Menuju Operation & Maintenance Excellence PT. INDONESIA POWER
|
|
- Hadi Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Menuju Operation & Maintenance Excellence PT. INDONESIA POWER,4 Januari 2013
2 PT. IP Menuju O&M Excellence Mempertahankan dan meningkatkan kapasitas dan kinerja jangka panjang untuk kelangsungan dan pertumbuhan Perusahaan dengan LANDASAN YANG KUAT
3 Indikator kinerja pembangkit PER UNIT PEMBANGKIT UNIT PEMBANGKIT GABUNGAN (Termasuk OMC) ** (Termasuk OMC) ** 1. Availability Factor (AF) 1. Weighted Availability Factor (WAF) 2. Equivalent Availability Factor (EAF) 2. Weighted Equivalent Availability Factor (WEAF) 3. Service Factor (SF) 3. Weighted Service Factor (WSF) 4. Planned Outage Factor (POF) 4. Weighted Planned Outage Factor (WPOF) 5. Maintenance Outage Factor (MOF) 5. Weighted Maintenance Outage Factor (WMOF) 6. Forced Outage Factor (FOF) 6. Weighted Forced Outage Factor (WFOF) 7. Reserve Shutdown Factor (RSF) 7. Weighted Reserve Shutdown Factor (WRSF) 8. Unit Derating Factor (UDF) 8. Weighted Unit Derating Factor (WUDF) 9. Seasonal Derating Factor (SEDF) 9. Weighted Seasonal Derating Factor (WSEDF) 10. Forced Outage Rate (FOR) 10. Weighted Forced Outage Rate (WFOR) 11. Forced Outage Rate Demand (FORd) 11. Weighted Equivalent Forced Outage Rate (WFORd) 12. Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) 12. W. Equivalent Forced Outage Rate (WEFOR) 13. Eq. Forced Outage Rate demand 13. W. Equivalent Forced Outage Rate demand (EFORd) (WEFORd) 14. Net Capacity Factor (NCF) 14. Weighted Net Capacity Factor (WNCF) 15. Net Output Factor (NOF) 15. Weighted Net Output Factor (WNOF) 16. Plant Factor (PF) 16. Weighted Plant Factor (WPF) 17. Sudden Outage Frequency (SdOF) 17. Weighted Sudden Outage Frequency (WSdof) ** Formula OMC digunakan untuk menghitung kinerja pembangkit tanpa peristiwa-peristiwa diluar tangguang jawab managemen pembangkit tersebut. Formula OMC sama dengan Formula Non OMC. Untuk membedakannya, gunakan tanda X di awal persamaan. Contoh: AF menjadi XAF; FOR menjadi XFOR; WEAF menjadi XWEAF; dan seterusnya. Formula masing-masing indikator kinerja tersebut diuraikan pada sub E.7.1 s.d. E.7.4
4
5 Kinerja 2012
6 Quality OEE PLTU Suralaya ,26% 100,00 0,00 0,00 4,44 4,88 2,74 0,30 0,00 0,00 0,00 2,32 3,48 81,84 0,03-18,16% 8,53 10,32 62,96 4,21 58,74 Availabilty Performance TheoreticaInability to Downtime l output meet maximum load due to lack of fuel (Derating Permanent Planne d Outage (PO) MaintenancUnplanne e Outage d (MO) downtme (FOD) Unplanne d external downtime (FOL) Unplanne d Force Mayor downtime (FOFM) Outage Slip (PE, ME) Reduced Maintenanc Force load due e Derated to human Derated(MD (FD) evaluation ) (PD) Capacit y for sale Rampin g up Reserve s (stoppet due to lack of demand) Unit not called for full load Realised Internal Sold power ConsumptioProductio productio n n n
7 Quality PLTU Suralaya ,68% 100,00 0,00 0,00 2,71 1,25 0,11 0,00 0,00 0,00 0,00 0,12 0,61 95,20 0,66 1,28-4,80% 11,12 82,14 3,83 78,32 Availabilty Performance TheoreticaInability to Downtime l output meet due to maximum lack of load fuel (Derating Permanent Planne d Outage (PO) MaintenancUnplanne e Outage d (MO) downtme (FOD) Unplanne d external downtime (FOL) Unplanne d Force Mayor downtime (FOFM) Outage Slip (PE, ME) Reduced Maintenanc Force load due e Derated to human Derated(MD (FD) evaluation ) (PD) Capacit y for sale Rampin g up Reserve s (stoppet due to lack of demand) Unit not called for full load Realised Internal Sold power ConsumptioProductio productio n n n
8 Pengelompokan Status Unit Pembangkit 1. TIDAK AKTIF 2. AKTIF TIDAK AKTIF didefinisikan sebagai status unit tidak siap operasi untuk jangka waktu lama karena unit dikeluarkan untuk alasan ekonomi atau alasan lainnya yang tidak berkaitan dengan peralatan/instalasi pembangkit. Dalam kondisi ini, unit pembangkit memerlukan persiapan beberapa hari sampai minggu/bulan untuk dapat siap operasi. Yang termasuk dalam kondisi ini adalah 1. INACTIVE RESERVE yaitu status bagi unit pembangkit yang direncanakan sebagai cadangan untuk jangka panjang, 2. MOTHBALLED yaitu status unit pembangkit yang sedang disiapkan untuk idle dalam jangka panjang, 3. RETIRED yaitu unit yang untuk selanjutnya diharapkan tidak beroperasi lagi namun belum dibongkar instalasinya.
9 AKTIF Didefinisikan sebagai kondisi pembangkit siap untuk menyuplai listrik ke system dan tidak dikeluarkan dari system karena alasan ekonomi atau lainnya. Pada kondisi ini ada 2 status yaitu 1. Available (reserve(not connected), in service(connected)) 2. Unavailable (planned outage, unplanned outage)
10 Definisi Outage Terjadi apabila suatu unit tidak sinkron ke jaringan dan bukan dalam status Reserve Shutdown. Yang termasuk dalam Outage yaitu PO, MO, FO dansf PO Planned Outage: yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan. MO Maintenance Outage: yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang dianggap perlu dilakukan, yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga jadwal PO berikutnya dan telah dijadwalkan dalam ROB/ROM berikutnya. FO : Forced Outage: yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi emergensi yang tidak diantisipasi sebelumnya SF : Startup Failure: yaitu outage yang terjadi ketika unit tidak mampu sinkron dalam waktu start yang telah ditentukan.
11 Definisi PE Planned Outage Extension: yaitu outage perpanjangan yang direncanakan, sebagai perpanjangan Planned Outage (PO) yang belum selesai pada waktu yang telah ditentukan. Ini artinya bahwa sebelum dimulai, periode dan tanggal operasinya telah ditetapkan. PE hanya bisa dilakukan 1 (satu) kali dan diajukan pada saat PO berlangsung, serta telah dijadwalkan dalam ROB/ROM/ROH. Jika periode PE melewati batas waktu yang telah ditentukan, maka statusnya adalah FO1. ME Maintenance Outage Extension: yaitu pemeliharaan outage perpanjangan, sebagai perpanjangan MO yang belum selesai dalam waktu yang telah ditetapkan. SE Scheduled Outage Extension: adalah perpanjangan dari Planned Outage (PO) atau Maintenance Outage (MO), yaitu outage yang melampaui perkiraan durasi penyelesaian PO atau MO yang telah ditentukan sebelumnya.
12 Definisi Derating Derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN-nya. Derating mulai ketika unit tidak mampu untuk mencapai 98% DMN dan lebih lama dari 30 (tiga puluh) menit. Derating berakhir ketika peralatan yang menyebabkan derating tersebut kembali normal dan dapat memenuhi perintah dispatch. Derating dimasukkan menjadi beberapa kategori yaitu PD Planned Derating: adalah derating yang dijadwalkan dan durasinya sudah ditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan/ bulanan pemeliharaan pembangkit. Derating berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan, bukan merupakan PD, tetapi MD. MD Maintenance Derating: adalah derating yang dapat ditunda melampaui akhir periode operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan pengurangan kapasitas sebelum PO berikutnya. DE Derating Extension: adalah perpanjangan dari PD atau MD yang melampaui tanggal penyelesaian yang diperkirakan..
13 RS Reserve Shutdown: adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi namun tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal juga sebagai economy outage atau economy shutdown. NC Kondisi Noncurtailing: adalah kondisi yang dapat terjadi kapan saja dimana peralatan atau komponen utama tidak dioperasikan untuk keperluan pemeliharaan, pengujian, atau tujuan lain yang tidak mengakibatkan unit outage atau derating. Outside Management Control Outages: adalah Ada sumber penyebab dari luar yang mengakibatkan unit pembangkit deratings atau outages. Yang termasuk penyebab outages tersebut (tetapi tidaklah terbatas pada) misalnya badai salju, angin topan, angin ribut, kualitas bahan bakar rendah, gangguan pasokan bahan bakar, dan lain lain..
14 Contoh Merata-ratakan Derating: Unit 1000 MW mengalami derating, disebabkan oleh hambatan emisi selama 10 hari (240 jam). Selama periode ini, besarnya derating bervariasi sebagai berikut: 1) 30 MW selama 40 jam; 2) 50 MW selama 10 jam; 3) 20 MW selama 110 jam; dan 4) 40 MW selama 80 jam. Sepanjang waktu ini, unit juga mengalami peristiwa outage tidak direncanakan FO1 selama 90 jam dan mengalami Reserve Shutdown (RS) selama 20 jam. Total MWH yang hilang pada setiap tingkatan derating dihitung dan dijumlahkan = (40 jam x 30 MW) + (10 jam x 50 MW) + (110 jam x 20 MW)+ (80 jam x 40 MW) = 7100 MWH. Rata-rata MW yang hilang selama 10 hari adalah total MWH yang hilang dibagi dengan banyaknya jam keseluruhan periode derating: 7100/240 = 30 MW. Jadi, kemampuan unit selama 10 hari derating = 1000 MW 30 MW= 970 MW.
15 INDIKATOR KINERJA PEMBANGKIT Availability Factor (AF): adalah rasio antara jumlah jam unit pembangkit siap beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini menunjukkan prosentase kesiapan unit pembangkit untuk dioperasikan pada satu periode tertentu. Equivalent Availability Factor (EAF): adalah ekivalen Availability Factor yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit. Service Factor (SF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini menunjukkan prosentase jumlah jam unit pembangkit beroperasi pada satu periode tertentu. Equivalent Forced Outage Rate (EFOR): adalah jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan dari sistem (keluar paksa) dan derating dibagi jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan dari sistem dan derating ditambah jumlah jam unit pembangkit beroperasi, yang dinyatakan dalam prosen.
16 Maintenace Outage Factor (MOF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar terencana (MO) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat pelaksanaan perbaikan, pada suatu periode tertentu. Scheduled Outage Factor (SOF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar terencana (planned outage dan maintenance outage) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Unit Derating Factor (UDF): adalah rasio dari jumlah jam ekivalen unit pembangkit mengalami derating terhadap jumlah jam dalam satu periode. Reserve Shutdown Factor (RSF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit keluar reserve shutdown (RSH) terhadap jumlah jam dalam satu periode.
17 Formula Unit Pembangkit Tunggal Basis waktu
18 Formula Unit Pembangkit Tunggal Basis waktu
19 Formula Unit Pembangkit Gabungan Basis Waktu
20 Formula Unit Gabungan Basis Waktu
21 Formula Unit Gabungan Basis Kapasitas
22 Formula Unit Gabungan Basis Kapasitas
23 EAF PLTU Batu Bara vs NERC SLA 2011 = 95% SLA sd Nov = 88.7% Top 25 % 88.7 Top 10 %
24
25 EAF UBOH BSR vs NERC
26 UBOH BSR
27
28
29 EAF PLTGU-G MW - NERC EAF PLTGU-G MW PGT Priok PLTGU PGT Priok PLTGU EAF Top 10% Top 25% Top 50% sd Nov
30 EFOR PLTGU-G EFOR PLTGU-G MW EFOR Top 10% Top 25% Top 50% 5 0
31 PLTA EAF PLTA - NERC PLTA MRC PLTA SGL SGL 2011 sd Nov EAF Top 10% TOP 25% TOP 50%
32 EFOR PLTA EFOR PLTA
33 EAF PLTP EAF PLTP EAF PLTP Top 10% 90 Top 25% Top 50% Sd Nov 2012
34 EFOR PLTP 3.00 EFOR PLTP Sd Nov TOP 95%, EFOR dibawah
35 EAF PLTG EAF PLTG-M top 10% top 25% PLTG SMG BLI PGT PGT PLTG PLTG
36 EFOR PLTG-M EFOR PLTG-M
37 EAF PT. Indonesia Power EAF PT IP EAF PT IP sd Nov 12
38 Peningkatan Evailability 1. Mengoptimalkan schedul dan durasi overhaul dengan mengimplementasikan Manajemen Outage/overhaul 2. Meningkatkan Reliability Management pembangkit/mengurangi atau menghindari terjadinya gangguan 3. Meningkatkan maturity implementasi WPC untuk meningkatkan tactical maintenance. 4. Merencanakan kesiapan energi primer, baik jumlah ataupun kualitas. 5. Menjaga ketersediaan suku cadang dengan Supply chain management. 6. Melaksanakan Life Cycle Management. 7. Melaksanakan program Clean and no leakage dengan konsisten
39 Maintenance Factor PLTG
40
41
42
43
44
45
46
47 Kode Penyebab (Cause Code) Kondisi Pembangkit Tujuan harus dicantumkan Kode penyebab agar dapat melaporkan suatu peristiwa atau gangguan dengan lebih terperinci mengenai cara dimana sistem atau komponen mengalami gangguan. Contoh: Cause Code Pada PLTU
48 Contoh: Cause Code Pada PLTU
49
50
51 Pemeliharaan Pembangkit / Outage Management
52 Manajemen Overhaul Hidupkan Optimalisasi Manajemen Overahul Aktifkan Proses Manajemen Overhaul Koordinasi Overhaul dengan UBH Hidupkan Manajemen Perkakas Kerja
53 PENGARUH DURASI DAN PERIODE OVERHAUL PADA AVAILABILITY Pola Simple Mean Simple Serious dengan Periode 1 tahunan Waktu : Si = 30 hari Me = 45 hari Se = 60 hari Dalam 4 tahun, Unit mengalami downtime = = 165 hari Diasumsikan tidak ada outage terencana selain overhaul, maka Planned Outage PO = x X 100% = 11,3%
54 PENGARUH DURASI DAN PERIODE OVERHAUL PADA AVAILABILITY MENURUNKAN MTTO *) Pola Simple Mean Simple Serious dengan Periode 1 tahunan Waktu : Si = 25 hari Me = 35 hari Se = 50 hari Dalam 4 tahun, Unit mengalami downtime = = 135 hari Diasumsikan tidak ada outage terencana selain overhaul, maka Planned Outage : PO = x X 100% = 9,25% *) MTTO = Mean Time To Overhaul, istilah ini tidak ada dalam kamus maintenance (tidak lazim digunakan)
55 Manajemen Overhaul
56 Outage Optimization Outage Duration Optimization Manage Budget Optimize Scope Reduce Unexpected Delays & Scope Creep Enhance Learning (Lessons Learned) Minimize Failures during or shorty after Startup Outage Interval Optimization Extend Time Between Outages Base some outage decisions based on Equipment Condition Manage Reliability Risk Understand and Track Equipment Condition
57 Outage Duration Optimization Process Optimization Objective: Reduce the Duration of the Outage Reduce Outage Costs. Improve Efficiency of Outage Improve Quality of Outage Minimize post outage failures Approach: Determine Outage Organization Establish Management Expectations Use Project Management Techniques to Plan the Outage. Manage Outage Execution to assure Schedule Compliance. Outage Critique and Documentation
58 Outage Interval Optimization Reliability Risk Management Implement Plant Reliability Optimization Process including: o o o o o Reliability Basis Condition Management Risk Management Work Management Continuous Improvement Understand the Risk profile across all critical equipment. Develop Strategic Plan that manages crucial risk periods such as peak season Take full advantage of Outage Periods to mitigate Risk at minimum cost
59 Outage Interval Optimization Risk Evaluation Engineering Projects Current Condition Assessment (Trending) PM CBM CM (Failures) Major Repair History Risk Profiles Risk for each component and how it changes with time. Insurance & Code Req. Long Term Condition Assessment Inspection Reports Life &Age Expectancy Staff Experience MTBF Outage Documentation Current & Future Operating Targets
60 Interval dan Durasi Overhaul Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PLTA SIKLUS INTERVAL (JAM) DURASI (HARI) SAGULING AREA 1&2 PBS AREA 3 AI-GI-MO AI-GI-MO AI-GI-MO AI-GI-MO AI = Annually AI = GI = GI = 7-12 MO = MO = AI = Annually AI = 4-6 GI = GI = 7-12 MO = MO = AI = Annually AI = 5-6 GI = GI = 8-12 MO = Condition Base MO = AI = Annually AI = 4-6 GI = GI = 7-12 MO = Condition Base MO = 35-45
61 Interval dan Durasi Overhaul Turbin Uap PLTU/STG SIKLUS INTERVAL (JAM) DURASI (HARI) SURALAYA (PLTU) SI-ME-SI-SE SEMARANG (PLTU & STG) SI-ME-SI-SE PERAK (PLTU) SI-ME-SI-SE GRATI (STG) MINOR - MAJOR PRIOK (PLTU) SE-SI-ME-SE PRIOK (STG) MINOR-MAJOR PLTP SI-SI-MI SI = ME = SE = SI = ME = SE = SI = ME = SE = MINOR = MAYOR = SI = ME = SE = MINOR = MAYOR = SI = MI = 21-25
62 Interval & Durasi Overhaul Mesin Diesel PLTD SIKLUS INTERVAL (JAM) Bali Bali PRIOK DURASI (HARI) MIERLESS HSD = TO = TO-SO-TO-MO MFO = SO = MO = SWD HSD = TO = TO - SO - MO MFO = SO = MO = TO - SO - TO - MO HSD = TO = SO = MO = 40-50
63 Interval & Durasi Overhaul Turbin Gas WH SIKLUS INTERVAL (JAM) SEMARANG (CILACAP) BALI PRIOK CI-HGPI-CI-MI CI-HGPI-CI-MI CI-HGPI-CI-MI MAX START DURASI (HARI) OH= (HSD) 400 CI = 5 OH= (GAS) 400 HGPI = MI = OH= (HSD) 300 CI = 7-9 OH= (GAS) 300 HGPI = OH= (HSD) 300 MI = CI = HGPI = 22 MI = 40-45
64 Interval & Durasi Overhaul Turbin Gas ALSTHOM SIKLUS INTERVAL (JAM) MAX START DURASI (HARI) OH= (HSD) 300 CI = 7-9 BALI CI-HGPI-CI-MI OH= (GAS) 375 HGPI = (ALSTHOM ATLANTIQUE) MI = OH= (HSD) 300 CI = 4-5 SEMARANG CI-HGPI-CI-MI OH= (GAS) 300 HGPI = 28 (SUNYARAGI) MI = F5 GE SIKLUS INTERVAL (JAM) MAX START DURASI (HARI) CI-HGPI-CI-MI OH= (HSD) - CI = 7-9 BALI OH= (GAS) - HGPI = MI =40-45 F7 GE SIKLUS INTERVAL (JAM) MAX DURASI (HARI) BALI CI-CI-CI-HGPI-CI- CI-CI-MI F9 GE SIKLUS INTERVAL (JAM) SEMARANG (T LOROK CI-HGPI-CI-MI START OH= (HSD) 300 CI = 7-9 OH= (GAS) 375 HGPI = MI =48-50 MAX START DURASI (HARI) OH= (HSD) CI = 5-9 OH= (HSD) 400 HGPI = OH= (GAS) 400 MI =45-55
65 Interval & Durasi Overhaul Turbin Gas ABB 13E2 SIKLUS INTERVAL (JAM) MAX START DURASI (HARI) BALI A-B-A-C EOH = (HSD) - A = 8-9 EOH = (GAS) - B = ABB 13E1 SIKLUS INTERVAL (JAM) MAX START DURASI (HARI) PRIOK C-B-B-C EOH = (HSD) - B= 8-14 EOH = (GAS) - C = MHI MW 701 D SIKLUS INTERVAL (JAM) MAX START DURASI (HARI) EOH = (HSD) - CI = 7-10 GRATI CI-TI-CI-MI EOH = (GAS) - TI=22-25 EOH = (HSD + GAS) MI = 35-45
66 Lingkup Pemeliharaan LINGKUP PEMELIHARAAN PLTU SI = Simple inspection (Last LP Turbine blade, Main Stop Valve, Main Control Valve dan Electro hydraulic Control) ME = medium inspection (SI + Open Upper Casing Turbine, Bearing) SE = Serious Inspection ( SE + Dismantling & Inspection Steam Turbine Rotor) Kegiatan Pemeliharaan Catatan : Untuk Pull out Generator setiap 15 tahun Sekali) dan kegiatan pemeliharaan boiler pembersihan, hydrostatic test, pemeriksaan damper dan valve dsb jadwalnya mengikuti kegiatan Turbin uap 66
67 Lingkup Pemeliharaan LINGKUP PEMELIHARAAN PLTG Kegiatan Pemeliharaan Pruduk General Eletric CI = Combustion Inspection (Fuel nozzle, combustor basket, transition piece, IGV = Inlet Guide Vane Compressor) HGPI = Hot Gas Part Inspection (CI + Guide Vane GT, Rotor GT, Plenum, 2 tingkat sudu Compressor MI = Major Inspection (HGPI + membuka dan memeriksa Casing Turbine dan Compressor dan Rotor diangkat) Pruduk Mitsubishi CI = Combustion Inspection TI = Hot Gas Part Inspection MI = Major Inspection Pruduk Alstom TA = Combustion Inspection TB = Hot Gas Part Inspection TC = Major Inspection 67
68 Lingkup Pemeliharaan LINGKUP PEMELIHARAAN PLTGU Pada pemeriksaan PLTGU merupakan gabungan PLTG, Heat Recovery Steam Genertator (HRSG) dan Steam Turbine Untuk gas Turbin mengikuti pola CI, TI dan MI sedangkan Turbine Uap mengikuti pola SI, SE dan ME Kegiatan Pemeliharaan Lingkup HRSG meliputi : Pembersihan, Hydrostatic Test, pemeriksaan dan pengujian alat bantu seperti semua pompa dan katup serta bypass damper dan khusus untuk MO lingkup diatas ditambah dengan inspeksi drum uap. Jadwal inspeksi HRSG mengikuti Turbin Gas. 68
69 Lingkup Pemeliharaan LINGKUP PEMELIHARAAN PLTD TO = Top Inspection (Pemeriksaan Cilider head, 1 bearing, 1 piston dan 1 Cylinder liner) SO = Turbine Inspection (TO + Pemeriksaan seluruh Piston, Connecting rod dan Liner (pengukuran)) MO = Major Overhaul (TO + pembersihan seluruh liner, Silinder blok, pemeriksaan seluruh bantalan dan turbo charger). Kegiatan Pemeliharaan 69
70 Lingkup Pemeliharaan LINGKUP PEMELIHARAAN PLTA AI = Annual Inspection Pengecekan Turbine Guide Bearing, Trust bearing, pemeriksaan visual spiral casing dan runner) GI = General Inspection (AI + Pengecekan peralatan Bantu seperti uji kapasitas Lub oil dan cooling water pump) MO = Major Overhaul (Pemeriksaan menyeluruh peralatan utama Turbin dan Genertator dengan cara pull out turbin generator. Kegiatan Pemeliharaan 70
71 PENCAPAIAN 5S Nilai 5S diambil dari penilaian lomba Housekeeping, Ketertiban, K3, dan Lingkungan yaitu kriteria Housekeeping (5S)
72 Program Unggulan 2012
73 Langkah Strategis Meningkatkan Reliability Management 2. Meningkatkan Effisiensi Mesin Pembangkit 3. Program Clean & No Leakage 4. Implementasi Supply Chain Management untuk Optimalisasi stock gudang. 5. Peningkatan Utilisasi peralatan pembangkit melalui penerapan OEE.
74 Program kerja tahun Integration Management System 2. Pengelolaan Port Management secara profesional 3. Implementasi dan Sertifikasi PAS Penyelesaian & Implementasi Proses Bisnis Baru 5. Reposisi Engineering Untuk Peningkatan Reliability PLTU UBOH 6. Penerapan Targeted Boiler Management pada seluruh PLTU & PLTGU 7. Gasifikasi Pembangkit thermal BBM (Priok, Grati,Semarang) 8. Pemanfaatan Part Non OEM dan Reverse Engineering.
75 Penambahan Pasokan Gas (I) Perpanjangan pasokan gas untuk UBP Priok dari PGN sesuai surat perjanjian No.158.PJ/061/IP/2012 tanggal 16 Agustus 2012 berlaku mulai tanggal 1 September 2012 s.d tgl 31 Agustus 2013 Perpanjangan fasilitas penyaluran gas (KKLM) sesuai Addendum surat perjanjian No.56.PJ/061/IP/2012 tanggal 5 Oktober 2012 berlaku mulai tanggal 28 September 2012 s.d 31 Agustus Penugasan dari Pemegang Saham ttg Program CNG : a) CNG PLTGU Grati, pemenang tender PT Enviromate Technology International sesuai SKP tanggal 20 Oktober Pembahasan CDA dan kontrak dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2012.
76 Penambahan Pasokan Gas (II) b) Rencana pasokan gas ke UBPSMG tahun 2013 sebesar 50 BBTUD, direncanakan akan dibangun CNG Plant di PLTGU Tambak Lorok dengan target September Persiapan masuknya gas LNG dari NR ke Priok, sambil menunggu permanent tie-in yang rencana selesai Juli 2013, instalasi temporary tie-in estimasi selesai tanggal 19 Des 2012 (berdasarkan hasil rapat tanggal 11 Des 2012) dan sifatnya untuk back-up gas PHE ke Priok.
77 Realisasi Pemeliharaan 2012
78 Rencana Pemeliharaan 2013
79 ROADMAP Menuju Visi Perusahaan Financial Cost Reduction Transformation to AM & OM Excelent as well as Financial Growth Long Run Sustainable Company Transformation to AM and O&M Excellence Gas pipa SMR New Diesel Pesanggaran Modifikasi unt perbaikan Eff. Reduce Inventory Cost Reloc. Idle Asset CNG Grati CNG/LNG Bali CNG Tb Lorok Modfikasi unt. perbaikan Eff. Reduce Inventory Cost Reloc. Idle Asset Modifikasi unt perbaikan Eff. Reduce Inventory Cost Relocate Idle Asset Improve Srly Eff dgn Super critical Boiler Reduce Inventory Cost Relocate Idle Asset Own Coal Mine Sales Growth 8 % 8 % 10 % 10 % 12 % Penyelesaian Piutang Pelayanan Pelanggan Proses Bisnis Konversi Piutang menjadi Asset EFOR & EAF top 10 % Asean, MB : Emerging Industry Leader, AM : 3,5 10 % PP Pass 55, Proper Blue + 1 Gold, Zero Claim Insurance EFOR & EAF top 10 % Asean, MB: Emerging Industry Leader, AM = 3,75 50 % PP Pass 55, Proper Blue + 2 Gold, Zero Claim Insurance EFOR & EAF top 25 % NERC, MB: Industry Leader, AM 3,9 75 % PP Pass 55, Proper Blue + 3 Gold, Zero Claim Ins. EFOR & EAF top 25 % NERC, MB: Industry Leader, AM = 4,2 100 % PP Pass 55, Proper Blue + 3 Gold, Zero Claim Insurance New Ultra Critical Power Plant Reduce Inventory Cost Relocate Idle Asset Own Coal Mine EFOR & EAF Top 10 % NERC, MB: Bench Mark Leader, AM 4,5 100 % PP Pass 55, Proper Blue + 4 Gold, Zero Claim Insurance
80 Manajemen Operasi Laksanakan First line maintenance Optimasi dan Evaluasi Kinerja Operasi Manajemen Bahan Bakar Koordinasi Operasi dengan P3B
81 Analisa Gap Terhadap RJPP Perbaikan Proses Bisnis Akurasi Perencanaan & Plan Action 2013 Persiapan Anggaran & Sumber daya MIndset Alert Ketepatan Evaluasi Pelampauan Target Kinerja 2013 Kendali Kualitas BB Kekuatan Eksekusi Monitoring Kinerja Berbasis IT Ide Perbaikan Pemecahan Masalah Tim Pendampi ngan & Reposisi UBH
82 Strategi Penyusunan Kegiatan Pemeliharaan & Investasi RKAP 2013 Data History & Assesment Operasional Pemeliharaan Asset Wellnes Life Cycle VISI/MISI,RJPP, RUPTL, FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL LAINNYA Sasaran Kinerja RKAP KAJIAN RISIKO PROGRAM KERJA Proses Perizinan Eksternal/Internal Pengadaan Mulai dokumen Hingga COD Evaluasi Kegiatan Periodic ( CSR, WPC DLL) Pencapaian Target Proper Evaluasi CSR Survey risiko dan asuransi pembangkit P2K3, Kegiatan pemeliharaan Kegiatan Investasi Kegiatan Operasi 82
83 SASARAN Menjadi market leader di sistem kelistrikan Jawa Bali STRATEGI : 1. Mengembangkan pembangkit renewable energi dan pembangkit non BBM 2. Pemberdayaan pembangkit eksisting sebagai peaker, melalui diversifikasi energi 3. Meningkatkan kapasitas pembangkit melalui pengalihan asset PLN 4. Meningkatkan efisiensi biaya produksi Program Kerja Strategis Menuju WCS dengan O&M Excellence STRATEGI : 1. Meningkatkan availability dan realibility pembangkit 2. Menyiapkan sumber daya & organisasi selaras dgn kebutuhan Perusahaan 3. Mengembangkan green power plant Program Kerja Strategis 83
84 SASARAN : Menuju WCS dengan O&M Excellence 84
85 ASSET MANAGEMENT
86
87 Manajemen Suplai Chain Integrasi proses pada SCM Analisa : Kekritisan, Ketersediaan,Kemanfaatan [Kriteria ABC] Aktifkan Inventory Control Revisi Sistem Kataloging Material Kendali Indikator Proses SCM
88 RELIABILITY MANAGEMENT
89 Continuous Improvement Reliability Improvement Sequence SERP Baseline FMEA FDT RCFA Task Identification ENJINIRING RENDAL EKSEKUTOR CR/PD/PM/OH PM/PdM Proactive Overhaul Plan Schedule Implement Task Measurement Task Execution
90 Manajemen Reliability Tuntaskan Pendaftaran Ulang Aset Tuntaskan Laporan Baseline Pembangkit Analisa : SERP; MPI ; FMEA; RCA Hidupkan Reliability Based Optimization (RBO) Komitmen dlm Perbaikan Berkelanjutan
91 Kebersihan, Keterlumasan, Kekencangan, Ketercemaran + PM, PaM Eliminate Failure AUTONOMOUS MAINTENANCE PM, PdM PaM PM, PdM PaM FAILURE MANAGEMENT PM, PdM PaM Pro-Active Maintenance Prevent Failure Prevent + Predict Failure CM = Fixed it after break + PaM Predict Failure, Prevent Loss Prevent Bigger Loss CM = Fixed it after break + PaM + Capital Inv
92 Maintenance Philosophy (Reliability by Design) Analyze & Review Failure Modes Analyze Failure Consequence (akibat) Analyze & Find Failure Cause Determine Failure Defense O&M Manual
93
94
95
96
97 Maintenance Philosophy (Reliability by Design) Analyze & Review Failure Modes Analyze Failure Consequence Analyze & Find Failure Cause Determine Failure Defense O&M Manual
98 Maintenance Philosophy Equipment in Operation Equipment Audit/ Assessment Analyze & Review Failure Modes Analyze Failure Consequence Analyze & Find Failure Cause Technology Adoption Determine Failure Defense New O&M Manual
99
100 Life Cycle Management
101
102 WORK PLANNING & CONTROL
103 Manajemen WPC Jalankan Siklus Manajemen WPC Budayakan Daily Activity Aktifkan Manajemen Patrol Kendali Indikator Proses WPC Manfaatkan ProHAR
104 Aliran Proses Dasar WPC *) Scheduled work; PM, CBM, Corrective Work Definition Continuous Improvement Work Planning Work Scheduling Sustained Maintenance Analysis Work Complete Work Execution Close Close Out: Out: Conditions Conditions found, found, Components Components affected, affected, Work Work accomplished, accomplished, Notes Notes for for future future repairs repairs Emergency, schedule break, reactive repairs *) Asset Management Handbook John S. Mitchel
105 Work Planning and Control Flow 0.0 Work Planning & Control Overview Defining Required Maintenance Tasks Identify Ad-Hoc Maintenance Tasks 1 Report Faults Fault Reporting Procedure Executing Maintenance Tasks Non-tactical Maintenance 2 Operator Repair First Line Maint. Procedure Capturing Maintenance History Improving Maintenance Continuous Improvement 13 Identify Maintenance Optimisation Opportunities Incident Log Observations 3 Emergency Repair Emergency Maint. Procedure 14 Maintenance Optimisation Problem Solving Procedure Tactical Maintenance 12 Close-Out Work Order Close-out Procedure MIMS 15 Update MIMS Planning Inputs: Planned Maintenance Schedules Unscheduled Work Orders (from PM, PDM feedback) Outstanding Work Orders Backlog (of scheduled Work Orders) Production Demand (Ops Plan) 4 Plan & Schedule Jobs Planning Procedure Outputs: Ops Plan 5 yr plan 1 yr plan 3 month plan Weekly plan Opportunity Planning Overhaul Planning Workload smoothing Resource planning Etc. 5 Operator Checks Daily Routine Checks 6 Do PM Maintenance Preventative Maint. Procedure 7 Do Predictive Maintenance Predictive Maint. Procedure 8 Repair by UHAR UHAR Repair Procedure 9 Repair by Contractor Contractor Repair Procedure 10 Overhaul Unit (UHAR) Unit Overhaul. Procedure 11 Do Corrective Maintenance Corrective Maint. Procedure 16 Performance Monitoring KPI Monitoring Procedure 17 Engineering Change Management
106 Maintenance Mix ( % ) Ratio Tactical vs Non Tactical Maintenance Budget Ratio Tactical vs Non Tactical Maintenance Budget
107 Maintenance Mix Based On WO Maximo 18.51% PM CM 81.49%
108 LIFE CYCLE ENGINEERING
109 Maintenance Philosophy Equipment in Operation Equipment Audit/ Assessment Analyze & Review Failure Modes Analyze Failure Consequence COST AND BENEFIT Analyze & Find Failure Cause Technology Adoption Determine Failure Defense EXPECTED LIFE
110 Maturity Levels Framework Business Practices Key Performance Indicators BP 1 BP 2 BP 3 BP 4 BP x KPI 1 KPI 2 KPI 3 KPI y Maturity levels
111 PLANT EFFICIENCY MANAGEMENT
112 Manajemen Effisiensi Tuntaskan Laporan Baseline Pembangkit Hidupkan Proses Pemodelan & Simulasi Budayakan Proses Green Power Plant Kendali Indikator Proses Manajemen Effisien
113 Efficiency Improvement Process Improve efficiency Efficiency Modeling Instrument Verification Physical Examination Verification Performance Monitoring Reduce environ - mental emision Reduce plant operation cost IPMT&DP
114 Efficiency Improvement The results of this study are based on a multi-step process that considers: Thermodynamic performance (Plant Thermal Efficiency) Equipment design, selection, and pricing (EPC basis) Economic Analysis (Cost of Electricity)
115 Perbandingan Efisisensi Type boiler berbeda
116 Pemantauan Heat Balance
117 Metode Efficiency Improvement
118
119 Dampak Efficiency Improvement
120
121
122
123
INDEK KINERJA PEMBANGKIT OLEH : SANTOSO BUDI
INDEK KINERJA PEMBANGKIT OLEH : SANTOSO BUDI HP 08129589918 CURICULUM VITAE Nama : Santoso Budi Tgl,tempat lahir : 22 Oktober 1954, Jogjakarta Pekerjaan : PT. Indonesia Power ( Purna Bhakti) Doster Fak
Lebih terperinciPROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT. No. PLN/DKP-IKP/2007-01 JUNI 2007
No. Dokumen Berlaku Efektif PLN/DKP-IKP/2007-01 Juni 2007 PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT No. PLN/DKP-IKP/2007-01 JUNI 2007 PT PLN Edisi 01 Revisi 03 Halaman 1
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts
ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and
Lebih terperinciMODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)
MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan
Lebih terperinciDEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT
PT PLN No. Dokumen Berlaku Efektif PLN/DKP-IKP/2007-01 Juni 2007 PROTAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT PROSEDUR TETAP DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT DAN INDEKS KINERJA PEMBANGKIT
Lebih terperinciAKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN
AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production
Lebih terperinciSESSION 14 STEAM TURBINE MAINTENANCE
SESSION 14 STEAM TURBINE MAINTENANCE 1. Tujuan Pemeliharaan Mempertahankan efisiensi Mempertahankan keandalan Mempertahankan umur ekonomis 2. JENIS-JENIS PEMELIHARAAN Preventive Maintenance Periodic Maintenance
Lebih terperinciSHINTALISTYANI Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T. M.Eng
SHINTALISTYANI 2507100091 Dosen Pembimbing : Yudha Prasetyawan, S.T. M.Eng 1 Tahun 2009 2010 2011 Indikator Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Produksi (MW) 40235 41193 36512 40283 35838
Lebih terperinciJENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap
TURBINE PERFORMANCE ABSTRACT Pada umumnya steam turbine di operasikan secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama.masalah-masalah pada steam turbin yang akan berujung pada berkurangnya efisiensi dan performansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi listrik daerah Sumatera bagian Utara setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Oleh karena itu, perkiraan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR
49 ANALISIS PENGARUH COMPRESSOR WASHING TERHADAP EFISIENSI KOMPRESOR DAN EFISIENSI THERMAL TURBIN GAS BLOK 1.1 PLTG UP MUARA TAWAR Bambang Setiawan *, Gunawan Hidayat, Singgih Dwi Cahyono Program Studi
Lebih terperinciMaintenance Management. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I
Maintenance Management Muhammad Bagir, S.E., M.T.I 1 2 Maintenance Melihat beberapa tahun ke belakang proses manufacturing(pabrikasi)dan production (produksi) dikerjakan dengan perlengkapan teknis yang
Lebih terperinciSESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT
SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT Outline 1. Dasar Teori Turbin Gas 2. Proses PLTG dan PLTGU 3. Klasifikasi Turbin Gas 4. Komponen PLTG 5. Kelebihan dan Kekurangan 1. Dasar Teori Turbin Gas Turbin gas
Lebih terperinciImplementasi Konsep Lean pada Aktivitas Perawatan di PT. PJB UP Gresik
Implementasi Konsep Lean pada Aktivitas Perawatan di PT. PJB UP Gresik Peneliti Tugas Akhir : GEDE BIMA NUGRAHA 2506.100.029 Dosen Pembimbing : PUTU DANA KARNINGSIH, Ph.D NIP. 132238881 H. HARI SUPRIYANTO,
Lebih terperinciPROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)
PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 PENGERTIAN RESIKO
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAYA LISTRIK PEMAKAIAN SENDIRI TRAFO PS UNIT 1,2,3 DAN 4 DI PT.PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR
PERHITUNGAN DAYA LISTRIK PEMAKAIAN SENDIRI TRAFO PS UNIT 1,2,3 DAN 4 DI PT.PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan yang sangat penting dan vital dalam kehidupan, karena dengan listrik manusia bisa beraktifitas
Lebih terperinciBAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header
Lebih terperinciBAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG
BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG 2007-2016 Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat dilihat keterkaitan antara kapasitas terpasang sistem pembangkit dengan
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG
BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG
LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSEDUR OPERASI TURBIN GAS PT. PJB UP MUARA KARANG Laporan Kerja Praktek Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengambilan Tugas Akhir Di susun oleh : Nama : Hyendi Gumilang
Lebih terperinciEvaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode Mei 2017
Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-20 Periode 12-18 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO PROYEK
MANAJEMEN RISIKO PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Risiko Proyek Risiko proyek merupakan peristiwa negatif yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sebuah proyek Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan energi yang tidak
Lebih terperinciReka Integra ISSN: Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 PENGARUH PEMBEBANAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS TERHADAP EFISIENSI BIAYA
Lebih terperinciANALISA & PERANCANGAN SISTEM
ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi
Lebih terperinciEvaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017
Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-6 Periode 3-9 Februari 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa
Lebih terperinciEvaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode Mei 2017
Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-21 Periode 19-25 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa
Lebih terperinciProject Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby
Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage
Lebih terperinciPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.
Lebih terperinciKONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK. PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom
KONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Project management is the application of knowledge, skills, tools and techniques to project activities to meet
Lebih terperinciMODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
MODUL 5A PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) Definisi dan Pengantar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap (steam) untuk memutar turbin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat
Lebih terperinciOptimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali
Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali T Ar Rizqi Aulia 1, I Made Ardita Y 2 Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, Depok 16424 Tel: (021)
Lebih terperinciEvaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-18 Periode 28 April 4 Mei 2017
Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu ke-18 Periode 28 April 4 Mei 2017 PT PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT KATA PENGANTAR Buku Evaluasi Operasi Mingguan Sistem Khatulistiwa
Lebih terperinciPerancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)
JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) Ahmad Nizar Pratama, Yudha Prasetyawan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis kinerja fungsional dari proses perbaikan yang terjadi di PT. Smelting dan dengan membandingkan dengan pendekatan BSC, maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciBiaya Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB
Biaya Perawatan Sistem Perawatan TIP FTP UB Bahasan Definisi biaya perawatan Komponen biaya perawatan Beberapa alasan perlunya penentuan biaya perawatan Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya perawatan
Lebih terperinciSESSION 12 POWER PLANT OPERATION
SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU
hotspot@1100010904 SISTEM MANAJEMEN INTEGRASI/TERPADU : Sistem manajemen yang mengintegrasikan semua sistem dan proses organisasi dalam satu kerangka lengkap, yang memungkinkan organisasi untuk bekerja
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.
BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.
USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( X Print) B 1
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) B 1 Penilaian Keandalan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bagian Timur Dan Bali Menggunakan Formula Analitis Deduksi Dan Sensitivitas Analitis
Lebih terperinciNOTULEN RAPAT RENCANA ALOKASI ENERGI FEBRUARI No HASIL RAPAT Ditindak lanjuti oleh 1 Informasi pengantar
RENCANA ALOKASI ENERGI FEBRUARI 2011 Tanggal : 24 Januari 2011 Pukul : 09:00 WIB sd selesai Tempat : Jogyakarta Peserta : Terlampir 1 Informasi pengantar 2 P3B JB Direksi menjadikan program penghematan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai
Lebih terperinciMODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi
Lebih terperinciTrainer Agri Group Tier-2
No HP : 082183802878 PERAWATAN / MAINTENANCE kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan mesin kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang
Lebih terperinciProgram Studi DIII Teknik Mesin Kelas Kerjasama PT PLN (PERSERO) Fakultas Teknologi Industri. OLEH : Ja far Shidiq Permana
Program Studi DIII Teknik Mesin Kelas Kerjasama PT PLN (PERSERO) Fakultas Teknologi Industri ANALISIS TERMODINAMIKA PENGARUH OVERHAUL TURBINE INSPECTION TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN GAS, STUDI KASUS TURBIN
Lebih terperinciTulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..
Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis.. Penyelenggaraan LPSE Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Republik Indonesia No.
Lebih terperinciSTUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI
PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi saat ini, ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah tinggi, sehingga dituntut ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari pemegang kuasa
Lebih terperinciPratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS
Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900
Lebih terperinciPengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu menunjukan kinerja sebagai abdi negara dan masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan informasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan organisasi memerlukan adanya pola pengaturan serta pengelolaan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep
Lebih terperinciRencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-8
Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-8 Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 15 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan dibuat dengan mempertimbangkan
Lebih terperinciSuatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani.
Suatu sistem tenaga listrik memiliki unit-unit pembangkit yang bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik agar beban dapat terlayani. Unit pembangkit dapat mengalami gangguan setiap waktu yang
Lebih terperinciGambar 1. 1 Pembagian Peran Asset Owner, Asset Manager dan Asset Operator (PT. PLN UPJB, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan listrik di Indonesia tiap tahunnya selalu meningkat berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,7% per tahun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA
PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN PEMBANGKIT LISTRIK DI INDONESIA PengembanganSistem Kelistrikan Dalam Menunjang Pembangunan Nasional Jangka Panjang Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan kondisi steady state. Penulis akan melakukan pengamatan satu dari enam unit pembangkit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dimana pada zaman yang modern ini sudah banyak alat pendukung kehidupan
Lebih terperinciHASBER F. H. SITANGGANG
KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mendasar pada penulisan tugas akhir ini. Hal-hal tersebut meliputi latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika pembahasan
Lebih terperinciPEMELIHARAAN FUEL NOZZLE PADA SISTEM GAS TURBIN GENERATOR (GTG) PADA PLTGU
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 3 September 2016; 91-96 PEMELIHARAAN FUEL NOZZLE PADA SISTEM GAS TURBIN GENERATOR (GTG) PADA PLTGU Suwarti, Agung Mulyono Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan
Lebih terperinciPenerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA
Penerapan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi DCN & DCO GSIT BCA 5 Desember 2017 Agenda Overview ISO 27001:2013 Latar Belakang Penerapan SMKI Penerapan & Strategi Implementasi SMKI Manfaat
Lebih terperinciPengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Semen Padang)
Pengembangan Model Pengukuran Kinerja Supply Chain Berbasis Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Semen Padang) Tesis Nama : Riko Ervil NRP : 2507202006 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng,Sc
Lebih terperinci3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas
Lebih terperinciSEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER
LAMPIRAN SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER Data Umum Perusahaan PT. INDONESIA POWER merupakan salah satu anak perusahaan listrik milik PT. PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober
Lebih terperinciSistem Manajemen Maintenance
Sistem Manajemen Maintenance Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciPENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.
PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit
ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari - hari. Banyak sekali organisasi dan perusahaan yang menggunakan teknologi informasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.
Lebih terperinciLOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)
BIAStatistics (2015) Vol. 9, No. 2, hal. 7-12 LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya) Yulius Indhra Kurniawan
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciMODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan
Lebih terperinciKajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem Jawa Bali
Seminar Final Project Power System Engineering Majoring of Electrical Engineering Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem
Lebih terperinciRencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-21
Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-21 PT. PLN (PERSERO) Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 14 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan
Lebih terperinciANALISA PROSES BISNIS
ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis
BAB V PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) perusahaan 2. Merancang Peta Startegi dan KPI berdasarkan kerangka pengukuran kinerja Balanced Scorecard.
Lebih terperinciAnalisis Keandalan Pembangkit Dengan Metoda Waktu dan Frekuensi di PT Djarum Kudus Krapyak C. Disusun Oleh : Nama : Yudha Haris NIM : L2F
Analisis Keandalan Pembangkit Dengan Metoda Waktu dan Frekuensi di PT Djarum Kudus Krapyak C Disusun Oleh : Nama : Yudha Haris NIM : L2F 36 59 I. Latar Belakang Gambar 1. Diagram Satu Garis Instalasi Tenaga
Lebih terperinciManajemen Proyek. Dosen : Mila Faila Sufa
Manajemen Proyek Dosen : Mila Faila Sufa Pengantar Manajemen Proyek Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Proyek Kode : TIN 433 Jumlah SKS : 3 (tiga) Mata Kuliah Prasyarat : disarankan sudah mengambil mata
Lebih terperinciOverview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang
Risk Management Overview Planning Project didasarkan pada sejumlah estimasi yang mencerminkan pemahaman thd situasi yang sekarang, informasi tersedia, dan asumsi yang kita buat. Faktanya kita harus menaksir
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan
Lebih terperinciPerbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di Indonesia
Perbandingan Biaya Pembangkitan Pembangkit Listrik di Indonesia La Ode Muh. Abdul Wahid ABSTRAK Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listrik akan diinstalasi berbagai jenis pembangkit listrik sesuai dengan
Lebih terperinciRencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-28 Periode 7-13 Juli 2017
Rencana Operasi Mingguan Sistem Tenaga Listrik Khatulistiwa Minggu Ke-28 PT. PLN (PERSERO) Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : 1 14 KATA PENGANTAR Rencana Operasi Sistem Khatulistiwa Mingguan disiapkan dan
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR SENIN, 2 JUNI 2014
PRESENTASI TUGAS AKHIR SENIN, 2 JUNI 2014 Disampaikan Oleh: Eka Jatiningsih // 5210100024 Dosen Pembimbing: Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng PENGEMBANGAN DASHBOARD WORK PLANNING AND CONTROL UNTUK PEMANTAUAN
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA
BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA 3.1 Deskripsi Tempat PLA Penulis ditugaskan oleh PT Lapi Ganeshatama Consulting melalui Kelompok Keilmuan Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Lebih terperinci