Adaptabilitas Galur Harapan Kedelai di Lingkungan yang Beragam
|
|
- Hendra Suparman Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Adaptabilitas Galur Harapan Kedelai di Lingkungan yang Beragam Gatut Wahyu Anggoro Susanto dan M. Muhlish Adie Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak, km 8 Malang, Jawa Timur ABSTRACT. Adaptability of Promising Soybean Lines at Different Environmental Conditions. High yielding varieties developed from the selected promising lines are expected to have high yield stability across agro-ecological environments. This study was aimed to determine the stability and the stability adaptability of six promising soybean lines in seven locations of diverse environments. The research was conducted in 2008 in Lampung (two locations), Yogyakarta (DIY) (one location), and East Java (four locations). The promising soybean lines tested were G100H/ SHRW-60-38, SHRW-60/G100H-73, SHRW-60/G100H-68, SHRW- 60/G100H-66, G100H/SHRW-34, SHRW-60/G100H- 70, and Wilis as a check. The experiment used a randomized block design with four replications. The AMMI (Additive Main Effects and Multiplicative Interaction) analytical method was used to determine the lines x environments interaction. Based on the AMMI biplot through IPCA (Interaction Principal Component Axes), yields of soybean lines that close to zero point (0.0) were considered as stable. Soybean lines, location, and interaction between lines and environment (G x L) showed significant differences on grain yields. The environment variable contributed the highest (48.8%) of the total sum of squares, followed by G x L interaction variable (16%), and soybean line variable (7.4%). G x L interaction decomposition indicated that the main component IPCA1 and IPCA2 were most significant (P <0.05); both contributed 86.1% of the total sum of squares of the G x L interaction. SHRW-60/G100H-70 and G100H/SHRW-34 lines were considered as stable and potentially could be recommended for planting in various soybean production areas. SHRW-60/G100H- 66 line indicated a specific adaptation to environment similar to that of Ngawi. These three lines yielded an average of 2 t/ha, and therefore are considered feasible to be included on the new varietal release proposal. Keywords: Soybean adaptability, G x L interaction, the AMMI method ABSTRAK. Varietas unggul yang dikembangkan dari galur harapan terpilih diharapkan memiliki stabilitas yang tinggi pada berbagai agroekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas dan adaptabilitas 6 galur harapan kedelai di 7 lokasi dengan lingkungan yang beragam. Penelitian dilakukan pada tahun 2008 di Lampung (dua lokasi), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (satu lokasi), dan Jawa Timur (empat lokasi). Bahan penelitian adalah galur harapan kedelai G100H/SHRW-60-38, SHRW-60/G100H-73, SHRW-60/ G100H-68, SHRW-60/G100H-66, G100H/ SHRW-34, SHRW-60/ G100H-70, dan varietas Wilis sebagai pembanding. Percobaan mengguna-kan rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Metode analisis AMMI (Additive Main Effects and Multiplicative Interaction) digunakan untuk mengetahui interaksi galur x lingkungan. Berdasar biplot AMMI melalui IPCA (Interaction Principal Component Axes), galur yang dekat dengan titik nol (0,0) dinilai stabil. Stabilitas hasil dianalisis berdasarkan parameter stabilitas AMMI mengikuti metode ASV (AMMI Stability Value). Varian galur, lokasi, dan interaksi antara galur dengan lingkungan (GxL) menunjukkan perbedaan nyata untuk hasil biji. Varian lingkungan berkontribusi paling besar (48,8%) terhadap jumlah kuadrat total, diikuti oleh varian interaksi GxL (16%), dan varian galur berkontribusi terkecil (7,4%). Penguraian interaksi G x L menggunakan metode AMMI menyatakan bahwa komponen utama IPCA1 dan IPCA2 adalah paling bermakna (P<0,05); keduanya berkonstribusi 86,1% terhadap jumlah kuadrat total dari interaksi G x L. Galur SHRW-60/G100H-70 dan G100H/ SHRW-34 dinilai stabil dan berpeluang dikembangkan di berbagai sentra produksi kedelai. Galur SHRW-60/G100H-66 memiliki adaptasi spesifik terhadap lingkungan yang mirip dengan lokasi Ngawi. Hasil biji dari ketiga galur tersebut rata-rata >2 t/ha. Kata kunci: Adaptabilitas kedelai, interaksi G x L, metode AMMI Potensi genetik galur harapan tidak hanya ditentukan oleh kemampuannya untuk berproduksi maksimal pada lingkungan yang sesuai, tetapi juga memiliki kelayakan untuk beradaptasi pada kisaran lingkungan yang luas. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa keragaan galur di lingkungan yang beragam memiliki rentang hasil yang besar antarlingkungan. Beragamnya lingkungan menjadi masalah bagi pemulia tanaman dalam menentukan batas adaptasi dari galur harapan. Penampilan fenotipik yang dicerminkan oleh potensi genetik, dipengaruhi oleh lingkungan (Okeyo and Baker 2005). Hal ini mengisyaratkan bahwa penggunaan varietas unggul pada daerah yang luas akan membawa kerugian akibat adaptasi yang kurang optimal di beberapa agroekologi, dan tidak termanfaatkannya interaksi galur x lingkungan (G x L). Interaksi G x L berpengaruh terhadap hasil biji, di mana hasil kedelai berkaitan erat dengan lokasi pengujian (Vollmann et al. 2000), komponen hasil kedelai yang meliputi jumlah polong bernas, bobot 100 biji, dan panjang polong (Arshad et al. 2006). Kuantifikasi besaran interaksi G x L perlu digunakan sebagai dasar penetapan wilayah adaptasi, mengukur peran faktor lingkungan terhadap potensi genetik, dan menentukan derajat adaptabilitas dan stabilitas galur (Sneller et al. 1997, Rao et al. 2002). Interaksi G x L timbul apabila masing-masing galur memiliki adaptasi spesifik terhadap lingkungan makro yang berbeda. Pengujian sejumlah galur harapan pada rentang lingkungan yang beragam berguna untuk mengetahui potensi hasil, stabilitas hasil, dan daya adaptasinya. Dari pemetaan tersebut dapat ditetapkan varietas unggul yang dikembangkan dari galur terpilih, memiliki adaptasi yang luas di berbagai lingkungan atau lingkungan spesifik. Jika dalam pengujian sejumlah galur harapan diperoleh peringkat hasil yang sama di semua lokasi, maka galur tersebut memiliki stabilitas statis. 166
2 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO Sebaliknya, jika hasil meningkat sejalan dengan produktivitas lingkungan maka galur memiliki stabilitas dinamis atau stabilitas agronomis (Sumertajaya 2005). Tersedianya varietas dengan daya hasil tinggi, sesuai preferensi konsumen, dan stabil penting artinya untuk mempertahankan stabilitas hasil kedelai. Tujuan penelitian adalah mengkuantifikasi varian interaksi G x L, untuk menentukan stabilitas dan adaptabilitas galur harapan kedelai pada lingkungan yang beragam. BAHAN DAN METODE Bahan penelitian adalah enam galur harapan kedelai, berasal dari hasil seleksi turunan persilangan galur G100H dengan SHRW-6 yang sudah melalui uji daya hasil lanjut. Varietas Wilis digunakan sebagai pembanding (Tabel 1). Penelitian dilakukan pada lahan sawah tahun 2008 di Lampung (dua lokasi), Daerah Istimewa Yogyakarta (satu lokasi), dan Jawa Timur (empat lokasi), sehingga terdapat tujuh unit penelitian (Tabel 1). Setiap galur dan varietas pembanding ditanam pada petak berukuran 2,0 m x 4,5 m, jarak tanam 40 cm x 15 cm, dua tanaman per rumpun. Pupuk dengan takaran 50 kg urea, 100 kg SP36, dan 75 kg KC/ha diberikan secara sebar merata sebelum tanam. Penyiangan gulma dan pengendalian hama penyakit dilakukan secara intensif. Panen dilakukan setelah 90% polong matang. Pengamatan meliputi hasil biji dan komponen hasil. Rancangan percobaan yang digunakan di setiap lokasi penelitian adalah acak kelompok, dengan empat ulangan. Untuk mengetahui interaksi genotipe x lingkungan metode analisis AMMI (Additive Main Effects and Multiplicative Interaction) atau pengaruh utama aditif dengan interaksi ganda. Pendekatan analisis menggunakan metode statistik parametrik dengan asumsi, data menyebar mengikuti distribusi normal, independensi dan varian homogen. Stabilitas galur diukur dengan gambar biplot, di mana galur yang stabil adalah yang dekat dengan titik nol (0,0). Parameter stabilitas diukur berdasarkan nilai stabilitas AMMI atau ASV (AMMI Stability Value) (Purhase 1997 dalam Mekonnen dan Mohammed 2009). Parameter tersebut dihitung dengan formula sebagai berikut: ASV = {[(JK IPCA1 / JK IPCA2) (G IPCA1)] 2 + (G IPCA2) 2 } 1/2, di mana IPCA = interaction principal component axes; JK = jumlah kuadrat, G = galur yang dinilai. Selanjutnya, nilai ASV diranking dari nilai yang terkecil hingga terbesar, ranking tersebut menunjukkan tingkat stabilitas galur. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis varian gabungan untuk hasil biji dari tujuh galur menunjukkan bahwa varian antarlingkungan, antargalur, dan interaksi galur x lingkungan berbeda nyata (P<0,05). Artinya, bahwa galur tertentu akan tumbuh baik pada lingkungan tertentu, tetapi belum tentu baik bila ditanam pada lingkungan yang lain. Dalam hal ini diperlukan uji stabilitas terhadap galur-galur harapan tersebut. Model analisis gabungan dapat diterangkan melalui nilai koefisien determinasi (R 2 ), sebesar 77,7% dan sisanya 32,3% di luar model. Model analisis gabungan pada Tabel 2 dapat menjelaskan kebenaran model sebesar 77,7. Tabel 2 juga menjelaskan bahwa lingkungan memiliki pengaruh varian yang paling besar, yaitu 48,8% pada derajat bebas 11, varian galur memiliki kontribusi sebesar 7,4%, dan varian interaksi galur x lingkungan berkontribusi sebesar 16% dari jumlah kuadrat total. Penguraian interaksi G x L berdasarkan pendekatan AMMI menunjukkan bahwa kontribusi varian memiliki pengaruh interaksi, yang mampu diterangkan oleh masing-masing komponen IPCA I hingga IPCA6 berturut-turut sebesar 62,9%, 23,2%, Tabel 1. Kode galur dan lokasi pengujian. Kode Galur Kode Lokasi Jenis tanah Tipe iklim Ketinggian tempat (m dpl) G1 G100H/SHRW L1 Arjowinangu, Kalipare, Malang Alluvial C3 450 G2 SHRW-60/G100H-73 L2 Kademungan, Wonorejo, Mediteran Coklat E 24 Pasuruan G3 SHRW-60/G100H-68 L3 Kedung Uneng, Bangsal, Grumusol C3 72 Mojokerto kelabu tua G4 SHRW-60/G100H-66 L4 Pagelaran, Kedunggalar, Ngawi Vertisol C3 50 G5 G100H/SHRW-34 L5 Sumbermulyo, Bambanglipuro, Vertisol D3 62 Bantul G6 SHRW-60/G100H-70 L6 Astomulyo, Punggur, Podsolik merah B 50 Lampung Tengah-1 G7 Wilis L7 Ngestiharjo, Punggur, Podsolik merah B 50 Lampung Tengah-2 167
3 Tabel 2. Analisis gabungan hasil biji dari tujuh galur kedelai di tujuh lokasi. Sumber variasi Derajat Jumlah kuadrat Kuadrat tengah Kontribusi terhadap Kontribusi terhadap bebas (JK) (KT) JK total (%) JK G x L (%) Lokasi (lingkungan) (L) 6 32,19 5,36 ** 48,85 Galur (G) 6 4,90 0,82 ** 7,42 Interaksi galur x lingkungan 36 10,58 0,29 ** 16,02 IPCA1 11 6,65 0,60 * 62,88 IPCA2 9 2,46 0,27 * 23,24 IPCA3 7 0,79 0,11 tn 7,44 IPCA4 5 0,47 0,09 tn 4,43 IPCA5 3 0,21 0,07 tn 2,01 IPCA6 1 0,00 0,00 tn 0,00 Koefisien keragaman (%, ) 15,90 Koefisien determinasi (%) 77,73 ** : berbeda nyata pada taraf 1%, * : berbeda nyata pada taraf 5%, nt : tidak nyata 7,4%, 4,4%, 2,0%, dan 0% dari jumlah kuadrat total interaksi. Dengan demikian, komponen IPCA1 dan IPCA2 bermakna melalui uji F (P<0,05). Fakta ini menjelaskan bahwa dua komponen tersebut mampu menerangkan varian pengaruh interaksi G x L sebesar 86,1% pada derajat bebas 20, artinya peran komponen IPCA lainnya dapat diabaikan. Hasil penguraian tersebut menetapkan bahwa untuk menerangkan pengaruh interaksi G x L dapat menggunakan model AMMI2. Model AMMI2 dipaparkan pada Gambar 1, merupakan biplot hasil biji IPCA1 dan IPCA2. Biplot tersebut berfungi untuk menjelaskan pola hubungan antargalur, antarlokasi, dan antargalur dengan lokasi (Mattjik 1998). Letak titik suatu galur dengan jarak ke titik pusat (0,0) memperlihatkan keeratan hubungan antara galur dengan lingkungan, semakin dekat titik-titik yang menghubungkan galur dengan titik pusat semakin tinggi tingkat kestabilan galur. Menurut Kaya et al. (2002); Egesi et al. (2007), dan Mekonnen dan Mohammed (2009), galur yang berada pada titik terjauh dari perpotongan titik nol menunjukan galur tersebut beradaptasi spesifik lokasi. Sebaliknya, galur yang dekat dengan titik nol dinyatakan sesuai di lokasi tersebut. Biplot model AMMI2 juga dapat menentukan stabilitas galur yang diuji menjadi kelompok galur stabil (adaptasi luas) dan spesifik lokasi. Galur G2 (SHRW-60/ G100H-73), G5 (G100H/SHRW-34), dan G6 (SHRW-60/ G100H-70) berkontribusi paling kecil terhadap pengaruh interaksi G x L, karena memiliki jarak yang relatif pendek dengan titik pusat, sehingga dikategorikan sebagai galur yang stabil. Kecuali G6 (SHRW-60/G100H-70), galur berindentitas stabil tersebut ternyata juga memiliki hasil biji melebihi rata-rata seluruh galur yang diuji (2,15 t/ ha). Galur G1 (G100H/SHRW-60-38) beradaptasi spesifik pada L4 (Ngawi). G3 (SHRW-60/G100H-68) maupun G7 (varietas Wilis) sesuai dikembangkan di lokasi L3 Gambar 1. Grafik biplot AMMI 2 untuk IPCA1 dan IPCA2 untuk hasil biji (L menunjukan lokasi dan G menunjukkan galur kode lokasi dan galur sesuai Tabel 1). (Mojokerto) dan galur G4 (SHRW-60/G100H-66) pada lokasi L2 (Pasuruan). Di antara galur-galur yang beradaptasi spesifik lokasi, hanya galur G4 (SHRW-60/ G100H-66) yang memiliki hasil melebihi rata-rata hasil biji seluruh galur yang diuji (>2,15 t/ha). Kelemahan model AMMI adalah tidak menghasilkan penilaian stabilitas yang bersifat kuantitatif. Padahal kriteria yang demikian penting untuk mengurutkan galur harapan berdasarkan uji stabilitas hasil biji (Mekonnen and Mohammed 2009). Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Purhase (1997) dalam Mekonnen dan Mohammed (2009) menyarankan penggunaan ASV (AMMI stability value) untuk mengukur stabilitas galur berdasarkan rangking. ASV digunakan oleh banyak peneliti untuk mengukur peringkat stabilitas galur, antara lain Gómez-Becerra (2006); Letta (2007); Mohammadi dan Amri (2008). Berdasarkan penilaian ASV, galur G4 168
4 PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 29 NO (SHRW-60/G100H-66), G3 (SHRW-60/G100H-68), G2 (SHRW-60/G100H-73), dan G5 (G100H/SHRW-34) menduduki peringkat stabil berturut-turut satu hingga empat dan memiliki rata-rata hasil biji berturut-turut sebesar 2,24 t, 1,87 t, 2,09 t, dan 2,23 t/ha (Tabel 3). Galurgalur tersebut memiliki hasil melebihi rata-rata seluruh galur (>2,07 t/ha) di tujuh lokasi pengujian, kecuali G3 (SHRW-60/G100H-68). Galur G5 (G100H/SHRW-34) menduduki peringkat pertama berdasarkan penilaian stabilitas AMMI, dengan rata-rata hasil 2,24 t/ha di tujuh lokasi. Varietas pembanding (Wilis) memiliki hasil melebihi rata-rata seluruh galur, yaitu 2,13 t/ha, dan berdasarkan penilaian stabilitas AMMI memiliki rangking keenam. Hal ini juga sejalan dengan analisis AMMI berdasarkan biplot AMMI2 yang dinilai lebih spesifik lokasi (L3). Hasil biji tujuh galur di tujuh lokasi yang beragam antarlokasi menunjukkan perbedaan produktivitas lingkungan (Tabel 4). Kenyataan tersebut diperkuat oleh hasil analisis varian gabungan, di mana lingkungan memberikan varian 48,8% dari jumlah kuadrat total. Tabel 3. Rata-rata hasil galur kedelai dan parameter stabilitas berdasarkan ASV. Hasil Stabilitas Galur berdasarkan Pering- Rata-rata Peringkat ASV kat (t/ha) G100H/SHRW ,13 4 1, SHRW-60/G100H-73 2,09 5 0, SHRW-60/G100H-68 1,87 7 0, SHRW-60/G100H-66 2,24 2 0, G100H/SHRW-34 2,23 3 0, SHRW-60/G100H-70 2,06 6 0, Wilis 2,41 1 1, Rata-rata 2,15 ASV = AMMI Stability Value Lingkungan pengujian galur merupakan lingkungan yang beragam, hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap produktivitas galur harapan kedelai yang diuji. Pemilihan galur akan lebih sulit jika terjadi interaksi G x L, karena urutan galur akan berbeda di lingkungan yang berbeda (Kaya et al. 2002, Sumertajaya 2005). Di antara tujuh lokasi pengujian, terdapat satu lokasi pengujian yang memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), sekaligus memiliki rata-rata hasil biji tertinggi, yaitu di Ngawi. Galur-galur yang diuji diindikasikan sesuai dengan jenis tanah Vertisol dengan curah hujan agak basah (C3) pada ketinggian 50 m dpl., dibandingkan dengan lokasi pengujian lainnya. Analisis varian gabungan tersebut menunjukkan faktor lingkungan merupakan penyebab terjadinya interaksi antara galur x lingkungan. Hasil biji terendah di setiap lokasi 1,28 t/ha dan tertinggi 2,51 t/ha, sedangkan rentang hasil di tujuh lokasi berkisar antara 1,87-2,41 t/ha (Tabel 4). Varietas pembanding (Wilis) memberikan hasil tinggi di lokasi L3, L5, dan L7, sekaligus memiliki rata-rata hasil tertinggi di tujuh lokasi pengujian. Rata-rata hasil biji (2,51 t/ha) tertinggi berada di Ngawi meskipun tidak berbeda nyata antargalur (P>0,05), sehingga pemilihan galur didasarkan pada hasil tertinggi. Rata-rata hasil biji galur pada pengujian di berbagai lokasi perlu dipertimbangkan dalam penentuan pemilihan calon varietas unggul. Di Malang diperoleh rata-rata hasil terendah (1,19 t/ha), tetapi menunjukkan keragaman hasil biji di lokasi tersebut. Malang memiliki jenis tanah Alluvial, tipe curah hujan C3, dan tinggi tempat 450 m dpl. Umur berbunga, umur panen, jumlah cabang tanaman, jumlah polong isi dan bobot biji dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh, di mana masing-masing katakter memiliki respon yang berbeda (P<0,05), sedangkan tinggi tanaman dan jumlah buku subur tidak berbeda nyata (P>0,05) (Tabel 5). Penampilan fenotipik tanaman juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan Tabel 4. Hasil biji galur harapan kedelai di tujuh lokasi, Kode Galur Lokasi* a) Rata- L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 rata G100H/SHRW ,17 2,61 2,17 3,00 2,55 1,39 2,03 2,13 SHRW-60/G100H-73 1,18 2,25 1,91 2,29 2,39 2,53 2,04 2,09 SHRW-60/G100H-68 1,19 1,77 2,09 2,07 2,04 1,93 1,99 1,87 SHRW-60/G100H-66 1,22 2,54 1,83 2,57 2,68 2,54 2,30 2,24 G100H/SHRW-34 1,23 2,43 2,51 2,36 2,28 2,51 2,33 2,23 SHRW-60/G100H-5 1,18 1,98 2,09 2,42 2,20 2,46 2,09 2,06 SHRW-60/G100H-70 1,20 2,48 2,79 2,85 2,92 2,07 2,56 2,41 Rata-rata 1,20 2,30 2,20 2,51 2,44 2,20 2,19 Uji F Galur ** ** ** tn ** * * *berbeda nyata pada taraf 5%, ** berbeda nyata pada taraf 1%, tn: tidak berbeda nyata a) Kode lokasi lihat Tabel
5 tumbuh (Rao et al. 2002, Okeyo and Baker 2005), yang sering menimbulkan interaksi G x L dalam pengujian sejumlah galur di berbagai lokasi. Komponen hasil, terutama jumlah polong isi, memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap tinggi rendahnya hasil. Petani umumnya tidak hanya memilih galur dengan hasil tinggi tetapi juga mempertimbangkan sifat lain yang sesuai dengan preferensinya, misalnya umur panen, ukuran biji, ketahanan terhadap cekaman biotik atau abiotik. KESIMPULAN 1. Varian lingkungan berkonstribusi lebih besar terhadap varian G x L pada hasil biji kedelai dibandingkan dengan varian galur dan interaksi galur x lingkungan. 2. Besarnya peran lingkungan terhadap hasil kedelai menunjukkan pentingnya penilaian stabilitas dan adaptabilitas galur pada banyak lokasi. 3. Galur SHRW-60/G100H-70 dan G100H/SHRW-34 dinilai stabil di tujuh lokasi dan SHRW-60/G100H-66 beradaptasi spesifik lokasi, masing-masing memiliki daya hasil > 2 t/ha. UCAPAN TERIMA KASIH Disampaikan terimakasih kepada Saudara Toni (teknisi pemuliaan Balitkabi) yang telah membantu pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Arshad, M.N. Ali, and A. Ghafoor Character correlation and path coefficient in soybean Glycine max (l.) Merrill. Pak. J. Bot. 38(1): Egesi, C.N., P. Ilona, F.O. Ogbe, M. Akoroda, and A. Dixon Genetic variation and genotype x environment interaction for yield and other agronomic traits in cassava in Nigeria. Agron. J. 99: Gómez-Becerra H.F, M. Alexei, and A. Aigul Evaluation of grain yield stability, reliability and cultivar recommendations in spring wheat (Triticum aestivum L.) from Kazakhstan and Siberia. J. Central Eurapean Agric. 7(4): Kaya, Y., Palta, and S. Taner Additive main effects and multiplicative interactions analysis of yield performances in bread wheat genotypes across environments. Turk J. Agric For. 26: Tabel 5. Analisis varian gabungan karakter galur kedelai di tujuh lokasi, Karakter Kuadrat tengah galur Lokasi (L) Galur (G) G x L Umur berbunga (hst) ** ** 2.58 ** Umur panen (hst) ** ** ** Tinggi tanaman (cm) ** tn tn Jumlah buku subur ** * tn Jumlah cabang/tanaman ** 2.34 ** 0.77 * Jumlah polong isi/tanaman ** ** ** Bobot biji (g/tanaman) ** ** 3.98 ** Bobot 100 biji (g) ** ** 1.56 ** ** : berbeda nyata pada taraf 1%, * : berbeda nyata pada taraf 5%, tn : tidak nyata Letta, T Genotipe environment interactions and correlation among some stability parameters of yield I durum wheat (Triticum durum Desf) genotypes grown in South East Ethiopia. African J. Crop Sci. 8: Mattjik, A.A Aplikasi analisis pengaruh utama aditif dengan interaksi ganda (UAIG) pada data simulasi. Forum Statistik dan Komputasi 3(1): Mekonnen, Z. and H. Mohammed Study on genotype x environment interaction of yield in sesame (Sesamum indicum L.). J. of Phytology. 1(4): Mohammadi, R. and A. Amri Comparison of parametric and non-parametric methods for selecting stable and adapted durum wheat genotypes in variable environments. Euphytica 159: Okeyo, A.M. and R.L. Baker Methodological illustration of genotype x environment interaction (GxE) phenomenon and its implications: a comparative productivity performance study on red maasai and dorper sheep breeds under contrasting environments in Kenya. org.au/ icsc2004/poster/3/2/2/ 840_lofflercm.htm#TopOfPage. (14 September 2009). Rao, M.S.S., B.G. Mullinix, M. Rangappa, E. Cebert, A.S. Bhagsari, V.T. Sapra, J.M. Joshi, and R.B. Dadson Genotype x environment interactions and yield stability of food-grade soybean genotypes. Agron. J. 94: Sneller, C.H., L. Kilgore Norquest, and D. Dombek Repeatability of yield stability statistics in soybean. Crop. Sci. 37: Sumertajaya, I.M Kajian pengaruh inter blok dan interaksi pada uji multilokasi ganda dan respon ganda. Disertasi Sekolah Pasca-Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 188 p. Vollmann, J.J. Winkler, C.N. Fritz, H. Grausgruber, and P. Ruckenbauer Spatial field variations in soybean (Glycine max [L.] Merr.) performance trials affect agronomic characters and seed composition. com/science?_ob=articleurl&_... (16 November 2010). 170
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 UJI ADAPTASI POPULASI-POPULASI JAGUNG BERSARI BEBAS HASIL PERAKITAN LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Peneliti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan luas pertanaman dan hasil biji kedelai. Salah satu faktor pembatas bagi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kultivar kedelai (Glycine max (L.) Merrill) berdaya hasil tinggi pada cakupan lingkungan yang luas merupakan faktor kunci dalam usaha peningkatan luas pertanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas padi adalah melalui program pemuliaan tanaman. Program yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan varietas
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS DAYA HASIL VARIETAS KEDELAI DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MADIUN, JAWA TIMUR
ANALISIS STABILITAS DAYA HASIL VARIETAS KEDELAI DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MADIUN, JAWA TIMUR Amik Krismawati 1 dan D. M. Arsyad 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km
Lebih terperinciKERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS
KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Lebih terperinciSTABILITAS DAN ADAPTABILITAS SEPULUH GENOTIPE KEDELAI PADA DUA BELAS SERI PERCOBAAN DENGAN METODE PERKINS & JINKS
STABILITAS DAN ADAPTABILITAS SEPULUH GENOTIPE KEDELAI PADA DUA BELAS SERI PERCOBAAN DENGAN METODE PERKINS & JINKS TESIS Oleh AGUS SULISTYONO NIM : 031520101002 PROGRAM STUDI AGRONOMI PROGRAM PASCA SARJANA
Lebih terperinciAnalisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI)
Analisis Stabilitas Hasil Tujuh Populasi Jagung Manis Menggunakan Metode Additive Main Effect Multiplicative Interaction (AMMI) The Analysis of Stability of Seven Sweet Corn Populations Using Additive
Lebih terperinciARSYAD DAN NUR: STABILITAS HASIL GALUR KEDELAI DI LAHAN MASAM. Analisis AMMI untuk Stabilitas Hasil Galur-galur Kedelai di Lahan Kering Masam
Analisis AMMI untuk Stabilitas Hasil Galur-galur Kedelai di Lahan Kering Masam Darman M. Arsyad dan Amin Nur Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak, PO Box 66 Malang,
Lebih terperinciStabilitas dan Hasil Beberapa Galur Harapan Kedelai
KRISNAWATI DAN ADIE: STABILITAS DAN HASIL GALUR HARAPAN KEDELAI Stabilitas dan Hasil Beberapa Galur Harapan Kedelai Ayda Krisnawati 1 dan M. Muchlish Adie 2 1 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Lebih terperinciHASIL DAN STABILITAS HASIL BIJI KEDELAI
HASIL DAN STABILITAS HASIL BIJI KEDELAI {Glycine max (L.) Merr.} GALUR HARAPAN DI LAHAN SAWAH* [Yield and Yield Stability of Soybean {Glycine max (L.) Merr.} Promising Lines] Ayda Krisnawati, M Muchlish
Lebih terperinciKERAGAAN GALUR HARAPAN KEDELAI UMUR GENJAH DAN BIJI BESAR
KERAGAAN GALUR HARAPAN KEDELAI UMUR GENJAH DAN BIJI BESAR Suyamto Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8 Kotak Pos 66 Malang 65101 e-mail: yamto_kabi@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciPENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI
PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciKARAKTER AGRONOMIS GALUR-GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS, BURANGRANG, DAN ANJASMORO
KARAKTER AGRONOMIS GALUR-GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS, BURANGRANG, DAN ANJASMORO Rina Artari 1 dan Heru Kuswantoro 1 1 Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km
Lebih terperinciISBN: PROSIDING SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR. MALANG, 9 10 Juli 2002
ISBN: 979-3450-04-5 PROSIDING SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR MALANG, 9 10 Juli 2002 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciKERAGAAN HASIL DAN KOMPONEN HASIL BIJI KEDELAI PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI
KERAGAAN HASIL DAN KOMPONEN HASIL BIJI KEDELAI PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI M. Muchlish Adie dan Ayda Krisnawati Pemulia Kedelai Balitkabi, Kotak Pos 66 Malang ABSTRAK Hasil biji kedelai merupakan karakter
Lebih terperinciDAYA HASIL GALUR HARAPAN KEDELAI TOLERAN HAMA ULAT GRAYAK
DAYA HASIL GALUR HARAPAN KEDELAI TOLERAN HAMA ULAT GRAYAK Pratanti Haksiwi Putri 1 dan Gatut Wahyu A.S 1 1 Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8 Kotak Pos 66 Malang 65101,
Lebih terperinciKERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :
KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH : DINI RIZKITA PULUNGAN 110301079 / PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciGambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian
TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012.
Lebih terperinciPotensi Hasil, Stabilitas, dan Karakter Agronomik Galur Harapan Kedelai Berbiji Besar
Potensi Hasil, Stabilitas, dan Karakter Agronomik Galur Harapan Kedelai Berbiji Besar M. Muchlish Adie 1, Hani Soewanto 2, Teguh Agus C.P. 2, Joko S. Wahono 2, G.W.A. Susanto 1, dan Nasir Saleh 1 1 Balai
Lebih terperinciPENGAMATAN PENCILAN PADA ANALISIS KESTABILAN GENOTIPE: ANTARA MODEL AMMI DAN METODE HUEHN
PENGAMATAN PENCILAN PADA ANALISIS KESTABILAN GENOTIPE: ANTARA MODEL AMMI DAN METODE HUEHN Peneliti : Halimatus Sa diyah 1 Mahasiswa terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas Jember 1 Jurusan Budidaya
Lebih terperinciPOTENSI HASIL ENAM VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KABUPATEN SUMEDANG
POTENSI HASIL ENAM VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KABUPATEN SUMEDANG Tri Hastini, Siti Lia Mulijanti, dan Nandang Sunandar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang Bandung
Lebih terperinciGALUR KEDELAI HITAM PROSPEKTIF UNTUK AGROEKOSISTEM INDONESIA. The yielded of black soybean lines, which prospective for Indonesian agroecosyste.
GALUR KEDELAI HITAM PROSPEKTIF UNTUK AGROEKOSISTEM INDONESIA ISSN: 1410-0029 The yielded of black soybean lines, which prospective for Indonesian agroecosyste. Oleh: M. M. Adie, Suyamto dan Ayda Krisnawati
Lebih terperinciTANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]
ISSN 1410-1939 TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND] Nur Asni dan Yardha 1 Abstract This investigation
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DI KABUPATEN LUMAJANG THE ADAPTABILITY PERFORMANCE OF NEW SUPERIOR SOYBEAN VARIETIES IN LUMAJANG DISTRICT P.E.R. Prahardini, Endah Retnaningtyas dan Lailatul
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 010 Maret 011, kecuali lokasi Sukabumi pada bulan Maret Juni 011. Tempat Penelitian dilaksanakan di 7 lokasi yaitu Bogor,
Lebih terperinciPERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA
PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA (Role The Number of Seeds/Pod to Yield Potential of F6 Phenotype Soybean
Lebih terperinciTeknik pemuliaan kedelai pada umumnya
Heritabilitas dan Harapan Kemajuan Genetik Beberapa Karakter Kuantitatif Populasi Galur F 4 Kedelai Hasil Persilangan Lukman Hakim 1 dan Suyamto 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan JI.
Lebih terperinciDisetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi
Judul : Seleksi Individu M3 Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nama : Yoke Blandina Larasati Sihombing NIM : 100301045 Program Studi : Agroekoteknologi
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS GALUR KEDELAI HITAM DI LAHAN SAWAH PADA LINGKUNGAN BERBEDA
PRODUKTIVITAS GALUR KEDELAI HITAM DI LAHAN SAWAH PADA LINGKUNGAN BERBEDA Gatut_Wahyu A.S, N. Nugrahaeni, dan M.M. Adie Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Jalan Raya Kendalpayak km 8, PO Box
Lebih terperinciUntuk meningkatkan produksi kedelai di dalam
ARSYAD ET AL.: VARIETAS KEDELAI UNTUK LAHAN KERING MASAM Kesesuaian Varietas Kedelai di Lahan Kering Masam Sumatera Selatan Darman M. Arsyad, H. Kuswantoro, dan Purwantoro Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan
Lebih terperinciPOLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)
POLA PEWARISAN SIFAT-SIFAT AGRONOMIS DAN MUTU BIJI PADA POPULASI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril) Ade Saputra Saragih*, Aslim Rasyad dan Nurbaiti Fakultas Pertanian Universitas Riau * Alamat korespondensi:
Lebih terperinciKERAGAAN DAN SELEKSI GALUR KEDELAI HITAM HOMOSIGOT
KERAGAAN DAN SELEKSI GALUR KEDELAI HITAM HOMOSIGOT Ayda Krisnawati* dan M. Muchlish Adie Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak Km 8 PO Box 66 Malang Tlp./Fax: 0341-801468/0341-801496
Lebih terperinciAgrivet (2015) 19: 30-35
Agrivet (2015) 19: 30-35 Keragaan Sifat Agronomi dan Hasil Lima Kedelai Generasi F3 Hasil Persilangan The agronomic performance and yield of F3 generation of five crosses soybean genotypes Lagiman 1),
Lebih terperinciDAYA HASIL GALUR-GALUR KEDELAI TOLERAN LAHAN KERING MASAM DI LAMPUNG SELATAN
DAYA HASIL GALUR-GALUR KEDELAI TOLERAN LAHAN KERING MASAM DI LAMPUNG SELATAN N. R. Patriyawaty, Heru Kuswantoro, Febria Cahya Indriani dan Agus Supeno Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Lebih terperinciKERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
KERAGAMAN GENETIK, HERITABILITAS, DAN RESPON SELEKSI SEPULUH GENOTIPE KEDELAI DI KABUPATEN TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh Dheska Pratikasari NIM 091510501136 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperincigabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh
81 PEMBAHASAN UMUM Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan selama cekaman suhu rendah diantaranya; (a) faktor fisiologi, faktor lingkungan sebelum dan sesudah fase penting pertumbuhan dapat mempengaruhi
Lebih terperinciINTERAKSI GALUR LINGKUNGAN, POTENSI HASIL DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN KEDELAI
Berita Biologi 12(1) - April 2013 INTERAKSI GALUR LINGKUNGAN, POTENSI HASIL DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN KEDELAI {Glycine max (L.) Merr.} HITAM* [Genotype Environment Interactions, Yield Potential
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman di lapangan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga Bogor. Kebun percobaan memiliki topografi datar dengan curah hujan rata-rata sama dengan
Lebih terperinciSTABILITAS HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN KEDELAI TOLERAN KONDISI TANAH JENUH AIR
STABILITAS HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN KEDELAI TOLERAN KONDISI TANAH JENUH AIR Suhartina, Purwantoro, A. Ghozi M., dan Gatut WAS Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian ABSTRAK Kedelai
Lebih terperinciEVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA
EVALUASI KARAKTER BERBAGAI VARIETAS KEDELAI BIJI HITAM (Glycine max (L.) Merr.) AZRISYAH FUTRA 060307012 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 EVALUASI
Lebih terperinciVarietas unggul merupakan komponen teknologi
Adaptasi dan Stabilitas Hasil Klon Harapan Ubi Jalar M. Jusuf, St. A. Rahayuningsih, T.S. Wahyuni, dan J. Restuono Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Kendalpayak, km 66 Malang,
Lebih terperinciINTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI (Glycine max (L)) GENOTYPE X ENVIRONMENT INTERACTION OF EXPECTED LINES SOYBEAN
434 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 5 NOVEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI (Glycine max (L)) GENOTYPE X ENVIRONMENT INTERACTION OF EXPECTED LINES
Lebih terperinciKomponen Hasil dan Karakter Morfologi Penentu Hasil Kedelai pada Lahan Sawah Tadah Hujan
HAKIM: KARAKTER MORFOLOGI PENENTU HASIL KEDELAI Komponen Hasil dan Karakter Morfologi Penentu Hasil Kedelai pada Lahan Sawah Tadah Hujan Yield Components and Morphological Characters Determining Grain
Lebih terperinciPENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH
PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS MALABAR DAN KIPAS PUTIH PADA DOSIS PUPUK FOSFOR (P) RENDAH Dotti Suryati Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Lebih terperinciStabilitas Hasil dan Daya Adaptasi Lima Padi Hibrida di Jawa Tengah
WIDYASTUTI DAN SATOTO: STABILITAS HASIL DAN DAYA ADAPTASI PADI HIBRIDA Stabilitas Hasil dan Daya Adaptasi Lima Padi Hibrida di Jawa Tengah Yuni Widyastuti dan Satoto Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Lebih terperinciRESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN
RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciMODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K
, April 2009 p : 11-15 ISSN : 0853-8115 Vol 14 No.1 MODEL AMMI PERCOBAAN LOKASI GANDA PEMUPUKAN N, P, K Mohammad Masjkur 1 dan Niken Dyah Septiastuti Departemen Statistika FMIPA-IPB E-mail : 1 masjkur@gmail.com
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GALUR KEDELAI F5 BERBIJI BESAR DAN BERUMUR GENJAH
IDENTIFIKASI GALUR KEDELAI F5 BERBIJI BESAR DAN BERUMUR GENJAH Ayda Krisnawati dan M.M. Adie Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian ABSTRAK Saat ini, varietas unggul kedelai yang paling
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan
Lebih terperinciPENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO
PENAMPILAN HIBRIDA, PENDUGAAN NILAI HETEROSIS DAN DAYA GABUNG GALUR GALUR JAGUNG (Zea mays L.) FAHMI WENDRA SETIOSTONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciInteraksi Genotipe x Lingkungan Hasil dan Komponen Hasil 14 Genotipe Tomat di Empat Lingkungan Dataran Rendah
Interaksi x Lingkungan Hasil dan Komponen Hasil 14 Tomat di Empat Lingkungan Dataran Rendah Genotype x Environment Interaction of Yield and Yield Components of 14 Tomato Genotypes in Four Lowland Environments
Lebih terperinciSTABILITAS KLON-KLON HARAPAN UBIKAYU BERDASARKAN HASIL PATI
J. Agrivigor 10(3): 309-318, Mei Agustus 2011; ISSN 12-2286 STABILITAS KLON-KLON HARAPAN UBIKAYU BERDASARKAN HASIL PATI Stability of cassava promising clones based on starch yield Sholihin E-mail: sholhalim@yahoo.com
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA LAHAN KERING PODZOLIK MERAH KUNING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN
PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA LAHAN KERING PODZOLIK MERAH KUNING DI KABUPATEN KONAWE SELATAN Cipto Nugroho dan Sarjoni Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Jl.
Lebih terperinciKeragaman dan pengelompokan galur harapan kedelai di Kabupaten Sleman, Yogyakarta
PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 4, Juli 2015 ISSN: 2407-8050 Halaman: 787-791 DOI: 10.13057/psnmbi/m010419 Keragaman dan pengelompokan galur harapan kedelai di Kabupaten Sleman, Yogyakarta
Lebih terperinciSTABILITAS DAN ADAPTABILITAS HASIL DAN KOMPONEN HASIL GENOTIP POTENSIAL KEDELAI HITAM DI PULAU JAWA
STABILITAS DAN ADAPTABILITAS HASIL DAN KOMPONEN HASIL GENOTIP POTENSIAL KEDELAI HITAM DI PULAU JAWA Oleh Chindy Ulima Zanetta 150320120002 TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat ujian Guna memperoleh gelar
Lebih terperinciADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN
ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN Zuraida Yursak 1) dan Purwantoro 2) 1) Peneliti di BPTP Banten, 2) Peneliti di Balitkabi-Malang
Lebih terperinciDEJA 1 DAN DEJA 2 : VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI TOLERAN JENUH AIR
DEJA 1 DAN DEJA 2 : VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI TOLERAN JENUH AIR Suhartina, Purwantoro, dan Novita Nugrahaeni Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8, Kotak Pos 66 Malang
Lebih terperinciKEMAMPUAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.) DI LAHAN GAMBUT
SKRIPSI KEMAMPUAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.) DI LAHAN GAMBUT Oleh: Julianti 11082201605 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciUJI MULTILOKASI MELALUI ANALISIS AMMI MULTIRESPON (Studi Kasus : Penelitian Galur Tanaman Tembakau Madura)
Xplore, 2013, Vol. 1(1):e6(1-5) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB UJI MULTILOKASI MELALUI ANALISIS AMMI MULTIRESPON (Studi Kasus : Penelitian Galur Tanaman Tembakau Madura) Satria Yudha Herawan, I
Lebih terperinciOleh: Totok Agung Dwi Haryanto Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto (Diterima: 25 Agustus 2004, disetujui: 27 September 2004)
PERTUMBUHAN, HASIL, DAN MUTU BERAS GENOTIPE F5 DARI PERSILANGAN PADI MENTIK WANGI X POSO DALAM RANGKA PERAKITAN PADI GOGO AROMATIK GROWTH, YIELD, AND RICE QUALITY OF F5 GENOTYPES PROGENY OF CROSSING BETWEEN
Lebih terperinciANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE FIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION SKRIPSI
ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE FIXED ADDITIVE MAIN EFFECTS AND MULTIPLICATIVE INTERACTION SKRIPSI Oleh: AKHMAD ZAKI NIM. 24010210120049 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciAgros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN
Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: 214-221 ISSN 1411-0172 ABSTRACT KERAGAAN GALUR HARAPAN KACANG TANAH DI LAHAN KERING KABUPATEN MALUKU TENGAH VARIABILITY PROMISING LINES PEANUT ON THE DRY LAND IN CENTRAL
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..
Lebih terperinciOleh: Damianus Nahak Klau. Nim: SKRIPSI
PENAMPILAN 18 GENOTIP GANDUM (Triticum aestivum L.) di DATARAN MENENGAH, DESA KEBUMEN, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG THE PHENOTYPE OF 18 GENOTYPES OF WHEAT (Triticum aestivum L.) IN THE MIDLE LAND
Lebih terperinciPERAKITAN KEDELAI UNGGUL BARU BERDAYA HASIL TINGGI, BERUMUR GENJAH, DAN TAHAN HAMA UTAMA KEDELAI (ULAT GRAYAK)
PERAKITAN KEDELAI UNGGUL BARU BERDAYA HASIL TINGGI, BERUMUR GENJAH, DAN TAHAN HAMA UTAMA KEDELAI (ULAT GRAYAK) IMPROVEMENT OF SOYBEAN CULTIVARS FOR HIGH YIELD, EARLY MATURITY, AND RESISTANCE TO MAIN PEST
Lebih terperinciPendugaan Non-Parametrik dan Analisis Komponen terhadap Stabilitas Padi Sawah (Oryza Sativa)
Statistika, Vol. 12 No. 2, 103 108 November 2012 Pendugaan Non-Parametrik dan Analisis Komponen terhadap Stabilitas Padi Sawah (Oryza Sativa) Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember
Lebih terperinciSKRIPSI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DENGAN UJI MULTILOKASI DI JAWA TENGAH
SKRIPSI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DENGAN UJI MULTILOKASI DI JAWA TENGAH Oleh Widya Kartika Laksmawati H0713193 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciPenampilan dan Stabilitas Hasil Galur-galur Harapan Kedelai pada Dosis Pupuk Fosfor (P) Rendah di Tiga Lokasi di Bengkulu
Akta Agrosia Vol. 13 No.1 hlm 50-54 Jan - Jun 2010 ISSN 1410-3354 Penampilan dan Stabilitas Hasil Galur-galur Harapan Kedelai pada Dosis Pupuk Fosfor (P) Rendah di Tiga Lokasi di Bengkulu Yield Performance
Lebih terperinciFadjry Djufry 1 ) dan Martina S. Lestari 2 ) ABSTRAK. G1009 berpeluang diusulkan sebagai varietas unggul jagung hibrida berdaya hasil tinggi.
STABILITAS HASIL DAN ADAPTABILITAS GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE ADDITIVE MAIN EFFECT MULTIPLICATIVE INTERACTION (AMMI) YIELD STABILITY AND ADAPTABILITY GENOTYPE OF HYBRIDS
Lebih terperinciDAYA HASIL GENOTIPE KEDELAI TUMPANGSARI JAGUNG-KEDELAI
DAYA HASIL GENOTIPE KEDELAI TUMPANGSARI JAGUNG-KEDELAI Titik Sundari dan Novita Nugrahaeni Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak Km 8 Kotak Pos 66 Malang 6511, Telp.(341)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kedelai mengandung sekitar 40% protein, 20% lemak, 35% karbohidrat,
Lebih terperinciDAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU
DAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU Apri Sulistyo 1* Yuliasti 2 1 Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Jl. Raya Kendalpayak Km 8, Kotak Pos 66, Malang 65101 2 Pusat Aplikasi Teknologi
Lebih terperinciUJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN
UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN Haris Kriswantoro 1,*, Nely Murniati 1, Munif Ghulamahdi 2 dan Karlin Agustina 3 1 Prodi Agroteknologi Fak. Pertanian
Lebih terperinciEvaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali
Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali Rubiyo 1, Suprapto 1, dan Aan Darajat 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali 2 Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRACT Superior variety
Lebih terperinciForum Statistika dan Komputasi : Indonesian Journal of Statistics. journal.ipb.ac.id/index.php/statistika
PENERAPAN PEMBOBOTAN KOMPONEN UTAMA UNTUK PEREDUKSIAN PEUBAH PADA ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (Application of Weighted Principal Component for Variable Reduction in Additive Main
Lebih terperinciSTUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO
STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO STUDY OF YIELD CAPABILITY ON SOYBEAN (Glycine max L.) F4 LINES CROSSING BETWEEN
Lebih terperinciIntroduksi Varietas Kedelai Mendukung Program Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai di Jawa Tengah
Introduksi Varietas Kedelai Mendukung Program Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai di Jawa Tengah Sri Murtiati 1, Hairil Anwar 1, dan Imam Sutrisno 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciBalai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Jl. Raya Kendalpayak km 8, PO Box 66 Malang 65101, Indonesia
ANALISIS STABILITAS HASIL GENOTIPE KEDELAI MENGGUNAKAN METODE ADDITIVE MAIN EFFECT AND MULTIPLICATIVE INTERACTION (AMMI) Genotype Stability Analysis of Soybean Using Additive Main Effect and Multiplicative
Lebih terperinciKAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN
Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian Agrin, Vol.11 No. 1, April 007 KAJIAN GENETIK DAN SELEKSI GENOTIPE S5 KACANG HIJAU (Vigna radiata) MENUJU KULTIVAR BERDAYA HASIL TINGGI DAN SEREMPAK PANEN Genetic
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciInteraksi Genetik x Lingkungan dan Stabilitas Komponen Hasil Berbagai Genotipe Kedelai di Provinsi Riau
Interaksi Genetik x Lingkungan dan Stabilitas Komponen Hasil Berbagai Genotipe Kedelai di Provinsi Riau Genotype x Environment Interaction of Yield Components and Stability of Several Soybean Genotypes
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI.
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SKRIPSI Oleh : SETIADI LAKSANA 050307032/BDP Pemuliaan Tanaman Skripsi Sebagai Salah
Lebih terperinciMODEL RAK DI LINTAS LOKASI (OVER LOCATIONS) UNTUK HASIL DAN KOMPONEN HASIL KACANG TANAH
MODEL RAK DI LINTAS LOKASI (OVER LOCATIONS) UNTUK HASIL DAN KOMPONEN HASIL KACANG TANAH Randomized Block Design Model in Over Locations for Yield and Yield Component of Peanut Sutarno Balai Penelitian
Lebih terperinciPOTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE
POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE Arifuddin Kasim dan Syafruddin Kadir Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua (BPTP) Jalan Yahim No. 49
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung yang merupakan sumber protein utama bagi masyarakat. Pemanfaatan
Lebih terperinciKERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH :
KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIF TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) HASIL IRADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M2 SKRIPSI OLEH : Irfan Mustaqim 100301149/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciFadjry Djufry 1 dan Martina S. Lestari 2
STABILITAS HASIL DAN ADAPTABILITAS GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN METODE ADDITIVE MAIN EFFECT MULTIPLICATIVE INTERACTION (AMMI) Yield Stability and Adaptability Genotype of Hybrids
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya peradaban manusia maka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbanding lurus. Pada dasarnya ini merupakan usaha manusia untuk melangsungkan
Lebih terperinciustabilitas Hasil Umbi Segar 15 Genotipe Ubi Kayu Menggunakan Metode AMMI Kartika Noerwijati, Nasrullah, Taryono, dan Djoko Prajitno ABSTRACT
ustabilitas Hasil Umbi Segar 15 Genotipe Ubi Kayu Menggunakan Metode AMMI Kartika Noerwijati, Nasrullah, Taryono, dan Djoko Prajitno ABSTRACT Fresh Tuber Yield Stability of 15 Cassava Genotypes in Five
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Kedelai biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe, tahu, kecap,
Lebih terperinciAPLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
Agritrop, Desember 2017 Agritrop, ISSN 1693-2877 Vol. 15 (2): 237-241 EISSN 2502-0455 Volume 15 (2) 237 http://jurnal.unmuhjember.ac.id/ index.php/agritrop APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN,
Lebih terperinciHAKIM: HERIBILITAS DAN HARAPAN KEMAJUAN GENETIK KACANG HIJAU
Heritabilitas dan Harapan Kemajuan Genetik Beberapa Karakter Kuantitatif pada Galur F2 Hasil Persilangan Kacang Hijau Lukman Hakim Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Jl. Merdeka 147, Bogor
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam
4 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam Definisi lahan kering adalah lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun (Mulyani et al., 2004). Menurut Mulyani
Lebih terperinciSiti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)
Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah Bogor pada Dua Musim (Morphological Performance and Fruit Quality of Papaya on Four Locations at Bogor Areas in Two Seasons) Siti
Lebih terperinciPotensi Hasil Galur Galur Harapan Kedelai Hitam (Glycine max ( L.) Merr.) di Kabupaten Bogor
Bul. Agrohorti 3(2): 146-153 (2015) Potensi Hasil Galur Galur Harapan Kedelai Hitam (Glycine max ( L.) Merr.) di Kabupaten Bogor Yield Potential of Black Soybean (Glycine max (L.) Merr.) Lines in Bogor
Lebih terperinciEVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH :
EVALUASI KERAGAMAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) MUTAN ARGOMULYO PADA GENERASI M 4 MELALUI SELEKSI CEKAMAN KEMASAMAN SKRIPSI OLEH : HENDRI SIAHAAN / 060307013 BDP PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO
KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com
Lebih terperinciTHE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)
PENGARUH PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA SISTEM OLAH TANAH THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine
Lebih terperinci