BAB 3 METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Profil Perusahaan Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang menjadi lokasi objek penelitian skripsi ini. Profil perusahaan ini meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan dan lokasi perusahaan. Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan yang menjadi lokasi objek penelitian skripsi ini. Profil perusahaan ini meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan dan lokasi perusahaan Sejarah Perusahaan PT Triputra Agro Persada (Perusahaan) pertama kali didirikan dengan nama PT Alam Permata Indah berdasarkan akta No. 4 tanggal 24 Januari 2005, dibuat di hadapan Ir. Rusli, S.H, Notaris di Bekasi. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C HT.01.01Th.2005 tanggal 11 Februari 2005 dan kemudian melakukan perubahan nama menjadi PT Triputra Agro Persada berdasarkan akta No.97 tanggal 31 Maret 2005 yang dibuat di hadapan Darmawan Tjoa, S.H.,S.E, Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C HT TH.2005 tanggal 6 Mei 2005 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.48 tanggal 17 Juni 2005, Tambahan No

2 41 Sebagai perusahaan yang relatif masih muda, sejak didirikan sampai dengan saat ini Perusahaan telah mampu mengembangkan usahanya di beberapa wilayah provinsi di Indonesia, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Jambi. Dalam upaya untuk meningkatkan dan memperluas kegiatan usahanya, Perusahaan tetap berupaya untuk melakukan perluasan areal perkebunan dan bekerja sama dengan berinvestasi ke dalam perusahaan-perusahaan perkebunan lainnya dalam bentuk Perusahaan Patungan (Joint Venture), maupun dengan melakukan akuisisi. 2. Gambar 2.1 Perusahaan Patungan PT Triputra Agro Persada Visi dan Misi Perusahaan Visi PT Triputra Agro Persada adalah Excellent Plantation For The World. Misi dari PT Triputra Agro Persada adalah Green Plantation For Better Quality of Life.

3 42 Gambar 2.2 Logo PT Triputra Agro Persada Lokasi Perusahaan PT Triputra Agro Persada saat ini berkantor pusat di Jakarta, sedangkan lokasi perusahaan patungan (joint venture) berada di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Jambi. Alamat Kantor Pusat : The East Building 23th Floor Jl. Dr Ide Anak Agung Gde Agung, Kav E.3.2 No 1 Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan Tel.(62) , Fax. (62) Produk dan Layanan Berikut produk produk dari PT Triputra Agro Persada: 1. Minyak Sawit Crude Palm Oil (CPO) yang baik harus memiliki spesifikasi mutu seperti yang telah ditetapkan. CPO yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain asam lemak bebas, kadar air dan kotoran.

4 43 CPO diproduksi melalui proses pengolahan di 3 PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang dimiliki perusahaan. Gambar 2.3 Minyak Sawit 2. Inti Sawit Kernel atau inti sawit dihasilkan dari pemisahan daging buah selama proses pengolahan berlangsung. Tahapan proses untuk menghasilkan inti sawit melalui pemisahan, pemecahan, pengeringan dan penyimpanan. Spesifikasi inti sawit harus memenuhi kriteria kadar air, kotoran, inti pecah, dan inti berubah warna sesuai standar. Gambar 2.4 Inti Sawit 3. Fresh Fruit Bunch (FFB) / Tandan Buah Segar (TBS) Tandan buah segar selalu dijaga kondisi terbaiknya, dengan memilih buah yang merah merata, memiliki buah padat, bernas, dan mempunyai berat janjang lebih berat dari rata - rata. Gambar 2.5 Tandan Buah Segar

5 44 4. SLAB Perkebunan karet PT Triputra Agro Persada menghasilkan SLAB sebagai salah satu produk yang unggul yang memiliki syarat - syarat SLAB yang baik, antara lain tidak bercampur dengan air, bubur lateks maupun serum lateks, tidak dimasuki dengan benda - benda lain seperti kayu ataupun kotoran lain, tidak terlihat nyata adanya kotoran dan berwarna putih dan bau segar. Gambar 2.6 SLAB

6 Struktur Organisasi Struktur Organisasi Secara Umum Gambar 2.7 Struktur Organisasi PT Triputra Agro Persada

7 46 Organisasi merupakan wadah atau suatu tempat dimana kegiatan organisasi dan manajemen dilakukan, organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai suatu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh organisasi, dapat pula dikatakan organisasi adalah suatu pembagian tugas dan pelimpahan, wewenang dan tanggung jawab yang jelas akan dapat dilakukan apabila ada suatu struktur organisasi. Manajemen organisasi dalam suatu perusahaan merupakan faktor penting untuk menjalankan kegiatan usaha menjadi lebih terarah dan mudah dikontrol jika kedua faktor tersebut dikelola dengan baik dan terarah sesuai dengan fungsinya maka kemungkinan keberhasilan sebuah perusahaan akan dapat dicapai. Struktur organisasi merupakan cerminan dari fungsi manajemen organisasi, struktur juga menggambarkan tugas dan wewenang suatu jabatan dan hubungan antar jabatan sehingga ada suatu sinergi yang baik, dalam hal ini struktur organisasi merupakan kerangka dasar dari pelaksanaan setiap bentuk usaha untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan. Kegunaan struktur organisasi adalah agar setiap bentuk usaha mempunyai pelaksanaan dalam pencapaian tujuan dan hasil hasil usahanya semaksimal mungkin, seperti bentuk struktur organisasi dibawah ini menggambarkan tugas dan wewenang yang ada di PT Triputra Agro Persada untuk menjalankan usaha sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada.

8 Tugas dan Tanggung Jawab Berikut uraian tanggung jawab dan tugas untuk masing-masing jabatan dalam strukturorganisasi PT Triputra Agro Persada. 1. Commisioner Tugas dan tanggung jawab Commisioner adalah: a. Memerintah organisasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dan tujuan-tujuan luas dari perusahaan tersebut. b. Memilih, mengangkat, mendukung, dan menilai kinerja dewan eksekutif. c. Memastikan keberadaan dan kecukupan sumber keuangan. d. Mengesahkan anggaran tahunan. 2. Chief Executive Officer (CEO) Tugas dan tanggung jawab dari Chief Executive Officer (CEO) adalah: a. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan sehingga perusahaan berjalan baik dan sesuai dengan tujuan utama perusahaan b. Melakukan tugas CFO apabila CFO berhalangan dan dalam kondisi kondisi waktu tertentu c. Memberikan persetujuan pengalihan kekayaan perseroan atau menjadikan jaminan utang perseroan d. Mewakili perusahaan secara langsung di dalam/ di luar pengadilan

9 48 e. Memimpin rapat pimpinan secara berkala maupun dalam jangka waktu tertentu 3. Managing Director Tugas dan tanggung jawab dari Managing Director adalah: a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan. b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan. c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan. d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan. e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama. f. Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama. g. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif. 4. CFO Group Tugas dan tanggung jawab dari Chief Financial Officer (CFO) adalah: a. Menyusun strategi jangka menengah dan panjang perusahaan terutama di bagian financial b. Memimpin dan mengawasi pencapaian strategi jangka panjang dan menengah yang telah disusun

10 49 c. Memimpin rapat pimpinan maupun staf secara berkala maupun dalam jangka waktu tertentu d. Memberikan persetujuan atas segala surat dan dokumen yang berhubungan dengan operasional perusahaan e. Memberikan teguran/sanksi untuk karyawan bidang financial yang melanggar prosedur, ketentuan, dan peraturan yang berlaku di perusahaan f. Memberikan promosi kenaikan pangkat untuk karyawan bidang finansial yang berprestasi 5. Chief Mill Officer (CMO) Tugas dan tanggung jawab dari Chief Mill Officer (CMO) adalah: a. Menyusun strategi jangka menengah dan panjang perusahaan terutama di bagian produksi b. Menetapkan kebijakan dan peraturan dalam mendukung target produksi 6. CEO Region Tugas dan tanggung jawab dari CEO Region adalah: a. Menetapkan rencana jangka panjang dan jangka pendek pada wilayah yang dipegang. b. Pengawasan dan bertanggung jawab terhadap kegiatan oprasional daerah

11 Gambaran Sistem Berjalan Proses Bisnis Panen PT Triputra Agro Persada adalah perusahaan perkebunan yang terletak di beberapa Area yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Dalam skripsi ini, difokuskan pada salah satu anak perusahaan di daerah Kalimantan Tengah yaitu PT. First Lamandau Timber International yang terdiri dari bagian-bagian/departemen. 1. Bagian Tanaman Bagian tanaman berhubungan dengan aktivitas rawat pohon, panen buah, dan deteksi & pemberantasan hama penyakit. Tanggung jawab operasional dilimpahkan kepada masing-masing afdeling. Administrasi masing-masing afdeling dilakukan di kantor afdeling. 2. Bagian Teknik Bagian teknik berhubungan dengan transportasi, bengkel/workshop, infrastruktur jalanan. Tanggung jawab operasional bagian teknik meliputi seluruh afdeling. Administrasi bagian teknik dilakukan di kantor teknik. 3. Bagian Pabrik Bagian pabrik berhubungan dengan pengolahan buah menjadi produk yang akan dijual, dalam hal ini CPO dan Kernel (PKO). Administrasi bagian pabrik dilakukan di kantor pabrik. 4. Bagian Umum Bagian umum terdiri dari bagian administrasi, driver kantor, dan satpam.

12 51 5. Bagian Administrasi Bagian administrasi berhubungan dengan konsolidasi laporan-laporan dari afdeling, teknik, dan pabrik, sampai pada rekapitulasi Berita Acara masing-masing bagian dan penggajian. Urusan kepegawaian seluruh karyawan menjadi tanggung jawab bagian administrasi (HRGA). Secara umum, proses yang dilakukan di lapangan mulai penanaman sampai dengan pengolahan adalah sebagai berikut: Under Planting Pre Nursery Main Nursery Re Planting Immature Mature Fresh Fruit Bunch (FFB) Land Clearing Gambar 2.8 Global Business Process Keterangan: 1. Prenursery Prenursery adalah aktifitas pembibitan yang dilakukan sejak kecambah mulai tumbuh sampai dengan usia 3 bulan. Masing-masing kecambah di tanam pada polybag kecil yang ditempatkan pada suatu blok khusus sebagai area prenursery. 2. Main Nursery Main nursery dilakukan setelah mencapai masa 3 bulan (prenursery) sampai usia 12 bulan. Masing-masing bibit dipindahkan ke blok yang berlainan dengan jarak tanam yang lebih renggang pada area khusus sebagai area main nursery.

13 52 3. Penanaman Dari area main nursery, masing-masing bibit dipindahkan ke blok sebagai area tanam. Pohon yang telah ditanam dikategorikan menjadi dua, yaitu TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) dan TM (Tanaman Menghasilkan). Pada usia 0-3 tahun, pohon masih dikategorikan sebagai TBM, sedang untuk usia 4 tahun, pohon sudah dapat dikategorikan sebagai TM-1, usia 5 sebagai TM-2, dan usia selanjutnya sebagai TM Perawatan Perawatan sebenarnya telah dilakukan sejak pembibitan, dengan melakukan penyemprotan, pemupukan, pemberantasan hama penyakit. Perawatan dilakukan dengan mengikuti norma-norma yang telah ditentukan, terutama dosis pupuk yang digunakan dan sirkulasi pemupukan (rotasi) agar pohon dapat tumbuh dengan sehat (normal). 5. Panen Dalam memanen buah diperlukan teknik-teknik khusus yang dapat menjamin keselamatan pemanen dan buahnya, dan menjamin bahwa buah yang dipanen adalah buah matang. Kurang ahli dalam memanen dapat menyebabkan buah yang masih mentah sudah dipanen karena kesulitan membedakan matang tidaknya buah. Mendodosnya pun memerlukan teknik-teknik khusus, disesuaikan dengan tingkat kesulitan memanen (besarnya buah dan topografi). 6. Olah Sebagai produk akhir dari pengolahan tahap pertama, adalah CPO dan Kernel. Tandan kosong adalah sampah yang dapat digunakan sebagai

14 53 pupuk. Pada pengolahan pertama, CPO belum dapat dikonsumsi secara langsung, karena proses pengolahannya baru sampai extraction dan purification. Pada pengolahan tahap kedua, dilakukan proses refinery CPO menjadi minyak kelapa sawit yang dapat dikonsumsi Prosedur Kerja Panen Dari global plantation process yang telah dijelaskan diatas, akan dijelaskan lebih rinci tentang prosedur kerja panen di PT Triputra Agro Persada. Gambar 2.9 Rich Picture Prosedur Kerja Panen Keterangan: 1. Setiap aktivitas dimulai dari proses pencatatan kehadiran (absensi). Di operasional kebun pencatatan kehadiran dilakukan jam 5.30 menjelang aktivitas harian, dilaksanakan di kantor afdeling.

15 54 2. Masing-masing karyawan (pemanen) dialokasikan pada lokasi kerja di bawah seorang supervisor (mandor). Alokasi kerja dilakukan untuk karyawan-karyawan yang sering berubah-ubah lokasi kerja dan mandornya. 3. Karyawan diberikan pengarahan dan penetapan target untuk hasil panen yang harus dicapai. 4. Mandor memberikan laporan pengalokasian truk untuk mengangkut TBS yang dipanen ke kepala afdeling. 5. Pemanen mempersiapkan alat kerja untuk memulai aktifitas panen sesuai arahan dengan yang telah di berikan mandor sebelumnya. 6. Pemanen mengumpulkan hasil panen di TPH yang telah disediakan dengan menyertakan kupon panen yang berisi informasi afdeling, blok, identitas pemanen, serta jumlah TBS yang dipanen. 7. Checker dan Mandor akan memeriksa dan mencatat TBS yang ada di TPH, pemeriksaan meliputi jumlah TBS, Buah Mentah, Buah Busuk, dan Tangkai Panjang. 8. Setelah semua TPH panen diperiksa, Checker membuat Surat Pengantar Buah (SPB) yang berisi rekapitulasi hasil panen dan Mandor membuat rekapitulasi per kemandoran dalam bentuk Laporan Harian Mandor (LHM). 9. Setelah diperiksa Checker dan Mandor, TBS akan diangkut oleh Bag. Teknik untuk diantar ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan menyertakan surat pengantar buah (SPB).

16 Sesampainya dipabrik, hasil pengumpulan TBS ditimbang (tonase) dan dicatat kedalam sistem (MIS) oleh krani pabrik beserta jumlah TBS yang diangkut. 11. LHM diberikan ke kantor besar pada esok hari setelah apel pagi dilakukan. 12. LHM akan diinput kedalam sistem (MIS) yang langsung terhubung dengan kantor pusat di Jakarta Teknologi Saat Ini 1 PT Triputra Agro Persada memiliki 26 anak perusahaan yang saling terhubung dengan kantor pusat dengan menggunakan V-Sat. 2 Penggambaran area perkebunan pada 26 anak perusahaan, mengunakan teknologi peta digital yang berasal dari foto satelit. 3 Pencatatan hasil aktifitas kebun, didukung dengan menggunakan Plantation Management System (ERP) yang langsung terhubung dengan kantor pusat. 4 Laporan harian (manual) akan diinput oleh krani input kedalam ERP setiap harinya. 5 Data yang telah terinput kedalam sistem akan dikumpulkan menjadi data warehouse. 6 Dilakukan data mining untuk mendukung pembuatan laporan yang dibutuhkan management. 7 Laporan disajikan dalam bentuk excel, yang dibuat secara manual.

17 Identifikasi Permasalahan Memasuki era orde baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sebagai sektor penghasil devisa negara. Sampai dengan tahun 1980 luas lahan mencapai ha dengan produksi CPO sebesar ton. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat. Perkembangan perkebunan semakin pesat lagi setelah pemerintah mengembangkan program lanjutan yaitu PIR-Transmigrasi sejak tahun Program tersebut berhasil menambah luas lahan dan produksi kelapa sawit. Pada tahun 1990-an, luas perkebunan kelapa sawit mencapai lebih dari 1,6 juta hektar yang tersebar di berbagai sentra produksi, seperti Sumatera dan Kalimantan Potensial areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Data di lapangan menunjukkan kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit. PT First Lamandau Timber International (PT. FLTI) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Triputra Agro Persada yang terdapat didaerah Kalimantan Tengah. PT. FLTI mempunyai luas lahan yang terus meningkat setiap tahunnya, seiring dengan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit yang tersedia. Pada tahun 2005 luas areal PT. FLTI sebesar 5.430,379 ha, sampai dengan tahun 2011 sebesar 6.368,828 ha. Peningkatan luas areal ini disertai pula dengan meningkatnya jumlah pokok yang ditanam pada areal yang tersedia, akan tetapi peningkatan dua faktor diatas tidak disertai peningkatan hasil produksi TBS yang

18 57 berkesinambungan. Angka produksi TBS pada periode cenderung fruktuatif. Sehingga manajemen PT. Triputra Agro Persada sebagai holding company, membutuhkan informasi mengenai: 1. Pemetaan Areal Perkebunan 2. Infromasi detil blok yaitu kondisi lahan, jumlah tanaman produktif, kerapatan tanaman per hektar. 3. Potensi produksi kelapa sawit 4. Aktual produksi TBS yang dihasilkan setiap harinya 5. Areal perkebunan yang terserang hama penyakit Informasi tersebut untuk membantu mengambil keputusan sehingga menghasilkan hasil produksi yang optimal sesuai potensi produksi pokok tanam. Berdasarkan pada kebutuhan informasi diatas serta wawancara dengan pihak eksekutif maka diperoleh kendala yang dihadapi yaitu: a. Luasnya areal perkebunan yang mengakibatkan kendala dalam melakukan pengawasan sehingga pengembangan areal perkebunan sulit dilakukan. b. Infromasi bervariasi dari setiap divisi dan tidak terpusat meyebabkan penyajian laporan membutuhkan waktu lama dan tidak akurat. c. Perencanaan target produksi berdasarkan laporan manual mengakibatkan pencapaian target minim sehingga tidak mencapai produksi optimal yang sesuai dengan kondisi areal perkebunan.

19 Solusi Pemecahan Masalah Menentukan Faktor Produksi Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu menghasilkan dengan baik. Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh, dalam penelitian ini faktor produksi terdiri dari 4 komponen, yaitu faktor produksi lahan (luas), jumlah pokok produktif, umur tanam, serta kondisi pokok sawit terhadap serangan hama. Hubungan antara faktor produksi (input) dengan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Salah satu faktor tidak tersedia menyebabkan proses produksi tidak akan berjalan lancar Menentukan Fungsi Optimasi Produksi Penelitian dilakukan menggunakan data PT. FLTI dari tahun 2005 sampai dengan Pada 2011 PT. FLTI mempunyai lahan seluas , dengan 7 afdeling, 209 blok. Penelitian dilakukan untuk menghitung potensi dan proyeksi hasil produksi per tahun. Metode yang digunakan untuk mencari nilai optimal produksi kelapa sawit menggunakan persamaan regresi linier berganda. Suatu model atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independen, dijelaskan (X). Berikut ini data yang dianalisis untuk mendapatkan fungsi optimasi produksi :

20 59 Tabel 2.1 Data Produksi Kelapa Sawit Tahun 2005 sampai Tahun 2011 Tahun Produksi (Y) Luas (X1) Jumlah Pokok Produktif (X2) Umur Pokok (X3) Pokok Terserang HPT (X4) , , ,00 8, , , , ,00 9, , , , ,00 9, , , , ,00 10, , , , ,00 11, , , , ,00 12, , , , ,00 13, ,00 Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Secara matematis, dijabarkan dalam bentuk linear sehingga bentuknya menjadi : Y = Lna + ß 1 LnX 1 + ß 2 LnX 2 + ß 3 LnX 3 + ß 4 LnX 4 Dimana: Y = Produksi (kg/tahun) X 1 = Luas lahan (ha) X 2 = Jumlah Pokok Produktif (pokok) X 3 = Umur Pokok (tahun) X 4 = Serangan Hama Penyakit ßi = Koefisien regresi masing-masing faktor produksi a = Intersep (konstanta) Pengukuran return dirumuskan sebagai berikut : LN = (t 1 / t i-1 )

21 60 Dimana: LN = Fungsi Logaritma Normal dalam Microsoft Excel t 1 = Nilai pada periode sekarang t i-1 = Nilai pada periode sebelumnya Hasil perhitungan dari fungsi produksi diuji pengaruh masingmasing faktor secara individu menggunakan Uji-t. Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0: Faktor-faktor produksi tidak nyata terhadap produksi kelapa sawit H1: Faktor produksi luas lahan, jumlah pokok,dan umur pokok berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit H0 : bi = 0 H1 : bi 0 T hit = bi / sbi Dimana: bi = koefisien regresi variabel ke-i sbi = standar error variabel ke- i Bila: t hit > t tab tolak H0 t hit < t tab terima H0 H0 ditolak membuktikan bahwa faktor produksi yang digunakan berpengaruh nyata terhadap hasil produksi. H0 membuktikan bahwa faktor produksi tidak berpangaruh nyata terhadap hasil produksi. Nilai koefisien determinasinya (R2) digunakan untuk melihat besarnya persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai

22 61 dengan 1. Nilai R2 semakin mendekati nol memperlihatkan semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 semakin mendekati satu memperlihatkan semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. 3.6 Kerangka Pemikiran Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT. KELANTAN SAKTI, selanjutnya disebut Perseroan, merupakan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT. KELANTAN SAKTI, selanjutnya disebut Perseroan, merupakan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Objek Penelitiam PT. KELANTAN SAKTI, selanjutnya disebut Perseroan, merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang berusaha di bidang perkebunan

Lebih terperinci

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : BAYU SUGARA NIM. 110500079 PROGRAM STUDI BUDIDAYA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen 3 TINJAUAN PUSTAKA Teknis Panen Panen merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Pelaksanaan panen perlu dilakukan secara baik dengan memperhatikan beberapa kriteria tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Business Assignment Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang. Pengembangan bisnis ini diharapkan dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III. 1.1 Sejarah Singkat PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan adalah dalam bidang perkebunan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PTAstra Agro Lestari, Tbk PT. Astra Argo Lestari,Tbk merupakan salah satu anggota Astra Business Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. TUNGAL MITRA PLANTATION PERKEBUNAN MANGGALA 2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. TUNGAL MITRA PLANTATION PERKEBUNAN MANGGALA 2 BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. TUNGAL MITRA PLANTATION PERKEBUNAN MANGGALA 2 A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Tunggal Mitra Plantation, Perkebunan Manggala 2, dahulunya tergabung

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

KEADAAN UMUM. Letak Geografi 8 KEADAAN UMUM PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. PT. Asam jawa didirikan dengan Akta Notaris No. 37 tanggal 16 januari 1982 Notaris Bambang

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PROSEDUR PEMELIHARAAN TANAMAN NO. PSM/AGR-KBN/05 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk.

PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. Topik Bahasan Tentang Perseroan Operasional Ikhtisar Keuangan Strategi Usaha 2 Tentang Perseroan 3 Profil Perseroan Tahun 2005: Perseroan berdiri dengan nama PT JO Perkasa Agro Technologies Tahun 2010:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Perkebunan Sumatera Utara didirikan berdasarkan peraturan daerah tingkat I Sumatera Utara No.15 Tahun 1979 dengan bentuk badan hukum pertama sekali

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 11 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Lala, PT Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, selama empat bulan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membuat perekonomian di Indonesia semakin tumbuh pesat. Salah satu sektor agro industri yang cenderung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya

Lebih terperinci

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara LAMPIRA N 134 DAFTAR TABEL KONVERSI TEMPERATUR TERHADAP BERAT JENIS (BJ) CRUDE PALM OIL (CPO) Temperatur( o C) Berat Jenis BJ Faktor Koreksi (FK) 35 0,9002 0,9997216 36 0,8995 0,9997564 37 0,8989 0,9997912

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tahun BAB I PENDAHULUAN Penelitian menjelaskan bagaimana sistem informasi manajemen rantai pasok minyak sawit mentah berbasis GIS dirancang. Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan

Lebih terperinci

Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2012 PT Astra Agro Lestari Tbk

Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2012 PT Astra Agro Lestari Tbk Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2012 PT Astra Agro Lestari Tbk Waktu dan tempat Hari /tanggal : Selasa, 17 April 2012 Waktu : 16.00 16.30 WIB Tempat : JW Marriott Hotel Jakarta Dua Mutiara 1 & 2

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008. 51 PEMBAHASAN Produksi Pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) Kebun Mentawak PT JAW dari tahun 2005 2007 (Tabel 2) mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2005 ke 2006 ± 10 000 ton,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar di berbagai wilayah dan kondisi tanahnya yang subur

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

MATA ACARA 2. Dan dengan demikian, Perseroan membagikan dividen untuk tahun buku 2017.

MATA ACARA 2. Dan dengan demikian, Perseroan membagikan dividen untuk tahun buku 2017. MATA ACARA 1 1. Menyetujui Laporan Tahunan yang disampaikan Direksi mengenai keadaan dan jalannya Perseroan selama Tahun Buku 2017 termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama Tahun

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang memproduksi minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil : CPO). Perusahaan ini mengolah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Langkat ini merupakan unit kebun sawit langkat (disingkat SAL) berdiri sejak

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku 50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit merupakan sumber minyak nabati yang pada saat ini telah menjadi komoditas pertanian unggulan di negara Indonesia. Tanaman kelapa sawit dewasa ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wanasari Nusantara Sei.jake

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wanasari Nusantara Sei.jake BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Wanasari Nusantara Sei.jake PT. Wanasari Nusantara berkedudukan di Pekanbaru, didirikan berdasarkan akta Notaris No. 15 tanggal 06 Februari

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PEMBAHASAN 4.1 Optimasi Produksi Kelapa Sawit Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya mengenai model optimasi produksi, faktor-faktor produksi yang diidentifikasi dapat mempengaruhi produksi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PALTI SILITONGA,

RINGKASAN EKSEKUTIF PALTI SILITONGA, RINGKASAN EKSEKUTIF PALTI SILITONGA, 2006. Analisis Strategik Portofolio Komoditi PT Perkebunan Nusantara III. Dibawah bimbingan SETIADI DJOHAR & IDQAN FAHMI PT Perkebunan Nusantara III merupakan badan

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 02/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 02/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 02/KPPU/PDPT/II/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT NUSARAYA PERMAI, PT ALAM PERMAI DAN PT NAKAU OLEH PT

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/JKO-KBN/01 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 15 Februari 2013 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 11 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara I.PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara untuk membiayai pembangunan adalah ekspor nonmigas, yang mulai diarahkan untuk menggantikan pemasukan dari

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode menghasilkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel)

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha) I. TINJAUAN PUSTAKA A. Produksi 1. Peramalan Produksi Peramalan produksi sangat penting dan ketepatannya akan meningkatkan efesiensi dibidang pemakaian tenaga pemanen, angkutan dan jam olah pabrik. peramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan baku yang berkualitas akan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat bervariasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas

BAB I PENDAHULUAN. pada 2020 dan berdasarkan data forecasting World Bank diperlukan lahan seluas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun dibayangi penurunan harga sejak akhir 2012, Prospek minyak kelapa sawit mentah (CPO) diyakini masih tetap akan cerah dimasa akan datang. Menurut Direktur

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pendekatan Pembahasan Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilaporkan oleh salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5

Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3. Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4. Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5 Lampiran 2 Data Harga Komponen.Lp2 Lampiran 3 Klasifikasi ABC Lp3 Lampiran 4 Perhitungan Interval Waktu Lp4 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Interval Waktu Lp5 Lampiran 6 Menghitung MTTF Menggunakan Minitab

Lebih terperinci

Public Expose 8 May 2013

Public Expose 8 May 2013 Public Expose 8 May 2013 Bisnis utama kami adalah pengembangan dan pengolahan produk perkebunan guna diproses lebih lanjut untuk konsumsi global Crude Palm Oil Palm Kernel Oil 72% 28% Panel 96% Engineered

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan cikal bakal berdirinya Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara V

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan cikal bakal berdirinya Kebun/Unit PT. Perkebunan Nusantara V BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tahun 1979 PT. Perkebunan Nusantar II dengan kantor pusat di Tanjung Morawa Medan Sumatera Utara, melaksanakan pengembangan areal tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karena selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, sektor ini juga menyumbang devisa, menyediakan

Lebih terperinci

Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2011 PT Astra Agro Lestari Tbk

Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2011 PT Astra Agro Lestari Tbk Berita Acara Pelaksanaan Public Expose 2011 PT Astra Agro Lestari Tbk Waktu dan tempat Hari /tanggal : Jum at, 29 April 2011 Waktu : 15.30 16.30 WIB Tempat : Ballroom III Hotel Mulia Senayan Jl. Asia Afrika,

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus: 108 4.3.10. Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan kriteria, komponen dan cara panen tanaman semusim dan tahunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Unit Usaha Sawit Langkat (disingkat SAL) mulai berdiri pada tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII yang bergerak

Lebih terperinci

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan PANEN KELAPA SAWIT 1. Pengrtian Panen Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Wilayah dan Administratif PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Golden Blossom Sumatra Palembang merupakan salah satu instansi swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan industri dan

Lebih terperinci

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. L-1 Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur Organisasi Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. Multimas Nabati Asahaan, pembagian tugas dan wewenang berdasarkan jabatan

Lebih terperinci

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018?

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018? PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei 2018 1. Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018? Target produksi Perseroan untuk tahun 2018 adalah 219.000

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. beroperasi di Asia, Eropa Timur, dan Afrika. PT. Citra Riau Sarana II adalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. beroperasi di Asia, Eropa Timur, dan Afrika. PT. Citra Riau Sarana II adalah BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya PT. Citra Riau Sarana II Grup Wilmar adalah konglomerat agribisnis besar yang mengkhususkan diri dalam produksi dan perdagangan minyak sawit dan beroperasi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Sebelumnya PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Lagkat ini merupakan Unit Kebun Sawit Langkat (SAL) berdiri sejak tahun 01 Agustus 1974 sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor penggerak utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut Soekartawi (2000),

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN Bisnis utama PT Paya Pinang saat ini adalah industri agribisnis dengan menitikberatkan pada industri kelapa sawit diikuti dengan karet. Proses bisnis baik tanaman karet

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok Sistem manajemen perkebunan kelapa sawit pada umumnya terdiri atas Kebun (Estate) yang dikepalai oleh seorang Estate Manager. Seorang Estate Manager membawahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Asian agri telah mampu mengelola sumber daya alam yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Asian agri telah mampu mengelola sumber daya alam yang BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Inti Indosawit Kebun Buatan adalah salah satu kelanjutan dari Asian Agri Group yang mana Asia Agri merupakan perusahaan kelapa sawi terbesar

Lebih terperinci

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai Uraian tugas dan tanggung jawab struktur organisasi Pada PT. Socfin Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: 1. Manager/ ADM Manager/ADM diangkat langsung oleh Direksi dan merupakan pimpinan tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum sektor pertanian dapat memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, mendukung pembangunan daerah dan tetap memperhatikan kelestarian

Lebih terperinci

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan BAB VII PENUTUP Perkembangan industri kelapa sawit yang cepat ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : (i) secara agroekologis kelapa sawit sangat cocok dikembangkan di Indonesia ; (ii) secara

Lebih terperinci

ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN.

ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN. 136 ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN Nuzleha Staf Pengajar Fakultas Ekonomi ( USBRJ) ABSTRAK PTPN VII (Persero)

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

Mungkur dan Gading Jaya. kebun Limau. PT Selapan Jaya, OKI ha ha, Musi Banyuasin. PT Hindoli, 2, kebun Belida dan Mesuji

Mungkur dan Gading Jaya. kebun Limau. PT Selapan Jaya, OKI ha ha, Musi Banyuasin. PT Hindoli, 2, kebun Belida dan Mesuji Tabel 13 Perbandingan Karakteristik Kebun Kelapa Sawit Inti dan Plasma Contoh di Sumatera Selatan Tahun 2002 No Karakteristik Betung Barat 1 Nama lain IV Betung Talang Sawit Sungai Lengi II B Sule PT Aek

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PERKIRAAN PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR PEKERJAAN HK URIAN VOLUME 1. Lahan Bekas Hutan : Survey dan Blocking (Manual) 3 Peralatan, Bahan dll (PO) Babat - Imas (Manual) 1 o Excavator 6 JK 25, 1,5, 25 1,5,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Perkebunan Nusantara atau biasa disebut sebagai PTPN merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kewenangan untuk mengelola perkebunan yang ada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. karet. Dan secara efektif mulai beroperasi pada 09 April 1996 dengan kantor

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. karet. Dan secara efektif mulai beroperasi pada 09 April 1996 dengan kantor BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara V Pekanbaru, Menurut sejarah perusahaan ini merupakan perusahaan BUMN perkebunan pengembangan PTP II, PTP IV, PTP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER SILABUS MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER INSTIPER YOGYAKARTA TAHUN 2018 1 M a g a n g I N S T I P E R 1. Budidaya Kelapa Sawit (Kultur Teknik) 2. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 3. Administrasi (Kebun, Gudang,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seimbang, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dan seimbang, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk yang dihasilkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pembangunan ekonomi daerah Lampung, khususnya sektor perkebunan ditujukan sebagai upaya untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih kokoh dan seimbang,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT. Sari Lembah Subur Kab. Pelalawan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya PT. Sari Lembah Subur Kab. Pelalawan BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya PT. Sari Lembah Subur Kab. Pelalawan Pengolahan perkebunan kelapa sawit ini merupakan suatu kegiatan yang tidak terputus sepanjang waktu, yang

Lebih terperinci

VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN HARGA POKOK PENJUALAN MINYAK MENTAH KELAPA SAWIT TERHADAP LABA KOTOR PADA PT. TRIPUTRA AGRO PERSADA

VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN HARGA POKOK PENJUALAN MINYAK MENTAH KELAPA SAWIT TERHADAP LABA KOTOR PADA PT. TRIPUTRA AGRO PERSADA VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN HARGA POKOK PENJUALAN MINYAK MENTAH KELAPA SAWIT TERHADAP LABA KOTOR PADA PT. TRIPUTRA AGRO PERSADA SUSANTI KUSUMO SARI 28210025 Latar Belakang Dalam suatu penjualan apabila

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG

KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG KAJIAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENELITI UTAMA: DR. IR. BARIOT HAFIF, M.Sc.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai salah satu sub sistem pembangunan nasional harus selalu memperhatikan dan senantiasa diupayakan untuk menunjang pembangunan wilayah setempat.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan

Lebih terperinci

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011 INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, 30-31 Mei 2011 Ignatius Ery Kurniawan PT. MITRA MEDIA NUSANTARA 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting sebagai suatu sumber minyak nabati. Kelapa sawit tumbuh sepanjang pantai barat Afrika dari Gambia

Lebih terperinci