PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS PENEMUAN
|
|
- Surya Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBELAJARAN MENULIS BERBASIS PENEMUAN I Made Sutama Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha imadesutamaubd@gmail.com Abstract A new curriculum, namely Curriculum 2013, have been implemented in Indonesian teaching and learning. As a logical consequence of its implementation, there is a change in how language viewed and how the subject matter should be taught. In this curriculum, language viewed as text and should be taught by text based learning. One suggested model of teaching is discovery learning. But, was it an appropriate model for teaching writing? Discovery learning is not a new thing in the teaching of writing. But, it is not enough to achieve the inal goal of teaching writing, namely students are able to produce a piece of writing. The last target of the application of discovery learning is to invent a concept of thing. For the reason, we should complete the steps of discovery learning with other steps for developing student s ability to produce a piece of writing. Keywords: teaching writing, discovery learning Abstrak Kurikulum baru, yakni Kurikulum 2013, telah diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia. Sebagai konsekuensi logis dari diterapkannya kurikulum baru, cara pandang terhadap bahasa dan bagaimana bahasa diajarkan juga berubah. Dalam kurikulum ini, bahasa dipandang sebagai teks dan bahasa diajarkan dengan berbasis teks. Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan adalah pembelajaran berbasis penemuan. Persoalannya adalah apakah pembelajaran berbasis penemuan cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan menulis. Pembelajaran berbasis penemuan bukan hal baru dalam pembelajaran menulis. Akan tetapi, pembelajaran berbasis penemuan tidak cukup untuk menyelesaikan secara menyeluruh kebutuhan pembelajaran menulis. Pembelajaran berbasis penemuan akan berakhir pada penemuan konsep. Padahal, tujuan akhir pembelajaran menulis adalah siswa menghasilkan produk berupa tulisan. Oleh karena itu, langkah-langkah pembelajaran berbasis penemuan perlu dilengkapi dengan langkah lain supaya siswa dapat menghasilkan tulisan. Kata-kata kunci: pembelajaran menulis, pembelajaran berbasis penemuan Pendahuluan Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan di lapangan, dari waktu ke waktu, kurikulum secara terus-menerus mengalami perubahan. Khusus dalam konteks pelajaran bahasa Indonesia, setiap perubahan kurikulum membawa serta perubahan cara pandang terhadap bahasa yang berakibat pula pada apa yang diajarkan dan bagaimana bahasa itu diajarkan. Dalam Kurikulum 1975, misalnya, bahasa dipandang sebagai seperangkat sistem kaidah. Oleh karena itu, yang diajarkan di kelas bahasa adalah butir-butir kaidah bahasa yang diajarkan secara deduktif. Dalam Kurikulum 1984, 1994, KBK, dan KTSP, bahasa dipandang sebagai alat komunikasi, sehingga yang diajarkan adalah bagaimana berkomunikasi, dan aktivitas di kelas bahasa didominasi oleh kegiatan berkomunikasi. Kini, Kurikulum 2013 telah diberlakukan. Dalam kurikulum itu, bahasa dipandang sebagai teks. Oleh karena itu, yang diajarkan di kelas bahasa adalah berbagai jenis teks dan cara menghasilkannya. Karena penerapan kurikulum itu baru dimulai pada tahun 2013, masih terjadi banyak persoalan. Salah satunya adalah persoalan bagaimana mengajarkan bahasa berbasis teks, khususnya mengajarkan keterampilan menulis. Salah satu cara yang ditawarkan adalah dengan belajar berbasis penemuan (disovery learning). Masalah yang muncul adalah (1) apa itu pembelajaran berbasis penemuan, (2) apakah keterampilan menulis dapat diajarkan dengan berbasis penemuan, (3) bagaimana langkah-langkah pembelajaran keterampilan menulis berbasis 446
2 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIpenemuan. Semua masalah itu akan dijawab dengan mengambil kasus menghasilkan teks eksplanasi melalui pembelajaran berbasis penemuan. Pembahasan 1. Pembelajaran Berbasis Penemuan Pembelajaran Berbasis Penemuan (PBP) adalah pembelajaran yang memberi ruang kepada siswa untuk menemukan sendiri prinsip, konsep, atau dalil dari sesuatu yang dipelajari, bukan pembelajaran yang menyajikan materi pelajaran dalam bentuk inal (Kemdikbud, 2014a: 29). Bruner (Kemdikbud, 2014b: 40), sebagai penggagas model pembelajaran ini, memandang bahwa partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran itu penting. Namun, untuk mewujudkan hal itu, mereka perlu disediakan lingkungan untuk dieksplorasi yang dapat memfasilitasi rasa ingin tahunya. Oleh karena itu, bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi dalam bentuk sesuatu yang dapat dieksplorasi. Melalui eksplorasi itu, mereka diharapkan dapat menemukan sendiri konsep, teori, atau aturan tentang sesuatu. Jadi, Pembelajaran Berbasis Penemuan (PBP) dirancang dengan tujuan siswa mampu menemukan konsep, prinsip, yang sebelumnya tidak mereka ketahui (Kemdikbud, dalam Priyatni, 2014: 106). Bicknell-Holmes dan Hoffman (dalam Castranova pada chiron.valdosta.edu) menyatakan ada tiga ciri utama PBP. Yang pertama adalah mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, mengintegrasikan, dan menggeneralisasi pengetahuan. Yang kedua adalah aktivitas berbasis minat yang dikendalikan oleh siswa dalam arti merekalah yang menentukan urutan dan frekuensi kegiatan. Yang ketiga adalah aktivitas yang mendorong terjadinya interaksi pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki oleh siswa. Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam menerapkan PBP, yaitu: (1) pemberian rangsangan, (2) identi ikasi masalah, (3) pengumpulan data, (4) pengolahan data, (5) pembuktian, dan (6) penyimpulan (Kemdikbud, 2014b; Priyatni, 2014). Pada langkah pemberian rangsangan, siswa dihadapkan pada sesuatu yang membingungkan yang dapat menumbuhkan keingintahuannya melalui penyelidikan. Untuk itu, guru dapat mengajukan sejumlah pertanyaan, menganjurkan siswa untuk membaca, atau mengajak mereka beraktivitas yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Fungsi pemberian rangsangan adalah menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Langkah pemberian rangsangan disusul oleh langkah identi ikasi masalah. Pada langkah ini, siswa diberi kesempatan sebanyak mungkin untuk mengidenti ikasi berbagai masalah yang relevan dengan materi pembelajaran. Satu atau lebih masalah dipilih untuk dirumuskan hipotesisnya. Setelah hipotesis dirumuskan, siswa diajak memasuki langkah pengumpulan data. Pada saat itu, siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan. Informasi dapat diperoleh berbagai cara dari berbagai sumber, seperti membaca literatur, mengamati objek, melakukan wawancara dengan nara sumber, atau melakukan uji coba. Pada langkah pengolahan data, berbagai informasi yang diperoleh diolah dan ditafsirkan. Setelah hal itu dilakukan, generalisasi dibuat atau simpulan ditarik. Generalisasi atau simpulan yang ditarik dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk hal yang sama. 2. Menguasai Teks Melalui Penemuan Menguasai teks melalui penemuan sesungguhnya bukan merupakan gagasan baru dalam penguasaan bahasa. Tentang hal itu sesungguhnya dapat dirunut ke teori tentang bagaimana kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulis, diperoleh oleh kanak-kanak/anak-anak. Dalam kasus pemerolehan bahasa lisan, pada mulanya anak mendengarkan ujaran di sekitarnya dan mencoba memahami, baik makna maupun konstruksi/strukturnya. Pemahaman itu dijadikan dasar untuk merumuskan dugaan tentang makna ujaran dan susunannya. Dugaan ini dicobakan dalam aktivitas berbicara selanjutnya dan akan diperbaiki jika ditemukan fakta-fakta yang 447
3 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIImenggugurkan dugaan itu. Rangkaian penguasaan kemampuan berbahasa tulis juga demikian. Awalnya adalah pemahaman, tetapi terhadap bahasa tulis yang ada di sekitar anak, terutama setelah mereka bisa membaca. Menurut Squire (dalam Sutama, 1997: 37), melalui pengalaman membaca, anak secara intuitif maupun sadar belajar tentang bentuk dan konvensi jenis tulisan tertentu. Jadi yang dipahami bukan hanya makna bahasa tulis yang dihadapi, tetapi juga konstruksinya. Pemahaman terhadap konstruksi bahasa tulis itu akan dijadikan dasar untuk membangun hipotesis tentang konstruksi bahasa tulis, seperti ketika mereka membangun hipotesis tentang konstruksi bahasa lisan, sebagaimana dinyatakan oleh Gundlach (dalam Sutama, 1997: 37-38). Dinyatakan bahwa sama seperti ketika anak belajar berbicara belajar tentang prinsip-prinsip yang mendasari bahasa lisan, mereka juga mengembangkan hipotesis tentang prinsip-prinsip yang mengatur sistem bahasa tulis ketika mereka berhadapan dengan bahasa tulis. Hal ini berlangsung bukan hanya dalam konteks di luar kelas, tetapi juga dalam konteks di dalam kelas. O Malley dan Channot (1997: 39) menyatakan bahwa anak melahirkan kaidah formasi bahasa, baik ketika mereka belajar bahasa di luar kelas maupun di dalam kelas. Kemungkinan menguasai bahasa tulis melalui penemuan juga dapat kita lihat dari khasanah pendekatan pembelajaran menulis. Pendekatan-pendekatan itu lahir dari pandangan yang berbeda-beda tentang menulis. Ada pandangan yang menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas sosial (Hull, dalam Sutama, 2010: 10). Sebagai aktivitas sosial, menulis tidak pernah dilakukan dalam situasi vakum. Tulisan pada umumnya ditujukan kepada orang lain untuk tujuan tertentu. Dengan demikian, menulis secara alamiah selalu dilakukan dalam konteks. Pandangan lain adalah menulis dianggap sebagai sebuah proses (Scardamalia dan Bereiter; Glover dan Bruning (dalam Sutama, 2010: 10). Ada pula pandangan bahwa untuk dapat menulis, diperlukan bukan hanya pengetahuan tentang topik yang akan ditulis, tetapi juga pengetahuan tentang pola atau struktur wacana (McCtchen, dalam Sutama, 2010: 11). Sejalan dengan masing-masing pandangan tentang menulis di atas, dikenal ada pendekatan konteks, pendekatan proses, dan pendekatan pola (Shih; Raimes, dalam Sutama, 2010: 11). Pendekatan konteks mengasumsikan bahwa di dalam aktivitas menulis yang sesungguhnya, penulis berorientasi pada tujuan tertentu dan menyasar pembaca tertentu. Implementasi dari pendekatan ini dalam pembelajaran menulis di kelas adalah siswa ditugasi untuk menulis dengan tujuan dan pembaca yang telah ditentukan. Dengan itu, siswa diharapkan dapat menghasilkan tulisan dengan pola retorika yang baik. Pendekatan proses mengasumsikan bahwa menulis terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap penuangan, dan tahap peninjauan. Ketiga tahap itu tidak bersifat linier, tetapi rekursif. Penerapan dari pendekatan ini dalam pembelajaran menulis di kelas adalah siswa dibantu memahami proses menulis dan dituntun menjalani semua proses itu sehingga mereka dapat menghasilkan tulisan yang baik. Pendekatan pola mengasumsikan bahwa perilaku berbahasa muncul karena dipicu oleh bahasa orang lain (Myers, dalam Sutama, 2010: 11). Oleh karena itu, dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan ini, siswa diajak menganalisis pola wacana ideal yang dihadapi dan mempraktikkan pola-pola retorika yang ditemukan dalam wacana itu. Sebagai medianya, sejumlah esai model disediakan. Dengan esai model seperti itu, diharapkan tumbuh kesadaran pada diri siswa akan pola-pola retorika. Sebagai tugas akhir pembelajaran, siswa diminta menulis dengan pola wacana yang ditemukan. Sutama dkk. (2000) pernah menerapkan pendekatan ini dalam penelitian tentang Pemanfaatan Opini pada Media Masa Remaja untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi. Hasilnya adalah pembelajaran menjadi menarik dan kemampuan menulis siswa dapat ditingkatkan. Dengan demikian, belajar menulis berbasis penemuan memang dimungkinkan dilihat dari keberadaan pendekatan dalam pembelajaran menulis. 448
4 3. Kecukupan Pembelajaran Berbasis Penemuan dalam Pembelajaran Menulis Di depan telah disampaikan bahwa ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam menerapkan PBP, yaitu: (1) pemberian rangsangan, (2) identi ikasi masalah, (3) pengumpulan data, (4) pengolahan data, (5) pembuktian, dan (6) penyimpulan. Karena tujuan akhir PBP adalah menemukan konsep, prinsip, atau karakteristik tentang sesuatu, ketika PBP diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis, hasil akhirnya adalah karakteristik suatu jenis tulisan. Tentu pembelajaran keterampilan menulis tidak dapat diakhiri sampai di situ. Pembelajarannya harus dilanjutkan dengan mengajak siswa menerapkan karakteristik, struktur maupun bahasa, yang mereka temukan. Jika tidak demikian, pembelajaran menulis akan berakhir pada penguasaan pengetahuan tentang struktur dan bahasa suatu jenis tulisan. Dalam konteks pembelajaran menulis, Hobelman dan Wiriyachitra (1995: 125) menyarankan hal berikut ini. Setiap unit pembelajaran menulis harus difokuskan pada satu jenis tulisan. Semua aktivitas dalam satu unit pembelajaran itu harus diarahkan menuju aktivitas menulis inal. Langkah-langkahnya adalah pemberian input, praktik kebahasaan, menulis terkontrol, menulis semi bebas, dan melakukan revisi. Pada langkah pemberian input, siswa diajak membaca contoh wacana yang baik untuk tipe teks yang sedang dipelajari. Wacana ini dibaca dengan tujuan memberikan pengetahuan topik kepada semua siswa untuk didiskusikan. Dengan memberikan teks model, siswa juga mendapatkan kosakata, idiom, pola kalimat, dan organisasi wacana untuk teks yang sedang dipelajari. Jadi, siswa bisa belajar tentang banyak hal dari teks model. Pada langkah praktik kebahasaan, siswa dilatih menggunakan gramatika, kosakata, organisasi yang diperlukan. Pada langkah menulis terkontrol, siswa diajak berlatih menuliskan kembali isi wacana model. Pada langkah menulis semi bebas, siswa diajak, secara individu atau berkelompok, menulis wacana berdasarkan ide mereka sendiri, namun untuk mempraktikkan pengetahuan mereka tentang tipe teks yang dipelajari. Pada langkah melakukan revisi, karya tulis siswa akan ditukar untuk dikomentari oleh temannya, baik isi maupun strukturnya. Komentar teman akan dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan dalam rangka menghasilkan draf akhir yang akan diserahkan kepada guru. Berdasarkan paparan di atas, langkah-langkah PBP perlu dipadukan dengan saran Hobelman dan Wiriyachitra. Hasil pemaduannya akan menjadi seperti berikut ini. 1. Setelah disampaikan pengantar pembelajaran, kepada siswa dibagikan teks dengan judul tertentu. Teks yang dibagikan itu berfungsi sebagai rangsangan atau input bagi siswa. 2. Dari teks yang telah dibagikan itu, siswa diarahkan untuk merumuskan masalah. Masalah yang dirumuskan perlu difokuskan pada bagaimana struktur teks dan ciri-ciri kebahasaannya. 3. Untuk menjawab rumusan masalah itu, teks yang dihadapi dieksplorasi untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Eksplorasi dapat diperluas dengan membaca teks lain yang sejenis dan sumber-sumber lain. 4. Data yang diperoleh, kemudian, diolah untuk merumuskan jawaban atas masalah-masalah yang telah dirumuskan. 5. Jawaban atas masalah itu dikon irmasi dengan informasi dari berbagai sumber untuk membuktikan kebenarannya, atau, untuk diperbaiki jika terbukti belum benar. Dari langkah ini, akan diperoleh pemahaman yang benar tentang struktur dan ciri kebahasaan teks. 6. Langkah selanjutnya adalah praktik kebahasaan, menulis terkontrol, menulis semi bebas, dan melakukan revisi, sampai dihasilkannya draf inal teks. Dari keenam langkah di atas, dapat diidenti ikasi bahwa langkah (1) sampai dengan (5) adalah langkah-langkah PBP, sedangkan langkah (6) adalah langkah lanjutan untuk menghasilkan tulisan atau teks. 449
5 Penutup Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan berbasis teks. Salah satu model pembelajaran yang ditawarkan adalah Pembelajaran Berbasis Penemuan. Model pembelajaran ini sesungguhnya dapat dicarikan benang merahnya ke kajian pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa, termasuk pembelajaran menulis. Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis, pembelajaran keterampilan menulis berbasis penemuan dapat dan perlu dilakukan karena memiliki dasar kajian yang kuat. Hanya saja, penerapan PBP perlu dipadukan dengan langkah-langkah pembelajaran menghasilkan tulisan. Daftar Pustaka Castronova, Joyce A. Learning for the 21 st Century: Article Manuscript. Pada chiron.valdosta. edu (Diakses ). Hobelman, Paul dan Wiriyachitra, Arunee A Balanced Approach to the Teaching of Intermediate-Level Writing Skills to EFL Students. dalam Kral, Thomas (Ed.). Creative Classroom Activities. Washington: United States Information Agencies. (Diakses ). Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. 2014a. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Kemdikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014b. Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum Jakarta: Kemdikbud. Priyatni, Endah Tri Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Jakarta: PT Bumi Aksara. Sutama, I Made Perkembangan Koherensi Tulisan Siswa Sekolah Dasar (Disertasi). I Made Pembelajaran Menulis yang Memudahkan (Orasi Pengenalan Jabatan Guru Besar Tetap). 450
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa yang saling mempengaruhi yakni berbicara, menyimak, dan membaca. Keterampilan
Lebih terperinciDESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- DESAIN STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Tri Widiatmi Mahasiswa Program Studi S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan
Lebih terperinciSTRATEGI BELAJAR MENGAJAR
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Oleh : I Putu Agus Indrawan (1013031035) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA
Natalia (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Bantuan Media Video Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan..Vol.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbolsimbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan
Lebih terperinciTanya Jawab Pramenulis untuk Memudahkan Pembelajar Menghasilkan Tulisan. Abstrak
Tanya Jawab Pramenulis untuk Memudahkan Pembelajar Menghasilkan Tulisan I Made Sutama IKIP Negeri Singaraja Abstrak Bagi kebanyakan pembelajar Indonesia, baik yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing ~Dante Darmawangsa ~ I. PENDAHULUAN Pemerolehan bahasa asing biasanya didapatkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3b MODEL DISCOVERY LEARNING 2 Discovery Learning Belajar diskoveri memberi penekanan pada keakifan siswa, berpusat pada siswa dimana siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris
Lebih terperinciModel Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013
Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam Implementasi Kurikulum 2013 Ada tiga model pembelajaran yang dianjurkan dalam penerapan Kurikulum 2013 antara lain: Discovery Learning (DL), Problem
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO Oleh Yuni Setiawati Iqbal Hilal Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: yunisetiawati520@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan cerminan, ide, gagasan, sikap, nilai dan ideologi penggunanya. Bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia. Bahasa berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI I KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT Fifi Nila Sari 1, Diyan Permata Yanda²,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki untuk dapat berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia maka setiap orang dituntut untuk terampil dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Menulis merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam seluruh proses kegiatan belajar selama menuntut ilmu baik di bangku sekolah dasar, sekolah menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses penting, hasil belajar siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.
Lebih terperinciErnanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.
1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU Oleh Kalisa Eviyana Iqbal Hilal Karomani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : kalisaeviyana@yahoo.co.id Abstract The problem
Lebih terperinciOLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMA PRAYATNA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH Vera Puspita Liangsari NIM 209311084 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu cirri pembeda antara manusia dengan mahluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Masalah Dalam pendidikan dewasa ini proses kegiatan belajar mengajar semakin berkembang seiring dengan perubahan waktu, begitu pula perangkat kegiatan proses belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi
Lebih terperinciKAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS
585 KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peran guru sebagai (a) manejerial yaitu mengelola kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 persaingan dan tantangan di semua aspek kehidupan semakin besar. Teknologi yang semakin maju dan pasar bebas yang semakin pesat berkembang mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi
Lebih terperinciPERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR)
PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR) Asdar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa dan bertujuan agar peserta didik mampu dan terampil berkomunikasi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elita Lismiana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan nasional ditandai dengan penyempurnaan-penyempurnaan yang terjadi pada setiap aspek pendidikan. Salah satu aspek pendidikan yang
Lebih terperinciOleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka siswa diharapkan dapat mengusai keterampilan-keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib dan utama diajarkan di Sekolah Dasar. Dengan belajar Bahasa Indonesia, maka siswa diharapkan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Ayu Wandira Juita 1, Diyan Permata Yanda²,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Karena pendidikan memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi paling penting yang dimiliki oleh manusia. Pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dapat ditunjukkan dengan kenyataan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Matematika (dari bahasa Yunani: mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai hasil dari sesuatu yang dilihat, diketahui atau didengar. Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan
Lebih terperinciJ-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2014 ANALISIS NASKAH SOAL UJIAN SEKOLAH DITINJAU DARI TIGA VALIDITAS.
ANALISIS NASKAH SOAL UJIAN SEKOLAH DITINJAU DARI TIGA VALIDITAS Oleh Ratna Dewi Bambang Setiyadi Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Email: ratna_dewi@gmail.com ABSTRACT The problem in this
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister
Lebih terperinciJ-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh
PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG Oleh Shelvina Elvira Nurlaksana Eko Rusminto Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: shelvina11@yahoo.co.id
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.
ABSTRACT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 2 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh Rifera Listianda 1, Nursaid 2, Ramadansyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran yang efektif dapat ditandai dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam menjalani proses pembelajaran. Dengan adanya minat dalam diri
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG. Oleh
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI BANDAR LAMPUNG Oleh Klara Ken Laras Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: klarakenlaras6@gmail.com Abstract This
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara akan maju dan berkembang apabila diikuti dengan peningkatan pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG SKRIPSI
KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN TULISAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG SKRIPSI DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaPendidikan (STRATA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kurikulum Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berpacu. Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan di Indonesia salah satunya ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pendidikan di Indonesia salah satunya ditandai dengan perubahan kurikulum yang berlaku. Perubahan kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013 dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar dapat belajar sendiri. Akan tetapi, proses pembelajaran tersebut nyatanya sulit
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa persatuan, diciptakan untuk mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku, budaya, dan bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kurikulum pendidikan yang digunakan mengacu pada sistem pendidikan nasional. Pada saat penelitian ini dilakukan, kurikulum yang digunakan dalam
Lebih terperinciJurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan
Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena pendidikan merupakan salah satu wujud nyata dalam peningkatan sumber
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 disajikan berbasis teks. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia yang di dalamnya lengkap memiliki situasi
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN Adelia Roza 1, Rahayu Fitri², Aruna Laila² 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu berbahasa yang baik dan benar. Karena
Lebih terperinciAbstract. Pendahuluan
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS IX.2 DENGAN TEKNIK TIRU MODEL DI SMP NEGERI 1 SOLOK SELATAN Elita Sinatra 1), Marsis 2), Gusnetti 2) ¹Mahasiswa jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL
KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL SURI HASTIKA SARI NPM 09080308 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa yang meliputi empat aspek yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
Lebih terperinciKrangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
e-book Definisi Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Krangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 Oleh : IDHAM, S.Pd http://education-vionet.blogspot.com Page 1 Definisi Model Pembelajaran Penemuan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 10 SIJUNJUNG Yora Diana Putri 1, Rahayu Fitri 2, Sri Mulyani Rusli 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat berjalan apabila siswa
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR
PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR Oleh Janatun Naim Nurlaksana Eko Rusminto Eka Sofia Agustina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : Jannaim21@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal ini terlihat dari banyaknya alat komunikasi yang sangat memerlukan keterampilan menulis
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL Widihastuti Dosen Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik UNY widihastuti@uny.ac.id; twidihastutiftuny@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa di sekolah bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut terdiri dari empat aspek, yaitu mendengar, berbicara, membaca,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tulisan, komunikasi
Lebih terperinciRAFT (ROLE, AUDIENCE, FORMAT, TOPIC) DAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF 1
RAFT (ROLE, AUDIENCE, FORMAT, TOPIC) DAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF 1 Nurlisa 2 Abstrak: Strategi pembelajaran RAFT (Role, Audience, Format, Topic) adalah salah satu strategi yang dapat dipakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING Testiana Deni Wijayatiningsih, Akhmad Fathurrahman, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinci