Dani Anwar: Pekerja Keras dengan Ekspresi Selektif. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah
|
|
- Surya Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Dani Anwar: Pekerja Keras dengan Ekspresi Selektif Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah Meretas jalur dari sebuah perubahan politik yang tak terduga di tahun 1998, Dani Anwar muncul sebagai salah satu orang muda yang menonjol. Terlibat dalam pendirian sebuah partai politik baru bernama Partai Keadilan, jabatan pertama yang diembannya adalah ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Jakarta Pusat. Kemudian menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 1999, di tahun 2004 Dani terpilih sebagai ketua Komisi E membidangi permasalahan pendidikan kesehatan, tenaga kerja dan pelatihan, pemuda dan olah raga, kebudayaan, pemberdayaan masyarakat dan sosial-budaya serta pemakaman. Sejak kecil Dani adalah seorang anak yatim yang diasuh oleh ibunya sendiri karena sang ayah meninggal dunia. Dengan kondisi ekonomi keluarga pas-pasan, Dani Anwar menjalani masa kanak-kanak dan remajanya dengan bekerja keras membantu ibunya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berjualan makanan dan koran, dan berjualan mie pangsit sampai memberi les privat untuk membiayai sekolah dan kuliahnya. Dilihat dari gambaran pengalaman hidupnya, sifat pekerja keras dan disiplin merupakan sifat yang menonjol dari sosok Dani Anwar. Apalagi setelah remaja dan menginjak dewasa ia juga aktif berorganisasi, di antaranya di lembaga kerohanian Islam (Rohis) SMA, Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Pemuda Muhammadiyah. Sifat pekerja keras dan disiplin ini rupanya juga ditangkap oleh responden survei persepsi sosial (N=200). Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sangat religius, Dani berkembang menjadi pribadi yang memegang teguh prinsip-prinsip agama. Lingkungan ini pula yang mengenalkan Dani akan kesadaran berpolitik, mendorongnya untuk menempa diri dalam organisasi kepemudaan dan politik. Kesan sebagai orang yang teguh memegang prinsip ditangkap oleh responden survei persepsi sosial (N=200). Sebagai kader dan tokoh partai seperti PKS, Dani diyakini oleh banyak orang memiliki prinsip
2 keislaman yang kuat dan teguh. Ia sangat taat kepada kode etik yang berlaku dan selalu memenuhi kewajiban moralnya secara teliti dan hati-hati. Contoh lain, ia menekankan kepatuhan pada partai, menekankan keinginannya untuk bekerja dengan sebenar-benarnya tanpa korupsi. Analisis kualitatif dan analisis konten menunjukkan bahwa Dani memiliki tingkat aspirasi yang tinggi. Dalam memandang permasalahan Jakarta, ia menyatakan dengan tegas solusi yang ia berikan. Secara khas, ia menyatakan solusinya tersebut sebagai obsesi saya. Aspirasi tinggi dengan kemauan yang kuat terkesan ketika ia berperan sebagai ketua Komisi E di DPRD Jakarta yang memutuskan sekolah dasar gratis di Jakarta. Ia berani menunjukkan kekesalannya dalam rapat pimpinan DPRD Jakarta secara keras dengan memaki mereka. Ia memang sangat lugas dalam berbicara, tidak ragu untuk menyatakan sesuatu dengan keras. Hal ini juga menunjukkan kecenderungannya yang dominan dalam mengungkapkan pendapat. Cara bicaranya yang lugas ini mengesankan dirinya sebagai sosok yang sesuai dengan stereotipe orang Betawi. Namun, secara emosional terkesan Dani sebagai orang yang kurang hangat dan kaku. Observasi terhadap rekaman audio visual menunjukkan sikap yang kurang ramah, senyum yang sedikit sekali dilepaskan, dengan sikap menjaga jarak hingga membuat orang lain canggung. Ia juga tampil datar tanpa emosi ketika menceritakan riwayat masa lalu dan remajanya. Baru ketika bicara tentang masalah-masalah Jakarta, Dani terkesan mulai menampilkan emosi yang meningkat. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil survei persepsi sosial (N=200) yang menunjukkan bahwa responden menilai Dani sebagai orang yang cukup hangat, senang di tengah orang banyak, suka keramaian, dan ceria. Agaknya perbedaan hasil observasi dan hasil survei menunjukkan interpretasi yang penting, bahwa Dani tergolong orang dengan self-monitoring tinggi. Ia mampu mengatur tingkah lakunya berdasarkan situasi eksternal dan reaksi orang lain. Saat berhadapan dengan masyarakat banyak, Dani dapat memberikan banyak senyum dan menjadi ramah, namun saat menghadapi wawancara wartawan ia bersikap serius dan fokus. Kecenderungan high self-monitoring ini memang mutlak dimiliki oleh seorang politisi. Kecakapannya sebagai politisi diakui oleh teman-teman dekatnya. Mereka menilai Dani sebagai orang yang vokal memperjuangkan pendidikan gratis di DPRD DKI. Survei persepsi sosial di lima wilayah DKI Jakarta (N=200) menunjukkan
3 bahwa responden menilai ada sifat cakap menyelesaikan masalah dan hati-hati pada diri Dani Anwar. Aspek Kognitif: Belief (kepercayaan), Kompleksitas Pikiran dan Pola Penalaran Dari analisis kualitatif dan analisis isi, dapat dikenali adanya kepercayaan dalam diri Dani bahwa kehidupan politik merupakan ajang terjadinya konflik. Agar tidak terjadi konflik berkepanjangan, perlu ada kontrol yang ketat terhadap para pelaku politik. Begitu juga dalam kehidupan bermasyarakat lebih luas, Dani percaya pengaturan dan penataan yang lebih ketat. Bagi orang seperti Dani, supaya segala sesuatunya berjalan lancar dan tertib, konsistensi aturan perlu terus dijaga. Berbagai uraian Dani Anwar tentang permasalahan Jakarta dan programprogram yang ia ingin jalankan menunjukkan adanya kompleksitas pikiran yang cukup tinggi dalam struktur kognitifnya. Ia mampu melihat satu persoalan dari berbagai sudut pandang (diferensiasi). Sebagai contoh, ketika membahas permasalahan Jakarta, ia mampu melihatnya dari aspek tata ruang, kemacetan, tenaga kerja usia produktif, dan investasi. Namun ia cenderung menggunakan satu kerangka pikir untuk menyelesaikan suatu masalah. Dani adalah tipe orang yang secara kuat berpegang pada satu prinsip yang dianggapnya benar. Langkah-langkahnya pasti akan disesuaikan dengan kerangka pikirnya. Dari penjelasan-penjelasan yang dikemukakan Dani, dapat dikenali pola penalaran yang berstruktur linear. Ini sejalan dengan kecenderungannya menggunakan satu kerangka pikir yang baginya sudah jelas dan benar. Pola penalaran itu juga disertai dengan kemampuan analisis yang baik. Dani mampu menganalisis masalah secara runut dan teliti. Langkah perlangkah ia tekuni hingga sampai kepada penyelesaian masalah. Motif Sosial Dani memiliki motif sosial untuk berkuasa. Hal ini tampil pada kecenderungannya mempelopori organisasi atau kegiatan. Dani mendirikan Forum Komunikasi Remaja Masjid Tanah Abang (F-Koremta), aktif di LPPTKI-BKPRMI
4 Jakarta Pusat, sebuah lembaga yang berjuang untuk pemberantasan buta huruf Al- Quran, dan mendirikan Yayasan Ihsanul Amal yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan. Dengan minat utamanya pada masalah pendidikan, motif sosialnya untuk berkuasa berjalin erat. Ia mengambil jurusan pendidikan ketika kuliah dan mengajar les privat sebagai profesi sebelum menjadi politisi. Keaktifannya dalam beragam organisasi semenjak remaja juga mengembangkan motifnya untuk berkuasa. Dalam hal prestasi, Dani tidak terlalu mementingkan hal tersebut. Ia pernah menempuh kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN Jakarta) namun tidak menyelesaikan skripsinya dengan alasan ketidakcocokan dengan pembimbing skripsi. Namun, kekecewaan tersebut kemudian menjadi bahan bakar motivasi atau tekadnya untuk membuktikan ia bisa sukses meski tanpa selembar ijasah sarjana. Itu pula yang ia buktikan lewat pencapaian menjadi politisi PKS yang mengantarnya menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dan sekarang menjadi calon wakil gubernur. Kepribadian dan Kepemimpinan Dani Anwar Sifat-sifat kepribadian Dani mendukungnya untuk menjadi orang nomor dua yang aktif memberikan masukan dan pertimbangan kepada atasan. Ia adalah tipe pekerja keras yang suka menangani langsung suatu masalah, punya kemauan kuat yang akan memberikan warna dalam kepemimpinan pemerintah daerah kelak. Dalam pengambilan keputusan, Dani tergolong tegas. Ia dapat membuat keputusan dalam waktu cepat. Ia juga tipe orang yang mampu dengan cepat membuat prioritas. Dengan berpegang kepada prinsip yang ia yakini, berbagai masalah yang ia hadapi dengan dapat dianalisis dan dicarikan solusinya. Pembawaan Dani terkesan serius. Emosinya datar dan jarang tersenyum lepas. Selama wawancara, baru menjelang menit ke-38 tampil peningkatan emosi dalam nada bicara naik dan ekspresi wajah yang mengerutkan dahi. Ia selalu memikirkan secara matang apa yang akan ia lakukan dan itu dapat ia lakukan dalam waktu cepat. Di satu sisi, ia disegani karena suka bekerja keras, dapat diandalkan, dan berorientasi kepada penyelesaian masalah. Di sisi lain, ia kurang bisa menggugah dan menarik perhatian orang lain karena penampilannya yang serius dan dingin. Dani adalah tipe pemimpin bertangan dingin sekaligus berpenampilan dingin.***
5 Tabel Aspek Kepribadian yang Menonjol, Kekuatan dan Kelemahan Dani Anwar Sebagai Pemimpin Aspek yang Menonjol Kekuatan Kelemahan Suka bekerja keras dan dapat diandalkan Kemampuan analitis Teguh pada prinsip Pola penalaran linear Bisa menerima berbagai macam tugas tanpa terlalu diganggu oleh rasa suka-tidak suka Mampu menganalisis masalah secara cepat, serta membuat keputusan yang tegas dan cepat pula Setia dan taat kepada prinsipprinsip yang dianggap benar; mampu bertahan dari berbagai godaan Berpikir koheren, jelas dan tertib; fokus pada masalah dan mampu membuat prioritas Kebutuhan berkuasa Mampu mengontrol emosi demi mencapai tujuan yang ingin dicapai; mampu mengontrol dan menggerakkan bawahan Penampilan yang serius Memberi kesan mampu bekerja kepada orang lain; bersungguhsungguh dan bisa bekerja secara efektif Cenderung menangani tugas sendirian dan bisa sulit mendelegasikan tugas Kurang melibatkan beragam sudut pandang dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah; terlalu ketat dalam berpikir Cenderung konservatif dan konvensional; tidak suka melakukan perubahan dalam waktu cepat Kurang berorientasi ke masa depan yang jauh, cenderung menangani masalah secara reaktif Tidak terlalu mempertimbangkan aspek emosional; kurang menjaga hubungan interpersonal yang hangat Memberi kesan dingin dan membuat orang lain sungkan untuk mendekat
PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah
PRIJANTO: TANGAN KEDUA YANG SETIA DAN BISA DIANDALKAN Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah Muncul dari kalangan perwira militer, Prijanto adalah sosok yang sebelumnya tidak
Lebih terperinciAdang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat. Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah
Adang Daradjatun: Penjaga Harmoni Masyarakat Oleh: Niniek L. Karim, Bagus Takwin, Dicky Pelupessy, Nurlyta Hafiyah Bayangkan seorang lelaki berumur 57 tahun dengan badan tegap, perut rata, dan wajah tanpa
Lebih terperinciMuhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif
Muhammad Jusuf Kalla: Investor Yang Progresif Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Dicky C.P, dan Nurlyta Hafiyah Sekiranya ada keputusan wapres (kepwapres), tentu semua kebijakan sudah saya ambil sehingga
Lebih terperinciSBY Boediono: Paduan Kehatian-Hatian dan Kecermatan yang Menonjol Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy
SBY Boediono: Paduan Kehatian-Hatian dan Kecermatan yang Menonjol Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono adalah orang yang sama-sama
Lebih terperinciJusuf Kalla dan Wiranto: Perpaduan progresitas dan loyalitas. Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy
Jusuf Kalla dan Wiranto: Perpaduan progresitas dan loyalitas Oleh: Nurlyta Hafiyah, Niniek L. Karim, Bagus Takwin, dan Dicky Pelupessy Mr. Get Things Done barangkali adalah sebutan yang tepat bagi Jusuf
Lebih terperinciWiranto: Pengawal Setia Yang Ingin Terus Mengabdi
Wiranto: Pengawal Setia Yang Ingin Terus Mengabdi Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Nurlyta Hafiyah, dan Dicky Pelupessy Wiranto hampir selalu tampil mengedepankan pentingnya pengabdian dan pelayanan,
Lebih terperinciSBY: Berjuang Menjadi Pahlawan. Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Nurlyta Hafiyah, dan Dicky C. Pelupessy
SBY: Berjuang Menjadi Pahlawan Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Nurlyta Hafiyah, dan Dicky C. Pelupessy SBY, anak tunggal yang charming itu telah jadi presiden RI selama hampir 5 tahun dan mencalonkan
Lebih terperinciBoediono: Resi Yang Terpanggil Menertibkan Dunia
Boediono: Resi Yang Terpanggil Menertibkan Dunia Oleh: Bagus Takwin, Niniek L. Karim, Nurlyta Hafiyah, dan Dicky Pelupessy Jika kebanyakan orang mengharap burung terbang, burung di tangan dilepaskan maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciTUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA
TUGAS DAN PERAN PELATIH (Hak dan Kewajiban Pelatih) OLEH: YUNYUN YUDIANA 1 An Anatomy Of A Good Coach 2 FALSAFAH SEORANG PELATIH : o Pelatih yang ingin menjadikan atletnya sebagai sang juara. o Pelatih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari kualitas suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Pada Agama Kristen biasanya memiliki suatu organisasi di gereja yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar berhasil dalam belajar.untuk itu sekolah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi
Lebih terperinciEMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.
EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk Sam Poole ID HC560419 Tanggal 23 Februari 2017 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
Lebih terperinci3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?
Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan
Lebih terperinciPROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan kearah yang lebih baik tetapi perubahan ke arah yang semakin buruk pun terus berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat sipil lahir dari interaksi sosial masyarakat yang terbina berkat ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh sebagai penyeimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Asertif 1. Pengertian Asertif menurut Corey (2007) adalah ekspresi langsung, jujur dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang optimal. Sekolah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era kompetitif ini, Indonesia adalah salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Citra merupakan image yang diberikan seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki serangkaian kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam tiga jenis; pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal adalah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana di dalam menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri. Ia selalu berinteraksi dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang
Lebih terperinciSTRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT
STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT PASAL 18 UUD 1945 (3) Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan saat ini, banyak terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto, 1993:238). Kompetensi profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Harga diri pada remaja di panti asuhan dalam penelitian Eka Marwati (2013). Tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga diri pada remaja di panti asuhan dalam penelitian Eka Marwati (2013). Tentang pelatihan berpikir optimis untuk meningkatkan harga diri pada remaja di panti asuhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Kepemimpinan Pembahasan tentang kepemimpinan secara umum dapat dijelaskan bahwa Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh orang untuk mempengaruhi orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi lebih dari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional yang menentukan suatu fungsi pemerintah. Dalam demokrasi, pemerintah hanyalah salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tercapai atau tidaknya
Lebih terperinciBAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL
BAB 2 KETRAMPILAN INTERPERSONAL 1. DEFINISI KETRAMPILAN INTERPERSONAL Ketrampilan interpersonal didefinisikan sebagai ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan
Lebih terperincib. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Menurut Schiffman & Kanuk (2004), konsumen yang melakukan pembelian dipengaruhi motif emosional seperti hal-hal yang bersifat
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak terjadi pergeseran peran atau kedudukan antara lakilaki dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi semata-mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya manusia. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.
BAB 1 Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Menurut Piaget, remaja usia 11-20 tahun berada dalam tahap pemikiran formal operasional.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu zaman dimana pertukaran budaya, seni dan kemajuan ilmu pengetahuan terjadi sangat pesat dan bebas. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Faktanya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Dinamika Personal Growth periode anak anak dewasa muda pada individu yang mengalami masa perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu manusia sangat memerlukan orang lain untuk berinteraksi dalam memenuhi kebutuhannya. Sekolah dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu sebagai salah satu sumber daya yang sangat penting dalam rangka pembangunan nasional tentunya memerlukan pendidikan sebaik dan setinggi mungkin agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan manusia di muka bumi adalah sebagai wakil Allah yang harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta mengelola kekayaan alam untuk
Lebih terperinciPSIKOGRAM. Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : PT. X Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan.
PSIKOGRAM Nama : A Level Tes : Supervisor Tanggal Tes : 29 Juli 2010 Pengirim : Tujuan Tes : Seleksi Calon Supervisor Gudang Bahan Sidoarjo Aspek SR R S T ST Inteligensi Umum (Taraf Kecerdasan) Taraf kemampuan
Lebih terperinciASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI
ASERTIVITAS DALAM PEMILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS XII SMA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH ORANGTUA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya manusia merupakan aset perusahaan dan sumber daya vital sebagai penentu keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
7 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah perilaku yang dimiliki individu di mana perilaku itu akan muncul pada waktu individu itu berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian Kode Etik
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Kode Etik 1. Kode Etik adalah sebuah pola aturan yang didasarkan pada nilai-nilai moral yang diharapkan selalu menuntun pelaksanaan tugas, kewajiban, dan pekerjaan.
Lebih terperinciSelamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II
Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II PERKEMBANGAN MORAL PADA REMAJA oleh: Triana Noor Edwina D.S, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
Lebih terperinciKriteria Presiden Impian Bangsa Indonesia Dimasa Depan (362/S) Oleh : PEFINTA DIANA PUTRI Kamis, 12 Juli :37
KOPI - Sebagai anak bangsa kita semua tentu menginginkan seorang pemimpin yang sesuai dengan angan-angan, kemauan, dan harapan bangsa. Demi masa depan bangsa kedepannya. Untuk itu kita harus memilih pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai harapan serta cita-cita sendiri yang ingin dicapai. Mencapai suatu cita-cita idealnya memerlukan
Lebih terperinciKomunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki
Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis data juga bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Marheni (dalam Soetjiningsih, 2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia menjadi bangsa yang kian berkembang adalah harapan seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia mengharapkan adanya pembaharuan di segala bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Universitas merupakan lembaga pendidikan tinggi di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi atau Universitas merupakan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang terdiri dari beberapa fakultas yang dibagi lagi ke dalam beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam
15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciSKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk bertahan hidup di tengah zaman yang serba sulit ini. Dengan adanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, pendidikan, kemampuan, dan pengetahuan sangatlah penting dimiliki oleh setiap individu. Pendidikan khususnya, merupakan suatu modal untuk bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak selalu ada kebutuhan untuk dikasihi dan merasakan bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya. Keluarga
Lebih terperinciLeader Class sebagai Solusi Krisis Kualitas Kepemimpinan. di Indonesia
Leader Class sebagai Solusi Krisis Kualitas Kepemimpinan di Indonesia Perubahan zaman yang dinamis dan kemajuan teknologi yang semakin pesat dirasa mulai memudarkan batas-batas Negara di dunia ini. Kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Individu akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya dan ketergantungan
Lebih terperinciFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA WANITA DEWASA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh
Lebih terperinciPsikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang
BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam
Lebih terperinci