PERANAN VARIETAS DAN FUNGISIDA DALAM DINAMIKA PENULARAN PATOGEN OBLIGAT PARASIT DAN SAPROFIT PADA TANAMANJAGUNG
|
|
- Leony Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Nasional Serealia, 2013 PERANAN VARIETAS DAN FUNGISIDA DALAM DINAMIKA PENULARAN PATOGEN OBLIGAT PARASIT DAN SAPROFIT PADA TANAMANJAGUNG Syahrir Pakki dan Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Peranan varietas dan fungisida dalam dinamika penularan patogen obligat parasit dan saprofit pada jagung bertujuan untuk mengetahui peranan varietas dan fungisida metalksis dalam penularan pathogen obligat parasite dan saprofit pada jagung. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. terdiri dari 5 yaitu (1) Sukmaraga, (2) Lamuru (3) Bima 3 (4) Lagaligo (5) Srikandi Kuning (Kontrol). Pupuk yang diberikan dengan takaran kg/ha,. Pengamatan dilakukan pada 30, 55 dan 85 HST. Parameter yang diamati intensitas penularan pathogen obligat parasite dan saprofit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan bahan aktif metalaksis dengan varietas yang lebih tahan (Bima-3,Lamuru, Sukmaraga dan Lagaligo) efektif menekan penularan penyakit bulai (Perenosclospora maydis). Penggunaan metalaksis pada varietas yang lebih peka (Srikandi Kuning) tidak efektif menekan penularan bulai di daerah endemik. Gejala (P.maydis), ditemukan sekitar 15 HST, dan mencapai puncaknya pada 30 HST, intensitas infeksinya menurun setelah bertambahnya umur tanaman. Dinamika penularan penyakit karat daun (Puccinia polysora), menginfeksi awal 55 HST dengan tingkat serangan yang rendah, berkembang dan mencapai puncaknya pada 85 HST. Patogen saprofit lainnya, Bercak daun Bipolaris maydis, menginfeksi awal pada hari, berkembang dan mencapai puncaknya pada 55 HST, selanjutnya penularannya menurun sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Penularan bercak Curvularia sp, menginfeksi awal pada 30 HST, puncak intensitas infeksinya pada 55 HST selanjutnya menurun dan tidak berkembang setelah 85 HST. Kata kunci: patogen, penularan dan varietas PENDAHULUAN Jagung merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan petani, selain perananannya sebagai sumber protein, digunakan pula sebagai bahan pakan ternak. Produktivitas jagung yang diusahakan petani masih bervariasi dari bebarapa wilayah sentra produksi jagung di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya gangguan penyakit tanaman. Menurut Wakman dan Burhanuddin (2007); Pakki et al, 2007). Penyakit utama yang dominan adalah bulai (Peronosclospora philipinensis), bercak daun (Bipolaris maydis), hawar upih daun (Rhizoktonia solani khun) dan karat (Puccinia polysora Undrew). Penyakit-penyakit tersebut berpotensi sebagai salah satu faktor pembatas dalam pencapaian potensi hasil yang dimiliki oleh setiap varietas, sehingga upaya pengendalian dan penggunaan varietas unggul yang mempunyai sifat daya tahan terhadap cekaman penyakit diperlukan. 443
2 Syahrir Pakki dan Burhanuddin: Peranan Varietas dan Fungisida. Perkembangan penyakit-penyakit dipengaruhi oleh respon spektrum ketahanan dari yang paling rentan sampai dengan tanaman yang menunjukkan reaksi yang paling tahan (Jeans dan Leonard 1985; Wakman et al. 2007). Variasi ketahanan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan varietas memproteksi diri dari cekaman patogen yang disebabkan oleh sifat genetik. (Deadman 1998), maupun pertahanan struktural sebelum infeksi dan ketahanan kimia setelah infeksi (Abadi 2003; Agrios 1997).Terbatasnya varietas tahan untuk pengendalian pathogen utama jagung menyebabkan perlunya penggunaan fungisida. Khusus untuk penyakit bulai bahan aktif (b.a) metalaksis adalah merupakan salah satu fungisida yang efektif menekan perkembangannya, namun sering ditemukan adanya populasi varietas yang terinfeksi meskipun telah diberi perlakuan b.a. metalaksil. Fakta tersebut mengindikasikan perlunya kajian peranan varietas dan fungisida metalaksis dalam penularan penyakit-penyakit utama jagung yang masih merupakan salah satu faktor pembatas utama kestabilan produksi jagung secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan varietas dan fungisida metalksis dalam penularan penyakit utama jagung. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di kabupaten Kediri, Jawa Timur. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. terdiri dari 5 varietas yang memiliki sifat ketahanan yang berbeda terhadap penyakit utama jagung yaitu ( 1) Sukmaraga, (2) Lamuru (3) Bima 3 (4) Lagaligo (5) Srikandi Kuning (Kontrol). Benih ditanam secara tugal pada petakan 10 X 4 meter, jarak tanam 75 X 20 cm dengan populasi 200 tanaman/plot. Dari 200 tanaman dalam setiap plot sebanyak 180 tanaman diberi perlakuan metalaksis 5 g/kg, dan 40 tanaman tidak diberi fungisida berbahan aktif (b.a) metalaksil. Populasi yang diamati adalah 40 tanaman yang diberi metaklaksis dan 40 tanaman yang tidak diberi metalaksis. Benih ditanam secara tugal. Pupuk yang diberikan dengan takaran kg/ha, masing-masing dalam bentuk, 100 kg Urea, SP 36 dan KCL. Pemupukan pertama dilakukan 10 hari setelah tanam (HST) dengan takaran 100 kg Urea, 200 kg SP36 dan 100 kg KCL/ha Pemupukan kedua dilakukan 35 HST dengan 200 kg urea/ha. Penyiangan pertama dilakukan 15 HST, penyiangan ke dua 35 HST, dan diikuti pembumbunan. Pengamatan dilakukan pada 30, 55 dan 85 HST. Parameter yang diamati yaitu: 1) Tanaman Terinfeksi bulai (P. philipinensis)/hawar Upih daun (Rhizoktonia solani ) sbb: 444
3 Seminar Nasional Serealia, 2013 Pengamatan penyakit bulai menggunakan rumus sebagai berikut : Jumlah tanaman terinfeksi bulai I = x 100% Jumlah tanaman yang diamati 2) Intensitas penyakit bercak daun (Curvularia, dan B. maydis), karat (P. polysora) mengikuti metode Mayee dan Datar (1986). Skoring (B. maydis) 0 = Tidak ada infeksi 1 = < 1 % bercak, dari permukaan daun bawah 3 = 1-10 % bercak, dari permukaan daun, gejala pada daun bawah berwarna terang 5 = 11-25% bercak, dari permukaan daun gejala pada daun bawah dan tengah 7 = % bercak, dari permukaan daun gejala pada daun bawah, tengah dan sedikit pada daun atas. 9 = >50 % bercak, dari permukaan daun gejala pada semua bagian daun atau beberapa tanaman sudah mati. Skoring Karat (Puccinia Polysora) 0 = Tidak ada infeksi 1 =< 1 % bercak, dari permukaan daun bawah 3 =1-10 % bercak, dari permukaan daun, gejala pada daun tengah 5 =11-25% bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas 7 =26-50 % bercak, dari permukaan daun gejala pada tengah dan daun atas, sudah ada yang menginfeksi bagian batang tanaman 9 =>50 % bercak, dari permukaan daun gejala pada semua bagian tanaman atau beberapa tanaman sudah mati. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat enam penyakit yang ditemukan yaitu penyakit bulai (Perenosclospora sp) dan karat (F. folysora), (obligat parasit). Patogen saprofit lainnya yaitu bercak daun (B. maydis, dan Curvularia), Hawar 445
4 Syahrir Pakki dan Burhanuddin: Peranan Varietas dan Fungisida. upih daun (R. solani khun). Penyakit busuk tongkol (Fusarium sp) tidak ditemukan sampai pada fase pertumbuhan generatif. Penyakit bulai (Perenosclospora sp) Hasil identifikasi spesies penyakit bulai yang menginfeksi pertanaman jagung di Jawa adalah tergolong spesies P. maydis (Muis et al. 2011: Wakman 2002). Hal ini mengindikasikan bahwa pada area penelitian penyakit bulai yang menginfeksi adalah tergolong P. maydis. Pengamatan umur 30 HST, penyakit bulai ditemukan dengan intensitas serangan bervariasi dari setiap perlakuan (Tabel 1). Gejala bulai di lapangan menunjukkan bahwa beberapa tanaman telah terinfeksi awal sekitar HST. Hal tersebut ditandai dengan adanya individu dalam populasi yang kerdil dan tidak tumbuh normal. Pada populasi yang tidak diberi perlakuan metalaksis (kontrol), varietas Srikandi Kuning, terinfeksi dengan intensitas yang tinggi sekitar 27,67%, nyata lebih tinggi dibanding dengan perlakuan Bima 3, Lamuru, Sukmaraga dan Lagaligo yang hanya terinfeksi <4,49% (0,17-4,49%). Fakta tersebut menggambarkan bahwa ketahanan setiap varietas terhadap penyakit bulai berbeda, Hal yang sama telah dilaporkan oleh (Hartatick 1993; Pakki dan Jabbar 1999; Wakman et al. 2007) bahwa dalam suatu populasi pertanaman, ketahanan suatu varietas mempengaruhi penularan bulai. Varietas Srikandi Kuning, adalah tergolong lebih peka, Bima 3, Lamuru, Lagaligo dan Sukmaraga adalah lebih tahan. Tabel 1. Intensitas serangan penyakit bulai pada populasi tanpa perlakuan dan dengan metalaksis pada 30 HST. Kediri 2011 Tanpa bahan aktif metalaksis Dengan bahan aktif metalaksis Bima 3 0,17 a 0,33 a Lamuru 4,49 a 1,50 a Sukmaraga 0,83 a 1,33 a Lagaligo 0,83 a 0,16 a Srikandi Kuning 27,67 b 26,16 b Angka yang diikuti oleh huruf dan kolom yang sama, tidak berbeda nyata, menurut uji BNT, pada taraf 5%. Analisis statistik pada populasi tanaman yang diberi fungisida b.a metalaksis (Tabel 1), juga memperlihatkan intensitas serangan yang nyata lebih tinggi, pada varietas Srikandi kuning, terinfeksi 26,16%, dan varietas Bima 3, Lagaligo dan Sukmaraga hanya mencapai 0,33-1,50%. Data ini memberi indikasi bahwa penggunaan fungisida b.a. metalaksis pada varietas yang tergolong peka adalah tidak 446
5 Seminar Nasional Serealia, 2013 efektif mengendalikan penyakit bulai. Intensitas serangan di lapang dipengaruhi oleh kombinasi sifat ketahanan varietas dan daya kerja fungisida. Patogen bulai masuk kedalam sel tumbuh tanaman, mengeluarkan fytotoxin, berkembang dan merusak sel tumbuh dan menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Pada kasus infeksi cendawan patogen, semua tanaman merespon invasi patogen dengan keluarnya fytoalexin. Namun pada tanaman yang tergolong tahan, dominasi pytoalexin yang dikeluarkan oleh tanaman, mampu membatasi laju infeksi sehingga pertumbuhan tanaman tetap normal (Abadi 2003). Selain reaksi tahan dari beberapa perlakuan varietas tersebut, daya kerja fungisida b.a. metalaksis yang terserap oleh sel jaringan tanaman diduga menjadi salah satu faktor penghambat invasi miselia bulai dalam jaringan tanaman, sehingga diperoleh serangan bulai yang nyata lebih rendah dibanding dengan kontrol. Ekspresi ketahanan suatu varietas dipengaruhi oleh kemampuan memproteksi diri dari cekaman patogen yang disebabkan oleh sifat genetis (Deadman 1998) ataupun kandungan gizi yang tinggi diawal infeksi akan memicu perkembangan cendawan patogen (Farrar dan Lewis 1987). Intensitas curah hujan yang lebih tinggi pada pertanaman musim hujan yang bersamaan dengan fase pertumbuhan yang tidak ideal untuk infeksi bulai, diduga menyebabkan pembiakan spora lebih rendah, atau sebagian produksi spora bulai yang infektif, tercuci dan menyebabkan beberapa individu tanaman dalam populasi perlakuan kontrol (Srikandi Kuning) tidak terinfeksi. Produksi konidia dari bulai umumnya pada pada malam hari, dengan tempratur sekitar 70-79ºF, selanjutnya menginfeksi pada pertanaman sekitarnya dengan bantuan angin (Waren and Huber 2006). Pada pertanaman dalam musim hujan, kombinasi perlakuan metalaksis dengan varietas lebih tahan seperti Bima 3, Lagaligo, Sukmaraga dan Lamuru dapat menjadi pilihan dalam menekan penyebaran bulai didaerah endemis. Kedepan, validasi kombinasi perlakuan b.a. metalaksis dan resistensi varietas dalam keadaan iklim yang lebih ideal dan sumber inokulum yang tinggi untuk perkembangan bulai masih perlu dilakukan. Hal tersebut diperlukan agar diperoleh data keseuaian penggunaannya pada keadaan iklim yang berbeda. Pengamatan ke dua, pada umur 55 HST (Tabel 2), menunjukkan bahwa varietas Bima 3, Lamuru, Sukmaraga, Lagaligo tetap memperlihatkan intensitas yang nyata lebih rendah dibanding dengan Srikandi Kuning, baik yang diberi metalaksis maupun yang tidak diberi metalaksis. Dinamika perkembangan penyakit bulai menurun, tambahan tanaman terinfeksi hanya berkisar <1% (Tabel 2). Intensitas infeksi tersebut menurun karena tanaman sudah memasuki fase generatif. Pada daun 447
6 Syahrir Pakki dan Burhanuddin: Peranan Varietas dan Fungisida. tua terbentuk sel lapisan epidermis yang menebal, miselia penyakit bulai yang hinggap pada daun jagung tua, tidak mampu melakukan penetrasi sempurna pada titik tumbuh atau mati sebelum masuk ke sel jaringan tanaman. Keadaan ini menyebabkan tambahan tanaman terinfeksi bulai berkurang. Demikian pula pada pengamatan ketiga yaitu pada umur 85 HST, dinamika tambahan penyakit bulai sudah tidak ditemukan di lapangan. Hal yang sama juga telah dilaporkan oleh Pakki (2006) bahwa tanaman yang terhindar dari infeksi bulai pada awal pertumbuhan, ditemukan intensitas serangan yang rendah. Tabel 2. Intensitas serangan penyakit bulai pada populasi tanpa perlakuan dan dengan metalaksis pada 55 HST. Tanpa bahan aktif metalaksis Dengan bahan aktif metalaksis Bama 3 0,83 a (0,66)*) 0,49 a (0,16)*) Lamuru 4,82 a (0,33) 1,99 a (0,49) Sukmaraga 1,49 a (0,66) 1,83 a (0,50) Lagaligo 1,33 a (0,5) 0,49 a (0,33) Srikandi Kuning 28,25 b (0,58) 26,99 b (0,83) Ket. : *)Tambahan tanaman terinfeksi bulai. Angka yang diikuti oleh huruf dan kolom yang sama, tidak berbeda nyata, menurut uji BNT, pada taraf 5 %. Bercak daun (Curvularia sp) Dalam 30 HST, penyakit lainnya yang ditemukan adalah gejala penyakit bercak Curvularia sp, menginfeksi bagian tengah daun dengan skoring rendah 0-<1%. (Tabel 3), mempunyai gejala berupa titik putih pada bagian tengah bercak dan tidak memanjang, intensitas serangan tergolong rendah, Curvularia menginfeksi bagian daun tengah dan atas, tanpa ditemukan pada daun bawah tanaman Pengamatan selanjutnya pada 55 HST, Intensitas bercak Curvularia berkembang pada beberapa varietas dengan perlakuan metalaksis maupun tanpa metalaksis. Pada beberapa varietas mencapai skoring 3-5, bercak berkisar 1-10 persen atau bercak mencapai >10%, menginfeksi permukaan daun tengah dan atas. Beberapa laporan menyebutkan bahwa patogen tersebut sering ditemukan dengan serangan berat, setelah fase generativ, terutama pada varietas peka, namun di Indonesia belum ada laporan yang menunjukkan bahwa Curvularia sp dapat menyebabkan kehilangan hasil pada tanaman jagung. Pengamatan pada 85 HST, tambahan infeksi bercak Curvularia tidak ditemukan lagi dan infeksi pada daun sudah didominasi oleh bercak daun (B. maydis) dan karat daun (P. polysora). 448
7 Seminar Nasional Serealia, 2013 Tabel 3. Intensitas serangan penyakit bercak daun Curvularia (Skoring) pada perlakuan dan tanpa perlakuan metalaksis pd 30 dan 55 HST Skoring tan.terinfeksi Metalaksis 30 HST Tanpa Metalaksis 55 HST Bima Lamuru Sukmaraga ,1 Lagaligo ,1 Srikandi Kuning Ket.: Skoring 0= Tidak ada infeksi 1= < 1 % bercak, dari permukaan daun tengah 3= 1-10 % bercak, dari permukaan daun, gejala pada daun tengah 5= 11-25% bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas 7= % bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas 9= >50 % bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas atau sebagian daun telah mengering. (Mayee dan Datar 1986) Penyakit bercak daun (Bipolaris maydis) Pola khas, sebaran infeksi B. maydis adalah infeksi bercak mengikuti fase pertumbuhan tanaman jagung, mulai menginfeksi pada daun bawah, kemudian menyebar pada daun-daun tengah dan selanjutnya menginfeksi daun atas. Infeksi dini ditandai dengan adanya titik bercak basah kemudian berkembang menjadi bercak matang. Bercak daun B. maydis pada perlakuan b.a metalaksis dan tanpa metalaksis, ditemukan pada umur 30 HST, infeksi awal diduga pada saat tanaman berumur HST, keadaan ini menggambarkan bahwa b.a metalaksis tidak berpengaruh terhadap intensitas serangan bercak daun B. maydis yang bersifat saprofit. Dalam 30 HST menginfeksi daun yang terletak pada bagian bawah, dengan serangan yang rendah pada semua perlakuan varietas yaitu skoring 1 4,5 (Tabel 4). Pengamatan pada umur 55 HST, tampak bahwa infeksi bercak B. maydis berkembang dan berbeda pada setiap varietas. Pada varietas Bima-3 skoring intensitas penyakit sekitar 1 atau infeksi dari daun terbawah sedangkan pada perlakuan varietas Lamuru, Lagaligo, dan Sukmaraga, intensitas bercak daun mencapai skoring kisaran 3-5 atau bercak sudah menginfeksi pada daun bawah, tengah dan sebagian kecil pada daun atas dari beberapa rumpun tanaman. Bercak B. maydis berkembang optimal pada musim hujan dengan suhu C (Pakki dan Muis 2006; Rahamma et al. 1997). Sifat ketahanan varietas dan kodisi iklim agak kering tidak mendukung perkembangan B. maydis. Pada keadaan infeksi B. maydis tergolong rendah, varietas Bima-3 memperlihatkan reaksi ketahanan yang lebih tinggi. Dalam 55 dan 85 HST, intensitas 449
8 Syahrir Pakki dan Burhanuddin: Peranan Varietas dan Fungisida. serangan mencapai <1%, dan pada Srikandi Kuning, infeksi B. maydis mencapai 11-25% dan >25% (Skoring 5). Rendahnya intensitas bercak, pada varietas Bima-3 adalah sebagai akibat adanya perbedaan reaksi ketahanan dari setiap varietas. Diduga pada varietas yang lebih tahan, penetrasi awal B. maydis, terjadi fase inkubasi dan masa laten yang lebih lama dibanding pada varietas yang lebih peka sehingga intensitas bercak lebih rendah. B. maydis efektif menginfeksi pada tanaman yang lebih peka, hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk berkecambah dan kembali menginfeksi tanaman lainnya (Pakki et al. 1998). Fakta tersebut menandakan bahwa B. maydis dapat dikendalikan penyebarannya dengan penggunaaan varietas lebih tahan sehingga tidak berpotensi menjadi kendala dalam usaha tani jagung pada lahan kering dataran rendah. Tabel 4. Intensitas serangan penyakit bercak daun B. maydis (Skoring dari 10 rumpun contoh) pada perlakuan dan tanpa perlakuan metalaksis pada 30 dan 55 HST Skoring tanaman terinfeksi Metalaksis Tanpa Metalaksis 30 HST 55 HST 30 HST 55 HST Bima ,2 Lamuru 1 4,5 1 4,5 Sukmaraga Lagaligo 1 1,5 1 3 Srikandi Kuning 1 5,5 1 6 Ket.: Skoring 0= Tidak ada infeksi 1= < 1 % bercak, dari permukaan daun tengah 3= 1-10 % bercak, dari permukaan daun, gejala pada daun tengah 5= 11-25% bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas 7= % bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas 9= >50 % bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas atau sebagian daun telah mengering. (Mayee dan Datar 1986) Pada pengamatan 85 HST, infeksi bercak daun B. maydis, tidak berkembang, bercak pada daun jagung sudah didominasi oleh bercak penyakit karat (P. polysora). Penyakit Karat daun (P. Polysora) Penyakit karat daun tidak ditemukan pada umur 30 HST, ditemukan menginfeksi pada pengamatan 55 HST, dengan tingkat serangan yang masih tergolong rendah, skoring berkisar 1-3 (Tabel 5) atau menginfeksi daun tengah dan atas, dan tidak didapati pada daun bawah. Tidak ditemukannya infeksi karat pada pertanaman yang masih muda, diduga karena P. polysora bersifat sprofit tidak dapat hidup pada sisa tanaman, sehingga sumber inokulum awal berasal dari rerumputan 450
9 Seminar Nasional Serealia, 2013 disekitarnya dan mempunyai siklus hidup yang lebih lama. Dilaporkan oleh Anonim (2010) bahwa P. polysora membentuk urediospora baru sekitar 9 hari setelah menginfeksi pada inang lainnya. Infeksi selanjutnya berkembang mengikuti perkembangan umur tanaman dan mencapai puncaknya pada umur 85 HST. Intensitas pada Srikandi Kuning, mencapai skoring >5,5 atau menginfeksi daun tengah, daun atas dan sebagian sudah menginfeksi bagian batang tanaman. Varietas Bima 3, memperlihatkan intensitas serangan yang lebih rendah dibanding Srikandi Kuning dan tiga varietas jagung komposit lainnya. Pada wilayah-wilayah endemis penyakit karat, varietas Bima 3, dapat dianjurkan penggunaannya. Penyakit karat dapat berkembang baik pada kelembaban yang tinggi dengan ketinggian di bawah 900 m dari pemukaan laut (Sujono, 1998). Tabel 5. Intensitas serangan penyakit karat (skoring dari 10 rumpun contoh) pada perlakuan dan tanpa perlakuan metalaksis pd 55 HST Metalaksis 55 HST Skoring tanaman terinfeksi Tanpa Tanpa Metalaksis Metalaksis 85 HST 55 HST Tanpa Metalksis 85 HST Bima ,5 3 Lamuru 3 5,5 4 5 Sukmaraga 3 5 4,5 5 Lagaligo 2, Srikandi Kuning 3,5 5,5 5 5,2 Keterangan: Skoring 0= Tidak ada infeksi 1= < 1 % bercak, dari permukaan daun tengah 3= 1-10 % bercak, dari permukaan daun, gejala pada daun tengah 5= 11-25% bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas 7= % bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas 9= >50 % bercak, dari permukaan daun gejala pada daun tengah dan atas atau sebagian daun telah mengering. (Mayee dan Datar 1986) Penyakit Hawar upih daun ( R. solani khun) Patogen R. solani tidak ditemukan pada umur 30 HST, patogen tersebut meginfeksi pada umur 55 HST dengan populasi persentase infeksi yang rendah (Tabel 6) infeksi hanya pada bagian bawah batang. Pertambahan tanaman terinfeksi tergolong rendah, pada pengamatan umur 85 hari dalam perlakuan metalaksis dan tanpa metalksis hanya berkisar 0-1,5%, dan tidak menyebabkan adanya tanaman yang mati (Tabel 6). Rendahnya infeksi Rhizoktonia adalah karena keadaan lingkungan tanah yang kering. 451
10 Syahrir Pakki dan Burhanuddin: Peranan Varietas dan Fungisida. Tabel 6. Persentase populasi terinfeksi pathogen R. solani pada perlakuan dan tanpa perlakuan metalaksis pd 55, dan 85 HST (%) Skoring Metalaksis Tanpa metalaksis 55 HST 85 HST 55 HST 85 HST Bima-3 1,3 1,5 0,9 0,7 Lamuru 0,6 0,8 0 0,2 Sukmaraga 0,2 0,6 0,3 0,4 Lagaligo ,7 0,9 Srikandi Kuning 0,8 1, ,3 KESIMPULAN Kombinasi perlakuan bahan aktif metalaksis dengan varietas yang lebih tahan (Bima-3,Lamuru, Sukmaraga dan Lagaligo) efektif menekan penularan penyakit bulai (Perenosclospora maydis). Penggunaan metalaksis pada varietas yang lebih peka (Srikandi Kuning) tidak efektif menekan penularan bulai di daerah endemik. Gejala (P.maydis), ditemukan sekitar 15 HST, dan mencapai puncaknya pada 30 HST, intensitas infeksinya menurun setelah bertambahnya umur tanaman. Dinamika penularan penyakit karat daun (Puccinia polysora), menginfeksi awal 55 HST dengan tingkat serangan yang rendah, berkembang dan mencapai puncaknya pada 85 HST. Patogen saprofit lainnya, Bercak daun Bipolaris maydis, menginfeksi awal pada hari, berkembang dan mencapai puncaknya pada 55 HST, selanjutnya penularannya menurun sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Penularan bercak Curvularia sp, menginfeksi awal pada 30 HST, puncak intensitas infeksinya pada 55 HST selanjutnya menurun dan tidak berkembang setelah 85 HST. DAFTAR PUSTAKA Anonim Penyakit karat (on-line): student.ipb.ac.id/2010/06/ 20/penyakit (Diakses 4 april 2013).June 20 th Abadi Latief Ilmu Penyakit Tumbuhan II. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang dan Bayu Media Publishing, Surabaya-Malang. Agrios, G.N Plant Patology. Academic Press. New York. London. 627 p. Abadi Latief Ilmu Penyakit Tumbuhan II. Fakultas Pertanian Universitas. Brawijaya. Malang dan Bayu Media Publishing, Surabaya- Malang. Deadman, M.L Efidemiological consequences of plant diseases resistance. Kluwer Academic Publisher. Britanian pp
11 Seminar Nasional Serealia, 2013 Farrar, J.F., and DH Lewis Nutrion relation in biotropic infection dalam fungal infection of plant. Cambridge University. New York. Sidney Melbourne. Pp Hartatik, S Pengujian beberapa populasi jagung manis terhadap penyakit bulai. Laporan penelitian ARM, Badan Litbang Pertanian. Jeans, A.E and K.J. Leonard Effect of temperature illuminance on resistence of inbred lines of corn to isolates of bipolaris maydis. Phytopathology. Vol.75. No.3. USA. pp Muis A., Marcia B. Pabendon, Nurnina Nonci dan Wahyu Purbowasito Setyo Waskito, Keragaman genetik pathogen penyebab bulai berbasis marka molekuler SSR. Seminar Mingguan Balitsereal (12 November 2012) Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros (Belum dipublikasikan) agricultural Universitri. India P.146. Mayee, CD and V.V. Datar Phytopatometri. Departemen of Plant patology. Maratwada. Pakki, S dan Jabbar Penampilan penyakit bulai ( Peronoclerospora sp.) dan bercak daun pada tanaman jagung dari beberapa waktu tanam. Prosiding Seminar ilmiah dan Pertemuan Tahunan XI PEI, PFI dan HPTI Sul-Sel. Pakki, S., A. Muis Patogen utama tanaman jagung setelah padi rendengan di lahan sawah tadah hujan. Penelitian Pertanain, Puslitbangtan Tanaman Pangan. Pakki, S., Sebaran penyakit bulai (Peronosclospora sp) pada beberapa sentra pertanaman jagung di Sulawesi Selatan.Prosiding dan Loka Karya Nasional. Puslitbangtan, Badan Litbang Pertanian. Pakki, S., A. Muis, dan S. Rahamma Perkembangan penyakit bercak daun jagung (Helmiinthosporium maydis dan Curvularia sp) pada beberapa variasi cuaca. Risalah Penelitian Jagung dan Serealia Lain. Balitsereal. Maros. Vol 2: Rahamma,S., M.S. kontonbg dan W. wakman Pengaruh suhu dan kelembaban udara terhadap perkembangan Helminthosporium sp. pada tanaman jagung. Dalam Kumpulan Seminar Mingguan. Hasil Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia lain. Balitjas Maros1(2): Sujono, M.S Penykit jagung dan pengendaliannya dalam Subandi, M. Syam dan Wijono. Jagung. Puslitbangtan Bogor Wakman, W dan Burhanuddin Pengelolaan penyakit prapanen jagung. Dalam Buku Jagung. Tekhnik produksi dan pengembangan. Badan Litbang Pertanian.Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Balai Penelitian Tanaman Serealia. Hal Wakman W., S.Pakki., S. Kontong Evaluasi ketahanan varietas/galur jagung terhadap penyakit bulai. Laporan tahunan Kelompok Peneliti Hama dan Penyakit. Balitsereal Maros. 453
12 Syahrir Pakki dan Burhanuddin: Peranan Varietas dan Fungisida. Wakman, W, Sebaran dua spesies cendawan Peronosclerospora berbeda morfologi konidianya di Indonesia. Makalah disajikan pada Pertemuan membahas organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) Di Cianjur, 9-12 September Waren and Huber, Philippine Downy Mildew and Brown Stripe Downy Mildew of Corn. Virginia Polytechnic Inst. Purdue University. 454
REAKSI AKSESI PLASMA NUTFAH JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora philippinensis)
Prosiding Seminar Nasional Serealia, 2015 REAKSI AKSESI PLASMA NUTFAH JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora philippinensis) Burhanuddin dan Syahrir Pakki Balai Penelitian Tanaman Sereali Maros
Lebih terperinciSUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG
Burhanuddin: Sumber Inokulum Penyakit Bulai. SUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penyakit bulai adalah
Lebih terperinciFUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA
FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Kalimantan
Lebih terperinciPENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Tanaman
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS FUNGISIDA SAROMIL 35SD (b.a. Metalaksil) TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronsclerospora philippinensis) PADA TANAMAN JAGUNG
Burhanuddin: Uji Efektivitas Fungisida Saromil 35SD. UJI EFEKTIVITAS FUNGISIDA SAROMIL 35SD (b.a. Metalaksil) TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronsclerospora philippinensis) PADA TANAMAN JAGUNG Burhanuddin Balai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,
13 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-orang Eropa
Lebih terperinciPengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati
Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena
Lebih terperinciPatogen Utama Tanaman Jagung setelah Padi Rendengan di Lahan Sawah Tadah Hujan. Syahrir Pakki dan Amran Muis
PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 26 NO. 1 27 Patogen Utama Tanaman Jagung setelah Padi Rendengan di Lahan Sawah Tadah Hujan Syahrir Pakki dan Amran Muis Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Ratulangi
Lebih terperinciPENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI
PENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI Moh. Cholil Mahfud, Sarwono,Gunawan, dan I.R. Dewi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa
REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :
Lebih terperinciINTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VARIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM
INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM Soenartiningsih dan A. Haris Talanca Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penyakit antraknosa yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Jagung merupakan tanaman semusim yang menghabiskan paruh waktu pertama untuk fase vegetatif dan paruh kedua untuk fase generatif. Jagung memiliki kandungan gizi
Lebih terperinciRESPON BEBERAPA VARIETAS TERHADAP PENYAKIT UTAMA JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR
A. Haris Talanca dan A. Tenrirawe : Respon Beberapa VarietasTerhadap Penyakit Utama Jagung di Kabupaen Kediri Jawa Timur RESPON BEBERAPA VARIETAS TERHADAP PENYAKIT UTAMA JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI JAWA
Lebih terperinciTINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)
TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN Abdul Fattah 1) dan Hamka 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan 2) Balai Proteksi
Lebih terperinciKata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan
INTRODUKSI BEBERAPA JAGUNG KOMPOSIT VARIETAS UNGGUL PADA LAHAN KERING DALAM UPAYA MENUNJANG KEDAULATAN PANGAN DI KABUPATEN SRAGEN (The assessment of introduction of corn composite high yield varieties
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR
UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE
PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE Kuswanto Luqman Qurata Aini Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Makalah disampaikan pada acara Pengabdian Masyarakat Jurusan Budidaya Pertanian, di desa
Lebih terperinciUJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH ABSTRACT
759. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH
Lebih terperinciPenyakit Bulai di Pulau Madura Jawa Timur
Penyakit Bulai di Pulau Madura Jawa Timur Burhanuddin dan J. Tandiabang Balai Penelitian Tanaman Serealia, Jl. Dr. Ratulangi 247 Maros, Sulawesi Selatan Abstrak Pulau Madura, termasuk salah satu daerah
Lebih terperinciPengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) JAGUNG Penyusun Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri Design By WAHYUDI H Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG
8 Highlight Balitsereal 2008 INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG PTT Jagung pada Lahan Sawah Sub Optimal Untuk peningkatan produksi jagung, komponen-komponen teknologi yang telah dihasilkan dari penelitian
Lebih terperinciPENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) JAGUNG Penulis: Hendi Supriyadi Penyunting: Bambang Irawan Nandang Sunandar Disain Layout: Nadimin Saefudin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciDINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia
DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penanaman jagung secara monokultur yang dilakukan beruntun dari musim ke musim, memperkecil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar. Jagung
Lebih terperinciKETAHANAN BEBERAPA VARIETAS/GALUR SORGUM TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA. Soenartiningsih dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia
KEAHANAN BEBEAPA VAIEAS/GALU SOGUM EHADAP PENYAKI ANAKNOSA Soenartiningsih dan ahmawati Balai Penelitian anaman Serealia ABSAK Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum sp merupakan salah
Lebih terperinciADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK
ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH Yakob Bunga T, Saidah 1) dan Amran Muis 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 2)
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia
APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan
Lebih terperinciUJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR B.Murdolelono 1), H. da Silva 1), C.Y.Bora 1) dan M. Azrai 2) 1) Balai Penelitian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur, Jl.Timor
Lebih terperinciUSAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia
USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Jagung pulut merupakan jagung lokal khas Sulawesi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Jagung adalah salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA
KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA Endang Iriani, Munir Eti Wulanjari dan Joko Handoyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah Abstrak.
Lebih terperinciUJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG ABSTRAK
Nurasiah Djaenuddin dan Amran Muis: Uji Patogenitas F. moniliforme.. UJI PATOGENISITAS Fusarium moniliforme SHELDON PADA JAGUNG Nurasiah Djaenuddin dan Amran Muis Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK
TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK Pengembangan pertanaman jagung akan lebih produktif dan berorientasi pendapatan/agribisnis, selain
Lebih terperinciPROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Sukmaraga salah satu varietas jagung bersari bebas yang
Lebih terperinciPedoman Umum. PTT Jagung
Pedoman Umum PTT Jagung Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2016 i Pedoman Umum PTT Jagung ISBN: 978-979-1159-31-9 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: Februari 2010 Cetakan
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL
Eko Srihartanto et al.: Penerapan Sistem Tanam Jajar PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto 1), Sri Wahyuni
Lebih terperinciPELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia
PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK adalah terkenal sebagai penghasil utama jagung di
Lebih terperinciPENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA JAGUNG
PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA PADA JAGUNG I. Hama utama pada tanaman jagung Jenis hama utama yang banyak menyerang tanaman jagung di Indonesia termasuk daerah pertanaman jagung di Sulsel yaitu Agrotis,
Lebih terperinciProspek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara
Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian
Lebih terperinciCENDAWAN Peronosclerospora sp. PENYEBAB PENYAKIT BULAI DI JAWA TIMUR
CENDAWAN Peronosclerospora sp. PENYEBAB PENYAKIT BULAI DI JAWA TIMUR Surtikanti Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penyakit bulai pada tanaman jagung disebabkan oleh terjadinya infeksi cendawan
Lebih terperinciPENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN
PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di
Lebih terperinciEfektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering
Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciDINAMIKA PATOGEN TERBAWA BENIH Aspergillus flavus PADA BEBERAPA VARIETAS JAGUNG KOMPOSIT DAN HIBRIDA
Seminar Nasional Serealia, 2013 DINAMIKA PATOGEN TERBAWA BENIH Aspergillus flavus PADA BEBERAPA VARIETAS JAGUNG KOMPOSIT DAN HIBRIDA Syahrir Pakki dan Nurasiah Djaenuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komoditas Jagung Manis
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komoditas Jagung Manis Jagung sudah sejak lama diperkenalkan di Indonesia. Menurut Sarono et al. (2001) jagung telah diperkenalkan di Indonesia pada abad ke 16 oleh
Lebih terperinciV. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
V. KACANG HIJAU 5.1. Perbaikan Genetik Kacang hijau banyak diusahakan pada musim kemarau baik di lahan sawah irigasi maupun tadah hujan. Pada musim kemarau ketersediaan air biasanya sangat terbatas dan
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI
KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI Amir dan Baso Aliem Lologau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Sulawesi Selatan salah satu sentra pengembangan
Lebih terperinciUJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA Jagung berperan penting dalam perekonomian nasional dengan berkembangnya industry pangan yang ditunjang oleh teknologi budidaya
Lebih terperinciUJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis)
e-j. Agrotekbis 1 (2) : 135-139, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) Endurance Test Several
Lebih terperinciPengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 (Nurhayati) PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA
Pengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA Oleh: Nurhayati (Dosen J urusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Lebih terperinciPeluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara
Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciProgram Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author: ABSTRACT
1462. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.4, September 2013 ISSN No. 2337-6597 UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS DAN PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw) PADA
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili rumput berumpun yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat. Sampai saat ini
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universtitas Lampung dari Desember
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan
Lebih terperinciAnalisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara
Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Manis (Zea mays var saccarata) Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang digemari oleh penduduk Indonesia. Jagung manis juga memiliki manfaat
Lebih terperinciSKRINING GALUR/VARIETAS LOKAL JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI
SKRINING GALUR/VARIETAS LOKAL JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI Amran Muis, Nurnina Nonci, dan Marcia B. Pabendon Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian skrining galur/varietas lokal jagung
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA
PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PERCOBAAN
LAPORAN HASIL PERCOBAAN PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI FUNGISIDA RIZOLEX 50 WP (metil tolklofos 50%) (385/PPI/8/2008) TERHADAP PENYAKIT BUSUK DAUN Phytophthora infestans PADA TANAMAN KENTANG Pelaksana : H.
Lebih terperinciPENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO
PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO Oleh : Sugeng Prayogo BP3K Srengat Penanaman merupakan proses pemindahan benih kedalam tanah dengan tujuan agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk memperoleh
Lebih terperinciPENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia
PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Budidaya jagung yang efisien untuk produksi biji harus memperhatikan cara
Lebih terperinciPERAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SEREALIA
PERAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SEREALIA Sistem Tanam Legowo Jagung dengan Tumpangsari Kedelai Teknologi sistem tanam legowo pada tanaman jagung dapat meningkatkan indeks penggunaan lahan dan pendapatan petani.
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG Ahmad Damiri, Eddy Makruf dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciPERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT
ISSN 1411939 PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT Trias Novita Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia
TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia jagung merupakan komoditas penting kedua setelah padi dan termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia, mengingat
Lebih terperinciMengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi
Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae termasuk penyakit utama yang menyerang tanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT
Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk
Lebih terperinciKETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA
8 AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN 1979 5777 KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA (THE
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN
ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN Bunyamin Z. dan N.N. Andayani Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jagung sebagian besar dihasilkan pada lahan kering dan lahan
Lebih terperinciKeragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau
Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau Yunizar dan Jakoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Fax. (0761) 674206; E-mail bptpriau@yahoo.com Abstrak Peningkatan produksi jagung
Lebih terperinciKERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR
Seminar Nasional Serealia, 2013 KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR Amir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 50 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):50-54, 2013 Vol. 1, No. 1: 50 54, Januari 2013 PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT
KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH STOMATA DAN KLOROFIL PADA KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI
Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 20, No. 2, 2016: 89 94 PENGARUH STOMATA DAN KLOROFIL PADA KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI STOMATA AND CHLOROPHYLL S INFLUENCE ON THE
Lebih terperinciINTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia
INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Percobaan bertujuan untuk melihat pengaruh takaran
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan Percobaan dilakukan di dusun Dukuh Asem, Kelurahan Sindang Kasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Pada percobaan ini, digunakan dua varietas bersari
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar
PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI Disusun Oleh : WASIS BUDI HARTONO PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN BP3K SANANKULON Penyakit Blas Pyricularia oryzae Penyakit
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman padi sawah di Desa Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah
Lebih terperinciPenerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida
Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Oleh: Mildaerizanti, SP, M.Sc Peneliti Muda Ahli pada BPTP Balitbangtan Jambi Pendahuluan Kebutuhan terhadap jagung diproyeksikan
Lebih terperinciKETAHANAN BEBERAPA JAGUNG GALUR PERSILANGAN PLASMA NUTFAH TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN
KETAHANAN BEBERAPA JAGUNG GALUR PERSILANGAN PLASMA NUTFAH TERHADAP PENYAKIT BERCAK DAUN Resistancy of Several Maize Germplasm Crossed Lines to Leaf Blight Disease (Bipolaris maydis) A. Haris Talanca 1)
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH
ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH Ida Bagus Aribawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali (BPTP) Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar Bali E-mail: idabagusaribawa@yahoo.co.id
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.
Lebih terperinciKAJIAN JENIS FUNGISIDA SISTEMIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA JAGUNG
J. Agrotan 1(2) : 5968, September 2015, ISSN : 24429015 KAJIAN JENIS FUNGISIDA SISTEMIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA JAGUNG Study of Systemic Fungicide Types on
Lebih terperinci4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian
4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.
19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina
Lebih terperinciPELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN
PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.
Lebih terperinciRESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF
RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Prasyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Program
Lebih terperinci