Muhammad Adri Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Muhammad Adri Abstrak"

Transkripsi

1 Pengantar Arsitektur Komputer 4 Rangkaian Aritmatika Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id Abstrak Rangkaian aritmatika merupakan salah satu inti pembahasan dalam pengantar arsitektur komputer, karena sebagaimana telah dibahas pada Modul 2 dan 3 tentang Gerbang Logika Dasar dan Aritematika Biner tidak semua operasi aritmatika biner dapat dilakukan oleh gerbang logika dasar, maka oleh sebab itu, dibutuhkan suatu pemahaman tentang konsep rangkaian aritmatika yang dapat digunakan untuk merealisasikan konsep operasi aritmatika biner tersebut. Sebagaimana diketahui pada Modul, bahwa ALU (Arithmatic and Logic Unit) merupakan the heart of computer system, sehingga pemahamana terhadap materi Rangkaian Aritmatika ini merupakan salah satu langkah awal untuk memahami konsep arsitektur komputer. Pendahuluan Operasi aritmatika binari, merupakan operasi aritmatika yang melandasi tentang proses aritmatika dan logika pada sistem digital dan komputer modern. Namun pada kenyataannya, operasi aritmatika tersebut tidak dapat diwakili oleh operasi yang terdapat pada gerbang dasar, walaupun secara prinsipnya, tiap-tiap gerbang mewakili satu operasi aritmatika, terutama adalah operasi-operasi dasar penjumlahan dan pengurangan. Pada Modul 4 ini akan dibahas sub-sub topik sebagai berikut : Penjumlah Tak Lengkap (Half Adder) Penjumlah Lengkap (Full Adder) Penjumlah Biner Paralel Pengurang Paro dan Penuh (Half and Full Substractor) Contoh : Pada saat kita akan menjumlahkan dua bilangan biner +, bila diwakilkan dengan operasi penjumlahan pada Gerbang OR, akan menghasilkan keluaran yang berbeda dengan hasil operasi aritmatika yang sesungguhnya, dimana jika diperasikan dengan Gerbang OR, akan diperoleh keluaran = 2, sedangkan pada operasi aritmatika idealnya output yang diperoleh adalah + = 2, bagaimana mengimplementasikan operasi ini pada sistem komputer digital? Maka untuk menjawab pertanyaan ini dibutuhkan sebuah rangkaian aritmatika yang Muhammad Adri S.Pd, MT

2 dapat mewakili operasi aritmatika yang sesungguhnya. Operasi penjumlahan aritmatika : + Hasil jumlah Limpahan Rangkaian Penjumlah Tak Lengkap (Half Adder) Penjumlah tak lengkap (half adder) menjumlahkan 2 angka biner pada satu operasi, yang akan menghasilkan keluaran dua digit biner, yaitu biner hasil jumlah dan biner limpahan. Rangkaian half adder (HA) ini mewakili operasi aritmatika penjumlahan dua bilangan biner, yang tidak bisa diwakili oleh operasi penjumlahan dengan gerbang OR. Sebuah HA, dapat digambarkan fungsinya secara blok diagram sebagai berikut : Input bit A HA A Output Sum Input bit B B C out Output Carry Gambar 4.. Blok digaram penjumlah tak penuh (Half Adder) Untuk melakukan operasi penjumlahan dengan HA ini, diwakili oleh dua buah gerbang logika, yaitu gerbang EXOR dan AND, dengan bentuk rangkaian sebagai berikut : Gambar 4.2. Rangkaian penjumlah tak penuh (Half Adder) Operasi rangkaian ini, dapat dianalogikan dengan operasi persamaan : - Sum = AB + AB = A B - Carry = A.B Prinsip kerja rangkaian ini dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran operasi berikut ini : Tabel 4.. Operasi aritmatika biner A B Carry Sum Muhammad Adri S.Pd, MT 2

3 Tabel 4.2. Tabel kebenaran operasi Half Adder A B A.B A B Carry Sum Seperti halnya untuk setiap rangkaian logika dengan 2 input, maka akan diperoleh variasi masukan seperti pada tabel di atas. Sehingga operasinya dapat diuraikan sebagai berikut :. Bila A = dan B =, maka : Sum = A B = = Carry = A. B =. = 2. Bila A = dan B =, maka : Sum = A B = = Carry = A. B =. = 3. Bila A = dan B =, maka : Sum = A B = = Carry = A. B =. = 4. Bila A = dan B =, maka : Sum = A B = = Carry = A. B =. = Sehingga dengan rangkaian HA ini, kita dapat melakukan operasi penjumlahan biner dengan rangkaian logika, sehingga dengan demikian, akan dapat kita peroleh : + =, + =, += dan + =. Namun sayangnya penjumlahan dengan HA ini hanya dapat melakukan operasi penjumlahan dua biner terhadap LSB (least significant binary)-nya saja, tetapi untuk nilai biner yang lebih berbobot, rangkaian ini tidak dapat melakukannya. Selengkapnya operasi yang terjadi pada rangkaian HA, diperlihatkan pada Gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3. Operasi rangakain Half Adder Muhammad Adri S.Pd, MT 3

4 Rangkaian Penjumlah Lengkap (Full Adder) Kelemahan yang dimiliki oleh rangkaian penjumlah tak penuh (HA), yang hanya dapat melakukan operasi penjumlahn terhadap 2 bilangan biner pada sisi LSB, diatasi dengan membangun rangkaian penjumlah yang lebih lengkap yang disebut dengan rangkaian penjumlah lengkap (Full Adder) Rangkaian Full Adder (FA), merupakan sebuah rangkaian penjumlah yang mempunyai tiga input, termasuk masukan bawaan (input carry) dan menghasilkan keluaran hasil jumlah (sum) dan hasil bawaan (output carry) Dalam menjumlahkan dua bilangan biner, mungkin terdapat bawaan dari satu kolom ke kolom berikutnya, contoh : + Dalam kolom paling ringan (LSB least significant binary) : + =, dengan bawaan Dalam kolom berikutnya, kita harus menjumlahkan 3 angka digit, akibat adanya bawaan dari kolom sebelumnya : + + =, dengan bawaan Dalam kolom terakhir, kembali terjadi penjumlahan dengan 3 angka biner, akibat bawaan kolom kedua : + + =, dengan bawaan Oleh sebab itu, untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner dengan operasi bawaan yang menghasilkan penjumlahan 3 biner sekaligus, tidak bisa dilakukan lagi dengan HA, tetapi merupakan suatu rangkaian FA. Sebuah FA pada dasarnya adalah gabungan dua buah HA, dengan kedua output carry-nya dijumlahkan, yang dilengkapi dengan sebuah masukan carry (C in ), secara blok dapat digambar sebagai berikut : Input bit A Input bit B Input carry A B C out F Sum Carry Gambar 4.4. Blok diagram Full Adder Skema rangkaian FA yang dibangun dengan dua buah HA, adalah sebagai berikut : Input bit A Input bit B HA A B A B A B H2 (A B) C in Ouput Sum Muhammad Adri S.Pd, Input MT Carry-C 4 in Output Carry

5 Gambar 4.5. Blok diagram sebuah FA, dibangun dari dua HA Dari blok diagram di atas, dapat dibangun sebuah rangkaian operasi FA, sebagai berikut : HA HA2 Gambar 4.6. Rangkaian Full Adder Dari skema rangkaian tersebut, diperoleh suatu tabel kebenaran (truth table) dari sebuah Full Adder sebagai berikut : Tabel 4.3. Tabel kebenaran Full Adder A B C in C out / Sum C in = input carry, kadang disimbolkan dengan CI C out = ouput carry, kadang disimbolkan dengan CO / sum = hasil jumlah full adder A dan B = varibel input (operand) Dengan memperhatikan skema rangkaian FA, maka dapat dibuat suatu persamaan untuk output-outputnya sebagai berikut :. Keluaran HA Sum = A B, dan Carry = A.B 2. Keluaran HA 2 Sum = (A B) C in, dan Carry = (A B). C in 3. Keluaran lengkap Full Adder Sum = (A B) C in, dan Carry = AB + (A B). C in Operasi dari suatu FA, berdasarkan persamaan di atas, maka dapat digambarkan melalui Muhammad Adri S.Pd, MT 5

6 suatu tabel kebenaran, sebagai berikut : Tabel 4.4. Tabel kebenaran operasi Full Adder dari 2 Half Adder A B C in HA HA2 Full Adder Carry Sum Carry Sum Carry Sum AB A B (A B). C in (A B) C in AB + (A B). C in (A B) C in Tabel kebenaran di atas, dapat dibuktikan satu persatu, dengan rangkaian penjumlah penuh sebagai berikut : Gambar 4.7. Rangkaian Full Adder. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Carry = A.B =. = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = + = 2. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Carry = A.B =. = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = +. = 3. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Muhammad Adri S.Pd, MT 6

7 Carry = A.B =. = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = +. = 4. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Carry = A.B =. = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = +. = 5. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Carry = A.B =. = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = +. = 6. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Carry = A.B =. = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = +. = 7. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Carry = A.B =. = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = +. = 8. Saat masukan A=, B= dan C in =, maka : a. Keluaran HA Sum = A B = = Muhammad Adri S.Pd, MT 7

8 Carry = A.B = = Sum = (A B) C in = = Carry = (A B). C in =. = Sum = (A B) C in = = Carry = AB + (A B). C in = +. = Rangkaian Penjumlah Biner Paralel (Paralel Binary Adder) Konsep dasar penjumlah lengkap (FA), telah dapat mewakili operasi penjumlahan yang menghasilkan suatu input carry pada penjumlahan kolom berikutnya. Tetapi dalam operasionalnya penjumlahan biner tidak hanya sebatas itu saja, tetapi kadang juga terdiri dari sejumlah bilangan biner yang berjajar (paralel), Misalnya : A 3 A 2 A A +B 3 B 2 B B S 3 S 2 S S Maka untuk melakukan operasi tersebut, tidak dapat diwakilkan lagi dengan hanya menggunakan FA saja, tetapi menggunakan suatu metoda yang disebut Paralel binary adder. Blok diagram sebuah penjumlah biner parelel diperlihatkan pada Gambar 4.8. A 3 A 2 A A B 3 B 2 B B PBA Input A Sum Input B Gambar 4.8. Blok Diagram penjumlah biner paralel Sebuah penjumlah biner paralel, pada dasarnya dibangun dari sejumlah FA dan HA, tergantung jumlah bit yang akan dijumlahkan secara paralel, selengkapnya untuk membangun sebuah penjumlah paralel biner 4 bit adalah : S 4 S 3 S 2 S S A 3 A 2 A A B 3 B 2 B B FA FA FA HA Carry Carry Carry S 4 S 3 S 2 S S Gambar 4.9. Penjumlah biner paralel 4 bit Kelompok penjumlahan kolom pertama hanya membutuhkan sebuah penjumlah tak lengkap (Half Adder), karena belum ada terjadi penjumlahan terhadap carry, namun bagi setiap kolom setelah kolom pertama, mungkin akan terdapat bawaan dari kolom sebelumnya; oleh Muhammad Adri S.Pd, MT 8

9 karena itu kita harus menggunakan sebuah penjumlah penuh bagi masing-masing kolom di atas kolom pertama. Penjumlahan Sebagai contoh operasi penjumlahan biner paralel, dapat dilihat pada Gambar 9.9 di atas. Misalkan kita akan menjumlahkan bilangan desimal dan 7, maka hasilnya tentu 8, ekivalen dalam biner adalah, dan ekivalen 7 dalam biner adalah, maka operasi binernya adalah sebagai berikut : + Pada kolom biner pertama, hanya menggunakan penjumlah HA, karena hanya mempunyai dua masukan yaitu dan, tetapi hasil dari operasi pada kolom pertama ini menghasilkan carry bagi kolom ke dua dan carry ini menjadi input operasi biner kolom kedua, maka pada kolom kedua digunakan sebuah FA, dan operasi pada kolom ke dua ini pun menghasilkan carry bagi kolom ke tiga, dan kolom ketiga juga menghasilkan carry bagi kolom ke empat dan hasil dari operasi pada kolom ke empat menghasilkan sebuah output carry. Operasi penjumlahan bilangan biner tersebut diatas, dapat dilihat ildtrasinya pada Gambar 4.. FA FA FA HA Carry Carry Carry Gambar 4.. Ilustrasi penjumlah biner paralel 4 bit Dalam penjumlahan biner paralel, jumlah bilangan maksimum yang bisa dilakukan tegantung pada jumlah bit paralel yang akan dijumlahkan. Misal, jika biner paralelnya terdiri dari 4 bit, maka bilangan biner maksimal yang bisa dijumlahkan secara paralel adalah dan, sehingga diperoleh : Untuk meningkatkan kapasitas penjumlahan yang dapat dilakukan oleh sebuah penjumlah biner paralel, maka dapat ditambahkan sejumlah FA pada sisi kiri dari rangkaian penjumlah sebelumnya, misalnya jika akan membangun penjumlah biner paralel 6 bit, maka hubungkan dua buah FA lagi disisi penjumlah biner 4 bit. Pengurang Paro dan Penuh (Half and Full Subtractor) Pada operasi aritmatika pengurangan biner, dilakukan dengan jalan menggunakan komplemennya untuk mengurangkan, namun disamping kondisi tersebut, pengurangan biner dapat dilakukan secara langsung, selagi mengikuti kaidah-kaidah pengurangan biner : Muhammad Adri S.Pd, MT 9

10 = dengan pinjaman (borrow) = dengan pinjaman (borrow) = dengan pinjaman (borrow) = dengan pinjaman (borrow) Tabel berikut ini akan meringkaskan hasil-hasil ini dengan memberikan kaidah pengurangan bagi A B. Tabel 4.5. Pengurang Paro dan Penuh A B Borrow Selisih Dari tabel kebenaran tersebut di atas, maka kita sudah dapat membayangkan bentuk rangkaian pengurang paro ini (Half Substarctor HS), yaitu, pada tabel selisih kita memperoleh bentuk tabel kebenaran outputnya sama dengan tabel kebenaran gerbang EXOR, kemudian untuk rangkaian borrow-nya, dapat kita peroleh dengan membuat bentuk persamaan SOP (sum of product) dari tabel kebenarannya, dimana untuk borrow kita peroleh persamaan akhir SOP nya adalah : AB, artinya untuk borrow dapat dibangun dengan mengunakan sebuah gerbang AND dengan input A nya di inverterkan, sehingga bentuk rangkaian akhir HS adalah : Gambar 4.. Rangkaian pengurang paro Pengurang paro hanya menangani dua bit masukan (A dan B), jika terjadi proses borrow, misalnya pada kolom berikutnya, maka kita membutuhkan sebuah rangkaian pengurang penuh (Full Substractor). Pengurang paro dan penuh pada dasarnya analog dengan penjumlah paro dan penuh, dimana dengan menggandengkan pengurang paro akan diperoleh sebuah rangkaian pengurang penuh. Input bit A Input bit B A B HS A B A B HS2 (A B) Bw in Ouput Substractor Muhammad Adri S.Pd, MT Input Borrow-Bw in Output Borrow

11 Gambar 4.2. Rangkaian Pengurang penuh Sedangkan untuk membangun sebuah rangkaian pengurang biner paralel, pada hakikatnya hampir sama dengan penjumlah biner paralel, seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3 A 3 A 2 A A B 3 B 2 B B FS FS FS HS Borrow Borrow Borrow Sb 4 Sb 3 Sb 2 Sb Sb Gambar 4.3. Rangkaian Pengurang paralel Latihan :. Bangulah sebuah penjumlah tak lengkap (Half Adder) dengan hanya menggunakan satu jenis gerbang NAND saja, dan buktikan persamaan akhirnya dengan sebuah tabel kebenaran 2. Bangunlah sebuah penjumlah lengkap (Full Adder) dengan hanya menggunakan satu jenis gerbang NAND saja, dan buktikan persamaan akhirnya dengan sebuah tabel kebenaran Latihan 2 :. Rancanglah suatu rangkaian penjumlah biner paralel, yang akan melakukan operasi penjumlahan terhadap bilangan biner 4 bit. 2. Lengkapi soal no. di atas dengan proses operasi penjumlahannya, buktikan dengan tabel kebenaran. 3. Buktikanlah rangkaian pengurang paro dan penuh dengan tabel kebenaran. Simpulan. Operasi Aritmatika merupakan salah satu materi inti dalam pengantar arsitektur computer, untuk dapat memahami konsep kerja binary di dalam system computer 2. Konsep penjumlah biner diimpelementasikan dalam suatu model rangkaian penjumlah, yang dikelompokkan ke dalam dua model yaitu penjulah tak lengkap (half adder) dan penjumlah penuh (full adder) 3. Untuk melakukan operasi penjumlah biner secara parallel, yang umum digunakan di dalam system computer modern, dapat diimplementasikan dengan menggunakan sebuah konsep penjumlah biner pararel (parallel adder binary) 4. Untuk operasi pengurangan dapat dilakukan dengan menerapkan model rangkaian pengurang tak lengkap (half substarctor) dan pengurang lengkap (full substractor). Muhammad Adri S.Pd, MT

12 Daftar Pustaka Abd El-Barr, Mostafa. 25. Fundamentals of Computer Organization and Architecture. New Jersey, USA : John Wiley & Son. Balch, Mark. 23. Complete Digital Design, New York : McGraw-Hill Murdoca, Miles J and Heuring, Vincent P Principles of Computer Architecture, New Jersey : USA Prentice-Hall. Shiva, Sajan G. 2. Computer Design and Architecture, Switzerland : Marcel Dekker, Inc Shiva, Sajjan G Introduction to Logic Design, Switzerland : Marcel Dekker, Inc Stalling, William. 26. Computer Organization and Architecture, 7 th Edition, New Jersey, USA : Prentice-Hall. Tanembaum, AS. 23. Structured Computer Organization, New York, USA : McGrew-Hill NY. Biografi Penulis Muhammad Adri. Menyelesaikan S di Jurusan Teknik Elektronika FPTK IKIP Padang tahun 999, dan S2 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dengan konsentrasi Sistem Komputer dan Informatika (SKI) tahun 24. Staf pengajar Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Kompetensi inti pada bidang Computer Networking and Security, Computer Architecture and Organization, Web-Based Application, Online Learning, Multimedia-Based Instructional Design, dan Knowledge Community. Penulis aktif, sebagai pemakalah dalam berbagai Seminar Nasional, instruktur pada model pembelajaran berbasis Multimedia dan Komputer., IT-Based Education. Memegang Sertifikasi Microsoft, JENI (Java Education Network Indonesia),2,dan 4. Ketertarikan penulis dalam bidang implementasi IT dalam dunia pendidikan, menghantarkan penulis sebagai mahasiswa doktoral Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Padang, terhitung mulai September 26. Muhammad Adri S.Pd, MT 2

BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA

BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA BAB V RANGKAIAN ARIMATIKA 5.1 REPRESENTASI BILANGAN NEGATIF Terdapat dua cara dalam merepresentasikan bilangan biner negatif, yaitu : 1. Representasi dengan Tanda dan Nilai (Sign-Magnitude) 2. Representasi

Lebih terperinci

A. ANIMASI SLIDE DENGAN MICROSOFT POWERPOINT

A. ANIMASI SLIDE DENGAN MICROSOFT POWERPOINT Modul Implementasi PowerPoint dalam Pembelajaran Topik : Animasi Slide PowerPoint Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id http://muhammadadri.wordpress.com Lisensi Dokumen Copyright 2008 elektronika.ftt.unp.ac.id

Lebih terperinci

PERCOBAAN 8. RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL DASAR

PERCOBAAN 8. RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL DASAR PERCOBAAN 8. TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Memahami rangkaian aritmetika digital : adder dan subtractor Mendisain rangkaian adder dan subtractor (Half dan Full)

Lebih terperinci

A. MENAMBAHKAN TRANSISI SLIDE

A. MENAMBAHKAN TRANSISI SLIDE Modul Implementasi PowerPoint dalam Pembelajaran Topik : Pengenalan PowerPoint Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id http://muhammadadri.wordpress.com Lisensi Dokumen Copyright 2008 elektronika.ftt.unp.ac.id

Lebih terperinci

Dari tabel kebenaran half adder, diperoleh rangkaian half adder sesuai gambar 4.1.

Dari tabel kebenaran half adder, diperoleh rangkaian half adder sesuai gambar 4.1. PERCOBAAN DIGITAL 03 PENJUMLAH (ADDER) 3.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mengenal, mengerti, dan memahami: 1. Operasi half adder dan full adder. 2. Operasi penjumlahan dan pengurangan biner 4 bit. 3.2. TEORI

Lebih terperinci

RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH

RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH Gerbang-gerbang logika digunakan dalam peralatan digital dan sistem informasi digital untuk : a. mengendalikan aliran informasi, b. menyandi maupun menerjemahkan sandi

Lebih terperinci

VISUAL JAVA PROGRAMMING

VISUAL JAVA PROGRAMMING 9/9/2009 TEKNIK ELEKTRONIKA FT UNP PADANG VISUAL JAVA PROGRAMMING Java Education Network Indonesia Basic Visual Java Component Muhammad Adri, S.Pd, MT MODUL 1. BASIC VISUAL JAVA PROGRAMMING Topik Pembina

Lebih terperinci

Flash Case on Masking Animation

Flash Case on Masking Animation 2008 Flash Case on Masking Animation http://muhammadadri.net Tulisan ini merupakan salah satu modul praktik yang ditulis untuk digunakan dalam pengembangan bahan ajar Multimedia, dalam proses pengolahan

Lebih terperinci

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian kombinasional aritmetika Ada 3 jenis Adder : Rangkaian Adder

Lebih terperinci

Sistem. Bab 6: Combinational 09/01/2018. Bagian

Sistem. Bab 6: Combinational 09/01/2018. Bagian Sistem ab 6: Combinational Prio Handoko, S. Kom., M.T.I. agian Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip kerja rangkaian logika kombinasional ADDER, SUSTRACTOR. Mahasiswa mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Perancangan Rangkaian Digital, Adder, Substractor, Multiplier, Divider

Perancangan Rangkaian Digital, Adder, Substractor, Multiplier, Divider Perancangan Rangkaian Digital, Adder, Substractor, Multiplier, Divider Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL NOMOR PERCOBAAN : 10 JUDUL PERCOBAAN : Half / Full Adder, Adder Subtractor KELAS / GROUP : Telkom 2-A / 6 NAMA PRAKTIKAN : 1. Nur Aminah (Penanggung Jawab) 2. M. Aditya Prasetyadin

Lebih terperinci

Flash Case on Text Animation

Flash Case on Text Animation 2008 Flash Case on Text Animation http://muhammadadri.net Tulisan ini merupakan salah satu modul praktik yang ditulis untuk digunakan dalam pengembangan bahan ajar Multimedia, dalam proses pengolahan dan

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer /26/26 DCHB3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Desain Rangkaian Logika Kombinasional /26/26 DCHB3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer /26/26 Inti pembelajaran Bisa merealisasikan persamaan Boolean

Lebih terperinci

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC 4. ALU 4.1. ALU (Arithmetic and Logic Unit) Unit Aritmetika dan Logika merupakan bagian pengolah bilangan dari sebuah komputer. Di dalam operasi aritmetika ini sendiri terdiri dari berbagai macam operasi

Lebih terperinci

Rangkaian Kombinasional

Rangkaian Kombinasional 9/9/25 Tahun Akademik 25/26 Semester I DIGB3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Rangkaian Kombinasional Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamaddani@gmailcom Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran

Lebih terperinci

Topik : Internet Connection

Topik : Internet Connection Modul 1 Semiloka Teknologi Informasi dalam Proses Pembelajaran 1 Topik : Internet Connection Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id http://muhammadadri.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com

Lebih terperinci

Rangkaian Digital Kombinasional. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Rangkaian Digital Kombinasional. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Rangkaian Digital Kombinasional S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Logika kombinasi Comparator Penjumlah Biner Multiplexer Demultiplexer Decoder Comparator Equality Non Equality Comparator Non Equality

Lebih terperinci

2009/2010 Course Plan. SK-208 Arsitektur Komputer Ir. Syahrul, MT.

2009/2010 Course Plan. SK-208 Arsitektur Komputer Ir. Syahrul, MT. 2009/2010 Course Plan SK-208 Arsitektur Komputer Ir. Syahrul, MT. DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA 2010 INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA SEMESTER GENAP 2009/2010 (SK-208)

Lebih terperinci

Muhammad Adri. Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

Muhammad Adri. Pendahuluan.  Lisensi Dokumen: Optimalisasi Blog untuk Pembelajaran Offline Setup Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id http://muhammadadri.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA

BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA BAB VI RANGKAIAN ARITMATIKA 6.1 Pendahuluan Pada saat ini banyak dihasilkan mesin-mesin berteknologi tinggi seperti komputer atau kalkulator yang mampu melakukan fungsi operasi aritmatik yang cukup kompleks

Lebih terperinci

LAB SHEET TEKNIK DIGITAL. Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

LAB SHEET TEKNIK DIGITAL. Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen No. LST/EKO/DEL 214/09 Revisi : 02 Tgl : 5 Mei 2010 Hal 1 dari 6 1. Kompetensi Memahami cara kerja rangkaian adder dan rangkaian subtractor. 2. Sub Kompetensi Memahami cara kerja rangkaian adder. Memahami

Lebih terperinci

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN

GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN GERBANG LOGIKA & SISTEM BILANGAN I. GERBANG LOGIKA Gerbang-gerbang dasar logika merupakan elemen rangkaian digital dan rangkaian digital merupakan kesatuan dari gerbang-gerbang logika dasar yang membentuk

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA 3

RANGKAIAN ARITMETIKA 3 RANGKAIAN ARITMETIKA 3 Pokok Bahasan :. Bilangan biner bertanda (positif dan negatif) 2. Sistim st dan 2 s-complement 3. Rangkaian Aritmetika : Adder, Subtractor 4. Arithmetic/Logic Unit Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER

SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER MAKALAH SISTEM KONVERTER KODE DAN ADDER Disusun untuk melengkapi Tugas Elektronika kelas A Teknik Fisika - Fakultas Teknologi Industri - ITS Disusun oleh : Kelompok 1. Abu Hamam 2412 100 100 2. Moudy Azura

Lebih terperinci

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER

Jobsheet Praktikum PARALEL ADDER 1 PARALEL ADDER A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3-4 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1) Merangkai rangkaian PARALEL ADDER. ) Mempelajari penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

A0 B0 Σ COut

A0 B0 Σ COut A. Judul : PARALEL ADDER B. Tujuan Kegiatan Belajar 8 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian PARALEL ADDER. ) Mempelajari penjumlahan dan pengurangan bilangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL NO. PERCOBAAN : 10 KELAS/GROUP : TT3A/08 NAMA PRAKTIKAN : ADE ZASKIATUN NABILA NAMA PARTNER : -SEVTHIA NUGRAHA -SOCRATES PUTRA N TGL PERCOBAAN : 3 OKTOBER 2016 TGL PENYERAHAN

Lebih terperinci

Muhammad Adri. Pendahuluan. Instalasi Xampp

Muhammad Adri. Pendahuluan. Instalasi Xampp Optimalisasi Blog untuk Pembelajaran Localhost Setup (Instalasi Xampp dan WordPress) Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id http://muhammadadri.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2008 IlmuKomputer.Com

Lebih terperinci

Gambar 5(a).Tabel Kebenaran Full Adder

Gambar 5(a).Tabel Kebenaran Full Adder . Full dder Gambar 5 merupakan bentuk singkat dari tabel penambahan biner, dengan situasi 1 + 1 + 1. tabel kebenaran pada gambar 5(a) memperlihatkan semua kombinasi yang mungkin dari,, dan Cin (masukan

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN-RANGKAIAN ARITMETIK

BAB VI RANGKAIAN-RANGKAIAN ARITMETIK A VI RANGKAIAN-RANGKAIAN ARITMETIK Fungsi terpenting dari hampir semua computer dan kalkulator adalah melakukan operasi-operasi aritmetik. Operasi-operasi ini semuanya dilaksanakan di dalam unit aritmetik

Lebih terperinci

Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013

Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013 Penyusun : 1. Imam Purwanto, S.Kom., MMSI 2. Ega Hegarini, S.Kom., MM 3. Rifki Amalia, S.Kom., MMSI 4. Arie Kusumawati, S.Kom. ebook REPRESENTASI DATA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Cepat untuk Desain Untai Logik

Aplikasi Metode Cepat untuk Desain Untai Logik Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 4, No. 1, November 22 71 Aplikasi Metode Cepat untuk Desain Untai Logik Rafael Sri Wiyardi 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang rafaelwiyardi@yahoo.com

Lebih terperinci

Bilangan Bertanda (Sign Number)

Bilangan Bertanda (Sign Number) Bilangan Bertanda (Sign Number) Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Agustus 2015 Signed Integer: Sign/magnitude

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) RANGKAIAN DIGITAL Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1 TEORI DASAR DIGITAL Leterature : (1) Frank D. Petruzella, Essentals of Electronics, Singapore,McGrraw-Hill Book Co, 1993, Chapter 41 (2) Ralph J. Smith, Circuit, Devices, and System, Fourth Edition, California,

Lebih terperinci

Lanjutan. Rangkaian Logika. Gambar Rangkaian Logika

Lanjutan. Rangkaian Logika. Gambar Rangkaian Logika IX. RANGKAIAN LOGIKA KOMINASIONAL A. PENDAHULUAN - Suatu rangkaian diklasifikasikan sebagai kombinasional jika memiliki sifat yaitu keluarannya ditentukan hanya oleh masukkan eksternal saja. - Suatu rangkaian

Lebih terperinci

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN

OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN OPERASI DALAM SISTEM BILANGAN Pertemuan Kedua Teknik Digital Yus Natali, ST.,MT SISTEM BILANGAN Sistem bilangan adalah cara untuk mewaikili besaran dari suatu item fisik. Sistem bilangan yang banyak dipergunakan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS TEKNIK DIGITAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS TEKNIK DIGITAL No. SIL/EKA/EKA239/22 Revisi : 00 Tgl: 21 Juni 2010 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : TEKNIK DIGITAL KODE MATA KULIAH : EKA 239 SEMESTER : 2 PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DOSEN PENGAMPU : UMI

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Bilangan Biner dan Gerbang Logika

Pengenalan Sistem Bilangan Biner dan Gerbang Logika Pengenalan Sistem Bilangan Biner dan Gerbang Logika Silabus Materi : Pengenalan Sistem Bilangan Biner dan Gerbang Logika Pada materi ini akan dikenalkan tentang sistem bilangan biner serta berbagai operasi

Lebih terperinci

Arithmatika Komputer. Pertemuan 3

Arithmatika Komputer. Pertemuan 3 Arithmatika Komputer Pertemuan 3 2.3. Aritmetika Integer Membahas operasi aritmetika (Sistem Komplemen Dua) Penjumlahan Pengurangan Perkalian Pembagian Penjumlahan dan Pengurangan Penambahan pada complement

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Kuliah : Elektronika Digital (3 SKS) Kode : ELP 2318 Prasyarat : - Program Studi : Teknik Elektronika (program D-3) Semester

Lebih terperinci

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN TEKNIK DIGITAL/HAL. 8 BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN ARITMATIKA BINER Operasi aritmatika terhadap bilangan binari yang dilakukan oleh komputer di ALU terdiri dari 2 operasi yaitu operasi penambahan dan

Lebih terperinci

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL TEKNIK DIGITAL-UNTAI NALAR KOMBINATORIAL/HAL. BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL Sistem nalar kombinatorial adalah sistem nalar yang keluaran dari untai nalarnya pada suatu saat hanya tergantung pada harga

Lebih terperinci

ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL

ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL ARITMATIKA ARSKOM DAN RANGKAIAN DIGITAL Oleh : Kelompok 3 I Gede Nuharta Negara (1005021101) Kadek Dwipayana (1005021106) I Ketut Hadi Putra Santosa (1005021122) Sang Nyoman Suka Wardana (1005021114) I

Lebih terperinci

Sistem Digital. Dasar Digital -4- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

Sistem Digital. Dasar Digital -4- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1 Sistem Digital Dasar Digital -4- Missa Lamsani Hal 1 Materi SAP Gerbang-gerbang sistem digital sistem logika pada gerbang : Inverter Buffer AND NAND OR NOR EXNOR Rangkaian integrasi digital dan aplikasi

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktivitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : - Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11.54304/ Sistem Digital 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot

Lebih terperinci

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

DASAR DIGITAL. Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DASAR DIGITAL Penyusun: Herlambang Sigit Pramono DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN PROYEK PENGEMBANGAN SISTEM DAN STANDAR PENGELOLAAN SMK 2 KATA PENGANTAR Modul ini

Lebih terperinci

PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE

PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE Engelin SJ Pengaruh Sifat Inversi. PENGARUH SIFAT INVERSI PENJUMLAH TERHADAP KINERJA PENJUMLAH COMPLEMENTARY METAL OXIDE (CMOS) STATIK 4-BIT Engelin Shintadewi Julian 1) 1) Department of Electrical Engineering,

Lebih terperinci

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6.

1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. 1. Konsep Sistem Bilangan 2. Konsep Gerbang Logika 3. Penyederhanaan logika 4. Konsep Flip-Flop (Logika Sequensial) 5. Pemicuan Flip-Flop 6. Pencacah (Counter) 7. Register Geser 8. Operasi Register 9.

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER

Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER Pertemuan Ke-6 ARITMATIKA KOMPUTER Pendahuluan Aritmetika komputer dibentuk dua jenis bilangan yang sangat berbeda integer dan floating point. Pada kedua jenis bilangan tersebut, pemilihan representasi

Lebih terperinci

Image Processing Interface Desin

Image Processing Interface Desin 2008 Image Processing Interface Desin http://muhammadadri.net Tulisan ini merupakan salah satu modul praktik yang ditulis untuk digunakan dalam pengembangan bahan ajar Multimedia, dalam proses pengolahan

Lebih terperinci

Percobaan 3 RANGKAIAN PENJUMLAH BINER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

Percobaan 3 RANGKAIAN PENJUMLAH BINER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY Percobaan 3 RNGKIN PENJUMLH INER Oleh : umarna, Jurdik Fisika, FMIP, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan :. Mengenal cara kerja rangkaian penjumlah biner, 2. Dapat menyusun rangkaian penjumlah Half dder

Lebih terperinci

DIG 04 RANGKAIAN PENJUMLAH

DIG 04 RANGKAIAN PENJUMLAH DIG 04 RNGKIN PENJUMLH 4.1. TUJUN PERCON Mahasiswa mengenal, mengerti, dan memahami : 1. Operasi penjumlahan tak lengkap. 2. Operasi penjumlahan lengkap. 3. Ragam IC penjumlah biner. 4. Operasi penjumlahan

Lebih terperinci

Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017

Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto. 11 Maret 2017 Kuliah#11 TKC205 Sistem Digital Eko Didik Widianto Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro 11 Maret 2017 http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Review Kuliah Di kuliah sebelumnya

Lebih terperinci

ARITHMETIC & LOGICAL UNIT (ALU) Arsitektur Komputer

ARITHMETIC & LOGICAL UNIT (ALU) Arsitektur Komputer ARITHMETIC & LOGICAL UNIT (ALU) Arsitektur Komputer PENDAHULUAN Empat metoda komputasi dasar yang dilakukan oleh ALU komputer : penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Rangkaian ALU dasar terdiri

Lebih terperinci

PERCOBAAN 11. CODE CONVERTER DAN COMPARATOR

PERCOBAAN 11. CODE CONVERTER DAN COMPARATOR PERCOBAAN 11. TUJUAN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Memahami prinsip kerja rangkaian Converter dan Comparator Mendisain beberapa jenis rangkaian Converter dan Comparator

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION

REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION ASSALAMU ALAIKUM ARSITEKTUR KOMPUTER REPRESENTASI DATA DATA REPRESENTATION Disajikan Oleh : RAHMAD KURNIAWAN,S.T., M.I.T. TEKNIK INFORMATIKA UIN SUSKA RIAU Analog vs Digital Ada dua cara dasar untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

VISUAL JAVA PROGRAMMING

VISUAL JAVA PROGRAMMING 4/8/2010 TEKNIK ELEKTRONIKA FT UNP PADANG VISUAL JAVA PROGRAMMING Java Education Network Indonesia Basic Visual Java Component Muhammad Adri, S.Pd, MT MODUL 3. VISUAL LIST OPTION COMPONENT Topik Pembina

Lebih terperinci

Materi 2: Numbering & Coding Systems

Materi 2: Numbering & Coding Systems Materi 2: Numbering & Coding Systems I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Sistem bilangan Konversi bilangan Aritmatika bilangan Sandi ASCII Bytes, Nibbles, Words Kusuma Wardana - Bahasa

Lebih terperinci

Comparator, Parity Generator, Converter, Decoder

Comparator, Parity Generator, Converter, Decoder Comparator, Parity Generator, Converter, Decoder Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Oktober 2015 Bahan Presentasi

Lebih terperinci

MK SISTEM DIGITAL SESI III GERBANG LOGIKA

MK SISTEM DIGITAL SESI III GERBANG LOGIKA MK SISTEM DIGITAL SESI III GERBANG LOGIKA OLEH : HIDAAT Gerbang Logika Gerbang Logika adl. dasar pembentuk dalam sistem digital. beroperasi dalam bilangan biner (gerbang logika biner). Logika biner menggunakan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL RANGKAIAN LOGIKA TUJUAN 1. Memahami berbagai kombinasi logika AND, OR, NAND atau NOR untuk mendapatkan gerbang dasar yang lain. 2. Menyusun suatu rangkaian kombinasi logika

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL

BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL BAHAN AJAR SISTEM DIGITAL JURUSAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN Disusun oleh : Golfrid Gultom, ST Untuk kalangan sendiri 1 DASAR TEKNOLOGI DIGITAL Deskripsi Singkat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : Organisasi Sistem Komputer Strata/Jurusan : SI/T. Informatika

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : Organisasi Sistem Komputer Strata/Jurusan : SI/T. Informatika SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : Organisasi Sistem Komputer Strata/Jurusan : SI/T. Informatika Minggu ke 1 Pokok Bahasan dan TIU Pengantar tentang cakupan materi yang akan dibahas dalam organisasi

Lebih terperinci

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran DISAIN DAN IMPLEMENTASI FULL ADDER DAN FULL SUBSTRACTOR SERIAL DATA KEDALAM IC FPGA SEBAGAI PERCEPATAN PERKALIAN MATRIKS DALAM OPERASI CITRA Drs. Lingga Hermanto, MM,. MMSI., 1 Shandi Aji Pusghiyanto 2

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan I. Tujuan UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI 1. Dapat membuat rangkaian kombinasi dan gerbang logika dasar 2. Memahami cara kerja dari gerbang logika dasar dan kombinasi 3. Dapat membuat table kebenaran

Lebih terperinci

Sistem Bilangan. Rudi Susanto

Sistem Bilangan. Rudi Susanto Sistem Bilangan Rudi Susanto 1 Sistem Bilangan Ada beberapa sistem bilangan yang digunakan dalam sistem digital. Yang paling umum adalah sistem bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal Sistem bilangan

Lebih terperinci

Image Processing Banner Design

Image Processing Banner Design 2008 Image Processing Banner Design http://muhammadadri.net/ Tulisan ini merupakan salah satu modul praktik yang ditulis untuk digunakan dalam pengembangan bahan ajar Multimedia, dalam proses pengolahan

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN DIGITAL

SISTEM BILANGAN DIGITAL SISTEM BILANGAN DIGITAL Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia 1 ferrywahyu@gmail.com 1. Sistem bilangan

Lebih terperinci

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA Salah satu jenis IC dekoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari

Lebih terperinci

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN A III GERANG LOGIKA DAN ALJAAR OOLEAN 3. Pendahuluan Komputer, kalkulator, dan peralatan digital lainnya kadang-kadang dianggap oleh orang awam sebagai sesuatu yang ajaib. Sebenarnya peralatan elektronika

Lebih terperinci

PERCOBAAN 9. RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT

PERCOBAAN 9. RANGKAIAN ARITMETIKA DIGITAL LANJUT PETUNJUK PRKTIKUM ELEKTRNIK DIGITL PERCN 9. RNGKIN RITMETIK DIGITL LNJUT TUJUN: Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Memahami prinsip kerja rangkaian aritmetika biner : multiplier,

Lebih terperinci

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL II ARITMATIKA BINER

MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL II ARITMATIKA BINER MODUL TEKNIK DIGITAL MODUL II ARITMATIKA BINER YAYASAN SANDHYKARA PUTRA TELKOM SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG 2008 MODUL II ARITMATIKA BINER Mata Pelajaran : Teknik Digital Kelas : I (Satu) Semester :

Lebih terperinci

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE

BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE BAB II SISTEM-SISTEM BILANGAN DAN KODE Didalam sistem-sistem digital informasi numerik biasanya dinyatakan dalam sistem bilangan biner (atau kode biner lain yang bersangkutan). Sistem biner telah diperkenalkan

Lebih terperinci

Review Kuliah Sebelumnya

Review Kuliah Sebelumnya TEKNIK DIGITAL Review Kuliah Sebelumnya Konversikan Bilangan di Bawah ini 1. 89 10 = 16 2. 367 8 = 2 3. 11010 2 = 10 4. 7FD 16 = 8 5. 29A 16 = 10 6. 110111 2 = 8 7. 359 10 = 2 8. 472 8 = 16 Tujuan Perkuliahan

Lebih terperinci

Modul 3 Semiloka Teknologi Informasi dalam Proses Pembelajaran 1

Modul 3 Semiloka Teknologi Informasi dalam Proses Pembelajaran 1 Modul 3 Semiloka Teknologi Informasi dalam Proses Pembelajaran 1 Topik : Personal Blog Muhammad Adri mhd.adri@unp.ac.id http://muhammadadri.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA

RANGKAIAN ARITMETIKA RANGKAIAN ARITMETIKA Materi :. Sistim Bilangan : Desimal, Biner, Oktal, Hexadesimal 2. Konversi Sistim Bilangan 3. Sistim Coding 4. Fungsi-fungsi Aritmetika Biner : penjumlahan, pengurangan, perkalian,

Lebih terperinci

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT

RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT RANGKAIAN LOGIKA DISKRIT Materi 1. Gerbang Logika Dasar 2. Tabel Kebenaran 3. Analisa Pewaktuan GERBANG LOGIKA DASAR Gerbang Logika blok dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital Sebuah gerbang

Lebih terperinci

ARITHMATIC LOGIC UNIT ( alu ) half - full adder, ripple carry adder

ARITHMATIC LOGIC UNIT ( alu ) half - full adder, ripple carry adder 7 Tujuan RITMTI OGI UNIT ( alu ) half - full adder, ripple carry adder : Setelah mempelajari half-full adder, ripple carry adder diharapkan dapat,. Memahami aturan-aturan Penjumlahan bilangan biner 2.

Lebih terperinci

DASAR - DASAR MIKROPROSESOR. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

DASAR - DASAR MIKROPROSESOR. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia DASAR - DASAR MIKROPROSESOR Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan tentang tujuan perkuliahan, model mikroprosesor,

Lebih terperinci

BAB I GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN

BAB I GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN BAB I GERBANG LOGIKA DASAR & ALJABAR BOOLEAN A. Tabel Kebenaran (Truth Table) Tabel kebenaran merupakan tabel yang menunjukkan pengaruh pemberian level logika pada input suatu rangkaian logika terhadap

Lebih terperinci

BAB 5. Sistem Digital

BAB 5. Sistem Digital DIKTAT KULIAH Elektronika Industri & Otomasi (IE-204) BAB 5. Sistem Digital Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Ir. Rudy Wawolumaja

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN PERANGKAT PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL Yohandri, Ph.D JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSTAS NEGERI PADANG 23 BAHAN AJAR (Hand Out) Bahan Kajian : Elektronika Digital

Lebih terperinci

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika

Representasi Bilangan dan Operasi Aritmatika Bilangan Bilangan dan Operasi Aritmatika Kuliah#8 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Bilangan Sebelumnya telah dibahas tentang

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIRTUAL LABORATORY SEBAGAI ALAT BANTU AJAR KULIAH ELEKTRONIKA DIGITAL DENGAN SIMULATOR LOGIKA LOGICLY DAN DSCH2

PEMBUATAN VIRTUAL LABORATORY SEBAGAI ALAT BANTU AJAR KULIAH ELEKTRONIKA DIGITAL DENGAN SIMULATOR LOGIKA LOGICLY DAN DSCH2 PEMBUATAN VIRTUAL LABORATORY SEBAGAI ALAT BANTU AJAR KULIAH ELEKTRONIKA DIGITAL DENGAN SIMULATOR LOGIKA LOGICLY DAN DSCH2 Ery Safrianti Laboratorium Mikroprosesor Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Basic Animation Flash Framework Htpp://muhammadadri.net/

Basic Animation Flash Framework Htpp://muhammadadri.net/ 2008 Basic Animation Flash Framework Htpp://muhammadadri.net/ Tulisan ini merupakan salah satu modul praktik yang ditulis untuk digunakan dalam pengembangan bahan ajar Multimedia, dalam proses pengolahan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Arsitektur Sistem Komputer Kode Mata Kuliah : TI 017 Bobot Kredit : 3 SKS Semester Penempatan : IV Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARITMETIKA 2

RANGKAIAN ARITMETIKA 2 RANGKAIAN ARITMETIKA 2 Pokok Bahasan : 1. Sistim Coding 2. Fungsi-fungsi Aritmetika Biner : penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian 3. Implementasi fungsi Aritmetika pada sistim Bilangan yang lain

Lebih terperinci

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya Sistem Digital Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Arsitektur Komputer Bobot Mata Kuliah : 3 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : kepada mahasiswa secara mendalam mengenai konsep-konsep dari fungsi dan struktur

Lebih terperinci

Operasi Aritmatika Sistem Bilangan Biner & Bilangan Oktal

Operasi Aritmatika Sistem Bilangan Biner & Bilangan Oktal Operasi Aritmatika Sistem Bilangan Biner & Bilangan Oktal Karunia Suci Lestari k.sucilestari97@gmail.com :: http://ksucilestari97.wordpress.com Abstrak Dalam pengolahan data sistem bilangan terdapat juga

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IK2134 ORGANISAI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER Disusun oleh: PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester (RPS) ini

Lebih terperinci

Kuliah#9 TKC205 Sistem Digital - TA 2013/2014. Eko Didik Widianto. 21 Maret 2014

Kuliah#9 TKC205 Sistem Digital - TA 2013/2014. Eko Didik Widianto. 21 Maret 2014 Kuliah#9 TKC205 Sistem Digital - TA 2013/2014 Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro 21 Maret 2014 http://didik.blog.undip.ac.id 1 Review Kuliah Di kuliah sebelumnya dibahas tentang: Representasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Rangkaian Digital A

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Rangkaian Digital A SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Rangkaian Digital A Proses Belajar Mengajar Media : Evaluasi : Dosen : Menjelaskan, Memberi contoh, Diskusi, Memberi tugas * Papan Tulis * Hasil Test Mahasiswa :

Lebih terperinci

Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA

Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA Encoder, Multiplexer, Demultiplexer, Shifter, PLA Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom November 2015 Bahan Presentasi

Lebih terperinci

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop 1. FLIP-FLOP Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur

Lebih terperinci

MODUL 1 SISTEM BILANGAN

MODUL 1 SISTEM BILANGAN 1 MODUL 1 SISTEM BILANGAN A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Sistem Bilangan 2. Fokus Pembahasan Materi Pokok 3. Tujuan Kegiatan Pembelajaran B. URAIAN MATERI POKOK I. DEFINISI : 1. Teori

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

REPRESENTASI DATA. Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma REPRESENTASI DATA Pengantar Komputer Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma Pendahuluan Materi ini mendiskusikan beberapa konsep penting mencakup sistem bilangan biner dan hexadecimal, organisasi

Lebih terperinci