narkotika bagi para pemula bisa berawal dari keluarga sendiri, tapi juga bisa berawal dari adanya kriminalitas atau dari masalahmasalah sosial lain yang pada akhirnya berpokok pangkal pada penyalahgunaan narkotika. Sebagaimana kita ketahui, bahwa akibat penyalahgunaan narkotika sangat rentan terhadap psikologi dan mental pemakainya dan sudah tentu akan menyiksa diri sendiri. Tidak sedikit dari kalangan muda yang depresi, keterbelakangan mental dan frustasi akibat panyalahgunaan barang haram tersebut. Biasanya, keterlibatan seseorang untuk mengkonsumsi Narkotika dipengaruhi oleh beberapa faktor fital dalam kehidupannya, seperti: keluarga, lingkungan sekitar, bermain dan belajar serta banyak juga yang terjerat karena lingkungan pekerjaannya. Sehingga perlu adanya penaggulangan awal oleh pemerintah Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 1

2 sebelum semakin banyaknya generasi muda bangsa ini terjerat oleh narkotika tersebut. Dalam rangka pencegahan peredaran gelap narkoba telah diadakan berbagai upaya pemberantasan, antara lain bertujuan untuk menerapkan sanksi dan asas hukum pidana yang seragam. Dalam hal ini Indonesia telah mengeluarkan serangkaian perundangan-undangan, Keputusan Presiden, Intruksi Presiden, antara lain: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional. 4. Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pencegehan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Perhatian pemerintah terhadap peredaran dan kasus narkotika sangat serius, bentuk keseriusan pemerintah adalah dengan membentuk lembaga Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan tugas mencegah dan memberantas penyalahgunaan pengedaran gelap narkotika serta visinya Mewujudkan Indonesia Bebas Dari Ancaman Narkoba Sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116 Tahun 1999, tugas BNN pada awalnya adalah mengkoordinasi, dan sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2002 sekarang berwenang langsung menangani pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan serta pengedaran gelap narkoba, dan lembaga yang ada seperti POLRI diberdayakan dengan menambah struktur organisasi dan satuan tugas khusus. Masyarakat juga tidak ketinggalan dengan membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Berdasarkan hal tersebut, lembaga BNN diharapkan dapat terbentuk sampai pada tingkat kabupaten berupa BNN Propinsi dan BNN Kabupaten/ Kota. Kota Pekanbaru yang berada di Propinsi Riau juga tidak luput dari peredaran narkoba. Bahkan tidak tanggung-tanggung mulai tingkat pelajar sekolah menengah lanjutan pertama sampai tingkat mahasiswa dan bahkan orang tua, baik itu pria maupun wanita, dari kalangan bawah, menengah, kalangan elit, pejabat bahkan aparatur negara, Kepolisian dan unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) turut menjadi sasaran narkoba. Mereka ada yang menjadi pengedar narkoba sampai kepada hanya pengguna saja. Hal ini turut menjadi perhatian pemerintah, hingga akhirnya membentuk Lembaga Badan Narkotika Nasional tingkat Kabupaten/Kota untuk melaksanakan tugas yang diemban BNN yaitu, Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) sesuai dengan intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun Adapun yang menjadi Tugas dan Fungsi Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru adalah sebagai Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 2

3 berikut: Tugas : 1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan Nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika 2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika 3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika 4. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika Sebagaimana di atas, Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru bertugas menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekusor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : PER/04/V/2010/BNN tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota, BAB II Pasal 24 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya BNNK/Kota menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan kebijakan P4GN di bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi; b. Pelaksanaan kebijakan teknis P4GN di bidang pemberantasan dalam rangka pemetaan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika,prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam wilayah kabupaten/kota c. Pelaksanaan penyiapan bantuan hukum dan kerjasama d. Penyusunan rencana program dan anggaran BNNK/Kota e. Evaluasi dan penyusunan laporan BNNK/Kota;dan f. Pelayanan administrasi BNNK/Kota Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 3

4 Penyebaran narkotika sudah tidak lagi di kota besar, tetapi sudah masuk kota kota kecil dan merambah di kecamatan bahkan desa. Jika dilihat dari kalangan pengguna, narkotika tidak hanya dinikmati kalangan tertentu saja, tetapi sudah memasuki berbagai profesi. Dewasa ini perkembangan penggunaan narkotika semakin meningkat, dan perkembangan itu tidak untuk tujuan kepentingan pengobatan atau kepentingan ilmu pengetahuan, tetapi untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar. Berikut merupakan data kasus penyalahgunaan narkotika di Pekanbaru dalam tiga (3) tahun terakhir, pada tahun 2011 sebanyak 45 kasus, tahun 2012 bertambah menjadi 64 kasus dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang semakin banyak yaitu sebanyak 70 kasus. Bertitik tolak dari latar belakang di atas serta gejela-gejala yang ditemukan di lapangan, maka penulis tertarik untuk membuat dan menyusun penelitian dengan judul : Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru Dalam Pencegahan Penggunaan Narkotika. Tabel 1.5 Fungsi Fungsi Manajemen Menurut Para Ahli NAMA AHLI Louis A. Allen Prayudi Atmosudirjo John Robert Beishline Henry Fayol Luther Gullich Kontz dan O'donnel William H Newman Dr. S.P. Siagian M.P.A Williem Sprigel George R. Terry Lyndak F. Urwich DR. Winardi SE Oey Liang Lee The Liang Gie TEORI Leading, Planning, Organizing, Controlling Planning, Organizing, Directing/Actuating, Con-Trolling Perencanaan, Organisasi, Komando, Kontrol Planning, Organizing, Commanding, Coordinat-ing, Controlling. Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgetting. Organizing, Staffing, Directing, Planning,Controlling. Planning, Organizing, Assembling, Resources,Directing, Controlling Planning, Organizing, Motivating, Controlling. Planning, Organizing, Controlling Planning, Organizing, Actuating, Controlling Forescating, Planning, Organizing, Commanding,Coordinating, Controlling. Planning, Organizing, Coordinating, Actuating,Leading, Communicating, Controlling Planning, Organizing, Directing, Coordinating,Controlling. Planning, Decision Making, Directing, Coor-dinating, Controlling, Improving Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 4

5 Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Manajemen memiliki defenisi yang sangat beragam dari setiap ahli. Berbagai pendapat mengenai fungsifungsi manajemern akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat menurut beberapa ahli sebagai berikut: Sumber: M. Manullang (2008) a. Perencanaan Perencanaan merupakan suatu tindakan yang meliputi memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta membuat dan menggunakan asumsiasumsi mengenai masa yang akan datang dalam rangka memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan untuk mencapai hasilhasil yang diinginkan. Perencanaa berarti menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. ( G.R. Terry, 2006: 163 ). Perencanaan adalah fungsi dasar manajemen, karena fungsifungsi yang lain harus direncanakan sebelumnya. Perencanaan merupakan penentuan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut. Newman dalam M. Manulang (2001: 45) mengatakan bahwa Planning is deciding in advance what is to be done. Jadi perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang mecakup proses mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai sasaran dan menyusun rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan (Stephen P. Robbin dan Mery Coulter, 2004: 7). Perencanaan memiliki berbagai macam keuntungan, yaitu : 1. Timbulnya aktivitas-aktivitas yang teratur yang di tujukan ke arah pencapaian sasaran 2. Perencanaan menunjukkan perlu diadakannya perubahan pada masa yang akan datang. 3. Memberikan sebuah dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan. 4. Mendorong orang memberikan prestasi. 5. Memperbesar dan menyeimbangkan pemanfaatan fasilitas-fasilitas 6. Perencanaan memntu pimpinan untuk mencapai status Koontz dan O Donnel dalam M. Manulang, 2005:39) mengatakan, bahwa perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 5

6 alternative dari tujuan, kebijaksanaan, peosedur dan program. Fungsi manajemen yang berkenaan dengan pendefinisian sasaran untuk kinerja organisasi di masa depan dan untuk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya-sumber daya yang digunakan dan dibutuhkan untuk mencapai sasaran tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan antara lain: 1. Penjelasan dari perincian kegiatankegiatan yang dibutuhkan 2. Penjelasan mengapa kegiatankegiatan itu harus dikerjakan dan harus dicapai. 3. Penjelasan tentang lokasi fisik setiap kegiatan yang harus dikerjaka sehingga tersedia fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut 4. Penjelasan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan selesainya pekerjaan. 5. Penjelasan tentang para petugas yang akan menyelesaikan pekerjaannya baik dari segi kuantitas maupun kuantitas 6. Penjelasan tentang tekhnik mengerjakan pekerjaan. Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir. Bila rencana tersebut telah ditetapkan, rencana tersebut haruslah diimplementasikan. Setiap saas selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna (T. Hani Handoko, 1995: 78). Ia mengemukakan bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu : 1. Menetapkan tujuan 2. Merumuskan keadaan saat ini; 3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan; 4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. b. Pengorganisasian Fungsi manajemen yang kedua menurut G.R. Terry adalah pengorganisasian. Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasann pribadi dalam hal melaksanakan tugastugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran. Pengorganisasian mempersatukan sumber-sumber daya pokok dengan cara yang teratur dan mengatur orang-orang dalam pola sedemikian rupa, sehingga mereka dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas guna mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan ( G.R.Terry, 2006: 233 ) Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatankegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah pimpinan dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 6

7 tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil (Stephen P. Robbin dan Mery Coulter, 2004: 53). Karyoso (2005:6) menyatakan pengertian organisasi dapat dilihat dari sudut statis dan dinamis, sebagai berikut: 1. Organisasi dalam pengertian statis; dalam pengertian ini, organisasi adalah tempat berhimpunnya sejumlah manusia karena memiliki kepentingan yang sama. 2. Organisasi dalam pengertian dinamis; dalam pengertian ini, organisasi adalah proses kerjasama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun proses atau kegiatankegiatan yang berkaitan dengan fungsi pengorganisasian dalam manajemen dapat ditunjukkan dalam tiga langkah prosedur berikut ini (T. Hani Handoko,1995:34): 1. Identity; yaitu menetapkan dengan teliti dan tentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan. 2. Break work down; yaitu membagi pekerjan menjadi tugas-tugas setiap orang. 3. Tugas-tugas kelompok menjadi posisi-posisi. 4. Tentukan persyaratanpersyaratan setiap posisi. 5. Kelompok-kelompok posisi menjadi satuan-satuan yang dapat dipimpin dan saling berhubungan dengan baik. 6. Membagikan pekerjaan, pertanggungjawaban dan luas kekuasaan yang akan dilaksanakan. 7. Ubah dan sesuaikan organisasi sehubungan dengan hasil pengawasan dan kondisikondisi yang berubah-ubah. 8. Selalu menjaga hubungan dalam proses pengorganisasian. Prinsip-Prinsip Organisasi Terdapat 7 prinsip organisasi menurut M. Manullang (2005: 27), yaitu: 1. Perumusan tujuan dengan jelas 2. Pembagian kerja 3. Pendelegasian wewenang 4. Rentangan kekuasaan 5. Tingkat-tingkat pengawasan 6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab 7. Koordinasi Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatankegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah pimpinan dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 7

8 dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Untuk dapat melakukan hal diatas, diperlukan adanya koordinasi yang baik antar pelaksana. Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antar badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa sehingga terjadi hubungan yang saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi. Pimpinan yang sukses adalah pimpinan yang dapat melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan baik. Integrasi adalah suatu usaha untuk menyatukan tindakan-tindakan berbagai badan, instansi, unit sehingga menjadi suatu kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan yang terarah pada suatu sasaran yang telah di tentukan dan dissepakati bersama. Sedangkan sinkronisasi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan, menyelaraskan kegiatan-kegiatan, tindakan-tindakan ataupun unit-unit sehingga diperoleh keserasian dalam pelaksanaan tugas atau kerja. Drs. Melayu S.P. Hasibuan (2005) menjelaskan bahwa koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Masalah koordinasi sangat penting karena: 1) Untuk mencegah terjadinya kekacauan, kekembaran atau kekosongan pekerjaan. 2) Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan serta di arahkan untuk pencapaian tujuan organisasi. 3) Agar sarana dan prasarana dapat dimanfaatkan dengan baik dalam mencapai tujuan. 4) Supaya semua tugas, kegiatan dan pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan. c. Penggerakkan/ Pengarahan (Actuating) 1. Pengertian Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan. Namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan (actuating) dan pengawasan merupakan fungsi manajemen yang paling penting dalan sebuah proses manajemen. George R. Terry (2006: 313) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha membuat atau menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 8

9 untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dengan kata lain, pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja dengan ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian yang telah dilakukan. Dari pengertian di atas, pengarahan /penggerakkan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan fungsi actuating ( penggerakan ) adalah : a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf e. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri atasan dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama dan harus bersikap obyektif. Terkait dengan konsep actuating yang telah dijelaskan diatas, maka dapat di katakan bahwa fungsi ini mengandung arti bahwa penggerakan atau pengarahan adalah bagaimana pelaksanaan atau implementasi rencana-rencana yang telah ditentukan sebelumnya dilaksanakan dilapangan berdasarkan peraturan yang telah ditentukan pula. Ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam pengorganisasian, antara lain sebagai berikut: a. Mengkoordinir kegiatan bawahan b. Menjalin hubungan antara pemimpin dan bawahan c. Memberikan pendidikan kepada bawahan d. Merealisasikan tujuan organisasi T. Hani Handoko (1995:255), menyebutkan bahwa fungsi pengarahan meliputi: 1. Motivasi Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara prilaku manusia. Seorang pimpinan tidak akan bisa melakukan pekerjaannya sendiri, ia akan membutuhkan orang lain untuk membantunya. Oleh karena itu, pimpinan harus bisa mempengaruhi para anggota untuk bekerja dan menjalankan tugas sesuai dengan tujuan organisasi. 2. Komunikasi Proses komunikasi antar anggota organisasi akan mempermudah dalam proses pelaksanaan tugas. Informasi harus dikomunikasikan kepada semua pihak agar mereka memiliki dasar perencanaan atau rencana-rencana untuk dilaksanakan. 3. Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu proses pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan dari sekelompok Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 9

10 anggota yang saling berhubungan dengan berbagai cara yang berbeda oleh orang yang berbeda pula. d. Pengawasan G.R.Terry (2006: 395) mengemukakan bahwa pengawasan memiliki arti sebagai suatu tindakan mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan jika diperlukan menerapkan tindakantindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencanarencana yang telah ditetapkan. Pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan penting dalam hasil yang di capai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan tersebut. Mengingat hubunganhubungan erat antara ketiga fungsi tersebut maka ahli dalam memberi arti atau batasan dari pengawasan selalu menhubungkan fungsi-fungsi itu. Misalnya G.R. Terry dalam Manullang yang mengemukakan bahwa, control is to determine what is accomplishe, evaluate it,and aplly corrective measures, if needed, to insure result in keeping with the plan. Tujuan utama dari pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Oleh karena itu, agar sistem pengawasan itu benar-benar efektif artinya dapat merealisasikan tujuannya, maka suatu system pengawasan minimal harus dapat dengan segera melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dari rencana yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar tindakan untuk pelaksanaan selanjutnya dapat dengan segera diambil,sehingga pelaksanaan keseluruhan benar-benar dapat sesuai atau mendekati apa yang direncanakan sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan ini antara lain: 1. Tetapkan ukuran-ukuran. 2. Monitor hasil-hasil dan bandingkan dengan ukuranukuran yang sudah ditentukan. 3. Perbaiki penyimpanganpenyimpangan. 4. Ubah dan sesuaikan cara-cara pengawasan sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan perubahan kondisi-kndisi 5. Selalu menjalin hubungan yang baik selama proses pengawasan berjalan. Adapun cara-cara pengawasan menurut M. Manullang (2005: 31) adalah sebagai berikut: 1. Peninjauan pribadi; yaitu dengan cara meninjau langsung secara pribadi sehingga dapat dilihat langsung pelaksanaan tugas. 2. Pengawasan melalui laporan lisan; yaitu pengawasan yang dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan oleh anggota. 3. Pengawasan melalui laporan tertulis; merupakan suatu pertanggungjawaban kepada pimpinan mengenai pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan instruksi dan tugastugas yang diberikan pimpinan. Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 10

11 4. Pengawasan melalui laporan kepada hal-hal yang khusus; merupakan pengawsan yang dilakukan bila meerima laporan yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa tertentu. Untuk mempermudah pelaksanaan pengawasan dalam merealisasikan tujuan harus dilalui beberapa fase atau urutan pelaksanaan pengawasan yang terdiri dari suatu proses yang di bentuk oleh tiga macam langkah-langkah yakni : 1. Menetapkan alat pengukur (standar) Standar pada umumnya terdapat pada rencana yang telah dibuat, baik itu rencana keseluruhan maupun rencanarencana bagian. Dengan kata lain dalam rencana itulah pada umumnya terdapat standar bagi pelaksanaan kegiatan. 2. Mengadakan penilaian dan membadingkan hasil pekerjaan dengan standar yang sudah ditentukan Penilaian merupakan suatu proses membandingkan hasil tugas yang telah dilaksanakan oleh anggota dengan standar yang telah ditetapkan agar dapat di pastika terjadi atau tidaknya penyimpangan. 3. Mengadakan tindakan perbaikan Tindakan perbaikan merupakan tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pelaksanaan yang terjadi yang menyimpang agar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. METODE Dalam menganalisa data yang penulis peroleh baik data primer maupun data sekunder, penulis mempergunakan Teknik Deskriptif yakni analisa yang berusaha memberikan gambaran terperinci berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ditemukan dilapangan mengenai Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi BNN Kota Pekanbaru dalam Pencegahan Penggunaan Narkotika. Berdasarkan metode penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka data informasi yang diperoleh akan dikelompokkan dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan dianalisa secara kualitatif yang disajikan dalam bentuk tabel dan uraian. PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru dalam Pencegahan Penggunaan Narkotika. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan rangkaian tujuan yang telah disusun sedemikian rupa yang nantinya akan dicapai melalui beberapa tindakan. Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi perencanaan yang disini juga adalah suatu kegiatan dimana di dalamnya Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 11

12 terdapat proses pemilihan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi untuk waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan yang di usulkan untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Dari hasil rencana program kerja dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN Kota Pekanbaru dalam pencegahan penggunaan narkotika dan wawancara dengan informan, penelitian dapat menyimpulkan bahwa hasil penelitian pada indikator perencanaan atau planning masih terdapat beberapa kekurangan. Hal ini di karenakan walaupun perencanaan dalam pencegahan penggunaan narkotika sudah disusun sesuai dengan visi misi lembaga ini, tetapi dalam pelaksanaannya Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru belum mampu menggunakan proses yang sistematik dalam menjalankan program tersebut. 2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan dalam menentukan, mengelompokkan, dan pengaturan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Dari penjelasan-penjelasan dan hasil wawancara dengan informan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pada indikator pengorganisasian (organizing) dalam hal pembagian kerja sudah dilakukan dengan baik. Hanya saja terdapat beberapa masalah dalam menjalankan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pencegahan penggunaan narkotika. Jika koordinasi antar bagian tersebut terhambat, maka proses pelaksanaannya pun akan mengalami kesulitan. 3. Pengarahan/Penggerakkan (Actuating) Pengarahan merupakan usaha membuat atau menggerakkan anggotaanggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan sasaran anggotaanggota organisasi tersebut. Setelah rencana pekerjaan sudah tersusun, struktur organisasi telah di tetapkan,dan posisi-posisi atau jabatan-jabatan dalam struktur organisasi sudah di isi, maka tugas seorang pemimpin adalah mengarahkan dan menggerakkan bawahan agar dapat melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Dari hasil informasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian pada indikator penggerakkan atau pengarahan ini belum dapat terealisasi seperti yang di atur dalam perencanaan, terutama dalam hal merealisasikan tujuan. Pengarahan pimpinan kepada personil yang ada pada BNN Kota Pekanbaru dalam melakukan pencegahan penggunaan narkotika tersebut sudah dilakukan, namun untuk pengarahan atau penggerakan di masyarakat masih mengalami kendala sehingga dalam merealisasikan tujuan belum sempurna. Hal inilah yang menyebabkan bertambah parahnya kondisi penyalahgunaan narkotika yang ada di Kota Pekanbaru. Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 12

13 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Karena berjalan atau tidaknya suatu rencana yang sudah di laksanakan, tanpa disertai pengawasan yang intensif, maka rencana-rencana tersebut pasti akan rentan terhadap penyimpangan-penyimpangan atau bahkan bisa mengalami kegagalan. Fungsi manajemen yang berkenaan dengan pengawasan terhadap aktivitas pegawai menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yang sesuai dengan sasaran dan melakukan koreksi apabila diperlukan. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak BNN dalam mengawasi pelaksanaan pencegahan dinilai masih kurang. Selain itu, hal ini juga di dukung oleh kurangnya peran serta masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika. Namun begitu bukan berarti indikator lain tidak mempengaruhi pencegahan narkotika. Indikator-indikator yang lain juga memiliki peran dalam memberikan dampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi BNN, namun dampak masing-masing indikator tersebut berbeda satu sama lain. Menurut hasil pengamatan penulis, dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BNN Kota Pekanbaru dapat di simpulkan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkotika di Kota Pekanbaru masih kurang baik atau lebih tepatnya belum maksimal. Pencegahan penyalahgunaan narkotika ini memerlukan sistem pengelolaan yang lebih baik lagi. Hal ini di karenakan jika masalah-masalah tersebut tidak di atasi, maka akan mempersulit BNN Kota Pekanbaru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika. Sehingga cita-cita nasional dalam mewujudkan Indonesia bebas narkotika 2015 tidak akan terealisasi. B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru dalam pencegahan penggunaan narkotika 1. Faktor Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaa suatu kegiatan. Meski perintah-perintah pelaksanaan kegiatan telah diteruskan dengan cermat, jelas dan konsisten, namun jika dalam prosesnya terjadi kekurangan sumber-sumber daya manusia yang diperlukan, maka pelaksanaan kegiatan dalam program tersebut akan cenderung kurang efektif. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN Kota Pekanbaru dalam pencegahan penggunaan narkotika, maksudnya dilihat dari tingkat kemampuan, pengetahuan dan keaslian yang Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 13

14 dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan, baik secara prosedur, sistem, proses, dan teknis dalam organisasi. 2. Faktor Sistem pelaksanaan yang Digunakan Sistem pelaksanaan merupakan suatu mekanisme bagaimana pelaksanaan dari kegiatan yang digunakan. Sistem pelaksanaan merupakan faktor yang sangat menentukan pelaksanaan kegiatan tersebut. Suatu perencanaan yang di laksanakan walaupun dengan sumber daya yang cukup dan memadai, jika tidak di barengi dengan sistem pelaksanaan yang baik juga, maka dapat di pastikan proses kegiatan tidak akan bisa berjalan dengan baik. Adapun sistem yang di gunakan dalam pelaksanaan kegiatan yang di terapkan oleh BNN Kota Pekanbaru harus menerapkan prinsip Koordinasi, Integrasi, sinkronisasi dan simplikasi. 3. Faktor Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menetukan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan. Yang dimaksud partisipasi masyarakat disini adalah keikutsertaan atau kepedulian masyarakat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BNN Kota Pekanbaru. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BNN ini dapat berupa pengaduan atau melaporkan adanya penyalahgunaan penggunaan narkotika yang dilakukan oleh masyarakat maupun pihak pemerintah. Partisipasi masyaratak juga dapat berupa kritik dan saran yang di salurkan melalui media cetak. Selain itu bentuk partisipasi masyarakat juga dapat berupa kesadaran masyarakat itu sendiri dalam memahami dan mematuhi peraturan yang ada. Misalnya memahami bagaimana ciri-ciri penyalahguna narkotika, melaporkan masyarakat untuk ditindak atau memperoleh pengobatan di lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Hal ini sesuai dengan pasal 55 UU No 35 tahun 2009 tentang kejahatan narkoba. SIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari hasil Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi BNN Kota Pekanbaru dalam Pencegahan Penggunaan Narkotika adalah: 1. Setelah penulis melakukan penelitian dilapangan didapatl hasil bahwa Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi BNN Kota Pekanbaru dalam Pencegahan Penggunaan Narkotika masih KURANG MAKSIMAL. Masih banyak hal-hal yang harus dilakukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi BNN Kota Pekanbaru dalam pencegahan penggunaan narkotika. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BNN Kota Pekanbaru dalam pencegahan penggunaan narkotika, yaitu faktor sumber daya manusia, sistem yang di gunakan dan partisipasi dari masyarakat. Ketiganya memiliki pengaruh yang berbeda dengan dampak yang berbeda pula. DAFTAR PUSTAKA Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 14

15 Brantas Dasar-Dasar Manajemen. Alfabeta: Bandung Bungin, M.Burhan Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana: Jakarta Handoko, T. Hani Manajemen, edisi ke 2. BPFE-Yogyakarta : Yogykarta Harahap, Syofyan Syafri Sistem Pengawasan Manajemen. Pustaka Quantum: Jakarta Hasibuan, Malayu S.P Manajemen Sumberdaya Manusia.Bumi Aksara: Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P Manajemen ( Dasar, Pengertian dan Masalah). Bumi Aksara: Jakarta Iskandar Metodologi Penelitian Kualitatif. Gaung Persada : Jakarta Nazir,Moh Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta. Karyoso Manajemen Perencanaan dan Penganggaraan. Restu Agung dan Optik Press: Jakarta. Khasim, Iskandar Manajemen Perubahan. Alfabeta: Bandung Manullang, M Dasar-Dasar Manajemen. Gajah Mada University Press: Yogyakarta Marnis Pengantar Manajemen. Unri Press: Pekanbaru Robbins, Stephen P dan Mary Coulter Manajemen, Edisi ke -7 (Terjemahan Management, Edition Seventh ). PT.Indeks Gramedia Group: Jakarta Perilaku Organisasi. PT.Indeks Gramedia Group: Jakarta Siagian, Sondang P Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta. Situmeang, H. Narkoba Ditinjau Dari Aspek Hukum. BNN : Pekanbaru Stoner, James A.F Manajemen, Jilid 1. Erlangga : Jakarta Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta : Bandung Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Terry, George R dan Leslie W.Rue Dasar Dasar Manajemen ( Terjemahan Principles of Management ). Bumi Aksara: Jakarta Thoha, Miftah Perilaku Organisasi. (Konsep Dasar dan Aplikasinya). UGM Fisipol. PT.Raja Grafindo Persada: Jakarta. Winardi, J Manajemen Prilaku Organisasi. Kencana Perdana Media Group: Bandung. Jom FISIP Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 Page 15

MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu.

MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu. MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu. 1. Proses pelaks suatu tujuan, diselenggarakan & diawasi.

Lebih terperinci

Harold Koontz & Cyril O Donnell

Harold Koontz & Cyril O Donnell 4 FUNGSI-FUNGSI PENGELOLAAN PENDIDIKAN A. Fungsi-Fungsi Pengelolaan Pendidikan Fungsi-fungsi dalam pengelolaan pendidikan lahir dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Menurut Beberapa Pakar

Pengertian Manajemen Menurut Beberapa Pakar Pengertian Manajemen Menurut Beberapa Pakar Menurut beberapa pakar manajemen, pengertian manajemen antara lain : 1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel : Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi antara lain financial/modal,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi antara lain financial/modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada umumnya merupakan rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub yang mempunyai hubungan yang secara struktural dan fungsional dalam melaksanakan

Lebih terperinci

30 Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli, dan 7 Fungsi Manajemen

30 Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli, dan 7 Fungsi Manajemen 30 Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli, dan 7 Fungsi Manajemen #1. Menurut Ahli Henry Fayol: Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi,

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI KERJA PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II) KEBUN TANDEM

SISTEM KOORDINASI KERJA PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II) KEBUN TANDEM SISTEM KOORDINASI KERJA PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II) KEBUN TANDEM Hendra Saputra (Universitas Negeri Medan) Abstrak Koordinasi kerja diperlukan untuk menyelaraskan gerak langkah antar bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam setiap organisasi peran manajemen sangat penting artinya dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau tidaknya organisasi

Lebih terperinci

} Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno

} Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno } Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU

PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU KHAIRUL AMRI DAN SUJIANTO FISIP Universitas Riau, Kampus Bina

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen kata manajemen berasal dari basa Prancis kuno management, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Follet (2000;8): Manajemen sebagai

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR PER / 4 / V / 2010 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN DI KSU LEPP M3 MINO LESTARI KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN DI KSU LEPP M3 MINO LESTARI KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN DI KSU LEPP M3 MINO LESTARI KABUPATEN PURWOREJO Tentrem Wahyuni Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo tentrem_wahyuni1402@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Manajemen : Pendahuluan

Manajemen : Pendahuluan Manajemen : Pendahuluan Pengantar Manajemen Pertemuan Ke-1 MERY CITRA SONDARI,SE.,MSi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN Mengapa Anda belajar Manajemen? Silakan sampaikan pendapat anda Mengapa Belajar

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli 1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel : Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 2. Menurut R. Terry : Manajemen

Lebih terperinci

A. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen

A. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen A. FUNGSI MANAJEMEN ACTUATING (PELAKSANAAN) a. Definisi Actuating dalam Manajemen Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.493, 2015 BNN. Provinsi. Kabupaten/Kota. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Follet (2000:8): Manajemen sebagai

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Dan Peran Manajer 1. George R Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumn

Pengertian Manajemen Dan Peran Manajer 1. George R Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumn MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN BISNIS Pengertian Manajemen Dan Peran Manajer 1. George R Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui kegiatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGANTAR. PENNY RAHMAWATY, M.Si. Pengantar Manajemen - Penny Rahmawaty

MANAJEMEN PENGANTAR. PENNY RAHMAWATY, M.Si. Pengantar Manajemen - Penny Rahmawaty MANAJEMEN PENGANTAR PENNY RAHMAWATY, M.Si Bagian I PENDAHULUAN Pengertian Manajemen Proses Manajemen Tingkat Manajemen MENGAPA MANAJEMEN DIBUTUHKAN? 1. Untuk mencapai tujuan 2. Untuk menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. OLEH : RITHA F. DALIMUNTHE, SE, MsI

KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. OLEH : RITHA F. DALIMUNTHE, SE, MsI A. PENDAHULUAN KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN OLEH : RITHA F. DALIMUNTHE, SE, MsI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berdasarkan judul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Follet (2000;8): Manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 92 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah di bahas dalam bab V sebelumnya, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: Kondisi tingkat penyalahgunaan narkotika

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA i. Unsur-unsur manajemen terdiri dari man, money, method, materials, machines, dan market disingkat 6 M.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA i. Unsur-unsur manajemen terdiri dari man, money, method, materials, machines, dan market disingkat 6 M. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA i BAB 1 PENDAHULUAN A. PENTINGNYA MANAJEMEN Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK Andi Julio Email:andi_julio0909@yahoo.com Program StudiManajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Setiap perusahaan memiliki tujuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Oleh sebab itu, organisasi yang baik tidak akan pernah

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi, sedangkan di tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara PELAKSANAAN MOTIVASI KEPALA DINAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : RATNA, S.IP., M.Si. ABSTRAK Belum optimalnya kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Jurnal Administratie

Jurnal Administratie Jurnal Administratie Edisi 1. September 213 Vol. 1 Jurnal Administratie http://ojs.unsimar.ac.id/index.php/administratie PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DI KANTOR CAMAT PAMONA

Lebih terperinci

Interpersonal Skills Communications

Interpersonal Skills Communications Modul ke: Interpersonal Skills Communications Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN www.mercubuana.ac.id Manajemen Diri Pengertian Manajemen Menurut James A.F.

Lebih terperinci

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi bahwa Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan

Lebih terperinci

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK 1 ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH Oleh Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK Tujuan penelitian adalah sebagai bahan kajian dalam perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya non tembakau dan alkohol) baik di tingkat global, regional

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE II GAMBARAN UMUM MANAJEMEN OLEH : M.S. HUSEIN PULUNGAN

PERTEMUAN KE II GAMBARAN UMUM MANAJEMEN OLEH : M.S. HUSEIN PULUNGAN PERTEMUAN KE II GAMBARAN UMUM MANAJEMEN OLEH : M.S. HUSEIN PULUNGAN PENGERTIAN MANAJEMEN Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila

Lebih terperinci

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi Koordinasi 1. Pengertian Koordinasi Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan tugas. Dengan adanya penyampaian

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 9. MANAJEMEN DAN BADAN USAHALatihan Soal 9.1. forcasting. controlling. planning. organizing.

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 9. MANAJEMEN DAN BADAN USAHALatihan Soal 9.1. forcasting. controlling. planning. organizing. SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 9. MANAJEMEN DAN BADAN USAHALatihan Soal 9.1 1. Hendra sebagai manajer personalia merencanakan penerimaan pegawai baru. Dalam rangka merealisasikan rencananya Hendra

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:

Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya: Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata to manage yang artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat

Lebih terperinci

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM PENEMPATAN KERJA KARYAWAN PADA PT. HUMAN TECH INDONESIA

FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM PENEMPATAN KERJA KARYAWAN PADA PT. HUMAN TECH INDONESIA FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM PENEMPATAN KERJA KARYAWAN PADA PT. HUMAN TECH INDONESIA 1 Ahmad Yani Kosali 1 Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Satya Negara Palembang ABSTRACT This study was conducted

Lebih terperinci

T u j u a n. Tri Suswanto Saptadi

T u j u a n. Tri Suswanto Saptadi Tri Suswanto Saptadi http://trisaptadi.uajm.ac.id T u j u a n Mengetahui konsep dasar manajemen dan mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi bisnis. Mengetahui konsep manajemen secara fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal dari bab in akan dibahas tentang permasalahan narkoba dan mengenai ditetapkannya Strategi Nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen. Eni Widiastuti

Pengantar Manajemen. Eni Widiastuti Pengantar Manajemen Eni Widiastuti Pendahuluan American Nurses Asociation /ANA (1996): Tanggung jawab manajer dalam pengelolaan pelayanan keperawatan harus memiliki pengetahuan, ketrampilan dan dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik 2.1.1 Pengertian Administrasi Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk

Lebih terperinci

Jurnal Administratie

Jurnal Administratie Jurnal Administratie Edisi 01. September 2013 Vol. 01 Jurnal Administratie http://ojs.unsimar.ac.id/index.php/administratie FUNGSI PENGAWASAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT PAMONA

Lebih terperinci

BnR-Peng.Manajemen-Chap-01 2

BnR-Peng.Manajemen-Chap-01 2 1 Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet,1997) Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS

BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS BAB I KONSEP DASAR MANAJEMEN BISNIS T U J U A N 1. Mengetahui konsep dasar manajemen dan mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi bisnis. 2. Mengetahui konsep manajemen secara fungsional yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL 2 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Instansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen & Perbankan Oleh : Syarif As ad, S.EI., MSI. I. Pengantar Manajemen

Pengantar Manajemen & Perbankan Oleh : Syarif As ad, S.EI., MSI. I. Pengantar Manajemen Pengantar Manajemen & Perbankan Oleh : Syarif As ad, S.EI., MSI. I. Pengantar Manajemen Manajemen Indonesia Mau ke Mana? Manajemen Barat? Kapitalis Manajemen Jepang? Partisipatif Manajemen Syariah? Adaptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA KOTA TANJUNGPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koordinasi 2.1.1 Pengertian Koordinasi Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

MODUL 14 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pengertian dan Fungsi Manajemen)

MODUL 14 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Pengertian dan Fungsi Manajemen) MODUL 14 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Pengertian dan Fungsi Manajemen) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO PENGERTIAN

Lebih terperinci

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PENCAPAIAN CAKUPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS MOJO KOTA SURABAYA

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PENCAPAIAN CAKUPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS MOJO KOTA SURABAYA 244 FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PENCAPAIAN CAKUPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS MOJO KOTA SURABAYA DETERMINANTS FACTOR OF LOW COVERAGE IN HEALTH SERCTOR MINIMUM SERVICE STANDARDS

Lebih terperinci

PROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG

PROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG PROPINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (3) Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kuno ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen

BAB II KAJIAN TEORI. Kuno ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Manajemen a. Pengertian manajemen Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Khairul Dabutar (2005) melakukan penelitian dengan judul Peranan Koordinasi terhadap Efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Kota Medan. Hasil penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas, pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu seni dalam menghadapi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh disebabkan adanya saling

kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh disebabkan adanya saling BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Manajemen Konstruksi Untuk memulai pembahasan kita perlu mengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan sistem manajemen konstruksi, yaitu : 3.1.1 Sistem Menurut Buckley

Lebih terperinci

Dasar-dasar Manajeman dan Organisasi

Dasar-dasar Manajeman dan Organisasi Dasar-dasar Manajeman dan Organisasi Pengertian Organisasi Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan kordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu.(griffin,2002)

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN PROYEK A. PENGERTIAN MANAJEMEN Pengertian manajemen dapat dilihat dari beberapa sudut pandang (referensi), diantaranya : Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan (management as a science), adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia.

Lebih terperinci

MODUL KONSEP MANAJEMEN

MODUL KONSEP MANAJEMEN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK RAKYAT INDONESIA MODUL KONSEP MANAJEMEN FIANA RYZKI UTAMI A210140189 PENGANTAR DAN TUJUAN MODUL Assalamu alaikum Wr, Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan akan ada dalam setiap fungsi manajemen karena fungsi-fungsi tersebut hanya

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TUPOKSI ORGANISASI KELURAHAN

PELAKSANAAN TUPOKSI ORGANISASI KELURAHAN 1 PELAKSANAAN TUPOKSI ORGANISASI KELURAHAN Fitri Aulia dan Chalid Sahuri FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation of Tupoksi Village

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV Disusun Oleh : Abdul Zaelani 208700740 Informatika A / IV Bab 1 Pengertian manajemen Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

Lebih terperinci

MANAJEMEN UMUM. Kode MK : MKK Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks. STMIK Pradnya Paramita Malang

MANAJEMEN UMUM. Kode MK : MKK Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks. STMIK Pradnya Paramita Malang MANAJEMEN UMUM Kode MK : MKK0-5102 Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks STMIK Pradnya Paramita Malang Standar Kompetensi : Mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen pada tingkat operasional Materi

Lebih terperinci

Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan

Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan Pengawasan Sebagai Fungsi Manajemen Perpustakaan Dan Hubungannya Dengan Disiplin Pustakawan Baihaqi UPT Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstrak Tulisan ini mengkaji pengawasan sebagai fungsi

Lebih terperinci

Advertising Project Management

Advertising Project Management Modul ke: Advertising Project Management Definisi Konsep Management Fakultas Komunikasi Berliani Ardha, SE, M.Si Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP. Disusun : Idayustina

MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP. Disusun : Idayustina MANAJEMEN PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP Disusun : Idayustina MANAJEMEN POAC Efektif Efisien Produktif ORGANISASI GOAL Keadaan masa depan yang berusaha direalisasikan organisasi Manajemen berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dalam hal ini

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN. 10/6/2014 Pengantar Manajemen

PENGANTAR MANAJEMEN. 10/6/2014 Pengantar Manajemen PENGANTAR MANAJEMEN TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Mengetahui konsep dasar manajemen dan mengapa manajemen diperlukan dalam sebuah organisasi bisnis. 2. Mengetahui konsep manajemen secara fungsional yang mencakup

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METODE PENGAWASAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI

TUGAS AKHIR METODE PENGAWASAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI TUGAS AKHIR METODE PENGAWASAN BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SUMATERA BARAT CABANG BUKITTINGGI Bidang Studi Kesekretariatan Dan Manajemen Perkantoran Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Jurnal Administratie

Jurnal Administratie Jurnal Administratie Edisi 01. September 2013 Vol. 01 Jurnal Administratie http://ojs.unsimar.ac.id/index.php/administratie PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PENANGGULANAGN BENCANA PADA BADAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai tingkah laku,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manusia dengan segala kelebihan dan kelemahan tidak dapat terlepas dari kehidupan berkelompok dengan manusia lain, karena manusia adalah makhluk sosial.

Lebih terperinci

KONSEP DASAR MANAJEMEN

KONSEP DASAR MANAJEMEN Pengertian KONSEP DASAR MANAJEMEN Seni Menyelesaikan Sesuatu Melalui Orang Lain (Follet,1997) 1-1 1-2 Pengertian Sebuah Dilakukan Mewujudkan Melalui Rangkaian Berupa Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam zaman modern saat ini, suatu lembaga atau organisasi dituntut untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika Manajemen

Lebih terperinci

Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI

Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI Diskripsi Singkat membekali peserta dengan kemampuan untuk menjelaskan pengertian, membekali peserta dengan kemampuan menerapkan koordinasi dan kolaborasi melalui

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. No.135, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LOKA REHABILITASI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan penting bagi masyarakat, saat ini apotek menjadi penyuplai

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan penting bagi masyarakat, saat ini apotek menjadi penyuplai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul perkembangan apotek saat ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Apotek menjadi sebuah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN. Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN. Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN A. Pengawasan Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen itu sendiri. Fungsi manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA MASJID AGUNG JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA MASJID AGUNG JAWA TENGAH BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA MASJID AGUNG JAWA TENGAH A. Analisis Pengelolaan Obyek Daya Tarik Wisata di Masjid Agung Jawa Tengah Obyek Daya Tarik Wisata yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu tempat dimana terdapat kerjasama dua orang atau lebih yang mempunyai fungsi dan wewenang untuk mengerjakan suatu usaha mencapai

Lebih terperinci