BAB III. ANALISIS dan PERANCANGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. ANALISIS dan PERANCANGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS dan PERANCANGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN Pada bagian ini akan dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan analisis dan perancangan model jaringan antrian sistem SMS Kampus, yaitu sebagai berikut. 1. Menentukan spesifikasi hardware yang akan digunakan pada implementasi sistem SMS Kampus. 2. Merancang model jaringan antrian sistem, dengan menganalisis kapasitas buffer yang dibutuhkan untuk sistem SMS Kampus, yang mempertimbangkan populasi dari mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk lima tahun yang akan datang. 3. Menganalisis performansi dari resource sistem seperti CPU dan harddisk, dimana yang akan dianalisis adalah service time, service demand, utilisasi, residence time, dan jumlah SMS yang ada dalam CPU dan harddisk. 4. Menganalisis performansi server, seperti utilisasi server, probabilitas ada sejumlah SMS dalam server, baik yang sedang mengantri atau yang sedang dilayani, probabilitas server idle, jumlah SMS dalam server, throughput server, response time server, dan probabilitas jumlah SMS yang hilang atau lost. 3.1 Spesifikasi Hardware Arsitektur dari sistem SMS Kampus yang akan dibangun, dapat dilihat pada Gambar 3.1, dimana sistem menggunakan server tunggal, dan spesifikasi hardware yang akan digunakan adalah sebagai berikut. 1. Processor Intel Pentium Ghz/800MHz/1M/LGA Harddisk Seagate Barracuda 80GB SATA RPM 8MB, dengan spesifikasi sebagai berikut. Data Transfer Rate : 300 MBps Kapasitas : 80 GB Spindle Speed (RPM) : 7200 rpm

2 Buffer Memori : 8 MB Average Seek : 11 ms 3. RAM 512 MB. Gambar 3.1 Arsitektur sistem SMS kampus AMIK Tri Dharma Pekanbaru. 3.2 Analisis Jumlah Mahasiswa Jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma pada tahun 2007/2008 adalah 150 orang. Jumlah mahasiswa merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam menganalisis performansi sistem, yakni merupakan suatu populasi. Dimana populasi dari jumlah mahasiswa yang akan dipertimbangkan adalah jumlah mahasiswa untuk 5 tahun kedepan. Hal ini bertujuan, agar sistem yang akan dibangun, masih optimal sampai 5 tahun yang akan datang. Berdasarkan grafik peningkatan jumlah mahasiswa sejak tahun 2003/2004 sampai tahun 2007/2008, seperti yang terlihat pada Gambar 3.2, maka dapat diperkirakan jumlah mahasiswa lima tahun yang akan datang, berdasarkan rata-rata kenaikan untuk setiap tahunnya.

3 / / / / /2008 Jumlah Mahasiswa Kenaikan Setiap Tahun Gambar 3.2 Grafik peningkatan jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru. Dari Gambar 3.2 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata peningkatan jumlah mahasiswa setiap tahunnya adalah 24 mahasiswa. Sehingga untuk 5 tahun yang akan datang jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru diperkirakan adalah 270 mahasiswa. Data peningkatan jumlah mahasiswa ini juga disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Peningkatan jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru setiap tahun. Tahun Jumlah Mahasiswa Jumlah Kenaikan /Tahun 2003/ / / / / Total 120 Rata-rata 24

4 3.3 Perancangan Model Jaringan Antrian Dalam perancangan model jaringan antrian ini, terdapat beberapa asumsi yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut. 1. Jumlah SMS adalah infinite, karena walaupun sudah diketahui jumlah mahasiswa pada AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk 5 tahun yang akan datang adalah 270 mahasiswa, tetapi tidak dapat diprediksi berapa kali setiap mahasiswa akan mengirimkan SMS ke server, sehingga jumlah SMS yang akan dikirim diasumsikan adalah infinite. 2. Jumlah server yang digunakan adalah 1 server. 3. Proses kedatangan atau arrival rate (λ ) SMS adalah random, dengan distribusi Poisson. Karena kedatangan SMS merupakan distribusi Poisson, maka service rate (μ ), merupakan distribusi eksponensial. Kedua nilai dari parameter ini merupakan suatu asumsi, yang diperoleh berdasarkan jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk 5 tahun yang akan datang. 4. Prioritas layanan yang digunakan adalah First Come First Serve (FCFS). 5. Kapasitas buffer antrian server adalah finite, sehingga ada SMS yang akan diblok atau hilang, apabila buffer penuh. Sedangkan kapasistas buffer pada CPU dan harddisk diasumsikan adalah infinite. 6. Kelas load yang digunakan adalah single class, karena hanya ada satu jenis load atau request yang akan masuk ke server yaitu SMS. 7. Model jaringan antrian adalah open queueing network model, karena SMS yang datang akan mendapatkan pelayanan oleh sistem, atau menunggu dalam buffer jika layanan belum tersedia, dan kemudian meninggalkan sistem jika sudah mendapatkan layanan Analisis Kapasitas Buffer Buffer merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah model jaringan antrian, karena setiap SMS yang belum mendapatkan layanan dari server akan menunggu di dalam buffer, sampai server bisa memberikan layanan. Kapasitas buffer ini

5 direpresentasikan dengan kapasitas dari memori yang akan dialokasikan sebagai buffer. Seperti yang dijelaskan dibagian awal subbab 3.3 diatas, bahwa dalam analisis model jaringan antrian sistem SMS Kampus, diperlukan beberapa asumsi, diantaranya adalah kapasitas buffer antrian finite. Hal ini mengindikasikan bahwa buffer antrian dari sistem ini adalah terbatas, sehingga jika suatu SMS datang ke sistem dan menemukan buffer penuh, maka SMS tersebut akan diblok atau lost. Dan untuk mengatasi lost SMS, maka perlu dianalisis berapa kapasitas optimal dari buffer antrian, sehingga tidak ada SMS yang lost. Berikut adalah tahap-tahap yang dilakukan dalam menentukan kapasitas buffer antrian. 1. Memberikan asumsi terhadap nilai dari parameter arrival rate (λ ) SMS dan service rate ( μ ), dimana asumsi ini didasarkan kepada 2 hal yaitu: jumlah mahasiswa AMIK Tri Dharma Pekanbaru untuk 5 tahun yang akan datang, yaitu 270 mahasiswa, pada kondisi sibuk yaitu pada awal dan akhir semester, diasumsikan bahwa arrival rate dari SMS adalah 270 SMS dalam satu menit. Sehingga diperoleh nilai arrival rate (λ ) SMS dan service rate (μ ), untuk satu menit adalah sebagai berikut: untuk 270 SMS/menit, maka arrival rate ( λ ) 270/ 60 4,5 SMS/detik, service rate yang diinginkan adalah 6 SMS/detik. 2. Selanjutnya adalah menentukan utilisasi server. Utilisasi server ini diperoleh berdasarkan 2 parameter yaitu arrival rate (λ ) SMS dan service rate (μ ). Persamaan ( ) dapat digunakan untuk memperoleh nilai utilisasi server ini, sehingga diperoleh: U λ μ 4, %

6 3. Jumlah rata-rata SMS dalam server (N ) dalam perioda waktu 1 detik, dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan ( ). U 0,75 0,75 N 3 SMS. U 0,75 0,25 4. Sedangkan jumlah rata-rata SMS dalam antrian ( N q ) dalam perioda waktu 1 detik, yang diperoleh dari pengurangan jumlah rata-rata SMS dalam server (N ) dengan jumlah rata-rata SMS yang sedang dilayani, atau utilisasi (U) server adalah: N q N U U U U 2 U U 2 0,75 0,75 0,5625 0,25 2,25 SMS. 5. Setelah memperoleh jumlah SMS dalam antrian ( N q ), maka dapat ditentukan kapasitas memori yang dialokasikan untuk buffer pada server adalah sebagai berikut. Jumlah rata-rata SMS dalam antrian pada server adalah 2,25 SMS. Ukuran maksimal untuk 1 SMS adalah 160 karakter [3], untuk pola GSM dengan 1 karakter 7 bit, sehingga untuk 1 SMS diperlukan memori sebesar bit 1120 bit 140 Byte. Jumlah SMS yang datang dalam perioda waktu satu menit (kondisi sibuk), adalah 270 SMS, sehingga jumlah memori yang dibutuhkan, merupakan perkalian antara jumlah rata-rata SMS dalam antrian, dengan kapasitas memori untuk satu SMS, dan jumlah total SMS yang masuk pada perioda waktu 1 menit, sehingga: 2,25 140Byte Byte 83,057 KByte Maka jumlah buffer adalah: / , 5. Nilai ini dapat digenapkan menjadi 608 waiting line SMS, sehingga kapasitas memorinya adalah Byte 83,125 KByte

7 Berdasarkan asumsi-asumsi yang diberikan pada awal subbab 3.3, dan hasil perhitungan yang dilakukan pada subbab diatas, maka model jaringan antrian dari sistem SMS Kampus (studi kasus AMIK Tri Dharma Pekanbaru), dapat dimodelkan secara umum seperti pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Open queueing network model. Dalam melakukan analisis performasi model jaringan antrian sistem SMS Kampus (studi kasus AMIK Tri Dharma Pekanbaru), terdapat 2 metoda analisis yang akan digunakan yaitu sebagai berikut. 1. Analisis pertama adalah analisis performansi resource yang digunakan dalam server yaitu CPU dan harddisk. Dimana kedua resource ini terhubung dalam suatu jaringan antrian yang memiliki feedback, sehingga analisis dilakukan dengan menggunakan teorema Jackson. Dimana kapasitas buffer antrian pada setiap resource diasumsikan infinite. 2. Analisis yang kedua adalah analisis terhadap server tunggal dengan populasi infinite dan kapasitas buffer finite, yaitu dengan open queueing network model. Sehingga model jaringan antrian yang lebih detil dari Gambar 3.3 diatas, dapat dilihat pada Gambar 3.4. Dimana untuk masing-masing analisis akan dijelaskan pada subbab 3.4, dan subbab 3.5 berikut.

8 Analisis 2 Buffer 608 waiting line Analisis 1 Kedatangan SMS (λ) 4.5 SMS/detik Buffer CPU CPU Buffer Disk Keberangkatan SMS (µ) 6 SMS/detik Disk SERVER Gambar 3.4 Queueing network model dengan 2 analisis. 3.4 Analisis Performansi Resource Pada Gambar 3.4 pada kotak Analisis 1, terlihat bahwa terdapat 2 buah resource yang digunakan dalam server, yaitu CPU dan harddisk. Skenario yang terjadi dalam model jaringan antrian ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat eksternal SMS yang datang ke CPU dengan arrival rate adalah λ. 2. SMS yang sudah dilayani oleh CPU akan memiliki 2 percabangan, yaitu menuju ke harddisk untuk melaksanakan operasi I/O harddisk, dengan probabilitas p, atau keluar dari server karena telah menyelesaikan layanan, dengan probabilitas 1 p. 3. Setelah menyelesaikan operasi I/O pada harddisk, SMS akan kembali ke antrian CPU, untuk meminta layanan berikutnya, sehingga CPU memiliki 2 masukan SMS yaitu dari eksternal SMS, dan SMS dari harddisk. Arrival rate untuk CPU dinotasikan dengan λ 1. Arrival rate ke CPU merupakan gabungan dari kedua masukan tersebut yaitu, arrival rate SMS dari harddisk ( λ 1 p), dan eksternal arrival rate SMS ( λ ), sehingga untuk memperoleh nilai dari arrival rate pada CPU, dapat menggunakan persamaan (2.9.1). λ λ 1 λ1 p + λ p

9 Dari kondisi tersebut diatas, terlihat bahwa terdapat suatu feedback yang terjadi dalam model jaringan antrian ini. Sehingga model jaringan antrian seperti ini dapat dianalisis dengan menggunakan teorema Jackson. Deskripsi detil dari model jaringan antrian ini, dapat dilihat pada Gambar 3.5. Dalam analisis model jaringan antrian dengan teorema Jackson ini, terdapat beberapa asumsi yang digunakan yaitu sebagai berikut, 1. analisis dilakukan dalam perioda waktu 1 detik, 2. arrival rate SMS eksternal ( λ ) adalah 4,5 SMS/detik. Gambar 3.5 Queueing network model dengan teorema Jackson Analisis Arrival Rate ( λ ) Resource Dalam analisis arrival rate (λ ) dari setiap resource ini, selain 2 asumsi yang sudah disebutkan pada bagian awal subbab 3.4 ini, terdapat 1 asumsi lagi yang digunakan dalam analisis ini yaitu; asumsi terhadap probabilitas dari percabangan yang terjadi setelah SMS memperoleh layanan dari CPU. Dimana disini diasumsikan bahwa probabilitas SMS yang meminta layanan kembali untuk operasi I/O pada harddisk (p) adalah 30%, dan SMS yang telah selesai diproses dari server (1-p) adalah 70% [7]. Dari ketiga asumsi tersebut, maka dapat diperoleh arrival rate yang menuju CPU ( λ 1 ), adalah: λ 4,5 λ 1 6,42857 SMS/detik. p 0,3

10 Sedangkan untuk arrival rate menuju harddisk ( p λ1 ) adalah: pλ1 0,3 6, ,92857 SMS/detik. SMS yang telah menyelesaikan layanan, dan keluar dari sistem atau merupakan throughput sistem adalah: ( p) λ1 (1 0,3) 6, SMS/detik Analisis Service Time (S i ) Resource Dari Gambar 3.5 diatas, terlihat bahwa terdapat 2 resource yang digunakan yaitu CPU dan harddisk. Dimana untuk melakukan analisis lebih lanjut terhadap model jaringan antrian resource ini, diperlukan parameter service time (S i ) untuk setiap resource. Service time merupakan perioda waktu dimana sebuah request menerima layanan dari suatu resource Analisis Service Time Processor (S CPU ) Seperti yang telah disebutkan pada subbab 3.1, dimana spesifikasi dari processor yang digunakan pada server ini, adalah menggunakan processor Intel Pentium Ghz/800MHz/1M/LGA775. Terlihat bahwa clock rate (f) dari processor ini adalah 3,4 Ghz. Performansi dari sebuah processor dapat dilihat dari waktu yang digunakan oleh processor untuk mengeksekusi sebuah program, (T detik/program), dimana waktu processor ini dapat diperoleh dengan persamaan (2.11.1), dan selanjutnya disebut dengan waktu CPU. Untuk memperoleh nilai dari waktu CPU ini, maka diperlukan beberapa parameter seperti yang sudah dijelaskan pada subbab 2.11, yaitu instruction count (I c ), cycles per instruction(cpi). Karena pada penelitian ini, tidak melakukan perancangan program aplikasi dari SMS Kampus, maka digunakan asumsi untuk nilai dari kedua parameter ini, yaitu sebagai berikut: 1. instruction count (I c ) diasumsikan instruksi, 2. rata-rata cycles per instruction (CPI) adalah 15.

11 Selain kedua parameter diatas yaitu instruction count (I c ), cycles per instruction (CPI), untuk memperoleh waktu CPU, juga diperlukan parameter cycle time (τ ) CPU, yang merupakan inverse dari clock rate (f) CPU, yaitu: 1 9 τ 3,4 10 3,4 GHz detik. Sehingga diperoleh waktu CPU (T) (dalam detik/program) yang diperlukan untuk mengeksekusi program aplikasi SMS adalah: T I , c CPI τ 0,0255 detik Analisis Service Time Harddisk (S disk ) Magnetik disk merupakan komponen penting untuk setiap sistem komputer. Jumlah akses informasi yang disimpan pada magnetik disk, lebih banyak dibandingkan jumlah akses informasi pada Random Access Memory (RAM). Yang menjadi ukuran performansi pada harddisk adalah service time ( S d ) yaitu merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh controller ditambah disk, untuk mengakses satu blok data dari disk. Persamaan (2.10.1) dapat digunakan untuk memperoleh S d ini. S d ControllerTime + P ( SeekTime + RotationalLatency + TransferTime) miss Dari persamaan (2.10.1) di atas dapat dilihat bahwa parameter yang mempengaruhi service time dari harddisk adalah controller time, P miss, seek time, rotational latency dan transfer time. Controller time merupakan waktu yang diperlukan oleh sebuah controller untuk memproses sebuah I/O request (termasuk waktu untuk mencek cache, ditambah waktu untuk read/write sebuah blok dari/ke cache). Sedangkan P miss, merupakan probabilitas dimana blok yang dimaksud tidak ada pada disk cache. Seek time merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menempatkan arm pada cylinder yang tepat, dan transfer time adalah waktu transfer sebuah blok dari disk ke disk controller. Untuk P miss, seek time, dan rotational latency, tergantung kepada jenis workload yang diberikan ke subsistem disk, dan jenis workload ini ada 2 yaitu random dan sequential, seperti yang sudah dijelaskan pada subbab 2.10.

12 Seperti yang sudah disebutkan pada subbab 3.1 diatas, dimana spesifikasi harddisk yang digunakan adalah harddisk Seagate Barracuda 80GB SATA RPM 8MB, dengan spesifikasi sebagai berikut. Data transfer rate : 300 MBps Kapasitas : 80 GB Spindle speed (RPM) : 7200 rpm Buffer Memori : 8 MB Average Seek : 11 ms Dalam analisis service time harddisk ini, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. jenis workload adalah random, 2. nilai parameter controller time adalah 0,1 milidetik, 3. rata-rata seek time, disk speed dan transfer rate diambil dari spesifikasi harddisk yang digunakan yaitu seek time 11 milidetik, disk speed 7200 RPM, dan transfer rate 360 MBps, 4. untuk blocksize yang akan diakses disajikan pada Tabel 3.2. Dari Tabel. 3.2, terlihat bahwa rata-rata ukuran blok yang akan diakses pada harddisk adalah 99,7 karakter, dimana untuk pola GSM, 1 karakter 7 bit, sehingga rata-rata blok yang diakses adalah 99,7 7 bit 697,9bit 87,2375 Byte. Transfer time pada harddisk ini dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.10.2), yaitu: BlockSize TransferTime TransferRate 87, TransferTime 0, detik 0, milidetik Untuk P miss, seek time, rotational latency, diperoleh dengan menggunakan persamaan random workload yaitu persamaan (2.10.3) sampai dengan (2.10.6), sebagai berikut: P miss pada random workload bernilai 1. SeekTime Seek rand 11 milidetik

13 RotationalLatency 1 DiskRevolutionTime, dimana, DiskRevolutionTime 0, 0083 detik 8,3 milidetik. DiskSpeed 7200 Sehingga diperoleh, 1 1 RotationalLatency DiskRevolutionTime 8,3milidetik4,17 milidetik. 2 2 Service time S d harddisk adalah; S S S d d d ControllerTime + P miss 0,1 + 1 (11 + 4,17 + (0, ,2702 milidetik 15, ( SeekTime + RotationalLatency + TransferTime) 3 3 ) ) detik Analisis Utilisasi (U i ) Resource Setelah diperoleh service time (S) untuk setiap resource yaitu 0,0255 detik CPU, dan 15, detik harddisk, maka utilisasi dari masing-masing resource dalam perioda waktu 1 detik, dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.5.12), yaitu sebagai berikut. Utilisasi CPU. Arrival rate CPU λ 1 6,42857 SMS/detik dan service time CPU (S CPU) adalah 0,0255 detik, sehingga diperoleh, U CPU λ 1 SCPU 6, ,0255 0, ,4% Utilisasi harddisk Arrival rate harddisk p λ 1 1,92857 SMS/detik dan service time harddisk (S disk) adalah 15, detik, sehingga diperoleh, U λ 1,92857 (15, ) 0, disk p 1 SCPU 2,9%

14 Tabel 3.2 Ukuran blok yang diakses pada harddisk. Format SMS Jumlah Karakter Informasi Kartu Hasil Studi. 160 Informasi Nilai suatu Mata Kuliah. Nilai mata kuliah dengan kode (6 digit) untuk mahasiswa dengan NIM (8 digit) 84 adalah (4 digit) Informasi IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). IPK untuk mahasiswa dengan NIM (8 digit) adalah (4 digit) 51 Informasi Nama Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing mahasiswa dengan NIM (8 digit) adalah (max 25 digit) 79 Informasi Jadwal Kuliah 1 SEMESTER. 160 Informasi Jadwal Suatu Mata Kuliah. Jadwal Mata Kuliah dengan KODE (6digit) adalah hari (6digit), WIB, 79 Ruang 2402 Informasi Jadwal Ujian SEMESTER. 160 Informasi Umum Kampus. 160 Informasi kelulusan Mahasiswa baru. 62 Calon Mahasiswa dengan No Test (8 digit) dinyatakan (11 digit) Informasi Kalender Akademik 160 Informasi Bantuan 1. KHS 2. NilaiMataKuliah 3. IPK 4. DosenPembimbing 5. JadwalKuliah 6. JadwalMataKuliah 7. JadwalUjian 8. KelulusanMahasiswabaru 9. KalenderAkademik 10. InformasiUmum Ketik ATP <spasi> KHS <spasi> NIM <spasi> SEM_X, contoh ATP <spasi> KHS <spasi> <spasi> SEM_1 102 Ketik ATP <spasi> NIL <spasi> NIM <spasi> KODE_MK, contoh ATP <spasi> NIL <spasi> <spasi> EC Ketik ATP <spasi> IPK <spasi> NIM, contoh ATP <spasi> IPK <spasi> Ketik ATP <spasi> DSN <spasi> PBB <spasi>nim, contoh ATP <spasi> DSN <spasi> PBB <spasi> Ketik ATP <spasi> JDWL <spasi> PS_X <spasi> SEM_X, contoh ATP <spasi> JDWL <spasi> PS_TK <spasi> SEM_1 95 Ketik ATP <spasi> JDWL <spasi> KODE_MK, contoh ATP <spasi> JDWL <spasi> EC Ketik ATP <spasi> JDWL_UJN <spasi> PS_X <spasi> SEM_X, contoh ATP <spasi> JDWL_UJN <spasi> PS_TK <spasi> SEM_1 110 Ketik ATP <spasi> PMB <spasi> No_Test, contoh ATP <spasi> PMB <spasi> Ketik ATP <spasi> KLA 21 Ketik ATP <spasi> INFO 22 Jumlah Total 2094 Rata-rata 99,7 156

15 3.4.4 Analisis Rata-rata Jumlah Kunjungan (V i ) ke Resource Seperti yang diasumsikan pada subbab 3.4.1, dimana probabilitas dari percabangan yang terjadi setelah SMS memperoleh layanan dari CPU adalah, probabilitas SMS yang meminta layanan kembali untuk operasi I/O pada harddisk (p) 30% dan yang selesai dari server (1-p) 70%. Dalam analisis ini jumlah kunjungan untuk setiap resource diasumsikan adalah sama, sehingga persamaan (2.9.2) dapat digunakan untuk menperoleh rata-rata jumlah kunjungan SMS ke masing-masing resource, adalah sebagai berikut, V 1,429 kali p 0,3 0, Analisis Service Demand Resource (D i ) Persamaan ( ) yang merupakan hukum service demand, dapat digunakan untuk memperoleh service demand untuk setiap resource, yang merupakan hasil perkalian antara service time ( S ), dengan rata-rata jumlah kunjungan (V ), sehingga diperoleh service demand untuk setiap resource adalah; Service demand CPU ( D CPU ) adalah: D CPU VCPU SCPU 1,429 0,0255 0, detik. Service demand harddisk ( D disk ) adalah: D disk Vdisk S disk 1,429 15, , detik. Dari kedua service demand resource ini, dapat ditentukan maksimum arrival rate λ sat 1 D max ke server dalam perioda waktu 1 detik, dimana service demand max (D max ) adalah service demand CPU ( D CPU diperoleh nilai saturasi dari server adalah; 1 1 λ sat 27,451 SMS/detik. D 0, max ) yaitu 0, detik. Sehingga

16 Hal ini mengindikasikan bahwa server mampu memproses arrival rate SMS dalam perioda waktu 1 detik adalah maksimal 27,451 SMS Analisis Residence Time Resource ( R ) ' i Persamaan (2.8.3) dapat digunakan untuk memperoleh nilai residence time ( R ) untuk setiap resource dalam perioda waktu 1 detik. Dimana dalam menentukan residence time ( R ) dari setiap resource, diperlukan parameter utilisasi (U i ), dan ' i service demand (D i ) dari setiap resource, dimana kedua parameter ini sudah diperoleh pada subbab dan 3.4.5, diatas. ' i Residence time CPU ( R ). ' CPU Utilisasi dari CPU (U CPU ) yang sudah diperoleh pada subbab adalah 0, , dan service demand (D CPU ) pada subbab adalah 0, detik, sehingga diperoleh residence time CPU ( R ' CPU ) adalah: R ' CPU D U CPU CPU 0, , , detik. Residence time ( R ' disk ) Harddisk Utilisasi harddisk (U disk ) yang sudah diperoleh pada subbab adalah 0, , dan service demand (D disk ) pada subbab adalah 0, detik, sehingga diperoleh residence time CPU ( R ' disk ) adalah: R ' disk D U disk disk 0, , , detik. Dari penjumlahan kedua nilai residence time resource ini, dapat diperoleh rata-rata response time server dalam perioda 1 detik adalah; R R CPU R ' ' + disk 0, , , detik

17 3.4.7 Analisis Rata-rata SMS pada Resource (n i ) Dalam analisis rata-rata SMS pada setiap resource digunakan beberapa asumsi berikut: 1. model antrian pada setiap reource memiliki populasi infinite, 2. kapasitas buffer pada setiap resource adalah infinite. Dari kedua asumsi diatas, maka persamaan ( ) dapat digunakan untuk menganalisis jumlah rata-rata SMS dalam setiap resource dalam perioda waktu 1 detik. Parameter yang dilibatkan dalam analisis ini adalah utilisasi (U i ) dari setiap resource, dimana nilai dari setiap utilisasi resource (U i ) ini, sudah diperoleh pada subbab 3.4.3, diatas. Rata-rata SMS pada CPU ( n CPU ). Utilisasi dari CPU (U CPU ) yang sudah diperoleh pada subbab adalah 0, , sehingga diperoleh jumlah rata-rata SMS pada CPU, baik yang sedang dilayani atau yang menunggu adalah: U CPU 0, n CPU 0, SMS. U 0, CPU Rata-rata request pada disk ( n disk ). Utilisasi dari CPU (U disk ) yang sudah diperoleh pada subbab adalah 0, , sehingga diperoleh jumlah rata-rata SMS pada harddisk, baik yang sedang dilayani atau yang menunggu adalah: n disk U U disk dik 0, , , SMS. Rata-rata SMS pada server dalam perioda 1 detik adalah: N n CPU + ndisk 0, , SMS Dari semua analisis diatas, maka model jaringan antrian pada Gambar 3.5 dapat digambarkan kembali dengan memberikan nilai dari setiap parameter, seperti yang terlihat pada Gambar 3.6 berikut. Dimana terlihat bahwa kondisi yang terjadi merupakan operasi equilibrium, dimana rata-rata arrival rate sama dengan rata-rata

18 departure rate atau merupakan throughput (X), dan kondisi seperti ini merupakan kondisi yang diinginkan karena tidak ada SMS yang akan hilang. ' R CPU 0, detik ' R disk 0, detik Gambar 3.6 Nilai parameter dalam queueing network model Jackson theorem. Hasil dari analisis dari performansi resource (CPU dan harddisk) untuk nilai arrival rate yang bervariasi, yaitu dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.7 dan dalam bentuk tabel pada lampiran A.1. Sedangkan hasil analisis untuk nilai arrival rate mulai dari 1 SMS/detik sampai dengan nilai arrival rate saturasi yang diperoleh pada subbab yaitu 27,451 SMS/detik, disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.8 dan dalam bentuk tabel pada lampiran A.2.

19 Gambar 3.7 Grafik analisis performansi resource (CPU dan harddisk) untuk arrival rate 1 SMS sampai dengan 270 SMS/menit.

20 Gambar 3.7 Grafik analisis performansi resource (CPU dan harddisk) untuk arrival rate 1 SMS sampai dengan arrival rate saturasi, dalam perioda waktu 1 detik

21 3.5 Analisis Performansi Server Pada bagian ini, model jaringan antrian dari Gambar 3.4, akan dipandang seperti model jaringan antrian pada Gambar 3.3, yaitu sebagai sebuah server. Dalam analisis server ini terdapat beberapa asumsi yang digunakan, yaitu sebagai berikut. 1. Server dipandang sebagai open queueing network model, dengan populasi yang infinite dan kapasitas buffer yang terbatas yaitu 608 waiting line. Analisis akan dilakukan untuk kapasitas buffer yang berbeda yaitu 1, 10, 20, 30 40, 50 dan 608 waiting line. 2. Analisis dilakukan terhadap nilai arrival rate (λ ) yang bervariasi, yaitu dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit. Kecuali pada analisis probabilitas server memiliki sejumlah SMS, dan probabilitas SMS yang lost, menggunakan arrival rate pada kondisi sibuk yaitu 270SMS/menit 3. Service rate ( μ ) yang digunakan adalah tetap yaitu 6 SMS/detik Analisis Probabilitas Server Idle ( p 0 ) Persamaan ( ) dapat digunakan untuk memperoleh probabilitas server idle yang merupakan probabilitas server tidak melakukan layanan terhadap SMS. p 0 λ μ W + 1 λ μ Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian awal subbab 3.6 ini, bahwa analisis akan dilakukan terhadap: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Hasil dari analisis probabilitas server idle (p 0 ) disajikan dalam Lampiran B.1 dalam bentuk tabel, dan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.9.

22 Probabilitas server idle (%) Arrival rate/menit p0 (W1) p0 (W10) p0 (W20) p0 (W30) p0 (W40) p0 (W50) p0 (W608) Gambar 3.9 Grafik hubungan p 0 untuk setiap kedatangan SMS/jam Analisis Probabilitas Server Memiliki k SMS ( p k ) Untuk memperoleh probabilitas dimana server memiliki sejumlah k SMS, maka dapat dilakukan dengan persamaan ( ). pk λ μ W + 1 λ μ λ μ k Pada analisis probabilitas server memiliki sejumlah k SMS, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) merupakan arrival rate pada kondisi sibuk yaitu 270 SMS/menit atau 4.5 SMS/detik, 2. service rate ( μ ) adalah tetap yaitu 6 SMS/detik, 3. variabel k adalah 1 sampai 270, 4. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Hasil dari analisis ini, dapat dilihat pada Lampiran B.2 dalam bentuk tabel dan disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.10 berikut.

23 pk (%) 45 p 40 k Probabilitas ada sejumlah k SMS dalam server Jumlah SMS dalam server (k ) pk W1 pk W10 pk W20 pk W30 pk W40 pk W50 pk W608 Gambar 3.10 Grafik hubungan p k dengan k Analisis Utilisasi Server (U) Pada analisis utilisasi ini, analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Persamaan ( ) dapat digunakan untuk memperoleh utilisasi server, dan hasil dari analisis ini disajikan dalam bentuk tabel pada Lampiran B.3, dan dalam bentuk grafik, seperti yang terlihat pada Gambar U λ 1 λ μ μ λ μ W + 1 W

24 80 Utilisasi server (%) Arrival rate/menit U (W1) U (W10) U (W20) U (W30) U (W40) U (W50) U (W608) Gambar 3.11 Grafik hubungan utilisasi untuk setiap kedatangan SMS/jam Analisis Jumlah Rata-rata SMS dalam Server ( N ) Untuk jumlah rata-rata SMS ( N ) pada server dapat menggunakan persamaan ( ). N W [ + 1] [ ] ( ) W + 1 ( λ μ) W ( λ μ) ( W + 1)( λ μ) W 1 ( λ μ) ( λ μ ) + Hasil dari perhitungan ini disajikan dalam bentuk tabel pada Lampiran B.4, dan dalam bentuk grafik, seperti yang terlihat pada Gambar Asumsi yang digunakan pada analisis ini, adalah sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line.

25 Jumlah SMS dalam server (N) Arrival rate/menit N (W1) N (W10) N (W20) N (W30) N (W40) N (W50) N (W608) Gambar 3.12 Grafik hubungan utilisasi server dengan jumlah SMS dalam server Analisis Rata-rata Throughput Server (X 0 ) Untuk memperoleh throughput (X 0 ) dari server, dapat menggunakan persamaan ( ), yaitu sebagai berikut: X 0 λ 1 W [ ( λ μ) ] + 1 ( λ μ) W Hasil dari analisis throughput ini dapat dilihat dalam bentuk tabel pada Lampiran B.5, dan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.13, dengan asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line. Dari hasil analisis tersebut, terlihat bahwa nilai dari throughput X 0 adalah sama dengan jumlah arrival rate λ untuk perioda waktu 1 menit, hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada SMS yang akan lost pada server.

26 Throughput (X) server/menit Arrival rate/menit X (W1) X (W10) X (W20) X (W30) X (W40) X (W50) X (W608) Gambar 3.13 Grafik troughput server untuk setiap kedatangan SMS/jam Analisis Rata-rata Response Time Server (R) Untuk menghitung rata-rata response time (R) pada model ini, digunakan persamaan ( ), adalah: R W + 1 W [ ( λ μ) ( W + 1)( λ μ) + 1] W ( λ μ) ( λ μ ) S W [ ] ( ) Hasil dari komputasi response time ini, dapat dilihat dalam bentuk tabel pada Lampiran B.6, atau dalam bentuk grafik pada Gambar 3.14, yang didasarkan pada asumsi sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah dari 1 SMS/menit sampai dengan 270 SMS/menit, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line.

27 0.7 Response time (detik) R (W1) R (W10) R (W20) R (W30) R (W40) R (W50) R (W608) Arrival rate/menit Gambar 3.14 Grafik response time untuk setiap kedatangan SMS/jam Analisis Probabilitas Lost SMS (p loss ) Pada sistem dengan model finite queue, metrik performansi yang penting adalah probabilitas SMS yang hilang (lost), yang disebabkan karena buffer antrian penuh. Dimana probabilitas SMS lost ini dinyatakan dengan p w, karena SMS hanya akan hilang ketika sistem berada pada state W, sehingga p loss p w. Persamaan ( ) dapat digunakan untuk memperoleh probabilitas SMS yang hilang, yaitu: p W W λ p0 U 1 μ Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada tabel dalam Lampiran B.7, dan grafik hasil disajikan pada Gambar 3.15, dengan asumsis sebagai berikut: 1. arrival rate ( λ ) adalah konstan yaitu jumlah kedatangan pada jam sibuk yaitu 270 SMS/menit atau 4.5 SMS/detik, 2. service rate ( μ ) adalah konstan yaitu 6 SMS/detik, 3. kapasitas buffer (W) adalah 1, 10, 20, 30, 40, 50 dan 608 waiting line.

28 Persentase Lost (%) % 3.22% 0.18% 0.01% % % 0% Jumlah Buffer Gambar 3.15 Grafik Probabilitas SMS yang lost. Dari analisis yang telah dilakukan diatas, maka dapat disimpulakan bahwa buffer yang optimal untuk sistem ini adalah 30 buffer, karena untuk jumlah buffer 30 waiting line ini, nilainya sudah mewakili 99,9 % dari nilai yang diperoleh untuk buffer 608 waiting line. Sehingga kapasitas memori yang dialokasikan untuk buffer ini adalah : Byte 4200 Byte 4,102 Kbyte. Dan tabel perbandingan nilai dari buffer untuk 270 SMS/menit disajikan pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Perbandingan Nilai analisis dengan kapasitas buffer yang bervariasi 1 buffer 10 buffer 11 buffer 12 buffer 13 buffer 14 buffer 15 buffer N % 25 85,1 87,9 90,2 92,1 93,7 94,9 Pk % 43,8 95,8 96,8 97,6 98,2 98,7 98,9 R % 25 85,1 87,9 90,2 92,1 93,7 94,9 X % 57,1 98,5 98,9 99,2 99,4 99,5 99,7 U % 57,1 98,5 98,9 99,2 99,4 99,5 99,7 P % 43,8 95,8 96,8 97,6 98,2 98,7 98,9 16 buffer 17 buffer 18 buffer 19 buffer 20 buffer 21 buffer 22 buffer

29 N % 95,9 96,8 97,4 97,9 98,4 98,7 99 Pk % 99,2 99,4 99,6 99,7 99,8 99,8 99,9 R % 95,9 96,8 97,4 97,9 98,4 98,7 99 X % 99,7 99,8 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 U % 99,7 99,8 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 P % 99,2 99,4 99,6 99,7 99,8 99,8 99,9 23 buffer 24 buffer 25 buffer 26 buffer 27 buffer 28 buffer 29 buffer N % 99,2 99,4 99,5 99,6 99,7 99,8 99,8 Pk % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 R % 99,2 99,4 99,5 99,6 99,7 99,8 99,8 X % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 U % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 P % 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 99,9 30 buffer 40 buffer 50 buffer 608 buffer N % 99,9 99,9 99,9 100 Pk % 99,9 99,9 99,9 100 R % 99,9 99,9 99,9 100 X % 99,9 99,9 99,9 100 U % 99,9 99,9 99,9 100 P % 99,9 99,9 99,9 100

ESTIMASI PERFORMANSI SISTEM SMS KAMPUS DENGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN (STUDI KASUS AMIK TRI DHARMA PEKANBARU)

ESTIMASI PERFORMANSI SISTEM SMS KAMPUS DENGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN (STUDI KASUS AMIK TRI DHARMA PEKANBARU) ESTIMASI PERFORMANSI SISTEM SMS KAMPUS DENGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN (STUDI KASUS AMIK TRI DHARMA PEKANBARU) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia yang bergantung dengan teknologi. Salah satu teknologi yang paling dibutuhkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI SERVER SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS MERCU BUANA DENGAN OPEN QUEUEING NETWORK

ANALISIS PERFORMANSI SERVER SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS MERCU BUANA DENGAN OPEN QUEUEING NETWORK ANALII PERFORMANI ERVER ITEM INFORMAI AKADEMIK UNIVERITA MERCU BUANA DENGAN OPEN QUEUEING NETWORK Desi Ramayanti Program studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana Jl. Raya

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Komputer. Operasi Sistem Komputer. Struktur Sistem Komputer. Review:

Arsitektur Sistem Komputer. Operasi Sistem Komputer. Struktur Sistem Komputer. Review: Mata Kuliah : Sistem Operasi Kode MK : IT-012336 2 Struktur Sistem Komputer Tim Teaching Grant Mata Kuliah Sistem Operasi Review: Struktur Sistem Komputer Operasi Sistem Komputer Struktur I/O Struktur

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer. Abdullah Sistem Informasi Universitas Binadarma

Struktur Sistem Komputer. Abdullah Sistem Informasi Universitas Binadarma Struktur Sistem Komputer Abdullah Sistem Informasi Universitas Binadarma Pembahasan Operasi Sistem Komputer Struktur I/O Struktur Storage Hirarki Storage Proteksi Perangkat Keras Sistem Arsitektur Umum

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer 2 Struktur Sistem Komputer Review: Struktur Sistem Komputer Operasi Sistem Komputer Struktur I/O Struktur Storage Proteksi Hardware 2 Arsitektur Sistem Komputer 3 Operasi Sistem Komputer CPU devices dan

Lebih terperinci

MEDIA PENYIMPANAN. Alif Finandhita, S.Kom

MEDIA PENYIMPANAN. Alif Finandhita, S.Kom MEDIA PENYIMPANAN Gambaran Umum Bentuk Fisik Jenis jenis Media Penyimpanan Cache Memory Main Memory Flash Memory Magnetic Disc Storage Optical Storage Tape Storage Hierarki Media Penyimpanan Data RAID

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA Idatriska P 1, R. Rumani M 2, Asep Mulyana 3 1,2,3 Gedung N-23, Program Studi Sistim Komputer,

Lebih terperinci

Overview Penjadwalan (1)

Overview Penjadwalan (1) Penjadwalan Process Penjadwalan Process Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher. Kriteria Penjadwalan. Algoritma Penjadwalan. FCFS (First Come First Server) Scheduling.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

Bab 4. Penjadwalan CPU POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 4.1 KONSEP DASAR. Konsep Dasar Kriteria Penjadwalan Algoritma Penjadwalan

Bab 4. Penjadwalan CPU POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 4.1 KONSEP DASAR. Konsep Dasar Kriteria Penjadwalan Algoritma Penjadwalan Bab 4 Penjadwalan CPU POKOK BAHASAN: Konsep Dasar Kriteria Penjadwalan Algoritma Penjadwalan TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: Memahami tentang konsep

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

CPI i xc i = (2x1) + (1x2) + (2x3) = 10 siklus. CPI i xc i = (4x1) + (1x2) + (1x3) = 9 siklus

CPI i xc i = (2x1) + (1x2) + (2x3) = 10 siklus. CPI i xc i = (4x1) + (1x2) + (1x3) = 9 siklus Contoh : Seorang desainer Complier mencoba untuk memutuskan antara dua urutan kode (code sequence) untuk suatu mesin. Berdasarkan dari implementasi perangkat keras terdapat tiga kelas instruksi: kelas

Lebih terperinci

Algoritma Penjadwalan 2

Algoritma Penjadwalan 2 Kelompok 12 : Anthony Steven 120300017X Eliza Margaretha 120400030Y Fandi 1204000327 http://www.mhs.cs.ui.ac.id/~fandi104/os Dokumen ini dibuat dengan OpenOffice.org 1.1.2 Halaman 1 Pendahuluan Materi

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI PENJADWALAN PROSES

SISTEM OPERASI PENJADWALAN PROSES SISTEM OPERASI PENJADWALAN PROSES ruliriki@gmail.com http://blogriki.wordpress.com Pembahasan Konsep Dasar Kriteria Scheduling Algoritma Scheduling 1 CPU Scheduling Merupakan basis dari OS yang multiprogramming,

Lebih terperinci

Pengalamatan Disk. Urutan penomoran alamat logika disk mengikuti aturan :

Pengalamatan Disk. Urutan penomoran alamat logika disk mengikuti aturan : Manajemen Disk Pengalamatan Disk Disk dialamati secara logika sebagai array satu dimensi. Unit terkecilnya adalah blok, baik untuk operasi read atau write. Ukuran blok dilakukan atau disusun pada saat

Lebih terperinci

Operasi pada Sistem Operasi. Avida Endriani Reza Gusty Erlangga D3 TEKNIK INFORMATIKA A

Operasi pada Sistem Operasi. Avida Endriani Reza Gusty Erlangga D3 TEKNIK INFORMATIKA A Operasi pada Sistem Operasi Avida Endriani 2103141003 Reza Gusty Erlangga 2103141020 D3 TEKNIK INFORMATIKA A Definisi dan Bagian dari Sistem Operasi Apa itu sistem operasi? Sistem operasi adalah software

Lebih terperinci

Disusun oleh: Endro Ariyanto (END) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Disusun oleh: Endro Ariyanto (END) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Solusi Kasus Tugas 2: Memori Eksternal (Pertemuan ke-3) Disusun oleh: Endro Ariyanto (END) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Januari 2015 Solusi Tugas 2 ==== SOAL NOMOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer. Input/Output

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer. Input/Output DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Input/Output 1 9/13/2016 Masalah Input/Output Berbagai macam periferal yang begitu luas Mengirimkan sejumlah data yang berbeda Pada kecepatan berbeda-beda Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

Disk & Memory Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

Disk & Memory Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Disk & Memory Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Pengelolaan Record dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS. REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW Point Process Fungsi Distribusi Point Process Karakteristik Point Process Teorema Little Distribusi Point Process PREVIEW Proses

Lebih terperinci

Ukuran semakin kecil, fleksibilitas meningkat Daya listrik lebih hemat, panas menurun Sambungan sedikit berarti semakin handal / reliable

Ukuran semakin kecil, fleksibilitas meningkat Daya listrik lebih hemat, panas menurun Sambungan sedikit berarti semakin handal / reliable SRI SUPATMI,S.KOM Tahun 1960 an Hukum Moore dari Gordon Moore salah satu pendiri Intel : Meningkatnya kerapatan komponen dalam chip Jumlah transistor / chip meningkat 2 kali lipat tiap tahun, tapi tahun

Lebih terperinci

1. Jelaskan karakteristik memori lengkap beserta contohnya

1. Jelaskan karakteristik memori lengkap beserta contohnya Nama : DIYANAH AFIFAH NIM : 11018094 Tugas : Tugas3 ORKOM 1. Jelaskan karakteristik memori lengkap beserta contohnya a. Location Ada tiga lokasi keberadaan memori di dalam sistem komputer, yaitu: Memory

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 6 Object Identifier (OID) OID adalah identitas unik yang digunakan untuk melakukan monitoring objek dan didefinisikan dalam hirarki MIB (Cisco 2006). METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dilakukan berdasar

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi & Arsitektur Komputer Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagianbagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

MODUL 7 MANAJEMEN DISK

MODUL 7 MANAJEMEN DISK MODUL 7 MANAJEMEN DISK 1 DISK Merupakan salah satu piranti I/O Berfungsi sebagai media penyimpan utama Saat ini, disk yang umum adalah disk cakram magnetis (harddisk) 2 STRUKTUR DISK Secara fisik, disk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat khususnya dalam komunikasi data via internet dan juga meningkatnya kebutuhan pengguna akan internet baik dalam

Lebih terperinci

Memori Sekunder (Pertemuan ke-3) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Memori Sekunder (Pertemuan ke-3) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Memori Sekunder (Pertemuan ke-3) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Januari 2016 Memori Sekunder Organisasi dan Arsitektur Komputer CSG2G3/2016

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

Komponen Sistem Informasi. Hardware Software Data User Komunikasi Prosedur

Komponen Sistem Informasi. Hardware Software Data User Komunikasi Prosedur HARDWARE Komponen Sistem Informasi Hardware Software Data User Komunikasi Prosedur Computer Hardware Arsitektur Komputer STORAGE Data INPUT PROSESOR Informasi OUTPUT Program Computer System CPU Mesin yang

Lebih terperinci

1 Tinjau Ulang Sistem Komputer

1 Tinjau Ulang Sistem Komputer 1 Tinjau Ulang Sistem Komputer Overview Sebelum memulai mempelajari sistem operasi penting bagi kita untuk mengetahui komponen-komponen yang menjadi bagian dari sebuah sistem komputer disertai cara kerjanya.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Apa Arti Istilah-istilah pada RAM?

PENDAHULUAN Apa Arti Istilah-istilah pada RAM? PENDAHULUAN Perkembangan micro computer, atau yang lebih sering disebut dengan PC (Personal Computer) yang sedemikian pesat tentunya tidak lepas dari kebutuhan manusia akan informasi yang harus diolah

Lebih terperinci

Arus mengalir melalui koil menghasilkan medan magnet Pulsa dikirimkan ke head. Pola magnetik disimpan pada permukaan disk di bawahnya

Arus mengalir melalui koil menghasilkan medan magnet Pulsa dikirimkan ke head. Pola magnetik disimpan pada permukaan disk di bawahnya MEMORI EKSTERNAL USB Flash Memori Eksternal Memori eksternal: Magnetic Disc Optical Disk Magnetic Tape USB flash Secure Digital (SD) card Multimedia Card (MMC) Stick memory Compact Flash (CF) I dan II

Lebih terperinci

Deskripsi Penjadwalan Proses

Deskripsi Penjadwalan Proses PENJADWALAN PROSES Deskripsi Penjadwalan Proses Penjadwalan Proses merupakan basis sistem informasi multiprograming. Multiprogramming bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan CPU dengan cara mengatur alokasi

Lebih terperinci

Penjadwalan Process. Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher.

Penjadwalan Process. Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher. PENJADWALAN PROSES Penjadwalan Process 2 Konsep Dasar Penjadwalan Proses. Preemptive & Non-Preemtive Scheduling. Dispatcher. Kriteria Penjadwalan. Algoritma Penjadwalan. FCFS (First Come First Server)

Lebih terperinci

adil efisiensi waktu tanggap (response time) turn arround time throughput

adil efisiensi waktu tanggap (response time) turn arround time throughput Penjadwalan Proses 1. DEFINISI (1) Penjadwalan merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan bertugas memutuskan

Lebih terperinci

Penjadwalan CPU. Badrus Zaman

Penjadwalan CPU. Badrus Zaman Penjadwalan CPU Badrus Zaman Penjadwalan CPU Konsep Dasar dan Definisi Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Konsep Dasar Penjadwalan SO modern umumnya merupakan sistem multitasking. Tujuan Utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1.Implementasi Sistem Implementasi sistem e-learning yang terintegrasi dengan HOA merupakan sistem yang berbasis client-server, meliputi perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

Penjadwalan Proses. Penjadwalan: pemilihan proses selanjutnya yg akan dieksekusi Melakukan multiplexing CPU Kapan dilakukan penjadwalan?

Penjadwalan Proses. Penjadwalan: pemilihan proses selanjutnya yg akan dieksekusi Melakukan multiplexing CPU Kapan dilakukan penjadwalan? Penjadwalan Proses Penjadwalan: pemilihan proses selanjutnya yg akan dieksekusi Melakukan multiplexing CPU Kapan dilakukan penjadwalan? Proses baru dibuat Proses selesai dieksekusi Proses yg sdg dieksekusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah antrian adalah masalah umum yang pernah dan akan dialami oleh siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti antrian kendaraan

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab I telah dijelaskan mengenai empat tujuan pengerjaan tugas akhir ini, yaitu memahami berbagai algoritma penjadwalan, memahami metrik QoS sebagai pengukur kualitas

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES

DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES Penjadwalan Proses DESKRIPSI PENJADWALAN PROSES Kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme Urutan kerja yang dilakukan sistem komputer Mengatur : Proses yang harus berjalan Kapan & selama berapa lama proses

Lebih terperinci

Pengelolaan Keterbatasan dan Pencirian

Pengelolaan Keterbatasan dan Pencirian Pengelolaan Keterbatasan dan Pencirian Pokok Bahasan: 1. Kinerja CPU dan Konsumsi Daya 2. Pengelolaan Caches dan Memori 3. Bus dan Memory 4. Perangkat I/O Baku Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer ARSITEKTUR UMUM SISTEM KOMPUTER Sistem Komputer Sistem komputer terdiri atas CPU dan sejumlah perangkat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus yang menyediakan akses ke memori

Lebih terperinci

TUGAS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER PERKEMBANGAN MEMORY PADA PROSESOR INTEL

TUGAS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER PERKEMBANGAN MEMORY PADA PROSESOR INTEL TUGAS ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER PERKEMBANGAN MEMORY PADA PROSESOR INTEL NAMA : ABDULLAH NIM : 14111065 PRODI : TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROSES. Pendahuluan

PENJADWALAN PROSES. Pendahuluan PENJADWALAN PROSES Pendahuluan Penjadwalan berkaitan dengan permasalahan memutuskan proses mana yang akan dilaksanakan dalam suatu sistem. Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU akan mengantri

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

Praktikum 9. Penjadwalan CPU 1

Praktikum 9. Penjadwalan CPU 1 Praktikum 9 Penjadwalan CPU 1 POKOK BAHASAN: ü Membuat program simuliasi Pendawalan CPU TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu: ü Memahami cara Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB 4 PENJADWALAN CPU 55

BAB 4 PENJADWALAN CPU 55 BAB 4 PENJADWALAN CPU 55 4.3.1 First-Come First-Served Scheduling (FCFS) Proses yang pertama kali meminta jatah waktu untuk menggunakan CPU akan dilayani terlebih dahulu. Pada skema ini, proses yang meminta

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 33 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang arsitektur cluster virtual, pengujian sistem dan analisa perbandingan request time, request error, connection rate, throughput dan kinerja hardware.

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy Pada Pembacaan Blok di Hard Disk

Penerapan Algoritma Greedy Pada Pembacaan Blok di Hard Disk Penerapan Algoritma Greedy Pada Pembacaan Blok di Hard Disk Muhammad Furqan Habibi 13511002 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur Komputer

Organisasi & Arsitektur Komputer Organisasi & Arsitektur Komputer 1 Memori Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Eko Budi Setiawan mail@ekobudisetiawan.com www.ekobudisetiawan.com Teknik Informatika - UNIKOM 2013 Memori 2 Pengertian Memori

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2014/2015 Semester II. DIG1I3 - Instalasi dan Penggunaan Sistem Operasi Manajemen Disk dan Algoritma Penjadualan Disk

Tahun Akademik 2014/2015 Semester II. DIG1I3 - Instalasi dan Penggunaan Sistem Operasi Manajemen Disk dan Algoritma Penjadualan Disk Tahun Akademik 2014/2015 Semester II DIG1I3 - Instalasi dan Penggunaan Sistem Operasi Manajemen Disk dan Algoritma Penjadualan Disk Mohamad Dani (MHM) (mohamad.dani@gmail.com) Saluran Youtube saya : youtube.com/danstama

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan Mengapa perlu mengetahui kinerja sistem?

Bab 1 Pendahuluan Mengapa perlu mengetahui kinerja sistem? Bab 1 Pendahuluan Perangkat komputer yang memiliki kualitas baik berarti sistem di dalamnya bekerja sesuai dengan fungsinya, sesuai dengan rentang operasional yang dirancang atau dapat dikatakan bekerja

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapapun yang pergi

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Memahami proses swapping Memahami proses alokasi memori berurutan (Contiguous Memori Allocation)

Tujuan Pembelajaran. Memahami proses swapping Memahami proses alokasi memori berurutan (Contiguous Memori Allocation) Tujuan Pembelajaran Memahami proses swapping Memahami proses alokasi memori berurutan (Contiguous Memori Allocation) Swapping Sebuah proses dapat di swap sementara (swap out) ke sebuah memori sekunder

Lebih terperinci

7.1 Pendahuluan. 7.2 Central Processing Unit (CPU)

7.1 Pendahuluan. 7.2 Central Processing Unit (CPU) Bab 7 Prosesor Dan Memori 7.1 Pendahuluan Alat pemroses adalah alat dimana instruksi-instruksi program diproses untuk mengolah data yang sudah dimasukkan melalui alat input dan hasilnya akan ditampilkan

Lebih terperinci

Penjadualan CPU. Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm

Penjadualan CPU. Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm 6 Penjadualan CPU Penjadualan CPU Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm 2 Konsep Dasar Memaksimalkan kinerja CPU

Lebih terperinci

Memori? menunjuk ke penyimpanan disket. Tempat informasi, dibaca dan ditulis

Memori? menunjuk ke penyimpanan disket. Tempat informasi, dibaca dan ditulis Memori? Memori adalah bagian dari komputer tempat program program dan data data disimpan. Istilah store atau storage digunakan untuk memori, meskipun kata storage sering digunakan untuk menunjuk ke penyimpanan

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT. Suhartono Jurusan Matematika UNDIP. Abstrak

KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT. Suhartono Jurusan Matematika UNDIP. Abstrak JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 59-64, Agustus 2001, ISSN : 1410-8518 KAJIAN PERBAIKAN KECEPATAN WAKTU EKSEKUSI TERHADAP UNJUK KERJA PIRANTI INPUT/OUTPUT Suhartono Jurusan Matematika UNDIP

Lebih terperinci

Pertemuan V Penjadwalan Proses

Pertemuan V Penjadwalan Proses Pertemuan V Penjadwalan Proses Konsep dasar Kriteria penjadwalan Algoritma penjadwalan Implementasi penjadwalan Evaluasi algoritma penjadwalan Case: Windows 2000 dan Linux Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

Aditya Wikan Mahastama

Aditya Wikan Mahastama ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Pengaturan Transfer Data dan Modul Input-Output 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Komunikasi Antar Komponen Komputer Siapa,

Lebih terperinci

Dosen pengampu : Mohamad Dani Sifat : Tutup buku dan peralatan elektronik

Dosen pengampu : Mohamad Dani Sifat : Tutup buku dan peralatan elektronik Soal dan Jawaban Kuis I Instalasi dan Penggunaan Sistem Operasi Semester Genap 2014/2015 D3 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom Durasi kuis : 110 menit Program Studi: D3 Teknik

Lebih terperinci

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Teori Antrian Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Bentuk Umum Teori Antrian Pelayanan Tunggal Pelayanan Multipel Pendahuluan Banyak waktu dihabiskan untuk menunggu oleh manusia, produk, dll Penyediaan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm

Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm Konsep Dasar Kriteria Penjadualan Algoritma Penjadualan Penjadualan Multiple-Processor Penjadualan Real-Time Evaluasi Algorithm 2 Memaksimalkan kinerja CPU melalui multiprogramming CPU-I/O Burst Cycle

Lebih terperinci

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 --

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 -- Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 -- This presentation is revised by @hazlindaaziz, STMIK, 2014 Acknowledgement Main Material: Stallings,

Lebih terperinci

Sistem komputer. Tiga komponen utama :

Sistem komputer. Tiga komponen utama : Sistem komputer Tiga komponen utama : CPU, Memori (primer dan sekunder) Peralatan masukan/keluaran (I/O devices) seperti printer, monitor, keyboard, mouse, dan modem Latar Belakang I/O Input / Output:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

Bab 4. Mengkaji dan Memahami Kinerja (Performance)

Bab 4. Mengkaji dan Memahami Kinerja (Performance) Bab 4. Mengkaji dan Memahami Kinerja (Performance) Clock cycle Tik, waktu untuk satu periode clock, biasanya dari sebuah clock prosesor, yang berjalan dalam laju yang konstan Laju clock 1 / (clock cycle)

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI. CSP 2702 Semester/SKS : 4/3 Program Studi : Sistem Komputer Kamis, Ruang : P-22

SISTEM OPERASI. CSP 2702 Semester/SKS : 4/3 Program Studi : Sistem Komputer Kamis, Ruang : P-22 SISTEM OPERASI CSP 2702 Semester/SKS : 4/3 Program Studi : Sistem Komputer Kamis, 13.20 15.00 - Ruang : P-22 Dosen Pengampu : Erfanti Fatkhiyah, ST., M.Cs. SISTEM I/O Hardware I/O Interface Aplikasi I/O

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROSES. Pointer State proses Keadaan proses: Keadaan mungkin, new, ready, running, waiting, halted, dan juga banyak lagi.

MANAJEMEN PROSES. Pointer State proses Keadaan proses: Keadaan mungkin, new, ready, running, waiting, halted, dan juga banyak lagi. MANAJEMEN PROSES 1. Konsep Proses a. Definisi Proses Aktivitas yang sedang terjadi, sebagaimana digambarkan oleh nilai pada program counter dan isi dari daftar prosesor/ processor s register. Suatu proses

Lebih terperinci

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model] [Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model] eko fajar cahyadi [ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id] Overview 1. Little s Law 2. Birth & Death

Lebih terperinci

In te rn al Me m ori

In te rn al Me m ori Organisasi Komputer In te rn al Me m ori STMIK-AUB SURAKARTA Pertemuan ke 6 Memori Tujuan 1. Menjelaskan tentang memori utama komputer 2. Menjelaskan tipe dari memori, waktu dan pengontrolan 2 1 Memori?

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Sistem Operasi Kelas : Teknik Informatika 4

Mata Kuliah : Sistem Operasi Kelas : Teknik Informatika 4 Mata Kuliah : Sistem Operasi Kelas : Teknik Informatika 4 Part I Pilih jawaban yang paling tepat! 1. Pendekatan desain microkernel yang dimodifikasi merupakan jenis kernel? a. Kernel hibrida b. exokernel

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Struktur Sistem Komputer. Adhitya Nugraha. Fasilkom 10/6/2014

Sistem Operasi. Struktur Sistem Komputer. Adhitya Nugraha. Fasilkom 10/6/2014 Sistem Operasi Struktur Sistem Komputer Adhitya Nugraha 2014 adhitya@dsn.dinus.ac.id Fasilkom 10/6/2014 Objectives Mahasiswa mengetahui komponen-komponen yang membangun sebuah sistem komputer. Mahasiswa

Lebih terperinci

Penjadwalan Proses Sistem Operasi (TKE113117) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Penjadwalan Proses Sistem Operasi (TKE113117) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Penjadwalan Proses Sistem Operasi (TKE113117) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Banyak program ingin dijalankan pada CPU. (proses dan thread) Bagaimana ketika

Lebih terperinci

Karakteristik Proses Antrian. Pola kedatangan Pola layanan Disiplin antrian Kapasitas sistem Jumlah kanal layanan Jumlah tingkat/stages layanan

Karakteristik Proses Antrian. Pola kedatangan Pola layanan Disiplin antrian Kapasitas sistem Jumlah kanal layanan Jumlah tingkat/stages layanan Sistem Antrian Umum Karakteristik Proses Antrian Pola kedatangan Pola layanan Disiplin antrian Kapasitas sistem Jumlah kanal layanan Jumlah tingkat/stages layanan Stochastic Distribusi probabilitas Pola

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Konsep Dasar. Histogram Waktu CPU-Burst. Penjadwal CPU PENJADWALAN CPU. Pertukaran Urutan Pada CPU Dan I/O Burts

Sistem Operasi. Konsep Dasar. Histogram Waktu CPU-Burst. Penjadwal CPU PENJADWALAN CPU. Pertukaran Urutan Pada CPU Dan I/O Burts Sistem Operasi (Penjadwalan CPU) Oleh Ir. I Gede Made Karma, MT PENJADWALAN CPU Konsep Dasar Kriteria Penjadwalan Algoritma Penjadwalan Penjadwalan Multiple-Processor Penjadwalan Real-Time Evaluasi Algoritma

Lebih terperinci

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems Queuing Models Sistem Antrian Deskripsi matematis dari sistem antrian: The arrival process of customers The behaviour of customers The service times The service discipline The service capacity The waiting

Lebih terperinci

P6 Memori Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P6 Memori Universitas Mercu Buana Yogyakarta P6 Memori Universitas Mercu Buana Yogyakarta A. Sidiq P. 1 SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id - dnd_07june07@live.com Memory 2 SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id - dnd_07june07@live.com Memory

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer Pengampu Mata Kuliah Casi Setianingsih (CSI) Hp : 081320001220 (WA Only) Email Tugas : casie.sn@gmail.com Email Tel-U : setiacasie@telkomuniversity.ac.id Komposisi Penilaian Quiz

Lebih terperinci

ORGANISASI KOMPUTER 1

ORGANISASI KOMPUTER 1 ORGANISASI KOMPUTER 1 STMIK AUB SURAKARTA Latar Belakang: tentang I/ O Input / Output: bagaimana menangani komunikasi dan transfer data antara periferal dengan CPU dan memory Periferal? Apakah itu periferal?

Lebih terperinci

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog Model Antrian Tito Adi Dewanto S.TP tito math s blog titodewanto@yahoo.com LOGO Intro Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Intro Siapapun yang

Lebih terperinci

Memori Utama. (Pertemuan ke-5) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Memori Utama. (Pertemuan ke-5) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Memori Utama (Pertemuan ke-5) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Endro Ariyanto -- Januari 2015 Hirarki Memori Registers L1 Cache L2 Cache Main memory (RAM) Disk cache

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SISTEM 4.1 Perangkat Sistem 4.1.1 Perangkat Lunak Perangkat lunak atau software yang digunakan pada keseluruhan sistem, baik yang terdapat pada sisi host maupun pada sisi

Lebih terperinci

Manajemen Disk Struktur dan Penjadualan Disk oleh Kelompok 57.4 M Hasrul M & Riyadi Akbar

Manajemen Disk Struktur dan Penjadualan Disk oleh Kelompok 57.4 M Hasrul M & Riyadi Akbar Manajemen Disk Struktur dan Penjadualan Disk oleh Kelompok 57.4 M Hasrul M & Riyadi Akbar kritik dan saran : great_riyadi@yahoo.com Struktur Disk Sumber: Bahan Kuliah Yair Amir, pengajar di John Hopkins

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Untuk mengetahui manfaat dari aplikasi backup dan restore ini, perlu dilakukan suatu implementasi. Implementasi yang benar dan tepat sasaran memerlukan pula ketersediaan

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer II AUB SURAKARTA

Arsitektur Komputer II AUB SURAKARTA Arsitektur Komputer II STMIK AUB SURAKARTA Tiga komponen utama dalam sistem komputer: CPU, Memori (primer dan sekunder) Peralatan masukan/keluaran (I/O devices) seperti printer, monitor, keyboard, mouse,

Lebih terperinci

Memori Utama. (Pertemuan ke-4) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom. Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto

Memori Utama. (Pertemuan ke-4) Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom. Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Memori Utama (Pertemuan ke-4) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Januari 2016 Hirarki Memori Registers L1 Cache L2 Cache Main memory (RAM)

Lebih terperinci

Mikrokontroller Berbasiskan RISC 8 bits

Mikrokontroller Berbasiskan RISC 8 bits Mikrokontroller Berbasiskan RISC 8 bits Pokok Bahasan: 1. Perangkat Keras PIC Microcontroller ( 8bit RISC) Architecture Memory Organization Interrupts I/O Ports Timers Analog to Digital I/O Assembly Language

Lebih terperinci

Performance. Team Dosen Telkom University 2016

Performance. Team Dosen Telkom University 2016 Performance Team Dosen Telkom University 2016 Definisi Performa Pesawat Kapasitas (orang) Jarak Tempuh (mil) Kecepatan (mil/jam) Berat (kg) Boeing 777 375 4630 610 228.750 Boeing 747 470 4150 610 268.700

Lebih terperinci