ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN PRODUK HANDPHONE MEREK NOKIA PADA MAHASISWA S1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN PRODUK HANDPHONE MEREK NOKIA PADA MAHASISWA S1 INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)"

Transkripsi

1 AALISIS FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PREFERESI KOSUME PRODUK HADPHOE MEREK OKIA PADA MAHASISWA S1 ISTITUT PERTAIA BOGOR (IPB) Oleh ABDUL MAJID H DEPARTEME MAAJEME FAKULTAS EKOOMI DA MAAJEME ISTITUT PERTAIA BOGOR BOGOR 2010 i

2 RIGKASA ABDUL MAJID. H Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Handphone Merek okia pada Mahasiswa S1 IPB. Dibawah bimbingan JOO M. MUADAR. Teknologi telekomunikasi merupakan pasar yang sedang berkembang pesat. okia yang menjadi market leader pada industri ini harus berjuang mempertahankan marketshare karena ketatnya persaingan. Walaupun angka penjualan okia terus mengalami kenaikan, namun angka marketshare pada tahun 2009 justru mengalami penurunan. Untuk terus mempertahankan marketshare, okia harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian okia serta sikap konsumen terhadap atribut tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan menganalisa karakteristik responden yang menjadi konsumen HP okia, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk HP merek okia, dan (3) menganalisa sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh HP merek okia. Penelitian ini dilaksanakan terhadap konsumen okia mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor (IPB). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, skripsi, dan literatur yang dikeluarkan oleh lembaga terkait serta bahan pustaka atau laporan lainnya yang merupakan hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan analisis deskriptif, mayoritas pengguna ponsel okia adalah mahasiswa laki-laki berusia antara tahun, bertempat tinggal di rumah sewa (kost), mempunyai klasifikasi pekerjaan sebagai unemployee (tidak bekerja), dengan pengeluaran per bulan antara Rp Rp , menghabiskan kurang dari Rp per bulan untuk pulsa, menggunakan ponsel okia seri 73, mendapatkan informasi tentang okia dari iklan di televisi, tertarik menggunakan okia karena mutunya bagus dan paling sering menggunakan fitur komunikasi suara dan layanan pesan singkat (SMS). Berdasarkan metode perbandingan eksponensial, ada 10 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli ponsel okia, yaitu garansi yang diberikan, harga beli, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi customer service, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. Berdasakan analisis multiatribut Fishbein, atribut ponsel yang dianggap paling penting adalah mutu sinyal. Atribut yang dianggap paling tidak penting adalah lokasi outlet penjualan resmi. Berdasarkan perhitungan tingkat kepercayaan terhadap atribut ponsel, okia merupakan merek yang paling dipercaya sesuai dengan harapan responden pada 9 atribut dengan skor tertinggi yaitu garansi yang diberikan, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi customer service, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. Harga beli okia merupakan atribut yang tidak dipercaya dapat dijangkau oleh responden. exian adalah merek ponsel dengan harga beli yang paling terjangkau. Pada analisis sikap, okia merupakan ponsel yang dinilai paling baik daripada 7 merek lain karena memiliki skor paling tinggi dan berada pada kategori sangat baik. ii

3 AALISIS FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PREFERESI KOSUME PRODUK HADPHOE MEREK OKIA PADA MAHASISWA S1 ISTITUT PERTAIA BOGOR (IPB) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJAA EKOOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh: ABDUL MAJID H DEPARTEME MAAJEME FAKULTAS EKOOMI DA MAAJEME ISTITUT PERTAIA BOGOR BOGOR 2010 iii

4 Judul Skripsi ama IM : Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Handphone Merek okia pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor (IPB) : Abdul Majid : H Menyetujui Dosen Pembimbing, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) IP : Mengetahui : Ketua Departemen, (Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) IP : Tanggal Lulus : iv

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 8 Maret Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Haeruman Sidiq dan Ibu Suprihatin. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Cikacang, Ciamis pada tahun Selanjutnya penulis menempuh pendidikan SLTP di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Cijantung, Ciamis dan keluar sebagai lulusan terbaik. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah egeri Cijantung Ciamis dan masuk program IPA serta menjadi lulusan terbaik pada tahun Selanjutnya, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2007, penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan intra kampus diantaranya sebagai staf divisi Marketing Centre Entrepreneurship for Youth (Century) IPB pada tahun Pada tahun itu pula penulis menjadi staf Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Lembaga Dakwah Kampus DKM Al-Hurriyyah IPB dan staf Divisi Pendidikan Paguyuban Mahasiswa Galuh Ciamis (PMGC). Selanjutnya, pada tahun penulis menjadi staf Divisi Politik, Kajian Strategis, dan Advokasi BEM FEM IPB. Pada tahun penulis aktif sebagai staf Divisi Syiar Management Moslem Society, Departemen Manajemen FEM. Selain aktif di Organisasi, penulis juga aktif di kepanitiaan kampus diantaranya pada tahun 2007 sebagai Penanggungjawab Keluarga MPKMB AGRARIS IPB dan Ketua Panitia Pemilihan Raya FEM IPB. Sedangkan pada tahun 2008, penulis mengikuti kepanitiaan menjadi Ketua Panitia Talkshow Politik Ceria BEM FEM IPB, Ketua divisi HUMAS Masa Perkenalan Departemen Manajemen FEM IPB, staf Divisi PJAK Masa Perkenalan Fakultas FEM IPB, dan staf Divisi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi the 3rd Banking Goes To Campus BEM FEM IPB. v iii

6 KATA PEGATAR Segala puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia ikmat-ya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan menjadi sangat ketat. Pasar elektronik handphone merupakan pasar yang mengalami perkembangan begitu pesat. Sehingga produsen harus mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan sikap konsumennya masing-masing untuk terus bertahan dalam industri ini. Skripsi ini berjudul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Produk Handphone Merek okia pada Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor, ovember 2010 Penulis vi iv

7 UCAPA TERIMA KASIH Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh banyak pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis. 2. Dr.Ir. Abdul Kohar I., M.Sc dan Dr.Ir. Ma mun Sarma, MS, M.Ec atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. Semua saran dan kritik Bapak merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Ketua Departemen, Kepala Tata Usaha Departemen, seluruh staf pengajar/dosen, dan karyawan/karyawati di Departemen Manajemen, FEM IPB. 4. Ibunda Ibu Suprihatin dan ayahanda Bapak Haeruman Sidiq yang telah menjadi inspirasi, motivasi, pencurah kasih sayang, dan do a yang tulus, serta adik-adikku yang lucu yang selalu menjadi inspirasi bagi penulis. 5. Windha Afrina yang selama ini menemani dan selalu memberikan motivasi selama penyelesaian skripsi ini. 6. Jojo, Fifi, Alvi, Riki, Radius, Eca, Eyi, Ojan, dan teman satu bimbingan yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. 7. Risal Yusaldi, Abrian, Toniman, Rofik, Galih, dan teman-teman satu kostan yang telah menjadi sahabat dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Ucul, Ayu, Harboy, dan Eja di geng pundung yang selalu memberikan keceriaan dan pelajaran indahnya berbagi kepada penulis ditengah banyaknya kesibukan mengerjakan tugas kuliah. 9. Jali, Ege, Ade, Munawar, Ikbal, Wiwit, Ferry, Bryan, Emo, Rauf, Erika, Erni, Afif, dan rekan-rekan di Departemen manajemen Angkatan 43 yang telah memberikan kenangan indah selama penulis kuliah. v vii

8 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas semua kebaikannya. Tak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemashlahatan umat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amin. Bogor, ovember 2010 Penulis viii

9 DAFTAR ISI RIGKASA Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PEGATAR... iv UCAPA TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRA... xi I PEDAHULUA Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 8 II TIJAUA PUSTAKA Telepon Selular (POSEL) Telepon pintar (smartphone) Pemasaran Produk Perilaku Konsumen Model Keputusan Konsumen Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Preferensi Konsumen Sikap Konsumen Fungsi Sikap Model Sikap Persepsi Konsumen Atribut Produk Metode Perbandingan Eksponensial Penelitian Terdahulu III METODE PEELITIA Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengambilan Sampel ix vii

10 3.5 Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas Uji Reliabilitas Analisis Deskriptif Metode Perbandingan Eksponensial Model Sikap Multiatribut Fishbein IV. HASIL DA PEMBAHASA Gambaran Umum okia Corporation Identifikasi Atribut dan Merek Pengujian Validitas dan Realibilitas Kuesioner Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Pulsa Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe HP okia Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Pertama Kali tentang HP okia Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Memilih HP okia Karakteristik responden berdasarkan fitur HP okia yang digunakan Analisis Multiatribut Fishbein ilai Evaluasi Konsumen Terhadap Atribut Handphone ilai Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Beberapa Merek Handphone ilai Sikap Konsumen terhadap Beberapa Merek Handphone Selisih ilai Sikap Konsumen Maksimum (A o Maks) dengan ilai Sikap Konsumen (A o ) Implikasi Manajerial KESIMPULA DA SARA Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRA viii x

11 DAFTAR TABEL o. Halaman 1 Penjualan Lima Vendor HP Seluruh Dunia Proporsi Penyebaran Sampel Berdasarkan Fakultas di IPB Perhitungan Metode Perbandingan Eksponensial Persentase Responden Berdasarkan Tipe HP okia ilai Evaluasi Kepentingan Konsumen (e i ) terhadap Atribut Handphone ilai Keyakinan Konsumen (b i ) terhadap Atribut Beberapa Merek Handphone ilai Maksimum Sikap Konsumen (A o maks) Handphone Rentang ilai (Skala) Maksimum terhadap Produk Handphone Selisih ilai Sikap Konsumen (A o ) Maksimum dengan ilai Sikap Konsumen (A o ) xi ix

12 DAFTAR GAMBAR o. Halaman 1 Data Penjualan Smartphone Pertumbuhan Marketshare Smartphone di Dunia Marketshare Ponsel di Indonesia Model Keputusan Konsumen Kerangka Pemikiran Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Persentase Responden Berdasarkan Usia Persentase Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Persentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan Persentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Pulsa Persentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Persentase Responden Berdasarkan Alasan Memilih okia Persentase Responden Berdasarkan Fitur yang Digunakan Sikap Konsumen Terhadap Delapan Merek Handphone x xii

13 DAFTAR LAMPIRA o. Halaman 1 Kuesioner untuk Identifikasi Atribut dan Merek Kuesioner untuk Identifikasi Konsumen dan Analisis Sikap Jumlah Mahasiswa IPB Identifikasi Atribut Identifikasi Merek Hasil Uji Validitas Tingkat Kepentingan Atribut Handphone Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepentingan Atribut Handphone Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek okia Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek okia Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Samsung Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Samsung Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek LG Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek LG Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek BlackBerry Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek BlackBerry Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Motorola Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Motorola Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Sony Ericsson Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Sony Ericsson Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Apple Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek Apple Hasil Uji Validitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek exian Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kepercayaan Atribut HP Merek exian Perhitungan ilai Keyakinan ( ), ilai Sikap Konsumen ( ), dan Perhitungan Selisih ilai Sikap Konsumen Maksimum dengan ilai Sikap Konsumen xiii

14 1 I. PEDAHULUA 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi semakin berkembang pesat. Beberapa vendor besar seperti okia, Sony Ericsson, Research In Motion (RIM), LG dan Motorola terus merilis produk baru setiap periodenya. Ada sekitar 74 macam merek ponsel yang beredar di pasar global. Sampai dengan tahun 2008 ada 5 merek ponsel yang memiliki pangsa pasar (marketshare) tertinggi di dunia yaitu okia, Samsung, LG, Motorola, dan Sony Ericsson (Fauzi, 2010). Hingga tahun 2009, okia secara global menjadi vendor yang meraih marketshare tertinggi. Pada 3 tahun terakhir, okia terus mendominasi pasar dengan raihan penjualan tertinggi. Pada tahun 2007, okia mencatat 40% marketshare ponsel di dunia (Kristian, 2010). Pada tahun 2008, marketshare okia mencapai 38,6% dan pada tahun 2009 meraih 36,4% (Fauzi, 2010). amun berdasarkan analisis dari lembaga riset teknologi Gartner, terjadi penurunan penjualan ponsel di seluruh dunia pada tahun 2009 dibanding pada tahun Tiga vendor besar telepon selular (ponsel) yaitu okia, Motorola dan Sony Ericsson mengalami penurunan penjualan pada tahun Ketiga merek tersebut marketsharenya tergerus oleh vendor pesaingnya. Pada tahun 2008, okia berhasil menjual sebanyak unit ponsel atau meraih 38,6% marketshare. Sedangkan pada tahun 2009 okia hanya menjual unit ponsel atau menguasai 36,4% marketshare atau turun 2,2%. Motorola melakukan penjualan unit ponsel pada tahun 2008, namun mengalami penurunan menjadi hanya unit pada tahun Menurut data Gartner, marketshare Motorola turun sebesar 3,9%. Sony Ericsson juga mengalami penjualan yang kurang baik sehingga marketsharenya turun 3,1%. Vendor yang mengalami kenaikan penjualan di tahun 2009 lalu adalah Samsung dan LG. Samsung berhasil menjual unit ponsel atau meningkatkan 3,2% marketsharenya. Sementara LG menjual unit atau marketsharenya naik sebesar 1,7% (Suryadhi, 2010). Daftar 5 besar

15 2 vendor ponsel di dunia yang dirilis Gartner dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1 : Penjualan Lima Vendor HP Seluruh Dunia Ket. Market share Angka penjualan (unit) HP okia 38,6% 36.4% Samsung 16,3% 19.5% n.a LG 8,4% 10.1% n.a Motorola 8,7% 4.8% Sony Ericsson 7,9% 4.5% n.a n.a Sumber : detikinet.com, Dari data diatas terlihat walaupun terdapat penurunan angka penjualan, namun marketshare okia tetaplah yang tertinggi. Angka nominal penjualan ponsel okia juga masih menjadi yang tertinggi dibandingkan 4 vendor lainnya. Hal yang menarik adalah bagaimana okia bisa tetap memimpin pasar walaupun mendapat gempuran dari para pesaingnya. Di kelas smartphone, okia mendominasi pasar di kawasan ASEA. Pada bulan Desember 2009, okia menjadi gadget paling populer di egara Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia (Suryadhi, 2010). Secara global, penjualan smartphone didominasi oleh 5 merek yaitu okia, RIM (produsen BlackBerry), Apple, HTC, dan Fujitsu. Pada angka penjualan, kelima merek tersebut mengalami peningkatan dari data tahun 2008 sampai tahun okia menjual 15,297 juta unit pada tahun 2008 dan naik menjadi 18,441 juta unit pada tahun BlackBerry menjual 5,594 juta unit pada tahun 2008 dan 7,678 juta unit pada tahun Selanjutnya, Apple dan HTC masing-masing menjual 0,892 juta unit dan 1,330 juta unit pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 menjual 5,434 juta unit dan 2,471 juta unit. Vendor Fujitsu menjual 1,071 juta unit pada tahun 2008 dan 1,249 juta unit pada tahun Data selengkapnya mengenai penjualan smartphone di dunia pada tahun 2008 dan tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 1. Tingkat marketshare smartphone tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2008 ke tahun 2009 kecuali merek okia dan Fujitsu. Walaupun terjadi peningkatan penjualan, okia justru mengalami penurunan tingkat marketshare dari 47,4% pada tahun 2008 menjadi 45% pada tahun 2009.

16 , okia RIM Apple HTC Fujitsu Gambar 1. Data Penjualan Smartphone (angka dalam juta unit) Sumber: ismashphone.com, Penurunan marketshare terjadi juga pada merek Fujitsu dari 3,3% menjadi 3,0% pada tahun BlackBerry naik dari 17,3% pada tahun 2008 menjadi 18,7% pada Apple juga mengalami kenaikan tingkat marketshare dari 2,8% di tahun 2008 menjadi 13,3% pada tahun Begitu juga dengan HTC yang naik dari 4,1% pada tahun 2008 menjadi 6,0% pada Fenomena ini memperlihatkan bahwa semakin tergerusnya marketshare okia karena kehadiran beberapa merek baru smartphone seperti BlackBerry dan Apple. Data selengkapnya mengenai marketshare smartphone di dunia pada tahun 2008 dan tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar 2. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia yang berjumlah penduduk per Mei 2010, atau 3,64% dari jumlah penduduk di dunia yang mencapai orang, telah menjadi daya tarik bagi para produsen telepon selular atau handphone (HP). Indonesia menjadi pasar potensial untuk ponsel karena jumlah penduduknya yang besar, gaya hidup yang semakin modern dan perekonomiannya yang dinilai semakin bagus. Produk ponsel seperti okia, Sony Ericsson, LG, Samsung, Blackberry, dan beberapa ponsel merek China semakin meramaikan pasar ponsel Indonesia. Produk serupa dengan tipe baru banyak yang sukses mendongkrak penjualan setiap harinya.

17 4 50% 45% 40% 35% 30% 45% 47,40% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 18,70% 17,30% 13,30% 6% 2,80% 4,10% 3,30% 3% okia RIM Apple HTC Fujitsu Gambar 2. Pertumbuhan Marketshare Smartphone di Dunia Sumber: ismashphone.com, Sejak pertama kali ponsel memasuki pasar Indonesia, okia merupakan merek yang paling banyak meraih marketshare. Pasar yang luas dan permintaan yang tinggi di Indonesia membuat okia memimpin pasar ponsel selama beberapa tahun. amun mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEA dan China. Hal ini karena mulai diberlakukannya kesepakatan perdagangan ASEA-China Free Trade Area (ACFTA). Pemberlakuan ACFTA berimbas pada penurunan harga produk-produk China di pasar Indonesia. Salah satu produk China di bidang elektronik yang menjadi perhatian banyak kalangan adalah handphone atau telepon selular (ponsel). Bea masuk 0% membuat harga ponsel China berbagai merek turun sampai 10%. Pada akhir tahun 2009, marketshare ponsel China berbagai merek di Indonesia sudah mencapai 19%. Pertumbuhan ponsel China setiap tahunnya rata-rata bisa mencapai lebih dari 5% (Bataviase, 2010). Keadaan ini memaksa persaingan pasar ponsel di Indonesia semakin ketat. Akibatnya marketshare ponsel yang sebelumnya masih didominasi oleh merek okia, Samsung, LG, Sony Ericsson dan Motorola semakin tergerus oleh ponsel China. Dengan fitur yang canggih dan harga yang terjangkau membuat ponsel China lebih dipilih oleh pasar. Bahkan sejak ponsel China

18 5 mulai masuk di pasar Indonesia, sebagai distributor khusus ponsel okia, Global Teleshop juga mencari terobosan dengan mengembangkan program penjualan dengan mendistribusikan ponsel merek lain diantaranya LG Indonesia untuk ponsel merek LG, Research in Motion (RIM) untuk merek BlackBerry, dan Apple Inc. untuk IPhone sejak awal Februari Selain itu, kehadiran smartphone BlackBerry membuat marketshare semakin terpecah. Dengan memiliki sejumlah fitur baru yang relatif lebih baik dibanding ponsel yang ada sebelumnya, BlackBerry mampu menunjukan angka penjualan yang besar. Research in Motion (RIM) selaku penyedia teknologi BlackBerry menyatakan bahwa pertumbuhan penggunaan layanan BlackBerry di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Pada tahun 2009 ada sekitar lebih pengguna layanan BlackBerry dari 3 operator yang menyediakan layanannya di Indonesia, yaitu Indosat, Telkomsel, serta Excelcomindo Pratama (XL) (Chip, 2009). Pada akhir tahun 2009 total penjualan ponsel di Indonesia mencapai 25 juta unit. Pada tahun 2010 Asosiasi Importir Seluler Indonesia (AISI) memproyeksikan pertumbuhan 20-22% dengan total volume impor sedikitnya 40 juta unit. Dari total penjualan tersebut, marketshare ponsel China masih berkisar 10%, namun tidak tertutup kemungkinan setelah ACFTA pangsa pasar ponsel China makin meningkat (Sinaga, 2010). Menurut data yang dimiliki oleh lembaga riset MarkPlus, penyebaran BlackBerry di Indonesia pada tahun 2009 dominan di Jabodetabek sekitar 60%. Berikutnya di Jawa Timur 15%, Jawa Tengah 10%, Jawa Barat 8%, Medan 7%. Berdasarkan survei yang sama, untuk merek ponsel yang disukai oleh masyarakat di Jakarta, Surabaya dan Bandung, didominasi oleh okia kemudian BlackBerry dan Sony Ericsson. okia juga mendominasi hasil survey berdasarkan jenis kelamin dengan posisi kedua dan ketiga ditempati oleh BlackBerry dan Sony Ericsson (Fauzi, 2009). Menurut data GfK per Mei 2010, ponsel China berbagai merek meraih 30% marketshare ponsel di Indonesia. Beberapa merek ponsel China seperti exian, HT Mobile, dan TiPhone, mampu mengalahkan penjualan berbagai

19 6 merek ponsel seperti Motorola, Samsung, LG, dan Sony Ericsson. okia dan Samsung menjadi merek ponsel yang meraih marketshare tertinggi dengan masing-masing 45% dan 12%. exian berada di posisi ke-3 dengan meraih 7%. Sony Ericsson berada di peringkat 4 dengan marketshare 5% bersaing dengan HT Mobile di posisi ke-5 sebagai ponsel dengan marketshare sebesar 5%. (Firman, 2010). Data selengkapnya mengenai marketshare ponsel di Indonesia pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 3. 50% 40% 30% 45% market share (per Mei 2010) 20% 10% 0% 12% 7% 5% 5% okia Samsung exian SE HT Mobile Gambar 3. Marketshare Ponsel di Indonesia Sumber: vivanews.com, Generasi muda Indonesia sangat berpengaruh perannya terhadap pembangunan Indonesia. Proses berpikir yang kritis dan kreatif para pemuda tentu harus menjadi perhatian bagi para pemasar industri telekomunikasi, karena generasi muda merupakan pasar yang potensial bagi perkembangan industri ini. Proses keputusan pembelian sesuatu seperti barang elektronik terutama ponsel tentu akan berpengaruh terhadap pola konsumsi generasi muda di masa yang akan datang. Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai institusi yang berisi sebagian besar mahasiswa dengan pola pikir generasi muda yang baik. Hal ini menjadi penting sebagai tempat yang dipilih dalam penelitian karena dalam proses pengambilan keputusan mereka mempertimbangkan hal-hal yang penting bagi seorang konsumen dalam melakukan pembelian. 1.2 Perumusan Masalah okia sebagai produk ponsel yang menjadi pemimpin pasar atau market leader tentu harus mewaspadai fenomena ini terutama di Indonesia

20 7 yang merupakan pasar potensial di Asia Tenggara. Perkembangan teknologi yang terus berubah secara cepat membuat sikap dan cara pasar merespon berubah dengan cepat pula. Oleh karena itu, apabila ingin tetap menjadi market leader, maka okia harus mengetahui karakteristik, sikap, dan atribut yang dipilih konsumennya. Berdasarkan ilustrasi diatas, maka perumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana karaktersitik responden yang menjadi konsumen ponsel okia? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ponsel merek okia? 3. Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh ponsel merek okia? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi dan menganalisa karakteristik responden yang menjadi konsumen ponsel okia. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk ponsel merek okia. 3. Menganalisa sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh ponsel merek okia. 1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu : 1. Bagi okia merupakan informasi yang dapat dijadikan acuan untuk mengimplementasikan suatu usaha pemasaran untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen, sehingga okia dapat mempertahankan pangsa pasar yang ada bahkan meningkatkannya. 2. Bagi penulis sebagai salah satu sarana pengembangan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis suatu hal sebagai wadah menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah.

21 8 3. Sebagai informasi dan referensi bagi pembaca dan pihak-pihak terkait dalam penelitian selanjutnya pada bidang yang sejenis. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi bidang manajemen pemasaran okia dan perilaku konsumen. Dalam penelitian ini konsumen yang dijadikan responden adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) strata satu yang menjadi konsumen okia. Penilaian sikap responden dilakukan terhadap merek okia, sedangkan untuk tujuh merek lain dilakukan berdasarkan persepsi responden. Tempat ini dipilih karena populasinya dapat diukur dan proporsi sampel dapat diketahui, serta responden dipastikan mempunyai kapabilitas dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner.

22 9 II. TIJAUA PUSTAKA 2.1 Telepon Selular (POSEL) Telepon genggam sering disebut handphone (disingkat HP) atau disebut pula sebagai telepon selular (disingkat ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke manamana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, ponsel umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service, SMS). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon genggam mereka. Sekarang, telepon genggam menjadi gadget yang multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS,3G). Selain fitur-fitur tersebut, ponsel sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di ponsel tersebut, orang bisa mengubah fungsi ponsel tersebut menjadi mini komputer. Di dunia bisnis, fitur ini sangat membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di satu tempat dan membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu yang singkat (Wikipedia, 2010). 2.2 Telepon pintar (smartphone) Telepon pintar (smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, terkadang dengan fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan definisi

23 10 telepon pintar. Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh piranti lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang aplikasi. Bagi yang lainnya, telepon pintar hanyalah merupakan sebuah telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik (baik built-in maupun eksternal) dan konektor VGA. Dengan kata lain, telepon pintar merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon. Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas surel dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat menyertakan miniature papan ketik QWERTY, layar sentuh atau D-pad, kamera, pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak dan keras, kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik, penjelajah foto dan melihat klip video, penjelajah internet, atau hanya sekedar akses aman untuk membuka surel perusahaan, seperti yang ditawarkan oleh Blackberry. Fitur yang paling sering ditemukan dalam telepon pintar adalah kemampuannya menyimpan daftar nama sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai batasan maksimum penyimpanan daftar nama (Wikipedia, 2010). 2.3 Pemasaran Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan produk lain. Direct Marketing (Pemasaran Langsung) adalah penggunaan surat, telepon, faksimili, , dan alat komunikasi non personal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan. Kotler (2005) mendefinisikan peluang pemasaran perusahaan sebagai sebuah arena yang menarik untuk tindakan pemasaran perusahaan dimana perusahaan tersebut akan dapat meraih keuntungan persaingan. Kemungkinan

24 11 berhasil sebuah perusahaan yang memanfaatkan peluang tentu bergantung pada keunggulan perusahaan yang dapat menghasilkan nilai terbaik bagi pelanggan dan dapat mempertahankannya. 2.4 Produk Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Menurut Garvin dalam Umar (2005), untuk menentukan dimensi kualitas produk berupa barang, dapat melalui delapan dimensi: 1. Performance, adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. 2. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. 3. Reliability, adalah hal-hal yang berkaitan dengan probabilitas suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu dan kondisi tertentu. 4. Conformance, adalah hal-hal yang berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. 5. Durability, adalah hal yang merefleksikan umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. 6. Serviceability, adalah karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. 7. Aesthetics, adalah karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilainilai estetika dan reflekasi dari preseferensi individual.

25 12 8. Fit and finish, adalah sifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. 2.5 Perilaku Konsumen Menurut Undang-Undang o.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang disebut konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun bagi kepentingan hidup orang lain dan untuk diperdagangkan. Secara umum konsumen dapat diartikan sebagai orang yang mempunyai keinginan atau minat, melakukan pembelian, dan tidak lagi menggunakan produk selama berada di dalam proses konsumsi. Konsumen yang dimaksud disini adalah mahasiswa yang menjadi konsumen produk HP merek okia. Engel et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis. Sedangkan menurut Sumarwan (2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk barang dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Studi perilaku konsumen merupakan sebuah proses yang tidak pernah berhenti dan meliputi aspek yang sangat luas, dari proses pencarian informasi, pengambilan keputusan, pembelian, penggunaan, pembuangan produk, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. 2.6 Model Keputusan Konsumen Sumarwan (2004) menyebutkan, proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: (1) kegiatan yang dilakukan oleh produsen atau lembaga

26 13 lain, (2) faktor perbedaan individu konsumen, dan (3) faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan konsumen terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan kepuasan konsumen. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan pengetahuan kepada pemasar bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang baik. Model keputusan konsumen selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4. Strategi pemasaran Perusahaan Pemerintah Organisasi nirlaba Partai politik PERBEDAA IDIVIDU 1. Kebutuhan dan motivasi 2. Kepribadian 3. Pengolahan informasi dan persepsi 4. Proses belajar 5. Pengetahuan 6. Sikap PROSES KEPUTUSA Pengenalan kebutuhan pencarian informasi evaluasi alternatif pembelian, dan kepuasan FAKTOR LIGKUGA 1. Budaya 2. Karakteristik sosial ekonomi 3. Keluarga dan rumah tangga 4. Kelompok acuan 5. Situasi konsumen Gambar 4. Model Keputusan Konsumen (Sumarwan, 2004) 2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Banyak faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, bisa berasal dari dalam diri konsumen maupun dari luar. Kottler (2002) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian suatu produk, yaitu: 1. Faktor Budaya IMPLIKASI Strategi pemasaran Kebijakan publik Pendidikan konsumen

27 14 Faktor Budaya yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen terdiri dari budaya, sub budaya, kelas sosial, keluarga, dan situasi. 2. Faktor Sosial Faktor Sosial yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen terdiri dari kelompok acuan, keluarga, peran, dan status. 3. Faktor Pribadi Terdiri dari usia, pekerjaan dan ekonomi individu, gaya hidup, dan kepribadian. 4. Faktor Psikologis Mengemukakan empat faktor psikologis yang mempengaruhi proses keputusan pembelian. Terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap. 2.8 Preferensi Konsumen Preferensi konsumen didefinisikan sebagai suatu pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada (Kotler, 2000). Teori Preferensi digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Misalnya ada seorang konsumen ingin mengkonsumsi produk dengan sumberdaya terbatas, maka ia harus memilih alternatif, sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Studi mengenai preferensi akan memberikan petunjuk untuk mengembangkan produk-produk baru, karakteristik atau ciri-ciri produk, harga dan bauran pemasaran lainnya. Terdapat banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan. Menurut Kotler (2000) hubungan preferensi ini biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, yaitu: 1. Kelengkapan (Completeness) Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikan apakah: a. A lebih disukai daripada B b. B lebih disukai daripada A

28 15 c. A dan B sama-sama disukai Dengan posisi ini tiap orang diasumsikan selalu dapat menentukan pilihan diantara dua alternatif. 2. Transivitas (Transivity) Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A dari pada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. 3. Kontinuitas (Continuity) Jika sesorang mengatakan A lebih disukai daripada B maka situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai daripada B. Ketiga proporsi diatas diasumsikan tiap orang dapat membuat atau menyusun ranking semua kondisi/situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai. Pada sejumlah alternatif yang ada, orang lebih cenderung memaksimalkan kepuasannya. 2.9 Sikap Konsumen Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Mowen dan Minor (1998) yang dikutip dalam Sumarwan (2004) menyebutkan istilah pembentukan sikap konsumen seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Engel et al.(1994) mengemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen disukai dan tidak disukai. Definisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikologi sosial dimana sikap memiliki tiga unsur ; (1) kognitif (Pengetahuan) (2) afektif (emosi, perasaan), (3) konatif (tindakan). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak disukai, dan sikap juga menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut (Sumarwan, 2004) Fungsi sikap Sumarwan (2004) mengemukakan empat fungsi sikap yaitu : (1) fungsi utilitarian, (2) fungsi mempertahankan ego, (3) fungsi ekspresi nilai, dan (4) fungsi pengetahuan. Keempat fungsi sikap tersebut bisa

29 16 digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk, jasa, atau merek. 1) Fungsi Utilitarian Seseorang menyatakan sikapnya terhadap objek atau produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk (rewards) tersebut atau menghindari resiko dari produk (punishment). Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan positif (positive reinforcement) atau menghindari risiko (punishment), karena itu sikap berperan seperti operant conditioning. 2) Fungsi mempertahankan ego Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang (citra diri- self images) dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau faktor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi meningkatkan rasa aman dari ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri konsumen. Sikap akan menimbulkan kepercayaan diri yang lebih baik untuk meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar. 3) Fungsi ekspresi nilai Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang konsumen. 4) Fungsi pengetahuan Keingintahuan adalah satu karakter konsumen yang penting. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk seringkali mendorong sesorang untuk menyukai produk tersebut. Karena itu sikap positif terhadap produk seringkali mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk Model Sikap Menurut Sumarwan (2004), ada tiga model sikap yaitu : 1. Model tiga komponen (tricomponent model) Model ini disebut juga model ABC. A menyatakan sikap (affect), B menyatakan perilaku (behaviour), dan C adalah kepercayaan

30 17 (Cognitive). Sikap menyatakan perasaan terhadap suatu objek sikap. Perilaku adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan kognitif adalah kepercayaan seseorang terhadap objek sikap. Model ABC menganggap bahwa afek, kognitif, dan perilaku adalah berhubungan satu sama lain. 2. Model sikap multiatribut Fishbein Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah Model Multiatribut Sikap dari Fishbein, yang terdiri dari tiga model: the attitude-toward objek model, the attitude-toward behavior-model, dan the theory-of-reasoned-action model. Menurut Sumarwan (2004), model ini secara singkat menyatakan bahwa sikap seorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Model ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap berbagai merek dari suatu produk. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut. Sedangkan bi mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Konsumen harus memperhatikan merek yang dimiliki oleh suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut. Model Fishbein mengemukakan tiga konsep utama, yaitu sebagai berikut: 1) Atribut (salient belief) Atribut adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Salient Belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai attribute-object beliefs. 2) Kepercayaan (Belief)

31 18 Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh bi yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek. Konsumen harus memperhatikan merek dari suatu produk ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek tersebut. Kepercayaan tersebut sering disebut sebagai object-attribute linkage, yaitu kepercayaan konsumen tentang kemungkinan adanya hubungan antara sebuah objek dengan atributnya yang relevan. 3) Evaluasi atribut Evaluasi atribut adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut, yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Ei mengukur seberapa senang persepsi konsumen terhadap atribut suatu produk atau merek. Model sikap multiatribut Fishbein diformulasikan sebagai berikut : Keterangan : n = Sikap terhadap suatu objek... (1) = Kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut I = Evaluasi terhadap atribut I = Jumlah atribut yang dimiliki objek 3. Model sikap angka ideal Model sikap lainnya yang sering digunakan untuk menganalisis sikap konsumen terhadap suatu produk adalah model sikap angka ideal (the ideal-point model). Engel et al.(1994) mengungkapkan bahwa model angka ideal ini akan memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasakan konsumen.

32 Persepsi konsumen Menurut Mowen dalam Sumarwan (2004), persepsi adalah tahap pemaparan, perhatian dan pemahaman informasi oleh konsumen. Persepsi bersama keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi pengolahan informasi. Sumarwan (2004), menyebutkan bahwa persepsi adalah ketika seorang konsumen melihat realitas diluar dirinya atau dunia sekelilingnya. Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut. Dua orang konsumen yang menerima dan memperhatikan stimulus yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda. Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan dan kebutuhannya, yang sifatnya sangat individual Atribut Produk Atribut produk adalah semua fitur (baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud) suatu barang atau jasa yang dapat dinilai konsumen. Salah satu perbedaan mendasar antara barang dan jasa adalah bahwa jasa lebih sulit dinilai oleh konsumen. Menurut Lovelock (2007), ada tiga kategori karakteristik produk yang berbeda yaitu, pencarian, pengalaman, dan kepercayaan. Atribut pencarian adalah karakteristik yang memungkinkan pelanggan menilai produk sebelum membelinya. Karakteristik tersebut berupa gaya, warna, teksur, rasa, bunyi, dan harga. Calon pelanggan dapat melihat, mencoba, dan merasakan produk tersebut sebelum membelinya. Tahap ini membantu pelanggan menilai apa yang akan didapat setelah ia mengkonsumsi barang atau jasa. Atribut pengalaman adalah atribut yang hanya dapat dinilai pelanggan selama penyerahan jasa. Dalam hal ini pelanggan tidak dapat mengandalkan informasi dari teman, keluarga, atau narasumber lain sewaktu menilai jenis produk ini. Atribut kepercayaan adalah atribut yang mungkin tidak dapat dinilai pelanggan bahkan setelah membeli dan

33 20 mengkonsumsinya. Contohnya seorang pasien tidak dapat menilai seberapa baik seorang dokter gigi mengerjakan pembedahan gigi yang kompleks. Atribut produk dapat dibedakan kedalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk misalnya spesifikasi mobil, (warna, tinggi, panjang, dan model). Atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen (Sumarwan, 2004) Metode Perbandingan Eksponensial Metode perbandingan eksponensial (MPE) adalah metode pengambilan keputusan yang mengkuantitaskan pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu. Penialaian yang diberikan dalam hal ini telah ditetapkan sebelumnya. Prinsip MPE adalah metode skoring terhadap pilihan-pilihan yang ada. Dengan perhitungan secara eksponensial, perbedaan nilai kriteria yang satu dengan kriteria yang lainnya dapat dibedakan dengan jelas tergantung tingkat penilaian tersebut. Hal yang sangat penting dalam metode ini adalah penentuan bobot dari setiap kriteria yang ada. Selain itu, kemampuan dari orang yang memberikan judgement berpengaruh terhadap validnya dari metode keputusan ini. Menurut Ma arif (2003), tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan teknik MPE adalah: 1) Penentuan alternatif keputusan, 2) Penyusunan kriteria keputusan yang akan dikaji, 3) Penentuan derajat kepentingan relative setiap kriteria keputusan dengan menggunakan skala konversi tertentu sesuai dengan keinginan pengambilan keputusan, 4) Penentuan derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan dengan pada setiap keputusan, 5) Menghitung nilai dari setiap alternatif, dan 6) Pemeringkatan nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan. Perhitungan nilai untuk masing-masing alternatif dalam metode perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut:

34 21 (Ti) =..(2) Keterangan : Ti = Total nilai alternatif ke-i RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK j = derajat kepentingan dari kriteria keputusan ke-j; TKK, >0; bulat n = jumlah pilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan 2.13 Penelitian Terdahulu Haryanti (2005) melakukan penelitian Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Handphone Sony Ericsson (Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor). Pengambilan contoh dilakukan dengan teknik non probablity sampling dengan cara purposive sampling (pertimbangan tertentu) dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Alat analisis yang digunakan adalah statistic deskriptif untuk menganalisis loyalitas konsumen dan Important Performance Analysis untuk menganalisis kepuasan konsumen. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada diagram kartesius Important Performance Analysis ada enam atribut pada kuadran I yaitu mutu sinyal, garansi, harga jual kembali yang tinggi, harga terjangkau, daya tahan batere, dan teknologi yang canggih. Pada kuadran II ada empat atribut yaitu keaslian produk, keragaman fitur, bentuk/desain menarik, dan kemudahan dalam penggunaan. Selanjutnya pada kuadran III ada empat atribut yaitu layanan purna jual, kelengkapan aksesoris, outlet penjualan resmi, dan layar monitor jelas. Sedangkan untuk kuadran IV ada empat atribut yaitu merek terkenal, warna menarik, awet, dan keragaman tipe produk. Hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah positif lemah. Mulyandari (2006), melakukan penelitian Sikap dan Perilaku Mahasiswa Terhadap Penggunaan Ponsel (Kasus : Mahasiswa Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor). Pengambilan contoh dilakukan dengan teknik proporsional sampling dengan cara accidental (sampel yang kebetulan ditemui). Alat analisis yang digunakan adalah uji statistic non parametric melalui uji Chi-square untuk

35 22 melihat hubungan antara variable dengan data berbentuk nominal dengan nominal dan antara data berbentuk nominal dengan ordinal. Data dengan skala ordinal diolah dengan menggunakan uji korelasi spearman. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 12 for windows. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa KPM memiliki sikap yang positif terhadap ponsel. Karakteristik personal yang mempengaruhi sikap mahasiswa dalam penggunaan ponsel adalah tujuan penggunaan ponsel. Perilaku mahasiswa dalam menggunakan ponsel cenderung tinggi bila dilihat dari frekuensi penggunaannya. Perilaku mahasiswa dalam menggunakan ponsel tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga dipengaruhi oleh entensi mereka berperilaku. Lutfiyah (2007) melakukan penelitian Persepsi dan Perilaku Remaja dalam Penggunaan Ponsel (Kasus : Remaja SMA Kornita Bogor). Pengambilan contoh dilakukan secara proporsional kepada 34 responden dengan responden kelas satu berjumlah 11 orang, kelas dua berjumlah 11 orang, dan kelas tiga berjumlah 12 orang. Penentuan kelas diambil secara purposive sedangkan sampel terhadap siswa dilakukan secara probability sampling. Alat analisis yang digunakan adalah tabel frekuensi dan tabulasi silang (crosstabs). Tabel frekuensi digunakan untuk mendapatkan deskripsi faktor individu, persepsi remaja terhadap ponsel, dan perilaku remaja dalam menggunakan ponsel. sedangkan tabulasi silang adalah untuk menganalisa hubungan antara faktor individu, persepsi, dan perilaku remaja dalam penggunaan ponsel. Pengolahan data dilakukan dengan pengolahan secara manual. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar remaja SMA Kornita tepat dalam mempersepsikan ponsel. secara umum remaja berprilaku agak buruk, kadangkala remaja menggunakan ponsel pada waktu jam belajar berlangsung, menggunakan ponsel di sembarang tempat, mengisi pulsa ponsel secara boros, dan menggunakan ponsel semata-mata dengan tujuan hiburan. Faktor individu yang mempengaruhi persepsi remaja terhadap ponsel yaitu cenderung jenis kelamin. Pada penelitian ini, selain membahas sikap konsumen terhadap ponsel merek okia, juga membahas apa saja faktor atau atribut yang

36 23 mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian ponsel. Selain itu, penilaian sikap konsumen terhadap okia dibandingkan dengan 7 merek lain yang menjadi merek dengan marketshare tertinggi baik secara global maupun nasional. Sehingga akan terlihat keunggulan dan kekurangan atribut masing-masing merek serta sikap konsumen terhadap 8 merek ponsel berdasarkan persepsi konsumen. Dengan begitu, bisa diketahui dimana posisi sikap konsumen terhadap okia dibandingkan dengan 7 merek lain.

37 24 III. METODE PEELITIA 3.1 Kerangka Pemikiran Saat ini diprediksi lebih dari 1 miliar lebih unit ponsel yang beredar secara global. Dari angka itu jumlah pemakai okia menguasai 36,4% market share ponsel dunia. Indonesia menjadi pasar potensial produk ponsel karena jumlah penduduknya yang besar, gaya hidup yang semakin modern dan perekonomiannya yang dinilai semakin bagus. okia memasuki pasar Indonesia sebagai market leader dengan menghadirkan ponsel untuk berbagai segmen. Sampai bulan Desember 2009 okia tercatat menguasai pasar Asia Tengggara untuk egara Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Merek ponsel yang disukai oleh masyarakat di tiga kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya dan Bandung didominasi oleh okia kemudian disusul oleh BlackBerry dan Sony Ericsson. okia juga mendominasi hasil survei berdasarkan jenis kelamin, disusul oleh BlackBerry dan Sony Ericsson (Andrian, 2009). Mulai tanggal 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEA dan Cina sesuai kesepakatan perdagangan ASEA-China Free Trade Area (ACFTA). Pemberlakuan ACFTA berimbas pada penurunan harga produk-produk China di pasar Indonesia. Salah satu produk China di bidang elektronik yang menjadi perhatian banyak kalangan adalah handphone. Bea masuk nol persen membuat harga ponsel China berbagai merek turun sampai sepuluh persen. Pada akhir 2009, marketshare ponsel China berbagai merek di Indonesia sudah mencapai 19%. Kondisi ini menempatkan ponsel China berbagai merek di urutan ke-2 setelah okia. Rata-rata, setiap tahunnya pertumbuhan ponsel China bisa mencapai lebih dari 5% (Bataviase, 2010). Oleh karena itu, okia harus mengetahui secara mendalam tentang konsumennya. Pengetahuan tersebut meliputi faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan sikap konsumen terhadap atribut-atribut dari ponsel

38 25 okia berdasarkan tingkat kepercayaan dan tingkat kepentingan konsumen. Kerangka pemikiran yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5. okia sebagai market leader Berlakunya ACFTA membuat Ponsel China lebih murah Persaingan semakin ketat & marketshare okia turun Perlu mengetahui kebutuhan Konsumen Karaktersitik responden Identifikasi atribut ponsel okia Identifikasi tingkat kepentingan dan kepercayaan Analisis deskriptif MPE Model Multiatribut Fishbein Profil responden Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan Sikap konsumen terhadap atribut ponsel okia Evaluasi perbaikan untuk okia Corporation Gambar 5. Kerangka Pemikiran Analisis deskriptif digunakan untuk membuat gambaran bagaimana karakteristik responden untuk diketahui gambaran respondennya. Tahapan proses pengambilan keputusan mengenai analisis faktor dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. Dari sejumlah atribut yang mempengaruhi sikap konsumen akan diproduksi sehingga menghasilkan beberapa faktor. Identifikasi atribut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada tiga orang pakar sebagai responden. Pakar tersebut terdiri dari satu orang dosen, satu orang pedagang

39 26 ponsel disalah satu pusat penjualan ponsel di Jakarta yaitu ITC Roxxy Mas, dan terakhir pedagang ponsel di pusat penjualan ponsel di Kota Bogor yaitu Plaza Jambu Dua. Kuesioner untuk identifikasi merek dan atribut dapat dilihat pada Lampiran 1. Penilaian konsumen terhadap atribut-atribut ponsel merek okia berdasarkan tingkat kepentingan dan kepercayaan menggunakan Model Multiatribut Fishbein. Menurut Sumarwan (2004), Model Multiatribut Fishbein menyatakan sikap seorang konsumen terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut. Hasil analisis ini akan menghasilkan sikap konsumen terhadap atribut ponsel okia yang bisa direkomendasikan untuk evaluasi okia Corporation. Kuesioner untuk identifikasi konsumen dan analisis sikap konsumen terhadap atribut ponsel dapat dilihat pada Lampiran Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah kampus Institut Pertanian Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purpossive) dengan responden mahasiswa strata satu pengguna ponsel okia. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Agustus Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumbernya, penulis melakukan pengambilan data dengan menyebar kuesioner yang diberikan kepada responden. Sedangkan data sekunder penelitian ini diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, majalah, skripsi, dan literatur yang dikeluarkan oleh lembaga terkait serta bahan pustaka atau laporan lainnya yang merupakan hasil penelitian terdahulu. 3.4 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Malhotra (2005), populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk kepentingan riset pemasaran. Populasi sasaran adalah kumpulan atau elemen yang memiliki informasi yang dicari oleh peneliti dan yang akan diambil

40 27 kesimpulannya. Populasi sasaran harus didefinisikan secara tepat. Mendefinisikan populasi sasaran meliputi menerjemahkan definisi masalah kedalam pernyataan yang tepat mengenai siapa yang harus dan siapa yang tidak harus dimasukan kedalam sampel. Sedangkan sampel adalah subkelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi. Menurut Umar (2003), ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari suatu populasi, salah satunya adalah dengan rumus slovin sebagai berikut: n =... (3) 1 + (e)² Keterangan : n = jumlah sampel (orang) = jumlah populasi (orang) e = nilai kritis yang digunakan 10% Berdasarkan data yang diperoleh, populasi mahasiswa strata 1 di IPB berjumlah orang. Sehingga penentuan jumlah sampel adalah : n = = 99,3 100 orang (10%) 2 Langkah selanjutnya yaitu mengetahui proporsi sebaran sampel pada masing-masing fakultas di IPB. Data mengenai proporsi sebaran sampel berdasarkan fakultas di IPB dapat dilihat pada Tabel 2. Data selengkapnya mengenai jumlah mahasiswa IPB dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 2 : Proporsi Penyebaran Sampel Berdasarkan Fakultas di IPB o. Fakultas Populasi Persentase Sampel 1 Pertanian % 13 2 Kedokteran Hewan 678 5% 5 3 Perikanan dan Ilmu Kelautan % 11 4 Peternakan 962 7% 7 5 Kehutanan % 11 6 Teknologi Pertanian % 12 7 MIPA % 20 8 Ekonomi dan Manajemen % 12 9 Ekologi Manusia % 8 JUMLAH % Metode Pengumpulan Data berikut: Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data sebagai

41 28 1. Kuesioner adalah untuk memperoleh data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari sumbernya. Kuesioner diperoleh dari pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu mahasiswa yang menjadi konsumen produk ponsel merek okia. Daftar pertanyaan dibuat dengan jawaban tertutup berupa pilihan dengan menggunakan skala likert. 2. Studi literatur adalah studi untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari buku, jurnal, hasil penelitian terdahulu, maupun internet. 3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen okia. Sedangkan data mengenai faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen diolah menggunakan metode perbandingan eksponensial. Kemudian untuk menilai sikap konsumen tehadap nokia dilakukan dengan analisis sikap multiatribut Fishbein Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment yang digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan seberapa kuat hubungan suatu peubah dengan peubah lain. Uji validitas yang dilakukan terdiri dari uji validitas responden dan uji validitas kuesioner. Uji validitas responden dilakukan pada jawaban responden dalam pengukuran faktor yang mempengaruhi proses keputusan pemilihan dan tingkat kepercayaan konsumen terhadap ponsel merek okia. Uji validitas ini untuk menghilangkan jawaban responden yang sifatnya konstan. Uji validitas menggunakan rumus teknik korelasi product moment pearson dengan nilai alpha 0,05. Apabila nilai korelasi r hitung yang diperoleh > dari pada angka kritik table korelasi r, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Uji validitas dirumuskan sebagai berikut: r =... (4)

42 29 Keterangan: r = Koefisien korelasi pearson n = Jumlah responden (orang) X = Variabel bebas (skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden) Y = Variabel terkait (skor total semua pertanyaan dari tiap responden) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Umar, 2003). Uji reliabilitas suatu konstruk variable dapat dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach s Alpha > dari 0,6 dengan Rumus sebagai berikut: r 11 =... (5) Keterangan: r 11 = reliabilitas instrument k = jumlah butir pertanyaan t 2 = varian total b 2 = jumah varian butir Jumlah varian butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan (Umar, 2003), seperti yang dipaparkan berikut ini: 2 =... (6) Keterangan: n = Jumlah responden (orang) X = ilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan). Jika kuesioner terbukti valid, maka keabsahan kuesioner tersebut diuji reliabilitasnya. ilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai dari r table product moment. Jika [r 11 ] < r product moment dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan tidak reliable. Sebaliknya, jika [r 11 ] > r product moment dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan reliable dan

43 30 penelitian dapat menggunakan instrument yang sama dapat dilanjutkan Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Metode Perbandingan Eksponensial Menurut Ma arif (2003), tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan teknik MPE adalah: 1) Penentuan alternatif keputusan, 2) Penyusunan kriteria keputusan yang akan dikaji, 3) Penentuan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan dengan menggunakan skala konversi tertentu sesuai dengan keinginan pengambilan keputusan, 4) Penentuan derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan dengan pada setiap keputusan, 5) Menghitung nilai dari setiap alternatif, dan 6) Pemeringkatan nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan. Perhitungan nilai untuk masing-masing alternatif adalah sebagai berikut: (Ti) =... (2) Keterangan : Ti = Total nilai alternatif ke-i RK ij = Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK j = derajat kepentingan dari criteria keputusan ke-j; TKK, >0; bulat n = jumlah pilihan keputusan m = jumlah kriteria keputusan

44 Model Sikap Multiatribut Fishbein Menurut Sumarwan (2004), analisis sikap multiatribut fishbein menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk/merek ditentukan oleh dua hal yaitu kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk/merek (bi) dan evaluasi pentingnya atribut produk/merek tersebut (ei). Model ini diformulakan sebagai berikut :... (1) Keterangan : Ao = sikap terhadap suatu objek bi = kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut I ei = evaluasi terhadap atribut I n = jumlah atribut yang dimiliki objek

45 32 IV. HASIL DA PEMBAHASA 4.1 Gambaran Umum okia Corporation okia Corporation pertama kali beroperasi pada awal tahun 1980 sebagai pemimpin dalam komunikasi mobile di Asia Pasifik. Sejak berdiri telah berhasil memimpin di pasaran, dan bisnis telah berkembang di semua negara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan perkembangan industri telekomunikasi di negara tersebut. Kantor regional okia berlokasi di Alexandra Technopark di Singapura terdiri dari 700 staf pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dan semua kantor okia di wilayah Asia-Pasifik. Pusat perbendaharaan regional okia (okia Treasury Asia) beroperasi di luar Singapura sebagai in-house bank untuk cabang-cabang okia di wilayah Asia Pasifik, sedangkan okia Research Centre (unit penelitian perusahaan) berkantor di Jepang dan China. okia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di Masan, Korea, dan Beijing dan Dongguan di China. Mulai bulan Januari 2004, okia telah mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk memperkuat fokus pada pemusatan, pasar mobilitas baru dan perkembangan. Untuk mencari daerah bisnis baru dalam era mobilitas selain terus mengembangkan kepemimpinannya dalam komunikasi suara mobile, okia mempunyai 4 grup bisnis untuk menemukan dinamika unik dari setiap bisnis. 1) Ponsel. okia Menawarkan bermacam-macam ponsel yang sangat kompetitif untuk segmen pasar yang luas, dan mengembangkan ponsel untuk semua standar penting dan segmen pasar di lebih dari 130 negara. Merupakan tanggung jawab dari bisnis ponsel utama okia, berbasis pada teknologi WCDMA, GSM, CDMA dan TDMA. Ponsel berfokus pada fitur yang kaya, ponsel yang ditargetkan untuk pasar global. 2) Multimedia.

46 33 okia menghadirkan multimedia mobile untuk pelanggan dalam bentuk perangkat mobile lanjutan dan aplikasi. Produk-produknya mempunyai fitur dan fungsionalitas seperti imaging, game, musik, media dan bermacam-macam konten menarik, seperti perangkat tambahan mobile dan solusi yang inovatif. 3) Jaringan. okia selalu menawarkan infrastruktur jaringan yang memimpin, teknologi dan layanan terkait, berdasarkan pada standar nirkabel utama untuk operator mobile dan service provider. Berfokus pada teknologi GSM, grup berorientasi kepemimpinan dalam jaringan radio GSM, EDGE dan WCDMA. Jaringan kami telah diinstall pada sebagian besar pasar global yang telah mengadopsi standar ini. Jaringan juga merupakan provider pemimpin dari akses broadband dan jaringan TETRA untuk pengguna profesional dalam keselamatan publik dan sektor keamanan. 4) Solusi Perusahaan. okia menyediakan bermacam-macam terminal dan solusi konektivitas mobile tanpa batas pada arsitektur mobilitas end-to-end, khusus untuk membantu bisnis dan institusi worldwide meningkatkan performansi mereka melalui mobilitas yang ditingkatkan. Solusi end-to-end menawarkan bermacammacam perangkat mobile yang dioptimalkan untuk bisnis pada front end, sampai portfolio gateway yang dioptimalkan untuk bisnis mobile pada back end meliputi: nirkabel dan internet, mobilitas aplikasi, perlindungan pesan, jaringan privat virtual, firewall, dan perlindungan dari gangguan (Wikipedia, 2010). 4.2 Identifikasi Atribut dan Merek Atribut-atribut yang akan dianalisis diidentifikasi terlebih dahulu dengan menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE). Jumlah atribut sebelum dilakukan penyaringan dengan metode perbandingan eksponensial adalah 18 atribut yaitu 1) harga beli, 2) lokasi outlet penjualan resmi, 3) promosi yang dilakukan, 4) fitur yang ditawarkan, 5) model yang dipasarkan, 6) lokasi customer services, 7) diskon yang diberikan, 8) garansi yang diberikan, 9) teknologi yang ditawarkan, 10) harga jual kembali, 11) bobot produk, 12) keragaman tipe produk, 13) daya tahan baterai, 14) warna,

47 34 15) ukuran layar monitor, 16) mutu sinyal, 17) kemudahan dalam penggunaan, dan 18) keragaman fitur/fasilitas. Hasil penyaringan tersebut menyederhanakan atribut menjadi 10 atribut yaitu garansi yang diberikan, harga beli, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi customer services, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. Perhitungan Metode Perbandingan Eksponensial dapat dilihat pada Tabel 3. Perhitungan Metode Perbandingan Eksponensial secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Selain identifikasi atribut, juga dilakukan pemilihan terhadap merekmerek yang akan dianalisis pada tahap berikutnya. Identifikasi merek dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 3 orang pakar sebagai responden seperti yang dilakukan pada identifikasi atribut. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan yang meminta responden untuk memilih merek-merek yang mereka ketahui. Terdapat 74 macam pilihan merek dan setelah diolah maka tersaring 40 merek yang berada di peringkat teratas. Kemudian 40 merek tersebut direduksi dengan pertimbangan memiliki marketshare tertinggi baik secara global maupun nasional. Maka terpilih 8 merek dengan marketshare tertinggi yaitu okia, Samsung, LG, Blackberry, Motorola, Sony Ericsson, Apple, dan exian. Data mengenai perhitungan identifikasi merek dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 3. Perhitungan Metode Perbandingan Eksponensial Alternatif Kriteria Kriteria (kriteria) 6,9 (kriteria) 6,8 Total ilai 1 2 MPE Garansi yang diberikan Harga beli Fitur yang ditawarkan Model yang dipasarkan Teknologi yang ditawarkan Kemudahan dalam penggunaan Lokasi customer services Lokasi outlet penjualan resmi Mutu sinyal Keragaman fitur/fasilitas

48 Pengujian Validitas dan Realibilitas Kuesioner Pada tahap awal penelitian, penulis ingin menguji keshahihan alat ukur penelitian dan konsistensi isi kuesioner dengan cara menyebar kuesioner kepada 30 orang responden. Kedua uji tersebut dinamakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas menguji pertanyaan yang menyangkut atribut-atribut yang menjadi dasar penelitian ini, yaitu garansi yang diberikan, harga beli, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi customer services, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan SPSS for windows, pada pertanyaan untuk tingkat kepentingan (Lampiran 6), semua pertanyaan dikatakan valid karena semua peubah tersebut mempunyai nilai r hitung > r tabel dan nyata pada level 0,01 maupun 0,05. Sebagai ilustrasi hasil pada Lampiran 6 menunjukan bahwa nilai peubah terhadap nilai totalnya seperti peubah E1 (garansi yang diberikan) dikatakan valid, karena dilihat dari totalnya yang bernilai 4,12 yang nyata pada level 0,05 dan hal yang sama dapat dilakukan pada peubah lainnya. Semua peubah dapat dikatakan reliabel, karena nilai alpha cronbach adalah 0,722 (Lampiran 7) lebih besar dari 0,6. Pada uji validitas untuk pertanyaan tingkat kepercayaan merek okia (Lampiran 8) semua atribut dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel baik untuk selang kepercayaan 95% yaitu 0,361 maupun untuk selang kepercayaan 90% yaitu 0,463. Sebagai ilustrasi, nilai atribut B2 (harga beli okia) adalah 0,673 dikatakan valid karena nilainya lebih besar dari pada r tabel baik pada selang kepercayaan 95% maupun untuk selang kepercayaan 90%. Pada uji reliabilitas pertanyaan tingkat kepercayaan okia, semua peubah dikatakan reliabel karena nilai alpha cronbach adalah 0,810 (Lampiran 9) lebih besar dari 0,6. Uji validitas juga dilakukan pada tujuh merek handphone lainnya yaitu Samsung (Lampiran 10), LG (Lampiran 12), BlackBerry (Lampiran 14), Motorola (Lampiran 16), Sony Ericsson (Lampiran 18), Apple (Lampiran 20), dan exian (Lampiran 22). Semua tersebut dikatakan valid karena nilai r hitung

49 36 > r tabel baik untuk selang kepercayaan 95% yaitu 0,361 maupun untuk selang kepercayaan 90% yaitu 0,463. Pada uji reliabilitas untuk merek lainnya semua pertanyaan dapat dikatakan reliabel. ilai alpha cronbach pada merek Samsung adalah 0,784 (Lampiran 11), LG 0,692 (Lampiran 13), Blackberry 0,837 (Lampiran 15), Motorola 0,816 (Lampiran 17), Sony Ericsson 0,815 (Lampiran 19), Apple 0,879 (Lampiran 21), dan exian 0,896 (Lampiran 23). Semua nilai alpha cronbach tersebut lebih besar dari 0, Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini mempunyai karakteristik secara umum yaitu merupakan pengguna ponsel okia dan harus minimal 6 bulan sebagai pengguna okia. Karakteristik responden dibedakan atas 10 variabel, yaitu jenis kelamin, usia, tempat tinggal, status pekerjaan, pengeluaran perbulan, pengeluaran pulsa, tipe ponsel okia, sumber informasi, alasan memilih ponsel okia, dan fitur ponsel okia yang digunakan Berdasarkan Jenis Kelamin Mayoritas pengguna ponsel okia adalah responden pria dengan jumlah 55 orang (55%). Sedangkan responden wanita sebanyak 45 orang (45%). Data mengenai jenis kelamin responden dapat dilihat pada Gambar 6. Jenis Kelamin 55% 45% wanita pria Gambar 6. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan Usia Konsumen yang menjadi responden memiliki usia antara 18 sampai 21 tahun sebanyak 36 orang (36%). Persentase terbanyak yaitu 64 orang (64%) adalah responden berusia antara 21 sampai 24 tahun. Hal

50 37 ini menunjukan usia matang mahasiswa mempunyai pilihan lebih besar terhadap okia. Tidak ada responden yang berusia lebih dari 24 tahun. Data mengenai karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 7. USIA 64% 36% Gambar 7. Persentase Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan Tempat Tinggal Responden yang tinggal di rumah sewa (kost) merupakan persentase terbesar sebanyak 80 orang (80%). Responden yang tinggal di rumah orang tua sebanyak 13 orang (13%) dan tinggal rumah famili ditempati oleh 7 orang (7%). Data mengenai tempat tinggal responden dapat dilihat pada Gambar 8. Tempat tinggal 80% 13% 7% Rumah orang tua Rumah famili Kost Gambar 8. Persentase Responden Berdasarkan Tempat tinggal Berdasarkan Status Pekerjaan Mayoritas konsumen okia memiliki klasifikasi pekerjaan sebagai unemployee (tidak berkerja) yaitu sebanyak 80 orang (80%). Hal ini berhubungan dengan pendidikan responden yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Sedangkan responden yang memiliki klasifikasi pekerjaan sebagai employee (karyawan) adalah yang paling sedikit yaitu

51 38 1 orang atau (1%). Tidak ada konsumen yang menjadi investor atau pemasok dana bagi perusahaan tertentu. Secara lengkap karakteristik responden okia berdasarkan klasfikasi pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 9. 80% Status pekerjaan 1% 15% 4% Employee Self employee Business owner Unemployee Gambar 9. Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Berdasarkan Pengeluaran Perbulan Berdasarkan hasil yang diperoleh, mayoritas konsumen okia memiliki pengeluaran per bulan Rp Rp sebanyak 61 orang (61%). Selanjutnya pengeluaran antara Rp Rp sebanyak 23 orang (23%). Sedangkan untuk pengeluaran sebesar Rp Rp dan kurang dari Rp masing-masing sebanyak 7 orang (7%) dan 9 orang (9%). Hal ini menunjukan bahwa rentang ekonomi konsumen okia didominasi oleh konsumen menengah kebawah diikuti oleh konsumen menengah keatas. Data lengkap mengenai karakteristik responden berdasarkan pengeluaran perbulan dapat dilihat pada Gambar 10. Pengeluaran per bulan 23% 7% 9% 61% < Gambar 10. Persentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Perbulan

52 Berdasarkan Pengeluaran Pulsa Karasteristik konsumen okia berdasarkan pengeluaran pulsa per bulan mayoritas adalah sebanyak 61 orang (61%) sebesar kurang dari Rp Selanjutnya konsumen dengan pengeluaran pulsa sebesar Rp Rp sebanyak 30 orang (30%) diikuti oleh pengguna okia yang mengeluarkan pulsa sebesar Rp sebanyak 9 orang (9%). Tidak ada konsumen yang mengeluarkan pulsa lebih dari Rp Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan mahasiswa sebagai konsumen okia belumlah terlalu besar dikarenakan aktivitas komunikasi yang dilakukan masih terbatas. Data mengenai Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran pulsa dapat dilihat pada Gambar 11. Pengeluaran pulsa 30% 9% 61% Rp.< Rp Rp Rp Rp Gambar 11. Persentase Responden Berdasarkan Pengeluaran Pulsa Berdasarkan Tipe Ponsel okia Berbagai tipe ponsel merek okia digunakan oleh konsumen dari jenis ponsel produk klasik sampai okia tipe berkategori smartphone dan tipe terbaru lainnya. Konsumen menggunakan okia tipe 73 sebanyak 10 orang (10%), 70 dan E63 sebanyak masing-masing 8 orang (8%). Sedangkan untuk tipe orang (7%), orang (6%), dan okia tipe E71 4 orang (4%). Hal ini menunjukan bahwa konsumen terus memperbaharui tipe HP mereka sesuai tipe terbaru yang dirilis oleh vendor. Beberapa tipe HP yang digunakan adalah seri dan seri E yang berkategori high-end, sedangkan yang lainnya berkategori middle-end dan low-end. Data selengkapnya mengenai karakteristik responden berdasarkan tipe ponsel okia dapat dilihat pada Tabel 4.

53 40 Tabel 4. Persentase Responden Berdasarkan Tipe Ponsel okia SERI OKIA FREKUESI PERSETASE % % 3 E % % % 6 E % % 8 E % 9 C3 3 3 % % % c 2 2 % % % c 2 2 % % % % % % % c 2 2% c 1 1 % % c 1 1 % % % % 29 E % % % % % 34 C6 1 1 % 35 E % c 1 1 % % % % % % % TOTAL

54 Berdasarkan Sumber Informasi Pertama Kali tentang HP okia Mayoritas konsumen okia pertama kali mengetahui informasi mengenai Handphone okia dari televisi sebanyak 41 orang (41%). Kemudian mereka yang mengetahui okia pertama kali dari keluarga sebanyak 21 orang (21%). Peranan media cetak berupa surat kabar, tabloid, dan majalah dalam memberikan informasi okia terhadap konsumen sebesar 19%. Pengaruh teman dalam menyampaikan informasi tentang okia sebesar 15 %. Internet memegang peranan terkecil sebesar 3%. Sedangkan iklan radio dan brosur tidak memberikan kontribusi sama sekali dalam penyampaian informasi okia. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar konsumen okia merupakan pencari informasi yang pasif mengenai okia. Data mengenai karakteristik responden berdasarkan sumber pengetahuan pertama kali tentang ponsel okia dapat dilihat pada Gambar 12. 1% Sumber Informasi 19% 21% 41% 15% 3% Keluarga Teman Internet Iklan televisi Brosur Iklan media cetak Gambar 12. Persentase Responden Berdasarkan Sumber Informasi Berdasarkan Alasan Memilih Ponsel okia Konsumen okia memiliki alasan masing-masing mengapa merek memilih ponsel okia. Alasan okia karena mutunya bagus dipilih oleh mayoritas konsumen sebanyak 69 orang (69%). Selanjutnya, mereka beralasan bahwa harga jual kembali okia tinggi dan mereknya terpercaya masing-masing sebanyak 61 orang (61 %). Fiturnya lengkap dan mudah digunakan merupakan alasan yang dipilih oleh masingmasing 50 orang (50%) dan 49 orang (49%). Data selengkapnya mengenai karakteristik responden berdasarkan alasan memilih ponsel okia dapat dilihat pada Gambar 13.

55 42 Alasan memilih okia 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 37% 27% 24% 69% 61% 12% 12% 50% 42% 23% 28% 16% 61% 49% 28% 24% 6% 1% Gambar 13. Persentase Responden Berdasarkan alasan memilih okia Berdasarkan Fitur Ponsel okia yang Digunakan Konsumen okia diperbolehkan memilih lebih dari satu fitur yang merek gunakan pada ponsel okia mereka. Semua (100%) konsumen memilih fitur komunikasi suara dan SMS (Short Message Service). Hal ini menunjukan bahwa mereka menggunakan okia sebagai alat utama komunikasi. Selanjutnya, fitur kamera digunakan oleh 82 orang (82%) pada HP okia mereka. Sedangkan internet digunakan oleh 79 orang (79%) dan alarm oleh 74 orang (74%) konsumen pada ponsel okia mereka. Hal ini menunjukan bahwa fungsi lain ponsel okia sangat menunjang kebutuhan mereka. Data lengkap mengenai karakteristik responden berdasarkan fitur ponsel okia yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14. Berdasarkan 10 karakteristik yang dianalisis, karakteristik responden berdasarkan alasan memilih okia merupakan karakter responden yang paling kuat mempengaruhi hasil penelitian. Hal ini karena karakter ini mencerminkan tujuan konsumen dalam membeli ponsel okia. Alasan mereka membeli okia karena mutunya bagus, harga jual kembali yang tinggi, dan merek okia terpercaya merupakan alasan kuat konsumen membeli okia. Hal ini menjadi bahan masukan bagi okia Corporation dalam melakukan strategi produksi maupun strategi pemasaran yang mereka lakukan. Selain itu, karakter ini

56 43 mempengaruhi persepsi penilaian responden terhadap atribut ponsel yang ditanyakan terhadap responden dalam penelitian. Penilaian mereka terhadap 7 merek ponsel lain juga dipengaruhi oleh karakter ini berdasarkan persepsi responden. 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 100% 100% 79% Komunikasi suara SMS Internet 10% Download Fitur yang digunakan 82% 63% WAP/GPRS Kamera 27% 3% Voice memo 74% Alarm 74% 54% 34% 33% 35% 14% Video streaming Organizer Radio Chat Music player MMS 1% 1% 2% Download aplikasi Transfer data Games Gambar 14. Persentase Responden Berdasarkan Fitur yang Digunakan 4.5 Analisis Multiatribut Fishbein Analisis sikap konsumen terhadap produk handphone dilakukan dengan menggunakan model multiatribut Fishbein. Menurut Sumarwan (2004), model Fishbein biasa digunakan pemasar untuk mengukur kekuatan dan kelemahan berbagai merek produk. Model ini mene menekankan adanya salience of attributes yaitu tingkat kepentingan yang diberikan konsumen terhadap atribut. Sikap seorang konsumen terhadap suatu produk ditentukan oleh dua hal, yaitu kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu merek (komponen b i ) dan evaluasi pentingnya atribut terhadap merek tersebut (komponen e i ). Atribut dalam penelitian ini adalah garansi yang diberikan, harga beli, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi customer services, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. Pemilihan atributatribut ini didasarkan pada penelitian pendahuluan yang diolah menggunakan metode perbandingan eksponensial.

57 44 Pada penelitian ini digunakan skala 5 angka yang dapat mewakili pilihan konsumen yaitu +2, +1, 0, -1, dan -2. Lima skala ini berarti +2= sangat penting, +1= penting, 0= cukup, -1= tidak penting, dan -2= sangat tidak penting. Penggunaan skala positif maupun negatif bertujuan untuk melihat respon positif atau negatif konsumen. ilai yang dikehendaki konsumen dari suatu produk handphone secara umum diwakili oleh nilai evaluasi atribut ( ). ilai tersebut diperoleh dari rata-rata perkalian skala dengan nilai pada atribut produk. Analisis multiatribut Fishbein ini dilakukan terhadap 8 merek ponsel ilai Evaluasi Konsumen terhadap Atribut Handphone Berdasarkan hasil survey terhadap konsumen, semua nilai evaluasi bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa kesepuluh atribut merupakan atribut penting dalam produk handphone. Dari kesepuluh atribut produk handphone, atribut mutu sinyal dan keragaman fitur/fasilitas memperoleh nilai evaluasi tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sangat mempertimbangkan kedua atribut tersebut dalam memilih produk handphone karena atribut tersebut dapat memberi manfaat langsung dalam penggunaan handphone. Sedangkan atribut lokasi customer service dan lokasi outlet penjualan resmi memperoleh nilai evaluasi terendah. Hal ini menunjukan bahwa konsumen tidak terlalu memikirkan faktor eksternal dari produk handphone. Tabel 5. ilai Evaluasi Kepentingan Konsumen (e i ) Terhadap Atribut Handphone Frekuensi pada tiap Atribut Produk nilai skala JF T P Mutu sinyal ,56 1 Keragaman fitur/fasilitas ,43 2 Fitur yang ditawarkan ,42 3 Teknologi yang ditawarkan ,42 4 Harga beli ,36 5 Garansi yang diberikan ,30 6 Kemudahan dalam penggunaan ,27 7 Model yang dipasarkan ,13 8 Lokasi customer services ,95 9 Lokasi outlet penjualan resmi ,87 10 Keterangan : JF = Jumlah Frekuensi e i = ilai Evaluasi Konsumen T = ilai Total P = Peringkat

58 45 Hal ini memberikan implikasi bahwa dalam pemilihan produk handphone, atribut internal (mutu sinyal dan keragaman fitur/fasilitas) dianggap lebih penting daripada atribut eksternal (lokasi customer service dan lokasi outlet penjualan resmi). Data selengkapnya mengenai nilai evaluasi kepentingan konsumen (e i ) terhadap atribut handphone dapat dilihat pada Tabel ilai Kepercayaan Konsumen terhadap Atribut Beberapa Merek Handphone Perhitungan nilai kepercayaan ( ) responden produk handphone dilakukan seperti perhitungan nilai evaluasi ( ). Pada skala -2 sampai +2, untuk atribut mutu sinyal okia mendapat nilai keyakinan tertinggi yaitu +1,04, sedangkan exian memperoleh nilai terendah yaitu +0,14. okia mendapat nilai keyakinan tertinggi pula pada atribut keragaman fitur/fasilitas dengan nilai +1,21. Sedangkan exian mendapat nilai terendah dengan nilai +0,18. Pada atribut fitur yang ditawarkan, okia diyakini menawarkan fitur tercanggih dengan nilai tertinggi +1,19. Sedangkan nilai exian merupakan nilai terendah dengan nilai -0,05. okia dinilai dengan perolehan tertinggi untuk atribut teknologi yang diyakini sebagai teknologi tercanggih dengan nilai +1,20. Sedangkan exian kembali mendapat nilai terendah untuk atribut teknologi dengan nilai -0,06. Atribut harga beli nexian mendapat nilai tertinggi dengan nilai +0,92 diikuti Motorola dengan nilai +0,73. okia berada di posisi ketiga dengan nilai +0,71. ilai terendah diperoleh merek Blackberry dengan nilai -0,58. ilai atribut garansi yang diberikan untuk okia menjadi yang tertinggi dengan mendapat nilai +1,07, sedangkan nilai kepercayaan terendah didapat oleh exian dengan nilai -0,05. ilai atribut kemudahan dalam penggunaan diperoleh okia dengan nilai kepercayaan +1,40, sedangkan Motorola dipercaya sebagai Handphone dengan kesulitan penggunaan tertinggi yang mendapat nilai +0,10. Atribut model yang dipasarkan paling menarik didapat oleh okia dengan nilai +1,14, sedangkan exian mendapat nilai sebaliknya

59 46 dengan nilai -0,11. Ini menunjukan bahwa model okia dipercaya paling menarik disbanding ketujuh merek handphone lainnya. Lokasi customer service yang dipercaya paling mudah dijangkau adalah okia dengan mendapat nilai tertinggi +0,90, sedangkan kondisi sebaliknya adalah Motorola dengan nilai -0,24. Kondisi seperti lokasi customer service juga terjadi pada atribut lokasi outlet penjualan resmi. okia mendapat nilai tertinggi dengan nilai +0,72 dan Motorola menjadi yang terendah dengan nilai -0,2. Data selengkapnya mengenai nilai kepercayaan konsumen terhadap atribut handphone dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. ilai Kepercayaan Konsumen ( Beberapa Merek Handphone Atribut Produk ) terhadap Atribut Skor Kepercayaan okia Sam LG BB Moto SE Apple ex Mutu sinyal 1,04 0,75 0,53 0,79 0,53 0,62 0,60 0,14 Keragaman fitur/fasilitas 1,21 0,70 0,43 0,93 0,42 0,79 0,97 0,18 Fitur yang ditawarkan 1,19 0,38 0,24 0,76 0,20 0,88 1,01-0,05 Teknologi yang 1,20 0,71 0,25 0,77 0,33 0,75 1,06-0,06 ditawarkan Harga beli 0,71 0,49 0,65-0,58 0,73 0,60-0,51 0,92 Garansi yang diberikan 1,07 0,60 0,51 0,47 0,40 0,75 0,55-0,05 Kemudahan dalam 1,40 0,33 0,11 0,29 0,10 0,46 0,20 0,55 penggunaan Model yang dipasarkan 1,14 0,70 0,08 0,73 0,03 0,68 0,76-0,11 Lokasi customer services 0,90 0,32 0,25 0,10-0,24 0,21-0,16-0,23 Lokasi outlet penjualan resmi Keterangan : Sam = Samsung BB = BlackBerry Moto = Motorola SE = Sony Ericsson ex = exian 0,72 0,03 0,04 0,05-0,20 0,41-0,18 0,07 Untuk mengetahui posisi nilai sikap konsumen, maka perlu diketahui terlebih dahulu nilai sikap maksimum ( maks). ilai sikap maksimum ( maks) diperoleh dengan mengalikan nilai evaluasi ( ) dengan nilai keyakinan ideal, yaitu +2. Total keseluruhan nilai maksimum adalah +25,42. Jadi skala penilaian yang digunakan adalah +25,42 (maksimum) dan -25,42 (minimum). Data selengkapnya mengenai nilai maksimum sikap konsumen (Ao maks) produk handphone dapat dilihat pada Tabel 7.

60 47 Tabel 7. ilai Maksimum Sikap Konsumen (Ao Maks) terhadap Produk Handphone Atribut Produk maks Ao maks Mutu sinyal +2 1,56 3,12 Keragaman fitur/fasilitas +2 1,43 2,86 Fitur yang ditawarkan +2 1,42 2,84 Teknologi yang ditawarkan +2 1,42 2,84 Harga beli +2 1,36 2,72 Garansi yang diberikan +2 1,30 2,60 Kemudahan dalam penggunaan +2 1,27 2,54 Model yang dipasarkan +2 1,13 2,26 Lokasi customer services +2 0,95 1,90 Lokasi outlet penjualan resmi +2 0,87 1,74 Total +25,42 Setelah nilai maksimum sikap konsumen diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah membagi skala penilaian tersebut menjadi beberapa selang. Hal ini dilakukan untuk menentukan kategori setiap merek handphone yang dinilai pada penelitian ini. Rentang nilai (skala) maksimum produk handphone dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rentang ilai (Skala) Maksimum Produk Handphone Skala penilaian Kategori -25,42 sampai -12,71 Sangat tidak baik -12,70 sampai 0 Tidak baik 0 Biasa saja 0 sampai 12,70 Baik 12,71 sampai 25,42 Sangat baik ilai Sikap Konsumen terhadap Beberapa Merek Handphone Tahap berikutnya adalah menentukan nilai sikap konsumen (A o ) dengan menggunakan rumus, yaitu setiap nilai evaluasi (e i ) dikalikan dengan nilai kepercayaan (b i ). pada skala -2 sampai +2, nilai sikap konsumen (A o )tertinggi untuk atribut mutu sinyal adalah +1,62 untuk merek okia, sedangkan nilai terendah adalah merek exian dengan nilai +0,22. Pada atribut keragaman fitur/fasilitas, nilai sikap konsumen (A o ) tertinggi adalah okia dengan nilai +1,73, sedangkan nexian menjadi yang terendah dengan nilai +0,36. Hal ini menunjukan bahwa atribut keragaman fitur/fasilitas okia menjadi yang terbaik dibanding tujuh merek lainnya.

61 48 ilai sikap konsumen (A o ) tertinggi untuk atribut fitur yang ditawarkan diperoleh okia dengan nilai +1,69 dan exian menjadi yang terendah dengan nilai -0,07. Hal ini menunjukan bahwa okia menjadi merek paling baik pada atribut fitur yang ditawarkan dibanding merek lainnya. Pada atribut teknologi yang ditawarkan, nilai tertinggi adalah +1,70 diperoleh okia. exian menjadi yang terendah dengan nilai -0,09. Hal ini menunjukan bahwa okia menjadi merek paling baik pada atribut teknologi yang ditawarkan dibanding merek lainnya. Atribut harga beli dengan nilai tertinggi diperoleh exian dengan nilai +1,25. ilai Sikap konsumen (A o )terendah adalah pada merek Blackberry dengan nilai -0,79. okia menjadi nilai tertinggi ketiga setelah exian dan Motorola (+0,99) dengan nilai +0,97. Hal ini menunjukan bahwa konsumen menilai okia masih kurang baik pada atribut harga beli dibandingkan exian dan Motorola. Atribut selanjutnya yang dinilai konsumen adalah atribut garansi yang diberikan. Pada atribut ini okia memperoleh nilai sikap konsumen (A o ) tertinggi dengan nilai +1,39 dan -0,07 menjadi nilai terendah yang diperoleh exian. Hal ini menunjukan bahwa garansi okia menjadi yang terbaik dibandingkan tujuh merek handphone lainnya. Pada atribut kemudahan dalam penggunaan, nilai sikap tertinggi adalah +1,78 yang diperoleh okia. ilai terendah adalah merek Motorola yang mendapat nilai +0,13. Hal ini menunjukan bahwa okia adalah handphone yang paling mudah digunakan bagi konsumen dibanding merek lainnya. Pada atribut model yang dipasarkan, okia menjadi yang terbaik dengan mendapat nilai tetinggi sebesar +1,29, sedangkan nilai yang terendah adalah exian dengan nilai -0,12. Konsumen menilai okia adalah merek handphone dengan model paling menarik dibandingkan tujuh merek lainnya. Pada atribut lokasi customer service, nilai tertinggi diperoleh okia dengan nilai +0,86. ilai sikap terendah untuk atribut ini adalah exian yang hanya mendapat nilai -0,22. Hal ini menunjukan bahwa lokasi customer service okia adalah yang terbaik dibandingkan tujuh

62 49 merek lainnya. Atribut terakhir yang dinilai adalah lokasi outlet penjualan resmi. ilai tertinggi untuk atribut ini adalah okia dengan nilai +0,63, sedangkan nilai sikap terendah adalah -0,17 untuk merek Motorola. Hal ini menunjukan bahwa lokasi outlet penjualan resmi okia dinilai paling baik disbanding tujuh merek lain yang dinilai konsumen. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, nilai sikap konsumen (A o ) tertinggi adalah merek okia dengan nilai +13,66. Hal ini menunjukan bahwa okia merupakan produk ponsel yang paling disukai konsumen dibandingkan dengan merek lainnya dan termasuk kategori sangat baik. okia unggul pada 9 dari 10 atribut yang dinilai. Satu atribut yang tidak menjadi yang tertinggi pada penilaian adalah atribut harga beli. Sikap Konsumen terhadap Atribut Handphone -1-0,5 0 0,5 1 1,5 2 okia Samsung LG Blackberry Motorola Sony Ericson iphone exian Gambar 15. Sikap Konsumen terhadap Delapan Merek Handphone ilai sikap konsumen (A o ) pada merek Samsung adalah +6,71 dan termasuk kategori baik. Total nilai sikap konsumen (A o ) pada merek

63 50 LG adalah +4,18 (kategori baik), pada merek BlackBerry adalah +5,88 (kategori baik), pada merek Motorola adala +3,45, pada merek Sony Ericsson adalah +8,13, pada merek Apple adalah +6,10 (kategori baik) dan total nilai sikap konsumen (A o ) pada merek exian menjadi yang terendah dengan nilai +2,02 dan termasuk kategori baik. Data selengkapnya mengenai nilai sikap konsumen (A o ) terhadap beberapa merek produk handphone dapat dilihat pada Gambar 15. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Selisih ilai Sikap Konsumen Maksimum (A o Maks) dengan ilai Sikap Konsumen (A o ) Atribut yang perlu menjadi prioritas perbaikan bagi merek okia dan Blackberry adalah harga beli. Dalam hal ini perusahaan harus lebih memperhatikan bahwa konsumen akan menyenangi produk yang mereka miliki kualitas baik dengan harga murah. Pada merek Samsung dan Apple, atribut yang perlu menjadi prioritas perbaikan adalah kemudahan dalam penggunaan. Produsen harus mendesain produk agar mudah dalam penggunaannya oleh konsumen. Tabel 9. Selisih ilai Sikap Konsumen (A o ) Maks dengan ilai Sikap Konsumen (A o ) Atribut Produk Selisih A o Maks dengan A o okia Sam LG BB Moto SE Apple ex Mutu sinyal 1,5 1,95 2,29 1,89 2,29 2,15 2,18 2,9 Keragaman fitur/fasilitas 1,13 1,86 2,25 1,53 2,26 1,73 1,47 2,6 Fitur yang ditawarkan 1,15 2,3 2,5 1,76 2,56 1,59 1,41 2,91 Teknologi yang ditawarkan 1,14 1,83 2,48 1,75 2,37 1,77 1,33 2,93 Harga beli 1,75 2,05 1,84 3,51 1,73 1,9 3,41 1,47 Garansi yang diberikan 1,21 1,82 1,94 1,99 2,08 1,62 1,88 2,67 Kemudahan dalam penggunaan 0,76 2,12 2,4 2,17 2,41 1,96 2,29 1,84 Model yang dipasarkan 0,97 1,47 2,17 1,44 2,23 1,49 1,4 2,38 Lokasi customer services 1,04 1,6 1,66 1,8 2,13 1,7 2,05 2,12 Lokasi outlet penjualan resmi 1,11 1,71 1,71 1,7 1,91 1,38 1,9 1,68 Keterangan : Sam = Samsung BB = BlackBerry Moto = Motorola SE = Sony Ericsson ex = exian Atribut yang perlu menjadi prioritas perbaikan bagi merek LG dan Motorola adalah fitur yang ditawarkan. Fitur-fitur menarik akan

64 51 membuat konsumen lebih memilih membeli ponsel pilihan mereka. Atribut mutu sinyal perlu diperbaiki oleh Sonny Ericcson dan atribut teknologi yang ditawarkan menjadi prioritas perbaikan bagi exian. Data selengkapnya mengenai selisih nilai antara A o Maks dengan A o pada masing-masing merek ponsel dapat dilihat pada Tabel Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian yang dijabarkan pada bagian , maka berikut ini disajikan implikasi manajerial yang perlu dilakukan oleh okia Corporation terkait unsur pemasaran terhadap segmen mahasiswa yang terkait adalah segmenting, targeting, dan positioning (STP) serta bauran pemasaran yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Implikasi manajerial yang direkomendasikan untuk diterapkan oleh okia Corporation adalah sebagai berikut: 1. Segmenting Berdasarkan karakteristik konsumen diketahui bahwa mayoritas pengguna ponsel okia adalah mahasiswa yang bertempat tinggal di rumah sewa (kost), mempunyai klasifikasi pekerjaan sebagai unemployee (tidak bekerja), dengan pengeluaran per bulan antara Rp Rp , dan menghabiskan kurang dari Rp per bulan untuk pulsa, maka okia sebaiknya membidik segmen pasarnya untuk mahasiswa golongan menengah. 2. Targeting Diketahui bahwa rata-rata pengguna ponsel okia adalah mahasiswa yang menggunakan ponsel okia seri 73, 70, E63, dan 5800 express music serta paling sering menggunakan fitur komunikasi suara dan layanan pesan singkat (SMS), maka target pasarnya adalah konsumen dengan aktivitas komunikasi padat dan menyukai gaya hidup yang modernis. 3. Positioning Diketahui bahwa rata-rata pengguna ponsel okia adalah mahasiswa yang tertarik menggunakan okia karena mutunya bagus

65 52 maka positioning sebagai handphone bermutu bagus terus ditingkatkan agar produk okia lebih melekat lagi di benak konsumen. 4. Strategi Promosi Diketahui bahwa mayoritas pengguna ponsel okia adalah mahasiswa yang mendapatkan informasi tentang okia dari iklan di televisi, maka bauran pemasaran yang terkait dengan strategi promosi pada iklan televisi terus ditingkatkan serta memperkuat promosi pada media lain seperti iklan radio, internet, brosur, dan media cetak lainnya agar penyebaran informasi bertambah luas sehingga mendapatkan pangsa pasar yang luas pula. 5. Strategi Produk Berdasarkan analisis metode perbandingan eksponensial diketahui bahwa ada 10 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk ponsel. Atribut yang terkait dengan produk adalah garansi yang diberikan, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. Berdasarkan hasil analisis Fishbein, atribut yang dianggap paling penting bagi konsumen dalam memilih produk ponsel adalah mutu sinyal. Mutu sinyal merupakan unsur yang penting karena ponsel merupakan produk konsumsi sehingga konsumen akan lebih teliti dalam memilih produk. Mutu sinyal ponsel dipengaruhi oleh kecanggihan teknologi yang digunakan dalam proses produksi sehingga kualitas teknologi perlu ditingkatkan. Atribut produk yang dapat dikembangkan strategi bundling atau kerjasama dengan provider tertentu sebagai kartu SIM yang dijadikan satu paket dengan penjualan okia. Selain itu teknologi dual SIM atau satu ponsel dapat digunakan oleh dua jenis kartu SIM yang berbeda pada ponsel menjadi nilai tambah bagi keunggulan ponsel okia. Sejauh ini, okia tidak berani menerapkan fitur dual SIM pada ponsel mereka seperti yang sudah dilakukan oleh para pesaingnya terutama ponsel China.

66 53 6. Strategi Tempat Berdasarkan analisis metode perbandingan eksponensial atribut yang terkait dengan tempat adalah lokasi customer services dan lokasi outlet penjualan resmi. Berdasarkan hasil analisis Fishbein, kedua atribut ini merupakan prioritas terakhir bagi konsumen dalam menentukan produk. okia Corporation harus mengoptimalkan kedua atribut ini sebagai sarana pemasaran dan layanan pasca penjualan terhadap konsumen. Hal yang bisa dilakukan adalah memperkuat akses konsumen terhadap kedua tempat ini. Konsumen akan memilih lokasi outlet penjualan resmi terdekat untuk membeli produk ponsel mereka. 7. Strategi Harga Atribut yang terkait dengan harga adalah harga beli konsumen. Berdasarkan perhitungan tingkat kepercayaan terhadap atribut ponsel, harga beli okia merupakan satu-satunya atribut yang tidak dipercaya dapat dijangkau oleh responden dibandingkan dengan 9 atribut yang lain. Responden lebih percaya bahwa exian adalah merek ponsel dengan harga beli yang paling terjangkau. Hal ini menjadi evaluasi bagi okia Corporation agar bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan industri teknologi telekomunikasi untuk bisa memperbaiki atribut harganya. Caranya adalah dengan membuat strategi penentuan harga yang tepat. Menurut Tjiptono (2008), dalam penetapan strategi produk yang sudah mapan, ada dua faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produknya yang sudah ada di pasar yaitu: 1) Adanya perubahan lingkungan dalam pemasaran, misalnya ada pesaing besar yang menurunkan harganya. 2) Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadi perubahan selera konsumen. Dalam melakukan penilaian kembali terhadap strategi penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan memiliki tiga altenatif strategi, yaitu mempertahankan harga, menurunkan harga, dan menaikkan harga. Strategi mempertahankan harga dilaksanakan dengan tujuan

67 54 mempertahankan posisi dalam pasar (misalnya pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan) dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat. Ada beberapa persyaratan atau kondisi yang sesuai untuk menerapkan strategi ini, diantaranya: 1) Pasar yang dilayani perusahaan tidak terpengaruh oleh perubahan lingkungan. 2) Ada ketidakpastian berkaitan dengan reaksi pelanggan dan pesaing terhadap perubahan harga. 3) Image masyarakat terhadap perusahaan dapat ditingkatkan dengan merespon pendapat publik untuk mempertahankan harga. Melalui strategi mempertahankan harga, perusahaan berharap akan memperoleh hasil berupa semakin baiknya image masyarakat terhadap perusahaan. Strategi penurunan harga tidak cocok diterapkan oleh okia karena menurut Tjiptono (2008), kondisi ini akan merugikan perusahaan apabila ingin menciptakan image produk yang berkualitas tinggi seperti yang dijabarkan diatas.sedangkan strategi menaikkan harga tidak baik diterapkan oleh okia karena mensyaratkan ketika kondisi keuangan egara sedang inflasi yang bertolakbelakang dengan kondisi Indonesia saat ini. Sehingga, strategi mempertahankan harga merupakan pilihan yang tepat diterapkan oleh okia.

68 55 KESIMPULA DA SARA 1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1) Berdasarkan karakteristik konsumen, diketahui bahwa mayoritas pengguna handphone okia adalah mahasiswa laki-laki berusia antara tahun, bertempat tinggal di rumah sewa (kost), mempunyai klasifikasi pekerjaan sebagai unemployee (tidak bekerja), dengan pengeluaran per bulan antara Rp Rp , menghabiskan kurang dari Rp per bulan untuk pulsa, menggunakan handphone okia seri 73, mendapatkan informasi tentang okia dari iklan di televisi, tertarik menggunakan okia karena mutunya bagus dan paling sering menggunakan fitur komunikasi suara dan layanan pesan singkat (SMS). 2) Berdasarkan analisis metode perbandingan eksponensial, ada 10 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli handphone okia, yaitu garansi yang diberikan, harga beli, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi customer service, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. 3) Berdasarkan analisis multiatribut Fishbein, atribut produk handphone yang dianggap paling penting adalah mutu sinyal. Atribut yang dianggap paling tidak penting adalah lokasi outlet penjualan resmi. Berdasarkan perhitungan tingkat kepercayaan terhadap atribut handphone, okia merupakan merek yang paling dipercaya sesuai dengan harapan responden pada sembilan atribut dengan skor tertinggi yaitu garansi yang diberikan, fitur yang ditawarkan, model yang dipasarkan, teknologi yang ditawarkan, kemudahan dalam penggunaan, lokasi customer service, lokasi outlet penjualan resmi, mutu sinyal, dan keragaman fitur/fasilitas. Harga beli okia merupakan atribut yang tidak dipercaya dapat dijangkau oleh responden. Responden lebih percaya bahwa exian adalah merek handphone dengan harga beli yang paling terjangkau. Berdasarkan

69 56 perhitungan analisis sikap menggunakan rumus Fishbein, okia merupakan handphone yang dinilai paling baik dari pada tujuh merek lain karena memiliki skor paling tinggi dan berada pada kategori sangat baik. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan, maka saran bagi okia Corporation antara lain: 1) Mempertahankan mutu produk untuk memperkuat positioning okia. 2) Membuat strategi pemasaran pada outlet penjualan resmi agar bisa bersaing di tengah persaingan di industri teknologi komunikasi sesuai dengan karakteristik konsumen yang telah didapatkan dari hasil penelitian ini. 3) Terus meningkatkan pelayanan terhadap konsumen pada customer service okia baik yang berada di pusat maupun di gerai customer service cabang.

70 57 DAFTAR PUSTAKA Bataviase HP Cina Akan Merajai Penjualan pada [21 Mei 2010] Chip Pertumbuhan Blackberry di Indonesia. [21 Mei 2010] Engel, J.F., Blackwell, R.D., Miniard, P.W Perilaku Konsumen. Edisi Keenam. Jakarta. Binarupa Aksara. Fauzi, A okia Masih Rajai Penjualan Ponsel. [21 Mei 2010] Firman, Muhammad dan Chandrataruna, Muhammad okia dan Samsung masih pimpin pasar diikuti exian dan Sony Ericsson serta HT Mobile. [9 Agustus 2010] Haryanti, R Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Terhadap Handphone Sony Ericsson (Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor). Skripsi pada departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kotler, P. dan Garry Amstrong Dasar-Dasar Pemasaran, jilid 1 (terjemahan). Jakarta. Indeks. Kotler, P. dan Garry Amstrong Manajemen pemasaran. Edisi millennium. Jilid 1 dan jilid 2. Terjemahan oleh Drs. Benjamin Molan. PT. Prenhallindo. Jakarta. Kristian Hitung-hitungan 2007: Laba okia & Peta Ponsel Dunia. okiaweblog.com. [21 Mei 2010] Lovelock, Christoper H., Wright Lauren K Manajemen pemasaran jasa, cetakan kedua. Jakarta. Indeks. Lutfiyah, U Persepsi dan Perilaku Remaja dalam Penggunaan Ponsel (Kasus : Remaja SMA Kornita Bogor). Skripsi pada program studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Maholtra,. K Riset Pemasaran Pendekatan Terapan (edisi keempat). Jakarta. Indeks. Marimin Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta. Grasindo.

71 58 Ma arif, M.S. dan Tanjung, Hendri Teknik-Teknik Kuantitatif untuk Manajemen. Jakarta. Grasindo. Mulyandari Sikap dan Perilaku Mahasiswa Terhadap Penggunaan Ponsel (Kasus : Mahasiswa Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor). Skripsi pada departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sinaga, R Menilik Dampak ACFTA Pada Pasar Ponsel. [21 Mei 2010] Sumarwan, U Perilaku konsumen, teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor. Ghalia Indonesia. Suryadhi, A okia Kuasai Asia Tenggara, iphone Menguntit. [21 Mei 2010] Suryadhi, A okia Tergerus, LG dan Samsung Berjaya. [21 Mei 2010] Tjiptono, F Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Penerbit ADI. Umar, H Metode Riset Perilaku Konsumen dan Jasa. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta. Wikipedia Telepon selular. [20 Mei 2010]. Wikipedia Telepon pintar (Smartphone). [7 Agustus 2010.

72 LAMPIRA 59

73 60 Lampiran 1. Contoh Kuesioner untuk identifikasi atribut dan merek KUESIOER PEELITIA AALISIS FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PREFERESI KOSUME PRODUK HADPHOE MEREK OKIA (Studi Kasus Konsumen OKIA Mahasiswa S1 IPB) Bapak/Ibu/saudara/i yang terhormat, Saya bernama Abdul Majid (H ), Mahasiswa Program Sarjana Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul AALISIS FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PREFERESI KOSUME PRODUK HADPHOE MEREK OKIA (Studi Kasus Konsumen OKIA Mahasiswa S1 IPB). Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/saudara/I untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar agar informasi yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapainya hasil yang diinginkan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas perhatian Bapak/Ibu/saudara/i saya ucapkan terima kasih. BAGIA 1 ama : o.hp : Pekerjaan : I. Metode Perbandingan Eksponensial Petunjuk pengisian : Tulis skor yang paling sesuai pada tiap alternative atribut yang tersedia. Pada kriteria tingkat kepentingan atribut terhadap preferensi konsumen produk Handphone nilai skor berkisar antara 1-9 Sangat tidak penting sangat penting Pada kriteria pengaruh atribut terhadap pembelian Handphone nilai skor berkisar antara 1-9 Sangat tidak berpengaruh sangat berpengaruh

74 61 Lanjutan Lampiran 1 ilai bobot berkisar antara 1-9 dengan membandingkan derajat kepentingan setiap criteria. Sangat tidak penting sangat penting o. Alternatif Atribut HP 1 Harga beli 2 Lokasi outlet penjualan resmi 3 Promosi yang dilakukan 4 Fitur yang ditawarkan 5 Model yang dipasarkan 6 Lokasi customer services 7 Diskon yang diberikan 8 Garansi yang diberikan 9 Teknologi yang ditawarkan 10 Harga jual kembali 11 Bobot produk 12 Keragaman tipe produk 13 Daya tahan baterai 14 Warna 15 Ukuran layar monitor 16 Mutu sinyal 17 Kemudahan dalam penggunaan 18 Keragaman fitur/fasilitas BOBOT KRITERIA Tingkat kepentingan atribut terhadap preferrensi kosumen (Kriteria 1) Kriteria Pengaruh atribut terhadap pembelian (Kriteria 2) BAGIA II Identifikasi Merek Manakah diantara merek HP berikut ini yang anda kenal? (jawaban boleh lebih dari satu) okia Sony Ericsson Motorola LG Blackberry Samsung Huawei Diga Lexus Mobile Asia-Phone XP Mobile Bold Mobile SkyBee Blueberry exian HTC Hi-Tech Fujitsu D-One Mito Taxco i-mobile ti-phone B-World General Electric Apple Ivio SPC

75 62 Lanjutan Lampiran 1 Philips IMO Startech Micxon Venera ZTE K-Touch BenQ-Siemens Maxon HP Qtek I-mate Alcatel Amoi MY-G Mitsubishi Palm Dopod EC O2 Asus Panasonic Kozi Pantech Sewon Sharp Haier Toshiba Sanex Eten Vertu Beyond Kanselir Vitell Virtu V Startech Audiovox Kyocera G-star Techno Titan excom Maxtron Asiafone etouch Tiger Bluedio lainnya

76 63 Lampiran 2. Contoh kuesioner untuk identifikasi konsumen dan analisis sikap Fakultas/angkt. : KUESIOER PEELITIA AALISIS FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PREFERESI KOSUME PRODUK HADPHOE MEREK OKIA (Studi Kasus Konsumen OKIA Mahasiswa S1 IPB) Bapak/Ibu/saudara/i yang terhormat, Saya bernama Abdul Majid (H ), Mahasiswa Program Sarjana Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul AALISIS FAKTOR YAG MEMPEGARUHI PREFERESI KOSUME PRODUK HADPHOE MEREK OKIA (Studi Kasus Konsumen OKIA Mahasiswa S1 IPB). Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/saudara/I untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar agar informasi yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapainya hasil yang diinginkan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas perhatian Bapak/Ibu/saudara/i saya ucapkan terima kasih. BAGIA 1 A. Screening Petunjuk: berilah tanda silang (X) pada setiap pilihan jawaban ini sesuai keadaan anda 1. Apakah anda pengguna HP okia? (a) Ya. Lanjut ke pertanyaan no.2 (b) Tidak. Stop, terimakasih 2. Apakah anda menggunakan HP okia selama (minimal) 6 bulan? a) Ya. Lanjut ke pertanyaan bagian II dan seterusnya. b) Tidak. Stop, terimakasih B. Karakteristik responden

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi semakin berkembang pesat. Beberapa vendor besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Research In Motion (RIM), LG dan Motorola terus merilis produk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Telepon Selular (PONSEL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Telepon Selular (PONSEL) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telepon Selular (PONSEL) Telepon genggam sering disebut handphone (disingkat HP) atau disebut pula sebagai telepon selular (disingkat ponsel) adalah perangkat telekomunikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Saat ini diprediksi lebih dari 1 miliar lebih unit ponsel yang beredar secara global. Dari angka itu jumlah pemakai Nokia menguasai 36,4% market share ponsel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu aspek manajemen yang paling penting dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Nokia Corporation Nokia Corporation pertama kali beroperasi pada awal tahun 1980 sebagai pemimpin dalam komunikasi mobile di Asia Pasifik. Sejak berdiri telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alat komunikasi yang paling banyak digunakan masyarakat saat ini adalah telepon genggam atau lebih dikenal dengan handphone. Bagi sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan. informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan. informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat membuat keberadaan telekomunikasi sebagai media penghubung menjadi sangat penting bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI Oleh PUJI NURYADIN H24076096 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengeluarkan produk-produk terbaru mereka yang berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengeluarkan produk-produk terbaru mereka yang berkualitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi merupakan salah satu industri terbesar yang mempunyai perkembangan sangat pesat dan memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT SIM CARD MEREK SIMPATI DAN MENTARI. Oleh FEBRIANTO KURNIAWAN H

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT SIM CARD MEREK SIMPATI DAN MENTARI. Oleh FEBRIANTO KURNIAWAN H ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT SIM CARD MEREK SIMPATI DAN MENTARI (KASUS MAHASISWA STRATA SATU INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh FEBRIANTO KURNIAWAN H24102107 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi yang pesat membuat pola hidup orang berubah. Kebutuhan komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan bahkan sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari perkembangan teknologi semakin canggih, terbukti bermunculan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari perkembangan teknologi semakin canggih, terbukti bermunculan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari perkembangan teknologi semakin canggih, terbukti bermunculan gadget yang beraneka ragam yang menawarkan berbagai fitur canggih. Beberapa tahun silam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai macam produk baru bermunculan mengikuti arus kebutuhan persaingan pasar. Produk yang baru lahir biasanya lebih mengutamakan daya tarik untuk merebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya telepon genggam atau yang biasa kita sebut handphone. Telepon

BAB I PENDAHULUAN. khususnya telepon genggam atau yang biasa kita sebut handphone. Telepon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang makin dinamis membuat manusia sudah tidak dapat lagi dipisahkan dengan teknologi, khususnya dalam hal komunikasi. Seringkali manusia

Lebih terperinci

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh FEZZI UKTOLSEJA H24102038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan telekomunikasi diawali dengan adanya penemuan telepon konvensional oleh Alexander Graham Bell tahun 1876. Dengan adanya penemuan ini maka telepon

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan alat komunikasi pada saat ini sangatlah penting bagi masyarakat, begitupun untuk para pembisnis. alat komunikasi ini adalah senjata pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis handphone Global System For Mobile Communication (GSM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Kebutuhan tersebut mengakibatkan meningkatnya kebutuhan layanan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, khususnya dalam dunia telepon seluler atau yang di kenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, khususnya dalam dunia telepon seluler atau yang di kenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia pertelekomunikasian sangat pesat terjadi dalam 10 tahun terakhir, khususnya dalam dunia telepon seluler atau yang di kenal dengan sebutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman, sehingga semakin berkembanglah dunia perdagangan dan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi berbagai aspek, salah satu di antaranya adalah perkembangan alat

BAB I PENDAHULUAN. meliputi berbagai aspek, salah satu di antaranya adalah perkembangan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan teknologi, informasi, dan komunikasi semakin menunjukkan perkembangan yang signifikan. Perkembangannya meliputi berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) Oleh KUSUMANINGRUM FATIMAH H24101049 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern seperti saat ini, terjadi persaingan bisnis yang sangat ketat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Para pelaku industri telekomunikasi tak terelakan lagi akan menghadapi tantangan bisnis yang semakin ketat pada saat ini dan tahun-tahun mendatang. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, selama peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dalam lima tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dalam lima tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dalam lima tahun terakhir ini berkembang sangat pesat, berdampak semakin tingginya persaingan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Handphone merupakan salah satu alat komunikasi praktis yang sangat dibutuhkan oleh setiap konsumen. Saat ini hampir setiap orang memiliki handphone, mulai dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Smartphone

II. TINJAUAN PUSTAKA Smartphone 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Smartphone Alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar (smartphone) menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan telepon pintar mendukung sepenuhnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi seperti sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut memunculkan persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin serba canggih mendorong setiap pelaku individu untuk mengikuti perkembangan zaman tersebut terutama di sektor teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modernisasi yang penuh dengan kemajuan teknologi saat ini, komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat, khususnya anak muda dimana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Hal ini BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dunia usaha yang tidak lepas dari persaingan saat ini, menuntut perusahaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Hal ini memacu para pengusaha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008), mendefinisikan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi komunikasi saja tetapi juga dapat mengakses situs internet. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. fungsi komunikasi saja tetapi juga dapat mengakses situs internet. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era perkembangan teknologi ini ponsel tidak sekedar memiliki fungsi komunikasi saja tetapi juga dapat mengakses situs internet. Dalam kaitannya dengan perekonomian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan cara berkomunikasi menjadi lebih efisien dan hemat waktu.

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan cara berkomunikasi menjadi lebih efisien dan hemat waktu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk melakukan hubungan dengan sesamanya. Komunikasi dapat dilakukan melalui berbagai cara dan media.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara lain membentuk identitas produk melalui merek. Selama dekade

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara lain membentuk identitas produk melalui merek. Selama dekade BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan persaingan dunia usaha semakin meningkat. Keberhasilan dalam persaingan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Merek yang baik adalah merek yang dapat membedakan dirinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi suatu produk barang ataupun jasa, karena merek dapat menjadi keunggulan bersaing bagi perusahaan. Merek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi di negara ini, banyak muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perushaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perushaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang tidak lepas dari persaingan saat ini, menuntut perushaan untuk kreatif dan berinovasi agar dapat bertahan. Hal ini memacu para

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian penerapan model dss untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk telekomunikasi ini secara garis besar akan dijelaskan dalam dua bagian

Lebih terperinci

Oleh ELLA RAHMANIA H

Oleh ELLA RAHMANIA H ANALISIS PERILAKU DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERFORMANCE RESTORAN PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat psikogenetik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen akan kebutuhan sarana telekomunikasi yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen akan kebutuhan sarana telekomunikasi yang semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi global yang semakin pesat membuat setiap orang dituntut untuk bisa beradaptasi. Tidak sedikit teknologi baru muncul untuk melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berpindah dari satu merek ke

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesempatan bagi konsumen untuk berpindah dari satu merek ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Dalam era global seperti sekarang ini perdagangan bebas berkembang dengan pesat tanpa mengenal batasan wilayah maupun Negara. Hal itu menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah dan berkembang sejalan dengan semakin pesatnya globalisasi yang menjalar ke semua sektor kehidupan. Perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merasa bangga apabila menggunakan ponsel dengan teknologi terkini. merupakan komputer kecil yangmempunyai kemampuan sebuah ponsel

BAB 1 PENDAHULUAN. merasa bangga apabila menggunakan ponsel dengan teknologi terkini. merupakan komputer kecil yangmempunyai kemampuan sebuah ponsel BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Teknologi komunikasi dan informasi berkembang sangat pesat. Handphone ponsel merupakan salah satu contoh akan hal ini. Ponsel tidak lagi hanya berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era perkembangan telekomunikasi virtual saat ini, perubahan yang besar terjadi dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah perubahan dibidang bisnis dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan pemakai telepon selular di Indonesia untuk kategori smartphone semakin mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Pada tahun 2010 tercatat sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER IM3 (Studi kasus : Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER IM3 (Studi kasus : Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor) ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER IM3 (Studi kasus : Mahasiswa Program Strata-1 Institut Pertanian Bogor) Oleh : NINA MELATI PUTRI H24051392 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya teknologi berdampak pada peningkatan penggunaan alat komunikasi. Masyarakat cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gaya hidup going mobile, dimana seseorang ingin menghubungi dan dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu kebutuhan yang wajib

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP HALAMAN PERSETUJUAN JUDUL SKRIPSI :ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PILIHAN PAKET-PAKET ISI ULANG PULSA IM3 PT. INDOSAT, Tbk DI SURABAYA. Nama Mahasiswa : Nurul Mudjarwati NPM. : 0642010109 Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI, DESAIN PRODUK, DAN FITUR PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMARTPHONE MERK OPPO DI KEDIRI ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PROMOSI, DESAIN PRODUK, DAN FITUR PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMARTPHONE MERK OPPO DI KEDIRI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PROMOSI, DESAIN PRODUK, DAN FITUR PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMARTPHONE MERK OPPO DI KEDIRI ARTIKEL ILMIAH oleh: DEWI APRILINA NPM. 12.1.02.02.0013 PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia usaha. Adanya kemajuan teknologi menuntut banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pada dunia usaha. Adanya kemajuan teknologi menuntut banyak perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang semakin berkembang membawa dampak pada dunia usaha. Adanya kemajuan teknologi menuntut banyak perusahaan untuk selalu bersaing dalam peningkatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju dan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat pada masa ini juga berdampak pada perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Contohnya handphone merek Blackberry. Dengan segala. keunggulan yang dipunyai oleh Blackberry, handphone ini siap menyerbu

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Contohnya handphone merek Blackberry. Dengan segala. keunggulan yang dipunyai oleh Blackberry, handphone ini siap menyerbu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era yang semakin berkembang ini teknologi-teknologi semakin canggih. Terutama produk handphone yang semakin berkembang dengan pesat. Contohnya handphone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon seluler (Ponsel) semakin marak dewasa ini. Bahkan anak SD tidak jarang yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini yang mana perkembangan teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini yang mana perkembangan teknologi semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini yang mana perkembangan teknologi semakin berkembang pada dunia telekomunikasi khususnya produsen telepon selular, berlomba-lomba menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Dengan semakin ketatnya persaingan yang ada membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat dalam teknologi informasi, pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang mampu memberikan kemudahan-kemudahan bagi manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian Smartphone 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian Smartphone 1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Pengertian Smartphone Smartphone adalah perangkat yang memungkinkan Anda melakukan panggilan telepon, sekaligus memiliki fitur yang di masa lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Misalnya seperti mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Misalnya seperti mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencapai kesuksesan perusahaan harus memenuhi syarat yang harus dipenuhi agar dapat mencapai sukses dalam persaingan. Misalnya seperti mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Dengan semakin ketat dan kompleksnya persaingan, maka banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang berbasis telekomunikasi. Ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Seiring dengan hal tersebut manusia sebagai pemakai (user), teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Seiring dengan hal tersebut manusia sebagai pemakai (user), teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang banyak menjadi perhatian pada zaman sekarang ini. Bahkan istilah teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ROSI ANRAYANI H24050175 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat banyak orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat banyak orang tertarik untuk memiliki sebuah alat yang mampu memenuhi kebutuhannya dalam membantu terjalinnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Dinamika persaingan bisnis di dunia telekomunikasi yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi. Dinamika persaingan bisnis di dunia telekomunikasi yang semakin ketat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar perusahaan penyedia alat komunikasi (telepon selular) di Indonesia tumbuh semakin pesat bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang dengan pesat membuat setiap individu terdorong untuk memiliki alat yang mampu memenuhin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer dengan menggunakan internet, salah satunya menggunakan Periklanan

BAB I PENDAHULUAN. komputer dengan menggunakan internet, salah satunya menggunakan Periklanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era persaingan teknologi sekarang, perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap perusahaan dekat dengan konsumen meskipun melalui media elektronik.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT)

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT) ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT) Oleh HENDRA BUDIMAN H24103069 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang berkembang dengan pesat membuat setiap individu terdorong untuk memiliki sebuah alat yang mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri dan trend bagi masyarakat saat ini. Dewasa ini handphone

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri dan trend bagi masyarakat saat ini. Dewasa ini handphone 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Bahkan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi ciri dan trend

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melanda sendi-sendi kehidupan manusia, dimana penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. melanda sendi-sendi kehidupan manusia, dimana penggunaan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi telekomunikasi tidak hanya menjadi instrumen peningkatan efektifitas dan efisiensi bisnis tetapi juga telah menjadi area

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju ini dampak perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi semakin

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN JASA ( STUDI KASUS SUPER M FITNESS CENTRE JAKARTA TIMUR)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN JASA ( STUDI KASUS SUPER M FITNESS CENTRE JAKARTA TIMUR) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN JASA ( STUDI KASUS SUPER M FITNESS CENTRE JAKARTA TIMUR) Oleh NAWANG AFIANA H24102041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan handphone atau ponsel. Smartphone yang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan handphone atau ponsel. Smartphone yang merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dari tahun ke tahun semakin lama semakin canggih. Industri telekomunikasi seluler merupakan industri yang sangat diperhatikan masyarakat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan di bidang teknologi dan informasi telah berkembang secara pesat. Dunia semakin matang memasuki era teknologi mutakhir baik di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penyampaian informasi dari pihak satu ke pihak yang lain. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penyampaian informasi dari pihak satu ke pihak yang lain. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Teknologi yang berkembang pesat sekarang ini tentunya dapat mempermudah atau memaksimalkan penyampaian informasi dari pihak satu ke pihak yang lain. Salah satu teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, faktor sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor tersebut harus. konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, faktor sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor tersebut harus. konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan berbagai kebutuhan hidup yang terus meningkat membuat manusia akan cenderung mencari segala sesuatu yang dapat membantu untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan dalam pasar. Perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kreativitas dan inovasi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berbeda dari pada produk-produk sebelumnya, seperti Blackberry,

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berbeda dari pada produk-produk sebelumnya, seperti Blackberry, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini suatu kebutuhan akan komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat. Kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini, intensitas persaingan berskala global menuntut pergeseran dasar dalam dunia bisnis. Semua sektor industri dihadapkan dengan aroma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki milienium baru di era globalisasi ini, produsen dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki milienium baru di era globalisasi ini, produsen dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki milienium baru di era globalisasi ini, produsen dihadapkan pada persaingan untuk meraih dominasi merek. Merek menjadi faktor penting dalam persaingan dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Oleh karena itu, keadaan ini akan mengakibatkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. smartphone telah menjadi kebutuhan gaya hidup yang dianggap penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. smartphone telah menjadi kebutuhan gaya hidup yang dianggap penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Smartphone merupakan salah satu kebutuhan masyarakat modern saat ini yang akan menunjang aktifitasnya. Kebutuhan ini begitu diperhatikan oleh perusahaan elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, media komunikasi kini berkembang semakin pesat. Salah satu media komunikasi yang terus berkembang dan semakin canggih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era modern saat ini, telepon selular (celullar phone) atau ponsel telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan ponsel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut

Lebih terperinci