ETIKA DI PANGSA PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ETIKA DI PANGSA PASAR"

Transkripsi

1 ETIKA DI PANGSA PASAR A. Pengertian Pasar Sering terbayang di benak kita bahwa pasar adalah suatu tempat yang utuh yang dimana bertemunya para pembeli dan para penjual untuk melakukan transaksi jual-beli. Seperti pasar Colombo, pasar Bringinharjo, pasar SunMor ataupun pasarpasar yang lainnya. Hal ini dikarenakan kita hanya lebih menginterprestasikan pasar sebagai tempat yang utuh, bukan sebagai suatu transaksi. Padahal transaksi dapat dilakukan dimanapun atas dua atau lebih pihak yang saling bersepakat, walaupun tanpa bertemu. Dengan berkembangnya teknologi, transaksi bisa dilakukan via telpon, media sosial, maupun internet, seperti tokobagus.com, berniaga.com, kaskus.com, amazon.com dan sebagainya. Sehingga pasar dapat dimengerti jika kita memahaminya sebagai transaksi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dipaparkan pengertian pasar dari sumber-sumber yang ada, antara lain: 1). Menurut Velasquez, bahwa pasar adalah sebuah forum di mana orang-orang berkumpul dengan tujuan untuk mempertukarkan kepemilikan barang atau uang; atau sebuah tempat yang dimana barang atau jasa dibeli dan dijual. Hal tersebut bisa berukuran kecil atau besar sampai yang bersifat sementara atau permanen. 2). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa pasar adalah tempat orang berjual beli; atau kekuatan penawaran dan permintaan; atau tempat penjual yg ingin menukar barang atau jasa dengan uang, dan pembeli yg ingin menukar uang dengan barang atau jasa. 3). Menurut Wikipedia, bahwa pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.

2 4). Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. B. Macam-macam Klasifikasi Pasar Pasar memiliki klasifikasi tertentu yang dapat dibedakan berdasarkan karakternya masin-masing. Klasifikasi-klasifikasi tersebut, antara lain: Klasifikasi Pasar Berdasarkan system Berdasarkan Luas Jangkauan Berdasarkan Wujud Berdasarkan Barang yang Diperjual-belikan Berdasarkan Waktu Penyelenggaraan Berdasarkan Organisasinya (Persaingan) Pasar Persaingan Tidak Sempurna Pasar Tradisional Pasar Modern Pasar Lokal Pasar Daerah Pasar Nasional Pasar Internasional Pasar Konkret Pasar Abstrak Pasar Konsumsi Pasar Produksi Pasar Harian Pasar Mingguan Pasar Bulanan Pasar Tahunan Pasar Temporer Pasar Persaingan Sempurna Monopoli dan Monopsoni Monopolistis Oligopoli dan Oligopsoni C. Pasar Persaingan Sempurna

3 Pasar bebas persaingan sempurna adalah pasar dimana tidak ada pembeli atau penjual yang memiliki kekuatan cukup signifikan untuk mampu mempengaruhi harga barang-barang yang dipertukarkan. Pasar tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut: 1). Jumlah pembeli dan penjual relative banyak, serta tidak ada yang relative substansial. 2). Bebas masuk atau meninggalkan pasar. 3). Dapat mengetahui informasi sepenuhnya tentang pasar. 4). Barang-barang sangat mirip satu sama lain. 5). Sepenuhnya ditanggung pihak-pihak yang membeli dan menjual. 6). Pemaksimal utilitas (memperoleh sebanyak mungkin dengan biaya yang sedikit. 7). Tidak ada pihak luar yang mengatur harga. (Karakteristik pasar bebas) Pada karakteristik pertama dan kedua merupakan karakter dasar pada pasar yang kompetitif, sedangkan karakteristik ketujuh merupakan karakter pasar bebas. Namun bukan berarti bebas secara murni karena pasar dengan sistem tersebut tidaklah ada. D. Keseimbangan Pasar Kompetitif Sempurna Dalam pasar bebas dengan persaingan sempurna, harga akan naik ketika jumlah barang yang dibutuhkan sedikit, dan kenaikan harga mendorong penjual untuk menyediakan tambahan barang yang sama. Sedangkan harga akan turun ketika jumlah barang yang dibutuhkan banyak, dan kenaikan harga mendorong penjual untuk mengurangi jumlah barang yang tersedia. Peristiwa ini selalu mengarah kepada equilibrium point (titik keseimbangan). Equilibrium point adalah titik pertemuan antara kurva demand (permintaan) dengan kurva supply (penawaran), maksudnya:

4 titik dimana jumlah barang yang ingin dibeli pembeli sama dengan jumlah barang yang ingin dijual penjual dan dimana harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen sama dengan harga terendah yang bersedia diterima penjual.

5 E. Etika dan Pasar Kompetitif Sempurna Secara etika, keadaan pasar ini memenuhi tiga kriteria moral: memberikan keadilan, memenuhi harapan utilitarianisme dan menghargai hak-hak moral tertentu. Maksudnya adalah: a). Mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan barang dalam cara yang adil. Menurut kriteria kapitalis tentang keadilan, keuntungan dan beban didistribusikan secara adil apabila seseorang memperoleh pengembalian setidaknya senilai dengan sumbangan yang diberikannya dalam suatu usaha. Karena pasar ini selalu mengarah pada titik keseimbangan dan titik ini adalah titik di mana pembeli dan penjual secara rata-rata menerima nilai dari apa yang mereka berikan. b). Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan mendorong ererka mengalokasikan, menggunakan, dan medistribusikan barang-barang dengan efisiensi yang sempurna. Sistem pasar kompetitif sempurna mencapai efisiensi tersebut dalam tiga cara: 1). Pasar tersebut memotivasi perusahaan untuk menginvestasikan sumber daya mereka dalam industri-industri yang tingkat permintaanya tinggi dan mengalihkan sumber daya dari industriindustri yang permintaanya rendah. 2). Pasar tersebut memotivasi perusahaan untuk meminimalkan sumber daya yang dikonsumsi untuk memproduksi suatu komoditas dan menggunakan teknologi paling efisensi yang tersedia. 3). Pasar tersebut mendistribusikan komoditas di antara para pembeli dalam suatu cara, di mana semua pembeli menerima komoditas yang paling memuaskan yang dapat mereka peroleh, dalam kaitannya

6 dengan komoditas yang tersedia bagi mereka serta uang yang mereka miliki untuk membelinya. c). mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara yang menghargai hak pembeli dan penjual untuk melakukan pertukaran secara bebas. Sistem pasar kompetitif sempurna menghargai hal tersebut dalam tiga cara: 1). Penjual dan pembeli bebas untuk memasuki atau meninggalkan pasar sesuai keinginan mereka. 2). Pertukaran dilakukan secara sukarela. 3). Tidak ada pihak yang mendominasi dalam pasar untuk memaksa pihak lain menerima syarat-syaratnya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menginterprestasikan cirri-ciri moral dari pasar kompetitif sempurna, antara lain: 1). Pasar ini tidak mendukung bentuk-bentuk keadilan lain. 2). Lebih kepada memaksimalkan utilitas dari orang-orang yang mampu berpartisipasi dengan batasan anggaran mereka. 3). Penekanan pada hak positif dari orang-orang di luar pasar atau memiliki partisipasi yang minim. 4). Mengabaikan dan bahkan berkonflik dengan kewajiban untuk memberikan perhatian. 5). Pengaruh buruk pada karakter moral individu. 6). Nilai keadilan kapitalis, utilitas dan hak negatif yang dihasilkan pasar bebas hanya diciptakan oleh pasar pasar bebas jika ketujuh karakteristik persaingan sempurna terpenuhi.

7 F. Persaingan Monopoli Pasar monopoli merupakan kebalikan dari pasar bebas, yaitu terdapat intervensi pemerintah dengan ciri-ciri terdapat satu penjual yang memiliki pangsa pasar yang substansial (100 %) serta terdapat halangan bagi penjual lain dan pembeli baru. Perusahaan monopoli mampu menetapkan outputnya dalam jumlah yang di bawah titik keseimbangan sehingga permintaan menjadi sangat tinggi dan perusahaan memperoleh kelebihan keuntungan dengan menetapkan harga yang jauh di atas kurva persediaan dan di bawah harga kesimbangan. G. Persaingan Monopoli: Keadilan, Utilitass, dan Hak Pasar monopoli tidak teregulasi tidak mampu mencapai ketiga nilai tersebut. Kegagalan paling jelas dari pasar monopoli terletak pada harga yang tinggi yang memungkinkan perusahaan monopoli untuk menetapkan harga dan memperoleh keuntungan yang tinggi (suatu kegagalan yang melanggar keadlian kapitalis). Keadilan kapitalis mengatakan bahwa apa yang diterima setiap individu haruslah sama dengan nilai kontribusi yang mereka berikan. Akan tetapi dalam pasar monopoli, harga barang ditetapkan di atas tingkat kesetimbangan dan jumlahnya ditetapkan di bawah kesimbangan. Akibatnya, penjual menetapkan harga yang jauh lebih tinggi dari nilai barang sesungguhnya, karena harga tersebut lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk membuatnya. Jadi, harga yang tinggi dari penjual memaksa pembeli untuk membayar dalam jumlah yang tidak adil dan harga ini adalah sumber kelebihan keuntungan penjual. Pasar monopoli juga mengakibatkan penurunan efisiensi dalam proses alokasi dan distribusi barang, antara lain: 1). Memungkinkan pengunaan sumber daya dalam suatu cara yang akan menciptakan kelangkaan atas barang-barang yang diinginkan pembeli dan dijual dengan harga yang tidak sewajarnya.

8 2). Tidak mendorong penjual untuk menggunakan sumber daya mereka dalam cara-cara yang meminimalkan sumber daya yang dikonsumsi untuk menghasilkan komoditas dalam jumlah tertentu. 3). Memungkinkan penjual untuk menetapkan harga yang membatasi konsumen guna memperoleh komoditas yang paling memuaskan yang bisa mereka beli dengan tingkat kemampuan mereka. Pasar monopoli juga menerapkan pembatasan atas hak-hak negatif yang didukung oleh pasar kompetitif sempurna, antara lain: 1). Penjual lain tidak bisa memasuki pasar. 2). Pasokan barang-barang yang tidak diinginkan konsumen atau dalam jumlah yang mereka tidak inginkan. 3). Kekuasaan yang mutlak atas penentuan harga dan jumlah komoditas yang ditawarkan. Dengan demikian terdapat penyimpangan dari tujuan-tujuan keadilan kapitalis, utilitas ekonomi dan hak-hak negatif. Pasar ini juga tidak memaksimalkan efisiensi, namun mendorong pemborosan, kesalahan alokasi sumber daya dan ekploitasi keuntungan. Serta menciptakan kesenjangan kekuasaan yang akan memaksakan keinginannya pada pembeli. H. Persaingan Oligopolistik Diantara persaingan monopoli dan persaingan sempurna, terdapat pasar yang dinamakan dengan persaingan oligopoli. Pasar oligopoly adalah terdapat beberapa penjual yang berkapasitas besar serta banyak halangan bagi penjual lain untuk memasuki pasar. Pasar-pasar ini sangat terkonsentrasi. Meskipun pasar ini dapat terbentuk dalam berbagai cara, namun cara pembentukan paling umum dengan merger horizontal, yaitu penggabungan antara dua perusahaan atau lebih yang sebelumnya saling bersaing dalam bisnis yang sama.

9 Pasar oligopoli juga memungkinkan gagal dalam menunjukkan tingkat perolehan keuntungan yang adil, sehingga mengakibatkan penurunan utilitas sosial, dan tidak menghormati kebebasan ekonomi. Hal tersebut salah satunya dikarenakan sangat mudah bagi perusahaan-perusahaan memadukan kekuatan dan bertindak sebagai satu kesatuan. Melalui cara ekplisit atau diam-diam menetapkan harga pada tingkat yang sama dan membatasi output, maka pasar oligopoli berfungsi seperti satu perusahaan raksasa. Dengan demikian, bahwa semakin terkonsentrasi suatu industri oligopoli, semakin tinggi pula keuntungan yang dapat diperoleh. a). Perjanjian Ekplisit Harga di pasar oligopoli dapat ditetapkan pada tingkat yang menguntungkan melalui perjanjian ekplisit yang membatasi persaingan. Sehingga semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar dalam suatu industri, semakin sedikit manajer yang perlu diikutkan dalam persetujuan penetapan harga, dan semakin mudah bagi mereka untuk mencapai persetujuan tersebut. Jika keadilan, kebebasan dan utilitas sosial yang akan tercapai pada pasar oligopoly, maka perusahaan-perusahaan tersebut harus menghindari tindakan membatasi persaingan. Secara khusus, tindakan-tindakan berikut ini dianggap tidak etis, antara lain: 1). Penetapan harga. Perusahaan yang beroperasi dalam pasar oligopoli melakukan kesepakatan dalam penetapan harga pada tingkat yang sangat tinggi. 2). Manipulasi persediaan. Perusahaan yang beroperasi dalam pasar oligopoli melakukan kesepakatan dalam pembatasan produksi agar harganya lebih tinggi dibandingkan yang dihasilkan dari persaingan. 3). Perjanjian eksklusif. Perjanjian khusus jika menjual pada pengecer dengan syarat tidak membeli produk dari peusahaan lain dan tidak menjual di luar wilayah geografis tertentu.

10 4). Perjanjian mengikat. Sebuah perusahaan dikatakan melakukan perjanjian yang mengikat bila menjual barang dalam jumlah tertentu pada pembeli dengan syarat membeli barang lain dari perusahaan yang sama. 5). Perjanjian penetapan harga eceran. Jika suatu perusahaan menjual ke pengecer dengan syarat memasang harga yang sama untuk produknya. 6). Deskriminasi harga. Menetapkan harga yang berbeda pada pembeli yang berbeda untuk produk yang sama. Tindakan-tindakan tersebut dalam penetapan harga pada sebuah penelitian oleh Sonnenfeld dan Lawrence menemukan, bahwa beberapa industri dan organisasi cenderung melakukannya, karena sebab berikut ini: 1). Pasar yang penuh. Apabila jumlah pendatang baru yang cukup besar atau penurunan permintaan menciptakan overcapacity dalam suatu pasar, maka penurunan penghasilan dan keuntungan yang terjadi akan menciptakan tekanan bagi perusahaan. 2). Sifat Job-Order bisnis. Jika harga order ditetapkan secara terpisah, sehingga keputusan atas harga sering dilakukan dan terjadi di tingkat rendah dalam organisasi, maka kolusi diantara para penjual cenderung terjadi. 3). Produk yang tidak terdiferensiasi. Apabila produk yang ditawarkan masing-masing perusahaan sangat mirip, maka akan terjadi persaingan harga dalam penurunannya sehingga perlu adanya penetapan harga bersama. 4). Budaya bisnis. Apabila penetapan harga merupakan praktik umum yang mungkin harus dilakukan.

11 5). Praktik pribadi. Adanya keyakinan bahwa perusahaan mencapai tujuantujuan tersebut dengan apapun caranya. 6). Keputusan harga. Ketika perusahaan terdesentralisasi, maka penetapan harga kemungkinan akan terjadi. 7). Asosiasi dagang. Para penjual bertemu dengan para pesaing dalam pertemuan asosiasi dagang yang mendorong mereka menetapkan harga. 8). Staf hukum perusahaan. Apabila staf hokum perusahaan gagal memberikan petunjuk pada staf penjualan dalam harga produk, maka penetapan harga akan cendrung terjadi. b). Perjanjian Tersembunyi Perusahaan-perusahaan besar pada industri oligopoli belajar dari pengalaman bahwa persaingan bukanlah cara yang tepat, salah satunya dalam persaingan harga justru akan memberi keuntungan kecil. Jadi, perusahaan-perusahaan tersebut pada kesimpulan bahwa kerja sama adalah keputusan yang terbaik bagi semuanya. Apabila salah satu perusahaan besar menaikkan harga, dan perusahaan-perusahaan lain ikut menaikkan harga, maka mereka akan memperoleh keuntungan yang besar. Hal tersebut dilakukan melalui proses price setting, semua perusahaan besar akan mampu mempertahankan pangsa pasar dan memperoleh harga yang lebih tinggi. Untuk mengkoordinasi harga, sejumlah industri oligopoli secara tidak resmi mengakui salah satu perusahaan sebagai penentu harga dalam industri tertentu. Selanjutnya, masing-masing perusahaan secara diam-diam menetapkan harganya sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan penentu harga tersebut, dengan mengetahui bahwa semua perusahaan lain juga akan melakukan hal yang sama. Karena perusahaan oligopoli mengetahui bahwa mereka tidak perlu bersaing dengan harga yang lebih rendah yang ditetapkan perusahaan lai, maka mereka tidak terdorong untuk menekan marjin keuntungan seperti pada persaingan terbuka.

12 Harga yang ditentukan dalam pasar oligopoli baik melalui perjanjian eksplisit ataupun implisit, jelas akan menurunkan utilitas sosial sampai pada tingkat di mana harga dinaikkan di atas tingkat yang ditentukan oleh pasar kompetitif. c). Suap Suap merupakan suatu prilaku yang merusak pasar dan banyak perhatian masyarakat selama tahun 1970-an, saat diketahui bahwa sejumlah perusahaan berusaha melakukan kontrak dengan dengan pemerintah asing dengan membayar suap pada sejumlah pejabat pemerintah. Hal tersebut berdampak pada turunnya persaingan pasar, dan persaingan menjadi tidak sehat lagi. Suap juga menjadi penghalang bagi penjual lain untuk memasuki pasar, sehingga perusahaan yang menjual akan mengarah pada kondisi monopoli. Perusahaan yang melakukan hal tersebut bisa menetapkan harga yang lebih tinggi, melakukan pemborosan sumber daya, dan mengabaikan masalah control kualitas dan biaya karena monopoli yang dihasilkan akan memberikan keuntungan besar tanpa perlu membuat harga menjadi kompetitif dengan harga yang diajukan penjual lain. Pertimbangan berikut ini cukup relevan untuk menentukan sifat etis dari pembayaran yang digunakan untuk tujuan-tujuan lain, selain mencegah persaingan, antara lain: 1). Jika yang disuap mengancam, maka yang menyuap secara moral tidak bertanggung jawab atas tindakannya. 2). Jika yang disuap itu dibujuk untuk melakukan pelanggaran atas tugasnya, maka si penyuap bearti melakukan tindakan amoral karena orang yang dibayar telah terikat persetujuan untuk melakukan tugasnya. 3). Jika pembayaran semacam ini secara lokal diterima sebagai suatu kebiasaan dan ada alasan serius untuk melakukannya, maka berdasarkan pandangan utilitarian, hal ini dapat diterima.

13 I. Oligopoli dan Kebijakan Publik Tingkat konsentrasi pasar yang tinggi dalam industri oligopoli-lah yang memberikan kekuasaan besar pada beberapa perusahaan besar dan yang memungkinkan mereka melakukan kolusi. Namun masih belum jelas seberapa besar kekuatan ekonomi tersebut digunakan. Sejumlah penulis menyatakan bahwa kekuatan ekonomi yang dimiliki perusahaan-perusahaan oligopoli sebenarnya relatif kecil dan tidak cukup untuk mempengaruhi masyarakat, sementara yang lain menyatakan bahwa ada beberapa faktor sosial yang menghambat penggunaan kekuatan ini. a). Pandangan Tidak Melakukan Apa-apa Sejumlah ekonom menyatakan, bahwa tidak ada yang perlu dilakukan tentang kekuasaan ekonomi yang dimiliki perusahaan-perusahaan oligopoli. Sebagian menyatakan bahwa kekuasaan perusahaan oligopoly sebenarnya tidak sebesar yang terlihat. Sejumlah argumen yang medukung pandangan ini adalah: 1). Meskipun persaingan menurun, namun diganti oleh persaingan antara industri-industri dengan produk pengganti. 2). Kekuatan ekonomi semua perusahaan besar bisa diimbangi dan ditahan dengan kekuatan pengimbang dari kelompok besar lain dalam masyarakat. 3). Globalisasi bisnis yang terjadi selama dekade-dekade belakangan ini, mengakibatkan pengurangan biaya produksi yang terjadi saat barangbarang dalam jumlah besar diproduksi dengan menggunakan sumber daya yang sama. b). Pandangan Antimonopoli Pandangan ini menyatakan bahwa harga dan keuntungan dalam industri-industri yang terkonsentrasi memang cenderung lebih tinggi dibandingkan yang seharusnya. Sehingga pemecahannya adalah dengan menerapkan kembali tekanan-tekanan

14 kompetitif dengan mewajibkan perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan divestasi dan memecahnya ke dalam beberapa perusahaan kecil. Dalam pandangan ini, J. fred Weston memberikan penjelasan dasar, yaitu: 1). Jika suatu industri tidak atomistik dengan banyak pesaing kecil, maka kemungkinan akan terjadi penetapan harga. 2). Konsentrasi menciptakan kesalingtergantungan antar perusahaan, dengan tanpa adanya persaingan harga dalam industri-industri yang terkonsentrasi. 3). Konsentrasi sebagian besar terjadi akibat merger karena skala operasi yang paling efisien adalah tidak lebih dari 3 5 % dari industri. 4). Ada korelasi positif antara konsentrasi dan profitabilitas yang memberikan bukti adanya kekuatan monopoli dalam industri-industri yang terkonsentrasi. 5). Konsentrasi semakin memburuk akibat diferensiasi. 6). Ada koordinasi oligopolistik melalui pemberitahuan atau cara-cara lain. c). Pandangan Regulasi Pandangan regulasi lebih mengarah pada perusahaan-perusahaan oligopoli tidak perlu dipecah karena ukuran yang besar memberikan akibat-akibat yang menguntungkan dan keuntungan ini akan hilang apabila mereka dipecah, sehingga untuk menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan perlu adanya peraturan yang membatasi aktivitas-aktivitas perusahaan kea rah monopoli. REFERENSI: Velasquez, Manuel G (2012). Business Ethics. Ed. 7. USA: Pearson.

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Oligopoli: Arti & Sumbernya Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 ASUMSI YANG MELANDASI BENTUK-BENTUK PASAR No Asumsi-asumsi Persaingan Sempurna Monopolistik Oligopoli Monopoli 1 Banyaknya Penjual

Lebih terperinci

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada dua penjual namanya Duopoli Oligipoli Murni: apabila

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL FREE TEST

LEMBAR SOAL FREE TEST LEMBAR SOAL FREE TEST Mata Pelajaran Alokasi Waktu : Ekonomi Industri : 60 Menit Jumlah Soal : 30 Petunjuk Umum: 1. Tulislah nama Anda di pojok kanan atas lembar soal 2. Bacalah soal dengan teliti sebelum

Lebih terperinci

Sayifullah. Teori Perusahaan

Sayifullah. Teori Perusahaan TEORI PERUSAHAAN Sayifullah Teori Perusahaan Teori perusahaan berkaitan dgn semua perilaku perusahaan di dalam pasar. Esensi dari teori perusahaan adalah bagaimana perusahaan menetapkan alokasi barang

Lebih terperinci

Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206)

Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206) Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206) Efisiensi dalam Persaingan Sempurna Tiga pertanyaan dasar dalam perekonomian kompetitif adalah : 1. Apa yang akan diproduksi? 2. Bagaimana cara memproduksinya? 3. Siapa

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1

PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1 PENERAPAN PENDEKATAN EKOLOGI TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN PASAR UJUNG BERUNG KOTA BANDUNG 1 Oleh Anwar Rinjani, Alpa Laeli, Lusy Beliana S, M. Denis Juliansyah, Ulpah Mardiani dan Wilda Yustiadini 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

Ali Ridho,SE. M.Si.

Ali Ridho,SE. M.Si. MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas

Lebih terperinci

Struktur Pasar dan Conduct

Struktur Pasar dan Conduct Struktur Pasar dan Conduct sayifullah Pasar? Konteks di mana para penjual dan pembeli melakukan pertukaran secara sukarela. Pasar = penawaran + permintaan. Dalam ekonomi industri, pasar = industri. 1 Permintaan

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR K-13 Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 A.

ekonomi Kelas X INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR K-13 Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 A. K-13 Kelas X ekonomi INTERVENSI PEMERINTAH DALAM KESEIMBANGAN PASAR Semester 1 Kelas X IPS SMA/MA Kurikulum 2013 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan menjelaskan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Judul Mata Kuliah Kode/ SKS : Pengantar Etika : MKPBM-108/ 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Etika merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian tersebut dalam perekonomian nasional sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat 2.1.1 Pengertian Hutan Rakyat Hutan secara singkat dan sederhana didefinisikan sebagai suatu ekosistem yang didominasi oleh pohon. Penekanan hutan sebagai suatu

Lebih terperinci

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama)

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) Dosen Pengasuh: Khairul Amri, SE. M.Si Bacaan Dianjurkan: Wihana Kirana Jaya, 2008. Ekonomi Industri, BPFE-UGM Yogyakarta. Mudrajat Kuncoro, 2012. Ekonomika Aglomerasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,

Lebih terperinci

Adapun...

Adapun... PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PRAKTIK

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pertemuan 8 Pengantar Ilmu Ekonomi Pokok bahasan pertemuan ke-8 Ciri pasar persaingan sempurna Laba dalam pasar persaingan sempurna Kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna.

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta TEORI PASAR Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta PASAR Secara Sederhana : Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.

Lebih terperinci

Kartel : Persaingan Tidak Sehat. Oleh Djoko Hanantijo Dosen PNS dpk Universitas Surakarta ABSTRAKSI

Kartel : Persaingan Tidak Sehat. Oleh Djoko Hanantijo Dosen PNS dpk Universitas Surakarta ABSTRAKSI Kartel : Persaingan Tidak Sehat Oleh Djoko Hanantijo Dosen PNS dpk Universitas Surakarta ABSTRAKSI Kartel adalah perjanjian satu pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menghilangkan persaingan.

Lebih terperinci

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di STRUKTUR PASAR 1.1 Pengertian Pasar Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR, KEGAGALAN PASAR, EKSTERNALITAS DAN PERAN KELEMBAGAAN

STRUKTUR PASAR, KEGAGALAN PASAR, EKSTERNALITAS DAN PERAN KELEMBAGAAN PENGANTAR EKONOMI KELEMBAGAAN (ESL224) KULIAH 8: STRUKTUR PASAR, KEGAGALAN PASAR, EKSTERNALITAS DAN PERAN KELEMBAGAAN Koordinator : Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang pertanian, dimana ilmu ini digunakan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan pertanian.

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017 2018 Nama Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Jumlah sks : 3 Program Studi : DIII Akuntansi Fakultas : Ekonomi Dosen Pengampu : TIM Pengajar (d3 Akuntansi

Lebih terperinci

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1)

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1) b. Fungsi Pasar Pasar sangat penting bagi roda perekonomian suatu negara, maka dari itu muncullah fungsi utama pasar antara lain: 1) Fungsi Pembentukan Harga: Fungsi pembentukan harga. artinya pasar merupakan

Lebih terperinci

Ethics in Market Competition. Mery Citra.S,SE.,MSi Business Ethics #7

Ethics in Market Competition. Mery Citra.S,SE.,MSi Business Ethics #7 Ethics in Market Competition Mery Citra.S,SE.,MSi Business Ethics #7 Monopoli Monopoli adalah suatu bentuk penguasaan atas produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau atas penggunaan jasa tertentu oleh

Lebih terperinci

JENIS & STRUKTUR PASAR. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

JENIS & STRUKTUR PASAR. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH JENIS & STRUKTUR PASAR Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 POKOK BAHASAN Konsep pasar Jenis jenis pasar Berdasarkan produk yang dihasilkan Berdasarkan kelas mutu pelayanan Jenis struktur pasar 2 PASAR???

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat mengetahui konsep pasar persaingan sempurna, mengetahui berbagai model-model pasar persaingan sempurna, dapat

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS. By Nina Triolita, SE, MM. Ruang Lingkup Bisnis. By. Nina triolita, se, mm.

PENGANTAR BISNIS. By Nina Triolita, SE, MM. Ruang Lingkup Bisnis. By. Nina triolita, se, mm. PENGANTAR BISNIS Ruang Lingkup Bisnis By. Nina triolita, se, mm. By Nina Triolita, SE, MM PENDAHULUAN Pembahasan Materi Sistem Penilaian Referensi Buku Wajib & Buku Pendamping Tujuan Pembelajaran Pembahasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat kota-kota besar. Untuk memenuhi keinginan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perkembangan globalisasi, laju kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan perubahan sistem nilai telah membawa perubahan terhadap pola kebutuhan dan kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS INTERNASIONAL. Week 5

ETIKA BISNIS INTERNASIONAL. Week 5 ETIKA BISNIS INTERNASIONAL Week 5 Bisnis Internasional Bisnis internasional yakni bisnis yang kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi ini termasuk perdagangan internasional, pemanufakturan diluar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut: 104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan maka jawaban atas permasalahan yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1 Bahwa perilaku concerted action

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini didasari oleh teori-teori mengenai konsep sistem tataniaga; konsep fungsi tataniaga; konsep saluran dan

Lebih terperinci

EKONOMI DALAM INDUSTRI OLAHRAGA. Oleh: Dr.Or.Mansur,MS

EKONOMI DALAM INDUSTRI OLAHRAGA. Oleh: Dr.Or.Mansur,MS EKONOMI DALAM INDUSTRI OLAHRAGA Oleh: Dr.Or.Mansur,MS mansur@uny.ac.id Tujuan pembelajaran 1. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi dan menghubungkan teori ekonomi untuk industri olahraga 2. Membahas

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M.

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M. TEORI PASAR Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli 1 Teori Pasar Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi TEORI PASAR Pengantar Ilmu Ekonomi Pasar Secara Sederhana Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara Luas (W.J. Stanton ) orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Struktur Pasar & Tingkat Persaingan Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan rangkaian teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menjawab tujuan penelitian. Teori-teori yang digunakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional 1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional (ISO) dan harganya yang bersaing sehingga produk dibuat

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan ekonominya

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan ekonominya INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha atau kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

monopolistik - Pasar oligopoli

monopolistik - Pasar oligopoli STRUKTUR PASAR Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. STRUKTUR PASAR - Pasar persaingan sempurna - Pasar monopoli - Pasar persaingan monopolistik - Pasar oligopoli

Lebih terperinci

1. Pasar Tradisional. 2. Pasar Modern

1. Pasar Tradisional. 2. Pasar Modern PENGERTIAN PASAR Dalam ilmu ekonomi, pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli, tidak selalu memerlukan lokasi fisik,dan bisa merujuk kepada suatu negara tempat suatu barang dijual dan dipasarkan.

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang 46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

SISTEM DAN LINGKUNGAN BISNIS. Muniya Alteza

SISTEM DAN LINGKUNGAN BISNIS. Muniya Alteza SISTEM DAN LINGKUNGAN BISNIS Muniya Alteza Konsep Dasar Bisnis Bisnis: Organisasi yang menyediakan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh laba (selisih antara pendapatan dengan pengeluaran). Evolusi

Lebih terperinci

Penetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price )

Penetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price ) Penetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price ) Bentuk intervensi pemerintah dalam ekonomi mikro adalah kontrol harga. Tujuan kontrol harga adalah untuk melindungi konsumen atau produsen. Bentuk kontrol

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Struktur Pasar Faktor-faktor yang membedakan bentuk pasar 1. Ciri-ciri barang yang dihasilkan 2. Banyaknya perusahaan dalam industri 3. Tingkat kesulitan perusahaan baru dalam

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 1 PERILAKU EKONOMI Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 27 JUNI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli dan Monopoli

Pasar Oligopoli dan Monopoli Pasar Oligopoli dan Monopoli Pertemuan kesembilan Pengantar Ilmu Ekonomi Saturday, June 25, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-9 Ciri pasar oligopoli. Laba dalam pasar oligopoli. Ciri pasar monopoli. Laba

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media

Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media Modul ke: Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media 2 PenSumber-Sumber Ekonomi Media dan Pasar Media Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PRAKTIK MONOPOLI DAN

Lebih terperinci

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga Etika dan integritas Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga i Pihak ketiga berarti orang atau perusahaan yang memasok barang atau jasa kepada Syngenta atau atas nama kami. ii pejabat publik dapat mencakup,

Lebih terperinci

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN AUDIT ORGANISASI PEMASARAN Pemasaran pada dasarnya adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.konsep

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada industri telekomunikasi seluler di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2012 maka dapat diperoleh kesimpulan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR DEFINISI PASAR PERSAINGAN DAN MONOPOLI Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan untuk melakukan studi tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan menjadi panduan untuk memahami

Lebih terperinci

Strategi Memasuki Pasar Internasional

Strategi Memasuki Pasar Internasional Strategi Memasuki Pasar Internasional Standart Kompetensi Mampu untuk memahami Strategi dalam memasuki Pasar International Mampu untuk merencanakan Strategi yg terbaik untuk memasuki Pasar Global. Perusahaan

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP Materi : Pengertian Struktur Pasar Bentuk Pasar Maksimisasi Keuntungan Metode

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PERSONIL UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Persaingan Sempurna Persaingan Tidak Sempurna Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang

Lebih terperinci

Contoh keputusan. menyeleksi karyawan baru, dan mengevaluasi karyawan untuk kebutuhan pelatihan, pengembangan dan pembayaran

Contoh keputusan. menyeleksi karyawan baru, dan mengevaluasi karyawan untuk kebutuhan pelatihan, pengembangan dan pembayaran Contoh keputusan 1. Manajer Puncak Menentukan tujuan2 organisasi, produk atau jasa apa yang akan dijual dan bagaimana cara terbaik untuk membiayai berbagai operasi serta dimana tempat yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan Etika menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis. Bukan hanya sebagai alat untuk menilai pantas atau tidak pantas, benar atau salah, buruk

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG PENGGABUNGAN ATAU PELEBURAN BADAN USAHA DAN PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN YANG DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Program : X Semester : 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan manusia, kelangkaan, sistem Alokasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI ( Fakultas Ekonomi : Akuntansi / D3 ) KODE / SKS KD / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI ( Fakultas Ekonomi : Akuntansi / D3 ) KODE / SKS KD / 3 SKS Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 Pengantar Dasardasar Ekonomi memahami permasalahan pokok kegiatan ekonomi, tingkat pemahaman teori ekonomi, dapat menggolongkan pelaku ekonomi dan beberapa faktor produksi,

Lebih terperinci

Etika & Tanggung Jawab Sosial

Etika & Tanggung Jawab Sosial Manajemen Bisnis Internasional Etika & Tanggung Jawab Sosial Adhiatma Nanda Wardhana Irfan Dwi Nurfianto Etika itu apa ya? Studi atas proses pembelajaran yang melibatkan pemahaman moralitas, sementara

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran K TSP & K-13 Kelas X ekonomi STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan bentuk- bentuk pasar dalam struktur pasar yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI FRM/FISE/47-00 12 Januari 2009 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KE-1 Prodi/Jurusan : Manajemen Mata Kuliah : Etika Bisnis Kode Mata Kuliah

Lebih terperinci

Economic Managerial; Introduction. Mohammad Arief

Economic Managerial; Introduction. Mohammad Arief Economic Managerial; Introduction Mohammad Arief Bisnis Masalah-masalah Ekonomi Barang apakah yang akan diproduksi dan berapa banyak. Bagaimana caranya barang tersebut diproduksi. Untuk siapa barang diproduksi

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September Materi Pokok. a. Cakupan dan metode ilmu ekonomi b. Bidang-bidang ilmu ekonomi

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September Materi Pokok. a. Cakupan dan metode ilmu ekonomi b. Bidang-bidang ilmu ekonomi SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5.

Lebih terperinci

Pengertian,Fungsi,Bentuk,Peranan dan Kegunaan Pasar

Pengertian,Fungsi,Bentuk,Peranan dan Kegunaan Pasar Pengertian,Fungsi,Bentuk,Peranan dan Kegunaan Pasar A. PENGERTIAN PASAR Pengertian pasar secara konkret adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih dititikberatkan

Lebih terperinci

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah

Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Boks 2. Ketahanan Pangan dan Tata Niaga Beras di Sulawesi Tengah Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk Sulawesi Tengah dengan padi, kakao, kelapa, cengkeh dan ikan laut sebagai komoditi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ETIKA BISNIS

ANDRI HELMI M, SE., MM ETIKA BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM ETIKA BISNIS Pemasaran holistis menggabungkan pemasaran yang bertanggungjawab social dan pemahaman masalahmasalah yang lebih luas serta konteks etis, lingkungan hidup,hukum dan social

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar

BAB V PENUTUP. 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan: 1. Etika Bisnis Pedagang Pakaian Terhadap Transaksi Jual Beli di Pasar Andir Trade Center Bandung.

Lebih terperinci

pada persepsi konsumen.

pada persepsi konsumen. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada industri otomotif di Indonesia tahun 1983-2013, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu: 1. Struktur

Lebih terperinci

Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli

Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli Sayifullah Istilah Oligopoli Istilah oligopoli telah digunakan oleh Chamberlin (1927) dan Cournot (1938). Adam Smith dan Machlup few-sellers (jumlah penjual

Lebih terperinci

Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter

Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter Pengantarn Teori Ekonomi Kebutuhan manusia tidak terbatas Sumber daya terbatas Teori Ekonomi Alokasi sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI PASAR. Ekonomi Produksi Peternakan Suhardi, S.Pt.,MP

STRUKTUR DAN FUNGSI PASAR. Ekonomi Produksi Peternakan Suhardi, S.Pt.,MP STRUKTUR DAN FUNGSI PASAR Ekonomi Produksi Peternakan Suhardi, S.Pt.,MP Pokok Bahasan Definisi Pembagian Pasar Persaingan Sempurna/Perfect Competition Monopoly Monopolistic Competition Oligopoly Pemasaran

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA

PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA PENGANTAR EKONOMI MAKRO TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA Pembina: Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE, MS Disusun Oleh: Kelompok 10 I Nyoman Krisna Prabawa Kusuma (1506205145) Mohammad Natsir

Lebih terperinci