BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan sastra Indonesia pasca 1965 memiliki sejumlah ciri dan
|
|
- Sudirman Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sastra Indonesia pasca 1965 memiliki sejumlah ciri dan kecenderungan berbeda dari karya sastra sebelumnya. Pada masa tersebut banyak karya-karya sastra berisi menghadirkan persoalan politik, ketimpangan, ketidakadilan sosial, kebobrokan penguasa dan kemiskinan rakyat. Ini menunjukkan sesuatu yang berbeda dari karya sastra sebelumnya yang masih tercurah pada eksperimentasi estetik dengan tradisi budaya sebagai sumber. Meski demikian, ada beberapa karya sastra yang tidak sepenuhnya terlepas dari perkara ketidakberesan sosial. Keith Foulcher (Prisma, 1988: 20) mengatakan bahwa sebagian dari karya sastra terpenting awal periode orde baru dapat dilihat sebagai pemekaran energi yang kemungkinan tempat dalam iklim sekitar tahun 1965, ketika pendefisian kesetiaan politik mendominasi sebagian kerja dan hasil kreatif orang Indonesia (Ngarto Februana). Di masa reformasi sekarang masih terdapat karya sastra yang mengangkat fenomena sosial tahun 1965 yang masih memiliki keterkaitan dengan tegaknya pemerintahan orde baru. Dari sejarah tersebut banyak peneliti dan sastrawan, hendak mengungkap fakta-fakta yang masih tersembunyi. Itu disebabkan rezim ini memiliki banyak kisah menarik yang patut dijadikan pelajaran bagi bangsa kita di masa berikutnya. Pada masa tersebut memang terjadi peristiwa penting yang dapat menentukan masa depan bangsa dan juga kesusastraan Indonesia. Pertama; dalam 1
2 bidang kesusastraan terjadi perselisihan antara kubu Manikebu dengan paham humanismenya dan kubu Lekra dengan paham realisme sosialisnya. Namun seiring kudeta G30S/PKI (masih kontroversi) gagal, larangan terhadap karya Manifes tidak berlaku lagi, yaitu sejak Deputi Mentri Pendidikan Dasar, mengeluarkan keputusan pada bulan Maret 1966 bahwa karya karya penanda tangan Manifes tidak bertentangan dengan Pancasila dan itu bersifat politis semata tanpa menilai isinya, mereka yang disebut di atas (golongan manifes kebudayaan) adalah korban fitnah prolog gestapu/pki. Namun, bagaimana dengan nasib Lekra? Mulai tanggal 30 November 1965 karya-karya Lekra dilarang dipakai di sekolah-sekolah dengan daftar pengarang Lekra sebanyak 87 orang. Alasan pelarangan karya sastra Lekra antara lain adalah untuk mengadakan tindak lanjut dalam usaha penumpasan pengaruh pengaruh G30S/PKI, khususnya di bidang mental ideologis. Kedua, dalam bidang sosial politik terjadi kudeta pemerintahan yang dilancarkan oleh petingi CC-PKI (masih kontroversi) yang disusul pengganyangan besar-besaran oleh tentara Angkatan Darat yang dipimpin Jendral Soeharto terhadap anggota maupun simpatisan Partai Komunis Indonesia. Secara hukum memang PKI telah mati dengan dikeluarkannya tap MPRS- RI No.XXV/MPRS/1966. Namun secara de facto, organisasi ini ternyata masih bergiat secara aktif walau dilakukan secara tingkat kerahasiaan yang cukup tinggi. Sejak rezim Soeharto muncul ke permukaan, selama tiga puluh tahun terhadap organisasi ini telah dilakukan berbagai macam cara untuk menghancurkan partai yang berideologi pemahaman Marxisme-Leninsme. Dimulai dengan menangkap hidup atau matinya petinggi-petinggi yang dianggap ikut terlibat dalam kudeta 30 2
3 September 1965, sampai kepada rakyat paling bawah sekalipun harus dibumihanguskan tanpa kecuali. Tentu saja hal ini berdampak pada masyarakat lain yang tidak berdosa. Mereka yang tidak terlibat pun mendapatkan getahnya, ada yang disiksa, dihina, dilarang, diawasi diasingkan bahkan sampai dibunuh. Hal ini yang menjadi latar belakang pengarang dalam merepresentasikan gagasannya ke dalam dunia sastra. Sebagaimana dunia sastra adalah dunia imajinatif. Di mana fakta dalam karya sastra merupakan fiksi yang pada hakekatnya fiksionalitas. Ia merupakan pencampuran antara pengalaman, imajinasi, dan keluasan wawasan pengarangnya. Ini yang dialami pengarang dalam kehidupannya, direnungkan, dihayati, dan dievaluasi. Lalu dengan kemampuan imajinasi dan keluasan wawasan pengetahuannya pengarang mengungkapkannya kembali dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Jadilah semua itu menjadi sebuah dunia rekaan (Maman S Mahayana, 2005). Menurut Damono (1984: 7), sastra dalam zaman industri ini berusaha untuk menciptakan kembali dunia sosial yang berupa hubungan manusia dengan keluarganya, lingkungan, politik, negara dan sebagainya. Pengarang berusaha melakukan penyusupan dengan menembus permukaan kehidupan sosial yang menunjukkan adanya cara-cara manusia dalam menghayati masyarakat dengan perasaannya. Merujuk pada pernyataan Nurgiyantoro (2005: 2) bahwa sebagai sebuah karya sastra imajiner fiksi- yang menurut Abrams bersinonim dengan novel, menawarkan berbagai permasalahan manusia dengan kemanusiaan dan hidup dengan kehidupan. Pengarang yang mengamati permasalahan tersebut kemudian mencoba menerjemahkan ke dalam karyanya melalui bahasa. Hal ini 3
4 diperkuat oleh pernyataan Februana (2007) bahwa bentuk dan isi novel lebih banyak berasal dari fenomena sosial dari pada seni lain. Berdasarkan pemaparan di atas, salah satu karya sastra yang mengangkat permasalahan realitas sosial adalah novel Tapol karya Ngarto Februana. Novel ini tidak hanya mengungkap realitas semata, tetapi sekaligus melegitimasi dari bukubuku kesusastraan terdahulu yang dilarang pemerintah pada masa orde baru, seperti halnya novel-novel Pramoedya Ananta Toer. Berdasarkan karaktristik bentuk, isi, dan muatannya novel Tapol dapat memberikan sesuatu yang menarik bagi pembacanya. Sehingga keistimewaan tersebut menarik untuk dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini. Ngarto Februana merupakan salah satu sastrawan yang cukup lama terjun ke dalam dunia sastra. Sejak 1986, ia menulis cerpen di berbagai media massa: Bernas Yogya Post, Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, Jawa Pos, dan beberapa majalah remaja. Cerpennya Ancaman diantologikan dalam Guru Tarno (cerpen pilihan Bernas 1994); Lewat Tengah Malam dimuat dalam antologi Cendramawa (cerpen pilihan Bernas 1995); dan Katak Sudah Mati dimuat dalam antologi Grafiti Imaji (Yayasan Multi Media Sastra 2002). Karya-karyanya di-on-linekan di com/ngartofebruana. Ngarto pernah mengikuti program penulis novel yang diselenggarakan Majelis Sastra Asia Tenggara di Bogor Kelahiran batu, Jawa Timur, 4 Februari 1967 ini, tamat dari SMA negeri Batu, menempuh pendidikan di juruan Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada, selesai tahun Sejak April 1997, ia redaktur bahasa majalah D&R. setelah D&R tutup Februari 2002, Ngarto bekerja sebagai wartawan tabloid Semanggi. Belum satu tahun, Semanggi tutup, Ngarto kembali dengan Detak hingga berhenti 4
5 terbit pada Oktober Kini, ia penulis di pusat data pada analisa TEMPO (halaman: tentang pengarang). Seperti yang telah disinggung di atas, pada dasarnya novel Tapol karya Ngarto Februana ini merupakan cerminan situasi sosial dan politik pada masa pasca 630S. Konflik politik, konflik batin mewarnai kisah-kisah dalam novel ini sehingga membuat jalinan cerita sangat memikat. Sebelum terbit, novel ini pernah dipresentasikan di Majelis Sastra Asia Tenggara, 2001, dan setelah itu dimuat secara bersambung di harian Jawa Pos, Surabaya. Beberapa tokoh memberi komentar dan bahkan membuat ulasan panjang. Dr. Anhar Gonggong, sejarawan, berkomentar: "Tapol merupakan novel yang didasari oleh fakta sejarah. Ini diolah oleh penulisnya dengan sangat baik. Dari situ kita dapat membaca sketsa tragedi manusia yang terjadi dalam lingkaran sejarah manusia Indonesia yang tragis, yaitu G30S/PKI, 1965." Novel ini banyak mendapat respon dari mahasiswa fakultas sastra, khususnya dari jurusan sastra Indonesia, untuk dijadikan bahan kajian penulisan skripsi. Di antaranya adalah Yuyud Eka Asmawan, mahasiswa Fakultas Sastra/Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jember, Jawa Timur. Dalam kajiannya berjudul "Kajian Politik Kekuasaan pada Novel Tapol Karya Ngarto Februana", ia mengatakan: Aspek politik kekuasaan sangat dominan dalam novel Tapol, sehingga novel tersebut sangat menarik perhatian para peneliti politik di dalam karya sastra. Hal ini dapat menimbulkan daya tarik bagi masyarakat pembaca karena berwawasan politik, terutama mengenai kekuasaan. Politik kekuasaan sangat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan. Sementara itu, 5
6 Esti Susilarti, dalam sebuah resensinya di Kedaulatan Rakyat, Minggu, , menulis: Karena itulah, setting cerita dengan lokasi Jakarta, Yogya, Klaten, Madiun bisa dijalin dengan gamblang. Sehingga sebagai novel, karya Ngarto Februana ini enak dibaca. Dengan tebal 175 halaman, membuat orang tidak awang-awangen untuk membaca. Dari bahasa yang cukup ngepop mengalirlah menjadi kalimat rancak. Penulis terasa sangat menghayati substansi novel. Hal itu bisa dilihat dari nuansa emosi yang dilekatkan pada tokoh-tokoh. Sebuah komentar panjang ditulis oleh J.J. Kusni, yang didistribusikan melalui beberapa mailing list. Antara lain, Kusni mengatakan: Dengan memilih tema Tapol dan bahkan menjadikan kata Tapol sebagai judul novelnya, aku memahaminya bahwa Ngarto Februana juga tidak bisa menutup mata nurani kemanusiaannya akan masalah bangsa dan negeri serta jutaan korban yang belum berakhir hingga sekarang. Sebelumnya banyak novel yang menyinggung atau memiliki latar peristiwa sejarah sekitar tahun Ashadi Siregar pada tahun 1979 menerbitkan novelnya yang berjudul Jentera Lepas (1979) yang menceritakan nasib sebuah keluarga yang berkaitan dengan PKI sesudah peristiwa tahun Yudistira ANM dengan novelnya Mencoba Tidak Menyerah (1979) yang melukiskan kesengsaraan sebuah keluarga setelah sang bapak yang disangka oleh masyarakat beraliran komunis ditahan oleh aparat pemerintah. Demikian juga dengan novel Kubah (1980) karya Ahmad Tohari juga bercerita tentang seorang yang terlibat dalam Partai Komunis Indonesia ditahan di Pulau Buru. Sekembalinya dari tahanan ia kembali ke masyarakat dan sadar serta taat kepada agama. Novel Ahmad Tohari yang berikutnya yakni trilogi Ronggeng 6
7 Dukuh Paruk sedikit banyak juga menyinggung permasalahan ini. Tema dan permasalahan serupa juga termuat dalam novel karya Ayip Rosidi yang berjudul Anak Tanah Air Secercah Kisah (1985). (dalam skripsi Ngarto Februana) Hal yang menarik dalam novel Tapol adalah permasalahan yang diungkapkan. Novel ini mengungkap realitas sosial dan politik yang penuh dengan kekejaman. Realitas sosial dan politik tersebut memiliki kesejajaran dengan situasi sosial dan politik dalam sejarah Indonesia. Bakdi Sumanto (jilid belakang novel Tapol) memberikan komentarnya terhadap novel ini. Novel ini disusun dengan mengandalkan penelitian. Penulis tampaknya menjaga benar agar data yang diperolehnya tetap utuh, otensitasnya terasa, sekaligus juga menyentuhkan nuansa sebagai fiksi. Sehingga membaca novel ini seperti melihat sejarah tetapi memiliki dimensi kedalaman. Jadi, dapat dikatakan novel ini sebagai novel luar biasa yang mempunyai kemiripan dengan peristiwa sejarah sekitar tahun 1965, meskipun samar-samar dan dalam bentuk yang berlainan dari tradisi kesusastraan Indonesia. Selain itu, berdasarkan judul novel bahwa Tapol mencerminkan isi cerita mengenai kehidupan tahanan politik di masa orde baru, tahun Sedangkan tema memiliki beberapa tema cerita. Pertama, sebagai tema utama novel yaitu mengisahkan kehidupan mantan tahanan politik dan anak isterinya pada masa pemerintahan orde baru yang menyedihkan. Akibat kesewenangan penguasa yang menyebabkan penderitaan rakyat. Kedua, kemunculan ajaran komunis yang marak diterapkan oleh mahasiswa di tahun 1989, namun tidak cocok di Indonesia. Ketiga, perbedaan ideologi yang tidak mempengaruhi persahabatan, dan ke empat 7
8 kisah perjuangan seorang isteri dan kesetiaan terhadap suaminya menimbulkan rasa bangga keluarga. Hal lain yang menarik dalam novel Tapol bila dibandingkan dengan novel yang menyinggung atau bercerita tentang peristiwa sejarah sekitar tahun 1965 lainnya, adalah gaya penceritaannya yang menunjuk secara langsung tentang situasi politik yang terjadi pada kurun sejarah sekitar tahun Demikian juga novel Tapol menunjuk secara langsung pada latar tempat dan nama-nama tokoh yang terlibat dalam peristiwa sejarah tersebut. Sehingga, sungguh situasi sosial dan politik dalam novel Tapol mempunyai kesejajaran dengan situasi sosial dan politik yang terjadi dalam sejarah Indonesia sekitar tahun Hal inilah yang menjadi latar belakang peneliti untuk menganalisis novel Tapol dan peneliti ingin membuktikan bahwa realitas sosial dalam novel Tapol punya kesejajaran dengan sejarah Indonesia sekitar tahun Adapun salah satu pendekatan paling tepat digunakan untuk menganalisis bagaimana representasi realitas sosial dalam sebuah novel adalah dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Jabrohim (2002: 159) memaparkan bahwa pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap, utuh, dan menyeluruh tentang hubungan timbal balik antara tiga anasir tersebut sangat penting artinya bagi peningkatan pemahaman dan penghargaan terhadap sastra itu sendiri. Seperti yang telah dikemukakan di awal, objek dari penelitian ini sebelumnya sudah ada yang mengkaji, yaitu mahasiswa Fakultas Sastra/Sastra Indonesia Universitas Jember. Penelitiannya berjudul Kajian Politik Dan Kekuasaan Pada Novel Tapol Karya Ngarto Februana oleh: Yuyud Eka Asmawa. 8
9 Penelitian tersebut lebih menitikberatkan pada masalah politik kekuasaan yang terjadi di dalam novel Tapol. Kajian politik kekuasaan meliputi sosok penguasa dalam politik, negara kekuasaan dan negara kerakyatan, merebut kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, dan menghindari dari kekuasaan. Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas, tujuan kajian penelitian ini sangat berbeda dengan kajian penelitian sebelumnya, sehingga novel ini masih layak untuk dikaji. Untuk itu, peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut Representasi Realitas Sosial Masyarakat Indonesia Tahun 1989 dalam Novel Tapol Karya Ngarto Februana. 1.2 Batasan Masalah Dalam penelitian sastra kerap muncul ketika pembaca dihadapkan dengan masalah penafsiran. Sebab setiap pembaca memiliki penafsiran yang berbeda terhadap sebuah karya terutama analisis karya sastra. Hal ini berkaitan dengan sifat karya sastra itu sendiri yang memuat permasalahan atau peristiwa secara kompleks. Untuk menghindari multi tafsir dan luasnya permasalahan tersebut. Maka, peneliti membatasi masalah hanya terbatas pada struktur dan representasi realitas sosial yang terkandung dalam novel dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Realitas sosial mencakup kehidupan tokoh utama sebagai mantan tahanan politik di masa orde baru pada tahun Selanjutnya realitas mengenai gambaran penerapan ajaran komunis yang pernah terjadi di Indonesia. 9
10 1.3 Rumusan Masalah. Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana struktur novel Tapol karya Ngato Februana? 2) Realitas sosial apa sajakah dalam masyarakat Indonesia tahun 1989 yang direpresentasikan dalam novel Tapol karya Ngarto Februana? 3) Bagaimanakah bentuk model representasi yang digunakan pengarang dalam menyajikan realitas sosial dalam novel Tapol karya Ngarto Februana? 1.4 Tujuan Penelitian Secara ringkas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut; pertama peneliti mencoba mendeskripsikan struktur yang membangun novel Tapol tersebut, yang meliputi tema, penokohan, latar, dan alur. Kedua, merepresentasikan realitas sosial apa saja yang meliputi masalah sosial dan sejarah politik yang pernah terjadi di Indonesia. Sehingga novel tersebut sangat menarik perhatian para peneliti sejarah di dalam dunia sastra. Ketiga, peneliti menguraikan bagaimanakah bentuk model representasi yang digunakan pengarang dalam menyajikan realitas sosial dalam novel Tapol karya Ngarto Februana. 10
11 1.5 Manfaat Penelitian 1) Memperkaya wawasan penulis dalam mengkaji novel dengan pendekatan sosiologi sastra; 2) Memberikan kontribusi bagi dunia sastra, bagi khasanah kesusastraan di Indonesia khususnya dunia sastra; 3) Mengetahui tentang informasi dan pemaparan gambaran sosial yang ditampilkan dalam novel Tapol karya Ngarto Februana; 4) Dapat memberikan gambaran tentang gaya penulisan Ngarto Februana, sehingga lebih mudah dalam mengapresiasikan karya sastra. 1.6 Metode Penelitian Mengutip Arikunto 1998:151, bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Seperti pada umumnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini berorientasi pada metode deskriptif kualitatif. Tujuannya untuk memecahkan masalah dengan data-data, menyusun dan mengklasifikasikannya, menganalsis serta menginterpretasikannya. Objek penelitian ini berupa novel Tapol karya Ngarto februana. Hasil penelitian ini berupa deskripsi hasil pengkajian struktur novel, dan realitas sosial dalam novel yang kemudian menganalisis bagaimana model representasi yang disajikan pengarang dalam novel tersebut. 11
12 1.7 Sumber Data Sumber data pada penelitian ini adalah novel, judul: Tapol, penulis: Ngarto Februana. Penerbit: Media Pressindo Yogyakarta. Cetakan I: September 2002 Cetakan II: April Jumlah halaman: 178 halaman, dan memiliki ukuran 14 x 21 cm. 1.8 Definisi Operasional Agar tidak terjadi kerancuan makna dan salah persepsi dari judul penelitian yang dilakukan, maka peneliti merumuskan definisi operasional dari judul penelitian. Berikut definisi operasional: 1) representasi merupakan pencerminan yang melambangkan kenyataan, atau penggambaran, bayangan atas kenyataan. Dalam hal ini merujuk pada karya sastra (novel) yang memuat gambaran kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada tahun 1989; 2) realitas sosial merupakan kenyatan sebenarnya mengenai kehidupan manusia atau hubungan seseorang dengan individu lainnya dalam bermasyarakat. Dalam konteks ini mengacu pada penelitian sebuah karya sastra, dengan disederhanakan bahwa realitas sosial mengacu pada kehidupan sosial masyarakat yang diterjemahkan pengarang ke dalam sebuah karya sastra (novel); 3) novel adalah sebuah karya sastra yang mengemukakan permasalahan atau imaji pengarang secara kompleks serta memuat fenomena sosial hasil terjemahan pengarangnya; 12
13 4) kajian sosiologi sastra merupakan sebuah aktivitas mengkaji karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyatan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan, kenyataan di sini mencakup segala sesuatu yang berada di luar karya sastra. Dalam penelitian ini mengacu pada pencerminan sebuah karya sastra dinilai berhubungan dengan kenyataan di masyarakat; 1.9 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka. Teknik ini mencari datadata yang sesuai dan relevan dengan jenis penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun data tersebut berupa teori sastra dan data-data yang berhubungan dengan realitas sosial pasca peristiwa G30S khsusnya kehidupan tahanan politik di era rezim orde baru. Selain itu bahan pustaka berupa hasil pengamatan, pemikiran, serta data-data dari media cetak dan elektronik lainnya turut membantu dalam penelitian ini Teknik Pengolahan Data Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini merujuk pada metode penelitian ilmiah, yakni sebagai berikut: 1) Menganalisis struktur teks novel untuk mengetahui alur pengaluran, tokoh penokohan, latar (setting), dan sudut pandang; 2) Selanjutnya peneliti mendeskripsikan realitas sosial apa saja yang dituangkan pengarang dalam novelnya. Dalam hal ini meliputi masalah sosial pada masa tahun 1989 sebagai akibat dari peristiwa G30S; 13
14 3) Pada tahap selanjutnya, peneliti menguraikan bagaimana model representasi yang digunakan pengarang dalam menyajikan realitas sosial dalam novel Tapol; 4) Menarik kesimpulan. 14
BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI. memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel
BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Novel Tapol merupakan salah satu prosa fiksi atau cerita rekaan yang memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel ini sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Sastra dan manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra muncul sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah seni yang banyak memanfaatkan simbol atau tanda untuk mengungkapkan dunia bawah sadar agar kelihatan nyata dan lebih jelas, pengarang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciREPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI Bangga Pramesti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI bangga_108@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia) menyatakan dalam Artikel Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Sebagaimana telah disinggung pada Bab 1 (hlm. 6), kehidupan masyarakat dapat mengilhami sastrawan dalam melahirkan sebuah karya. Dengan demikian, karya sastra dapat menampilkan gambaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya terbatas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciPERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.
PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. Hj. Yusida Gloriani dan Siti Maemunah Pendidikan Bahasa dan Sastra Inonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dan bahasa merupakan dua bidang yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren, 1990:218).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu wujud karya seni yang bermedium bahasa. Menurut Goldmann (1977:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan ciptaan sosial yang memunculkan sebuah gambaran (cermin) kehidupan. Kehidupan itu merupakan suatu kenyataan sosial yang mencakup hubungan antarmasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil karya cipta manusia yang mengandung daya imajinasi dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Menurut Wellek dan Warren (1993:14) bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterangan waktu dalam kumpulan cerpen sebagai penunjuk atau penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu saja yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ekspresi yang kreatif dari sebuah ide, pikiran, atau perasaan yang telah dialami oleh seseorang dan diungkapkan melalui bahasa. Sastra adalah bentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Objek penelitian, dalam hal ini karya sastra, memiliki banyak dimensi, banyak aspek, dan unsur. Untuk memahaminya secara lengkap diperlukan teori dan metode
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca karya sastra sama dengan mencermati permasalahan atau problem-problem sosial yang sering terjadi di dalam masyarakat. Permasalahan yang terdapat dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan. Pikiran, perasaan, kreativitas, serta imajinasi adalah alat. Sastrawan menggunakan media lingkungan sosial sekitar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses cerita, proses narasi, narasi atau cerita berplot. Prosa
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia kesusastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre lain. Prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi bisa juga diistilahkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kajian Pustaka
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 1. Kajian Pustaka A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang gayut dengan penelitian ini adalah skripsi Agung Dwi Prasetyo (2006) dari Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile yang berarti menghibur dan mengajar. Kesenangan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciintrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang
1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya
Lebih terperinciNovel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN
Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra Disusun Oleh : Stephanie Kurnia Trihapsari C0204061 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Dalam hal ini, karya sastra tidak dapat dipahami secara selengkap-lengkapnya apabila dipisahkan dari lingkungan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra lahir karena adanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra lahir dari luapan pengarang, jiwa pengarang berupaya menangkap gejala di dunia sekitarnya lalu diekspresikan melalui gagasan. Gagasan-gagasan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melalui karya sastra dapat diketahui eksistensi kehidupan suatu masyarakat di suatu tempat pada suatu waktu meskipun hanya pada sisi-sisi tertentu. Kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang banyak memiliki sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di terjemahkan dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang lahir dengan fungsi sosial dan fungsi estetik, novel sebagai hiburan dari kelelahan rutinitas kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga ratus lima puluh tahun, Indonesia dijajah oleh Belanda. Selama itu pula masyarakat Indonesia mengalami perlakuan yang tidak manusiawi dan tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati, dipahami, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Selain dianggap sebagai kekuatan fiktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi cipta, rasa, dan karsa manusia tentang kehidupan. Refleksi cipta artinya karya sastra merupakan hasil penciptaan yang berisi
Lebih terperinci