( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 ( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi telah membawa perubahan besar bagi kehidupan umat manusia. Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berimplikasi pada terpenuhinya sarana transportasi, komunikasi dalam berbagai bentuk, adalah menandakan arti pentingnya pendidikan. Dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Republik Indonesia pun mencantumkan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting untuk disebarluaskan ke seluruh pelosok dan warga bangsa dengan mencantumkan kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu amanah untuk dilaksanakan oleh negara. Josep S. Szyliowics dalam Basori mengatakan bahwa: Di dunia ketiga terdapat semboyan pendidikan adalah kunci modernisasi. Pendidikan mendapatkan prestise yang biasanya dikaitkan dengan simbol modernisasi sebagai reaktor atom dari pusat penentu. Pendidikan merupakan kekuatan inovatif yang dapat digunakan untuk proses perubahan lebih lanjut dalam masyarakat. Pada zaman dahulu proses belajar mengajar hanya menekankan pada masa lalu dan bukan pada kini atau mendatang. Fungsi dasar sistem pendidikan biasanya hanya dipandang sebagai pemeliharaan atau transmisi budaya tradisional. Namun sekarang, sekolah dipandang sebagai alat perubahan dan investasi besar di seluruh dunia. Dalam konteks ini pendidikan merupakan kunci adanya proses perubahan dan pembaharuan dan merupakan pengaruh utama yang mengubah pikiran manusia dari tradisional ke arah modern, dari statis

2 ke arah progresif. Demikian pentingnya pendidikan sehingga Allah swt memuliakan orang-orang berpendidikan atau berilmu. Allah berfirman Q.S. al-mujadilah /58:11. Terjemahan: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Pendidikan pada intinya adalah upaya sadar yang diberikan oleh pendidik dalam rangka membawa peserta didik kepada manusia ideal yang dicita-citakan. Bentuk manusia ideal yang dicita-citakan itu dirumuskan sendiri oleh suatu bangsa atau suatu komunitas. Bagi bangsa Indonesia, manusia ideal yang ingin dibentuk tergambar dalam tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 2, yaitu:

3 Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari rumusan tujuan di atas, kriteria manusia Indonesia yang ingin diciptakan itu mencakup: Pertama, manusia religius, manusia yang patuh dan taat menjalankan perintah agama. Kedua, manusia bermoral, berakhlak mulia, memiliki komitmen yang kuat terhadap kehidupan beretika. Ketiga, manusia pencari, penggali, pengamal ilmu pengetahuan, dan pecinta ilmu. Kelima, manusia yang memiliki kecakapan, sebagai perwujudan nyata dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan keseharian. Keenam, manusia yang kreatif. Ketujuh, manusia yang memiliki kemandirian, dengan sikap hidup dinamis penuh percaya diri serta memiliki semangat hidup yang dinamis. Kedelapan, kepedulian pada masyarakat, bangsa, dan negara, berjiwa demokratis dan rasa tanggung jawabnya yang tinggi untuk membawa bangsa Indonesia mencapai cita-cita idealnya. Dalam pengertian yang luas, pendidikan berarti pengembangan pribadi dalam semua aspeknya. Aspek pribadi yang dimaksudkan itu mencakup jasmani, akal, dan hati. Aspek jasmani berkaitan dengan pengembangan kemampuan fisik dalam aktivitas gerak (psikomotorik), aspek akal berkaitan dengan pengembangan kemampuan berpikir (kognitif), sedangkan aspek hati berkaitan dengan pengembangan kemampuan bersikap dan berperilaku (afektif), sesuai dengan apa yang hendak ditanamkan dalam kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, dalam

4 istilah dunia pendidikan modern, ketiga aspek pendidikan itu diistilahkan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan secara spesifik, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha pengembangan kepribadian peserta didik yang dilakukan bersama dengan pendidik, secara sadar dan terencana melalui suatu lembaga. Pengertian ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan pendidikan ada pendidik dan peserta didik, ada usaha pengembangan kepribadian menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dilakukan secara terencana melalui suatu lembaga. Lembaga ini dikenal dengan pendidikan formal. Lembaga pendidikan formal inilah yang mendapat tugas fungsional untuk mnyelenggarakan pendidikan bagi warga negara. Walaupun demikian bukan berarti pendidikan hanya menjadi tanggungjawab lembaga pendidikan formal saja seperti madrasah. Akan tetapi masuk di dalam lingkungan keluarga, serta lingkungan masyarakat yang dikenal dengan trisentra pendidikan. Dewasa ini, pendidikan di Indonesia dibedakan jenisnya menjadi pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, dan keagamaan. Namun, tujuan akhir dari pendidikan umum dan pendidikan keagamaan ini pada prinsipnya satu, yaitu tercapainya tujuan pendidikan nasional. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan di atas, tujuan pendidikan nasional menempatkan fondasi pemahaman agama dalam

5 membangun kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air Indonesia ini. Hal ini terlihat bahwa upaya pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa didahulukan dari yang lainnya. Tujuan pendidikan nasional ditetapkan setelah memperhatikan perubahan dan perkembangan masyarakat dewasa ini. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, diperlukan pembangunan pendidikan nasional. Pembangunan ini dimaksudkan agar bangsa Indonesia dapat senantiasa mengelola sumber daya manusia dan sumber daya alamnya yang kaya. Berkaitan dengan hal itu, di dalam Rencana Strategis Depdiknas Tahun disebutkan bahwa pembangunan pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigma pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subjek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal paling mendasar, yaitu (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan ketrampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis. Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, banyak hal yang dapat dilakukan oleh pendidik dan lembaga pendidikan, antara lain menyediakan fasilitas pembelajaran yang memadai, kondisi lingkungan belajar yang aman dan tertib, mengembangkan metode-metode

6 pembelajaran, dan sebagainya. Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, tujuan pembelajaran yang disampaikan di dalam kelas semakin mudah untuk dicapai. Salah satu dari berbagai upaya untuk mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran di atas, membentuk kondisi belajar yang aman dan tertib sangat urgen untuk diperhatikan. Pengkondisian belajar tersebut tidak hanya terjadi di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi juga perlu dilakukan di dalam lingkungan sekolah. Lembaga pendidikan perlu menyediakan fasilitas yang lebih menjamin peserta didik belajar diluar kelas secara tertib, dan aman, dan dapat dipantau setiap saat. Berkaitan dengan upaya di atas, maka di sekolah sebaiknya disediakan fasilitas asrama, yaitu tempat penginapan peserta didik, sehingga kegiatan belajar peserta didik di luar jam sekolah dapat lebih teratur. Istilah asrama sebenarnya bukan sesuatu yang asing dalam pendidikan di Indonesia. Sebab, lembaga pendidikan di Indonesia bermula dari sistem asrama atau pondok, yaitu pondok pesantren. Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional di mana para peserta didiknya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru yang disebut Kyai. Ciri khas asrama atau pondok awalnya merupakan ciri khas pendidikan sistem pesantren. Tetapi di dalam perkembangannya, banyak pula sekolah atau Madrasah biasa (bukan sistem pesantren) memfasilitasi peserta didiknya dengan menyediakan asrama. Di

7 samping untuk memudahkan peserta didik yang jauh tempat tinggalnya dari sekolah/madrasah, juga untuk lebih fokus memantau aktivitas belajar peserta didik. Dengan demikian sistem asrama/pemondokan bagi siswa dalam proses pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman bukan lagi menjadi identik dengan pesantren, namun sudah menjadi hal yang umum bagi sekolah manapun. Adanya asrama bagi peserta didik di sekolah sangat membantu untuk meningkatkan disiplin belajar peserta didik, baik di sekolah maupun di lingkungan asrama tempat tinggalnya. Sedangkan disiplin belajar merupakan sesuatu yang urgen untuk tumbuhkan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat mandiri dalam belajar. Dengan demikian, asrama tidak hanya berguna dalam sistem pendidikan di pesantren, tetapi asrama juga dapat disediakan bagi sekolah umum atau Madrasah. Perkembangan zaman yang dibarengi dengan percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya membutuhkan generasi yang tangguh, dan kondisi generasi tangguh tersebut akan sulit dicapai bila tidak dengan proses pendidikan. Oleh karenanya lembaga-lembaga pendidikan harus di tumbuh suburkan dalam rangka merealisasikan amanah yang dibebankan oleh UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Setiap lembaga pendidikan berperan sebagai wahana strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas bagi pembangunan bangsa. Tentunya termasuk lembaga-lembaga pendidikan Islam pun sangat berperan dalam menjalankan berbagai aktivitas kependidikan di pentas pendidikan nasional. Lebih khusus lagi

8 Syafaruddin menyatakan bahwa sebagai sub sistem pendidikan nasional, Madrasah, pesantren dan sekolah agama harus dikelola secara terencana agar mampu menciptakan SDM siswa yang memiliki kualitas keimanan, ketaqwaan, ilmu pengetahuan dan teknolgi untuk memelihara dan mengembangkan eksistensi bangsa. Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan seperti Madrasah dalam menyiapkan SDM siswa yang berkualitas dapat terlihat dari prestasi yang berhasil dicapai oleh Madrasah maupun capaian hasil belajar siswa, apakah capaian itu tinggi, rendah atau sedang-sedang saja. Adapun hasil belajar atau prestasi belajar siswa didapatkan dari sistem penilaian yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sebagai sebuah proses, penilaian hasil belajar mengajar ditujukan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengejar. Keberhasilan proses belajar mengajar tersebut dapat dilihat pada perubahan tingkah laku yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut hemat peneliti bahwa dalam sistem penilaian KTSP, ketiga aspek tersebut (kognitif, afektif dan psikomotor) sekarang ini sudah harus dicantumkan masing-masing nilainya, tidak hanya kognitif saja. Hal tersebut mengantisipasi bahwa siswa memiliki kecerdasan yang bermacam-macam baik kecerdasan yang berhubungan dengan kognitif, afektif mapun psikomotor, dan ketiga aspek tersebut harus mendapatkan porsi penilaian yang sama. Madrasah Aliyah Negeri Model Manado sebagai lembaga pendidikan yang membina generasi bangsa agar berperilaku cerdas, tentunya harus menjadi lembaga yang profesional dalam mengelola

9 proses pendidikan dan pengajaran agar melahirkan SDM siswa yang profesional pula. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado. Adapun penelitian pada MAN Model Manado menjadi latar penelitian ini menggunakan studi kasus. Pemilihan masalah dan latar penelitian didasari atas pemikiran bahwa lokasi tersebut memilki beberapa karakteristik. Adapun alasan utama dipilihnya masalah dan ditetapkannya latar penelitian ini, yakni: (1) Keberadaan Madrasah tersebut yang berada di bawah Departemen Agama dan mendapat perlakuan yang lebih dari pada MAN reguler dari segi pengembangan fasilitas penunjang pembelajaran, (2) Madrasah ini memiliki peminat siswa yang cukup signifikan khususnya untuk masyarakat muslim Manado, dan Sulawesi Utara umumnya, (3) Latar penelitian memiliki keunikan dari segi kurikulum di mana kurikulumnya adalah kurikulum SMU yang bercirikan Islam, (4) Madrasah ini memiliki peluang untuk dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi, karena merupakan MAN Model satu-satunya di Provinsi Sulawesi Utara, (5) Madrasah ini mempunyai asrama yang diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari luar daerah (6) Masalah yang diteliti pada penelitian ini masih aktual dalam rangka pengembangan sistem pembelajaran Madrasah sehingga perlu dikaji melalui penelitian ilmiah. B. Rumusan Masalah.

10 Kaitannya dengan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah penelitian yaitu hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado, yang dielaborasi ke dalam beberapa pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana teknik-teknik penilaian yang diterapkan pada MAN Model Manado? 2. Bagaimana keadaan prestasi belajar siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado? 3. Bagaiama proses pembinaan siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado? C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian. 1. Definisi Operasional Tesis ini berjudul hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado. Di bawah ini diuraikan beberapa pengertian yang terkait dengan judul bahasan sebagai berikut: a. Hasil pembelajaran Dalam proses pembelajaran, proses penilaian terhadap kinerja belajar oleh guru dilaksanakan dalam rangka menilai sejauh mana hasil belajar siswa dalam kurun aktu tertentu.

11 Untuk lebih jelasnya pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan hasil belajar, maka berikut dikemukan beberapa pendapat tentang istilah tersebut, di antaranya adalah pendapat Ambarjaya yang mengemukakan bahwa hasil belajar siswa hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Perubahan dalam hal ini adalah dalam artian yang lebih luas, mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya penilaian hasil belajar bertujuan mengumpulkan informasi untuk menentukan tingkat penguasaan suatu kompetensi meliputi spengetahuan, sikap dan nilai yang kemudian hal ini mejadi bahan pertimbangan utama dalam memasuki jenjang berikutnya. Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Senada dengan hal tersebut menurut Mulyono Abdurrahman bahwa, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar sebagai dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dari pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh setelah proses belajar dan kemudian perubahan ini menjadi informasi tentang tingkat penguasaan kompetensi siswa dan dapat diukur seperti tertuang dalam rapor dan ijazah.

12 b. Siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, siswa diartikan dengan murid terutama pada tingkat sekolah dasar dan pelajar SMA. Adapun siswa yang di maksud dalam penelitian adalah siswa setingkat SMA atau MA yang ada pada MAN Model Manado. c. Asrama. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa bangunan tempat tinggal bagi sekolompok orang yang bersifat homogen. Dalam penelitian ini asrama yang dimaksud adalah asrama yang ada di MAN Model Manado, yang mana sebagian para siswa tinggal di dalamnya. d. MAN Model Manado. Madrsah Aliyah Negeri Model Manado adalah sekolah menengah atas umum yang bercirikan Islam. Madrasah ini berkedudukan di Kota Manado yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara. Sebagaimana sekolah umum, MAN model Manado mengajarkan seluruh mata pelajaran umum yang di ajarkan di SMU, akan tetapi sebagai ciri khas Islamnya maka MAN Model mengajarkan mata pelajaran Agama seperti, Fiqhi, al-qur an Hadits, Akidah akhlak. Untuk MAN Model Manado sendiri terdapat asrama bagi siswa dan siswi yang diperuntukkan bagi mereka yang berasal dari luar kota Manado. Dengan demikian dapat di pahami bahwa hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado, dapat di artikan dengan keadaan perubahan tingkah laku siswa MAN Model Manado yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama. Adapun perubahan tersebut

13 berupa kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh setelah proses belajar yang terukur melalui rapor dan ijazah. 2. Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini berusaha mengelaborasi berbagai hal tentang hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado yang pembahasannya meliputi teknik-teknik penilaian, prestasi siswa baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak tinggal di asrama, proses pembinaan siswa yang tinggal di asrama. D. Kajian Pustaka. Pertama, buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, yang ditulis oleh Muhibbin Syah, diterbitkan tahun 2004 untuk cetakan kesepuluh. Pada bab VIII (kedelapan) dari buku ini membahas tentang guru (pendidik) dan proses mengajar-belajar. Pada subbabnya dibahas antara lain tentang karakteristik kepribadian guru (pendidik), kompetensi profesionalisme guru, dan hubungan guru dengan proses belajar-mengajar. Kedua, buku yang berjudul Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis karangan Syaiful Bahri Djamarah, diterbitkan tahun 2005 untuk cetakan kedua. Buku ini membahas hubungan pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan pendidikan. Di dalamnya dibahas tentang kedudukan pendidik

14 dan peserta didik dalam kegiatan pendidikan. Jika pendidik merupakan mitra peserta didik dalam aktivitas pendidikan, maka peserta didik merupakan subjek dalam kegiatan pendidikan. Namun demikian, pembahasan-pembahasan yang ada dalam buku ini tidak mengaitkan peserta didik ikut dalam menentukan penilaian terhadap kegiatan pendidikan. Ketiga, buku berjudul Pembelajaran dalam Implikasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, karangan Wina Sanjaya. Terbitan tahun 2005 cetakan II. Buku ini memuat hal-hal yang terkait dengan kurikulum berbasis kompetensi tentang, sperti konsep dasar, pengembangan, desain, proses belajar mengajar, dan lain-lain. Kaitannya dengan penelitian ini terdapat pada bab ke 10 yang membahas tentang evaluasi pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi, di mana pada penelitian ini peneliti berusaha mengkaji di lapangan tentang hasil prestasi siswa yang ada di MAN Model Manado. Tentunya hasil prestasi yang dimaksudkan adalah hasil prestasi yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran setelah diadakan evaluasi oleh guru. Keempat, buku berjudul Dasar-dasar Penilaian hasil Belajar, karangan Nana Sudjana, terbitan tahun 1984 cetakan II. Buku ini membahas tentang penilaian dalam proses pembelajaran, bentuk dan sistem penilaian sampai pada penilaian hasil prestasi belajar siswa. Menelaah apa yang dibahas dalam buku tersebut tentulah menjadikan bahasan yang ada pada buku tersebut punya erat dengan penelitian ini, di mana apa yang ada dalam buku tersebut dan penelitian ini sama-sama membahas tentang hasil prestasi belajar siswa. Namun pada buku tersebut bahasannya lebih mengarah pada bagaimana

15 melakukan penilaian atas prestasi belajar belajar siswa, sedangkan penelitian ini hanya di arahkan pada bagaiamana perbandingan hasil prestasi siswa yang tinggal di asrama maun yang tidak tinggal di asrama pada MAN Model Manado. Kelima, Buku berjudul Penilaian Hasil Belajar, karang Haru Rasyid dan Mansur, terbitan tahun 2008, cetakan II. Buku ini terdiri dari sebelas bab. Hampir semua bab pada buku ini membahas seputas konsep penilaian sampai pada penerapan penilaian. Oleh karenanya buku buku ini menjadi penting bagi peneliti guna menjadi informasi tentang apa dan bagaimana seharusnya penilian bagi siswa dalam rangka menilai sejauh mana perkembangan prestasi belajar siswa yang di tandai dengan apakah hasil prestasi belajarnya menurun, statis atau meningkat. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh deskripsi yang jelas dan rinci tentang: a. Teknik-teknik penilaian yang diterapkan pada MAN Model Manado. b. Keadaan prestasi belajar siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado. c. Proses pembinaan siswa yang tinggal di asrama pada MAN Model Manado. 2. Kegunaan Penelitian.

16 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi deskripsi nyata di lapangan tentang hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama dan yang tinggal di luar asrama pada MAN Model Manado. Di samping itu diharapkan dapat bermanfaat baik teoritis maupun praktis. a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu manajemen terutama tentang manajemen pendidikan islam dan juga bisa menjadi bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang berminat meneliti hal-hal yang berkaitan dengan hasil pembelajaran siswa pada Madrasah. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru dan pimpinan sekolah. Untuk itu diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan atau informasi tentang bagaimana hasil pembelajaran siswa yang tinggal di asrama serta cara pembimbingan prestasinya. F. Garis-garis Besar Isi Tesis ini terdiri dari lima bab, satu bab pendahuluan, tiga bab pembahasan, dan satu bab penutup. Masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan garis-garis besar dari masing-masing bab: Bab pertama, adalah bab pendahuluan, yang sub-sub babnya berisi latar belakang masalah yang mendeskripsikan tentang hal mendasar yang melatarbelakangi masalah yang dibahas dalam penelitian; rumusan masalah berisikan inti masalah yang perlu mendapat jawaban pada hasil penelitian ini; definisi operasional dan ruang lingkup

17 pembahasan berisikan kata-kata operasional dan kerangka pikir tentang judul tesis yang akan dibahas, kajian pustaka bertujuan menunjukakan bahwa bahwa isi tulisan tesis ini belum pernah ada yang membahas sebelumnya; tujuan dan kegunaan penelitian berisi tentang tujuan yang hendak dicapai dan kontribusi pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan penelitian; garis-garis besar isi tesis yang berisi tentang sistematika pembahasan dalam tesis ini. Bab II berisi tentang tinjauan teoritis dengan sub pembahasannya adalah: landasan teori yang terdiri dari, tinjauan tentang belajar, teknik-teknik penilaian hasil belajar siswa, Bab III membahas metode penelitian yang meliputi; jenis dan lokasi penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, pengumpulan dan perekaman data, analisis data penelitian, pengecekan keabsahan data. Bab IV memuat hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari; gambaran umum lokasi penelitian yaitu MAN Model, data berupa dokumen dan hasil wawancara, temuan dan pembahasan. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan bab-bab sebelumnya, sekaligus merupakan jawaban terhadap masalah pokok yang dikemukakan pada rumusan masalah. Selain itu juga dikemukakan implikasi penelitian dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa MAN Model Manado.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang sangat strategis dan substansial dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa adalah pendidikan. Pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I. I PENDAHULUAN

BAB I.  I PENDAHULUAN BAB I ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemajuan dan inovasi pendidikan

Lebih terperinci

PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI. Sosialisasi KTSP 1

PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI. Sosialisasi KTSP 1 PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI Sosialisasi KTSP 1 Profesi dan Profesionalisme Guru Ekonomi Kata profesi berasal dari bahasa Yunani pbropbaino yang berarti menyatakan secara publik, dan dalam bahasa Latin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dari berbagai bidang dalam kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya ada tiga ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, dan mengubah perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting guna membangun manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan pada hakikatnya adalah salah suatu proses pembinaan sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek pribadi peserta

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan manusia yang esensial. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang akan memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Manusia diharapkan memiliki kemampuan, baik kemampuan dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi intelektual manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah sebuah agama yang komprehensif, menguraikan tentang kemaslahatan dan kepentingan masyarakat secara integral dan holistik. itulah Islam, agama yang mengatur

Lebih terperinci

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Syadzili I Pendidikan esensinya bukan sebagai sarana transfer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas meliputi kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dalam Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam sejarah perkembangan peradaban bangsa terlihat jelas bahwa kemajuan bangsa sangat terkait dengan pendidikan sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebuah bangsa yang maju memang sangat diharapkan oleh setiap Negara di belahan dunia, kemajuan sebuah bangsa tergantung pada warga Negara itu sendiri. Sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Untuk itu, masalah pendidikan sejak dahulu hingga sekarang mendapat perhatian sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas karena suatu jabatan profesional. Profesi guru tidak dapat dipegang oleh sembarang orang yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi karakteristik dan keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan tersebut begitu terasa dan terus meningkat ke arah yang semakin maju. Untuk mengantisipasinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang berilmu. Hal ini dapat diartikan bahwa selama kita hidup ilmu itu harus dicari, ilmu tidak datang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini secara langsung maupun

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kemajuan manusia. Pendidikan berfungsi menyiapkan generasi yang terdidik, mandiri dan memiliki keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A. PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi suatu bangsa kedepan ditengah persaingan global ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bangsa yang menyadari peran SDM tersebut akan senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi bangsa Indonesia yang sudah pada tingkat mengkhawatirkan seperti sekarang ini tentu tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya. Didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan karakter terutama dalam peningkatan prestasi peserta didik. Pendidikan bukanlah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur a>n telah dijelaskan bahwa Allah SWT akan. mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu, orang yang berilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur a>n telah dijelaskan bahwa Allah SWT akan. mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu, orang yang berilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dewasa ini menuntut pada kemajuan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas tinggi agar dapat bersainsg di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian, karakter, serta tingkah laku moral para peserta didik. Di bangku sekolah, para peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak proses menuju perkembangan manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan hal yang sangat penting dan mutlak dibutuhkan dalam kehidupan. Pendidikan dapat berlangsung dalam berbagai lingkungan, yaitu lingkungan informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan, karena dengan adanya pendidikan, diharapkan akan melahirkan generasi penerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan zaman yang berorientasi pada pembangunan manusia menjadi suatu perubahan yang diharapkan mampu menjawab tantangan masa kini. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kreativitas guru dalam suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa karena semakin guru kreatif dalam penyampaian materi maka semakin mudah siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia karena dalam kehidupannya manusia senantiasa berada dalam proses belajar. Menurut Winkel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

Lebih terperinci