BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Pengertian manajemen risiko financial Sustrisno (2001:3) menyatakan bahwa manajemen keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya murah serta usaha menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Van Horn (2005:3) menyatakan bahwa manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya. Risiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan bergantung pada pembiayaan external (termasuk pasar modal dan bank) untuk mendukung operasi yang sedang berlangsung. Risiko keuangan tercermin dalam faktor-faktor seperti leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas dan hal lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan risiko lainnya seperti: 11

2 1) Risiko likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas. 2) Diskontinuitas pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap. 3) Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya. 4) Risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu. 5) Risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. 6) Risiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai. Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Risiko diidentifikasi berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu risiko karena pergerakan harga pasar (misalnya, harga saham, nilai tukar atau suku bunga) dikategorikan sebagai risiko pasar. Risiko karena mitra transaksi gagal (default) disebut risiko kredit (default). Sementara itu, risiko karena kesalahan atau kegagalan orang atau sistem, proses atau faktor eksternal disebut risiko operasional (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009:45). Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap yang dimiliki sebuah organisasi untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko (SBC Warburg, The practice of risk Management, Euromoney Book, 2004:100). Manajemen risiko organisasi 12

3 adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen risiko keuangan mempunyai tiga tahapan: mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko. Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko, dengan mencari sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, bank menghadapi risiko kredit (kemungkinan debitur tidak melunasi hutangnya). Untuk bank yang juga aktif melakukan perdagangan sekuritas, maka bank tersebut menghadapi risiko pasar. Setiap bisnis menghadapi risiko yang berbeda karakteristiknya. Selanjutnya, mengukur risiko yang dihadapi dengan tujuan untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih baik. Jika memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko mudah dikendalikan. Ada beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis risiko tersebut. Sebagai contoh kita dapat memperkirakan probabilitas (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian buruk terjadi. Dengan probabilitas tersebut kita berusaha mengukur risiko. Setelah melakukan identifikasi dan mengukur risiko langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Mengelola risiko dapat dilakukan dengan penghindaran, ditahan, diversifikasi dan mentransfer ke pihak lainnya. Beberapa alasan perusahaan perlu melakukan pengelolaan risiko menurut Brigham dan Houstin (2006:78) yaitu: 13

4 1) Kepastian utang, manajemen risiko dapat mengurangi ketidakstabilan arus kas sehingga menjaga nilai perusahaan tidak menurun dan dapat mengurangi risiko kebangkrutan. 2) Dampak perpajakan, pajak yang tinggi menurunkan laba perusahaan dan disisi lain pajak selalu berfluktuasi sesuai dengan tingkat pendapatan. Untuk itulah lindung nilai dibutuhkan agar dapat mengurangi dampak fluktuasi pajak perusahaan. Jenis risiko bermacam macam antara lain risiko kredit, risiko pasar, risiko liquidity, risiko operasional, risiko keuangan, risiko hukum, risiko reputasi, dan risiko kepatuhan. Bentuk risiko keuangan bermacam macam dan salah satunya adalah berubahnya nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing (valuta asing) Eksposur Valuta Asing Eksposur valuta asing adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi (Levi, 2001:43). Eksposur valuta asing dialami oleh perusahaan yang melakukan atau menerima pendapatan dalam valuta asing (Yuliati, 2002:70). Perusahaan yang memiliki operasi di luar negeri menghadapi berbagai risiko. Selain bahaya politik, risiko pada dasarnya berasal dari perubahan pada nilai tukar. Dalam hal ini, nilai tukar menunjukkan jumlah bahwa unit dari satu mata uang yang dapat ditukar dengan mata uang lainnya. 14

5 Dengan kata lain, ini adalah harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang lainnya. Mata uang dari negara-negara utama diperdagangkan pada pasar yang aktif, dimana nilai tukar ditentukan oleh tekanan permintaan dan penawaran. Pencatatan nilai tukar dapat dibuat berdasarkan mata uang lokal atau berdasarkan mata uang asing. Pasar valuta asing merupakan mekanisme valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana dua pihak setuju untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada kurs tertentu. Transaksi Valas (valuta asing) menyebabkan timbulnya eksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas yaitu eksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik, pasar valas bertebaran di seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau institusi-institusi saling bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam hubungannya dengan waktu eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis. Dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs sekarang (spot rate) dan kurs masa mendatang (forward rate) disebut premi (premium) jika kurs mendatang lebih mahal dibanding dengan kurs sekarang, dan 15

6 disebut diskon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi para manajer untuk waspada terhadap risiko valas dan mengmbil langkah-langkah yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. Karakteristik pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan biasanya mempunyai spread yang tinggi. Eksposur terhadap perubahan kurs tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga tipe: eksposur translasi, eksposur ekonomi, dan eksposur transaksi (Van Horne, James C and John M. Wachowicz, 2005:120) Eksposur Translasi Eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar (Van Horne, James C and John M. Wachowicz, 2005:120). Eksposur Translasi terjadi jika perusahaan, khususnya perusahaan multinasional melakukan konversi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya (Mamduh, 2005:80). Eksposur translasi didefinisi sebagai potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasi periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah angka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk. Ekposur ini timbul saat 16

7 sebuah perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai Negara (Yuliati, 2002:92). Pembuatan laporan keuangan konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua untuk mengevaluasi kinerja keuangan anak perusahaan. Dengan membandingkan laporan keuangan setiap anak perusahaan, manajemen dapat mengetahui kinerja keuangan masing masing anak perusahaan. Informasi ini untuk merumuskan strategi bersaing dan alokasi sumber daya ke setiap anak perusahaan. Berkaitan dengan translasi dari perubahan mata uang asing di neraca dan laporan laba rugi. Menurut peraturan Financial Acounting Standart Board FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan), perusahaan AS harus menentukan mata uang fungsional untuk setiap anak perusahaan yang berada di luar negeri. Jika anak perusahaan tersebut mampu beroperasi mandiri yang diintegrasikan dalam neraca tertentu, maka mata uang fungsionalnya bisa menggunakan mata uang lokal, jika tidak maka dapat digunakan mata uang dollar. Jika mata uang fungsionalnya adalah dollar, keuntungan atau kerugian dicerminkan dalam laporan laba rugi induk perusahaan dengan menggunakan metode temporal (metode akuntansi). Perbedaan dalam metode akuntansi, dengan dollar sebagai mata uang fungsional, unsur neraca dan laporan laba rugi dikategorikan sesuai dengan nilai tukar historis atau sesuai dengan nilai tukar saat ini. Karena eksposur translasi ini berhubungan dengan arus kas perusahaan maka semakin besar risiko dari eksposur translasi mengakibatkan 17

8 tingkat liquidity perusahaan meningkat dan perusahaan perlu untuk melakukan lindung nilai dalam meminimalkan risiko Eksposur Ekonomi/Operasi Eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena perubahan yang tidak terduga pada kurs valuta asing. Eksposur operasi adalah perubahan nilai suatu perusahaan yang mengiringi perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi. Perubahan nilai tukar yang diantisipasi telah tercermin dalam nilai pasar perusahaan. Perubahan kurs valuta asing yang sudah diduga telah dimasukkan dalam perencanaan perusahaan (Levi, 2001:45). Yuliati (2002:93) menyatakan bahwa Eksposur operasi adalah mengukur setiap perubahan pada nilai perusahaan sekarang yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, perubahan tersebut muncul karena adanya fluktuasi valas yang tidak terduga. Semakin tinggi eksposur operasi yang dialami perusahaan akan mempengaruhi kas perusahaan yang akibatnya tingkat liquidity perusahaan akan meningkat, sehingga perusahaan perlu melakukan hedging untuk minimalkan risiko tersebut Eksposur Transaksi Eksposur transaksi adalah eksposur yang terjadi karena perusahaan memasuki kontak tertentu, yang kemudian memunculkan sejumlah nilai uang yang rentan terhadap perubahan kurs. Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai 18

9 transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada. Tetapi belum jatuh tempo (Yuliati, 2002:93). Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan kerugian yang terjadi ketika menyelesaikan transaksi dengan menggunakan mata uang asing. Transaksi ini dapat berupa pembeliaan atau penjualan produk, pemberian atau penerimaan pinjaman, atau transaksi lainnya yang melibatkan perolehan aktiva atau penanggungan kewajiban yang menggunakan mata uang asing. (Van Home, James C and John M. Wachowicz, 2005:121). Eksposur transaksi berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestik perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut ini: 1) Membeli atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan dinyatakan dalam valas 2) Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas 3) Terikat dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa mendatang 4) Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh aset atau mendapatkan uang yang dinyatakan dalam valas Eksposur transaksi dapat terjadi disebabkan oleh penggunaan transaksi dapat terjadi disebabkan oleh penggunaan transaksi kredit (meminjam) yang pelunasannya 19

10 dinyatakan dalam mata uang asing. Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan melalui dua tahapan yaitu: 1) Memproyeksikan penerimaan dan pengeluaran dalam setiap mata uang asing, selama kurun waktu tertentu. 2) Menghitung keseluruhan eksposur dari semua penerimaan dan pengeluaran bersih. Eksposur transaksi dapat dilakukan dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu (Madura, 2006:68) Pengertian Hedging T. Sunaryo (2009:88) menyatakan bahwa prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging. Sebelum melakukan hedging, hedger hanya memegang sejumlah aset awal. Setelah melakukan hedging, hedger memegang sejumlah aset awal dan sejumlah tertentu instrumen hedging. Portofolio yang terdiri atas aset awal dan instrumen hedgingnya disebut portofolio hedging. Portofolio hedging ini mempunyai risiko yang lebih rendah dibanding risiko aset awal. Paul Merrick (1998:36) menyatakan bahwa hedging atau hedge didefinisikan sebagai berikut: A hedge is one or more traders perfomed in order to protect an existing market exsposure against market movement. Jadi pada dasarnya hedging merupakan suatu cara produsen atau investor untuk melindungi posisi suatu aset atau (underlying asets) dari risiko perubahan pasar. Leuthold, Raymod M, et, al (1989:50) 20

11 menyatakan bahwa pengertian hedging secara teknis adalah suatu proses untuk mengambil posisi dalam pasar berjangka yang berlawanan dengan posisi yang dimilikinya di pasar fisik dalam jumlah/besar kontrak sama. Hedging atau lindung nilai pada dasarnya mentransfer risiko kepada pihak lain yang lebih bisa mengelola risiko lebih baik melalui transaksi instrumen keuangan. Individu atau perusahaan yang melakukan hedging pada perdagangan berjangka, disebut hedger. Hedger mempunyai usaha pokok pada pasar fisik (cash market), sedangkan aktivitas mereka pada perdagangan berjangka (future market) untuk memperkecil risiko dari fluktuasi harga yang tidak menguntungkan. Dengan melakukan kegiatan tersebut keuntungan yang ditargetkan dapat tercapai, atau apabila menyimpang, penyimpangan yang terjadi tidak jauh. Dengan demikian kerja hedging mirip dengan asuransi, yaitu jika kita rugi karena risiko tertentu, kita memperoleh konpensasi dari kontrak lainnya. Jika pada asuransi, asuransi diberikan oleh perusahaan asuransi. Sedangkan untuk hedging dengan instrumen derivatif, konpensasi diberikan oleh pihak lain yang menjual kontrak derivatif tersebut Instrumen Derivatif Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying aset). Aset yang menjadi dasar tersebut bisa sangat beragam, mulai dari sekuritas (saham, obligasi), komoditas (emas, olefin), 21

12 valas, bahkan instrumen derivatif lainnya. Instrumen derivatif sangat bermanfaat untuk manajemen risiko, yaitu bisa digunakan untuk hedging (lindung nilai). Di Indonesia instrumen tersebut belum banyak diperdagangkan dibandingkan dengan negara maju, pertumbuhan instrumen tersebut berkembang cukup pesat. Untuk mengurangi risiko dari fluktuasi valuta asing dapat dilakukan hedging dengan instrumen derivatif melalui kontrak forward, kontrak future, option dan swap mata uang. 1) Forward Kontrak forward hampir sama dengan kontrak future pada perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan harga tertentu (Hull, 2008:30). Instrumen forward merupakan instrumen keuangan derivatif yang paling lama. Kontrak forward bisa dibedakan dengan kontrak spot. 2) Future Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu periode tertentu di masa yang datang dengan kepastian harga yang telah disepakati sebelumnya (Hull, 2008:35). Ada beberapa kelemahan dari forward. Seperti, kontrak forward merupakan hasil negosiasi langsung antara pihak pembeli dengan penjual forward. Mereka bertemu langsung dan melakukan negosiasi. Jika terjadi kesepakatan, maka kontrak forward disepakati. Pasar semacam itu sering disebut sebagai pasar over the counter. Di satu sisi negosiasi semacam itu memungkinkan fleksibilitas yang tinggi, di sisi lain, negosiasi tersebut mengakibatkan variasi yang cukup tinggi. Variasi tersebut membuat kontrak future 22

13 tidak standar. Produk yang tidak terstandar lebih sulit diperdagangkan. Karena kurang likuid, produk tersebut cenderung mempunyai biaya transaksi yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan likuiditas, future menggunakan strategi yaitu menstandarkan kontrak future. Standarisasinya seperti, besarnya kontrak, misalnya kontrak untuk future dollar Australia ditetapkan sebesar $ per kontraknya. 3) Opsi (Option) Opsi merupakan instrumen derivatif lainnya. Opsi memiliki kelebihan dibandingkan dengan kontrak forward atau futures. Instrumen forward dan futures mempunyai potensi kerugian yang tidak terbatas. Potensi kerugian tersebut merupakan hal yang tidak disukai banyak orang. Karena itu lebih baik potensi kerugian tersebut dihilangkan atau dibatasi. Instrumen keuangan opsi diciptakan dengan tujuan semacam ini. Banyak opsi yang diperdagangkan di bursa opsi, tetapi sering kali opsi hanya berupa kesepakatan pribadi antara perusahaan dan bank (Marcus, 2006:67). Ada dua jenis opsi yaitu: Opsi jual (put option) adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya untuk menjual suatu efek tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Opsi beli (call option) adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya untuk membeli suatu efek tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual mata uang tertentu. Keputusan untuk menjalankan hak yang dimiliki sepenuhnya ditentukan oleh pemegang opsi. Jadi, transaksi di pasar opsi tidak harus diikuti 23

14 dengan penyelesaian transaksi sebagai mana terdapat pada kontrak forward dan future. 4) Swap Andrew M. Chisholm, menyatakan bahwa swap adalah suatu perjanjian antara dua pihak untuk mempertukarkan pembayaran pada tanggal rutin dimasa depan, di mana pembayaran dasar dihitung secara berbeda. Swap adalah pertukaran aliran kas antara dua pihak. Jenis swap yang biasa dilakukan oleh perusahaan adalah back to back loans, currency swap dan credit swap (Van Horne, James C and John M. Wachowicz, 2005:70) Leverage Leverage adalah penggunaan sumber dana yang menimbulkan beban tetap keuangan. Utang adalah sumber dana yang menimbulkan beban tetap keuangan, yaitu bunga yang harus dibayar tanpa memperdulikan tingkat laba perusahaan. Schall dan Harley (1992:206) mendefinisikan leverage sebagai the degree of firm borrowing, artinya leverage sebagai tingkat pinjaman perusahaan. Warsono (2003:204), menyatakan bahwa leverage adalah penggunaan aset atau dana, dan sebagai konsekuensi dari penggunaan tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya dan beban tetap. Sedangkan Agnes Sawir (2003:60) menyatakan rasio leverage adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk mememuhi segala kewajiban financialnya seandainya perusahaan pada saat itu dilikuidasi. Berdasarkan 24

15 pengertian menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa leverage adalah suatu kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset dan dana yang akan mengeluarkan biaya tetap untuk memenuhi kewajiban perusahaan tersebut. Setiap perusahaan selalu mengalami permasalahan leverage apabila beban atau biaya, baik operasi ataupun biaya financialnya ditanggung perusahaan tersebut. Sebagai akibat dilakukannya investasi, biaya tetap operasi harus diperhitungkan dan akibat dari pelaksanaan pendanaan, biaya financial adalah beban yang juga harus diperhitungkan.. Van Horne, James C and John M.Wachowicz (2005:44) menyatakan bahwa ada dua jenis rasio leverage yaitu rasio utang terhadap aset dan rasio utang terhadap modal. 1) Rasio Utang terhadap Aktiva atau Debt to Tottal Aset Ratio Debt to Total Aset Ratio = Total Hutang/Total Aktiva x 100 persen Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. 2) Rasio Utang terhadap Modal atau Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio = Total Debt/Total Equity x 100 persen Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio yang membandingkan total hutang dengan total modal. 25

16 2.1.5 Growth Opportunities Growth Opportunities merupakan suatu ukuran peluang perusahaan dalam mengembangkan usahanya di masa depan (Myers, 1977:80). Growth Opportunities dapat menunjukan peluang suatu perusahaan. Semakin tinggi Growth Opportunities menunjukan peluang perusahaan untuk maju juga tinggi, sehingga untuk mengambil kesempatan tersebut diperlukan dana dengan jumlah yang besar dalam membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Oleh karenanya perusahaan mempertahankan pendapatan yang diperoleh untuk diinvestasikan kembali dan pada waktu yang bersamaan perusahaan diharapkan tetap mengandalkan pendanaan melalui hutang yang lebih besar (Baskin, 1989:56). Dalam penelitian ini variabel Growth Opportunities diproksikan dengan perbandingan antara MVE (market value of equity) dan BVE (book value of equity). Aretz (2009:92) menyatakan bahwa nilai pasar atau market value of equity didapat dari perhitungan unsur laba bersih perusahaan yang dapat mengalami penurunan nilai ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena berbagai macam pengeluaran dari jenis risiko seperti fluktuasi risiko mata uang asing, harga komoditas bahan baku yang mengalami kenaikan sehingga harga pokok produksi semakin besar, sehingga menurunkan tingkat laba. Sedangkan dalam perhitungan book value of equity diharapkan memiliki nilai lebih kecil karena mengindikasikan bahwa penggunaan hutang pada perusahaan tersebut relatif kecil dan dapat meningkatkan nilai book value of equity. Weston dan Brigham (1984:40), menyatakan bahwa perusahaan yang ingin mengalami pertumbuhan yang cepat lebih 26

17 memilih untuk menggunakan hutang dalam pendanaannya dibandingkan perusahaan memiliki laju pertumbuhan yang lambat. Penelitian yang dilakukan Hardanto (2012) tentang analisis faktor yang mempengaruhi penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging pada perusahaan automotive and allied products periode , dengan menggunakan metode regresi logistic menemukan hasil bahwa Growth Opportunities berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan penggunaan hedging dengan instrumen derivatif Liquidity Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi (Sutrisno, 2000:70). Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 2001:80). Sedangkan Agus Sartono (2001:39) mengemukakan bahwa Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Dengan demikian dapat disimpulkan Likuiditas adalah kemampuan setiap perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial yang harus dipenuhi tepat pada waktunya. Risiko likuiditas terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan membayar kewajiban jangka pendek. Jika risiko likuiditas tidak ditangani dengan baik, risiko tersebut bisa meningkat menjadi risiko solvabilitas atau solvency risk, yang bisa mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio likuiditas. 27

18 Rasio likuiditas terdiri dari: 1) Rasio Kas (Cash Ratio) Pengertian Rasio Kas menurut Bambang Riyanto (2001:90) Rasio Kas merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar. Atau dapat juga dihitung dengan mengikutsertakan surat-surat berharga. Kas dan surat berharga merupakan alat likuid yang paling dipercaya. Rasio kas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang segera dapat diuangkan. Bertambah tinggi Cash Ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia makin besar sehingga pelunasan utang pada saat jatuh tempo tidak akan mengalami kesulitan. 2) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisis posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Current ratio. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dipunyai perusahaan ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada tanggal tertentu seperti tercantum pada neraca. Current Ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (Margin Of Saffety) kreditur jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanghutang tersebut. Semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin tinggi keputusan hedging yang dilakukan karena tingginya risiko dalam pemenuhan kewajiban jangka pendek dan 28

19 sebaliknya (Spano, 2004:90). 2.2 Rumusan Hipotesis Pengaruh Leverage Terhadap Penggunaan Instrumen Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Syamsuddin (2002:89) menyatakan bahwa leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan perusahaan. Sedangkan Ismanu (2007:67) mendefinikasn leverage sebagai penggunaan potensi biaya biaya keuangan tetap untuk meningkatkan pengaruh perubahan dalam laba sebelum bunga dan pajak. Hasil penelitian Nguyen dan Faff (2002) menyatakan bahwa leverage suatu perusahaan merupakan faktor penting yang berhubungan dalam pengambilan keputusan hedging perusahaan dengan menggunakan instrumen derivatif. Guniarti, Fay (2011) menyatakn bahwa variabel leverage secara konsisten berpengaruh positif dan signifikan terhadap probabilitas aktivitas hedging. Penelitian yang dilakukan Paranita (2012) juga menyatakan hasil yang sama bahwa leverage berpengaruhi positif terhadap penggunaan instrumen derivatif. Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa Semakin tinggi leverage yang ditanggung perusahaan, semakin besar tindakan hedging yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak buruk risiko, karena penggunaan hutang yang lebih besar dibanding dengan kuantitas modal yang dimiliki akan menimbulkan risiko kebangkrutan, dengan risiko yang semakin besar 29

20 perusahaan perlu menanggulanginya dengan cara melakukan hedging. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hipotesis mengenai pengaruh leverage terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging adalah: H1 = Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan Hedging Pengaruh Growth Opportunities Terhadap Penggunaan Instrumen Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Growth Opportunities merupakan suatu ukuran peluang perusahaan dalam mengembangkan usahanya di masa depan (Myers, 1977:78). Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang tinggi lebih memilih hutang sebagai sumber pendanaan yang besar dibandingkan dengan perusahan yang pertumbuhannya lambat (Weston dan Brigham, 1984:90). Hasil Penelitian Nance, Smith, dan Smithson (1993) menyatakan perusahaan dengan tingkat pinjaman yang tinggi memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat melakukan hedging dengan instrumen derivatif dalam mengurangi risiko yang dapat merugikan perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan Hardanto (2012) tentang analisis faktor yang mempengaruhi penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging pada perusahaan automotive and allied products periode , dengan menggunakan metode regresi logistic menemukan hasil bahwa Growth Opportunities berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan penggunaan hedging dengan instrumen derivatif. Penelitian Karol Marek Klimczak 30

21 (2008) dengan judul Corporate Hedging and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies menemuhan hasil bahwa Growth Opportunities perusahaan berpengaruh positif terhadap perilaku hedging. Growth Opportunities dapat menunjukan peluang suatu perusahaan. Semakin tinggi Growth Opportunities menunjukan peluang perusahaan untuk maju juga tinggi, sehingga untuk mengambil kesempatan tersebut diperlukan dana dengan jumlah yang besar dalam membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hipotesis mengenai pengaruh growth opportunies terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging adalah: H2 = Growth Opportunities berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan Hedging Pengaruh Liquidity Terhadap Penggunaan Instrumen Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi (Sutrisno, 2000:45). Sartono (2001:29) mengemukakan bahwa Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas adalah kemampuan setiap perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial yang harus dipenuhi tepat pada waktunya. Risiko likuiditas terjadi jika perusahaan mengalami kesulitan membayar kewajiban jangka pendek. Penelitian Ahmad (2012) yang berjudul faktors for using derivatives: evidence from malaysian non-financial companies menemukan hasil bahwa liquidity 31

22 berpengaruh negatif dengan penerapan hedging. Paranita (2011) melakukan penelitian mengenai kebijakan hedging dengan derivatif valuta asing pada perusahaan publik di Indonesia. Hasil penelitian diperoleh bahwa probabilitas perusahaan menerapkan kebijakan hedging secara negatif dan tidak signifikan berhubungan dengan current ratio. Hasil penelitian yang dilakukan Nguyen dan Faff (2002) menemukan hasil bahwa liquidity berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging dengan instrumen derivatif. Liquidity dapat diukur dengan cash ratio dan current ratio. Dimana cash ratio merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar sedangkan current ratio merupakan perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Hubungan liquidity dengan penggunaan instrumen derivatif berpengaruh negatif dan signifikan. Semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin rendah aktivitas hedging yang dilakukan karena risiko kesulitan keuangan yang muncul cenderung rendah. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hipotesis mengenai hubungan liquidity terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging adalah: H3 = Cash ratio (LQ1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging. H4 = Current ratio (LQ2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging. 32

23 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian tersebut dapat digunakan untuk menganalisis dan menemukan pengaruh leverage, growth opportunies, cash ratio dan currency ratio terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging, maka dapat digambarkan model penelitian sebagai berikut: Gambar kerangka pemikiran Leverage (X1) Growth Opportunities (X2) Cash Ratio (LQ1) G. Metode Penelitian (X3) Currency Ratio (LQ2) (X4) H1 (+) H2 (+) H3 (-) H4 (-) Penggunaan Instrumen Derivatif Valuta Asing (Y) 33

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transaksi perusahaan dengan perusahaan internasional tidak hanya dilakukan secara tunai, akibatnya timbul hutang maupun piutang dalam bentuk mata uang asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Resiko Risiko merupakan kerugian yang diakibatkan oleh sebuah kejadian yang tidak dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu berikut ini beberapa persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional atau dikenal dengan perdagangan antar negara, saat ini telah berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat kita ketahui dari semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat

BAB I PENDAHULUAN. lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring dengan situasi ketidakpastian perekonomian global yang terjadi, lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Manajemen risiko dalam bisnis melibatkan pengidentifikasian peristiwa peristiwa yang dapat memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1) Landasan Teori 2.1.1 Hedging Hedging adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan multinasional untuk melindungi perusahaan dari eksposur terhadap valuta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaanperusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Menejemen Resiko Resiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian, resiko bisa didefenisikan kejadian yang merugikan. sebagai contoh investasi dapat mendatangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen derivatif di Indonesia saat ini sudah semakin banyak diminati serta dimanfaatkan penggunaannya oleh banyak perusahaan dan investor. Namun, krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii. PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii. PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam usahanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya dalam perekonomian suatu negara. Perbankan memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko. Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian (loss) (Salim, 2007:199). Risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang. Perdagangan internasional adalah hal yang datang dan tidak dapat dicegah di era globalisasi seperti saat ini. Perdagangan internasional atau yang lebih dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity,

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity, 87 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity, Leverage, Firm Size, Cash Ratio,dan Current Ratio terhadap probabilitas perusahaan menggunakan instrument

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

pengendalian financial (risiko ditahan, risiko ditransfer).

pengendalian financial (risiko ditahan, risiko ditransfer). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Risiko Risiko adalah adanya kemungkinan kinerja suatu perusahaan akan lebih rendah daripada yang diperkirakan sebelumnya karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi mengharuskan banyak perusahaan secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas mereka untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS INSTRUMEN DERIVATIF VALUTA ASING SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN HEDGING (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012) SKRIPSI

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB II URAIAN TEORTIS 23 BAB II URAIAN TEORTIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Internasional

Manajemen Keuangan Internasional Modul ke: Manajemen Keuangan Internasional Derivatif Valuta Asing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kontrak Forward Valas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan metode analisis regresi logistik yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Evanny Indri Hapsari (2012) Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI pada

Lebih terperinci

PENGARUH LEVERAGE, GROWTH OPPORTUNITIES, DAN LIQUIDITY TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN HEDGING PT. INDOSAT TBK

PENGARUH LEVERAGE, GROWTH OPPORTUNITIES, DAN LIQUIDITY TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN HEDGING PT. INDOSAT TBK E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 2, 2016: 1282-1308 ISSN : 2302-8912 PENGARUH LEVERAGE, GROWTH OPPORTUNITIES, DAN LIQUIDITY TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN HEDGING PT. INDOSAT TBK I Gusti Putu Agung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).

Lebih terperinci

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset).

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset). XXIV. Instrumen Kuangan Derivatif 1. Pendahuluan Instrumen keuangan derivatif bisa diartikan sebagai instrumen keuangan yang nilainya tergantung dari (diturunkan, derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah klasik dalam urusan pengembangan setiap perusahaan adalah pendanaan. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Pengertian pasar modal menurut Riyanto (2001:219) adalah pasar dalam pengertian abstrak yang mempertemukan dua

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar Pengelolaan Risiko Pasar Manajemen Risiko, Sesi 7 Latar Belakang Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Teknik pengampilan sampel dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instrumen Keuangan Derivatif 2.1.1 Pengertian Instrumen Keuangan Derivatif Pada jaman sekarang ini perusahaan menghadapi berbagai jenis risiko pasar. Risiko ini timbul karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka

Lebih terperinci

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi 17 II. TIN JAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR Jevi Enggawati Moch. Dzulkirom A.R Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia saat ini sedang dalam masa transisi di mana keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih berada dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus

Lebih terperinci

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING MODUL 9 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Afrizon KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK KEGIATAN BISNIS INTERNASIONAL Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) dan sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Hutang Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif pendanaan yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi banyak perusahaan-perusahaan industri, dagang maupun jasa yang ada bersaing dalam mendapatkan konsumen maupun investor dengan menggunakan

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

BAB 11 FOREX EXPOSURE (FE) Dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas.

BAB 11 FOREX EXPOSURE (FE) Dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas. BAB 11 FOREX EXPOSURE (FE) Dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas. Secara umum, pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal dan Struktur Modal a. Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi perusahaan industri dengan periode waktu antara Januari 1977 sampai dengan Desember

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena

BAB I yang baik dan dapat memberikan return yang akan dipilih oleh investor. Oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah bentuk penanaman sejumlah dana pada suatu perusahaan yang diharapkan mendapat keuntungan di masa depan. Salah satunya adalah dengan penanaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN TEORETIS 2.1.1 Pengertian Manajemen Resiko Resiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak di kehendaki muncul. Resiko di identifikasi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Utang Menurut Munawir (2004) dalam Pitaloka (2009) utang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan politik pada tahun 1998 sampai sekarang membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 0 (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 0 (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006) BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Ada beberapa pendapat dari hasil penelitian terdahulu yang menjelaskan bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dividen Dividen menurut Riyanto (2008:265) adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis, sehingga dalam menjalankan suatu usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci