BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengungkapan aspek-aspek ethnomatematics pada proses pembuatan anyaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengungkapan aspek-aspek ethnomatematics pada proses pembuatan anyaman"

Transkripsi

1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian data tentang permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu pengungkapan aspek-aspek ethnomatematics pada proses pembuatan anyaman Jambi akan dipaparkan dalam bab ini. Bab ini akan dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Pada bagian pertama, yaitu hasil penelitian terlebih dahulu akan disajikan hasil identifikasi yang merupakan hasil observasi dan hasil wawancara penelitian serta dokumentasi berupa foto yang peneliti ambil sebagai pendukung untuk memperjelas hasil penelitian ini. Temuan penelitian dikaitkan dengan dengan dasar teoritik dan metode penelitian yang digunakan akan dibahas dan didiskusikan pada bagian kedua, yaitu pembahasan. Bagian pemabahasan akan terbagi lagi menjadi dua pokok pertama. Pokok pertama adalah pemaparan hasil penelitian dalam bentuk deskripsi proses pembuatan anyaman Jambi dan pokok utama kedua adalah penggunaan prinsip mutual interrogation terhadap matematika dan budaya. Pada bagian ini akan diungkapkan aspek-aspek ethnomatematics yang muncul dari penelitian serta kaitannya dengan pembelajaran matematika dan menjadi sumber pembelajaran matematika. 4.1 Paparan Data Penelitian Pada sub-bab ini akan dipaparkan data penelitian. Data-data yang dipaparkan berdasarkan sumber data penelitian yang telah dilakukan berupa katakata dan tindakan, sumber tertulis, dan foto. Data yang akan dipaparkan adalah 61

2 62 etnomatematika yang terkandung dalam seni anyaman Jambi sebagai sumber pembelajaran matematika. Data berupa kata-kata dan tindakan, data kata-kata diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber yaitu seniman anyaman tikar dan topi sedangkan data berupa tindakan diperoleh dari pengamatan peneliti saat seniman melakukan proses pembuatan anyaman. Data sumber tertulis diperoleh dari buku dan arsip permuseuman Jambi mengenai anyaman dan arsip yang diberikan narasumber kepada peneliti. Data berupa foto diperoleh peneliti langsung di rumah anyaman pandan KUB Radesta dan arsip foto yang dimiliki narasumber. 4.2 Hasil Penelitian Pada sub-bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian mengenai proses pembuatan anyaman Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, maka hasil penelitiannya berupa data-data deskriptif dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari narasumber yang dituliskan secara naratif pada catatan lapangan dan disertai dengan penjelasannya. Hal yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini, yaitu aspek-aspek ethnomatematics yang terdapat di dalam setiap tahapan pembuatan anyaman Jambi Hasil Penilaian dan Perbaikan Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Yang pertama dikerjakan oleh peneliti adalah menyusun kisi-kisi wawancara dan membuat pedoman wawancara. Setelah jadi, kisi-kisi wawancara dan pedoman wawancara dikonsultasikan peneliti kepada 2 validator yang telah

3 63 ditentukan yaitu 2 orang dosen pendidikan matematika. Berdasarkan penilaian validator yaitu penilaian terhadap kosntruksi pedoman wawancara, penggunaan bahasa, dan materi wawancara setelah beberapa kali melakukan revisi akhirnya kisi-kisi wawancara dan pedoman wawancara tersebut divalidasi dan dinyatakan layak untuk digunakan dalam melakukan penelitian ini Hasil Pengumpulan Data penelitian Hasil pengumpulan data penelitian ini diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Observasi dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada tanggal 15 januari 2016 di balairung sari, 16 Januari 2016 di Dekranasda Provinsi Jambi, dan 24 januari 2016 di lokasi pembuatan anyaman tikar dan topi (Rumah Anyaman Pandan KUB Radesta) yaitu di kediaman ibu Linda Wati sebagai narasumber tepatnya di Desa Rano Kecamatan Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, sedangakan untuk wawancara dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada 24 januari 2016 di Rumah anyaman Pandan, 30 januari 2016 di ruah anyaman pandan, dan 01 februari 2016 di rumah anyaman pandan. Hasil dari pengumpulan data ini yaitu peneliti mendapatkan data-data yang bisa dikaitkan dengan pembelajaran matematika, seperti terdapat perhitungan dan pengukuran dalam proses pengambilan bahan, pemilihan bahan dan pembuatan anyaman, pengukuran Identifikasi Hasil Penelitian Sesuai dengan teknik pengumpulan data pada penelitian ini, data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Data yang

4 64 diperoleh lalu direduksi dan diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian diberikan koding pada setiap satuannya. Selanjutnya bagian-bagian data dikumpulkan kemudian dikategorikan sesuai dengan aspek-aspek matematika dalam etnomatemtika. Lalu data tersebut dianalisis, dan dideskripsikan sesuai prinsip mutual interrogation. Data hasil analisis akan dikaji sebagai sumber pembelajaran matematika sehingga output dari penelitian ini dapat menjadi sumber yang memungkinkan dibuatnya pemodelan matematika berdasarkan pembuatan anyaman yang diteliti. 4.3 Pembahasan Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai identifikasi data hasil penelitian sesuai dengan aspek-aspek matematika terlebih dahulu. Selanjutnya akan dilakukan critical dialogues melalui mutual interrogation. Bagian yang menjadi inti dari pembahasan ini bertujuan untuk menunjukkan aspek-aspek matematika yang tertanam pada proses pembuatan anyaman Jambi. Penunjukkan dan pengungkapan aspek-aspek serta ide tersebut menggunakan critical dialogues sebagai upaya penggunaan prinsip mutual interrogation dalam penelitian ethnomatematics. Seperti yang dijelaskan oleh Alangui (2010: 162) bahwa penggunaan critical dialogues adalah dimaksudkan agar peneliti mampu menghubungkan setiap temuan pada praktik budaya sehingga muncul bentukbentuk matematika Aspek-aspek matematika yang terkandung dalam Seni Anyaman Jambi Berdasarkan hasil identifikasi dan pengkodingan yang telah dilakukan oleh peneliti, hasil yang didapat oleh peneliti ada 3 aspek dari 6 aspek yang telah ada,

5 65 yaitu aspek counting (perhitungan), aspek measuring (pengukuran), dan aspek explaining (menjelaskan). Hasil analisis tersebut yaitu etnomatematika merupakan matematika yang muncul sebagai akibat pengaruh kegiatan yang ada di lingkungan yang dipengaruhi oleh budaya. Dengan lahirnya etnomatematika, seseorang dapat melihat keberadaan matematika sebagai suatu ilmu yang tidak hanya berlangsung di kelas semata. Seperti yang dijelaskan oleh D Ambrosio (Rahayu, dkk, 2014: 80) matematika yang dibelajarkan di sekolah dikenal dengan academics mathematics, sedangkan etnomatematika merupakan matematika yang diterapkan pada kelompok budaya yang teridentifikasi seperti masyarakat suku, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu, kelas professional dan lain sebagainya. Menurut Bishop, (1997: 1) mathematical ideas develop everywhere because people may live in defferent cultural but they do very similar things. Some activities wich all people do are very important in developing mathematical ideas. Aspek-aspek matematika yang terdapat didalam seni anayaman hanya 3 aspek antara lain sebagai berikut: 1. Counting (Menghitung) Bishop (1997: 1) mengatakan bahwa aspek ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan berapa banyak, berkaitan dengan alat hitung dan membilang. Dalam seni anyaman Jambi aspek counting (perhitungan) ini dapat ditemukan pada tahap pengambilan bahan untuk anyaman. Saat pengambilan daun pandan seniman akan menghitung berapa banyak daun yang diambil untuk

6 66 selanjutnya dipilih. Dalam anyaman satuan untuk daun pandan itu adalah memakai kata ikat atau ikatan. Kata-kata membilang atau menghitung pada proses pengambilan bahan ini dapat dinyatakan sebagai bilangan asli, bilangan ganjil dan bilangan genap yang merupakan konsep bilangan. 2. Measuring (Mengukur) Mengukur pada umumnya berkaitan dengan pertanyaan berapa (panjang, lebar atau ukuran, waktu/lama, jumlah/banyak) (Bishop, 1997: 2). Pengukuran jumlah/ banyak berkaitan dengan jumlah dari daun yang akan digunakan dalam menganyam. Mengukur merupakan kegiatan yang dilakukan dalam proses pemilihan bahan dan pembuatan anyaman. Mengukur juga merupakan kegiatan yang biasa dilakukan dalam proses jual-beli, menentukan panjang, lebar, tinggi, keliling, luas, volume, kecepatan dan sebagainya. Aspek pengukuran ini terdapat pada proses pemilihan dan proses pembuatan anyaman tikar dan topi, yaitu pada saat pemilihan daun pandan seniman akan mengukur berapa panjang dan lebar daun yang dibutuhkan untuk membuat anyaman sedangkan pada pembuatan anyaman seniman menggunakan aspek mengukur ini ketika hendak menganyam akan membutuhkan ukuran panjang dan lebar kanan, kiri, atas, dan bawah anyaman agar anyaman yang dibuat itu sama panjang dan lebar sisi kanan, kiri, atas dan bawah anyaman tersebut. 3. Explaining (Menjelaskan) Shirley (Hartoyo, 2010 : 30) berpandangan bahwa sekarang ini bidang etnomatematika, yaitu matematika yang timbul dan berkembang dalam

7 67 masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan setempat, merupakan pusat proses pembelajaran dan metode pengajaran. Berdasarkan teori tersebut, maka ada aspek explaining (menjelaskan) dalam kegiatan sehari-hari termasuk dalam proses menganyam. Aspek explaining berkaitan dengan memahami mengapa sesuatu terjadi yang dilakukan. Dalam matematika explaining berkaitan tentang mengapa pola angka terjadi, mengapa bentuk geometris berpola sama, mengapa satu hasil mengarah ke hasil yang lain, mengapa beberapa dari alam tampaknya mengikuti hukum matematika. Dalam proses pembuatan anyaman tikar dan topi, ada beberapa tahapan yang termasuk dalam aspek explaining. Tahap pembuatan anyaman akan ada penjelasan dari proses pembuatan yang akan disampaikan, seperti kegiatan menyilang-nyilangkan daun pandan dari sisi kanan, kiri, atas, dan bawah Keterkaitan Aspek-Aspek Matematika dengan Seni Anyaman Tikar dan topi sebagai Sumber Pembelajaran Matematika Dari pengungkapan elemen-elemen budaya yang dipandang sejajar dengan aspek-aspek matematika, ada beberapa bagian aspek-aspek matematika tersebut yang terkait dengan pembelajaran matematika. Keterkaitan ini berkaitan dengan konsep-konsep matematika yang dipelajari dalam pembelajaran formal di sekolah. Dengan adanya keterkaitan antara budaya dan matematika ini diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran matematika yang menarik. Yang bertujuan untuk mengenalkan seni budaya Jambi kepada siswa dan agar seni budaya Jambi tidak dilupakan oleh generasi muda. Berdasarkan hasil analisis, keterkaitan antara

8 68 aspek-aspek matematika dalam seni anyaman Jambi sebagai suber pembelajaran matematika formal disekolah adalah sebagai berikut: 1. Perkalian dua (Aljabar) dan Perbandingan Senilai Berdasarkan aspek counting (membilang atau menghitung) dan aspek explaining (menjelaskan). Seperti yang dikatakan Lean (Bishop, 1997: 1) secara tidak langsung seniman telah menggunakan konsep matematika yaitu konsep perkalian dua dan perbandingan senilai dalam proses pengambilan bahan anyaman dan pemilihan bahan. Seperti pada pengambilan bahan dan pemilihan dalam perhitungan jumlah daun pandan yang digunakan dalam menganyam tikar dan topi. Satuan yang digunakan untuk daun adalah ikat, dalam satu ikat terdapat 50 lembar daun pandan. Jadi, jika membuat satu tikar memerlukan 2 ikat daun berarti sama dengan 100 lembar daun pandan. = 1 ikat daun = 50 lembar daun = 2 ikat daun = 100 lembar daun

9 69 =? 3 ikat daun =? Gambar 4.1 daun pandan yang diikat Jadi, 3 ikat daun sama dengan 50 dikali dengan 3 ikat daun yaitu 150 lembar daun padan. Untuk penanaman konsep terhadap materi perbandingan senilai, dari anyaman ini bisa diberi contoh atau diceritakan kepada siswa bahwa untuk membuat satu buah tikar akan diperlukan 2 ikat daun pandan, untuk membuat dua buah tikar akan diperlukan 4 ikat daun pandan, untuk membuat tiga buah tikar akan diperlukan 6 ikat daun pandan dan begitu seterusnya. Maka siswa akan menyimpulkan bahwa semakin banyak tikar yang dibuat maka semakin banyak pula daun yang dibutuhkan. Maka akan tertanam konsep tentang perbandingan senilai tersebut. = 1 ikat daun = 1 Tikar = 2 ikat daun = 2 Tikar = 3 ikat daun = 3 Tikar Gambar 4.2 Daun pandan dan Tikar

10 70 Sehingga didapat rumus = Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin banyak tikar yang dibuat maka semakin banyak pula daun yang dibutuhkan. Sedangkan pada aspek explaining (menjelaskan) hampir disetiap pelajaran matematika menggunakan aspek menjelaskan begitu juga dalam pengerjaan anyaman. Pengerjaan anyaman juga melalui penjelasan dari seniman anyaman walaupun tidak secara keseluruhan dijelaskan oleh seniman tersebut. 2. Luas dan Keliling Bangun Datar Berdasarkan aspek measuring (pengukuran), secara tidak langsung masyarakat telah menggunakan konsep matematika yaitu luas dan keliling bangun datar dalam proses pemilihan bahan untuk anyaman dan aspek measuring (pengukuran), secara tidak langsung juga dipakai dalam mencari luas dan keliling bangun datar ini, dan ini diterapkan dalam seni anyaman seperti pada pengukuran daun pandan, berapa ukuran (panjang dan lebar) daun pandan yang digunakan untuk menganyam tikar dan topi. Mengacu pada ungakapan Bishop (2004: 2), satuan yang digunakan untuk pengukuran daun pandan yang digunakan ini menggunakan centimeter (cm) atau meter (m). Jika selembar daun pandan lebarnya dan panjangnya 2 m (200 cm) dan untuk membuat satu tikar memerlukan 2 ikat daun pandan atau sama dengan 100 lembar daun pandan. 1 ikat sebagai keliling dan luas tikar, sedangkan 1 ikat lagi untuk menyilang-nyilangkan daun pandan tersebut maka, luas dan keliling tikar tersebut adalah cm² dan 500 cm.

11 cm lembar = 50 cm Gambar 4.3 Per lembar daun pandan Karena panjang daun pandan (p) adalah 200 cm dan lebar daun pandan (l) adalah 50 cm sehingga didapat rumus luas persegi panjang adalah sedangkan keliling persegi panjang adalah 2 +. Jadi, luas daun-daun adalah 200 cm x 50 cm = cm² sedangkan keliling daun-daun tersebut adalah 200 cm + 50 cm cm + 50 cm = 500 cm. Sekarang ini bidang etnomatematika, yaitu matematika yang timbul dan berkembang dalam masyarakat dan sesuai dengan kebudayaan setempat, merupakan pusat proses pembelajaran dan metode pengajaran. Pada luas dan keliling bangun datar ini juga terdapat aspek explaining (menjelaskan), karena dalam setiap tahapan pebuatan anyaman itu ada proses menjelaskan. 3. Pola Barisan dan Deret Berdasarkan aspek accounting (perhitungan) dan aspek explaining (menjelaskan) secara tidak langsung juga terdapat dalam proses menganyam tikar.

12 72 a. Pola bilangan Berdasarkan aspek ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan berapa banyak, berkaitan dengan alat hitung dan membilang seperti yang diakatan oleh Lean (Bishop, 2004: 1), maka pola bialangan termasuk dalam aspek accounting (perhitungan). Pola bilangan adalah aturan terbentuknya sebuah kelompok bilangan dengan suatu aturan yang telah diurutkan. Mencari banyak suku pada barisan bilangan satuan (1 sampai 9): 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Banyak suku pada barisan bilangan satuan adalah 1 x 9 = 9 suku (Kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, 2013: 181). Dalam seni anyaman terutama dalam tikar sebelum menganyam seniman itu akan membuat pola seperti pada pola bilangan dalam bilangan asli, barisan bilangannya = 1, 2, 3, 4, 5, yaitu mengumpulkan beberapa lembar daun pandan dan dijejerkan terlebih dahulu, setelah itu bilangan ganjil, barisan bilangan = 1, 3, 5, 7, 9, yaitu seniman itu akan menggabungkan atau menyilangkan daun pandan tersebut pada daun yang telah disusun tadi begitu juga dengan bilangan genap barisan bilangan = 2, 4, 6, 8, 10, yaitu seniman akan menggabungkan atau menyilangkan daun-daun yang telah disusun. Tanpa disengaja konsep matematika telah digunakan dalam proses membuat anyaman. Proses tersebut masuk kedalam aspek accounting (perhitungan) Gambar 4.4 Pola Barisan bilangan asli

13 Gambar 4.5 Pola bilangan genap Gambar 4.6 Pola bilangan ganjil Dalam proses pembuatan anyaman, mulai dari pengolahan sampai ke pembuatan anyaman juga terdapat aspek explaining (menjelaskan), seperti pada saat menyusun daun pandan yang akan disilang, menyilang-nyilangkan daun pandan satu demi satu dan merapatkan daun-daun pandan akan ada penjelasan dari pembuatan tersebut. b. Barisan dan Deret Seperti pola bilangan, barisan dan deret juga terdapat aspek accounting (perhitungan) seperti yang di jelaskan oleh Lean (Bishop, 1997: 1) yaitu aspek counting ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan berapa banyak, berkaitan dengan alat hitung dan membilang. Barisan bilangan adalah urutan suatu bilangan yang mempunyai aturan tertentu. Dalam seni anyaman juga terterap konsep barisan dan deret. Pada barisan dan deret ini, barisan aritmatika juga digunakan dalam proses menganyam tanpa kita ketahui dan tanpa disengaja. Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan dengan pola tertentu berupa penjumlahan yang mempunyai beda (selisih) yang sama atau tetap. Dalam menganyam tikar konsep barisan aritmatika ini digunakan

14 74 untuk mengatur jarak-jarak daun yang disilang-silangkan dan agar pola ditikar tersebut sama besar dan sama panjang. 4. Geometri (Pencerminan) Prinsip teselasi (teselasi pada kajian geometri) banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada teknik pemasangan ubin, pembuatan motif kain, desain pola wallpaper dan lain-lain (Rahayu, dkk, 2014: 82). Berdasarkan teori tersebut terdapat aspek explaining (menjelaskan) dalam menganyam topi secara tidak langsung dan tidak disengaja kita menggunakan materi geometri yaitu pencerminan. Suatu pencerminan (refleksi) pada sebuh garis s adalah suatu fungsi M yang ditetapkan untuk setiap titik P pada bidang. Dalam menghias topi kita menggunakan konsep pencerminan. Gambar 4.7 Sumbu empat Gambar 4.8 Anyaman topi Dalam anyaman topi terdapat materi refleksi (pencerminan), jika anyaman topi tersebut dibelah menjadi 2 maka akan menjadi 2 bagian yang sama besar,

15 75 sama panjang, dan bentuk polanya juga sama, dan apabila 2 potongan tersebut disatukan kembali maka akan membentuk 1 buah anyaman topi yang utuh. 5. Program linear Dalam materi program linear ini terdapat aspek measuring (pengukuran). Bishop (1997: 1) mengungkapkan bahwa mengukur pada umumnya berkaitan dengan pertanyaan berapa (panjang, lebar atau ukuran, waktu/lama, jumlah/banyak). Berdasarkan aspek measuring (pengukuran), terdapat pengukuran mengenai panjang pendeknya daun pandan yang digunakan dalam menganyam. Dalam hal ini konsep program linear secara tak langsung telah digunakan, seperti dalam menentukan pola-pola yang akan digunakan dalam menganyam dan banyaknya bahan yang digunakan dalam menganyam, dalam menentukan jumlah ukuran bahan yang digunakan, dalam menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk membuat satu buah anyaman tikar ataupun topi. Selain itu, program linear dapat juga digunakan dalam meminimumkan biaya dalam pembuatan anyaman dari proses pengambilan sampai ke proses pembuatan anyaman, menentukan bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya, serta jumlah pengrajin anyaman ini.

NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1. Beda Barisan Aritmatika. b =.. RUMUS SUKU KE N: King s Learning Be Smart Without Limits

NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1. Beda Barisan Aritmatika. b =.. RUMUS SUKU KE N: King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1 A. PENGERTIAN BARISAN DAN DERET Barisan bilangan adalah kelompok bilangan yang tersusun menurut aturan (pola) tertentu. Deret bilangan adalah penjumlahan

Lebih terperinci

1) Perhatikan bentuk di bawah: U 1 U 2 U 3 U 4 U n 2, 5, 8, 11, dengan: U 3 = suku

1) Perhatikan bentuk di bawah: U 1 U 2 U 3 U 4 U n 2, 5, 8, 11, dengan: U 3 = suku NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1 A. PENGERTIAN BARISAN DAN DERET Barisan bilangan adalah kelompok bilangan yang tersusun menurut aturan (pola) tertentu. Deret bilangan adalah penjumlahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Matematika dalam bahasa Belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti. Matematika

Lebih terperinci

Materi W6b BARISAN DAN DERET. Kelas X, Semester 2. B. Barisan dan Deret Aritmatika.

Materi W6b BARISAN DAN DERET. Kelas X, Semester 2. B. Barisan dan Deret Aritmatika. Materi W6b BARISAN DAN DERET Kelas X, Semester 2 B. Barisan dan Deret Aritmatika www.yudarwi.com B. Barisan dan Deret Aritmatika Barisan adalah kumpulan objek-objek yang disusun menurut pola tertentu U

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Matematika Wajib Baris dan Deret Aritmatika - Latihan Soal Ulangan Doc. Name: RK13AR11MATWJB0603 Version : 2016-11 halaman 1 01. Suku ke-20 pada barisan 3, 9, 15, 21,. Adalah

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET 1. A. Barisan dan Deret Aritmatika 11/13/2015. Peta Konsep. A. Barisan dan Deret Aritmatika

BARISAN DAN DERET 1. A. Barisan dan Deret Aritmatika 11/13/2015. Peta Konsep. A. Barisan dan Deret Aritmatika Jurnal Peta Konsep Daftar Hadir MateriA SoalLatihan Materi Umum BARISAN DAN DERET 1 Kelas X, Semester A. Barisan dan Deret Aritmatika Barisan dan Deret Aritmatika Barisan dan Deret Soal Aplikasi dalam

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ETNOMATEMATIKA PADA MASJID AGUNG DI YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI ETNOMATEMATIKA PADA MASJID AGUNG DI YOGYAKARTA IDENTIFIKASI ETNOMATEMATIKA PADA MASJID AGUNG DI YOGYAKARTA Siti Rohayati, Karno, Wilda Isti Chomariyah Universitas Alma Ata Yogyakarta Rohayati1610@gmail.com, karnodirta@gmail.com, wilda.i@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN MATEMATIKA Bilangan dan Aljabar untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii Panduan Belajar Buku ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikulum, terdiri atas 3 bab, yaitu Program Linear, Matriks, serta Barisan dan Deret. Materi pembelajaran disajikan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH KISI-KISI UJIAN SEKOLAH Matematika SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 KISI KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP

Lebih terperinci

KARTU SOAL URAIAN. KOMPETENSI DASAR (KD): 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmatika dan geometri

KARTU SOAL URAIAN. KOMPETENSI DASAR (KD): 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmatika dan geometri . Siswa dapat menentukan suku pertama, beda/rasio, rumus suku ke-n dan suku ke-n, jika diberikan barisan bilangannya NO. SOAL: 31 Tentukan suku pertama, beda atau rasio, rumus suku ke-n, dan suku ke-10

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMP DAN MTs M A T E M A T I K A PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS i KATA

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET

CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET 1. Dari suatu barisan aritmetika, suku ketiga adalah 36, jumlah suku kelima dan ketujuh adalah 144. Jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut adalah. a. 840 b. 660 c. 640

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 09 Matematika

Antiremed Kelas 09 Matematika Antiremed Kelas 09 Matematika Deret Bilangan - Latihan Soal Doc. Name: AR09MAT0613 Version: 2013-10 halaman 1 01a Berapakah nilai deret aritmatika di bawah (A) 1 + 2 + 3 + 4 + + 100 01b Berapakah nilai

Lebih terperinci

9

9 PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs. * Indikator. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan pecahan. Hasil dari

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Drs. CARNOTO, M.Pd. NIP Pola Barisan Bilangan

BARISAN DAN DERET. Drs. CARNOTO, M.Pd. NIP Pola Barisan Bilangan BARISAN DAN DERET Drs. CARNOTO, M.Pd. NIP. 19640121 199010 1 001 Pola Barisan Bilangan Beberapa urutan bilangan yang sering kita pergunakan mempunyai pola tertentu. Pola ini Sering digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III Nurul Masitoch dkk. Gemar MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III Nurul Masitoch Siti Mukaromah Zaenal Abidin Siti Julaeha Gemar MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III 3 Unit 1 BILANGAN Standar Kompetensi Melakukan

Lebih terperinci

PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung

PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung rizky@upi.edu SKL 1: Contoh Spesifikasi Ujian Nasional STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1.

Lebih terperinci

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi.

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS MATEMATIKA BISNIS Sesi 2 ini akan membahasteori Deret Hiutung dan Deret Ukur pada Matematika Bisnis sehingga Mahasiswa mempunyai dasar yang kuat untuk melakukan pengukuran

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

GEOMETRI TRANSFORMASI DALAM MOTIF BATIK KAWUNG YOGYAKARTA. Paskalia Pradanti Universitas Sanata Dharma

GEOMETRI TRANSFORMASI DALAM MOTIF BATIK KAWUNG YOGYAKARTA. Paskalia Pradanti Universitas Sanata Dharma Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 GEOMETRI TRANSFORMASI DALAM MOTIF BATIK KAWUNG YOGYAKARTA Paskalia Pradanti Universitas Sanata Dharma paskaliapradanti@gmail.com

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UN 2009/2010

PEMBAHASAN UN 2009/2010 PEMBAHASAN UN 009/00. Konsep: Operasi Bilangan Real (Perbandingan Berbalik Nilai) Suatu pekerjaan dikerjakan orang dapat selesai 0 hari. Pekerjaan akan diselesaikan dalam waktu hari. Pekerja Hari 0 y y

Lebih terperinci

Diusulkan oleh: Nama : Pita Suci Rahayu Nim : Kelas/Semester: C/1

Diusulkan oleh: Nama : Pita Suci Rahayu Nim : Kelas/Semester: C/1 Diusulkan oleh: Nama : Pita Suci Rahayu Nim : 1384202092 Kelas/Semester: C/1 BARISAN DAN DERET Barisan bilangan adalah himpunan bilangan yang diurutkan menurut suatu aturan/pola tertentu yang dihubungkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ETNOMATEMATIKA PADA KARYA SENI BATIK INDRAMAYU DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI TRANSFORMASI

PENGGUNAAN ETNOMATEMATIKA PADA KARYA SENI BATIK INDRAMAYU DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI TRANSFORMASI Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENGGUNAAN ETNOMATEMATIKA PADA KARYA SENI BATIK INDRAMAYU DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI TRANSFORMASI Sudirman 1, Rosyadi 2, Wiwit Damayanti Lestari 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Untuk menjawab pertanyaan deskriptif pada rumusan masalah, yaitu Bagaimanakah karakteristik kultural matematika pada aktivitas bertenun masyarakat Kampung Gajeboh

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 09 Matematika

Antiremed Kelas 09 Matematika Antiremed Kelas 09 Matematika Latihan Ulangan Barisan dan Deret Bilangan Doc. Name: AR09MAT0698 Version: 03- halaman 0. Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3,, adalah (UAN 003) -69 (B) -7 (C) -73 (D) -75 0a

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. Indikator

Kompetensi Dasar. Indikator Kompetensi Dasar 1. Menganalisis berbagai bangun datar segiempat dan segitiga berdasarkan sisi, sudut, dan hubungan antara sisi dengan sudut. 2. Menurunkan rumus untuk menentukan keliling dan luas segiempat

Lebih terperinci

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5 Uji Komptensi Barisan dan Deret "Aljabar Linear Elementer". Diketahui barisan 84,80,77,... Suku ke-n akan menjadi 0 bila n =... Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 00 dan 00 yang habis

Lebih terperinci

BAB KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG BAB 10 KELILING DAN LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Tata dan Dio sedang bermain di lapangan. Lapangan berbentuk persegi panjang. Ukuran lapangan adalah panjang 25 m dan lebar 13 m. Berapa keliling dan

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN. * Indikator SKL : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi tambah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan. * Indikator Soal : Menentukan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL UTAMA. SMP/MTs MATEMATIKA + - PREDIKSI TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Matematika SMP/MTs. Selasa, 24 April 2018 (

UJIAN NASIONAL UTAMA. SMP/MTs MATEMATIKA + - PREDIKSI TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Matematika SMP/MTs. Selasa, 24 April 2018 ( PREDIKSI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 UTAMA SMP/MTs MATEMATIKA Selasa, 24 April 2018 (10.30-12.30) X - m + - : M4TH-LAB BALITBANG Sesuai Kisi-kisi dari: Badan Standar Nasional Pendidikan Soal

Lebih terperinci

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) 43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Bab 1 Faktorisasi Suku Aljabar Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Kompetensi Dasar 1.1 Melakukan operasi aljabar. 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam

Lebih terperinci

SOAL PENJAJAKAN UN MATEMATIKA 2012 PROVINSI DIY

SOAL PENJAJAKAN UN MATEMATIKA 2012 PROVINSI DIY SOAL PENJAJAKAN UN MATEMATIKA 0 PROVINSI DIY. Suatu proyek akan selesai dalam waktu 0 hari oleh 0 orang pekerja. Tambahan pekerja yang dibutuhkan agar proyek tersebut selesai dalam waktu 90 hari adalah.

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas : VII (TUJUH) Jumlah : 40 Bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Uji Coba 1. Data Hasil Investigasi Awal a. Kurikulum yang digunakan SMP Ulul Albab Sidoarjo menjadi sekolah yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian. SMP Ulul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui proses pemberian scaffolding untuk mengatasi kesulitan belajar siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui proses pemberian scaffolding untuk mengatasi kesulitan belajar siswa 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Studi pendahuluan Penelitian tentang pemberian scaffolding pada siswa ini adalah untuk mengetahui proses pemberian scaffolding

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Rini Petronela, Yulis Jamiah, Silvia Sayu Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: rinipetr75@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, Fraenkel dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, Fraenkel dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Guba (Suharsaputra, 2012:181) penelitian kualitatif atau naturalistic inquiry

Lebih terperinci

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2 KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Matematika. : SMP/MTs. : VII s/d IX /1-2 Nama Guru

Lebih terperinci

Tata dan Dio bermain permainan bola di komputer. Bolabola itu bertuliskan bilangan-bilangan yang disusun seperti gambar berikut.

Tata dan Dio bermain permainan bola di komputer. Bolabola itu bertuliskan bilangan-bilangan yang disusun seperti gambar berikut. BAB 1 LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN Tata dan Dio bermain permainan bola di komputer. Bolabola itu bertuliskan bilangan-bilangan yang disusun seperti gambar berikut. Sumber : Ilustrasi Haryana Bacalah

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan

BARISAN DAN DERET. A. Pola Bilangan BARISAN DAN DERET A. Pola Bilangan Perhatikan deretan bilangan-bilangan berikut: a. 1 2 3... b. 4 9 16... c. 31 40 21 30 16... Deretan bilangan di atas mempunyai pola tertentu. Dapatkah anda menentukan

Lebih terperinci

Piramida Besar Khufu

Piramida Besar Khufu Sumber: Mesir Kuno Piramida Besar Khufu Peradaban bangsa Mesir telah menghasilkan satu peninggalan bersejarah yang diakui dunia sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia, yaitu piramida. Konstruksi

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KISI-KISI PENLISAN JIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJRAN (SMK) MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : XII KELOMPOK : TEKLOGI, PERTANIAN DAN KESEHATAN KRIKLM : KTSP & JML : PILIHAN GANDA = 40, RAIAN = 5 BTIR

Lebih terperinci

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Dibuat untuk persiapan menghadapi UN 2012 PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP Lengkap dengan kisi-kisi dan pembahasan Mungkin (tidak) JITU 12 1. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMP DAN MTs M A T E M A T I K A PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS i KATA

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL 2009 MMC 252. Hasbas Hakim. Math Club 252 Jakarta Timur

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL 2009 MMC 252. Hasbas Hakim. Math Club 252 Jakarta Timur PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL 2009 MMC 252 Hasbas Hakim Math Club 252 Jakarta Timur STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) 1. Siswa mampu menggunakan konsep operasi hitung dan sifat-sifat bilangan, perbandingan,

Lebih terperinci

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN Peta Konsep Barisan dan Deret Bilangan mempelajari Pola bilangan Barisan bilangan Deret bilangan jenis jenis Aritmatika Geometri Aritmatika Geometri mempelajari Sifat Rumus

Lebih terperinci

MATEMATIKA (Paket 3) Waktu : 120 Menit

MATEMATIKA (Paket 3) Waktu : 120 Menit MATEMATIKA (Paket ) Waktu : 0 Menit (05) 477 606 Website : Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Hasil dari 68 : ( 4) + 6 8 adalah.... A. 88. 65. D. 7. Hasil dari 4 : + 5 A. 8 5 adalah..... 6 5. 8 D. 6.

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) ANALISIS PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Nama Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : MATEMATIKA Tahun Pelajaran : 2014/2015 Kelas : VIII (DELAPAN) Nilai Modus SEMESTER I (SATU) / GANJIL KI-1 dan

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS

KHAIRUL MUKMIN LUBIS Barisan dan Deret Eni Sumarminingsih, SSi, MM Elizal A. Barisan Aritmetika Definisi Barisan aritmetik adalah suatu barisan bilangan yang selisih setiap dua suku berturutan selalu merupakan bilangan tetap

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ETNOMATEMATIKA KERAJINAN TANGAN ANYAMAN MASYARAKAT MALUKU TENGGARA BARAT DALAM PEMBELAJARAN

PEMANFAATAN ETNOMATEMATIKA KERAJINAN TANGAN ANYAMAN MASYARAKAT MALUKU TENGGARA BARAT DALAM PEMBELAJARAN PEMANFAATAN ETNOMATEMATIKA KERAJINAN TANGAN ANYAMAN MASYARAKAT MALUKU TENGGARA BARAT DALAM PEMBELAJARAN Mesak Ratuanik *, Olivia Theresia Kundre Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika Universitas Sanata

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III

MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III Nurul Masitoch dkk. Gemar MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III Nurul Masitoch Siti Mukaromah Zaenal Abidin Siti Julaeha Gemar MATEMATIKA untuk SD dan MI Kelas III 3 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

2. Suku pertama dan suku kedua suatu deret geometri berturut-turut adalah a -4 dan a x. Jika suku kedelapan adalah a 52, maka berapa nilai x?

2. Suku pertama dan suku kedua suatu deret geometri berturut-turut adalah a -4 dan a x. Jika suku kedelapan adalah a 52, maka berapa nilai x? 1. Jika Un suku ke-n dari sutu deret geometri dengan U 1 = x 1/3 dan U 2 = x 1/2, maka suku ke lima dari deret tersebut adalah r = U 2/U 1 = x 1/2 : x 1/3 = x (1/2-1/3) = x 1/6 U 5 = a. (r)4 U 5 = x 1/3.

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 09 Matematika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 09 Matematika Kurikulum 03 Antiremed Kelas 09 Matematika Latihan Ulangan Barisan dan Deret Bilangan Doc. Name: K3AR09MAT099 Version: 05- halaman 0. Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3,, adalah (UAN 003) -69 (B) -7 (C) -73

Lebih terperinci

1. BARISAN ARITMATIKA

1. BARISAN ARITMATIKA MATEMATIKA DASAR ARITMATIKA BARISAN ARITMATIKA 1. BARISAN ARITMATIKA Sering disebut barisan hitung, adalah barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dengan menambah atau mengurangi

Lebih terperinci

21. BARISAN DAN DERET

21. BARISAN DAN DERET 2. BARISAN DAN DERET A. BARISAN ARITMETIKA DAN GEOMETRI U, U 2, U 3,,U n adalah barisan suatu bilangan yang memiliki ciri khusus sebagai berikut Barisan Ciri utama Rumus suku ke-n Suku tengah Sisipan k

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Bisnis Manajemen dan Parwisata Mata Pelajaran. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar

BAHAN AJAR. Bisnis Manajemen dan Parwisata Mata Pelajaran. Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar BAHAN AJAR Kelompok : Bisnis Manajemen dan Parwisata Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : XI / 3 Standar Kompetensi : 5 Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah Kompetensi

Lebih terperinci

KI dan KD Matematika SMP/MTs

KI dan KD Matematika SMP/MTs KI dan KD Matematika SMP/MTs Kelas VIII Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : Matematika : SMP / MTs. WAKTU PELAKSANAAN : Rabu, 25 April 2012 :

MATA PELAJARAN : Matematika : SMP / MTs. WAKTU PELAKSANAAN : Rabu, 25 April 2012 : DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA sulisr_xxx@yahoo.co.id Mata Pelajaran Jenjang MATA PELAJARAN : Matematika : SMP / MTs Hari/Tanggal Jam WAKTU PELAKSANAAN : Rabu, 5 April 0 : 08.00 0.00 PETUNJUK UMUM. Isilah

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BARISAN DAN DERET

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BARISAN DAN DERET ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BARISAN DAN DERET Arif Hardiyanti Pascasarjana FKIP Matematika, Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : arifh133@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA JAMBI YANG TERKANDUNG DALAM ALAT MUSIK KELINTANG KAYU YANG BERKAITAN DENGAN PEMBELAJARAN POLA BARISAN DAN DERET

ANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA JAMBI YANG TERKANDUNG DALAM ALAT MUSIK KELINTANG KAYU YANG BERKAITAN DENGAN PEMBELAJARAN POLA BARISAN DAN DERET ANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA JAMBI YANG TERKANDUNG DALAM ALAT MUSIK KELINTANG KAYU YANG BERKAITAN DENGAN PEMBELAJARAN POLA BARISAN DAN DERET Kamid 1), Resmita 2), Rohati 3) Email : kamid.fkip@unja.ac.id

Lebih terperinci

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs

PAKET 2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs PAKET CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN MATEMATIKA SMP/MTs 1. * Kemampuan yang diuji. Menghitung hasil operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : B29 NO SOAL PEMBAHASAN 362 = 362 = 36 = 6 3 = 216. Ingat!

PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 2012 KODE : B29 NO SOAL PEMBAHASAN 362 = 362 = 36 = 6 3 = 216. Ingat! PEMBAHASAN SOAL-SOAL UN TAHUN 0 KODE : B9 NO SOAL PEMBAHASAN Hasil dari 6 adalah... A. 48. a = a a a B. 7. = C. 08. = D. 6 6 = 6 = 6 = 6 = 6 Hasil dari 6 8 adalah... A. 6 B. 4 C. 4 D. 4 6 4 Hasil dari

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Data Subjek A a. Soal Nomor 1 Hasil jawaban subjek A dalam menyelesaikan soal nomor 1 dapat dilihat di halaman lampiran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi penting sebagai dasar dalam pembangunan dan pengembangan suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44 Halaman:. Jika n = 8, maka n0 n bernilai... (a) kurang dari 00 (b) (d) lebih dari 00. Penumpang suatu pesawat terdiri dari anak-anak dari berbagai negara, 6 orang dari Indonesia yang termasuk dari anak-anak

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : MATEMATIKA Kelas : VIII ( Delapan ) Tahun Pelajaran : 2013 / 2014

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : MATEMATIKA Kelas : VIII ( Delapan ) Tahun Pelajaran : 2013 / 2014 PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN : MATEMATKA Kelas : V ( Delapan ) Tahun Pelajaran : 2013 / 2014 Semester Standar Kompetensi Aljabar 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus 1.1

Lebih terperinci

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10 1. Diantara himpunan berikut yang merupakan himpunan kosong adalah... A. { bilangan cacah antara 19 dan 20 } B. { bilangan genap yang habis dibagi bilangan ganjil } C. { bilangan kelipatan 3 yang bukan

Lebih terperinci

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar Untuk materi ini mempunyai 3 Kompetensi Dasar yaitu: Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar 2. Melakukan operasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL SMP/MTs

UJIAN NASIONAL SMP/MTs UJIAN NASIONAL SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008 Mata Pelajaran Jenjang : Matematika : SMP/MTs MATA PELAJARAN Hari/Tanggal : Selasa, 6 Mei 2008 Jam : 08.00-10.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM 1. Isikan

Lebih terperinci

Prediksi Soal US/M SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016 1

Prediksi Soal US/M SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016 1 Prediksi Soal US/M SD/MI Tahun Pelajaran 15/1 1 KISI-KISI PREDIKSI UJIAN SEKOLAH/MADRASAH SD/MI TAHUN PELAJARAN 15/1 MATEMATIKA PAKET SOAL PREDIKSI GANJIL No. Materi Indikator A. BILANGAN 1. Operasi hitung

Lebih terperinci

P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Epon Nur aeni 1, Dindin Abdul Muiz Lidinillah 2, Ayi Sakinatussa adah 3 1,2,3 PGSD

Lebih terperinci

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU SILABUS Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Ungguan BPPT Darus Sholah Jember kelas : XII IPA Semester : Ganjil Jumlah Pertemuan : 44 x 35 menit (22 pertemuan) STANDAR 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

KARTU SOAL PILIHAN GANDA

KARTU SOAL PILIHAN GANDA 4. Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri Barisan dan deret aritmatika Siswa dapat menentukan nilai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP Anggun Rizky Putri Ulandari, Bambang Hudiono, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan diberikan istilah-istilah, definisi-definisi dan identitas-identitas

LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan diberikan istilah-istilah, definisi-definisi dan identitas-identitas II. LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan diberikan istilah-istilah, definisi-definisi dan identitas-identitas dari Bilangan Fibonacci, Bilangan Lucas dan Bilangan Gibonaccci. 2.1 Bilangan Fibonacci dan Beberapa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017

PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017 PENGEMBANGAN KISI-KISI UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN 2016/2017 Jenis Sekolah : SMP Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Matematika Banyak soal : 25/5 Kelas : VII Pembuat Soal : Tim Kurikulum : KTSP Bentuk Soal

Lebih terperinci

MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : ALJABAR

MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : ALJABAR MODUL PENDALAMAN MATERI ESENSIAL DAN SULIT MATA PELAJARAN : MATEMATIKA ASPEK : ALJABAR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 2. Memahami operasi bentuk aljabar, konsep persamaan dan pertidaksamaan linear, persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / 2 (Genap) Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar

Lebih terperinci

Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung Literasi

Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung Literasi PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung Literasi Euis Fajriyah Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang,

Lebih terperinci

SOAL UTN MATEMATIKA PPG SM-3T 2013

SOAL UTN MATEMATIKA PPG SM-3T 2013 SOAL UTN MATEMATIKA PPG SM-3T 2013 SOAL UTN MATEMATIKA PPG SM-3T 2013 PERHATIAN: 1. 2. 3. 4. 5. UTN adalah Ujian Tulis Nasional yang dilaksanakan secara online Soal ini diketik berdasarkan ingatan sehingga

Lebih terperinci

Bahan Ajar Matematika. Kelas X SMA Semester 1 Barisan dan Deret Waktu : 15 x 45 Menit (5 x Pertemuan) Kelompok :..

Bahan Ajar Matematika. Kelas X SMA Semester 1 Barisan dan Deret Waktu : 15 x 45 Menit (5 x Pertemuan) Kelompok :.. Bahan Ajar Matematika Kelas X SMA Semester 1 Barisan dan Deret Waktu : 15 x 45 Menit (5 x Pertemuan) Nama Nis Kelas : : : Kelompok : 1 PETUNJUK PENGGUNAAN BAHAN AJAR 1 Bacalah Setiap masalah yang diberikan

Lebih terperinci

Sistem Persamaan linier

Sistem Persamaan linier Sistem Persamaan linier 5.1 Sistem Persamaan Linier Dua Peubah (Variabel) Bentuk Umum: a 1 x + b 1 y = c 1 a 2 x + b 2 y = c 2 Dimana a 1, b 1, c 1, a 2, b 2, c 2 R. Himpunan pasangan berurutan (x, y)

Lebih terperinci

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A.

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A. SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!. Pernyataan berikut yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu yang telah tumbuh dan berkembang ratusan tahun yang lalu. Tidak dipungkiri lagi bahwa awalnya masyarakat memahami matematika bukan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Barisan dan Deret Geometri UN SMA

Pembahasan Soal Barisan dan Deret Geometri UN SMA Pembahasan Soal Barisan dan Deret Geometri UN SMA 1. Sebuah mobil dibeli dengan haga Rp. 80.000.000,00. Setiap tahun nilai jualnya menjadi ¾ dari harga sebelumnya. Berapa nilai jual setelah dipakai 3 tahun?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan lain dan sekaligus berperan untuk membantu perkembangan ilmu tersebut (Suherman, 2012).

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI. To ali. Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

MATEMATIKA. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI. To ali. Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional i MATEMATIKA Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI Kelompok Penjualan dan Akuntansi To ali Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional ii Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi

Lebih terperinci

Matematika Bahan Ajar & LKS

Matematika Bahan Ajar & LKS Matematika Bahan Ajar & LKS Pola Bilangan, Barisan & Deret = + ( 1) Un = ar^(n-1) Nama : NIS : Kelas : Sekolah : Pengantar Bahan ajar ini sekaligus merupakan Lembar Kerja Siswa. Untuk mempelajarinya, Anda

Lebih terperinci

SMA / MA Bahasa Mata Pelajaran : Matematika

SMA / MA Bahasa Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal UN 0 Paket Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah SMA / MA Bahasa Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 7/8 PANDUAN MATERI MATEMATIKA Kelompok Seni, Pariwisata, Teknologi Kerumahtanggan, Pekerjaan Sosial dan Administrasi Perkantoran PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS

Lebih terperinci