OLEH FITRIANA FEBYOLA R. JANTU PRODI S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OLEH FITRIANA FEBYOLA R. JANTU PRODI S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN, JASA DAN INVESTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH FITRIANA FEBYOLA R. JANTU PRODI S1 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit yang menjadi proksi dari good corporate governance berpengaruh terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan arus kas abnormal pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel yang tidak hanya digunakan untuk melihat pengaruh tetapi juga digunakan untuk membuat model prediksi dari variabel-variabel yang diamati. Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Semakin besar kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional dapat mengurangi praktik manajemen laba. Dewan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh signifikan. Kata Kunci: Good Corporate Governance, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Manajemen Laba, Arus Kas Abnormal. I. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini manajemen laba menjadi sebuah fenomena umum yang terjadi disejumlah perusahaan. Beberapa kasus perusahaan seperti PT. Kimia Farma, Bank Lippo Tbk dan PT Indosat,

2 terindikasi bahwa dalam perusahaan tersebut terjadi tindak manajemen laba dengan memanfaatkan kebijakan akuntansi. Dalam konteks manajemen laba, suatu badan usaha akan makin termotivasi untuk berperilaku kreatif dalam memanfaatkan teknik dan kebijakan akuntansi ketika badan usaha itu memiliki keyakinan akan menerima imbalan atas tindakannya tersebut. Manajemen laba secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu manajemen laba melalui kebijakan akuntansi dan manajemen laba melalui aktivitas riil. Manajemen laba melalui kebijakan akuntansi merujuk pada permainan angka laba yang dilakukan menggunakan teknik dan kebijakan akuntansi. Sementara manajemen laba melalui aktivitas riil merujuk pada permainan angka laba yang dilakukan melalui aktivitas-aktivitas yang berasal dari kegiatan bisnis normal atau yang berhubungan dengan kegiatan operasional. Menurut teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen and Meckling (1976), tindak manajemen laba yang terjadi karena perbedaan kepentingan antara principal dan agent dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan tata kelola perusahaan yang baik atau lebih dikenal dengan good corporate governance (GCG). Pada dasarnya dalam pengelolaan perusahaan yang baik, ada mekanisme yang mendorong terciptanya good corporate governance yang telah diatur oleh Bapepam-LK yaitu dewan komisaris independen dan komite audit. Keberadaan komisaris independen telah ditetapkan dalam Undang-undang perseroan terbatas No. 40 Tahun 2007 dengan jumlah komisaris independen 1 (satu) orang atau lebih. Sedangkan untuk komite audit diatur dalam Kep-29/PM/2004 yang mewajibkan perusahaan memiliki komite audit dengan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang. Bila dalam suatu perusahaan, tidak terdapat komisaris independen dan komite audit, maka perusahaan tersebut berhak menerima sanksi. Selain dewan komisaris independen dan komite audit, mekanisme lain yang dapat mendorong terciptanya good corporate governance yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Kepemilikan manajerial merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen perusahaan. Sedangkan kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga. Dengan keberadaan dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional diharapkan mampu menurunkan tindak manajemen laba. Dari latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap praktik manajemen laba?. (2) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap praktik manajemen laba?. (3) Apakah dewan komisaris independen

3 berpengaruh terhadap praktik manajemen laba?. (4) Apakah komite audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba?. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap praktik manajemen laba. (2) Menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap praktik manajemen laba. (3) Menguji pengaruh dewan komisaris independen terhadap praktik manajemen laba. (4) Menguji pengaruh komite audit terhadap praktik manajemen laba. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Agency Theory (Teori Keagenan) Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor atau pemegang saham dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut nexus of contract. Hassan and Ahmed (2012) menjelaskan bahwa teori keagenan yaitu hubungan antara manajer dan pemegang saham sebagai akibat dari pemisahan kepemilikan dari kontrol bisnis modern. Secara teoritis, manajer seharusnya bertindak sedemikian rupa sehingga sejalan dengan pemegang saham. Watts and Zimmerman (1990) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah praktik manajemen laba Good Corporate Governance Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan corporate governance merupakan Salah satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan, menyangkut permasalahan para pemegang saham yang mengendalikan jalannya kegiatan korporasi. Dengan demikian diharapkan bahwa good corporate governance dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan. Kualitas laba yang baik diharapkan juga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

4 2.1.3 Manajemen Laba Scott (2000) dalam Wahyuningsih (2009) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs (oportunistic earnings management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (efficient earnings management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu. 2.2 Kerangka Pikir Penelitian ini membahas tentang pengaruh good corporate governance terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan landasan teori pada tinjauan pustaka di atas, maka secara skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

5 Gambar 1: Kerangka Pikir Penelitian 2.3 Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka penelitian ini mengajukan hipotesis

6 antara lain: H1: Peningkatan kepemilikan manajerial berpengaruh mengurangi praktik manajemen laba. H2 : Peningkatan kepemilikan institusional berpengaruh mengurangi praktik manajemen laba. H3 : Peningkatan dewan komisaris independen berpengaruh mengurangi praktik manajemen laba. H4 : Peningkatan komite audit berpengaruh mengurangi praktik manajemen laba. III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pengambilan keputusan dalam sampel ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria dan karakteristik tertentu. Sampel penelitian ini berjumlah 62 perusahaan yang diambil dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 periode dari tahun 2008 sampai Tabel 1: Hasil Pemilihan Sampel No Keterangan Jumlah 1 Perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang 90 terdaftar di BEI 2 Perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang (25) delisting di BEI periode Perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang (3) tidak memenuhi kriteria pengambilan sampel JUMLAH Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang berbentuk deskriptif. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif, peneliti menggunakan cara dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum data penelitian, mengenai variabel-variabel penelitian yaitu: Variabel X: Kepemilikan manajerial(x 1 ), kepemilikan institusional(x 2 ), dewan komisaris independen(x 3 ),

7 komite audit(x 4 ) Variabel Y: Manajemen laba. Gambar 2: Desain Penelitian 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 2: Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel Dimensi Indikator Skala Kepemilikan KM = jumlah saham manajerial Manajerial total saham yang beredar Rasio Kepemilikan KI = jumlah saham investor institusional Independe Rasio Institusional total saham yang beredar n Komisaris DKI = jumlah komisaris independen Rasio Independen Komite Audit KA = Jumlah anggota komite audit Rasio CFOit/Aseti,t-1= Kit 1/Aseti,t-1 + K2 Penjualanit/Aseti,t-1 + Dependen Manajemen Laba K3 ΔPenjualanit/Aseti,t-1 Rasio + εit 3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 periode dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 melalui home page situs Bursa Efek Indonesia yaitu Teknik pengumpulan data yaitu cara yang dipergunakan untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu penelusuran

8 dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa katalog perpustakaan, laporan-laporan BEI, dan situs internet. 3.5 Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini didasarkan pada uji statistik sederhana dengan melihat nilai kurtosis dan skewness untuk semua variabel dependen dan independen. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah: H 0 : Data variabel yang diamati berdistribusi normal H 1 : Data Variabel yang diamati tidak berdistribusi normal α : 5% 3.6 Teknik Analisis Data Analisis Regresi Data Panel Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah: ABN_CFOit = α+β1km +β2ki +β3dki +β4ka +e Keterangan: ABN_CFOit = arus kas kegiatan operasi abnormal perusahaan i pada tahun t, α β1,2,3,4 KM KI DKI KA e = konstanta = koefisien regresi = kepemilikan manajerial = kepemilikan institusional = dewan komisaris independen = komite audit = koefisien eror Hipotesis Statistik Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen

9 dengan variabel dependen. Pengujian statistik yang dilakukan adalah: Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji-t) Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumusan hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: H 0 : β < 0 (variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen) H 1 : β > 0 (variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen) : 5% Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji-F) Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Rumusan hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: H 0 : seluruh koefisien regresi tidak signifikan (model regresi tidak signifikan) H 1 : minimal satu koefisien regresi signifikan (model regresi signifikan) Interpretasi Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi yang mendekati 0 menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan bahwa informasi yang berada pada variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Normalitas Data Berdasarkan hasil pengujian, terlihat bahwa nilai JB untuk variabel abnormal kas return pada perusahaan perdangan, jasa dan investasi yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel abnormal kas return pada perusahaan perdangan, jasa dan investasi yang diamati telah berdistribusi normal.

10 4.2 Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Regresi Interpretasi dari hasil analisis regresi diatas adalah sebagai berikut: (1) Rata-rata arus kas abnormal dari perusahaan yang diamati sebesar 0, (2) Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai arus kas abnormal. Peningkatan kepemilikan manajerial sebesar 1 persen akan meningkatkan arus kas abnormal sebesar satuan. (3) Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai arus kas abnormal. Peningkatan kepemilikan institusional sebesar 1 persen akan meningkatkan arus kas abnormal sebesar satuan. (4) Jumlah anggota dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap nilai arus kas abnormal. Semakin banyak jumlah dewan komisaris independen maka arus kas abnormal akan semakin menurun. (5) Jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap nilai arus kas abnormal. Semakin banyak jumlah komite audit maka arus kas abnormal akan semakin menurun Pengujian Signifikansi Model Regresi Hasil pengujian model regresi pengaruh good corporate governance baik kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen maupun komite audit terhadap arus kas abnormal adalah sebagai berikut: Tabel 3: Hasil Pengujian Model Regresi Nilai F-hitung Nilai Signifikansi Ketentuan Keterangan 4,937 0, ,05 Berpengaruh Signifikan Sumber: Data yang diolah Dari hasil analisis sebelumnya didapat nilai F-hitung sebesar 4,937. dengan nilai signifikansi sebesar Jika dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 5% (0,05) maka nilai F-hitung yang diperoleh ini masih lebih besar dari nilai alpha sehingga H 0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel bebas dalam model (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit) berpengaruh terhadap praktek manajemen laba (yang diukur dengan arus kas abnormal) Pengujian Pengaruh Good Corporate Governance (Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit) Terhadap Manajemen Laba (Arus Kas Abnormal)

11 Jika nilai mutlak t-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha pada tingkat signifikansi tertentu dan derajat bebas (NT-N-k) maka H 0 ditolak. Berdasarkan hasil uji analisis regresi yang telah dilakukan dalam pengolahan data, berikut hasilnya: Tabel 4: Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual Model Nilai Koefisien (β) 1 (Constant) 0,033 Keterangan Kepemilikan Manajerial (KM) 19,547 Berpengaruh Signifikan Kepemilikan Institusional (KI) 1,908 Berpengaruh Signifikan Dewan Komisaris Independen (DKI) -1,178 Tidak Signifikan Komite Audit (KA) -1,288 Tidak Signifikan Sumber: Data yang diolah Pembahasan: (1) Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar 19,547 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000. Jika dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan sebesar 5% (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari alpha sehingga H 0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap arus kas abnormal yang dimiliki oleh perusahaan. (2) Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel kepemilikan institusional adalah sebesar 1,908 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0575. Nilai signifikansi ini masih lebih besar dari nilai alpha 5% (0,05) sehingga H 0 diterima. Namun nilai signifikansi ini masih lebih kecil dari nilai alpha 10% (0,01) sehingga H 0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 90% kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap arus kas abnormal yang dimiliki oleh perusahaan. (3) Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel dewan komisaris independen adalah sebesar -1,178 dengan nilai signifikansi sebesar 0,2399. Jika dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan sebesar 5% (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih besar dari alpha sehingga H 0 diterima. Dengan demikian pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap arus kas abnormal yang dimiliki oleh perusahaan. (4) Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai t-hitung untuk variabel komite audit adalah sebesar -1,288 dengan nilai signifikansi sebesar 0,1989. Jika dibandingkan dengan nilai alpha

12 yang digunakan sebesar 5% (0,05) maka nilai signifikansi ini masih lebih besar dari alpha sehingga H 0 diterima. Dengan demikian pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap arus kas abnormal yang dimiliki oleh perusahaan Interpretasi Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit terhadap arus kas abnormal adalah sebesar 0,1163. Nilai ini berarti bahwa sebesar 11,63% perubahan arus kas abnormal dari perusahaan-perusahaan yang diamati selama tahun dipengaruhi oleh keempat variabel tersebut, sedangkan sisanya sebesar 88,37% dipengaruhi oleh variabel lain. V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan bahwa good corporate governance dalam hal ini diproksikan melalui 4 mekanisme yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit secara simultan atau keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan arus kas abnormal. Sedangkan secara parsial kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap arus kas abnormal sehingga peningkatan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mampu mengurangi praktik manajemen laba. Untuk dewan komisaris independen dan komite audit secara parsial tidak menunjukkan pengaruh terhadap manajemen laba sehingga tidak mampu mengurangi praktik manajemen laba tersebut. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memberikan saran yaitu penerapan good corporate governance pada perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu ditingkatkan lagi dan menjadi perhatian khusus oleh Bappepam-LK. Yang mana Bappepam-LK telah mengeluarkan aturan pada tahun 2010 bahwa setiap perusahaan harus mempunyai dewan komisaris independen dan komite audit. Namun, pada kenyataan yang ada masih ada beberapa perusahaan yang tidak memiliki dewan komisaris independen dan komite audit. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap tindak manipulasi laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan karena komisaris independen dan komite audit belum mampu mengontrol pihak manajemen melakukan manajemen laba dalam hal ini terkait dengan manajemen laba melalui aktifitas riil arus kas abnormal suatu

13 perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Aji, Bimo Bayu Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Semarang. Universitas Diponegoro. Armando, Equivalent, Aria Farahmita Manajemen Laba melalui Akrual dan Aktivitas Riil di Sekitar Penawaran Saham Tambahan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perusahaan: Studi pada perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Jakarta. Universitas Indonesia. Boediono, Gideon S. B Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Solo. Simposium Nasional Akuntansi 08. Chen, Jean J, and H. Zhang The Impact of the Corporate Governance Code on Earnings Management: Evidence from Chinese Listed Companies. Guildford. University of Surrey. Chtourou, Sonda Marrakchi, Jean Bedard and Lucie Courteau Corporate Governance and Earnings Management. Canada. Departement Des Sciences Comptables Universite Laval. Darmawati, Deni, Khomsiyah, dan Rika Gelar Rahayu Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Denpasar. Simposium Nasional Akuntansi 07. Eisenhardt, Kathleem. M. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of management Review, 14, hal Graham, John, Campbell R. Harvey, and Shiva Rajgopal. The Economic Implications of Corporate Financial Reporting. USA. Hartomo, Oct. Digdo Kasus Laporan Keuangan Ganda Bank Lippo Tbk: Cermin Retak Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia. Semarang. Jurnal Akuntansi Bisnis Vol. 2 No.3. Hassan, Shehu Usman, and Abubakar Ahmed Corporate Governance, Earning Management and Financial Performance: A Case of Nigerian Manufacturing Firms. Nigeria. American International Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 7; July Jensen, M. C., dan W. H. Meckling., Oktober Theory of the Firm: manajerial behavior, agency cost, and ownership structure, Journal of Financial and Economics 3, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Pedoman Umum Good Corporate Govrnance Indonesia. Jakarta. Komite Nasional Kebijakan Governance.

14 Laksono, Erdian Aji Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Earning Management di Dalam Perusahaan Telekomunikasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jawa Timur. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Makassar. Simposium Nasional Akuntansi 10. Ningsaptiti, Restie Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ). Semarang. Universitas Diponegoro. Panggabean, Ryan Raymond Pengaruh Corporate Governance Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun ). Semarang. Universitas Diponegoro. Rachmawati, Andri, dan Hanung Triatmoko Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Makassar. Simposium Nasional Akuntansi 10. Ratmono, Dwi Manajemen Laba Riil dan Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor yang Berkualitas Mendeteksinya?. Purwokerto. Simposium Nasional Akuntansi 13. Roodposhti, F. Rahnamay, and Nabavi Chashmi The Impact of Corporate Governance Mechanisms on Earnings Management. Tehran. African Journal of Business Management Vol. 5(11). Roychowdhury, Sugata Earning Management through real activities manipulation. Cambridge. Journal of Accounting and Economics 42 (2006) Sartono, Agus Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta. Shleifer, Andrei, and Robert W. Vishny Management Entrenchment the Case of Manager-Specific Investments. Chicago. Journal of Financial Economics 25 (1989) Siallagan, H. dan Mas ud Mahfoedz Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Padang. Simposium Nasional Akuntansi 09. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta CV. Sulistiawan, Dedhy, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia Creative Accounting. Jakarta. Salemba Empat. Ujiyantho, Muh. Arief, Bambang A. Pramuka Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan ( studi pada perusahaan go publik sektor manufaktur ). Makassar. Simposium Nasional Akuntansi 10. Wahyuningsih, Panca Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Semarang. Fokus Ekonomi Vol. 4 No. 2 Desember 2009 :

15 Watts, Ross L. and Jerold L. Zimmerman Positive Accounting Theory: a Ten Year Perspective. The Accounting Review, Vol.65. No.1. January, p Wedari, Linda Kusumaning Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit terhadap Aktivitas Manajemen Laba. Denpasar. Simposium Nasional Akuntansi 07.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, simpulan yang dibuat adalah sebagai berikut: 1. Dewan komisaris independen memiliki pengaruh negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Independen Variabel independen adalah tipe variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel yang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan bertujuan menyediakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang dihasilkan perusahaan yang berguna untuk proses pengambilan keputusan, hal tersebut tidak terlepas dari proses penyusunannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa perusahaan perbankan telah berdiri dan berkembang di Indonesia.Tujuan perusahaan itu berdiri adalah untuk menghasilkan laba.industri perbankan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan transaksitransaksi keuangan yang terjadi selama satu periode. Salah satu tujuan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa sekarang ini, menjadikan peranan laporan keuangan semakin penting. Laporan keuangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan kondisi

Lebih terperinci

REFERENSI. Abiprayu, K.B. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial

REFERENSI. Abiprayu, K.B. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial REFERENSI Abiprayu, K.B. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Kualitas Audit, dan Dividend Payout Ratio Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun berdasarkan sumber-sumber informasi dalam perusahaan, salah satu informasi tersebut digunakan sebagai acuan mengenai laba perusahaan. Sedangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2001 tercatat skandal keuangan di perusahaan publik yang melibatkan manipulasi laporan keuangan oleh PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk. Hal tersebut membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kegiatan operasinya, suatu perusahaan secara periodik menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.

BAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan pada dasarnya memiliki kepentingan ganda yaitu untuk memaksimalkan kepentingan pemegang saham dan kepentingan perusahaan itu sendiri. Untuk itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu cara untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah dengan melihat laba yang diperoleh suatu perusahaan pada periode tertentu. Untuk menunjukkan bahwa perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informas-informasi dalam laporan keuangan dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen

BAB V PENUTUP. mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari analisis data penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun ) SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun ) SKRIPSI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. (overproduction), dan penurunan discretionary expenses akan menyebabkan. semakin rendahnya arus kas operasi satu tahun ke depan.

BAB V PENUTUP. (overproduction), dan penurunan discretionary expenses akan menyebabkan. semakin rendahnya arus kas operasi satu tahun ke depan. BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh manipulasi aktivitas riil yang diproksikan dengan REM Index terhadap arus kas operasi satu tahun ke depan. Penelitian ini dilakukan pada 424

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun. Laporan keuangan menjadi media bagi perusahaan

Lebih terperinci

ISNI WIYATMI B

ISNI WIYATMI B PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan. Untuk masuk dan berinvestasi di pasar modal, investor

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan. Untuk masuk dan berinvestasi di pasar modal, investor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu wadah berinvestasi yang baru berkembang di Indonesia yaitu pasar modal. Menurut Robert Ang (1997), pasar modal adalah suatu situasi dimana para penjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan digunakan oleh pihak eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan metode dan prinsip

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak. Tanpa informasi banyak orang yang akan mengalami kebingungan dan ketidak tahuan terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang ditandai dengan masuknya dana-dana asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Fenomena

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Badan Pengawas Pasar Modal. (2004). Kep-29/PM/2004. Pembentukan dan Pedoman Kerja Komite Audit.

Daftar Pustaka. Badan Pengawas Pasar Modal. (2004). Kep-29/PM/2004. Pembentukan dan Pedoman Kerja Komite Audit. Daftar Pustaka Alijoyo, Antonius, Elmar Bouma, TB M Nazmudin Sutawinangun, dan M Doddy Kusadrianto. (2004). Review of Corporate Governance in Asia: Corporate Governance in Indonesia. Forum for Corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara manajer atau agen dan pemilik atau prinsipal (agency theory), UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara manajer atau agen dan pemilik atau prinsipal (agency theory), UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada perusahaan yang go public memungkinkan terjadinya perbedaan kepentingan antara manajer atau agen dan pemilik atau prinsipal (agency theory), dimana perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang dilakukan pihak yang berwenang seperti manajer dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya

Lebih terperinci

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak PENGARUH MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI KASUS PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONEN DI BURSA EFEK INDONESIA) Ely Puji Setianingsih Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Irfan Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi Vol XIX No.2. Juli 2002.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Irfan Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi Vol XIX No.2. Juli 2002. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Komarudin, Imam Subekti dan Sari Atmini. 2007. Investigasi Motivasi dan Strategi Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Ali,

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi berasumsi bahwa semua individu akan bertindak untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Agen diasumsikan akan menerima

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dipandang sebagai sarana unjuk kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.salah satu kinerja perusahaan adalah laba perusahaan.pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Menurut Pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (fenomena) Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama menyatakan bahwa kualitas laba berhubungan dengan kinerja keseluruhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan. Menurut Penman dan Cohen (2003) dalam Wibowo (2009) diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin disamping untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengurangi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan yang pertama adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelimpahan kewenangan pengelolaan perusahaan di Indonesia termasuk juga pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari pemilik (shareholders)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan banyak sekali pihak-pihak yang berhubungan didalamnya. Kesamaan visi dan misi menjadi hal yang sangat penting untuk tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya pelaporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam membantu pengguna untuk

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat dibuat ialah: 1) Manipulasi aktivitas riil berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk berinvestasi, para investor terlebih dahulu memperhitungkan

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk berinvestasi, para investor terlebih dahulu memperhitungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memberikan peluang kepada calon investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan tertentu dalam waktu singkat dengan harapan mendapatkan return

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan data sampel perusahaan manufaktur periode tahun 2007-2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adala purposive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal perusahaan. 1 Laporan keuangan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sumber informasi atas kondisi keuangan suatu perusahaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, baik internal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemisahan antara pemilik dengan pengelola perusahaan menjadi salah satu sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi) yang berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam laporan keuangan menjadi salah satu informasi yang digunakan oleh stakeholder untuk pengambilan keputusan. Hery (2008) menyatakan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru berkembang di Indonesia. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para penjual dan pembeli dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan sumber daya perusahaan dan kinerja manajemen digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan perusahaan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang. Dalam

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan III.METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki rencana keuangan yang berbeda-beda di dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. efektifitas dan efisiensi suatu organisasi / perusahaan dalam rangka mencapai visi

BAB V PENUTUP. efektifitas dan efisiensi suatu organisasi / perusahaan dalam rangka mencapai visi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kinerja keuangan dapat digambarkan sebagai kondisi perusahaan yang memiliki posisi keuangan serta hasil yang telah dicapai perusahaan dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sangat penting karena dengan adanya laporan keuangan, perusahaan dapat

BAB V PENUTUP. sangat penting karena dengan adanya laporan keuangan, perusahaan dapat 64 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan adanya laporan keuangan, perusahaan dapat melaporkan kinerja perusahaannya dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan informasi yang lengkap dan berkualitas dalam berbagai bentuk sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan agent) umumnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini menyebabkan munculnya hubungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. data populasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek

BAB V PENUTUP. data populasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek BAB V PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, struktur modal, pertumbuhan dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel ukuran dewan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel ukuran dewan BAB V PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel ukuran dewan komisaris, jumlah komite audit, kepemilikan manajerial dan financial leverage terhadap nilai perusahaan dengan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Hasil keputusan individual yang dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan

PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan 1 PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan eksternal. Bagi pihak internal, laba digunakan untuk menilai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk menyediakan berbagai informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan mengenai kesatuan usaha

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah purposive sampling sesuai dengan kriteria yang sudah

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah purposive sampling sesuai dengan kriteria yang sudah BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pegaruh dari corporate governance terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di BursaEfek Indinesia (BEI) pada tahun 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan bisnis yang di hadapi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. berupa data laporan keuangan dan data harga saham yang berasal dari Indonesia

BAB V PENUTUP. berupa data laporan keuangan dan data harga saham yang berasal dari Indonesia BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakan terdapat pengaruh manajemen laba riil terhadap nilai perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agusti, Restu dan Tyas Pramesti, Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba.

DAFTAR PUSTAKA. Agusti, Restu dan Tyas Pramesti, Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba. DAFTAR PUSTAKA Aji, Bimo Bayu, 2012, Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Agusti, Restu dan Tyas Pramesti, Pengaruh Asimetri

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Corporate Governance, dan Struktur Kepemilikan terhadap Persistensi Laba pada

BAB V PENUTUP. Corporate Governance, dan Struktur Kepemilikan terhadap Persistensi Laba pada BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Laba Akuntansi, Good Corporate Governance, dan Struktur Kepemilikan terhadap Persistensi Laba pada perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pihakpihak eksternal seperti : investor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu perusahaan menjadi sangat penting, karena saham bisa dikatakan menjadi salah satu income bagi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

EFEKTIVITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA EFEKTIVITAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA LINDA ASHAR MULYA B12.2013.02424 Akuntansi - S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, URL : http://dinus.ac.id/

Lebih terperinci

BAB I. oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menjadi alat yang

BAB I. oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menjadi alat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi mengenai kinerja perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan dengan pihak eksternal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat serta teknologi yang semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan informasi mengenai kondisi

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA ERNA WIDIASTUTY Fakultas Ekonomi Universitas Mataram e-mail : ernalombok@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh bukti empiris atas pengaruh variabel independen yang terdiri dari corporate governance, independensi auditor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi bagi pihak eksternal yang dapat membantu dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba adalah laporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. aset pada perusahaan sektor perdagangan periode yang terdaftar dalam

BAB V PENUTUP. aset pada perusahaan sektor perdagangan periode yang terdaftar dalam BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah rapat dewan komisaris, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap biaya keagenan yang diproyeksikan

Lebih terperinci

Nurlaila

Nurlaila PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Email: nurlailae71@gmail.com Dwi

Lebih terperinci

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN LABA

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN LABA SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN LABA MANAJEMEN LABA PADA TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ-45 Isu / Fenomena Masalah Bagaimana pengaruh asimetri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan, laporan keuangan merupakan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan yang telah dipercayakan oleh pemegang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme penerapan corporate governance terhadap kualitas laba. Fokus utama dalam

Lebih terperinci