KAJIAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI BARANG TEMUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI BARANG TEMUAN"

Transkripsi

1 KAJIAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI BARANG TEMUAN Nurul Maghfiroh 1, Nurwati 2, Basri 3 1 Fakultas Hukum,Universitas Muhammadiyah Magelang nurulmaghfiroh79@yahoo.com 2 Fakultas Hukum,UniversitasMuhammadiyah Magelang fakultashukum41@yahoo.com 3 Fakultas Hukum,UniversitasMuhammadiyah Magelang ba5r1@yahoo.co.id Abstrak Barang temuan dalam Hukum Islam disebut dengan istilah Luqotah.Definisi Luqotah adalah barang-barang yang didapat dari tempat yang tidak dimiliki oleh seorangpun, atau barang-barang yang masih diperlukan dan ditemukan ditempat yang tidak diketahui siapa pemilik barang tersebut. Jenis-jenis barang yang termasuk kedalam Luqotah, antara lain emas,perak,makanan,binatang yang kuat maupun lemah, orang tua dan anak kecil. Ketentuan Hukum Islam tentang barang temuan disebutkan bahwa bagi orang yang menemukannya hendaklah ia dapat mengamankan barang tersebut atau menjadi pemiliknya jika ternyata setelah diumumkan dalam jangka waktu tertentu tidak diketahui siapa pemiliknya. Status hukum barang temuan dalam Hukum Islam, bukan menjadi hak milik dari siapapun juga sampai suatu saat barang itu telah mencapai waktu satu tahun dan telah dipenuhi semua syarat-syarat yang menyertainya hingga ia dapat menjadi milik dari si penemu. Hukum mengambil barang temuan bisa wajib,sunat maupun makruh.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hukum jual beli barang temuan dan akibat hukum dari jual beli barang temuan.metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan yuridis normatif, spesifikasi penelitiandeskriptif analitis. Penarikan sampel dengan metode non random sampling. Alat penelitian menggunakan studi kepustakaan dan wawancara.hasil penelitian menunjukkan bahwa hukum jual beli barang temuan/luqotahdiperbolehkan terhadap barang barang yang tidak tahan lama atau binatang yang lemah dan uangnya disimpan agar suatu saat dapat diberikan kepada pemiliknya. Akibat hukum jual beli barang temuan adalah tidak memberikan hak sepenuhnya kepada orang yang menjualnya untuk menikmati hasil penjualan apabila yang ditemukan berupa emas maupun perak. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan mengenai hukum barang temuan dapat berimplikasi pada sidang di pengadilan dan sanksi yang diberikan oleh Allah SWT. Kata kunci :hukum Islam,jual beli,barang temuan 1. PENDAHULUAN Makna atau definisi tentang jual beli berdasarkan pendapat ilmuwan sangat beragam, tetapi pada prinsipnya disepakati bahwa yang dimaksud jual beli adalah pertukaran barang dengan uang antara penjual dengan pembeli dengan didahului adanya akad atau persetujuan.dapat dipahami bahwa dengan dilakukannya jual beli, status kepemilikan barang berpindah dari penjual kepada pembeli dan penjual berhak menerima pemilihan barang atau uang dari pembeli, setelah keduanya saling menyepakati dan saling merelakan.(abdul Rahman Ghazali, 2009 : 1) Pada dasarnya hukum jual beli adalah mubah, tetapi dapat saja jual beli menjadi wajib,sunah bahkan haram hukumnya.mubah yaitu selama jual beli yang diadakan tersebut dilandasi dengan kejujuran, tidak ada kecurangan dan kesepakatan kedua belah pihak, maka jual beli tersebut adalah mubah atau boleh boleh saja. Jual beli bisa menjadi wajib hukumnya bila dalam keadaan tertentu jual beli tersebut benar benar harus dilakukan.sebagai contoh adalah jual beli yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan tanpa jual beli kebutuhan pokok 80

2 tersebut tidak dapat terpenuhi, maka hukum jual beli tersebut adalah wajib.jual beli dapat juga menjadi sunah hukumnya apabila jual beli tersebut diadakan dengan niat membantu orang yang kita kasihi atau sanak family yang lebih membutuhkan barang tersebut. Jual beli menjadi haram bila secara tegas dilarang menurut ajaran Islam baik karena obyek jual belinya memang diharamkan, maupun karena prosesnya yang diharamkan (dalam prosesnya mengandung unsur penipuan,kezaliman dan penindasan). Jual beli dikatakan sah apabila syarat dan rukun jual beli sudah terpenuhi. Dalam perkembangannya, dapat saja jual beli yang sah tersebut menjadi terlarang,karena adanya sebab sebab tertentu, misalnya menyakiti pembeli atau penjual atau orang lain, menyempitkan gerakan pasaran (menghambat perekonomian) atau merusak ketentraman umum. Jual beli harus dilakukan dengan sepakat kedua pihak dan obyek jual beli bukanlah yang dilarang Undang Undang, norma dan kaidah yang secara umum berlaku di masyarakat. (Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,2013 : 17) Islam sebagai agama yang sempurna telah membarikan satu aturan atau patokan agar jual beli yang diadakan tersebut sah dan tidak merugikan satu sama lain. Aturan tersebut pada dasarnya menetapkan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan penjual dan pembeli, barang yang diperjual belikan dan tata cara yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh penjual maupun pembeli. Islam menegaskan bahwa tata cara yang paling mendasar adalah adanya kerelaan (suka sama suka) antara penjual dan pembeli yang dinamakan akad (aqad). (H. Mujahit AK,dkk, 2009 : 432) Jual beli barang temuan (luqotah) sangat mungkin dilakukan oleh setiap orang. Berdasarkan kekhususan sifat kebendaan dari barang temuan (luqotah) yang menurut Hukum Islam barang luqotah terlebih dahulu harus didasarkan pada pemenuhan syarat-syarat tertentu agar bisa dilakukan proses jual beli secara sah. Hal ini mendorong penulis untuk membahas hal tersebut mengingat ketentuan mengenai barang-barang luqotah bersumber pada ajaran-ajaran Islam, tetapi masyarakat kita yang mayoritas beragama Islam justru kurang begitu memahami prinsip-prinsip umum yang terkandung dalam hukum luqotah. Disisi lain, masalah jual beli barang temuan (luqotah) ini, masih sangat jarang didapatkan dalam literature-literatur Hukum Islam, sehingga belum banyak masyarakat kita yang mengetahui dan memahami mengenai prinsip-prinsip barang luqotah. Disamping itu, pembahasan mengenai barang luqotah juga tidak secara khuus dibahas dalam kurikulum pendidikan hukum, meskipun telah berhasil disusun Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Islam (KUHPdtI), tetapi permasalah mengenai luqotah masih kurang bahkan bisa dikatakan belum disinggung didalamnya. Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai kajian hukum Islam tentang jual beli barang temuan (luqotah). 2. KAJIAN LITERATUR a. Pengertian jual beli dalam Hukum Islam Definisi jual beli dalam hukum Islam diatur dalam Buku I KUHPdtI (Kitab Undang Undang Hukum Perdata Islam) Pasal 105 KUHPdtI yaitu : Al-Bai (jual beli) berarti pertukaran antara harta dan harta, bisa sah (mun aqid) dan tidak terikat (ghair mun aqid). Jual beli menurut bahasa artinya adalah saling menukar. Sedangkan menurut istilah syara, jual beli berarti menukar sesuatu barang dengan barang yang lain dengan cara tertentu (aqad).(abdul Rahman Ghazali,2009 : 268). Ada pula yang mendefinisikan jual beli sebagai pertukaran barang dengan barang atau pertukaran barang dengan uang antara penjual dan pembeli dengan cara tertentu yang telah di sepakati dengan didahului adanya aqad atau persetujuan. Pasal 103 KUHPdtI menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan aqad adalah sebagai berikut Aqad atau Al- Aqdu adalah perikatan diantara dua pihak dan berjanji untuk melaksanakannya, dan aqad tersebut merupakan gabungan dari Ijab dan Qabul.Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa aqad adalah gabungan dari Ijab dan Qabul.Pasal 101 KUHPdtI menyebutkan bahwa Al-Ijab adalah pernyataan yang pertama kali diucapkan oleh salah satu pihak yang mengadakan aqad untuk membuat tasaruf, dan dengan ijab itu tasaruf menjadi sah.sedangkan pengertian qabul sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam pasal 103 KUHPdtI adalah Alqabul adalah pernyataan yang kedua dari salah satu pihak yang mengadakan aqad agar membuat tasaruf dan dengan qabul tersebut aqad menjadi sempurna. Jual beli yang 81

3 shahih (sah) adalah jual beli yang dibolehkan, yaitu jual beli yang sah baik dalam proses jual belinya sendiri, maupun hal hal lain yang berkaitan dengan jual beli tersebut.dapat difahami bahwa dengan dilakukannya jual beli status kepemilikannya barang berpindah dari penjual kepada pembeli dan penjual berhak menerima pemilihan (khiyar) barang atau uang dari si pembeli, setelah keduanya saling menyepakati dan saling merelakan.(abdul Rahman Ghazali,2009 : 10) b. Pengertian barang temuan (Luqotah) Definisi barang temuan (Luqotah) menurut Hukum Islam adalah barang barang yang didapat dari tempat yang tidak dimiliki oleh seorangpun, atau barang barang yang masih diperlukan yang ditemukan ditempat yang tidak diketahui siapa pemilik barang tersebut.sebagai contoh misalnya seseorang menemukan emas atau perak didalam hutan, dimana dalam hutan tersebut tidak ada petak atau kepemilikan yang jelas atas tanah dimana barang tersebut ditemukan. Contoh lain, misalnya seseorang menemukan seekor kerbau yang sedang mondar mandir ditepi sungai dipinggir hutan ia dapat segera memungutnya untuk menjadi barang temuan atau luqotah dengan ketentuan dan syarat syarat tertentu yang harus dilaksanakan di dalam Hukum Islam. Disampaikan oleh Ali Hasan dalam Bukunya Fiqih I, bahwa apabila barang temuan tersebut berupa binatang maka dinamakan dhalah dan jika yang ditemukan berupa anak kecil maka dinamakan Laqith. Pada dasarnya mengambil barang ditempat yang tidak dimiliki oleh siapapun (tempat tempat umum seperti jalan,taman,sungai) adalah sunat yaitu bagi orang orang yang percaya kepada dirinya sendiri sanggup melakukan segala ketentuan yang bersangkutan dengan pemeliharaan barang itu sebagaimana mestinya, tetapi dapat menjadi wajib yaitu apabila diperkirakan barang itu akan hilang dengan sia sia jika tidak diambil, dan penemu barang berniat untuk menolong jika sewaktu waktu pemiliknya datang, tetapi dapat juga menjadi makruh hukumnya yaitu bagi orang yang kurang percaya kepada dirinya,boleh jadi ia akan berkhianat (melakukan penyimpangan) terhadap barang itu dikemudian hari.(ali Hasan, 2013 : 30) c. Macam-macam barang temuan (Luqotah) Amir Abyan dalam Bukunya Fiqih II, menjelaskan bahwa macam-macam barang yang termasuk dalam kategori barang temuan (luqotah) adalah : 1. Emas atau perak 2. Barang yang tidak tahan lama (makanan) 3. Binatang yang kuat (binatang yang mampu menjaga dirinya dari serangan binatang buas) 4. Binatang yang lemah yang tidak dapat bertahan dari serangan binatang buas lain 5. Anak kecil atau orang bodoh Meskipun dalam hal ini sedikit sekali literature yang dapat dijadikan penunjang tetapi dapat dikatakan bahwa barang barang luqotah tersebut bisa digolongkan menjadi : 1. Barang yang ada pemiliknya 2. Barang yang tidak ada pemiliknya Ad.1. Barang yang ada pemiliknya mengandung makna bahwa barang tersebut dimiliki oleh seseorang. Maka disini berlaku ketentuan bahwa setelah orang yang mempunyai barang tersebut diketemukan dalam jangka kurang dari satu tahun, maka si penemu wajib mengembalikan harta temuan tersebut kepada pemiliknya. Apabila barang temuan tersebut berupa makanan ataupun binatang ternak yang telah dijual maka seketika setelah pemiliknya datang (dalam waktu kurang dari satu tahun), si penemu wajib mengembalikan uang hasil penjualan barang temuan tersebut. Tetapi bila pemilik barang temuan tersebut datang setelah lewat waktu satu tahun, maka dalam Islam berlaku ketentuan bahwa harta benda temuan tersebut telah menjadi milik dari si penemu. Meskipun demikian, Islam juga mengembalikan hal ini sepenuhnya kepada si penemu, apakah ia akan memberikan kembali atau tidak kepada pemilik asal, tetapi Islam tetap member ketentuan dasar bahwa setelah lewat waktu satu tahun melalui masa pengumuman dan pemberitahuan, barang temuan tersebut telah berpindah kepemilikan kepada si penemu. 82

4 Ad.2. Barang temua yang tidak ada pemiliknya, dimaksudkan bahwa setelah lewat satu tahun, barang tersebut diumumkan maka barang tersebut dianggap tidak ada pemiliknya dan langsung menjadi milik si penemu. Ketentuan Islam mengenai barang temuan (Luqotah) tersebut diatas, sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW sebagai berikut : Dari Zaid bin Khalid, sesungguhnya Nabi SAW ditanya tentang barang temuan berupa emas atau perak. Beliau menjawab : Hendaklah engkau ketahui tempat dan ikatnya kemudian hendaklah engkau beritahukan selama setahun. Jika pemiliknya datang hendaklah engkau berikan kepadanya, jika ia tidak datang sesudah satu tahun, maka terserah kepadamu. (HR Bukhari dan Muslim) Hadist diatas, merupakan landasan atau dasar yang dipakai secara umum didalam luqotah atau barang temuan, dan juga merupakan landasan bagi barang temuan yang berupa barang barang berharga (emas maupun perak). Namun karena macam-macam barang luqotah sangat bervariatif, maka ketentuan hukum untuk tiap tiap barang luqotah juga berbeda beda. d. Status hukum barang temuan (Luqotah) Status barang temuan atau luqotah dapat disimpulkan bahwa barang tersebut bukan menjadi hak milik siapapun sampai suatu saat barang itu telah mencapai waktu satu tahun dan telah dipenuhi semua syarat syarat yang menyertainya hingga ia dapat menjadi milik dari sin penemu. Jika kita mengacu pada ketentuan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, maka sesungguhnya segala bumi,air dan antariksa serta apa yang ada dipermukaan bumi adalah dikuasai oleh Negara, maka disini bisa dikatakan bahwa untuk barang barang temuan terutama untuk barang yang bernilai sejarah serta barang barang purbakala adalah milik Negara. e. Hikmah mengambil barang temuan (Luqotah) 1. Sebagai pengamanan (menyelamatkan) barang yang tidak diketahui pemiliknya. 2. Menghormati hak milik orang dan memisahkannya dari hak milik pribadi. 3. Menumbuhkan rasa solidaritas (rasa kesetiakawanan) dalam hidup bermasyarakat. 4. Membahagiakan orang yang kehilangan barang apabila barangnya itu ditemukan kemudian diserahkan kepadanya. f. Proses jual beli barang temuan (Luqotah) Proses jual beli barang temuan (luqotah) haruslah memenuhi persyaratan persyaratan tertentu yaitu : 1. Barang temuan yang berupa barang berharga seperti emas atau perak, proses jual beli dapat dilakukan setelah persyaratan dipenuhi yaitu : a. Barang tersebut diketahui tempat dan ikatnya (maksudnya yaitu barang tersebut hendaklah dikenali benar mengenai jumlah barangnya, cirri cirinya, mereknya, ukurannya, jenis barangnya dan warna barang tersebut). b. Diumumkan atau diberitahukan selama setahun, mengenai hal ini tidak ada ketentuan yang jelas mengenai dimana harus diumumkan, tetapi harus dilakukan di tempat tempat yang dapat dengan mudah diketahui oleh bumum, misalnya di Masjid (melalui majelis taklim), di papan pengumuman yang letaknya strategis (pengadilan,balai desa, pasar) serta diumumkan juga melalui media masa baik elektronik maupun cetak. (Amir Abyan, 2011:468) 2. Barang temuan yang berupa makanan (barang yang tidak tahan lama), boleh langsung dijual dengan syarat bahwa uang yang merupakan hasil penjualan tersebut hendaklah disimpan dan untuk selanjutnya diberikan kepada pemiliknya apabila dia datang. 3. Barang temuan berupa binatang yang lemah yaitu binatang yang tidak dapat mempertahankan diri dari serangan binatang buas, maka ketentuan yang berlaku sama dengan temuan berupa makanan. Dalam hal ini juga tidak ada ketentuan yang jelas mengenai berapa lama penemu dapat menjadi pemilik dari benda tersebut. Tetapi kebanyakan ahli hukum menyebutkan bahwa sama dengan ketentuan untuk temuan berupa benda benda berharga jangka waktu untuk dapat menjadi pemilik yang sah 83

5 adalah setelah lewat waktu tunggu satu tahun. g. Dasar hukum jual beli barang temuan (luqotah) 1. QS. Al Maidah ayat 32, yang artinya Barangsiapa yang menghidupkan seseorang (artinya melepaskannya dari kebiasaan), maka seolah olah ia telah menghidupkan manusia semuanya. 2. QS. Ath Thuur ayat 21, yang artinya Orang orang yang beriman dan anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. 3. HR. Bukhari dan Muslim mengatakan Dari Zaid bin Khalid, seseorang telah bertanya kepada Nabi SAW tentang keadaan kambing yang sesat. Beliau menjawab:ambillah olehmu kambing itu,sesungguhnya kambing itu untukmu atau kepunyaan saudaramu, atau tersiasia dimakan serigala. 4. HR. Bukhari dan Muslim mengatakan Dari Zaid bin Khalid seseorang telah bertanya kepada Nabi SAW tentang keadaan unta yang sesat, Beliau menjawab:biarkan sajalah, tak usah engkau pedulikan. 5. KUHPdt Pasal 519, yang berbunyi Ada kebendaan yang bukan milik siapapun juga,kebendaan lainnya adalah milik Negara,milik badan kesatuan atau milik seseorang. 3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode pendekatan yuridisnormatif, yaitu suatu metode pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder dan disebut juga penelitian kepustakaan (Ronny, 1990: 9). Penelitian kepustakaan (library research) dilakukan dengan menganalisa sumber bacaan yang diperoleh dari bahan pustaka. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridisnormatif, yaitu pendekatan penelitian dengan pendekatan tekstual,yaitu dengan cara mendekati masalah yang diteliti dengan mendasarkan pada teks jual beli barang temuan (luqotah) yang terdapat dalam Al qur`an dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya yaitu dengan pendekatan normatif, yaitu cara untuk mendekati masalah yang diteliti dengan penilaian apakah sesuatu itu baik atau tidak. Apakah benar atau tidak dengan norma yang berlaku, yaitu norma yang dijadikan tolak ukur baik dalam Hukum Islam maupun dalam hukum nasional, secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami. Sebagai bahan penelitian, peneliti menggunakan dua jenis data yaitu: Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan wawancara. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari peraturan perundangan, dokumen dan litaratur yang berhubungan dengan masalah yang dikaji. Spesifikasi penelitian yang digunakan ialah deskriptif analisis,yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan yang dikaji. Penelitian ini lebih bersifat deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada. Menurut Soerjono Soekanto(2005: 36), diskriptif analisis adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan mendiskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu obyek yang ditetapkan untuk menemukan sifatsifat, karakteristik-karakteristik serta faktorfaktor tertentu, dengan dimulai dari peraturan dan teori umum yang dipublikasikan terhadap data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua hal yang berkaitan dengan kajian hukum Islam terhadap jual beli barang temuan (luqotah). Oleh karena banyaknya obyek yang menjadi populasi maka tidak memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan, sehingga peneliti mengambil sampel untuk diteliti.sampel dalam penelitian ini adalah penjual,pembeli, dan para ulama. Teknik sampling dalam penelitian mengguanakan metode Non Random Sampling/ purposive Sampling yaitu tidak semua unsur dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Alat penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan, dan wawancara/ Interview. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisa dengan metode analisis kualitatif berdasarkan peraturan yang berlaku. Analisis ini merupakan langkah terhadap keseluruhan data yang telah peneliti peroleh serta dengan mempertahankan dasar hukum yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian dianalisa dan dibuat laporan. 84

6 4. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian mengenai hukum jual beli barang temuan dapat disampaikan sebagai berikut, bahwa memperjual belikan barang temuan (luqotah) itu boleh apabila berupa barang tersebut tidak tahan lama atau binatang lemah dan uangnya disimpan agar suatu saat dapat diberikan kepada pemiliknya.diperbolehkan juga bagi yang menemukan untuk mengambil sedikit atau memanfaatkan barang temuan untuk kebutuhan dirinya serta untuk pemeliharaan selama barang tersebut menjadi tanggung jawabnya. Islam tidak melarang memperjualbelikan barang temuan selama tujuannya adalah untuk kemaslahatan barang tersebut, terutama untuk barang barang yang tidak tahan lama apabila dibiarkan, seperti makanan dan binatang yang tidak dapat bertahan dari serangan binatang buas dan uangnya disimpan dulu sambil menunggu pemilik barang datang untuk mengambil barangnya.jangka waktu penyimpanan uang itu adalah satu tahun masa pengumuman. Sedangkan barang temuan yang berupa emas dan perak tidak boleh langsung dijual, tetapi disimpan dulu sambil si penemu mengumumkan tentang penemuannya tersebut selama satu tahun ditempat tempat umum, yaitu tempat yang strategis sehingga banyak orang yang akan mengetahui isi pengumuman tersebut. Jual beli yang sah menurut agama islam adalah jual beli yang obyeknya adalah sah milik si penjual, tetapi dalam barang temuan peraturan tersebut ada pengecualian yaitu untuk barang barang yang berupa makanan dan binatang yang sifatnya lemah, maka penjualan barang barang tersebut dapat dilakukan sebelum barang vtersebut dinyatakan resmi menjadi miliknya, dengan catatan bahwa hasil penjualannya tidak dapat secara langsung menjadi miliknya. Secara lengkap dijelaskan oleh responden bahwa ketentuan jual beli barang temuan (luqotah) adalah sebagai berikut : 1. Barang temuan yang tidak tahan lama (makanan) proses jual belinya dapat langsung diadakan dengan catatan uang disimpan untuk dapat diserahkan kepada pemiliknya apabila datang untuk mengambil barang tersebut. 2. Barang temuan berupa binatang yang sifatnya lemah, apabila penemunya merasa tidak sanggup untuk mengurus amanah yang diberikan Allah kepadanya yaitu untuk mengurusi binatang tersebut, sampai pemilik aslinya datang mengambil. 3. Barang temuan berupa emas dan perak diadakan setelah barang tersebut sah menjadi milik orang yang mengambil atau mengakui barang tersebut. Selanjutnya, responden yang lain mengatakan bahwa ia pernah menemukan bungkusan berupa pakaian dan langsung diumumkan saat itu juga tetapi tidak seorangpun mengetahui siapa pemilik barang tersebut. Setelah 10 hari barang tersebut tersebut disimpan dirumah dan ternyata tidak juga ada yang mengklaim kepemilikan atas barang tersebut, maka barang tersebut kemudian dijual. Dari sini dapat disimpulkan dalam kasusu tersebut bahwa ketentuan hukum jual beli barang temuan pada dasarnya diperbolehkan selama proses jual beli tersebut dilakukan sesuai dengan syariat dan tuntunan Islam yaitu apabila memang jual beli yang dilakukan bertujuan untuk mempermudah dan memperingan beban penemu untuk merawat barang temuan maka hasil penjualan itu disimpan dan diberikan kepada pemilik barang apabila sebelum masa satu tahun pemilik barang tersebut mengambil barangnya dengan memperlihatkannya barang bukti yang akurat. Mengenai akibat hukum terhadap jual beli barang temuan dimaksudkan sebagai efek hukum dari adanya kegiatan jual beli barang temuan tersebut. Akibat hukum dari penjualan barang temuan tersebut bisa bermacam-macam tergantung pada barang temuan mana yang diperjual belikan, yaitu sebagai berikut : 1. Apabila jual beli barang temuan berupa makanan maka akibat hukumnya, dibebankan kepada penjual untuk menyimpan uang hasil penjualannya sampai habis masa satu tahun pengumuman. Pembebanan tanggung jawab kepada penemu barang temuan tersebut masuk kedalam akibat hukum dari adanya proses jual beli barang temuan, sedangkan untuk pembeli tidak dikenai beban tanggungjawab apapun, karena proses jual belinya telah dilaksanakan secara sah, sesuai dengan syarat dan rukunnya. 2. Apabila jual beli barang temuan yang dimaksud adalah berupa binatang yang sifatnya lemah dalam arti tidak mampu untuk melindungi diri dari serangan binatang buas, maka akibat hukumnya bisa meliputi dua hal yaitu : a. Akibat hukum dari proses jual beli barang temuan tersebut adalah bahwa penjual berhak menerima uang hasil penjualan barang temuan tersebut dengan 85

7 status hak milik secara sah, apabila barang temuan dimaksud dijual setelah melewati prosedur atau ketentuan hukum Islam yang ada, yaitu setelah melewati masa satu tahun pengumuman dan tidak ada orang yang mengakui atau mengambil barang tersebut. b. Akibat hukum yang kedua adalah bahwa kepada penjual dibebankan tanggungjawab untuk menyimpan uang sebagai hasil dari penjualan barang temuan dimaksud, dan tetap melanjutkan proses atau prosedur umum yang ada didalam ketentuan Islam dalam merawat dan menjaga barang vtemuan yaitu kepada penjual tersebut diwajibkan untuk menyimpan uangnya sebagai pengganti barang yang telah dijual selama satu tahun disertai pengumuman pengumuman ditempat tempat yang strategis untuk member kesempatan kepada yang mempunyai barang supaya dapat mengambil barangnya kembali. 3. Apabila jual beli barang temuan yang dimaksud adalah berupa emas dan perak, maka sebagai akibat hukumnya ialah kepada penjualnya diberi hak sepenuhnya untuk menerima uang sebagai hasil dari penjualan barang temuan dimaksud karena dalam jual beli barang temuan berupa emas dan perak diwajibkan harus sudah melewati satu tahun pengumuman dan tidak ada yang mengakui atau mengambil barang tersebut. Secara sedarhana dapat dituliskan bahwa sebagai syarat utama diadakan jual beli barang temuan jemis emas dan perak harus sudah melewati satu tahun pengumuman dan tidak ada seorangpun yang mengakui kepemilikannya. Dalam hal ini berarti jual yang ditemukan bukan emas dan perak.untuk emas dan perak harus menunggu sampai satu tahun sejak diumumkan. 5. SIMPULAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan secara ringkas tentang kajian hukum Islam tentang jual beli barang temuan adalah bahwa ketentuan hukum jual beli barang temuan (luqotah) pada dasarnya diperbolehkan selama proses jual beli tersebut dilakukan sesuai dengan syariat dan tuntunan Islam, yaitu apabila memang jual beli yang diadakan ditujukan untuk mempermudah dan memperingan beban berat dari penemu untuk merawat barang vtemuan, maka hasil beli yang diadakan sah antara pemilik sah dengan pembeli. Pendapat responden yang lain mengatakan bahwa akibat hukum diadakannya proses jual beli barang temuan adalah : 1. Memberikan tanggung jawab kepada penemu barang temuan berupa makanan yang menjual kepada orang lain sebelum barang tersebut sah miliknya untuk tetap menyimpan dan menjaga atau merawat uang hasil penjualan tersebut selama satu tahun sebagaimana dia merawat barang temuan yang lain, tetapi hanya diganti berupa uang. 2. Mewajibkan kepada penemu yang menjual barang temuan untuk ntetap melaksanakan proses pengumuman penemuan barang meskipunbarangnya sendiri telah dijual belikan. 3. Memberikan hak sepenuhnya kepada penemu emas dan perak untuk menikmati uang sebagai hasil jual beli yang diadakan karena pasti jual beli tersebut dilakukan setelah emas dan perak tersebut resmi menjadi miliknya. Jadi berdasarkan pendapat para responden tersebut,dapat dianalisis bahwa akibat hukum dari jual beli barang temuan adalah membebankan tanggungjawab penyimpanan uang hasil jual beli barang temuan dalam hal uang tersebut merupakan pengganti barang yang telah dijual karena mudah rusak atau tidak tahan lama atau sebagai pengganti dari barang temuan berupa hewan yang sifatnya lemah yaitu tidak dapat mempertahankan diri dari serangan hewan buas. Sebagai akibat hukum selanjutnya adalah memberikan hak sepenuhnya kepada orang yang menjualnya untuk menikmati hasil penjualan barang temuan sepanjang baran penjualan itu disimpan dan diberikan kepada pemilik barang apabila sebelum masa satu tahun pemilik barang tersebut mengambil barangnya dengan memperlihatkan barang bukti yang akurat. Akibat hukum dari njual beli barang temuan adalah membebankan tanggungjawab penyimpanan uang hasil jual beli barang luqotah dalam hal uang tersebut merupakan pengganti barang yang telah dijual karena mudah rusak atau tidak tahan lama atau sebagai pengganti dari barang temuan berupa hewan yang sifatnya lemah.sebagai akibat hukum selanjutnya tidaklah memberikan hak sepenuhnya kepada orang yang menjualnya untuk menikmati hasil penjualan barang 86

8 temuan sepanjang barang yang ditemukan berupa emas dan perak. 6. REFERENSI Alqur an Hadits Abdul Rahman dan Ahmad Rofiq, 2010, Fiqih II, Armico,Bandung Abdul Rahman Ghazali,2009,Dalil dan HikmahVMuamalat,VArmico, Bandung Ali Hasan, 2013, Fiqih I, Sinar Grafika, Jakarta Amir Abyan, 2011, Fiqih II, Departemen Agama RI,Jakarta H. Mujahit AK,dkk, 2009, Fiqih II, Departemen Agama RI, Jakarta Kartini Mulyadi dan Gunawan Widjaja, 2013,Perikatan Pada Umumnya, Raja Grafindo, Jakarta Soerjono Soekanto, 2005, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta. Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Bogor

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala bentuk praktek perdagangan atau jual beli pada suatu pasar saat ini telah membentuk karakter manusia yang saling ketergantungan sama lain untuk saling

Lebih terperinci

BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA

BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA BAB IV PROSES TEMUAN KAYU BALOK DAN STATUS KEPEMILIKANNYA 4.1. Proses penemuan kayu balok yang ada di nagari inderapura timur, kecamatan air pura, kabupaten pesisir selatan. Luqathah secara Etimologi berarti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri Pertukaran merupakan bagian aktifitas terpenting dalam masyarakat dan merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA 54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Proses Jual Beli Praktik jual beli barang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA A. Analisis Peralihan Akad Simpanan Qurban Menjadi Pembiayaan Qurban

Lebih terperinci

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul. RINGKASAN Manusia sebagai hamba Allah yang statusnya makhluk sosial, dalam rangka melaksanakan kewajiban untuk memenuhi haknya diperlukan adanya suatu tatanan hukum yang mampu mengatur dan mengayomi hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama islam adalah agama yang penuh kemudahan dan menyeluruh meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan keadaan, mengangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat melangsungkan hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan hasil penelitian ini. Maka dapat dikatakan bahwa sesungguhnya jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila dalam melakukan transaksi dan

Lebih terperinci

JUAL BELI DALAM ISLAM

JUAL BELI DALAM ISLAM JUAL BELI DALAM ISLAM 1. Pengertian Jual Beli Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-bai,al-tijarah, dan al- : mubadalah sebagaimana Allah SWT berfirman 29. Sesungguhnya orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka 1 IBNU KHOLDUN (10220052) PENDAPAT TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG PIUTANG PANENAN KOPI (Studi Kasus Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Pada akhir-akhir ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran Islam mengandung unsur syariah yang berisikan hal-hal yang mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan antar sesama (hablu min nas)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama dengan orang lain mengikatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor Sebelum menganalisa praktek makelar yang ada di lapangan, terlebih dahulu akan menjelaskan makelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Negara Indonesia dikenal mayoritas penduduknya beragama islam, islam mengatur setiap segi kehidupan umatnya. Mengatur hubungan seorang hamba dengan tuhannya yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA 51 BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA A. Aplikasi Pemberian Upah Tanpa Kontrak Di UD. Samudera Pratama Surabaya. Perjanjian (kontrak) adalah suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal. Sebagaimana Firman Allah SWT

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani, BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Ba i Al-wafa di Desa Sungai Langka Islam tidak membatasi kehendak seseorang dalam mencari dan memperoleh harta selama yang demikian tetap dilakukan dalam prinsip umum yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Pembayaran Hutang dengan Batu Bata yang Terjadi di Kampung Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Berdasarkan pemaparan terkait Pembayaran Hutang dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Tukar-Menukar Rambut di Desa Sendangrejo Lamongan Dari uraian

Lebih terperinci

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR A. Analisis Terhadap Tradisi Penitipan Beras Di Toko

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dari penjelasan yang termuat pada bab II (dua) tentang landasan teori dan dari bab III (tiga) yang memuat tentang hasil temuan lapangan, maka dalam bab IV (empat) ini dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT HUKUM WARIS ISLAM KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN CATUR TERTIB BIDANG PERTANAHAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) SKRIPSI Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun rumah tangga adalah hakikat suci yang ingin dicapai oleh setiap pasangan. Kebahagiaan dalam rumah tangga merupakan impian yang selalu berusaha diwujudkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN A. Analisis terhadap Praktik Utang Piutang dalam Bentuk Uang dan Pupuk di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG A. Analisis Implementasi Penetapan Tarif oleh Kondektur Bis Surabaya- Semarang

Lebih terperinci

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno Kawasan Wisata Makam Bung Karno yang terletak di Kota Blitar merupakan salah satu tujuan wisata religi para peziarah. Memasuki

Lebih terperinci

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan orang lain dalam kerangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat beragam,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Jual Beli Kotoran Sapi Sebagai Pupuk Kandang di PT. Juang Jaya Abdi Alam Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulunya, bahwa jual beli yang terjadi di PT. Juang Jaya

Lebih terperinci

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH Pertanyaan: Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH Pertanyaan Dari: Dani, Sulawesi Selatan (disidangkan pada hari Jum at, 23 Jumadilakhir 1432 H / 27 Mei 2011 M) As-salaamu alaikum wr. wb. Divisi

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Gadai Pohon Cengkeh di Desa Sumberjaya Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari data lapangan yaitu hasil dari wawancara dan dokumentasi, beserta data kepustakaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan

BAB I PENDAHULUAN. material. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hukum Acara atau Hukum Formal adalah peraturan hukum yang mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum material. Fungsinya

Lebih terperinci

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG Djamila Usup ABSTRAK Kegiatan ekonomi yang sering dilakukan kebanyakan masyaraka adalah jual beli, karena jual beli adalah suatu usaha untuk mencari keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pemeluk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan lembaga-lembaga keuangan pembiayaan bagi konsumen dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor perbankan yang tetap kukuh

Lebih terperinci

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL A. Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Handphone Black Market di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA 54 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA A. Analisis Pelaksanaan Komersialisasi Doa di Pemakaman Umum Jeruk Purut Jakarta Komersialisasi doa dalam

Lebih terperinci

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan 66 BAB IV MEKANISME PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL

Lebih terperinci

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman sekarang semua kegiatan manusia tidak lepas dari yang namanya uang. Mulai dari hal yang sederhana, sampai yang kompleks sekalipun kita tidak dapat lepas dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi Bisnis database pin konveksi adalah sebuah bisnis dimana objek yang diperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum perjanjian merupakan bagian daripada Hukum Perdata pada umumnya, dan memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA Sebagaimana penelitian yang dilakukan di lapangan dan yang menjadi obyek penelitian adalah pohon mangga,

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) merupakan perusahaan asing (PMA) yang bergerak dalam bidang produksi alumunium batangan, dengan mutu sesuai standar internasional

Lebih terperinci

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN Mochammad Didik Hartono 1 Mulyadi 2 Abstrak Perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai konsep dasar ilmu sosial bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya membutuhkan bantuan dari orang lain, maka terciptalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap harta yang ditinggalkan oleh seseorang baik yang bersifat harta benda bergerak maupun harta benda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan ekonomi merupakan persoalan paling penting bagi setiap individu, karena ekonomi merupakan sarana untuk mempertahankan dan mengembangkan peradaban manusia.

Lebih terperinci

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN BARANG JAMINAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI DESA PENYENGAT KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA KEPULAUAN RIAU A. Analisis Terhadap Akad Pemanfaatan Barang Jaminan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Samlawi selaku sesepuh desa Tanjung Anom, dan masyarakat setempat lainnya. Pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG A. Analisis Praktek Jual Beli Emas di Toko Emas Arjuna Semarang Aktivitas jual beli bagi umat Islam sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa

Lebih terperinci

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah RISALAH AQIQAH Hukum Melaksanakan Aqiqah Aqiqah dalam istilah agama adalah sembelihan untuk anak yang baru lahir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dengan niat dan syarat syarat tertentu. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

Lebih terperinci

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Sewa Jasa Pengeboran Sumur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD IJA>RAH MULTIJASA UNTUK SEGALA MACAM BENTUK PEMBIAYAAN DI BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO A. Analisis Terhadap Praktek Akad Ija>rah Multijasa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan

Lebih terperinci

Apakah Kawin Kontrak Itu?

Apakah Kawin Kontrak Itu? KOPI- Nafsu seksual (syahwat) seorang pria kepada perempuan adalah hal yang fitrah, yaitu hal yang alamiah yang telah ditetapkan adanya oleh Allah kepada manusia (Lihat QS Ali Imran [3] : 14). Hanya saja,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang. BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM A. Analisis Jual Beli Lelang Online di Balelang.com. Balelang.com merupakan tempat penyedia layanan jual beli lelang online. Untuk menikmati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE BIRD DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN SUKOREJO KBUPATEN PONOROGO A. Analisa Tantang Akad Jual Beli

Lebih terperinci

Rukun wakalah ada tiga: pertama, dua pihak yang berakad yaitu pihak yang mewakilkan (al-mu wakkil ) dan pihak yang mewakili ( alwakîl

Rukun wakalah ada tiga: pertama, dua pihak yang berakad yaitu pihak yang mewakilkan (al-mu wakkil ) dan pihak yang mewakili ( alwakîl Aktivitas seorang Muslim terikat dengan hukum syara. Tidak ada tindakan seorang Muslim yang bebas aturan. Nah, bagaimana hukum syara melihat partisipasi Muslim dalam memilih wakil rakyat? Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain. Hubungan ini disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah Negara Hukum sebagaimana tertuang di dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam memberikan tuntunan bahwa setiap individu memiliki dua hubungan, hubungan yang sifatnya vertikal, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT, yang disebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Upah Sistem Tandon Di Toko

Lebih terperinci

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Vera Arum Septianingsih 1 Nurul Maghfiroh 2 Abstrak Kewarisan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perkawinan. Islam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata;

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata; BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata Edukasi Kampung Coklat Akta perjanjian yang dibuat oleh anggota parkir dan pihak Wisata Edukasi Kampung Coklat merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007 TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007 SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia BAB IV ANALISIS SADD AL-DHARI> AH DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TERHADAP JUAL BELI PRODUK KECANTIKAN YANG TIDAK ADA INFORMASI PENGGUNAAN BARANG DALAM BAHASA INDONESIA A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap

Lebih terperinci

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN. empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Usaha pencarian data untuk pembahasan masalah maka dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.

Lebih terperinci

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab RASCAL321RASCAL321 BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM A. Pengertian Jual Beli Seperti yang kita ketahui jual beli terdiri dari dua kata yaitu jual dan beli. Jual berasal dari terjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan bukan saja terjadi di kalangan manusia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK A. Dari Segi Penawaran Ikan dalam Tendak Jual beli yang terjadi di Desa Blimbing dalam prakteknya mempergunakan perhitungan

Lebih terperinci

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi Sewa-Menyewa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade Center Surabaya Jual beli merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki prospek ke depan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang

BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang 59 BAB IV ANALISA DATA A. Praktek Gadai Sawah di Kelurahan Ujung Gunung Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Berdasarkan Landasan teori dan Penelitian yang peneliti peroleh di Kelurahan Ujung Gunung

Lebih terperinci

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pasal 1 UU.No 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia, karena manusia pasti membutuhkan tanah.tanah yang dapat memberikan kehidupan bagi manusia, baik untuk tempat

Lebih terperinci

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk BAB III Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) A. Pengertian Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) Koperasi adalah suatu kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerjasama ini karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup.

Lebih terperinci

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung)

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung) HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung) Hibah sebagai Fungsi Sosial Hibah yang berarti pemberian atau hadiah memiliki fungsi sosial dalam

Lebih terperinci

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07 1 2 ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH... 3 Gina Maulia (10510064) Dewi Ratna Sari (10510028) KELOMPOK 3 Nilam Wahyu Nur Sarwendah (10510051) Widya Tania Artha (10510026) Kartika Trianita (10510007)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan

Lebih terperinci