BAB II KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KONSEP DAN LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 Bab II Konsep Dan Landasan Teori BAB II KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Smart Home Dalam bab I telah dijelaskan mengenai latar belakang pembuatan tugas akhir ini, diantaranya berhubungan dengan kajian smart home. Dalam bab ini akan sedikit dipaparkan mengenai kajian smart home, diantaranya mengenai keamanan, kenyamanan dan penghematan energi. Secara garis besar smart home adalah sebuah sistem yang diaplikasikan pada rumah, bangunan atau ruangan untuk menjamin kenyamanan, keamanan pemilik atau penggunanya. Ketiga hal tersebut harus dapat dikontrol dan harus dapat diinformasikan kepada pengguna melalui suatu sistem kontrol dan sistem monitoring. Gambaran umum sistem smart home dan pokok bahasan yang dikerjakan pada tugas akhir ini dapat dilhat seperti pada gambar 2.1. Pokok pembahasan yang dikerjakan pada tugas akhir ini Gambar II.1 Diagram sistem smart home 4

2 Bab II Konsep Dan Landasan Teori Keamanan Sistem keamanan yang dibangun dalam suatu sistem smart home diantaranya ditujukan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kejadian yang dapat membahayakan penghuni maupun property penghuni. Hal yang dapat membahayakan tersebut seperti pencurian dan kebakaran. Untuk mencegah hal tersebut dapat dibuat suatu sistem keamanan meliputi sistem kunci otomatis, kamera pengawas, pendeteksi maling maupun pendeteksi kebakaran. Tindak lanjut dari sistem keamanan dapat dilakukan oleh sistem smart home itu sendiri maupun diteruskan ke sistem lain misal sistem keamanan lingkungan seperti pihak kepolisian atau satpam Kenyamanan Sistem kenyamanan diantaranya ditujukan untuk membuat penghuni menjadi lebih nyaman berada di dalam ruangan dan dapat lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan aktifitasnya. Sistem kenyamanan dapat meliputi pengaturan temperatur udara, kelembaban udara, aliran udara dan intensitas cahaya. Proses kontrol dalam sistem ini sangat penting dalam mengatur parameter yang dikontrol agar memiliki kondisi yang stabil sesuai dengan yang diinginkan Penghematan Energi Selain kemananan dan kenyamanan, penghematan energi menjadi sangat penting karena semua sistem dalam smart home akan menjadi tidak efesien apabila tidak mempertimbangkan penghematan. Diantara objek penghematan yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia adalah listrik dan air, selain itu banyak juga dikaji bagaimana mencari dan menggunakan alternatif energi dalam suatu sistem seperti smart home, seperti penggunaan cahaya matahari atau angin. Penghematan energi listrik diantaranya dapat dilakukan melalui pengontrolan penggunaan energi listrik atau penggunaan capacitor bank. Capacitor bank merupakan suatu alat yang dapat peningkatan nilai faktor daya. Faktor daya maksimum bernilai 1, bila polaritas Tegangan dan Arus pada jaringan listrik tidak

3 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 6 sama maka akan menyebabkan faktor daya menjadi berkurang kemudian menyebabkan daya cenderung mengalir dari peralatan ke sumber, hal ini akan memboroskan penggunaan listrik. Faktor daya dapat di dalam jaringan listrik akan turun apabila pada jaringan tersebut terdapat alat yang memiliki beban listrik yang mengandung reaktansi, seperti motor listrik, lemari es atau mesin cuci. Penghematan energi listrik secara sederhana dapat pula dilakukan melalui pengawasan penggunaan listrik pada power outlet dan pada lampu. Pengawasan power outlet dan lampu ini merupakan bahasan pokok yang nanti akan dibahas pada bagian selanjutnya Monitoring Keamanan, kenyaman dan penghematan energi harus dapat diinformasikan dan dikomunikasikan dengan pengguna. Sistem monitoring yang dikembangkan dalam smart home dapat berupa penyimpanan data yang sewaktu-waktu dapat dilihat untuk dianalisis atau dapat pula berupa tampilan data dari kondisi keamanan, kenyamanan serta penggunaan energi yang dapat dilihat langsung oleh pengguna. Sistem monitoring dalam smart home dapat dikembangkan melalui internet. Sistem monitoring melalui internet ini memungkinkan pengguna untuk dapat mengawasi atau me-monitoring keadaan ruangan, bangunan atau tempat tinggalnya walaupun tidak berada di tempat. Sistem monitoring ini pula dapat digunakan sebagai media untuk mengkontrol keamanan, kenyamanan maupun penghematan energi. 2.2 Landasan Teori Untuk membangun suatu sistem smart home, terutama dalam hal penghematan energi diperlukan komponen pendukung dalam mewujudkannya, diantaranya adalah penggunaan sensor dan piranti elektronika. Pada subbab ini selanjutnya akan dibahas mengenai prinsip dasar sensor dan rangkaian pendukung yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini.

4 Bab II Konsep Dan Landasan Teori Prinsip Dasar Sensor Transducer merupakan alat yang dapat mengubah suatu jenis besaran ke dalam besaran lain. Transducer yang mengubah besaran fisis ke dalam besaran listrik disebut dengan sensor. Sensor dapat menerima sinyal dan rangsangan dari besaran fisis seperti medan magnet, intensitas cahaya atau temperatur kemudian mengubahnya menjadi besaran listrik berupa tegangan, arus atau frekuensi. Besaran listrik yang dihasilkan oleh sensor dapat digunakan sebagai informasi dari besaran fisis yang diamati. Besaran listrik ini dapat diolah atau dikuatkan dengan menggunakan rangkaian elektronika berupa rangkaian pengolah sinyal, sehingga walaupun sensor sudah mengeluarkan sinyal listrik, sinyal tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk pengolahan data namun harus melewati rangkaian pengolah sinyal Sensor Toroid Sensor Toroid terdiri dari kumparan pada suatu inti yang berbentuk lingkaran, seperti terlihat pada gambar 2.2. Gambar II.2 Toroid Pada sensor Toroid terdiri dari dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. kumparan primer merupakan kumparan yang menjadi objek pengukuran yang memiliki sumber arus, sedangkan kumparan sekunder adalah kumparan yang terinduksi oleh kumparan primer dan menjadi informasi sinyal yang diperlukan untuk melakukan pengukuran. Untuk mempelajari prinsip dasar dari toroid maka dapat dimulai dari memahami prinsip dasar dari kawat berarus, kumparan (solenoida) dan kemudian baru toroida. Prinsip dasar dari sensor toroid ini berawal dari prinsip kerja kawat berarus.

5 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 8 Kawat yang dialiri arus I akan menghasilkan medan magnet B yang arahnya memenuhi kaidah tangan kanan, seperti yang terlihat pada gambar II.3.a. Kumparan yang diberi arus I akan menghasilkan medan magnet B yang arahnya terlihat seperti di gambar II.3.b yang juga memenuhi kaidah tangan kanan. a) b) Gambar II.3 Medan magnet B pada: a) kawat berarus b) kumparan berarus Besar medan magnet B {tesla (T)} pada suatu daerah luas A (m 2 ) didefinisikan sebagai besar fluks magnetik. Φ {Weber(Wb) = T.m 2 }. Secara matematis besarnya: Φ = B.A (2.1) Induktansi induktor dengan jumlah lilitan N merupakan akumulasi fluks magnet untuk setiap arus yang melewatinya, yang dapat dirumuskan dalam: L = N. Φ i (2.2) Sedangkan besar medan magnet (B) di titik tengah sebuah induktor merupakan hubungan antara permeabilitas bahan inti (µ), permeabilitas ruang hampa (µ 0 ) yang besarnya 4π*10 7, jumlah lilitan persatuan panjang (n) dan arus (i) yang melewati induktor dapat dirumuskan : B = µ.µ o. n. i (2.3)

6 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 9 Bila n adalah jumlah lilitan persatuan panjang (l) N n = (2.4) l Gambar II.4 Kumparan Solenoida Maka dari hubungan persamaan (2.1), (2.2) dan (2.3) besarnya induktansi kumparan (solenoida) adalah: 2 µ. µ o. N. A L = (2.5) l Gambar II.5 Kumparan Toroida Untuk toroida bentuk kumparannya melingkar, sehingga l efektif kumparan pada toroida adalah l = 2. π.r (2.6)

7 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 10 Maka besarnya induktansi toroida dapat dirumuskan menjadi 2 µ. µ o. N A L = (2.7) 2. π. r Bila kumparan yang telah diberi arus dan menghasilkan medan magnet kemudian didekatkan dengan kumparan lain dalam keadaan lingkar tertutup maka, medan magnet kumparan sumber akan menginduksi kumparan baru tersebut. Namun arah medan magnet induksi akan berlawanan dengan medan magnet sumber, sehingga hasil dari induksi medan magnet ini akan mengakibatkan kumparan yang baru memiliki ggl induksi dan pada akhirnya juga menghasilkan arus induksi yang arahnya juga berlawanan dengan arah arus sumbernya, seperti terlihat pada gambar II.6. Hal ini mengikuti hukum Lenz s yang menyatakan bahwa arus induksi yang timbul pada sebuah lingkar tertutup akan muncul berlawanan dengan arah arus sumbernya. Gambar II.6 Induksi magnetik Induksi ini timbul karena adanya perubahan fluks pada kumparan. Pada kumparan yang pada awalnya tidak memiliki arus dan medan magnet bila diinduksi akan timbul medan magnet yang arahnya berlawanan dengan sumber induksi, yang bertujuan mengimbangi keadaan awal dengan menghasilkan medan magnet yang arahnya berlawanan dengan sumbernya. Namun apabila arah dan besar medan magnet sumber tetap, maka tidak akan terjadi induksi karena tidak akan ada perubahan fluks. Sehingga syarat agar terjadi ggl induksi adalah dengan adanya perubahan fluks. Hal ini merupakan Hukum Faraday yang dinyatakan persamaan 2.8.

8 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 11 dφ ε = N B (2.8) dt dimana ε : ggl induksi/beda potensial induksi (volt), ε V N : Jumlah Lilitan pada kumparan φ B : Fluks Magnetik (weber), tanda negatif merupakan penjabaran Hukum Lenz s yang menunjukan arah ggl induksi akan berlawan dengan arah sumbernya. Daya pada kedua kumparan didapat dari persamaan P = V I (2.9) P primer = P sekunder (2.10) Karena ε ~ N maka I I Primer Sekunder N Sekunder = (2.11) N Primer Sensor Inframerah Inframerah merupakan Gelombang Elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang mulai 750 nm sampai dengan nm. Panjang gelombang inframerah ini lebih panjang dari cahaya tampak namun lebih pendek dari gelombang mikro. Inframerah diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu inframerah yang memiliki panjang gelombang nm sampai dengan 1000 nm biasa disebut dengan istilah far-infrared, inframerah yang memiliki panjang gelombang 1000 nm hingga 2500 nm biasa disebut dengan mid-infrared dan terakhir yaitu inframerah yang memiliki panjang gelombang 2500 nm sampai dengan 750 nm atau biasa disebut dengan near-infrared. Sensor inframerah yang banyak dijual dan banyak digunakan adalah dari jenis near-infrared. Salah satu bentuk sensor inframerah terlihat pada gambar dengan bandwidth λ = 850 nm to

9 Bab II Konsep Dan Landasan Teori nm. Keluaran dari sensor relatif kecil (orde milivolt) dan biasanya diiringi oleh noice sehingga diperlukan pengolah sinyal untuk menghilangkan noice dan penguat untuk pengolahan selanjutnya. Gambar II.7 Sensor Inframerah ( Gambar II.8 Spektrum elekromagnetik Sensor LDR Sensor LDR atau Light Dependent Resistor adalah sensor yang dapat mendeteksi intensitas cahaya, hal ini karena permukaan LDR yang terbuat cadmium sulfide (CdS) hambatannya tergantung pada jumlah cahaya yang mengenai permukaan LDR. Hubungan antara hambatan LDR (R L ) dan intensitas cahaya (Lux) untuk beberapa jenis LDR tertentu adalah R L = 500 / Lux Kohm (2.12) Pada saat kondisi sangat gelap atau tidak ada cahaya, hambatan LDR dapat mencapai 10 Mohm sedangkan pada saat kondisi sangat terang hambatan LDR dapat di bawah 100 ohm.

10 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 13 Gambar II.9 Bentuk Fisik Sensor LDR Rangkaian dan Komponen Pendukung Untuk dapat mengolah keluaran dari sensor maka diperlukan rangkaian pendukung sehingga data dari sensor dapat digunakan untuk melakukan suatu aksi. Rangkaian pendukung yang dimaksud adalah rangkaian pengolah sinyal, rangkaian filter, rangkaian penguat, ADC (Analog to Digital Converter), Mikrokontroler, dan Diac-TRIAC Pengolah Sinyal, Penyearah, Tapis dan Penguat Fungsi rangkaian pengolah sinyal dan filter adalah untuk menyesuaikan sinyal yang dihasilkan oleh sensor menjadi sinyal yang mudah untuk diolah dan terpilah dari sinyal gangguan. Sinyal yang dapat diolah dalam rangkaian elektonika terutama IC adalah sinyal yang searah, sehingga apabila sinyal yang dihasilkan oleh sensor tidak atau belum searah, maka perlu disearahkan menggunakan penyearah. Tampilan penyearahan sinyal dari sensor dapat terlihat pada gambar di bawah. (a) (b) Gambar II.10 Penyearahan sinyal a). sinyal dari sensor b).sinyal yang disearahkan Sinyal yang telah disearahkan, selanjutnya disaring agar terpisah dari gangguan. Proses penyaringan ini dapat dilakukan sebelum proses penyearahan maupun setelah proses penyearahan, namun pada umumnya rangkaian tapis telah terintegrasi beserta rangkaian penguat. Sedangkan pemasangan rangkaian penguat di awal penerimaan sinyal dari sensor dikhawatirkan akan menyebabkan penguatan terhadap noice. Rangkaian penguat diperlukan, karena keluaran dari

11 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 14 sensor pada umumnya dalam orde milivolt, sedangkan rangkaian elektonik pengolah data dan IC yang digunakan bekerja pada tegangan dengan orde volt atau tegangan TTL 0-5 volt. Ada pula rangkaian filter yang terpisah dari rangkaian penguat, seperti filter pasif tapis lolos rendah yang berfungsi juga sebagai pengubah sinyal bolak-balik menjadi sinyal searah. Rangkain tapis pasif lolos rendah dan keluarannya ketika berfungsi sebagai integrator telihat pada gambar di bawah. Gambar II.11 Rangkaian integrator dan keluarannya Diagram pengolah sinyal dari penyearah, filter dan penguat dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah. Gambar II.12 Bagan Pengolah Sinyal ADC (Analog to Digital Converter) Setelah sinyal yang berasal dari sensor disearahkan, disaring dan atau dikuatkan, pengolahan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan tujuan sistem adalah mengonversinya ke dalam sinyal atau data digital. Untuk melakukan proses konversi ini digunakan ADC atau Analog to Digital Converter. ADC berfungsi mengubah sinyal analog menjadi digital.

12 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 15 ADC yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah ADC0804 yaitu ADC 8 bit dengan menggunakan metode konversi pendekatan berturutan atau Successive Approximation Register (SAR). Waktu konversi ADC 0804 ini sekitar 100 mikro detik untuk clock 640 KHz, tegangan input 0-5 volt (1 channel) dan tegangan acuan 2,5 volt dengan ketelitian +/- 1 LSB Least Significant Bit. Sistem pewaktuan untuk ADC ini diatur oleh komponen-komponen R dan C pada pin-pin CLK-R dan CLK-IN dan tidak membutuhkan clock generator eksternal kerena ADC sudah dilengkapi oleh generator internal clock. Adapun cara kerja ADC 0804 secara umum, saat keadaan logika WR atau RD dalam kondisi low(0 volt), ADC ini dalam keadaan reset. Jika salah satu dari keadaan logika tersebut dalam kondisi high maka ADC mulai bekerja. SAR mengeluarkan 8 bit yang kemudian diubah menjadi tegangan analog oleh DAC. Tegangan ini dibandingkan dengan tegangan masukan analog, jika keluaran DAC lebih kecil dari tegangan masukan analog (V out DAC<V in, bit set = 1) maka SAR terus bekerja sampai pada kondisi dimana tegangan keluaran DAC lebih besar dari tegangan masukan analog (V out DAC>V in, bit set = 0). Pada saat itu keluaran komparator akan menghentikan SAR. Data pada keluaran SAR adalah data digital hasil konversi tegangan analog. Setelah selesai konversi, ADC akan memberi tanda dengan mengaktifkan INTR. Keluaran SAR disimpan sementara oleh latch sehingga dapat langsung berhubungan dengan bus ( jalur ) mikrokontroller Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan suatu alat yang aplikasinya berorientasi pada pengontrolan piranti input/output, yang berbentuk suatu chip komputer. Di dalam satu chip mikrokontroler terdapat CPU, RAM, ROM, Register-register dan unit penunjang lainnya.

13 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 16 Pada umumnya unit-unit yang terintegrasi dalam mikrokontroler adalah : Gambar II.13 Bagan Unit Mikrokontroler CPU: Central Proocecing Unit ini berfungsi memproses dan mengalkulasi semua data dan program yang dimiliki oleh mikro. Osilator: Berfungsi untuk memberi acuan nol-satu pada mikrokontroler. Interupt Control: Digunakan untuk menginterupsi program yang sedang berjalan dengan suatu aplikasi. ROM: Read Only Memori, yaitu memory yang disediakan oleh mikro untuk meyimpan program. ROM hanya bisa dibaca dan tidak bisa ditulis pada saat eksekusi program. ROM ini ada dua macam, yaitu EPROM (Eraseable Programable ROM) yang dapat dihapus programnya dengan cara menggunakan sinar ultraviolet dan dapat kembali diisi dengan menggunakan EPROM Programmer. Kedua adalah EEPROM (Electric Eraseable Programable ROM) yang dapat dihapus dengan memberi tegangan 5 volt selama beberapa menit, dan dapat diisi kembali menggunakan EEPROM maupun EPROM programmer. Program tidak hilang ketika mikro tidak diberi Vcc (tegangan input). RAM: Random Acces Memory, berfungsi sebagai tempat menyimpan data sementara. Program akan hilang ketika mikro tidak diberi Vcc.

14 Bab II Konsep Dan Landasan Teori 17 Timer: Timer ini terbagi menjadi empat macam, yaitu Timer 0, Timer 1, Timer 2 dan Timer 3. Serial Interface: Berfungsi untuk melakukan komunikasi serial, yaitu data dikirim secara antri/satu persatu. Paralel Interface: Berfungsi untuk melakukan komunikasi paralel, yaitu data dikrim secara bersamaan. Selain itu paralel interface ini dapat digunakan untuk memprogram mikrokontroler. I/O Port: Port input/output ini digunakan untuk melakukan penerimaan atau pengiriman data dari dan keluar mikrokontroler. Pada mikrokontroler keluarga MCS-51 terdapat empat buah port, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3. Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikrokontroler AT89S52 dari keluarga mikrokontroler MCS-51. Mikrokontroler AT89S52 memiliki 40 pin. Yang terbagi atas 4 buah Port 8 bit, PSEN (Program Store Enable), ALE (Address Latch Enable), EA (External Access), RST (Reset), Power Connection. Gambar II.14 Pin pada Mikrokontroler

15 Bab II Konsep Dan Landasan Teori TRIAC dan OptoDIAC Gambar II.15 TRIAC Triac merupakan terminal semikonduktor tiga kaki. Ada dua kaki berfungsi sebagai anoda dan katoda, sedangkan satu kaki lagi berfungsi sebagai terminal gate atau sebagai triger arus. Triac juga dikenal sebagai alat untuk mengkontrol arus yang bersifat AC atau bolak-balik, sedangkan untuk mendrive triac dari piranti elektronika DC diperlukan optodiac. Lambang dari optodiac dapat terlihat seperti pada gambar di bawah. Gambar II.16 optodiac Optodiac berfungsi sebagai optocoupler untuk memisahkan dan mengamankan piranti elektronik DC dengan AC dengan bantuan cahaya. Optodiac merupakan diac yang memiliki triger cahaya untuk menjalankan dua bagian atau terminal yang lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan Internasional (SI) daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori atau hukum rangkaian elektronika dan teori komponen komponen yang digunakan sebagai alat bantu atau penunjang pada proses analisa Photodioda. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER Nyoman Wendri, S.Si., M.Si I Wayan Supardi, S.Si., M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA Disusun oleh : Nama : Ferdian Cahyo Dwiputro dan Erma Triawati Ch, ST., MT NPM : 16409952 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

ADC (Analog to Digital Converter)

ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PRINSIP KERJA KENDALI PLC Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederatan relai yang dijumpai pada sistem kendali

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. Utama Sistem Mikrokomputer Gambar berikut menunjukkan 5 (lima) unit utama dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

BAB 2 LANDASAN TEORI. dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 2.1.1.1 Pengenalan Mikrokontroler AT89S52 Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika, khususnya

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK 3 BAB II KWH-METER ELEKTRONIK 2.1. UMUM Energi ialah besar daya terpakai oleh beban dikalikan dengan lamanya pemakaian daya tersebut atau daya yang dikeluarkan oleh pembangkit energi listrik dikalikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci

Sistem Mikroprosessor

Sistem Mikroprosessor Sistem Mikroprosessor Agung Prasetyo,ST. Jurusan Teknik Elektro Akademi Teknologi Warga Surakarta Sistem yang berbasis microprosessor: Juga biasa di sebut microcomputer adalah suatu rangkaian digital yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. elektronika yaitu LDR. LDR sendiri adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring

BAB III LANDASAN TEORI. elektronika yaitu LDR. LDR sendiri adalah jenis resistor yang nilainya berubah seiring BAB III LANDASAN TEORI 3.1 LDR (Light Dependent Resistor) Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut oleh kalangan orang-orang elektronika yaitu LDR. LDR sendiri adalah jenis resistor yang nilainya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 ABDUL RIZAL NUGRAHA HARTONO SISWONO SETIYONO Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52

PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 PERANCANGAN ALAT PENYINARAN SCREEN SABLON PCB DENGAN PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 Bakhtiar 1 dan Muzanni Reza 2 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGHEMATAN ENERGI UNTUK PENGAWASAN ENERGI LISTRIK PADA SMART HOME LAPORAN TUGAS AKHIR JOHAN ARDIAN NIM.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGHEMATAN ENERGI UNTUK PENGAWASAN ENERGI LISTRIK PADA SMART HOME LAPORAN TUGAS AKHIR JOHAN ARDIAN NIM. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGHEMATAN ENERGI UNTUK PENGAWASAN ENERGI LISTRIK PADA SMART HOME LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai syarat menyelesaikan studi tingkat sarjana di Program Studi Fisika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809 ADC0809 ADC0809 adalah IC pengubah tegangan analog menjadi digital dengan masukan berupa 8 kanal input yang dapat dipilih. IC ADC0809 dapat melakukan proses konversi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Light Emiting Dioda Light Emiting Diode (LED) adalah komponen yang dapat memancarkan cahaya. Sstruktur LED sama dengan dioda. Untuk mendapatkan pancaran cahaya pada semikonduktor,

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. gelas yang mempunyai bentuk yang sama, maka arus yang dihasilkan sangat

BAB II TEORI DASAR. gelas yang mempunyai bentuk yang sama, maka arus yang dihasilkan sangat BAB II TEORI DASAR II.1 RESISTANSI DAN RESISTIVITAS Jika beda potensial diberikan pada ujung-ujung batang tembaga dan gelas yang mempunyai bentuk yang sama, maka arus yang dihasilkan sangat berbeda[2].

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii DAFTAR ISTILAH USART : Jenis komunikasi antar mikrokontroler tipe serial yang menggunakan pin transmitter dan receiver. Membership function : Nilai keanggotaan masukan dan keluaran dari logika fuzzy. Noise

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERANGKAT KERAS 2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke

BAB II LANDASAN TEORI. waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bendungan Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju airmenjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Kata bendungan dapat ditelusuri kembali ke Inggris dan Belanda

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller TTH2D3 Mikroprosesor Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagian-bagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler Sri Wahyuni Dali #1, Iskandar Z. Nasibu #2, Syahrir Abdussamad #3 #123 Teknik Elektro Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Makalah ini membahas desain

Lebih terperinci

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November PRAKTIKUM 1 COUNTER (ASINKRON) A. OBJEKTIF 1. Dapat merangkai rangkaian pencacah n bit dengan JK Flip-Flop 2. Dapat mendemonstrasikan operasi pencacah 3. Dapat mendemonstrasikan bagaimana modulus dapat

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Batterai Baterai sebagai sumber arus listrik searah (DC) dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu baterai elemen kering dan elemen basah. Baterai dapat disebut juga dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

Beberapa istilah dalam ADC

Beberapa istilah dalam ADC Analog to Digital Converter (ADC) ADC adalah interface yang digunakan untuk mengambil data dari sensor dan memasukkannya ke dalam komputer atau mikrokontroler. Karena besaran keluaran dari sensor adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII TAHUNAJARAN 2010/2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG CREW 2

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENDUKUNG

BAB II TEORI PENDUKUNG BAB II TEORI PENDUKUNG 2.1 Sel Surya Sel surya atau sel photovoltaic adalah suatu alat semikonduktor yang mengkonversi foton (cahaya) kedalam listrik. Konversi ini disebut efek photovoltaic, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler

Lebih terperinci