BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT."

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia. A. Penerapan Pembiayaan Istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia Berikut ini merupakan yang menjadi ketemuan pelaksanaan dari pembiayaan yang terdapat pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah : Kasus 1 : 1) Perhitungan pembiayaan Istishna Pencatatan akuntansi pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai penjual (shani ) : Bpk. Abdullah memiliki yayasan pendidikan Islam Al-Ijtihad dari mulai tingkat TK hingga SMP. Sehubungan dengan meningkatnya peminat sekolah tersebut YPI Al-Ijtihad mengajukan permohonan untuk melakukan penambahn beberapa kelas dan disepakati oleh Bank Muamalat. Kemudian Bank Muamalat melakukan akad kedua (Istishna paralel) dengan PT. Cemerlang yang berfokus pada pembangunan khususnya perumahan, bangunan sekolah dan perkantoran. Pada kasus ini PT. Cemerlang telah

2 menyepakati akad istishna paralel dengan Bank Muamalat Indonesia dengan data-data speksifikasinya sebagai berikut : Tabel 4.1 Data nasabah dan spesifikasi proyek / usaha / barang / jasa (Mashmi ) Nama Nasabah : Bpk. Abdullah Jenis Pembiayaan : Jual beli Istishna untuk ruang kelas Nama Barang : Lokal kelas Kegunaan : Ruang kelas Jumlah : 10 kelas (2 lt\) Luas Bangunan : 400m 2 Spesifikasi : 6 x 9 m, dinding bata merah, atap genteng, kerangka kayu meranti super Plafond : Rp Jangka Waktu : 20 bulan Margin : 20% p.a Biaya Administrasi : Rp ,- (Rp x 1 %) Penagihan : Tanggal 5 setiap bulan

3 Pembayara : Tanggal 16 setiap bulan Pengikat : Notaris Sumber : Bank Muamalat Pembayaran : dilakukan setelah serah terima kelas dan diangsur selama jangka waktu 2 tahun. 2) Pencatatan dan Penjumlahan Akuntansi Pembiayaan Istishna Dari transaksi diatas, maka pencatatannya adalah sebagai berikut : a. Pada saat pengeluaran biaya sebelum akad. Beban Istishna Kas Rp Rp b. Penandatanganan kontrak pembiayaan istishna antara pihak bank dan nasabah dikenakan biaya sebesar Rp , Biaya Istishna Rp Beban Istishna yang ditangguhkan Rp c. Saat Bank Syariah menerima tagihan dari kontraktor Aktiva Istishna dalam penyelesaian Hutang Istishna Rp Rp d. Sesuai dari informasi diatas, pada tahap pertama PT. Cemerlang mengeluarkan biaya sebesar Rp ,- pada tahap pertama, Rp ,- pada tahap kedua, dan Rp ,- pada tahap ketiga. Berdasarkan informasi tersebut maka perhitungan pendapatan berdasarkan metode penyelesaian adalah sebagai berikut :

4 Tabel 4.2 Perhitungan Pendapatan Istishna Tahap pertama Tahap kedua Tahap ketiga Persentase Penyelesaian 200/800 x 10% = 2,5 % 400/800 x 50% = 25 % 200/800 x 75% = 18,7 % Pencatatan Penerimaan Harga ke Pembeli Akhir Pendapatan istishna yang Diakui (Margin / Keuntungan Istishna ) 390jt x 2,5% = Rp jt x 2,5% = Rp jt x 25% = Rp jt x 25% = Rp jt x 18,7% = Rp jt x 18,7% = Rp Sumber : Data yang telah diolah penulis Atas perhitungan pendapatan istishna yang diakui selama transaksi istishna, maka jurnal yang dibuat oleh PT. Cemerlang adalah sebagai berikut : e. Jurnal Pendapatan yang diakui oleh Bank Muamalat Indonesia. Tabel 4.3 Jurnal Pendapatan Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Biaya Perolehan Istishna (Harga Pokok Istishna ) Rp Rp Rp

5 Db. Aktiva Istishna dalam Penyelesaian Kr. Pendapatan Istishna (Nilai Kontrak Istishna ) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Data yang telah diolah peneliti f. Pada saat bank syariah memberikan tagihan kepada pembeli. Tabel 4.4 Jurnal Piutang Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Istishna Piutang Rp Rp Rp Kr. Istishna Termin Rp Rp Rp Sumber : Data yang telah diolah penulis g. Termin Istishna sebagai contra account dari asset istishna dalam penyelesaian. Tabel 4.5 Jurnal Termin Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Istishna Termin Rp Rp Rp Kr. Istishna Asset dalam Rp Rp Rp

6 Penyelesaian Sumber : Data yang telah diolah penulis h. Pada saat bank syariah mencatat keuntungan karena pembayaran angsuran yang dilakukan pembeli akhir Tabel 4.6 Jurnal Keuntungan Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Piutang Istishna Rp Rp Rp Kr. Istishna Pendapatan Rp Rp Rp Sumber : Data yang telah diolah penulis i. Pada saat Bank Muamalat membayar tagihan dari Kontraktor. Jurnal membayar hutang Istishna Persediaan Kas Rp Rp j. Pada saat Bank Muamalat menerima aktiva istishna dari Kontraktor. Jurnal Penerimaan Aktiva Istishna Persediaan Kas Rp Rp

7 k. Saat bank syariah menerima pembayaran dari pembeli akhir. Tabel 4.7 Jurnal Penerimaan Piutang Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Kas Rp Rp Rp Kr. Istishna Piutang Rp Rp Rp Sumber : Data yang telah diolah penulis l. Pencatatan oleh bank pada saat penerimaan keuntungan karena pembayaran yang dillakukan secara angsuran oleh pembeli akhir. Tabel 4.8 Jurnal Penerimaan Keuntungan Istishna Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga Db. Pendapatan Istishna Tangguh Rp Rp Rp Kr. Istishna Pendapatan Rp Rp Rp Sumber : Data yang telah diolah penulis Pada pencatatan akuntansi diatas, PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengakui pembiayaan istishna sebesar Rp sebagaimana diatur dalam PSAK No Bahwa dalam kasus tersebut PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah mengakui pendapatan pembiayaan istishna sebesar total harga komoditas yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir termasuk didalamnya margin keuntungan, pencatatan akuntansi diatas sesuai dengan PSAK No 104 yang menyebutkan pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk

8 margin keuntungan. Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna dalam kasus diatas diakui dengan menggunakan metode persentasi penyelesaian seperti yang diperbolehkan pada PSAK 104. B. Kesesuaian Penerapan Akuntansi Pembiayaan Istishna dengan PSAK No. 104 Setelah memperhatikan bagaimana penerapan mengenai transaksi istishna yang ada di Bank Muamalat Indonesia melalui contoh kasus diatas, penulis akan mencoba menganalisa apakah penerapan pembiayaan istishna yang ada di PT. Bank Muamalat Indonesia tentang pembiayaan istishna telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu PSAK No. 104 mengenai penerapan akuntansi untuk istishna tersebut. Analisa tersebut disesuaikan dengan contoh kasus diatas, berikut ini analisa yang dapat diambil oleh penulis, yaitu : 1) Pencatatan Pengakuan dan Pengukuran a. Pencatatan pada Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa biaya praakad sebagai biaya istishna (disebelah debet) dan mencatat kas sebagai pos lawannya (disebelah kredit) pada saat terjadinya akad istishna. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat terjadinya akad istishna telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 26 pada tahun 2007 yang berisikan tentang biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna jika akad disepakati.

9 b. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa tagihan dari kontraktor dicatat sebagai aktiva istishna dalam penyelesaian (disebelah debet) dan diakui sebagai hutang kepada kontraktor (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat menerima tagihan dari kontraktor telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 30 pada tahun 2007 yang berisikan tentang biaya perolehan istishna parallel diakui sebagai asset istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari produsen atau kontraktor sebesar jumlah tagihan. c. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia melakukan perhitungan margin keuntungan pembuatan barang pesanan sesuai dengan menggunakan metode persentase penyelesaian dan mengakui pendapatan istishna sesuai dengan persentase penyelesaian pada perhitungan metode penyelesaian tersebut. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat melakukan perhitungan persentase penyelesaian dan mengakui pendapatan istishna disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 20 pada tahun 2007 yang berisikan tentang jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu (a) margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila

10 istishna dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian. d. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah disediakan dalam periode yang berjalan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit), bagian margin keuntungan istishna diakui dan ditambahkan kepada asset istishna dalam penyelesaian (disebelah debet), pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan pada periode berjalan dan dicatat disebelah debet oleh Bank Muamalat Indonesia. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui adanya pendapatan istishna, margin keuntungan dan pencatatan harga perolehan, sudah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 18 pada tahun 2007 yang berisikan tentang jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka : (a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna pada periode yang bersangkutan; (b) bagian margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada asset istishna dalam penyelesaian; (c) pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.

11 e. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa jurnal yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat jatuh tempo pembayaran cicilan istishna yaitu diakui sebesar jumlah cicilan yang belum diterima dan diakui sebagai piutang istishna (disebelah debet) dan termin istishna /istishna billing (disebelah kredit) oleh Bank Muamalat Indonesia. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui piutang istishna yang telah jatuh tempo dan disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 23 pada tahun 2007 yang berisikan tentang tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna dan termin istishna (istishna billing) pada pos lawannya. f. Pencatatan Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proposional seseuai dengan jumlah pembayaran dan diakui sebagai pendapatan istishna (disebelah kredit) oleh Bank Muamalat Indonesia. Pencatatan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia pada saat mengakui selisih antara nilai tunai dan nilai akad telah disesuaikan dengan PSAK 104 paragraf 20 pada tahun 2007 yang berisikan tentang jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu (b) selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada

12 saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. 2) Penyajian Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga mengungkapkan piutang istishna berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir. Dan termin istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir. Penyajian yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia dalam pengungkapan kebijakan akuntansi yang ada di Bank telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 43 pada tahun 2007 yang berisikan tentang penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal hal sebagai berikut : (a) piutang istishna yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir; (b) asset istishna dalam penyelesaian sebesar persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna parallel dan kapitalisasi biaya perolehan. 3) Pengungkapan Kebijakan akuntansi yang ada di Bank Muamalat Indonesia juga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, yaitu kebijakan bank dalam pengakuan pendapatan menggunakan margin istishna yang ditangguhkan. Pengungkapan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam hal pengungkapan kebijakan yang ada di bank telah disesuaikan dengan PSAK No. 104 paragraf 45 tahun 2007 yang

13 berisikan tentang penjual mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada : (a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna ; (b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang berjalan. Kasus 2 : Proses pengadaan perumahan untuk korban gempa di Yogyakarta 27 Mei 2006 yang lalu. Yaitu Dompet Dhuafa Republika (DDR) yang berencana membangun beberapa rumah warga korban gempa di wilayah Kabupaten Bantul. DD Republik memilih Bank Muamalat Indonesia. Rencananya akan dibangun sejumlah 500 rumah dengan tipe 21 dengan harga yang disepakati Rp per unit. Adapun persyaratan sebagai berikut : Jangka waktu : 10 bln Total Kontrak : Rp (Sepuluh Milyar Rupiah) Pada tanggal 10 januari 2008 dilakukan kesepakatan dan penandatanganan akad Istishna antara Dompet Dhuafa Republika dan Bank Muamalat Indonesia. Pada tanggal tersebut DD Republika

14 menyerahkan dana tunai sejumlah Rp (Sepuluh milyar Rupiah) kepada Bank Muamalat Indonesia sebagai bentuk komitmen dan kepercayaan DD Republika. Oleh karena itu Bank Muamalat Indonesia tidak memiliki divisi kontraktor, maka segera melakukan kerja sama dengan salah satu kontraktor besar di Kabupaten Bantul yaitu CV. Griya Estetika. Harapannya adalah CV. Griya Estetika akan menggunakan sumber daya lokal sebagai tenaga kerja dalam proses pembangunan tersebut. Pada tanggal 10 Februari 2008 dilakukan kesepakatan antara Bank Muamalat Indonesia dengan CV. Griya Estetika untuk pembagunan 500 rumah tersebut dengan nilai kontrak (Sembilan Milyar Lima Ratus Juta Rupiah). Dalam kesepakatan tersebut dijelaskan bahwa penyerahan rumah-rumah tersebut akan dilakukan dalam dua tahab yaitu : a. Tahap pertama pada tanggal 1 November 2008 sebanyak 300 unit rumah. Kemudian Bank Muamalat Indonesia akan menyerahkan kepada DD Republika pada tanggal 11 November Menurut rencana DD Republika akan menyerahkan kepada 300 keluarga korban gempa pada tanggal 20 november b. Tahap kedua pada tanggal 1 Desember 2008 sebanyak 200 unit rumah. Kemudian Bank Muamalat Indonesia akan menyerahkan kepada DD Republika pada tanggal 11 Desember Menurut DD Republika

15 akan menyerahkan 200 keluarga korban gempa pada tanggal 21 Desember Berdasarkan ilustrasi di atas, maka Bank Muamalat Indonesia kan membuat perlakuan akuntansi (jurnal) sesuai dengan alur transaksi Istishna parallel sebagai berikut: 1. Pada tanggal 10 Januari 2008 BPRS Rizki Ilahi menerima dana dari DD Republika sebesar Rp sebagai pembayaran keseluruhan pesanan 500 unit rumah di wilayah Kabupaten Bantul. Jurnal yang dibuat untuk transaksi tersebut adalah: Kas/Bank Indonesia Rp Hutang Istishna Rp Pada tanggal 10 Februari 2008 Bank Muamalat Indonesia menyerahkan dana kepada CV. Griya Estetika sebesar Rp dalam rangka pemesanan 500 unit rumah atas dasar pesanan DD Republika. Jurnal yang dibuat untuk transaksi tersebut adalah : Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Kas/Bank Indonesia Rp Pada tanggal 1 November 2008 Bank Muamalat Indonesia menerima 300 unit rumah yang dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga nilai persediaan yang diterima adalah Rp (Lima Milyar

16 Tujuh Ratus Juta Rupiah). Diperoleh dari perhitungan 300xRp per unit. Jurnal yang dibuat : Persediaan Istishna Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Pada tanggal 11 November 2008 Bank Muamalat Indonesia menyerahkan 300 unit rumah kepada DD Republika sehingga nilai jual yang diserahkan adalah Rp (Enam Milyar Rupiah). Diperoleh dari perhitungan 300xRp per unit. Jurnal yang dibuat: Hutang Istishna Rp Persediaan Rp Pendapatan Bersih Istishna Rp Atas penyerahan sebagian barang Istishna tersebut Bank Muamalat Indonesia diperkenankan untuk mengikuti pendapatan atau keuntungan Istishna, karena telah memenuhi syarat pengakuan pendapatan sebagaimana ditetapkan dalam PSAK 23 tentang pendapatan yaitu adanya penyerahan barang. Keuntungan Istishna merupakan unsure dari perhitungan distribusi hasil usaha (profit distribution) karena pada transaksi tersebut telah terjadi aliran kas masuk, yaitu dengan harga barang dibayar dimuka.

17 5. Pada tanggal 1 Desember 2008 Bank Muamalat Indonesia menerima 200 unit rumah yang dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga nilai persediaan yang diterima adalah Rp (Tiga Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah). Diperoleh dari perhitungan 200xRp per unit. Jurnal yang dibuat: Persediaan Istishna Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Pada tanggal 21 Desember 2008 Bank Muamalat Indonesia enyerahkan 200 unit rumah kepada DD Republika sehingga nilai jual yang diserahkan adalah rp (empat Milyar Rupiah). Diperoleh dari perhitungan 200xRp per unit. Jurnal yang dibuat : Hutang Istishna Rp Persediaan Rp Pendapatan Bersih Istishna Rp Jika DD Republik menolak menerima rumah-rumah yang dipesan karena tidak sesuai spesifikasi yang disepakati, maka rumah sebagari barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dari harga pokok Istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. Misalnya penurunan nilai (nilai perolehan < nilai wajar) disebabkan kesalahan spesifikasi sebesar Rp (Lima Ratus Juta Rupiah).

18 Kerugian Aktiva Istishna Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Apabila aktiva Istishna yang dipesan Bank Muamalat Indonesia kepada sub-kontraktor Cv. Griya Estetika tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan (Bank Muamalat telah menerima aktiva) oleh pemesan dan Bank Muamalat harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memenuhi spesifikasi. a. Pada saat pengeluaran biaya pemenuhan spesifikasi (misal Rp ) Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Kas Rp b. Pada saat penyelesaian proses pemenuhan spesifikasi Persediaan Istishna Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Berdasarkan prinsip kehati-hatian yang dilakukan oleh, Bank Muamalat Indonesia maka CV. Griya Estetika diminta memberikan garansi senilai Rp catatan akuntansi yang dibuat oleh Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut : a. Pada saat Bank Muamalat Indonesia menerima garansi penyelesaian proyek dari CV. Griya Estetika.

19 Kas Rp Titipan uang garansi Rp b. Pada saat pengembalian uang garansi penyelesaian proyek. Titipan uang garansi Rp Kas Rp Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan CV. Griya Estetika sebagi penjual dan mengakibatkan kerugian bagi, Bank Muamalat Indonesia maka kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang jetuh tempo kepada sub-kontraktor. Jika CV. Griya Estetika terlambat menyelesaikan rumah pesanan sehingga menyebabkan bank mengalami kerugian, maka uang garansi (Rp ) sama dengan kerugian (Rp ) Titipan uang garansi Rp Pendapatan ganti rugi Istishna Rp Jika uang garansi Rp lebih kecil dari kerugian Titipan uang garansi Rp Piutang kepada kontraktor Rp

20 Pendapatan ganti rugi Istishna Rp Jika uang garansi lebih besar dari kerugian Titipan uang garansi Rp Hutang kepada kontraktor Rp Pendapatan ganti rugi Istishna Rp Perlakuan Akuntansi Pembeli (Bank Muamalat Indonesia Sebagai Pembeli) Sebagai contoh, Pt Mitra Sarana Sejahtera (MSS) merupakan kontraktor perumahan terbesar di kota Magelang. PT. MSS berencana membangun perumahan bagi PNS dan Guru di wilayah kota Magelang. PNS dan Guru yang telah mendaftar sebagai calon pembeli rumah sebanyak 500 orang. Mereka tidak memiliki dana tunai untuk membeli rumah dengan tipe 45 sehingga memerlukan jasa Bank Muamalat Indonesia untuk memfasilitasi pembiayaan kepada PNS dan Guru tersebut. Adapun persyaratannya juga sebagai berikut: Harga per unit : Rp Jumlah Rumah : 500 unit Jangka waktu penyerahan : 24 bulan (target Desember 2009)

21 Pembayaran Nasabah : secara cicilan dengan pemotongan gaji selama 60 bulan Rincian angsuran meliputi : pokok Rp Margin Istishna Rp Harga Jual Rp Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Muamalat Indonesia melakukan pemesanan kepada PT. MSS sebagai kontraktor untuk melaksanakan pembangunan perumahan di komplek AKMIL CAWANG sejumlah 500 unit dengan beberapa kesepakatan antara lain: Spesifikasi rumah : sesuai pesanan pembeli akhir (PNS dan Guru) Jumlah rumah : 500 unit Harga per unit : Rp Total Nilai Kontrak :Rp (Enam Puluh Milyar Rupiah) 2009) Jangka waktu penyerahan : 18 bulan (Bulan Januari 2008 s/d Juni Pembayaran : Termin I sebesar Rp Termin II sebesar Rp Termin III sebesar Rp

22 Informasi tambahan : A. Pada bulan ke-12 (Desember 2008), PT MSS berhasil menyelesaikan 350 unit rumah yang dipesan Bank Muamalat Indonesia dan segera diserahkan kepada. Bank Muamalat Indonesia 150 rumah berikutnya direncanakan akan diserahkan pada bulan ke-18 (Juni 2008). B. Pada waktu yang sama rumah tersebut segera diserahkan kepada para pembeli akhir (PNS dan Guru) dengan nomor urutan antrian pembelian rumah Tanggal 2 Januari 2008 telah ditandatangani kesepakatan transaksi Istishna antara Bank Muamalat Indonesia dengan PT. Mitra Sarana Sejahtera sebanyak 500 unit rumah untuk PNS dan Guru di wilayah Komplek Akmil Cawang kota Magelang. Atas kesepakan tersebut, pada tan Bank Muamalat Indonesia tanggal 10 Januari 10 Januari 2008 PT MSS mengirimkan tagihan kepada dan dilakukan pembayaran untuk termin I sebesar Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Rekening PT. MMS Rp Tanggal 30 Juni 2008 Bank Muamalat Indonesia menerima tagihan dan dilakukan pembayaran termin II kepada PT. MSS sebesar Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp

23 Rekening Pt. MSS Rp Tanggal 21 Desember 2008 PT MSS menyerahkan 350 unit rumah yang sudah sipa pakai kepada Bank Muamalat Indonesia dengan nilai persediaan (350xRp = Rp ) Aktiva Istishna Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Tanggal 28 Desember 2008 Bank Muamalat Indonesia menyerahkan 350 unit rumah kepada PNS dan Guru dengan nomor antrian Piutang Istishna Rp Aktiva Istishna Rp Margin Istishna tangguhan Rp Tanggal 22 Pebruari 2009 Bank Muamalat Indonesia menerima tagihan dan dilakukan pembayaran termin III kepada PT. MSS sebesar Rp Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Rekening PT MSS Rp Tanggal 18 Juni 2009 MSS menyerahkan 150 unit rumah yang sudah siap pakai kepada Bank Muamalat Indonesia dengan nilai persediaan (150xRp = Rp ). Aktiva Istishna Rp

24 Aktiva Istishna dalam penyelesaian Rp Tanggal 25 Juni 2009 Bank Muamalat Indonesia menyerahkan 150 unit rumah kepada PNS dan guru dengan nomor antrian Piutang Istishna Rp Aktiva Istishna Rp Margin Istishna Tanguhan Rp Pembayaran angsuran sama dengan jurnal pembayaran angsuran dalam merabahah sebagai berikut: a. Penerimaan scara kas/tunai pembayaran angsuran oleh nasabah sebesar rp perbulan (pokok Rp dan keuntungan Rp ) Rekening Nasabah Rp Piutang Istishna Rp Margin Istishna Tangguhan Rp Pendapatan Istishna Rp b. Pengakuan pendapatan atas angsuran yang tidak diterima (menunggak) yang dilakukan pada akhir bulan. Piutang Istishna Jatuh Tempo Rp Piutang Istishna Rp

25 Margin Istishna Tangguhan Rp Piutang Istishna Rp c. Penerimaan secara kas pembayaran angsuran yang menunggak. Rekening Nasabah Rp Piutang Istishna Jatuh Tempo Rp Penyelesaian Awal Sebagai contoh penyelesaian pembayaran angsuransi Istishna lebih awal dari waktu jatuh tempo maka kasus berikut akan menggambarkan transaksi tersebut. Misalnya dalam catatan administrasi pembiayaan Bank Muamalat Indonesia tercatat bahwa piutang Istishna dari nasabah saudara Ayman adalah sebesar Rp yang jatuh tempo pada tanggal 30 Juni Piutang Istishna tersebut terdiri dari harga pokok barang pesanan Rp dan margin Istishna yang belum direalisasikan sebesar Rp pada tanggal 21 Juni 2008 saudara Ayman melunasi seluruh pembiayaan Istishna nya kepada Bank Muamalat Indonesia lebih cepat 9 hari dari tanggal jatuh tempo). Tas perhitungan terhadap saldo pembiayaan dan kondisi internal Bank Muamalat Indonesia, maka saudara Ayman diberikan potongan pembayaran sebesar Rp berdasarkan informasi tersebut maka : Jika pada saat penyelesaian. Bank Muamalat Indonesia mengurangi piutang dan margin/ pendapatan Istishna. Kas Rp

26 Margin Istishna tangguhan Rp Pendapatan Istishna Rp Piutang Istishna Rp Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan Sebagai contoh Ibu Dece memesan rumah melalui Bnak Muamalat dengan akad Istishna senilai Rp Pada akhir masa akad ternyata terdapat perubahan harga material sehingga mengakibatkan nilai kontrak berubah dan hal tersebut sudah disepakati dalam akad. Nilai rumah yang dipesan oleh Ibu Dece menjadi Sebagai akibat penyusuaian harga-harga material yang meningkat. Maka Bank Muamalat akan mancatat Klaim tambahan seseuai kesepakatan dengan Jurnal: Biaya Istishna Rp (Klaim tambahan Material) Pendapatan Istishna Rp Dalam kasus ini Bank Muamalat Indonesia tidak memperhitungkan Tambahan margin sehubungan dengan kenaikan harga material walaupun harga pokok barang berubah. Hal ini sesuai dengan kesepakatan antara tuan pairu dan bank Syariah Metro dimana perubahan harga-harga material diakomodasi namun tidak mempegaruhi margin Istishna yang diterima oleh Bank Muamalat Indonesia. Kesimpulan

27 Dari penjelasan di atas tentang konsep dan bagaimana aplikasi di atas telah jelas bagaimana penerapan akuntansi Istishna pada bank syari ah mulai dari pemesanan barang kepada pihak bank/penasok sampai kepada pembayarang yang dapat dilakukan dalam beberapa kali pembayaran. Kasus 3 : Dr. Ursila memesan barang bangunan yang telah disepakati oleh Bank Muamalat yang akan dibayar selama 3 tahun. Dalam pembayaran tangguh tersebut telah disepakati nilai pembayaran secara agsuran selama 3 tahun sebesar Rp Berikut adalah informasi transaksi pembayaran tangguh : Biaya perolehan bangunan : Rp Margin keuntungan : Rp Nilai tunai saat barang diserahkan : Rp Nilai akad untuk pembayaran secara angsuran selama 3 tahun : Rp Selisih nilai akad dan nilai tunai yang diakui selama 3 tahun : Rp Jurnal saat pengakuan pngeluaran untuk memperoleh Istishna Aset Istishna dalam penyelesaian Kas Rp Rp Jurnal saat pengakuan pendapatan Aset Istishna dalam penyelesaian Rp Harga pokok Istishna Rp Pendapatan Istishna Rp

28 3. Jurnal saat penagihan dan penyerahan Piutang Istishna Termin Istishna Rp Rp Piutang Istishna Rp Pendapatan Istishna yang ditagguhkan Rp Termin Istishna Rp Aset Istishna dalam penyelesaian Rp Jurnal saat pembayaran oleh pembeli Pembayaran di lakukan selama 3 tahun (36 bulan) maka pembayaran untuk setiap 1 bulannya adalah : Rp Pembayaran per bulan = 36 bulan Pembayaran per bulan = Rp Pada saat yang sama, pendapatan Istishna yang ditangguhkan beruah menjadi pedapattan Istishna sebesar : Rp Pendapatan per bulan = 36 bulan Pendapatan per bulan = Rp Kas/rekening nasabah Piutang Istishna Rp Rp Pendapatan Istishna yang ditangguhkan Rp Pendapatan Istishna Rp Jurnal pemberian potongan jika pembeli melunasi dari awal Nasabah telah melunasinya lebih awal pada akhir tahun kedua disaat sisa pembayarannyasebesar Rp Atas pelunasannya lebih awal tersebut maka bank muamalat memberikan potongan sebesar Rp

29 Kas Rp Potongan Rp Piutang Istisha Rp Penyajian Berdasarkan PSAK 104, penyajian rekening yang terkait pada transaksi Istishna dan Istishna paralel antara lain : a. Piutang Istishna, yang timbul karena pemberian modal usaha Istsihna oleh Bank Muamalat. b. Piutang, yag timbul karen penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi Istishna Rekening ini disajikan terpisah dari piutang Istishna c. Utang Istishna, timbul karena bank menjadi penjual barang Istishna yang dipesan oleh nasabah pembeli. Pengungkapan Hal-hal yang harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan tentag transaksi Istishna dan Istishna paralel antara lain : 1. Rincian piutang Istishna dan utang Istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta, kualitas piutang dan pennyisihan kerugian piutang Istishna 2. Piutang Istishna dan utag Istishna kepada penjual (pemasok) yang memiliki hubungan istimewa.

30 3. Besarya modal utang Istishna, baik yang dibiayai sendiri oelh bank maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain. 4. Jenis dan kuantitas barang pesanan. C. Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Pembiayaan Musyarakah di Bank Muamalat Indonesia Pengakuan dan pengukuran pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut : 1. Pengakuan pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan aktiva non-kas kepada mitra. 2. Pembayaran musyarakah yang diberikan secara bertahap diakui pada setiap pembayaran atau penyerahan. 3. Pengukuran pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut : (a) Aktiva non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aseet non-kas, maka selisih tersebut diakui sebagai selisih penilaian asset musyarakah dalam ekuitas. Selisih penilaian asset musyarakah tersebut diamortisasi selama akad musyarakah. (b) Biaya yang terjadi tidak dapat diakui sebagai bagian dari pembiayaan musyarakah, kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra musyarakah. (c) Setiap pembayaran oleh mitra mengurangi saldo pembiayaan musyarakah. D. Penerapan pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia

31 Kasus 1: Pembiayaan musyarakah anatara Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Universitas X bergerak dibidang pendidkan dengan modal yang diperlukan sebesar Rp Dalam hal ini modal yang dimiliki Universitas X sebesar Rp dengan demikian porsi Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Universitas X sebesar Rp dan Universitas X asumsi : pembiayaan dilakukan dalam jangka waktu 12 tahun yaitu terhitung 1 April April Porsi pembagian pendapatan bagi hasil yang disepakati adalah 30% untuk Bank Muamalat Indonesia (BMI) 70% untuk Universitas X. Pembagian bagi hasil atas keuntungan adalah setiap tanggal 31 Juli yang diperoleh dari pendapatan penerimaan gedung yang diterima Universitas X dari para mahasiswa. Dimana dalam 6 tahun diproyeksikan besarnya pendapatan uang gedung yang diterima Universitas X adalah sebagai berikut : I Juni 2004 Rp ,- II Juni 2005 Rp ,- III Juni 2006 Rp ,- IV Juni 2007 Rp ,- V Juni 2008 Rp ,- VI Juni 2009 Rp ,-

32 Dimana pelaksanaan awal pembiayaan musyarakah, Universitas X dikenakan biaya administrasi sbesar Rp ,- dan pembiayaan notaries untuk pengesahan usaha pembiayaan musyarakah sebesar Rp ,- Penyelesaian perhitungan bagi hasil dan pengakuan pendapatan dalam pembiayaan musyarakah konstan (permanent) dengan tabel perhitungan sebagai berikut : Dalam bentuk Ribuan Rupiah Tabel 4.9 Pembiayaan Musyarakah permanent PT. Bank Muamalat Indonesia dan Universitas X Tahun Kontribusi Modal (Rp) Sub Total Penerima an Uang Kontribusi Nasabah (0%) BMI Univ.X Gedung BMI Univ.X 1/3/ /6/ /6/ /6/ /6/ /6/ /6/09 ( ) Sumber : Data yang telah diolah penulis Ilustrasi Jurnal Musyarakah menurut Bank Muamalat 1 April 2004 : Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad Rekening giro nasabah Rp Pendapatan administrasi Rekening notaris Rp Rp Maret 2004 :Pencatatan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepada nasabah

33 Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rekening giro nasabah Rp Rp Juni 2004 : Pencatatan atas penerimaan pendapatan bagi hasil 31 Juli 2005 pembagian hasil pada tanggal 30 Juni 2005 Kas Rp Pendapatan nisbah Rp Juni 2009 : Pencatatan atas pelunasan pembiayaan Musyarakah Kas Rp Pembiayaan yang diberikan Rp Apabila pada tanggal 1 Mei 2009 pendapatan atas bagi hasil yang belum diterima oleh bank, maka akan mencatat bagi hasil tersebut sebagai piutang mitra kepada bank : 30 Juni 2009 : Pencatatan atas bank yang belum diterima setelah akad musyarakah berakhir : Piutang Rp Pendapatan musyarakah Rp Juni 2009 : Pencatatan atas pelunasan piutang oleh mitra bank pada tanggal 31 Juli 2009 : Kas Rp Piutang musyarakah Rp

34 Ilustrasi Jurnal Musyarakah menurut PSAK No April 1998 : Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad Rekening giro nasabah Rp Pendapatan administrasi Rekening notaris Rp Rp Maret 2004: Pencatatan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepda nasabah Pembiayaan yang diberikan musyarakah Kas Rp Rp Juni 2004 : Pencatatan atas penerimaan pendapatan bagi hasil 31 Juli 2005 pembagian hasil pada tanggal 30 Juni 2005 Kas Rp Pendapatan bagi hasil Rp Juni 2009 : Pencatatan atas pelunasan pembiayaan Musyarakah Kas Rp Pembiayaan yang diberikan Rp Apabila pada tanggal 1 Mei 2009, pendapatan atas bagi hasil yang belum diterima oleh bank, maka akan mencatat bagi hasil tersebut sebagai piutang mitra kepada bank :

35 30 Juni 2009 : Pencatatan atas bagian bank yang belun diterima setelah akad musyarakah berakhir Piutang Rp Pendapatan musyarakah Rp Juni 2009 : Pencatatan atas pelunasan piutang oleh mitra bank pada tanggal 31 Juli 2009 : Kas Rp Piutang musyarakah Rp Dalam pembiayaan musyarakah menurun tidak jauh berbeda dalam pencatatan akuntansinya dengan musyarakah konstan (permanent), hanya saja pendapatan bagi hasil dan porsi modal bank semakin menurun dari tahun ketahun hingga porsi modal musyarakah bank menjadi nol. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah kasus yag berkaitan dengan pembiayaan musyarakah menurun yang pernah diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI). Sebagai contoh penyertaan modal pada saat akad dan penerimaan uang gedung yang diterima oleh Univ. X (mitra Musyarakah) diasumsikan sama dengan nilai yang ada pada kasus musyarakah constant (permanent) sebelumnya. Namun untuk porsi modal musyarakah dari tahun ke tahun yang telah disepakati bersama antara Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Univ. X adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Porsi modal Musyarakah

36 Tahun BANK MUAMALAT UNIV.X INDONESIA I Rp Rp II Rp Rp III Rp Rp IV Rp Rp V Rp Rp VI 0 Rp Sumber : Bank Muamalat Dalam Ribuan Rupiah Tabel 4.11 Tabel Pembiayaan Musyarakah Menurun (Nisbah berdasarkan porsi modal) PT. Bank Muamalat Indonesia dan Univ. X Kontribusi Modal (Rp) Total Penerimaan Uang Kontribusi Nisbah (0%) BMI Univ.X Gedung BMI Univ.X Sumber : Data yang telah diolah penulis Adapun penjelasan dari tabel pembiayaan musyarakah menurun PT.Bank Muamalat Indonesia dan Univ.X adalah sebagai berikut : Perhitungan kontribusi modal : 1. Rp Rp = Rp Rp Rp = Rp Rp Rp = Rp Rp Rp = Rp

37 5. Rp Rp = Rp Rp = Rp Perhitungan Kontribusi Nisbah (0%) untuk BMI : 1. 25% x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp 0 Total = Rp Perhitungan Kontribusi Nisbah (0%) untuk Univ.X : 1. 75% x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp % x Rp = Rp Total = Rp Pencatatan akuntansi untuk transaksi diatas dan pengakuan pendapatan yang diterima bank akan menurun dikarenakan nisbah bagi hasil untuk bank menurun

38 setiap tahunnya hingga akhir dan porsi modal mitra menjadi 100%. Dengan kata lain, proyek tersebut menjadi milik Univ.X Ilustrasi Jurnal Musyarakah Menurun Bank Muamalat Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad awal : Rekening giro nasabah Rp Pendapatan administrasi Rekening notaris Rp Rp Pencatatan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepada nasabah : Pembiayaan yang diberikan musyarakah Piutang musyarakah Rp Rp Pencatatan atas penerimaan pendapatan bagi hasil pada tanggal 31 Juli 2005 atas pembagian keuntungan tanggal 31 Juli 2005 beserta modal pembiayaan musyarakah yang dikembalikan pada tahun pertama Kas Rp Pendapatan nisbah Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rp Rp Ilustrasi Jurnal Musyarakah Menurun PSAK No. 106 Rekening giro nasabah Pendapatan administrasi Rekening notaris Rp Rp Rp

39 Pencatatan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepada nasabah : Pembiayaan yang diberikan musyarakah Kas Rp Rp Pencatatan atas penerimaan pendapatan bagi hasil pada tanggal 31 Juli 2005 atas pembagian keuntungan tanggal 31 Juli 2005 beserta modal pembiayaan musyarakah yang dikembalikan pada tahun pertama : Kas Rp Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rp Dalam ribuan rupiah Tabel 4.12 Pembiayaan Musyarakah Menurun NIsbah berdasarkan Kesepakatan Bersama PT.Bank Muanamalat Inodonesia dan Universitas X Tahu Kontribusi Modal Total Penerima Kontribusi Nisbah (0%) n (Rp) an Uang BMI Univ.X Gedung BMI Univ.X I II III IV V VI Sumber : Data yang diolah oleh penulis Ilustrasi Jurnal Musyarakah Menurun Bank Muamalat

40 Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad awal : Rekening giro nasabah Rp Pendapatan administrasi Rekening notaris Rp Rp Pencataan pada saat pembiayaan musyarakah diberikan kepada nasabah : Pembiayaan musyarakah yang diberikan Rekening giro nasabah Rp Rp Pencatatan atas penerimaan pendapatan bagi hasil pada tanggal 31 Juli 2005 atas pembagian keuntungan tanggal 30 Juni 2005 beserta modal pembiayaan musyarakah yang dikembalikan pada tahun pertama : Kas Rp Pendapatan nisbah musyarakah Rp Pembiayaan yang diberikan musyarakah Rp Ilustrasi Jurnal Musyarakah Menurut PSAK No. 106 Pencatatan atas pembebanan biaya yang dikeluarkan pada saat akad awal : Rekening giro nasabah Pendapatan administrasi Rekening notaris Rp Rp Rp Pencatatan atas penerimaan penadapatan bagi hasil pada tanggal 31 Juli 2005 atas pembagian keuntungan tanggal 30 Juni 2005 beserta modal pembiayaan musyarakah yang dikembalikan pada tahun pertama :

41 Kas Rp Pendapatan bagi hasil musyarakah Rp Pendapatan yang diberikan musyarakah Rp Perbedaan pencatatan jurnal Pembiayaan Musyarakah yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia dengan jurnal Pembiayaan berdasarkan PSAK No.106 tahun 2007 adalah nama akun saja seperti Pendapatan Nisbah Musyarakah (berdasarkan jurnal menurut BMI) Pembagian Bagi Hasil Musyarakah (berdasarkan jurnal pembiayaan musyarakah menurut PSAK No.106 th 2007), Pendapatan Nisbah (berdasarkan jurnal pembiayaan musyarakah menurut) Pendapatan Bagi Hasil (berdasarkan jurnal pembiayaan musyarakah menurut PSAK No. 106 tahun 2007) Prinsip pendapatan bagi hasil musyarakah yang diakui oleh Bank Muamalat Indonesia adalah revenue sharing, maka untuk beban yang terjadi dalam pembiayaan musyarakah tidak diakui oleh bank sebagai pengarang bagi hasil yang akan diterima Bank Muamalat Indonesia pada periode berjalan, kecuali biaya-biaya yang akan terjadi di awal akad pembiayaan. Untuk kerugian yang terjadi pada pembiayaan musyarakah biasanya tidak mengalami nilai yang besar karena yang terjadi pada setiap kasus di Bank Muamlat Indonesia adalah nenurunnya porsi bagi hasil bagi hasil yang diterima bank Bank Muamalat Indonesia. Untuk penyisihan kerugian disesuaikan dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelahaan atas masing-masing saldo pembiayaan, namun untuk kerugian yang terjadi dalam pembiayaan musyarakah telah

42 sesuai dengan PSAK No.106 tahun 2007 yaitu ditanggung berdasarkan porsi modal yang disetorkan pada tahun terjadinya krugian. Apabila kita lihat dari contoh kasus diatas bahwa pendapatan bagi hasil berasal dari penrimaan uang gedung, hal ini dimungkinkan tidak terjadi kerugian, tetapi bila pendapatan bagi hasil adalah laba yang diperoleh Univ. X maka kemungkinanan tersebut akan terjadi. E. Kesesuaian Penerapan Akuntansi Pembiayaan Musyarakah dengan PSAK No. 106 Aspek pengukuran memegang peran penting sebagai kerangka dasar, karena pengukuran merujuk kepada prinsip yang mengatur kapan dicatatnya transaksi pendapatan (revenue), beban (expenses), laba (margin), dan rugi ( loss). Pada gilirannya konsep pengakuan akan banyak berperan dalam menentukkan aktiva dan pasiva, serta laba dan rugi perusahaan. Peneliti menganalisa kesesuaian perlakuan akuntansi atas transaksi pembiayaan musyarakah dengan PSAK No.106 yang terjadi pada PT. bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Pengakuan Analisa pengakuan atas pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan musyarakah yang disepakati antara pihak bank dengan Universitas X diakui oleh pihak bank pada saat pihak bank menyerahkan uang tunai kepada Universitas X.

43 b. Dalam rangka akad musyarakah ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menentukkan kelayakan akad tersebut.. Biaya-biaya yang terjadi berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak diakui sebagai bagian dari pembiayaan musyarakah. c. Laba masing-masing pihak ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama. Pada bulan Juli 2005 bank menerima pendapatan dari Universitas X sebesar Rp maka bank langsung mengakui laba pada periode tersebut. d. BSM mengakui penyisihan pembiayaan musyarakah setelah realisasi pembiayaan musyarakah dibayarkan. 2. Pengukuran Analisa pengukuran atas pembiayaan musyarakah sebagai berikut : a. Bank mengatur pembiayaan musyarakah dalam bentuk kas/uang tunai dengan satuan rupiah dan dinilai sebesar uang yang dibayarkan kepada Universitas X. Pihak bank menyerahkan uang tunai sebesar Rp b. Biaya yang ditanggung pihak nasabah dalam rangka pemnbiayaan musyarakah diukur sesuai dengan jumlah uang yang dibayarkan kepada pihak lain. c. Laba yang diterima oleh pihak bank pada bulan Julin diukur sejumlah uang yang diberikan oleh Universitas X sebesar Rp d. BSM mengukur penyisihan pembiayaan musyarakah. 3. Penyajian

44 Analisa penyajian pembiayaan musyarakah sebagai berikut: a. Pada saat realisasi pembiayaan musyarakah, pihak bank menyajikan pencatatan dengan mendebet pembiayaan musyarakah sebesar Rp dan mengkredit kas/kredit giro nasabah sebesar Rp b. Bank tidak mengeluarkan biaya saat akad musyarakah terjadi dan bank melakukan pencatatan dengan mendebat rekening giro sebesar Rp dan mengkredit pendapatan administrasi sebesar Rp serta rekening notaries sebesar Rp c. Pada saat menerima keuntungan dari nasabah, bank langsung melakukan pencatatan dengan mendebet kas dan mengkredit pendapatan/keuntungan musyarakah. Pencatatan dilakukan atas cash basis/dasar kas. 4. Pengungkapan Di dalam laporan keuangannya, pihak bank telah mengungkapkan besarnya jumlah pembiayaan musyarakah. Tabel 4.11 Konsistensi Penerapan PSAK No.106 Atas Transaksi Pembiayaan Musyarakah PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia No PSAK 106 Bank Analisis Sesuai Tidak

45 Pengakuan 1 Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau penyerahan aktiva nonkas mitra usaha 2 Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misal:by.studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai pembiayaan musyarakah kecuali ada persetujuan dari mitra musyarakah Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai kepada mitra musyarakah Tidak diakui sebagai bagian dari Pembiayaan musyarakah diakui Sesuai Sesuai Sesuai 3 Laba diakui dalam periode tterjadinya sesuai dengan nisbah yang disepakati 4 Penyisihan pembiayaan musyarakah diakui setelah realisasi pembiayaan musyarakah di Bayarkan Laba yang diterima diakui bank periode tersebut Bank mengakui penyisihan pembiayaan musyarakah pada saat dibayarkan Sesuai Sesuai Pengukuran 1 Pembiayaan musyarakah dalam Bank mengukur pembiayaan Sesuai bentuk kas di nilai jumlah yang dibayarkan musyarakah dalam bentuk kas & di nilai sebesar jumlah uang yang dibayarkan kepada nasabah 2 Biaya yang terjadi akibat akad Biaya yang terjadi akibat akad Sesuai musyarakah di ukur sesuai yang dibayarkan musyarakah di ukur sesuai yang dibayarkan 3 Laba yang di ukur sebesar jumlah uang yang dibayarkan & sesuai dengan nisbah yang Disepakati Bank mengukur laba sebesar jumlah yang dibayarkan Univ.X sebesar Rp & sesuai dengan nisbah yang disepakati Sesuai Penyajian 1 Jurnal pada saat realisasi Jurnal pada saat realisasi Sesuai pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan musyarakah adalah mendebet pembiayaan mendebet pembiayaan musyarakah dan mengkredit kas atau rekening nasabah musyarakah dan mengkredit kas atau rekening nasabah 2 Jurnal pada saat realisasi Jurnal pada saat realisasi Sesuai pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan musyarakah adalah mendebet pembiayaan mendebet pembiayaan

46 musyarakah dan mengkredit kas atau rekening nasabah musyarakah dan mengkredit kas atau rekening nasabah 3 Jurnal pada saat realisasi Jurnal pada saat realisasi pembiayaan musyarakah adalah pembiayaan musyarakah adalah mendebet pembiayaan mendebet pembiayaan musyarakah dan mengkredit kas atau rekening nasabah musyarakah dan mengkredit kas atau rekening nasabah Pengungkapan 1 Rincian jumlah pembiayaan Bank mengungkapkan rinciam musyarakah berdasarkan aktiva jumlah pembiayaan musyarakah atau nonkas, modal mitra, jenis berdasarkan aktiva kas, jenis valuta, jenis penggunanaan dan valuta dan sector ekonomi sector ekonomi Sesuai Sesuai 2 Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan, penghapusan dan penanganan pembiayaan musyarakah bermasalah Sumber: Data yang telah diolah penulis Bank mengungkapkan tentang kebijakan dan metode penyisihan penghapusan pembiayaan musyarkaha Sesuai Kasus 2 : Pembiayaan musyarakah dilakukan untuk membiayai suatu proyek bersama antara nasabah dengan bank. Nasabah dapat mengajukan proposal kepada Bank Muamalat Indonesia untuk mendamai suatu proyek tertentu atau usaha tertentu dan kemudian akan disepakati berapa amodal yang akan disediakan Bank Muamalat Indonesia dan berapa modal dari nasabahserta akan ditentukan bagi hasilnya bagi masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan. Pembiayaan musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia menggunakan system revenue sharing. Pertimbangan ini atas dasar tingkat bagi hasil yang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Proses Pembiayaan Istishna Berikut ini adalah tahapan proses pembiayaan istishna yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk terhadap para calon

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada BAB II, maka dalam hal ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Praktek Pembiayaan Murabahah Praktek pembiayaan Murabahah di Bank Muamalat Indonesia berpanduan pada DSN-MUI dan PSAK. 1. Akuntansi Syariah Murabahah (PSAK 102)

Lebih terperinci

AKUNTANSI ISTISHNA. Materi: 9. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI ISTISHNA. Materi: 9. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 9 AKUNTANSI ISTISHNA Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengajuan Pembiayaan Musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia Dalam mengajukan pembiayaan dalam bank syariah, dalam hal ini pembiayaan musyarakah ada beberapa

Lebih terperinci

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna. III.2. ISTISHNA A. Definisi 01. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni')

Lebih terperinci

Akuntansi Istishna' ED PSAK 104 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Akuntansi Istishna' ED PSAK 104 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED Akuntansi Istishna' ED PSAK 4 (Revisi 06) Hak Cipta 06 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 4.1 ED 56789 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 4 AKUNTANSI ISTISHNA' Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. 70 DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta. Baiquni, M. S, 2010, Akuntansi Istishna Paralel Perbankan. http://ekonomipolitikislam.blogspot.com/2010/08/akuntansi-istishnaparalel-perbankan.html,

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 7: Akuntansi Akad Istishna Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan yang

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 104 AKUNTANSI ISTISHNA'

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 104 AKUNTANSI ISTISHNA' Akuntansi Istishna' ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI ISTISHNA' Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI BANK SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA Akuntansi Wadiah Dana wadiah diakui: sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya; Penerimaan yang diperoleh

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 0 Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNT UNTANSI

Lebih terperinci

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH A. Definisi 01. Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAGIAN III AKAD JUAL BELI - 19 - BAGIAN III AKAD JUAL BELI III.1. MURABAHAH A. Definisi 1. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar beban perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka bab ini peneliti akan membahas mengenai Perlakuan Akuntansi Pendapatan atas Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan akuntansi

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PENGERTIAN Agus Fajri Zam Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Bagi Hasil Mudharabah dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan IAI No. 59 Tentang Akuntansi Perbankan Syariah bahwa metode bagi hasil mudharabah

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: MUDHARABAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Investasi mudharabah adalah pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

AKUNTANSI ISTISHNA DAN ISTISHNA PARAREL (FINANCING)

AKUNTANSI ISTISHNA DAN ISTISHNA PARAREL (FINANCING) AKUNTANSI ISTISHNA DAN ISTISHNA PARAREL (FINANCING) Nama : Habril Okta Bayu Nim : 14423054 PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107 Produk gadai syariah: 1. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) berdasarkan PSAK 102 : Akuntansi

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB PERBANKAN SYARIAH Modul ke: 12 Fakultas FEB AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO Program Studi Akuntansi SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat PEMBAHASAN MATERI Definisi, Pengertian,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17 ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI Ita Isnaini 23210675 4EB17 LATAR BELAKANG 2010 BNI SYARIAH Produk Unggulan Griya ib Hasanah IAI & DSN Standar Akuntansi

Lebih terperinci

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur dalam pembiyaan murabahah, yaitu : 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah 2) Kontrak yang pertama harus sah sesuai dengan rukun yag

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 102 AKUNTANSI MURABAHAH Akuntansi Murabahah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MURABAHAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus

Lebih terperinci

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) Disampaikan oleh Wiroso AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106) This training material is solely for the use of training participants. No part of it may be circulated, quoted, or reproduced

Lebih terperinci

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL IV.1. PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Definisi 01. Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai pemilik obyek Ijarah:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN 4.1 Pengakunan Pembiayaan Musyarakah Wal Ijarah Muntahiya Bittamlik di Bank Muamalat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan BAB 1V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Evaluasi ini dilaksanakan untuk menganalisis apakah seluruh rangkaian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK. Nama : Nurdiani Sabila NPM : 25210157 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Dr. Ambo Sakka Hadmar,SE.,MSi LATAR BELAKANG PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada Bank

Lebih terperinci

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl.

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 0 Juni 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNT UNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bank Syariah 1. Prinsip Akutansi Bank Islam Laporan akuntansi Bank Islam menurut Pardede dan Gayo (2005) terdiri dari : Laporan posisi keuangan / neraca Laporan laba-rugi Laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan akuntansi untuk pembiayaan ijarah pada Bank DKI Syariah.

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk. NAMA : RINA ARIANI NPM : 21208507 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : DR. MASODAH, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

Prinsip Sistem Keuangan Syariah TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Koperasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Ben Barokah Rowosari berdiri pada tahun 2003, saat itu berkantor

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha BMT berdiri dalam rangka menumbuh dan mengembangkan sumberdaya ekonomi mikro yang bersumber pada syariat Islam.

Lebih terperinci

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Perkreditan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weygandt dkk. (2007:4) adalah sebagai berikut : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Metodologi Pengembangan Standar Akuntansi Keuangan Syariah 1. Add Pendekatan Your Text Ideologis Tujuan dan berbagai Kaidah Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan evaluasi terhadap bagi hasil pembiayaan mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya evaluasi ini untuk

Lebih terperinci

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah Pengertian Iman Pirman Hidayat Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan nasabah sebagai pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bagi Hasil Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam menanggung risiko usaha dan

Lebih terperinci

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM SESI 6: Akuntansi Akad Salam Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Dari kata As salaf : pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka. jual beli

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna

TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna TUGAS Pembahasan Soal-Soal Akuntansi Istishna Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islamic Banking and Accounting Disusun Oleh : 1. DYAH PUSPASARI (2010160435) 2. MAULIDA DWI INDAH S. (2010160437)

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI MUSYARAKAH TERHADAP PSAK 106 PADA BANK SYARIAH X

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI MUSYARAKAH TERHADAP PSAK 106 PADA BANK SYARIAH X ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI MUSYARAKAH TERHADAP PSAK 106 PADA BANK SYARIAH X Muhammad Yusuf Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen Perbankan Syariah Modul ke: Transaksi Musyarakah Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Perbankan Syariah di Indonesia PENGERTIAN MUSYARAKAH

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Pembiayaan Musyarakah Musyarakah adalah suatu perjanjian usaha antara dua pihak atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: TRANSAKSI SALAM Fakultas FEB AFRIZON Program Studi www.mercubuana.ac.id DEFINISI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 103 SALAM adalah akad jual beli muslam fiih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kieso (2002: 2), akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi yaitu pengidentifikasian,

Lebih terperinci

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT

Lebih terperinci

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL SOAL-SOAL LATIHAN: A. Soal Teori 1. Jelaskanlah definisi jual beli dengan skema salam! Jawab : Jual beli dengan skema salam adalah jual beli yang pelunasannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) NAMA : SILPIA NAVITA SARI NPM : 21208165 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Akuntansi Akad Musyarakah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 Kemitraan Umum (Syirkah) Kepemilikan Bersama (Syirkah Al Milk) Kontrak (Uqud) Pilihan (Ikhtia ri) Keharusan

Lebih terperinci

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah 1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari revenue sharing,gross profit sharing dan profit sharing dalam mudharabah! Buatlah contoh perhitungannya!

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha Bank

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii ABSTRACT... iv ABSTRAK... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tujuan pustaka yang di jelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudharabah pada bank

Lebih terperinci

MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH. Oleh: Iman Pirman Hidayat

MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH. Oleh: Iman Pirman Hidayat MODUL LABORATORIUM AKUNTANSI BANK SYARIAH Oleh: Iman Pirman Hidayat Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tahun 2017 Kata Pengantar Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena telah memberikan

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Musyarakah PSAK PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada Usaha Kecil Menengah (UKM) di PT. Bank Muamalat Indonesia 1. Persyaratan Umum Pembiayan Mudharabah pada UKM (Pembiayaan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH PSAK No. 59 1 Mei 2002 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor. 6 tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan merupakan bagian

Lebih terperinci

MODUL PRACTICES AKUTANSI SYARIAH (Sample, Question, and Discussion) Penulis : Dr (c) Budiandru.,SE.,ME.Sy.,Ak.,CA.,CPI.,CPA,.

MODUL PRACTICES AKUTANSI SYARIAH (Sample, Question, and Discussion) Penulis : Dr (c) Budiandru.,SE.,ME.Sy.,Ak.,CA.,CPI.,CPA,. i MODUL PRACTICES AKUTANSI SYARIAH (Sample, Question, and Discussion) Penulis : Dr (c) Budiandru.,SE.,ME.Sy.,Ak.,CA.,CPI.,CPA,. Riandika Saputro & Shabrina Sufani Isfa Copyrights Budiandru, 2017 Hak cipta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. Juni 00 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Mudharabah PSAK No. PSAK No. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 4: Akuntansi Murabahah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Ruang Lingkup 1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan Koperasi Syariah yang melakukan transaksi murabahah baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masingmasing

C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masingmasing Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 851.289.800 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/13/PBI/2005 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/13/PBI/2005 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/13/PBI/2005 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan sistem

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH Akuntansi Musyarakah ED PSAK (Revisi 00) 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI MUSYARAKAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 8 Februari 018 POS - POS ASET 1. Kas 94,05. Penempatan pada Bank Indonesia 5,59,49 3. Penempatan pada bank lain 3,364,909 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank 82 BABIV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menganalisa penerapan perlakuan akuntansi terhadap produk letter of credit (L/C) pada Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri (BSM) menerapkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak. Materi: 5-6 AKUNTANSI MURABAHAH Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono 193

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.102 Akuntansi untuk penjual 1. Pengakuan dan Pengukuran a. Pada saat perolehan, asset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH (AKAD SALAM) OLEH : Dian Magfirawati A Dwi Kartini Wardaningsi A

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH (AKAD SALAM) OLEH : Dian Magfirawati A Dwi Kartini Wardaningsi A MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH (AKAD SALAM) OLEH : Dian Magfirawati A311 11 284 Dwi Kartini Wardaningsi A311 11 270 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan

Lebih terperinci