BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Ada tiga tahapan dalam proses proses penyalaan awal boiler, yang pertama ada tahap no load atau generator belum menghasilkan listrik, yang kedua adalah tahap load atau generator sudah menghasilkan listrik, yang ketiga adalah tahap full load atau generator sudah menghasilkan listik dengan daya maksimum. Dalam setiap tahapan penyalaan awal boiler, kenaikan tekanan dan suhu dari uap harus mengacu pada jenis penyalaan awal yang dilakaukan. Ada 4 jenis dari tipe penyalaan awal boiler berdasarkan pada temperatur 1 st HP turbin yaitu : 1. Cold start ( T <150 C ) 2. Warm start (150 C T< 300 C ) 3. Hot start (300 C T< 400 C ) 4. Extra hot start (400 C T ) 39

2 40 Tabel 4.1 Boiler Comisioning Performance Data Description Unit B MCR BRL SH flow t/h SH outlet pressure(gauge) MPa.g SH outlet temp RH flow t/h RH inlet/outlet pres. (gauge) MPa.g 3.8/ /3.38 RH inlet/outlet temp. 330/ /541 Feed water temp Drum pres.(gauge) MPa.g SH 1st spray water flow t/h SH 2rd spray water flow t/h RH spray water flow t/h Furnace outlet gas temp Final RH outlet gas temp Final SH outlet gas temp Primary SH outlet gas temp Econ. Outlet gas temp Exit gas temp.(diluted) AH inlet air temp AH outlet air temp.(pa/sa) 363/ /354 Coal consumption t/h Boiler efficiency (based LHV) % 93.1 design efficiency ensure efficiency Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Specification, Hal. 13

3 Proses Penyalaan Awal Boiler Dengan Oil Gun Persiapan Penyalaan Awal Boiler Dengan Oil Gun Pastikan semua test plug dari safety valve telah dibersihkan. Cek power yang dibutuhkan pada saat penyalaan awal boiler khususnya untuk flame ignitor, main fuel, dan feed water. Semua valve dan damper dalam posisi otomatis dan peralatan control telah berfungsi dengan baik. Cek status operasi ignitor dan peralatan burner, konfirmasikan kondisi valve-valve dan fuel oil harus mencukupi. Cek termocouple pada tube superheater dan drum apakah sudah dapat berfungsi dengan baik. Lakukan pengukuran temperatur air pada saat boiler mau penyalaan awal, untuk menentukan kecepatan start boiler. Pastikan sudah tidak ada orang yang tinggal di dalam boiler, dan semua manhole dan acces ke boiler telah tertutup. Cek shutoff valve pipa sirkulasi (eco recirculation) dari downcomer ke economizer telah terbuka. Valve drain dan vent dalam kondisi penyalaan awal. Valve ke pressure gauge telah terbuka Buka drain valve dari superheater untuk mengeluarkan kondensasi dari steam. Lakukan pengisian feed water menggunakan booster pump dan putaran turning gear BFPT ke economizer inlet header, dan tutup venting valve ketika sudah ada air keluar dari venting valve. Lakukan pengisian feed water ke drum sesuai dengan level pada saat start

4 42 Cek control level water gauge dan steam pressure telah dalam posisi siap operasi. Cek pelumasan dan sistem pendingin lube oil untuk semua motor penggerak Cek semua pressure gauge dan pressure gauge udara telah dikalibrasi dan dapat bekerja dengan baik. Masukkan thermoprobe gas temperatur ke dalam furnace untuk mengukur temperatur gas pembakaran. Masukkan CCTV ke dalam furnace untuk memonitor penyalaan pembakaran Cek semua peralatan safety interlock telah bekerja Pengoperasian mill disesuaikan dengan instruksi dari manufaktur Cek semua damper dari gas duct dan air duct Start Boiler Sebelum penyalaan ignitor, masukkan steam heating dari penyalaan awal boiler ke lower header dari walltube. Ketika temperatur dinding drum mencapai o C, stop heating. Kenaikan temperatur dari saturated water boiler dapat dikontrol tidak lebih dari 28 o C/jam, dan perbedaan temparatur antara dinding atas dan dan dinding bawah drum harus lebih rendah dari 40 o C. Input steam heating pada lower header pada water wall untuk meminimalkan temperatur stress pada saat start-up dan dapat mempercepat proses penyalaan awal. Parameter dari steam heating : tekanan 0,6 1,3 Mpa, Temperatur o C, Flow 20 ton/jam.

5 43 Selama proses steam heating water level drum akan naik secara perlahanlahan, sehingga harus tetap dijaga pada range +150 mm dan +200mm Ignition Start Air-Prehater, posisikan motor interlock dengan proteksi temperatur bearing. Pastikan sistem control gap sector plate telah bekerja dengan baik dan gap telah berada pada range yang telah ditentukan. Start IDF dan FDF, lakukan purging furnace dan gas duct. Flow untuk purging harus lebih dari 25 % dari flow udara pada beban penuh. Blow secara continius selama 5 menit. Jaga tekanan Induced furnace draft pada - 50 ~ -100 Pa untuk mempersiapkan ignition. Jika tidak ada flame (flameout) atau fuel oil tidak manyala setelah masuk ke furnace selama 10 detik, hentikan supply fuel dan lakukan kembali purging. Isi feed water ke drum sampai mencapai level 100 mm dibawah normal level. Cek pembacaan water level gauges pada kedua sisi drum. Fuel oil harus tetap sirkulasi, viskositi fuel lebih rendah dari 19,85 x 10-6 m 2 /s. Purging oil gun nozzle dengan steam sebelum penyalaan, pertama nyalakan grouplevel burner yang paling bawah secara silang dan kemudian level di atasnya. Amati kondisi penyalaan setiap start ignitor, atur pembakaran khususnya ketika oil gun telah menyala. Jaga atomizing tetap baik dan pembakaran stabil. Ketika tekanan steam mencapai 0,15 Mpa(g), tutup semua vent valve boiler dan drain valve superheater, dan operasikan HP dan LP turbin by-

6 44 pass system. Fungsikan furnace gas outlet temperatur probe, dan amati setiap 7 menit. Atur pembakaran dengan mangatur supply fuel oil untuk memproteksi Superheater dan Reheater dan tetap monitor temperatur gas pembakaran pada bottom platen superheater dan harus dipastikan lebih kecil dari 540 o C. Tutup shutoff valve eco recirculation ketika sudah tidak ada getaran dari pipa feed water atau steam flow telah lebih dari 7 %. Selama saat pertama kali penyalaan, dibutuhkan untuk memasukkan auxiliary steam ke air heater sootblower untuk cleaning air pre-heater. Karena belum ada steam dari boiler selama proses start-up, air heater sootblower mebutuhkan steam dari axuiliary steam sebagai back up.hal ini dilakukan ketika beban lebih kecil dari 15 %. Ketika beban sudah diatas 15 % supply steam diambil dari header sootblower yang sumbernya dari platen superheater. Tabel 4.2 Oil Gun Main Boiler Comisioning Performance Data Sumber : Dongfang Boiler Group, Fuel Oil Comisioning Procedure, Hal. 3

7 Kenaikan Temperatur dan Tekanan Ketika penyalaan awal boiler dari kondisi cold start, kenaikan tekanan dan temperatur harus berdasarkan kurva cold start boiler. Kontrol kecepatan kenaikan temperatur dan tekanan berdasarkan rate kenaikan temperatur saturasi dari air boiler. Tabel 4.3 Kenaikan pressure dan temperature Main steam pressure MPa ~ ~ ~18.2 Rate Kenaikan temperatur o C/jam Rate kenaikan pressure MPa/min 28 o C 56 o C 30 o C 36 o C Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Operation Instruction Hal. 17 Jaga water level drum untuk menjaga kestabilan selama proses kenaikan temperature Perbedaan temperatur antara dinding upper dan bottom boiler harus lebih kecil dari 40 o C selama proses penaikan tekanan Selama periode penaikan tekanan, temperatur superheater dan reheater harus tetap diperhatikan dan dikontrol untuk mencegah panas yang berlebihan. Selama proses penaikan tekanan boiler, perhatikan dan catat setiap kenaikan tekanan. Jika ada kenaikan tekanan yang tidak sesuai, cari penyebabnya dan segera diatasi. Hanya ketika tidak ada ketidaksesuaian kenaikan tekanan,penaikan tekanan boiler dapat terus dilanjutkan. Pada proses penaikan tekanan setelah pembakaran, operator harus menaikkan rate pembakaran secara perlahan dan adjust sistem turbin by-

8 46 pass.tingkatkan parameter uap yang dibutuhkan untuk rolling turbin sesuai dengan kurva start-up. Setelah turbin rolling, atur rate pembakaran, jaga stabilitas tekanan steam, kontrol temperatur dan flow steam berdasarkan spesifikasi start-up turbin. Teruskan pembakaran dengan oil burner, ketika beban mencapai % MCR dan temperatur hot air mencapai nilai yang ditentukan, coba nyalakan underlayer coal burner, karena itu yang terdekat dengan oil burner. Setelah itu nyalakan coal burner mulai dari level bawah ke level atas sesuai dengan spesifikasi kenaikan beban. Setelah beban naik ke 30 % dari MCR, buka shut-off valve pipa utama dari spray water. Set control Superheater dan Reheater attemperator ke posisi otomatis. Set pembakaran ke posisi automatis. Ketika main steam pressure telah mencapai 10 Mpa, buang silicon. Kontrol kandungan silicon dalam boiler water berdasarkan analisis kimia sampel boiler water. Ketika kandungan silikon pada boiler water masih pada batas yang diperbolehkan pada kenaikan pressure berikutnya (berdasarkan tabel), maka teruskan menaikkan tekanan sampai tekanan kerja main team tercapai. Kandungan silicon yang diperbolehkan dalam boiler water : Main steam pressure MPa Tabel 4.4 Kandungan silicon dalam air boiler 7.5~10 10~ ~15 15~16 16~17 17~18.2 KandunganSiO 2 ppm Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Operation Instruction Hal. 18

9 47 Gambar 4.1 Diagram penyalaan awal boiler Sumber : Dongfang Boiler Group, Boiler Operation Instruction, hal 31

10 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Teoritis Efisensi Boiler (ƞ) dengan metode langsung (Direct Method) Efisensi Boiler (ƞ) : PA A E A PA A A % Efisensi Boiler (ƞ) : ṁs h ṁ x GC % Dimana : ṁs : main steam flow (kg/h) ṁf : fuel flow (kg/h) hg : enthalpi uap (kkal/kg) hf : enthalpi air pengisi (kkal/kg) GCV : Panas kotor bahan bakar (kkal/kg) Data lapangan pada beban 163 MW - Main steam flow : 471 t/h - Main steam pressure : 12,30 Mpa - Main steam temperatur : 536 C - Fuel flow : 96,29 t/h - Feed water pressure : 12,57 Mpa - Feed water temperature : 143 C - Enthalpy main steam (hg) : kj/kg = 822,13 kkal/kg (tabel uap kering lampiran11) - Enthalpy Feed water (hf) : kj/kg = 145,68 kkal/kg (tabel uap basah lampiran 9)

11 49 - GCV HSD : 4554 kkal/kg Efisensi Boiler (ƞ) : : ṁs h ṁ x GC %,, % : 75 % Pemakaian bahan bakar teoritis a. Noload sampai rolling turbine 3000 rpm Data dari tabel cold start up - Main steam flow : 105,6 t/h - Main steam pressure : 5,88 Mpa - Main steam temperatur : 400 C - Feed water pressure : 1atm - Feed water temperature : 99 C - Enthalpy main steam (hg) : 3181,9 kj/kg = 759,63 kkal/kg (table uap kering lampiran10) - Enthalpy Feed water (hf) : 417,4 kj/kg = 99,1 kkal/kg (table uap jenuh lampiran 9) - GCV HSD : 9000 kkal/kg Efisensi Boiler (ƞ) : ṁs h ṁ x GC % 75% : ṁf :,, ṁ x,,, x ṁf : 10333,6 kg/h

12 50 ṁf : liter/h (berat jenis HSD : 0,83 kg/liter) jadi pemakaian HSD teoritis berdasarkan diagram cold start saat noload Sampai dengan rolling turbine 3000 rpm : liter/h x 5 jam : liter b. Rolling turbine 3000 rpm sampai beban 65 MW Data dari tabel cold start up - Main steam flow beban 65 MW : 207 t/h - Main steam pressure beban 65 MW : 8,273 Mpa - Main steam temperatur beban 65 MW : 510 C - Enthalpy main steam beban 65 MW(h2): 3420,9 kj/kg : 817,08 kkal/kg (table uap kering lampiran11) - Enthalpy main steam rolling turbine 3000 rpm (h1) : 759,63 kkal/kg - GCV HSD : 9000 kkal/kg Efisensi Boiler (ƞ) : ṁs h ṁ x GC % 75% : ṁf :,, ṁ x,,, x ṁf : 1761,8 kg/h ṁf : 2122,65 liter/h (berat jenis HSD : 0,83 kg/liter) jadi pemakaian HSD teoritis berdasarkan diagram cold start Rolling turbine 3000 rpm sampai beban 65 MW : 2122,65 liter/h x 1jam : 2122 liter

13 51 Jadi total pemakaian bahan bakar teoritis saat cold start boiler sampai unit berbeban 65 MW : liter liter : liter Pemakaian bahan bakar aktual BLB. Data pemakaian bahan bakar pada saat penyalaan awal boiler di PLTU 2 No Tabel 4.5 Pemakainan HSD pada proses penyalaan awal boiler Total jam Pemakaian HSD liter Liter/jam ,454 8,389 Start unit dari manual trip ,660 9,022 Start unit dari MFT trip ,156 21,289 Start unit dari drum level high high ,761 18,192 Start unit dari penghantar saketi kena petir ,421 18,778 Start unit dari drum level high high ,703 20,637 Start unit dari perbaikan boiler bocor Sumber : Rendal Operasi PLTU 2 BLB 4.2 Proses Penyalaan Awal Boiler Dengan Tiny Oil Gun SOP (standart operating procedure) pengoperasian tiny oil gun berdasarkan manual book D&C dibagi menjadi dua yaitu cold start up dan warm/hot start up. Secara garis besar standar pengoperasian tiny oil gun adalah sebagai berikut:

14 52 Gambar 4.2 Diagram penyalaan awal boiler dengan tiny oil gun Sumber : PT. D&C Engineering, Training Manual Of Tiny Oil Ignition System, hal 17

15 Cold start 1. Catat inisial counter tiny oil flow 2. Start IDF, FDF dan jaga tekanan furnace antara -20 Pa sampai -80 Pa 3. Start Cooling air fan untuk pendingin flame detector 4. Start satu atau dua PAF. Atur primary air pressure antara 6,5 Kpa sampai 8 Kpa 5. Atur aliran udara pada mill A antara 50 t/h sampai 60 t/h dan atur kecepatan autlet mill pada coal pipe tidak kurang dari 20 m/s 6. Start tiny oil gun satu per satu, jika sudah normal semua, input tiny-oil mode 7. Buka air heater auxiliary steam manual first valve sampai full open 8. Jika temperatur inlet air Mill A sudah mencapai 120 OC, start mill A dan coal feeder A dan buat coal flow antara 8 t/h sampai 10 t/h 9. Berdasarkan kondisi aktual operasi, atur secondary air damper AA layer 35%, A layer 30%, dan layer yang lain 20% 10. Buat pembakaran batubara sesuai kebutuhan beban dengan menaikkan coal flow dan air flow pada Mill A 11. Perhatikan tiny oil burner temperature, harus kurang dari 500 oc, dengan mempercepat primary air rate dan membuka SA damper A layer akan menurunkan temperatur burner 12. Jika hot air temperature pada APH sudah lebih dari 150 oc, alihkan supply hot air pada Mill A dari steam coil ke sumber dari APH. Perhatikan temperature dan flow inlet Mill A

16 Selama tiny oil gun in service, pastikan untuk mengoperasikan sootblower dan melakukan pengecekan pada APH 14. Dengan mempertimbangkan kebutuhan kecepatan akan kenaikan temperature dan pressure, operasikan Mill B dan seterusnya 15. Ketika temperatur boiler sudah mencapai 500 oc, berdasarkan kondisi boiler persiapkan untuk men-stop tiny oil gun, sebelum stop tiny oil gun pastikan tiny oil gun mode pada DCS sudah di nonaktifkan 16. Jika diinginkan untuk mematikan tiny oil system, tutup tiny oil inlet main valve saja, dan jika diinginkan tiny oil system start setiap saat bisa dengan hanya membuka tiny oil inlet main valve 17. Catat conter tiny oil flow, hitung fuel consumption Warm/Hot start up Berdasarkan Manual Book tiny oil gun, pada dasarnya SOP pengoperasian tiny oil gun dalam kondisi warm/hot start up sama dengan cold start up, hanya saja ketika kondisi warm/hot start up apabila primary air outlet temperature APH sudah lebih dari 150 oc maka dalam pengoperasian Mill A tidak perlu menggunakan steam coil tetapi langsung menggunakan hot air dari outlet APH. Adapun jika primary air outlet temperature APH masih kurang dari 150 oc maka SOP nya sama dengan SOP kondisi cold start up.

17 55 Gambar 4.3 Tampilan Mill A pada DCS Sumber : DCS PLTU 2 BLB Perhitungan pemakaian bahan bakar Pemakaian bahan bakar teoritis a. Noload sampai rolling turbine 3000 rpm Data dari tabel cold start up - Main steam flow : 105,6 t/h - Main steam pressure : 5,88 Mpa - Main steam temperatur : 400 C - Feed water pressure : 1atm - Feed water temperature : 99 C

18 56 - Enthalpy main steam (hg) : 759,63 kkal/kg - Enthalpy Feed water (hf) : 99,1 kkal/kg - GCV HSD : 9000 kkal/kg - ṁ HSD tiny oil gun : 4 x 60 kg/h : 240 kg/h - GCV Batubara : 4554 kkal/kg Efisensi Boiler (ƞ) : ṁs h ṁ x GC % 75% : 75% : 75% :,, ṁ x GC sd + ṁ x GC bb,, x + ṁ x GC bb,, + ṁ x GC bb ṁf x GCVbb :,, % - ṁf x :,, % - ṁf batubara : ṁf : kg/h ṁf : 19,9 ton/h jadi pemakaian HSD dan batubara teoritis berdasarkan diagram cold start saat noload Sampai dengan rolling turbine 3000 rpm HSD : 240 kg/h x 5 : 1200 kg/h = 1445,7 liter Batubara : 19,9 ton/h x 5 h = 99,5 ton/h

19 57 b. Rolling turbine 3000 rpm sampai beban 65 MW Data dari tabel cold start up - Main steam flow beban 65 MW : 207 t/h - Main steam pressure beban 65 MW : 8,273 Mpa - Main steam temperatur beban 65 MW : 510 C - Enthalpy main steam beban 65 MW (h2) : 817,08 kkal/kg - Enthalpy main steam rolling turbine 3000 rpm (h1) : 759,63 kkal/kg - GCV HSD : 9000 kkal/kg - ṁ HSD tiny oil gun : 4 x 60 kg/h : 240 kg/h - GCV Batubara : 4554 kkal/kg Efisensi Boiler (ƞ) : ṁs h ṁ x GC % 75% :,, ṁ x 75% :,, ṁ x GC sd + ṁ x GC bb 75% : 75% :,, x + ṁ x GC bb,, + ṁ x GC bb ṁf x GCVbb :,, % - ṁf x :,, % - ṁf : 3007 kg/h ṁf batubara :

20 58 ṁf : 3 ton/h jadi pemakaian HSD teoritis berdasarkan diagram penyalaan awal boiler sampai Rolling turbine 3000 rpm sampai beban 65 MW HSD : 240 kg/h x 1 h : 240 kg/h = 289 liter Batubara : 3 ton/h x 1 h = 3 ton Jadi total pemakaian bahan bakar teoritis saat penyalaan awal boiler sampai unit berbeban 65W HSD : 1445,7 liter liter : 1734 liter Batubara : 99,5 ton + 3 ton : 102,5 ton Pemakaian bahan bakar aktual Start up Tabel 4.6 Data pemakaian HSD dan batubara saat penyalaan awal boiler Total jam Pemakaian HSD liter/ liter jam Pemakaian Batubara ton ton/jam , Start unit (stator cooling water flow low) , Start unit (perbaikan di drain MSV no. 2) , Start unit (SST gagal transfer ke UAT) ,050 1, ,768 1, , Start unit (RSH) Sumber : Rendal Operasi PLTU 2 BLB Start unit (vibrasi tinggi), tiny oil gun #1 tidak bisa dioperasikan, OG AB1 start Start unit (stator cooling water flow low), tiny oil gun #4 tidak bisa dioperasikan OG AB4 start Pada proses penyalaan awal aktual dilapangan jumlah pemakain HSD lebih besar dari pada perhitungan teoritis hal ini disebabkan jika pada saat start MSM

21 59 temperature furnace terlalu rendah ( lebih kecil dari 90 C ) akan terjadi explosive pada boiler dikarenakan banyak batubara yang tidak terbakar. Oleh karena itu diperlukan pemanasan ruangan bakar oleh oil tiny oil gun yang biasanya memakan waktu 2-3 jam. Pemakaian HSD aktual pada penyalaan awal boiler juga lebih besar dari pada perhitungan teoritis pada beberapa proses penyalaan awal boiler dikarenakan ketidaksiapan tiny oil gun, sehingga proses penyalaan awal perlu dibantu dengan menggunakan oil gun. 4.3 Penghematan Pemakaian HSD Dari perhitungan secara teoritis dan data aktual pemakaian HSD pada proses penyalaan awal boiler sangat terlihat penghematan pemakaian HSD saat menggunakan tiny oil gun dibandingkan menggunakan oil gun saat penyalaan awal boiler. Penghematan HSD : Rata-rata HSD oil gun Rata-rata HSD tiny oil gun : liter 4764 liter : liter Jadi penghematan HSD yang didapatkan apabila menggunakan tiny oil gun adalah sebesar liter setiap kali proses penyalaan awal boiler.

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing, Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER

BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER BAB 3 STUDI KASUS 3.1 DEFINISI BOILER Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah fasa air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU

Lebih terperinci

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU

Steam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Materi penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah analisis proses konversi energi pada PLTU Suralaya Unit 5 mulai dari energi pada batubara hingga menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

COOLING WATER SYSTEM

COOLING WATER SYSTEM 2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini perubahan terjadi di berbagai bidang antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, stranspotasi, telekomunikasi termasuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR Jamaludin, Iwan Kurniawan Program Studi Teknik mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang tahap-tahap yang dilakukan dalam suatu penelitian. Metode harus ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai berikut: 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR DAN KRITERIA PENELITIAN Diagram alir dan kriteria penelitiannya adalah sebagai Start Pengambilan data (BAB 3.2) Pengujian lab untuk GCV batubara (BAB 3.2.1)

Lebih terperinci

BAB IV PENGOPERASIAN PULVERIZER DAN COAL FEEDER

BAB IV PENGOPERASIAN PULVERIZER DAN COAL FEEDER BAB IV PENGOPERASIAN PULVERIZER DAN COAL FEEDER A. Pulverizer (Mill) 1. Fungsi Pulverizer (Mill) PLTU dengan bahan bakar batubara memerlukan perlakuan khusus agar kalor yang terkandung dalam batubara dapat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Pengumpulan dan penyajian data 4.1.1 Pengumpulan data dan penyajian data Pada tabel 4.1 Check sheet temperatur dan tekanan pompa sirkulasi periode Tabel 4.1 Check Sheet

Lebih terperinci

PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU

PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU Imron Rosyadi 1*, Dhimas Satria 2, Cecep 3 1,2,3 JurusanTeknikMesin, FakultasTeknik, Universitas Sultan AgengTirtayasa,

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 38 BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR 3.1 Unit Station Transformator (UST) Sistem PLTU memerlukan sejumlah peralatan bantu seperti pompa, fan dan sebagainya untuk dapat membangkitkan tenaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

BAB III PROSES PELAKSANAAN TUGAS AKHIR BAB III PROSES PELAKSANAAN TUGAS AKHIR Data Tugas Akhir ini diperoleh dari perbandingan performa boiler Unit 10 PLTU 1 Jawa Tengah Rembangsaat sebelum Simple Inspection (SI) pada bulan November 2014 dengan

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. ISK/PKS-PRS/08 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Dilarang memperbanyak dokumen ini tanpa izin Wakil Manajemen /Pengendali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

Bagian dan Cara Kerja PLTU

Bagian dan Cara Kerja PLTU Rabu, 26 Januari 2011 Bagian dan cara kerja PLTU Bagian dan Cara Kerja PLTU 1. Boiler/Ketel Uap PLTU Paiton, Jawa Timur Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdiri dari beberapa system utama, yaitu :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja PLTU Batubara PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Boiler Salah satu peralatan yang sangat penting di dalam suatu pembangkit tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel uap. Alat ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG

ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN-300-2-20B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG Dwi Cahyadi 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER 1 of 10 12/22/2013 8:36 AM PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap kering (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP 4.1 Analisis dan Pembahasan Kinerja boiler mempunyai parameter seperti efisiensi dan rasio

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TEORI DASAR PLTU Pembangkit listrik tenaga uap merupakan salah satu dari jenis pembangkit, dimana pembangkit ini memanfaatkan uap yang dihasilkan oleh ketel uap (boiler) sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN

BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN 38 BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN 4. Gangguan PLTU 2 Banten Labuan PLTU 2 Banten Labuan terdiri dari 2 unit yang masing-masing memilki daya terpasang 300 MW. Output tegangan dari generator

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) A. Pengertian PLTG (Pembangkit listrik tenaga gas) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan gas untuk memutar turbin dan generator. Turbin dan generator adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dengan kapasitas terpasang 2 x 315 MW, tiap unit PLTU 1 Jawa Tengah Rembang memiliki satu buah boiler dengan 5 mill pulveriser yang mensuplai bahan bakar ke burner (ruang bakar).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro -Abstrak- PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ada beberapa fan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ada beberapa fan yang digunakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik tenaga batubara membutuhkan udara untuk proses produksi listriknya. Suply udara dapat dibagi menjadi dua, yaitu primary air fan yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar batubara menjadi energi listrik.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 1 No. 1 Januari 016; 1-6 ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT Sudjito, Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat ini pemerintah berupaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan

Lebih terperinci

FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 F Gatot Sumarno (1), Wahyono (2), Ova Imam Aditya (3), (1), (2) Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 3.1 Analisis dan Pembahasan Kehilangan panas atau juga bisa disebut kehilangan energi merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wahana Teknik Vol 02, Nomor 02, Desember 2013 Jurnal Keilmuan dan Terapan teknik Hal 70-80 ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wardjito, Sugiyanto

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)

Lebih terperinci

Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik

Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik SKRIPSI LOGO Januari 2011 Analisa Teknis Evaluasi Kinerja Boiler Type IHI FW SR Single Drum Akibat Kehilangan Panas di PLTU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik PUTRA IS DEWATA 4206.100.061 Contents BAB I

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) 1 1. BOILER 2. PRINSIP KONSERVASI PADA BOILER 3 KASUS Boiler telah dikenal sejak jaman revolusi industri. Boiler merupakan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas. 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Fungsinya bukan hanya terbatas untuk pelumasan kerja saja, tetapi juga untuk memindahkan panas, memindahkan

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 1 Januari 2014; 23-28 ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) Agus Hendroyono Sahid, Dwiana Hendrawati Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM

KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP : STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT Anwar Ilmar Ramadhan 1,*, Ery Diniardi 1, Hasan Basri 2, Dhian Trisnadi Setyawan 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH ANALISA PROSES KERJA SOOT BLOWER TIPE FIXED ROTARY PADA PROTOTYPE MINI STEAM POWER PLANT DI PT. NW INDUSTRIES Nama : Rachmat Shaleh NPM

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. dapat menyebabkan derating pada unit pembangkit karena satu sistem Coal

BAB III PERANCANGAN. dapat menyebabkan derating pada unit pembangkit karena satu sistem Coal BAB III PERANCANGAN 3.1 Derating PLTU Suralaya Unit 1-4 Sistem Coal Feeder dan Pulverizer merupakan peralatan utama pada suatu proses pembangkitan PLTU batubara UP. Suralaya unit 1-4 karena sistem tersebut

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PENGOPERASIAN SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

LEMBAR KERJA PENGOPERASIAN SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS LEMBAR KERJA PENGOPERASIAN SIMULASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS Proses Nama Penanggung Jawab Jabatan Tanda tangan Perumusan Ainun Nidhar, A.Md Asisten Persetujuan Agus Sukandi, M.T. Ka. Lab Energi-Mekanik

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/13.43-22 PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Fan merupakan peralatan yang digunakan untuk menyalurkan sejumlah volume udara atau gas melalui suatu saluran (duct). Selain itu, fan juga digunakan untuk pensuplai

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts

ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and

Lebih terperinci

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE

STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

LAMPIRAN II PERHITUNGAN 88 LAMPIRAN II PERHITUNGAN 1. Data Sekunder Audit Energi (Data Pengukuran Spot/Aktual) a. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Steam 1) Produksi ClO 2 pada Tanggal 5 Februari 2016 Flow ClO 2 2617,7 m 3 /h

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain

BAB II TEORI DASAR. Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu % sebagai pendingin, antara lain BAB II TEORI DASAR 2.1 PLTG (Open Cycle) Dasar dari teknologi turbin gas adalah pemanfaatan energi dari gas bersuhu tinggi hasil pembakaran campuran bahan bakar dengan udara tekan. Udara tekan dihasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KAJIAN SIMULASI CFD PADA BOILER PLTU JERANJANG UNIT 3

LAPORAN SURVEI KAJIAN SIMULASI CFD PADA BOILER PLTU JERANJANG UNIT 3 2016 LAPORAN SURVEI KAJIAN SIMULASI CFD PADA BOILER PLTU JERANJANG UNIT 3 PT PLN (Persero) PUSHARLIS PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PLTU Jeranjang merupakan pembangkit

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK Ash Handling Adalah penanganan bahan sisa pembakaran dan terutama abu dasar yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) Definisi dan Pengantar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP

ANALISA EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ANALISA EFESIENSI CFB BOILER TERHADAP KEHILANGAN PANAS PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR COAL DENGAN KAPASITAS 110 TON/JAM PADA PLTU PANGKALAN SUSU

ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR COAL DENGAN KAPASITAS 110 TON/JAM PADA PLTU PANGKALAN SUSU ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR COAL DENGAN KAPASITAS 110 TON/JAM PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi listrik daerah Sumatera bagian Utara setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Oleh karena itu, perkiraan

Lebih terperinci

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER Oleh : Mohammad Choirul Anam 4213 105 021 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2014 BOILER 1. Dasar Teori

Lebih terperinci

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Kode Unit : JPI.KE01.001.01 STANDAR KOMPETENSI Judul Unit: Menerapkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT. oleh Gas turbin yang juga terhubung pada HRSG. Tabel 3.1. Sample Parameter Gas Turbine

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT. oleh Gas turbin yang juga terhubung pada HRSG. Tabel 3.1. Sample Parameter Gas Turbine 48 BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT 3.1. Sampel data Perhitungan Heat Balance Cogeneration plant di PT X saya ambil data selama 1 bulan pada bulan desember 2012 sebagai referensi, dengan

Lebih terperinci

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya? TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012 Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana

Lebih terperinci

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

Session 10 Steam Turbine Instrumentation Session 10 Steam Turbine Instrumentation Pendahuluan Pengoperasian turbin yang terus menerus dan kondisi yang abnormal mempengaruhi kondisi turbin. Instrumen dibutuhkan untuk memantau kondisi turbin dan

Lebih terperinci