PLANETARIUM DI BALI 6
|
|
- Ratna Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PLANETARIUM Dalam bab ini dijabarkan mengenai teori planetarium, kajian terhadap proyek yang sejenis, serta spesifikasi umum Planetarium. 2.1 Planetarium Berikut dijabarkan mengenai teori tentang planetarium, sejarah, fungsi, jenis-jenis, kompone utama yang tedapat pada planetarium sistem operasi, dan program-program yang terdapat pada planetarium Pengertian Pengertian planetarium akan menjelaskan teori-teori tentang planetarium, dengan mengetahui teori-teori tentang planetarium sehingga dapat menyimpulkan pengertian dari planetarium yaitu: a. Planetarium merupakan sebuah bangunan fisik berupa ruang teater dengan menampilkan gambaran tentang benda-benda langit, susunan beserta pergerakannya melalui proyektor (Wilson,1994). b. Planetarium merupakan sarana wisata pendidikan yang menyajikan pertunjukan/menggambarkan peredaran dan letak planet-planet dalam tata surya, termasuk letak matahari yang menjadi pusat peredaran dengan menggunakan proyektor (Budiarto,2008). c. Planetarium merupakan sebuah tempat yang memutarkan pertunjukan berupa simulasi benda-benda langit. Dalam suatu planetarium biasanya terdapat ruang pertunjukan/ Theatre yaitu tempat diadakannya simulasi fenomena astronomis. PLANETARIUM DI BALI 6
2 Atap sebuah planetarium berbentuk kubah, tidak seperti pada observatorium. Meskipun sama-sama berbentuk kubah, kubah pada planetarium tidak dapat dibuka tutup. Inilah yang membedakan planetarium dengan observatorium. Akan tetapi, adapula planetarium yang juga merupakan observatorium (Gunawan,2014). Jadi Planetarium merupakan gedung pertunjukan dengan bagian atap berbentuk kubah setengah lingkaran yang tidak dapat dibuka dan kubah tersebut berfungsi sebagai layar serta terdapat proyektor utama yang digunakan untuk memperagakan posisi gerak susunan bintang-bintang dan benda-benda langit yang dipantulkan ke layar kubah dengan diiringi musik Sejarah Planetarium Sejarah dibuatnya sebuah Planetarium dimulai sejak abad ke-17, yakni seorang bangsawan bernama Frederick III of Holstein-Gottorp memesan sebuah Globe Khusus kepada Adam Olearius dan disempurnakan oleh Andreas Bösch. Proses pembuatannya kurang lebih 10 tahun, yakni dari tahun 1654 sampai 1664 pembuatan globe pesanan itu dibuat hingga rampung dan diberi nama dengan sebutan Globe of Gottorf. Gambar 2.1 Globe of Gottorf Sumber : Globe ini merupakan cikal bakal Planetarium pertama didunia, pada bagian utama dari globe atau Planetarium ini adalah bulatan cengkung terbuat dari tembaga dengan diameter 3,1 meter yang ditaruh diatas. Ilustrasi mengenai rasi bintang terlukis di permukaan bulatan tersebut. Untuk bintangnya, digunakan bulatan kecil dan tembaga yang dilapisi emas. Cahaya dari lampu minyak yang ditaruh ditengah akan membuat bintang-bintang bersinar. PLANETARIUM DI BALI 7
3 Planetarium pertama berada di Museum Kunstkammer St. Petersburg Rusia, akan tetapi yang dipamerkan merupakan Replika dari Globe of Gottorf yang asli, hal ini disebabkan Planetarium tersebut hangus terbakar pada tahun 1717 dikarenakan perang Great Northern. Lalu Ratu Elizabeth dari Rusia membuat replika Globe of Gottorf. Pada saat itu, replica Globe of Gottorf tersebut disita oleh Jerman dan disimpan di Dutch Admiralty hingga akhirnya perang dunia II tahun 1947 replika Globe of Gottorf dikembalikan ke Rusia. Sedangkan pada abad ke-18 tahun 1744, telah dibuat Planetarium Mekanika bernama Eise Eisinga s Planetarium di kota Franeker Friesland Belanda oleh seorang astronom amatir asal Belanda bernama Eise Jeltes Eisinga. Planetarium yang sering disebut dengan orrey di bangun pada tangun 1774 sampai tahun 1781 dan mendapatkan pengakuan dan pujian dari Raja William I dan Pangeran Frederik dari kerajaan Belanda hingga akhirnya pada tahun 1818 Planetarium atau orrey tersebut diserahkan ke Belanda. Gambar 2.2 Eise Eisinga s Planetarium Sumber: tput/a530-photo.jpg Sementara pada abad ke-19 tahun 1912, seorang geografiwan bernama Wallace Walter Atwood membuat Globe dengan melubangi Globe dengan 692 lubang agar membuat simulasi bintang-bintang berdasarkan magnitude kecil sedangkan untuk mensimulasi matahari didalam globe dipasang sebuah bola lampu bergerak. Globe ini diberi nama dengan sebutan Atwood Celestial Sphare. Sekarang Atwood Celestial Sphare ini dipamerkan di Planetarium Chicago, USA. PLANETARIUM DI BALI 8
4 Dari ketiga Globe diatas merupakan cikal bakal sebuah Planetarium sebagai alat peraga mekanik untuk memperlihatkan pergerakan benda-benda langit seperti bintang, planet, bulan, dan matahari. Hingga pada awal abad ke-20, Planetarium mulai berintergrasi dari jenis mekanik menjadi jenis modern yakni dengan menggunakan teknologi proyektor. Ide pertama pembuatan proyektor Planetarium bermuda dari pengajuan oleh pendiri Museum Deutsches bernama Oskar Von Miller pada tahun 1913 dan proyektor Planetarium yang dibuat pada tahun 1919 berdasarkan ide Walther Bauersfeld dari Carl Zeiss Company. Pada bulan Agustus tahun 1923, proyektor pertama diberi nama Model I dipasang dipabrik Carl Zeiss di Jena. Bauerfeld untuk pertama kali mengadakan pertunjukkan didepan publik dengan proyektor tersebut di Museum Deutsches, München Jerman, 21 Oktober Gambar 2.3 Atwood Celestial Sphare Sumber: rium_adler Deutsches Museum menjadi Planetarium pertama di dunia setelah proyektor dipasang secara permanen pada bulan Mei Di awal perang dunia II proyektor dibongkar dan disembunyikan. Setelah Deutsches Museum yang hancur akibat perang dunia II dibangun kembali, Proyektor Model I kembali dipasang pada 7 Mei Sementara tiga bangunan mulai dibangun planetariumplanetarium serupa dengan menggunakan proyektor di beberapa kota di Eropa seperti pada tahun 1928 dibangun Planetarium Roma di Itali, tahun 1929 juga dibangun Planetarium Moscow di Rusia dan tahun 1930 dibangun 5 planetarium yakni Planetarium Stockholm di Swedia, Planetarium Milan di Itali, Planetarium Hamburg di Jerman, Planetarium Vienna di Austria dan Planetarium Adler Chicago di USA. Hingga tahun 1937, pembangunan planetarium memasuki PLANETARIUM DI BALI 9
5 daratan Asia dan ditandangi dengan dibangunnya Planetarium Kyoto dan Planetarium Tokyo hingga akhir tahun 60-an. Pada tahun 1969 Planetarium Jakarta mulai beroperasi untuk pertama kalinya. Hingga pada tahun 1995, teknologi proyektor Planetarium memasuki era Digital yang meliputi aplikasi pertunjukkannya berpindah dari teknologi manual menjadi teknilogi komputerisasi. Hal ini dimulai oleh Planetarium London-Inggris yang modernisasi proyektornya secara digital untuk pertama kalinya. Sedangkan di tahun 1996 mulai bermuculan perusahaan pembuat proyektor untuk menemani proyektor yang telah lama ada yakni Carl Zeiss Company, seperti Goto Virtuarium Company asal Jepang yang mayoritas proyektor Planetariumnya menggunakan Proyektor Goto bahkan negara lain juga ada yang menggunakan produk Goto. Sementara perusahaan Sky Vision Company asal Inggris, Star Rider Company asal Amerika Serikat dan Astro Vision Company asal Cina juga mengalami proses pengembangan perusahan proyektor dengan memasyarakatkan jenis-jenis proyektornya dikalangan negaranya masing-masing maupun negara lain. (Gunawan,2014) Fungsi Fungsi planetarium akan menjelaskan beberapa fungsi dari Planetarium, dengan mengetahui beberapa fungsi-fungsi planetarium sehingga dapat menyimpulkan fungsi dari planetarium yaitu: A. Berdasarkan peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 43 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Planetarium, dalam melaksanakan penyebarluasan ilmu pengetahuan astronomi dan keantariksaan, planetarium memiliki fungsi sebagai berikut: a Penyelenggaraan pertunjukkan teater bintang atau simulasi menampakkan benda-benda dan peristiwa langit dengan menggunakan peralatan planetarium. b Pelaksanaan pameran gambar dan model tentang bumi, benda-benda langit, wahana antariksa dan peralatan astronomi. c Pelaksanaan perekaman dan pendokumentasian berbagai peristiwa astronomi. PLANETARIUM DI BALI 10
6 d Penyelenggaraan penyuluhan dan bimbingan mengenai ilmu pengetahuan bumi dan antariksa kepada guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. B. Fungsi planetarium menurut Othman (1991) yaitu sebagai berikut: a. Planetarium berfungsi sebagai penghubung antara ilmu pengetahuan dan manusia. b. Planetarium berfungsi sebagai pusat informasi yakni semua orang dapat menyalurkan pertanyaan mengenai astronomi sehingga dapat menjaga hubungan dengan komunitas astronomi internasional. c. Planetarium berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan astronomi yakni dapat menyatukan astronomi amatir, para pelajar dan para professional. Kegiatan astronomi meliputi kursus, pameran, dan program rencana peneropongan. C. Fungsi planetarium menurut Budiarto (2008) yaitu sebagai berikut: a. Planetarium sebagai media informasi Planetarium merupakan sebuah media informasi secara langsung yang tidak didapat pada kebayakan perpustakaan lainnya. Penonton bisa mengamati secara langsung astronomi di luar angkasa dan bisa menyaksikan sebuah film mengenai sistem tata surya ini. Planetarium akan menjadikan sebuah alternatif bagi kebutuhan ilmu pengetahuan alam semesta. b. Planetarium sebagai media aktualisasi dan interaksi Planetarium sendiri merupakan sejenis wadah kegiatan mengenai astronomi dan beraktualisasi soal kebenaran alam semesta. Jadi bukan semata berorientasi komersil seperti layaknya pusat penelitian astronomi seperti NASA, universitas-universitas yang mempelajari tentang astronomi, International Astronomical Union (IAU) dan sebagainya. Wadah sejenis planetarium selain memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat juga dapat difungsikan sebagai pusat komunitas bagi orang-orang yang menyukai astronomi/luar angkasa. c. Planetarium sebagai pustaka atau bahan amatan Media pustaka tidak hanya berupa buku, ada juga yang berupa benda-benda yang dapat menambah pengetahuan dan media pustaka elektronik lainnya PLANETARIUM DI BALI 11
7 misalnya kaset, pita film, CD, DVD dan alat pembantu lainnya. Planetarium adalah tempat untuk membaca, mengamati, meneliti, memahami media pustaka. Planetarium juga menyediakan ruang pengamatan luar angkasa secara langsung dan tempat untuk melihat serta memahami media pustaka elektronik yaitu dengan disediakannya ruang audio visual atau bisokop mini. Jadi dapat disimpulkan fungsi dari planetarium yaitu: a. Sebagai tempat informasi dalam bidang Ilmu Astronomi b. Sebagai gedung pertunjukan terater bintang dan simulasi penampakan benda-benda dan peristiwa langit dengan menggunakan proyektor khusus pada ruang Planetairum. c. Sebagai tempat pendokumentasian berbagai peristiwa astronomi dari waktu ke waktu. d. Sebagai wadah kegiatan dalam bidang ilmu astronomi seperti kegiatan peneropongan bintang-bintang Jenis-jenis Berdasarkan fungsi pelayanannya menurut Sari (2010), jenis planetarium terbagi menjadi planetarium khusus dan planetarium umum terbagi lagi menjadi planetarium formal dan planetarium pelengkap yaitu sebagai berikut: A. Planetarium khusus merupakan planetarium yang digunakan untuk edukasi maupun penelitian semata. Seperti pada sekolah-sekolah umum, universitas maupun sekolah latihan militer. Contohnya observatorium di lembang (jawa Barat) yang dikelola oleh jurusan astronomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung. B. Planetarium umum merupakan planetarium terbuka bagi masyarakat umum dengan tujuan edukasi dan rekreasi baik secara informatif maupun secara ekspretif. Planetarium umum dibedakan menjadi: a. Planetarium formal merupakan planetarium yang memiliki pengelolaan tersendiri walaupun bergabung dengan fasilitas lain tapi hubungannya saling menunjang. Contohnya Alder Planetarium di USA dan Planetarium Jakarta. PLANETARIUM DI BALI 12
8 b. Planetarium pelengkap merupakan bagian dari science centre atau museum yang berfungsi untuk memukau para pengunjung. Contohnya Planetarium Angkatan Laut Surabaya Komponen Utama Komponen utama akan menjelaskan bagian-bagian yang terdapat pada ruang utama yang terdapat pada planetarium yaitu ruang pertunjukkan teater bintang. Berikut adalah beberapa komponen yang terdapat pada planetarium yaitu: A. Susunan tempat duduk Pada susunan tempat duduk mengelilingi proyektor utama yang berfungsi untuk memperagakan posisi gerak susunan bintang dan benda langit secara vertikal, sehingga penonton dapat melihat objek-objek pada kubah dengan arah yang sama. Kubah di fungsikan sebagai layar, dengan posisi tempat duduk di miringkan atau datar mengarah (horizontal) ke atas serta terdapat area panggung yang di fungsikan sebagai tempat moderator untuk kegiatan lain seperti seminar dan lain- lain. Kapasitas tempat duduk yang ditampung di planetarium tergantung dengan besaran kubah yaitu: Tabel 2.1 Diameter Kubah dan Kapasitas Duduk Diameter antara Kapasitas tempat duduk 7 meter orang 7 11 meter orang meter orang meter orang meter orang 19 meter orang Sumber: (Wilson, 1994) B. Proyektor pada planetarium Di dalam ruangan pertunjukan terdapat sumber gambar berupa proyektor planetarium yang umumnya di letakkan di tengah ruangan. Fungsi dari proyektor yaitu dapat memperagakan pergerakan benda-benda langit sesuai dengan waktu dan lokasi. PLANETARIUM DI BALI 13
9 Gambar 2.4 Proyektor pada Planetarium Sumber : Proyektor planetarium memiliki desain dasar dengan 3 komponen utama menurut Sari (2010) yaitu :. a Sistem proyeksi planet Planet-planet diproyeksikan melalui sistem tersendiri yaitu analog mekanikal. Analog mekanikal berupa model miniatur dari karakteristik orbit planet-planet (satu analog untuk setiap proyektor planet), bumi, matahari, dan posisi planet secara mekanis ditampilkan. Operator dapat memilih baik dari sudut pandang bumi maupun sudut pandang matahari untuk tampilan gerakan planet-planet. b Lampu bintang Memproyeksikan milyaran bintang-bintang angkasa. Lampu bintang merupakan sebuah alat yang menghasilkan titik-titik intensitas sumber cahaya yang kecil. Cahaya ini difokuskan melalui ribuan lensa individual dan lubanglubang kecil yang diproyeksikan ke kubah. c Penggunaan komputer Komputer digunakan untuk menyambungkan tiga jenis gerakan sumbu yang memungkinkan operator untuk memutar bola langit pada titik manapun yang memungkinkan observasi langit dari planet manapun dalam tata surya atau dari titik manapun di antariksa. Sistem ini mendemonstrasikan sudut pandang normal bumi kelangit melalui konsep Kopernikus atau Galelio dan mengatur keseluruhan gerakan untuk dianalisa pengamat. Pertunjukan berlangsung dengan diringi musik. Materi pertunjukan bias berbeda-beda tergantung pada judul pertunjukan dan jadwal. PLANETARIUM DI BALI 14
10 Pada proyektor terdapat proyektor pembantu yang letaknya dapat ditempatkan di sekitar proyektor utama, proyektor ini terdiri dari: a. Proyektor shooting star b. Proyektor efek pelangi c. Proyektor komet d. Proyektor panorama proyektor meteor e. Proyekyor slide f. Proyektor efek C. Kubah pada planetarium Kubah difungsikan sebagai layar berbentuk setengah lingkaran yang dipantulkan oleh proyektor. Kubah pada planetarium umumnya di bangun dengan material lapisan dari rib-rib baja melengkung sebagai rangka serta terdapat lapisan panel aluminium yang disambung pada rangka. Dengan adanya karpet dan dinding kain dapat meredam suara yang tidak diinginkan (Wilson, 1994). Panel aluminum Rib-rib baja Sistem Operasi Proyektor Gambar 2.5 Kubah Planetarium Sumber : yang ada diruang planetarium diletakkan ditengah yang dikelilingi oleh tempat duduk penonton dan sistem loudspeaker yang berada disisi PLANETARIUM DI BALI 15
11 kubah. Sumber infrared dan sistem kamera mendeteksi cahaya yang dipantulkan dari penonton. Gambar diproses oleh system Cinematrix, yang mengirimkan informasi kepada prosesor grafis SGI. SGI bertugas mengirim data melalui MIDI kepada Sistem Interaktif Audio. Dan lagi, planetarium mengoperasikan sebuah sistem multimedia independen dengan sistem grafis vektor (Digistar) dan banyak audio, video dan peralatan proyeksi slide yang dikendalikan dengan komputer (Sari,2010) Program-program Pada planetarium menurut Wilson (1994) memiliki program-program untuk meningkatkan fasilitas yaitu sebagai berikut: a. Program Umum merupakan program yang ditujukan ke masyarakat umum untuk melihat pertunjukan planetarium dengan jadwal yang ditentukkan misalnya 6 hari dalam seminggu. b. Program Sekolah merupakan program yang ditujukan ke kelompok-kelompok siswa dari tingkat SD, SMP, SMA umum untuk melihat pertunjukan planetarium dengan jadwal yang ditentukkan. c. Program Penyewaan ruang merupakan program yang ditujukan ke kelompokkelompok swasta seperti kelompok gereja, kelompok wisatawan, kelompok pesta ulang tahun dan lain-lain yang dapat disewakan dengan jadwal yang ditentukkan. Gambar 2.6 Sistem Operasi pada Planetarium Sumber: /3/Chapter%20II.pdf PLANETARIUM DI BALI 16
12 d. Program Khusus merupakan program yang di tujukan ke masyarakat umum maupun para siswa yang ingin mendalami ilmu astronomi dengan jadwal yang di tentukkan. 2.3 Studi Proyek Sejenis Terdapat beberapa jenis planetarium yang dapat dijadikan pedomanan dalam perencanaan Planetarium yang ada di berbagai Negara salah satunya: Planetarium Jakarta Planetarium Jakarta akan menjelaskan bagian-bagian yang terdapat pada planetarium Jakarta dari potensi lokasi, fasilitas-fasilitas, hingga sistem penggelolaan pada planetarium Jakarta: A. Lokasi Planetarium Jakarta Gambar 2.7: lokasi Planetarium & Observatorium Jakarta Sumber : Planetarium Jakarta berlokasi di daerah pusat kota yaitu dekat dengan Taman Ismail Marzuki (TIM) yang merupakan pusat kesenian, Jln. Cikini Raya, no. 73 Jakarta Pusat, daerah khusus Ibukota Jakarta. B. Tujuan Tujuan pada Planetarium Jakarta (Planetarium & Observatorium Jakarta, 2014) yaitu: a. Sebagai sarana pendidikan dan wisata ilmiah b. Memberi gambaran kepada masyarakat umum/ pengunjung dan para pelajar hal-hal yang ada di luar angkasa seluas-luasnya. PLANETARIUM DI BALI 17
13 c. Sebagai proses pembelajaran tambahan dalam mata pelajaran yang ada di sekolah yang merupakan bagian terpadu proses pendidikan / pembelajaran untuk menarik minat pelajar dan masyarakat umum mendalami bidang sains dan teknologi keastronomian. d. Sekolah dan Masyarakat umum dapat lebih terinovasi dalam IPTEK ke Astronomian sekaligus membangunan pandangan terhadap jagad raya secara menyeluruh. C. Fungsi pada Planetarium Jakarta yaitu: Berdasarkan peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 43 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Planetarium, dalam melaksanakan penyebarluasan imlu pengetahuan astronomi dan keantariksaan, planetarium memiliki fungsi sebagai berikut: a Penyelenggaraan pertunjukkan teater bintang atau simulasi menampakkan benda-benda dan peristiwa langit dengan menggunakan peralatan planetarium. b Pelaksanaan pameran gambar daan model tentang bumi, benda-benda langit, wahana antariksa dan peralatan astronomi. c Pelaksanaan perekaman dan pendokumentasian berbagai peristiwa astronomi. d Penyelenggaraan penyuluhan dan bimbingan mengenai ilmu pengetahuan bumi dan antariksa kepada guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. D. Fasilitas-Fasilitas pada Planetarium & Observatorium Jakarta (Planetarium & Observatorium Jakarta, 2014) yaitu: a. Pertunjukan Citra Ganda Gambar 2.8 Suasana fasilitas pertunjukan citra ganda Sumber: 13/06/DSC_0682.jpg Kapasitas : 150 orang Waktu : ± 40 menit PLANETARIUM DI BALI 18
14 Fasilitas : tempat duduk dengan media slide b. Planetarium/ Pertunjukan Teater Bintang Gambar 2.9 Suasana fasilitas planetarium Sumber : Hasil Obervasi, 2015 Gambar 2.10 Suasana area kontrol ruang planetarium Sumber: Hasil Obervasi, 2015 Kapasitas : 330 orang Waktu : ± 60 menit Diameter Kubah : 22 meter Luasan Ruang : ± 415,3 m2 Materi yang dibahas : Tata surya, Penjelajah kecil di tata surya, Pembentukan tata surya, Planet biru bumi,dari ekuator sampai ke kutub, Gerhana matahari dan gerhana bulan, Galaksi kita bima sakti, Riwayat hidup bintang, dan Bintang ganda dan bintang variable. Jenis Proyektor : Pronyektor Carl Zeiss yang dapat berputar 360 Fasilitas :Tempat duduk, ruang kontrol, ruang elektrikal dan pumbling. Pola sirkulasi penonton : Linier Material : Untuk material pelapis dinding dan plafon semuanya menggunakan karpet. Karena fungsi material karpet yaitu dapat meredam suara yang lebih optimal. Makin tebal dan berat karpet makin besar pula daya serap dan kemampuannya dalam meminimalisir kebisingan. c. Ruang Pameran / Exhibition Hall PLANETARIUM DI BALI 19
15 d. Perpustakaan Fasilitas :Gambar-gambar astronomi, model miniatur Letak Gambar 2.11 Suasana fasilitas pameran Sumber : Hasil Observasi, 2015 Luasan Ruang : 729 m2 wahana antariksa dan replica benda-benda langit, serta diorama yang menampilkan film-film astronomi dan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan mengenai benda-benda langit. : Lantai I di bawah Ruang planetarium. Keterangan : Ruang Pameran dapat dikunjungi oleh pengunjung sebelum pertunjukan teater bintang/ Planetarium berlangsung tanpa dipunggut biaya. Jumlah Buku : 4000 buku Letak : Lantai 2 Gambar 2.12 Suasana Perpustakaan Sumber: Hasil Observasi, 2015 PLANETARIUM DI BALI 20
16 Luasan Ruang : 184 m2 Jenis buku :Buku-buku yang berkaitan dengan astronomi, majalah, koran. e. Area Tunggu Pengunjung Gambar 2.13 : Suasana area tunggu Sumber: Hasil Observasi, 2015 Letak : Lantai 1 & 2 Luasan Ruang Fasilitas f. Toko Cinderamata Gambar 2.14 Suasana area antrean menuju ruang planetarium Sumber: Hasil Observasi, 2015 : 150 m2 :Tempat duduk serta area atrean menuju ruang Planetarium. PLANETARIUM DI BALI 21
17 Gambar 2.15 Toko Cinderamata Sumber: Letak : Lantai 1 Luasan Ruang Fasilitas g. Peneropongan Umum : 50 m2 :terdapat cinderamata bertemakan hal-hal yang ada di luar angkasa. Letak h. Observatorium Gambar 2.16 Suasana Peneropongan umum Sumber: Luasan Ruang : Lantai atas : 100 m2 Jadwal Peneropongan :Tak Tentu dan biasanya Jadwal peneropongan ditempat di sekitaran bangunan planetarium. PLANETARIUM DI BALI 22
18 i. Kantor Pengelola Gambar 2.17 Suasana fasilitas observatorium Sumber: m-1.jpg Letak : Lantai 1 Fasilitas Jumlah pegawai : 48 orang E. Jadwal Pertunjukan Planetarium Jakarta Gambar 2.18 Suasana Kantor Pengelola Sumber: Hasil Observasi, 2015 : Ruang Direktur dan wakit direktur, ruang kerja staff, Ruang Rapat, Ruang Mep, R. Keamanan. PLANETARIUM DI BALI 23
19 Tabel 2.2 Jadwal Pertunjukan Planetarium Jakarta No. Program Hari Jam Harga Tiket 1. Program Selasa wib, Anak-anak Rp ,00/ rombongan Kamis wib dan perorang. Jumat wib wib dan - Dewasa Rp ,00/ perorang wib 2. Umum Selasa- Jumat wib - Siswa dan Mahasiswa Rp / Sabtu wib, perorang Minggu wib, wib dan wib -Masyarakat umum Rp ,00/perorang Sumber: Planetarium & Observatorium Jakarta, 2014 Keterangan: a. Untuk hari senin, Planetarium Jakarta ditutup untuk pemeriksaan dan pemeliharaan alat-alat dah yang lainnya. b. Ketentuan rombongan minimal 100 orang c. Untuk pendaftaran rombongan disediakan souvenir berupa poster, peta bulan, peta bintang, buku panduan, stiker dan lain-lain selama persediaan masih ada. F. Pemilihan lokasi Planaetarium Jakarta berdasarkan hasil wawancara dengan pak widya sebagai staff di Planetarium Jakarta: a. Faktor sejarah b. Gagasan dari Bung karno c. Central kegiatan di Jakarta d. Untuk pemilihan lokasi bangunan Planetarium bisa di bangun dimanapun, kalau observatorium memiliki banyak syarat lokasi yang khusus. G. Sistem Pengelolan Planetarium Jakarta Pengelolaan Planetarium Jakarta berada di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kerja sama dengan berbagai institusi pendidikanyang ada di Jakarta. H. Jumlah Pengunjung Planetarium tahun PLANETARIUM DI BALI 24
20 Tabel 2.3 Jumlah Pengunjung Planetarium Jakarta Tahun Pengunjung Pengunjung Penrtunjukan Teater Pertunjukan Bintang Ganda Sumber: Planetarium & Observatorium Jakarta, 2014 Citra Jumlah Planetarium Jagad Raya Tenggarong Planetarium Jagad Raya Tenggarong akan menjelaskan bagian-bagian yang terdapat dari potensi lokasi, fasilitas-fasilitas, hingga sistem penggelolaan. A. Lokasi Planetarium Jagad Raya Tenggarong Gambar 2.19 : Peta Lokasi Planetarium Jagag Raya Tenggarong Sumber: PLANETARIUM DI BALI 25
21 Berlokasi di jalan Diponegoro Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Lokasi Planetarium Jagag Raya Tenggarong sangat strategis, tepat di pusat kota Tenggarong, bersebelahan dengan Museum Mulawarman,dan bersebrangan dengan dermaga penyebarangan ke Pulau Parai Kumala (Trihantono,Hanief, 2015). B. Tujuan Tujuan Planetarium Jagad Raya Tenggarong yaitu: a. Sebagai sarana wisata pendidikan untuk menikmati keindahan alam semesta berupa bintang-bintang, planet dan objek-objek langit lainnya. b. Sebagai tempat teater bintang atau teater alam, karena dapat memperlihatkan isi alam semesta serta susunannya. C. Fasilitas-fasilitas Terdapat fasilitas-fasilitas yang terdapat pada planetarium jagag raya Tenggarong yaitu: a. R. Planetarium Kapasitas Gambar 2.20 Suasana fasilitas Planetarium Sumber: Diameter kubah Jenis Proyektor : 92 tempat duduk : 11 meter : Proyektor Skymaster ZKP 3 buatan perusahaan Carl Zeiss Jerman, dengan ketinggian maks mm dan berat proyektor 250 kg serta memiliki 100 lensa. Selain proyektor utama terdapat juga proyektor penunjang yaitu proyektor effect dan 8 proyektor slide yang berfungsi untuk memproyeksikan gambar. PLANETARIUM DI BALI 26
22 Ruang Planetarium : Tidak terdapat bukaan jendela kecuali pintu masuk keluar ruang planetarium agar meminimalisir adanya cahaya yang masuk dan sirkulasi udara di atur dengan pendingin ruangan. b. R. Pameran Pada ruang pameran Planetarium Jagad Raya Tenggarong memiliki 52 poster luar angkasa tentang objek-objek di tata surya, galaksi dan alam semesta. D. Sistem pengelola Planetarium Jagad Raya Tenggarong merupakan salah satu planetarium yang beroperasi di Indonesia dan berada dibawah Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara. E. Jadwal pertunjukkan Terdapat jadwal pertunjukkan Planetariu Jagad Raya Tenggarong Trihantono (2015) yaitu: No. Katagori Hari Jam Harga Tiket 1. Dewasa Setiap Hari 08:00-14:00 2. Anak-Anak di bawah 12 tahun Keterangan : Gambar 2.21Suasana fasilitas Pameran Sumber: Tabel 2.4 Jadwal Pertunjukan Planetarium Jagad Tenggarong wita Setiap Hari 08:00-14:00 wita - Dewasa Rp ,00/ perorang - Anak-anak Rp /perorang a. Planetarium Jagad Raya Tenggarong buka setiap hari setiap hari, hari libur nasional pun Planetarium Jagad Raya Tenggarong tetap buka kecuali hari jumat dan hari pertama Idul Fitri. PLANETARIUM DI BALI 27
23 b. Agar menikmati pertunjukan, adanya batas minimal pengunjung yaitu 30 orang untuk katagori umum 40 orang untuk katagori rombongan. Apabila dibawah jumlah minimal, pertunjukan dapat dilakukan berapapun pengunjungnya dengan membayar Rp Adler Planetarium Alder planetarium akan menjelaskan bagian-bagian yang terdapat pada alder planetarium dari potensi lokasi, fasilitas-fasilitas, hingga sistem penggelolaannya. A. Lokasi Adler Planetarium Berlokasi di 1300 S Lake Shore Dr, Chicago, IL 60605, Amerika Serikat, di ujung timur laut dari Pulau Northerly di Tepi Danau Michigan di Chicago, lllinois sehingga dapat menunjang dalam peneropongan bintang-bintang. B. Denah Alder Planetarium Gambar 2.22 Peta lokasi Alder Planetarium Sumber: Gambar 2.23 Denah Aldar Planetarium Sumber: PLANETARIUM DI BALI 28
24 Bangunan Alda Planetarium dengan 4 lantai terdiri dari: Tabel 2.5 Ruang-ruang yang terdapat pada tiap lantai Pada Level bangunan Ruang Pada Star Level Star Theater Star Exhibit: Mission Moon, Community Design Lab, Clark Family Welcome Gallery, Hidden Wonders) Pada Lower Level Teleskop, Astronomi dalam budaya, Ruang Teater, Ruang Luar Angkasa, Ruang visualisasi laboratorium, Galeri Awood Sphare The Universe Pada Mid Level Pada Upper Level Toilet, Ruang kelas pembelajaran,kantor pengelola Rainbow Lobby, Sky Theater. Café Galileo, Kantor pengelola, Our Solar System, X-Laboratorium, Toko Aldar, Planet Ekspolers,Gemini XII C. Aktivitas dan kegiatan Aktivitas dan kegiatan menjabarkan kegiatan-kegiatan yang terdapat pada fasilitas-fasilitas pada alder planetarium. a. Berkunjung dan melihat pameran, terdapat beberapa ruang yang dikunjungi yaitu: Gambar 2.24 Mission Moon Sumber: hibits/mision-moon Gambar 2.25 Tata Surya kita Sumber: Gambar 2.26 Astronomi dalam Budaya Sumber: org/exhibits/ Gambar 2.27 Clark Family Welcome Gallery Sumber: PLANETARIUM DI BALI 29
25 Gambar 2.28 Atwood Celestial Sphare Sumber: rium_adler Gambar 2.29 Hidden Wonders Sumber: exhibits/ Gambar 2.31 Ruang Visualisasi Laboratorium Sumber: Gambar 2.30 Gemini XII Sumber: hotos/5222-chicago-adler_planetarium_6.html Gambar 2.33 Planet Ekspolers Sumber: org/exhibits/ Gambar 2.32 Pameran Teleskop Sumber: m.org/exhibits/ PLANETARIUM DI BALI 30
26 b. Belajar, terdapat beberapa ruang yang dapat digunakan yaitu: Gambar 2.34 Community Design Lab Sumber: Gambar 2.35 Ruang Angkasa Sumber: Gambar 2.36 Ruang Kelas Belajar Sumber: c. Menonton pertunjukkan, terdapat beberapa ruang yang dapat digunakan yaitu: Gambar 2.37 Space Theater Sumber: m.org/shows/ Gambar 2.38 Sky Theater Sumber: adler-planetarium/ d. Makan dan minum, terdapat beberapa ruang yang dapat digunakan yaitu: Gambar 2.39 Café Galileo Sumber: PLANETARIUM DI BALI 31
27 e. Berbelanja, terdapat ruang yang dapat digunakan yaitu: D. Sistem Pengelolaan Pengelolaan Adler Planetarium dikelola oleh pihak swata yang dipimpin oleh Michelle B. Larson, Ph. D. Alder Planetarium adalah organisasi amal dan anggota dari American Association of Museum dan Chicago Museum Simpulan Tinjauan Proyek Sejenis Tinjauan Proyek Sejenis diatas dapat diperoleh suatu perbandingan antara proyek studi, yaitu Gambar 2.40 Adler Store Sumber: PLANETARIUM DI BALI 32
28 Tabel 2.6 Perbandingan Proyek Sejenis Kriteria Planetarium Jakarta Planetarium Jagad Alder Planetarium Raya Tenggarong Owner Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Swasta Sifat Publik Publik Publik Kunjungan Pengunjung Semua umur Semua umur Semua umur Kelebihan - Dekat dengan Taman - Tepat di pusat kota - Diujung timur laut dari Ismail Marzuki Tenggarong, Pulau Northerly (TIM) yang - Bersebelahan dengan - Di Tepi Danau Michigan merupakan pusat Kesenian - Pusat Kota Kekurangan - Bentuk yang monoton dan kurang menarik - Tidak ada perubahan jadwal pertunjukkan dari tahun ke tahun - Tampilan bangunan kurang menarik - Kurangnya perawatan pada fasilitas-fasilitas yang disediakan - Kurangnya dana yang Museum di Chicago, lllinois Mulawarman - Bersebrangan dengan dermaga sehingga menunjang peneropongan dapat dalam bintangbintang. penyebarangan ke Pulau Parai Kumala. - Terdapat banyak galeri yang di pamerkan - Tampilan bangunan menarik untuk di kunjungi. - Fasilitas yang tersedia dapat disewakan - Fasilitas hiburan kurang - Kurangnya dana yang dibutuhkan untuk mengelola Planetarium Jagad Raya Tenggarong dibutuhkan untuk mengelola Planetarium. Massa Tunggal Tuggal Tunggal PLANETARIUM DI BALI 33
29 Bangunan Pola Massa Monolit Monolit Monolit Diameter Kubah 22 meter 11 meter 22 meter Jenis Proyektor Kapasitas tempat duduk Pronyektor Carl Skymaster ZKP 3 Pronyektor Zeiss Zeiss Model II 330 Tempat duduk 92 Tempat duduk 300 Tempat duduk Berdasarkan pengamatan dari Planetarium Jakarat, Planetarium Jagad Raya Tenggarong dan Adler Planetarium serta data yang diperoleh diberbagai sumber dapat disimpulkan yaitu: A. Fasilitas yang dimiliki yaitu: a. Pada Planetarium Jakarta dan Planetarium Jagag Raya Tenggarong fasilitas yang dimiliki hampir sama yaitu berupa ruang pertunjukkan teater bintang, ruang pameran namun materi yang dipamerakan sedikit, yang membedakan Planetarium Jakarta mempunyai ruang observatorium sedangkan Planetarium Jagad Raya Tenggarong tidak. b. Pada ekterior bangunan Planetarium Jagag Raya Tenggarong terdapat taman tata surya sehingga menarik untuk dikunjungi. c. Pada Adler Planetarium memiliki ruang pameran dengan berbagai tema misalnya Astronomi dalam budaya, pameran tata surya, ruang angkasa, planet ekpolers dan lain-lain. B. Tampilan bangunan Tampilan bangunan akan menjelaskan tampilan bangunan atau fasab bangunan yang tedapat pada tiap Planetarium yaitu: a. Pada tampilan bangunan Planetarium Jakarta terkesan menonton terlihat segi warna yang dominan warna biru dipadukan dengan warna putih serta tidak terdapat ornamen-ornamen yang ada di Planetarium Jakarta. PLANETARIUM DI BALI 34
30 b. Pada tampilan bangunan Planetarium Jagag Raya Tenggarong menyesuaikan dengan lingkungan yaitu musim tropis terlihat dari bentuk atap bangunan segitiga serta terdapatnya ventilai di tiap-tiap ruangan. Pada bagian tampak depan di kiri dan kanan Planetarium terdapat pilar-pilar sehingga terkesan megah. Namun tidak terlihatnya kubah yang merupakan ciri khas dari bangunan planetarium. c. Pada tampilan bangunan Adler Planetarium terkesan klasik dengan bagian atap berbentuk kubah serta menggunakan material beton dan di sekelilinginya mengarah ke modern berbentuk seperti pyramid dengan bagian atap menggunakan material kaca dan baja. Warna yang ditampilan warna biru dan abu-abu serta minimnya ornamen yang diterapkan sehingga memiliki keharmonisan antara bangunan dengan sekitar lingkungan. C. Sistem pengelolaan Pada sistem pengelolaan akan menjelaskan sistem pengelolaan pada tiap-tiap planetarium. a. Sistem pengelolaan Planetarium Jakarta dan Planetarium Jagag Raya Tenggarong dikelola oleh badan pemerintahan yaitu dinas pendidikan PLANETARIUM DI BALI 35
31 setempat. Namun kurangnya data yang diberikan mengakibatkan kurangnya perawatan alat-alat yang terdapat di Planetarium Jakarta dan Planetarium Jagag Raya Tenggarong. b. Sistem pengelolaan Adler Planetarium dikelola oleh pihak swasta namun aset bangunan Alder Planetarium di miliki oleh badan pemerintahan. Sehingga dana yang didapatkan difungsikan untuk perawatan alat-alat yang ada di Adler Planetarium. Pada Adler Planetarium menyediakan program penyewaan ruang seperti acara resepsi pernikahan, seminar, maupun acara ulang tahun. Jadi di Alder Planetarium menggadakan pengalian dana untuk meningkatkan fasilitas yang terdapat pada Planetarium. Masyarakat dapat menjadi anggota dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan. 2.4 Spesifikasi Umum Spesifikasi umum akan menjabarakan tentang pengertian, tujuan, sasaran, fungsi, lingkup pelayanan, klasifikasi fasilitas, sistem pengelolaan, dan langgam bangunan Pengertian Planetarium Planetarium merupakan gedung pertunjukan dengan bagian atap berbentuk kubah setengah lingkaran yang tidak dapat di buka dan kubah tersebut berfungsi sebagai layar serta terdapat proyektor utama yang digunakan untuk memperagakan posisi gerak susunan bintang-bintang dan benda-benda langit yang dipantulkan ke layar kubah dengan diiringi musik Tujuan dan Sasaran A. Tujuan Secara umum tujuan dari pengadaan Planetarium adalah : a. Untuk menciptakan suatu tempat wisata edukasi yang menyenangkan. b. Meningkatkan daya Tarik dalam mempelajari bagain dari ilmu astronomi. c. Menjadi daya Tarik wisatawan yang mempengaruhi dalam bidang pariwisata. B. Sasaran Secara umum sasaran dari pengadaan Planetarium adalah : a. Para siswa datang berkunjung dan menikmati fasilitas yang ada pada Planetarium. PLANETARIUM DI BALI 36
32 b. Di harapkan para wisatawan datang berkunjung dan menikmati fasilitas yang ada pada Planetarium. c. Diharapkan masyarakat datang berkunjung dan menikmati fasilitas yang ada pada Planetarium Fungsi Planetarium: Secara umum fungsi dari Planetarium yaitu: a. Sebagai tempat informasi dalam bidang Ilmu Astronomi b. Sebagai gedung pertunjukan terater bintang dan simulasi penampakan bendabenda dan peristiwa langit dengan menggunakan proyektor khusus pada ruang Planetairum. c. Sebagai tempat pendokumentasian berbagai peristiwa astronomi dari waktu ke waktu. d. Sebagai wadah kegiatan dalam bidang ilmu astronomi seperti kegiatan peneropongan bintang-bintang Lingkup Pelayanan Planetarium ini bersifat publik dan dapat menampung seluruh civitas di dalamnya dengan nyaman. Ada beberapa lingkup pelayanan yang umumnya terdapat pada Planetarium: a. Pelayannan rekreasi dan edukasi untuk para pengunjung dengan menggunakan alat proyektor untuk memperagakan posisi gerak susunan bintang-bintang dan benda-benda langit yang dipantulkan ke layar kubah dengan diiringi musik. b. Menyediakan ruang pameran di sertai dengan keterangan/petunjuk ditiap benda-benda yang dipajang. c. Menyediakan perpustakaan mengenai bagian ilmu-ilmu astronomi. d. Menyediakan area untuk kegiatan peneropongan yang dilakukan di hari tertentu yaitu terdapat area kosong dengan ketinggian tertentu serta gudang untuk tempat penyimpanan alat-alat nya. e. Menyediakan ruangan yang menjual makanan dan minuman f. Menyediakan ruangan yang menjual survenir yang berkaitan dengan yang di pertunjukkan di Planterium. g. Menyediakan jalur transportasi meliputi transportasi vertikal dan horizontal. h. Menyediakan jaringan komunikasi berada dibeberapa titik. PLANETARIUM DI BALI 37
33 i. Menyediakan jaringan pengamanan bangunan yaitu jaringan pemadam kebakaran dibeberapa titik. j. Menyediakan jaringan air, listrilk yang dihubungkan tiap ruang untuk sistem utilitas. k. Menyediakan ruangan untuk mengatur segala kebutuhan di Planetarium l. Menyediakan ruangan untuk pemeliharaan alat-alat yang ada di Planetarium Klasifikasi Fasilitas Klasifikasi fasilitas Planetarium di Bali dikelompokkan menjadi 7 fasilitas yaitu: A. Fasilitas Utama: a. Planetarium b. Ruang Pameran c. Perpustakaan B. Fasilitas Penunjang: a. Lobby b. Restaurant/ café/food court c. Toko cinderamata/souvenir C. Fasilitas Pengelolaan: a. Kantor Pengelola b. Ruang Rapat D. Fasilitas Servis: a. Ruang Mekanikal Elektrikal dan Pumbling b. Gudang c. Parkir Sistem Pengelolaan Sistem pengelolaan pada Planetarium merupakan proyek pemerintah yang berfungsi sebagai objek wisata rekreasi dan edukasi yang berorientasi tidak hanya bagian pendidikan juga pariwisata. Pendanaan yang didapatkan setiap tahun oleh pihak pemerintah dan pengunjung yang datang. PLANETARIUM DI BALI 38
KATA PENGANTAR. Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Penguji II.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Landasan Konseptual untuk Seminar Tugas Akhir dengan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PLANETARIUM TIM JAKARTA MITOLOGI YUNANI Oleh: Rizqa Ridina 0906642790 Kelas B Sastra Prancis FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 BAB
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Sumber-sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur : buku, majalah, artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Pesatnya laju pembangunan di Indonesia menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu manusia memiliki beragam pertanyaan mengenal langit, antariksa, planet, bintang dan galaksi. Ketertarikan manusia terhadap pergerakan benda-benda langit
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data-data yang diperoleh dalam bab ini didapat melalui beberapa metode seperti yang dijabarkan sebagai berikut : 1. Data Sumatif : Berasal dari survey dan artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengalami kemajuan pesat sejak Perang Dunia ke 2. Salah satu bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengalami kemajuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Judul laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih ialah Solo Baru Planetarium Education Center. Untuk mengetahui pengertian dan definisi dari judul
Lebih terperinciBAB V HASIL RANCANGAN
BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia telah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dengan sangat pesat. Penemuan-penemuan teknologi baru terus berkembang dari masa ke masa demi kesejahteraan manusia
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Halaman
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Kerangka Berpikir... 9 Gambar 1.2 Kerangka Penulisan... 10 Gambar 2.1 Ilustrasi Alam Semesta... 15 Gambar 2.2 Stonehenge... 16 Gambar 2.3 Teleskop Galileo... 16 Gambar
Lebih terperinciBAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut
Lebih terperinciPLANETARIUM SEMARANG TA 118 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astronomi sebenarnya sudah dikenal luas oleh manusia sejak masa sebelum masehi, namun dalam perkembanganya astronomi menjadi ilmu pengetahuan yang hanya diketahui dan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PROYEK
BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh
Lebih terperinciBAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:
BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Umum Perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 1 Bagan Pemikiran Umum Konsep Sumber : Pemikiran Penulis Kegiatan yang ada di dalam Planetarium secara umum dapat dibagi menjadi 3 aktivitas
Lebih terperinciTEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG
TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TUGAS AKHIR
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PLANETARIUM DI YOGYAKARTA LANGGAM CUBISME SEBAGAI TITIK TOLAK DALAM PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas
Lebih terperinciPLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008
PLANETARIUM BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh Ni Made Suksmayani 15203059 PROGRAM
Lebih terperinciPerancangan Museum Astronomi Bertema Paradoks (Big Bang) sebagai Pusat Informasi Perbintangan di Indonesia
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X G-59 Perancangan Museum Astronomi Bertema Paradoks (Big Bang) sebagai Pusat Informasi Perbintangan di Indonesia Mochammad Amrozi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PLANETARIUM SEMARANG Bentara Alam Gumilang / L2B LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang memiliki cukup banyak fasilitas pendidikan. Dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA),
Lebih terperinciBAB 5 HASIL RANCANGAN
BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta,
5 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data dan Literatur Sumber data: - Kepustakaan : - Buku : Mari Menjelajah Mars, Fakta Paling Top - Alam Semesta, Jagat Raya - Rahasia Tata Surya - Artikel web : http://www.google.com/mars/
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM
Lebih terperinciBAB 2 Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Planetarium dan Observatorim Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya
Lebih terperinciseperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.
GALAKSI Pada malam yang cerah, ribuan bintang dapat kamulihat di langit. Sesungguhnya yang kamu lihat itu belum seluruhnya, masih terdapat lebih banyak lagi bintang yangtidak mampu kamu amati. Di angkasa
Lebih terperinciBAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM
BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciPERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PLANETARIUM JAKARTA
PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PLANETARIUM JAKARTA Mochamad Rifqi Fairus Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Planetarium Jakarta merupakan tempat wisata dibidang astronomi, Planetarium
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1. Konsep Dasar Konsep dasar perancangan Pusat Seni Pertunjukan ini adalah mendesain suatu bangunan dengan fasilitas pertunjukan yang dapat berfungsi dengan baik secara sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK
BAB III ANALISA 3.1 ANALISA TAPAK Pada tapak terdapat beberapa jenis bangunan berdasarkan fungsi-fungsinya. Daerah ini merupakan daerah yang cukup ramai dengan aktiviitas perniagaan dan jasa. Hal ini mendukung
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,
BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kabupaten Pati terletak di daerah pantai Utara Pulau Jawa dan di bagian Timur dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan segi letaknya
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN DATA 2.1 Data Literatur 2.1.1 Tinjauan Umum Peraturan Perundang Undangan 2.1.1.1 Peraturan Menteri Pembangunan Tata Kota DKI Jakarta A. Tentang Pembangunan Tata Kota Pasal 1 Dalam Peraturan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL
BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama
BAB IV ANALISIS 4. Analisis Kegiatan 4.. Kegiatan Utama Kegiatan ini antara lain berupa penyelenggaraan pameran, penerangan dan peragaan. a. Jenis pameran museum ini dapat dibagi: ) Berdasarkan gerak,
Lebih terperinciGaleri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini
Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan
Lebih terperinciZona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.
6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala
Lebih terperinciDESAIN INTERIOR PLANETARIUM DENPASAR
ARTIKEL ILMIAH DESAIN INTERIOR PLANETARIUM DENPASAR JLN. WARIBANG, DESA KESIMAN, DENPASAR OLEH : Nama : I.G.N.Agung Bagus Anteja Nim : 2006.05.009 Jurusan : Interior Program Studi : Desain Email : Rojaclincolne@yahoo.com
Lebih terperinciPEMUGARAN FACULTY HOUSE WISMA KERKHOVEN, LEMBANG
PEMUGARAN FACULTY HOUSE WISMA KERKHOVEN, LEMBANG Nama kota kecil Lembang di utara kota Bandung, mungkin tidak asing bagi pembaca majalah ini. Di kota Lembang yang berhawa sejuk ini terdapat sebuah fasilitas
Lebih terperinciBab IV Analisa Perancangan
Bab IV Analisa Perancangan 4.1 Analisa Pemilihan Tapak Kriteria Pemilihan Tapak Pasar Baru Pasar baru adalah salah satu ruang publik diantara banyak ruang publik yang ada di jakarta yang persis bersebelahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam buku Penghargaan Konservasi Bangunan Cagar Budaya karya Dr.Dibyo Hartono tahun 2104, sejarah sebuah kota adalah sejarah kehidupan manusia yang tercermin
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciAUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG
LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN
TUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Fenomena Bioskop Di Indonesia Bioskop adalah pertunjukan
Lebih terperinciA. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta
A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
7 BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN A. Pengertian Judul 1. Gorontalo Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab 1 Pendahulanakan membahas mengenai gambaran umum penulisan Seminar Tugas Akhir. Pembahasan dimulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan. 1.1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Nama Usaha : Siete Cafe & Garden Tahun Berdiri : Mei 2012 Alamat : Jalan Sumur Bandung No. 20 Telepon : 022-2500453 Jam Operasi :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau
Lebih terperinciBAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang
BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.
BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi BAB I. PENDAHULUAN 1.1.... La tar Belakang... BAB I - 1 1.2.... Tu juan dan Sasaran... 2 1.3.... M anfaat...
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan
73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu
Lebih terperinciBAB III ANALISA SITE
33 BAB III ANALISA SITE 3.1 Deskripsi Objek Studi Nama Proyek Arsitek Status proyek Sifat proyek Pemilik proyek Pemilik dana Pengguna Lokasi Luas lahan : Akuarium Laut Indonesia : Giri Narasoma : Fiktif
Lebih terperinciMUSEUM ANTARIKSA INDONESIA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA Yogi Biondy Dr. Imam Santosa M.sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com
Lebih terperinciIPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI
IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan
BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang terdiri atas ragam budaya, alam, pendidikan, sejarah, dan seni. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia kurang dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas pendidikan
Lebih terperinciBAB III KONSEP. Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada
BAB III KONSEP 3.1. KONSEP EDUKASI PADA BANGUNAN Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada pengadaan space I ruang yang memungkinkan pengunjung memahami betul bagaimana sebuah
Lebih terperinciPROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA
PROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA 1. Judul Museum Sains dan Teknologi Di Surabaya 2. Latar Belakang Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal
BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pesatnya perkembangan zaman kearah yang lebih modern dan diikuti dengan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan, kian menuntut masyarakat memenuhi
Lebih terperinciPLANETARIUM MEDAN LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
PLANETARIUM MEDAN ( ARSITEKTUR METAFORA ) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh :
Lebih terperinciSOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015 Bidang Astronomi Waktu : 150 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Observatorium Bosscha merupakan salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda, yang dibangun pada tahun 1923-1928. Pada tahun 1959, Observatorium Bosscha telah
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema
BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciPUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI SARJANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya
Lebih terperinciBAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI
BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan struktur bumi. Bila kita berada di suatu tempat yang terbuka, umumnya dataran sekeliling kita akan terlihat rata.
Lebih terperinciJumlah total besaran luas fasilitas umum Pengunjung = Pengelola = 176 Total =
a. Penentuan konsep besaran ruang (1) Kebutuhan dan besaran ruang parkir - Pengunjung Kapasitas pengunjung yang datang perhari, serta luasan tapak untuk menampung kendaraan yang diparkir, maka : 30 % menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak tahun 2013, depok mencanangkan dirinya sebagai kota layak anak (kla). Kota layak anak adalah sebuah kebijakan yang selalu mengutamakan hak-hak anak dalam segala
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERANCANGAN VI.1. Landasan Konseptual Sebagai sebuah planet kehidupan, Bumi memiliki beberapa lapisan penting yaitu: Atmosfer, Hidrosfer, Geosfer dan Biosfer. Dimana lapisanlapisan penting
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada zaman ini sudah sangat pesat, tidak perlu puluhan tahun teknologi sudah bisa berkembang sangat jauh. Berkembangnya teknologi, membuat orang-orang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta
BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta hiburan bagi masyarakat untuk memperoleh segala informasi mengenai sejarah
Lebih terperinciFasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya
JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya Handono S dan Ir. ST. Kuntjoro Santoso, M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciMuseum Antariksa Indonesia
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Museum Antariksa Indonesia Yogi Biondy Dr. Imam Santosa, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM)
45 BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM) A. Sekilas tentang Museum Gunung Api Merapi Indonesia merupakan negara yang terletak di jalur pertemuan lempengan bumi sehingga menjadi negara yang rawan
Lebih terperincibanyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
Lebih terperinci